REVISION 8.0 EFFECTIVE FROM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REVISION 8.0 EFFECTIVE FROM"

Transkripsi

1 KATA AND KUMITE COMPETITION RULES REVISION 8.0 EFFECTIVE FROM W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 1

2 RULE OF COMPETITION WKF VERSION DITERJEMAHKAN OLEH : DEWAN WASIT PB FORKI TAHUN DONALD PL KOLOPITA, S.Sn (KETUA) 2. ROBERT DANIEL WENDUR (SEKRETARIS) 3. Drs. H. HAIFENDRI PUTIH (ANGGOTA) 4. Prof. MUSSAKIR BADO (ANGGOTA) 5. Drs. KI YANI MAHDI (ANGGOTA) 6. Ir. SARJAN TRI PUTRA (ANGGOTA) 7. HANS MANASE OPUR, SH (ANGGOTA). W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 2

3 DAFTAR ISI PERATURAN PERTANDINGAN KUMITE Halaman PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN. 4 PASAL 2 : PAKAIAN RESMI. 5-7 PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN KUMITE PASAL 4 : PANEL WASIT / JURI.. 9 PASAL 5 : LAMA WAKTU PERTANDINGAN 9 PASAL 6 : PENILAIAN PASAL 7 : KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN PASAL 8 : PERILAKU YANG DILARANG PASAL 9 : HUKUMAN PASAL 10 : CIDERA DAN KECELAKAAN DALAM PERTANDINGAN PASAL 11 : PROTES RESMI PASAL 12 : WEWENANG DAN TUGAS PASAL 13 : MEMULAI, MENUNDA DAN MENGAKHIRI PERTANDINGAN PASAL 14 : PERUBAHAN PERATURAN PERTANDINGAN KATA PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN 29 PASAL 2 : PAKAIAN RESMI 29 PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN KATA PASAL 4 : PANEL JURI PASAL 5 : KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN PASAL 6 : PELAKSANAAN PERTANDINGAN LAMPIRAN 1. ISTILAH GERAK ISYARAT DAN SINYAL BENDERA PANDUAN UNTUK PARA WASIT DAN JURI TANDA KODE BAGI PENCATAT NILAI PAKAIAN RESMI JANJI WASIT ARTI FORKI / SUMPAH KARATE / JANJI ATLIT WORLD CHAMPIONSHIPS, CONDITIONS & CATEGORIES WKF APPROVED ITEMS 58. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 3

4 PERATURAN PERTANDINGAN KUMITE PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN 1. Area pertandingan harus rata dan tidak berbahaya. 2. Area pertandingan harus berupa area persegi berdasarkan standar WKF, dengan sisisisi sepanjang 8 meter (diukur dari luar) dengan tambahan 2 meter pada semua sisisisi sebagai area aman, dan tempat peserta yang bertanding dan merupakan area kompetisi serta area aman. 3. Garis posisi wasit adalah berjarak 2 meter dari garis tengah (titik tengah) dengan panjang garis 0,5 meter garis parallel masing-masing sepanjang 1 meter dibuat dengan jarak 1,5 meter dari titik tengah area pertandingan dan berada 90 derajat dengan garis wasit, untuk posisi competitor (AKA dan AO). 5. Para juri akan ditempatkan pada ke 4 sudut pada area aman, wasit dapat bergerak ke seluruh area tatami termasuk pada area aman tempat para juri duduk, masing-masing juri akan dilengkapi dengan bendera merah dan biru. 6. Pengawas Pertandingan / Match Supervisor / KANSA akan duduk diluar area aman, dibelakang kiri atau kanan wasit. Dia akan dilengkapi dengan sebuah bendera merah atau alat penanda dan sebuah peluit. 7. Pengawas Nilai duduk dimeja administrasi pertandingan, diantara Pencatat Nilai dan Pencatat Waktu. 8. Official / Pelatih dududk diluar area aman dan menghadap kea rah meja administrasi pertandingan. Jika tatami berupa panggung para official duduk diluar panggung. 9. Garis batas harus dibuat berjarak 1 meter dari tempat beristirahat dalam area pertandingan dengan warna berbeda dari keseluruhan area pertandingan. PENJELASAN I. Tidak boleh ada papan, dinding dan pilar iklan dalam jarak 1 meter disebelah luar area aman. II. Matras yang digunakan tidak licin dimana matras ini akan menempel dengan lantai secara benar, tapi harus mempunyai gesekan yang rendah pada bagian atas matras. Matras ini tidak setebal matras untuk Judo, agar dapat dilakukan gerakan Karate, wasit harus memastikan bahwa bagian matras tidak bergerak terpisah ketika pertandingan sedang berlangsung, karena pergeseran dapat menyebabkan luka dan akan mengakibatkan bahaya. Matras yang digunakan adalah matras yang telah didesain dan teruji oleh WKF.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 4

5 PASAL 2 : PAKAIAN RESMI 1. Kontestan dan pelatih harus mengenakan seragam resmi sebagaimana yang telah ditentukan. 2. Komisi Wasit dapat menindak peserta atau kontestan yang melanggar peraturan. WASIT 1. Wasit dan juri harus mengenakan seragam resmi yang ditentukan oleh Komisi Wasit, seragam ini harus dipakai pada semua kesempatan turnamen pelatihan / penataran. 2. Pakaian seragam resmi wasit adalah sebagai berikut : Jas / semi jas berwarna biru gelap (navy blue) dengan 2 buah kancing perak. Kemeja putih lengan pendek. Dasi resmi tanpa jepit / pin dasi. Celana panjang dengan warna abu-abu terang polos yang tidak digulung keluar (Lampiran 11). Kaos kaki berwarna biru gelap atau hitam, dan sepatu karet anti slip berwarna hitam yang tidak merusak matras saat digunakan. Wasit / juri perempuan boleh menggunakan jepit rambut. KONTESTAN 1. Kontestan harus mengenakan karate-gi berwarna putih yang tidak bercorak atau tanpa garis. Hanya lambing nasional atau bendera Negara yang boleh dipakai, lambing ini dipasang pada dada kiri karate-gi dan ukuran lambing tidak boleh melebihi ukuran keseluruhan yang berkisar 12 cm x 8 cm (120 mm x 80 mm, lihat Lampiran 9). Hanya label produk asli / orisinil yang dapat terlihat pada karate-gi, label ini harus berada pada lokasi yang biasa yaitu ujung kanan bawah karate-gi dan posisi pinggul pada celana, sebagai tambahan, nomor identifikasi yang dikeluarkan oleh panitia pelaksana dapat dikenakan pada bagian punggung. 1 kontestan harus mengenakan sebuah sabuk berwarna merah dan lainnya sabuk berwarna biru, sabuk merah dan biru harus berukuran lebar 5 cm dengan panjang 15 cm terurai dari simpul ikat. Sabuk harus berwarna merah dan biru polos tanpa hiasan / bordiran tulisan apapun selain label pabrik. 2. Walaupun adanya paragraph 1 diatas, Directing Committee dapat memberi wewenang penerbitan label khusus atau merk dari penyandang dana yang disetujui. 3. Karate-gi bagian atas, ketika diikat diseputar pinggang dengan sabuk, harus memiliki panjang minimum yang menutupi / meliputi pinggul, tapi tidak boleh melebihi dari ¾ panjang paha. Untuk wanita, kaos putih polos boleh dikenakan didalam karate-gi.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 5

6 4. Panjang maksimum lengan karate-gi tidak boleh melebihi / melewati lekukan pergelangan tangan dan tidak boleh lebih pendek dari pada setengah dari lengan (siku), lengan karate-gi tidak diperkenankan untuk digulung. 5. Celana harus cukup panjang untuk menutupi sekurang-kurangnya 2/3 dari tulang kering dan tidak boleh mencapai dibawah tulang mata kaki dan tidak boleh digulung. 6. Kontestan harus menjaga rambutnya agar tetap rapi dan dipangkas sampai batas yang tidak mengganggu penglihatan dan sasaran. HACHIMAKI (ikat kepala) tidak diijinkan, kalau wasit menganggap rambut kontestan terlalu panjang dan atau tidak rapi, wasit dapat mengeluarkan kontestan dari lapangan / area pertandingan. Jenis asesoris rambut berikut tidak diijinkan : seperti jepitan rambut dari logam, pita, manic-manik dan hiasan lain adalah dilarang, pita karet khusus untuk penahan poni diijinkan. Kontestan wanita diperbolehkan mengenakan sebuah scarf penutup kepala (jilbab) berwarna hitam polos dan berlogo WKF yang menutupi rambutnya namun tidak boleh menutupi bagian depan lehernya. 7. Kontestan harus berkuku pendek dan tidak diijinkan mengenakan objek-objek logam atau yang lainnya yang mungkin dapat melukai lawan mereka. Penggunaan kawat gigi harus disetujui dulu oleh wasit dan dokter resmi, dan merupakan tanggung jawabpenuh dari kontestan atas setiap luka / kecelakaan. 8. Berikut ini perlengkapan pelindung yang diwajibkan : Pelindung tangan yang diijinkan oleh WKF, 1 kontestan menggunakan warna merah dan yang lainnya menggunakan biru. Pelindung gusi. Pelindung badan wajib bagi seluruh atlet dalam semua kategori umur, untuk kontestan putrid ditambah pelindung khusus dada yang diijinkan oleh WKF. Pelindung tulang kering yang diijinkan oleh WKF, 1 kontestan menggunakan warna merah dan yang lainnya menggunakan warna biru. Pelindung kaki yang diijinkan oleh WKF, 1 kontestan menggunakan warna merah dan yang lainnya menggunakan warna biru. Untuk Kadet disamping perlengkapan diatas juga wajib memakai Face Masker (pelindung wajah). Pelindung wilayah alat vital tidak wajib, tapi apabila digunakan, maka bentuk dan tipenya adalah yang diijinkan oleh WKF. 9. Kacamata tidak diijinkan. Lensa kontak lunak (soft contact lenses) dapat dikenakan dengan resiko ditanggung sendiri oleh kontestan. 10. Memakai pakaian dan menggunakan perlengkapan diluar standard WKF adalah dilarang. 11. Semua perlengkapan pelindung yang akan digunakan harus termasuk dalam daftar WKF Homologated. 12. Adalah tugas dari Pengawas Pertandingan (KANSA) untuk memastikan bahwa sebelum pertandingan, kontestan sudah menggunakan perlengkapan 13. Penggunaan pembalut, pelapis atau alat bantu lain karena luka harus disetujui oleh wasit dengan terlebih dahulu mendapatkan saran dari dokter resmi.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 6

7 PELATIH Pelatih seharusnya pada setiap saat, dan selama masa turnamen mengenakan pakaian sport (training suite) resmi dari negaranya (Federasi Nasional) dan menunjukkan kartu identitas resmi. PENJELASAN I. Kontestan harus mengenakan 1 sabuk tunggal, sabuk ini adalah berwarna merah untuk AKA dan berwarna biru untuk AO, sabuk yang menandai tingkatan tidak boleh dipakai selama pertandingan berlangsung. II. Pelindung gusi harus dikenakan secara benar. Pelindung wilayah alat vital yang menggunakan mangkok plastik yang dapat dipindahkan yang diselipkan kedalam pengikat jok tidak diijinkan dan bila menggunakan maka akan dianggap sebagai kesalahan. III. Jika seorang kontestan masuk ke arena pertandingan dengan pakaian yang tidak semestinya, maka kontestan tersebut tidak segera didiskualifikasi, tapi kontestan akan diberi satu menit untuk memperbaiki masalah yang terjadi. IV. Jika Komisi Wasit setuju Panel Wasit dapat diijinkan untuk melepas jas / semi jas mereka. PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN KUMITE 1. 1 turnamen Karate dapat terdiri dari pertandingan kumite dan atau pertandingan kata. Pertandingan kumite selanjutnya dapat dibagi menjadi pertandingan tim / beregu dan pertandingan individu / perorangan, pertandingan perorangan selanjutnya dapat dibagi ke dalam divisi-divisi umur dan berat badan, divisi berat badan pada akhirnya dibagi ke dalam beberapa kelas, putaran juga menggambarkan pertandingan kumite perorangan antara pasangan lawan dari anggota tim. 2. Tidak ada kontestan yang dapat diganti dalam pertandingan perorangan. 3. Kontestan perorangan atau beregu yang tidak hadir ketika dipanggil akan didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori ini. Dalam pertandingan beregu yang bukan memperebutkan medali nilai 8 0 akan diberikan bagi tim lawan. 4. Dalam pertandingan beregu, setiap anggota tim harus telah terdaftar, tim putra terdiri dari 7 orang dengan 5 orang yang bertanding selama 1 putaran. Tim putri terdiri dari 4 orang dengan 3 orang yang bertanding dalam setiap putaran. 5. Semua kontestan adalah semua anggota dari tim yang telah didaftarkan, tidak ada anggota cadangan yang tidak terdaftar (tidak ada pendaftaran baru). 6. Sebelum pertandingan 1 wakil dari tim akan harus sudah menyerahkan kemeja petugas, formulir resmi yang menggambarkan nama-nama dan urutan pemain dari. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 7

8 anggota tim peserta diambil dari tim yang jumlah anggotanya 7 atau 4, dan urutan bertarung mereka bisa dirubah untuk setiap putaran, sehingga menghasilkan urutan bertarung baru yang sudah dilaporkan, tapi sekali dilaporkan tidak boleh dirubah lagi sampai putaran itu selesai tim akan didiskualifikasikan jika ada anggota atau pelatihnya merubah komposisi tim atau urutan pemain tanpa pemberitahuan tertulis sebelum pertandingan. 8. Dalam pertandingan beregu, jika ada anggota tim yang memperoleh hukuman HANSOKU atau SHIKKAKU maka nilai yang sudah diperolehnya akan dijadikan nol, sementara nilai tim lawan otomatis bertambah 8. PENJELASAN I. 1 putaran adalah 1 penampilan dalam 1 pertandingan yang mengarah pada identifikasi akhir dari para finalis. Dalam 1 eliminasi pertandingan kumite, 1 putaran mengeliminasi 50% dari kontestan dalam putaran ini, termasuk kekosongan kontestan (bye), dalam konteks ini putaran dapat diterapkan secara bersamaan pada 1 panggung / arena apakah pada tahap eliminasi atau repechage, dalam 1 matriks atau pertandingan robin berputar, 1 putaran memungkinkan 1 kontestan untuk berada dalam 1 poll untuk bertarung dalam sekali waktu. II. Pemanggilan nama kontestan menyebabkan masalah pengucapan dan identifikasi. Penomoran turnamen harus dialokasikan dan digunakan. III. Ketika berbaris sebelum pertandingan, 1 tim harus menampilkan pemain yang sesungguhnya. Pemain dan pelatih yang tidak bertanding tidak akan dimasukkan dan akan ditempatkan pada area yang terletak disisi luar area. IV. Tim putra supaya boleh bertarung, harus menghadirkan paling sedikit 3 peserta dan tim putri paling sedikit 2 peserta, kalau jumlah kurang dari itu dinyatakan KIKEN. V. Formulir urutan pemain dapat diserahkan oleh pelatih atau pemain terpilih dari tim. Jika pelatih menyerahkan formulir, pelatih harus secara jelas teridentifikasi, kalau tidak ia akan ditolak. Daftar pemain harus sudah termasuk nama, negara atau klub, warna sabuk yang dialokasikan kepada tim untuk pertandingan dari anggota tim. Baik nama-nama pemain dan nomor peserta turnamen dimasukkan dan formulir harus ditandatangani oleh pelatih atau wakil yang dipilih. VI. Pelatih harus menyerahkan kartu identitas atau IDCard bersama-sama dengan atlit atau tim mereka ke meja resmi. Pelatih harus duduk di kursi yang telah disediakan dan tidak mengganggu jalannya pertandingan baik kata-kata maupun dengan perbuatan. VII. Jika terdapat kesalahan dalam pemanggilan nama dan kontestan yang salah terus bertanding maka pertandingan itu dinyatakan tidak sah, untuk menghindari kesalahan pemenang dari pertandingan harus mengkonfirmasikan kemenangan melalui petugas administrasi sebelum meninggalkan pertandingan.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 8

9 PASAL 4 : PANEL WASIT / JURI 1. Panel wasit untuk setiap pertandingan harus terdiri dari 1 wasit (SUSHIN), 4 juri (FUKUSHIN) dan 1 pengawas pertandingan / Match Supervisor (KANSA). 2. Wasit dan juri kumite tidak diperbolehkan 1 negara dengan kontestan yang bertanding. 3. Sebagai tambahan, untuk memfasilitasi pelaksanaan pertandingan dilengkapi oleh beberapa pencatat waktu, penyiar, pencatat nilai dan pengawas nilai yang harus dipilih / ditunjuk. PENJELASAN I. Pada awal pertandingan kumite, wasit berdiri pada tepi luar dari area pertandingan. Pada sisi kirinya terdiri dari juri 1 dan 2 dan pada posisi kanannya terdiri dari juri 3 dan 4. II. Setelah saling memberi hormat (saling membungkuk) antara kontestan dan panel wasit, wasit mundur selangkah, para juri menghadap ke arah wasit dan saling memberi hormat kemudian menuju posisi masing-masing. III. Ketika pergantian petugas, panel wasit yang sudah selesai, kecuali pengawas pertandingan, mengambil posisi seperti waktu baru masuk saling memberi hormat 1 sama lain, petugas yang telah selesai menjalankan tugas maju selangkah dan menghadap ke panel yang baru, mereka saling memberi hormat 1 sama lain dan bersama-sama meninggalkan area pertandingan. IV. Ketika juri perorangan berubah / berganti, juri yang baru masuk pergi ke juri yang baru keluar, mereka saling memberi hormat dan berganti / bertukar posisi. V. Dalam pertandingan beregu, seluruh anggota panel harus berkualifikasi sama. Tiap babak mereka berputar untuk berganti posisi. PASAL 5 : LAMA WAKTU PERTANDINGAN 1. Lama waktu pertandingan kumite adalah 3 menit untuk senior putra (baik per orangan atau beregu) dan 4 menit dalam babak perebutan medali, untuk senior putri adalah 2 menit dan dalam babak perebutan medali 3 menit. Dibawah 21 putra selama 3 menit dan untuk dibawah 21 putri selama 2 menit di semua babak. Junior dan Kadet selama 2 menit untuk semua babak baik putra maupun putri. 2. Pengatur waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi tanda untuk memulai dan berhenti setiap ia berseru YAME. 3. Pencatat waktu akan memberi tanda dengan / melalui bel yang bersuara sangat jelas atau dengan peluit, menandakan waktu kurang dari 10 detik atau waktu telah habis, tanda tersebut merupakan akhir dari suatu partai pertandingan.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 9

10 PASAL 6 : PENILAIAN 1. Tingkat penilaiannya adalah : a. IPPON (3 angka) b. WAZA-ARI (2 angka) c. YUKO (1 angka) 2. Suatu teknik dinilai apabila teknik yang dilancarkan memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Bentuk yang baik b. Sikap sportif c. Ditampilkan dengan semangat / spirit yang teguh d. Kewaspadaan (ZANSHIN) e. Waktu yang tepat f. Jarak yang benar 3. IPPON akan diberikan untuk teknik seperti : a. Tendangan ke arah JODAN b. Semua teknik yang dilancarkan dan menghasilkan nilai pada lawan setelah dilempar / dibanting atau terjatuh sendiri. 4. WAZA-ARI akan diberikan untuk teknik seperti : a. Tendangan ke arah CHUDAN 5. YUKO akan diberikan untuk teknik seperti : a. CHUDAN dan JODAN TSUKI b. CHUDAN dan JODAN UCHI 6. Serangan-serangan adalah dibatasi terhadap area / wilayah berikut : a. Kepala b. Muka c. Leher d. Perut e. Dada f. Punggung g. Sisi 7. Teknik efektif yang dilancarkan pada saat bersamaan dengan tanda berakhir pertandingan, dinyatakan sah. 1 serangan, walaupun efektif kalau dilakukan setelah adanya perintah untuk menangguhkan atau menghentikan pertandingan, tidak akan mendapat nilai dan dapat mengakibatkan suatu hukuman bagi si pelaku.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 10

11 8. Tidak merupakan teknik walaupun secara teknis adalah benar jika serangan yang dilakukan oleh ke 2 kontestan berada diluar arena pertandingan; maka tidak mendapat nilai. Tapi jika salah 1 dari kontestan melakukan serangan / teknik efektif sementara ia masih berada didalam area pertandingan dan sebelum wasit berteriak YAME, maka teknik tadi dapat memperoleh skor. PENJELASAN Didalam pengambilan nilai, teknik yang dilancarkan harus diarea penilaian seperti yang ditentukan pada paragraph 6 diatas, teknik harus terkontrol pada daerah yang diserang dan harus memenuhi 6 kriteria nilai yang ditentukan dalam paragraph 2 diatas. Kriteria Teknik : IPPON (3 angka) 1. Tendangan JODAN, yang dimaksud JODAN adalah : wajah, kepala dan leher bagian samping. 2. Semua teknik sesuai 6 kriteria yang dilancarkan pada lawan setelah lemparan / bantingan atau lawan terjatuh sendiri, atau lawan tidak bertumpu lagi di kakinya. WAZA-ARI (2 angka) 1. Tendangan CHUDAN, yang dimaksud CHUDAN adalah : perut, dada, punggung dan sisi badan. YUKO (1 angka) 1. Semua pukulan (TSUKI) yang dilancarkan di 7 area sasaran. 2. Semua lecutan / Strike (UCHI) yang dilancarkan di 7 area sasaran. I. Untuk alasan keamanan, lemparan dimana lawan dirangkul dibawah pinggang, dilempar tanpa diantarkan dengan selamat, atau lemparan berbahaya, atau dimana titik poros lemparan diatas pinggul adalah dilarang dan akan diberikan peringatan atau hukuman, kecuali teknik sapuan yang merupakan teknik karate konvensional dimana lawan tidak harus dipegang seperti DE ASHI BARAI, KO UCHI GARI, KANI WAZA dan lain-lain. Setelah dilakukan bantingan wasit memberikan waktu 2 detik untuk melakukan teknik yang menghasilkan angka. II. Jika kontestan dilempar sesuai dengan peraturan, atau tergelincir jatuh sendiri, atau tidak bias bertumpu lagi diatas kedua kakinya sendiri, disusul teknik yang menghasilkan nilai akan diberi nilai IPPON. III. Bentuk yang baik adalah teknik yang mempunyai karakteristik yang sesuai dengan efektifitas yang memungkinkan dalam kerangka konsep karate tradisional.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 11

12 IV. Sikap sportif adalah suatu komponen dari bentuk yang baik dan mengacu pada sikap tidak berniat jahat atau dendam, tercermin melalui konsentrasi yang tinggi untuk menghasilkan teknik yang tinggi. V. Semangat yang teguh menggambarkan kekuatan dan kecepatan dari teknik dan keinginan untuk berhasil. VI. Kewaspadaan (ZANSHIN) adalah criteria yang paling sering terlewatkan dalam memberikan suatu penilaian. Hal ini adalah suatu keadaan komitmen yang terus menerus dimana kontestan mempertahankan konsentrasi, pengamatan, dan kesadaran total terhadap potensi / kemungkinan lawan untuk menyerang balik. Dia tidak memalingkan wajahnya ketika sedang melakukan serangan atau melancarkan teknik-teknik lanjutan lainnya dan tetap menghadap kepada lawan. VII. Waktu yang tepat berarti mengeluarkan teknik pada saat dimana akan berdampak efektif menghasilkan efek potensi yang besar. VIII. Jarak yang benar berarti sama dengan melancarkan sebuah teknik pada jarak yang tepat sehingga menghasilkan dampak potensial maksimum. Jika sebuah teknik dilancarkan pada lawan yang sedang bergerak dengan cepat, dampak potensialnya tentu saja berkurang. IX. Jarak juga berhubungan dengan titik dimana teknik yang benar dilancarkan dengan baik atau mendekati target. Pukulan atau tendangan yang mendarat di sasaran antara Skin Touch (sentuhan kulit) dengan jarak 5 cm dari wajah, kepala atau leher dapat dikatakan telah mencapai jarak yang benar. Kemudian serangan kearah JODAN yang dilakukan dengan jarak yang memungkinkan terhadap target dan dimana lawan tidak berusaha untuk menangkis atau menghindari akan dianggap benar atau mendapat nilai, asalkan tekniknya memenuhi 6 kriteria. Dalam pertandingan Kadet dan Junior kontak ke kepala, wajah dan leher (termasuk Face Masker) dengan tangan tidak dibolehkan dan teknik yang lainnya harus sentuhan yang paling ringan atau disebut juga Skin Touch. Untuk tendangan JODAN toleransi jarak menjadi 10 cm. X. 1 teknik yang buruk tetap buruk, tanpa menghiraukan dimana dan bagaimana teknik itu dilakukan. Teknik yang tidak efisien dalam bentuk yang baik atau yang dilakukan dengan kurang tenaga tidak akan menghasilkan nilai. XI. Teknik yang mendarat dibawah ikat pinggang memungkinkan menghasilkan nilai, selama itu berada diatas tulang kemaluan (Pubic Bone). Leher adalah area target dan begitu juga tenggorokan. Tapi kontak ke tenggorokan tidak diperbolehkan, tetapi nilai dapat diberikan untuk suatu teknik yang terkontrol dengan baik, yang tidak menyentuh (tenggorokan). XII. 1 teknik yang mendarat pada tulang belikat dapat menghasilkan skor. Bagian dari punggung yang tidak menghasilkan skor adalah area pertemuan antara tulang atas lengan dengan tulang belikat. XIII. Bel tanda berakhir pertandingan menandakan akhir dari kemungkinan untuk memperoleh nilai dalam pertandingan, walaupun wasit tidak dengan segera menghentikan pertandingan. Bel akhir pertandingan tidak berarti bahwa hukuman. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 12

13 tidak dapat diterapkan. Hukuman dapat diterapkan oleh Panel Wasit pada saat dimana kontestan meninggalkan area setelah keputusan putaran. Hukuman dapat diterapkan / diberikan setelah itu, tapi kemudian hanya oleh Komisi Wasit atau Komisi Hukum dan Disiplin. XIV. Jika kedua kontestan mengenai sasaran pada saat yang bersamaan, criteria penilaian untuk waktu yang tepat tidak bias diterapkan, dan keputusan yang tepat seharusnya adalah tidak memberikan nilai. Kedua kontestan mungkin saja bias bersamaan memperoleh nilai dalam kasus tersebut jika ada 2 bendera juri yang mendukungnya, dan nilai diberikan sebelum wasit meneriakkan YAME atau bel tanda waktu habis. XV. Jika seorang kontestan melancarkan lebih dari 1 teknik yang berbeda (dan semuanya memenuhi 6 kriteria) sebelum pertandingan dihentikan / isyarat YAME, maka nilai yang diberikan adalah nilai yang tertinggi tanpa memandang urutan teknik mana yang lebih dulu dilancarkan. Contoh : sebuah teknik tendangan dilancarkan setelah teknik pukulan (keduanya memenuhi 6 kriteria) maka nilai yang diberikan adalah nilai untuk tendangan. PASAL 7 : KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN Hasil dari suatu pertandingan ditentukan oleh salah 1 kontestan yang unggul 8 angka atau mendapatkan nilai lebih besar saat pertandingan berakhir atau mendapat keputusan HANTEI atau HANSOKU, SHIKKAKU atau KIKEN dijatuhkan pada salah 1 kontestan. 1. Ketika sebuah pertandingan pada pertandingan perorangan berakhir tidak boleh diumumkan seri. Hanya pada pertandingan beregu dimana sebuah babak berakhir dengan nilai sama atau tanpa nilai, wasit akan mengumumkan seri (HIKIWAKE). 2. Pada pertandingan perorangan jika setelah waktu berakhir tidak ada nilai yang diperoleh oleh kedua kontestan ataupun terjadi nilai seri, keputusan akan dilaksanakan dengan voting / pemungutan suara oleh salah 1 kontestan dan keputusan diambil berdasarkan hal-hal sebagai berikut : a. Sikap, semangat bertarung dan kekuatan yang ditunjukkan oleh kontestan. b. Superioritas / kelebihan dari teknik dan taktik yang diperlihatkan. c. Kontestan mana yang mempunyai inisiatif menyerang yang lebih dominan. 3. Tim pemenang adalah yang memperoleh angka kemenangan (Victory Point). Jika kedua tim memiliki kemenangan yang sama, maka tim yang memiliki jumlah nilai terbanyak (seluruh nilai dalam partai pertandingan) akan dinyatakan sebagai pemenang, dan perbedaan maksimum dari total point adalah Jika kedua tim memiliki jumlah kemenangan dan nilai yang sama, maka dilanjutkan dengan partai tambahan dengan anggota tim yang mana saja dan apabila masih seri juga, dilakukan prosedur HANTEI seperti pada pertandingan perorangan (butir 2 diatas).. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 13

14 5. Pada pertandingan beregu putra bila 1 tim memperoleh angka dan nilai kemenangan yang cukup, maka dinyatakan sebagai pemenang pada saat itu, dan pertandingan lanjutan tidak diperlukan. PENJELASAN I. Ketika memutuskan hasil pertandingan melalui Voting (HANTEI), setelah berakhirnya sebuah pertandingan, wasit akan bergerak ke batas area dan menyerukan HANTEI diikuti dengan tiupan 2 nada dari peluitmya. Para juri akan menyatakan pendapat mereka melalui bendera. Pada saat yang bersamaan wasit mengangkat tangan pada sisi yang dianggap menang. Wasit akan meniup peluit dengan nada kecil untuk mengisyaratkan para juri menurunkan bendera, lalu ia kembali ke posisi semula dan mengumumkan keputusan dengan cara biasa. PASAL 8 : PERILAKU YANG DILARANG Ada 2 kategori yang dikelompokkan sebagai perilaku yang dilarang yaitu Kategori 1 dan Kategori 2 (C1 dan C2). KATEGORI 1 1. Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat / keras, walaupun serangan tersebut tertuju pada daerah yang diperbolehkan. Selain itu dilarang melakukan serangan kea rah atau mengenai tenggorokkan. 2. Serangan ke arah lengan atau kaki, tenggorokan, persendian atau pangkal paha. 3. Serangan ke arah muka dengan teknik serangan tangan terbuka. 4. Teknik melempar / membanting yang berbahaya / terlarang yang dapat menciderai lawan. KATEGORI 2 1. Berpura-pura atau melebih-lebihkan cidera yang dialami. 2. Keluar dari area pertandingan (JOGAI) yang tidak disebabkan oleh lawan. 3. Membahayakan diri sendiri dengan membiarkan pertahanan dirinya terbuka atau tidak memperhatikan keselamatan dirinya atau tidak mampu untuk menjaga jarak yang diperlukan untuk melindungi diri (MUBOBI). 4. Menghindari pertarungan yang mengakibatkan lawan kehilangan kesempatan untuk memperoleh angka. 5. Pasifitas (ketidak aktifan) tidak berusaha untuk melakukan serangan dalam pertarungan.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 14

15 6. Merangkul (memiting), bergumul (bergulat), mendorong dan menangkap lawan, mengadu dada dengan dada yang berlebihan tanpa mencoba untuk melakukan teknik serangan susulan. 7. Melakukan teknik alamiah atau serangan yang pada dasarnya tidak dapat dikontrol untuk keselamatan lawan dan berbahaya, serta serangan-serangan yang tidak terkontrol. 8. Melakukan serangan bersamaan dengan kepala, lutut atau sikut. 9. Berbicara kasar atau memanasi / menggoda lawan, tidak mematuhi perintah wasit, melakukan tindakan PENJELASAN I. Pertandingan Karate adalah olah raga, oleh karena itu beberapa teknik yang berbahaya dilarang dan semua teknik harus dikontrol. Kontestan dewasa yang terlatih dapat melancarkan teknik pukulan yang memiliki kekuatan relative pada area-area berotot seperti perut, tapi pada kenyataannya adalah bahwa kepala, wajah, leher, selangkangan dan sendi adalah rawan terhadap luka. Karenanya semua teknik yang dapat menyebabkan luka dapat menyebabkan hukuman, kecuali disebabkan oleh si penerima. Kontestan harus menunjukkan teknik-teknik dengan control dan bentuk yang baik. Jika tidak, maka apapun teknik yang dilakukan peringatan dan hukuman harus dijatuhkan. Khusus untuk pertandingan Kadet dan Junior harus mendapat kepedulian yang tinggi. II. KONTAK KE ARAH MUKA SENIOR : Untuk kontestan senior, tidak boleh ada cidera; serangan dengan ringan, terkontrol dan hanya sentuhan kea rah wajah, kepala dan leher yang diperbolehkan. (Tenggorokan tidak boleh disentuh sama sekali). Apabila ada kontak ke arah wajah terlalu keras dalam pandangan wasit, tetapi tidak mengurangi kesempatan kontestan untuk menang, maka suatu peringatan akan diberikan (CHUKOKU). Kontak kedua akan menghasilkan KEIKOKU. Selanjutnya bila terjadi kontak yang ketiga akan menghasilkan HANSOKU CHUI. Kontak yang terjadi setelah itu, walaupun tidak serius mempengaruhi kesempatan lawan untuk menang akan menghasilkan HANSOKU bagi pelakunya. III. KONTAK KE ARAH MUKA KADET DAN JUNIOR : Untuk Kadet dan Junior tidak boleh ada kontak apapun dengan teknik tangan kea rah kepala, wajah atau leher (termasuk ke face mask). Semua kontak tidak dibolehkan walaupun ringan, dan akan diberikan hukuman kecuali disebabkan oleh kesalahan kontestan sendiri (MUBOBI). Untuk tendangan kea rah Jodan diperbolehkan dengan sentuhan ringan (skin touch) & harus memenuhi 6 kriteria, lebih dari pada skin touch akan menerima peringatan atau hukuman kecuali disebabkan oleh kesalahan kontestan sendiri (MUBOBI). IV. Wasit harus terus menerus mengamati kontestan yang terluka. Satu penundaan singkat harus diberikan akibat gejala luka seperti hidung berdarah terus. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 15

16 Berkembang. Pengamatan harus dilakukan untuk mengantisipasi upaya kontestan untuk memperburuk luka ringan sebagai alasan agar memperoleh keuntungan. Contoh dari ini adalah menghembuskan nafas terus menerus melalui hidung berdarah tersebut atau mengusap wajah secara kasar. V. Luka yang sudah ada sebelumnya dapat menciptakan gejala yang diluar proporsi dari derajat yang sebenarnya terjadi dan Wasit harus mempertimbangkan ini ketika mempertimbangkan hukuman untuk kontak yang kelihatannya berlebihan. Sebagai contoh kontak yang dilakukan dengan ringan akan menimbulkan luka yang berlanjut dari luka sebelumnya. Sebelum dimulainya pertandingan, Pengawas Area Pertandingan harus memeriksa kartu kesehatan dan memastikan bahwa para kontestan adalah layak untuk bertanding. Wasit harus juga diberitahu jika satu kontestan sedang dalam perawatan karena luka. VI. Kontestan yang berperilaku berlebihan terhadap kontak ringan, dalam usaha untuk membuat wasit menghukum lawan seperti memegang muka, menjatuhkan diri akan segera diperingati atau dihukum. VII. Berpura-pura terluka, yang sebenarnya tidak adalah pelanggaran serius terhadap peraturan. SHIKKAKU akan dikenakan pada kontestan yang berpura-pura terluka misalnya ketika seperti terjatuh dan terguling di lantai dan tidak didukung oleh fakta yang sesuai dengan yang dilaporkan oleh dokter netral. VIII. Melebih-lebihkan suatu luka yang memang ada dan sebenarnya tidak serius adalah sikap yang tidak bias diterima dan meskipun pertama kali dilakukan akan langsung menerima HANSOKU CHUI, jika lebih serius melebih-lebihkan cidera seperti sempoyongan, menjatuhkan diri dilantai kemudian berdiri dan jatuh lagi dan sebagainya, bias saja diberikan langsung HANSOKU tergantung seberapa kerasnya serangan yang diterima kontestan tersebut. IX. Kontestan yang menerima SHIKKAKU karena berpura-pura terluka akan ditarik dari area pertandingan dan langsung diserahkan ke Komisi Kesehatan WKF yang segera mengadakan pemeriksaan kontestan. Komisi Kesehatan akan menyerahkan laporan kesehatannya sebelum berakhirnya kejuaraan, sebagai bahan pertimbangan untuk Komisi Wasit. Kontestan yang berpura-pura terluka akan dijatuhi hukuman terberat termasuk sampai pelarangan bertanding seumur hidup bagi pelanggaran yang berulang-ulang. X. Tenggorokan khususnya adalah daerah rentan dan meskipun kontak yang sangat ringan pun akan diperingatkan atau dihukum, kecuali karena kesalahan si penerima. XI. Teknik melempar dapat dibagi ke dalam dua jenis. Teknik menyapu kaki Karate konvensional yang sudah mapan seperti DE ASHI BARAI, KO UCHI GERI dan sebagainya dimana lawan disapu, sehingga kehilangan keseimbangan atau dilempar tanpa dipegang terlebih dulu dan lemparan yang mengharuskan lawan untuk dipegang selama teknik lemparan dilakukan sehingga lawan bias didaratkan dengan aman di atas matras. Melempar atau membanting tidak boleh di atas batas sabuk lawan dan lawan harus dipegang, sehingga pendaratan yang aman dapat dilakukan. Lemparan melalui punggung seperti SEOI NAGE, KATA GURUMA dan lain-lain. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 16

