BAB 2 LANDASAN TEORI. paling sering digunakan dalam dunia pemasaran (Megaputer, 2007). Tujuan dari Market

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. paling sering digunakan dalam dunia pemasaran (Megaputer, 2007). Tujuan dari Market"

Transkripsi

1 BAB LANDASAN TEORI. Market Basket Analysis Market Basket Analysis atau MBA, merupakan salah satu tipe analisis data yang paling sering digunakan dalam dunia pemasaran (Megaputer, 7). Tujuan dari Market Basket Analysis adalah untuk menentukan produk-produk apa saja yang paling sering dibeli atau digunakan sekaligus oleh para konsumen. Proses Market Basket Analysis ini adalah dengan menganalisis buying habits konsumen dengan menemukan asosiasi antar produk-produk yang berbeda yang diletakkan konsumen dalam shopping basket. Istilah Market Basket Analysis sendiri datang dari kejadian yang sudah sangat umum terjadi di dalam pasar swalayan, yakni ketika para konsumen memasukkan semua barang yang mereka beli ke dalam keranjang (basket) yang umumnya telah disediakan oleh pihak swalayan itu sendiri. Informasi mengenai produk-produk yang biasanya dibeli secara bersama-sama oleh para konsumen dapat memberikan wawasan tersendiri bagi para pengelola toko atau swalayan untuk menaikkan laba bisnisnya (Albion Research, 7). Informasi-informasi atau pengetahuan seperti di atas tentunya tidak hanya bermanfaat di dalam lingkungan pemasaran untuk pasar swalayan saja. Beberapa bisnis yang bergerak di luar wilayah ini pun bisa menikmati manfaat dari adanya Market Basket Analysis ini. Sebut saja misalnya; toko-toko virtual yang menjual produkproduknya secara on-line, bank-bank yang memberikan fasilitas layanan kartu kredit untuk para nasabahnya, perusahaan penyedia jasa asuransi, restoran fast-food, toko baju, toko buku, dan lain-lain.

2 6 Untuk beberapa kasus, pola dari barang-barang yang dibeli secara bersamaan oleh konsumen mudah untuk ditebak, misalnya susu dibeli bersamaan dengan roti. Namun, mungkin saja terdapat suatu pola pembelian barang-barang yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Misalnya, pembelian minyak goreng dengan deterjen. Mungkin saja pola seperti ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya karena minyak goreng dan deterjen tidak mempunyai hubungan sama sekali, baik sebagai barang pelengkap maupun barang pengganti. Hal ini mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya sehingga tidak dapat diantisipasi jika terjadi sesuatu, seperti kekurangan stok deterjen misalnya. Inilah salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan Market Basket Analysis. Dengan melakukan proses ini secara otomatis, seorang manajer tidak perlu mengalami kesulitan untuk menemukan pola barang-barang apa saja yang mungkin dibeli secara bersamaan... Definisi Market Basket Analysis Market Basket Analysis adalah teknik matematis yang biasa digunakan oleh marketing profesional untuk menyatakan kesamaan antara produk individu atau kelompok produk. Market Basket Analysis berkenaan dengan sekumpulan permasalahan bisnis yang berkaitan untuk mengetahui point of sale dari data transaksi.

3 7.. Konsep Market Basket Analysis Gambar. Ilustrasi tentang konsep Market Basket Analysis Market Basket Analysis merupakan salah satu contoh penerapan Association Rule. Untuk menyampaikan ide mendasar dari Market Basket Analysis, dimulai dengan melihat gambar keranjang belanjaan pada Gambar. yang berisi bermacam-macam barang yang dibeli oleh seseorang di sebuah supermarket. Keranjang ini berisi bermacam-macam barang seperti roti, susu, sereal, telur, mentega, gula, dan sebagainya. Sebuah keranjang memberitahukan kepada kita tentang apa saja yang dibeli oleh seorang konsumen dalam satu waktu. Sebuah daftar belanjaan yang lengkap yang diperoleh dari semua konsumen memberikan kita informasi yang sangat banyak, dan ini dapat menjelaskan barang-barang apa saja yang paling penting dari bisnis penjualan yaitu apa barang yang dibeli oleh konsumen dan kapan. Setiap konsumen membeli seperangkat barang-barang yang berbeda, dalam jumlah yang berbeda, dan dalam waktu yang berbeda. Market Basket Analysis

4 8 menggunakan informasi apa yang dibeli oleh konsumen untuk menyediakan tanda/informasi yaitu siapa mereka dan mengapa mereka melakukan pembelian tersebut? Market Basket Analysis menyediakan pengertian tentang barang dagangan dengan memberitahukan kepada kita produk-produk mana yang memungkinkan untuk dibeli secara bersamaan dan produk mana yang lebih disetujui untuk dipromosikan... Tiga Level Market Basket Data Market Basket Data adalah data transaksi yang menjelaskan tiga perbedaan entitas yang mendasar yaitu:. Customers. Orders/pembelian. Items (barang-barang) Pengenalan konsumen setiap saat membuat mungkin untuk dikenali secara cepat, seperti frekuensi pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Tiga level dari market basket data yang penting secara cepat dapat memahami permintaan. Ada beberapa dasar pengukuran yaitu:. Berapa rata-rata pembelian barang yang dilakukan konsumen?. Berapa rata-rata barang yang khusus setiap pembelian?. Berapa rata-rata barang setiap pembelian?. Untuk barang tertentu, proporsi konsumen apa yang telah membeli barang tersebut? 5. Untuk barang tertentu, berapa rata-rata dari pembelian setiap konsumen yang termasuk dalam barang tersebut?

5 6. Untuk barang tertentu, berapa rata-rata jumlah pembelian dalam suatu pembelian ketika barang tersebut dibeli? 9. Association Rule Association Rule adalah bentuk jika kejadian sebelumnya kemudian konsekuensinya, (IF antecedent, THEN consequent). Bersamaan dengan perhitungan aturan support dan confidence. Association Rule adalah teknik data mining untuk menemukan aturan assosiatif antara suatu kombinasi item. Contoh dari Association Rule dari analisa pembelian di suatu pasar swalayan adalah bisa diketahui berapa besar kemungkinan seorang konsumen membeli roti bersamaan dengan susu. Dengan pengetahuan tersebut pemilik pasar swalayan dapat mengatur penempatan barangnya atau merancang kampanye pemasaran dengan memakai kupon diskon untuk kombinasi barang tertentu. Salah satu contoh penerapan Association Rule adalah Market Basket Analysis. Association Rule menjadi terkenal karena aplikasinya untuk menganalisa isi keranjang belanja di pasar swalayan, sehingga Association Rule juga sering disebut dengan istilah Market Basket Analysis. Association Rule juga dikenal sebagai salah satu teknik data mining yang menjadi dasar dari berbagai teknik data mining lainnya... Association Rule Mining Association Rule Mining adalah suatu prosedur untuk mencari hubungan antar item dalam suatu data set yang ditentukan. (Han, Kamber, ). Dalam dunia bisnis lazim dikenal istilah affinity analysis. Tugas dari association rule adalah mencari aturan

6 yang tidak mencakup hubungan antara dua atau lebih atribut. Association rule meliputi dua tahap (Ulmer, David, ):. Mencari kombinasi yang paling sering terjadi dari suatu itemset.. Mendefinisikan Condition dan Result (untuk conditional association rule). Dalam menentukan suatu association rule, terdapat suatu interestingness measure (ukuran ketertarikan) yang didapatkan dari hasil pengolahan data dengan perhitungan tertentu. Umumnya ada dua ukuran, yaitu: Support: suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat dominasi suatu item/itemset dari keseluruhan transaksi. Ukuran ini menentukan apakah suatu item/itemset layak untuk dicari confidence-nya (misal, dari keseluruhan transaksi yang ada, seberapa besar tingkat dominasi yang menunjukkan bahwa item A dan B dibeli bersamaan). Confidence: suatu ukuran yang menunjukkan hubungan antar item secara conditional (misal, seberapa sering item B dibeli jika orang membeli item A). Kedua ukuran ini nantinya berguna dalam menentukan interesting association rules, yaitu untuk dibandingkan dengan batasan (threshold) yang ditentukan oleh user. Batasan tersebut umumnya terdiri dari min_support dan min_confidence.

7 .. Metode Dasar Association Rule Metodologi dasar analisis asosiasi terbagi menjadi dua tahap:. Analisa pola frekuensi tinggi Tahap ini mencari kombinasi item yang memenuhi syarat minimum dari nilai support dalam database, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Support P (A B) jumlah transaksi yang memuat A dan B total jumlah transaksi. Pembentukan aturan asosiatif Setelah semua pola frekuensi tinggi ditemukan, barulah dicari aturan asosiatif yang memenuhi syarat minimum untuk confidence dengan menghitung confidence aturan asosiatif A B dengan menggunakan rumus berikut: Support (A B) Confidence P (B/A) P(A) Berikut ini adalah contoh dari association rules yang menggunakan database penjualan sederhana. Tabel. Contoh database penjualan Kode Transaksi Produk yang Terjual pena, roti, mentega roti, mentega, telur, susu buncis, telur, susu roti, mentega 5 roti, mentega, kecap, telur, susu

8 Diketahui bahwa jumlah transaksi yang memuat {roti, mentega} ada (support 8%), sedangkan jumlah transaksi yang memuat {roti, mentega, susu} ada (support %), transaksi yang memuat {buncis} hanya (support %), dan lain-lain. Bila ditetapkan syarat minimum dari nilai support untuk association rules dalam contoh ini adalah %, diperoleh pola kombinasi yang memenuhi syarat minimum nilai support adalah sebagai berikut. Tabel. Pola kombinasi yang memenuhi syarat minimum nilai support Kombinasi Produk Support {roti} 8% {mentega} 8% {telur} 6% {susu} 6% {roti, mentega} 8% {roti, telur} % {roti, susu} % {mentega, telur} % {mentega, susu} % {telur, susu} 6% {roti, mentega, telur} % {roti, mentega, susu} % {roti, telur, susu} % {mentega, telur, susu} % {roti, mentega, telur, susu} % Setelah semua pola kombinasi ditemukan, barulah dicari association rules yang memenuhi syarat minimum untuk confidence. Bila syarat minimum untuk confidence dari contoh di atas adalah 5% maka salah satu contoh association rules yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut.

9 Tabel. Association rules yang memenuhi syarat minimum nilai confidence Association Rules Support Confidence {roti} {mentega} 8% % {roti} {telur} % 5% {roti} {susu} % 5% {roti} {mentega, telur} % 5% {roti} {mentega, susu} % 5% {roti} {telur, susu} % 5% {roti} {mentega, telur, susu} % 5% {mentega} {roti} 8% % {mentega} {telur} % 5% {mentega} {susu} % 5% {mentega} {roti, telur} % 5% {mentega} {roti, susu} % 5% {mentega} {telur, susu} % 5% {mentega} {roti, telur, susu} % 5% {telur} {roti} % 66,6% {telur} {mentega} % 66,6% {telur} {susu} 6% % {telur} {roti, mentega} % 66,6% {telur} {roti, susu} % 66,6% {telur} {mentega, susu} % 66,6% {telur} {roti, mentega, susu} % 66,6% {susu} {roti} % 66,6% {susu} {mentega} % 66,6% {susu} {telur} 6% % {susu} {roti, mentega} % 66,6% {susu} {roti, telur} % 66,6% {susu} {mentega, telur} % 66,6% {susu} {roti, mentega, telur} % 66,6%

10 {roti, mentega} {telur} % 66,6% {roti, mentega} {susu} % 5% {roti, mentega} {telur, susu} % 5% {roti, telur} {mentega} % % {roti, telur} {susu} % % {roti, telur} {mentega, susu} % % {roti, susu} {mentega} % % {roti, susu} {telur} % % {roti, susu} {mentega, telur} % % {mentega, telur} {roti} % % {mentega, telur} {susu} % % {mentega, telur} {roti, susu} % % {mentega, susu} {roti} % % {mentega, susu} {telur} % % {mentega, susu} {roti, telur} % % {telur, susu} {roti} % 66,6% {telur, susu} {mentega} % 66,6% {telur, susu} {roti, mentega} % 66,6% {roti, mentega, telur} {susu} % % {roti, mentega, susu} {telur} % % {roti, telur, susu} {mentega} % % {mentega, telur, susu} {roti} % %.. Lift/Improvement Ratio Lift Ratio adalah parameter penting selain support dan confidence dalam association rule. Lift Ratio mengukur seberapa penting rule yang telah terbentuk berdasarkan nilai support dan confidence. Lift Ratio merupakan nilai yang menunjukkan

11 5 kevalidan proses transaksi dan memberikan informasi apakah benar produk A dibeli bersamaan dengan produk B. Lift/Improvement Ratio dapat dihitung dengan rumus: Support (A B) Support (A)*Support (B) Sebuah transaksi dikatakan valid jika mempunyai nilai Lift/Improvement lebih dari, yang berarti bahwa dalam transaksi tersebut, produk A dan B benar-benar dibeli secara bersamaan.. Manajemen Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggan yang dapat mengakibatkan para pelanggan pergi ke perusahaan lain. Persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut terjamin kelancarannya. Dengan demikian perlu diusahakan keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya-biaya yang ditimbulkannya. Pengertian mengenai persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang

12 6 terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu. Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan, yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barangbarang, serta selanjutnya menyampaikan kepada para pelanggan atau konsumen. Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan adalah: a. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses ke tingkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan. b. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian dalam membuat jadwal operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, dan kemudian dijual kembali. Sebagian besar sumber-sumber perusahaan juga sering dikaitkan di dalam persediaan yang akan digunakan dalam perusahaan pabrik. Pada akhir suatu periode, pengalokasian biaya-biaya yang dibebankan pada aktivitas mendatang juga harus ditentukan atau dibuat. Dalam mengalokasikan biayabiaya, biasanya setiap perusahaan mengenal pusat-pusat periode tertentu sehubungan dengan penentuan posisi keuangan perusahaan sebagai suatu unit usaha. Kegagalan dalam mengalokasikan biaya akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mengetahui posisi keuangan dan kemajuan yang telah dicapai oleh perusahaan secara layak. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa persediaan sangatlah penting artinya bagi suatu perusahaan karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang berurutan dalam

