ORGANISASI PROFESI DALAM DUNIA PERPUSTAKAAN Nurintan Cynthia Tyasmara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ORGANISASI PROFESI DALAM DUNIA PERPUSTAKAAN Nurintan Cynthia Tyasmara"

Transkripsi

1 ORGANISASI PROFESI DALAM DUNIA PERPUSTAKAAN Nurintan Cynthia Tyasmara PENDAHULUAN Profesi dapat diartikan sebagai kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan rumit dari manusia, didalamnya diperlukan adanya cara yang benar yang hanya bisa dicapai dengan adanya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang sangat luas. Ciri utama profesi adalah sebagai berikut: 1. Mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi. Pelatihan ini diberikan setelah seseorang memperoleh gelar sarjana. 2. Pendidikan dan pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan. 3. Tenaga yang terlatih yang mampu memberikan jasa yang penting pada masyarakat. Selain ciri utama, ada juga ciri tambahan yaitu: 1. Adanya proses lisensi atau sertifikat, misalnya seoran dokter yang mempunyai sertifikat berpraktik sebelum diijinkan berpraktik. 2. Adanya organisasi. Organisasi profesi memiliki tujuan memajukan profesi serta meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Contoh organisasi profesi perpustakaan seperti IPI (Ikatan Perpustakaan Indonesia) dan di tingkat internasioanl seperti IFLA, CONSAL, ALA, dll. Orang yang melaksanakan profesinya disebut profesional, artinya melaksanakan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh sesuai keahlian yang dimilikinya. Pustakawan adalah tenaga profesional yang bertugas mengelola perpustakaan, mengorganisasi materi perpustakaan agar dapat digunakan oleh pemakai. Pustakawan merupakan sebuah profesi informasi. Profesi informasi merupakan semua profesi yang berkaitan dengan informasi terekam. Profesi informasi ini mencakup pustakawan, arsiparis, dokumentasi, manager arsip dinamis, serta kini muncul profesi informasi lainnya seperti pialang informasi, pustakawan cyber dan pustakawan web. 1

2 PEMBAHASAN Berikut ini merupakan organisasi profesi dalam dunia perpustakaan, yaitu antara lain: 1. IFLA (International Federation of Library and Assosiation) IFLA berdiri pada tahun 1927 dengan markas besarnya di Den Haag, Belanda. Angggota IFLA terbatas pada organisasi pustakawan dan perpustakaan tidak menerima anggota perorangan. Pada mulanya IFLA merupakan kepanjangan dari International Federationof Library Association lalu diubah menjadi International Federation of Library Association and Institution. Di dalam IFLA terdapat komisi dan seksi seperti : a. Library School, National and University Libraries, Public Libraries dan Special Libraries. Sub seksi : Ø University Libraries Ø Library Work With Children Ø Libraries in Hospital Ø Social Science Libraries Ø INTAMEL (International Association of Metropolitan Cities Libraries). b. Komisi yang ada pada IFLA disibut committee Ø Committee on Bibliography Ø Cataloguiong Ø Echange of Publication Ø Library Building Ø Official Publication Ø Statistics and Standards. Disamping itu masih ada kelompok kerja yang disebut Working Groups yang dibagai menjadi dua kelompok yaitu kelompok bahas Inggris dan kelompok bahasa Perancis. (contoh yang ada Working Groups on Developing Countries). Keanggotaan IFLA terbatas pada organisasi pustakawan, perpustakaan, sekolah perpustakaan serta lembaga lain (dikelompokan sebagai Associate Member). Saat ini angggota IFLA sekitar 240 anggota penuh dan 1000 Associate Member. IFLA giat 2

3 dalam kegiatan kepustakawanan (misal dalam bidang pengkatalogan, standar perpustakaan, statistik serta topik lain yang berkaitan). Disamping itu IFLA juga menerbitkan IFLA Annual, IFLA Journal (terbit setahun empat kali). 2. ALA (American Library Association) ALA didirikan pada tanggal 6 Oktober 1876 di Phildelpia AS, yang terbentuk setelah adanya konferensi pustakawan yang juga dihadiri oleh Melvil Dewey. Organisasi tersebut merupakan organisasi perpustakaan tertua dan terbesar di dunia yang beranggotakan sekitar anggota yang terdiri dari anggota dan anggota badan korporasi. ALA berkantor di Chicago, Illinois dan mempunyai staf sebanyak 275 orang. Pengurus besar ALA sebanyak 150 orang yang mengadakan rapat dua kali dalam setahun, serta ada pertemuan dewan eksekutif yang dilaksanakan 4 kali dalam setahun, kadang-kadang lebih. Sumber keuangan ALA didapat dari iuran anggota, penjualan terbitan ALA serta sumbangan beberapa yayasan. ALA terbagai atas 56 cabang (chapters) serta 13 divisi sesuai dengan kebutuhan pustakawan dan jasa perpustakaan. Divisi yang ada ialah Children Service Division, Library Administration Division, Young Adult Service Division. Divisi dan komisi yang dibentuk bertugas melaksanakan lebih lanjut program ALA, seperti menyusun panduan pengkatalogan, jasa referensi, melakukan seminar dan pendidikan berkelanjutan bagi pustakawan. Majalah resmi ALA berjudul American Libraries (tahun berjudul ALA Bulettin) yang terbit 11 kali setahun dan dibagikan cuma-cuma untuk anggotanya, selain majalah ALA juga menerbitkan buku dan laporan yang penting bagi bagi pustakawan dan pimpinan perpustakaan. Di AS ada beberapa organisasi pustakawan menurut negara bagian, seperti Ohio Library Association, organisasi pustakawan di negara bagian terpisah dari ALA dan setiap organisasi memiliki Ketua dan komisi masing-masing yang menyelenggarakan pertemuan tahunan dan pertemuan berkaitan dengan profesi, juga menerbitkan majalah. Disamping itu juga ada organisasi menurut pembagian wilayah AS, misalnya South East Regional Library Association dll. Disamping itu masih ada organisasi menurut minat dan kegiatan tertentu 3

