Diagnosis Banding : Kista pilaris, steatkistoma simpleks/inultipleks, lipoma.

Transkripsi

1 KISTA EPIDERMAL Sinonim : Kista epidermoid, kista epithelial, kista keratin. Defenisi : Kista epidermal adalah bentuk kista yang paling sering terjadi, berasal dari proliferasi sel-sel epidermis dan berisi keratin. Epitemiologi : Jarang di jumpai pada kanak-kanak, tetapi sering terjadi pada dewasa muda dan usia pertengahan. Mengenai pria dan wanita dengan frekuensi yang sama. Etiologi : Kista epidermal biasanya merupakan akibat inflamasi di sekitar folikel sebasea, atau akibat implantasi fragmen epidermis karena tratuna tusuk. Manifestasi Kilnik : Kista ini sering ditemukan pada daerah yang banyak kelenjar sebaseanya. seperti pada wajah, leher, dada punggung, kulit kepala. Lesi berupa nodul bentuk kubah dengan diameter bervariasi. permukaannya licin, mudah digerakkan dari dasarnya tetapi biasanya melekat pada kulit diatasnya. Dapat tunggal atau multiple, konsistensinya keras, dan hilang pada penekanan. Kulit di atasnya tampak normal. berwarna pucat atau kekuningan, pertumbuhannya lambat, dan asimtomatik. Isi kista berupa masa seperti keju dan berbau. Histopatologi : Dinding kista tersusun daei epidermis dengan struktur yang sama dengan epidermis pada pennukaan kulit dengan stratum granulosum yang jelas. Lumen kista berisi bahan keratin yang tersusun benlapis-lapis. Diagnosis Banding : Kista pilaris, steatkistoma simpleks/inultipleks, lipoma. Pengobatan : Pada umumnya kista epidermis tidak memerlukan pengobatan apapun. Bila menimbulkan gangguan dapat dilakukan eksisi atai diseksi seluruh dinding kista dengan insisi. Bila bagian dinding tertinggal, kista dapat kambuh. Destruksi dinding kista dengan kuret, cairan kimiawi, atau elektrodesikasi memberikan hasil yang kurang memuaskan.

2 Prognosis : Kista epidermal yang tidak diobati kadang-kadang dapat mengalami transformasi granulomatosa dan mengalaini resolusi dengan meninggalkan parut dermal fokal yang kecil. Jarang sekali terjadi transformasi maligna

3 KISTA TRIKILEMAL Sinonim : Ksta pilaris, kista sebaseus. Defenisi : Kista trikilemal merupakan suatu kista yang berisi keratin, tersusun oleh suatu epitel yang menyerupai selubung luar akar rambut, dapat diturunkan secara autosomal dominan. Epidemiologi : Biasanya tampak pada usia pertengahan. Wanita lebih sering terkena daripada pria, Etiologi : Dindmg kisa berasal dan selubung luar akar rambut yang mengelilingi bagian bawah folikel rambut Manifestasi Kilnik : Biasanya terjadi pada kulit kepala. Secara klinis sulit dibedakan dengan kista cpidermal, tetapi kista ini lebih mudah dienukleasi dan isinya lcbih keratinosa dan tidak begitu berlemak serta kurang berbau dibandingkan isi kista cpidermis. Histopatologi : Tampak dinding kista dibatasi beberapa lapis sel epidernis yang berbentuk kuboid yang tersusun palisade tanpa stratum granulosum dan jembatan interseluler. Sel epitel yang berbatasan dengan isi kista metnbcngkak dan bensi sitoplasma yang bcrwarna pucat. Isi kista berupa material eosinofilik yang homogen. Diagnosis Banding : Kista epidermal, Silindroma, Lipoma. Pengobatan : Terapi untuk kista trikilemal sama dengan kista epidermal. Prognosis : Baik, jarang mengalami transformasi maligna.

4 KISTA DERMOID Defenisi : Kista dermoid mempakan kista yang berasal dan ektoderrnal, dindingnya dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan berisi apendiks kulit sefla biasanya terdapat pada garis fusi embrional, Epidemiologi : Kista dernoid jarang terjadi, mengenai pria dan wanita sama banyaknya, narnun ada pendapat lain yang mengatakan lebih banyak dijurnpai pada pria. Etiologi : Kista ini berkembang dan sekuesterasi epitel sepanjang gans flisi embrionik. Manifestasi Klinik : Berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukuran 1-4 cm, mudah digerakkan dari kulit diatasnya dan dan janingan di bawahnya. Pada perabaan, permukaannya haluis, konsistensi lunak dan kenyal, dan secara makroskopis isi kista berupa material keratin yang benlemak dengan rambut, juga kadang-kadang tulang, gigi atau janngan syaraf. Lokasi tumor biasanya pada kepala dan leher, pada ganis fusi embrionik kadang juga pada ovarium. Histopatologi : Tampak dinding kista benipa epidermis dengan apendiksnya yang sudah sempuma perkembangannya. sehingga sering dijumpai adanya olikel rambut yang tumbuh ke dalam lumen kista, sedangkan dermis mengelingi kista, dan mengandung kelenjar sebasea, kelenjar ekrin dan kadang-kadang apokrin. Diagnosis Banding : Kista epitel lainnya, Glioma, Ensefalokel Pengobatan : Eksisi total. Bila terdapat trakius sinus maka hams dilakukan eksplorasi dan eksisi guna mencegah relmrensi. Prognosis : Bila eksisi dilakukan secara komplit. maka hasilnya bersifat kuratif.

