Munculkan Dimensi Pencerahan (92/S) Oleh : Erika Eriyanti Senin, 04 Juni :05
|
|
- Hartanti Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOPI - Semangat Reformasi yang dikobarkan para mahasiswa pada tahun 1998 harus diteruskan. Reformasi memiliki target besar dalam mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang lebih baik. Dibutuhkan peran yang lebih besar dari seluruh lapisan masyarakat terutama pemerintah, agar keinginan itu tercapai. Dalam hal ini, yang sangat berperan adalah para anggota DPR. Mengapa? Karena DPR adalah lembaga negara yang merupakan sarana dalam menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat. Namun, tidak semua anggota DPR paham akan hal tersebut. Lalu untuk menyadarkannya diperlukan Dimensi Pencerahan Kriteria Anggota DPR Masa Depan untuk Indonesia yang lebih baik. Sebenarnya kriteria seorang anggota DPR telah diatur dalam UU No.10 tahun 2008 Pasal 50 tentang Persyaratan Bakal Calon Anggota DPR. Namun itu semua hanyalah persyaratan administrasi yang harus dipenuhi sesuai dengan prosedur yang berlaku. Disamping itu, ada kriteria-kriteria untuk menjadi seorang anggota DPR yang tidak kalah penting yaitu: Pertama, untuk menjadi seorang anggota DPR seseorang harus memegang teguh nilai-nilai agama, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia sehingga ajaran agama, khususnya yang bersifat universal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa tetutama kejujuran dapat dihayati dan diamalkan dalam perilaku kesehariannya. Dalam hal ini penulis berpandangan bahwa semua hal berasal dari hati setiap individu, dimana saat sepotong daging itu sudah ternodai maka seluruh daging yang lain akan ikut ternodai tetapi sebaliknya apabila sepotong daging itu masih terjaga kesuciannya maka seluruh daging yang lain akan tetap suci. Kedua, sebagai seorang anggota DPR mereka harus mampu menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas sehingga dalam menjalankan tugas dan wewenangnya seorang anggota DPR dapat bersikap terbuka tanpa harus ada yang ditutup-tutupi dari publik. Dengan terpenuhinya kriteria ini maka mereka telah membantu dalam mewujudkan asas demokrasi yang terbuka dan mekanisme kontrol didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga, calon anggota DPR harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pada masyarakat dan demokrasi. Kriteria ini menjadi pedoman bagi calon anggota DPR untuk bersungguh-sumgguh dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dengan tetap memperhatikan aspirasi rakyat mengingat pengertian demokrasi itu sendiri yaitu pemerintahan 1 / 5
2 dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Keempat, seorang calon anggota DPR harus memiliki intergritas yang tinggi. Mengapa? Intergritas perlu dimiliki calon anggota DPR karena intergritas membuat, seorang anggota DPR akan berusaha untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang membuatnya memiliki rasa kecintaan kepada bangsa yang lebih tinggi dan semangat menjaga keutuhan NKRI seta mengembangkan budaya gotong-royong yang merupakan tradisi dari para pendahulu, yang kini mulai terkikis oleh perkembangan arus globalisasi yang semakin pesat sehingga masyarakat lebih cenderung bersikap individualisme daripada bersikap sosialisme. Selain itu, ia juga akan menjaga ketulusan hatinya sebagai anggota DPR sehingga dia akan berjuang sebagai anggota DPR sejati bukan hanya menjadikan statusnya sebagai anggota DPR untuk mencari pekerjaan dan ketenaran, namun ia benar-benar berjuang demi kepentingan bangsa. Intergritas juga mampu menumbuhkan nilai-nilai kejujuran didalam diri seorang anggota DPR sehingga ia akan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik seperti korupsi. Kelima, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang pruralistik. Oleh karena itu, calon anggota DPR yang tepat untuk Indonesia masa depan adalah seorang calon anggota DPR yang mampu menghargai serta menerima perbedaan demi terwujudnya keutuhan bangsa sehingga hal ini dapat memupuk semangat anti kekerasan dan diskriminasi dalam jiwa masyarakat serta toleransi yang dapat mewujudkan keamanan dan ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keenam, ditinjau dari segi fungsi calon anggota DPR masa depan adalah anggota yang harus dan mampu melakukan fungsi dengan baik sebagai anggota DPR. Kemudian dilihat dari titik fungsi yang artinya sesuai dengan fungsinya, anggota