4 3. LA (Library Association) Library Association (LA) merupakan organisasi pustakawan Inggris, berdiri tahun 1877 bermarkas di London, selama berlangsungnya International Library Conference di London. Pada tahun 1898 LA memperoleh Royal Charter yang merupakan pengakuan pemerintah Inggris terhadap oraganisasi tersebut. Pada tahuntahun pertama berdirinya LA menghadapi banyak kesulitan, hal yang sama terjadi pada tahun 1920an. Tahun 1910 LA mendapat berbagai bantuan Carnegie United Kingdom Trust. Tahun 1931 Carnegie Trust menawarkan bantuan keuangan untuk mendirikan markas besar, kemudian pada tahun 1965 markas besar LA pindah ke bagian barat London (gedung lama diambil alih oleh University of London). Pada awalnya hanya sedikit pustakawan yang mau menjadi anggota LA, hal tesebut karena minimnya bantuan pemerintah bagi perpustakaan. Tahun 1880 LA hanya mempunyai 240 anggota, tahun1930 menjadi anggota terjadi peningkatan jumlah pada tahun 1948 menjadi anggota, tahun 1954 naik menjadi 11.l800; tahun 1963 meningkat menjadi , tahun 1976 menjadi , kemudian pad tahun 1988 menjadi anngota LA Mula-mula menyelenggarakan pendidikan pustakawan dan lulusanya mendapat ijazah dari LA, dan pada tahun 1970an kegiatan tersebut dihentikan karena sudah ada berbagai sekolah perpustakaan yang menghasilkan lulusan sesuai dengan standar LA. LA giat menyelenggarakan penataran, kursus penyegar, pendidikan berkesinambungan agar pustakawan praktisi tetap mampu mengikuti perkembangan dalam bidang masingmasing. Fungsi LA lainnya membuat direktori pustakawan terdaftar yang disebut Chartered Librarian pustakawan yang terdaftar pada LA, menyelenggarakan konres nasional tiap tahun, serta melaksanakan konferensi, lokakarya,seminar dan sejenisnya. Di Inggris seorang pustakawan harus terdaftar pada LA, hal tersebut diperlukan karena jika perpustakaan menerima calon pegawai mensyaratkan seseorang terdaftar pada LA Jika seorang tidak terdaftar pada LA maka dia bukanlah seorang Chartered Librarian. Hal ini membuat sulit mencari pekerjaan, hal tersbut juga diberlakukan di Kenya. Di 4

5 Indonesia sekarang ini seorang pustakawan baru menyatakan dirinya sebagai tenaga fungsional atau bukan. LA juga memberikan berbagai hadiah dan piala seperti Kate Greenway Medal, Carnegie Medal, Bestermann Medal yang diberikan kepada bibliografi yang terbaiks setiap tahun. ALA menerbitkan terbitan antara lain seperti Library Association Record, Journal of Librarianship, Library Association Year Book, British Technology Index, British Humanity Index, Radials Bulletin, Library and Information Abstract (LISA). 4. CONSAL Congress of Southeast Asian Librarians) CONSAL (Congress of Southeast Asian Librarians) merupakan kongres pustakawan se-asia Tenggara yang diadakan setiap 3 tahun sekali dan diselenggarakan secara bergilir di masing-masing negara anggota, khususnya negara- negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Kamboja, Vietnam, Laos, Myanmardan Brunei Darussalam. Dalam setiap kongres yang di adakan di masingmasing negara anggota, biasanya yang menjadi tuan rumah/panitia adalah Perpustakaan Nasional dan Ikatan/Asosiasi Profesi Pustakawan yang ada pada masing-masing negara anggota. Di Indonesia sendiri kegiatan ini ditangani oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bersama-sama dengan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). CONSAL sebagai ajang pertemuan para pustakawan di Asia Tenggara merupakan sarana yang tepat untuk mengadakan tukar pengalaman dan tukar pikiran dalam mengembangkan pengetahuan tentang perpustakaan dan profesi pustakawan serta mengantisipasi perkembangan dunia perpustakaan dan kepustakawanan di masa depan. Selain kegunaannya bagi perkembangan dunia perpustakaan dan profesi pustakawan, kongres ini juga dapat memberi sumbangan kepada bertambah eratnya saling pengertian dan persahabatan serta kerjasama saling bermanfaat antara bangsa-bangsa di kawasan Asian Tenggara. Sejak di mulainya Kongres Pustakawan se-asia Tenggara yang pertama di Singapura pada tanggal 14-16Agustus 1970 sampai dengan yang terakhir Kongres ke 14 yang diadakan di Vietnam pada tanggal April 2009, telah banyak masalahmasalah dan gagasan- gagasan yang dibicarakan yang berkaitan dengan kemajuan dunia perpustakaan dan profesi pustakawan di kawasan Asia Tenggara, khususnya negara- 5