5 NEUROFIBROMA Pengertian Neurofibroma adalah jenis tumor saraf yang terbanyak ditemukan. Tumor ini merupakan priliferasi endoneural matriks dengan dominasi dari sel schwann, yang berada diselubung saraf. Neurofibroma tipe fleksiforn tumbuh infiltratif dan dapat terjadi pada penyakit von recklinghausen. Biasanya tipe ini dimulai pada masa anak anak, pengangkatannya sangat sukar. Disamping dilakukan eksenterasi, sebaiknya vermiform cords diangkat, karena tumor ini dapat kambuh lagi. Neurofibroma yang berbentuk soliter biasanya bila terjadi pada ornag dewasa maka prognosisnya lebih baik. Tumor ini berkapsul, pengangkatannya tidak menyebabkan masalah karena dapat diangkat. Klasifikasi 1. Tipe 1: menyebabkan perubahan pada kulit dan tulang. Dimulai sejaklahir. Kelainan pada kromosom Tipe 2 (NF2). Menyebabkan hilangnyapendengaran, bunyi berdenging pada telinga, dan gangguan keseimbangan. Biasanyadimulai usia remaja. Kelainan kromosom Schwannomatosis, menyebabkan nyeri yang hebat. Jenisini yang paling jarang ditemukan. Mungkin berhubungan dengan mutasi gen SMARCB1yang terletak pada kromosom 22. Terjadi kelainan ini dapat diturunkan atauterjadi respon, tetapi hal ini belum dapat dijelaskan Etiologi

6 Neurofibromatosis (penyakit von Recklinghausen). Neurofibromatosis merupakan kelainan herediter yang bermanifestasi dalam bentuk bercak bercak berpigmen (macula cafe-aulait),bercak pertumbuhan dapat pula terjadi pada sistem saraf,otot dan tulang.degenerasi maligna neurofibroma dapat dijumpai pada sebagian pasien. Neurofibroma mempunyai 2 tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Penyebab kedua tipe neurofibroma adalah adanya mutasi gen. pada neurofibroma tipe 1 gen yang bermutasi ada pada kromosom 17 dan neurofibroma tipe 2 gen yang bermutasi ada pada kromosom 22. penderita neurofibroma kebanyakan mendapatkan dari kedua orang tua. Manifestasi Klinis 1. Terdapat noda berwarna coklat muda (café-au-lait) pada kulit. 2. Terlihat dua (atau lebih) neurofibromas seukuran kacang polong yang tumbuh pada jaringan tissue, di bawah kulit atau pada banyak jaringan tissue. 3. Terdapat bintik-bintik di ketiak atau di daerah selangkangan. 4. Tumor di sepanjang syaraf optik mata (optik gioma). 5. Penampilan gumpalan cokelat kecil pigmen di iris mata (Lisch nodul). 6. Parahnya lengkungan tulang belakang (skoliosis). 7. Pembesaran atau bentuk yang berbeda dari tulang lain dalam sistem kerangka. Terapi 1. Umumnya dibiarkan jika tidak mengganggu. 2. Dilakukan pembedahan jika hanya ditemukan satu benjolan. 3. Jika ditemukan banyak benjolan, diperlukan persipan lebih matang untuk pembedahannya (eksisi paliatif), untuk menilai lebih lanjut saraf yang mungkin terlibat. 4. Bila neurofibroma tidak mengenai serabut saraf besar, saraf yang mengandung tumor biasanya dioperasi. Bila terkena serabut saraf besar maka, maka tumor dipisahkan dari serabut saraf lalu kemudian diangkat atau dibiarkan bila tidak ada keluhan. Komplikasi

7 1. Neurofibroma dapat berulang. 2. Berbentuk kurang bagus, biasanya menggelayut (menarik ke bawah) kelopak mata, hidung, mulut, dan sebagainya sehingga mungkin perlu konsultasi dengan dokter bedah plastik untuk terapi lebih lanjut. 3. Terdapat kecenderungan untuk menjadi ganas. DAFTAR PUSTAKA David Rubenstein.2007.Lecture Notes Kedokteran Klinis.Jakarta : Penerbit Erlangga. FreedbergmIM, Austen, KE ; Derrnatholgy in General in Medicine, 6 th ed, McGraw-Hill,New York, 2003 Hurwitz S, Vascular Disorder of inflacy and Childhood, In Clinical Pediatric Dermatology ed WB saudens Company, Philadelphia 1993 Silver, SG, HO.VC : Benign Epithelial Tumors in Fitzpatrich T.B, Eisen, AZ, Wolf K,