DPR harus memperjuangkan aspirasi rakyat terutama didaerah pemilihannya jangan sampai setelah terpilih ia lupa dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. Karena pengharapan pada anggota DPR agar kehidupan bangsa semakin baik sangatlah besar, oleh karena itu sebagai anggota DPR mereka harus bisa mengemban amanah dan aspirasi rakyat. Namun mirisnya bangsa kita sekarang ini, banyak anggota DPR yang mengobral janji yang begitu manis, namun kenyataannya tidak sedikit diantara mereka yang melakukan penyelewengan ataupun penyalahgunaan kekuasaan mereka. Hal inilah yang harus dihindari anggota DPR masa depan. Lalu bagaiman cara memilih anggota DPR tersebut? Cara memilihnya, kita lihat rekam jejaknya atau riwayat kehidupannya, jangan sampai kita tertipu dengan penampilan mereka yang cantik, tampan, atau terkenal apalagi yang membagi-bagikan uang itulah yang dipilih. Sebaiknya dihindari karena itu akan merugikan kita sendiri. 2 / 5
3 Sidang pembaca sekalian, kriteria yang ketujuh, sebagai anggota DPR harus memiliki kapasitas kemampun yang memadai yaitu meliputi Spiritual Power, Emotional Power, True Financial Power, Intellectual Power, Action Power yang disinergikan untuk membangun bangsa yang lebih maju. Spiritual Power dimana sudah dijelaskan pada poin pertama karena sehebat apapun calon anggota DPR tersebut jika dia tidak menerapkan ajaran agama dengan benar maka itu semua tidak akan ada artinya. Emotional Power (EQ), kekuatan ini berhubungan dengan kepribadian. Karena EQ adalah akumulasi dari kecenderungan individu yang bersifat bawaan dengan faktor lingkungannya maka EQ harus dibentuk dan dilatih agar mampu memberikan kharismatik bagi penguasanya. Oleh karena itu ada baiknya seorang anggota DPR terus mengembangkan kemampuan EQ-nya. True Financial Power, dengan kekuatan ini penulis merasa bahwa anggota DPR yang memilikinya mampu menahan diri dari perilaku menyimpang seperti korupsi dan lebih mengedepankan perilaku berderma sehingga secara tidak langsung ia sudah berusaha mengurangi angka kemiskinan disekitarnya. Intellectual Power, sudah tentu kekuatan ini harus dimiliki seorang anggota DPR. Action Power, ini adalah kekuatan untuk beraksi. Oleh karena itu, anggota DPR harus banyak memberikan kontribusi nyata untuk negara tidak sekadar omong kosong belaka. Para pembaca sekalian, menurut saya kriteria calon anggota DPR yang kedelapan adalah Ia harus memilki pemahaman menyeluruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara serta menyadari bahwa ia akan menjadi panutan, sorotan dan patokan bagi bangsa indonesia. Bagaimana jika seorang panutan melakukan perbuatan tercela? Tentulah rakyatnya akan meniru perbuatan itu. Ia juga harus bangga mengakui dirinya sebagai anggota DPR sekaligus sebagai rakyat. Kriteria yang kesembilan, yaitu memiliki kemampuan managerial yang mumpuni. Kemampuan managerial ini meliputi cara ia untuk mengelola pemerintahan se-efektif dan se-efisien mungkin. Misalnya kemampuannya dalam mengelola unit negara yang produktif, kemampuannya menggalang masyarakat untuk melaksanakan dan menaati hukum. Kesepuluh, memiliki kompetensi sosial yang baik sehingga ia akan lebih merakyat dan menjaga hubungan sosial kemasyarakatan dengan baik serta mampu menjalin kerjasama yang solid terhadap sesama lembaga negara maupun masyarakat. Sidang pembaca sekalian, kriteria yang kesebelas adalah kreatif dan inovatif. Apabila anggota DPR memiliki kriteria ini tentulah indonesia akan lebih maju, karena banyak kreasi-kreasi baru yang dikembangkan sehingga dapat mendongkrak popularitas bangsa dikancah dunia. 3 / 5
4 Kriteria yang terakhir adalah memilki loyalitas tinggi. Sikap loyalitas yang tinggi dapat menjadi patokan bagi dirinya untuk terus setia dan patuh terhadap hukum yang berlaku, hal ini memberi gambaran bahwa ia adalah individu yang telah menerapkan budaya sadar hukum. Sidang pembaca yang masih setia membaca artikel ini hingga selesai, demikian penuturan penulis mengenai kriteria anggota DPR masa depan yang dapat penulis tuliskan. Masih banyak lagi kriteria-kriteria yang harus dipenuhi. Hakikat anggota DPR adalah sebagai pejuang bangsa. Sesungguhnya para pejuang tidak akan merugi, tidak mengenal kata henti. Tiap peluhnya akan menjadi mutiara, air matanya akan menjadi cahaya. Lelahnya sebagai penebus dosa dan gugurnya bernilai ibadah. Sebuah pemikiran dapat diwujudkan jika tersedia keyakinan kuat pada diri, keikhlasan dalam berjuang di jalan-nya, gelora semangat yang selalu bertambah, serta kesiapan beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Biodata Penulis Nama : Erika Eriyanti Tempat/tanggal lahir : Sragen, 01 Agustus 1996 Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Bontang Alamat sekolah : JL. HM. Ardans Bontang Selatan 4 / 5