6 negara anggota CONSAL. Tetapi mungkin kita perlu mengkaji apakah setelah 14 kali CONSAL melakukan kongres banyak manfaat yang telah didapat dari kegiatan kongres tersebut. Tentunya yang diharapkan oleh semua negara peserta CONSAL, setelah kongres ada perubahan- perubahan yang dilakukan dalam hal pengembangan dunia perpustakaan dan profesi kepustakawan di masing-masing negara peserta. CONSAL1 Tema : Prospek Baru Untuk Kerjasama Asia Tenggara Lokasi: Singapura Tanggal: Agustus 1970 CONSAL II Tema: Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Lokasi: Manila, Filipina Tanggal: 1-14 Desember 1973 CONSAL III Tema: Perpustakaan Terpadu dan Jasa Dokumentasi dalam Framework NATIS Lokasi: Jakarta, Indonesia Tanggal: 1-5 Desember 1975 CONSAL IV Tema: Kerjasama Regional Untuk Pengembangan Layanan Informasi Nasional Lokasi: Bangkok, Thailand Tanggal: 5-9 Juni 1978 CONSAL V Tema: Akses Informasi Lokasi: Kuala Lumpur, Malaysia Tanggal: Mei 1981 CONSAL VI Tema: Perpustakaan dalam Revolusi Informasi Lokasi: Singapura Tanggal: 30 May-3 Juni 1983 CONSAL VII Tema: Perpustakaan untuk Pembangunan Desa di Asia Tenggara Lokasi: Manila, Filipina Tanggal: Februari 1987 CONSALVIII Tema :Tantangan Baru Layanan Perpustakaan di Dunia Berkembang Lokasi: Jakarta, Indonesia Tanggal: Juni 1990 CONSAL IX 6

7 Tema : Dimensi Masa Depan dan Pengembangan Perpustakaan Lokasi: Bangkok,Thailand Tanggal: 2-7 Mei 1993 CONSALX Tema: Perpustakaan di Pengembangan Nasional Lokasi: Kuala Lumpur, Malaysia Tanggal: Mei 1996 CONSAL XI Tema : Melangkah ke Dalam Milenium Baru :Tantangan Bagi Perpustakaan dan Profesional Informasi Lokasi: Suntec City, Singapura Tanggal: April 2000 CONSALXII Tema: Pemberdayaan Informasi: Meningkatkan Pengetahuan Lokasi: Utama Konferensi Hall, international Convention Centre, Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam Tanggal: Oktober 2003 CONSALXIII Tema: CONSALdi Persimpangan: Tantangan Bagi Kerjasama Regional Yang Lebih Besar Lokasi :The Edsa Shangri-La, Manila, Filipina Tanggal: Maret 2006 CONSAL XIV Tema: Menuju Perpustakaan Dinamis dan Layanan Informasidi Negara-negara Asia Tenggara Lokasi: Hanoi, Vietnam Tanggal: April 2009 CONSAL XV Tema: National Heritage: Preservation and Dissemination Lokasi: Bali, Indonesia Tanggal : Mei 2012 CONSAL XVI Tema: Libraries for Sustainable Advancement Lokasi: Bangkok, Thailand Tanggal : Juni 2015 Bila dilihat dari tema-tema yang digaungkan pada setiap kongres sebenarnya telah banyak masalah-masalah dan gagasan- gagasan yang dibicarakan yang berkaitan dengan kemajuan dunia perpustakaan dan profesi pustakawan di kawasan Asia Tenggara, khususnya negara- negara anggota CONSAL. Tetapi apakah setiap tema dan bahasan materi kongres tersebut kemudian diimplementasikan oleh pustakawan di 7

8 setiap perpustakaan dari masing- masing negara anggota CONSAL, hal inilah yang masih harus diteliti lebih jauh lagi. 5. IPI ( IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA) a. Perhimpunan Memajukan Ilmu Perpustakaan Pada awal Abad 20 permerintah Hindi Belanda aktif membuka sekolah untuk kaum bumiputera sesuai dengan kegiatan politik etis. Pada saat itu belum ada pendidikan gru khusus untuk sekolah tingkat menengah, maka didatangkan guru-guru dari negeri Belanda, ini membawa serta konsep perpustakaan sekolah. Beberapa guru yang mengajar sekolah menengah di jakarta mulai mengambil prakarsa untuk mendirikan organisasi pustakwan. Kemudian pada tahun 1916 di Batavia, berdirilah Vereeniging tot Boverdering van het Bibliothekwezen (Perhimpunan Memajukan Ilmu Perpustakaan). Perhimpunan tersebut mempunyai beberapa tujuan, yakni : a. Memajukan berdinya perpustakaan baru dan perpustakaan rakyat/umum (Openbare bibliotheken) yang telah ada, baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat umum b. Memajukan usaha sentralisasi perpustakaan. c. Mengusahakan pinjam antar perpustakaan di Hindia belanda. d. Memajukan lalu lintas pertukaran dan peminjaman bahan perpustakaan di dunia internasional. e. Mengumpulkan dan memajukan sumber referens serta tugas rujukan. f. Mendirikan Biro penerangan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan dokumentasi. g. Mendirikan gedung untuk perpustakaan umum (Openbare bibliotheken). h. Serta usaha sah lainya yang dapat membantu tercapainya usaha tersebut di atas. Gagasan untuk pinjam antar perpustakaan yang sudah diusahakan sejak masa Hindia Belanda, sampai kin hal tersbut belum dapat berjalan sepenuhnya. Pada awalnya roda organisasi berjalan dengan lancar, perhimpunan tersebut bahkan pernah merayakan ulang tahun ke lima pada Setelah itu tidak ada lagi kegiatan organisasi pustakawan. Pada masa penjajahan jepang praktis tidak ada lagi kegiatan kepustakawanan, karena orang-orang Belanda yang bekerja di perpustakaan dimasukkan ke tahanan. Pada masa itu kegaiatn yang ada pada perpustakaan Ika Daigaku (Sekolah kedokteran). 8

9 Setelah proklamasi kemerdekaan 1945, pada bulan 1948 beberapa pustakawan di Jakarta melakukan pertemuan secara informal dan terbentuklah Stoediegroep van Bibliotheekbelangen dengan tujuan mengembangkan ilmu perpustakaan, kerjasama perpustakaan serta menyusun berbagai pedoman kerja. Kelompok studi tersebut tidak dapat menampung lagi aspirasi pustakawan, maka pada tanggal 9 April 1949 berdiril organisasi pustakawan dengan nama Vereeneging van Bibliothecaresen van Indonesie. Salah seorang pengurusnya kemudian aktif di FID (Federation International de Documentation) di negeri Belanda. Kemudian organisasi tersebut sampai dengan tidak ada kabarnya, sehingga samapi dengan awal tahun 1950an tidak ada organisasi pustakawan. Beberapa pustakawan yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri, setelah pulang ke Indonesia membentuk organisasi pustakawan walaupun sifatnya masih lokal, diantaranya Asosiasi Perpustakaan Indonesia (API) berdiri di Jakarta pada tahun 1953; Perhimpunan Ahli Perpustakaan di Yogyakarta dan Bogor. b. PAPSI (Perhimpunan Ahli Perpustakaan Seluruh Indonesia) Berdiri pada tanggal 25 Maret 1954, pada saat penyelenggaraan Konferensi Perpustakaan Seluruh Indonesia, ditunjuk sebagai Ketua Rustam Sutan Palindih dan Ketua II Raden Patah dari Perpustakaan Negara Semarang. Tujuan didirikannya PAPSI, a.l. : 1. Mempertinggi pengetahuan Ilmu perpustakaan mempertinggi derjat anggotanya. 2. Menanam rasa cinta terhadap perpustakaan dan buku kepada umum. c. PAPADI (Perhimpunan Ahli Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia) Kongres pertama PAPSI tanggal 5 s.d. 7 April 1956 memutuskan nama organisasi tersebut menjadi Perhimpunan Ahli Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia, susunan pengurusnya sama dengan PAPSI. PAPADI menyelenggarakan Kongres pertama di Jakarta pada tanggal 19 s.d. 22 Oktober Pasal 2 Anggaran Dasar PAPADI menyatakan : 1. Mempertinggi pengetahuan tentang Ilmu Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi dan ilmu-ilmu lain yang bersangkutan; 2. Memperluas dan menanam pengertian terhadap perpustakaan, arsip dan dokumentasi. 3. Membela kepentingan dan mempertinggi derajat para anggota. 9

10 d. APADI Anggota PAPADI yang tersebar di kota Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Medan serta berbagai kota di Indonesia Timur dan Sunda Kecil (sekarang Nusa Tenggara). Tanggal 12 Juli 1962 dilaksanakan pertemuan antar cabang di Jakarta, pada saat itu disepakai perubahan nama menjadi Asosiasi Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia (APADI). Dalam Anggaran dasar APADI pasal 3, dinyatakan bahwa tujuan asosiasi sbb. : 1. Mengusahakan agar tercapai kesempurnaan sistem dan isi perpustakaan, arsip dan dokumentasi; 2. mempertinggi pengetahuan tentang ilmu perpustakaan, arsi dan dokumentasi dan ilmu-ilmu lain yang bersangkutan. 3. memperbanyak dan menanam pengertian terhadap perpustakaan, arsip dan dokumentasi. 4. mempertinggi derajat para anggota. Cabang APADI : Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, Yogyakarta, Makasar, Manado, Denpasar, Mataram dan Kupang. e. HPCI Karena kekosongan kegiatan APADI, dan tersedianya anggaran untuk perpustakaan menyebabkan beberapa pustakawan yang bekerja pada perpustakaan khusus mengambil inisiatif mendirikan organisasi pustakawan yang mampu menampung aspirasi pustakawan perpustakaan khusus. Pada tanggal 5 Desember 1969 di Jakarta beridiri Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia. Tujuan HPCI dalam pasal 2 Anggaran Dasar : 1. Membina perkembangan perpustakaan khusus di Indonesia. 2. Memupuk hubungan antar anggota. Kegiatan yang dilakukan mencakup diskusi ilmiah, ceramah serta menerbitkan Majalah Himpunan Pustakawan Khusus Indonesia. Sampai dengan bulan Desember 1972 tercatat 102 anggota HPCI yang terdiri dari 72 anggota perorangan, 25 anggota badan/lembaga dalam negeri serta 16 anggota khusus dari luar negeri. Dengan membaiknya kondisi ekonomi pada masa orde baru, mulai tahun 1969 perpustakaan memperoleh anggaran, baik anggaran rutin maupun 10

11 anggaran pembangunan. Hal tersebut memacu kegiatan perpustakaan, kemudian berimbas munculnya berbagai kegiatan profesional di berbagai daerah. Pada masa tersebut timbul beberapa organisasi pustakawan, seperti Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia, Himpunan Pustakwan Daerah Istimewa Yogyakarta, Ikatan Pustakawan Perguruan Tinggi se-jawa Tengah, Ikatan Pustakawan Kelurahan DKI Jakarta, Ikatan Pustakawan Pesantren. Oraganisasi tersebut muncul karena banyak pustakwan yang belum merasakan kegiatan APADI. f. IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) Adanya berbagai oraganisasi pustakawan tidak selalu berdampak baik bagi profesi pustakawan, maka beberapa pustakawan mulai mengadakan penjajagan pembentukan organisasi porofesi yang bertaraf nasional. Pada bulan Januari 1973 di adakan pertemuan penjajagan di Bandung, yang dihadiri oleh sisa Pengurus Besar APDI Pusat, APADI Cabang Jakarta, Bogor, Bandung, Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia serta Himpunan Pustakawan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada pertemuan itu dihasilkan kesepakatan untuk melangsungkan Kongres Pustakwan se-indonesia. Kongres tersebut dilaksanakan tanggal 5 s.d. 7 Juli Hasil Kongres ialah peleburan berbagai organisasi pustakawan menjadi satu wadah tunggal Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). Dengan tujuan yang tertuang dalam pasal 5 Anggaran Dasar IPI, sbb. : 1. Menghimpun, menampung, serta menyalurkan aspirasi dan kreasi dari mereka yang berprofesi dalam ilmu perpustakaan dan ilmu pengetahuan lainnya yng berkaitan dan atau bekerja dalam bermacam-macam jenis perpustakaan atau badan-bdan lain yang ruang lingkungannya berkaitan dengan perpustakaan. 2. Mengusahakan mereka yang termasuk dalam pasal 5 ayat 1 Anggaran Dasar ini pada tempat yang semestinya di dalam masyarakat. 3. Meningkatkan, mengembangkan dan mengamalkan ilmu perpustakaan demi kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan serta kesejahteraan masyarakat. 4. Menempatkan ilmu perpustakaan dan ilmu pengetahuan lainnya yang berkaitan pada tempat yang semestinya di antara ilmu pengetahuan. Dalam salah satu pertemuan diadakan diskusi panel tentang kepustakwanan dan pembahasan tentang keilmuan ilmu perpustakaan, hal tersebut mendapat perhatian besar dari kalangan pustakawan karena untuk pertama kalinya IPI membahas tentang Ilmu Perpustakaan. 11

12 Sebagai organisasi profesi pustakawan maka tentunya IPI diharapkan oleh para pustakawan di Indonesia dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensi pustakawan yaitu kemampuan (pengetahuan, pengalaman, keterampilan) dalam mengelola dan mengembangkan pelaksanaan pekerjaan di bidang kepustakawanan serta kegiatan terkait lainnya. IPI juga harus dapat menunjukkan jalan bagi pengembangan karir pustakawan, baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Organisasi pustakawan ini juga yang menetapkan kode etik profesi pustakawan dan melaksanakan sanksi atas pelanggaran etika pustakawan. Dalam perkembangannya organisasi ini belumlah tampil sebagai organisasi profesi yang berwibawa. IPI dirasakan oleh sebagian orang belum mandiri, keuangan IPI masih banyak tergantung pada subsidi dan bantuan instansi di bidang perpustakaan di Indonesia (Perpustakaan Nasional Rl) dan Badan-badan lain, baik pemerintah maupun swasta. Di samping itu, keterlibatan para anggota IPI belum dapat dilaksanakan secara optimal. Seharusnya pustakawan sebagai anggota IPI harus benar-benar diberdayakan. Adapun upaya- upaya pemberdayaan anggota yang perlu dilakukan adalah peningkatan kualitas anggota dengan jalan kaderisasi anggota, akreditasi menjadi anggota, pelatihan, dan pendidikan dalam arti yang luas. KESIMPULAN Adanya organisasi profesi dalam perpustakaan baik yang berskala nasional (IPI) maupun internasional (IFLA, ALA, LA, CONSAL) sangat diharapkan dapat membantu pustakawan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pustakawan. Pustakawan juga dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilannya agar dapat bersaing dengan pustakawan lain. Dengan berkembangnya organisasi profesi perpustakaan ditambah dengan pustakawan yang juga mau berkembang maka masa depan perpustakaan di negara ini akan cerah dan makin bermanfaat bagi pemustaka dan seluruh aspek masyarakat. 12

13 DAFTAR PUSTAKA diakses pada 22 November 2014 pukul WIB diakses pada 22 November 2014 pukul WIB diakses pada 22 November 2014 pukul WIB index.php diakses pada 22 November 2014 pukul WIB 13

Pustakawan diasiatenggara

Pustakawan diasiatenggara m Irwedia pustaka Oleh: Murniaty P: y:m im%5im mimt y ^ V in : i IJ : : ::iiillisiii Pustakawan diasiatenggara Pendahuluan Indonesia akan menjadi tuan rumah Kongres Pustakawan se- Asia Tenggara ke-15 (CONSAL

Lebih terperinci

LAPORAN KNOWLEDGE SHARING: KETERLIBATAN PUSTAKAWAN DALAM KONFERENSI INTERNASIONAL

LAPORAN KNOWLEDGE SHARING: KETERLIBATAN PUSTAKAWAN DALAM KONFERENSI INTERNASIONAL LAPORAN KNOWLEDGE SHARING: KETERLIBATAN PUSTAKAWAN DALAM KONFERENSI INTERNASIONAL Diselenggarakan oleh ISIPII bekerja sama dengan FPK-I dan The Japan Foundation Oleh Astrid Chrisafi Annisa Zahrina Roseliana

Lebih terperinci

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer KERJA SAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN Perpustakaan merupakan Gedung dan Sistem. Peprustakaan adalah suatu unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruang khusus, dan kumpulan koleksi sesuai dengan jenis

Lebih terperinci

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) ASEP GINANJAR PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1. Peran Indonesia dalam

Lebih terperinci

PELAKSANAAN WAJIB SERAH SIMPAN TERBITAN DEPARTEMEN PERTANIAN KE PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN

PELAKSANAAN WAJIB SERAH SIMPAN TERBITAN DEPARTEMEN PERTANIAN KE PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 24 PELAKSANAAN WAJIB SERAH SIMPAN TERBITAN DEPARTEMEN PERTANIAN KE PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Oleh: Surya Mansjur Sulastuti Sophia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1988 TENTANG PENGESAHAN "PROTOCOL AMENDING THE TREATY OF AMITY AND COOPERATION IN SOUTHEAST ASIA" DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang :

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Mata Kuliah Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan Terkait dengan Penerapan Teknologi Informasi

Rangkuman Materi Mata Kuliah Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan Terkait dengan Penerapan Teknologi Informasi Rangkuman Materi Mata Kuliah Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan Terkait dengan Penerapan Teknologi Informasi Kerjasama perpustakaan artinya kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Kerjasama

Lebih terperinci

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG Lampiran IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI PERENCANAAN

Lebih terperinci

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI Kerjasama perpustakaan adalah kerjasama antara dua perpustakaan atau sistem perpustakaan atau lebih dengan tujuan menyediakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN FILATELIS INDONESIA ANGGARAN DASAR PERKUMPULAN FILATELIS INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN FILATELIS INDONESIA ANGGARAN DASAR PERKUMPULAN FILATELIS INDONESIA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN FILATELIS INDONESIA ANGGARAN DASAR PERKUMPULAN FILATELIS INDONESIA PEMBUKAAN Penerbitan prangko pertama di dunia di Inggris tanggal 6 Mei 1840 membuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU Pasal 1 1) Organisasi ini bernama Indonesian Association for Public Administration (IAPA)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 1988 (4/1988) TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 1988 (4/1988) TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 1988 (4/1988) TENTANG PENGESAHAN "PROTOCOL AMENDING THE TREATY OF AMITY AND COOPERATION IN SOUTHEAST ASIA" DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi negara merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih

Lebih terperinci

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2 PEMBUKAAN Ikatan Surveyor Indonesia atau dikenal dengan ISI merupakan sebuah organisasi profesi yang terkait dengan pekerjaan di bidang informasi kebumian (geo-informasi) atau dikenal dengan nama Geomatika.

Lebih terperinci

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia Liliana Muliastuti, Ketua Umum Afiliasi Pengajar dan Pegiat BIPA Pengantar Optimisme terhadap peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional cenderung

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPSI HIMPUNAN PSIKOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA JUNI 2010 ii Cetakan Pertama, Hasil Kongres XI Himpsi, 2010 di Surakarta Penerbit dan Penanggung Jawab Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia

Lebih terperinci

Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN)

Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) A. Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) 1. Lahirnya ASEAN (Association of South East Asian Nations) Kerja sama antarbangsa dalam satu kawasan perlu dijalin. Hal itu sangat membantu kelancaran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN CHARTER OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (PIAGAM PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah salah satu organisasi internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI KB 1. PENGERTIAN TERBITAN BERSERI * Terbitan Berseri berisi tulisan atau informasi orisinil dan biasanya belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun dan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS PUSAT IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE TANGGAL, 22 JANUARI 2007

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS PUSAT IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE TANGGAL, 22 JANUARI 2007 SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS PUSAT IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2006-2009 TANGGAL, 22 JANUARI 2007 Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, Yang saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti memiliki hubungan interaksi dengan negara lain yang diwujudkan dengan kerja sama di suatu bidang tertentu. Salah satu diantaranya adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

perdagangan, industri, pertania

perdagangan, industri, pertania 6. Organisasi Perdagangan Internasional Untuk mempelajari materi mengenai organisasi perdagangan internasional bisa dilihat pada link video berikut: https://bit.ly/2i9gt35. a. ASEAN (Association of South

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ON THE ASEAN POWER GRID (MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK

Lebih terperinci

Profesi Pustakawan dan Eksistensinya

Profesi Pustakawan dan Eksistensinya Profesi Pustakawan dan Eksistensinya Abstrak : Pustakawan merupakan sebuah pekerjaan yang professional. Ciri-ciri profesionalisme seorang pustakawan dapat dilihat berdasarkan karakteristik-karakteristik

Lebih terperinci

Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional

Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional Kantor Regional ILO untuk Asia & Pasifik (ROAP) Bangkok, Thailand Garis Besar Presentasi 1. Forum ASEAN tentang Pekerja

Lebih terperinci

BAB III PERAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III PERAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III PERAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA 3.1 Hubungan Dengan pengguna Pengguna atau user adalah orang yang menggunakan fasilitas yang digunakan perpustakaan,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok

Lebih terperinci

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PANITIA NASIONAL KEKETUAAN INDONESIA UNTUK ASSOCIATION OF SOUTH EAST ASIAN NATIONS TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA LEICESTER

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA LEICESTER ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA LEICESTER Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para pelajar Indonesia di Leicester yang sadar dan meyakini bahwa Pancasila adalah dasar negara dan pandangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin. digilib.uns.ac.id 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Banyak orang yang salah mengartikan tentang apa itu perpustakaan, fungsi dan peranan perpustakaan bagi kehidupan. Di era saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi adalah dengan mengikuti organisasi. Dengan berorganisasi manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi adalah dengan mengikuti organisasi. Dengan berorganisasi manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, perlu berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama. Salah satu cara yang digunakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

AMANDEMEN Nomer: SKEP/01/Abi-Bali/amd/XII/2016. Tentang ANGGARAN DASAR Asosiasi Bartender Indonesia Bali ABI Bali

AMANDEMEN Nomer: SKEP/01/Abi-Bali/amd/XII/2016. Tentang ANGGARAN DASAR Asosiasi Bartender Indonesia Bali ABI Bali AMANDEMEN Nomer: SKEP/01/Abi-Bali/amd/XII/2016 Tentang ANGGARAN DASAR Asosiasi Bartender Indonesia Bali ABI Bali PEMBUKAAN Bahwa bertitik tolak dari maksud Pemerintah untuk mengembangkan Industri Pariwisata,

Lebih terperinci

Perhimpunan Profesional perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia

Perhimpunan Profesional perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia Perhimpunan Profesional perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia PORMIKI Berdiri : 18 Februari 1989 DPP Berkedudukan di Jakarta Kongres : I : Jakarta : 11 Agustus 1992 II : Yogyakarta : 5 7 Desember

Lebih terperinci

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) Copyright 2002 BPHN UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) *9571 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN PENUGASAN PENUGASAN WAKIL PRESIDEN KEPPRES NO. 1 TAHUN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN ABSTRAK : - bahwa untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dibidang pendidikan. Perpustakaan merupakan tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dibidang pendidikan. Perpustakaan merupakan tempat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan salah satu penunjang dalam meningkatkan sumber belajar yang sekaligus sebagai wadah dari berbagai disipilin ilmu pengetahuan yang juga menunjang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Sitiran Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang dimaksud dengan sitiran adalah suatu catatan yang merujuk pada suatu karya yang dikutip atau

