KREDIBILITAS PENDIDIK INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL DI MATA SISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KREDIBILITAS PENDIDIK INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL DI MATA SISWA"

Transkripsi

1 KREDIBILITAS PENDIDIK INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL DI MATA SISWA (Kredibilitas Pendidik Institusi Pendidikan Formal dan Nonformal di Mata Siswa Kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang Mengikuti Bimbingan Belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan) Sally Juniati Silviana ABSTRAK Penelitian ini berjudul Kredibilitas Pendidik Institusi Pendidikan Formal dan Nonformal di Mata Siswa (Studi Kasus Kredibilitas Pendidik Institusi Pendidikan Formal dan Nonformal di Mata Siswa Kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang Mengikuti Bimbingan Belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan). Tujuan penelitian untuk mengetahui dan membandingkan kredibilitas pendidik institusi pendidikan formal dan nonformal di mata siswa kelas 12 sekolah SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teori yang mendukung adalah Public Speaking, Komunikator, Komunikasi Kelompok, Komunikasi Pendidikan, dan Konsep Pendidikan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang siswa SMA kelas 12 IPA dan IPS. Informan tambahan dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang pendidik mata pelajaran fisika dan akuntansi di sekolah dan 2 orang pendidik mata pelajaran fisika dan akuntansi di bimbingan belajar. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan siswa cenderung menganggap pendidik di institusi pendidikan nonformal lebih memiliki kredibilitas pada aspek dinamisme dan sosiabilitas dibandingkan dengan pendidik di institusi pendidikan formal. Kata kunci: Kredibilitas, Pendidik Institusi Formal, Pendidik Institusi Nonformal, Siswa. PENDAHULUAN Konteks Masalah Keberadaan bimbingan belajar di kota-kota besar di Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan belajar sangat diminati dan dipercaya oleh masyarakat. Sebagian besar siswa, khususnya siswa sekolah menengah atas di kota-kota besar di Indonesia, mengikuti kegiatan bimbingan belajar yang sifatnya nonformal diluar kegiatan pembelajaran yang diikuti di sekolah (Soemantoro, 2009:45). Nia (18) salah satu siswa SMA Swasta di Semarang mengikuti kegiatan bimbingan belajar di Primagama Cabang Semarang. Nia mengatakan, mengikuti bimbingan belajar karena merasa bekal dari sekolah tidak 1

2 cukup kalau hanya mengandalkan materi dari guru ( Shahifah Azura M salah satu siswa SMAN 15 Medan mengikuti bimbingan belajar di BT/BTS Bima Medan. Shahifah mengakui bahwa dengan mengikuti bimbingan belajar dirinya lebih giat belajar dan secara psikologis merasa ujian nasional tidak begitu sulit seperti yang dibayangkan ( Kebutuhan siswa akan pendidikan yang maksimal menuntut para pendidik untuk memiliki keterampilan dalam mendidik. Dengan memiliki keterampilan mendidik, pendidik dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas kompetensi siswa. Keberhasilan pendidik dalam mendidik siswanya selain ditentukan oleh kemampuan pendidik itu sendiri dalam mengembangkan interaksi edukatif yang kondusif, juga dipengaruhi oleh kredibilitas sebagai perwujudan dari kompetensi dan profesionalitas yang dimilikinya. Sebagai institusi pendidikan yang sama-sama memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan agar siswa memiliki kompetensi yang cukup, bimbingan belajar Ganesha Operation Medan dan Sekolah SMA Santo Thomas 2 Medan sudah selayaknya memiliki pendidik yang benar-benar memiliki kredibilitas. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis bagaimana kredibilitas pendidik lembaga institusi pendidikan formal dan nonformal di mata siswa kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan. Fokus Masalah Bagaimanakah kredibilitas pendidik institusi pendidikan formal dan nonformal di mata siswa kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kredibilitas pendidik pada institusi pendidikan formal di mata siswa kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan; Untuk mengetahui kredibilitas pendidik pada institusi pendidikan nonformal di mata siswa kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan; Untuk membandingkan aspek kredibilitas pendidik di institusi pendidikan formal dan pendidik di institusi pendidikan nonformal di mata siswa kelas 12 SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan. Manfaat Penelitian Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran, saran, dan bahan pertimbangan terkait perkembangan dan kemajuan ilmu komunikasi 2

