ANALISIS KARAKTERISTIK ANTROPOMETRI DAN KOMPOSISI TUBUH DENGAN SOMATOTYPE ATLET REMAJA SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA ZUKHRUF FARIDHO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KARAKTERISTIK ANTROPOMETRI DAN KOMPOSISI TUBUH DENGAN SOMATOTYPE ATLET REMAJA SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA ZUKHRUF FARIDHO"

Transkripsi

1 ANALISIS KARAKTERISTIK ANTROPOMETRI DAN KOMPOSISI TUBUH DENGAN SOMATOTYPE ATLET REMAJA SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA ZUKHRUF FARIDHO DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Karakteristik Antropometri dan Komposisi Tubuh dengan Somatotype Atlet Remaja Sekolah Atlet Ragunan Jakarta adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor Bogor, September 2016 Zukhruf Faridho NIM I

4

5 ABSTRAK ZUKHRUF FARIDHO. Analisis Karakteristik Antropometri dan Komposisi Tubuh dengan Somatotype Atlet Remaja Sekolah Atlet Ragunan Jakarta. Dibimbing oleh HADI RIYADI. Tujuan penelitian adalah menganalisis karakteristik antropometri dan komposisi tubuh dengan somatotype atlet empat cabang olahraga yaitu atletik, renang, sepak bola, dan taekwondo di Sekolah Atlet Ragunan Jakarta. Penelitian dilakukan Mei hingga Juni 2016 dengan desain cross sectional. Sampel dipilih secara purposive (n=68) terdiri dari 46 laki-laki dan 22 perempuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan ukuran berat badan, tinggi badan, lingkar tubuh (dada, pinggang, pinggul, lengan atas, dan betis), serta lebar femur dan humerus responden antar cabang olahraga (p<0.05). Tidak terdapat perbedaan signifikan tebal lemak bawah kulit responden antar cabang olahraga (p>0.05). Tidak terdapat perbedaan somatotype responden antar cabang olahraga (p>0.05). Komponen endomorphy dipengaruhi oleh tebal lemak bawah kulit triceps, subscapular, suprailiac, dan tinggi badan (p<0.05). Komponen mesomorphy dipengaruhi oleh LILA, tinggi badan, lingkar betis, lebar humerus dan femur, tebal lemak triceps dan medial calf (p<0.05). Komponen ectomorphy dipengaruhi oleh lingkar dada, tinggi badan, berat badan, dan lingkar pinggang (p<0.05). Kata kunci: atlet, karakteristik antropometri, komposisi tubuh, somatotype ABSTRACT ZUKHRUF FARIDHO. Analysis of Anthropometric Characteristics and Body Composition with Somatotype of Youth Athletes in Athlete School of Ragunan Jakarta. Supervised by HADI RIYADI. The objective of this study was to analyze the correlation between anthropometric characteristics and body composition with somatotype of youth athletes in Athlete School of Ragunan Jakarta. The study was held in May-June Design of this study was cross sectional with purposive sampling. The study carried out 46 males and 22 females. Height, the girth of (chest, waist, hip, arm, calf), breadth of femur and humerus were significantly different among types of sport (p<0.05). There was no significant difference among types of sport in size of skinfold (p>0.05). There was no significant difference of somatotype among types of sport (p>0.05). Skinfold of triceps, subscapula, suprailiac, and height became predominantly factors for endomorphy (p<0.05). Breadht of humerus and femur, arm and calf girth, height, skinfold of triceps and medial calf became predominantly factors for mesomorphy (p<0.05). Girth of chest and waist, height, and weight became predominantly factors for ectomorphy (p<0.05). Key words: athlete, anthropometric characteristic, body composition, somatotype

6

7 ANALISIS KARAKTERISTIK ANTROPOMETRI DAN KOMPOSISI TUBUH DENGAN SOMATOTYPE ATLET REMAJA SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA ZUKHRUF FARIDHO Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

8

9

10

11 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia- Nya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan. Penelitian yang berjudul Analisis Karakteristik Antropometri dan Komposisi Tubuh dengan Somatotype Atlet Remaja Sekolah Atlet Ragunan Jakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang karakteristik antropometri, komposisi tubuh, dan somatotype atau tipe tubuh kepada penulis, responden penelitian, pihak sekolah, dan pemerintah khususnya Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta dan Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam seleksi dan pembinaan atlet. Penulis mengucapkan terma kasih kepada Bapak Dr Ir Hadi Riyadi, MS selaku pembimbing, serta Bapak Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga, Disorda DKI Jakarta, SMA Atlet Ragunan, responden penelitian dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulisan karya tulis ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, bapak, keluarga, dan teman alih jenis gizi angkatan 8, atas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat Bogor, September 2016 Zukhruf Faridho xi

12

13 DAFTAR ISI DAFTAR ISI xiii DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR LAMPIRAN xiv PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 KERANGKA PEMIKIRAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 4 Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 4 Jumlah dan Cara Penarikan Responden 5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 5 Pengolahan dan Analisis Data 5 Definisi Operasional 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Karakteristik Responden 10 Karakteristik Antropometri 14 Komposisi Tubuh 15 Somatotype 18 SIMPULAN DAN SARAN 23 DAFTAR PUSTAKA 24 LAMPIRAN 27 RIWAYAT HIDUP 28 DAFTAR TABEL 1 Metode dan instrumen pengumpulan data 5 2 Kategori penilaian variabel karakteristik responden 6 3 Kategori status gizi IMT/U 6 4 Kategori persen lemak tubuh remaja laki-laki dan perempuan 7 5 Kategori somatotype 7 6 Sebaran usia responden berdasarkan cabang olahraga 10 7 Sebaran jenis kelamin responden 10 8 Sebaran uang saku responden 11 9 Sebaran latar belakang suku responden Sebaran asal pembinaan responden Sebaran berat badan responden berdasarkan cabang olahraga Sebaran tinggi badan responden berdasarkan cabang orahraga Sebaran responden berdasarkan status gizi (IMT/U) Karakteristik antropometri responden berdasarkan cabang olahraga Sebaran responden berdasarkan persen lemak tubuh Data persen jaringan bebas lemak responden Nilai komponen somatotype responden Uji hubungan 20 xiii

14 DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran 4 DAFTAR LAMPIRAN 1 Uji normalitas data 27 xiv

15 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembinaan atlet bertujuan untuk mempersiapkan kondisi fisik dan mental atlet agar tercapai performa maksimal selama pertandingan dan latihan. Performa sering dikaitkan dengan pencapaian prestasi atlet. Prestasi atlet dapat diraih dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu latihan, kondisi fisik, psikologi, dan dukungan gizi. Salah satu faktor yang perlu dikaji dalam pembinaan atlet adalah kondisi fisik atlet. Kondisi fisik atlet meliputi ukuran antropometri dan karakteristik tubuh. Penentuan karakteristik tubuh atlet dapat dilakukan dengan penilaian tipe tubuh (somatotype). Somatotype merupakan kuantifikasi terhadap bentuk dan komposisi tubuh (Tóth et al. 2014). Sheldon yang dikutip Poblano dan Braun (2014) menyatakan bahwa tubuh manusia diklasifikasikan menjadi tiga somatotype dasar yaitu ectomorphy, mesomorphy, dan endomorphy. Ectomorphy ditandai dengan tungkai panjang, otot tipis, serta persentase lemak tubuh rendah. Mesomorphy ditandai dengan tubuh padat, persentase lemak tubuh rendah, bahu lebar dengan pinggang yang sempit. Tipe endomorphy dicirikan dengan persentase lemak tinggi, pinggang lebar dan struktur tulang yang besar (Vertinsky 2007). Analisis ukuran antropometri dan somatotype memiliki peranan penting dalam seleksi atlet karena akan berpengaruh terhadap tingkat performa (Duncan et al. 2006; Orhan et al. 2013; Gutnik et al. 2015). Hal ini dikarenakan ukuran antropometri dan somatotype yang sesuai dengan jenis olahraga akan berdampak pada biomekanik atlet (Vucetic et al. 2008; Massidda et al. 2013). Ukuran antropometri dan somatotype dapat menjadi dasar pengembangan program latihan atlet untuk jenis olahraga yang berbeda. Selain itu, ukuran antropometri dan somatotype dapat menentukan tingkat permainan seorang atlet (Gutnik et al. 2015; Fattahi et al. 2012; Tili et al. 2011). Metode yang digunakan dalam penilaian somatotype salah satunya dengan pengukuran antropometri. Antropometri dilakukan dengan mengukur komposisi dan beberapa dimensi tubuh. Hasil pengukuran kemudian dikalkulasi dengan formula yang telah ditetapkan untuk setiap komponen somatotype (Carter 2002). Studi tentang karakteristik antropometri dan somatotype telah banyak dilakukan di berbagai negara. Beberapa studi menemukan perbedaan tipe tubuh atlet dalam olahraga yang berbeda (Gaurav et al. 2010; Petroski et al. 2013; Poblano dan Braun 2014; Gutnik et al. 2015). Studi yang meneliti karakteristik antropometri dan somatotype pada atlet khususnya kelompok remaja di Indonesia belum banyak dilakukan. Selain itu identifikasi somatotype sebagai dasar seleksi atlet di Indonesia belum diterapkan. Selama ini proses seleksi binaan di Sekolah Atlet Ragunan hanya berdasarkan bakat dan prestasi atlet di daerah. Hal ini berbeda dengan seleksi yang dilakukan di negara-negara maju. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti karakteristik antropometri dan komposisi tubuh dengan somatotype pada atlet remaja di Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta Selatan. 1

