BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. penelitian di dua sekolah yaitu paparan data di SDI Muhamadiyah Desa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. penelitian di dua sekolah yaitu paparan data di SDI Muhamadiyah Desa"

Transkripsi

1 BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian yang berupa paparan data penelitian di dua sekolah yaitu paparan data di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan, dan paparan data di SDIT Al-Aqsha Desa Besole. A. Paparan Data 1. Paparan data di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan Bagian ini memaparkan data mengenai: (a) langkah-langkah yang dilakukan SDI Muhamadiyah dalam mengoptimalkan pendidikan holistik dan (b) hasil optimalisasi pendidikan holistik yang dilakukan oleh SDI Muhamadiyah. a) Langkah-langkah yang Dilakukan SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan dalam Mengoptimalkan Pendidikan Holistik untuk Mencapai Tujuan Institusional Sekolah Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi terdapat enam upaya yang dilakukan oleh SDI Muhamadiyah dalam mengoptimalkan pendidikan holistik di lembaga sekolahnya, melalui pengembangan enam kecerdasan, berikut langkah yang dilakukan: 79

2 80 1) Pengembangan Aspek Intelektual Pendidikan holistik yang dikembangkan di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan bertujuan untuk memperoleh lulusan sesuai yang diharapkan. Tujuan pendidikan intitusional sekolah SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan selengkapnya peneliti paparkan di lampiran. Langkah awal yang dilakukan lembaga sekolah ini ialah menyediakan fasilitas pendidik lulusan sarjana. Fasilitas lainnya ialah 7 ruang kelas untuk 7 rombongan belajar, perpustakaan dan alat peraga. Hasil dari observasi keberadaan fasilitas tersebut berperan penting dalam mendukung penyelenggaraan kegiatan mengajar yang efektif. Ruang kelas digunakan peserta didik untuk belajar dengan nyaman, perpustakaan yang berisi berbagai macam buku dimanfaatkan peserta didik untuk menambah pengetahuan dan alat peraga dapat digunakan guru sebagai media pembelajaran. 1 Berkaitan usaha untuk mengembangkan kecerdasan intelektual peserta didik, SDI Muhamadiyah menerapkan pembelajaran kooperatif. Melalui penerapan tersebut diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi aktif sehingga 1 Observasi 25 Maret 2017

3 81 seluruh dimensi manusia terlibat (fisik, sosial, emosi, akademik). Berdasarkan hasil observasi, untuk mengembangkan aspek intelektual guru selalu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memikirkan dan memutuskan jawaban dari pertanyaan atau tugas yang diberikan guru. Bagi peserta didik yang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru mereka mengemukakan jawaban mereka, setelah dipersilahkan oleh guru. Selanjutnya, guru membimbing siswa merefleksikan jawaban sementara melalui penekanan pada jawaban yang dianggap benar dan memberikan pertanyaan terkait jawaban sementara siswa. 2 Gambar 4.1 Siswa Aktif di Kelas 3 Gambar di atas menunjukkan kegiatan guru menyusun lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan 2 Observasi, 25 Maret Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

4 82 potensi kreatif dan pengetahuan peserta didik di dalam kelas dengan memberikan keleluasaan bagi mereka untuk mengungkapkan pendapat. Guru menciptakan suasana belajar yang tidak tegang agar peserta didik merasa nyaman dan tidak malu-malu untuk berpendapat maupun bertanya. Lebih detailnya peneliti bertanya kepada guru kelas mengenai pendekatan siswa belajar aktif, beliau menjelaskan sebagai berikut, Untuk pembelajaran aktif di sini kami mengupayakan adanya timbal balik saat proses belajar berlangsung. Meskipun metode yang digunakan kadang masih ceramah kami selalu memberikan kesempatan siswa untuk memikirkan dan memutuskan jawaban dari pertanyaan atau tugas yang diberikan guru. Awalnya ya dengan memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan, anak yang bisa menjawab biasanya angkat tangan lalu guru menulis jawaban dari siswa kemudian kita bahas bersama-sama. 4 Hasil observasi lainnya mengungkapkan bahwa guru juga selalu mengajak peserta didik memperoleh pengetahuan awal secara nyata baik melalui buku, gambar, maupun obyek langsung. Hal ini bertujuan untuk mendorong peserta didik membaca terlebih dahulu materi yang akan dibahas sehingga mereka menemukan pengetahuan tanpa guru harus menjelaskan terlebih dahulu. 4 Wawancara dengan Susmiatin, 25 Maret 2017, pukul WIB

5 83 Gambar 4.2 Siswa Membaca Buku 5 Gambar di atas adalah kegiatan peserta didik membaca buku terlebih dahulu sebelum guru menjelaskan materi. Guru memberikan waktu sekitar sepuluh menit untuk membaca agar peserta didik mendapatkan pengetahuan awal dari kegiatan tersebut dan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca. Suasana belajar di SDI Muhamadiyah dirancang menyenangkan, dan dipenuhi dengan cinta juga persahabatan yang nantinya akan membuat peserta didik merasa nyaman berada di kelas. Ketika peserta didik sudah merasa nyaman, itu akan memudahkan mereka untuk menerima informasi atau materi pelajaran. Sebagaimana yang disampaikan oleh guru kelas, Dalam kegiatan mengajar sekolah kami juga mengaplikasikan model pembelajaran yang 5 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

6 84 memperhatikan perkembangan psikologis anak juga. Bagaimana caranya kami membuat anak-anak tidak merasa jenuh dalam kegitan belajar mengajar. Mereka menerima materi setiap hari, kasihan juga jika kita tidak memperhatikan kebutuhan psikologisnya. Sesekali dalam seminggu saya biasanya mengajak siswa kelas III untuk belajar di ruang terbuka guna mengurangi kejenuhan dalam belajar yang biasa dilakukan di dalam kelas, sehingga mereka merasa fresh dalam menerima materi. 6 Gambar 4.3 Siswa Belajar di Ruang Terbuka 7 Berdasarkan gambar di atas peserta didik belajar di ruang terbuka, kegiatan proses pemelajaran tidak berbeda dengan perserta didik yang di dalam kelas. Guru mengajar dan memberikan tugas seperti biasanya, bedanya hanya pada tempat saja untuk memberikan suasana yang berbeda. Bagi kelas yang memiliki jumlah peserta didik tidak sedikit, perlu didukung adanya guru pendamping untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Beliau mengatakan, 6 Wawancara dengan Susmiatin, 27 Maret 2017, Pukul WIB 7 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

7 85 Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda, ada yang pemalu, ada yang tidak. Ada yang langsung berterus terang, ada yang pendiam. Guru berusaha peka terhadap siswanya, apa yang siswa ingin coba sampaikan dsb. Dengan begitu, siswa merasa terlindungi dan merasa ada yang meperhatikan mereka meski tidak sedang bersama orang tua di sekolah, siswa akan senang belajar, bergaul dan beribadah. Adanya guru pendamping juga sangat membantu dalam kegiatan belajar mengar dan pengawasan siswa di kelas. 8 Gambar 4.4 Team Teaching 9 Gambar di atas merupakan kegiatan guru pendamping dalam membantu anak dalam banyak hal yaitu fokus, komunikasi, partisipasi dalam kelas, sosialisasi, bersopan santun dan mengendalikan perilakunya. Berhubungan dengan pendekatan siswa aktif di kelas, diungkapkan oleh peserta didik bahwa, sebelum pelajaran dimulai biasanya guru memberikan beberapa pertanyaan, yang bisa menjawab angkat tangan atau maju ke depan kelas Wawancara dengan Susmiatin, 27 Maret 2017, Pukul WIB 9 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah Wawancara dengan Putri, 27 Maret 2017, Pukul WIB

8 86 Usaha untuk meningkatan prestasi belajar peserta didik, guru di SDI Muhamadiyah dituntut untuk kreatif membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik agar mereka dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi yang optimal. Tugas guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Sebagaimana penjelasan guru kelas, Sebisa mungkin guru mampu menciptakan suasana yang aktif. Aktif yang dimaksudkan di sini mampu membuat siswa aktif bertanya, berani mengemukakan pendapat atau gagasannya, siswa ingin lebih tahu dan tertarik dengan materi yang disampaikan. Penyampaian materi yang menarik, diskusi kelompok, praktek langsung dan penggunaaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi bisa kami lakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Intinya ada hubungan timbal balik di kelas antara guru dan murid. Kami juga selalu menyemangati mereka untuk belajar dan yakin atas kemampuan yang mereka miliki. 11 Langkah lain untuk mengembangkan aspek intelektual pada peserta didik adalah adanya ekstrakurikuker bahasa Arab. Ekstrakurikuler ini diberikan kepada semua tingkat kelas untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab mereka. Pelajaran tambahan juga diberikan kepada peserta didik untuk meningkatkan aspek 11 Wawancara dengan Retno Henawati, 27 Maret 2017, pukul WIB

9 87 intelektual. Contohnya adalah penambahan vocabulary pada pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Arab. Kegiatan ini dilakukan setiap pagi setelah siswa masuk ke kelas dan mengaji. Berhubungan dengan kegiatan di atas berikut penjelasan dari kepala sekolah, Sebelum pelajaran dimulai, siswa sholat dhuha dulu di masjid. Tetapi bergantian, kelas bawah mendapatkan giliran sholat dhuha dulu. Sementara itu untuk kelas atas ada pembelajaran tambahan untuk meningkatkan kecerdasan mereka, penambahan kosa kata bahasa Arab dan bahasa Inggris misalnya. Guru bahasa Arab dan bahasa Inggris adalah guru kelas mereka masing-masing. Tidak hanya itu saja, tetapi juga ada hafalan surat pendek, doa-doa, lalu mengaji. Guru memberikan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Setelah kelas bawah selesai sholat, mereka juga akan melakukan kegiatan yang sama. 12 Usaha dalam mengembangkan kecerdasan intelektual pada peserta didik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan tidak terlepas dari berbagai kendala diantaranya adalah waktu yang terbatas. Di samping itu beragam tingkat kecerdasan yang dimiliki peserta didik salah satunya. Peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan yang kurang membutuhkan perhatian lebih dalam menerima materi yang diberikan, berikut tambahan penjelasan yang diberikan oleh guru kelas, 12 Wawancara Siti Saudah, 27 Maret 2017, Pk WIB

10 88 Hambatannya adalah jika anak yang tingkat kecerdasannya lebih rendah tidak sama penerimaan materinya jika dibandingkan dengan anak yang tingkat kecerdasannya lebih tinggi. Hal ini menjadi hambatan dalam efisensi waktu, misalkan seharunsya sudah sampai pada materi B tapi masih pada materi A. Sedangkan waktu kita terbatas di sekolah. 13 Tingkat kecerdasan peserta didik yang berbeda tidak menjadikan SDI Muhamadiyah mengelompokkan kemampuan peserta didiknya. Setiap peserta didik memiliki hak yang sama dan sudah tugas guru untuk membimbing mereka. Sebagaimana yang disampaikan oleh guru kelas, Sebagai solusi dari hambatan yang kami jumpai dalam mengembangkan aspek kecerdasan pada anak-anak. Kita memberikan pendampingan, bagi kelas yang muridnya banyak guru pendamping ini sangat bermanfaat dalam membantu membimbing siswa. Karena guru satu saja tidak akan mudah mengawasi setiap siswa di kelas, lalu memberikan perhatian lebih, kita pantau perkembangan mereka tiap harinya dan telaten dalam memimbing mereka. Jangan sampai membanding-bandingkan anak dalam hal ini, setiap anak pasti mampu tapi mungkin speed-nya saja yang berbeda. Selain itu sebisa mungkin menciptakan kelas yang menyenangkan, bisa kita lakukan melalui game. Jika suasana menyenangkan siswa akan lebih mudah menyerap pelajaran. Yang sabar dan telaten saja dalam menghadapi anak-anak. 14 2) Pengembangan Aspek Spiritual SDI Muhamadiyah merupakan sekolah yang melaksanakan pembelajaran berdasarkan nilai-nilai 13 Wawancara dengan Retno Henawati, 27 Maret 2017, pukul WIB 14 Wawancara dengan Susmiatin, 27 Maret 2017, pukul WIB

11 89 keislaman. Lembaga sekolah ini menempatkan aspek keagamaan lebih banyak di dalam pembelajaran peserta didik namun tidak mengesampingkan pelajaran umum lainnya. Peneliti mengamati bahwa kegiatan pembelajaran di SDI Muhamadiyah sangat kental dengan nuansa islami, mulai dari awal sampai akhir pelajaran. Peserta didik benarbenar dibimbing dalam lingkungan yang religius. Hal ini terlihat dari semua kegiatan yang berlandaskan ajaran Islam guna untuk meningkatkan aspek spiritual peserta didik sesuai dengan misi lembaga sekolah yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. 15 Kegiatan dimulai pukul 07.00, dengan mengajak peserta didik menghafal doa dalam kehidupan sehari-hari, menghafal asmaul husna, atau mengaji sebelum pelajaran dimulai. Selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk menunaikan ibadah sholat dhuha. Terdapat pembagian waktu dalam pelaksanaan sholat dhuha dari kelas 1 hingga kelas 6. Kegiatan ini berlangsung pukul sampai Berikut penjelasan kepala sekolah, Pagi hari kita menunaikan ibadah sholat dhuha berjamaah. Kita bagi menjadi dua kloter. Kloter pertama yang sholat dhuha adalah kelas 1 sampai 3. Kita pastikan semua anak sholat dhuha di masjid 15 Observasi, 27 Maret 2017

12 90 dan tidak ada yang berada di dalam kelas. Sementara siswa kelas 4 sampai 6 berada di kelas dulu. Pelaksanaan sholat dhuha berada di masjid sekolah, dengan didampingi oleh guru kelas masing-masing. Guru kelas juga dianjurkan ibadah sholat dhuha agar bisa menjadi contoh yang baik bagi siswanya. 16 Pembiasaan sholat dhuha di SDI Muhamadiyah sudah ada sejak awal berdirinya lembaga sekolah ini dan berlangsung hingga sekarang. Awal peserta didik masuk ke sekolah ini, guru mulai mengenalkan sholat dhuha kepada mereka, mengajarkan dan menerapkannya setiap hari. Pembiasaan ini diterapkan untuk meningkatkan keimanan peserta didik dan mereka akan terbiasa menunaikan ibadah sholat dhuha meskipun sudah menjadi alumni SDI Muhamadiyah sesuai dengan tujuan sekolah yaitu membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Gambar 4.5 Siswa Shalat Dhuha Berjamaah Wawancara Siti Saudah, 27 Maret 2017, Pk WIB 17 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

13 91 Pada gambar di atas menunjukkan peserta didik mengikuti kegiatan shalat berjamaah. Imam ketika shalat berjamaah adalah peserta didik laki-laki yang ditunjuk oleh guru. Setiap peserta didik laki-laki pasti mendapatkan kesempatan menjadi imam untuk mengajarkan kepemimpinan pada mereka serta rasa tanggung jawab. Tersedianya tempat wudhu dan masjid di SDI Muhamadiyah sangat bermanfaat untuk peserta didik dan seluruh warga sekolah. Mereka dapat menggunakan tempat wudhu yang bersih untuk bersuci secara bergantian dan dapat menggunakan masjid untuk ibadah bersama-sama seperti gambar yang peneliti tunjukkan di atas. Di lain tempat peneliti melihat kegiatan berbeda dilakukan oleh kelas empat sampai dengan kelas enam. Jika kelas satu sampai dengan kelas tiga menunaikan ibadah sholat dhuha berjamaah di masjid, sedangkan kelas empat sampai kelas enam melaksanakan kegiatan di dalam kelas sembari menunggu giliran sholat dhuha. 18 Kegiatan yang mereka lakukan di dalam kelas adalah membaca Al Qur an, menghafal surat pendek sampai menghafal Al Qur an. Hal ini disampaikan oleh guru kelas bahwa, 18 Observasi, 27 Maret 2017

14 92 Kegiatan untuk kelas 1 sampai kelas 6 berjalan seperti biasanya. Siswa yang menunggu giliran untuk menunaikan ibadah sholat dhuha di masjid tidak kami biarkan begitu saja. Sebelum memulai kegiatan tentunya kami berdoa dulu. Kami mengajarkan kepada peserta didik untuk selalu berdoa kepada Allah SWT setiap akan memulai aktivitas agar diberikan kelancaran, berkah dan perlindungan oleh Allah SWT. Kegiatan yang kami lakukan adalah menghafalkan surat-surat pendek, menghafalkan doa-doa, asmaul husna, penambahan kosa kata bahasa Arab dan bahasa Inggris tergantung dengan kebutuhan siswa. Ketika sudah tiba giliran untuk sholat dhuha, siswa yang selesai sholat dhuha juga melaksanakan kegiatan yang sama. Setelah pulang sekolah kami juga sholat dhuhur berjamaah. 19 Selain pembiasaan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah dalam meningkatkan spiritual peserta didik, mereka juga diajarkan untuk selalu tepat waktu dalam menunaikan ibadah sholat. Memakai pakaian seragam yang sopan dan menutup aurat, menjaga kebersihan dan kerapian, memberikan pengetahuan segala sesuatu tentang Tuhan dan cara mendekatkan diri dengan cara melaksanakan segala kewajibannya dan menjauhi larangannya. Kemudian, ada pembinaan bagi peserta didik yang belum lancar membaca Al Qur an seusai sholat dhuhur. Pembinaan dilakukan oleh guru kelas masingmasing Wawancara dengan Retno Henawati, 27 Maret 2017, pukul WIB 20 Observasi, 27 Maret 2017

15 93 Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan aspek spiritual adalah tidak semua peserta didik mau dan mudah untuk mengikuti kegiatan ataupun pembiasaan beribadah sehingga guru harus sabar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh guru, Terkadang anak-anak itu susah diberi tahu, waktunya wudhu dan sholat mereka tidak segera melaksanakan, dan membuat waktunya terbuang. Harus di opyak-opyak dulu. Tapi saya rasa itu wajar, namanya juga anak-anak. Tidak semua siswa seperti itu juga. Seiring berjalannya waktu anak-anak sudah mulai mengerti kewajibannya. Tidak selalu harus ditegur guru dulu baru bertindak. Solusinya adalah guru sabar tapi juga tegas karena itu demi anak-anak juga. 21 Guru di SDI Muhamadiyah menganjurkan peserta didik perempuan untuk tetap mengenakan pakaian yang menutup aurat dalam kesehariannya. Hal ini disampaikan oleh peserta didik ketika peneliti melakukan wawancara bahwa, Saya dan teman-teman diberi tahu bu guru dalam ajaran Islam sudah menjadi kewajiban bagi perempuan untuk menutup auratnya. Saya memakai kerudung juga kalo di rumah. Gak ada yang maksa. 22 3) Pengembangan Aspek Emosional Terdapat berbagai cara yang ditempuh oleh SDI Muhamadiyah untuk mengembangkan aspek emosional 21 Wawancara dengan Wiwik, 27 Maret 2017, Pukul WIB 22 Wawancara dengan Adi, 27 Maret 2017, Pukul WIB