5 Alamat rumah : JL. Kol Rt 08 No. 98 Bontang Utara Nomor telepon seluler : Alamat eriyanti.erika@ymail.com Akun facebook : Erika Eriyanti 5 / 5
Memilih Calon Anggota DPR RI yang Cermat (Cerdas dan Bermanfaat) (16/U)
KOPI - Sejak era reformasi hingga sekarang, Indonesia masih dihadapkan pada masalah-masalah klasik, misalnya penegakan hukum, pemberantasan korupsi, masalah desentralisasi dan otonomi daerah, serta masih
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciPERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,
1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para
Lebih terperinci12 kriteria calon anggota DPR yang ideal : 1. Jujur.
KOPI - Menjadi anggota DPR RI merupakan impian semua orang. Anggota dewan merupakan jembatan penghubung bagi rakyat dengan pemimpinnya. Beliau mengemban tugas yang sangat berat, sebab di pundaknya terselip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam
Lebih terperinciDewan Perwakilan Rakyat atau Dewan Penghancur Rakyat? (261/S) Oleh : Siti Zulaiha Sabtu, 07 Juli :53
KOPI - Indonesia ialah Negara yang berbentuk NKRI dengan konstitusi berupa UUD 1945. Berdasarkan pembukaan UUD 1945tertulis bahwa Negara Kesatuan Repubik Indonesia adalah Negara yang dalam permusyawaratan
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciSalam kejayaan untuk Indonesia
Salam kejayaan untuk Indonesia KOPI - Sebagai Putera bangsa tergeraklah segenap jiwa saya untuk ikut dalam merumuskan kretiria calon presiden Indonesia. Saya berkomitmen untuk mengabdikan jiwa raga ini
Lebih terperinciAji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: 11 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila dan Implementasinya Bagian I Pada Modul ini kita akan mempelajari mengenai keterkaitan sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dengan Prinsip pembangunan
Lebih terperinciSetitik Asa untuk Indonesia (656/M) Oleh : Herlia Istiqomah Icha Putri Selasa, 17 Juli :24
KOPI - Negara, satu kata ini dapat memunculkan berbagai interpretasi dan definisi. Miriam Budiardjo Guru besar politik indonesia mengemukakan, bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
Lebih terperinciKriteria Presiden Impian Bangsa Indonesia Dimasa Depan (362/S) Oleh : PEFINTA DIANA PUTRI Kamis, 12 Juli :37
KOPI - Sebagai anak bangsa kita semua tentu menginginkan seorang pemimpin yang sesuai dengan angan-angan, kemauan, dan harapan bangsa. Demi masa depan bangsa kedepannya. Untuk itu kita harus memilih pemimpin
Lebih terperincib. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinci1) Nasionalis. 2) Pemberani
KOPI - Seorang presiden adalah sosok yang terpenting di Indonesia karena presiden di negara ini tak hanya berperan sebagai kepala negara, tetapi juga sebagai kepala pemerintahan. Negara ini dapat menjadi
Lebih terperinciPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti-Korupsi Korupsi Chapter 4 Pendidikan Anti Korupsi Tim Dosen Pendidikan Anti Korupsi FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER 2016 1 Bab 04 A. Pengertian Pendidikan
Lebih terperinciSiaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017
Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017 Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Lebih terperinciBerikut ini adalah dua belas kriteria calon anggota DPR RI yang ideal untuk masyarakat Indonesia:
KOPI - Aku ingin jadi anggota DPR teriak salah seorang anak kecil yang tengah bermain cita-cita bersama teman-temannya di lapangan desa. Semua anak yang bermain dengannya memoles diri mereka dengan pakaian
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rajin pangkal pandai, itulah pepatah yang sering kita dengarkan dahulu sewaktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, agar kita mempunyai semangat untuk belajar,
Lebih terperinci29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)
29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciBapak/Ibu Insan Kearsipan serta seluruh pegawai dan undangan yang saya cintai,
SAMBUTAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN HARI KEARSIPAN KE- 46 DAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-109 TAHUN 2017 DENGAN TEMA TERTIB ARSIP CERMIN BUDAYA BANGSA 18 MEI 2017
Lebih terperinciSaatnya DPR Berubah!!! (242/S) Oleh : Aa Nugraha Kamis, 05 Juli :29
KOPI - Seperti yang kita ketahui, semakin hari, semakin banyak masalah yang ditimbulkan oleh para anggota DPR kita, mulai dari kasus-kasus korupsi yang akhirnya terungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya
Lebih terperinciLantas, bagaimanakah mencari sosok-sosok pemimpin terbaik yang akan berkumpul. DPR, Para Pemimpin Terbaik Untuk Kemajuan Indonesia (322/S)
KOPI - Dalam pemerintahan Indonesia, DPR adalah salah satu pemegang peranan yang penting sebagai wakil-wakil rakyat yang duduk di parlemen untuk memberikan sumbangsih kemajuan bangsa. DPR bukan hanya dituntut
Lebih terperinciPendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 3) Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:
Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 3) Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Pengertian
Lebih terperinciMencari Sosok Kedua (126/M) Oleh : Indah Permatasari Senin, 18 Juni :02
KOPI - Wakil rakyat yang sekarang terlihat belum mampu melaksanakan tugas sebagaimana mestinya yaitu menjadi wakil rakyat di pemerintahan berdasarkan keinginan rakyat. Keinginan dari rakyat Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi bervariasi untuk kepentingan pembelajaran matematika. Sedangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciKODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT
KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciSAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011
1 Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. YANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciKriteria pertama, Kriteria kedua,
KOPI - Negara Indonesia sudah merdeka sejak hampir 68 tahun yang lalu. Seharusnya dengan kemerdekaan yang selama itu bangsa Indonesia telah menjadi negara yang cukup maju. Bukan menjadi negara yang berkembang
Lebih terperinciProf. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal
PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM MENYIAPKAN TENAGA KEPENDIDIKAN YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, Yogyakarta, 10 Oktober 2012 Rabu, 10 Oktober 2012
Sambutan Presiden RI pada Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, Yogyakarta, 10 Oktober 2012 Rabu, 10 Oktober 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PELANTIKAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
Lebih terperinciPemimpin dari Alam Lain: Ketika Kita Membutuhkan Sikap Bijak Mereka (98/M)
KOPI - Pernah kita melihat poster ataupun baliho bakal calon pemimpin di pinggir jalan yang tidak menggambarkan adanya karakter tegas dari bakal calon pemimpin itu sendiri. Kita ambil satu contoh bakal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinciKriteria Presiden Indonesia Dalam Pandangan Islam (576/M) Oleh : Zulkarnain Senin, 16 Juli :50
KOPI - Seorang pemimpin dalam Islam disebut dengan Khalifah, artinya pemimpin. Para memimpin Islam mulai dari Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Sidik, Umar bin Khatab, Usman, Ali, dan para pemimpin generasi
Lebih terperinciAMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16 Assalamu alaikum. Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua; Saudara - saudara para peserta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) salah satu isinya mengacu pada nilai-nilai ketuhanan
Lebih terperinciA. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusiayang berkualitas dan berkarakter.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,
Lebih terperinciK E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : VII/MPR/2001 TENTANG VISI INDONESIA MASA DEPAN
K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : VII/MPR/2001 TENTANG VISI INDONESIA MASA DEPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu
Lebih terperinciMasih Spiritualitas Bisnis