16 2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik umum atlet remaja Sekolah Atlet Ragunan? 2. Bagaimana karakteristik antropometri, komposisi tubuh, dan somatotype atlet remaja Sekolah Atlet Ragunan? 3. Apakah terdapat perbedaan karakteristik antropometri dan somatotype atlet antar cabang olahraga Sekolah Atlet Ragunan? 4. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik antropometri dan komposisi tubuh dengan somatotype atlet remaja Sekolah Atlet Ragunan? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik antropometri dan komposisi tubuh atlet remaja Sekolah Atlet Ragunan dan hubungannya dengan somatotype. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi karakteristik umum responden. 2. Mengidentifikasi karakteristik antropometri, komposisi tubuh, dan somatotype responden. 3. Menganalisis perbedaan karakteristik antropometri responden antar cabang olahraga. 4. Menganalisis perbedaan somatotype responden antar cabang olahraga. 5. Menganalisis hubungan karakteristik antropometri dan komposisi tubuh dengan somatotype responden. Hipotesis 1. Terdapat perbedaan karakteristik antropometri responden antar cabang olahraga. 2. Terdapat perbedaan somatotype responden antar cabang olahraga. 3. Terdapat hubungan karakteristik antropometri dan komposisi tubuh dengan somatotype responden. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi atlet, pelatih di Sekolah Atlet Ragunan dan pemerintah khususnya Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta dan KEMENPORA. 1. Bagi atlet remaja, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik antropometri dan komposisi tubuh yang sesuai untuk masing-masing atlet cabang olahraga. 2. Bagi pelatih, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan pengembangan program latihan yang sesuai dengan karakteristik

17 antropometri, komposisi tubuh dan somatotype atlet remaja yang sedang dibina. 3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam seleksi atlet sesuai dengan cabang olahraga. 4. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam pengembangan ilmu dan landasan bagi penelitian-penelitian sejenis di bidang gizi olahraga. KERANGKA PEMIKIRAN Somatotype merupakan ukuran kuantitatif yang menggambarkan tipe tubuh seseorang. Teknik somatotype digunakan untuk menilai bentuk dan komposisi tubuh. Somatotype dipengaruhi salah satunya oleh ukuran antropometri. Somatotype ditentukan dengan melakukan pengukuran antropometri dan komposisi tubuh. Pengukuran antropometri meliputi sepuluh dimensi tubuh yang terdiri dari tinggi badan, berat badan, empat buah tebal lemak bawah kulit, lebar biepicondylar humerus dan femur, lingkar lengan atas dan lingkar betis. Hasil pengukuran antropometri dan komposisi tubuh kemudian dikalkulasikan ke masing-masing formula tipe tubuh. Tipe tubuh secara umum terdiri dari tiga somatotype yaitu ectomorphy, mesomorphy, dan endomorphy. Ectomorphy cenderung memiliki bentuk tubuh ramping. Orang dengan tipe ectomorphy memiliki persentase lemak tubuh yang rendah dan massa otot yang kecil. Semakin rendah persentase lemak tubuh dan massa otot, orang cenderung memiliki tipe tubuh ectomorphy. Mesomorphy ditandai dengan tubuh yang tegap, persentase lemak tubuh yang normal hingga rendah, bahu lebar dan pinggang ramping. Tipe mesomorphy cenderung memiliki status gizi baik. Tipe endomorphy merupakan tipe tubuh yang cenderung memiliki persentase lemak lebih dan dengan massa otot yang besar. Endomorphy memilki struktur tulang yang besar dengan pinggang yang lebar. Hubungan antar variabel penelitian secara jelas digambarkan dalam Gambar 1. 3

18 4 Karakteristik responden: 1. Cabang olahraga 2. Binaan 3. Suku 4. Uang saku 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. BB 4. TB 5. Status gizi Karakteristik antropometri: 1. Lingkar tubuh (dada, pinggang, pinggul, lengan atas, betisul 2. Tebal lemak (triceps, subscapular, suprailiac, medial calf) 3. Lebar biepicondylar (femur dan humerus) Komposisi tubuh: 1. Persentase lemak tubuh 2. Persentase jaringan bebas lemak Somatotype Keterangan: : Variabel yang diteliti : Hubungan yang diteliti : Hubungan yang tidak diteliti Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan karakteristik antropometri dan komposisi tubuh dengan somatotype atlet remaja Sekolah Atlet Ragunan. METODOLOGI PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian menggunakan desain cross sectional study, yaitu pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan dalam waktu yang bersamaan (Sastroasmoro dan Ismael 2014). Penelitian ini dilakukan di Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta Selatan pada bulan Mei hingga Juni Pemilihan tempat dilakukan secara purposive karena Sekolah Atlet Ragunan merupakan sekolah pembinaan atlet remaja yang membina atlet remaja dari Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) DKI Jakarta dan KEMENPORA.

19 5 Jumlah dan Cara Penarikan Responden Penarikan responden dilakukan dengan teknik puposive sampling. Responden terdiri dari atlet cabang atletik, renang, sepak bola, dan taekwondo. Pemilihan cabang olahraga mewakili jenis olahraga endurance, strength, dan beregu. Kriteria inklusi yang disyaratkan yaitu remaja usia tahun, sehat, terdaftar sebagai atlet cabang olahraga yang telah ditentukan, bersedia berpartisipasi, dan berstatus aktif siswa Sekolah Atlet Ragunan. Siswa yang memenuhi kriteria dan bersedia menjadi responden berjumlah 68 orang. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer terdiri dari data karakteristik responden, karakteristik antropometri, dan komposisi tubuh. Jenis dan cara pengumpulan data secara rinci tersaji dalam Tabel 1. No Variabel Data 1 Karakteristik responden 2 Karakteristik antropometri 3 Komposisi tubuh Tabel 1 Metode dan instrumen pengumpulan data Usia Jenis kelamin Cabang olahraga Binaan Suku Uang saku Metode pengumpulan Pengisian kuisioner Instrumen pengumpulan Kuisioner Berat badan Pengukuran Timbangan injak digital, ketelitian 0.1 kg Tinggi badan Pengukuran Microtoise, ketelitian 0.1 cm Status gizi Penilaian WHO AnthroPlus 2007 Lingkar dada, pinggang, pinggul, lengan atas, betis Tebal lemak triceps, subscapular, suprailiac, medial calf Pengukuran Pengukuran Pita ukur, ketelitian 0.1 cm Skinfold caliper Lebar biepicondylar femur dan humerus Pengukuran Caliper Persen lemak tubuh Pengukuran Omron Body Fat Monitor (HBF- 306) Persen jaringan bebas lemak Pengukuran Omron Body Fat Monitor (HBF- 306) 4 Tipe tubuh Somatotype Penilaian Heat-Carter equations Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Data diolah secara statistik melalui proses editing, coding, entry, cleaning, dan analisis. Editing adalah pemeriksaan kembali keseluruhan data yang akan