16 94 peserta didik. SDI Muhamadiyah berasumsi bahwa kecerdasan emosional penting untuk dikembangkan karena akan berpengaruh di kehidupan mereka mendatang, hal ini disampaikan oleh kepala sekolah bahwa, Selain aspek spiritual yang lebih menonjol di sekolah kami ini, kami mengetahui pentingnya kecerdasan emosional bagi siswa. Bagaimana mematangkan aspek emosional mereka agar mereka nanti mandiri. Kenapa kok saya katakan mandiri, karena dengan kecerdasan emosional yang matang mereka akan mampu membaca situasi sehingga mereka memiliki kemampuan dalam menempatkan diri. 23 Berdasarkan hasil penelitian peneliti menemukan beberapa upaya guru dalam mengembangkan aspek emosional peserta didiknya dimulai dari guru memberikan motivasi untuk peserta didik hingga guru mengajarkan siswa untuk tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya. 24 Peneliti menemukan hal yang menarik perhatian ketika peneliti melakukan observasi di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan. Hal tersebut adalah adanya wali murid kelas satu yang menunggu putrinya di luar kelas meskipun kegiatan belajar mengajar sudah berlangsung, menanggapi hal itu guru kelas I menerangkan bahwa, 23 Wawancara dengan Siti Saudah, 25 Maret 2017, Pukul WIB 24 Observasi, 25 Maret 2107

17 95 Iya mbak, beliau adalah orang tua salah satu siswi kami. Jadi siswi kami ini kembar. Dari masih TK orang tuanya menunggu seperti itu juga. Nah, sekarang sudah masuk SD juga masih seperti itu. Jika tidak ditunggu oleh ibunya mereka tidak mau sekolah. Dulu lebih parah dari ini, ibunya menunggu sampai waktunya pulang sekolah, jika tahu ibunya pulang mereka ngambek. Setiap hari kami memberikan motivasi kepada kedua siswa kami itu. Menumbuhkan rasa percaya diri, agar mereka memiliki kepercayaan diri sehingga tidak selalu bergantung dengan ibunya. Setiap hari kami bujuk agar ibunya diijinkan pulang. Sekarang sudah membaik dengan bantuan kepala sekolah juga yang memantau tiap harinya. 25 Motivasi dengan menanamkan kepercayaan diri kepada peserta didik tidak hanya diberikan kepada siswa yang memiliki masalah saja melainkan kepada seluruh peserta didik di SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek emosional mereka. Selain dengan tersebut, hasil observasi mengungkapkan beberapa upaya yang dilakukan oleh guru di lembaga sekolah ini antara lain mengajarkan siswa saling menghargai, tanggung jawab dan mengajarkan rasa empati kepada peserta didik melalui rasa berbagi dengan cara mengajak peserta didik untuk infaq setiap hari Jum at. Hasil infaq akan diberikan kepada yang membutuhkan. 26 Hasil observasi selanjutnya mengungkapkan bahwa guru selalu mendidik siswa untuk belajar amanah terhadap 25 Wawancara dengan Wiwik Widiarti, 28 Maret 2017, Pukul WIB 26 Observasi 28 Maret 2017

18 96 pekerjannya dengan cara bertanggung jawab pada tugastugasnya, mengembalikan buku pada tempatnya dan mengembalikan barang yang telah dipinjam. Pernyataan tersebut diperkuat oleh penjelasan peserta didik bahwa sebelum guru meninggalkan kelas guru mengingatkan untuk mengembalikan barang milik teman jika selesai dipinjam dan mengingatkan mengerjakan PR di rumah. 27 Adapun hal lain yang dilakukan guru adalah menegur peserta didik yang kurang disiplin. Beberapa peserta didik yang kurang disiplin, masih suka mengganggu temannya, suka bermain sendiri ketika guru mengajar merupakan beberapa kesulitan yang sering dihadapi guru dalam mengembangkan aspek emosional pada peserta didik seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini. \\ Gambar 4.5 Guru Menegur Siswa Tidak Displin Wawancara dengan Iza, 28 Maret 2017, Pukul WIB 28 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

19 97 Kendala yang dihadapi guru dalam mengembangkan aspek emosional pada peserta didik adalah diperlukannya ketelatenan ekstra tinggi karena masing-masing siswa emosinya berbeda. Ketika guru menemukan peserta didik yang bertengkar dengan temannya, guru mengingatkan mereka untuk saling istigfar dan bersabar lalu saling memaafkan. 4) Pengembangan Aspek Sosial Kegiatan yang dilakukan SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek sosial salah satunya ialah mewajibkan seluruh peserta didik untuk mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Selain bertujuan untuk melatih kemandirian peserta didik, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka peserta didik belajar untuk bersosialisasi dengan orang banyak. Terutama teman-teman satu sekolahnya. Sebagaimana penyampaian kepala sekolah, Khusus ekstrakurikuler memang kami mewajibkan bagi semua siswa untuk mengikutinya. Tujuannya untuk mengembangkan potensi yang ada pada mereka, entah itu pramuka, drumband, bahasa arab dan tapak suci. Ekstrakurikuler ini juga mengajarkan siswa untuk bersosialisasi dengan orang banyak, berhadapan ataupun juga bertemu dengan orang-orang yang berbeda. Terutama pramuka, mereka tidak hanya bertemu dengan teman sekelasnya saja. Mereka bertemu dan

20 98 interaksi dengan kakak kelas dan adik kelasnya. Dari situlah kita pertama mengenalkan kepada siswa antara satu dengan yang lainnya, belajar kerja dalam team dan sebagainya. 29 Berhubungan dengan ekstrakurikuler yang ada di SDI Muhamadiyah, ada ekstrakurikuler yang menggunakan guru dari luar atau mengundang pelatih dan ada yang diajarkan oleh guru di lembaga sekolah ini sendiri. Kegiatan kepramukaan diajarkan oleh guru dari SDI Muhamadiyah sendiri, berkaitan dengan kegiatan ini peneliti mewawancarai guru sekaligus pembina pramuka. Berikut penjelasannya, Memang betul untuk ekstrakurikuler pramuka kita dilatih guru dari sekolah kami sendiri. Kebetulan saya yang dipercaya untuk meng-handle kegiatan ini. Saya dibantu oleh guru lain, jadi tidak saya sendiri. Selain mengenalkan dan mengajarkan kegiatan kepramukaan pada umumnya kepada siswa. Kegiatan ini juga bertujuan untuk melatih siswa bersosialisasi dengan orang lain serta lingkungan. Dalam pramuka itu kita sering bekerja dalam regu, secara tidak langsung kami melibatkan siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan di dalamnya. 30 Pernyataan di atas diperkuat oleh pembina pramuka yang lainnya, berikut penuturannya, Saat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, itu akan sangat berguna bagi mereka kelak tanpa mereka sadari. Selain mendapatkan banyak teman mereka dilatih untuk mandiri dan terampil. Yang kita bahas sekarang pramuka ya, otomatis mau tidak 29 Wawancara dengan Siti Saudah, 27 Maret 2017, WIB 30 Wawancara dengan Siswanto, 31 Maret 2017, Pukul WIB

21 99 mau siswa akan berinteraksi dengan orang lain. Kemudian kita membantu untuk mengawasi mereka bagaimana berperilaku yang baik, berbagi, rukun, kompak atau semacamnya. Setidaknya mereka tidak kaget karena ketika mereka mengikuti kegiatan kepramukaan di luar sekolah mereka akan bertemu dengan beragam karakter orang yang lebih berbedabeda lagi. 31 Selain ekstrakurikuler yang melatih peserta didik untuk bisa kerja sama dan bersosialisasi dengan baik, hasil dari observasi mengemukakan bahwa dalam pengembangan aspek sosial tidak terlepas dari keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti, guru berusaha melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran melalui menyanyi bersama, melakukan game, tanya jawab pertanyaan dan kerja kelompok. 32 Hampir setiap hari guru di SDI Muhamadiyah mengkondisikan peserta didik untuk duduk berkelompok dengan anggota kelompok yang berbeda tiap harinya. Hal ini untuk menghindarkan peserta didik dari kecenderungan berteman dengan satu teman saja. Oleh karena itu selain dikarenakan beberapa materi pembelajaran yang mengharuskan untuk diskusi kelompok, guru melatih peserta didik untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan 31 Wawancara dengan Zulfa, 31 Maret 2017, Pukul WIB 32 Observasi, 31 Maret 2017

22 100 semua teman-temannya tanpa membeda-bedakan. Sebagaimana yang dituturkan oleh guru kelas bahwa, Diskusi kelompok itu hampir setiap hari kita bentuk, di samping kami menerapkannya untuk mengelatih kemandirian siswa dalam belajar. Hal ini akan bermanfaat bagi siswa kami dalam membiasakan mereka berinteraksi dengan orang lain. Kami juga tidak menyarankan bagi siswa kami untuk terlalu cenderung berteman dengan satu teman saja. Semua kita anggap sama, jadi harus rukun dan berteman dengan siapa saja. 33 Gambar 4.6 Siswa Kerja Kelompok 34 Pada gambar di atas menunjukkan kegiatan peserta didik dalam kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas menggambar dan mewarnai yang diberikan guru. Semua peserta didik berpartisipasi dan saling berinteraksi serta bekerja sama demi mewujudkan hasil karya yang diinginkan. Berhubungan dengan pengembangan aspek sosial. Guru menambahkan, 33 Wawancara dengan Retno Henawati, 28 Maret 2017, pukul WIB 34 Dokumentasi, SDI Al Aqsha 2017

23 101 Ketika kami menyuruh mereka untuk diskusi kelompok, otomatis mereka akan berkomunikasi. Berkomunikasi dengan orang juga tidak seenak kita, kita harus sopan. Berarti mengajarkan anak untuk bertingkah laku baik, bertutur kata baik, mendengarkan pendapat orang, menyampaikan pendapat dengan baik, dan semacamnya. Terkadang juga kami mengangkat permasalahan sosial di lingkungan sekitar untuk dibahas bersama-sama, misalnya pertingkaian. Apa penyebabnya dan sebagainya. Dari situ kami juga mengajarkan berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan baik agar anak menerapkannya dalam kehidupan seharihari. 35 Pada kesempatan berbeda beliau menambahkan bahwa aspek sosial peserta didik juga dapat dikembangkan dengan cara melatih untuk menumbuhkan perasaan peduli terhadap sesama. Menumbuhkan rasa empati pada peserta didik dengan mengajarkan mereka memahami perasaan orang lain dan berbagi. Melalui wajib infaq setiap hari Jum at, SDI Muhamadiyah menumbuhkan jiwa sosial dan dermawan pada diri peserta didik sedari dini. Berikut penjelasan beliau, Setiap Jum at kami ada yang namanya wajib infaq, dimana siswa diwajibkan untuk menyisihkan sebagian uang sakunya untuk disumbangkan. Hasil dari sumbangan mereka akan diberikan kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Adanya infaq wajib setiap hari jumat untuk menumbuhkan rasa kepedulian siswa kepada sesama. Agar nanti mereka akan menjadi manusia yang selalu termotivasi untuk melakukan bantuan sosial kepada orang lain yang sedang dalam kesulitan Wawancara dengan Siti Romelah, 27 Maret 2017, WIB 36 Wawancara dengan Siti Romelah, 28 Maret 2017, Pukul WIB

24 102 Guru juga selalu mengajak siswa untuk tertib pada peraturan di kelas maupun di sekolah misalnya tidak membuat gaduh di kelas, tidak mengganggu temannya, sholat tepat waktu, dan membuang sampah pada tempatnya. Hal ini bertujuan agar nantinya peserta didik terbiasa akan norma-norma dalam bermasyarakat. 37 Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak. Bagaimana anak menerapkan norma-norma dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi salah satu kendala yang dialami oleh SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek sosial pada peserta didik. Pernyataan ini disampaikan oleh kepala sekolah bahwa, Hambatan yang selalu kami jumpai adalah cara didikan yang diberikan orang tua di rumah dan penerapan pendidikan di sekolah ini yang berbeda. Beberapa anak yang terbiasa dimanjakan oleh orang tua sedikit susah dalam menaati tata tertib yang ada. Ini sudah menjadi kewajiban kami untuk mendidik mereka agar berperilaku lebih baik lagi, misalnya dengan teguran dan bimbingan. 38 5) Pengembangan Aspek Fisik Kepala sekolah menyebutkan bahwa ada beberapa upaya untuk mengembangkan kemampuan fisik siswa diantaranya melalui kegiatan senam pagi yang dilakukan 37 Observasi 28 Maret Wawancara dengan Siti Saudah, 3 April 2017, WIB

25 103 semua warga sekolah setiap hari Jum at. Tidak hanya itu, kegiatan semua ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari Jum at. Di hari inilah peserta didik mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan minat, bakat dan potensinya. Sebagaimana penjelasan kepala sekolah, Khusus ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari Jum at. Semua siswa diwajibkan untuk mengikuti semua ekstra. Ada ekstrakurikuler seni bela diri tapak suci untuk meningkatkan fisik mereka. Tidak hanya siswa laki-laki saja tapi yang perempuan juga mengikuti ekstrakurikuler ini, dengan mengikuti seni bela diri saya harapkan ini bisa menjadi bekal mereka untuk melindungi diri mereka dimanapun mereka berada, bukan sebagai ajang kuat-kuatan atau jago-jagoan saja mbak. Kegiatan ekstrakurikuler seni bela diri tapak suci di SDI Muhamadiyah dilatih oleh pelatih khusus, kepala sekolah sengaja mendatangkan pelatih dari luar sekolah. Peserta didik berlatih di aula yang dimiliki oleh lembaga sekolah. Mereka diberikan wawasan bahwa seni bela diri tidak untuk digunakan sebagai ajang adu kekuatan melainkan untuk melatih ketangkasan mereka dan kedisiplinan. Berkaitan dengan kegiatan seni bela diri berikut pernyataan pelatih, Saya mengajarkan latian dasar kepada anak-anak, mengenalkan mereka dengan seni bela diri dan mengingatkan bahwa berlatih seni bela diri bukan untuk memperlihatkan mereka jago berkelahi atau semacamnya. Karena masih anak sekolah dasar pertama yang terpenting saya melatih perkembangan motorik mereka dengan mengajak

26 104 mereka bergerak, melakukan pemanasan dan melatih ketangkasan mereka. Kemudian untuk kelas atas ada tahap selanjutnya. Kedisiplinan, dan ketegasan saya berlakukan juga di sini agar mereka terbiasa hidup disiplin dalam kehidupan mereka. 39 Upaya yang dilakukan pelatih tidak terlepas dari adanya hambatan. Beberapa anak sulit untuk dilatih displin, dan masih kurang memperhatikan pelatih saat kegiatan berlangsung. Peneliti mengamati pelatih memberikan teguran tegas kepada peserta didik yang kurang disiplin dan membenarkan setiap gerakan yang kurang tepat. Gambar 4.7 Siswa Berlatih Seni Bela Diri 40 Keseriusan pelatih dalam melatih peserta didik untuk melatih fisik mereka agar kuat dan sehat diterapkan peserta didik dalam berlatih seni bela diri tapak suci seperti gambar di atas untuk mencapai potensi yang optimal seperti gambar di atas. 39 Wawancara dengan Anwar Saifudin, 7 April 2017, Pukul WIB 40 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

27 105 Hasil observasi mengungkapkan bahwa untuk mengembangkan kemampuan fisik peserta didik tidak hanya dilakukan di saat kegiatan ekstrakurikuler saja melainkan saat proses pembelajaran di kelas. Guru mengembangkan motorik peserta didik dengan mengajak mereka melakukan berbagai gerakan diantaranya tepuk tangan dan mengadakan permainan, sebagaimana penjelasan guru kelas bahwa, Kegiatan belajar mengajar tidak kami lakukan dengan monoton, misalnya siswa hanya duduk saja dan guru ceramah sampai jam pelajaran selesai. Itu akan membuat mereka bosan. Guru juga harus kreatif, kami biasanya mengajak mereka melakukan tepuk tangan dengan menyuarakan jargon kelasnya. Selain itu misalnya ketika mereka harus maju ke depan kelas untuk drama, kami benar-benar mengajarkan mereka gerakan yang baik dan dibutuhkan dalam drama. Agar mereka tidak hanya duduk diam dan mendengarkan saja di sekolah tetapi mereka memiliki kebebasan untuk bergerak. 41 Mata pelajaran olahraga juga diberikan dan dilaksanakan setiap minggunya untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani setiap peserta didik di SDI Muhamadiyah. Pada pelajaran ini siswa dapat mengembangkan aspek motorik melalui berbagai macam jenis olahraga yang diberikan. Berikut penjelasan guru olahraga ketika ditanya mengenai kegiatan olahraga yang dilakukan di SDI Muhamadiyah, 41 Wawancara dengan Ufik Utami, 4 April 2017, Pukul WIB

28 106 Kegiatan olahraga yang kami berikan kepada siswa kurang lebih sama dengan yang ada di sekolah umum. Tujuannya juga sama pada umumnya yaitu untuk melatih keterampilan motorik siswa, menjaga kesehatan jasmani dan rohani seperti pepatah yang sering kita dengar bahwa di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Melibatkan anak dalam aktivitas fisik dimulai dengan pemanasan. Anakanak lebih banyak suka olahraga yang menyenangkan mbak seperti voly, sepak bola, bulutangkis dan kasti. Melalui permainan siswa juga diajarkan untuk selalu aktif dan sportif. Jadi dengan kata lain kami mengajarkan bahwa olahraga tidak hanya untuk membuat tubuh mereka sehat tetapi dalam olahraga, permainan, dan semacamnya ada aturan serta tata kramanya yang wajib kita taati. 42 Gambar 4.8 Siswa Olahraga 43 Upaya untuk mengoptimalkan potensi dalam aspek fisik peneliti buktikan pada dokumentasi di atas. Peserta didik bermain voli dengan dibimbing guru terlebih dahulu, selanjutnya guru memantau dan memberikan arahan. Kegiatan lain yang memerlukan keterampilan motorik peserta didik juga dilakukan di kelas dengan 42 Wawancara dengan Siswanto, 4 April 017, Pukul WIB 43 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