3 khususnya perkembangan public speaking dalam dunia pendidikan, memberikan kontribusi positif dalam menambah pengetahuan dan pengamalan ilmu mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, serta dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian serupa di masa yang akan datang.secara teoritis, melalui penelitian ini peneliti berkesempatan untuk menerapkan segenap ilmu pengetahuan yang diperoleh selama berada di bangku perkuliahan sekaligus menambah wawasan peneliti secara khusus mengenai kredibilitas pendidik di mata peserta didik.secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan pandangan serta masukan bagi para pendidik khususnya dalam hal ini guru institusi pendidikan formal maupun nonformal dalam mendidik. KAJIAN LITERATUR Paradigma Positivisme Positivisme pada dasarnya, merupakan perkembangan lebih lanjut dari aliran empirisme yang didukung oleh filsuf Inggris seperti Locke, Berkeley, dan Hume. Menurut empirisme, seperti yang telah diakui bersama, realitas adalah segala sesuatu yang hadir melalui data sensasi, atau dengan kata lain, pengetahuan kita harus berawal dari verifikasi empiris. Keyakinan dasar paradigma ini adalah paham ontologi realisme, yang menyatakan bahwa realitas ada dalam kenyataan yang berjalan sesuai dengan hukum alam (natural laws) yang tujuan utamanya adalah untuk mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya (Wignjosoebroto, 2005:95-96). Public Speaking David Zarefsky dalam bukunya Public Speaking: Strategies for Success, mendefinisikanpublic Speaking adalah suatu proses komunikasi yang berkelanjutan dimana pesan dan lambang bersirkulasi ulang secara terus menerus antara pembicara dan para pendengarnya. Tujuannya antara lain untuk mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan, dan memberikan informasi kepada masyarakat di tempat tertentu (Zarefsky, 2002:5). Komunikator Proses komunikasi dimulai atau bersumber dari sumber atau pengirim pesan, yaitu dimana gagasan, ide atau pikiran berasal, yang kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya, yaitu penerima pesan. Sumber atau pengirim pesan sering pula disebut dengan komunikator. Menurut Hovland (1953), karakteristik komunikator berperan dalam memengaruhi penerimaan awal pada pihak penerima pesan, namun memiliki efek minimal dalam jangka panjang tergantung dari seberapa dapat dipercaya komuniktor yang menyampaikan informasi tersebut. Komunikator yang dapat dipercaya (credible) akan dapat memperkuat nilai informasi yang disampaikan (Morrisan dan Wardhany, 2009:18). A. Teori Kredibilitas Sumber Teori Kredibilitas Sumber (Source Credibility Theory) dikembangkan oleh Hovland, Janis, dan Kelley pada tahun 1951 berdasarkan penelitian yang dilakukan 3