13 7 pengadaan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Persediaan dapat diminimumkan dengan adanya perencanaan yang lebih baik, serta organisasi yang lebih efisien... Pengertian Persediaan Persediaan merupakan sumber daya yang disimpan yang dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhan sekarang dan yang akan datang. Barang dalam proses dan barang jadi merupakan contoh dari persediaan. Semua organisasi memiliki tipe-tipe sistem pengendalian dan perencanaan persediaan. Perusahaan selalu berusaha mengurangi biaya dengan mengurangi tingkat persediaan di tangan (on hand), sementara itu di sisi lain pelanggan menjadi sangat tidak puas ketika jumlah persediaan mengalami kehabisan (stock out). Oleh karena itu, perusahaan harus mengusahakan terjadinya keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat layanan pelanggan dan minimisasi biaya merupakan faktor penting dalam membuat keseimbangan ini. Menurut Zulfikarijah (5, p), Persediaan adalah stok bahan baku yang digunakan untuk memfasilitasi produksi atau untuk memuaskan permintaan konsumen. Jenis persediaan meliputi bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi... Tujuan Persediaan Menurut pendapat Render dan Heizer (, p) persediaan memiliki berbagai tujuan penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan, yaitu:. Untuk memberikan suatu stok barang-barang agar dapat memenuhi permintaan yang harus diantisipasi jika timbul permintaan dari konsumen.

14 8. Untuk memasangkan produksi dengan distribusi. Maksud dari poin ini adalah agar pengadaan suatu produk dapat disesuaikan dengan jalur ataupun waktu distribusi. Misalnya, bila permintaan suatu produk tinggi hanya pada musim panas, maka suatu perusahaan dapat membentuk stok selama musim dingin, sehingga biaya kekurangan stok dan kehabisan stok ketika musim panas datang dapat dihindari. Demikian pula, bila pasokan suatu perusahaan fluktuatif, persediaan bahan baku ekstra mungkin diperlukan untuk memasangkan proses produksinya.. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah, karena pembelian dalam jumlah besar dapat secara substansi menurunkan biaya produk. Ini berhubungan dengan efektifitas yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan dalam pengadaan stok, maupun dalam hal transportasi untuk stok persediaan yang dimaksud.. Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga. Hedging dilakukan agar pada kasus-kasus inflasi (dalam hal-hal khusus, di mana mata uang di mana pemasukan didapat terkena inflasi yang sangat jauh terhadap mata uang di mana barang atau stok tersebut diambil atau dibeli) dan perubahan harga (pada umumnya karena kelangkaan yang tiba-tiba, ataupun karena permintaan yang tiba-tiba melonjak) sebuah perusahaan dapat bertahan, dalam melakukan kegiatan produksi dan transaksi. 5. Untuk menghindar dari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang tidak tepat. Stok pengaman salah satunya, barang di tangan ekstra dapat mengurangi resiko kehabisan stok.

15 9 6. Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik dan menggunakan barang dalam proses dalam persediaannya. Hal ini dilaksanakan karena perlu waktu untuk memproduksi barang dan areal, atau ruang, sepanjang berlangsungnya proses, terkumpul persediaanpersediaan. Dan dalam kegiatan produksi akan terjadi reaksi berantai, yang berarti bahwa terhentinya suatu kegiatan karena satu hal tertentu, kehabisan stok misalnya, dapat mengakibatkan terhentinya produksi keseluruhan dari perusahaan tersebut, yang juga berarti kehilangan bagi perusahaan yang bersangkutan... Fungsi Persediaan Berdasarkan pendapat Tampubolon (, p9) pentingnya mengefektifkan sistem persediaan bahan, efisiensi, serta operasional perusahaan dapat ditingkatkan melalui fungsi persediaan dengan mengefektifkan fungsi decoupling, fungsi economic size, dan fungsi antisipasi.. Fungsi decoupling Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan decouple, dengan mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah-pisah, sebagai contoh adalah perusahaan manufaktur mobil, skedul perakitan mesin dipisah dari skedul perakitan tempat duduk.. Fungsi economic size Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya diskon atas pembelian bahan, diskon atas kualitas untuk dipergunakan dalam proses konversi, serta didukung kapasitas gudang

16 yang memadai. Contohnya adalah Badan Urusan Logistik (BULOG) membeli gabah dari petani (gabah kering dan kadar air) untuk dibuat persediaan, pada umumnya harga gabah ketika panen masih murah dan tergantung mutu (kering dan basah). Kemudian pada waktu selesai panen atau panceklik, gabah yang telah diproses menjadi beras dijual ke pasar, serta pada saat ini BULOG tidak akan membeli gabah kepada petani, karena stok petani sedikit dan harganya mahal. Dengan demikian BULOG menganut fungsi economic lot size.. Fungsi antisipasi Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan bahan atau pemasok atau leveransir. Tujuan utama adalah menjaga proses konversi tetap berjalan dengan lancar. Persediaan diartikan sebagai investasi yang akan menunggu proses lebih lanjut, persediaan dalam perusahaan merupakan salah satu aset terpenting dalam banyak perusahaan. Jenis persediaan di setiap perusahaan berbeda-beda akan tetapi secara umum persediaan dibagi menjadi tiga, yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.. Fuzzy Logic Fuzzy Logic dikembangkan untuk menyediakan fungsi, dan aturan-aturan matematis yang memperbolehkan input berupa bahasa yang alami. Menurut ter Meulen (), bahasa yang alami (Natural Language) adalah bahasa yang digunakan secara umum oleh manusia dalam berkomunikasi secara lisan, ataupun tertulis. Sering juga

17 dikenal untuk membangun bahasa pemrograman atau juga bahasa yang digunakan dalam logika yang formal, terutama dalam logika matematika. Teori Himpunan Fuzzy akan memberikan jawaban terhadap suatu masalah yang mengandung ketidakpastian. Aplikasi logika fuzzy untuk mendukung keputusan semakin diperlukan ketika semakin banyak kondisi yang menuntut adanya keputusan yang tidak hanya bisa dijawab dengan Ya atau Tidak. Fuzzy Logic memberikan ratarata dari perhitungan angka, yang terletak antara nilai benar mutlak dan nilai salah mutlak, yang berupa range antara, dan,. Dengan Fuzzy Logic, pengguna dimungkinkan untuk menghitung derajat keanggotaan dari sebuah data. Fuzzy Logic berurusan dengan kondisi yang tidak pasti, di mana benar dan salah tidak dapat ditentukan secara mutlak. Kebanyakan dari metode ini berbicara tentang keambiguan, yang mana bisa kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berbeda dengan logika konvensional yang secara alami dapat dihubungkan dengan kondisi Boolean (benar/salah; I/O), Fuzzy Logic mencoba untuk menentukan daerah di mana kebenaran yang mutlak tidak dapat dicapai, begitu pula dengan kesalahan yang mutlak, yaitu daerah diantara kebenaran dan kesalahan yang mutlak tersebut. Pada beberapa kasus khusus, seperti nilai keanggotaan yang kemudian akan menjadi atau, teori dasar tersebut akan identik dengan teori himpunan biasa, dan himpunan Fuzzy akan menjadi himpunan crisp biasa. Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Sebagai contoh:. Manajer pergudangan mengatakan pada manajer produksi Seberapa banyak persediaan barang pada akhir minggu ini?, yang kemudian akan

18 ditindak lanjuti dengan menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi atau disiapkan esok hari.. Pelayan sebuah rumah makan memberikan pelayanan terhadap tamu, kemudian tamu akan memberikan tip yang sesuai atas baik tidaknya pelayanan yang diberikan.. Anda mengatakan pada saya seberapa sejuk ruangan yang anda inginkan, saya akan mengatur putaran kipas dari penyejuk ruangan yang bekerja pada ruangan ini. Logika Fuzzy dikatakan sebagai logika baru yang lama, sebab ilmu tentang logika Fuzzy modern dan metodis baru yang ditemukan beberapa tahun yang lalu, padahal sebenarnya konsep tentang logika fuzzy itu sendiri sudah ada sejak lama. Konsep dari Fuzzy Logic diperkenalkan oleh Professor Lotfi A. Zadeh, di Barkley pada Universitas California (University of California) pada 96an... Alasan Penggunaan Logika Fuzzy Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika Fuzzy, antara lain:. Konsep logika Fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran Fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.. Logika Fuzzy sangat fleksibel.. Logika Fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.. Logika Fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non-linear yang sangat kompleks.

19 5. Logika Fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalamanpengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. 6. Logika Fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. 7. Logika Fuzzy didasarkan pada bahasa alami..5 Fuzzy c-covering Fuzzy c-covering merupakan salah satu metode yang dipakai untuk mengklasifikasikan elemen-elemen dari suatu himpunan universal menjadi partisi-partisi berupa fuzzy sets. Fuzzy c-covering sendiri merupakan generalisasi dari metode fuzzy c- partition yang telah dikenal sebelumnya. Fuzzy c-partition dapat didefinisikan sebagai berikut (Klir, Yuan, ): Misalkan I {i, i,, i n } adalah domain dari data. Fuzzy c-partition dari I adalah fuzzy subset atau fuzzy classes dari T, ditunjukkan oleh T {t, t,, t c }, yang memenuhi: c μ t m (i ), untuk semua k N m k n () n < μ t m (i ) < n, untuk semua m N k k c () di mana: c adalah positive integer ( < c n) dan μt m (i k ) [,]. Berikut ini contoh untuk memperjelas rumus dan.

20 Contoh : Misalkan ada suatu fuzzy classes sebagai berikut: μ t {/i,.8/i,./i }, μ t {./i,.8/i,./i }, μ t {.6/i, /i 5, /i 6 }. Dari contoh dapat diketahui jumlah elemen yang terlibat (n 6) dan jumlah partisinya (c ). Fuzzy class tersebut dapat dikatakan sebagai fuzzy c-partition dari suatu domain I {i, i, i, i, i 5, i 6 } karena memenuhi rumus () dan (). Di dalam Fuzzy c-covering, rumus () dari teori fuzzy c-partition (Intan, Mukaidono, ) digeneralisasi menjadi: c μ tm (i ), untuk semua k N m k n () Untuk memperjelasnya, diberikan contoh sebagai berikut: Contoh : Misalkan ada suatu fuzzy classes sebagai berikut: μ t {/i,.8/i,./i }, μ t {/i,.8/i,.6/i,./i 6 }, μ t {/i, /i 5, /i 6 }. Dari contoh dapat diketahui n 6 dan c. Fuzzy class tersebut dapat dikatakan sebagai Fuzzy c-covering dari suatu domain I {i, i, i, i, i 5, i 6 } karena memenuhi rumus () dan ()..6 Algoritma untuk Market Basket Analysis Berdasarkan Fuzzy c-covering Dalam mencari hubungan antar produk, metode Fuzzy c-covering ini berdasarkan pada persepsi bahwa semakin banyak produk yang dibeli dalam satu

21 5 transaksi, maka hubungan antar produk yang terdapat dalam transaksi itu semakin lemah. Berikut adalah langkah-langkah dalam algoritma yang dibuat berdasarkan metode tersebut: Langkah : Menentukan max_item_threshold yang dibutuhkan. Max_item_threshold adalah suatu pembatas yang dipakai untuk menyaring transaksi berdasarkan jumlah produk dalam transaksi tersebut. Hal ini didasarkan atas pemahaman bahwa semakin banyak produk yang dibeli dalam suatu transaksi, hubungan antar produk dalam transaksi tersebut semakin lemah. Langkah : Mencari record-record dalam tabel transaksi yang memenuhi max_item_threshold dan menyimpannya ke dalam QT, di mana: QT {t t ith, ith positive integer} di mana: QT (Qualified Transaction): himpunan transaksi yang memenuhi max_item_threshold; t: transaksi; t : jumlah produk dalam suatu transaksi; ith: max_item_threshold. Langkah : Set k (k adalah variabel untuk menentukan jumlah kombinasi). Langkah : Menentukan min_support ke-k sebagai threshold bagi kombinasi k-item terhadap tingkat dominasinya dari keseluruhan transaksi. Langkah 5: Mencari support dari setiap kombinasi k-item yang memungkinkan yang ada di dalam transaksi tersebut dengan rumus:

22 6 n n t T! t k C s(u,t ) t s(u,t t ) T t t k!( T t - k)! support (u) (6) n n di mana: u: kombinasi k-item yang dicari support-nya. Jika I adalah universal set of items, maka u I; u k: jumlah produk dalam u; T t : transaksi ke-t (T t I); T t : jumlah produk dalam T t. C k : kombinasi k-item terhadap T T t t ; n: jumlah record/tuple dalam QT; s(u,t t ) {,} adalah suatu function, di mana: jika u T t, maka s(u,t t ), selain itu s(u,t t ). Langkah 6: Melakukan penyaringan terhadap kombinasi produk yang ada di dalam transaksi tersebut yang tidak memenuhi: support (u) min_support ke-k. Langkah 7: Set k k, di mana jika k > ith, maka ke langkah 9. Langkah 8: Mencari kombinasi k-item yang memungkinkan dari tiap kombinasi (k-)- item yang memenuhi minimum support yang telah ditentukan, dengan cara: untuk mendapatkan kombinasi k-item, u, harus ada semua kombinasi (k-)-item, u', di mana u' u, misalnya untuk mendapatkan u {I, I, I, I }, maka harus ada u' {I, I, I }, {I, I, I }, {I, I, I } dan {I, I, I }. Jika tidak ada lagi kombinasi k-item yang memungkinkan yang memenuhi min_support yang telah ditentukan maka ke langkah 9, selain itu ulangi langkah -7.

23 7 Langkah 9: Mendefinisikan tiap produk yang telah didapat dari langkah-langkah di atas sebagai fuzzy set (disebut item fuzzy set) terhadap transaksi QT. Langkah : Mencari candidate rules dengan cara menghitung confidence dari setiap kombinasi k-item yang memenuhi min_support ke-k (k ) dari item fuzzy set yang telah didapat pada langkah 9 dengan rumus: inf (μ (t)) t Ti X Y i (X,Y) confidence (Y X) (μ (t)) t Ti inf Y i R (7) di mana: X, Y I; T: himpunan dari kode-kode transaksi yang ada dalam QT; µ i (t) [,]: fungsi anggota terhadap T..6. Cara Kerja Market Basket Analysis Berdasarkan Metode Fuzzy c-covering Berikut ini diberikan contoh untuk memperjelas cara kerja Market Basket Analysis berdasarkan metode Fuzzy c-covering. Misalkan ada transaksi seperti pada Tabel. berikut. Tabel. Contoh database penjualan Kode Transaksi Produk yang Terjual I, I, I5 I, I I, I I, I, I 5 I, I 6 I, I

24 8 7 I, I 8 I, I, I, I5 9 I, I, I I, I, I, I6, I8 Misalkan max_item_threshold dan set k. Dari Tabel., yang memenuhi max_item_threshold hanya transaksi berkode s/d 9. Maka dari Tabel., QT {(I, I, I5), (I, I), (I, I), (I, I, I), (I, I), (I, I), (I, I), (I, I, I, I5), (I, I, I)} dan T {,,,, 5, 6, 7, 8, 9}. Kemudian tentukan min_support ke-. Misalkan min_support_, %. Berdasarkan QT di atas, maka dapat ditentukan item-item yang dicari support-nya, yaitu I, I, I, I, dan I5. Berikut ini adalah cara penghitungan support untuk tiap item:,5 9 I,6 6 9 I, I, I (tidak memenuhi), I5 (tidak memenuhi)

25 Dari hasil perhitungan di atas, yang memenuhi min_support_ adalah I, I, dan I. Setelah itu k di-set menjadi k. Misalkan min_support_ 9%. Kemudian dicari kombinasi -item dan support dari item yang tersisa: 6 7 {I, I}, {I, I}, {I, I},8 9 8 Seperti yang dapat dilihat, semua kandidat itemset di atas memenuhi support (u) min_support_, maka semua itemset tersebut dikombinasikan lagi menjadi kombinasi -itemset. Set k dan misalkan min_support_ %. Support-nya kemudian dicari sebagai berikut: {I, I,I} 9 5 6,9 Karena sudah tidak ada kombinasi yang memungkinkan lagi untuk memenuhi min_ support yang ditentukan, maka penghitungan selesai. Setelah itu tiap item yang telah didapatkan dari langkah-langkah di atas, yaitu I, I, dan I, didefinisikan sebagai fuzzy set terhadap T. Untuk lebih jelasnya, akan diberikan cara mendefinisikan item I sebagai fuzzy set terhadap T dan T sebagai berikut: μi () μ μ (I) μ (I) (I) μ (I5) 9

26 μi () μ μ (I) μ (I) (I) μ (I) Berdasarkan perhitungan tersebut, maka item I, I, dan I dan dapat didefinisikan sebagai berikut: μ I {(/)/, (/)/, (/)/5, (/)/7, (/)/8, (/)/9} μ I {(/)/, (/)/, (/)/, (/)/, (/)/6, (/)/8, (/)/9} μ I {(/)/, (/)/5, (/)/6, (/)/7, (/)/8, (/)/9} Dari item-item tersebut kemudian dicari confidence dari setiap kombinasi k-item yang memungkinkan, dimulai dari k. Kombinasi -item: confidence (I I) confidence (I I) confidence (I I) confidence (I I) ,56 56% ,55 5,5%,7 7,%,6 6,%

27 confidence (I I) confidence (I I) Kombinasi -item: confidence (I^I I) ,576 57,6%,6 6,% 7 5,7 7% confidence (I^ I I) confidence (I^ I I) ,68 6,8%,68 6,8% confidence (I I^I) confidence (I I^I) confidence (I I^ I) ,59 5,9% 7 7, %,6,6%

28 Nilai confidence dipakai untuk menentukan rule mana saja yang merupakan interesting rule. Misalkan user menentukan min_confidence 6%, maka yang disebut sebagai interesting rule hanya rule yang nilai confidence-nya 6%, yaitu: if I then I [support 8%, confidence 7,%] if I then I [support 8%, confidence 6,%] if I then I [support 8%, confidence 6,%].7 Software Development Life Cycle Menurut Turban, et. al. (, p77-86), Software Development Life Cycle (SDLC) adalah kerangka terstruktur yang terdiri dari beberapa proses yang berurutan yang diperlukan untuk membangun suatu sistem informasi. Pendekatan waterfall digunakan untuk menggambarkan SDLC. SDLC dirancang dengan tujuan untuk membangun alur pemrograman yang terstruktur dan untuk membantu manajemen proyek dalam perhitungan estimasi waktu dan sumber yang dibutuhkan suatu proyek.

29 Gambar. Eight Stage SDLC Sumber: Turban, et. al. (, p77) Tahap-tahap SDLC adalah sebagai berikut:. Systems Investigation Systems Investigation adalah tahap yang mengutamakan pembelajaran terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi. Dengan pembelajaran maka suatu sistem dapat terhindar dari kesalahan yang dapat mengakibatkan peningkatan usaha, waktu, dan jumlah pengeluaran.. Systems Analysis Systems Analysis adalah tahap yang menganalisis masalah yang perlu diselesaikan. Tahap ini mendefinisikan permasalahan, mengidentifikasikan penyebab, menspesifikasikan solusi, serta mengidentifikasikan informasi-informasi yang diperlukan.

30 . Systems Design Systems Design adalah tahap yang menjelaskan bagaimana suatu sistem akan bekerja. Hasil dari tahap ini adalah output, input, dan user interface dari sistem serta hardware, software, database, dan prosedur.. Programming Programming adalah tahap yang menerjemahkan spesifikasi desain sistem menjadi bahasa pemrograman yang dapat dimengerti oleh komputer. 5. Testing Testing adalah tahap yang digunakan untuk memeriksa apakah pemrograman telah menghasilkan hasil yang diinginkan dan diharapkan atas situasi tertentu. Testing dirancang untuk mendeteksi adanya kesalahan coding. 6. Implementation Implementation adalah proses perubahan dari penggunaan sistem lama menjadi sistem yang baru. 7. Operation dan Maintenance Operation dan Maintenance adalah tahap untuk memelihara sistem baru yang akan dioperasikan dalam suatu periode waktu. Metodologi waterfall ini dipilih karena urutan prosesnya yang memaksa pengembang untuk terlebih dahulu memikirkan seperti apa sistem yang akan dibangun, sebelum akhirnya dibuat perencanaan bagaimana sistem tersebut dibangun, karena akan jauh lebih mudah untuk membangun sistem yang telah diketahui akan seperti apa sistem itu.

31 5.8 Unified Modeling Language (UML) Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa grafis yang standar untuk memodelkan software object oriented (Lethbridge,, p5). UML bertujuan untuk melakukan pemodelan terhadap pembuatan suatu sistem dengan menggunakan konsep berorientasi objek (object oriented). Dalam UML terdapat beberapa diagram yang dapat digunakan untuk pembuatan desain pada sebuah aplikasi. Salah satunya adalah State Transition Diagram (STD)..9 State Transition Diagram (STD).9. Pengertian STD STD merupakan suatu modeling tool yang menggambarkan sifat ketergantungan sistem. Pada mulanya hanya digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang memiliki sifat real time seperti proses control, telephone switching system, dan control system..9. Simbol dan Sifat STD State adalah kumpulan keadaan dan atribut yang mencirikan objek pada waktu dan kondisi tertentu. Disimbolkan dengan segi empat. Gambar. Notasi State

32 Transition adalah simbol perpindahan keaktifan dari sebuah objek menjadi objek lain. Transition disimbolkan dengan anak panah. 6 Gambar. Notasi Transition Condition adalah suatu keadaan pada lingkungan eksternal yang dapat dideteksi oleh sistem. Condition menggambarkan syarat yang biasanya digunakan dalam hubungan seleksi. Action adalah yang dilakukan sistem bila terjadi perubahan state atau merupakan reaksi terhadap kondisi. Aksi akan menghasilkan keluaran atau output. Display adalah hasil yang merupakan STD.. User Interface Design User Interface (UI) Design adalah perancangan tampilan antarmuka yang bersifat visual dari suatu aplikasi agar aplikasi tersebut dapat berinteraksi dengan baik dengan user dan dapat digunakan dengan maksimal. Proses perancangan UI harus mengandung arti dari unsur-unsur visual yang seimbang, yang dapat memodelkan inti dari operasi aplikasi yang akan dijalankan. Selain itu perancangan UI yang baik juga harus dapat membuat aplikasi hingga mudah digunakan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing user. Dalam perancangan UI, terdapat delapan aturan emas yang mendukung sebuah perancangan UI yang baik. Delapan aturan emas, yang dijabarkan oleh Ben Scneiderman, tersebut antara lain:

33 7. Usaha untuk konsistensi dalam tampilan.. Memungkinkan user yang rutin untuk menggunakan shortcut.. Memberikan umpan balik yang informatif.. Memunculkan dialog box pada penutupan. 5. Mempunyai error-handling sederhana. 6. Memungkinkan user untuk membatalkan tindakan. 7. Mendukung komponen dan control. 8. Mengurangi penggunaan memori jangka pendek.

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI MARKET BASKET ANALYSIS UNTUK MENDUKUNG PERSEDIAAN BARANG DENGAN METODE FUZZY C-COVERING

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI MARKET BASKET ANALYSIS UNTUK MENDUKUNG PERSEDIAAN BARANG DENGAN METODE FUZZY C-COVERING PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI MARKET BASKET ANALYSIS UNTUK MENDUKUNG PERSEDIAAN BARANG DENGAN METODE FUZZY C-COVERING Zahedi; Charies Chandra Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

Lebih terperinci

oleh: Ibnu Sani Wijaya, S.Kom Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Dinamika Bangsa

oleh: Ibnu Sani Wijaya, S.Kom Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Dinamika Bangsa Aplikasi Data Mining dengan Konsep Fuzzy c-covering untuk Analisa Market Basket pada pasar swalayan oleh: Ibnu Sani Wijaya, S.Kom ABSTRAK Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Dinamika Bangsa Sebagai

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Market Basket Analysis Menggunakan Algoritma Generalized Sequential Pattern pada Supermarket

Pengembangan Aplikasi Market Basket Analysis Menggunakan Algoritma Generalized Sequential Pattern pada Supermarket Pengembangan Aplikasi Market Basket Analysis Menggunakan Algoritma Generalized Sequential Pattern pada Supermarket Gunawan 1), Alex Xandra Albert Sim 2), Fandi Halim 3), M. Hawari Simanullang 4), M. Firkhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada kajian literatur ini berisi studi pustaka terhadap buku, jurnal ilmiah, penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian tinjauan pustaka diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Decision Support System Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para pengambilan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUZZY C-COVERING UNTUK ANALISIS POLA PEMBELIAN PADA MINIMARKET

PENERAPAN METODE FUZZY C-COVERING UNTUK ANALISIS POLA PEMBELIAN PADA MINIMARKET PENERAPAN METODE FUZZY C-COVERING UNTUK ANALISIS POLA PEMBELIAN PADA MINIMARKET Nita Arianty, Oni Soesanto 2, Fatma Indriani 3,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM 2Prodi Matematika FMIPA UNLAM Jl. A. Yani

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI ASSOCIATION RULE UNTUK ANALISA NILAI MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI ASSOCIATION RULE UNTUK ANALISA NILAI MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA PENERAPAN ALGORITMA APRIORI ASSOCIATION RULE UNTUK ANALISA NILAI MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA Margi Cahyanti 1), Maulana Mujahidin 2), Ericks Rachmat Swedia 3) 1) Sistem Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai penemuan terbaru di dalam pengumpulan dan penyimpanan data telah memungkinkan berbagai organisasi untuk mengumpulkan berbagai data (data pembelian, data nasabah,

Lebih terperinci

Aturan assosiatif biasanya dinyatakan dalam bentuk : {roti, mentega} {susu} (support = 40%, confidence = 50%)

Aturan assosiatif biasanya dinyatakan dalam bentuk : {roti, mentega} {susu} (support = 40%, confidence = 50%) ASSOCIATION RULE (ALGORITMA A PRIORI) Algoritma A Priori termasuk jenis aturan asosiasi pada data mining. Selain a priori, yang termasuk pada golongan ini adalah metode generalized rule induction dan algoritma

Lebih terperinci

PENGGALIAN KAIDAH MULTILEVEL ASSOCIATION RULE DARI DATA MART SWALAYAN ASGAP

PENGGALIAN KAIDAH MULTILEVEL ASSOCIATION RULE DARI DATA MART SWALAYAN ASGAP PENGGALIAN KAIDAH MULTILEVEL ASSOCIATION RULE DARI DATA MART SWALAYAN ASGAP Teguh Pradana 1) 1) Program Studi/Prodi Teknik Informatika, STMIK Yadika, email: INTI_PERSADA_SOFTWARE@yahoo.co.id Abstrak: Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis saat ini dituntut selalu inovatif untuk dapat bersaing dengan kompetitor. Bisnis retail seperti Apotek merupakan bisnis dengan persaingan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data mining memungkinkan penemuan pola-pola yang menarik, informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Data mining memungkinkan penemuan pola-pola yang menarik, informasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas tentang latar belakang masalah yaitu fenomena perkembangan data yang terus bertambah tetapi informasi yang dihasilkan monoton, sehingga diperlukan data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ritel yang menyediakan berbagai kebutuhan berkembang pesat bukan hanya di kota besar saja tetapi juga di kota-kota kecil. Untuk memperoleh keuntungan yang

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM PRAKTIKUM 4 ANALISA AR-MBA (ASSOCIATION RULE - MARKET BASKET ANALYSIS)

MATERI PRAKTIKUM PRAKTIKUM 4 ANALISA AR-MBA (ASSOCIATION RULE - MARKET BASKET ANALYSIS) PRAKTIKUM 4 ANALISA AR-MBA (ASSOCIATION RULE - MARKET BASKET ANALYSIS) Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat mengetahui salah satu metode asosiasi dalam data mining. 2. Memberikan pemahaman mengenai prosedurmarket

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ASOSIASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGETAHUI KOMBINASI ANTAR ITEMSET PADA PONDOK KOPI

PENERAPAN METODE ASOSIASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGETAHUI KOMBINASI ANTAR ITEMSET PADA PONDOK KOPI PENERAPAN METODE ASOSIASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGETAHUI KOMBINASI ANTAR ITEMSET PADA PONDOK KOPI Fitri Nurchalifatun Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan persaingan dalam dunia bisnis perdagangan serta kemajuan teknologi informasi merupakan suatu hal yang saling terkait, dalam ketatnya persaingan pasar

Lebih terperinci

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara Basis data adalah kumpulan terintegrasi dari occurences file/table yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise. Sistem basisdata sebenarnya tidak lain adalah sistem penyimpanan-record

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni teknik mesin, teknik elektro dan teknik informatika. Namun bagi para calon

BAB I PENDAHULUAN. yakni teknik mesin, teknik elektro dan teknik informatika. Namun bagi para calon BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sekolah Tinggi Teknologi Sinar Husni (STT. Sinar Husni) memiliki mahasiswa yang mayoritasnya adalah para pekerja, oleh karena itu banyak para pekerja yang melanjutkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisis Kebiasaan Membeli Customer (Market Basket Analysis) Market basket analysis [Han, Kamber, 2001: pp34-39], adalah salah satu cara yang digunakan untuk menganalisis data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Anindita Dwi Respita,2015. a. Penelitian ini menjelaskan tentang tujuan : menggunakan metode market basket analysis.

BAB II LANDASAN TEORI. Anindita Dwi Respita,2015. a. Penelitian ini menjelaskan tentang tujuan : menggunakan metode market basket analysis. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelitian Terkait 1) Penelitian terdahulu dengan judul Online Shop kecantikan dan kosmetik dengan pemberian saran pembelian produk menggunakan Market Basket

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI ALGORITMA APRIORI UNTUK KORELASI PENJUALAN PRODUK (STUDI KASUS : APOTIK DIORY FARMA)

ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI ALGORITMA APRIORI UNTUK KORELASI PENJUALAN PRODUK (STUDI KASUS : APOTIK DIORY FARMA) ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI ALGORITMA APRIORI UNTUK KORELASI PENJUALAN PRODUK (STUDI KASUS : APOTIK DIORY FARMA) Harvei Desmon Hutahaean 1, Bosker Sinaga 2, Anastasya Aritonang Rajagukguk 2 1 Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan kasus yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam periode enam tahun terakhir (tahun 2007 2012), jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007, jumlah

Lebih terperinci

Assocation Rule. Data Mining

Assocation Rule. Data Mining Assocation Rule Data Mining Association Rule Analisis asosiasi atau association rule mining adalah teknik data mining untuk menemukan aturan assosiatif antara suatu kombinasi item. Aturan yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 LOGIKA FUZZY Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh, dimana Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki obyek-obyek dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Planet Production adalah salah satu perusahaan manufaktur di bidang industri garment yang telah berdiri sejak 16 Agustus 1996 di Bandung yang telah berperan aktif

Lebih terperinci

De Perceptron Aplikasi Market Basket Analysis berbasis web menggunakan Perceptron

De Perceptron Aplikasi Market Basket Analysis berbasis web menggunakan Perceptron De Perceptron Aplikasi Market Basket Analysis berbasis web menggunakan Perceptron oleh: Yulian Purnama Wim Permana 03/171209/PA/09787 03/165273/PA/09313 Ditujukan Kepada: Prof. Drs. H. Subanar Ph.D. selaku

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisis sistem yang berjalan pada perusahaan PT. Perintis Perkasa dikelola dengan menggunakan software TDMS (Toyota Dealer Management System). TDMS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. 1. Tempat Penelitian. a. Assalam hypermarket merupakan salah satu pusat perbelanjaan di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. 1. Tempat Penelitian. a. Assalam hypermarket merupakan salah satu pusat perbelanjaan di BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan suatu sumber untuk mendapatkan data yang dibutuhkan mengenai masalah yang akan diteliti. Data untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING UNTUK ANALISIS ASOSIASI POLA PEMBELIAN DENGAN ALGORITMA APRIORI

APLIKASI DATA MINING UNTUK ANALISIS ASOSIASI POLA PEMBELIAN DENGAN ALGORITMA APRIORI APLIKASI DATA MINING UNTUK ANALISIS ASOSIASI POLA PEMBELIAN DENGAN ALGORITMA APRIORI SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer/ Informatika

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perkembangan teknologi telah memberikan pengaruh yang sangat besar di dalam kehidupan manusia. Salah satu pengaruh tersebut di bidang informasi yaitu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. frekuensi tinggi antar himpunan itemset yang disebut fungsi Association

BAB I PENDAHULUAN. frekuensi tinggi antar himpunan itemset yang disebut fungsi Association 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini data mining telah diimplementasikan keberbagai bidang, diantaranya dalam bidang bisnis atau perdangangan, dan telekomunikasi. Data Mining diartikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apotek Abadi Farma merupakan apotek yang menjual obat-obatan, alat kesehatan, kepada masyarakat. Apotek terletak di jl. Cipagalo No. 179, Bandung. Sejak awal berdiri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. 2.1. Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem (O Brien, 2003, pg-17) adalah 1. Kumpulan dari elemen-elemen yang saling berhubungan atau saling berinteraksi membentuk satu keseluruhan 2. Sekelompok komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan Barang merupakan komponen utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Toko 12 Bersaudara adalah toko yang bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan alat-alat listrik. Toko ini merupakan satu-satunya toko yang menjual alat listrik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bagi para calon mahasiswa cenderung bingung memilih jurusan yang mana yang akan mereka geluti di dunia pendidikan. Sekolah Tinggi Teknologi Sinar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Masalah Umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Masalah Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Identifikasi Masalah 1.1.1.1. Masalah Umum Situasi kondisi perekonomian yang ada pada saat ini menunjukkan adanya perkembangan dunia usaha semakin pesat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Manajemen Mcleod R dan Schell G, (2004) membagi sumber daya menjadi dua bagian yaitu sumberdaya fisikal dan sumberdaya konseptual. Sumber daya fisikal terdiri

Lebih terperinci

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang HIMPUNAN FUZZY MATERI KULIAH (PERTEMUAN 2,3) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Pokok Bahasan Sistem fuzzy Logika fuzzy Aplikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan Internet merupakan sekumpulan jaringan yang berskala global. Tidak ada satu pun orang, kelompok atau organisasi yang bertanggung jawab untuk menjalankan internet.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya E-Commerce Dolanan Puzzle, bahasa pemrograman, dan tools yang digunakan dalam pembuatan E-Commerce Dolanan Puzzle. 3.1 E-Commerce

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK pengembangan perangkat lunak (PL) dapat dianggap sebagai lingkaran pemecahan masalah. Untuk menyelesaikan masalah besar, dipecah menjadi kecil terus-menerus sampai paling kecil,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN. 2.1.1 Pengetian Perencanaan Efektivitas adalah faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Sukses perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tahapan pengembangan sistem PSP (Penetapan Strategi Penjualan) 1.0 seperti pada Gambar 2 di bawah ini. Mulai

METODE PENELITIAN. Tahapan pengembangan sistem PSP (Penetapan Strategi Penjualan) 1.0 seperti pada Gambar 2 di bawah ini. Mulai III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Tahapan pengembangan sistem PSP (Penetapan Strategi Penjualan) 1.0 seperti pada Gambar 2 di bawah ini. Mulai Analisis Sistem, keluaran: - Deskripsi

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang)

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang) Hapsari Dita Anggraeni, Ragil Saputra, Beta Noranita APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang) Hapsari Dita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini memacu pertumbuhan industri di segala bidang, menyebabkan meningkatnya persaingan antara perusahaaan-perusahaan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut (Herlambang, 2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut (Herlambang, 2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Menurut (Herlambang, 2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING MARKET BASKET ANALYSIS PENJUALAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN METODE ASSOCIATION RULES PADA PT. SEJAHTERA MOTOR GEMILANG

APLIKASI DATA MINING MARKET BASKET ANALYSIS PENJUALAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN METODE ASSOCIATION RULES PADA PT. SEJAHTERA MOTOR GEMILANG APLIKASI DATA MINING MARKET BASKET ANALYSIS PENJUALAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN METODE ASSOCIATION RULES PADA PT. SEJAHTERA MOTOR GEMILANG EKA FITRIA WULANSARI Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN IMPLEMENTASI ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN 1 Wendi Wirasta, 2 Zaki Prasasti 1 Program Studi Teknik Informatika, STMIK LPKIA Bandung 2 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toko central menjual berbagai macam aksesoris hp untuk masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Toko central menjual berbagai macam aksesoris hp untuk masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Toko central menjual berbagai macam aksesoris hp untuk masyarakat yang akan membeli. Toko central menyediakan aksesoris hp sesuai dengan banyaknya permintaan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi informasi telah menjadi salah satu bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Definisi Sistem Menurut Mustakini (2009:34), Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laundry adalah salah satu usaha di bidang jasa yang sekarang ini banyak ditemui, terutama pada daerah yang terdapat banyak pelajar atau anak kos serta para pekerja,

Lebih terperinci

PENCARIAN ATURAN ASOSIASI MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI SEBAGAI BAHAN REKOMENDASI STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO ACIICA

PENCARIAN ATURAN ASOSIASI MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI SEBAGAI BAHAN REKOMENDASI STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO ACIICA PENCARIAN ATURAN ASOSIASI MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI SEBAGAI BAHAN REKOMENDASI STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO ACIICA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA APRIORI PADA TOKO BANGUNAN UD. RUFI SENTOSA JAYA SAMBIREJO - PARE

IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA APRIORI PADA TOKO BANGUNAN UD. RUFI SENTOSA JAYA SAMBIREJO - PARE IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA APRIORI PADA TOKO BANGUNAN UD. RUFI SENTOSA JAYA SAMBIREJO - PARE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelian Pembelian adalah usaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan. Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karimake adalah salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi pakaian rajut. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2011. Perusahaan ini berada di sentra industri

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Manunggaling Rizki Karyatama Telnics (Marktel) merupakan perusahaan berbasis teknologi elektronika yang bergerak di bidang perangkat kontrol, telekomunikasi dan

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 T - 13 Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani Ghulam Abdul Malik, Agus Maman Abadi Prodi Matematika, Universitas

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

Bab 3 LANDASAN TEORI

Bab 3 LANDASAN TEORI Bab 3 LANDASAN TEORI 3.1 Fuzzy Logic Fuzzy Logic dikembangkan untuk menyediakan fungsi, dan aturan-aturan matematis yang memperbolehkan input berupa bahasa yang alami. Menurut ter Meulen, ( 2001 ) Bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tenaga kerja pada perusahaan, fokus yang dipelajari MSDM ini hanya masalah yang. berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja.

BAB II LANDASAN TEORI. tenaga kerja pada perusahaan, fokus yang dipelajari MSDM ini hanya masalah yang. berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Presensi dan Absensi Karyawan Menurut Dessler (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang pesat memaksa sebuah perusahaan untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi saat ini. Berkembang pesatnya sebuah teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun perekonomian dan perindustrian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel di Indonesia tidak terkendala bahkan masih

Lebih terperinci

PENERAPAN ASSOCIATION RULE DENGAN ALGORITMA APRIORI PADA TRANSAKSI PENJUALAN DI MINIMARKET SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

PENERAPAN ASSOCIATION RULE DENGAN ALGORITMA APRIORI PADA TRANSAKSI PENJUALAN DI MINIMARKET SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna PENERAPAN ASSOCIATION RULE DENGAN ALGORITMA APRIORI PADA TRANSAKSI PENJUALAN DI MINIMARKET SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beberapa manfaat pergudangan adalah: 1. Terjaganya kualitas dan kuantitas barang.

BAB III LANDASAN TEORI. Beberapa manfaat pergudangan adalah: 1. Terjaganya kualitas dan kuantitas barang. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pergudangan. Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang yang meliputi penerimaan, pemeliharaan, penyimpanan, pmeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan pemusnahan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Permintaan 2.1.1 Pengertian Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1 BAB Latar Belakang

PENDAHULUAN 1 BAB Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Institusi pendidikan dibagi dua berdasarkan statusnya yaitu institusi pendidikan negeri dan institusi pendidikan swasta. Institusi pendidikan negeri diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diketahui oleh swalayan, maka swalayan dapat meningkatkan penjualan item B

BAB 1 PENDAHULUAN. diketahui oleh swalayan, maka swalayan dapat meningkatkan penjualan item B BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penempatan barang yang akan diperjualbelikan di dalam suatu pasar swalayan merupakan hal yang penting dalam membantu konsumen untuk berbelanja. Dalam hal ini

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA ECLAT

IMPLEMENTASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA ECLAT IMPLEMENTASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA ECLAT Syafina Dwi Arinda 1, Sulastri 2 1,2 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang e-mail: 1 syafinadwi96@gmail.com, 2 sulastri@unisbank.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN ASSOCIATION RULE MINING PADA DATA NOMOR UNIK PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PENERAPAN ASSOCIATION RULE MINING PADA DATA NOMOR UNIK PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENERAPAN ASSOCIATION RULE MINING PADA DATA NOMOR UNIK PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN A M I UNTUK R U D D PENETAPAN I N POLA SERTFIKASI GURU Program Pascasarjana rusan Teknik Elektro Program Studi Telematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Data Mining

TINJAUAN PUSTAKA Data Mining 25 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Definisi sederhana dari data mining adalah ekstraksi informasi atau pola yang penting atau menarik dari data yang ada di database. Secara lengkap, Data mining merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Rancang Bangun, teori

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI ANALISIS KERANJANG PASAR DENGAN METODE FUZZY C-COVERING

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI ANALISIS KERANJANG PASAR DENGAN METODE FUZZY C-COVERING PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI ANALISIS KERANJANG PASAR DENGAN METODE FUZZY C-COVERING KOMPETENSI RPL SKRIPSI NI KADEK DONI JULIARI NIM. 0708605037 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Ada beberapa masalah dalam pengenalan tulisan tangan matematika yang dapat

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Ada beberapa masalah dalam pengenalan tulisan tangan matematika yang dapat BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Ada beberapa masalah dalam pengenalan tulisan tangan matematika yang dapat didefinisikan sejauh ini, antara lain: Pengenalan karakter matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Artificial Intelligence (AI) agen adalah fitur standar game komputer modern, baik sebagai lawan, teman atau tutor dari pemain. Agar tampil otentik, agen tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat penting peranannya dalam menunjang jalannya operasi-operasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan suatu sarana dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada lingkungan belajar.

Lebih terperinci