29 107 mengajak peserta didik membuat hiasan kaleng sebagai tempat untuk menaruh uang yang dikumpulkan ketika infaq Jum at. 44 SDI Muhamadiyah juga memberikan fasilitas makan siang untuk peserta didik, ada karakteristik di lembaga sekolah ini yang bertujuan untuk menjaga kesehatan peserta didik yaitu tidak memperbolehkan penjaga kantin menjual jajanan. Hal ini disampaikan kepala sekolah. Berikut penjelasannya, Sekolah tidak memperbolehkan penjaga kantin menjual snacks karena kami menjaga kesehatan siswa, kadang kan penjual jajanan asal menjual tidak mempedulikan gizi atau semacamnya. Jadi mereka diizinkan makan makanan dari sekolah saja yang sudah jelas kami berikan makanan yang bergizi dan bermanfaat bagi tumbuh kembang dan kesehatan siswa. 45 Secara keseluruhan guru tidak menemukan kendala dalam mengembangkan aspek fisik hanya saja terdapat sedikit kesulitan mengatur peserta didik untuk beralih ke materi pembelajaran selanjutnya, sebagaimana yang ditambahkan oleh guru kelas bahwa saat siswa asyik melakukan kegiatan yang memerlukan keterampilan motorik dan hal itu menyenangkan bagi mereka, mereka kadang susah untuk diajak belajar pelajaran lagi. Untuk 44 Observasi, 4 April Wawancara dengan Siti Saudah, 3 April 2017, Pukul WIB

30 108 mengatasinya guru menegur dengan halus dan membujuk siswa untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya. 6) Pengembangan Aspek Estetika Pengembangan aspek estetika di SDI Muhamadiyah berhubungan dengan keindahan dan seni. Hasil dari observasi, pengembangan aspek estetika berupa kegiatan menghasilkan seni rupa terlihat dengan upaya guru mengajak siswa menggambar bebas, menghias kelas dan membuat kerajinan tangan. Adanya variasi bahan dan objek yang dibuat lebih menarik minat peserta didik dalam berkreativitas. 46 Pengembangan kecerdasan musik juga dilakukan oleh SDI Muhamadiyah sebagai langkah mengembangkan aspek estetika. Kegiatan yang dilakukan peserta didik melalui ekstrakurikuler drumband. Berikut penjelasan kepala sekolah, Eksrakurikuler drumband dilaksanakan setiap hari Jum at seperti ekstrakurikuler lainnya. Yang mengikuti ekstrakurikuler ini khusus untuk kelas 3 sampai dengan kelas 6. Untuk fasilitas kami sudah menyediakan alat dan seragam drumband sendiri, masih dalam pengembangan mbak. Belum semua alat kami punya. Rencananya kami masih akan menambah beberapa alat agar semua anak-anak bisa mengikuti ekstrakurikuler ini Observasi, 4 April Wawancara dengan Siti Saudah, 4 April 2017, Pukul WIB

31 109 Seperti halnya seni bela diri, ekstrakurikuler drumband mendatangkan pelatih dari luar sekolah. Pada kesempatan ini peserta didik memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri mereka dalam bermain musik. Ketika melatih peserta didik, pelatih mengemukakan bahwa kendala yang sering dihadapi adalah kurang seriusnya peserta didik dalam berlatih. Berikut penjelasannya, Hambatan yang dihadapi adalah mengatur siswa. Anak-anak itu kadang suka bergurau dan kurang serius dalam berlatih. Tapi tentunya tidak semua anak. Apalagi berlatih alat musik itu tidak mudah, dan jika mereka tidak berlatih dengan serius dan tekun mereka akan mengalami kesulitan dan tidak akan cepat bisa. Menyesuaikan rima dan irama juga kadang susah mbak, jika mereka tidak konsentrasi dengan baik. Musik kurang menyatu rasanya. 48 Adapun upaya lain yang dilakukan SDI Muhamadiyah sebagai upaya mengembangkan aspek estetika adalah melalui bernyanyi. Guru mengajak peserta didik menyanyikan sebuah lagu ketika pembelajaran untuk mengatasi kejenuhan dan situasi pembelajaran yang terlalu tegang dan serius. Guru juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengekspresikan diri melalui sastra, yaitu mengajak siswa untuk membacakan puisi di depan kelas, drama dan sebagainya Wawancara dengan Arifin, 7 April 2017, Pukul WIB 49 Observasi, 4 April 2017

32 110 Kendala yang dihadapi tidak berbeda jauh dengan melatih aspek motorik anak. Keinginan peserta didik yang ingin berlama-lama melakukan kegiatan ini dan tidak mau beralih ke pembelajaran selanjutnya merupakan kendala yang harus dihadapi guru. Pada permasalahan ini guru mengambil langkah dengan memberi penjelasan pada peserta didik bahwa pelajaran berikutnya akan lebih seru dan menyenangkan. b) Hasil Optimalisasi Pendidikan Holistik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Institusional Sekolah Berikut hasil dari setiap pengembangan aspek dari optimalisasi pendidikan holistik yang dilakukan oleh SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan, melalui pengembangan enam aspek kecerdasan peserta didik: 1) Pengembangan Aspek Intelektual Upaya SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek intelektual melalui fasilitas perpustakaan mampu menciptakan budaya membaca bagi peserta didik. Banyak peserta didik yang meluangkan waktunya untuk membaca buku di perpustakaan. Hal ini sangat bermanfaat bagi aspek intelektualnya. Dengan rajin membaca buku peserta didik dapat

33 111 menambah wawasan. Sebagaimana pernyataan dari kepala sekolah bahwa, Alhamdulillah siswa di sini suka untuk membaca buku, mulai dari buku cerita, kisah-kisah nabi sampai buku pengetahuan. Ketika istirahat perpustakaan tidak pernah sepi siswa. Setiap hari selalu ada siswa yang membaca buku. Membaca akan menambah pengetahuan dan semoga ini terus berlanjut dan sesuai dengan tujuan sekolah kami membentuk lulusan yang cerdas dan bermanfaat. 50 Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada peserta didik. Berikut pernyataannya, Iya mbak saya suka membaca buku di perpustakaan, biasanya sama temanteman. Kalau istirahat setelah makan kita biasanya membaca buku. 51 didik lainnya, Pernyataan di atas diperkuat oleh pernyataan peserta Biasanya setelah istirahat makan gitu banyak yang membaca buku di perpustakaan. Kalau saya suka baca buku kisah-kisah nabi, kalau teman-teman suka baca bukunya berbeda-beda. Ada yang suka membaca buku kisah-kisah seperti saya, suka membaca buku teknologi-teknologi gitu, macammacam mbak. Yang laki-laki juga banyak yang ikut membaca di perpustakaan, karena banyak buku juga yang bisa kita pilih. 52 Kegiatan beberapa peserta didik membaca buku di perpustakaan peneliti dokumentasikan di bawah ini, 50 Wawancara dengan Siti Saudah, 26 April 2017, WIB 51 Wawancara dengan Ali, 26 April 2017, WIB 52 Wawancara dengan Zahra, 26 April 2017, WIB

34 112 Gambar 4.9 Siswa Membaca Buku di Perpustakaan 53 Adapun langkah lain yang dilakukan SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek intelektual adalah dengan berdiskusi kelompok. Dalam kegiatan diskusi, setiap peserta didik mengambil perannya masingmasing dalam artian mereka aktif menyelaraskan pendapat dan pengetahuan yang mereka miliki untuk menjawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. 54 Kegiatan pembelajaran yang diatur menyenangkan agar peserta didik merasa nyaman membuat peserta didik terlihat lebih santai dan tidak tegang selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dengan begitu peserta didik menjadi lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru, sebagaimana yang diungkapkan oleh peserta 53 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah Observasi, 11 April 2017

35 113 didik, saya suka saat bu guru mengajak kita bernyanyi, jadi ga takut kalo ke sekolah. 55 Pernyataan yang sama diungkapkan oleh peserta didik saya suka cara guru mengajar kami, kadang kami diajak bercanda. Kami jadi tidak takut, serius tapi santai juga gitu kalo ngajar. Jadi saya bisa berfikir dengan tenang. 56 Selanjutnya peserta lainnya lainnya mengungkapkan, Jika keadaan kelasnya menyenangkan dan membuat nyaman, saya bisa menemukan ide baru. Selain itu materi tidak terlalu susah saya terima. 57 Berdasarkan wawancara peneliti dengan peserta didik, melalui pendekatan siswa aktif dan menyenangkan menghasilkan minat yang luar biasa bagi peserta didik untuk belajar. Mereka tidak merasa tertekan, malas, atau tidak tertarik selama proses pembelajaran. Kegiatan diskusi kelompok untuk melatih peserta didik berfikir aktif dirasakan hasilnya oleh guru kelas. Berikut pernyataan beliau, Anak-anak senang jika mereka saya tugaskan untuk diskusi kelompok atau mengerjakan tugas dengan cara berkelompok. Saya juga merasa kelas lebih hidup. Dengan berfikir bersama dalam sebuah kelompok mereka lebih semangat, saya hargai 55 Wawancara dengan Keysa, 11 April 2017, Pukul WIB 56 Wawancara dengan Afika, 29 April 2017, Pukul WIB 57 Wawancara dengan Adi, 29 April 2017, Pukul WIB

36 114 semangat mereka dalam belajar. Asalkan jangan semangat saja, tetapi hasil dari tugas yang diberikan juga dikerjakan dengan benar dan bagus sekali mereka mengerjakan tugas dengan baik dan benar. 58 Selanjutnya beliau menambahkan sebagai berikut ketika ditanya mengenai kemajuan peserta didik dalam berfikir melalui langkah-langkah yang telah dilakukan SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek intelektual, Jika ditanya mengenai kemajuan berfikir siswa, karena siswa kami beragam kemampuannya saya rasa sampai sekarang semuanya bagus dan tidak ada kendala yang terlalu berat. Dalam tingkatan dasar dengan cara mengajar yang kami terapkan di sekolah ini kemampuan siswa dalam memahami pelajaran lebih mudah. Siswa yang kurang aktif berusaha untuk mengikuti temannya ketika mereka tahu temannya aktif di kelas seperti menjawab pertanyaan yang guru berikan, berpartisipasi dalam kelompoknya dan sebaginya. Karena kami selalu memberi nilai plus jika ada yang berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran. 59 Gambar 4.10 Siswa Presentasi di Depan Kelas Wawancara dengan Retno Henawati, 11 April 2017, pukul WIB 59 Ibid 60 Dokumnetasi, SDI Muhamadiyah 2017

37 115 b) Pengembangan Aspek Spiritual Upaya SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek spiritual melalui pembiasaan sholat dhuha mampu menumbuhkan kesadaran diri pada peserta didik untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui beribadah. Berdasarkan hasil observasi hal ini ditunjukan dari sikap peserta didik untuk bergegas mengambil air wudhu dan menunaikan ibadah sholat dhuha tanpa menunggu perintah. 61 Berkaitan dengan kesadaran diri peserta didik untuk beribadah. Berikut pernyataan dari guru kelas, Alhamdulillah untuk pembiasaan sholat dhuha dan dhuhur setelah pulang sekolah itu, tanpa kita perintah anak-anak sholat sendiri. Mereka sholat berjamaah, untuk sholat dhuha imamnya kakak kelasnya sendiri. Setiap siswa laki-laki memiliki kesempatan untuk menjadi imam, sekalian mengajarkan mereka menjadi imam. Sedangkan sholat dhuhur, imamnya adalah guru. 62 Guru dari kelas lain juga memberikan pernyataan sebagai berikut, Semakin ke sini memang kesadaran anak-anak menunaikan ibadah sholat sunah dan wajib semakin bagus mbak. Kami sering mengingatkan mereka untuk selalui sholat di rumah meskipun tidak diawasi oleh guru, tetapi Allah tetap mengawasi mereka. Malah biasanya anak-anak sendiri yang mengingatkan temannya untuk bergegas sholat 61 Oservasi, 30 Maret Wawancara dengan Retno Henawati, 30 Maret 2017, Pukul WIB

38 116 mbak. Bagus sih menurut saya kesadaran anakanak untuk beribadah. 63 Hasil observasi juga mengungkapkan bahwa peserta didik beribadah tepat waktu, penambahan materi melalui hafalan doa-doa dan juga mengaji berdampak positif pada peserta didik. Melalui kegiatan ini peserta didik mampu menghafal doa-doa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti doa sebelum belajar, doa makan, doa untuk orang tua dan masih banyak yang lain. Sedangkan melalui bimbingan membaca Al Qur an, peserta didik menjadi lancar dan lebih baik dalam membaca Al qur an. 64 Pernyataan di atas diperkuat oleh penjelasan guru kelas, Anak-anak yang masuk di SDI Muhamadiyah dulu awalnya ada yang sudah bisa mengaji tetapi juga ada yang sama sekali belom bisa. Kami membimbing mereka yang belom bisa mengaji sampai mereka bisa, sedangkan yang sudah bisa tinggal kami tingkatkan kemampuan mereka. Misalnya membenarkan cara bacanya. Alhamdulillah, perkembangan mereka bagus sampai sekarang. Tidak ada anak didik kami yang masih belom bisa membaca Al Qur an terutama kelas atas. 65 Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan peserta didik, dulu aku masih kurang lancar baca Al Qur an tapi sekarang sudah lebih lancar. Di rumah juga 63 Wawancara dengan Anik Utami, 30 April 2017, Pukul WIB 64 Observasi, 30 Maret Wawancara dengan Anik Utami, 30 April 2017, Pukul WIB

39 117 membaca doa sebelum makan, sebelum tidur, sesudah tidur juga. 66 Pernyataan yang sama diungkapkan oleh peserta didik yang lain, saya menerapkan apa yang diajarkan bu guru di rumah juga. Sholat tepat waktu, menghafal suratsurat pendek dan membaca Al Qur an. Di sekolah guru mengajar kami dengan baik. 67 c) Pengembangan Aspek Emosional Motivasi yang diberikan oleh guru di SDI Muhamdiyah kepada peserta didik untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada mereka menghasilkan peserta didik yang percaya diri dan berani. Berani dalam pengertian ini adalah berani untuk bergaul dan berkomunikasi dengan teman-temannya secara baik. Peneliti tidak menemukan pertengkaran serius antara peserta didik yang disebabkan oleh masalah peserta didik yang ingin menang sendiri atau merasa paling benar. Kematangan dari aspek emosional dapat dilihat dari kerukunan yang terjalin diantara mereka. Berkaitan dengan hal ini peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas, 66 Wawancara dengan Ibnu, 30 April 2017, Pukul WIB 67 Wawancara dengan Aliyah, 30 April 2017, Pukul WIB

40 118 Jarang ada perkelahian di sekolah mbak, kalaupun ada cuma ribut kecil tapi menurut saya itu hampir tidak pernah terjadi. Mereka mampu untuk menyelesaikan masalah sendiri dengan saling memaafkan. Kakak kelas yang merasa lebih tinggi tingkatan kelasnya juga tidak berlaku semaunya sendiri dengan adik kelas. Mengenai tanggung jawab yang kami ajarkan juga terlihat dari siswa yang mengerjakan tugas tepat waktu. Anak-anak juga mulai bisa dipercaya, misalnya ketika guru sedang sibuk dan belum bisa masuk kelas guru memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa melalui pesan kepada ketua kelas. Lalu ketua kelas menyampaikan kepada teman-temannya seperti apa yang dikatakan gurunya. Kami terus melakukan pengawasan dan pendekatan kepada mereka. 68 Hasil dari pengembangan aspek emosional pada peserta didik juga ditunjukan dari cara berperilaku mereka dengan sopan. Meskipun masih ada peserta didik yang berperilaku kurang baik di dalam maupun luar kelas, ketika guru menasihati mereka tidak ada yang mengacuhkannya. Sebagaimana yang dituturkan oleh kepala sekolah, jika ada siswa yang ditegur karena perilakunya tidak ada yang merasa kecil hati atau sedih yang mendalam karena merasa gurunya berlaku buruk pada mereka. Mereka segera menyadari perbuatannya dan minta maaf. 69 Hal yang sama disampaikan oleh peserta didik, kita saling mengingatkan untuk berbuat baik, jika ada teman 68 Wawancara dengan Anik Utami, 30 Maret 2017, Pukul WIB 69 Wawancara dengan Siti Saudah, 27 Maret 2017, WIB

41 119 yang sedih dihibur supaya tidak sedih terus menerus dengan mengajaknya bermain bersama. 70 Peserta didik lain menambahkan, di rumah saya punya adik, kalau adik menangis saya juga menghiburnya dan mengajaknya bermain. Mungkin dia kesepian kak, jadi saya ajak bermain biar gak nangis lagi. 71 Peneliti kemudian melakukan wawancara kepada peserta didik kembar yang memiliki masalah yaitu selalu ingin ditunggu ibunya ketika bersekolah sampai mereka pulang. Kedua peserta didik tersebut sudah menjadi pribadi yang mandiri,percaya diri dan berani melalui motivasi dan dukungan yang selalu diberikan oleh guru dan kepala sekolah SDI Muhamadiyah, sebagaimana yang ia sampaikan aku udah gak takut lagi kalau ibu meninggalkan aku dan adik di sekolah, kita punya banyak teman yang bisa nemenin kita bermain. Dulu adik yang sering ngambek tapi sekarang gak lagi. 72 Pernyataan yang tidak jauh berbeda di sampaikan oleh saudara kembarnya, gak apa-apa kalau ibu pulang ke rumah. Kata bu guru anak yang baik tidak membuat ibunya 70 Wawancara dengan Aliyah, 30 Maret 2017, Pukul WIB 71 Wawancara dengan Aisyah, 30 Maret WIB 72 Wawancara dengan Nanda, 28 April 2017, Pukul WIB

42 120 sedih. Aku sama kakak punya banyak teman di sekolah. Bu guru juga baik sama kita. Jadi gak usah takut ke sekolah. 73 Berdasarkan hasil wawancara di atas, langkah SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek emosional peserta didik mampu menciptakan pribadi yang peka dan tahu apa yang seharusnya mereka lakukan ketika mereka menemukan masalah. Meskipun menemukan kendala dalam membimbing peserta didik, guru di lembaga sekolah ini tidak terlihat kehilangan semangat demi terwujudnya tujuan pendidikan sekolah. d) Pengembangan Aspek Sosial Beberapa langkah yang dilakukan oleh SDI Muhamadiyah dalam mengembangkan aspek sosial peserta didik melalui kegiatan diskusi kelompok mampu menciptakan perubahan dalam diri peserta didik, sebagaimana yang diungkapkan oleh guru kelas Dengan membiasakan peserta didik berdiskusi dengan kelompok, hasilnya peserta didik yang tadinya tidak aktif di kelas menjadi aktif. Berdiskusi akan mendorong mereka untuk saling bertukar pendapat, bermusyawarah sampai menemukan hasil akhir yang mereka cari. Kami sebagai guru membimbing mereka dalam kegiatan ini, dari sini siswa menjadi saling menghargai pendapat satu sama lain. Belajar bagaimana untuk bermusyawarah 73 Wawancara dengan Nindi, 28 April 2017, Pukul WIB

43 121 dalam kelompok yang nantinya akan tetap mereka jumpai dalam bermasyarakat. 74 Pada kesempatan lain, guru kelas menambahkan Kelompok diskusi kami ubah-ubah untuk menghindari kecenderungan siswa berteman dengan satu teman saja. Jadi hasilnya ya anak-anak berteman dengan siapa saja. Mampu beradaptasi dengan orang lain, belajar untuk saling mengerti meskipun kadang masih ada perbedaan pendapat tapi itu wajar. 75 Memlibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan rasa peduli pada mereka mampu menciptakan beberapa perubahan dalam diri peserta didik. Pernyataan di atas terbukti dari partisipasi peserta didik dalam mengikuti ekstrakurikuler. Komunikasi antara peserta didik dengan temannya dan peserta didik dengan gurunya terlihat tidak ada masalah. Semua peserta didik mampu beradaptasi dengan baik. Sebagaimana penjelasan pembina pramuka, Ketika mengikuti ekstrakurikuler siswa tidak hanya bertemu dengan teman sekelasnya saja, tapi mereka juga bertemu dengan teman lain kelas. Ada sedikit kecanggungan di antara mereka, tapi tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka bisa beradaptasi dengan orang lain. Jadi selama ini siswa baik-baik saja dalam bergaul, karena kita juga selalu mengingatkan untuk berlaku dan berkata yang baik agar tidak terjadi perselisihan Wawancara dengan Retno Henawati, 30 April 2017, Pukul WIB 75 Wawancara dengan Anik Utami, 30 April 2017, Pukul WIB 76 Wawancara dengan Zulfa, 31 Maret 2017, Pukul WIB

44 122 penuturannya, Penjelasan di atas diperkuat oleh guru kelas, berikut Kami melihat anak-anak mampu bersosialisasi dengan baik. Tahu bagaimana bertutur kata yang sopan, bagaimana bergaul, dan menciptakan hubungan yang menyenangkan dengan temannya. Terkadang ketika melihat anak-anak berkumpul, saya tanya mengenai topik pembicaraan yang sedang mereka bahas ternyata mereka membicarakan pengalaman-pengalaman yang pernah mereka alami. Mengetahui hal ini saya memberi tahu mereka bahwa dengan bergaul mereka bisa saling bertukar pengalaman baru yang mungkin bisa menambah wawasan mereka. 77 Selanjutnya, hasil pengembangan aspek sosial terlihat dari rasa kepedulian peserta didik terhadap sesama. Setiap hari Jum at peserta didik menyisihkan uang sakunya untuk disumbangkan, sebagaimana pernyataan peserta didik, ada infaq setiap hari Jum at, uangnya nanti diberikan untuk orang yang membutuhkan. Saya dan teman-teman infaq seikhlasnya, jika ada yang lupa berinfaq kita mengingatkan. 78 e) Pengembangan Aspek Fisik Hasil dari pengembangan aspek fisik melalui kegiatan olahraga menghasilkan peserta didik yang sehat dan berprestasi, hal ini disampaikan oleh kepala sekolah 77 Wawancara dengan Anik Utami, 30 Maret 2017, Pukul WIB 78 Wawancara dengan Aliyah, 31 Maret 2017, Pukul WIB

45 123 SDI Muhamadiyah sebagai berikut, Prestasi yang pernah diraih siswa yaitu menang kejuaraan lomba voli putra sekecamatan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Alhamdulillah sekolah kami masuk 3 besar pemain terbaik. 79 Kebutuhan nutrisi dan perhatian terhadap kesehatan peserta didik mampu menghasilkan peserta didik yang sehat. Dari hasil observasi, peneliti melihat para peserta didik yang aktif bergerak. Mereka melakukan kegiatan di sekolah dengan semangat. Hal ini berkaitan dengan perkembangan motorik anak sebagaimana penjelasan guru kelas, Harapan kami memang dengan memberikan gizi yang cukup kepada setiap makanan untuk peserta didik, mereka akan sehat dan memiliki tumbuh kembang yang baik. Insyaallah kalau mereka sehat dan kami memberikan upaya untuk mengembangkan aspek fisiknya, seperti olahraga, kegiatan di kelas yang membutuhkan gerak anak akan berpengaruh kepada perkembangan motorik mereka. 80 Berbagai kegiatan di kelas yang diikuti peserta didik seperti halnya game, dan gerakan-gerakan kecil ketika bernyanyi sebagai upaya guru dalam mengembangkan aspek motorik peserta didik, mampu menumbuhkan 79 Wawancara dengan Siti Saudah, 26 April 2017, WIB 80 Wawancara dengan Anik Utami, 30 April 2017, Pukul WIB

46 124 kembali semangat mereka dalam belajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh peserta didik, Kita menjadi semangat lagi kalau guru mengajak bernyanyi dengan gerakan, kita kan bosan juga kalau duduk terus. Jadi ketika guru mengajak kita melakukan gerakan-gerakan dan bernyanyi, itu sangat menyenangkan. Teman-teman juga menyukainya, terutama anak laki-laki dan mereka paling suka pelajaran olahraga dan ekstrakurikuler yang tidak harus belajar di kelas terus. 81 Pada kesempatan yang sama peserta didik lainnya mengungkapkan, Kalau saya suka olahraga dan ekstrakurikuler seni bela diri tapak suci, karena selain menyehatkan saya memang sangat suka olahraga dan saya juga sangat tertarik dengan seni bela diri. Dengan mengikuti tapak suci saya menjadi lebih disiplin, tubuh juga tidak kaku dan saya bisa mengenal berbagai gerakan yang dapat saya gunakan untuk melindungi diri saya nanti jika saya membutuhkan. Tidak saya gunakan untuk berkelahi dengan teman kok kak. 82 f) Pengembangan Aspek Estetika Hasil dari pengembangan aspek estetika melalui kegiatan seni rupa mampu menumbuhkan rasa cinta peserta didik terhadap seni lukis dan mengembangkan daya imajinasi mereka. Melalui kegiatan ini guru dapat mengetahui peserta didik yang memiliki keunggulan di bidang menggambar yang nantinya lembaga sekolah dapat 81 Wawancara dengan Aliyah, 30 April 2017, Pukul WIB 82 Wawancara dengan Ibrahim, 30 April 2017, Pukul WIB

47 125 memberikan perhatian lebih untuk mengembangkan bakatnya. Berikut penjelasan guru kelas, Menggambar, bernyanyi, menghias kelas dan halhal lain seperti itu anak-anak sangat menyukainya. Dari kegiatan menggambar misalnya guru dapat melihat peserta didik mana yang kiranya memiliki bakat di bidang itu, kemudian nanti jika ada lomba mereka bisa ikut dan bakat mereka bisa tersalurkan dengan positif. 83 Beliau menambahkan, Selanjutnya mengajak peserta didik menggambar dan mewarnai tidak disangka ternyata membuat mereka menjadi kreatif. Mereka memiliki ide-ide yang luar biasa melalui daya imajinasi mereka. Guru memberikan tema biasanya mbak, menggambar pemandangan misalnya. Itu hasil gambarnya macam-macam, tidak hanya ada gunung dan sawah tetapi mereka memberikan gambaran lain sebagai tambahan untuk memperindah hasil karya mereka, ya meskipun mungkin tidak sebagus seperti gambarnya orang dewasa tapi dengan begini ternyata mampu mengolah daya imajinasi mereka yang dapat mereka tuangkan dalam gambar. 84 Gambar 4.11 Hasil Karya Siswa Wawancara dengan Anik Utami, 30 April 2017, Pukul WIB 84 Ibid 85 Dokumentasi, SDI Muhamadiyah 2017

48 126 Selanjutnya peserta didik mengungkapkan mengenai kecintaannya terhadap seni, Saya suka menggambar dan mewarnai, keduanya menyenangkan dan dapat menghilangkan bosan di kelas karena pelajaran-pelajaran yang susah lainnya. Saya bisa menggambar sesuai keinginan dan apa yang ada di otak saya. Selain menggambar temanteman juga suka berlatih drumband, karena kita jadi bisa bermain musik. Kalau sudah hafal notnya biasanya saya dan teman-teman mencoba untuk memainkan lagu lain Paparan Data di SDIT Al Aqsha Desa Besole Bagian ini memaparkan data mengenai: (a) langkah-langkah yang dilakukan SDIT Al Aqsha dalam mengoptimalkan pendidikan holistik dan (b) hasil optimalisasi pendidikan holistik yang dilakukan oleh SDIT Al Aqsha a) Langkah-langkah yang Dilakukan SDIT Al Aqsha dalam Mengoptimalkan Pendidikan Holistik untuk Mencapai Tujuan Institusional Sekolah Berdasarkan teori pendidikan holistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdapat enam aspek kecerdasan yang dikembangkan dalam pendidikan holistik yaitu kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, sosial, fisik dan estetika. Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami bagaimana kedua sekolah yang diteliti mengembangkan pendidikan holistik dari enam aspek tersebut. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa di 86 Wawancara dengan Ibrahim, 30 April 2017, Pukul WIB

49 127 sekolah SDIT Al Aqsha mengembangkan satu aspek lagi yaitu aspek budaya bagi peserta didik, maka aspek tersebut perlu disajikan pada bab ini. Berikut langkah-langkah yang dilakukan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi: 1) Pengembangan Aspek Intelektual Pembelajaran holistik yang dikembangkan di SDIT Al Aqsha bertujuan untuk memperoleh lulusan sesuai yang diharapkan. Tujuan pendidikan institusional sekolah selengkapnya peneliti paparkan di lampiran. Langkah awal yang dilakukan lembaga sekolah ini untuk mengembangkan aspek intelektual peserta didik yaitu menyediakan tenaga pendidik atau guru untuk memberikan ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Lembaga sekolah memberikan fasilitas berupa laptop, proyektor dan media pembelajaran lainnya untuk guru, menyediakan ruang belajar atau kelas untuk setiap rombongan belajar. Hal penting lainnya adalah fasilitas lain seperti perpustakaan juga diberikan SDIT Al Aqsha untuk seluruh peserta didik. Hasil dari observasi keberadaan fasilitas tersebut berperan penting dalam mendukung penyelenggaraan kegiatan mengajar yang efektif. Laptop dan proyektor dapat digunakan untuk guru sebagai media dalam proses pembelajaran. Ruang

50 128 kelas digunakan peserta didik untuk belajar dengan nyaman, perpustakaan yang berisi berbagai macam buku dimanfaatkan peserta didik untuk menambah wawasan pengetahuan mereka. 87 Gambar 4.12 Guru Menggunakan Proyektor dalam KBM 88 Berdasarkan hasil dokumentasi di atas, guru menggunakan media dalam proses mengajar. Penggunaan media mampu menarik minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berikut pernyataan kepala sekolah ketika ditanya mengenai tenaga pendidik atau guru di SDIT Al Aqsha, Guru di sekolah kami semua dari yayasan, tentunya kami juga memilih guru-guru yang profesional di bidangnya dan diupayakan yang terampil karena sekolah kami mengajarkan life skill kepada siswa. Guru di sini semua lulusan sarjana pendidikan begitupun untuk guru pendamping, untuk mata pelajaran tertentu ada guru bidang studi yang khusus mengajar mata pelajaran tertentu yaitu guru PAI, olahraga, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ada 87 Observasi 14 April Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

51 129 juga guru kelas lima, beliau juga guru bidang studi IPA tapi merangkap guru kelas untuk kelas lima. Jadi mata pelajaran IPA untuk kelas atas (4,5,dan 6) beliau yang mengajar, nanti ada guru lain yang mengisi kelas beliau ketika beliau mengajar di kelas lain. 89 Berkaitan usaha untuk mengembangkan kecerdasan intelektual peserta didik, pendidikan di SDIT Al Aqsha di rancang untuk membuat anak menjadi riang ketika proses pembelajaran di sekolah. Selain itu peserta didik tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga belajar di luar kelas, di tempat umum dan lingkungan sekitar. Materi pelajaran yang selama ini abstrak di awang-awang dijadikan konkret dan relevan dengan kehidupan seharihari. Di sekolah ini siswa belajar kecakapan hidup (life skill) secara utuh. Sebagaimana penjelasan kepala sekolah mengenai pendidikan di SDIT Al Aqsha, Ada beberapa program khusus yang kami jalankan untuk mengembangkan pengetahuan siswa agar materi pelajaran menjadi konkret bagi siswa karena menurut kami jika siswa belajar secara langsung di lapangan materi akan lebih tertanam pada ingatan mereka. Misalnya, kami ajak mereka pergi ke pasar, PLTA, Puskesmas dan Balai Desa. Program lainnya adalah mabit yang dilaksanakan dua bulan sekali, dimana salah satu kegiatannya adalah penambahan materi pelajaran pada siswa, dan mengambil satu hari dalam seminggu khusus untuk life skill Wawancara dengan Edi Supriyoko, 14 April 2017, Pukul WIB 90 Ibid

52 130 Berdasarkan hasil observasi, untuk mengembangkan aspek intelektual guru selalu memberi keleluasaan bagi peserta didik untuk merencanakan cara menemukan jawaban dari sebuah masalah atau pertanyaan, selanjutnya membimbing peserta didik merefleksikan temuan sementara dan mengajak mereka mengolah berbagai informasi lebih jelas. Hal ini bertujuan untuk mengasah kemampuan berfikir peserta didik. 91 Lebih detailnya peneliti bertanya kepada guru kelas mengenai kegiatan belajar mengajar di kelas. Beliau menjelaskan sebagai berikut, Kami tidak langsung memberikan atau menerangkan materi kepada siswa. Sebelumnya kami memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing mereka mengenai materi yang akan dibahas untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mereka, kadang jika memerlukan contoh benda yang konkret kami akan menyembunyikannya lalu meminta siswa untuk menebak benda apa yang dibawa guru dengan menunjukkan ciri-cirinya. Ada lagunya seperti yang mbak lihat tadi, itu agar menarik perhatian siswa. Ketika ada anak yang maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan, kami memberikan satu bintang untuk kelompoknya. Dimana nanti yang mendapatkan bintang paling banyak yang berkesempatan untuk istirahat lebih dulu atau pulang lebih dulu. 92 Selanjutnya hasil observasi mengungkapkan bahwa guru menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas, dimana 91 Observasi, 13 April Wawancara dengan Suliah, 11 April 2017, Pukul WIB

53 131 guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok kecil. SDIT Al Aqsha menyadari kemampuan peserta didik yang berbeda-beda dalam aspek intelektual, oleh karena itu dengan bekerja kelompok peserta didik dengan kemampuan lebih tinggi berpotensi mengembangkan kemampuannya dan mengajari rekan kelompoknya yang memiliki kemampuan kurang. Peserta didik bekerja melalui penugasan sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan menyelesaikan. Gambar 4.13 Siswa Bekerja Kelompok 93 Pembelajaran kooperatif peneliti abadikan dalam dokumentasi di atas. Pada kegiatan tersebut peserta didik saling bertukar pikiran dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan. Berhubungan dengan kegiatan di atas berikut pernyataan guru kelas, 93 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

54 132 Untuk penerapan pembelajaran kooperatif, kami terapkan untuk kelas bawah. Kelas satu sampai kelas tiga kami kondisikan untuk duduk berkelompok. Sedangkan kelas atas biasanya menyesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Dengan bekerja kelompok siswa didorong untuk berfikir aktif dalam menyelesaikan masalah atau tugas yang guru berikan. Saling berpendapat dengan pengetahuan yang dimiliki masing-masing siswa. Dari situ siswa dapat saling bertukar pikiran dan menambah pengetahuan atau informasi dari teman kerjanya. 94 Langkah lain yang dilakukan oleh SDIT Al Aqsha dalam mengembangkan aspek intelektual peserta didik adalah adanya guru pendamping bagi peserta didik kelas bawah. Guru pendamping ini membantu anak dalam banyak hal yaitu fokus pada pembelajaran, mengendalikan perilakunya dan berpartisipasi dalam kelas. Guru pendamping juga sangat bermanfaat bagi peserta didik yang membutuhkan perhatian khusus, dalam arti peserta didik yang memerlukan bimbingan dalam memahami materi dan tugas yang diberikan guru, berikut pernyataan guru pendamping, Kami membantu guru kelas dalam mengelola kelas mbak, selain itu kami juga membantu siswa yang kurang mengerti dalam pelajaran, jadi kami melakukan pendekatan kepada mereka kemudian menjelaskan kepada mereka lebih gamblang. Hal ini kami lakukan juga agar siswa yang memiliki kemampuan kurang dari teman-temannya tidak mengalami ketertinggalan sehingga mereka 94 Wawancara dengan Ratna Wulandari, 11 April 2017, Pukul WIB

55 133 mendapat kesempatan untuk meningkatkan aspek intelektual mereka. 95 Usaha dalam mengembangkan kecerdasan intelektual pada peserta didik di SDIT Al Aqsha tidak terlepas dari berbagai hambatan atau kesulitan. Beragam tingkat kecerdasan yang dimiliki peserta didik salah satunya. Peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan yang kurang, membutuhkan perhatian lebih dalam menerima materi yang diberikan dan konsentrasi peserta didik yang sering berubah-ubah karena bosan. Solusi untuk mengatasi kendala di atas selain memberikan guru pendamping pada kelas bawah, pada kegiatan belajar mengajar guru mengajak siswa untuk menyuarakan jargon untuk mengembalikan semangat peserta didik, sebagaimana yang disampaikan oleh guru kelas, Kami sering mengajak siswa untuk menyuarakan jargon ketika siswa sudah mulai terlihat bosan dan tidak tertarik lagi dengan pembelajaran agar mereka semangat lagi dan kembali konsentrasi, kegiatan ini lebih sering dilakukan di kelas bawah, sedangkan untuk kelas atas kami gunakan media agar anak lebih menarik minat belajar siswa atau mengajak belajar di luar kelas. Melagukan beberapa kosa kata bahasa asing juga kami lakukan untuk mempermudah siswa dalam mengingat Wawancara dengan Fiana, 11 April 2017, Pukul WIB 96 Wawancara dengan Suliah, 13 April 2017, Pukul WIB

56 134 2) Pengembangan Aspek Spiritual SDIT Al Aqsha merupakan sekolah yang melaksanakan pembelajaran berdasarkan nilai-nilai keislaman. Lembaga sekolah ini menempatkan aspek keagamaan lebih banyak di dalam pembelajaran peserta didik namun tidak mengesampingkan pelajaran umum lainnya. Peneliti mengamati bahwa kegiatan pembelajaran di SDIT Al Aqsha sangat kental dengan nuansa islami, mulai dari awal sampai akhir pelajaran. Peserta didik benar-benar dibimbing dalam lingkungan yang religius. Hal ini terlihat dari semua kegiatan yang berlandaskan ajaran Islam guna untuk meningkatkan aspek spiritual peserta didik sesuai dengan misi lembaga sekolah yaitu menjadi sekolah Islam percontohan. Guru juga mengajak peserta didik dengan pembiasaan beribadah melalui sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah, berdoa dan zikir, baca tulis dan menghafal Al Qur an serta infaq Jum at. Kegiatan dimulai pukul 07.00, dengan mengajak peserta didik untuk sholat dhuha terlebih dahulu di masjid sekolah. Guru menunjuk peserta didik laki-laki kelas atas bergantian menjadi imam dalam shalat berjamaah setiap harinya. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik adalah menghafal asmaul husna, menghafal surat-surat pendek,