17 adalah dinyatakan terlarang, lemparan ke arah atas seperti TOMOE NAGE, SUMI GAESHI dan lain-lain juga dilarang. Begitu pula halnya dengan merangkul lawan dibawah pinggang lalu mengangkat dan melemparnya atau menyentuh dan menarik kedua kaki dari bawah. Jika seorang kontestan diciderai sebagai akibat lemparan Panel Wasit akan memutuskan satu hukuman. XII. Teknik tangan terbuka terhadap muka adalah dilarang, karena dapat membahayakan penglihatan kontestan. XIII. JOGAI berkaitan dengan situasi, dimana kaki atau bagian manapun dari tubuh kontestan menyentuh bagian luar dari area pertandingan. Pengecualian adalah jika kontestan secara fisik didorong atau dilempar dari area pertandingan oleh lawan. Peringatan harus disampaikan secara khusus dalam JOGAI yang pertama kali dilakukan. Makna JOGAI tidak lagi berulang kali keluar, namun kini berarti keluar yang tidak disebabkan oleh lawan. XIV. Seorang kontestan yang melancarkan teknik yang menghasilkan nilai, kemudian keluar area sebelum Wasit meneriakkan YAME maka ia akan diberikan nilai, dan JOGAI tidak akan dikenakan. Jika teknik yang dilancarkan tidak menghasilkan nilai maka JOGAI akan dikenakan. XV. Jika AO JOGAI, segera setelah AKA menghasilkan nilai dengan serangan efektif, kemudian Wasit baru mengatakan YAME maka AO tidak diberikan JOGAI, namun jika AO JOGAI pada saat AKA belum atau sedang menghasilkan nilai dengan serangan efektif (dimana AKA tetap didalam area), maka nilai untuk AKA dan JOGAI untuk AO akan diberikan. XVI. Sangat penting untuk dipahami bahwa menghindari pertarungan, mengacu kepada situasi dimana seorang kontestan tidak memberikan kesempatan kepada lawannya untuk membuat nilai dengan mengulur-ulur waktu. Kontestan yang mundur tanpa perlawanan yang efektif atau menghilangkan kesempatan lawan untuk membukukan nilai seperti merangkul yang tidak perlu atau sengaja keluar akan diperingati atau dihukum. Ini biasanya sering terjadi pada detik-detik terakhir dari suatu pertandingan. Jika serangan terjadi dalam sepuluh detik atau lebih dari waktu pertandingan yang tersisa, CHUKOKU akan diberikan Wasit jika kontestan belum mendapat KATEGORI 2 sebelumnya. Jika mendapat KATEGORI 2 sebelumnya maka akan berlanjut sesuai urutan. Namun apabila waktu tersisa kurang dari sepuluh detik HANSOKU CHUI akan diberikan langsung oleh Wasit (tanpa memandang apakah sebelumnya kontestan sudah memperoleh KEIKOKU untuk KATEGORI 2 atau tidak), jika kontestan sudah memperoleh HANSOKU CHUI untuk KATEGORI 2 maka HANSOKU akan diberikan dan kemenanganakan diberikan pada lawannya, Meskipun demikian Wasit harus memastikan bahwa kontestan tidak mundur karena kontestan bertindak dalam cara yang tidak seharusnya atau cara yang berbahaya dimana pelaku harus diperingati atau dihukum. XVII.Pasifitas (ketidak aktifan) mengacu pada situasi dimana seorang ataupun kedua kontestan tidak berusaha melancarkan teknik serangan / serangan balasan melewati batas waktu yang wajar.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 17

18 XVIII. Satu contoh dari MUBOBI adalah dimana kontestan melancarkan serangan yang bertubi-tubi tanpa menghiraukan keselamatan dirinya. Beberapa kontestan menerjangkan dirinya melakukan pukulan panjang dan tidak mampu menangkis / melancarkan serangan balasan. Serangan terbuka seperti itu merupakan serangan MUBOBI dan tidak menghasilkan nilai. Seperti taktik gerakan sandiwara, banyak kontestan memutar dirinya dengan segera setelah menunjukkan serangan yang menghasilkan nilai, tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk menarik perhatian Wasit terhadap teknik mereka. Mereka kehilangan perlindungan diri dan kesadaran terhadap lawannya yang akan menyerang, ini merupakan tindakan MUBOBI. Seharusnya kontestan yang menerima kontak yang keras atau mengalami cidera yang disebabkan oleh kesalahannya akan diberikan Wasit peringatan atau hukuman KATEGORI 2 dan membatalkan peringatan atau hukuman kepada lawannya. XIX. Setiap perilaku tidak wajar / sopan yang dari satu anggota delegasi dapat mengakibatkan diskualifikasi peserta, keseluruhan tim atau delegasi dari turnamen. PASAL 9 : HUKUMAN CHUKOKU KEIKOKU HANSOKU CHUI HANSOKU SHIKKAKU : CHUKOKU diberikan pada pelanggaran kecil yang dilakukan pertama kali dalam sebuah jenis kategori (C1 atau C2). : KEIKOKU diberikan pada pelanggaran kecil yang dilakukan kedua kalinya dalam sebuah jenis kategori atau pada pelanggaran yang belum cukup serius untuk mendapat HANSOKU CHUI : Ini adalah sebuah peringatan atau diskualifikasi yang biasanya diberikan pada pelanggaran dimana KEIKOKU sebelumnya telah diberikan pada pertandingan tersebut ataupun dapat dikenakan langsung untuk pelanggaran yang serius, dimana hukuman HANSOKU belum tepat diberikan. : Ini adalah sebuah hukuman atau diskualifikasi yang diberikan pada pelanggaran yang sangat serius atau ketika HANSOKU CHUI telah diberikan. Pada pertandingan beregu, anggota tim yang mengalami cidera akan menerima delapan angka, dan nilai lawannya menjadi nol. : Ini adalah suatu diskualifikasi dari turnamen, kompetisi atau pertandingan, dalam hal menentukan batasan hukuman SHIKKAKU harus dikonsultasikan dengan Komisi Wasit. SHIKKAKU dapat diberlakukan jika kontestan melakukan tindakan mengabaikan perintah Wasit, menunjukkan kebencian /. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 18

19 tindakan tidak terpuji, merusak martabat dan kehormatan Karate- Do atau jika tindakan lainnya dianggap melanggar aturan dan semangat turnamen. Pada pertandingan beregu jika satu anggota dari sebuah tim menerima SHIKKAKU, maka angka timnya menjadi nol dan tim lawan akan mendapat tambahan delapan angka. PENJELASAN I. Ada tiga tingkatan untuk peringatan : CHUKOKU, KEIKOKU dan HANSOKU CHUI. Sebuah peringatan adalah koreksi yang diberikan pada kontestan untuk menunjukkan bahwa ia melakukan kesalahan dalam peraturan pertandingan, namun belum mendapatkan hukuman langsung. II. Ada dua tingkatan untuk hukuman : HANSOKU dan SHIKKAKU, keduanya diakibatkan pelanggaran yang dilakukan oleh kontestan terhadap peraturan pertandingan sehingga menyebabkan ia didiskualifikasi dari : a) Pertandingan (HANSOKU) b) Seluruh kejuaraan (SHIKKAKU) dengan kemungkinan larangan bertanding selama beberapa waktu. III. Hukuman KATEGORI 1 dan 2 tidak saling berakumulasi silang. IV. Satu hukuman dapat secara langsung dijatuhkan pada satu pelanggaran peraturan tetapi sekali diberikan, pengulangan kategori itu harus disertakan dengan bertambahnya tingkat hukuman yang dijatuhkan. Misalnya tidak mungkin untuk memberi peringatan untuk kontak yang berlebihan dan kemudian memberikan peringatan yang sama untuk dikontak berlebihan yang kedua. V. CHUKOKU diberikan dimana telah terjadi pelanggaran kecil dari aturan, tapi peluang kontestan untuk menang tetap tidak berkurang (dalam pandangan para Juri) oleh kesalahan lawan. VI. KEIKOKU diberikan dimana potensi kontestan untuk menang berkurang sedikit (dalam pandangan para Juri) oleh kesalahan lawan. VII. HANSOKU CHUI diberikan dimana potensi kontestan untuk menang menjadi serius berkurang (dalam pandangan para Juri) oleh kesalahan lawan. VIII. HANSOKU akan diberikan dimana potensi kontestan untuk menang benar-benar serius hilang (dalam pandangan para Juri) karena kesalahan lawan. IX. Setiap peserta yang menerima HANSOKU karena menyebabkan luka dan yang dalam pandangan Wasit dan Pengawas Area Pertandingan dianggap bertindak sembrono atau berbahaya atau kontestan yang dianggap tidak memiliki kemampuan kontrol yang penting dibutuhkan untuk pertandingan sesuai aturan WKF maka hal ini akan dilaporkan pada Komisi Wasit. Komisi Wasit akan memutuskan apakah kontestan itu akan ditarik dari seluruh pertandingan atau pertandingan berikutnya saja.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 19

20 X. SHIKKAKU dapat dikenakan secara langsung tanpa peringatan apapun sebelumnya. Kontestan tanpa berbuat kesalahan dapat menerima SHIKKAKU jika pelatih atau anggota yang tidak bertanding dari delegasi kontesan berperilaku merusak martabat dan kehormatan Karate-do. Jika Wasit percaya bahwa satu kontestan telah bertindak secara tidak terpuji tanpa menghiraukan apakah luka fisik telah terjadi atau belum, maka SHIKKAKU dan HANSOKU merupakan hukuman yang tepat. XI. Suatu SHIKKAKU harus diumumkan kepada public. PASAL 10 : CIDERA & KECELAKAAN DALAM PERTANDINGAN 1. KIKEN atau mengundurkan diri adalah keputusan yang diberikan ketika satu atau beberapa kontestan tidak / gagal hadir ketika dipanggil, tidak mampu melanjutkan, meninggalkan pertandingan atau menarik diri atas perintah Wasit. Alasan meninggalkan pertandingan ini bisa cidera yang tidak disebabkan oleh tindakan lawan. 2. Di dalam kumite perorangan jika dua kontestan menciderai satu sama lain atau menderita dari efek cidera yang diderita sebelumnya dan dinyatakan oleh dokter turnamen tidak mampu melanjutkan pertandingan, pertandingan akan dimenangkan oleh pihak yang mengumpulkan nilai terbanyak. Jika nilainya sama maka akan diutuskan dengan HANTEI, didalam kumite beregu wasit akan mengumumkan seri (HIKIWAKE) dan dilanjutkan dengan pertandingan tambahan, jika jumlah kemenangan dan nilai tetap sama akan diputuskan dengan HANTEI. 3. Satu kontestan yang cidera dan telah dinyatakan tidak tidak layak untuk bertanding oleh dokter turnamen tidak dapat bertanding lagi dalam turnamen tersebut. 4. Seorang kontestan yang cidera dan memenangkan langsung pertandingan melalui diskualifikasi (HANSOKU) karena cidera, tidak diperbolehkan untuk bertanding lagi tanpa ijin dokter. Jika ia cidera, dia dapat menang untuk kedua kalinya melalui diskualifikasi tapi segera ditarik dari pertandingan kumite dalam turnamen itu. 5. Jika kontestan cidera, pertama Wasit harus segera menghentikan pertandingan dan selanjutnya memanggil dokter. Dokter berwenang untuk memberikan diagnose dan mengobati cidera saja. 6. Seorang kontestan yang cidera saat pertandingan berlangsung dan memerlukan perawatan medis akan diberikan 3 menit untuk menerima perawatan tersebut. Jika perawatan tidak selesai dalam waktu yang telah diberikan Wasit akan menyatakan kontestan tidak fit untuk melanjutkan pertarungan (pasal 13 paragraf 8 d.) atau perpanjangan waktu akan diberikan. 7. Kontestan yang terjatuh, terlempar atau KO dan tidak dapat berdiri atas kedua kakinya dengan segera dalam waktu 10 detik, dinyatakan tidak layak untuk melanjutkan pertarungan dan secara otomatis akan ditarik dari semua pertandingan kumite di dalam turnamen itu. Dalam hal kontestan terjatuh, terlempar atau KO dan tidak bias berdiri di atas kedua kakinya dengan segera, Wasit akan memerintahkan. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 20

21 pencatat waktu untuk memulai penghitungan 10 detik dengan meniup peluitnya dan pada waktu yang bersamaan dokter dipanggil jika diperlukan seperti yang disebutkan pada ayat 5 diatas. Pencatat waktu menghentikan perhitungan waktu jika Wasit telah mengangkat tangannya. Bila waktu 10 detik telah selesai dilakukan, dokter akan diminta untuk mendiagnosa kontestan. PENJELASAN I. Jika dokter menyatakan kontestan tidak layak bertanding, catatan tentang hal tersebut harus dibuat pada kartu pantauan kesehatan kontestan (belakang ID Card). Tingkat keadaan tidak fit harus dijelaskan pada Panel Wasit. II. Seorang kontestan dapat menang melalui satu diskualifikasi dari lawan karena akumulasi kesalahan kecil. Mungkin pemenang tidak mengalami luka yang berarti. Kemenangan kedua dari kontestan berdasarkan hal yang sama akan mengarah pada penarikan pemenang, walaupun secara fisik ia mampu melanjutkan pertandingan (pengunduran diri). III. Jika kontestan cidera atau terluka dan membutuhkan perawatan medis hanya Wasit yang boleh memanggil dokter pertandingan dengan cara mengangkat tangan dan meneriakkan kata Dokter / Medis IV. Jika kontestan masih memungkinkan untuk berjalan maka perawatan medis harus dilakukan di luar area pertandingan. V. Dokter wajib membuat rekomendasi keselamatan hanya yang berkaitan dengan pengaturan medis yang benar dari cidera kontestan tersebut. VI. Ketika menerapkan peraturan 10 detik, penghitungan waktu akan dilakukan oleh pencatat waktu yang ditunjuk untuk tujuan khusus ini. Tanda peringatan akan dibunyikan mulai detik ke 7 diikuti bel akhir pada detik ke 10. Pencatatan waktu akan memulai hitungan atas isyarat dari wasit. Pencatat waktu akan berhenti ketika peserta bangkit / berdiri dengan tegak dan Wasit mengangkat tangannya. VII. Para Juri akan memutuskan pemenang berdasarkan KIKEN, HANSOKU atau SHIKKAKU sesuai dengan kasus yang terjadi. VIII. Dalam pertandingan beregu, hanya anggota tim yang menerima KIKEN mendapat angka nol dan tim lawan akan mendapatkan tambahan delapan angka. PASAL 11 : PROTES RESMI 1. Tidak seorang pun boleh memprotes penilaian pada anggota Panel Wasit. 2. Jika prosedur Wasit terlihat bertentangan dengan peraturan, presiden dari federasi atau wakil resmi adalah satu-satunya pihak yang diperbolehkan menyatakan protes. 3. Protes akan berbentuk laporan tertulis diserahkan segera setelah pertandingan, dimana protes dilayangkan itu selesai (satu-satunya pengecualian untuk ini adalah. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 21

22 protes yang berkaitan dengan kesalahan administrasi, pengawas area pertandingan harus diberitahu segera kesalahan administrasi telah terdeteksi). 4. Protes harus diserahkan kepada Juri Banding. Pada waktunya Juri Banding akan meninjau isi yang mengarah pada keputusan yang diprotes. Setelah mempertimbangkan semua fakta yang ada, mereka akan membuat laporan dan menjadi wewenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan. 5. Protes yang berkaitan dengan penerapan aturan harus dibuatkan dan diajukan sesuai dengan prosedur pengaduan yang ditentukan oleh WKF EC. Protes ini harus diserahkan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh petugas wakil dari tim atau kontestan. 6. Protes harus mendepositkan sejumlah uang sebagaimana disepakati oleh WKF EC dan bersamaan dengan pembayaran, protes yang diajukan harus disetujui oleh Juri Banding. 7. Komposisi dari Juri Banding Juri Banding adalah gabungan dari 3 Wasit Senior yang ditunjuk oleh Komisi Wasit (RC), tidak dibolehkan 2 anggota dari negara yang sama. Bila terjadi situasi conflict of interest, dimana anggota Juri Banding memiliki kesamaan negara serta hubungan family atau darah secara hokum dengan semua bagian yang terlibat incident yang diprotes termasuk Panel Wasit yang terlibat, maka RC harus juga menunjuk 3 anggota tambahan yang diberi urutan 1 sampai dengan 3 dimana secara otomatis akan mengganti setiap anggota Juri Banding. 8. Proses Evaluasi Banding Merupakan kewajiban dari pihak yang menerima protes, menyampaikannya ke Juri Banding dan mendepositkan uang protes ke bendahara. Setelah protes disampaikan Juri Banding segera melakukan penyelidikan dan penelitian yang dibutuhkan, sebagaimana yang mereka protes, sebagai bahan pertimbangan yang diperlukan untuk menemukan kebenaran protes, setiap anggota Juri Banding diwajibkan memberikan hasil keputusan terhadap keabsahan dari protes, dan tidak boleh ada yang tidak memberikan pertimbangan. 9. Protes Ditolak Jika protes ditemukan tidak valid, Juri Banding akan menunjuk salah seorang anggotanya untuk menyampaikan kepada pihak yang protes bahwa protes telah ditolak, diikuti dengan menuliskan kata DITOLAK, didalam dokumen asli, dan harus ditandatangani oleh semua anggota Juri Banding, dimana sebelumnya deposit sudah diterima oleh bendahara dan diteruskan ke Sekretaris Jenderal. 10. Protes Diterima Jika protes diterima, Juri Banding akan meneruskan kepada OC dan Komisi Wasit untuk mengambil langkah-langkah yang praktis untuk menormalisir keadaan, termasuk kemungkinan : Mengubah hasil keputusan yang controversial dengan peraturan. Mengubah hasil dari pertandingan didalam pool pada saat sebelum terjadinya peristiwa.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 22

23 Mengulangi pertandingan yang menyebabkan terjadinya peristiwa. Membuat rekomendasi kepada Komisi Wasit yang menyatakan bahwa Panel Wasit yang terlibat sudah dievaluasi untuk dikoreksi atau diberi sanksi. Merupakan tanggungjawab dari Juri Banding untuk mengambil keputusan yang bijaksana dalam dengan cara yang tepat mengambil tindakan yang akan mengganggu jalannya pertandingan, mengulangi proses eliminasi adalah pilihan akhir untuk keamanan dan mendapatkan hasil yang adil. Juri Banding akan menunjuk satu dari anggotanya yang akan menyampaikan kepada pihak yang mengajukan protes bahwa protes diterima, dan menuliskan kata DITERIMA pada dokumen asli, yang ditandatangani oleh masing-masing Juri Banding, uang yang didepositkan sebelumnya akan dikembalikan oleh bendahara, dan dokumen protes akan diteruskan kepada Sekretaris Jenderal. 11. Laporan Khusus Selain menangani kasus seperti yang diuraikan diatas, Juri Banding akan membuat laporan peristiwa yang diprotes, yang menjelaskan tentang penemuan-penemuan mereka, dan menyampaikan alasan-alasan kenapa protes diterima atau ditolak. Laporan harus ditandatangani oleh anggota Juri Banding, dan dikirimkan ke Sekretaris Jenderal. 12. Wewenang dan Batasan Keputusan Juri Banding adalah final, tidak bisa diganggu gugat, hanya bisa digugurkan oleh keputusan Executive Committee. Juri Banding tidak bisa menjatuhkan sanksi atau hukuman, fungsi mereka hanya menyampaikan keputusan terhadap kasus protes dan tindakan yang dibutuhkan dari RC dan OC untuk mengambil tindakan perbaikan dan meralat semua prosedur perwasitan yang bertentangan dengan peraturan. PENJELASAN I. Protes harus memuat nama kontestan, Panel Wasit yang memimpin dan perincian yang dijadikan protes. Tidak semua protes akan diterima sebagai protes resmi. Alat pembuktian validitas protes berada di pihak pemrotes. II. Protes akan ditinjau oleh Juri Banding dan bagian dari tinjauan Juri Banding akan mempelajari bukti yang diserahkan untuk mendukung protes. Juri Banding juga dapat mempelajari video resmi dan menanyakan kepada pengawas area pertandingan dalam usaha untuk memeriksa validitas protes yang obyektif. III. Jika protes dinyatakan oleh Juri Banding sah, tindakan semestinya akan diambil. Sebagai tambahan, langkah-langkah itu akan diambil untuk menghindari pengulangan kejadian di pertandingan berikutnya. Dana yang diperoleh akan disimpan oleh Bagian Keuangan. IV. Jika protes oleh Juri Banding dinyatakan tidak valid, itu akan ditolak dan deposit akan diserahkan pada WKF.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 23

24 V. Pertandingan yang berlangsung tidak akan ditunda walaupun protes resmi sedang disiapkan. Adalah tanggung jawab dari Arbitrator untuk memastikan bahwa pertandingan dilakukan dengan baik sesuai dengan aturan pertandingan. VI. Dalam hal kesalahan administrasi selama pertandingan berlangsung, pelatih dapat memberitahukan langsung kepada pengawas area pertandingan. Selanjutnya pengawas area pertandingan akan memberitahu Wasit. PASAL 12 : WEWENANG DAN TUGAS KOMISI WASIT Wewenang dan tugas Komisi Wasit : 1. Memastikan persiapan yang benar untuk setiap turnamen dengan berkonsultasi dengan panitia pelaksana, dalam kaitan dengan pengaturan area pertandingan, kesiapan semua peralatan dan fasilitas yang diperlukan pelaksanaan pertandingan dan pengawasan pertandingan persiapan keselamatan dan keamanan, dan lain-lain. 2. Menunjuk dan menugaskan para Manajer Tatami (para Wasit Kepala) pada area / wilayah masing-masing, bertindak dan mengambil tindakan yang mungkin diperlukan dengan laporan dari Manajer Tatami. 3. Mengawasi dan mengkoordinasi kinerja keseluruhan dari petugas perwasitan. 4. Memilih petugas pengganti bila diperlukan. 5. Memeriksa dan membuat keputusan akhir pada masalah teknis alami yang mungkin muncul saat pertandingan dan untuk hal-hal yang belum ada dalam peraturan. MANAJER TATAMI Wewenang dan tugas pengawas area pertandingan adalah sebagai berikut : 1. Mendelegasikan, menunjuk dan mengawasi Wasit dan Juri, untuk semua pertandingan di area yang berada dibawah pengawasan mereka. 2. Mengawasi kinerja dari Wasit dan Juri di area mereka dan memastikan bahwa petugas yang ditunjuk mampu melaksanakan tugas yang diberikan. 3. Memerintahkan Wasit menghentikan pertandingan ketika Pengawas Pertandingan menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan. 4. Menyiapkan laporan tertulis harian tentang kinerja dan setiap petugas dibawah pengawasannya serta rekomendasi pada Komisi Wasit. WASIT Wewenang dan tugas Wasit (SHUSHIN) sebagai berikut : 1. Wasit (SHUSHIN) mempunyai kekuasaan untuk melaksanakan pertandingan termasuk pengumuman memulai, menunda dan mengakhiri dari pertandingan.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 24

25 2. Memberikan nilai berdasarkan keputusan para Juri. 3. Menghentikan pertandingan ketika dalam pandangannya ada tehnik yang menghasilkan nilai atau pelanggaran atau untuk memastikan keselamatan kontestan. 4. Meminta konfirmasi terhadap keputusan para Juri dalam situasi yang diijinkan, jika dalam pandangannya para Juri perlu mengevaluasi ulang keputusan mereka untuk peringatan maupun hukuman. 5. Menjelaskan kepada Manajer Tatami, Komisi Wasit atau Juri Banding jika perlu tentang dasar dari pemberian keputusan yang diambil. 6. Menjatuhkan hukuman dan mengeluarkan peringatan. 7. Memperoleh dan melaksanakan semua pandangan / keputusan para Juri. 8. Mengumumkan dan memulai pertandingan tambahan dalam pertandingan beregu (jika dibutuhkan). 9. Memimpin pemungutan suara dalam HANTEI, termasuk pilihannya sendiri sekaligus mengumumkan hasilnya. 10. Menetapkan hasil seri. 11. Mengumumkan pemenang. 12. Wewenang dari Wasit tidak terbatas pada area pertandingan, tapi juga pada seluruh perimeter area pertandingan. 13. Wasit akan membuat semua perintah dan membuat semua pemberitahuan. JURI Wewenang Juri (FUKUSHIN) adalah sebagai berikut : 1. Memberikan sinyal untuk nilai, peringatan dan hukuman. 2. Mempraktekkan satu hak untuk memilih pada keputusan yang akan diambil. Juri dengan hati-hati mengamati tindakan dari kontestan dan memberi sinyal pada Wasit, seperti pendapat dalam kasus berikut : a. Ketika kontestan membuat nilai. b. Ketika seorang kontestan terlihat akan atau telah melakukan tindakan atau teknik yang terlarang. c. Ketika kontestan terlihat cidera atau sakit atau tidak mampu untuk melanjutkan pertarungan. d. Ketika salah satu atau kedua kontestan telah bergerak keluar dari area pertandingan (JOGAI). e. Dalam kasus lain jika dipandang perlu untuk menarik / meminta perhatian Wasit. PENGAWAS PERTANDINGAN (MATCH SUPERVISOR) Pengawas Pertandingan (KANSA) akan menolong Manajer Tatami dengan memperhatikan pertandingan atau babak yang sedang berlangsung. Jika keputusan Juri atau Wasit tidak sesuai dengan peraturan pertandingan, Pengawas Pertandingan akan. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 25

26 segera menaikkan bendera merah dan membunyikan peluit. Manajer Tatami akan memerintahkan Wasit untuk menghentikan pertandingan atau babak dan mengoreksi kesalahan. Catatan dari hasil pertandingan akan menjadi catatan resmi setelah persetujuan Pengawas Pertandingan. Sebelum pertandingan dimulai, Pengawas Pertandingan akan memastikan bahwa kontestan sudah menggunakan perlengkapan yang diizinkan. PENGAWAS NILAI Pengawas nilai akan mencatat tersendiri nilai yang diberikan oleh Wasit dan pada saat bersamaan mengawasi para pencatat waktu dan pencatat nilai yang ditunjuk. PENJELASAN I. Ketika dua orang Juri atau lebih memberi sinyal yang sama atau mengindikasikan satu nilai bagi kontestan yang sama, Wasit akan menghentikan pertandingan dan memberikan keputusan yang sesuai. Kalau Wasit gagal menghentikan pertandingan, Pengawas Pertandingan akan mengangkat bendera merah dan membunyikan peluit. II. Ketika dua orang Juri atau lebih memberi sinyal atau mengindikasikan satu nilai pada kontestan yang sama, Wasit harus menghentikan pertandingan dan mengumumkan keputusan yang telah diambil para Juri. III. Ketika Wasit memutuskan untuk menghentikan pertarungan karena adanya sinyal yang dikeluarkan oleh dua orang Juri atau lebih maka ia akan meneriakkan YAME bersamaan dengan melakukan Gesture Tangan. Para Juri lalu akan menunjukkan pendapat mereka dan Wasit akan memberikan keputusan jika didukung oleh dua orang Juri atau lebih. IV. Jika kedua kontestan memperoleh sebuah nilai atau peringatan atau hukuman dari dua orang Juri atau lebih maka keduanya akan bersamaan menerima nilai atau peringatan atau hukuman tersebut. V. Jika seorang kontestan memperoleh nilai, peringatan atau hukuman yang tidak sama dari dua orang Juri atau lebih maka yang akan diberikan adalah yang terendah (jika tidak ada yang mayoritas dalam kasus diberikan oleh 3 atau 4 orang Juri). VI. Jika ada yang mayoritas dalam kasus pada penjelasan V di atas maka keputusan mayoritaslah yang akan diberikan, meskipun tingkatan nilai, peringatan atau hukuman itu lebih tinggi ataupun lebih rendah dari keputusan lainnya. VII. Dalam HANTEI Wasit dan keempat orang Juri masing-masing memiliki satu hak suara yang sama. VIII. Peran Pengawas Pertandingan adalah untuk memastikan bahwa pertandingan atau babak dilaksanakan sesuai dengan peraturan pertandingan. Dia bukanlah Juri tambahan dan tidak mempunyai hak suara atau wewenang untuk mengambil keputusan, seperti misalnya untuk memutuskan keabsahan sebuah nilai atau JOGAI. Satu-satunya tanggung jawabnya adalah dalam hal prosedur. IX. Dalam kasus dimana Wasit tidak mendengar bel tanda akhir pertandingan,. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 26

27 Pengawas Nilai akan meniup peluit. X. Ketika menjelaskan dasar keputusan setelah pertandingan, para Juri hanya diijinkan membicarakan pada Manajer Tatami, Komisi Wasit atau Juri Banding. Selain itu dilarang membicarakannya pada siapapun juga. PASAL 13 : MEMULAI, MENUNDA DAN MENGAKHIRI PERTANDINGAN 1. Istilah dan gerakan isyarat yang digunakan oleh Wasit dan Juri dalam pelaksanaan satu pertandingan akan dispesifikasikan dalam Lampiran 1 dan Wasit dan Juri akan mengambil posisi mereka diikuti saling memberi hormat (menunduk) antara peserta, Wasit kemudian akan meneriakkan SHOBU HAJIME dan pertandingan segera dimulai. 3. Wasit akan menghentikan pertandingan dengan meneriakkan YAME, jika perlu Wasit akan memerintahkan kontestan untuk mengambil posisi awal mereka (MOTO NO ICHI). 4. Ketika Wasit kembali ke posisi semula para Juri akan menunjukkan pendapat mereka melalui satu sinyal bendera. Wasit mengindentifikasikan pemain yang telah mencetak nilai (AKA atau AO), wilayah yang terserang (CHUDAN atau JODAN), teknik yang menghasilkan nilai (TSUKI, UCHI dan GERI) dan kemudian memberikan nilai yang sesuai dengan menggunakan sinyal. Wasit kemudian memulai lagi pertandingan dengan berseru TSUZUKETE HAJIME. 5. Ketika satu kontestan telah unggul delapan angka dalam pertandingan, Wasit kemudian akan berseru YAME dan memerintahkan kontestan untuk kembali ke posisi semula (termasuk Wasit). Pemenangnya kemudian dinyatakan atau diindikasikan oleh Wasit dengan mengangkat tangan pada sisi / pihak yang menang dan menyerukan AO (AKA) NO KACHI. Pertandingan berakhir pada saat itu. 6. Ketika waktu telah habis, kontestan dengan nilai yang paling banyak dinyatakan sebagai pemenang yang ditandai oleh Wasit dengan mengangkat tangan ke arah pihak yang menang dan berseru AO (AKA) NO KACHI. Pertandingan berakhir pada saat itu. 7. Dalam pertandingan perorangan maupun beregu (setelah terjadinya partai tambahan), ketika waktu habis dan keadaan seri atau tidak ada nilai yang dihasilkan Wasit akan berseru YAME dan kembali ke posisi semula. Ia lalu bergerak ke arah perimeter area pertandingan, Wasit dan keempat Juri akan memutuskan hasil pertandingan dengan HANTEI. 8. Ketika menghadapi situasi sebagai berikut, Wasit akan berseru YAME dan akan menghentikan pertandingan sementara apabila : a. Ketika kedua atau salah satu kontestan berada diluar dari arena. b. Wasit memerintahkan kontestan untuk merapikan karate-gi atau perlengkapan proteksinya. c. Ketika kontestan melanggar peraturan.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 27

28 d. Ketika Wasit mempertimbangkan salah satu / kedua kontestan tidak dapat melanjutkan pertandingan karena terjadi cidera, sakit atau sebab-sebab lainnya. Dengan memperhatikan saran dari dokter pertandingan, Wasit kemudian dapat memutuskan apakah pertandingan dapat dilanjutkan. e. Ketika seorang kontestan menangkap lawannya dan tidak memperlihatkan teknik yang efektif atau membantingnya dalam waktu dua detik. f. Ketika seorang atau kedua kontestan jatuh atau terlempar dan tidak ada teknik susulan efektif yang dihasilkan dalam dua detik. g. Jika kedua kontestan saling menangkap atau berpitingan (CLINCH) masingmasing tanpa melakukan lemparan, atau serangan teknik dalam dua detik. h. Jika kedua kontestan berdiri dan saling menempelkan dada tanpa melakukan sebuah lemparan / bantingan atau serangan teknik dalam dua detik. i. Ketika kedua kontestan jatuh, saling menjatuhkan atau melemparkan dan saling bergumul. j. Ketika sebuah nilai atau pelanggaran diindikasikan dengan sinyal oleh dua orang Juri atau lebih bagi kontestan yang sama. k. Ketika dalam pertandingan Wasit ada nilai atau pelanggaran yang terjadi atau situasi dimana pertandingan harus dihentikan untuk alasan keselamatan. l. Jika ada permintaan dari Manajer Tatami. PENJELASAN I. Ketika memulai satu pertandingan, Wasit pertama-tama memanggil kontestan ke garis awal. Jika seorang kontestan memasuki area terlebih dulu, ia harus kembali ke posisinya. Kontestan harus memberi hormat secara benar pada masing-masing pihak lawan, anggukan cepat dianggap tidak sopan dan tidak cukup. Wasit akan memerintahkan saling memberi hormat, ketika tidak ada satupun melakukannya secara sukarela dengan menggerakkan tangannya seperti terlihat pada Lampiran 2. II. Ketika memulai kembali pertandingan Wasit harus memeriksa kedua kontestan apakah berada pada garis dan posisi yang benar. Kontestan yang melompat-lompat atau gelisah harus disuruh tenang sebelum pertandingan dimulai. Wasit memulai kembali pertandingan dengan penundaan seminimum mungkin. III. Kontestan akan saling menghormat pada saat mulai dan akhir dari setiap pertandingan. PASAL 14 : PERUBAHAN Hanya Komisi Olahraga WKF (sports Commission) dengan persetujuan dari Komisi Eksekutif WKF (Executive Committee) yang dapat mengganti atau mengubah peraturanperaturan ini.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 28

29 PERATURAN PERTANDINGAN KATA PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN 1. Area pertandingan harus datar dan bebas dari bahaya. 2. Area pertandingan harus mempunyai ukuran efisien, sehingga tidak mengganggu penampilan KATA. PENJELASAN I. Agar Kata dapat ditampilkan dengan benar, sangat dibutuhkan permukaan yang mulus dan stabil. Biasanya area matras Kumite dapat dipergunakan. PASAL 2 : PAKAIAN RESMI 1. Kontestan dan Juri harus mengenakan seragam resmi seperti ditentukan dalam pasal 2 peraturan Kumite. 2. Setiap orang yang tidak mematuhi peraturan ini akan dikesampingkan / tidak diikut sertakan. PENJELASAN I. Karate-gi tidak boleh diubah-ubah / terlepas selama penampilan KATA. II. Kontestan yang berpakaian tidak benar akan diberikan satu menit untuk memperbaikinya. PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN KATA 1. Pertandingan KATA terdiri dari pertandingan perorangan dan beregu. Pertandingan beregu terdiri dari pertandingan antar tim yang terdiri dari tiga orang. Setiap tim terdiri dari putra dan putri. Pertandingan perorangan KATA terdiri dari pertandingan perorangan secara terpisah dalam bagian putra dan putri. 2. Dalam pertandingan KATA system eliminasi dengan repechage (kesempatan kembali) akan diterapkan. 3. Semua jenis KATA yang berasal dari Karate Tradisional boleh ditampilkan namun penampilan KATA yang menggunakan senjata (Kobudo) tidak diijinkan. 4. Variasi diperbolehkan sepanjang diperbolehkan oleh aliran yang bersangkutan.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 29

30 5. Administrasi pertandingan harus diberitahu tentang pilihan KATA yang akan dimainkan di tiap babak. 6. Kontestan harus menampilkan KATA yang berbeda dalam setiap babak. Sekali KATA sudah dimainkan maka tidak boleh ditampilkan ulang. 7. Pada babak perebutan medali pertandingan KATA Beregu, dua tim finalis akan menampilkan KATA pilihan mereka dengan cara yang biasa. Kemudian mereka akan menampilkan satu demonstrasi dari arti KATA (BUNKAI). Total waktu yang diijinkan untuk kombinasi KATA & demonstrasi BUNKAI adalah 6 menit. Pencatat waktu akan memulai penghitungannya pada saat anggota tim melakukan penghormatan sebelum memasuki Tatami dan akan menghentikan penghitungan waktu pada saat penghormatan akhir setelah penampilan BUNKAI selesai. Tim yang tidak menampilkan penghormatan pada saat penampilan diselesaikan atau melebihi periode waktu 6 menit akan didiskualifikasi. Penggunaan peralatan senjata tradisional dan perlengkapan lainnya tidak diizinkan. PENJELASAN I. Jumlah dan tipe KATA yang dibutuhkan adalah tergantung dari jumlah peserta perorangan atau jumlah tim yang mendaftar, menang Bye tetap dihitung sebagai kontestan / tim lawan sebagaimana yang ditunjukkan pada table dibawah ini : PESERTA KATA YANG DIBUTUHKAN PASAL 4 : PANEL JURI 1. Panel yang terdiri dari 5 Juri untuk setiap babak akan ditugaskan oleh Manajer Tatami. 2. Juri Kata tidak boleh satu Negara dengan kontestan. 3. Sebagai tambahan pencatat waktu, pencatat skor dan pembuat pengumuman akan ditunjuk.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 30

31 PENJELASAN I. Juri Kepala akan duduk pada posisi tengah menghadap kepada kontestan dan empat juri yang lain akan duduk di ke empat pojok arena pertandingan. II. Setiap Juri akan memegang bendera merah dan biru atau memegang input terminal jika menggunakan papan nilai elektronik. PASAL 5 : KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN PENILAIAN Dalam menilai penampilan kontestan perorangan atau tim, para Juri akan mengevaluasi penampilan berdasarkan pada empat (4) criteria utama : kesesuaian, penampilan teknis, kinerja atletis dan kesulitan teknis. Keempat kriteria utama harus disetarakan tingkatan pentingnya dalam melakukan penilaian terhadap penampilan kontestan. BUNKAI harus disetarakan pentingnya dengan KATA itu sendiri. PENAMPILAN KATA 1. Kesesuaian pada bentuk aslinya dan sesuai standard yang berlaku dari aliran yang bersangkutan. 2. Penampilan Teknis : a. Kuda-kuda b. Tehnik-tehnik c. Transisi gerakan d. Pemilihan waktu / keserempakan e. Pernafasan yang benar f. Fokus (Kime) 3. Kinerja Atletis : a. Kekuatan b. Kecepatan c. Keseimbangan d. Irama 4. Kesulitan Teknis dari Kata yang dimainkan PENAMPILAN BUNKAI 1. Kesesuaian (pada Kata yang dimainkan) Dengan menggunakan gerakan yang sebenarnya seperti yang dilakukan dalam Kata tersebut. 2. Penampilan Teknis : a. Kuda-kuda b. Tehnik-tehnik c. Transisi gerakan d. Pemilihan waktu e. Pengendalian gerakan f. Fokus (Kime) 3. Kinerja Atletis : a. Kekuatan b. Kecepatan c. Keseimbangan d. Irama 4. Kesulitan Teknis dari tehnik-tehnik yang ditampilkan. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 31

32 DISKUALIFIKASI Seorang kontestan atau tim dapat didiskualifikasi karena salah satu alas an berikut : 1. Menampilkan KATA yang salah atau menyebutkan KATA yang salah. 2. Jeda yang berbeda atau berhenti beberapa detik pada saat memainkan KATA. 3. Mengganggu fungsi posisi juri (seperti juri harus pindah untuk alasan keamanan atau menyentuh seorang juri pada saat memainkan KATA). 4. Sabuk terjatuh pada saat memainkan KATA. 5. Melebihi batas waktu total 6 menit pada saat memainkan KATA dan BUNKAI. PELANGGARAN Pelanggaran berikut ini jika terjadi secara jelas harus dipertimbangkan dalam penilaian sesuai dengan criteria di atas : a) Sedikit kehilangan keseimbangan. b) Melakukan gerakan secara tidak benar atau tidak lengkap (penghormatan dianggap sebagai bagian dari gerakan KATA), seperti kegagalan untuk melakukan tangkisan secara penuh atau melakukan pukulan yang tidak mengarah ke sasaran yang benar. c) Ketidak-sinkronisasian gerakan, seperti melakukan teknik sebelum transisi / pergerakan tubuh selesai, atau dalam kasus beregu gagal untuk melakukan gerakan secara serempak. d) Penggunaan isyarat terdengar (oleh orang lain, termasuk anggota timnya) atau melakukan gerakan sandiwara seperti menghentakkan kaki, menampar dada, lengan, atau karate-gi, atau napas yang berbunyi keras. e) Membuang-buang waktu, termasuk berjalan terlalu lama, membungkuk secara berlebihan atau jeda terlalu panjang sebelum memulai memainkan KATA. f) Menyebabkan cidera oleh kurangnya pengendalian gerakan / teknik selama BUNKAI. PENJELASAN I. KATA adalah bukan pertunjukkan tarian atau gerakan sandiwara, KATA harus terkait dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip tradisional. KATA harus nyata dalam artian perkelahian dan menampilkan konsentrasi, tenaga dan potensi dari dampak teknik yang dilakukan. KATA harus mampu menunjukkan kekuatan, tenaga dan kecepatan dengan baik seperti juga halnya dengan kelembutan, irama dan keseimbangan. II. Dalam KATA beregu semua anggota tim harus memulai KATA dengan menghadap ke arah yang sama pada Juri Kepala. III. KATA beregu harus mendemonstrasikan kemampuan di semua aspek dari penampilan KATA dengan serempak.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 32

33 IV. Perintah untuk memulai dan menghentikan penampilan dengan cara menghentakkan kaki, pemukulan dada, tangan atau karate-gi dan mengeluarkan nafas yang tidak sewajarnya, semuanya merupakan contoh dari aba-aba tambahan dan harus dipertimbangkan oleh Panel Juri saat mengambil keputusan. V. Merupakan tanggungjawab dari pelatih dan kontestan untuk memastikan bahwa KATA yang didaftarkan pada table nilai adalah sesuai untuk setiap babak. PASAL 6 : PELAKSANAAN PERTANDINGAN 1. Saat dimulai pertandingan dari setiap putaran kontestan menjawab panggilan namanya kemudian kontestan yang satu mengenakan sabuk merah (AKA) sedangkan yang satunya menggunakan sabuk biru (AO), dan berbaris pada perimeter area pertandingan yang menghadap Juri Kepala. Setelah memberi hormat kepada Panel Juri, AO kemudian mundur keluar arena pertandingan untuk menunggu giliran dan AKA akan bergerak maju ke dalam area pertandingan. Setelah memberi hormat ke arah Panel Juri dan pengumuman nama KATA yang akan diperagakan dan memulainya. Setelah menyelesaikan penampilan KATA, AKA akan meninggalkan area untuk menunggu penampilan AO. Setelah AO menyelesaikan KATA, keduanya akan kembali ke perimeter area pertandingan dan menunggu keputusan dari Panel Juri. 2. Jika KATA dipertunjukkan tidak sesuai dengan peraturan atau terdapat beberapa penyimpangan, Juri Kepala dapat memanggil para Juri untuk menginformasikan dan memberikan keputusan. 3. Jika satu kontestan didiskualifikasikan, Juri Kepala akan membuat isyarat bendera (sebagaimana terdapat pada sinyal TORIMASEN KUMITE). 4. Setelah kedua kontestan menyelesaikan KATA, kontestan akan berdiri berdampingan pada perimeter. Juri Kepala akan menyerukan keputusan (HANTEI) dan meniup peluit dengan 2 nada berbeda dan para Juri secara bersamaan akan mengangkat bendera sesuai dengan pilihan mereka. 5. Juri Kepala akan meniup peluit lebih keras, dimana bendera-bendera akan diturunkan. Keputusan akan dibuat untuk AKA atau AO. Tidak ada nilai seri / seimbang yang diberikan, kontestan yang menerima mayoritas suara akan dinyatakan sebagai pemenang dan diumumkan oleh penyiar. 6. Para peserta pertandingan akan memberi hormat pada satu sama lainnya, kemudian kepada Panel Juri dan kemudian meninggalkan area pertandingan. PENJELASAN I. Titik awal dari peragaan KATA berada dalam perimeter area pertandingan. II. Jika bendera digunakan, Juri Kepala akan memanggil HANTEI untuk keputusan,. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 33

34 dan meniup peluit dengan 2 nada berbeda, Juri mengangkat bendera bersamaan, dan setelah memberikan cukup waktu (kira-kira 5 detik) untuk melihat keputusan, bendera diturunkan dengan meniup pendek peluit. Kontestan yang tidak tampil waktu dipanggil atau mengundurkan diri, dinyatakan KIKEN, keputusan pemenang otomatis untuk lawannya tanpa dibutuhkan penampilan KATA. Jika hal ini terjadi, baik pada nomor perorangan maupun beregu, maka KATA yang telah didaftarkan namun belum sempat dimainkan itu boleh didaftarkan lagi pada babak selanjutnya.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 34

35 LAMPIRAN 1 : ISTILAH SHOBU HAJIME ATOSHI BARAKU Memulai jalannya pertandingan Sedikit waktu tersisa Setelah menyerukan Wasit melangkah mundur. Suatu isyarat akan diberikan oleh Pencatat Waktu yang menyatakan sisa waktu 10 detik sebelum pertandingan akan berakhir dan Wasit akan mengumumkan ATOSHI BARAKU. YAME Berhenti Perintah untuk berhenti dan menghentikan pertarungan. Pada saat Wasit menyerukan hal tersebut, Wasit membuat suatu gerakan seperti memotong ke arah bawah dengan tangannya. MOTO NO ICHI Posisi semula Para kontestan dan Wasit kembali ke posisi mereka semula. TSUZUKETE TSUZUKETE HAJIME Meneruskan pertarungan Memulai pertarungan kembali Perintah untuk meneruskan pertarungan ketika terjadi suatu gangguan. Ketika Wasit mengatakan TSUZUKETE dan berdiri diantara kontestan, Wasit membentangkan tangannya dengan telapak tangannya mengarah pada kedua kontestan. Ketika Wasit mengatakan HAJIME maka Wasit akan memutar telapak tangan dan mengarahkan lurus kedepan lalu melangkah mundur. SHUGO Pemanggilan Juri Wasit memanggil Juri pada akhir pertandingan atau untuk merekomendasikan SHIKKAKU.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 35

36 HANTEI Keputusan Wasit akan meminta keputusan pada saat akhir pertandingan seri setelah melalui perpanjangan waktu. Wasit akan meniup pendek peluit, Juri akan memberikan suara mereka melalui isyarat bendera dan Wasit menandai keputusannya dengan menaikkan tangan (isyarat NO KACHI). HIKIWAKE Seri Dalam hal suatu keadaan seri, Wasit menyilangkan tangannya dengan telapak menghadap ke bawah lalu membukanya kembali dengan telapak tangan menghadap ke depan. TORIMASEN AKA (AO) NO KACHI AKA (AO) IPPON Tidak ada nilai atau pelanggaran yang diambil oleh para Juri Merah (Biru) menang Merah (Biru) menghasilkan tiga tiga angka Wasit menyilangkan kedua tangannya kemudian membuat suatu gerakan memotong dengan telapak tangan mengarah ke bawah. Wasit menaikkan tangannya 45 derajat ke atas kepada sisi pemenang. Wasit menaikkan tangannya 45 derajat ke atas kepada sisi kontestan yang menghasilkan nilai. AKA (AO) WAZA-ARI Merah (Biru) menghasilkan dua angka Wasit membentangkan tangannya sejajar bahu kepada sisi kontestan yang menghasilkan nilai. AKA (AO) YUKO Merah (Biru) menghasilkan satu angka Wasit menurunkan tangannya 45 derajat ke bawah kepada sisi kontestan yang menghasilkan nilai.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 36

37 CHUKOKU Peringatan Untuk pelanggaran Kategori 1 Wasit akan menyilangkan kedua lengannya di depan dada ke arah kontestan yang melakukan. Untuk pelanggaran Kategori 2, Wasit akan menegakkan jari telunjuknya ke arah kontestan yang melakukan pelanggaran. KEIKOKU Peringatan Wasit melakukan isyarat CHUKOKU C1 atau C2 dilanjutkan jutkan dengan mengarahkan telunjuknya 45 derajat ke arah bawah kontestan yang melakukan pelanggaran. HANSOKU-CHUI Peringatan atau Diskualifikasi Wasit melakukan isyarat CHUKOKU C1 atau C2 dilanjutkan dengan mengarahkan telunjuknya lurus ke arah wajah kontestan yang melakukan pelanggaran. HANSOKU Diskualifikasi Wasit melakukan isyarat CHUKOKU C1 atau C2 dilanjutkan dengan mengarahkan telunjuknya 45 derajat ke arah atas kontestan yang melakukan pelanggaran, kemudian melakukan isyarat NO KACHI pada lawannya. JOGAI SHIKKAKU Keluar dari area pertandingan yang tidak disebabkan oleh lawan Diskualifikasi berat dengan perintah untuk Meninggalkan area pertandingan Wasit menunjukkan jari telunjuknya ke arah bawah keluar arena pada sisi salah satu kontestan untuk memberitahu Juri bahwa kontestan yang bersangkutan telah keluar dari arena pertandingan. Wasit akan mengarahkan telunjuknya 45 derajat ke arah atas kontestan yang melakukan pelanggaran kemudian mengarahkan tangannya menunjuk keluar sambil mengatakan AKA (AO) SHIKKAKU. Selanjutnya Wasit akan mengumumkan kemenangan untuk lawan, kemenangan untuk lawan.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 37

38 KIKEN Tidak dapat hadir di area pertandingan MUBOBI Membahayakan diri sendiri Wasit menunjuk dengan jari telunjuk ke arah garis kontestan yang melakukan kemudian mengumumkan suatu kemenangan kepada kontestan yang lain. Wasit menyentuh mukanya kemudian memutar tepi tangan maju dan menggerakkannya berpindah-pindah untuk menunjukkan kepada Juri bahwa kontestan telah membahayakan dirinya sendiri.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 38

39 LAMPIRAN 2 : GERAK ISYARAT DAN SINYAL BENDERA PERNYATAAN DAN ISYARAT WASIT SHOMEN NI REI Wasit meluruskan tangannya sejajar ke depan dada dengan telapak tangan menghadap ke depan. OTAGAI NI REI Wasit mengisyaratkan kepada para kontestan untuk saling hormat satu sama lain. SHOBU HAJIME Memulai jalannya pertandingan setelah menyerukan hal tersebut, Wasit melangkah mundur. YAME Berhenti. Perintah untuk berhenti dan menghentikan pertarungan. Pada saat Wasit menyerukan hal tersebut, Wasit membuat suatu gerakan tangan memotong ke arah bawah dengan tangannya.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 39

40 TSUZUKETE HAJIME Memulai kembali pertandingan. Ketika Wasit mengatakan Tsuzukete, dan berdiri diantara kontestan, Wasit membentangkan tangannya dengan telapak tangannya mengarah pada kedua kontestan. Ketika Wasit mengatakan Hajime maka Wasit akan memutar telapak tangan dan mengarahkan lurus ke depan lalu melangkah mundur. YUKO (1 angka) Wasit menurunkan tangannya 45 derajat ke bawah kepada sisi kontestan yang menghasilkan nilai. WAZA ARI (2 angka) Wasit mengangkat lengan tangannya setinggi bahu kepada sisi kontestan yang menghasilkan nilai. IPPON (3 angka) Wasit menaikkan tangannya 45 derajat ke atas kepada sisi kontestan yang menghasilkan nilai.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 40

41 MEMBATALKAN KEPUTUSAN TERAKHIR Ketika kesalahan nilai atau hukuman telah diberikan, Wasit akan menghadap ke arah kontestan dengan mengatakan AKA atau AO sambil menyilangkan tangannya dengan gerakan memotong dan telapak tangan mengarah ke bawah untuk menunjukkan bahwa keputusan yang terakhir telah dibatalkan. NO KACHI Menang. Ketika pertandingan berakhir, untuk menyatakan AKA atau AO No Kachi, Wasit akan mengangkat lengannya keatas pada sudut 45 derajat pada sisi pemenang. KIKEN Tidak dapat hadir di area pertandingan Wasit menunjuk dengan jari telunjuk ke arah garis saah satu kontestan kemudian mengumumkan suatu kemenangan kepada kontestan yang lain. SHIKKAKU Diskualifikasi, meninggalkan area pertandingan. Wasit akan mengarahkan telunjuknya 45 derajat kearah atas kontestan yang melakukan pelanggaran kemudian mengarahkan tangannya menunjuk keluar sambil mengatakan AKA (AO) SHIKKAKU. Selanjutnya Wasit akan mengumumkan kemenangan untuk lawan.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 41

42 HIKIWAKE Seri. Ketika waktu sudah habis dan jumlah nilai adalah sama maka Wasit menyilangkan tangannya dengan telapak menghadap ke bawah lalu membukanya kembali dengan telapak tangan menghadap ke depan. PELANGGARAN KATEGORI 1 Wasit akan menyilangkan kedua lengannya di depan dada ke arah kontestan yang melakukan. PELANGGARAN KATEGORI 2 Wasit akan menegakkan jari telunjuknya ke arah kontestan yang melakukan pelanggaran. KEIKOKU Peringatan. Wasit melakukan isyarat PELANGGARAN C1 atau C2 dilanjutkan dengan mengarahkan telunjuknya 45 derajat ke arah bawah kontestan yang melakukan.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 42

43 HANSOKU CHUI Peringatan atau Diskualifikasi. Wasit melakukan isyarat PELANGGARAN C1 atau C2 dilanjutkan dengan menunjukkan telunjuknya secara horizontal ke arah kontestan yang melakukan pelanggaran. HANSOKU Diskualifikasi Wasit melakukan isyarat PELANGGARAN C1 atau C2 dilanjutkan dengan mengarahkan telunjuknya 45 derajat ke arah atas kontestan yang melakukan pelanggaran, kemudian melakukan isyarat NO KACHI pada lawannya. PASIFITAS Wasit membuat gerakan saling memutar dengan kedua tangannya yang terkepal di depan dada sebagai isyarat PELANGGARAN C2. TORIMASEN Tidak ada nilai, peringatan atau hukuman Wasit menyilangkan kedua tangannya kemudian membuat suatu gerakan memotong dengan telapak tangan mengarah ke bawah.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 43

44 KONTAK BERLEBIHAN Wasit menunjukkan kepada Juri adanya kontak berlebihan atau pelanggaran KATEGORI 1 dengan menempelkan telapak tangan yang terbuka di atas kepalan tangan yang lainnya. BERPURA-PURA ATAU MELEBIH- LEBIHKAN LUKA Wasit memegang kedua pipinya dengan kedua telapak tangannya untuk menunjukkan kepada Juri adanya pelanggaran KATEGORI 2. JOGAI Keluar dari Area Pertandingan Wasit menandai (adanya) suatu jalan keluar kepada Juri, dengan menunjukkan jari telunjuk keluar area pertandingan pada posisi kontestan yang melakukannya. MUBOBI (membahayakan diri sendiri) Wasit menyentuh wajahnya kemudian memutar tepi tangan maju dan menggerakkannya berpindah-pindah untuk menunjukkan kepada Juri bahwa kontestan telah membahayakan dirinya sendiri.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 44

45 MENGHINDARI PERTARUNGAN Wasit membuat gerakan memutar jari telunjuknya ke arah bawah untuk menunjukkan kepada Juri adanya pelanggaran KATEGORI 2. BERGUMUL TAK PERLU, BERGUMUL MENDORONG ATAU MENARIK TANPA SUATU TEKNIK Wasit membuat gerakan seperti menarik sesuatu dengan tangan terkepal ke arah bahu atau mendorong dengan telapak terbuka untuk memberi isyarat pelanggaran KATEGORI 2 pada Juri. SERANGAN TIDAK TERKENDALI DAN BERBAHAYA Wasit membawa tangan yang terkepal pada sisi rahangnya untuk menunjukkan kepada Juri adanya pelanggaran KATEGORI 2. MENYERANG DENGAN SIKU, LUTUT ATAU KEPALA Wasit menyentuh dahi, lutut atau sikunya dengan tangan untuk menunjukkan kepada Juri adanya pelanggaran KATEGORI 2.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 45

46 BERKATA ATAU BERLAKU TIDAK SOPAN Wasit meletakkan jari telunjuknya ke bibir untuk menunjukkan kepada Juri adanya pelanggaran KATEGORI 2. SHUGO Pemanggilan Juri Wasit memanggil para Juri pada akhir pertandingan atau untuk merekomendasikan SHIKKAKU.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 46

47 ISYARAT BENDERA JURI YUKO WAZA - ARI IPPON PELANGGARAN Peringatan adanya pelanggaran. Bendera yang sesuai dilambaikan membuat suatu lingkaran kemudian membuat tanda adanya pelang garan Kategori 1 atau 2 PELANGGARAN KATEGORI 1 Bendera disilangkan dengan posisi tangan lurus ke arah yang melakukan. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 47

48 PELANGGARAN KATEGORI 2 a. Juri memutar bendera b. Juri menahan bendera dengan tangan ditekuk JOGAI Juri mengetukkan ujung bendera ke lantai sesuai arah yang melakukan. KEIKOKU HANSOKU CHUI HANSOKU PASIFITAS Kedua bendera saling diputar di depan dada.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 48

49 LAMPIRAN 3 : PANDUAN UNTUK PARA WASIT DAN JURI Lampiran ini dimaksudkan untuk memberi bantuan pada para Wasit dan Juri jika dalam penjelasan di tiap pasal pada Peraturan Pertandingan terdapat keterangan yang tidak jelas. KONTAK BERLEBIHAN Ketika seorang kontestan membuat suatu teknik yang menghasilkan angka dengan disertai kontak yang berlebihan, Panel Wasit tidak memberikan nilai dan sebagai gantinya Wasit akan memberikan peringatan KATEGORI 1 atau hukuman kecuali jika itu adalah kesalahan yang dilakukan oleh lawannya sendiri. KONTAK BERLEBIH-LEBIHAN DAN MELEBIH-LEBIHKAN CIDERA Karate adalah sebuah seni beladiri dan suatu standar kepribadian / tingkah laku yang tinggi sangat diharapkan dari para atletnya. Tidaklah bias diterima jika seorang kompetitor setelah menerima sebuah kontak yang ringan bertingkah laku seperti ini : mengusap-usap keras wajahnya, berjalan berputar-putar mengelilingi area, membungkuk, mencopot atau meludahkan pelindung gusinya, dan hal lain yang menunjukkan pada Wasit bahwa lawannya patut mendapatkan sebuah hukuman yang paling tinggi. Tingkah laku seperti ini sangat melecehkan dan merendahkan Karate dan harus segera diberikan hukuman. Ketika seorang kontestan berpura-pura dalam menerima suatu kontak berlebihan, para Juri segera memutuskan bahwa teknik yang dipermasalahkan tersebut terkontrol dengan baik dan memenuhi 6 kriteria penilaian maka nilai akan diberikan pada lawannya dan hukuman KATEGORI 2 akan diberikan bagi pelaku yang berpura-pura atau melebih-lebihkan cidera tersebut. (Pengulangan beberapa kali dalam kasus berpura-pura cidera bisa menyebabkan pelaku mendapatkan SHIKKAKU). Dalam contoh kasus yang lebih pelik sering terjadi ketika seorang kontestan menerima sebuah serangan yang cukup kuat lalu ia terjatuh ke matras, segera bangkit (dengan maksud untuk menghentikan penghitungan waktu 10 detik) dan setelah itu jatuh lagi. Yang perlu diingat oleh para Wasit dan Juri jika serangan itu adalah teknik tendangan JODAN maka itu bernilai 3. Atlet kumite nomor perorangan maupun beregu jika ia sudah tertinggal dalam perolehan nilai sangat jamak melakukan hal-hal tidak beretika yang dimaksudkan untuk menghambat kemenangan lawannya, didasari dengan niat memburu bonus besar yang telah dijanjikan. Penting untuk menggarisbawahi hal ini untuk menerapkan peringatan atau hukuman yang sesuai.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 49

50 MUBOBI Suatu peringatan atau hukuman untuk MUBOBI diberikan ketika seorang kontestan dipukul atau cidera dikarenakan keteledoran atau kesalahannya sendiri. Ini mungkin dapat terjadi disebabkan kontestan itu memutar punggung mereka di depan lawan, menyerang dengan suatu teknik GYAKU TSUKI CHUDAN yang terlalu panjang / rendah tanpa mempertimbangkan pukulan serangan balasan dari lawan, berhenti bertarung sebelum Wasit menyerukan YAME, menghilangkan konsentrasi atau perlindungannya sendiri dan berulang kali gagal atau tidak mampu menolak untuk menghalangi serangan lawannya PENJELASAN XVI dari PASAL 8 : Seharusnya kontestan yang menerima kontak yang keras atau mengalami cidera yang disebabkan oleh kesalahannya akan diberikan Wasit peringatan atau hukuman KATEGORI 2 dan membatalkan peringatan atau hukuman kepada lawannya. Seorang kontestan yang terpukul karena kesalahannya sendiri dan melebih-lebihkan cidera dengan maksud untuk menyesatkan para Juri dapat menerima suatu peringatan atau langsung hukuman untuk MUBOBI seperti halnya pada kasus melebih-lebihkan cidera karena ia dalam hal ini telah melakukan dua jenis pelanggaran sekaligus. Perlu diperhatikan bahwa tidak ada keadaan dimana suatu teknik yang dilakukan dengan kontak keras dapat diberi suatu nilai. ZANSHIN ZANSHIN diartikan sebagai kemampuan kontestan untuk menjaga total konsentrasi, pengamatan dan kesadaran akan kemampuan lawan melakukan serangan balik. Beberapa dari kontestan setelah melakukan serangan akan memutar badan mereka menjauh dari lawan, tetapi masih bersiaga untuk melakukan serangan balik tersebut. Panel Wasit harus mampu membedakan antara kesiap-siagaan seperti ini dengan situasi lainnya dimana kontestan berbalik tanpa mengindahkan konsentrasi dan pertahanannya, maupun yang telah membuat pertarungan jadi terhenti sementara. MENANGKAP TENDANGAN CHUDAN Perlukah para Juri memberikan nilai ketika seorang kontestan melakukan tendangan CHUDAN lalu lawannya menangkap kakinya sebelum ia sempat menarik kembali kakinya?. Jika hal itu terjadi maka amatlah jelas bahwa ZANSHIN yang merupakan salah satu dari 6 kriteria dalam pengambilan nilai tidak dapat dilaksanakan (sehingga lawan dapat menangkap kakinya), dan karenanya tidak mungkin sebuah nilai patut diberikan.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 50

51 MELEMPAR DAN CIDERA Untuk lemparan atau bantingan berbahaya adalah terlarang untuk mencengkeram bagian bawah pinggang ataupun menarik / mengangkat kaki dari bagian bawah pinggang lawan. Perubahan penting lainnya menjelaskan bahwa semua lemparan / bantingan yang berbahaya (dan upaya untuk melakukan hal itu) termasuk ke dalam pelanggaran KATEGORI 1 sesuai PASAL 8, PENJELASAN XI yang berbunyi :.. dan lemparan yang mengharuskan lawan untuk dipegang selama teknik lemparan dilakukan sehingga lawan bisa didaratkan dengan aman diatas matras. MENDAPATKAN NILAI DARI LAWAN YANG JATUH Ketika seorang kontestan disapu atau dibanting sehingga TORSO nya (anggota tubuh dari leher sampai pantat) jatuh rata pada TATAMI lalu dilanjutkan dengan sebuah teknik yang memenuhi 6 kriteria maka nilai untuk itu adalah IPPON. Seharusnya dalam setiap kasus bantingan / lemparan para Juri benar-benar memperhatikan teknik yang dipakai serta hubungannya dengan kondisi / arah jatuh dari kontestan yang dibanting / dilempar, sehingga mereka tak begitu gampang untuk memberikan nilai. Dalam PASAL 6 disebutkan bahwa nilai untuk teknik lemparan / bantingan dapat diberikan bila TORSO kontestan rata diatas TATAMI, namun jika setelah dilempar / dibanting posisi tubuhnya terduduk, berlutut, setengah berdiri maupun setengah atau melayang penuh di udara maka jika dalam keadaan tersebut disusul dengan teknik yang memenuhi 6 kriteria maka yang harus menjadi patokan adalah bukan lagi teknik bantingan / lemparannya melainkan jenis teknik susulannya, yaitu : 1. Jika disusul tendangan kea rah JODAN bernilai IPPON. 2. Jika disusul tendangan kea rah CHUDAN bernilai WAZA-ARI. 3. Jika disusul pukulan atau lecutan bernilai YUKO. PROSEDUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN (VOTING) Saat Wasit menyerukan YAME, pada saat yang bersamaan diikuti gesture tangannya. Setelah kembali ke posisinya semula, para Juri akan mengisyaratkan pendapat mereka dengan bendera lalu Wasit pun melaksanakan keputusan yang sesuai. Sejak Wasit diijinkan untuk bergerak ke seluruh area pertandingan termasuk sedekat mungkin dengan para kontestan yang sedang bertanding, berbicara dengan dokter. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 51

52 pertandingan dan tidak adanya lagi proses RE-CONSIDERATION (meminta pertimbangan ulang) maka para Juri dituntut untuk benar-benar serius mempertimbangkan apa yang dikomunikasikan / disampaikan oleh Wasit pada mereka sebelum memberikan keputusan akhir mereka. Pada situasi dimana ada lebih dari satu alasan untuk menghentikan pertandingan seharusnya Wasit akan mengisyaratkan secara lengkap seluruh situasi yang terjadi. Sebagai contoh, dimana nilai diperoleh seorang kontestan bersamaan dengan adanya sebuah kontak keras dari lawannya atau seorang kontestan yang cidera akibat MUBOBI lalu ia melebih-lebihkan cidera. JOGAI Para Juri harus ingat bahwa ketika JOGAI terjadi mereka harus mengetuk lantai dengan ujung bendera yang dipegangnya. Ketika Wasit telah menghentikan pertarungan dan kembali ke posisinya semula barulah mereka mengisyaratkan pelanggaran KATEGORI 2. ISYARAT PELANGGARAN PERATURAN Untuk pelanggaran KATEGORI 1 para Juri harus memutar benderanya dulu sesuai warna dengan peserta yang melakukan pelanggaran lalu menyilangkan disebelah kiri / kanan badannya. Jika AKA yang melakukan maka bendera merah harus berada di depan bendera biru, begitu pula sebaliknya, hal ini dimaksudkan agar Wasit dapat dengan cepat mengetahui si pelaku pelanggaran.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 52

53 LAMPIRAN 4 : TANDA-TANDA BAGI PENCATAT NILAI INKAI Ranting Vila Dago Ippon Nilai Tiga Angka Waza Ari Nilai Dua Angka Yuko Nilai Satu Angka Kachi Menang X Make Kalah Hikiwake Seri C1C Category 1 Foul Warning Peringatan C1K Category 1 Foul Keikoku Peringatan C1HC Category 1 Foul Hansoku Chui Peringatan atau Diskualifikasi C1H Category 1 Foul Hansoku Diskualifikasi C2C Category 2 Foul Warning Peringatan C2K Category 2 Foul Keikoku Peringatan C2HC Category 2 Foul Hansoku Chui Peringatan atau Diskualifikasi C2H Category 2 Foul Hansoku Diskualifikasi KK Kiken Tidak dapat hadir di area pertandingan S Shikkaku Diskualifikasi Serius. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 53

54 LAMPIRAN 5 : PAKAIAN RESMI. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 54

55 LAMPIRAN 6 : JANJI WASIT JANJI WASIT Kami wasit dan juri FORKI berjanji : 1. Akan memimpin pertandingan ini dengan penuh rasa tanggung jawab dengan menjunjung tinggi Sumpah Karate dan Sapta Prasetya Karate. 2. Akan memimpin pertandingan ini dengan adil dan tidak akan memihak kepada siapapun demi peningkatan prestasi Karate.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 55

56 LAMPIRAN 7 : ARTI FORKI / SUMPAH KARATE / JANJI ATLIT ARTI Bentuk : - Tulisan FORKI yang merupakan singkatan resmi dari organisasi yang bernama Federasi Olah Raga Karate Do Indonesia. - Segi lima melambangkan azas Pancasila, semangat revolusi 17 Agustus 1945 dan lima buah Sumpah Karate. - Gambar huruf K berwarna hitam melambangkan seorang Karateka yang selalu siap sedia. - Tujuh buah lingkaran merah melambangkan tujuh orang perintis awal Karate di Indonesia pada tahun 1964; serta Sapta Prasetya FORKI. Warna : - Hitam melambangkan keteguhan tekad. - Putih melambangkan kesucian. - Kuning melambangkan keagungan. - Merah melambangkan keberanian. SUMPAH KARATE 1. Sanggup memelihara kepribadian. 2. Sanggup patuh pada kejujuran. 3. Sanggup mempertinggi prestasi. 4. Sanggup menjaga sopan santun. 5. Sanggup menguasai kepribadian. Kami atlit FORKI berjanji : JANJI ATLIT 1. Akan bertanding dengan sportifitas yang tinggi dan berjiwa Karate Do dengan menjunjung Sumpah Karate dan Sapta Prasetya Karate. 2. Akan memenuhi segala peraturan yang telah & akan ditetapkan oleh Dewan Wasit. 3. Akan menerima semua keputusan Dewan Wasit dengan kebesaran jiwa seorang Karate-Ka.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 56

57 LAMPIRAN 8 : WORLD CHAMPIONSHIPS, CONDITIONS & CATEGORIES. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 57

58 LAMPIRAN 9 : WKF APPROVED ITEMS INKAI Ranting Vila Dago TRADEMARK MAIN OFFICE DOUBLE D 2, rue Vladimir Jankelevitch Emerainville France Phone : Fax : nicolas.poy-tardieu@doubled.fr ARAWAZA Equipment Inc. 724 Chemin des Anglais Mascouche (QC) Canada Tel: Toll Free: Fax: sales@arawaza.com SWEDEN SBI SPORT AB Staffanstorpvägen 115 S ARLÖV- MALMÖ Phone : Fax : robert.tegel@sbisport.se DAEDO, S.L. C/ Botanica Hospitalet De LL. (Barcelona) Spain Tel: / Fax: daedo@daedo.com BUDOLAND Sportartikel-Vertriebs GmbH Am Grießenbach Flintsbach Germany Tel.: Fax: info@budoland.de SHUREIDO Tomari Naha City OKINAWA, JAPAN Tel No: +81(98) Fax No: +81(98) shureido@orange.ocn.ne.jp TOKAIDO 2F Nanba-Naka Naniwa-Ku Osaka Japan Phone: Fax: info@tokaido-international.net WESING No.82, Yutian New village Yutian Village, Xiamei Town Nan' an City, Fujian, China Tel: Fax: info@wesingsports.com THE OFFICIAL DISTRIBUTOR LIST CAN BE CHECKED ON THE WKF OFFICIAL WEB PAGE : UNDER THE HOMOLOGATED ITEMS AREA The use of the WKF Body Protector is compulsory for all male and female Kumite categories.. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m Page 58

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN Putra : 1. Kata Perseorangan Putra 2. Kumite Perseorangan 60 kg Putra 3. Kumite Perseorangan + 60 kg Putra Putri : 1. Kata Perseorangan Putri 2. Kumite

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN TEKNIK. (Technical Hand Book) CABANG OLAHRAGA KARATE

BUKU PEDOMAN TEKNIK. (Technical Hand Book) CABANG OLAHRAGA KARATE BUKU PEDOMAN TEKNIK (Technical Hand Book) CABANG OLAHRAGA KARATE 1 A. Venues Gedung Olah-Raga Ciracas Jl. Raya PKP No. 48 Rt 01/08 Kel. Kelapa Dua Wetan Kec. Ciracas Jakarta Timur. B. PESERTA Peserta adalah

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)

PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA) PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA) PENGURUS BESAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN DAN KETENTUAN TURNAMEN FUTSAL ANTAR MADRASAH KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN DAN KETENTUAN TURNAMEN FUTSAL ANTAR MADRASAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAN KETENTUAN TURNAMEN FUTSAL ANTAR MADRASAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN 1 PEMAIN Dalam setiap pertandingan dimainkan oleh dua tim, masing-masing tim terdiri dari 5 pemain, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Seleksi kedelapan cabang olahraga ini pelaksanaannya dimulai dari tingkat Kab/Kota, tingkat Propinsi dan tingkat Nasional.

KATA PENGANTAR. Seleksi kedelapan cabang olahraga ini pelaksanaannya dimulai dari tingkat Kab/Kota, tingkat Propinsi dan tingkat Nasional. HANDBOOK TECHNICAL O2SN SMK TAHUN 2016 i KATA PENGANTAR Salah satu program Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

BAB III PERATURAN DALAM PERTANDINGAN WUSHU

BAB III PERATURAN DALAM PERTANDINGAN WUSHU 38 BAB III PERATURAN DALAM PERTANDINGAN WUSHU A. Peraturan Pertandingan Wushu Peraturan pertandingan Wushu-Sanshou, disebut juga rules for international Wushu-Sanshou Competition, yang terdiri dari 8 (delapan)

Lebih terperinci

UNIT KOMPETENSI KELOMPOK KARATE

UNIT KOMPETENSI KELOMPOK KARATE UNIT KOMPETENSI MEMIMPIN PERTANDINGAN OLAHRAGA KARATE NOMOR KUMITE ( PERTARUNGAN ) KELOMPOK KARATE 1 PROF. DR. MUSAKKIR, SH.,MH PB FORKI 2 Drs. KI YANI MAHDI PB FORKI 3 Drs. HAIFENDRI PB FORKI 4 DONALD

Lebih terperinci

PEDOMAN O2SN SMK TAHUN 2017

PEDOMAN O2SN SMK TAHUN 2017 1 2 KATA PENGANTAR Salah satu program Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, adalah Olimpiade Olahraga

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA 2 3 SEPTEMBER 2016

PERATURAN LOMBA 2 3 SEPTEMBER 2016 PERATURAN LOMBA 2 3 SEPTEMBER 2016 Peraturan lomba MONASTANA JAKARTA OPEN 2016 di adopsi dari peraturan yang sudah sering digunakan pada kejuaraan di Indonesia dan FIRS (Federation Internationale de Roller

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA. 7-8 November Diselenggarakan oleh : DISORDA DKI JAKARTA PORSEROSI PENGPROV DKI JAKARTA. Bekerjasama dengan :

PERATURAN LOMBA. 7-8 November Diselenggarakan oleh : DISORDA DKI JAKARTA PORSEROSI PENGPROV DKI JAKARTA. Bekerjasama dengan : PERATURAN LOMBA 7-8 November 2015 Diselenggarakan oleh : DISORDA DKI JAKARTA PORSEROSI PENGPROV DKI JAKARTA Bekerjasama dengan : Peraturan lomba JAKARTA ANTAR MASTER 2015 di adopsi dari peraturan yang

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG BULUTANGKIS IMSSO LIGA MEDIKA 2017

PERATURAN KHUSUS CABANG BULUTANGKIS IMSSO LIGA MEDIKA 2017 PERATURAN KHUSUS CABANG BULUTANGKIS IMSSO LIGA MEDIKA 2017 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta bulutangkis Liga Medika 2017 adalah sebuah tim yang terdiri atas mahasiswa/i strata 1 Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

PENCAK SILAT OLIMPIADE BRAWIJAYA

PENCAK SILAT OLIMPIADE BRAWIJAYA PENCAK SILAT OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN 1. Perorangan Putra Dewasa a. Kelas A Berat 45 50 kg b. Kelas B Berat 51 55 kg c. Kelas C Berat 56 60 kg d. Kelas D Berat 61 65 kg e. Kelas E

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN MUGADETA FUTSAL COMPETITION (MFC) SABTU-AHAD, MARET 2018

PERATURAN PERTANDINGAN MUGADETA FUTSAL COMPETITION (MFC) SABTU-AHAD, MARET 2018 PERATURAN PERTANDINGAN MUGADETA FUTSAL COMPETITION (MFC) SABTU-AHAD, 24-25 MARET 2018 TUJUAN KEGIATAN - Menjalin hubungan yang baik antar peserta didik sekolah dasar - Memperkenalkan pertandingan sepakbola

Lebih terperinci

Pedoman PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2013

Pedoman PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2013 Pedoman PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN FUTSAL PSYCHO CUP PSYCHOLOGY BASKETBALL FUTSAL AND CHEERLEADING COMPETITION UGM 2014

PERATURAN PERTANDINGAN FUTSAL PSYCHO CUP PSYCHOLOGY BASKETBALL FUTSAL AND CHEERLEADING COMPETITION UGM 2014 PERATURAN PERTANDINGAN FUTSAL PSYCHO CUP PSYCHOLOGY BASKETBALL FUTSAL AND CHEERLEADING COMPETITION UGM 2014 Demi keteraturan dan keseragaman permainan futsal, maka pelaksanaan Futsal Psycho Cup 2014 berdasarkan

Lebih terperinci

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS BADMINTON LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS CABANG BADMINTON LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta Bulutangkis IMSSO Liga Medika 2018 adalah sebuah kontingen

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET IMSSO LIGA MEDIKA 2017

PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET IMSSO LIGA MEDIKA 2017 PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET IMSSO LIGA MEDIKA 2017 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta basket IMSSO Liga Medika 2017 adalah sebuah tim yang terdiri atas mahasiswa/i strata 1 Fakultas Kedokteran (Jurusan

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG FUTSAL PUTRI IMSSO LIGA MEDIKA 2017

PERATURAN KHUSUS CABANG FUTSAL PUTRI IMSSO LIGA MEDIKA 2017 PERATURAN KHUSUS CABANG FUTSAL PUTRI IMSSO LIGA MEDIKA 2017 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi futsal putri IMSSO Liga Medika 2017 dibuka untuk mahasiswi program studi pendidikan dokter dan pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2015

PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2015 PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA 1 KATA PENGANTAR Salah

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA FESTIVAL :: BASKETBALL COMPETITION ::.

STIKOM SURABAYA FESTIVAL :: BASKETBALL COMPETITION ::. PERATURAN STIFEST (STIKOM SURABAYA FESTIVAL) BASKETBALL COMPETITION 2016 BAB I Pasal 1 Definisi a) STIFEST BASKETBALL COMPETITION 2016 adalah perlombaan antar SMA yang dibentuk untuk menunjang prestasi

Lebih terperinci

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS BASKET PUTRI LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET PUTRA DAN PUTRI LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta IMSSO Liga Medika 2018 adalah mahasiswa/i

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA INLINE SKATE OPEN VENI VIDI VICI APRIL 2011 A. PERSYARATAN PESERTA

PERATURAN LOMBA INLINE SKATE OPEN VENI VIDI VICI APRIL 2011 A. PERSYARATAN PESERTA PERATURAN LOMBA INLINE SKATE OPEN VENI VIDI VICI APRIL 2011 A. PERSYARATAN PESERTA 1. Peserta lomba adalah para pemain inline skate : a. umum b. terdaftar pada klub sepatu roda c. ekstra kurikulum pada

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA Desember Diselenggarakan oleh : MONASTANA Speed Skating Club - Jakarta

PERATURAN LOMBA Desember Diselenggarakan oleh : MONASTANA Speed Skating Club - Jakarta PERATURAN LOMBA 26-27 Desember 2015 Diselenggarakan oleh : MONASTANA Speed Skating Club - Jakarta Bekerjasama dengan : DISORDA DKI JAKARTA PENGPROV SEPATU RODA DKI JAKARTA Peraturan lomba JAKARTA ANTAR

Lebih terperinci

INFORMASI UMUM FUTSAL CHEMISTRY FESTIVAL AND COMPETITION 2017

INFORMASI UMUM FUTSAL CHEMISTRY FESTIVAL AND COMPETITION 2017 INFORMASI UMUM FUTSAL CHEMISTRY FESTIVAL AND COMPETITION 2017 DESKRIPSI KEGIATAN Futsal CFC 2017 adalah kompetisi futsal kedua yang diselenggarakan oleh HM-PS Kimia UIN Sunan Kalijaga. Kompetisi ini mempertandingkan

Lebih terperinci

9 PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR PENCAK SILAT

9 PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR PENCAK SILAT 9 PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR PENCAK SILAT A. UMUM 1. Pelaksanaan Pertandingan Tanggal : 15 20 November 2015 Tempat : Hall UIN Ar-Raniry 2. Technical Meeting Umum Tanggal : 13 November 2015

Lebih terperinci

PANJAT TEBING OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS

PANJAT TEBING OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS PANJAT TEBING OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS a. Setiap fakultas dapat mengirimkan maksimal 3 orang putra perwakilannya. b. Setiap Peserta mengirimkan Pas Foto

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER IMSSO LIGA MEDIKA 2017

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER IMSSO LIGA MEDIKA 2017 PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER IMSSO LIGA MEDIKA 2017 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi mini soccer IMSSO Liga Medika 2017 dibuka untuk mahasiswa program studi pendidikan dokter dan pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN RESMI BERMAIN

PERATURAN RESMI BERMAIN 1 PERATURAN RESMI BERMAIN 1. Permainan dilakukan dengan 5 orang dilapangan untuk tiap tim (termasuk penjaga gawang) dan sisanya berada di bench. 2. Kedua tim harus bermain dengan warna kostum yang berbeda.

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN TURNAMEN FUTSAL GPKN CUP

PERATURAN PERTANDINGAN TURNAMEN FUTSAL GPKN CUP PERATURAN PERTANDINGAN TURNAMEN FUTSAL GPKN CUP A. PERATURAN RESMI BERMAIN 1. Permainan dilakukan dengan 5 orang dilapangan untuk tiap tim (termasuk penjaga gawang) dan sisanya berada di bench. 2. Kedua

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN PEKAN OLAHRAGA ILMU KEPERAWATAN (POKERAN) REGIONAL SEMARANG SALATIGA - KENDAL PSIK-FK UNDIP 2012

PERATURAN PERTANDINGAN PEKAN OLAHRAGA ILMU KEPERAWATAN (POKERAN) REGIONAL SEMARANG SALATIGA - KENDAL PSIK-FK UNDIP 2012 PERATURAN PERTANDINGAN PEKAN OLAHRAGA ILMU KEPERAWATAN (POKERAN) REGIONAL SEMARANG SALATIGA - KENDAL PSIK-FK UNDIP 2012 1. FUTSAL PUTRA A. Peraturan Umum a. Kuota tim dalam pertandingan futsal adalah 18

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS FARMASI CUP 2017 FUTSAL COMPETITION

PERATURAN KHUSUS FARMASI CUP 2017 FUTSAL COMPETITION PERATURAN KHUSUS FARMASI CUP 2017 FUTSAL COMPETITION I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tanggal : 11 19 November 2017 Waktu : Jadwal Pertandingan diberikan saat Malam Atlet Tempat : GOR Amongraga II. Peraturan

Lebih terperinci

(SMP) Babak I Putra Undian 1 vs 2. (SMP) Babak I Putri Undian 1 vs 2 (SMP) Babak I Putra Undian 3 vs 4. (SMP) Babak I Putri Undian 3 vs 4

(SMP) Babak I Putra Undian 1 vs 2. (SMP) Babak I Putri Undian 1 vs 2 (SMP) Babak I Putra Undian 3 vs 4. (SMP) Babak I Putri Undian 3 vs 4 Hari/tanggal : Selasa Sabtu, 13 17 Septermber 2016 Waktu : Pukul 08.00 15.00 WIB Tempat : Lapangan Basket Lt 3 Lighthouse Campus 2 VITA School Jalan Arief Rahman Hakim 189-191, Surabaya. - SUSUNAN ACARA

Lebih terperinci

PANDUAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2015

PANDUAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2015 PANDUAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah sebagai

Lebih terperinci

KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL BALI OPEN 5 10 NOPEMBER 2012

KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL BALI OPEN 5 10 NOPEMBER 2012 KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL BALI OPEN 5 10 NOPEMBER 2012 ( RANKING POINT ) 1. NAMA KEJUARAAN : DJARUM SIRKUIT NASIONAL BALI OPEN 2012 2. PELAKSANAAN a. Waktu : Tanggal 5 10 Nopember 2012

Lebih terperinci

KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL SGS PLN JAWA BARAT OPEN MEI 2012

KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL SGS PLN JAWA BARAT OPEN MEI 2012 KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL SGS PLN JAWA BARAT OPEN 2012 21 26 MEI 2012 ( RANKING POINT ) 1. NAMA KEJUARAAN : DJARUM SIRKUIT NASIONAL SGS PLN JAWA BARAT OPEN 2012 2. WAKTU DAN TEMPAT:

Lebih terperinci

INDONESIA PERATURAN PERMAINAN

INDONESIA PERATURAN PERMAINAN INDONESIA ------------------------------ PERATURAN PERMAINAN VER 1.10 31 JULI 2017 DAFTAR ISI 1. INFORMASI UMUM ROLLER CROSS (RX) 1.1 Kategori Permainan 1.2 Kelompok Umur 1.3 Arena dan Perlengkapan Resmi

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET PUTRA DAN PUTRI LIGA MEDIKA 2018

PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET PUTRA DAN PUTRI LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET PUTRA DAN PUTRI LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta IMSSO Liga Medika 2018 adalah mahasiswa/i aktif Program Studi Pendidikan Dokter atau Program Studi

Lebih terperinci

INDONESIA PERATURAN PERMAINAN

INDONESIA PERATURAN PERMAINAN INDONESIA ------------------------------ PERATURAN PERMAINAN VER 1.00 28 MARET 2017 DAFTAR ISI 1. INFORMASI UMUM ROLLER CROSS (RX) 1.1 Kategori Permainan 1.2 Kelompok Umur 1.3 Arena dan Perlengkapan Resmi

Lebih terperinci

Deskripsi. Penghargaan. Contact Person

Deskripsi. Penghargaan. Contact Person Deskripsi Futsal FesTIval 2017 merupakan salah satu kompetisi bidang olahraga yang dibuka untuk mahasiswa dari perguruan tinggi se-jabodetabek. Tahun ini merupakan tahun pertama dibukanya lomba futsal

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 = PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi Mini Soccer IMSSO Liga Medika 2018 dibuka untuk mahasiswa aktif Program Studi Pendidikan Dokter atau Program

Lebih terperinci

PROPOSAL KEJUARAAN KARATE

PROPOSAL KEJUARAAN KARATE KEJUARAAN INKANAS CIMAHI-KBB CUP 2017 PENGURUS CABANG INKANAS POLRES CIMAHI I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Cabang olah raga karate di Kota Cimahi telah berkembang sedemikian pesat, khususnya INKANAS

Lebih terperinci

REGULASI PERTANDINGAN BASKET SMA PESONA IMTCUP 2012

REGULASI PERTANDINGAN BASKET SMA PESONA IMTCUP 2012 REGULASI PERTANDINGAN BASKET SMA PESONA IMTCUP 2012 A. PERATURAN UMUM 1. Keputusan Panitia Tidak dapat diganggu gugat. 2. Peraturan permainan Basket SMA yang digunakan dalam PESONA IMT CUP 2012 adalah

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA

PERATURAN PERTANDINGAN IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA PERATURAN PERTANDINGAN IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA PENDAHULUAN Pertandingan Pencak Silat Indonesia dilakukan berdasarkan rasa persaudaraan dan jiwa kesatria dengan menggunakan insur-unsur beladiri, seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate merupakan seni beladiri yang dikembangkan di Jepang pada tahun 1922 (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, sedangkan

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT

PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT PENDAHULUAN Pertandingan Pencak Silat Antarabangsa dilakukan berdasarkan rasa persaudaraan dan jiwa kesatria dengan menggunakan unsur-unsur beladiri, seni dan olahraga

Lebih terperinci

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS MINISOCCER LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi mini soccer IMSSO Liga Medika 2018 dibuka untuk

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 = PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi Mini Soccer IMSSO Liga Medika 2018 dibuka untuk mahasiswa aktif Program Studi Pendidikan Dokter atau Program

Lebih terperinci

KETENTUAN TURNAMEN BOLA BASKET

KETENTUAN TURNAMEN BOLA BASKET KETENTUAN TURNAMEN BOLA BASKET Peraturan Pertandingan 1. Peraturan pertandingan yang digunakan mengacu pada peraturan FIBA 2014. 2. Setiap peserta diharapkan memahami peraturan yang dimaksud. 3. Pemain

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS Tennis Meja PEKAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PETUNJUK TEKNIS Tennis Meja PEKAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET PETUNJUK TEKNIS Tennis Meja PEKAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET Peraturan tenis meja non teknis 1. Kuota Olimpiade Bola Voli sebanyak 9 fakultas 2. Setiap fakultas mengirimkan 1 tim ganda putra

Lebih terperinci

BASKET OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

BASKET OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 BASKET OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN 1. Putra 2. Putri II. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS 1. Tiap Fakultas mengirimkan 2 Tim, yaitu Tim putra dan Tim Putri. 2. Tiap tim

Lebih terperinci

PERATURAN PERMAINAN LIGA FUTSAL Sportaculer High School and College Tournament (SPECTA) 2016

PERATURAN PERMAINAN LIGA FUTSAL Sportaculer High School and College Tournament (SPECTA) 2016 PERATURAN PERMAINAN LIGA FUTSAL Sportaculer High School and College Tournament (SPECTA) 2016 PERGANTIAN PEMAIN 1. Pergantian pemain dapat dilakukan sewaktu-waktu selama pertandingan berlangsung. 2. Jumlah

Lebih terperinci

PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR FUTSAL

PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR FUTSAL 6 PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABOR FUTSAL A. UMUM 1. Pelaksanaan Pertandingan Tanggal : 14 20 November 2015 Tempat : Lapangan Fair Play Seutui, Banda Aceh 2. Technical Meeting Umum Tanggal :

Lebih terperinci

INFORMASI KONTES ROBOT ELEKTRO FAIR 2018

INFORMASI KONTES ROBOT ELEKTRO FAIR 2018 INFORMASI KONTES ROBOT ELEKTRO FAIR 2018 SYARAT PENDAFTARAN : 1. Membawa nama tim dan daftar nama anggota tim (nama lengkap peserta dan guru pembimbing, setiap tim terdiri atas maksimal 3 (tiga) siswa

Lebih terperinci

PERATURAN UMUM & PERATURAN TEKNIS KOMPETISI DEBAT UNIVERSITAS TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR IX

PERATURAN UMUM & PERATURAN TEKNIS KOMPETISI DEBAT UNIVERSITAS TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR IX PERATURAN UMUM & PERATURAN TEKNIS KOMPETISI DEBAT UNIVERSITAS TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR IX BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1. Padjadjaran Law Fair IX,

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN PIALA PERBASI 2016

PERATURAN PERTANDINGAN PIALA PERBASI 2016 Sekretariat: Jl. Wahidin Sudiro Husodo (Komplek GOR Wira Bhakti) Lumajang, Tlp. 082331513158 ; email: lumajangperbasi@gmail.com ; website : http://perbasi-lumajang.com PERATURAN PERTANDINGAN PIALA PERBASI

Lebih terperinci

SEPAK BOLA 1. PERATURAN UMUM

SEPAK BOLA 1. PERATURAN UMUM SEPAK BOLA 1. PERATURAN UMUM 1A. Sifat Peraturan Keputusan Panitia Liga Merah Maroon adalah final dan tidak dapat diganggu gugat. Semua peserta Liga Merah Maroon wajib mengikuti semua aturan yang telah

Lebih terperinci

LARI GAWANG OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 II. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS

LARI GAWANG OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 II. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS LARI GAWANG OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN a. Lari Gawang 110 M Putra b. Lari Gawang 100 M Putri II. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS a. Setiap fakultas dapat mengirimkan

Lebih terperinci

KETENTUAN KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL JAKARTA OPEN 2013 TANGGAL MEI 2013 ( RANKING POINT )

KETENTUAN KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL JAKARTA OPEN 2013 TANGGAL MEI 2013 ( RANKING POINT ) KETENTUAN KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL JAKARTA OPEN 2013 TANGGAL 13 18 MEI 2013 ( RANKING POINT ) 1. NAMA KEJUARAAN : DJARUM SIRKUIT NASIONAL BULUTANGKIS JAKARTA OPEN 2013 2. PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2 1- PERSYARATAN UMUM

2 1- PERSYARATAN UMUM Peringkat 2 Bagian 1- PERSYARATAN UMUM 1.1 Pendahuluan Peringkat 1 telah memperkenalkan wasit pada konsep-konsep dasar dari penilaian penampilan senam. Peringkat 2 akan membahas, secara lebih detil, penilaian

Lebih terperinci

BASKET. Pembayaran dapat dilakukan secara langsung ke Sekretariat Liga Merah Maroon atau transfer melalui nomor rekening : a.n. Nur Sehah.

BASKET. Pembayaran dapat dilakukan secara langsung ke Sekretariat Liga Merah Maroon atau transfer melalui nomor rekening : a.n. Nur Sehah. BASKET 1. PERATURAN UMUM 1A. Sifat Peraturan Keputusan Panitia Liga Merah Maroon adalah final dan tidak dapat diganggu gugat. Semua peserta Liga Merah Maro on wajib mengikuti semua aturan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2012

PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2012 PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2012 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2012

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA

FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA Kompetisi Futsal Umum BFA CUP III 2014 Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Email : Dengan ini bersedia menjadi peserta Kompetisi Futsal Umum BFA CUP III 2014 Dengan

Lebih terperinci

PERATURAN UMUM ECONOMICS DEBATE COMPETITION BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN UMUM ECONOMICS DEBATE COMPETITION BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PERATURAN UMUM ECONOMICS DEBATE COMPETITION BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1. Debat Ekonomi Islam 2018, adalah kegiatan perlombaan debat mahasiswa tingkat Nasional

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

PANDUAN KEGIATAN LIGA SEPAKBOLA REMAJA SINODE GMIM TAHUN 2016 DI WILAYAH TONDANO DUA

PANDUAN KEGIATAN LIGA SEPAKBOLA REMAJA SINODE GMIM TAHUN 2016 DI WILAYAH TONDANO DUA PANDUAN KEGIATAN LIGA SEPAKBOLA REMAJA SINODE GMIM TAHUN 2016 DI WILAYAH TONDANO DUA I. PELAKSANAAN KEGIATAN Technical Meeting Tanggal : 21 September 2016 Pukul Tempat : 14.00 Wita s/d selesai : Rumah

Lebih terperinci

PERATURAN PANITIA TARUNA JAYA BASKETBALL EAST JAVA 2017

PERATURAN PANITIA TARUNA JAYA BASKETBALL EAST JAVA 2017 PERATURAN PANITIA TARUNA JAYA BASKETBALL EAST JAVA 2017 SIFAT PERATURAN 1. Keputusan panitia penyelenggara Taruna Jaya Basketball East Java 2017 adalah final dan tidak dapat diganggu gugat. 2. Semua peserta

Lebih terperinci

KETENTUAN SIRKUIT NASIONAL B MILO BADMINTON COMPETITION JATIM OPEN 2017

KETENTUAN SIRKUIT NASIONAL B MILO BADMINTON COMPETITION JATIM OPEN 2017 KETENTUAN SIRKUIT NASIONAL B MILO BADMINTON COMPETITION JATIM OPEN 2017 REKOMENDASI : PP PBSI (Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) 1. PELAKSANA KEJUARAAN : Pengprov PBSI Kota Malang

Lebih terperinci

TATA CARA/KETENTUAN KALIGRAFI NASAKH RIAB FAIR VI 2017

TATA CARA/KETENTUAN KALIGRAFI NASAKH RIAB FAIR VI 2017 TATA CARA/KETENTUAN KALIGRAFI NASAKH Persyaratan peserta 1. Peserta merupakan siswa/i tingkat SMP/MTs Se-derajat 2. Mengikuti TM (Technical Meeting) di hari yang ditentukan. 3. Membayar uang pendaftaran

Lebih terperinci

PERATURAN FUTSAL. Seorang pemain hanya boleh bergabung dengan 1 tim saja. Warna baju yang dipakai masing-masing tim tidak boleh sama.

PERATURAN FUTSAL. Seorang pemain hanya boleh bergabung dengan 1 tim saja. Warna baju yang dipakai masing-masing tim tidak boleh sama. PERATURAN FUTSAL Waktu Permainan Lama pertandingan 1 babak : 15 menit Lama pertandingan 2 babak : 2x15 menit Lama waktu Istirahat Total Waktu : 2 menit : 32 menit Peraturan Utama Seorang pemain hanya boleh

Lebih terperinci

DJARUM SIRKUIT NASIONAL JAWA TIMUR OPEN 2012 Surabaya, November 2012 (RANKING POINT)

DJARUM SIRKUIT NASIONAL JAWA TIMUR OPEN 2012 Surabaya, November 2012 (RANKING POINT) DJARUM SIRKUIT NASIONAL JAWA TIMUR OPEN 2012 Surabaya, 19 24 November 2012 (RANKING POINT) 1. NAMA KEJUARAAN : DJARUM SIRKUIT NASIONAL JAWA TIMUR OPEN 2012 2. PELAKSANAAN : a. Waktu : 19 24 November 2012

Lebih terperinci

PANDUAN PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT SMA TAHUN Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

PANDUAN PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT SMA TAHUN Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah PANDUAN PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT SMA TAHUN 2018 Direktorat Kementerian Pembinaan Pendidikan Sekolah dan Menengah Kebudayaan Atas Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

TATA TERTIB CABANG TENNIS PEKAN OLAHRAGA MASYARAKAT (PORMAS) KANSAI 2014 KYOTO, 9 AGUSTUS 2014

TATA TERTIB CABANG TENNIS PEKAN OLAHRAGA MASYARAKAT (PORMAS) KANSAI 2014 KYOTO, 9 AGUSTUS 2014 TATA TERTIB CABANG TENNIS PEKAN OLAHRAGA MASYARAKAT (PORMAS) KANSAI 2014 KYOTO, 9 AGUSTUS 2014 I. KETENTUAN UMUM A. Pendahuluan 1. Ketentuan cabang Tenis merujuk kepada peraturan resmi (official law of

Lebih terperinci

Ketentuan Kejuaraan Bulutangkis DJARUM SIRKUIT NASIONAL LI NING JAWA TIMUR OPEN 2013 Surabaya, November 2013 (RANKING POINT)

Ketentuan Kejuaraan Bulutangkis DJARUM SIRKUIT NASIONAL LI NING JAWA TIMUR OPEN 2013 Surabaya, November 2013 (RANKING POINT) Ketentuan Kejuaraan Bulutangkis Surabaya, 11-16 November 2013 (RANKING POINT) 1. NAMA KEJUARAAN : 2. PELAKSANAAN : a. Waktu : 11-16 November 2013 mulai pukul 08.00 WIB b. Tempat : 1. Gedung Bulutangkis

Lebih terperinci

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB IV BELA DIRI 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pencak Silat Olahraga bela diri pencak silat merupakan salah satu alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya melestarikan

Lebih terperinci

KETENTUAN KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL DKI JAKARTA OPEN 2012 TANGGAL MEI 2012 ( RANKING POINT )

KETENTUAN KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL DKI JAKARTA OPEN 2012 TANGGAL MEI 2012 ( RANKING POINT ) KETENTUAN KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL DKI JAKARTA OPEN 2012 TANGGAL 14 19 MEI 2012 ( RANKING POINT ) 1. NAMA KEJUARAAN : DJARUM SIRKUIT NASIONAL JAKARTA 2012 2. PELAKSANAAN : a. Waktu

Lebih terperinci

PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL

PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga selain untuk menjadikan pelajar menjadi sehat sehingga dapat menuntut

Lebih terperinci

Pendaftaran dibuka jam kantor, 09.00 Wita 16.00 Wita. Tidak ada undangan khusus dan wajib diikuti manager/official.

Pendaftaran dibuka jam kantor, 09.00 Wita 16.00 Wita. Tidak ada undangan khusus dan wajib diikuti manager/official. KETENTUAN-KETENTUAN KEJUARAAN BULUTANGKIS UHO OPEN 2014 KENDARI, 23 S/D 30 AGUSTUS 2014 A. Waktu dan Tempat Waktu Pertandingan : 23 s/d 30 Agustus 2014 Tempat : Gedung Olahraga Jakarta Sport Jln. Sungai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga gulat identik dengan dua orang yang saling berhadapan dan berusaha saling mengungguli

Lebih terperinci

PERATURAN SEPAK TAKRAW

PERATURAN SEPAK TAKRAW TUGAS SEPAK TAKRAW PERATURAN SEPAK TAKRAW DISUSUN OLEH : AKRAM ZAKY A1D410011 Dosen Pengampu Drs. Marjohan, S.pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

VIOLET COMPETITION 8 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN FUTSAL VCOM 8

VIOLET COMPETITION 8 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN FUTSAL VCOM 8 PERATURAN FUTSAL VCOM 8 PERATURAN UMUM 1. Keputusan panitia dan wasit tidak dapat diganggu gugat. 2. Peserta futsal VCom 8 wajib hadir ketika Technical Meeting. Setiap tim dihadiri perwakilan maksimal

Lebih terperinci

PERATURAN UMUM & PERATURAN TEKNIS KOMPETISI DEBAT SEKOLAH MENENGAH ATAS TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR IX

PERATURAN UMUM & PERATURAN TEKNIS KOMPETISI DEBAT SEKOLAH MENENGAH ATAS TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR IX PERATURAN UMUM & PERATURAN TEKNIS KOMPETISI DEBAT SEKOLAH MENENGAH ATAS TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR IX BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1. Padjadjaran Law

Lebih terperinci

4. Babak semifinal dan final akan diadakan pada Jumat, 27 Mei 2016.

4. Babak semifinal dan final akan diadakan pada Jumat, 27 Mei 2016. Persyaratan Lomba Ifuto Futsal : 1. Peserta berdomisili di Indonesia dan berasal dari kategori umur 17 23 tahun. 2. Setiap peserta diwajibkan melampirkan fotokopi Kartu Pelajar/ Kartu Mahasiswa dan Kartu

Lebih terperinci

PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA TARUNG DERAJAT

PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA TARUNG DERAJAT 12 PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA TARUNG DERAJAT A. UMUM 1. Waktu dan Tempat Tanggal : 14 19 November 2015 Tempat : Gedung AAC Dayan Dawod - Unsyiah, Banda Aceh 2. Technical Meeting

Lebih terperinci

KETENTUAN KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL BULUTANGKIS SIGER LAMPUNG TANGGAL 8 s/d 13 APRIL 2013 ( RANKING POINT )

KETENTUAN KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL BULUTANGKIS SIGER LAMPUNG TANGGAL 8 s/d 13 APRIL 2013 ( RANKING POINT ) KETENTUAN KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL BULUTANGKIS SIGER LAMPUNG TANGGAL 8 s/d 13 APRIL 2013 ( RANKING POINT ) 1. NAMA KEJUARAAN : DJARUM SIRKUIT NASIONAL BULUTANGKIS SIGER LAMPUNG 2013

Lebih terperinci

melalui kompetisi ataupun kejuaraan-kejuaraan baik tingkat regional, Nasional sehingga melahirkan atlit yang berprestasi Internasional tentunya.

melalui kompetisi ataupun kejuaraan-kejuaraan baik tingkat regional, Nasional sehingga melahirkan atlit yang berprestasi Internasional tentunya. I. PENDAHULUAN Bersumber kepada kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, olahraga merupakan unsur pokok dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, guna menunjang Pembangunan Bangsa dan Negara

Lebih terperinci

Peraturan Administrasi Peraturan Umum Peraturan Pertandingan

Peraturan Administrasi Peraturan Umum Peraturan Pertandingan Peraturan Administrasi 1. Peserta Sport Invitation terdaftar sebagai distributor K-Link aktif yang mempunyai peringkat minimal Manager. 2. Peserta dalam kondisi sehat secara Jasmani dan Rohani. 3. Menyerahkan

Lebih terperinci

Panduan Peraturan. Mile Family Club Line Follower Robot Contest 2016 With Universitas Potensi Utama. Lab Studio, Lantai 1. Food Court, Lantai 5

Panduan Peraturan. Mile Family Club Line Follower Robot Contest 2016 With Universitas Potensi Utama. Lab Studio, Lantai 1. Food Court, Lantai 5 [Millennium ICT Center] [Universitas Potensi Utama] Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Panduan Peraturan Mile Family Club Line Follower Robot Contest 2016 With Universitas Potensi Utama TECHNICAL MEETING

Lebih terperinci

VALUE & STANDAR KOMPETISI AIS BANDUNG FUTSAL GOES TO SCHOOL CUP III 2014

VALUE & STANDAR KOMPETISI AIS BANDUNG FUTSAL GOES TO SCHOOL CUP III 2014 VALUE & STANDAR KOMPETISI AIS BANDUNG FUTSAL GOES TO SCHOOL CUP III 2014 AIS BANDUNG GOES TO SCHOOL III 2014 adalah kompetisi Futsal SMA/SMK Se-Bandung Raya dimana kompetisi ini AIS BANDUNG berusaha untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN AMATIR (KOMITE) BAB 1 SARANA PERTANDINGAN PASAL 1 ARENA DAN KELENGKAPAN PERTANDINGAN

PERATURAN PERTANDINGAN AMATIR (KOMITE) BAB 1 SARANA PERTANDINGAN PASAL 1 ARENA DAN KELENGKAPAN PERTANDINGAN PERATURAN PERTANDINGAN AMATIR (KOMITE) BAB 1 SARANA PERTANDINGAN PASAL 1 ARENA DAN KELENGKAPAN PERTANDINGAN 1. Ukuran minimal arena pertandingan 6x6 m dan maksimal 9x9 m, dengan daerah aman diluar arena

Lebih terperinci

Kompetisi Debat Nasional MMO 2015 Himpunan Mahasiswa D3 Manajemen Pemasaran Telkom University

Kompetisi Debat Nasional MMO 2015 Himpunan Mahasiswa D3 Manajemen Pemasaran Telkom University PETUNJUK TEKNIS KOMPETISI DEBAT NASIONAL MARKETING MANAGEMENT OLYMPIAD (MMO) TINGKAT SMA/SEDERAJAT TELKOM UNIVERSITY KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1. Kompetisi Debat Mahasiswa

Lebih terperinci

PERATURAN PSYCHE 2017

PERATURAN PSYCHE 2017 PERATURAN PSYCHE 2017 HIMPUNAN MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 TATA TERTIB PSYCHE 2017 A. Hak Peserta 1. Peserta berhak untuk mendapatkan perlakuan yang

Lebih terperinci

Peraturan Ambassador Cup Ketentuan Kontingen, Tim/Atlet dan Pendukungnya

Peraturan Ambassador Cup Ketentuan Kontingen, Tim/Atlet dan Pendukungnya Peraturan Ambassador Cup 2013 Ketentuan Kontingen, Tim/Atlet dan Pendukungnya 1. Kontingen adalah kumpulan tim/atlet pertandingan yang mewakili masing-masing komunitas Indonesia di Belanda ditambah dengan

Lebih terperinci

KETENTUAN LOMBA CABANG OLAHRAGA IPPBMM VII 2018 IAIN PURWOKERTO

KETENTUAN LOMBA CABANG OLAHRAGA IPPBMM VII 2018 IAIN PURWOKERTO KETENTUAN LOMBA CABANG OLAHRAGA IPPBMM VII 2018 IAIN PURWOKERTO FUTSAL a.kategori: Putra dan Putri b.waktu dan Tempat pertandingan 1. Waktu Pertandingan cabang olah raga Futsal: terlampir 2. Tempat pertandingan:

Lebih terperinci

PANITIA DIES NATALIS XXXI DAN WISUDA XX UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP TAHUN 2017

PANITIA DIES NATALIS XXXI DAN WISUDA XX UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP TAHUN 2017 Peraturan Pertandingan 3 X 3 REKTOR CUP 2017 ANTAR SMA SEDERAJAT SE-MADURA A. SYARAT PESERTA Peserta adalah siswa SMA, SMK, MA, atau yang sederajat. Dalam satu tim, terdiri dari pemain dari sekolah yang

Lebih terperinci

SPORTIFITAS TINGKATKAN INTEGRITAS!

SPORTIFITAS TINGKATKAN INTEGRITAS! SPORTIFITAS TINGKATKAN INTEGRITAS! Olimpiade Bola Voli Pekan Mahasiswa UNS Pendaftaran : 28 November - 4 Desember 2014 Pelaksanaan : 12 Desember - 15 Desember 2014 Persyaratan & Ketentuan : 1. Setiap fakultas

Lebih terperinci

EDARAN KEJUARAAN BULUTANGKIS WALIKOTA CILEGON OPEN 2013 SWASTA TINGKAT NASIONAL (RANGKING POINT) 1. NAMA KEJUARAAN : WALIKOTA CILEGON OPEN 2013

EDARAN KEJUARAAN BULUTANGKIS WALIKOTA CILEGON OPEN 2013 SWASTA TINGKAT NASIONAL (RANGKING POINT) 1. NAMA KEJUARAAN : WALIKOTA CILEGON OPEN 2013 EDARAN KEJUARAAN BULUTANGKIS WALIKOTA CILEGON OPEN 2013 SWASTA TINGKAT NASIONAL (RANGKING POINT) 1. NAMA KEJUARAAN : WALIKOTA CILEGON OPEN 2013 2. PELAKSANAAN : a. Waktu Pelaksanaan : - Tanggal 28 Mei

Lebih terperinci

TOR THEME OF REFERENCE

TOR THEME OF REFERENCE TOR THEME OF REFERENCE A. FUTSAL 1. NAMA KEJUARAAN : Pertandingan Futsal Mahasiswa Kesehatan se- Sumatera Barat. 2. PELAKSANAAN : a) Waktu : Tanggal 14-15 Oktober 2017 mulai pukul : 09.00 WIB b) Tempat

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA -1- DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG LOGO, PATAKA, DAN PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

DAFTAR PEMAIN (FUTSAL)

DAFTAR PEMAIN (FUTSAL) Nama Tim : Nama Contact Person : Contact No : DAFTAR PEMAIN (FUTSAL) Daftar Pemain 1. Nama : 2. Nama : No passport : 3. Nama : 1 4. Nama : 5. Nama : 6. Nama : 7. Nama : 2 8. Nama : DAFTAR PEMAIN (BASKET)

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN LOMBA CEPAT TEPAT BUDDHIS STAB DHARMA WIDYA

FORMULIR PENDAFTARAN LOMBA CEPAT TEPAT BUDDHIS STAB DHARMA WIDYA FORMULIR PENDAFTARAN LOMBA CEPAT TEPAT BUDDHIS STAB DHARMA WIDYA Nama Sekolah/Vihara/Cetiya :........................................ Alamat :........................................... Tingkat lomba yang

Lebih terperinci