Lebih terperinci

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) www.appf.org.pe LATAR BELAKANG APPF dibentuk atas gagasan Yasuhiro Nakasone (Mantan Perdana Menteri Jepang dan Anggota Parlemen Jepang) dan beberapa orang diplomat

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR KEPANDUAN SEDUNIA / GERAKAN PRAMUKA UNIVERSAL

PRINSIP DASAR KEPANDUAN SEDUNIA / GERAKAN PRAMUKA UNIVERSAL 1 PRINSIP DASAR KEPANDUAN SEDUNIA / GERAKAN PRAMUKA UNIVERSAL 2 BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL FORUM KERJASAMA MENINGKATKAN PARTISIPASI KWARNAS KWARDA KETERLIBATAN TETAP KOMITMEN DUKUNG PROGRAM DAN KERJASAMA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya pengabdian kepada bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki awal abad 21 dunia ditandai dengan terjadinya proses integrasi ekonomi di berbagai belahan dunia. Proses integrasi ini penting dilakukan masing-masing kawasan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2 1 ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN BAB I NAMA, BENTUK dan LAMBANG Pasal 1 Organisasi ini bernama Aliansi Jurnalis Independen, disingkat AJI. AJI berbentuk perkumpulan. Pasal 2 Pasal 3 AJI berlambangkan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Rizal Ramadhan Herman/ Influence of entering Australia Becoming Part of The AFF in Football Development

ABSTRACT. Rizal Ramadhan Herman/ Influence of entering Australia Becoming Part of The AFF in Football Development ABSTRACT Paramadina University International Relations Studies Program 2011 Rizal Ramadhan Herman/211000165 Influence of entering Australia Becoming Part of The AFF in Football Development Australia is

Lebih terperinci

Indonesia Malaysia Singapura Vietnam Filipina. Thailand Brunei Darussalam Kamboja Laos Myanmar

Indonesia Malaysia Singapura Vietnam Filipina. Thailand Brunei Darussalam Kamboja Laos Myanmar Indonesia Malaysia Singapura Vietnam Filipina Ibukota Bentuk Pemerintahan Mata uang Bahasa resmi Lagu kebangsaan Agama Thailand Brunei Darussalam Kamboja Laos Myanmar Ibukota Bentuk Pemerintahan Mata uang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA MUKADIMAH Bahwa para Apoteker Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang

Lebih terperinci

TENTANG HASIL REKOMENDASI SIDANG KOMISI KONGRES PPI DUNIA TAHUN 2012

TENTANG HASIL REKOMENDASI SIDANG KOMISI KONGRES PPI DUNIA TAHUN 2012 SURAT KEPUTUSAN KONGRES ALIANSI PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA INTERNASIONAL (PPI DUNIA)/ OVERSEAS INDONESIAN STUDENTS ASSOCIATION ALLIANCE (OISAA)TAHUN 2012 Nomor : 04/OISAA/KR/II/2012 TENTANG HASIL REKOMENDASI

Lebih terperinci

RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME.

RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME. RPSEP-82 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DAN KODE ETIK PUSTAKAWAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALISME Yasir Riady UPBJJ UT Jakarta yasir@ut.ac.id Abstrak Salah satu bagian yang sangat

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

Surat Kabar Harian WAWASAN, terbit di Semarang, Edisi 8 Maret MERINDUKAN JURNAL SEAMEC YANG BERWIBAWA Oleh: Ki Supriyoko

Surat Kabar Harian WAWASAN, terbit di Semarang, Edisi 8 Maret MERINDUKAN JURNAL SEAMEC YANG BERWIBAWA Oleh: Ki Supriyoko Surat Kabar Harian WAWASAN, terbit di Semarang, Edisi 8 Maret 1988 MERINDUKAN JURNAL SEAMEC YANG BERWIBAWA Oleh: Ki Supriyoko Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita, Pprof Dr Fuad Hassan dalam konperensi

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN ORNITOLOG INDONESIA (POI)

PERHIMPUNAN ORNITOLOG INDONESIA (POI) PERHIMPUNAN ORNITOLOG INDONESIA (POI) BAB I Tempat Sekertariat dan Kegiatan IdOU Pasal 1 Sekretariat Perhimpunan beralamat di Kantor PILI (Pusat Informasi Lingkungan hidup Indonesia, Jalan Tumenggung Wiradireja

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Indonesian Counseling Association (ICA) WELCOME HOME Many of us come with different background, yet have the same vision: to build the world to be a better place

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI

Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September 2015 Oleh: MUSTOFA, CA Anggota Dewan Penasihat IAI Welcome, MEA 2015 MEA: membentuk pasar tunggal Asia Tenggara Tujuan: meningkatkan daya saing Mempermudah

Lebih terperinci

6. ORGANISASI PROFESI

6. ORGANISASI PROFESI 6. ORGANISASI PROFESI ORGANISASI REKAM MEDIS DI INDONESIA 2 PERHIMPUNAN PROFESIONAL PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (PORMIKI) 18 Februari 1989 PORMIKI di Yayasan Amanah, jl. Taman Kebon

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek BAB V KESIMPULAN Illegal Fishing merupakan kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan yang tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan telah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis UMY adalah mahasiswa di perguruan tinggi yang fokus mempelajari ilmu seputar ekonomi dan bisnis yang meliputi jurusan Akuntansi, Manajemen,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 18165 / Kep tertanggal 23 Juli didirikan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kampus IPB Darmaga, Wing barat rektorat lt. 1 AD/ART LK FEM IPB Mukadimah Dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Mahasiswa sebagai generasi muda dan penerus cita-cita bangsa memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan dharma

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEDELAPAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEDELAPAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEDELAPAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA Pemerintah-pemerintah Brunei Darussalam, Kerajaan Kamboja, Republik Indonesia, Republik Demokratik

Lebih terperinci

PROTOKOL 5 MENGENAI KEBEBASAN HAK ANGKUT KETIGA DAN KEEMPAT YANG TIDAK TERBATAS ANTARA IBUKOTA NEGARA ASEAN

PROTOKOL 5 MENGENAI KEBEBASAN HAK ANGKUT KETIGA DAN KEEMPAT YANG TIDAK TERBATAS ANTARA IBUKOTA NEGARA ASEAN PROTOKOL 5 MENGENAI KEBEBASAN HAK ANGKUT KETIGA DAN KEEMPAT YANG TIDAK TERBATAS ANTARA IBUKOTA NEGARA ASEAN Pemerintah pemerintah Brunei Darussalam, Kerajaan Kamboja, Republik Indonesia, Republik Demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Rights (IPR) sebagai bahan pembicaraan dalam tataran nasional, regional, dan internasional

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G PANDUAN PERHITUNGAN SATUAN KREDIT PROFESI (SKP) KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN PERSATUAN

Lebih terperinci

PERAN IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROFESI PUSTAKAWAN INDONESIA Khosyi Alfin Maulana

PERAN IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROFESI PUSTAKAWAN INDONESIA Khosyi Alfin Maulana PERAN IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROFESI PUSTAKAWAN INDONESIA Khosyi Alfin Maulana Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

PERAN ETIKA PROFESI BAGI DUKUNGAN STRATEGIS PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Supriyanto Pustakawan Perpustakaan Nasional RI; Dosen YARSI

PERAN ETIKA PROFESI BAGI DUKUNGAN STRATEGIS PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Supriyanto Pustakawan Perpustakaan Nasional RI; Dosen YARSI PERAN ETIKA PROFESI BAGI DUKUNGAN STRATEGIS PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Supriyanto Pustakawan Perpustakaan Nasional RI; Dosen YARSI Abstrak Tatkala peran pustakawan sebagai mediator (fasilitator) bagi ketersediaan

Lebih terperinci

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami Laboratorium Kesehatan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air Indonesia menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 11 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Yayasan Pendidikan dan Latihan The British Institute, lebih dikenal dengan nama TBI adalah sebuah yayasan yang didirikan sejak tahun 1984.

Lebih terperinci

SEAMEO? SEAMEO : South East Asia Ministers of Education Organization

SEAMEO? SEAMEO : South East Asia Ministers of Education Organization SEAMEO? SEAMEO : South East Asia Ministers of Education Organization Didirikan tahun 1965. Sekretariat SEAMEO di Bangkok. Hingga tahun 2012 beranggotakan 11 negara. www.seameo.org Negara-negara anggota

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR. Menurut Winardi (2004 : 1) motivasi (motivation) berasal dari kata Latin, yakni

BAB II KAJIAN LITERATUR. Menurut Winardi (2004 : 1) motivasi (motivation) berasal dari kata Latin, yakni BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian motivasi Menurut Winardi (2004 : 1) motivasi (motivation) berasal dari kata Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Greenberg dan Baron (dalam Djatmiko,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation

Lebih terperinci

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan

Lebih terperinci

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Sri Suharmini Wahyuningsih 1 minuk@ut.ac.id Abstrak Kesepakatan pemimpin ASEAN dalam memajukan masyarakat agar dapat mengembangan perekonomian

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian 19 ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian (1) IPI (dibaca i-pe-i); (2) IPI adalah wadah berkumpulnya para pustakawan dan pemerhati perpustakaan dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN SECOND PROTOCOL TO AMEND THE AGREEMENT ON TRADE IN GOODS UNDER THE FRAMEWORK AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. IAI 1. Sejarah Berdirinya IAI Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof.Dr.Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan

Lebih terperinci

GAMBARAN PROSES PEMBENTUKAN DAN PENDIRIAN PERPUSTAKAAN NASIONAL INDONESIA * Soekarman Kartosedono **

GAMBARAN PROSES PEMBENTUKAN DAN PENDIRIAN PERPUSTAKAAN NASIONAL INDONESIA * Soekarman Kartosedono ** GAMBARAN PROSES PEMBENTUKAN DAN PENDIRIAN PERPUSTAKAAN NASIONAL INDONESIA * Soekarman Kartosedono ** 1. Latar Belakang. Kebijakan eksploitatif pemerintah penjajah bangsa asing (Belanda) terhadap bangsa

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian 1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Warga Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Warga Negara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan

Lebih terperinci

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN ANTARA INDONESIA-MALAYSIA INDONESIA-MALAYSIA LIBRARY COOPERATION AND NETWORKING ABSTRACT

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN ANTARA INDONESIA-MALAYSIA INDONESIA-MALAYSIA LIBRARY COOPERATION AND NETWORKING ABSTRACT ISSN : 2089-6549 KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN ANTARA INDONESIA-MALAYSIA INDONESIA-MALAYSIA LIBRARY COOPERATION AND NETWORKING Oleh: Dyah Puspitasari, Endang Fitriyah Mannan, Nove E. Variant Anna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada beberapa ciri

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH Sesungguhnya kemerdekaan Bangsa Indonesia itu sebagai rahmat Tuhan Yang mahasa Esa, merupakan penggilan, tantangan dan dorongan bagi bangsa

Lebih terperinci

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU A. Ridwan Siregar Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Kerjasama merupakan suatu fenomena sosial

Lebih terperinci

Bahwa penerapan prinsip dan program kerja kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Bahwa penerapan prinsip dan program kerja kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN DASAR halaman 1 dari 10 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN DASAR P E M B U K A A N

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi

Lebih terperinci

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN Pertemuan Tingkat Tinggi Tentang Kewirausahaan akan menyoroti peran penting yang dapat dimainkan kewirausahaan dalam memperluas kesempatan

Lebih terperinci