57 135 menghafal nama-nama malaikat dan rosul, mengaji, serta menghafal Al Qur an. Kegiatan ini dilakukan sampai pukul Bagi kelas atas guru memisahkan peserta didik laki-laki dan perempuan. Berikut penjelasan kepala sekolah, Sebelum memulai pelajaran di kelas, pagi hari kami memiliki kebiasaan yang kami terapkan kepada siswa. Hal ini guna mengembangkan aspek spiritual siswa, kegiatan diawali dengan sholat dhuha berjamaah. Lalu untuk untuk kelas satu, dua, tiga biasanya diberikan materi yang ringan seperti menghafal asmaul husna, menghafal surat pendek, menghafal nama-nama malaikat dan rosul, mengaji juga. Sedangkan untuk kelas atas membaca Al Qur an dan menghafal Al Qur an. Untuk kelas atas kegiatan mengaji kami mulai pisah mbak yang laki-laki dan perempuan. 97 Berdasarkan observasi, kegiatan di atas ada yang dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Pernyataan tersebut diperkuat oleh penjelasan guru kelas, Kegiatan ini kami sebut dengan kegiatan mengaji mbak, meskipun kegiatannya macam-macam ada yang menghafal surat-surta pendek, menghafal asmaul husna, nama-nama malaikat dan sebagainya. Untuk anak-anak kelas bawah yang paling penting kami mengenalkan mereka tentang Tuhan mereka, untuk selalu berdoa dan selalu berbuat baik karena meskipun kita tidak bisa melihat Allah tetapi Allah bisa melihat kita dimanapun dan kapanpun. Kegiatan ada yang dilakukan di dalam kelas, ada yang dilakukan di luar kelas agar siswa tidak terlalu lama di dalam kelas, karena akan menyebabkan kejenuhan, selain itu mereka pulangnya juga jam dua. Jadi ini dilakukan untuk mengurangi kejenuhan siswa Wawancara dengan Edi Supriyoko, 14 April 2017, Pukul WIB 98 Wawancara dengan Al Umayasha, 11 April 2017, Pukul WIB

58 136 Gambar 4.14 Kegiatan Mengaji 99 Sesuai dengan misi lembaga sekolah ini yaitu menjadi sekolah Islam percontohan dan berkaitan dengan pengembangan aspek spiritual, SDIT Al Aqsha memiliki program menarik yang ditujukan bagi peserta didik kelas atas (4, 5 dan 6). Program tersebut adalah karantina dan mabit. Program ini mewajibkan peserta didik untuk menginap di sekolah dan mengikuti serangkaian kegiatan untuk mengembangkan aspek spiritual mereka. Pernyataan di atas diperkuat oleh penjelasan kepala sekolah mengenai program yang dijalankan oleh SDIT Al Aqsha, Sekolah kami ada program yang diselenggarakan di luar jam sekolah. Program tersebut adalah program anak menginap. Ada dua macam, yaitu karantina dan mabid. Karantina dilaksanakan seminggu sekali setiap hari jum at sampai sabtu sore, kemudian untuk mabid dilaksanakan setiap dua bulan sekali. Karantina di khususkan untuk anak-anak menghafal Al Qur an, bagi siswa kelas 4,5 dan 6 yang lancar membaca Al Qur an 99 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha, 2017

59 137 disarankan untuk mengikuti program ini. Sedangkan ketika mabid ada beberapa kegiatan yang dilakukan, selain mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah, siswa juga mendapatkan penambahan materi, penayangan film motivasi, dan bimbingan membaca Al Qur an yang benar dan lancar. 100 Gambar 4.15 Kegiatan Menghafal Al Qur an 101 Kegiatan menghafal Al Qur an pada gambar di atas dilakukan di masjid sekolah dengan didampingi oleh guru yang khusus untuk membimbing mereka dalam menghafal Al Quran. Sesuai dengan prinsip pendidikan holistik yang memperkokoh spiritual sebagai inti hidup dan pusat pendidikan, karantina dan mabit merupakan langkah yang bagus dilakukan oleh SDI Al Aqsha dalam mencapai tujuan pendidikan sekolah sesuai dengan prinsip pendidikan holistik yang berpusat pada Tuhan. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada peserta didik untuk menanyakan sudah sejauh mana mereka 100 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 14 April 2017, Pukul WIB 101 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

60 138 menghafal Al Qur an. Tingkatan tertinggi peserta didik dalam menghafal Al Qur an ada yang sudah sampai juz 13, sebagaimana yang disampaikan peserta karantina hafalannya sudah ada yang sampai juz 13, yang paling jauh tingkat hafalannya itu mbak. Tapi yang masih juz 2 juga ada. 102 Guru tidak memberikan target tertentu kepada peserta didik dalam menghafal Al Qur an, namun guru selalu memotivasi mereka untuk giat berlatih. Berikut penjelasan guru pembimbing, Berbeda dengan mabid, kegiatan karantina rutin dilaksanakan seminggu sekali agar anak-anak cepat menghafal Al Qur an. Saya dan guru pembimbing lainnya tidak memberikan target kepada siswa harus sejauh mana mereka menghafalnya, yang penting mereka rutin berlatih dan mengikuti karantina setiap minggunya. Tidak ada metode khusus atau semacamnya tetapi kami menganjurkan siswa untuk memakai Al Qur an yang ada terjemahannya agar mereka juga mempelajari kandungan dari surat yang mereka baca dan hafalkan, jadi tidak semata-mata hafal saja. Mengenai mabid, guru pembimbingnya sama dengan karantina tetapi guru lainnya juga membantu karena tidak hanya satu kegiatan saja yang kami lakukan. 103 Selain karantina dan mabid, dalam mengembangkan aspek spiritual peserta didik guru di SDIT Al Aqsha membiasakan mereka untuk selalu berdoa sebelum menjalankan aktivitas. Seperti berdoa sebelum belajar, berdoa sebelum makan dan berdoa ketika akan berpergian. Pernyataan 102 Wawancara dengan Dea, 15 April 2017, Pukul WIB 103 Wawancara dengan Arina, 15 April 2017, Pukul WIB

61 139 yang sama disampaikan oleh peserta didik bahwa, Sebelum belajar kita berdoa bersama-sama dipimpin ketua kelas, sebelum makan juga berdoa bersama-sama, yang mimpin doa gantian 104 Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan aspek spiritual adalah mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti kegiatan ataupun pembiasaan beribadah sehingga guru melakukan pendekatan dengan memberi teguran halus, sebagaimana yang disampaikan oleh guru SDIT Al Aqsha bahwa, kami memberikan teguran halus kepada anak-anak yang tidak segera melaksanakan ibadah dan tidak mematuhi tata tertib, mengingatkan dan menyuruh mereka untuk bergegas agar mereka terbiasa dan mempraktikannya di rumah ) Pengembangan Aspek Emosional Terdapat beberapa langkah yang ditempuh oleh SDIT Al Aqsha dalam mengembangkan aspek emosional peserta didik untuk mencapai salah satu karakter dalam tujuan pendidikan sekolah yaitu membina peserta didik menjadi pribadi yang matang, tujuan pendidikan sekolah selengkapnya peneliti paparkan pada lampiran. 104 Wawancara dengan Rizky, 15 April 2017, Pukul WIB 105 Wawancara dengan Al Umayasha, 11 April 2017, Pukul WIB

62 140 SDI Al Aqsha beranggapan bahwa kecerdasan emosional penting untuk ditanamkan sejak dini sebagai pondasi dasar dalam kehidupan seseorang di masa depan. Sebagaimana penjelasan kepala sekolah, Sekolah kami tidak hanya mementingkan aspek intelektual dan spiritual saja meskipun sudah jelas itu juga menjadi tujuan pendidikan di sekolah kami membina siswa menjadi cerdas pengetahuan dan berjiwa Qurani. Tetapi untuk menciptakan pribadi yang matang dan mandiri, kami juga mengembangkan kecerdasan emosional mereka. Dengan harapan hasil dari pengembangan kecerdasan emosional selama sekolah di sini menjadi landasan dalam kehidupan mereka nantinya. 106 Langkah yang dilakukan SDIT Al Aqsha dalam mengembangkan aspek emosional peserta didik bertujuan untuk menjadikan mereka pribadi yang matang. Salah satu diantaranya yaitu dengan cara mengajarkan pada mereka untuk bisa menempatkan diri dimanapun mereka berada dan memahami emosi diri serta orang lain. Hasil observasi mengungkapkan bahwa guru selalu mengingatkan peserta didik untuk berperilaku sopan dan santun kepada orang lain terutama orang yang lebih tua. Menanamkan sikap rendah hati kepada mereka agar mereka tidak menjadi pribadi yang merasa paling tahu, paling benar dan paling hebat Wawancara dengan Edi Supriyoko, 15 April 2017, Pukul WIB 107 Observasi,11 April 2017

63 141 Upaya lain yang dilakukan SDIT Al Aqsha adalah mengajarkan peserta didik untuk memikirikan segala sesuatu sebelum mereka bertindak dan berbicara. Hal ini diharapkan agar peserta didik tidak melakukan hal yang kurang baik dan berdampak bagi dirinya sendiri maupun orang lain. 108 Selanjutnya peneliti melihat cara guru mendidik peserta didik dengan penuh kasih sayang. Hal yang menarik pada pada lembaga sekolah ini setiap peserta didik yang melakukan kesalahan tidak lantas diberikan hukuman. Namun guru hanya menegur dengan halus bahkan memberikan solusi dan bantuan dari masalah yang mereka hadapi, hal ini bukan berarti memanjakan peserta didik sebagaimana yang disampaikan oleh guru kelas, Mungkin kita sering menganggap anak-anak sebatas anak-kecil yang entah bagaimana kadang kita meremehkan mereka. Tetapi meskipun mereka masih anak-anak, otak mereka akan merekam semua yang dilihat dan didengar di lingkungan sekitar mereka. Nah, karena mereka lebih lama menghabiskan waktu di lingkungan sekolah sebisa mungkin kami menciptakan lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik Insyaallah akan berpengaruh pada siswa. Kelembutan dan kasih sayang bapak ibu kepada anak-anak tidak diartikan memanjakan mereka melainkan kami percaya dengan melakukan pendekatan penuh kelembutan hati kepada siswa akan menciptakan hati yang lembut juga pada diri mereka. Selain itu mereka akan lebih merasa nyaman di sekolah Wawancara dengan Edi Supriyoko, 15 April 2017, Pukul WIB 109 Wawancara dengan Al Umayasha, 11 April 2017, Pukul WIB

64 142 Gambar 4.16 Guru Mengingatkan Siswa untuk Tertib Antri 110 Hasil dokumentasi di atas guru sedang mengingatkan peserta didik untuk tidak berebutan dalam mendapatkan makan siang dengan memberikan solusi untuk tertib antri dan bersabar. Dengan mengajarkan hal tersebut kepada peserta didik diharapkan peserta didik mampu bertransformasi menjadi pribadi yang lebih sabar dan bermanfaat dalam kehidupan mereka sekarang maupun mendatang. Langkah lain yang dilakukan SDIT Al Aqsha adalah menanamkan empati kepada peserta didik. Langkah ini ditempuh dengan cara mengajak peserta didik untuk lebih peka terhadap lingkungan dan perasaan orang lain. Guru mengajarkan kepada peserta didik untuk saling menghargai sesama, mencintai lingkungan, saling tolong menolong dan merasakan kesedihan orang lain. 110 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

65 143 Kegiatan yang dilakukan untuk menumbuhkan empati kepada peserta didik adalah melaksanakan kegiatan bakti sosial dan go green. Hal ini disampaikan oleh kepala sekolah bahwa bakti sosial dan bersih lingkungan kami adakan 3 bulan sekali untuk mengajarkan siswa berbagi dan peduli terhadap lingkungan sekitar. 111 Pengembangan aspek emosional sejalan dengan pendidikan holistik yaitu memungkinkan pendidik berpartisipasi dalam masyarakat. Kendala yang dihadapi guru dalam mengembangkan aspek emosional pada peserta didik adalah diperlukannya kesabaran ekstra tinggi. Ketika guru menemukan peserta didik bertengkar, dan suka mengganggu temannya, guru menegur, memperingatkan untuk tidak melakukannya lagi dan saling meminta maaf. Selain itu guru akan mencatat nama peserta didik yang mengganggu selama proses pelajar, langkah ini dilakukan guru sebagai bentuk peringatan agar peserta didik tidak melakukan kesalahan. Sebagaimana yang disampaikan guru kelas, biasa mbak masih anak-anak, pasti ada saja masalah. Tapi bagaimana kita menyikapinya saja. Biasanya kami berikan teguran dan peringatan anak-anak sudah bisa dikendalikan Wawancara dengan Edi Supriyoko, 15 April 2017, Pukul WIB 112 Wawancara dengan Al Umayasha, 11 April 2017, Pukul WIB

66 144 4) Pengembangan Aspek Sosial Kegiatan di SDIT Al Aqsha untuk mengembangkan aspek sosial salah satunya ialah mewajibkan seluruh peserta didik untuk mengikuti ekstrakurikuler. Lembaga sekolah ini memiliki beberapa ekstrakurikuler yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Ekstrakurikuler yang ada di lembaga sekolah ini antara lain adalah pramuka, karate, rebana, memanah, qiroat dan drumband. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Sabtu kecuali ekstrakurikuler karate yang dilaksanakan setiap hari Jum at sepulang sekolah. Ekstrakurikuler diikuti oleh seluruh peserta didik di SDIT Al Aqsha.. Berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler, kepala sekolah menjelaskan, Sebenarnya tidak semua peserta didik kami wajibkan untuk mengikuti setiap ekstrakurikuler yang ada tetapi kami menyarankan mereka untuk mencoba mengikuti ekstrakurikuler yang ada agar mereka dapat mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Selain itu dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa akan berinteraksi dengan orang lain dan belajar untuk bersosialisasi yang baik dengan semua teman di sekolahnya. Untuk guru ekstrakurikuler kami mengundang guru dari luar khusus pelatih karate, rebana dan qiroat. 113 Lembaga sekolah ini mengajak peserta didik untuk membina persahabatan yang baik dengan siapa saja. Dengan 113 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 15 April 2017, Pukul WIB

67 145 guru memberikan contoh dalam menyamakan setiap peserta didiknya diharapkan peserta didik juga tidak pemilih dalam menjalin keakraban dengan teman-temannya di sekolah. Selain ekstrakurikuler yang dapat diikuti peserta didik di sekolah kegiatan ekstrakurikuler yang menarik pada lembaga sekolah ini yaitu menekankan pada kegiatan sosial berupa program rasa tolong menolong yang dilakukan oleh partisipasi peserta didik dengan masyarakat. SDI Al Aqsha sering mengadakan bakti sosial, dan bersih lingkungan di desa. Usaha lain yang dilakukan oleh guru adalah memahami keragaman peserta didiknya, sebagaimana penjelasan guru kelas, Adanya keragaman siswa ini kita sebagai guru tidak boleh lepas perhatian. Jika ada anak yang terlalu pendiam dan tidak bergaul atau bermain dengan temantemannya kita selalu melakukan pendekatan. Kita tanya apa yang menyebabkan dia tidak bergaul bersama teman-teman yang lainnya. Jika misal itu dikarenakan malu, kita harus menumbuhkan rasa percaya dirinya terlebih dahulu, kita berikan gambaran yang menyenangkan ketika seseorang menjalin persahabatan jadi mereka terdorong untuk mau bersosialisasi dengan orang lain. 114 Pengembangan aspek sosial peserta didik di SDIT Al Aqsha tidak hanya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain saja 114 Wawancara dengan Pipit, 15 April 2017, Pukul WIB

68 146 melainkan lembaga sekolah ini mengajak peserta didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan sosial. 115 SDIT Al Aqsha memiliki kegiatan bermanfaat dalam mengembangkan aspek sosial peserta didik. Kegiatan tersebut adalah Bakti Sosial yang diselenggarakan setiap tiga bulan sekali. Berikut penjelasan kepala sekolah, Kegiatan bakti sosial selain bertujuan untuk mengajak siswa terlibat langsung dalam kegiatan sosial, juga bertujuan untuk mengajarkan siswa berbagi. Kegiatan ini dilakukan tiga bulan sekali. Kami sering mengambil hari sabtu, karena hari sabtu khusus untuk life skill tidak ada proses pembelajaran di kelas. Kegiatan ini kami gilir, maksudnya tidak semua anak ikut semua. Misalkan untuk kesempatan kali ini khusus kelas satu, dua dan tiga maka kesempatan berikutnya untuk kelas empat, lima dan enam. 116 Berkaitan dengan kegiatan bakti sosial berikut penuturan guru kelas ketika ditanya mengenai bentuk sumbangan dan rangkaian acara, Untuk kegiatan bakti sosial sehari sebelumnya siswa diminta seikhlasnya membawa sembako dari rumah, seperti mie instan, gula, dan minyak goreng, terserah mereka mbak. Kemudian kami mengumpulkan hasil dari wajib infaq Jum at, hasil dari infaqnya anak-anak itu kami belikan sembako untuk menambah sembako yang siswa sudah bawa dari rumah untuk kami sumbangkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan ini juga untuk meningkatkan aspek spiritual mereka, mengajarkan mereka bahwa dengan beramal Allah akan menambah pahala kita Observasi, 15 April Wawancara dengan Edi Supriyoko, 15 April 2017, Pukul WIB 117 Wawancara dengan Pipit, 15 April 2017, Pukul WIB

69 147 Beliau menambahkan, Sumbangan yang akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan akan diberikan oleh siswa sendiri. Jadi mereka belajar untuk terlibat dalam kegiatan sosial. Rangkaian acaranya ya mendatangi tempat tinggal penduduk yang sudah kami data dan benarbenar membutuhkan, kemudian kami meminta siswa bergantian memberikan sembako. Masih dalam lingkup desa Besole saja kok. 118 Gambar 4.17 Kegiatan Bakti Sosial 119 Selain kegiatan di atas hasil dari observasi mengemukakan bahwa dalam pengembangan aspek sosial tidak terlepas dari keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti, guru berusaha menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan kecerdasan emosi dan sosial yaitu dengan menciptakan iklim yang demokratis, nyaman, tidak tegang, suasana gembira serta pembelajaran berbasis kelompok. 118 Wawancara dengan Pipit, 15 April 2017, Pukul WIB 119 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

70 148 Gambar 4.18 Guru Mengajak Siswa Bernyanyi 120 Berdasarkan dokumentasi di atas guru mengajak peserta didik untuk ikut serta dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan yaitu dengan bernyanyi bersama. Hasil observasi mengungkapkan guru tidak menemukan hambatan yang serius dalam mengembangkan aspek sosial peserta didik. Hanya saja pada saat kegiatan bakti sosial, guru harus selalu memperhatikan dan mengatur peserta didik agar mengikuti kegiatan sesuai instruksi dari guru dan tidak meninggalkan rombongan. Guru meminta peserta didik untuk jalan bergandengan dua-dua, guru memilihkan gandengan peserta didik berdasarkan postur tubuh mereka. Peserta didik yang memiliki postur tubuh kecil harus bergandengan dengan peserta didik yang memiliki postur tubuh lebih besar atau tinggi darinya Dokumentasi, SDIT Al Aqsha Observasi, di Kawasan Pesisir Pantai Sidem, 13 Mei 2017

71 149 5) Pengembangan Aspek Fisik Kepala sekolah menyebutkan bahwa ada beberapa upaya untuk mengembangkan kemampuan fisik siswa diantaranya melalui kegiatan senam pagi yang dilakukan semua warga sekolah setiap hari Jum at. Pengembangan fisik lainnya melalui mata pelajaran olahraga dan kegiatan ekstrakurikuler serta life skill untuk mengasah kemampuan motorik yang sangat menarik keinginan peserta didik dalam mengikutinya. Berhubungan dengan upaya pengembangan fisik peserta didik, peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah. Berikut penjelasan beliau, Perkembangan fisik merupakan salah satu aspek perkembangan peserta didik yang penting untuk diperhatikan apalagi masih dalam masa pertumbuhan. Pengembangan aspek fisik pada anak kami lakukan dengan cara senam pagi seminggu sekali, mata pelajaran olahraga juga seminggu sekali rutin dilaksanakan. Selain untuk menjaga kesehatan dan kebugaran peserta didik, pengembangan aspek fisik berperan penting dalam meningkatkan keterampilan motorik siswa melalui kegiatan life skill setiap hari sabtu. 122 Berkaitan dengan ekstrakurikuler, beliau menambahkan Ada beberapa ekstrakurikuler yang dapat diikuti peserta didik untuk mengembangkan aspek fisiknya diantaranya karate, pramuka dan memanah. Tapi untuk memanah semantara off mbak karena pelatihnya pindah tempat. Kegiatan ekstrakurikuler dan life skill ini dilaksanakan setiap hari sabtu, khusus hari sabtu kami memberikan keleluasaan bagi siswa untuk mengembangkan minat, potensi dan mengajarkan 122 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 18 April 2017, Pukul WIB

72 150 beberapa keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan karate dilaksanakan setiap hari Jum at sepulang sekolah setelah sholat Jum at oleh guru dari luar yaitu Pak Fatur. 123 Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru olahraga di SDIT Al Aqsha mengenai kegiatan olahraga. Berikut penjelasan beliau, Kegiatan olahraga pertama yang kami lakukan adalah pemanasan bersama-sama, kemudian siswa saya bagi menjadi dua yang putra bermain sepak bola sedangkan yang putri saya ajak kegiatan olahraga yang lain. Tidak pasti olahraga apa yang kami lakukan tiap minggunya agar anak tidak bosan dan bisa mencoba berbagai jenis olahraga. 124 Gambar 4.19 Siswa Olahraga 125 Upaya untuk mengoptimalkan potensi dalam aspek fisik peneliti buktikan pada dokumentasi di atas. Setelah melakukan pemanasan guru mengajak peserta didik perempuan untuk berpisah dengan peserta didik laki-laki. Guru membimbing peserta didik perempuan terlebih dahulu selanjutnya hal yang sama juga diberikan kepada peserta didik 123 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 18 April 2017, Pukul WIB 124 Wawancara dengan Rudi, 14 April 2017, Pukul WIB 125 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

73 151 laki-laki. Pemisahan ini dilakukan agar guru lebih mengetahui sejauh mana potensi peserta didiknya jika diamati berdasarkan perbedaan gender yang akan bermanfaat ketika ada perlombaan di bidang olahraga. 126 Selanjutnya berkaitan dengan pengembangan aspek motorik peneliti melakukan wawancara dengan pembina pramuka. Berikut penjelasan beliau mengenai kegiatan ekstrakurikuler, Setiap sabtu pagi setelah siswa sholat dhuha, kami memulai kegiatan ektrakurikuler. Untuk kelas satu, dua, dan tiga ekstrakurikuler pramuka dibina oleh guru kelas masing-masing. Sedangkan untuk kelas 4, 5, dan 6 kegiatan pramuka dibina oleh saya, pak Ahmad dan Bu Fiana. Kegiatan yang diberikan untuk kelas bawah biasanya yang mudah dulu seperti belajar tali temali, dan menghafal sandi. Untuk kelas atas kegiatan yang dapat dilakukan yaitu mengajarkan mereka cara membuat gapura dan tempat jemuran dari tongkat dan tali, membuat tandu, dan belajar mendirikan tenda. Jika kegiatan dari minggu sebelumnya belum selesai, kita teruskan minggu depan sampai apa yang menjadi tujuan kita terselesaikan karena berbagai kegiatan yang mereka ikuti di ekstrakurikuler pramuka dapat mengasah kemampuan motorik dan bertujuan untuk melatih siswa lebih terampil, bisa jadi dari apa yang mereka pelajari berguna di kehidupan mereka mendatang. 127 Hasil dokumentasi di bawah ini merupakan kegiatan peserta didik dalam ekstrakurikuler pramuka. Peserta didik berlatih untuk membuat gapura dari tongkat dan tali yang 126 Observasi, 18 April Wawancara dengan Andik, 22 April 2017, Pukul WIB

74 152 merupakan langkah SDI Al Aqsha dalam mengembangkan aspek motorik dan keterampilan mereka. Gambar 4.20 Siswa Berkerja Kelompok Membuat Gapura 128 Kegiatan lain untuk mengembangkan motorik peserta didik adalah kegiatan life skill dimana peserta didik diajarkan untuk memasak dan membuat hand craft. Bagi kelas atas kegiatan ini dilakukan setelah peserta didik mengikuti ekstrakurikuler pramuka lebih tepatnya pukul WIB, sedangkan bagi kelas bawah kegiatan ini dilakukan lebih awal pukul WIB atau sampai mereka pulang sekolah. Berdasarkan observasi peneliti, kegiatan life skill yang dilkakukan peserta didik berbeda-beda. Ada yang memasak, membuat gantungan kunci dan kerajinan tangan lainnya. Setiap kelas dibimbing oleh guru kelasnya masing-masing seperti pada dokumentasi berikut ini, 128 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

75 153 Gambar 4.21 Kegiatan Life Skill 129 Guru membimbing peserta didik untuk membuat kerajinan tangan bunga dari sedotan plastik. Peserta didik terlihat antusias, gurupun juga telaten dalam mengajarkan mereka. Pada kelas satu peneliti melihat guru mengajarkan peserta didik membuat makanan tradisional yaitu klepon. Peserta didik perempuan maupun laki-laki mengikuti kegiatan ini bersama-sama dan memperhatikan arahan guru. Lebih detail mengenai kegiatan di atas peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas, Ini anak-anak lagi membuat klepon mbak. Jadi mereka sekelas iuran seribu lalu uang yang terkumpul dibelikan guru bahan-bahan yang dibutuhkan. Kalau jenis makanan yang dimasak macam-macam, biasanya saya menanyakan kepada anak-anak mau masak apa atau bikin apa. Ini kebetulan lagi bikin klepon, makanan lain seperti sempol, sandwich, kolak juga pernah dipraktikan anak-anak. Mengenai kendala, mengkondisikan mereka saja kadang yang kualahan. Suka kesana-kesini, kadang sudah punya bahan masih 129 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha, 2017

76 154 ngrecokin temennya, tapi seru kok. Semua ikut berpartisipasi. 130 Selanjutnya peneliti juga melakukan observasi di kelas berbeda yang sedang belajar membuat handcraft Anak-anak lagi bikin bunga dari sedotan, bahannya kita iuran kemudian saya yang bertugas membelikan bahan. Karena kita membutuhkan gunting dan tiap anak harus punya satu jadi sehari sebelumnya saya meminta mereka untuk membawa gunting untuk kegiatan ini. Jenis kerajinan tangan apa yang kita buat juga tergantung dari permintaan anak-anak. Guru di sini jadi fasilitator, sepenuhnya kegiatan dilakukan aktif oleh siswa. Kendala yang dihadapi dari siswa biasanya ketelatenan mereka masih kurang, jadi tugas guru memberi motivasi, mengajarkan mereka dengan ketelatenan juga. 131 Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas lainnya yang melakukan kegiatan life skill di kelasnya. Beliau mengungkapkan kesulitan yang dihadapi oleh peserta didiknya, Untuk kegiatan ini anak-anak kesulitan dalam proses menjahit. Ini kan lagi bikin gantungan kunci dari kain flanel. Kemudian ada step menjahitnya, di situ anakanak kadang merasa kesulitan. Saya ajari caranya yang benar bagaimana, sebenarnya kunci mengajarkan mereka keterampilan seperti ini adalah ketelatenan jadi saya harus telaten demi perkembangan motoriknya mereka juga dan menciptakan lulusan yang terampil serta bermanfaat Wawancara dengan Pipit, 29 April 2017, Pukul WIB 131 Wawancara dengan Al Umayasha, 29 April 2017, WIB 132 Wawancara dengan Ratna Wulandari, 29 April 2017, WIB

77 155 Gambar 4.22 Siswa Belajar Menjahit 133 Hasil observasi mengungkapkan bahwa SDIT Al Aqsha juga memberikan fasilitas makan siang di sekolah. Kandungan gizi pada makanan yang diberikan untuk siswa sangat diperhatikan karena berpengaruh terhadap kesehatan, dan tumbuh kembang peserta didik. Lembaga sekolah mengizinkan peserta didik membawa makanan dari rumah, sebagaimana yang disampaikan kepala sekolah, ada anak yang membawa makanan dari rumah dan ada yang makan dari sini. Kami memberi kebebasan untuk mereka dan wali murid jikalau menginkan anaknya membawa makanan dari rumah saja ) Pengembangan Aspek Estetika Pengembangan aspek estetika di SDIT Al Aqsha tidak terlepas jauh dari pengembangan motorik peserta didik. Hasil dari observasi, pengembangan aspek estetika berupa kegiatan 133 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 134

78 156 menghasilkan seni rupa terlihat dengan upaya guru mengajak siswa menggambar bebas, menghias dan menata kelas agar terlihat indah dan membuat kerajinan tangan juga dilakukan oleh guru di lembaga sekolah ini. Dalam seminggu SDIT Al Aqsha mengambil hari Sabtu khusus untuk menekankan pengembangan aspek estetika peserta didik meskipun pengembangan aspek lainnya tetap berjalan. Lembaga sekolah ini menyebut kegiatan ini sebagai hari life skill dimana kegiatan yang dilakukan peserta didik berhubungan dengan pengembangan aspek estetika, sosial, dan motorik siswa. Pengembangan kecerdasan musik tidak terlewatkan sebagai langkah mengembangkan aspek estetika. Kegiatan yang dilakukan peserta didik melalui ekstrakurikuler drumband disampaikan oleh kepala sekolah, Ada ekstrakurikuker drumband untuk peserta didik, dimana nanti mereka dapat belajar bermain musik. Khusus untuk ekstrakurikuler ini diperuntukkan kelas 4, 5 dan 6. Kami mendatangkan guru dari luar untuk mengajarkan siswa, selanjutnya nanti ketika ada event terntentu kami bisa mempertunjukan drumband dari sekolah kami. Dilihat sejauh ini respon dari anak-anak bagus, jadi kami meneruskan ekstrakurikuler ini. 135 Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan hasil karya siswa yang sengaja dipajang di ruang kelas. Hal ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada peserta didik 135 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 18 April 2017, Pukul WIB

79 157 atas kerja mereka dalam membuat hiasan dan memperindah kelasnya seperti hasil dokumentasi di bawah ini. Gambar 4.22 Hasil Karya Siswa 136 Adapun langkah lain yang dilakukan SDI Al Aqsha sebagai upaya mengembangkan aspek estetika adalah melalui bernyanyi. Guru mengajak peserta didik menyanyikan sebuah lagu yang mendidik dan menyenangkan. Sebagaimana pernyataan dari guru kelas, Ada beberapa materi yang kami sampaikan melalui lagu, biasanya adalah penambahan kosa kata bahasa Arab dan bahasa Inggris agar siswa lebih mudah mengingatnya. Oleh karena itu tidak jarang bagi kami mengajak siswa bernyanyi agar siswa merasa senang dan menyukai seni tarik suara, mengajak siswa sholawatan dan juga belajar qiroat melalui ekstrakurikuler qiroat. 137 Hasil observasi guru tidak menemukan hambatan serius dalam mengembangkan aspek ini karena kegiatan yang dilakukan membuat peserta didik senang. Hanya saja dalam mengkondisikan peserta didik untuk memperhatikan dengan 136 Dokumentasi, SDI Al Aqsha Wawancara dengan Erlina, 18 April 2017, WIB

80 158 baik guru membutuhkan bantuan guru bantu atau guru pendamping khusus untuk kelas bawah. 7) Pengembangan Aspek Budaya SDIT Al Aqsha benar-benar berusaha serius demi mewujudkan tujuan pendidikan sekolahnya dan menciptakan lulusan sesuai yang diharapkan. Hasil dari observasi, kegiatan pengembangan aspek budaya yang berupa beberapa kebiasaan yang diterapkan di lembaga sekolah agar peserta didik menjadi terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan baik yang pernah mereka terapkan di sekolah. Berikut penjelasan kepala sekolah, Sekolah kami memiliki pembiasaan yang harus diterapkan siswa, tentunya pembiasaan yang baik. Melalui pembiasaan dari dini kami berasumsi bahwa ini akan sangat bermanfaat untuk masa depannya. Beberapa budaya yang kami kembangkan di sekolah ini antara lain 5S yang berarti senyum, salam, sapa, sopan, santun. Di sekolah siswa diajarkan untuk ramah kepada sesama, murah senyum dan berlaku sopan dan santun, ada lagi pembiasaan mengantri, adat makan minum yang baik, mencuci piring sendiri setelah makan, budaya tertib dan menjaga kebersihan. 138 Selanjutnya pneliti melakukan wawancara kepada guru kelas berkaitan dengan pengembangan aspek budaya yang diterapkan di SDIT Al Aqsha, Memang benar sekolah kami memiliki budaya yang berupa kebiasaan-kebiasaan baik yang wajib diikuti oleh siswa demi kebaikan diri mereka sendiri, untuk mewujudkan pribadi yang matang berkaitan dengan 138 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 18 April 2017, Pukul WIB

81 159 kemandirian siswa. Oleh karena itu kami berupaya bagaimana selama siswa di sekolah mereka terlibat dalam kebiasaan baik yang diharapkan nanti setelah mereka lulus dari sini merupakan pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga terampil, bermanfaat dan mandiri. 139 Melalui kegiatan observasi peneliti menemukan beberapa kata mutiara yang berkaitan dengan kebersihan terpasang di beberapa tempat agar peserta didik sering membacanya sehingga akan mendorong dan memotivasi mereka untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Tersedianya tempat sampah di depan kelas merupakan langkah dalam memfasilitasi peserta didik agar tidak membuang sampah sembarangan. 140 Gambar 4.23 Beberapa Papan Bertulisakan Kata Mutiara 141 Kegiatan menarik yang dilakukan SDIT Al Aqsha melalui penanaman cinta lingkungan kepada peserta didik 139 Wawancara dengan Erlina, 18 April 2017, WIB 140 Observasi, 18 April Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

82 160 adalah kegiatan bersih lingkungan yang dilaksanakan tiga bulan sekali. Berikut penjelasan kepala sekolah, Kegiatan bersih lingkungan ini bertujuan untuk mengenalkan lingkungan sekitar kepada siswa, menanamkan sikap peduli lingkungan dan keberihan serta mendorong rasa ingin tahu siswa dengan mengajaknya berjalan-jalan. Biasanya siswa juga bertanya kepada guru ketika mereka menemukan hal baru yang belum pernah mereka temui. Bersih lingkungan diikuti oleh seluruh siswa dari kelas satu sampai kelas enam, dengan berjalan-jalan di daerah dekat-dekat sini saja, mereka membawa tas plastik yang berguna untuk mengambil sampah plastik yang ada di pinggir jalan. 142 Gambar 4.24 Kegiatan Bersih Lingkungan 143 Kegiatan bersih lingkungan pada gambar di atas dilakukan peserta didik pada pagi hari setelah mereka melakukan shalat dhuha berjamaah. Lingkungan yagn dipilih adalah lingkungan sekitar sekolah. Peserta didik diajarkan untuk menjaga kebersihan dimanapun mereka berada, oleh karena itu mereka diminta oleh guru membawa kantong plastik 142 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 18 April 2017, Pukul WIB 143 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

83 161 dan mengambil sampah yang mereka temukan di jalan untuk selanjutnya dibuang di tempatnya. Kegiatan ini membutuhkan dampingan guru untuk mengawasi jalannya kegiatan yang dilakukan peserta didik. 144 Berkaitan dengan langkah lain dalam mengembangan aspek budaya pada peserta didik peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas. Beliau menjelaskan, Benar mbak kami melatih siswa dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan baik yang berguna untuk kehidupan mereka agar mereka mandiri. Kami sediakan tempat untuk mencuci piring yang dapat digunakan siswa mencuci piring setelah mereka makan. Meskipun di sekolah kami memiliki petugas dapur tetapi kami membudayakan siswa untuk mengerjakan pekerjaan sendiri selagi masih mampu untuk mengerjakannya. 145 Gambar 4.25 Siswa Antri Mencuci Piring Observasi, 29 April Wawancara dengan Ratna Wulandari, 29 April 2017, WIB 146 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

84 162 Selain kebersihan dan budaya tertib peraturan, melalui pembiasaan mencintai kerapian ditunjukan oleh peserta didik yang selalu berpakaian rapi sesuai dengan ketentuan sekolah dan senantiasa menata sepatu mereka di rak yang sudah disediakan dengan rapi. 147 Gambar 4.26 Siswa Meletakkan Sepatu dengan Rapi 148 Selain beberapa langkah di atas, SDIT Al Aqsha memiliki budaya menabung dimana hal ini sesuai dengan tujuan sekolah yaitu peserta didik terbiasa hidup hemat dan rajin menabung. Berikut penjelasan guru, Budaya menabung diterapkan peserta didik mulai dari kelas satu sampai dengan kelas enam. Mereka menabung setiap hari selasa kepada guru kelas mereka masing-masing, dan tidak ada ketentuan tertentu nominal yang ingin mereka tabung. Tetapi kami mewajibkan mereka hari selasa waktunya menabung berapapun itu. Dengan membiasakan mereka menabung mengajarkan peserta didik hemat dan rajin menabung sampai dewasa nanti. Nanti uangnya bisa diambil waktu mereka akan lulus atau keluar dari sekolah ini Observasi, 18 April Dokumentasi, SDIT Al Aqsha Wawancara dengan Ratna Wulandari, 29 April 2017, WIB

85 163 Kendala dalam pengembangan aspek budaya adalah tidak semua peserta didik mau untuk melaksanakan budaya yang diterapkan di SDIT Al Aqsha. Maka dari itu guru rajin memberikan dorongan kepada peserta didik untuk terus melaksanakan kebudayaan yang sudah ada di sekolah demi kebaikan mereka dan mematuhi tata tertib agar menjadi pribadi yang taat terhadap peraturan yang nantinya dapat mereka temukan dalam kehidupan bermasyarakat. Guru juga memberikan teguran halus kepada peserta didik yang malas atau melanggar tata tertib sebagaimana pernyataan guru kelas, jika ada anak yang melanggar tata tertib kami beri teguran halus agar mengikuti teman-teman yang lain sesuai dengan budaya dan aturan sekolah sedangkan bagi anak yang menaati peraturan kami beri pujian sebagai bentuk semangat agar terus berperilaku sesuai yang diajarkan oleh sekolah. 150 b) Hasil Optimalisasi Pendidikan Holistik di SDIT Al Aqsha Desa Besole untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Institusional Sekolah Berikut hasil dari setiap pengembangan aspek dari optimalisasi pendidikan holistik yang dilakukan oleh SDIT Al 150 Wawancara dengan Erlina, 18 April 2017, WIB

86 164 Aqsha Desa Besole, melalui pengembangan kecerdasan anak secara menyeluruh (multiple intelligence): 1) Pengembangan Aspek Intelektual Hasil dari pengembangan intelektual yang dilakukan oleh SDIT Al Aqsha mampu menciptakan anak yang aktif selama proses pembelajaran. Peserta didik menjadi aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan karena keberhasilan guru dalam menciptakan iklim kelas yang nyaman dan menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa tertekan dan tidak menganggap guru sosok yang menyeramkan bagi mereka. Keberhasilan guru dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan juga disampaikan oleh peserta didik. Berikut ungkapannya, Saya senang sekolah di sini karena gurunya sabar, jadi ketika pelajaran kami semua tidak merasa takut. Suasana kelas yang menyenangkan membuat kita nyaman, kalau kelas nyaman kita bisa bebas berfikir dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Meskipun salah kita tidak takut karena guru tidak memarahai kita dan guru mengajarkan untuk berani mengungkapkan pendapat atau menjawab pertanyaan sesuai yang kita tahu, nanti kalau salah dibetulkan guru. 151 Selain itu usaha guru dalam menggunakan media dan alat peraga selama proses pembelajaran mampu memperlancar 151 Wawancara dengan Azizah, 3 Mei 2017, Pukul WIB

87 165 peserta didik dalam pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi. Sebagaimana yang disampaikan peserta didik, Jika guru memakai media saya dan teman-teman menjadi lebih tertarik selama kegiatan belajar. kita juga lebih gampang mengingat jika materi yang diajarkan itu tidak hanya kita bayangkan saja, tetapi ada contohnya langsung. Jadi selain kegiatan belajar tidak membosankan, saya dan teman-teman memahami apa yang disampaikan guru lebih mudah. 152 Guru juga melibatkan peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya, misalnya dalam menemukan sebuah rumus matematika tentang luas dan keliling bangun datar. Dengan demikian guru tidak secara langsung menjelaskan kepada peserta didik tentang materi atau topik yang dibahas. Penerapan diskusi dan kerja kelompok di dalam kelas juga mampu membantu peserta didik yang kurang bisa memahamii pembelajaran dengan baik. Hasilnya peserta didik yang kurang bisa memahami materi dapat memahami materi dengan baik karena bantuan teman sekelompoknya. Sebagaimana yang disampaikan peserta didik, Guru bilang jika teman kita ada yang kurang mengerti dengan pelajaran kita bisa saling membantunya kecuali saat ulangan Wawancara dengan Keisha, 18 April 2017, Pukul WIB 153 Wawancara dengan Azizah, 3 Mei 2017, Pukul WIB

88 166 Peserta didik yang lain mengungkapkan, iya mbak, kalau diskusi gitu jadi lebih mudah mengerti dan tidak ketinggalan pelajaran. 154 Langkah yang dilakukan melalui pengamatan langsung membuat materi pelajaran yang selama ini abstrak di awangawang menjadi konkret dan relevan dengan kehidupan seharihari Hasilnya peserta didik akan bertambah wawasannya dan lebih mudah dalam menyerap materi, sebagaimana yang disampaikan oleh guru kelas, Sebenarnya dengan terjun langsung ke lapangan itu juga cara kami untuk memancing keaktifan bertanya siswa. Siswa yang kritis, ketika mereka menemukan sesuatu yang belum mereka temui sebelumnya pasti akan bertanya. Pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri inilah yang membantu mereka dalam menambah pengetahuan. Dan Alhamdulillah, melalui diskusi kelompok dan belajar langsung ke lapangan seperti ini siswa kami terbiasa untuk berfikir aktif, jika dibandingkan dengan sekolah lain ya tidak kalah banget mbak. 155 Berhubungan dengan hasil dari pengembangan aspek intelektual, SDIT AL Aqsha menjadi juara ke 3 dalam Olimpiade Sains tingkat kecamatan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh kepala sekolah, Kita masuk 3 besar, juara Wawancara dengan Adi, 3 Mei 2017, Pukul WIB 155 Wawancara dengan Ratna Wulandari, 11 April 2017, Pukul WIB

89 167 dalam olimpiade sains tingkat kecamatan mbak yang kemudian kita kirim ke kabupaten untuk bersaing lagi ) Pengembangan Aspek Spiritual Beberapa langkah yang dilakukan oleh SDIT Al Aqsha untuk mencapai tujuan institusional sekolah melalui pembiasaan shalat berjamaah mampu menumbuhkan rasa kesadaran diri peserta didik untuk shalat tanpa diperintah guru. Selain itu hasil observasi mengungkapkan bahwa melalui pembiasaan tersebut peserta didik menjadi tepat waktu dalam menunaikan ibadah shalat. 157 Berkaitan dengan kesadaran diri peserta didik untuk beribadah. Berikut pernyataan dari guru kelas, Kalau anak-anak di sini sudah terbiasa dengan pembiasaan shalat berjamaah, misalnya ketika mereka sudah tahu waktunya untuk shalat dhuha tanpa diperintah mereka sudah langsung menuju masjid. Sedangkan kelas bawah khususnya kelas satu masih perlu pengawasan, jika menemukan anak yang tidak bergegas shalat seperti yang lainnya kita menegurnya. 158 Guru lain menyatakan hal yang tidak jauh berbeda. Beliau menuturkan, Alhamdulillah mbak ketika anak-anak mendengar bel masuk, karena sudah terbiasa tanpa disuruh langsung sholat dhuha berjamaah. Dan pulang sekolah mereka 156 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 14 April 2017, Pukul WIB 157 Observasi 18 April Wawancara dengan Ratna Wulandari, 11 April 2017, Pukul WIB

90 168 tidak lupa shalat dhuhur dulu sebelum meninggalkan sekolah. 159 Kegiatan mengaji sebelum memulai pelajaran mampu meningkatkan tingkat kemampuan peserta didik dalam membaca Al Qur an sesuai tingkatan kemampuan mereka. Selain itu dengan menghafalkan doa-doa peserta didik menerapkannya dalam keseharian mereka, sebagaimana yang disampaikan guru kelas Setiap akan melakukan kegiatan guru mengingatkan mereka untuk berdoa terlebih dahulu agar siswa selalu ingat kepada Allah dan segala aktivitas yang dilakukannya mendapatkan berkah. Anak-anak juga sudah hafal dan menerapkannya, misalnya sebelum belajar mereka sudah hafal doa sebelum belajar, doa sebelum makan, doa masuk dan keluar kamar mandi, doa naik kendaraan dan sebagainya. Kemampuan siswa dalam membaca Al Qur an juga cukup bagus, untuk kelas atas lancar membaca Al Qur an sehingga mereka bisa mengikuti karantina yang dikhususkan bagi mereka yang lancar membaca Al Qur an guna mempermudah mereka dalam menghafal Al Qur an. 160 Membaca doa dan Al Qur an ternyata tidak hanya diterapkan di sekolah saja oleh peserta didik, mereka menjadi terbiasa untuk membaca Al Qur an di rumah setelah mereka menunaikan ibadah shalat. Sebagaimana yang disampaikan oleh peserta didik, Biasanya setelah shalat magrib berjamah di rumah saya membaca Al Qur an dengan dipandu oleh Ibu tetapi kadang juga saya membaca sendiri. Kebiasaan di 159 Wawancara dengan Al Umayasha, 11 April 2017, Pukul WIB 160 Wawancara dengan Erlina, 18 April 2017, WIB

91 169 sekolah juga terbawa sampai di rumah. Meskipun di sekolah sudah membaca Al Qur an atau menghafal dan membaca doa.saya juga sudah ikut karantina setiap seminggu sekali, Saya menghafal Al Qur an sudah sampai juz 13 tapi masih belajar juga. 161 Melalui kegiatan karantina, SDIT Al Aqsha sering menjadi perwakilan dari kecamatan dalam lomba tahfidz di kabupaten. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh kepala sekolah, Ya Alhamdulillah mbak setiap ada lomba di kabupaten sekolah kami bisa menjadi wakil dari kecamatan Besuki. Pasti bangga mbak, jerih payah guru yang mengajar artinya kan tidak sia-sia. Siswa juga jadi termotivasi untuk lebih giat lagi ) Pengembangan Aspek Emosional Motivasi yang diberikan oleh guru di SDIT Al Aqsha kepada peserta didik untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada mereka menghasilkan peserta didik yang berani. Berani dalam pengertian ini adalah berani untuk bertanya, bergaul, berkata jujur, mengemukakan pendapat dan berperilaku dengan baik. Guru juga memperlakukan peserta didik dengan lembut, sehingga peserta didik menjadi pribadi yang mampu bertutur kata serta berperilaku dengan baik. 161 Wawancara dengan Keisha, 18 April 2017, Pukul WIB 162 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 14 April 2017, Pukul WIB

92 170 Motivasi berupa semangat yang diberikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas mampu menumbuhkan kerja keras peserta didik dalam mencari ilmu. Selain berani mengungkapkan pendapat, peserta didik tidak ada yang terlihat malas ketika proses pembelajaran. Ketika akan mendekati waktu ujian dan guru memberikan tugas kelompok maupun individu mereka terlihat giat dalam mengerjakannya. 163 Peneliti tidak menemukan pertengkaran serius antara peserta didik yang disebabkan oleh masalah peserta didik yang ingin menang sendiri atau merasa paling benar. Kematangan dari aspek emosional dapat dilihat dari hubungan persahabatan yang terjalin diantara peserta didik. Berkaitan dengan hal ini peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas. Berikut pernyataan beliau, Jarang banget mbak kalau bertengkar apa lagi merasa dirinya paling benar. Alhamdulillah selama ini kami guru-guru juga mengamati siswa dalam bergaul. Mereka berbicara dengan sopan dan tidak menyakiti perasaan temannya. Semakin naik tingkatan kelasnya, kami lihat anak-anak sudah bisa mengontrol dirinya sendiri. Misalnya tidak terlalu berambisi untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. 164 Hal yang sama disampaikan oleh peserta didik, Kita tidak membeda-bedakan dalam berteman, perempuan atau laki-kaki juga ditemani. Kita juga 163 Observasi, 11 April Wawancara dengan Al Umayasha, 11 April 2017, Pukul WIB

93 171 selalu rukun dengan adik kelas dan juga kakak kelas.tidak ada yang sok-sokan. Kadang-kadang anak laki-laki suka mengganggu tapi sebenarnya karena mereka ingin mengajak temannya yang lain bermain aja biar seru kak. 165 Memperlakukan peserta didik dengan penuh kasih sayang menumbuhkan kelembutan hati kepada mereka. Cara menasihati peserta didik dengan cara menegur dan memperingatkan tanpa mengesampingkan perasaan setiap peserta didik, mampu membuat peserta didik lebih cepat untuk menyadari kesalahan. Sebagaimana yang disampaikan oleh kepala sekolah, Dengan memperlakukan siswa dan menghargai perasaan mereka ternyata sangat berpengaruh pada diri mereka. Artinya dengan kami memperlakukan mereka dengan baik dan penuh kasih sayang tidak membuat anak merasa dipojokan sehingga mereka lebih bisa cepat menerima kesalahan yang mereka buat sendiri dan tidak mengulanginya lagi. 166 Pada kesempatan berbeda guru menambahkan mengenai keberhasilan guru dalam memberikan kasih sayang kepada peserta didik yang berpengaruh terhadap kematangan emosional mereka, Jika kami memperlakukan mereka dengan baik dan penuh kasih sayang melatih mereka bagaimana caranya memperlakukan orang lain. Jadi mereka meniru apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar. Insyaallah jika kita berikan kasih sayang kepada anak, anak juga akan sebaliknya. Ya Alhamdulillah mbak tidak perlu teriak-teriak atau gimana untuk memarahi 165 Wawancara dengan Keisha, 18 April 2017, Pukul WIB 166 Wawancara dengan Edi Supriyoko, 14 April 2017, Pukul WIB

94 172 mereka ketika mereka melakukan kesalahan, cukup ditegur halus mereka sudah mengerti. 167 Kegiatan lain seperti bakti sosial yang dilaksanakan oleh SDIT Al Aqsha menjadikan peserta didik mampu mengenali emosi dirinya dan orang lain, hal ini titunjukkan dari kemampuan siswa mengungkapkan perasaan ketika melihat keadaan orang yang kurang mampu. Terjun langsung ke lapangan dan melihat keadaan orang-orang yang akan mereka berikan bantuan juga membuat peserta didik mampu menyadari nikmat yang Tuhan berikan kepada mereka sehingga mereka bersyukur. 4) Perkembangan Aspek Sosial Beberapa langkah yang dilakukan oleh SDIT Al Aqsha dalam mengembangkan aspek sosial peserta didik melalui kegiatan diskusi kelompok mampu menciptakan perubahan dalam diri peserta didik. Berikut penjelasan guru kelas, Dengan membiasakan peserta didik berdiskusi dengan kelompok, hasilnya peserta didik yang tadinya tidak aktif di kelas menjadi aktif. Berdiskusi akan mendorong mereka untuk saling bertukar pendapat, bermusyawarah sampai menemukan hasil akhir yang mereka cari. Kami sebagai guru membimbing mereka dalam kegiatan ini, dari sini siswa menjadi saling menghargai pendapat satu sama lain. Belajar bagaimana untuk bermusyawarah dalam kelompok yang nantinya akan tetap mereka jumpai dalam hidup bermasyarakat Wawancara dengan Al Umayasha, 11 April 2017, Pukul WIB 168 Wawancara dengan Pipit, 15 April 2017, Pukul WIB

95 173 Keterlibatan peserta didik dalam mengikuti ekstrakurikuler menumbuhkan jiwa sosial dalam diri peserta didik. Sebagai makhluk sosial, peserta didik memahami bahwa mereka selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain. Peserta didik mengerti akan pentingnya gotong royong, hal ini terlihat dari kekompakan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Mereka bekerja sama dalam pembuatan gapura. pramuka, Pernyataan di atas diperkuat oleh penjelasan pembina Iya mbak memang benar mereka jadi mengerti akan status mereka sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan saling membutuhkan bantuan orang lain. Meskipun kami mengajarkan mereka untuk mandiri tetapi ada kalanya mereka tetap membutuhkan orang lain. Dan ketika kegiatan pramuka yang membutuhkan kerja sama dalam tim, mereka bisa kompak kok. 169 Selanjutnya, hasil pengembangan aspek sosial terlihat dari rasa kepedulian peserta didik terhadap sesama. Setiap hari Jum at peserta didik menyisihkan uang sakunya untuk amal, sebagaimana pernyataan peserta didik, kita infaq seikhlasnya setiap hari Jum at, kalau uangnya terkumpul nanti diberikan orang-orang yang kurang mampu Wawancara dengan Andik, 22 April 2017, Pukul WIB 170 Wawancara dengan Keisha, 18 April 2017, Pukul WIB

96 174 Peserta didik terlihat sangat antusias ketika mereka mengetahui mereka akan mengadakan perjalanan untuk memberikan sumbangan yang sudah mereka kumpulkan, kegiatan ini menjadikan mereka pribadi yang suka berbagi. Berbagi kebahagiaan maupun materi kepada orang lain. Sebagaimana pernyataan dari peserta didik, saya suka kalau diajak berbagi. Saya dan teman-teman memberikan kepada orangnya langsung. 171 Tumbuhnya keinginan untuk berbagi kepada sesama juga disampaikan oleh peserta didik lainnya, Aku juga suka kegiatan berbagi. Mungkin apa yang kita berikan tidak seberapa, tapi semoga itu dapat meringankan sedikit beban mereka. Kasian lho mbak, ada yang rumahnya cuma dari bambu, ada yang rumahnya kecil, dan ada juga yang sudah tua banget terus rumahnya kecil dekat kandang. Sesama manusia kata bu guru sudah menjadi kewajiban kita untuk saling membantu. 172 Hasil lain dari pengembangan aspek sosial peserta didik melalui diskusi kelompok, kegiatan ekstrakurikuler dan bakti sosial menjadikan peserta didik pribadi yang tidak membeda-bedakan orang lain. Hal ini terlihat dari sikap saling menghormati dengan masyarakat yang dijumpai peserta didik dan kebersamaan peserta didik dengan semua teman-temannya 171 Wawancara dengan Keisha, 18 April 2017, Pukul WIB 172 Wawancara dengan Dea, 15 April 2017, Pukul WIB

97 175 di sekolah. Mereka bermain dan berkumpul bersama ketika istirahat meskipun berbeda kelas ) Pengembangan Aspek Fisik Hasil dari pengembangan aspek fisik melalui kegiatan olahraga menghasilkan peserta didik yang berprestasi. Hal ini disampaikan oleh kepala sekolah SDIT Al Aqsha sebagai berikut, Prestasi yang pernah diraih siswa baru-baru ini adalah juara 3 sepak bola tingkat karisidenan Kediri. Memang siswa sekolah kami ini hobi sepak bola, jadi kami memberikan pelatihan bagi mereka dan tidak sulit bagi kami menemukan siswa-siswa yang berbakat dalam olahraga ini. Alhamdulillah mereka memenangkan kejuaraan melalui hobi mereka. 174 Peneliti melakukan wawancara kepada peserta didik, berikut penyampaiannya, Iya mbak, kita menang lomba kemarin. Senang mbak, hobi olahraga yang kita sukai ternyata menjadi prestasi. Selain olahraga sepak bola, kita suka olahraga lain kok. 175 Kegiatan yang dilakukan SDIT Al Aqsha dalam mengembangkan aspek motorik peserta didik melalui beberapa kegiatan seperti game (trowing ball) saat proses pembelajaran, gerakan tepuk tangan ketika meneriakan jargon mereka dan gerakan kecil ketika bernyanyi merupakan bentuk olahraga 173 Observasi, 29 April Wawancara dengan Edi Supriyoko, 14 April 2017, Pukul WIB 175 Wawancara dengan Adi, 3 Mei 2017, Pukul WIB

98 176 kecil mampu mengasah kemampuan gerak peserta didik dan kelincahan mereka. 176 Kegiatan life skill misalnya membuat handcraft dan memasak mampu menjadikan peserta didik terampil. Sebagimana yang disampaikan guru kelas, Melalui kegiatan yang kami lakukan itu siswa jadi terampil mbak, memang tujuan kami salah satunya menciptakan peserta didik yang terampil dan mandiri. Untuk kelas 1 siswa bisa menggunting menurut pola yang sudah ditentukan tanpa menemui kesulitan, untuk kelas 2 saja sudah kami ajarkan mereka untuk masak mbak. Mereka mengerti caranya membuat makananmakanan ringan yang dapat mereka praktikan juga di rumah, kelas atas sudah bisa membuat berbagai kerajinan tangan yang bernilai dan mereka kembangkan untuk dijual. 177 Pernyataan di atas juga disampaikan oleh peserta didik, semua siswa bisa mengikuti kegiatan membuat kerajinan tangan, jadi tidak anak-anak perempuan saja yang terampil tetapi siswa laki-laki juga terampil membuat kerajinan tangan. 178 Kebutuhan nutrisi dan kesehatan yang diberikan kepada peserta didik mampu menghasilkan peserta didik yang sehat. Dari hasil observasi, peneliti melihat para peserta didik yang semangat melakukan berbagai aktivitas Observasi, 14 April 2017, WIB 177 Wawancara dengan Ratna Wulandari, 11 April 2017, Pukul WIB 178 Wawancara dengan Ibnu, 15 April 2017, Pukul WIB 179 Observasi, 15 April 2017

99 177 6) Pengembangan Aspek Estetika Hasil dari pengembangan aspek estetika melalui kegiatan seni rupa mampu menumbuhkan rasa cinta peserta didik terhadap seni lukis dan mengembangkan daya imajinasi mereka. Melalui kegiatan ini guru dapat mengetahui peserta didik yang memiliki keunggulan di bidang menggambar yang nantinya lembaga sekolah dapat memberikan perhatian lebih untuk mengembangkan bakatnya. Berikut penjelasan guru kelas, Seperti anak-anak lainnya, jika siswa diajak untuk menggambar dan mewarnai mereka sangat senang. Mereka mampu menggambarkan apa yang ingin mereka gambar meskipun hasilnya tidak sebagus aslinya, sedangkan kelas atas siswa sudah mulai bisa menggambar lebih detail, padu padan warna yang mereka pilih juga lebih indah dipandang. 180 Pengembangan aspek astetik berupa seni rupa menghasilkan berbagai kerajinan tangan yang dibuat oleh peserta didik untuk mengembangkan kreatifitasnya. Pengembangan ini menjadikan mereka memiliki kemampuan memahami dan membuat kerajinan tangan yang bisa mereka kembangkan lebih bagus dan bernilai serta menghargai setiap proses pembuatannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh guru kelas, Siswa sering membuat kerajinan tangan dengan guru, mereka jadi tahu jika membuat sesuatu atau sebuah 180 Wawancara dengan Ratna Wulandari, 11 April 2017, Pukul WIB

100 178 peserta didik, karya itu tidak mudah. Proses pembuatan yang rumit membuat mereka kesulitan, mereka jadi mengerti kerajinan tangan itu membutuhkan ketelatenan dan kerja keras. Suatu kerajinan dapat dihargai mahal karena kerumitan dalam membuatnya. Karena siswa masih SD, kami ajarkan yang mudah-mudah dulu, paling tidak mereka sudah bisa memahami dan tidak meremehkan hasil kreatifitas orang lain. 181 Pernyataan di atas selaras dengan yang disampaikan oleh Saya dan teman-teman suka membuat kerajinan tangan, setiap hari sabtu kegiatan ini dilakukan jadi kita mendapatkan pengetahuan baru dalam membuat sesuatu. Selain itu kami diajarkan guru bahwa jika semakin susah kerjainan tangan itu dibuat, maka bisa semakin mahal harganya karena kita perlu menghargai jerih payah orang lain. Jadi hasil yang teman-teman buat, kita tidak mengejek tapi menghargai. Yang penting kita bisa membuat kerajinan yang diajarkan bu guru. 182 Gambar 4.27 Hasil handcraft Siswa 183 Minat peserta didik terhadap musik yang disalurkan melalui ekstrakurikuler drumband membuat peserta didik mampu untuk memahami notasi, melodi dan harmodi serta meningkatkan kecerdasan musikal yang dapat membuat 181 Wawancara dengan Ratna Wulandari, 11 April 2017, Pukul WIB 182 Wawancara dengan Lia, 15 April WIB 183 Dokumentasi, SDIT Al Aqsha 2017

101 179 peserta didik beradaptasi dengan berbagai perangkat musik secara cepat. Kegiatan Qiroat menghasilkan peserta didik yang pintar dalam melagukan ayat-ayat suci Al Qur an ) Pengembangan Aspek Budaya Budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) yang diterapkan SDI Al Aqsha menciptakan peserta didik yang memiliki sikap ramah terhadap orang lain. Hal ini terlihat dari cara berlaku mereka kepada peniliti ketika peneliti melakukan observasi di lembaga sekolah mereka. Peserta didik tidak terlihat acuh tak acuh kepada peneliti maupun seluruh warga sekolah. Ketika bertemu dengan guru dan kepala sekolah, mereka mengucapkan salam dan mencium tangan. 185 Budaya sekolah lainnya seperti kerapian setiap peserta didik mampu membiasakan peserta didik berpakaian, menata sepatu di tempatnya dan merapikan meja serta kelas mereka agar tidak terlihat berantakan. Berikut penjelasan guru kelas, Siswa terbiasa selalu berpakaian rapi melalui pembiasaan guru mengingatkan mereka selama proses pembelajaran maupun di luar kelas. Siswa yang perempuan juga berpakaian selayaknya muslimah yang rapi serta menutup aurat. Tidak ada siswa yang mengeluarkan bajunya. Kalaupun ada guru langsung memberikan teguran dan menyuruhnya merapikan. Sepatu juga mereka tata rapi di tempatnya Observasi, 15 April Observasi,13 April Wawancara dengan Erlina, 18 April 2017, WIB

102 180 Melalui budaya tertib dan kebersihan, peserta didik menjadi terbiasa menaati peraturan. Misalnya antri untuk mendapatkan makan siang dan mencuci piring selesai makan, kebiasaan ini mampu menciptakan kesadaran pada peserta didik untuk sabar menunggu giliran. 187 Gambar 4.28 Siswa Antri Mencuci Piring 188 Hasil lain terlihat ketika peserta didik shalat tepat waktu dan antri ketika berwudhu serta membuang sampah pada tempatnya. Peraturan atau tata tertib sekolah yang terpasang di area sekolah dapat dibaca oleh seluruh warga sekolah sehingga tertanam pada ingatan mereka untuk selalu menaati peraturan dan tidak melanggarnya. Sebagaimana yang disampaikan peserta didik, Saya jadi hafal dengan tata tertib sekolah karena sering melihat dan membacanya, teman-teman juga sering membacanya. Karena hafal kita jadi mengerti apa 187 Observasi 13 April Dokumnetasi, SDIT Al Aqsha 2017

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian tentang Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Institusional Sekolah maka dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 86 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian di RA Al-Hidayah Gombang dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, dapat didiskripsikan data dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data yang peneliti peroleh dari lapangan adalah data hasil dari observasi adan interview atau wawancara. Dalam hal ini peneliti tidak mengalami kendala yang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melaksanakan penelitian di SMPN 2 Sumbergempol kabupaten Tulungagung, peneliti memperoleh data-data di lapangan melalui wawancara, observasi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN A. Paparan Data Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan di antaranya guru akidah akhlak, waka kesiswaan dan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung. Metode merupakan sebuah cara yang akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN A. Analisis Strategi Guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA 47 BAB III PENYAJIAN DATA Upaya Pembimbing Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Pada Anak Asuh Dipanti Asuhan Ar-Rahim Kota Pekanbaru. Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan dalam Bab ini, penulis akan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna tema 5 ketertiban gambar 5.1 masuk kelas dengan tertib biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna kamu harus mampu setelah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Full Day School di MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam 171 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam tesis ini maka penulis dapat mengemukakan isi dari keseluruhan inti penelitian berupa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan diawali dengan tahap pra siklus. Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal Senin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini, peneliti tidak mengalami kendala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil dari penelitian tentang Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Budaya Keagamaan di SMAN 1 Rejotangan Tulungagung berupa data penelitian yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Setelah melakukan penelitian di SDI Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dapat dipaparkan data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Hasil dari penelitian Peran Guru Agama Islam dalam Meningkatkan Nilai-niali

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Hasil dari penelitian Peran Guru Agama Islam dalam Meningkatkan Nilai-niali BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Hasil dari penelitian Peran Guru Agama Islam dalam Meningkatkan Nilai-niali Religius Siswa Melalui Ekstra Kurikuler Pramika di SMA Jawaahirul Hikmah Besuku

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pedoman Waancara Guru Pedoman Wawancara Siswa

Lampiran 1 Pedoman Waancara Guru Pedoman Wawancara Siswa LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Waancara Guru 1. Apa yang Bapak ketahui tentang sikap? 2. Apa yang bapak ketahui dengan sikap belajar? 3. Mengenai judul skripsi saya yang berjudul sikap belajar antara

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN A. Paparan Data dan Laporan Penelitian di MAN 3 Tulungagung 1. Paparan Data a. Bagaimana metode guru aqidah akhlaq dalam meningkatkan akhlaq siswa di MAN 3 Tulungagung

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitihan,

BAB V PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitihan, BAB V PEMBAHASAN Bab ini menyajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitihan, sehingga pada pembahasan ini peneliti mengintregasikan hasil penelitihan dengan teori yang telah dipaparkan pada bab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI A. Pelaksanaan Metode Cerita untuk Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi di TK Tarbiyatul Athfal 14 1. Persiapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

Hasil Wawancara dengan Siswa. 1. Bagaimanakah cara mengajar guru PKn anda pada saat pembelajaran dikelas?

Hasil Wawancara dengan Siswa. 1. Bagaimanakah cara mengajar guru PKn anda pada saat pembelajaran dikelas? Hasil Wawancara dengan Siswa Nama : Kendy Mayo Kelas : XI IPS 2 1. Bagaimanakah cara mengajar guru PKn anda pada saat pembelajaran dikelas? Jawab : menerangkan dengan menggunakan LCD, ada tanya jawab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana guru mengajar, berperilaku dan bersikap memiliki pengaruh terhadap siswanya (Syah, 2006). Biasanya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Uraian dalam bab ini merupakan penyajian dan temuaan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, berdasarkan wawancara mendalam, observasi serta dokumentasi. Adapun penyajian

Lebih terperinci

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis bentuk kenakalan siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan SDN 02

Lebih terperinci

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016 Lampiran 1. TRANSKRIP OBSERVASI Kode : 01 Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016 Jam : 06.45 Disusun jam Topik yang diobservasi : 19.30 WIB : Pembiasaan sholat dhuha Transkrip Observasi Setiap pagi sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tulungagung, selanjutnya disebut sebagai data penelitian. Data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tulungagung, selanjutnya disebut sebagai data penelitian. Data yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Dari hasil penelitian Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan Nilai-Nilai Ibadah Siswa di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung, selanjutnya disebut sebagai

Lebih terperinci

MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Rahmania Utari, M.Pd. Disampaikan dalam Workshop Tim Pengembang Bimtek MBS di Sekolah Dasar Tingkat Kabupaten/Kota Hotel Ros In, Bantul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN Mengenai analisis dalam bab ini, penulis berpijak pada rumusan masalah sebagaimana

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. akhir ini yaitu skripsi. Peneliti mengadakan pertemuan dengan Ibu Dra. Kanthi

BAB IV HASIL PENELITIAN. akhir ini yaitu skripsi. Peneliti mengadakan pertemuan dengan Ibu Dra. Kanthi 100 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan penelitian di SMA Pawyatan Daha Kediri dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka dapat dipaparkan data sebagai berikut

Lebih terperinci

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan Guru Aqidah Akhlak. dalam meningkatkan mutu Pembelajaran Aqidah Akhlak

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan Guru Aqidah Akhlak. dalam meningkatkan mutu Pembelajaran Aqidah Akhlak 82 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Setelah melakukan penelitian di MTs Negeri Bandung Tulung Agung dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat dipaparkan data hasil penelitian sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW

LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW TRANSKIP WAWANCARA KEY INFORMAN 1 (BERLIANA) NO KATEGORI PERTANYAAN JAWABAN 1 Alasan menjadi Sudah berapa lama Saya jadi pengajar di pengajar menjadi guru/ pengajar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN 67 BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN A. Analisis Proses Penanaman Nilai Kejujuran Melalui Buku

Lebih terperinci

METODE PENGUMPULAN DATA

METODE PENGUMPULAN DATA Lampiran 1 METODE PENGUMPULAN DATA A. Metode Dokumentasi 1. Sejarah MTs Al-Khoiriyyah Semarang 2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Al- Khoiriyyah Semarang 3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH A. Analisis Strategi Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di RA Muslimat NU Pakisputih Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan. BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Data Temuan 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek Untuk penerapan kegiatan ektra kurikuler gerakan pramuka dalam meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

CURRICULUM VITAE. : Kusumaning Dwi Nuraini

CURRICULUM VITAE. : Kusumaning Dwi Nuraini LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE Nama : Kusumaning Dwi Nuraini Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, tanggal Lahir : Cilacap, 16 Juli 1994 Alamat Asal : Jl.Raya Buntu Desa Pageralang RT 03 RW 03 Kecamatan.

Lebih terperinci

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI SUDARNO A510090214 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan anak usia dini, secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematang emosi, kepribadian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 44 BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan berasal dari observasi dan wawancara (interview), wawancara yang peneliti gunakan dalam hal ini adalah wawancara tidak

Lebih terperinci

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Pedoman Observasi : Pedoman Wawancara : Hasil Observasi : Hasil Wawancara : Surat Validasi

Lebih terperinci

Kejadian Sehari-hari

Kejadian Sehari-hari Tema 5 Kejadian Sehari-hari Menghormati dan menaati orang tua merupakan salah satu perwujudan perilaku yang mencerminkan harga diri. Berperilaku baik, berarti kita juga mempunyai harga diri yang baik pula

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN 1 Tulungagung Pendidikan karakter adalah suatu upaya yang digunakan untuk mendidik dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir

Lebih terperinci

Sudah berkembang dengan baik Term 1. SC DIPERCAYA Mensyukuri nikmat Allah atas dirinya. Tahsin Al-Qur'an sesuai target

Sudah berkembang dengan baik Term 1. SC DIPERCAYA Mensyukuri nikmat Allah atas dirinya. Tahsin Al-Qur'an sesuai target Nama : Wan Muhammad Rayhan Arwindra Kelas : X A NIS/NISN : 151610052 / 0001462592 RAPOR PERKEMBANGAN KARAKTER SMA ISLAM SINAR CENDEKIA Semester Ganjil, Tahun Ajaran 2015-2016 1 16 Penilaian No Pokok Karakter

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu hal yang sangat penting yang menjadi kebutuhan dan harus dimiliki oleh setiap individu manusia, baik itu pendidikan ilmu pengetahuan umum

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh dengan menganalisa hasil wawancara dan observasi dengan responden dan menganalisa dokumen yang terdapat di Panti Asuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH AL-ITTIHADUL UMMAT DESA PESALAKAN KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG Analisis hasil dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai-nilai yang bisa di dapat dalam budaya Shalawat Albanjari yang

BAB V PENUTUP. maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai-nilai yang bisa di dapat dalam budaya Shalawat Albanjari yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai-nilai yang bisa di dapat dalam budaya

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data Setelah peneliti melakukan penelitian di MTs Negeri 2 Tulungagung dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, dapat dipaparkan hasil penelitian

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH a. Apa saja bentuk pembiasaan khususnya pembiasaan berakhlak yang dilakukan pihak sekolah dalam membentuk karakter siswa? b. Bagaimana proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh 103 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh Tanggunggunung Tulungagung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia 6 tahun. Secara alamiah perkembangan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi ranah afektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai modal dasar bagi manusia untuk menjalani kehidupan dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat penting, tanpa pendidikan

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini. BAB V PEMBAHASAN Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini. Pada pembahasan ini peneliti akan mendialogkan temuan penelitian di lapangan dengan teori atau pendapat para ahli.

Lebih terperinci

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

Lebih terperinci

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS LAMPIRAN Nama : Alamat : Kelas : ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS A. PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah setiap lembar pertanyaan dalam lembar soal ini dengan baik. 2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT A. Analisis Bentuk Penyimpangan Perilaku Peserta Didik

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya TPQ Roudlotul Qur an Jabalsari Dengan semakin bebasnya budaya luar yang masuk ditambah masuknya pergaulan di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat BAB V PEMBAHASAN Menurut Ratna Megawangi, pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam proses perkembangan peserta didik. Pendidikan juga sebagai sebuah upaya untuk mempersiapkan peserta didik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa menentukan masa depan bangsa itu sendiri. Pendidikan sangat perlu diberikan sejak dini karena anak pada usia

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH A. Faktor Penyebab Efikasi Diri Anak Rendah Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan pendidikan. Bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung, terlihat bahwa secara terus-menerus

BAB IV HASIL PENELITIAN. Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung, terlihat bahwa secara terus-menerus BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Paparan data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil interview, observasi

Lebih terperinci

ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) keluarga

ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) keluarga ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) Kehidupan Menjalankan nilai-nilai dan 1,2,3 4 4 beragama dalam ajaran agama Saling menghargai 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang sehingga

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam segala segi kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun bangsa dan negara. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Bagaimana jika kelasmu kotor? Sampah berserakan di manamana? Tentu kalian tidak senang! Dalam menerima pelajaran

Lebih terperinci