Artinya Presiden harus lebih banyak porsi bekerjanya daripada bersantainya, berkeluh kesahnya, apalagi hanya bersolek melakukan pencitraanny

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Artinya Presiden harus lebih banyak porsi bekerjanya daripada bersantainya, berkeluh kesahnya, apalagi hanya bersolek melakukan pencitraanny"

Utami Lesmono
6 tahun lalu
Tontonan:

1 KOPI - Terdapat banyak kata untuk mengidentifikasi amanah bergelar Presiden. Meminjam perspektif kebanyakan khalayak, Presiden adalah pemimpin, dan secara otomatis pemimpin berkorelasi mesra dengan kepemimpinan. Dari kata KEPEMIMPINAN hadirlah formulasi untuk menyusun rumusan 12 (dua belas) kriteria ideal sang pemimpin, yang dalam hal ini tidak lain adalah Presiden. K ( Kuat.) Kuat dalam berbagai hal, tidak hanya fisiknya, tapi juga spiritualnya. Tidak hanya kokoh secara intelektual, tapi juga kuat secara finansial. Singkatnya, pemimpin harus piawai menyusun formulasi kekuatan-kekuatan tersebut menjadi kesatuan, karena sejatinya kekuatan itu hanya berasal dari Yang Maha Kua E (Empati) Yang bermakna turut merasakan keadaan di sekitarnya. Seperti petuah bijak bahasa jawa Ngeli nanging ora kelelep, ngeli nanging ora kintir yang dalam bahasa Indonesia berarti hanyut tetapi tak tenggelam dan kelepasan ikut arus, tetapi mengontrol dan mengambil manfaat dari situ. P (Pekerja) Artinya Presiden harus lebih banyak porsi bekerjanya daripada bersantainya, berkeluh kesahnya, apalagi hanya bersolek melakukan pencitraanny E (Elektabel) Yang bermakna memiliki kemampuan untuk dipilih. Sehingga logika yang dibangun adalah 1 / 5

2 diusung atau dicalonkan baik oleh partai politik sebagai peserta pemilihan umum (pemibelu) maupun oleh rakyat sebagai pemilih dalam pemilu. Logika ini sejalan dengan ekspektasi partai politik yang diharapkan mampu menjadi kawah candradimuka untuk menyiapkan kader yang berkualitas, berkapabilitas, berkapasitas, dan yang tidak kalah penting adalah juga berelektabilitas untuk maju ditampilkan sebagai calon Presiden. Logika tersebut adalah logika ideal sesuai dengan amanat Pasal 6A ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945). M (Matang) Kriteria ini tidak terlepas dari tren tahun 2012 yang dibanjiri dengan kata galau. Kegalauan tidak hanya menghinggapi mereka yang muda belia atau remaja putus cinta tapi juga menyeruak hingga ke level pemimpin negeri ini. Dengan kematangan, maka pemimpin lebih siap mengatasi persoalan demi persoalan yang membelit ibu pertiwi. I (Imajinatif) Kemampuan imajinatif akan menggiring sang pemimpin berpikir kreatif dan inovatif untuk mengelola bermacam ragam kepentingan maupun kebutuhan yang berpotensi terjadi konflik kepentingan. Pemimpin sudah seharusnya hadir menengahi benturan kepentingan mengingat bhinekanya bangsa ini. Pemimpin yang imajinatif memberikan alternatif bagi para pihak juga menyumbang solusi dari keadaaan yang bermasalah. M (Mencintai) Rakyat ialah satu hal yag wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Dapat dianalogikan seperti halnya sepasang kekasih yang saling mencintai, dimana jika orang sedang mencintai maka ia dengan rela melakukan apa yang diinginkan oleh pasangannya. Begitu juga dengan seorang pemimpin, akan melakukan apa yang diharapkan oleh rakyatnya. Karena sejatinya jika pemimpin dapat mencintai rakyat dengan tulus, maka pemimpin pun mendapat balasan dicintai oleh rakyatnya. 2 / 5

3 P (Prinsip) Prinsip merupakan pegangan yang dimiliki oleh tiap orang. Tak terkecuali pemimpin, prinsip yang mengutamakan kepentingan rakyat harus dipegang teguh. Mengingat dalam negara, prinsip yang kuat sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari kesejahteraan masyarakat. I (Introspektif) Seorang manusia normal, wajar jika melakukan kesalahan. Namun jika ia tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam waktu yang berbeda, adalah hal yang patut diacungi jempol. Adanya kesalahan merupakan sarana seseorang untuk melakukan introspeksi. Introspektif mengadung arti bahwa seorang pemimpin diharapkan mampu menganalisis kesalahan yang ia buat dan memperbaikinya agar bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. N (Negarawan) Akhir-akhir ini Indonesia kembali dihantam krisis negarawan. Krisis ini disebabkan karena tindakan pemimpinnya yang justru sering merugikan negara dan abai terhadap rakyat. Ekstrimnya tindakan ini didengung-dengungkan akan berakibat pada negara yang gagal. Menyikapi krisis ini, anak bangsa yang telah terbukti banyak berkontribusi bagi bangsa seharusnya dikedepankan. Lebih jauh, sikap perilaku negarawan seyogyanya melekat dan menjadi karakter seorang presiden. A (Amanah) Sebuah amanah menjadi seorang pemimpin adalah hal yang menjadi idaman banyak orang. Namun di balik amanah, tersimpan tanggung jawab yang menyertainya. Tanggung jawab ini menjadi hal yang tidak mudah, karena permasalahan yang dihadapi oleh negara bukan permasalahan remeh temeh, melainkan masalah yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Maka tidak semua orang dapat merasakan bagaimana jadi pemimpin. 3 / 5

4 N (Nihil) Kata ini bermakna bahwa presiden memiliki kesadaran bahwa ia bukan siapa-siapa, tidak berarti apa-apa, dan tidak memiliki sesuatupun. Seorang pemimpin menyadari bahwa semuanya kembali kepada Yang Maha Memiliki. Innalillahi wa inna ilaihi raji un. Indeed we belong to Allah, and indeed to Him we will return. Dari 12 kriteria yang telah dipaparkan di atas, akhirnya kita hanya dapat terus bermunajat dan berusaha kuat mengupayakan bahwa pemimpin di atas dapat terealisasi dan benar adanya agar Indonesia yang diharapkan oleh seluruh rakyat dapat terwujud. There is no power or strength except through Allah. BIODATA Nama : Rizki Emil Birham, SH Tempat tanggal lahir : Malang, 29 September 1988 Nama Universitas : Universitas Brawijaya (Alumni) 4 / 5

5 Alamat Universitas : Jl. Veteran, Malang Alamat Rumah : Jl. Kendalsari no.43 kav B RT 004 RW 009 Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Propinsi Jawa Timur No.telepon : Alamat ordinarybirham@yahoo.com Akun facebook : Rizki Emil Birham Akun twitter : rizkiemilbirham 5 / 5

dokumen-dokumen yang mirip

1. Memiliki sifat pancasila sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)

1. Memiliki sifat pancasila sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) KOPI - Sebagai seorang yang memiliki kewarganegaraan Indonesia, tentu saja kita sangat mendambakan sosok seorang pemimpin yang ideal untuk bangsa yang tercinta ini. Mungkin sejak bangsa ini terlepas dari