BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 TV LED Panasonic model TH-L42ET5

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 TV LED Panasonic model TH-L42ET5"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Televisi Panasonic model TH-L42ET5 merupakan jenis TV LED. TV LED (Light Emitting Diode) merupakan salah satu perkembangan terbaru pada TV yang pada dasarnya mengadopsi sistem pada TV LCD (Liquid Crystal Display), namun sudah dilengkapi dengan teknologi LED Backlight. Dibandingkan dengan lampu neon, lampu LED jelas lebih unggul dari sisi penggunaanya, lebih hemat listrik, dan cenderung lebih terang. Gambar 4.1 TV LED Panasonic model TH-L42ET5 Karena ukuran lampu LED yang jauh lebih kecil daripada lampu neon, hal ini memungkinkan produsen TV LED untuk membuat TV dengan ukuran yang jauh lebih tipis daripada TV LCD. TV dengan jenis ini jelas 17

2 18 lebih unggul di antara jenis TV pendahulunya pada tingkat ketajaman gambar dan gradasi yang setara TV LCD, lebar sudut pandang yang setara TV Plasma, dan pengaturan gerak yang melebihi TV Tabung. Selain itu, TV LED dapat dikatakan jauh lebih unggul dibandingkan TV LCD biasa dilihat dari tingkat kontrasnya yang sangat tinggi dengan konsumsi listrik yang jauh lebih rendah, dan lebih ramah lingkungan. Berikut ini adalah spesifikasi dari TV LED Panasonic model TH-L42ET5. Spesifikasi TV LED Panasonic Model TH-L42ET5 Power Source AC V, 50 / 60 Hz Power Consumption Power Rating 113 W Standby Condition 0.2 W Display panel Panel system IPS LED backlight Liquid Crystal Display Visible screen size 107 cm / 42 inches Number of pixels 2,073,600 (1,920 (W) 1,080 (H)) Dimensions (W H D) 997 mm 650 mm 247 mm (With Pedestal) 997 mm 604 mm 52 mm (TV only) Mass 17.0 kg Net (With Pedestal) 14.0 kg Net (TV only) Sound Speaker (75 mm 22 mm) 2, 8 Ω Audio Output 20 W (10 W + 10 W) Headphones M3 (3.5 mm) stereo mini Jack 1 Aerial - Rear VHF / UHF Connection Terminals AV1 IN Audio L-R RCA PIN Video RCA PIN Audio OUT Audio L-R RCA PIN AV2 IN Audio L-R RCA PIN

3 19 Component Y 1.0 V [p-p] Video RCA PIN HDMI 1 / 2 / 3 / 4 input TYPE A Connectors PC Input High-Density D-SUB 15 PIN Card Slot SD Card slot 1 ETHERNET 10BASE-T / 100BASE-TX USB 1 / 2 / 3 USB 2.0 TYPE A Connectors DC 5 V Digital Audio Out PCM / Dolby Digital / DTS, Fibre optic Built-in wireless LAN Standard compliance IEEE802.11a/n 5.15 GHz GHz, 5.47 GHz GHz 3D Eyewear Dimensions (W H D) mm 44.0 mm mm Mass Approx. 18 g Lens type Circularly-polarised filter Usage temperature range 0 C - 40 C Berikut ini adalah gambar board layout dari TV LED Panasonic model TH-L42ET5. Gambar 4.2 Board Layout TV LED Panasonic model TH-L42ET5 [4]

4 20 Terdapat empat board pada TV LED Panasonic model TH-L42ET5 yaitu, A board, K board, P board dan GK board. Fungsi dari masingmasing board sesuai dengan tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Fungsi board TV LED Board Name Function A-Board K-Board P-Board GK-Board Main Board Remote Receiver, LED, Cat's eye Power Supply Power Switch, Key 4.2 Cara Kerja TV LED Panasonic Model TH-L42ET Standby / Start-up Operation (P/A board) Gambar 4.3 Block Diagram TV LED Panasonic model TH-L42ET5 [4] Ketika TV dihubungkan ke sumber listrik, output 5V pada P board digunakan untuk tegangan standby. Ketika power supply menerima sinyal TV_SUB_ON, maka akan memiliki dua tegangan output yang berbeda: P15V ke A board pada pin 1, 2, dan 3 dari konektor P2.

5 21 24V untuk LED backlight power board pada pin 7, 8, dan 9 dari konektor P4. Setelah A board siap untuk menampilkan, output backlight memberi perintah untuk LCD modul. Gambar 4.4 Block diagram P board [4] Ketika TV dihubungkan ke sumber listrik, rectifier mulai memproduksi tegangan DC yang mengarah melalui sirkuit PFC langsung ke power switch Q7301, Q7302. Selain tegangan DC ini, disediakan juga untuk D7104, D7105 yang memberikan tegangan awal ke pin 1 dari power supply IC7301. Ketika tegangan pada pin 1 naik hingga nilai yang telah ditetapkan, IC7301 mulai memberikan switching pulses untuk Q7301, Q7302. Karena arus ini dimulai untuk melalui T7301 untuk menghasilkan tegangan output. Salah satu tegangan VCC digunakan untuk memberi tegangan ke pin 10 IC7301. Ketika power supply dijalankan, tegangan 6V disediakan oleh D7407/C7514. Tegangan ini menuju ke IC7502 dan menghasilkan tegangan regulator 5V. Regulator ini perlu mendapatkan perintah untuk memulai, yang disediakan oleh IC7301 pin 3. Pin ini secara internal ter-ground saat

6 22 keadaan normal dan informasi yang dilakukan ke sisi sekunder dengan PC7303. Pin ini secara internal didasarkan pada keadaan normal dan informasi yang dilakukan ke sisi sekunder dengan PC7303. Akhirnya ada sekitar 2.4V pada pin 3 dari IC7502 untuk memulai pengoperasiannya. Kemudian 5V disediakan oleh pin 1 dan 2. Tegangan STB5V disediakan untuk A board melalui pin 5 di konektor P2. Jadi jika TV terpasang, STB5V disediakan untuk A board tanpa sinyal pemicu. Gambar 4.5 Block diagram standby mode [4] STB5V dari pin 5 pada konektor P2 diterapkan di Analog ASIC (IC5000) untuk memasok listrik ke CPU utama/peaks LD4 (IC8000) pada A board. Analog ASIC (IC5000) mengubah STB5V menjadi STB3.3V dan STB1.2V. Dua tegangan menyalurkan tenaga dan mempersiapkan mikroprosesor (CPU) untuk pelaksanaan program. STB3.3V dari Analog ASIC (IC5000) juga diterapkan untuk penerima remote control dan LED power pada K board melalui pin 5 dan 10 dari konektor A10 atau K10. Ketika switch power menyala, sinyal key 3 akan ter-ground. IC8000 memerintahkan lampu LED merah, dan siap untuk daya pada TV dengan menerima power switch, remote menyala. Ketika mendapat

7 23 perintah power menyala dari power switch, penerima remote control dan yang lainnya disediakan untuk IC8000 PEAKS LD4, IC8000 di A board keluaran pertamanya adalah perintah "TV_SUB_ON" (2.4V). Perintah "TV_SUB_ON" disediakan untuk power board melalui pin 7 dari konektor P2. Gambar 4.6 Block diagram detail P board [4] Ketika power board menerima sinyal TV_SUB_ON dari IC8000 melalui pin 7 dari konektor P2, memliki dua tegangan yang berbeda : P15V ke A board pada pin 1, 2, dan 3 dari konektor P2. 24V untuk LED backlight power board pada pin 7, 8, dan 9 dari konektor P4. Perintah ini dilakukan untuk sisi primer PC7302. Tegangan ini dipimpin untuk Q7303, yang menyediakan tegangan referensi dari pin 6 ke pin 5 dari IC7301. Oleh karena itu pengoperasi dari IC7301 mengubah frekuensi switching dari keadaan standby dan output tegangan menjadi bangkit. Selain pada perintah untuk menghubungkan Q7202 yang menyediakan tegangan VCC pada rangkaian PFC, kemudian PFC mulai beroperasi.

8 24 Tegangan output dari T7301 transformator mulai naik sampai saat ketika IC 7401 mulai beroperasi. IC ini mengukur tegangan output 16V. Output dari IC ini disediakan oleh PC7301 untuk pin 4 dari IC7301. IC7301 menyesuaikan frekuensi switching dengan sinyal umpan balik ini. Sinyal TV_SUB_ON juga menyalakan Q7402 dan Q7403 untuk memberikan output tegangan (16V dan 24V) untuk board lainnya. Tegangan 24V disediakan untuk LCD Module (Power Backlight LED Supply). Sedangkan P15V disediakan untuk A board. Gambar 4.7 Block Diagram P board dan A Board [4] Tegangan P15V dari P board melalui pin1,3 dan 5 pada konektor A02 digunakan untuk Analog ASIC IC5000 dan IC (tegangan regulator) di A board untuk menghasilkan tegangan SUB yang digunakan untuk pemrosesan sinyal, yaitu SUB1.1V, 1.5V, 1.8V, 3.3V, 5V, HDMI3.3V dan USB5V.

9 25 Gambar 4.8 Layout P board dan A board [4] Setiap tegangan regulator dipicu oleh sinyal DCDCEN. Jadi P15V disediakan untuk A board, masing-masing regulator SUBtegangan output IC. Gambar 4.9 Tegangan SUB [4] Tegangan Sub memonitor kondisi over-voltage. Jika ada kenaikan tegangan di atas tingkat yang telah ditentukan, sirkuit OVP akan memicu IC5000 pada pin 7 menjadi tinggi. Ketika pin 7 menjadi tinggi, tegangan TV_SUB_ON terhubung ke pin

10 26 8 yang diground-kan. Menonaktifkan sirkuit dengan output P15V dan 24V di power supply. Jika kelainan apapun terjadi dengan P15V, sirkuit DCDCEN dalam IC5000 terpicu dan pin 11 diground-kan. Dalam kondisi ini akan menonaktifkan output dari IC SUB-Voltage regulator (IC5400, IC5420, IC5440, IC8100, dan IC8101). Gambar 4.10 Tegangan FRC [4] P15V juga digunakan untuk menghasilkan tegangan PNL dan tegangan FRC pada A board. IC5000 mengeluarkan sinyal Panel VCC On2. IC5300 mulai menghasilkan PNL12V oleh sinyal ini. PNL12V disediakan untuk IC (Voltage regulator) untuk FRC-Tegangan dan sirkuit T-Con dari modul LCD. Setelah itu, output IC8000 BL_ON memberi perintah untuk modul LCD melalui P board. Perintah BL_ON menyalakan LED backlight power supply pada modul LCD. Jika rangkaian listrik backlight tidak bekerja secara normal, sinyal BL_SOS memberi informasi ke IC8000. Pada saat itu, IC8000 berhenti mengeluarkan sinyal TV_SUB_ON dan berkedip LED merah 1 kali.

11 Proses Sinyal Video Fungsi utama dari A board adalah untuk memilih dan memproses salah satu sinyal video yang masuk. IC8458 dan IC4700 hanya beralih dari USB dan HDMI sinyal. Modul WiFi yang terpasang terhubung dengan USB tipe terminal. Input video, Input Component Video, input HDMI dan output video komposit dari tuner semua terhubung dengan IC8000 untuk seleksi. Sinyal input video ada dua format yaitu video dan Y, Pb, Pr. Sumber informasi gambar TV warna berasal dari sinyal R (Red), G (Green), dan B (Blue). Agar bisa disisipkan di informasi gambar hitam putih yang sudah diciptakan sebelumnya, maka ketiga sinyal tersebut diproses menjadi sinyal Y untuk hitam putih, R-Y dan B-Y. Kemudian sinyal R-Y dan B-Ynya di modulasi dengan frekuensi 3.8MHz untuk NTSC dan 4.43MHz untuk PAL dengan beda 90. R-Y dimodulasi dinamakan menjadi Pr dan yang B-Y dimodulasi dinamakan Pb. Sinyal Pr dan Pb disatukan dengan sinyal sinkronisasi dinamakan sinyal chrominance dan sinyal Y dinamakan sinyal luminance. Sinyal chrominance dan luminance ini disatukan menjadi sinyal yang dinamakan sinyal video komposit. Sebuah filter dalam IC8000 mengubah sinyal video komposit dari gambar utama untuk sinyal Y dan C (luminance dan chrominance). Sinyal tersebut kemudian dikonversi ke RGB. Pada penyelesaian proses ini, format sinyal komposit sekarang sama dengan sinyal komponen 1080i digital. Jika video yang masuk dalam 480p, 720p, 1080i, dan 1080p format, sinyal Y, Pb, Pr akan mengalami konversi A/D (analog ke digital). Akhirnya semua sinyal gambar dikonversi ke 1080p.

12 28 Gambar 4.11 Proses sinyal video [4] Penerimaan televisi digital pada tuner menghasilkan output dalam bentuk sinyal IF (Intermediate Frequency). Sinyal dari tuner memasuki VSB I/F (Vestigial Sideband Interface) bagian dari IC8000 dimana sinyal video diekstrak dan dikonversi menjadi data YUV. Output disediakan untuk Input Video I/F kemudian diseleksi. Data JPEG dari kartu SD (Secure Digital) memasuki bagian JPEG I/F IC8000 untuk dikonversi menjadi data YUV dan output untuk input Video I/F sirkuit. YUV merupakan komponen yang tersusun atas tiga kompnen yaitu Y, U, V. Y merupakan komponen luminance dan UV adalaha komponen chrominance. Sinyal YUV diciptakan dari RGB yang diberi beban tertentu. Output dari antarmuka input video berupa data gambar yang dipilih untuk sirkuit proses video. Proses video ini merupakan bagian dari kemampuan IC melakukan semua operasi kontrol gambar, seperti kecerahan, kontras, warna, warna. Pada data screen display seperti nomor saluran dan penyesuaian gambar bercampur dengan data video. Setelah proses tersebut, LVDS (Low Voltage Differential Signaling) merupakan output ke IC9100. IC9100 mengkonversi data gambar 50 /

13 29 60Hz ke salah satu 100/120Hz. Jika dalam mode 3D, itu mengkonversi untuk kanan dan kiri gambar. 4.3 Analisa Kerusakan Berdasarkan Blinking Analisa kerusakan pada TV LED TH-L42ET5 dapat dilakukan dengan cara kode error kedipan lampu LED pada TV. Tabel 4.2 Tabel LED Blinking LED Blinks Detail Error Board May Defect 1 LED driver: BL_SOS Panel/A/P Fast 3 Incomplete or interrupted Boot Program execution of PEAKS IC8000 (No P15V voltage) P/A 7 No voltage SUB3.3V detected A 9 Audio amplifier: SOUND_SOS A/Speaker 10 No voltage PNL12V detected A/Panel One Time LED Blink Tabel 4.3 Tabel LED blinking satu kali LED Blinks Detail Error Board May Defect 1 LED driver: BL_SOS Panel/A/P BL_SOS dihasilkan oleh backlight power board dan dikirim ke IC8000 pada A board melalui konektor P4 di pin 3 atau konektor P2 di pin 11 ketika mendeteksi kerusakan dari LED driver. Normal : BL_ON tinggi (3.3V), BL_SOS rendah (0V) Rusak : BL_ON rendah (0V), BL_SOS tinggi (3.3V)

14 30 Gambar 4.12 Flow chart satu kali blinking [4] Saat power on, cek tegangan 24V pada pin 7,8, dan 9 pada konektor P4 sebelum LED berkedip. Jika tidak ada tegangan 24V kerusakan ada pada P board. Jika tegangan tersebut ada, pada saat power on cek tegangan 3.3V (BL_ON) pada pin 2 di konektor P4 sebelum LED berkedip. Jika tegangan 3.3V tidak ada maka kerusakan ada pada A board, jika ada kerusakan terjadi pada panel module Three Times LED Blink Gambar 4.13 Diagram blok satu kali blinking [4] Tabel 4.4 Tabel LED blinking tiga kali LED Blinks Fast 3 Detail Error Incomplete or interrupted Boot Program execution of PEAKS IC8000 (No P15V voltage) Board May Defect P/A

15 31 P15V disuplai dari P Board. Jika P15V tidak tersedia LED berkedip 3 kali (blink cepat). Pelaksanaan program boot yang tidak lengkap atau terputus dari PEAKS IC8000 (Tidak ada tegangan P15V). Gambar 4.14 Flow chart tiga kali blinking [4] Saat power on, cek tegangan P15V pada pin 1,3, dan 5 pada konektor A02 sebelum LED berkedip. Jika ada tegangan P15V kerusakan ada pada A board. Jika tegangan tersebut tidak ada, lepas konektor P2 lalu cek apakah ada hubung singkat pada pin 1,3 dan 5 di konektor A02. Jika ada hubung singkat maka kerusakan ada pada A board, cek juga apakah fuse PA7402 putus atau tidak, jika putus P board juga diganti. Jika tidak ada hubung singkat maka kerusakan hanya ada pada P board. Gambar 4.15 Diagram blok tiga kali blinking [4]

16 Seven Times LED Blink Tabel 4.5 Tabel LED blinking tujuh kali LED Blinks Detail Error Board May Defect 7 No voltage SUB3.3V detected A SUB3.3V diatur oleh IC5400 dari P15V bagian P board. SUB3.3V hanya tersedia selama sinyal DCDCEN (dikirim dari IC5000) menjadi tinggi. Jika tegangan SUB3.3V tidak terdeteksi oleh IC8000, indikator LED akan berkedip 7 kali. Tegangan ini hanya tersedia bila IC5400 diaktifkan oleh DCDCEN perintah dikirim dari IC5000. Dalam kasus ini, kerusakan terjadi hanya pada A board. Gambar 4.16 Diagram blok tujuh kali blinking [4] Nine Times LED Blink Tabel 4.6 Tabel LED blinking sembilan kali LED Blinks Detail Error Board May Defect 9 Audio amplifier : SOUND_SOS A/Speaker Audio amplifier bersumber pada daya P15V dari P board. Jika penguat tidak bekerja normal (mungkin karena hubungan arus pendek

17 33 atau overload), sinyal SOUND_SOS akan tinggi dan terdeteksi oleh IC8000 sehingga LED berkedip 9 kali. Gambar 4.17 Flow chart sembilan kali blinking [4] Lepas kabel yang terhubung pada L speaker, kemudian nyalakan power. Jika LED tidak berkedip maka kerusakan ada pasa L speaker. Jika LED berkedip, lepas kabel yang terhubung pada R speaker lalu nyalakan power. Jika LED tidak berkedip maka kerusakan ada pada L+R speaker, jika LED berkedip maka kerusakan ada pada A board. Gambar 4.18 Diagram blok sembilan kali blinking [4]

18 Ten Times LED Blink Tabel 4.7 Tabel LED blinking sepuluh kali LED Blinks Detail Error Board May Defect 10 No voltage PNL12V detected A/Panel PNL12V diatur oleh IC5300 dari P15V. Jika tegangan PNL12V tidak terdeteksi oleh IC8000, indikator LED akan berkedip 10 kali. Tegangan ini hanya tersedia bila IC5300 diaktifkan oleh perintah PANEL_VCC_ON yang dikirim dari IC8000. Gambar 4.19 Flow chart sepuluh kali blinking [4] Saat power dinyalakan, cek tegangan PNL12V di pin 1-4 pada konektor TC01A sebelum LED berkedip. Jika tegangan PNL12V ada, kerusakan terjadi pada A board. Jika tidak ada tegangan, lepas kabel yang terhubung pada konektor TC01A lalu cek apakah ada hubung singkat pada pin 1-4 di konektor TC01A. Jika ada hubung singkat maka kerusakan ada pada A board, jika tidak kerusakan terjadi pada panel module. Gambar 4.20 Diagram blok sepuluh kali blinking [4]

19 Analisa Kerusakan Berdasarkan Prinsip Kerja Kerusakan Mati Total Kerusakan mati total pada P board. Pada kerusakan TV mati total, sebagian besar kerusakan terdapat pada bagian P Board. Gambar 4.21 Diagram blok power board [5] Sedangkan komponen yang sering mengalami kerusakan yaitu: 1. Dioda bridge (D7106) Kerusakan pada komponen dioda bridge akan menyebabkan hilangnya tegangan 300VDC sebagai tegangan utama pada P board. Ketika tegangan input dioda normal yaitu sebesar 220VAC tetapi outputnya tidak 300VDC maka sudah dipastikan dioda bridge tersebut rusak. 2. IC switching (IC7301) Kerusakan pada IC7301 biasanya disebabkan oleh kerusakan rangkaian yang terdapat pada IC7301 yang diantaranya terdapat hubung singkat (short) pada IC

20 36 tersebut. Identifikasi kerusakan pada IC 7301 dilakukan dengan cara mengukur VCC pin 10 sebesar ± 10V, H0 pin 15 dan L0 pin 11 sebesar ± 3V menggunakan multitester dengan menggunakan ground hot chasis. Kerusakan biasa terjadi disebabkan oleh tidak keluarnya H0 pin 15 dan L0 pin Transistor switching (Q7301 & Q7302) Fungsi utama komponen ini adalah sebagai saklar, yaitu menghubung dan memutuskan kaki trafo dengan ground. Komponen ini sering terjadi hubung singkat antar ketiga kakinya. Sehingga dengan mudah dapat dites menggunakan multimeter dengan mengukur resistansinya. 4. Dioda rectifier dibagian sekunder (D7407). Tegangan STB12VDC dihasilkan oleh D7407, jadi ketika komponen ini rusak maka tegangan tersebut tidak akan keluar. Dioda ini sering putus, sehingga tegangan output dari trafo T7301 tidak disearahkan oleh D7407. Kerusakan mati total pada A board. Penyebab kerusakan ini sebagian besar karena IC5000. Cara kerja IC ini sama dengan cara kerja standby pada P board. Dimana ketika TV dalam kondisi standby, tegangan yang masuk ke IC hanya STB5V dan mengeluarkan output STB1.1V dan STB3.3V. Kemudian ketika switch power ditekan tegangan SUB5V dan P15V masuk dan mengeluarkan output SUB9V dan SUB3.3V. IC ini dinyatakan rusak karena tidak keluarnya tegangan STB3.3V di pin 32. Hal itu disebabkan karena terjadi hubung singkat di dalam IC ini antara tegangan STB3.3V dengan ground di pin 9 atau di pin 16. Dimana jika diukur menggunakan multimeter akan menunjukkan resistansi 0Ω.

21 Kerusakan Standby Pada kondisi standby, tegangan dari P Board yang masuk ke A board hanya STB5V sedangkan tegangan 24V dan 16V tertahan di Q7402 dan Q7403. Saat tombol power ditekan, A board mengeluarkan tegangan Sub_On sekitar 2-3V. Tegangan ini terhubung dengan basis transistor Q7401 sehingga transistor ini aktif dan kaki kolektor menjadi low. Ketika kaki kolektor menjadi low maka transistor Q7403 dan Q7402 akan aktif dan dapat menyalurkan tegangan 16V dan 24V yang dihasilkan diode D7401,D7402,D7408 dan D7409 ke A board. Pada kondisi ini TV akan menyala. Gambar 4.22 Transistor Q7402 dan Q7403 [4] Komponen yang sering rusak adalah transistor Q7402 dan Q7403. Untuk mengetahui apakah komponen ini rusak atau tidak, bisa diukur dari kaki trigger. Ketika kaki trigger low dan tegangan 16V dan 24V masih belum tersalurkan ke A board maka dapat dipastikan transistor Q7402 dan Q7403 rusak.

22 Kerusakan Tidak Ada Suara Ketika menemukan kerusakan TV tidak ada suara, komponen yang sering rusak adalah IC Audio Amplifier (IC4900) di A board. Karena pada dasarnya hampir semua rangkaian penguat suara pada TV model ini, terintegrasi menjadi satu didalam IC tersebut. Untuk memastikan kerusakan terdapat pada IC4900, ukur tegangan P15V di pin 17,18,23,24 dan 31. Jika tegangan tersebut normal, input sinyal audio di pin 1,2,3 dan 32 diukur menggunakan osiloskop. Jika sinyal ada, lalu ukur sinyal output dari IC4900 di pin 11,12,14,15,26,27,29, dan 30. Jika sinyal output tidak ada maka dapat dipastikan IC4900 rusak. Gambar 4.23 IC4900 [3] Kerusakan Tidak Ada Gambar Faktor terbesar penyebab kerusakan TV tidak ada gambar adalah tidak tersalur tegangan PNL12V yang menjadi satu-satunya VCC untuk rangkaian T-Con yang berfungsi untuk mengontrol IC driver panel LCD. Dalam hal ini IC5300 pada A board sering mengalami kerusakan, dimana IC ini merupakan IC regulator yang menghasilkan

23 39 tegangan PNL12V. Syarat agar IC ini dapat bekerja adalah dengan adanya P15V dari P board dan perintah enable dari IC8000. Cara memastikan IC5300 rusak atau tidak adalah dengan mengukur P15V pada pin 2. Jika tegangan normal, kemudian perintah enable diukur yang berupa tegangan 2-3V di pin 6. Ketika dua syarat tersebut terpenuhi maka seharusnya IC5300 mengeluarkan tegangan output PNL12V di pin 8. Jika pada pin 8 tidak ada tegangan PNL12V maka IC5300 rusak. Ada kemungkinan lain, jika tegangan ouput di pin 8 ada namun kurang atau lebih dari 12V yang terjadi adalah resistor R5315 atau R5316 berubah nilai. Gambar 4.24 IC5300 [3] Kerusakan Layar Bergaris Penyebab layar bergaris adalah rusaknya IC driver LCD pada panel. Jika kerusakan ini terjadi maka tidak dapat dilakukan perbaikan dengan mengganti IC driver tersebut melainkan harus diganti satu set panel. Karena tingkat kerumitan dan ketelitian yang tinggi.

24 40 Gambar 4.25 Layar bergaris Gambar diatas merupakan contoh kerusakan layar bergaris pada TV LED Kerusakan Layar Dot Pixel Secara teknis, satu pixel dibentuk oleh 3 buah subpixel yang merupakan warna dasar, yaitu RGB (Red, Green & Blue). Setiap satu subpixel itu diwakili oleh satu buah transistor yang menembakkan warna dasar. Ketika salah satu transistor bermasalah (defect), maka dapat dipastikan pixel menjadi tidak sesuai. Jadi secara teknis, kerusakan pada pixel disebabkan oleh problem di transistornya. Gambar 4.26 Layar dot pixel

25 41 Dot Pixel terjadi apabila salah satu pixel atau subpixel mengalami masalah, dengan kondisi seperti dibawah : 1. Apabila pixel selalu menyala dan tidak dapat mati, sehingga selalu menampilkan titik putih. Ini di-istilahkan dengan hot pixel atau bright pixel. 2. Apabila pixel mati total, sehingga selalu menampilkan titik warna hitam. Ini di-istilahkan dengan dead pixel atau dark pixel. 3. Apabila satu atau dua subpixel selalu menyala, atau keduanya mati total, sehingga menampilkan warna-warni seperti merah, biru dan hijau. Ini disebut dengan stuck pixel. Jika kerusakan dot pixel terjadi, perbaikan sama seperti kerusakan pada panel bergaris yaitu dengan mengganti satu set panel.

Energi dan Ketenagalistrikan

Energi dan Ketenagalistrikan ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA TELEVISI CRT DAN LED Tri Anggono dan Khalif Ahadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru dan Terbarukan anggono_tri@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar. 4.1 Blok Diagram sistem counting bottle. Unit Power. Primus CMP-72T. Keypad.

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar. 4.1 Blok Diagram sistem counting bottle.  Unit Power. Primus CMP-72T. Keypad. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sistem Counting Bottle Pada prinsipnya sistem ini digunakan untuk menghitung botol tranparan pada conveyor yang sedang beroperasi dengan kecepatan 400-500 botol permenit. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Pada perancangan kali ini penulis akan memulai dari penempatan komponen-komponen Elektro pada sebuah papan project / bread board (LCD,LED,BUZZER dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya 2012 Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya Telepon seluler atau yang lebih dikenal dengan ponsel dari duiu sampai sekarang telah mengalami perubahan baik teknologinya yang dulu hanya dapat untuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Pada bab ini akan membahas proses yang akan dilakukan terhadap alat yang akan dibuat, mulai dari perancangan pada rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 59 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Pengujian Tegangan pada Alat Bab ini akan membahas proses pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui cara kerja

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

1. Power Supply. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

1. Power Supply. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version 1. Power Supply Obyektif : Teknologi Switcher Standarisasi Power Supply Advance Power Management Konservasi Energy Problem Apabila ada sebuah komponen yang sangat vital terhadap beroperasinya komputer,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram Berikut merupakan diagram blok alat yang dirancang untuk mempermudah dalam memahami alur kerja alat. Sensor MPX5700 Tekanan Dari tabung Kode perintah Minimum

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Modul Sensor Warna (TCS 3200) Driver H Bridge Motor DC Conveyor Mikrokont roller LCD ATMega 8535 Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras 29 30 Keterangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Pengujian teruji pada alat Bab ini akan membahas proses pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui cara kerja dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan sistem ini memerlukan sensor penerima radiasi sinar infra merah yang dapat mendeteksi adanya kehadiran manusia. Sensor tersebut merupakan sensor buka-tutup yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Deskripsi Alat Pada bab ini penulis akan menjelaskan spesifikasi alat pemodelan sterilisasi ruangan yang akan dibuat dan menjelaskan beberapa blok diagram dan rangkaian yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9 Daftar Isi 1. Indikator padam layar mati... 3 2. Layar bergelombang... 8 3. Indikator hidup layar mati... 9 4. Gambar terlalu melebar atau menyempit... 10 5. Raster satu garis vertikal... 11 6. Gambar

Lebih terperinci

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Yogo Tri Saputro 17411549 Teknik Elektro Latar Belakang Pada dasarnya pemancar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH 3.1 Flowchart Kendali Exhaust Fan dengan Bluetooth Pada perancangan ini, dibutuhkan kerangka awal sistem yang dibutuhkan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2

SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2 SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2 Dalam sistem pemancar televisi, khususnya yang bersifat relay transmisi, sinyal informasi yang diterima dari sumber akan dikuatkan dan kemudian diteruskan ke tujuan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Sinyal analog, Motor servo, Mikrokontroler, LED RGB

ABSTRAK. Kata kunci : Sinyal analog, Motor servo, Mikrokontroler, LED RGB ABSTRAK Saat ini masih banyak lampu sorot yang dioperasikan secara manual. Satu lampu sorot umumnya di operasikan oleh satu operator maka jika ada 10 lampu sorot di perlukan 10 operator. Lampu sorot yang

Lebih terperinci

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / 66350 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ELEKTRONIKA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi TV & Display Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200 PC-Link PC-Link Application Note AN200 GUI Digital Input dan Output Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Digital Input dan Output pada.

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP Pada BAB 2 telah dijelaskan terdapat dua tipe ELT yaitu Portable ELT dan Fixed ELT dan juga ELT yang hanya bekerja pada dua frekuensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

DX1220 LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512. Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound

DX1220 LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512. Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512 Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound Panel Depan DX1220 terdiri dari 12 modul P-30 (1 ch modul) dan 1 buah DP-5 (DMX interface). Modul P-30 TRIG : menandakan jika

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital Jurnal Skripsi Alat mesin mini voting digital ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemilihan suara, dikarenakan dalam pelaksanaanya banyaknya terjadi kecurangan dalam perhitungan jumlah hasil

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan

Lebih terperinci

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN Pada bab ini kami akan memberikan beberapa penjelasan mengenai struktur diagram ponsel beserta fungsi dan gejala kerusakan dari setiap komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan proses pengujian, hasil, dan analisis dari hasil pengujian. Ada tiga bagian yang diuji, yaitu perangkat keras, perangkat lunak,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010/2011 CREW

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 37 BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Tujuan Pengukuran dan Pengujian Pengukuran dan pengujian alat bertujuan agar dapat diketahui sifat dan karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi serta cara kerja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pengertian perancangan sistem adalah penggabungan beberapa rangkaian yang sudah ada ataupun membuat rangkaian menjadi satu sistem utuh yang difungsikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

A/D, D/A CONVERTER ASSEMBLY USER S MANUAL

A/D, D/A CONVERTER ASSEMBLY USER S MANUAL A/D, D/A ASSEMBLY USER S MANUAL Apa itu converter? Untuk menghubungkan sistem komputer dengan alat-alat peripheral lain dibutuhkan interface. Kentac 825 adalah sebuah konverter yang bisa merubah sinyal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Amplifier Amplifier adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier menguatkan signal suara yaitu memperkuat

Lebih terperinci

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX Farrih Mustafid 10405286 ABSTRAKSI PABX atau private automatic branch exchange adalah suatu sistem

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penjelasan Rangkaian 4.1.1 Rangkaian Power Supply Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply: Gambar 4.1 Rangkaian Power Supply Pada rangkaian diatas menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem 4.1.1 Impelementasi Mikrokontroler Arduino Mikrokontroller berbasis Arduino merupakan bagian utama dan terpusat dari keseluruah alat yang didalamnya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA 4.1 Penerapan Sistem Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem, yang dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan sistem traffic light pada empat persimpangan pada jalan raya ini menggunakan Arduino uno, yang berfungsi untuk mengontrol atau memonitor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang akan digunakan dalam Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

Lebih terperinci