c Prestasi, bukan Prestise d Masih Spiritualitas Bisnis Oleh Nurcholish Madjid Dalam uraian mengenai spiritualitas bisnis pekan lalu, kita menyadari bahwa adanya kombinasi antara ihsān dan itqān dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Moral dalam Sastra Moral dari segi etimologis berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang berasal dari suku kata Mos. Mores berarti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi pada era globalisasi saat ini menjadi pilar-pilar bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi pada era globalisasi saat ini menjadi pilar-pilar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Di tunjukan dengan hak-hak asasi seseorang sebagai rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-70 KEMENTERIAN AGAMA RI JAKARTA, 3 JANUARI 2016
SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-70 KEMENTERIAN AGAMA RI JAKARTA, 3 JANUARI 2016 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Saudara-saudara aparatur Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada masa sekarang ini pergaulan bebas sangatlah berbahaya apalagi yang banyak terjadi pada kalangan pemuda calon penerus generasi bangsa diantaranya yang paling meresahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepala desa merupakan pimpinan penyelenggara desa berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala desa merupakan pimpinan penyelenggara desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD ( Badan Permusyawaratan Desa ), perangkat desa tersebut bertugas
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Jambore Nasional IX Gerakan Pramuka th 2011, Kab. OKI, 2 Juli 2011 Sabtu, 02 Juli 2011
Sambutan Presiden RI pada Jambore Nasional IX Gerakan Pramuka th 2011, Kab. OKI, 2 Juli 2011 Sabtu, 02 Juli 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA JAMBORE NASIONAL IX GERAKAN PRAMUKA TAHUN
Lebih terperinciKode Etik PNS. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan.
Kode Etik PNS Sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masyarakat Pegawai Negeri Sipil memiliki akhlak dan budi pekerti yang tidak tercela, yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
Modul ke: 13Fakultas EMAIL FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN Program Studi PRODI MANAJEMEN Pendidikan Kewarganegaraan Kebijakan dan Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa HARTRI PUTRANTO,SE.MM HP : 08161193748
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
Lebih terperinciUjian Akhir Sekolah Tahun 2003 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Ujian Akhir Sekolah Tahun 2003 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UAS-SMP-03-01 Keyakinan yang diikuti menjalankan perintah Tuhan merupakan perwujudan dari A. rasa memiliki ajaran agama yang dianut
Lebih terperinciOleh : Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar Komang Sri Marheni, S.Ag.M.Si
Oleh : Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar Komang Sri Marheni, S.Ag.M.Si I. Dasar Hukum : Keputusan Menteri Agama RI Nomor 421 Tahun 2001 tentang Kode Etik Pegawai Kementerian Agama. II. TUJUAN:
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 12, 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembentukan watak atau karakter (character building), yang mencakup sikap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir kondisi ekonomi Indonesia secara makro telah makin membaik. Hal ini terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, namun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini sangatlah kompleks, salah satunya memudarnya semangat nasionalisme. Para pemuda pada zaman kolonialisme
Lebih terperinciPENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)
PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) NAMA : HARRY FITRI USMANTO NPM : 38412209 KELAS : 1ID08 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK TENGAH
BUPATI LOMBOK TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2006 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TENGAH, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semuanya mengacu pada pengembangan individu. Upaya pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa datang. Upaya pendidikan
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016
SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan menengah yang membahas ajaran Agama Islam dalam segi aqidah dan akhlak. Mata pelajaran
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013
Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012
Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1433 H/2012 M
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007
Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciREVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.
REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU Oleh : H. Muhammad Syafrudin, ST, MM (Anggota DPR RI Fraksi PAN Dapil NTB Andalan Nasional Kwarnas Pramuka Urusan Komunikasi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan
Lebih terperinciAkan seperti Apakah Calon Anggota DPR Kita yang Ideal? (158/M) Oleh : Bristin Efty Minggu, 01 Juli :56
KOPI - Sudah sepatutnya keidealan calon anggota DPR dimiliki oleh diri masing-masing agar saat terpilih jabatannya sebagai wakil rakyat bisa dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Berikut 12 kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari luar negeri baik yang bersifat positif mupun negatif tidak bisa dibendung lagi. Permasalahan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KONGRES XXI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA Nomor : VI /KONGRES/XXI/PGRI/2013. Tentang KODE ETIK GURU INDONESIA
KEPUTUSAN KONGRES XXI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA Nomor : VI /KONGRES/XXI/PGRI/2013 Tentang KODE ETIK GURU INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KONGRES XXI PGRI, Menimbang Mengingat Memperhatikan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong. Pada perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perilaku altruistik disebut sebagai tindakan individu untuk menolong orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong. Pada perilaku altruistik, yang diuntungkan
Lebih terperinciMETAMORFOSA TUNAS MUDA DEMI MEWUJUDKAN CITA LUHUR BANGSA
METAMORFOSA TUNAS MUDA DEMI MEWUJUDKAN CITA LUHUR BANGSA Grafiky Desriyanto Abstrak Pembuatan Artikel yang bertema Metamorfosa Tunas Muda Demi Mewujudkan Cita Luhur Bangsa bertujuan untuk mengetahui tunas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciSTRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT
STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT PASAL 18 UUD 1945 (3) Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi
Lebih terperinci2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun
Lebih terperinciMANAJEMEN, KEBIJAKAN OPERASIONAL, DAN KINERJA SEKOLAH BERWAWASAN BUDI PEKERTI.
MANAJEMEN, KEBIJAKAN OPERASIONAL, DAN KINERJA SEKOLAH BERWAWASAN BUDI PEKERTI 1 A. Pendahuluan Selama ini pendidikan cenderung diartikan aktivitas mempersiapkan anak-anak dan pemuda untuk memasuki kehidupan
Lebih terperincibukan sekedar baju seragam di hari Sabtu! Dodi Nandika
Catatan Tentang KEPRAMUKAAN bukan sekedar baju seragam di hari Sabtu! Dodi Nandika Semarang, 26 Maret 2011 1 GERAKAN PRAMUKA MEMILIKI SEJARAH YANG AMAT PANJANG DI TANAH AIR SUDAH MENGAKAR DAN MEMASYARAKAT
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci3. Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Ia yang lebih mendahulukan tujuan. Who Is The Next Soekarno? (121/M)
KOPI - Pemimpin sejati adalah ia yang mampu melihat pengikutnya dari berbagai sudut pandang, ia yang mampu menukarkan haknya kepada yang ia pimpin, ia yang meralakan waktunya untuk mengabdikan seluruhnya
Lebih terperinci3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag
3.2 Uraian Materi 3.2.1 Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal
Lebih terperincidipersyaratkan untuk terselenggaranya tata kelola pemerintahan secara efektif dan efisien serta mampu mendorong terciptanya daya saing daerah pada tin
BAB IV VISI, MISI, NILAI DASAR DAN STRATEGI A. V i S i RPJMD Tahun 2009-2014 Kabupaten Polewali Mandar merupakan penjabaran dari naskah visi, misi dan program prioritas pembangunan Bupati dan Wakil Bupati
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci