Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
|
|
- Ridwan Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Diintegrasikan Dengan Lembar Kerja Terhadap Motivasi Dan Hasil Nurfathurrahmah Abstrak: Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan dengan lembar kerja siswa terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Madapangga, dan untuk mengetahui perbedaan antara pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan lembar kerja dengan pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Madapangga. Penelitian ini adalah quasi eksperimen yang dibagi menjadi dua kelompok, pertama diberi pembelajaran dengan model kooperatif tipe group investigation diintegrasikan dengan lembar kerja siswa dan kelompok kedua sebagai kontrol berupa model pembelajaran langsung. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan pembelajaran kooperatif tipe group investigasi diintegrasikan dengan lembar kerja terhadap motivasi belajar dan h asil belajar siswasiswa SMA Negeri 1 Madapangga (p < 0.05, dengan sig. 0,000) dan (p < 0.05, dengan sig. 0,000) (2) Ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan lembar kerja dengan pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Madapangga (p < 0.05, dengan sig 0.000dan ( p < 0.05, dengan sig 0.000). Kata Kunci: Group investigation, Motivasi belajar, Hasil belajar PENDAHULUAN Biologi sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA/MA, yang mencakup tiga komponen yaitu produk, proses, dan sikap. Keseluruhan komponen tersebut haruslah terealiasasi dalam proses pembelajaran karena yang diharapkan kedepannya dapat meningkatkan kemampuan akademik, melatihkan keterampilan berbicara dan bersosialisasi, sekaligus menanamkan moralitas kepada siswa. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi mata pelajaran biologi siswa masih kurang optimal. Hal ini ditandai dengan skor hasil ulangan harian rata-rata 50%, nilai tersebut jauh di bawah standar KKM sebelum di remedial. Asumsi dasar yang menyebabkan pencapaian kompetensi mata pelajaran biologi siswa kurang optimal disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Proses belajar mengajar biologi masih terfokus pada guru (teachercentered) dan kurang terfokus pada siswa, sehingga mereka hanya melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru, siswa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan 45 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
2 minat dan keinginannya. Siswa tidak menerapkan model yang mampu mengubah diajarkan strategi belajar yang dapat suasana belajar menjadi asyik dan memahami bagaimana belajar, berpikir, dan menyenangkan, sehingga siswa dapat memotivasi diri sendiri padahal aspek-aspek termotivasi dalam belajar. tersebut merupakan kunci keberhasilan Berdasarkan masalah masalah dalam suatu pembelajaran. Hal ini tersebut maka guru di tuntut untuk lebih mengakibatkan suasana belajar yang tidak inovatif dalam menentukan model menyenangkan sehingga membuat materi pembelajaran. Tugas utama guru adalah yang diajarkan kurang diminati dan membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan membosankan bagi siswa. Kebosanan siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, psikomotor dan afektif) kurang memperhatikan pada saat guru dapat berkembang dengan maksimal. Dengan mengajar dan cenderung pasif. Selain itu, juga dipicu oleh kurangnya belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan pemanfaatan perangkat pembelajaran biologi terbentuk kompetensi yaitu kemampuan oleh guru yang berbasis aktifitas, sehingga siswa cenderung menghafal konsep tanpa siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk disertai dengan pemahaman yang baik, siswa life skill sebagai bekal hidup dan kurang berpeluang untuk belajar mandiri, memberdayakan logika yang dimilikinya untuk memahami dan menyatakan konsepkonsep biologi yang dipelajari. Mereka hanya menjadi pendengar yang baik terhadap penghidupannya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru seyogianya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai berbagai cara membelajarkan siswa. Model belajar akan membahas bagaimana cara konsep yang diberikan tanpa ikut terlibat siswa belajar, sedangkan model dalam mengkonstruksi konsep dan prinsip pembelajaran akan membahas tentang secara mandiri. bagaimana cara membelajarkan siswa Di samping itu, penerapan model, dengan berbagai variasinya sehingga pendekatan, strategi, metode dalam PBM masih perlu mendapat perbaikan sehingga dapat menimbulkan interaksi timbal balik antara guru dan siswa. Seorang guru harus terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah model mampu menyajikan materi dengan pembelajaran kooperatif. Slavin (1995) 46 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
3 dalam Sanjaya (2010) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi dan topik biasanya ditentukan oleh guru, selanjutnya melakukan investigasi mendalam pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini terhadap berbagai subtopik yang telah menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli dipilih, kemudian menyiapkan dan pendidikan, ada dua alasannya yaitu: (1) mempresestasikan laporannya di depan kelas beberapa hasil penelitian membuktikan secara keseluruhan (Trianto, 2009). bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif Narudin (2009) mengemukakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation dipengaruhi hubungan sosial, menumbuhkan sikap oleh faktor-faktor yang kompleks menerima kekurangan diri dari orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri, (2) diantaranya: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan pembelajaran kooperatif dapat membuat suasana saling bekerjasama dan merealisasikan kebutuhan siswa dalam berinteraksi antar siswa dalam kelompok belajar berpikir, memecahkan masalah, dan tanpa memandang latar belakang, (3) siswa mengintegrasikan pengetahuan dengan dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik keterampilan. dalam berkomunikasi, (4) adanya motivasi Dalam penelitian ini, peneliti yang mendorong siswa agar aktif dalam mencoba mengadakan perbaikan dan inovasi dalam pembelajaran yang cocok untuk proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. diterapkan yaitu model pembelajaran Menurut Santyasa (2009) bahwa kooperatif tipe group investigation apabila pembelajaran dilakukan dengan (investigasi kelompok). Group investigation diskusi kelompok-kelompok kecil adalah metode pembelajaran yang menggunakan seting pembelajaran kooperatif melibatkan siswa sejak perencanaan, baik tipe group investigation, pertanyaanpertanyaan dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan resitasi dan konstruksi tetap diacu untuk memediasi pembelajaran. Namun, pertanyaan resitasi dan konstruksi tersebut hendaknya dituangkan dalam lembaran kerja (LK). Peranan LK tersebut juga untuk proses kelompok (group process skills). Para siswa memilih sub topik yang ingin dipelajari memandu investigasi. siswa dalam melakukan 47 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
4 Berdasarkan atas permasalahan tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan dengan lembar kerja terhadap motivasi belajar siswa dan hasil belajar kognitif siswa SMA Negeri 1 Madapangga. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah quasi eksperimen menggunakan kelompok ekperimen berupa Penelitian dilaksanakan pada SMA Negeri 1 Madapangga. Adapun rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Postest Control Group Design. Adapun gambaran rancangan: Tabel 1. Rancangan penelitian Kelompok Pretes Perlakuan Postes A B O1 O3 (Sumber: Sugiyono, 2010). Keterangan: X1 X2 O2 O4 A : Pembelajaran menggunakan model group investigation yang diintegrasikan dengan lembar kerja B : Pembelajaran menggunakan model group investigation yang diintegrasikan dengan lembar kerja X1 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung X2 : Pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang dintegrasikan dengan lembar kerja O 1 & O 3 : Pretes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol O 2 & O 4 : Postes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol Instrumen penelitian digunakan berupa lembar observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru mengelola pembelajaran, angket motivasi belajar dan tes hasil belajar kognitif. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Motivasi belajar siswa dan hasil belajarr siswa diianalisis analisis dengan kovariansi (Anakova). Analisis statistik ini dibantu dengan program analisis statistik SPSS 15,0 for Windows, dilakukan dengan taraf signifikansi 5%. HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Skor Angket Motivasi Belajar Rekap skor dinyatakan dalam bentuk persentase selanjutnya dikelompokkan dalam 5 kategori. Rangkuman dari data tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut ini 48 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
5 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Kategorisasi Skor Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Madapangga Nilai Kriteria Eksperimen Persentase (%) Kontrol Persentase (%) Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Tinggi Sekali Tinggi Cukup Rendah Rendah Sekali Jumlah Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Madapangga pada dasarnya tinggi. Hal ini terlihat dari distribusi skor motivasi belajar siswa yang hanya terpusat pada kategori tinggi dan tinggi sekali baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Sedangkan apabila skor motivasi belajar siswa dibandingkan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan. Pada kelas eksperimen, persentase motivasi belajar awal sebesar 31.25% dan akhir 71.88%, jadi meningkat sebesar 40.63% pada kriteria sangat tinggi, sedangkan pada kriteria tinggi terjadi penurunan sebesar 40.62% dari motivasi awal sebesar 68.75% dan motivasi belajar akhir sebesar 28.13%. Sedangkan pada kelas kontrol, persentase motivasi belajar awal sebesar 21.88% dan akhir 46.87%, jadi meningkat sebesar 25.01% pada kriteria sangat tinggi, sedangkan pada kriteria tinggi terjadi penurunan sebesar 24.99% dari motivasi awal sebesar 78.12% dan motivasi belajar akhir sebesar 21.88%. Sedangkan rata-rata skor motivasi belajar siswa tergambar pada Gambar 1 berikut ini Gambar 1 Diagram Rata-Rata Skor MotivasiBelajar 49 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
6 Berdasarkan Gambar 1 di atas terlihat bahwa rata-rata skor motivasi belajar awal pada kelas kontrol terdapat pada kategori tinggi dan kelas eksperimen terdapat pada kategori tinggi. Sementara itu rata-rata motivasi belajar akhir pada kelompok kontrol masih tetap berada pada kategori tinggi, sedangkan pada kelompok eksperimen meningkat menjadi kategori sangat tinggi. Jadi setelah proses pembelajaran, terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dari kategori tinggi menjadi sangat tinggi, sedangkan kelas kontrol tetap pada kategori tinggi, akan tetapi tetap mengalamipeningkatan rata-rata skor meskipun peningkatannya tidak terlalu besar. Deskripsi Skor Hasil Belajar Kognitif Pengelompokan skor hasil belajar kognitif siswa merujuk pada sistem penilaian pada SMA Negeri 1 Madapangga. Berdasarkan pada pedoman tersebut, rata-rata skor hasil belajar kognitif 0-34 dikategorikan sangat kurang, kategori kurang, kategori sedang, kategori tinggi, dan kategori sangat tinggi. Skor hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rangkuman dari data tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut ini Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Kategorisasi Skor Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Madapangga Eksperimen Persentase (%) Kontrol Persentase (%) Nilai Kriteria Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes Tinggi Sekali Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah Pada Tabel 3, terlihat bahwa pada pretes kelas eksperimen persentase siswa yang memperoleh nilai sangat kurang 25.00%, kurang 65.63%, cukup 9.38%, dan tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki nilai tinggi dan sangat tinggi. Pada saat postes persentase siswa yang memperoleh nilai cukup 6.25%, tinggi 50 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
7 40.63%, tinggi sekali %, dan tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki nilai kurang dan sangat kurang. Sedangkan pada pretes kelas kontrol persentase siswa yang memperoleh nilai sangat kurang adalah 25.00%, kurang 71.88%, cukup 3.13%, dan tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki nilai tinggi dan sangat tinggi. Pada saat postes persentase siswa yang memperoleh nilai kurang 3.10%, cukup 21.90%, tinggi 68.80%, tinggi sekali 6.25 %, dan tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki nilai sangat kurang.. Gambar 2 di bawah ini menggambarkan rata-rata skor hasil belajar kognitif keseluruhan siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada pretes dan postes Gambar 2 Diagram Rata-Rata Skor Hasil Belajar Kognitif Dari Gambar 2 terlihat bahwa ratarata skor hasil belajar siswa sebelum proses pembelajaran (pretes) berada pada kategori kurang, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Sementara itu, skor hasil belajar kognitif siswa sesudah proses pembelajaran (postes) mengalami peningkatan yang bervariasi. Kelas kontrol meningkat dari kategori kurang (40.34) menjadi kategori tinggi (70.17), sedangkan kelas eksperimen setelah proses pembelajaran (postes) meningkat dari kategori kurang (40.98) menjadi kategori sangat tinggi (85.09). Dari hasil rata-rata nilai psikomotor untuk kelas eksperimen dan nilai afektif dengan kategoti amat baik. Sedangkan untuk kelas kontrol rata-rata nilai afektif dengan kategori baik, namun ada lima orang yang mempunyai nilai 64 dengan kategori kurang. Nilai psikomotor untuk kelas kontrol tidak diukur. Data selengkapnya nilai psikomotor dan afektif baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Apabila distribusi skor hasil belajar siswa dikelompokkan dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan di SMA Negeri 1 Madapangga, maka rangkumannya dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: 51 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
8 Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Kategorisasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Madapangga Nil Frekuensi Persentase (%) Kriteria ai Eks Kont Eks Kont Tuntas < Tidak Tuntas Jumlah Pada Tabel 4 terlihat bahwa pada kelas eksperimen, siswa yang tuntas adalah 29 orang atau 90.63% dan yang tidak tuntas 3 orang atau 9.38%. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa yang tuntas adalah 18 orang atau 56.25% dan yang tidak tuntas 14 orang atau 13.75%. Adanya peningkatan motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Madapangga disebabkan karena pada kelas eksperimen dimana guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diintegrasikan dengan lembar kerja, semangat belajar siswa sudah terlihat meningkat pada saat pembagian tugas dalam kelompok, mereka mulai menentukan apa yang mereka ingin investigasikan sehubungan dengan upaya mereka untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dan sumber apa yang mereka butuhkan. Motivasi siswa juga terlihat meningkat pada saat siswa mulai melakukan investigasi terhadap tumbuhan yang ada dihadapan mereka, dimana siswa aktif mengamati ciri-ciri tumbuhan sesuai dengan petunjuk LK, bahkan ada beberapa siswa yang membuka internet sebagai salah satu sumber untuk mendukung dalam penyelesaian tugas yang telah diberikan. Hal lain yang paling nampak adalah siswa sering menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Hal ini sejalan dengan pendapat Sharan (1990) dalam Isjoni (2009) bahwa siswa yang belajar menggunakan pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya. Sedangkan menurut Samani (1996) dalam Santyasa (2009) menyatakan bahwa jika para siswa memiliki keterampilan investigasi kelompok tingkat mahir, mereka memiliki keterampilan mengelaborasi suatu konsep yang menghasilkan suatu pemahaman lebih dalam dan kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi positif dan sikap yang lebih baik. Sedangkan menurut Sutama (2007) mengemukakan bahwa kesiapan siswa dalam belajar juga bisa dipandang sebagai faktor pendorong bagi pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Kesiapan fisik dan mental dalam belajar ada kaitannya dengan motivasi siswa dalam belajar. Semakin kuat motivasi siswa dalam 52 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
9 belajar maka akan semakin dini ia menyiapkan mental dan fisiknya dalam belajar. Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Naruddin (2009) yang menyatakan bahwa adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran. Sedangkan hasil penelitian Arimbawa (2007:8) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran group investigation dalam proses pembelajaran mata kuliah metode penelitian, ternyata mampu meningkatkan motivasi dan responbilitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Kegiatan investigasi yang dilakukan secara berkelompok, ternyata dapat menggairahkan mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar Uji anakova diperoleh p-level lebih kecil dari ά 0.05 (p < 0.05) dengan sig. 0,000. Hal ini berarti bahwa Ho yang menyatakan bahwa Tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diintegrasikan dengan lembar kerja terhadap motivasi belajar tidak diterima Sementara hasil uji t terlihat bahwa t hitung untuk motivasi belajar dengan equal variance assumed adalah dengan sig 0,000. Oleh karena sig 0,000 < 0.005, maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan LK dengan model pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Madapangga. Hasil Belajar Kognitif Uji anakova diperoleh p-level lebih kecil dari ά= 0.05 (p < 0.05) dengan sig. 0,000. Hal ini berarti bahwa Ho yang menyatakan bahwa Tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diintegrasikan dengan lembar kerja terhadap hasil belajar kognitif tidak diterima. Sementara hasil uji t independen untuk hasil belajar kognitif terlihat bahwa t hitung untuk hasil belajar 53 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
10 kognitif dengan equal variance assumed adalah dengan sig 0,000. Oleh karena sig 0,000 < 0.005, maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan dengan LK dengan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar kognitif siswa SMA Negeri 1 Madapangga. Menurut penelitian hasil belajar yang tinggi dari pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini disebabkan karena siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diintegrasikan dengan LK lebih semangat dan aktif dalam menerima pelajaran. Hal ini tampak pada siswa yang saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai informasi dan melakukan pekerjaan kolaboratif untuk menginvestigasi suatu masalah, merencanakan, mempresentasikan serta mengevaluasi kegiatan mereka. Selain itu anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan tugas mereka. Bersama mereka menentukan apa yang mereka ingin investigasikan sehubungan dengan upaya mereka untuk menyelesaikan tugas yang mereka hadapi, sumber apa yang mereka butuhkan, siapa akan melakukan apa, dan bagaimana mereka akan menampilkan hasil investigasi mereka yang sudah selesai ke hadapan kelas. Demikian juga halnya dengan pelaksanaan presentasi hasil investigasi yang berlangsung dalam suasana hangat dan seru. Masing-masing anggota kelompok saling adu agrumentasi tentang hasil investiagsi yang telah dilakukan. Dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diintegrasikan dengan LK mampu memudahkan siswa dalam proses penerapan konsep dan akan lebih mudah memahami materi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan temuan dalam penelitian Arimbawa (2007) yang mengemukakan bahwa penerapan metode group investigation dalam proses pembelajaran mata kuliah metode penelitian, pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dilakukan dalam usaha pencapaian target/sasaran materi perkuliahan. Di samping itu, penerapan metode group investigation merupakan salah satu strategi dalam usaha pemberian rangsangan (stimulus) untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Cara ini diharapkan dapat berpengaruh secara signifikan pada minat belajar mahasiswa dan sekaligus dapat meningkatkan mutu hasil belajar. Tujuan 54 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
11 dan sasaran akhir yang ingin dicapai adalah peningkatan standar kompetensi mahasiswa dalam menguasai metode penelitian, di samping peningkatan kualitas hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh masing-masing mahasiswa setelah penerapan metode pembelajaran group investigation, akan semakin signifikan jika dikomparasikan dengan capaian hasil belajar oleh mahasiswa yang sama sebelum penerapam metode pengajaran baru (inovatif), atau dengan perkataan lain sebuah proses pembelajaran yang masih mempergunakan metode konvensional (ceramah-demontrasi) Sedangkan hasil penelitian Syaban 1. Pembelajaran kooperatif tipe group investigasi yang diintegrasikan dengan lembar kerja berpengaruh terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Madapangga. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan dengan lembar kerja dengan pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa siswa SMA Negeri 1 Makassar. Hal tersebut terlihat dari ratarata skor motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada berada pada kategori tinggi sekali (2010) menyatakan bahwa terdapat DAFTAR PUSTAKA perbedaan yang signifikan daya matematis Arimbawa, I Made Gede, Penerapan Metode Group Investigation Untuk antara siswa yang pembelajarannya Meningkatkan Standar Kompetensi menggunakan pembelajaran investigasi dan Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Metode Penelitian I. Laporan Hibah pembelajaran konvensional. Daya Pengajaran Program Due-Like matematis siswa secara keseluruhan yang Batch IV. Denpasar: STSI pembelajarannya menggunakan model Isjoni Cooperative Learning. pembelajaran investigasi lebih baik Bandung: Alfabeta. Narudin, David Pembelajaran daripada siswa yang pembelajarannya Metode Group Investigation. secara konvensional. akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2009/06/20/strategi-pembelajarankooperatif-metode-groupinvestigation/. KESIMPULAN Diakses 5 Januari Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai Safari Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis berikut. Kompetensi. Jakarta: APSI Pusat. Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar 55 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
12 Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santyasa, I Wayan Pengembangan Pemahaman Konsep DanKemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa Sma Dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok. Error! Hyperlink reference not valid..com/santyasa/pdf2/pengemb angan_pemahaman_konsep.pdf. Diakses tanggal 5 Januari 2015 Slavin, R.E Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. S u t a m a Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Pengembangan Kreativitas Mahasiswa. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Varidika (online), Vol. 19, No. 1. Syaban, Mumun Menumbuhkembangkan Daya Dan Disposisi Matematis Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Investigasi. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Budaya(online). Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Trianto Mendasain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana 56 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015
Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK
Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair
Lebih terperinciPROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TINAMBUNG 1 Fitrah Razak, 2 Rezki Amaliyah AR 1,2 Universitas Sulawesi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung. Pada SMA 12 ini proses belajar mengajar masih menggunakan metode pembelajaran
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Mikro Ekonomi Kompetensi Dasar Teori dan Biaya Produksi Mahasiswa Pendidikan
Lebih terperinciKata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)
KOMPARASI METODE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Linda Ayu Widya Safitri.
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN
PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)
58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran beserta pembahasannya tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi
Lebih terperinciKata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI Tri Ariani 21, Nurma Fitriyani 22 Abstrak. Fisika
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG Fatima Batubara dan Karya Sinulingga Program Studi Pendidikan FMIPA Universitas
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Heriyanto* ), Rena Lestari 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian, analisis data, dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan tentang perbedaan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan diskusi kelompok dengan cooperative
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi
Lebih terperinciIMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: ULPIYA SUHAILAH K4306040 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperincipembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor terpenting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Jika dasar-dasar pendidikan nasional mampu dibangun dengan baik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas hasil penelitian dengan analisis data yang diperoleh, perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciOleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS di SMA Negeri
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Oleh: ANITA KARLINA NPM:
Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI
Lebih terperinciII. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan
Lebih terperinciISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN MODEL SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY PADA SISWA KELAS X MAN 1 MODEL KOTA BENGKULU Abas Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA ABSTRAK: El Indahnia Kamariyah Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura elindahniakamariyah@fkip.uim.ac.id
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA Ridwan Abdullah Sani, Yeni Evalina Tarigan, M. Zainul Abidin T.
Lebih terperinciISSN Heri Sutarno Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Dedi Rohendi dedir@centrin.co.id Heri Sutarno
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi OLEH :
Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DAN JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 5 KEDIRI
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI SISTEM PERNAFASAN SISWAKELAS XI SMA NEGERI 1 GEYER
Lebih terperinciEFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament)
Lebih terperinciOleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional adalah terwujud dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING Andi Tenriawaru 1 YPUP Makassar 1 Penelitian ini
Lebih terperinci*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN
Lebih terperinciBambang S. Sulasmono Program Studi S1 PPKn FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK
PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I PABELAN KECAMATAN PABELAN KAB. SEMARANG
Lebih terperinciCitra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA DHARMAWANGSA MEDAN T.P
Lebih terperinciProgram Studi PPKN FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo
Jurnal Publikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume 7 Nomor 3, Oktober 2017 p-issn 2088-2092 e-issn 2548-6721 Submitted : 13/09/2017 Reviewed : 09/09/2017 Accepted : 09/09/2017 Published
Lebih terperinciSurakarta, Indonesia ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 2 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT
Lebih terperinci2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Ketepatan pemilihan model pembelajaran akan berdampak pada
Lebih terperinciEFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN : 2086-2407 Vol. 3 No. 1 April 2012 EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL Praptiwi dan Jeffry Handhika IKIP PGRI Madiun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai komponen utama
Lebih terperinciMukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari
PENGARUH SIMULASI PHYSICS EDUCATION OF TECHNOLOGY (PhET) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN
p-issn 5-73X e-issn30-765 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN Asneli Lubis Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung) Novia Nalom Larasati Email: vhia_luv321@yahoo.com No Hp 0857 6824 9824 I Komang Winatha
Lebih terperinciSeminar Nasional PGSD UNIKAMA https://semnas.unikama.ac.id/pgsd/artikel.php Vol. 1, Desember 2017
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIEM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANAIKANG 1 KOTA MAKASSAR Eka Fitriana HS STKIP Mega Rezky
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.2 (2016) : 95-102 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang masyarakat yaitu mengenai hubungan manusia dengan lingkungan sosialnya. Ilmu Pengethuan Sosial
Lebih terperinciWawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK
Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan metode pembelajaran PQ4R pada hasil belajar siswa dengan mengambil pokok bahasan program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan ilmu peserta didik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di Sekolah Dasar. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) This study aimed to determine: (1) the similarity of pretest between
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Biologi
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN METAKOGNISI, BERPIKIR KRITIS, DAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA KELAS VIII SMP PAWIYATAN DAHA 2 KEDIRI MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K
SKRIPSI PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X DI SURAKARTA Oleh: ARI SUSANTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan berusaha mencari makna dari pengalaman tersebut. 1 Manusia pada dasarnya orang yang mempunyai
Lebih terperinciEfektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan
Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan Dwi Wahyuni, Fihrin dan Muslimin *E-mail: Wahyuni_dwi@hotmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerapkan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran aktif merupakan langkah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau siswa menuju pada keadaan yang
Lebih terperinci*Keperluan korespondensi, telp: ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 3 Tahun 015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 5-30 ISSN 337-5 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRAMBON TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL Oleh : YUYUN MASRURIN NPM : 11.1.01.06.0104
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika SMK
Pengaruh Model Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika SMK Yenni Agustine Shovia Insany Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura yenniagustine@gmail.com ABSTRAK: Masalah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kelestarian dan kemajuan bangsa. Pada konteks ini, pendidikan bukan hanya sekedar media dalam menyampaikan dan
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan
Lebih terperinciAgus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram
PENGARUH PENERAPAN POLA PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar Negeri Gendongan Kecamatan Tingkir. Subyek penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya proses belajar ditandai dengan terjadinya perubahan pada diri siswa, baik dalam aspek Kognitif, Afektif, maupun Psikomotor. Perubahan itu meliputi cara berpikir,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PRESTASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
Lebih terperinciUniversitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 36-41 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DISERTAI EKSPERIMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Belajar bukan sekedar mengumpulkan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERMACAM- MACAM BENTUK TULANG DAUN DI SEKOLAH DASAR
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERMACAM- MACAM BENTUK TULANG DAUN DI SEKOLAH DASAR Oleh: Rusdiyana 1 Dosen FKIP Universitas Achmad Yani Banjarmasin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu pada perubahan kurikulum yang menuntut guru agar lebih aktif dan inovatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang menjadi dasar dari semua ilmu yang dipelajari di sekolah regular. Oleh sebab itu pelajaran ini diajarkan pada jenjang pendidikan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
Lebih terperinciRahmi Dosen Tetap Pendidikan Biologi FKIP UNRIKA Batam
PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN DINAMIKA POPULASI PADA HEWAN ANTARA KELAS PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN KELAS KONVENSIONAL DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI
894 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 ke-5 Tahun 2016 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI THE EFFECT OF CONTEXTUAL LEARNING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan utama dalam upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang ideal untuk jenjang pendidikan
Lebih terperinciPengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta
BIOSFER, Vol. VII, No. 1, Maret 1 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta Effect of Application
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.3 No.4 (2017) : 152-157 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI KANDANGAN PADA
Lebih terperinciPengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Penguasaan Konsep Mahasiswa Pada Perkuliahan Listrik Magnet Topik Muatan Listrik Dan Hukum Coulomb
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Penguasaan Konsep Mahasiswa Pada Perkuliahan Listrik Magnet Topik Muatan Listrik Dan Hukum Coulomb Muhamad Gina Nugraha, Duden Saepuzaman, dan David E.Tarigan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07. Jumlah seluruh siswa kelas IV yang menjadi unit
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur
Lebih terperinciBimafika, 2016, 8, 10 15
Bimafika, 2016, 8, 10 15 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 AIR BUAYA Hairan Wali 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban. Sumber daya manusia yang unggul akan mengantarkan sebuah bangsa menjadi bangsa yang maju dan kompetitif
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinci1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 42-47 STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TEAMS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar
34 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar Lampung mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF STAD
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 14-18 STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF STAD (Student Team Achievement Division) DISERTAI
Lebih terperinciFurry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman karena adanya interaksi antara individu
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 233-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
PENERAPAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 MATESIH
Lebih terperinciOLEH DESRIYANTI A1C309009
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH TERSTRUKTUR DI KELAS X SMA NEGERI 3 BATANGHARI OLEH DESRIYANTI A1C309009
Lebih terperinciFitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI I PERBAUNGAN Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama
9 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide Cooperative berarti bekerja sama dan learning yang berarti belajar, jadi belajar melalui kegiatan bersama.
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA Hari Aningrawati Bahri* ABSTRACT This research is Classroom Action
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan aktif dalam pembangunan negara. Untuk mengimbangi pembangunan di perlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran sering sekali kita jumpai adanya kecenderungan siswa tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis data yang diperoleh merupakan
Lebih terperinci