4 terhadap beberapa mahasiswa universitas di Yale. Teori ini menjelaskan bahwa seseorang dimungkinkan lebih mudah dibujuk atau dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya (bisa komunikator itu sendiri) memiliki kredibilitas yang tinggi. Seseorang biasanya akan lebih percaya dan cenderung menerima dengan baik pesanpesan yang disampaikan oleh orang yang dipercaya memiliki kredibilitas di bidangnya (dalam Tan, 1981: ). B. Kredibilitas Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator. Kredibilitas menurut Aristoteles (dalam Cangara, 2004:87), bisa diperoleh jika seseorang memiliki kekuatan dan daya tarik baik dari karakter pribadinya maupun dari argumentasi yang diucapkannya. Dengan demikian, untuk menjadi seorang komunikator yang efektif harus memiliki kredibilitas yang tinggi. Rakhmat (2005: ) membagi kredibilitas menurut bentuknya dalam tiga macam, yaknicredibility (Prior Ethos), Derived Credibility, Terminal Credibility(Intrinsic Ethos)Terminal credibility atau intrinsicethos. Adapun komponen-komponen dalam kredibilitas dibagi menjadi keahlian, kepercayaan, dinamisme, sosiabilitas, koorientasi, kharisma, dan daya tarik. Komunikasi Kelompok Komunikasi pendidikan atau komunikasi yang terjalin di dalam kelas antara pendidik dan siswa-siswinya tergolong sebagai komunikasi kelompok besar. Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang sebagai khalayak komunikannya. Komunikasi kelompok besar menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian, dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik pembicara bahkan sering merupakan faktor penting yang menentukan efektivitas pesan, selain keahlian dan sifat dapat dipercaya pembicara (Mulyana 2010: 82). Komunikasi Pendidikan Komunikasi pendidikan adalah proses komunikasi yang dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk tujuan-tujuan penyampaian pesan atau informasi pendidikan. Komunikasi pendidikan menekankan interaksi dua pihak atau multi pihak, yaitu guru, siswa, dan lingkungannya sehingga terjadi hubungan dialogis dan interaksional melalui dialog. Guru atau pendidik berperan dalam menciptakan dialog dengan dasar saling mempercayai dan saling membantu. Sedangkan siswa diajak untuk menghayati nilai sosial budaya yang ada di masyarakat (TPIP FIP-UPI, 2007:61). Konsep Pendidikan Secara normatif ada tiga tujuan pendidikan. Pertama, sebagai pedoman arah bagi proses pendidikan. Kedua, tidak sekadar mengarahkan proses pendidikan, melainkan semestinya juga menjadi sumber motivasi yang menggerakkan insan pendidikan untuk mengarahkan seluruh waktu dan tenaganya pada tujuan tersebut. 4

5 Ketiga, menjadi dasar atau kriteria untuk melaksanakan sebuah evaluasi bagi kinerja pendidikan (Koesoema, 2007:64-66). Konsep pendidikan terdiri dari pendidikan formal, pendidikan nonformal, bimbingan belajar, pendidik, dan siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2005:6). Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Instrumen pengumpulan data dalam studi kasus berupa wawancara mendalam, obsevasi, dokumentasi-dokumentasi, hasil survei, rekaman, bukti-bukti fisik dan lainnya (Krisyantono, 2010:65). Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kredibilitas pendidik. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini meliputi3 orang siswa kelas 12 IPA dan 3 orang siswa kelas 12 IPS SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan; 2 orang pendidik mata pelajaran fisika dan akuntansi di SMA Santo Thomas 2 Medan; 2 orang pendidik mata pelajaran fisika dan akuntansi di bimbingan belajar Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan. Teknik Pengumpulan Data Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pengumpulan data primer yang dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi; dan data sekunder yang dilakukan dengan melakukan metode penelitian kepustakaan dengan cara mencari, melihat, dan membuka dokumen, literatur, bahan bacaan atau buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan penelitian (Krisyantono, 2006:43). Keabsahan Data Pengujian data dalam penelitian kualitatif meliputi uji derajat kepercayaan (credibility), dan kepastian (confirmability) (Sugiyono, 2011:270). Teknik Analisis Data 5