20 6 dimasukkan. Coding merupakan pemberian kode berupa angka untuk memudahkan dalam analisis. Entry adalah proses memasukkan data kuisioner. Cleaning adalah memastikan data tidak ada yang menyimpang. Processing dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program WHO AnthroPlus 2007, Microsoft Excel 2013 dan Statistical Program for Social Sciences (SPSS) versi 16.0 for Windows. Data karakeristik responden meliputi jenis kelamin, usia, uang saku, suku, asal binaan, berat badan, tinggi badan, dan status gizi. Kategori penilaian variabelvariabel disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Kategori penilaian variabel karakteristik responden No Karakteristik responden Kategori Acuan 1 Usia (tahun) < >17 2 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 3 Uang saku <Rp Rp >Rp Suku Jawa Sunda Betawi Lainnya 5 Asal binaan PPOP DKI KEMENPORA 6 Berat badan <54 kg kg >67 kg 7 Tinggi badan <159 cm cm >171 cm Berdasarkan nilai kuartil Berdasarkan nilai kuartil Berdasarkan nilai kuartil Berdasarkan nilai kuartil Status gizi responden dinilai menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur. Data yang digunakan yaitu usia, berat badan, dan tinggi badan responden. Kategori nilai IMT/U disajikan dalam Tabel 3. Kategori Severe thinness Thinness Normal Overweight Obese Severe obese Sumber: WHO 2007 Tabel 3 Kategori status gizi IMT/U Cutt of point -3 SD -3 SD < z-score < -2 SD -2 SD z-score 1 SD 1 SD < z-score 2 SD 2 SD z-score < 3 SD 3 SD Data karakteristik antropometri meliputi berat badan, tinggi badan, ukuran lingkar tubuh, tebal lemak bawah kulit, dan lebar biepicondylar. Data komposisi tubuh terdiri dari persen lemak tubuh dan persen jaringan bebas lemak. Persen jaringan bebas lemak dikategorikan berdasarkan kuartil, sedangkan persen lemak tubuh dikategorikan sesuai Tabel 4.

21 7 Tabel 4 Kategori persen lemak tubuh remaja laki-laki dan perempuan Kategori Cutt of point (%) Laki-laki Perempuan Athletic Good Acceptable Overweight Obese >24 >37 Sumber: Jeukendrup dan Gleeson (2010) Data somatotype dikategorikan menjadi 13 tipe. Kategori tipe tubuh dapat dilihat dalam Tabel 5. Tabel 5 Kategori somatotype Kategori Cut of Central Antar komponen tidak ada perbedaan berarti Balanced endomorph Endomorph lebih dominan, mesomorph dan ectomorph tidak ada perbedaan berarti Mesomorphic endomorph Endomorph lebih dominan dan mesomorph lebih besar daripada ectomorph Mesomorph-endomorph Endomorph dan mesomorph sebanding (tidak berbeda lebih dari 1.5 satuan) dan angka ectomorph lebih kecil Endomorphic mesomorph Mesomorph dominan, endomorph lebih besar dari ectomorph Balanced mesomorph Mesomorph dominan, endomorph dan ectomorph sebanding atau tidak berbeda lebih dari 1.5 satuan Ectomorphic mesomorph Mesomorph dominan ectomorph lebih besar daripada endomorph Mesomorph-ectomorph Ectomorph dan mesomorph sebanding (tidak berbeda lebih dari 1.5 satuan) dan angka endomoprh lebih kecil Mesomorphic ectomorph Ectomorph lebih dominan dan mesomorph lebih besar daripada endomorph Balanced ectomorph Ectomorph dominan, endomorph dan mesomorph sebanding atau tidak berbeda lebih dari 1.5 satuan Endomorphic ectomorph Ectomorph lebih dominan dan endomorph lebih besar daripada mesomorph Endomorph-ectomorph Ectomorph dan endomorph sebanding (tidak berbeda lebih dari 1.5 satuan) dan angka mesomorph lebih kecil. Ectomorph endomorph Endomorph lebih dominan, ectomorph lebih besar daripada mesomorph Sumber: Carter (2002) Masing-masing tipe tubuh dinilai dengan rumus persamaan Heath-Carter. Ectomorph = x HWR Mesomorph = [(0.858 x HB) + (0.601 x FB) + (0.188 x CAG) + (0.161 x CCG) (0.131 x TB) + 4.5] Endomorph = ( (X) (X 2 ) (X 3 )) Keterangan: HWR : Height weight ratio (rasio tinggi badan terhadap berat badan)

22 8 TB : Tinggi badan (cm) HB : Humerus breadth (lebar biepycondilar humerus) FB : Femur breadth (lebar biepycondilar femur) CAG : Corrected arm girth (LILA (cm) tebal lemak bawah kulit triceps (mm)/10) CCG : Corrected calf girth (Lingkar betis (cm) tebal lemak bawah kulit betis (mm)/10) X : (Jumlah tiga tebal lemak bawah kulit) x /TB) dalam cm Analisis Data Hasil pengolahan data kemudian dianalisis statistik secara deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui frekuensi dan proporsi data. Analisis inferensial dilakukan untuk mengetahui perbedaan, hubungan, dan pengaruh. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui normalitas data. Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui sebaran data dan sebagai syarat analisis parametrik atau nonparametrik. Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh data tinggi badan, lingkar dada, LILA, dan komponen ectomorphy tersebar normal, sedangkan data berat badan, lingkar pinggang, lingkar pinggul, lingkar betis, tebal lemak bawah kulit (triceps, subscapular, suprailiac, betis), lebar femur, lebar humerus, persen lemak tubuh, persen jaringan bebas lemak, komponen endomorphy dan komponen ectomorphy tidak terdistribusi normal. Data yang memiliki sebaran normal selanjutnya dilakukan uji beda Independent t-test untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok dan ANOVA untuk mengetahui perbedaan antar cabang olahraga, sedangkan data dengan sebaran tidak normal menggunakan uji Mann Whitney dan Kruskal-Wallis. Uji hubungan menggunakan Rank Spearman. Uji Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang salah satu atau kedua data tersebar tidak normal. Uji regresi berganda digunakan untuk mengetahui intensitas pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Definisi Operasional Responden adalah siswa aktif Sekolah Atlet Ragunan tahun ajaran 2015/2016, berusia tahun dan menjadi atlet cabang renang, atletik, sepak bola, dan taekwondo. Karakteristik responden adalah deskripsi subjek penelitian meliputi usia, jenis kelamin, suku, cabang olahraga, binaan, uang saku, berat badan, tinggi badan, dan status gizi. Karakteristik antropometri adalah ukuran kuantitas beberapa bagian tubuh meliputi ukuran lingkar tubuh, lebar, dan tebal lemak. Antropometri adalah teknik yang digunakan untuk mengukur dimensi dan komposisi tubuh secara langsung dengan menggunakan alat ukur yang terstandar. Berat badan adalah ukuran massa tubuh yang diukur menggunakan timbangan berat badan dan dinyatakan dalam kilogram. Tinggi badan adalah ukuran panjang tubuh yang diukur menggunakan microtouise dan dinyatakan dalam centimeter.

23 Status gizi subjek adalah kondisi tubuh atlet yang diakibatkan konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan serta aktivitas fisik yang ditentukan melaui Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan umur dan dikategorikan sesuai kriteria WHO. Lingkar dada adalah ukuran melingkar dada sejajar garis puting susu yang diukur dengan pita ukur dan dinyatakan dalam centimeter. Lingkar pinggang adalah ukuran melingkar sejajar pinggang yang diukur dengan pita ukur dan dinyatakan dalam centimeter. Lingkar pinggul adalah ukuran melingkar sejajar pinggul yang diukur dengan pita ukur dan dinyatakan dalam centimeter. Lingkar lengan atas adalah ukuran melingkar lengan kiri atas diukur pada pertengahan lengan atas saat kondisi relaksasi dengan pita ukur dan dinyatakan dalam centimeter. Lingkar betis adalah adalah ukuran melingkar betis yang diukur pada pertengahan betis saat relaksasi, diukur dengan pita ukur dan dinyatakan dalam centimeter. Komposisi tubuh adalah jumlah seluruh bagian tubuh yang terdiri dari jaringan adiposa dan jaringan bebas lemak Tebal lemak triceps adalah tebal lemak bawah kulit pertengahan lengan kiri atas bagian triceps yang diukur dengan skinfold caliper secara vertikal dan dinyatakan dalam centimeter. Tebal lemak subscapular adalah tebal lemak bawah kulit di bawah skapula yang diukur secara diagonal dengan skinfold caliper dan dinyatakan dalam centimeter Tebal lemak suprailiac adalah tebal lemak bawah kulit atas iliac yang diukur diagonal dengan skinfold caliper dan dinyatakan dalam centimeter. Tebal lemak medial calf adalah tebal lemak bawah kulit pada lingkaran betis yang terlebar, pada bagian tengah betis dengan lutut 90 derajat yang diukur dengan skinfold caliper dan dinyatakan dalam centimeter. Lebar biepicondylar femur adalah lebar tulang femur bawah bagian biepicondylar yang diukur dengan caliper dan dinyatakan dalam centimeter. Lebar biepicondylar humerus adalah lebar tulang humerus atas bagian biepicondylar yang diukur dengan caliper dan dinyatakan dalam centimeter. Persen lemak tubuh adalah proporsi lemak tubuh dari total komponen komposisi tubuh di yang diukur dengan Omron HBF-306 dan dinyatakan dalam persentase. Persen massa bebas lemak adalah proporsi massa bebas lemak yang diukur dengan Omron HBF-306 dan dinyatakan dalam persentase. Somatotype adalah penilaian bentuk tubuh yang diukur dengan kalkulasi ukuran serta komposisi tubuh. 9

24 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan deskripsi mengenai atlet remaja yang meliputi usia, jenis kelamin, binaan, suku, besar uang saku, berat badan, tinggi badan, dan status gizi. Responden berjumlah 68 atlet remaja yang berasal dari empat cabang olahraga yaitu atletik, renang, sepak bola, dan taekwondo. Usia Usia responden diperoleh melalui pengisian kuisioner. Usia responden yang beragam kemudian dikategorikan menjadi tiga kelompok rentang usia. Distribusi usia responden disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6 Sebaran usia responden berdasarkan cabang olahraga Usia (tahun) Atletik Renang Sepak bola Taekwondo Total n % n % n % n % n % < > Total Rata-rata ± SD 15.9± ± ±0.8 15± ±1.2 Rata-rata usia responden adalah 15.8±1.2 tahun. Responden memiliki rentang usia mulai 13 tahun hingga 18 tahun. Rentang usia responden tergolong usia remaja (Riskesdas 2013). International Olympic Commitee (2015) menetapkan rentang usia atlet remaja adalah tahun. Remaja merupakan periode perkembangan dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial (Notoatmodjo 2007). Peningkatan tinggi badan dan berat badan yang ditandai oleh meningkatnya massa tulang dan perubahan komposisi tubuh terjadi konsisten saat remaja (Stang dan Story 2005). Jenis Kelamin Responden terdiri dari atlet laki-laki dan perempuan. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7 Sebaran jenis kelamin responden Jenis kelamin Atletik Renang Sepak bola Taekwondo Total n % n % n % n % n % Laki-laki Perempuan Total Sebagian besar responden penelitian (67.6%) adalah atlet laki-laki. Distribusi atlet laki-laki terbanyak pada penelititan ini adalah berasal dari cabang olahraga sepak bola yaitu 64.7%. Hal ini dikarenakan Sekolah Atlet Ragunan membina cabang olahraga sepak bola hanya untuk laki-laki. Persentasi atlet perempuan yaitu 32.4% dengan distribusi terbanyak di cabang olahraga atletik (63.2%). Atlet cabang

25 11 olahraga renang dan sepak bola dalam penelitian ini didominasi oleh remaja lakilaki, sedangkan untuk cabang atletik dan taekwondo adalah perempuan. Uang Saku Uang saku dikategorikan berdasarkan kuartil menjadi tiga kelompok. Sebaran uang saku responden disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8 Sebaran uang saku responden Jenis kelamin Atletik Renang Sepak bola Taekwondo Total n % n % n % n % n % <Rp Rp >Rp Total Uang saku yang responden sebagian besar dibiayai oleh PPOP DKI dan KEMENPORA. Masing-masing binaan memberikan uang saku yang jumlahnya berbeda setiap bulan. Sebanyak 63 atlet dengan persentasi 92.6% memiliki uang saku antara Rp Rp Sebanyak 7.4% atlet memiliki uang saku di atas Rp Tidak terdapat atlet yang memiliki uang saku di bawah Rp Keseluruhan atlet cabang renang dan taekwondo mendapatkan uang saku antara Rp Rp Suku Atlet remaja di Sekolah Atlet Ragunan diseleksi dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia sehingga memiliki latar belakang suku yang berbeda. Sebaran latar belakang suku responden disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Sebaran latar belakang suku responden Suku Atletik Renang Sepak bola Taekwondo Total n % n % n % n % n % Jawa Sunda Betawi Lainnya Total Berdasarkan sebaran suku asal responden, 46.6% atlet berasal dari suku Jawa. Latar belakang suku responden cabang olahraga atletik, renang, dan sepak bola didominasi oleh atlet remaja yang berasal dari suku Jawa. Cabang olahraga taekwondo memiliki persentase 42.9% untuk responden yang berasal dari suku luar Pulau Jawa. Atlet yang berasal dari luar Pulau Jawa berasal dari Sumatra, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Asal Binaan Sekolah Atlet Ragunan menerima pembinaan atlet dari dua tempat yaitu Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) DKI dan KEMENPORA. PPOP DKI merupakan organisasi yang berada di bawah naungan Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta. Atlet PPOP DKI berasal dari Provinsi DKI Jakarta

26 12 sedangkan Atlet KEMENPORA berasal dari seluruh Indonesia. Sebaran responden berdasarkan binaan disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Sebaran asal pembinaan responden Binaan Atletik Renang Sepak bola Taekwondo Total n % n % n % n % n % KEMENPORA PPOP Total Responden yang berasal dari pembinaan KEMENPORA dan PPOP DKI memiliki persentasi sama yaitu 50%. Responden cabang atletik sebanyak 68.4% berasal dari pembinaan KEMENPORA. Responden cabang olahraga renang, sepak bola, dan taekwondo mayoritas berasal dari pembinaan PPOP DKI dengan persentasi yaitu 52.9%, 56%, dan 71.4%. Berat Badan Responden diukur berat badannya dengan menggunakan timbangan injak digital. Hasil pengukuran berat badan responden didapatkan nilai yang beragam. Sebaran berat badan responden berdasarkan cabang olah raga disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Sebaran berat badan responden berdasarkan cabang olahraga Berat badan (kg) Atletik Renang Sepak bola Taekwondo Total n % n % n % n % n % < > Total Rata-rata ± SD 69.0± ± ± ± ±1.4 Berdasarkan Tabel 11 diketahui sebagian besar atlet memiliki berat badan antara 54 kg hingga 67 kg yaitu 52.9%. Sebagian besar atlet taekwondo memiliki berat badan di bawah 54 kg. Tidak terdapat atlet taekwondo yang memiliki berat di atas 67 kg. Hal ini karena atlet taekwondo ketat dalam menjaga berat badannya agar sesuai dengan klasifikasi kelas pertandingan. Responden atletik sebagian besar memiliki berat badan lebih dari 67 kg. Hal ini dikarenakan terdapat atlet atletik tolak peluru yang memiliki berat badan lebih. Teresa (2013) menyatakan bahwa rata-rata berat badan atlet tolak peluru remaja Hongkong adalah kg. Responden renang dan sepak bola sebagian besar memiliki berat badan antara 54 kg hingga 67 kg. Terdapat 17.6% atlet renang yang memiliki berat badan di atas 67 kg. Hal yang sama ditunjukkan pada atlet sepak bola, dimana 24% responden memiliki berat badan di atas 67 kg. Hasil uji beda Kruskal Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan berat badan antar responden cabang olahraga (p<0.05). Responden atletik memiliki ratarata berat badan terbesar jika dibandingkan rata-rata berat badan responden olahraga lain, yaitu 69.0±21.7 kg. Rata-rata berat badan responden terkecil adalah responden cabang olahraga taekwondo dengan 50.2±6.1 kg.

27 13 Tinggi Badan Tinggi badan adalah ukuran antropometri yang menggambarkan pertumbuhan rangka tubuh. Tinggi badan tumbuh bersamaan dengan pertambahan usia dalam keadaan normal (Riyadi 2003). Pengukuran tinggi badan responden menggunakan microtoise. Tinggi badan responden yang beragam dikategorikan menjadi tiga kategori. Sebaran tinggi badan responden disajikan dalam Tabel 12. Tabel 12 Sebaran tinggi badan responden berdasarkan cabang orahraga Tinggi badan (cm) Atletik Renang Sepak bola Taekwondo Total n % n % n % n % n % < > Total Rata-rata ± SD 165.8± ± ± ± ±7.9 Data yang disajikan Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (51.5%) memiliki tinggi badan antara 159 cm hingga 171 cm. Responden sepak bola memiliki rata-rata tinggi badan yang lebih tinggi daripada responden cabang olahraga lainya. Rata-rata tinggi badan responden taekwondo adalah yang paling rendah. Tinggi badan responden antar cabang olahraga memiliki perbedaan yang nyata (p<0.05). Rata-rata tinggi badan responden keseluruhan adalah 165.9±7.9 cm. Tinggi badan responden secara keseluruhan telah memenuhi rata-rata tinggi badan standar menurut Angka Kecukupan Gizi 2013 untuk usia remaja (Hardinsyah et al. 2013). Tinggi badan memiliki peranan terhadap kemampuan atlet endurance (Lorenz et al. 2013). Status Gizi Status gizi merupakan kondisi kesehatan tubuh individu karena pengonsumsian, penyerapan, dan pemanfaatan zat gizi makanan (Anwar dan Riyadi 2009). Penilaian status gizi untuk usia remaja digunakan indikator IMT/Umur mengacu pada referensi WHO (2007). Tabel 13 Sebaran responden berdasarkan status gizi (IMT/U) Kategori Atletik Renang Sepak bola Taekwondo Total n % n % n % n % n % Severe thinness Thinness Normal Overweight Obese Severe obese Total Rata-rata ± SD 0.9± ± ± ± ±0.9 Data sebaran status gizi responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi normal (76.5%). Responden yang memiliki status gizi overweight sebanyak 16.2%. Terdapat 7.1% responden yang memiliki status gizi obese.

28 14 Sebanyak 26.3% responden atletik memiliki status gizi obese. Hal ini dikarenakan terdapat atlet cabang tolak peluru. Semua responden taekwondo memiliki status gizi normal. Sebagian besar responden renang dan sepak bola memiliki status gizi normal. Mempertahankan status gizi yang baik penting bagi atlet untuk mendapatkan kebugaran dan kesehatan optimal (Irianto 2007). Penggalih dan Huriyati (2007) berpendapat bahwa status gizi bersama dengan massa lemak tubuh memiliki pengaruh terhadap stamina atlet. Karakteristik Antropometri Beberapa studi menjelaskan peranan antropometri terhadap keberhasilan dalam olahraga. Karakteristik antropometri dan fisik atlet memiliki peranan penting terhadap performa dan seleksi atlet. Diasumsikan bahwa, seorang atlet yang memiliki karakteristik antropometri yang sesuai dengan tipe dan tingkatan olahraganya, dapat berpengaruh terhadap performa selama pertandingan (Duncan et al. 2006). Pengukuran antropometri bertujuan untuk mengetahui gambaran tubuh dan kategori somatotype atlet. Proses pengukuran terdiri dari sebelas komponen pengukuran antropometri yaitu berat badan, tinggi badan, pengukuran tebal lemak bawah kulit (bicep, triceps, subscapular, suprailiac, dan betis), pengukuran lebar tulang, serta lingkar lengan dan lingkar betis yang dilakukan sesuai metode Heath dan Carter (2005). Tabel 14 menunjukkan data hasil pengukuran antropometri pada responden atletik, renang, sepak bola, dan taekwondo. Data hasil pengukuran antropometri responden menunjukkan bahwa terdapat perbedaan beberapa karakteristik antropometri antar cabang olahraga. Perbedaan karakteristik antropometri responden antar cabang olahraga ditunjukkan pada ukuran berat badan, tinggi badan, lingkar dada, lingkar tubuh (dada, pinggang, pinggul, lengan atas, betis), serta lebar femur dan humerus (p<0.05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan data tebal lemak bawah kulit responden antar cabang olahraga (p>0.05). Tabel 14 Karakteristik antropometri responden berdasarkan cabang olahraga Karakteristik Atletik Renang Sepakbola Taekwondo Total p Berat badan (kg) 69.0± ± ± ± ± Tinggi badan (cm) 165.8± ± ± ± ± Ling dada (cm) 88.2± ± ± ± ± Ling pinggang (cm) 80.7± ± ± ± ± Ling pinggul (cm) 89.6± ± ± ± ± LILA (cm) 28.1± ± ± ± ± Ling betis (cm) 37.7± ± ± ± ± Tebal triceps (mm) 15.1± ± ± ± ± Tebal subs (mm) 12.4± ± ± ± ± Tebal supr (mm) 13.9± ± ± ± ± Tebal med (mm) 12.5± ± ± ± ± Lebar fem (cm) 8.2± ± ± ± ± Lebar hum (cm) 5.8± ± ± ± ±

29 15 Berdasarkan tabel karakteristik antropometri, responden atletik memiliki rata-rata berat badan (69.0±21.7 kg), ukuran lingkar dada (88.2±9.8 cm), pinggang (80.7±16.7 cm) dan betis (37.7±4.8 cm). Ukuran ini lebih tinggi daripada responden renang, sepak bola, dan taekwondo. Rata-rata lipatan bawah kulit triceps, subscapular, dan betis responden cabang atletik lebih tebal dibandingkan responden cabang lain. Responden atletik terdiri dari atlet lari dan tolak peluru. Hasil studi Ting (2013) pada atlet atletik usia 13 hingga 18 tahun menunjukkan bahwa atlet lari memiliki lingkar dada (88.5±4.0 cm). Hasil tersebut hampir sama dengan pengukuran dalam penelitian ini. Penelitian Teresa (2013) pada atlet tolak peluru perempuan usia 13 hingga 18 tahun menunjukkan bahwa rata-rata lipatan lemak bawah kulit lebih tebal dibandingkan hasil pengukuran pada responden atletik penelitian ini. Responden cabang renang memiliki ukuran lingkar lengan atas terlebar dan lipatan bawah kulit subscapular terkecil dibandingkan responden cabang lain. Berdasarkan Martinez et al. (2011) rata-rata tebal lemak bawah kulit untuk atlet renang usia 14 hingga 15 tahun adalah 8.2±1.1 cm hingga 9.7±1.2 cm. Ukuran ini sesuai dengan pengukuran pada hasil pengukuran penelitian ini, dimana ukuran tebal lemak bawah kulit responden renang adalah 9.4±2.5 cm. Responden sepak bola memiliki rata-rata tinggi badan tertinggi dibandingkan responden cabang olahraga lainnya. Responden sepak bola memiliki rata-rata tinggi badan 170.5±5.0 cm. Tinggi badan responden sepak bola penelitian ini hampir sama dengan pengukuran yang dilakukan Penggalih et al. (2016). Atlet sepak bola memiliki rata-rata lebar femur dan humerus paling lebar dibandingkan responden cabang olahraga lain. Responden taekwondo memiliki ukuran antropometri terkecil. Ukuran antropometri kecil memungkinkan atlet untuk masuk ke kelas pertandingan yang telah ditentukan. Kelas pertandingan taekwondo dikategorikan berdasarkan berat badan atlet sehingga pengaturan berat badan merupakan ukuran yang penting bagi atlet taekwondo (AIS 2013). Berdasarkan Cular et al. (2013), tinggi badan tidak menjadi faktor penentu dalam kesuksesan kompetisi taekwondo. Komposisi Tubuh Persen Lemak Tubuh Tubuh manusia terdiri dari dua komponen utama yaitu jaringan bebas lemak (lean tissue) dan jaringan lemak (adiposity). Persen lemak tubuh adalah perbandingan antara total lemak tubuh dengan massa tubuh (Lukaski et al. 1985). Sebaran responden berdasarkan persen lemak tubuh disajikan dalam Tabel 15. Tabel 15 Sebaran responden berdasarkan persen lemak tubuh Kategori persen lemak tubuh Atletik Renang Sepak bola Taekwondo Total n % n % n % n % n % Laki-laki Athletic Good Acceptable Overweight Obese Total Rata-rata laki-laki (%) 16.8± ± ± ± ±3.9

30 16 Tabel 15 Sebaran responden berdasarkan persen lemak tubuh (lanjutan) Sepak Kategori persen lemak Atletik Renang Taekwondo Total bola tubuh n % n % n % n % n % Perempuan Athletic Good Acceptable Overweight Obese Total Rata-rata perempuan (%) 26.4±5.6 24±2-23.2± ±4.4 Rata-rata total (%) 22.9± ± ± ± ±6.9 Responden laki-laki dan perempuan sebagian besar memiliki persen lemak tubuh dengan kategori good (58.7%) dan (50%). Sebanyak 18.2% responden perempuan memiliki persen lemak tubuh kategori overweight. Terdapat 4.3% responden laki-laki memiliki persen lemak tubuh dengan kategori obese dan 18.2% responden perempuan memiliki persen lemak tubuh overweight. Rata-rata persen lemak tubuh laki-laki adalah 14.2±3.9% dan 25.2±4.4% untuk perempuan. Berdasarkan hasil tersebut, responden laki-laki memiliki persen lemak tubuh kategori good sedangkan responden perempuan termasuk kategori acceptable. Lohman dalam Jeukendrup dan Gleeson (2010) menyatakan bahwa rata-rata persen total lemak tubuh untuk remaja laki-laki adalah 12% hingga 15% dan remaja perempuan adalah 25% hingga 28%. Responden laki-laki cabang atletik dengan persen lemak tubuh kategori obese sebanyak 28.6%. Responden perempuan cabang atletik sebanyak 33.3% termasuk kategori overweight. Responden yang termasuk kategori obese dan overweight merupakan atlet atletik cabang tolak peluru. Persentase lemak yang berlebih cenderung berpengaruh negatif terhadap performa terutama atlet yang membutuhkan mobilitas gerak seperti atlet maraton dan senam. Pada atlet kategori tersebut, massa bebas lemak memiliki peran yang penting terhadap performa. Berlawanan dengan pernyataan tersebut, beberapa atlet justru mendapatkan keuntungan dari massa lemak yang dimiliki seperti atlet lempar cakram, tolak peluru, gulat, American football, dan rugby (Malina dan Geithner 2011). Hasil studi Salgado et al. (2009) memperlihatkan persentase lemak atlet sepak bola laki-laki Portugal usia 17 hingga 18 tahun berkisar antara 15% dan 19.7%. Penggalih et al. (2016) menyebutkan bahwa hasil pengukuran persen lemak tubuh atlet sepak bola usia 14 hingga 18 tahun adalah 14.8±2.9%. Pengukuran persen lemak tubuh pada responden penelitian ini lebih rendah yaitu 13.7±2.6%. Rata-rata persen lemak tubuh atlet sepak bola pria adalah antara 10% dan 18% (Jeukendrup dan Gleeson 2010). Rata-rata persen lemak tubuh laki-laki dan perempuan cabang taekwondo adalah yang terkecil 12.4±0.5% dan 23.2±1.1%. Mempertahankan kadar lemak tubuh yang rendah tidak hanya membantu dengan mencapai persyaratan massa tubuh tetapi juga meningkatkan kemampuan atlet untuk bergerak cepat dan mendorong tubuh melalui ruang secepat mungkin (AIS 2013). Studi yang dilakukan Martinez et al. (2011) pada atlet renang laki-laki dan perempuan usia 14 dan 15 tahun, menyebutkan bahwa persen lemak tubuh atlet renang adalah 17.4±1.5% hingga 25.3±1.5%. Hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian ini yaitu 14.3±2.1% hingga 24±2%. Atlet

31 17 senam, maraton, triatlon, renang, body building, dan basket memiliki persen lemak tubuh antara 5% dan 12% (Jeukendrup dan Gleeson 2010). Atlet laki-laki memiliki persen lemak tubuh yang lebih rendah dibandingkan atlet perempuan. Komposisi tubuh atlet remaja dipengaruhi oleh pertumbuhan, konsumsi makanan, dan latihan sehingga masing-masing atlet akan memiliki profil komposisi tubuh yang bervariasi (Malina dan Geithner 2011). Persen Jaringan Bebas Lemak Persen jaringan bebas lemak merupakan perbandingan massa bebas lemak dengan massa tubuh. Jaringan bebas lemak terdiri dari massa protein seperti otot, mineral tulang, dan cairan tubuh. Persen jaringan bebas lemak dan lemak memiliki pengaruh terhadap kesehatan dan fungsi tubuh (Bann et al. 2013). Berikut hasil perhitungan statistik persen bebas lemak responden yang disajikan dalam Tabel 16. Kategori Persen Jaringan Bebas Lemak Tabel 16 Data persen jaringan bebas lemak responden Sepak Atletik Renang Taekwondo Total bola n % n % n % n % n % Laki-laki < > Total Rata-rata laki-laki (%) 83.2± ± ± ± ±3.9 Perempuan < > Total Rata-rata perempuan (%) 73.6± ±2-76.9± ±4.4 Rata-rata total (%) 77.2± ± ± ± ±6.6 Responden laki-laki sebagian besar (54.4%) memiliki persen jaringan bebas lemak antara 77.2% hingga 87.3%. Responden perempuan sebanyak 63.6% memiliki persen jaringan bebas lemak di bawah 77.2%. Responden cabang sepak bola memiliki proporsi jaringan bebas lemak terbesar (86.3±2.6%) sedangkan responden cabang atletik terkecil (77.2±8.1%). Rata-rata persen jaringan bebas lemak responden laki-laki lebih besar daripada responden perempuan. Secara umum wanita memiliki jumlah lemak tubuh lebih tinggi dibandingkan laki-laki (Wu et al. 2011). Hal ini berdampak persentase jaringan bebas lemak pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Derby et al dalam WHO (2008) menyatakan, laki-laki memiliki massa bebas lemak dan massa mineral tulang yang lebih besar dengan massa lemak yang lebih rendah. Remaja laki-laki mengalami pertumbuhan jaringan bebas lemak dua kali lebih cepat sedangkan perempuan dua kali lebih cepat dalam pertumbuhan jaringan lemak. Jaringan bebas lemak memiliki peranan terhadap performa dan berhubungan dengan tinggi badan seperti hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan atlet remaja (Malina et al. 2004)

32 18 Somatotype Somatotype merupakan ukuran kuantitatif terhadap bentuk dan komposisi tubuh, yang menggambarkan karakteristik fisik seseorang (Duncan et al. 2006; Tóth et al. 2014). Komponen somatotype terdiri dari endomorphy, mesomorphy, dan ectomorphy. Berikut hasil perhitungan nilai komponen somatotype berdasarkan jenis kelamin dan cabang olahraga. Tabel 17 Nilai komponen somatotype responden Komponen Somatotype Endomorphy Mesomorphy Ectomorphy Atletik Laki-laki Rata-rata: Perempuan Renang Laki-laki Rata-rata: Perempuan Sepak bola Rata-rata: Laki-laki Taekwondo Laki-laki Rata-rata: Perempuan Total Laki-laki Rata-rata: Perempuan p Perbedaan antara laki-laki dan perempuan 2 Perbedaan antar cabang olahraga Tabel 17 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan komponen endomorphy dan mesomorphy antara responden laki-laki dengan perempuan (p<0.05), namun tidak terdapat perbedaan komponen ectomorphy (p>0.05). Rata-rata komponen endomorphy responden laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan yaitu (3.8). Rata-rata komponen mesomorphy responden perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki (2.4). Rata-rata komponen ectomorphy laki-laki lebih tinggi dibandingkan responden perempuan yaitu (2.7). Persentase lemak tubuh responden laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan yaitu 14.2±3.9%. Persen jaringan bebas lemak responden laki-laki lebih besar dibanding responden perempuan yaitu 87.6±0.5 %. Hal ini menyebabkan reponden laki-laki cenderung memiliki nilai endomoprhy lebih rendah dibandingkan perempuan. Komponen ectomorph ditandai dengan badan kurus, otot atau tungkai yang panjang dan tipis serta persentase lemak tubuh rendah. Mesomorph ditandai dengan tubuh yang padat, perkembangan otot yang lebih besar, persentase lemak tubuh rendah, bahu lebar dengan pinggang yang sempit. Endomorph ditandai dengan volum batang tubuh cenderung besar, bentuk bulat, gemuk, persentase lemak tinggi, pinggang lebar dan struktur tulang yang besar (Vertinsky 2007). Uji perbedaan somatotype responden antar cabang olahraga tidak menunjukkan hasil yang signifikan berbeda (p<0.05). Berdasarkan tipe tubuh, responden laki-laki cabang renang memiliki rata-rata ( ) dan tergolong balanced mesomorph sedangkan responden perempuan adalah ( ) sehingga termasuk balanced endomorph. Balanced mesomorph bermakna mesomorphy lebih dominan, sedangkan endomorphy dan ectomorphy sebanding atau tidak terdapat perbedaan yang berarti. Balanced endomorph bermakna

33 komponen endomorphy lebih dominan, mesomorphy dan ectomorphy tidak ada perbedaan berarti. Martinez et al. (2011) menyebutkan bahwa atlet renang laki-laki dan perempuan memiliki tipe tubuh central yaitu ( ) dan ( ). Responden renang laki-laki dalam penelitian ini memiliki komponen mesomorphy yang lebih dominan. Dapat diartikan bahwa responden renang laki-laki memiliki tipe tubuh yang berotot. Hal ini sesuai dengan nilai persen jaringan bebas lemak responden renang laki-laki yaitu 85.7%. Berbeda dengan responden laki-laki, atlet renang perempuan memiliki tipe tubuh dominan endomorphy. Rata-rata responden cabang renang memiliki tipe tubuh mesomorph-endomorph. Responden cabang sepak bola memiliki tipe tubuh mesomorph-endomorph ( ). Tipe tubuh mesomorph-endomorph dapar diartikan bahwa komponen endomorphy dan mesomorphy sebanding atau tidak berbeda lebih dari 1.5 satuan dan angka ectomorphy lebih kecil. Hal ini berbeda dengan penelitian Penggalih et al. (2016), Salgado et al. (2009), Hazir (2010), dan Gil et al.(2010) yang menyebutkan bahwa atlet remaja sepak bola yang memiliki tipe tubuh balanced mesomorph. Rata-rata somatotype responden laki-laki cabang taekwondo adalah ( ) sehingga tergolong central. Tipe tubuh central diartikan bahwa tidak ada perbedaan antara ketiga komponen tipe tubuh. Responden perempuan cabang taekwondo memiliki rata-rata somatotype ( ) dan termasuk tipe endomorph-ectomorph. Tipe endomorph-ectomorph dapat diartikan komponen endomorphy dan ectomorphy memiliki nilai yang sebanding atau tidak berbeda lebih dari 1.5 satuan dan angka mesomorphy yang lebih kecil. Hasil tersebut kurang sesuai dengan penelitian Cular et al yang menyatakan bahwa somatotype atlet taekwondo laki-laki adalah mesomorph-endomorph ( ) dan center ( ) untuk atlet perempuan. Hal ini disebabkan karena responden perempuan taekwondo memiliki rata-rata persen lemak tubuh lebih besar dibandingkan responden laki-laki yaitu 18.5±5.8%. Rata-rata somatotype responden laki-laki dan perempuan cabang atletik tergolong tipe mesomorph-endomorph. Tipe mesomorph-endomorph dapat diartikan bahwa komponen endomorphy dan mesomorphy sebanding atau tidak berbeda lebih dari 1.5 satuan dan angka ectomorphy lebih kecil. Hal ini berarti ciriciri tubuh responden atletik penelitian ini adalah padat berotot sekaligus mempunyai persen lemak tubuh yang tinggi dengan ukuran pinggang yang lebar. Hasil ini sesuai dengan pengukuran antropometri dan komposisi tubuh responden atletik di penelitian ini, di mana rata-rata persen lemak tubuh, lebar pinggang lebih besar dibandingkan responden cabang lain. Responden cabang atletik, renang, dan sepak bola memiliki tipe tubuh mesomorph-endomorph sedangkan taekwondo endomorph-ectomorph. Somatotype merupakan keadaan tubuh seseorang yang menentukan aktivitas fisik terhadap suatu cabang olahraga tertentu (Heath dan Carter 2005). Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik berbeda-beda yang membutuhkan kesesuaian perbandingan tipe tubuh. Prestasi menjadi tujuan utama bagi setiap pemain di masing-masing cabang olahraga. Setiap cabang olahraga memiliki pola dan area permainan yang berbeda sehingga setiap atlet harus disesuaikan dengan tipe tubuh agar mampu bersaing dengan atlet lainnya (Penggalih et al. 2016). 19

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN STATUS GIZI, PERSEN LEMAK TUBUH, DAN MASSA OTOT ATLET DI SMP/SMA NEGERI OLAHRAGA RAGUNAN JAKARTA AHMAD HISBULLAH AMRINANTO

ANALISIS PERBEDAAN STATUS GIZI, PERSEN LEMAK TUBUH, DAN MASSA OTOT ATLET DI SMP/SMA NEGERI OLAHRAGA RAGUNAN JAKARTA AHMAD HISBULLAH AMRINANTO ANALISIS PERBEDAAN STATUS GIZI, PERSEN LEMAK TUBUH, DAN MASSA OTOT ATLET DI SMP/SMA NEGERI OLAHRAGA RAGUNAN JAKARTA AHMAD HISBULLAH AMRINANTO DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

Hubungan Somatotype dengan Kelincahan Atlet Sepak Takraw UPT SMA Negeri Olahraga Jawa Timur

Hubungan Somatotype dengan Kelincahan Atlet Sepak Takraw UPT SMA Negeri Olahraga Jawa Timur Hubungan Somatotype dengan Kelincahan Atlet Sepak Takraw UPT SMA Negeri Olahraga Jawa Timur Deavy Khoirul Qurun deavykq@gmail.com Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

PROFIL SOMATOTYPE ATLET TENIS LAPANGAN PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KE XIII TAHUN 2015 DI KABUPATEN KULON PROGO E-JOURNAL

PROFIL SOMATOTYPE ATLET TENIS LAPANGAN PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KE XIII TAHUN 2015 DI KABUPATEN KULON PROGO E-JOURNAL PROFIL SOMATOTYPE ATLET TENIS LAPANGAN PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KE XIII TAHUN 05 DI KABUPATEN KULON PROGO E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

Pengukuran Tubuh. Aris Fajar Pambudi FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pengukuran Tubuh. Aris Fajar Pambudi FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pengukuran Tubuh Aris Fajar Pambudi FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pengelompokkan Bentuk tubuh Kretschmer membagi menjadi 3 kelompok 1. astenis (tipe kurus) - badan langsing kurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia olahraga sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam mencapai suatu prestasi baik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya klub-klub sepak bola yang ada dan penggemar yang tidak sedikit.

Lebih terperinci

KOMPOSISI TUBUH DAN TIPE SOMATOTIPE ATLET UKM ATLETIK PUTRA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015

KOMPOSISI TUBUH DAN TIPE SOMATOTIPE ATLET UKM ATLETIK PUTRA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Komposisi tubuh, type somatotipe atlet... (Epang Nofi Suhartoyo) 1 KOMPOSISI TUBUH DAN TIPE SOMATOTIPE ATLET UKM ATLETIK PUTRA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015 THE BODY COMPOSITION AND SOMATOTYPES

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi 20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sekolah merupakan sumber daya manusia di masa depan sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. 1. Deskripsi Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. 1. Deskripsi Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian a. Subjek Subjek penelitian ini adalah pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. Saat ini, pencak silat sendiri sudah dipertandingkan diberbagai ajang kompetisi olahraga internasional,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 0 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan di lingkungan SMPN 5 Bogor yang berlokasi di Jalan Dadali no 10A Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSUMSI SUPLEMEN DENGAN KEBUGARAN ATLET TAEKWONDO DAN GULAT DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA ADIEF MUHAMAD MUKHLAS

HUBUNGAN KONSUMSI SUPLEMEN DENGAN KEBUGARAN ATLET TAEKWONDO DAN GULAT DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA ADIEF MUHAMAD MUKHLAS HUBUNGAN KONSUMSI SUPLEMEN DENGAN KEBUGARAN ATLET TAEKWONDO DAN GULAT DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA ADIEF MUHAMAD MUKHLAS DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. School-Based Modified Lifestyle For Increasing Phytosterol Intake Of Obese

III. METODE PENELITIAN. School-Based Modified Lifestyle For Increasing Phytosterol Intake Of Obese 44 III. METODE PENELITIAN A. Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul School-Based Modified Lifestyle For Increasing Phytosterol Intake Of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang diminati semua golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan beregu yang berisi dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari,

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA NADIYA MAWADDAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. 3.2 Tempat dan Waktu Tempat: SMA Negeri 9 Semarang Waktu: April - Mei 2016 3.3 Jenis dan Rancangan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh 16 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan pada satu waktu untuk menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan permainan paling populer di dunia saat ini. Sepak bola berkembang pesat dikalangan masyarakat karena permainan ini dapat dimainkan oleh

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA

ABSTRAK. PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA Windi Anggraini, 2007. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes Pembimbing II : DR., Iwan Budiman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik kompetitif yang biasanya dilakukan melalui partisipasi santai atau terorganisi, bertujuan untuk menggunakan, memelihara

Lebih terperinci

SOMATOTYPE PENJAGA GAWANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA SEPAKBOLA UNY TAHUN PELATIHAN 2010/2011

SOMATOTYPE PENJAGA GAWANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA SEPAKBOLA UNY TAHUN PELATIHAN 2010/2011 Abstrak SOMATOTYPE PENJAGA GAWANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA SEPAKBOLA UNY TAHUN PELATIHAN 2010/2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui somatotype penjaga gawang anggota UKM sepakbola UNY 2010. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi olahraga Indonesia mengalami keadaan pasang dan surut. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi olahraga Indonesia mengalami keadaan pasang dan surut. Pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Prestasi olahraga Indonesia mengalami keadaan pasang dan surut. Pada tiga periode SEA Games berturut-turut, yaitu tahun 2007, 2009, dan 2011, peringkat perolehan medali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini menjaga penampilan merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Penampilan bagi seorang wanita dapat menunjang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN, TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN ATLET FUTSAL PUTRI TITA NIA FANINA

HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN, TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN ATLET FUTSAL PUTRI TITA NIA FANINA HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN, TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN ATLET FUTSAL PUTRI TITA NIA FANINA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia kita mengetahui bahwa yang disebut dengan lanjut usia adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Perencanaan penelitian sangat dibutuhkan untuk menunjang pencapaian tujuan. Perencanaan atau metode yang baik adalah mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan

Lebih terperinci

Kajian Karakteristik dan Asupan Cairan pada Atlet di SMA Negeri 1 Sewon

Kajian Karakteristik dan Asupan Cairan pada Atlet di SMA Negeri 1 Sewon Nutrisia, Volume 15 Nomor 2, September 2013, halaman 76-81 Kajian Karakteristik dan pada Atlet di SMA Negeri 1 Sewon Fani Indrawati 1, Weni Kurdanti 2, Isti Suryani 3 1,2,3 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2 17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n = 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan metode survei. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI BODY IMAGE, TINGKAT KECUKUPAN GIZI DENGAN KELENTUKAN DAN DAYA TAHAN ATLET SENAM DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA YUSVITA SARI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI BODY IMAGE, TINGKAT KECUKUPAN GIZI DENGAN KELENTUKAN DAN DAYA TAHAN ATLET SENAM DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA YUSVITA SARI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI BODY IMAGE, TINGKAT KECUKUPAN GIZI DENGAN KELENTUKAN DAN DAYA TAHAN ATLET SENAM DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA YUSVITA SARI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

Oleh SHOFI IKRAMINA

Oleh SHOFI IKRAMINA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, AKTIVITAS FISIK, Z-SKOR, DAN FREKUENSI LATIHAN TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BASKET REMAJA LAKI-LAKI DI KLUB BASKET SCORPIO, JAKARTA TIMUR Skripsi Ini Diajukan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Melihat tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan faktor-faktor lainnya dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA AKTIVITAS, TINGKAT KELELAHAN DAN STATUS ANEMIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA WIWIK WIDAYATI

ANALISIS POLA AKTIVITAS, TINGKAT KELELAHAN DAN STATUS ANEMIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA WIWIK WIDAYATI ANALISIS POLA AKTIVITAS, TINGKAT KELELAHAN DAN STATUS ANEMIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA WIWIK WIDAYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 8 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2016 dan bertempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2016 dan bertempat 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2016 dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

SOMATOTYPE PEMANAH KATEGORI PEMULA DI KLUB PANAHAN GENDEWO YUDHO ARCHERY KABUPATEN KULON PROGO

SOMATOTYPE PEMANAH KATEGORI PEMULA DI KLUB PANAHAN GENDEWO YUDHO ARCHERY KABUPATEN KULON PROGO Somatotype Pemanah Pemula (Yuesdianto) 1 SOMATOTYPE PEMANAH KATEGORI PEMULA DI KLUB PANAHAN GENDEWO YUDHO ARCHERY KABUPATEN KULON PROGO BEGINNER ARCHERS SOMATOTYPE IN GENDEWO YUDHO ARCHERY CLUB KULON PROGO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional, yakni mengambil data pada satu waktu, dimana pengumpulan variabel dependen dan independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eplanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih dengan rancangan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian mengenai keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, kondisi mental dan status gizi pada lansia peserta dan bukan peserta home care menggunakan disain cross

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di. berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di. berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi pada era globalisasi terjadi di berbagai bidang. Hal ini berdampak pada penurunan aktivitas fisik di berbagai kalangan usia. Data susenas (Survei

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PERSONAL TRAINER PADA PERANGKAT MOBILE UNTUK MENDUKUNG LATIHAN KEBUGARAN

PERANCANGAN APLIKASI PERSONAL TRAINER PADA PERANGKAT MOBILE UNTUK MENDUKUNG LATIHAN KEBUGARAN PERANCANGAN APLIKASI PERSONAL TRAINER PADA PERANGKAT MOBILE UNTUK MENDUKUNG LATIHAN KEBUGARAN Michael Thomas Hermawan 1, David Hareva 2, Irene A. Lazarusli 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas IDENTIFIKASI SOMATOTYPE, STATUS GIZI, DAN DIETARY ATLET REMAJA STOP AND GO SPORTS Mirza Hapsari Sakti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dari data primer melalui kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan desian Cross Sectional yang bertujuan mengukur variabel bebas (independen) yaitu umur, jenis

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 1) Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2 Tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi KERANGKA PEMIKIRAN Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi (Arisman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini pada 7Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di Kota Pangkalpinang, yaitu SMA St. Yosef, SMKN I, SMK Sore, SMAN 3, SMAN 4,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya Fisiologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya Fisiologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya Fisiologi Olahraga. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

PROFIL SOMATOTYPE ATLET TENIS LAPANGAN PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KE XIII TAHUN 2015 DI KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI

PROFIL SOMATOTYPE ATLET TENIS LAPANGAN PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KE XIII TAHUN 2015 DI KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI PROFIL SOMATOTYPE ATLET TENIS LAPANGAN PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KE XIII TAHUN 2015 DI KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari rinilina1@gmail.com Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya Abstrak

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas.

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas. BAB 4 METODA PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup Nefrologi Anak. 4.2. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah belah lintang 4.3. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Penelitian ini menggunakan contoh mahasiswa mayor Ilmu Gizi tahun ajaran 2009 yang mengikuti mata kuliah Gizi Olahraga. Jumlah contoh awal dalam penelitian

Lebih terperinci