Bab 3 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 Bab 3 LANDASAN TEORI 3.1 Fuzzy Logic Fuzzy Logic dikembangkan untuk menyediakan fungsi, dan aturan-aturan matematis yang memperbolehkan input berupa bahasa yang alami. Menurut ter Meulen, ( 2001 ) Bahasa yang alami (Natural Language) adalah bahasa yang digunakan secara umum oleh manusia dalam berkomunikasi secara lisan, ataupun tertulis. Sering juga dikenal untuk membangun bahasa pemrograman atau juga bahasa yang digunakan dalam logika yang formal, terutama dalam logika matematika. Teori Himpunan Fuzzy akan memberikan jawaban terhadap suatu masalah yang mengandung ketidak pastian. Aplikasi logika fuzzy untuk mendukung keputusan semakin diperlukan ketika semakin banyak kondisi yang menuntut adanya keputusan yang tidak hanya bisa dijawab dengan Ya atau Tidak. Fuzzy Logic memberikan rata-rata dari perhitungan angka, yang terletak antara nilai benar mutlak dan nilai salah mutlak, yang berupa range antara 0.0 dan 1.0. Dengan Fuzzy Logic, pengguna dimungkinkan untuk menghitung derajat keanggotaan dari sebuah data. Fuzzy Logic berurusan dengan kondisi yang tidak pasti, dimana benar dan salah tidak dapat ditentukan secara mutlak. Kebanyakan dari metode ini berbicara tentang keambiguan, yang mana bisa kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berbeda dengan logika konvensional yang secara alami dapat dihubungkan dengan kondisi Boolean ( benar/salah ; I/O ), Fuzzy Logic mencoba untuk menentukan daerah di mana kebenaran yang mutlak tidak dapat dicapai, begitu 16

2 pula dengan kesalahan yang mutlak, yaitu daerah diantara kebenaran dan kesalahan yang mutlak tersebut. Pada beberapa kasus khusus, seperti nilai keanggotaan yang kemudian akan menjadi 0 atau 1, teori dasar tersebut akan identik dengan teori himpunan biasa, dan himpunan Fuzzy akan menjadi himpunan crisp biasa. Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Sebagai contoh : 1. Manajer pergudangan mengatakan pada manajer produksi Seberapa banyak persediaan barang pada akhir minggun ini?, yang kemudian akan ditindak lanjuti dengan menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi atau disiapkan esok hari. 2. Pelayan sebuah rumah makan memberikan pelayanan terhadap tamu, kemudian tamu akan memberikan tip yang sesuai atas baik tidaknya pelayanan yang diberikan. 3. Anda mengatakan pada saya seberapa sejuk ruangan yang anda inginkan, saya akan mengatur putaran kipas dari penyejuk ruangan yang bekerja pada ruangan ini. 17

3 Ruang Input (semua total persediaan barang yang mungkin) Ruang Output (semua jumlah persediaan barang yang mungkin) Persediaan Barang Akhir Minggu Kotak Hitam Persediaan Barang Waktu Selanjutnya Pemetaan input-output Diberikan data persediaan barang, berapa jumlah barang yang harus di sediakan? Gambar 3.1 Contoh pemetaan input-output Antara input dan output terdapat satu kotak hitam yang harus dapat memetakan input ke output dengan seakurat mungki, sehingga hasil yang didapat bisa optimal. Logika Fuzzy dikatakan sebagai logika baru yang lama, sebab ilmu tentang logika Fuzzy modern dan metodis baru ditemukan beberapa tahun yang lalu, padahal sebenarnya konsep tentang logika fuzzy itu sendiri sudah ada sejak lama. Konsep dari Fuzzy Logic diperkenalkan oleh Professor Lotfi A. Zadeh, di Barkley pada Universitas California (University of California) pada 1960an Alasan penggunaan logika Fuzzy Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika Fuzzy, antara lain : 1. Konsep logika Fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran Fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. 2. Logika Fuzzy sangat fleksibel. 18

4 3. Logika Fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. 4. Logika Fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non-linear yang sangat kompleks. 5. Logika Fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalamanpengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. 6. Logika Fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. 7. Logika Fuzzy didasarkan pada bahasa alami Himpunan Fuzzy Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item (x) dalam suatu himpunan (A), yang sering ditulis dengan μa(x), memiliki 2 kemungkinan : Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota suatu himpunan. Contoh himpunan ini : MUDA umur <35 tahun PAROBAYA 35 umur 55 tahun TUA umur >55 tahun Maka secara grafis nilai keanggotaan tersebut akan menjadi, 19

5 1 μ χ 1 μ χ 1 μ χ Gambar 3.2 Himpunan: MUDA, PAROBAYA, TUA. Pada himpunan Fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang antara 0 sampai 1 ( 0 x 1 ). Apabila x memiliki nilai keanggotaan Fuzzy μa(x) = 0 berarti x tidak menjadi anggota himpunan A, demikian pula apabila x memiliki nilai keanggotaan μa(x) = 1 berarti x menjadi anggota penuh himpunan A. Himpunan Fuzzy memiliki 2 atribut, a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisis tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti : MUDA, PAROBAYA, dan TUA. b. Numeris, yaitu suatu nilai ( angka ) yang menunjukan ukuran dari suatu variabel, seperti : 40, 50, 60. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu : a. Variabel Fuzzy Variabel Fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem Fuzzy. Contoh : Umur dan temperatur. b. Himpunan Fuzzy 20

6 Himpunan Fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel Fuzzy. Contoh : Variabel umur, terbagi menjadi 3 himpunan Fuzzy, yaitu : MUDA, PAROBAYA, dan TUA. Variabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpunan Fuzzy, yaitu : DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS Himpunan Fuzzy digunakan agar suatu kondisi dapat masuk dalam 2 himpunan yang berbeda, MUDA dan PAROBAYA, atau DINGIN dan SEJUK, dan seterusnya. Keeksistensian kondisi yang dimaksud dalam himpunan yang sudah dibentuk sebelumnya dapat dilihat dari nilai keanggotaannya. Secara grafis nilai keanggotaan tersebut akan menjadi, Gambar 3.3 Himpunan Fuzzy untuk variabel umur. c. Semesta Pembicaraan Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel Fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik ( bertambah ) 21

7 secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai smesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya. Contoh : Semesta pembicaraan untuk variabel umur : [ 0 ; + ] Semesta pembicaraan untuk variabel temperatur : [ 0 o C ; 40 o C ] d. Domain Domain himpunan Fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan Fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik ( bertambah ) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan ( membership function ) adalah suatu kurva yang menunjukan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya ( Sering juga disebut derajat keanggotaan ) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan. a. Representasi Linear, pemetaan input ke derajat keanggotaannya yang digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan menjadi pilihan yang paling baik untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas. 22

8 1 derajat keanggotaan µ[x] 0 a b domain Gambar 3.4 Representasi Linear Naik. b.representasi kurva segitiga, merupakan gabungan antara 2 garis linear seperti pada representasi linear. 1 derajat keanggotaan µ[x] 0 a b domain c Gambar 3.4 Representasi Kurva Segitiga. c. Representasi kurva trapesium, pada dasarnya kurva ini sama seperti kurva segitiga, hanya saja ada beberapa domain yang memiliki derajat keanggotaan 1 (satu) 23

9 1 derajat keanggotaan µ[x] 0 a b domain c d Gambar 3.5 Representasi Kurva Trapesium. d.representasi kurva bentuk bahu, himpunan fuzzy ini adalah pengembangan dari representasi kurva segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. Bahu Kiri Bahu Kanan 1 Kondisi derajat keanggotaan µ[x] 0 a b c d e f domain Gambar 3.6 Representasi Kurva Bentuk Bahu. 24

10 e. Representasi kurva-s, pemetaan input ke derajat keanggotaannya berhubungan dengan perubahan permukaan secara tak linear. Biasanya digunakan dalam kurva pertumbuhan dan penyusutan. 1 derajat keanggotaan µ[x] 0 R 1 R n domain Gambar 3.7 Representasi Kurva-S. f. Representasi kurva bentuk Lonceng, pemetaan input ke output, dengan memberikan secara spesifik sebuah titik pusat, dengan derajat keanggotaan 1 (γ), dan dengan lebar kurva yang dipengaruhi oleh sebaran domain. 1 derajat keanggotaan µ[x] 0,5 0 R i R j domain Gambar 3.8 Representasi Kurva-Bentuk Lonceng. 25

11 g.koordinat keanggotaan, himpunan fuzzy yang berpasangan dan terurut, berisi nilai domain dan kebenaran nilai keanggotaannya dalam bentuk (skalar ; derajat). Dimana skalar adalah posisi suatu nilai beradasarkan domain dari himpunan fuzzy, sedangkan derajat adalah posisi derajat keanggotaan dari himpunan fuzzy tersebut. 1 derajat keanggotaan µ[x] 0 a b c d e f g domain Gambar 3.9 Representasi Koordinat Keanggotaan Fuzzy Clustering Untuk mengetahui seberapa besar kekaburan, atau kesamaan suatu himpunan Fuzzy, maka perlu dipahami konsep ukuran Fuzzy ( fuzzy measure ), dan juga konsep ukuran kesamaan ( similarity measure) Ukuran Fuzzy Seperti yang telah disebutkan diatas, ukuran Fuzzy menunjukan derajat kekaburan dari himpunan Fuzzy. Secara umum ukuran kekaburan dapat ditulis sebagai suatu fungsi : 26

12 f : P(X) R dengan P(X) adalah himpunan semua subset dari X. f(a) adalah suatu fungsi yang memetakan subset A ke karakteristik derajat kekaburannya. Dalam mengukur nilai kekaburan, fungsi f harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: 1. f(a) = 0 jika dan hanya jika A adalah himpunan crisp. 2. jika A < B, maka f(a) f(b). Disini, A < B berarti B lebih kabur dibanding A (atau A lebih tajam dibanding B). Relasi ketajaman A < B didefinisikan dengan : µa[x] µb[x], jika µb[x] 0,5; dan µa[x] µb[x], jika µb[x] 0,5. 3. f(a) akan mencapai maksimum jika dan hanya jika A benar-benar kabur secara maksimum. Tergantung pada interpretasi derajat kekaburan, nilai fuzzy maksimal biasanya terjadi pada saat µa[x] = 0,5 untuk setiap x Fuzzy C-Means Fuzzy clustering adalah salah satu teknik untuk menentukan cluster optimal dalam suatu ruang vektor yang didasarkan pada bentuk normal Euclidian untuk jarak antar vektor. Menurut Munkers(1999) bentuk Euclidean adalah...cara berpikir yang melibatkan sekumpulan titik yang dihubungkan dengan relasi tertentu, diwujudkan dalam bentuk jarak ataupun sudut. Fuzzy clustering sangat berguna bagi pemodelan fuzzy terutama dalam mengidentifikasikan aturan-aturan fuzzy. Ada beberapa algoritma clustering data, salah satu diantaranya adalah Fuzzy C- Means (FCM). Fuzzy C-Means adalah suatu teknik pengclusteran data yang mana 27

13 keberadaan tiap-tiap titik data dalam suatu cluster ditentukan oleh derajat keanggotaan. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Jim Badzek pada tahun1981. Konsep dasar FCM, pertama kali adalah menentukan pusat cluster, yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap titik data memiliki derajat keangotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan derajat keanggotaan tiap-tiap titik data secara berulang, maka akan dapat dilihat bahwa pusat cluster akan seolah-olah bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini didasarkan pada minimisasi fungsi obyektif yang menggambarkan jarak dari titik data yang diberikan ke pusat cluster yang terbobot oleh derajat keanggotaan titik data tersebut. Output dari FCM bukan merupakan fuzzy inference system, namun merupakan deretan pusat cluster dan beberapa derajat keanggotaan untuk tiap-tiap titik data. Informasi ini dapat digunakan untuk membangun suatu fuzzy inference system Algoritma FCM Algoritma Fuzzy C-Means (FCM) adalah sebagai berikut : 1. Input data yang akan dicluster, X, merupakan matriks berukuran n x m (n = jumlah sampel data, m = atribut setiap data ). Xij = data sampel ke-i ( i = 1, 2,..., n ), atribut ke-j ( j = 1, 2,..., m ). 2. Tentukan : Jumlah cluster = c; Maksimum Iterasi = MaxIter; Error terkecil yang diharapkan = ξ 28

14 Fungsi obyektif awal = P 0 = 0 Iterasi awal = t = 1 3. Bangkitkan bilangan random µik, i = 1, 2,..., n; k = 1, 2,..., c sebagai elemen-elemen matriks partisi awal U. 4. Hitung pusat cluster ke-k :Vkj, dengan k = 1, 2,..., c; dan j = 1, 2,..., m. V kj n ik i= 1 = n w ( μ ) X ) ( μik ) i= 1 w ij 5. Hitung fungsi obyektif pada iterasi ke-t, Pt: P t = n c m 2 ( X ij Vkj ) ( μ ik ) i= 1 k = 1 j= 1 w 6. Hitung perubahan matriks partisi μ ik = m ( X ij Vkj ) c m ( X ij Vkj ) k = 1 j= 1 j= w w 1 dengan i = 1, 2,..., n; dan k = 1, 2,..., c 29

15 7. Cek kondisi berhenti : Jika : ( Pt Pt-1 < ξ ) atau ( t > MaxIter ) maka berhenti; Jika tidak : t = t + 1, ulangi dari langkah ke Manajemen persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan jasa atupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggan yang dapat mengakibatkan para pelanggan pergi ke perusahaan lain. Persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut terjamin kelancaraannya. Dengan demikian perlu diusahakan keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya-biaya yang ditimbulkannya. Pengertian mengenai persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu. Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya opersasi perusahaan, yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang- 30

16 barang, serta selanjutnya menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen. Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan adalah : a. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses ke tingkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan. b. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian dalam membuat jadwal operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, dan kemudian dijual kembali. Sebagaian besar sumber-sumber perusahaan juga sering dikaitkan di dalam persediaan yang akan digunakan dalam perusahaan pabrik. Pada akhir suatu periode, pengaloksian biaya-biaya yang dibebankan pada aktivitas mendatang juga harus ditentukan atau dibuat. Dalam mengalokasikan biaya-biaya, biasanya setiap perusahaan mengenal pusat-pusat periode tertentu sehubungan dengan penentuan posisi keuangan perusahaan sebagai suatu unit usaha. Kegagalan dalam mengalokasikan biaya akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mengetahui posisi keuangan dan kemajuan yang telah dicapai oleh perusahaan secara layak. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa persediaan sangatlah penting artinya bagi suatu perusahaan karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang berurutan dalam pengadaan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Persediaan dapat diminimumkan dengan adanya perencanaan yang lebih baik, serta organisasi yang lebih efisien. 31

17 3.2.1 Perencanaan Pengertian perencanaan Efektivitas adalah faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Sukses perusahaan diukur melalui pencapaian sasaransasaran perusahaan, dalam upaya mencapai sasaran-sasaran tersebut perusahaan harus dapat menggunakan sumber daya (manusia, material, dan modal) secara lebih efisen. Oleh karena itu, untuk menjaga tingkat keefisienan dalam penggunaan suatu sumber daya, maka dibutuhkan suatu perencanaan dan pengendalian yang merupakan fungsi manajemen yang harus dilakukan oleh pihak manajemen secara berkelanjutan. Menurut pendapat Warman (2004,p43) Perencanaan adalah suatu proses memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang dan mempersiapkan sesuatu untuk masa mendatang itu Fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh perencanan Berdasarkan Tampubolon (2004,p25) fungsi2 dasar yang harus dipenuhi oleh aktivitas perencanaan adalah : 1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu. 2. Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku serta komponen secara ekonomis dan terpadu. 3. Menetapkan kesinambungan antar tingkat kebutuhan produksi, teknik pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap 32

18 saat, membandingkannya dengan rencana persediaan, dan melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan. 4. Membuat jadwal produksi, penugasaan, pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu periode. Perencanaan merupakan sebuah proses yang memperkirakan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan aktivitas2, atau kegiatan apa yang selanjutnya akan dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara terpadu Pengendalian Pengertian pengendalian Menurut Jeff Madura (2001, p277) pengertian pengendalian adalah : Memonitor dan mengevaluasi tugas-tugas, artinya menilai apakah rencana yang ditetapkan dalam perencanaan telah tercapai. Pengendalian adalah suatu usaha dari seseorang ataupun lembaga yang berfungsi untuk mengawasi dan mengevaluasi jalannya suatu tahapan proses dalam suatu pelaksanaan agar dapat menilai kesuksesan dari suatu nilai yang sudah dicanangkan dalam perencanaan sebelumnya. Kegiatan ini bisa dilaksanakan dalam bentuk mengawasi proses yang sedang terjadi atau sering disebut dengan pengawasan, maupun dalam bentuk pasca kegiatan, atau evaluasi dari proses kerja, yang telah dilakukan sebelumnya. Pengendalian tersebut juga dilakukan pada kegiatan penyediaan, baik pada tahapan perencanaan, atau dalam istilah yang sering kita dengar adalah dengan tahapan simulasi, 33

19 maupun yang dilakukan dalam rangka penyediaan barang-barang, baik untuk produksi maupun untuk di lepas kepada konsumen selanjutnya Tujuan pengendalian Berdasarkan pendapat Assauri (2004, p177), tujuan pengendalian persediaan secara terinci dapatlah dinyatakan sebagai usaha untuk : 1) Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. Karena dengan habisnya persediaan untuk kegiatan produksi ataupun kegiatan penjualan, maka sebuah perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan yang maksimal. 2) Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan, dalam rangka pemenuhan barang-barang yang diperlukan dalam suatu kurun waktu, tidak terlalu besar atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar. 3) Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan untuk pemenuhan salah satu kegiatan dapat dihindari, karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi bertambah pada hal-hal yang seharusnya bisa terencanakan. Pengendalian merupakan sebuah proses memantau atau memonitor kegiatan2 untuk menjamin kegiatan tersebut dilaksanakan sebagaimana telah direncanakan, sekaligus menjaga dan mengoreksi setiap adanya penyimpangan yang terjadi. 34

20 3.2.3 Persediaan Pengertian persediaan Persediaan merupakan sumber daya yang disimpan yang dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhan sekarang dan yang akan datang. Barang dalam proses dan barang jadi merupakan contoh dari persediaan. Semua organisasi memiliki tipe-tipe sisterm pengendalian dan perencanaan persediaan. Perusahaan selalu berusaha mengurangi biaya dengan mengurangi tingkat persediaan di tangan (on hand), sementara itu di sisi lain pelanggan menjadi sangat tidak puas ketika jumlah persediaan mengalami kehabisan (stock out). Oleh karena itu perusahaan harus mengusahakan terjadinya keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat layanan pelanggan dan minimisasi biaya merupakan faktor penting dalam membuat keseimbangan ini. Menurut Zulfikarijah (2005,p4) : persediaan adalah stok bahan baku yang digunakan untuk memfasilitasi produksi atau untuk memuaskan permintaan konsumen. Jenis persediaan meliput; bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi Tujuan persediaan Menurut pendapat Render dan Heizer (2001, p314) persediaan memiliki berbagai tujuan penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan, yaitu : 1) Untuk memberikan suatu stok barang-barang agar dapat memenuhi perminataan yang harus diantisipasi jika timbul permintaan dari konsumen. 2) Untuk memasangkan produksi dengan distribusi. Maksud dari poin ini adalah agar pengadaan suatu produk dapat disesuaikan dengan jalur ataupun waktu 35

21 distribusi. Misalnya, bila permintaan suatu produk tinggi hanya pada musim panas, maka suatu perusahaan dapat membentuk stok selama musim dingin, sehingga biaya kekurangan stok dan kehabisan stok ketika musim panas datang dapat dihindari. Demikian pula, bila pasokan suatu perusahaan fluktuatif, persediaan bahan baku ekstra mungkin diperlukan untuk memasangkan proses produksinya. 3) Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah, karena pembelian dalam jumlah besar dapat secara substansi menurunkan biaya produk. Ini berhubungan dengan efektivitas yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan dalam pengadaan stok, maupun dalam hal transportasi untuk stok persediaan yang dimaksud. 4) Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga. Hedging dilakukan agar pada kasus-kasus inflasi (dalam hal-hal khusus, dimana mata uang dimana pemasukan didapat terkena inflasi yang sangat jauh terhadap mata uang dimana barang atau stok tersebut diambil atau dibeli) dan perubahan harga (pada umumnya karena kelangkaan yang tiba-tiba, ataupun karena permintaan yang tiba-tiba melonjak) sebuah perusahaan dapat bertahan, dalam melakukan kegiatan produksi dan transaksi. 5) Untuk menghindar dari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang tidak tepat. Stok pengaman salah satunya, barang ditangan ekstra dapat mengurangi resiko kehabisan stok. 36

22 6) Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik dan menggunakan barang dalam proses dalam persediaannya. Hal ini dilaksanakan karena perlu waktu untuk memproduksi barang dan areal, atau ruang, sepanjang berlangsungnya proses, terkumpul persediaan-persediaan. Dan dalam kegiatan produksi akan terjadi reaksi berantai, yang berarti bahwa terhentinya suatu kegiatan karena satu hal tertentu, kehabisan stok misalnya, dapat mengakibatkan terhentinya produksi keseluruhan dari perusahaan tersebut, yang juga berarti kehilangan bagi perusahaan yang bersangkutan Fungsi Persediaan Berdasarkan pendapat Tampubolon (2004, p190) pentingnya mengefektifkan sistem persediaan bahan, efisiensi, operasional perusahaan dapat ditingkatkan melalui fungsi persediaan dengan mengefektifkan fungsi decoupling, fungsi economic size, dan fungsi antisipasi. 1) Fungsi decoupling Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan decouple, dengan mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah-pisah, sebagai contoh adalah perusahaan manufaktur mobil, skedul perakitan mesin dipisah dari skedul perakitan tempat duduk. 2) Fungsi economic size Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya diskon atas pembelian bahan, diskon atas kualitas untuk dipergunakan dalam proses konversi, serta didukung kapasitas gudang yang memadai. Contohnya 37

23 adalah Badan Urusan Logistik (BULOG) membeli gabah dari petani (gabah kering dan kadar air) untuk dibuat persediaan, pada umumnya harga gabah ketika panen masih murah dan tergantung mutu ( kering dan basah ). Kemudian pada waktu selesai panen atau panceklik, gabah yang telah diproses menjadi beras dijual ke pasar, serta pada saat ini BULOG tidak akan membeli gabah kepada petani, karena stok petani sedikit dan harganya mahal. Dengan demikian BULOG menganut fungsi economic lot size. 3) Fungsi antisipasi Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan bahan atau pemasok atau leveransir. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses konversi tetap berjalan dengan lancar. Persedian diartikan sebagai investasi yang akan menunggu proses lebih lanjut, persediaan dalam perusahaan merupakan salah satu aset terpenting dalam banyak perusahaan. Jenis persediaan di berbagai perusahaan berbeda-beda akan tetapi secara umum persediaan dibagi menjadi tiga, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi. 3.3 Metode dan Perencanaan Program Software Development Life Cycle (SDLC) Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2001, pp ), SDLC adalah kerangka terstruktur yang terdiri dari beberapa proses yang berurutan yang diperlukan untuk membangun suatu sistem informasi. Pendekatan waterfall digunakan untuk menggambarkan SDLC. 38

24 Gambar 2.1 An Eight-Stage SDLC Tahap-tahap SDLC adalah sebagai berikut : 1. Systems Investigation Pembelajaran terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi adalah tahap terpenting dalam tahap ini. Dengan pembelajaran yang benar maka suatu perusahaan dapat terhindar dari kesalahan yang dapat meningkatkan jumlah pengeluaran perusahaan. Pembelajaran tersebut menentukan kemungkinan adanya keuntungan dari proyek pengembangan sistem yang diajukan dan menilai proyek tersebut secara teknik, biaya, dan sifat. 2. Systems Analysis Tahap ini menganalisis masalah bisnis yang perlu diselesaikan oleh perusahaan. Tahap ini mendefinisikan masalah bisnis, mengidentifikasikan penyebab, menspesifikasikan solusi, serta mengidentifikasi informasi-informasi yang 39

25 diperlukan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menggabungkan informasi mengenai sistem yang ada dan menentukan kebutuhan dari sistem yang baru. Beberapa hal yang dihasilkan dari tahap analisis adalah : Kelebihan dan kekurangan dari sistem yang telah ada Fungsi-fungsi yang diperlukan oleh sistem yang baru untuk menyelesaikan permasalahan Kebutuhan informasi mengenai pengguna untuk sistem yang baru 3. Systems Design Tahap ini menjelaskan bagaimana suatu sistem akan bekerja. Yang dihasilkan oleh desain sistem adalah sebagai berikut : Output, input, dan user interface dari sistem Hardware, software, database, telekomunikasi, personel, dan prosedur Penjelasan mengenai bagaimana komponen terintegrasi 4. Programming Tahap ini mencakup penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bahasa komputer. 5. Testing Tahap ini dipergunakan untuk memeriksa apakah pemrograman telah menghasilkan hasil yang diinginkan dan diharapkan atas situasi tertentu. Testing didesain untuk mendeteksi adanya error di dalam coding. 40

26 6. Implementation Implementation adalah proses perubahan dari penggunaan sistem lama ke sistem yang baru. Ada empat strategi yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam menghadapi perubahan, yaitu : Parallel conversion : perusahaan akan menerapkan kedua sistem, yang lama dan yang baru, secara simultan dalam periode waktu tertentu. Direct conversion : sistem yang baru akan langsung diterapkan dan yang lama akan langsung didisfungsikan. Pilot conversion : sistem yang baru akan digunakan dalam satu bagian dari organisasi. Apabila sistem baru tersebut berhasil maka akan digunakan pada bagian lain dari organisasi. Phased conversion : sistem akan digunakan secara bertahap, per komponen atau modul. Satu persatu modul akan dicoba dan dinilai, bila satu modul berhasil maka modul lain akan digunakan sampai seluruh sistem bekerja dengan baik. 7. Operation and Maintenance Setelah tahap konversi berhasil maka sistem baru akan dioperasikan dalam suatu periode waktu. Ada beberapa tahap dalam maintenance atau pemeliharaan, yaitu : a. Debugging the program: proses yang berlangsung selama sistem berjalan. b. Terus memperbaharui sistem untuk mengakomodasi perubahan dalam situasi bisnis. c. Menambah fungsi atau feature baru ke dalam sistem. 41

27 3.3.2 Java Sejarah Java Platform Java dan bahasa pemrogramannya dimulai dari proyek Sun Microsystems,yang ditujukan bagi bagian internalnya, pada Desember tahun 1990, memberikan alternatif bagi programer yang terbiasa dengan bahasa C dan C++ dengan sistem operasi yang baru, yaitu Green Operating System dengan nama lainnya adalah Oak pada tahun 1992, pada perkembangan terakhirnya bahasa ini dinamai Java, pada tahun 1994, karena ternyata Oak telah di patenkan oleh pihak lain. Pada 1990, programer yang bernama Patrick Naughton dipusingkan dengan C++ kepunyaan Sun dan C APIs (Aplication Programing Interfaces) dan program pelengkap lainnya. Pada perkembangan selanjutnya Naughton ditawari kesempatan untuk membuat teknologi yang baru yang selanjutnya diberi nama Green Project, bersama dengan James Gosling dan Mike Sheridan. Tim ini pada awalnya memilih menggunakan C++, tetapi ditolak, karena beberapa alasan. Karena yang dikembangkan adalah sistem yang menggunakan sumber yang terbatas, maka tim memutuskan bahwa C++ membutuhkan terlalu banyak ke kompleksan yang mengarahkan tim kepada perkembangan dari error yang terlalu rumit. Tim pengembangan ini membutuhkan cukup banyak waktu, dan di tahun 1992, rim akhirnya dapat mendemonstrasikan sebagian dari platform yang baru yang menggunakan sistem operasi Green, bahasa Oak, indeks, dan perangkat keras yang berhubungan. Percobaan pertama didemonstrasikan pada 3 September 1992, pengembangan di fokuskan pada pembangunan PDA, yang dinamai Star7 yang mempunyai antar muka yang mengunggulkan grafik dan agen yang dinamai Duke untuk membantu pengguna. 42

28 Bulan November, tahun yang sama, Green Project diubah namanya menjadi FirstPerson, Inc, yang dimiliki oleh Sun Microsystems, dan pengembangannya dipusatkan pada Palo Alto, California. Pada Juni dan Juli, tahun 1994, setelah melakukan brainstorming antara John Gage, James Gosling, Bill Joy, Patrick Naughton, Wayne Rosing dan Eric Schmidt, tim menyusun target yang baru untuk mengaplikasikannya pada web. Di tahun yang sama, bahasa, penemuan tim ini, diberi nama yang baru, yaitu Java, yang tidak mempunyai arti yang tertentu (hanya terinspirasi dari cofee shop setempat yang sering dikunjingi oleh beberapa anggota tim). Bulan Oktober 1994, HotJava dan platform Java di demonstrasikan kepada jajaran eksekutif dari Sun. Akhirnya Java 1.0a dapat di download pada tahun 1994, tetapi peluncuran web Java dan HotJava diadakan pada 23 Mei 1995, pada konferensi SunWorld. Peluncuran dilakukan oleh John Gage, Direktur Penelitian dari Sun Microsystems. Pengumuman ini juga dihadiri oleh Marc Andreessen, Wakil Presiden Eksekutif dari Netscape. Pada 9 Januari 1996, JavaSoft Group dibentuk oleh Sun Microsystems, dalam langkah pengembangan selanjutnya Keuntungan menggunakan Java Adapun beberapa keuntungan menggunakan Java adalah : Dengan menggunakan Java, sebuah program dapat dijalankan pada banyak platform yang berbeda. Yang berarti users tidak harus mengembangkan versi yang berbeda karena ke tidak kompatibilitas dari sebuah bahasa pemrograman. 43

29 Ada banyak programer yang dapat mengerti dan menulis pemrograman Java, sehingga banyak orang yang dapat berpartisipasi dalam pengembangan dari sebuah permasalahan, dalam bahasa pemrograman ini. Dalam banyak kasus, Java virtual machine dapat mencegah penulisan program yang salah, yang mengakibatkan permasalahan dalam pengujian program tersebut Unified Modeling Language (UML) UML adalah sebuah pemodelan yang digunakan secara umum, yang meliputi notasi grafik yang standar, untuk menciptakan sebuah gambaran dari sebuah sistem. Metode UML di disain agar fleksibel dengan software yang berorientasi objek. Karena perkembangan UML, beberapa metode telah di perbaharui agar mempunyai keunggulan dari notasi yang baru, dan metode lain yang berdasarkan metode UML ini. Menurut Bahrami (1990, p92) UML merupakan bahasa untuk menspesifikasikan, membangun, memperlihatkan, dan mendokumentasikan suatu sistem perangkat lunak beserta komponen-komponennya. UML adalah suatu bahasa grafikal dengan seperangkat aturan dan semantic Model Ada 3 macam bagian dalam sebuah pemodelan sistem. Setiap model dapat diekspresikan pada level ketentuan yang berbeda. Model terbaik akan dihubungkan dengan realitas permasalahan. Secara grafikal, 3 diagram tersebut adalah : Functional Model Merupakan tampilan yang menggambarkan fungsi dari sebuah sistem, pada sudut pandang user. Model ini meliputi Use Case Diagram. Use Case Diagram merupakan diagram yang menampilkan aktor dan sistem yang sedang 44

30 berlangsung. Use Case Diagram, mencakup batasan-batasan tertentu, kumpulan komunikasi antara aktor dan use case serta generalisasi diantara use case. Object Model Merupakan tampilan dari struktur dan substruktur dari sebuah sistem, menggunakan objek, atribut, operasi dan hubungan. Model ini meliputi Class diagram. Class diagram, pada UML merupakan diagram analisa utama yang statis. Class diagram merupakan gabungan dari elemen model statik, seperti class dan hubungannya. Dynamic Model Merupakan sistim internal dari sebuah sistem. Model ini melingkupi : 1. Sequence Diagram, sebuah diagram yang menampilkan interaksi yang tersusun menurut waktu kejadian. Sequence diagram menampilkan partisipasi objek dalam interaksi dengan garis penghubung dan pesan, tersusun sesuai waktu kejadian. 2. Activity Diagram, diagram yang menampilkan operasi dan transisi yang berjalan cepat dengan penyelesaian dari operasi tersebut. Tujuan utama dari activity diagram adalah untuk membentuk suatu perjalanan dan proses yang terjadi dalam use case atau diantara beberapa class Database Database adalah suatu kumpulan data yang terorganisir dengan baik. Hal ini juga memungkinkan database untuk di akses dan di manipulasi, sesuai dengan strategi penyusunan dari seorang perancang database. Sebuah Database Management System 45

31 (DBMS) menyediakan mekanisasi untuk menyimpan dan mengatur data yang sesuai dengan format yang telah diberikan oleh penyusun database tersebut. Database adalah sebuah representasi yang logis dari data yang memungkinkan data untuk diakses tanpa mengkhawatirkan struktur fisik dari data tersebut. Database menyimpan data pada tabel-tabel. Table-tabel tersebut mempunyai sebuah nama yang unik, dimana kegunaan utamanya adalah untuk menyimpan atribut dari data-data yang dimaksudkan untuk table tersebut, misalnya table karyawan adalah untuk menyimpan data-data karyawan yang dituju. Tabel tersebut juga mempunyai format, yang terbagi dalam baris dan kolom, dimana selanjutnya data-data akan tersimpan menurut format tersebut. Salah satu kolom yang dibentuk akan menjadi primary key dalam penyusunan database selanjutnya, misalnya pada tabel karyawan, maka nomor induk karyawanlah yang akan menjadi primary key dari tabel tersebut. Sebuah primary key harus mempunyai data-data yang unik, yang bisa menunjukan kepada satu unit yang dimaksudkan. Setiap kolom dari sebuah tabel akan merepresentasikan atribut data yang berbeda, misalnya dalam tabel karyawan, maka akan ada kolom untuk nomor induk karyawan, nama karyawan, lokasi, dan gaji. Namun dimungkinkan untuk adanya data yang sama dalam baris yang berbeda. Penggunaan database selain sebagai tempat penyimpanan dan penyusunan data adalah untuk menyoroti data, dan hubungan antar data. Kebanyakan data-data ini dihubungkan hanya dengan menghubungkan antara baris dan kolom, yang adalah format umum dari database. 46

32 Keuntungan Database Beberapa keuntungan yang didapat ketika seorang programer menggunakan database sebagai strategi penyimpanan data, adalah: 1. Objek pada database dapat menyimpan data yang tidak terhingga banyaknya. Ini memungkinkan database mempunyai banyak kelas yang di dalamnya tersimpan kelas-kelas yang lebih kecil lagi. Pada kenyataannya sebuah database lebih unggul dalam menangani data yang kompleks dan hubunganhubungannya. 2. Hirarki dari kelas, pada dunia kenyataannya, sebuah data pasti mempunyai karakteristik yang mana merupakan hirarki. Dan pada database keadaan ini lebih mudah untuk digambarkan. Misalnya, seorang karyawan bisa jadi seorang menejer, jabatan diatasnya ataupun dibawahnya. Pada database, kompleksitas ini dapat terselesaikan dengan menaruh satu tabel tambahan untuk status karyawan. 3. Pada aplikasi biasa (non database) yang menggunakan program berorientasi objek, waktu yang dibutuhkan untuk menggambarkan objek dan mengembalikannya membutuhkan waktu yang lebih banyak dari pada penggunaan database. Juga akan muncul masalah-masalah lain yang bervariasi, karena tidak jelasnya penempatan data. Kesalahan-kesalahan ini sangat mungkin dihindari dengan penggunaan database sebagai media penyimpanan data. 4. Model atau bentuk yang sama, model, atau tipe data seharusnya mempunyai pola untuk menyatukan dan menghubungkan data tersebut dengan data atau 47

33 informasi yang lain. Dengan penggunaan database tidak ada lalu lintas data yang terganggu antara model database dan aplikasinya, karena bagian yang menyatukan antar data adalah bagian yang disorot secara khusus Database Management System Database Management System adalah sebuah bahas pemodelan yang menjelaskan skema dari setiap database yang dilingkupi oleh DBMS itu sendiri. Organisasi yang paling umum yang sering digunakan oleh seorang programer adalah: Model Hirarki Model Jaringan dan, model Relasi. Tetapi model yang digunakan, karena kebutuhan tertentu, mengkombinasikan ketiga macam model tersebut. Struktur dari data yang dibentuk harus dioptimalkan menurut model yang digunakan agar dapat menangani data yang sangat banyak. Dalam penggunaan DBMS, sistem informasi dapat dengan mudah disusun, sesuai dengan perubahan yang diinginkan. Kategori yang baru dapat juga ditambahkan tanpa menggangu sistem yang sudah ada. Pada banyak kasus, seorang pengguna dapat saja menggunakan dua atau lebih DBMS, misalnya DBMS untuk laporan harian, yang mana memuat semua laporan transaksi harian yang terjadi, lalu memindahkan ke DBMS lainnya, yang lebih memungkinkan pengguna untuk melakukan analisa dari transaksitransaksi harian tersebut. Secara keseluruhan sistem ini di desain berdasarkan administrasi data dan penganalisaannya, yang mana semuanya diatur oleh seorang Database administrator. 48

34 3.3.6 Entity Relationship Modeling Menurut Connolly (2002, p330) ERM merupakan pendekatan pada perancangan database yang dimulai dengan mengidentifikasikan data yang disebut dengan entitas, dan relasi antara data yang harus direpresentasikan dalam model Tipe Entitas Menurut Connolly (2002, p331) Tipe entitas adalah sekolompok objek yang memiliki propetrti yang sama, yang diidentifikasikan oleh suatu struktur yang memiliki keberadaan yang independen Tipe Relasi Menurut Connolly (2002, p334) Tipe relasi adalah sekelompok asosiasi atau hubungan diantara tipe entiti. 49

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. 2.1 CLUSTERING Clustering adalah proses pengelompokkan suatu

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 LOGIKA FUZZY Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh, dimana Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki obyek-obyek dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy 2.1.1 Pendahuluan Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh, di mana Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. paling sering digunakan dalam dunia pemasaran (Megaputer, 2007). Tujuan dari Market

BAB 2 LANDASAN TEORI. paling sering digunakan dalam dunia pemasaran (Megaputer, 2007). Tujuan dari Market BAB LANDASAN TEORI. Market Basket Analysis Market Basket Analysis atau MBA, merupakan salah satu tipe analisis data yang paling sering digunakan dalam dunia pemasaran (Megaputer, 7). Tujuan dari Market

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Himpunan Fuzzy Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Outline Himpunan CRISP Himpunan Fuzzy Himpunan CRISP Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item dalam suatu himpunan A, yang

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang HIMPUNAN FUZZY MATERI KULIAH (PERTEMUAN 2,3) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Pokok Bahasan Sistem fuzzy Logika fuzzy Aplikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Permintaan 2.1.1 Pengertian Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY

KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY Pengertian adalah suatu cara untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Skema logika fuzzy Antara input dan output terdapat suatu kotak hitam yang harus

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Rekomendasi Pemilihan Lokasi Rumah dengan Memanfaatkan Fuzzy Database Metode Tahani

Perancangan Aplikasi Rekomendasi Pemilihan Lokasi Rumah dengan Memanfaatkan Fuzzy Database Metode Tahani Perancangan Aplikasi Rekomendasi Pemilihan Lokasi Rumah dengan Memanfaatkan Fuzzy Database Metode Tahani 23 Sathya Adi Dharma Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Informatika

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini. Secara garis besar teori penjelasan akan dimulai dari definisi logika fuzzy,

Lebih terperinci

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI BERBASIS WEB DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA SMA INSTITUT INDONESIA Eko Purwanto Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Definisi Sistem Menurut Mustakini (2009:34), Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) PMDK adalah salah satu program penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, setiap manusia mempunyai cara-cara

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Informatika - Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Informatika - Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Informatika - Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISA STRATEGIS PENGELOMPOKAN INVENTORY OUTLET BERDASARKAN

Lebih terperinci

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha Menggunakan Fuzzy Logic 1. Pendahuluan Jual beli motor merupakan suatu kegiatan transaksi yang mungkin sering kita temukan di kehidupan sehari-hari. Untuk

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Masalah kinerja pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto sangat mendapat perhatian. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya

Lebih terperinci

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO Ganjar Ramadhan Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Email : ganjar.ramadhan05@yahoo.com

Lebih terperinci

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN Fitri Wulandari, Rinto Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN FUNGSI KEANGGOTAAN (Membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai/derajat keanggotaannya yang memiliki interval

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Apriliani Wulandari, (2007), Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan kriteria Bayes dalam proses pemberian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Scot Morton adalah orang yang pertama kali mengartikulasikan konsep Decision Support System (DSS), mendefenisikan DSS sebagai sistem berbasis komputer

Lebih terperinci

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO Asrianda 1 asrianda@unimal.ac.id Abstrak Bertambahnya permintaan mahasiswa atas kebutuhan makan seharihari, berkembangnya usaha warung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN. 2.1.1 Pengetian Perencanaan Efektivitas adalah faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Sukses perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

PENGARUH IPK DAN MOTIVASI DALAM MEMPREDIKSI KETEPATAN WAKTU KELULUSAN MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY

PENGARUH IPK DAN MOTIVASI DALAM MEMPREDIKSI KETEPATAN WAKTU KELULUSAN MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013 PENGARUH IPK DAN MOTIVASI DALAM MEMPREDIKSI KETEPATAN WAKTU KELULUSAN MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR BERBASIS ADAPTIVE NEURO FUZZY

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KETUA SENAT MAHASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KETUA SENAT MAHASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KETUA SENAT MAHASISWA DENGAN LOGIKA FUZZY Jamaludin Malik 1), Arik Sofan Tohir 2), Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281 Email: 1) malixjams@gmail.com,

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST LOGIKA FUZZY By: Intan Cahyanti K, ST Pengertian Adalah suatu cara untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Skema Logika Fuzzy Antara input dan output terdapat suatu kotak hitam yang

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Teori himpunan logika samar dikembangkan oleh Prof. Lofti Zadeh pada tahun 1965. Zadeh berpendapat bahwa logika benar dan salah dalam logika konvensional tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem (O Brien, 2003, pg-17) adalah 1. Kumpulan dari elemen-elemen yang saling berhubungan atau saling berinteraksi membentuk satu keseluruhan 2. Sekelompok komponen-komponen

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN LULUSAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BERDASARKAN NILAI IPK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M. Rodhi Faiz

PENGKLASIFIKASIAN LULUSAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BERDASARKAN NILAI IPK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M. Rodhi Faiz Rodhi Faiz, Pengklasifikasian Lulusan Jurusan Teknik Elektro Berdasarkan Nilai Ipk Dengan Metode Fuzzy Clustering PENGKLASIFIKASIAN LULUSAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BERDASARKAN NILAI IPK DENGAN METODE FUZZY

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk digunakan memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang OSDARA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang olahraga khususnya bulu tangkis yang berdiri pada tahun 2013. Sebagai perusahaan yang menyediakan sarana olahraga,

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data dan Informasi Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Koperasi Citra Telekomunikasi Institut Teknologi (IT) Telkom Bandung merupakan sebuah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI Ahmad Mufid Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMILIHAN OBYEK PARIWISATA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE TAHANI

APLIKASI BERBASIS WEB PEMILIHAN OBYEK PARIWISATA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE TAHANI APLIKASI BERBASIS WEB PEMILIHAN OBYEK PARIWISATA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE TAHANI Hafsah1), Wilis Kaswidjanti2), Tendi R. Cili3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi telah berkembang pesat dan selalu mengalami perubahan disetiap masanya. Perkembangan ini dapat dilihat dari pemakaian aplikasi

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Manunggaling Rizki Karyatama Telnics (Marktel) merupakan perusahaan berbasis teknologi elektronika yang bergerak di bidang perangkat kontrol, telekomunikasi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUNDIAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUNDIAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY RANCANG BANGUN SISTEM PENGUNDIAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Irving Vitra Paputungan, Denni Irawan Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang

Lebih terperinci

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH KECERDASAN BUATAN SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH AMARILIS ARI SADELA (E1E1 10 086) SITI MUTHMAINNAH (E1E1 10 082) SAMSUL (E1E1 10 091) NUR IMRAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang digunakan untuk membahas aplikasi PLFTG untuk investasi portofolio saham. A. Pemrograman Linear Pemrograman matematis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bio Clean Laundry merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa laundry. Perusahaan yang dibangun dari tahun 2009 ini terbilang cukup sukses. Saat ini, Bio Clean

Lebih terperinci

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman)

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman) Mata Kuliah Dosen : Sistem Informasi Manajemen :Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS) Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman) Disusun Oleh : Bagus Pahlevi P056121801.50 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan...

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PENERIMA BERAS MISKIN MENGGUNAKAN BASIS DATA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PENERIMA BERAS MISKIN MENGGUNAKAN BASIS DATA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PENERIMA BERAS MISKIN MENGGUNAKAN BASIS DATA FUZZY Standy Oei Jurusan Teknik Informatika Universitas Nusantara Manado Jl. Lengkong Wuaya Paal Dua, Manado, 95129

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada beberapa macam definisi mengenai sistem, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada beberapa macam definisi mengenai sistem, yaitu: 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Ada beberapa macam definisi mengenai sistem, yaitu: 1. Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Pendukung Keputusan DSS adalah suatu sistem informasi yang datanya diproses dalam bentuk pembuatan keputusan bagi pemakai akhir. Karena berorientasi pada pemakai akhir,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan Barang merupakan komponen utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventaris adalah daftar yang memuat semua barang milik kantor yang dipakai untuk melaksanakan tugas. Salah satu atau beberapa perlengkapan mengalami gangguan pasti

Lebih terperinci

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK 1 Evaluasi Kinerja Pelayanan Perawat Menggunakan Fuzzy Inference System (FIS) Mamdani ( Studi Kasus : Puskesmas Bonang 1 Demak) ARIS MUTHOHAR Program Studi Teknik Informatika S1, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. Kamera digital (kamera saku dan kamera semi professional) merupakan

1. BAB I PENDAHULUAN. Kamera digital (kamera saku dan kamera semi professional) merupakan 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kamera digital (kamera saku dan kamera semi professional) merupakan imaging device yang sangat akrab digunakan dalam kebutuhan masyarakat modern saat ini. Kamera digital

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1. Bahan Baku Bahan baku sangat penting dalam perusahaan manufaktur, pengertian bahan baku adalah unsur-unsur yang belum diolah saat digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III. Analisis Masalah Sistem yang dibuat pada studi kasus pemilihan spesifikasi komputer ini, ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Planet Production adalah salah satu perusahaan manufaktur di bidang industri garment yang telah berdiri sejak 16 Agustus 1996 di Bandung yang telah berperan aktif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Mulyadi (2008), penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laundry adalah salah satu usaha di bidang jasa yang sekarang ini banyak ditemui, terutama pada daerah yang terdapat banyak pelajar atau anak kos serta para pekerja,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Try Out Ujian Nasional atau dengan kata lain dapat disebut dengan uji coba Ujian Nasional merupakan suatu bentuk ujian sebagai uji coba bagi setiap siswa/siswi sebelum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Koesuma (2011), dalam penelitiannya membahas pembuatan rancangan sistem manajemen basis data untuk T.B. Colomadu yang bertujuan untuk membantu dalam menghitung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program linear, metode simpleks, dan program linear fuzzy untuk membahas penyelesaian masalah menggunakan metode fuzzy

Lebih terperinci

dan kesatuan nyata yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. [JOG99]

dan kesatuan nyata yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. [JOG99] BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendekatan sistem yang kbih menekankan pada elemen atatu komponennya mendefinisikan suatu sistem sebagai berikut: [JOG99] Sistem adalah kumpulan dan elemen-elemen yang

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO YANG MENGIKUTI MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M.

PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO YANG MENGIKUTI MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE FUZZY CLUSTERING. M. Rodhi Faiz, Pengklasifikasian Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Yang Mengikuti Mata Kuliah Rangkaian Listrik Dengan Metode Fuzzy Clustering PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO YANG MENGIKUTI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Pembatasan

Lebih terperinci