6 Teknik analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman (dalam Patilima, 2005) dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapati bahwa kredibilitas pendidik pada institusi pendidikan formal (sekolah) cenderung terbentuk pada saat pertama sekali siswa bertemu dengan guru di sekolah, bahkan sebelum guru tersebut mulai menyampaikan materi pelajaran. Pendidik mata pelajaran fisika di sekolah dianggap sudah memiliki keahlian dan watak yang dapat dipercaya. Ketiga informan menganggap pendidik mata pelajaran fisika di sekolah memiliki kecerdasan dan pengetahuan yang cukup mengenai materi fisika berdasarkan latar belakang pendidikan pendidik mata pelajaran fisika di sekolah yang merupakan lulusan strata 2.Berkaitan dengan dinamisme pendidik mata pelajaran fisika di sekolah menurut ketiga informan utama diatas yang merupakan siswa kelas 12 IPA, beliau kurang dapat menyampaikan materi fisika dengan baik di dalam kelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa di mata ketiga informan beliau tidak memiliki dinamisme. Berkaitan dengan sosiabilitas dinamisme pendidik mata pelajaran fisika di sekolah, menurut ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPA, beliau juga memiliki karakter yang pendiam dan tidak suka bergaul dengan siswa, beliau terkesan acuh dan tidak mau peduli dengan siswa beliau. Berkaitan dengan kharisma pendidik mata pelajaran fisika di sekolah, ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPA menganggap beliau memiliki kharisma yang cenderung rendah karena beliau memiliki sifat yang pendiam, acuh, dan cara mengajar yang monoton. Berkaitan dengan daya tarik pendidik mata pelajaran fisika di sekolah, ketiga informan cenderung menganggap beliau tidak memiliki daya tarik baik fisik maupun psikologis. Kredibilitas pendidik mata pelajaran fisika pada institusi pendidikan nonformal di mata ketiga informan utama tersebut cenderung telah terbentuk pada saat beliau belum mulai menyampaikan materi pelajaran berdasarkan petunjukpetunjuk nonverbal yang ada pada diri pendidik di bimbingan belajar.pendidik mata pelajaran fisika di bimbingan belajar juga dianggap memiliki keahlian dan menguasai materi fisika oleh ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPA karena selalu dapat menjawab pertanyaan yang mereka ajukan kepada beliau.berkaitan dengan watak dan kepercayaan ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPA terhadap pendidik mata pelajaran fisika di bimbingan belajar, pada dasarnya ketiga informan berpendapat bahwa beliau memiliki watak yang dapat dipercaya. Berkaitan dengan dinamisme pendidik mata pelajaran fisika pada institusi pendidikan nonformal, menurut ketiga informan utama cara berkomunikasi dan cara beliau menyampaikan materi dianggap sudah sangat baik dan mudah untuk dimengerti oleh siswa. Berkaitan dengan sosiabilitas pendidik mata pelajaran fisika di institusi pendidikan nonformal, ketiga informan utama tersebut juga menganggap beliau adalah seseorang yang bersahabat dan mudah bergaul dengan siswa. 6

7 Berkaitan dengan kharisma pendidik mata pelajaran fisika di bimbingan belajar, ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPA menganggap beliau memiliki charisma yang terdapat pada sifat beliau yang humoris dan kecenderungan beliau yang sering melebih-lebihkan sesuatu dianggap dapat menarik perhatian siswa di dalam kelas. Berkaitan dengan daya tarik beliau, ketiga informan utama sama-sama menganggap beliau cenderung tidak memiliki daya tarik baik fisik maupun psikologis. Berdasarkan pernyataan ketiga informan utama lainnya yang merupakan siswa kelas 12 IPS cenderung menganggap kredibilitas pendidik mata pelajaran akuntansi di sekolah, telah terbentuk sejak pertama sekali mereka bertemu dengan beliau berdasarkan petunjuk-petunjuk nonverbal yang ada pada diri beliau. Berkaitan dengan keahlian pendidik mata pelajaran akuntansi di sekolah, menurut ketiga informan lain yang merupakan siswa kelas 12 IPS, beliau memiliki keahlian dalam bidang akuntansi karena menurut ketiga informan tersebut beliau dapat membahas soal yang tertera pada buku akuntansi yang baru.berkaitan dengan watak pendidik mata pelajaran akuntansi di sekolah yang dapat dipercaya oleh siswa kelas 12 IPS, ketiga informan utama menganggap beliau memiliki watak yang baik dan sopan. Berkaitan dengan dinamisme pendidik mata pelajaran akuntansi di sekolah di mata siswa kelas 12 IPS, ketiga informan utama diatas cenderung menganggap dinamisme beliau rendah. Berkaitan dengan sosiabilitas pendidik mata pelajaran akuntansi di sekolah, ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPS cenderung menganggap beliau sebagai seseorang kurang bersahabat dengan siswa. Berkaitan dengan kharisma pendidik mata pelajaran akuntansi di sekolah, ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPS sama-sama menganggap beliau memiliki kharisma pada karakter beliau yang perfeksionis dan cara berbicara beliau. Daya tarik pendidik mata pelajaran akuntansi di sekolahterdapat pada cara beliau berpakaian dan wajah beliau yang manis dan memikat, serta pada lesung pipi beliau. Kredibilitas pendidik mata pelajaran akuntansi di institusi pendidikan nonformal (bimbingan belajar) cenderung baru terbentuk pada saat ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPS mengikuti ulasan beliau di dalam kelas. Pendidik mata pelajaran akuntansi di bimbingan belajar juga dianggap memiliki keahlian dan pengetahuan yang cukup mengenai materi akuntansi.berkaitan dengan watak dan kepercayaan ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPS terhadap pendidik mata pelajaran akuntansi di bimbingan belajar, beliau cenderung dianggap sebagai seseorang yang sopan dan dapat dipercaya.berkaitan dengan dinamisme ataucara berkomunikasi beliau di mata siswa kelas 12 IPS, ketiga informan utama cenderung menganggap bahwa cara mengajar beliau dapat dikatakan cukup baik. Berkaitan dengan sosiabilitas beliau, ketiga informan yang merupakan siswa kelas 12 IPScenderung menganggap beliau merupakan tentor yang akrab dan bersahabat dan akrab. Berkaitan dengan kharisma pendidik mata pelajaran akuntansi di bimbingan belajar, ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPS 7

8 cenderung menganggap beliau tidak memiliki kharisma namun memiliki daya tarik fisik berupa penampilan yang rapi dan memiliki daya tarik pada kawat gigi beliau. Berdasarkan hasil analisis mengenai perbandingan kredibilitas kedua pendidik pada institusi pendidikan formal (sekolah) dan pendidik pada institusi pendidikan nonformal (bimbingan belajar), peneliti mendapati bahwa ketiga informan utama, yang merupakan siswa kelas 12 IPA SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan, berpendapat bahwa baik pendidik di maupun pendidik di bimbingan belajar samasama memiliki keahlian dalam penguasaan materi yang disampaikan dan sama-sama memiliki watak yang dapat dipercaya. Ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPA juga berpendapat bahwa pendidik mata pelajaran fisika di bimbingan belajar lebih memiliki dinamisme dan sosiabilitas dibandingkan dengan pendidik mata pelajaran fisika di sekolah. Selain itu, pendidik mata pelajaran fisika di sekolah juga dianggap kurang aktif dan monoton dalam mengajar.berkaitan dengan perbandingan kharisma kedua pendidik mata pelajaran fisika, ketiga informan utama tersebut juga berpendapat bahwa pendidik di bimbingan belajar lebih memiliki kharisma dibandingkan pendidik di sekolah. Sedangkan pendidik di sekolah, meskipun memiliki penampilan yang juga rapi, ketiga informan utama sama-sama menganggap beliau memiliki sifat pendiam dan tertutup, sehingga ketiga informan utama lebih merasa dekat dengan pendidik mata pelajaran fisika di bimbingan belajar dibandingkan dengan pendidik mata pelajaran fisika di sekolah. Sedangkan mengenai daya tarik kedua pendidik, ketiga informan utama sama-sama menganggap pendidik di sekolah dan pendidik di bimbingan belajar sama-sama memiliki daya tarik fisik berupa cara berpakaian yang bersih dan rapi. Berdasarkan hasil analisis mengenai perbandingan kredibilitas kedua pendidik pada kedua institusi pendidikan, peneliti mendapati bahwa ketiga informan, yang merupakan siswa kelas 12 IPS SMA Santo Thomas 2 Medan yang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation Hayam Wuruk Medan, menganggap baik pendidik di institusi pendidikan formal maupun pendidik di institusi pendidikan nonformal sama-sama memiliki keahlian dalam penguasaan materi yang disampaikan dan cenderung memiliki watak yang dapat dipercaya. Berkaitan dengan perbandingan aspek dinamisme kedua pendidik, ketiga informan utama tersebut menganggap pendidik mata pelajaran akuntansi di bimbingan belajar cenderung lebih memiliki dinamisme dan sosiabilitas dibandingkan dengan pendidik mata pelajaran akuntansi di sekolah.ketiga informan utama tersebut juga berpendapat bahwa pendidik mata pelajaran akuntansi di sekolah lebih memiliki kharisma dibandingkan pendidik mata pelajaran akuntansi di bimbingan belajar. Hal tersebut terlihat dari ketiga pernyataan informan utama yang sama-sama menganggap pendidik di sekolah memiliki wajah yang memikat dan cara berbicara yang bersemangat, sedangkan pendidik di bimbingan belajar cenderung memiliki sifat yang biasa saja. Berkaitan dengan daya tarik kedua pendidik, ketiga 8

9 informan cenderung menganggap pendidik di sekolah lebih memiliki daya tarik fisik sama-sama memiliki daya tarik fisik. PENUTUP Kesimpulan 1. Keenam informan utama diatas menganggap pendidik di sekolah memiliki keahlian dan kepercayaan dalam berkomunikasi dan menyampaikan materi, akan tetapi tidak memiliki dinamisme dan sosiabilitas sebagai seorang komunikator. Berkaitan dengan koorientasi, keenam informan utama menganggap kedua pendidik mata pelajaran fisika dan akuntansi tersebut memiliki koorientasi karena mewakili nilai-nilai yang dianut oleh keenam informan utama sebagai siswa. Berkaitan dengan kharisma dan daya tarik pendidik mata pelajaran fisika sebagai seorang komunikator, ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPA cenderung menganggap pendidik mata pelajaran fisika di sekolah kurang memiliki kharisma dan tidak memiliki daya tarik baik fisik maupun psikologis. Sedangkan menurut ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPS, pendidik mata pelajaran akuntansi di sekolah memiliki kharisma dan daya tarik fisik. 2. Keenam informan utama tersebut cenderung menganggap pendidik di sekolah memiliki keahlian, kepercayaan, dinamisme, dan sosiabilitas ketika berkomunikasi dan menyampaikan materi pelajaran. Berkaitan dengan kharisma kedua pendidik tersebut, keenam informan utama tersebut cenderung menganggap baik pendidik mata pelajaran fisika dan pendidik mata pelajaran akuntansi di bimbingan belajar memiliki kharisma sebagai seorang komunikator. Sedangkan mengenai daya tarik kedua pendidik, keenam informan utama cenderung menganggap kedua pendidik di institusi pendidikan nonformal tersebut memiliki daya tarik fisik. 3. Sebagian besar siswa yang menjadi informan utama dalam penelitian ini menganggap pendidik di institusi pendidikan formal dan pendidik di institusi pendidikan nonformal sama-sama memiiki aspek keahlian dan cenderung memiliki watak yang dapat dipercaya. Akan tetapi, seluruh informan cenderung berpendapat bahwa pendidik di institusi pendidikan nonformal lebih memiliki dinamisme dan sosiabilitas dibandingkan dengan pendidik di institusi pendidikan formal. Berkaitan dengan koorientasi pendidik, seluruh informan sama-sama menganggap pendidik di institusi pendidikan formal memiliki koorientasi atau nilai-nilai yang sama dengan semua informan. Ketiga informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPA menganggap pendidik di bimbingan belajar lebih 9

10 Saran memiliki kharisma dibandingkan dengan pendidik di sekolah. Sedangkan ketiga informan utama lainnya yang merupakan siswa kelas 12 IPS menganggap pendidik di sekolah lebih memiliki kharisma dibandingkan pendidik di bimbingan belajar. Berkaitan dengan daya tarik pendidik, informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPA cenderung menganggap pendidik di sekolah maupun pendidik di bimbingan belajar sama-sama tidak memiliki daya tarik. Sedangkan menurut informan utama yang merupakan siswa kelas 12 IPS cenderung menganggap pendidik di sekolah maupun pendidik di bimbingan belajar sama-sama memiliki daya tarik fisik. 1. Melalui penelitian ini, peneliti menyarankan kepada pendidik di institusi pendidikan formal pada umumnya dan khususnya pendidik di SMA Santo Thomas 2 Medan untuk bukan hanya memperhatikan keahlian dalam kaitannya dengan penguasaan materi pelajaran saja, tetapi juga memperhatikan komponen-komponen kredibilitas lain yang dapat menunjang proses pengajaran di dalam kelas. Pendidik juga sebaiknya meningkatkan cara menyampaikan informasi pendidikan di dalam kelas dengan memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus proses belajar yang seharusnya. 2. Peneliti mendorong pendidik di institusi pendidikan nonformal pada umumnya dan khususnya pendidik di Ganesha Operation Medan untuk lebih meningkatkan cara pengajaran yang santai namun tetap terarah dan mudah dipahami oleh siswa. Peneliti juga menyarankan kepada pendidik di bimbingan belajar untuk lebih memperhatikan penggunaan kata-kata yang baik dan benar pada saat mendidik, mengingat setiap pendidik memiliki kewajiban untuk memberikan teladan yang baik kepada siswa, terlepas dari formal atau tidaknya institusi pendidikan tersebut. DAFTAR REFERENSI Abdurrachman, Oemi. (2001). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Citra. Bungin, Burhan. (2008). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Cangara, Hafied. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Morissan & Andy Corry Wardhany. (2009). Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Wignjosoebroto, Soetandyo. (2005). Hukum Paradigma Dinamika dan Pilihan Masalahnya. Jakarta: Huma. Zarefsky, David. (2002). Public Relations: Strategies for Success, 3 rd edition. Boston: Allyn & Bacon. Sumber Lain 10

11 (diakses pada 04 November 2014 pukul 18.00) (diakses pada 03 Desember 2014 pukul WIB). (diakses pada 09 Maret 2015 pukul WIB).n 11

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah 1.1.Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberadaan bimbingan belajar di kota-kota besar di Indonesia semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Hal ini menunjukkan bahwa bimbingan belajar sangat diminati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Perspektif/Paradigma Kajian Setiap penelitian memerlukan paradigma teori dan model teori sebagai dasar dalam menyusun kerangka pemikiran. Paradigma adalah pandangan dalam kepercayaan

Lebih terperinci

KREDIBILITAS PENDIDIK INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL DI MATA SISWA

KREDIBILITAS PENDIDIK INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL DI MATA SISWA KREDIBILITAS PENDIDIK INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL DI MATA SISWA (Studi Kasus Kredibilitas Pendidik Institusi Pendidikan Formal dan Nonformal di Mata Siswa SMA Kelas 12 Santo Thomas 2 Medan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyiar radio, presenter TV, negosiator dan masih banyak lagi.

BAB I PENDAHULUAN. penyiar radio, presenter TV, negosiator dan masih banyak lagi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia selamanya, komunikasi digunakan sebagai media penyampaian pesan dari individu ke individu maupun kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206). tanggungjawab sosial perusahaan dalam bentuk tulisan. Untuk penulisan ini juga dilakukan strategi by supplying good copy agar hasil penulisan layak untuk dimuat di dalam media cetak. BAB III METODE PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Tipe penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma postpositivisme. Paradigma post-positivisme menurut Patton 40 adalah perbaikan positivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian berikut Menurut Semiawan (2010:1), pengertian metodologi adalah sebagai kata metode dan metodologi sering dicampur adukkan dan disamakan. Padahal keduanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Keberhasilan dari suatu penelitian, salah satunya ditentukan oleh pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (field reseach) yaitu penelitian untuk menemukan realitas apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pradigma tertanam kuat dalam sosialisai penganut dan praktisinya. Pradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pradigma tertanam kuat dalam sosialisai penganut dan praktisinya. Pradigma 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pradigma Penelitian Pradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana yang di kutip Dedy Mulyana, menurut Patton pradigma tertanam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ruang lingkup dalam penelitian ini pada bidang manajemen pemasaran yang difokuskan pada bauran pemasaran menurut Islam. Metode penelitian merupakan suatu cara prosedur atau langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) adalah suatu institusi dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai peneliti 1. Paradigma (paradigm)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai peneliti 1. Paradigma (paradigm) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalahmasalah dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Manfaat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi obyek, sasaran suatu ilmu yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian 1. Pendekatan Penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni memahami tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) 1 yaitu semua data yang terkumpul diperoleh dari lapangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga sang manusia menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hingga sang manusia menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu dasar yang penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Karena komunikasi sendiri sebenarnya sudah berlangsung sejak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data; BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III ini akan membahas tentang hal-hal sebagai berikut: (A) Jenis dan Pendekatan Penelitian; (B) Tempat Dan Waktu Penelitian; (C) Teknik Pengumpulan Data; (D) Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian yang mengambil data dari kunjungan lapangan yang berupa hasil wawancara dengan para narasumber terkait

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif. Metode Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencari dan menemukan data yang diperoleh dalam penelitian dan membuat analisis dengan maksud agar penelitian dan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif dengan maksud untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai fenomena penyesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu metode yang mempelajari fenomena dalam lingkungannya yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian yang mengambil data dari kunjungan lapangan yang berupa hasil wawancara dengan para narasumber terkait

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang objektif serta dibutuhkan data-data dan informasi yang aktual

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang objektif serta dibutuhkan data-data dan informasi yang aktual BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai suatu cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah serta merupakan sebuah sistem atau kerja yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Baru Kota Medan, dengan demikian penelitian akan mengarah pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Baru Kota Medan, dengan demikian penelitian akan mengarah pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menggambarkan bagaimana Implementasi Pelaksanaan Program Beras Miskin Tahun 2015 di Kecamatan Medan Baru Kota Medan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian1 ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif2. Penelitian lapangan yaitu metode yang mempelajari fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana kualitatif menurut Sugiyono (2014) sering disebut metode penelitian naturalistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini didesain dengan penelitian kualitatif, yaitu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode secara umum diartikan suatu cara atau tahapan yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu.1 Metode penelitian mencakup beberapa kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN ilmiah. 1 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS dalam pemudaran stigma diteliti dengan pendeketan kualitatif. Pendeketan ini dipilih karena aspek interaksi dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau

METODOLOGI PENELITIAN. apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan yang bersifat kualitatif. Peneliti memiliki tujuan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriftif yaitu merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Tohirin, 2012:2), penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Setiap penelitian memerlukan metode agar proses penelitian dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang telah disiapkan. Usaha manusia untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan metode-metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian Aktivitas Public Relations dalam Memberikan Informasi Mengenai TVRI sebagai TV Publik, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengetahui mengetahui studi dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitan kualitatif dengan tataran analisis deskriptif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah, untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akuntabilitas dan transparansi laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di MA Islamiyah Senori Tuban dengan alasan bahwa di MA Islamiyah Senori menggunakan kitab Adab Islamiyah sebagai mata pelajaran akhlak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) atau penelitian naturalistik. Usaha manusia untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangat di perlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan penelitian yang dilakukan dalam konteks alami. Penelitian kualitatif bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik. 1 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah kerangka konsep dasar yang menjadi acuan proses penelitian. Pada umumnya, suatu paradigma keilmuan merupakan sistem keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap,

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Hal ini dikarenakan mausia sebagai mahluk sosial yang berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu hal yang penting dalam sebuah penelitian, karena metode merupakan jalan ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk memahami dan mengktitisi obyek sasaran

Lebih terperinci

BAB III METOE PENELITIAN. yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi

BAB III METOE PENELITIAN. yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi BAB III METOE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif atau kualitatif. Yaitu suatu penelitian yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang tidak menggunakan perhitungan angka-angka dalam menguji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Lexi Moleong, yang mendefinisikan metode kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian post positivisme. Salim (2001:40) menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut: Paradigma ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis sistem pengendalian internal terhadap persetujuan pembiayaan murabahah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti berusaha menggambarkan, meringkas berbagai situasi dan kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada poin ini akan membahas mengenai jenis penelitian serta tempat dan waktu penelitian, berikut adalah penjelasannya: 1. Jenis Penelitian Penulisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research), karena penulis terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma konstruktivistik. Menurut Harmon, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian dalam skripsi ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk mengetahui penelitian yang berjudul analisis pengendalian internal untuk mendukung kelancaran proses produksi di UD Tri Manunggal Utama Jepara maka Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 107 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang untuk menemukan karakteristik dan praktikpraktik kepemimpinan sekolah Islam, maka jenis penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan historis. Menurut Sugiyono 1, metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, penyataanpernyataan apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Ditinjau dari segi fokus penelitian, maka jenis penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif, yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tipe Penelitian Tipe dari penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Deskriptif yaitu data yang di kumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell, yang dikutip Rulam Ahmadi, penelitian kualitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan topik dan rumusan masalah akan diteliti. Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian (research) sebagian tergantung

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang menggunakan latar alamiah (natural setting), dengan maksud menafsirkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci