Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation"

Transkripsi

1 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Diintegrasikan Dengan Lembar Kerja Terhadap Motivasi Dan Hasil Nurfathurrahmah Abstrak: Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan dengan lembar kerja siswa terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Madapangga, dan untuk mengetahui perbedaan antara pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan lembar kerja dengan pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Madapangga. Penelitian ini adalah quasi eksperimen yang dibagi menjadi dua kelompok, pertama diberi pembelajaran dengan model kooperatif tipe group investigation diintegrasikan dengan lembar kerja siswa dan kelompok kedua sebagai kontrol berupa model pembelajaran langsung. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan pembelajaran kooperatif tipe group investigasi diintegrasikan dengan lembar kerja terhadap motivasi belajar dan h asil belajar siswasiswa SMA Negeri 1 Madapangga (p < 0.05, dengan sig. 0,000) dan (p < 0.05, dengan sig. 0,000) (2) Ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan lembar kerja dengan pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Madapangga (p < 0.05, dengan sig 0.000dan ( p < 0.05, dengan sig 0.000). Kata Kunci: Group investigation, Motivasi belajar, Hasil belajar PENDAHULUAN Biologi sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA/MA, yang mencakup tiga komponen yaitu produk, proses, dan sikap. Keseluruhan komponen tersebut haruslah terealiasasi dalam proses pembelajaran karena yang diharapkan kedepannya dapat meningkatkan kemampuan akademik, melatihkan keterampilan berbicara dan bersosialisasi, sekaligus menanamkan moralitas kepada siswa. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi mata pelajaran biologi siswa masih kurang optimal. Hal ini ditandai dengan skor hasil ulangan harian rata-rata 50%, nilai tersebut jauh di bawah standar KKM sebelum di remedial. Asumsi dasar yang menyebabkan pencapaian kompetensi mata pelajaran biologi siswa kurang optimal disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Proses belajar mengajar biologi masih terfokus pada guru (teachercentered) dan kurang terfokus pada siswa, sehingga mereka hanya melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru, siswa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan 45 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

2 minat dan keinginannya. Siswa tidak menerapkan model yang mampu mengubah diajarkan strategi belajar yang dapat suasana belajar menjadi asyik dan memahami bagaimana belajar, berpikir, dan menyenangkan, sehingga siswa dapat memotivasi diri sendiri padahal aspek-aspek termotivasi dalam belajar. tersebut merupakan kunci keberhasilan Berdasarkan masalah masalah dalam suatu pembelajaran. Hal ini tersebut maka guru di tuntut untuk lebih mengakibatkan suasana belajar yang tidak inovatif dalam menentukan model menyenangkan sehingga membuat materi pembelajaran. Tugas utama guru adalah yang diajarkan kurang diminati dan membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan membosankan bagi siswa. Kebosanan siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, psikomotor dan afektif) kurang memperhatikan pada saat guru dapat berkembang dengan maksimal. Dengan mengajar dan cenderung pasif. Selain itu, juga dipicu oleh kurangnya belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan pemanfaatan perangkat pembelajaran biologi terbentuk kompetensi yaitu kemampuan oleh guru yang berbasis aktifitas, sehingga siswa cenderung menghafal konsep tanpa siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk disertai dengan pemahaman yang baik, siswa life skill sebagai bekal hidup dan kurang berpeluang untuk belajar mandiri, memberdayakan logika yang dimilikinya untuk memahami dan menyatakan konsepkonsep biologi yang dipelajari. Mereka hanya menjadi pendengar yang baik terhadap penghidupannya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru seyogianya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai berbagai cara membelajarkan siswa. Model belajar akan membahas bagaimana cara konsep yang diberikan tanpa ikut terlibat siswa belajar, sedangkan model dalam mengkonstruksi konsep dan prinsip pembelajaran akan membahas tentang secara mandiri. bagaimana cara membelajarkan siswa Di samping itu, penerapan model, dengan berbagai variasinya sehingga pendekatan, strategi, metode dalam PBM masih perlu mendapat perbaikan sehingga dapat menimbulkan interaksi timbal balik antara guru dan siswa. Seorang guru harus terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah model mampu menyajikan materi dengan pembelajaran kooperatif. Slavin (1995) 46 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

3 dalam Sanjaya (2010) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi dan topik biasanya ditentukan oleh guru, selanjutnya melakukan investigasi mendalam pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini terhadap berbagai subtopik yang telah menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli dipilih, kemudian menyiapkan dan pendidikan, ada dua alasannya yaitu: (1) mempresestasikan laporannya di depan kelas beberapa hasil penelitian membuktikan secara keseluruhan (Trianto, 2009). bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif Narudin (2009) mengemukakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation dipengaruhi hubungan sosial, menumbuhkan sikap oleh faktor-faktor yang kompleks menerima kekurangan diri dari orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri, (2) diantaranya: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan pembelajaran kooperatif dapat membuat suasana saling bekerjasama dan merealisasikan kebutuhan siswa dalam berinteraksi antar siswa dalam kelompok belajar berpikir, memecahkan masalah, dan tanpa memandang latar belakang, (3) siswa mengintegrasikan pengetahuan dengan dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik keterampilan. dalam berkomunikasi, (4) adanya motivasi Dalam penelitian ini, peneliti yang mendorong siswa agar aktif dalam mencoba mengadakan perbaikan dan inovasi dalam pembelajaran yang cocok untuk proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. diterapkan yaitu model pembelajaran Menurut Santyasa (2009) bahwa kooperatif tipe group investigation apabila pembelajaran dilakukan dengan (investigasi kelompok). Group investigation diskusi kelompok-kelompok kecil adalah metode pembelajaran yang menggunakan seting pembelajaran kooperatif melibatkan siswa sejak perencanaan, baik tipe group investigation, pertanyaanpertanyaan dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan resitasi dan konstruksi tetap diacu untuk memediasi pembelajaran. Namun, pertanyaan resitasi dan konstruksi tersebut hendaknya dituangkan dalam lembaran kerja (LK). Peranan LK tersebut juga untuk proses kelompok (group process skills). Para siswa memilih sub topik yang ingin dipelajari memandu investigasi. siswa dalam melakukan 47 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

4 Berdasarkan atas permasalahan tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan dengan lembar kerja terhadap motivasi belajar siswa dan hasil belajar kognitif siswa SMA Negeri 1 Madapangga. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah quasi eksperimen menggunakan kelompok ekperimen berupa Penelitian dilaksanakan pada SMA Negeri 1 Madapangga. Adapun rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Postest Control Group Design. Adapun gambaran rancangan: Tabel 1. Rancangan penelitian Kelompok Pretes Perlakuan Postes A B O1 O3 (Sumber: Sugiyono, 2010). Keterangan: X1 X2 O2 O4 A : Pembelajaran menggunakan model group investigation yang diintegrasikan dengan lembar kerja B : Pembelajaran menggunakan model group investigation yang diintegrasikan dengan lembar kerja X1 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung X2 : Pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang dintegrasikan dengan lembar kerja O 1 & O 3 : Pretes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol O 2 & O 4 : Postes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol Instrumen penelitian digunakan berupa lembar observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru mengelola pembelajaran, angket motivasi belajar dan tes hasil belajar kognitif. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Motivasi belajar siswa dan hasil belajarr siswa diianalisis analisis dengan kovariansi (Anakova). Analisis statistik ini dibantu dengan program analisis statistik SPSS 15,0 for Windows, dilakukan dengan taraf signifikansi 5%. HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Skor Angket Motivasi Belajar Rekap skor dinyatakan dalam bentuk persentase selanjutnya dikelompokkan dalam 5 kategori. Rangkuman dari data tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut ini 48 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

5 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Kategorisasi Skor Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Madapangga Nilai Kriteria Eksperimen Persentase (%) Kontrol Persentase (%) Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Tinggi Sekali Tinggi Cukup Rendah Rendah Sekali Jumlah Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Madapangga pada dasarnya tinggi. Hal ini terlihat dari distribusi skor motivasi belajar siswa yang hanya terpusat pada kategori tinggi dan tinggi sekali baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Sedangkan apabila skor motivasi belajar siswa dibandingkan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan. Pada kelas eksperimen, persentase motivasi belajar awal sebesar 31.25% dan akhir 71.88%, jadi meningkat sebesar 40.63% pada kriteria sangat tinggi, sedangkan pada kriteria tinggi terjadi penurunan sebesar 40.62% dari motivasi awal sebesar 68.75% dan motivasi belajar akhir sebesar 28.13%. Sedangkan pada kelas kontrol, persentase motivasi belajar awal sebesar 21.88% dan akhir 46.87%, jadi meningkat sebesar 25.01% pada kriteria sangat tinggi, sedangkan pada kriteria tinggi terjadi penurunan sebesar 24.99% dari motivasi awal sebesar 78.12% dan motivasi belajar akhir sebesar 21.88%. Sedangkan rata-rata skor motivasi belajar siswa tergambar pada Gambar 1 berikut ini Gambar 1 Diagram Rata-Rata Skor MotivasiBelajar 49 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

6 Berdasarkan Gambar 1 di atas terlihat bahwa rata-rata skor motivasi belajar awal pada kelas kontrol terdapat pada kategori tinggi dan kelas eksperimen terdapat pada kategori tinggi. Sementara itu rata-rata motivasi belajar akhir pada kelompok kontrol masih tetap berada pada kategori tinggi, sedangkan pada kelompok eksperimen meningkat menjadi kategori sangat tinggi. Jadi setelah proses pembelajaran, terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dari kategori tinggi menjadi sangat tinggi, sedangkan kelas kontrol tetap pada kategori tinggi, akan tetapi tetap mengalamipeningkatan rata-rata skor meskipun peningkatannya tidak terlalu besar. Deskripsi Skor Hasil Belajar Kognitif Pengelompokan skor hasil belajar kognitif siswa merujuk pada sistem penilaian pada SMA Negeri 1 Madapangga. Berdasarkan pada pedoman tersebut, rata-rata skor hasil belajar kognitif 0-34 dikategorikan sangat kurang, kategori kurang, kategori sedang, kategori tinggi, dan kategori sangat tinggi. Skor hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rangkuman dari data tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut ini Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Kategorisasi Skor Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Madapangga Eksperimen Persentase (%) Kontrol Persentase (%) Nilai Kriteria Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes Pretes Postes Tinggi Sekali Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah Pada Tabel 3, terlihat bahwa pada pretes kelas eksperimen persentase siswa yang memperoleh nilai sangat kurang 25.00%, kurang 65.63%, cukup 9.38%, dan tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki nilai tinggi dan sangat tinggi. Pada saat postes persentase siswa yang memperoleh nilai cukup 6.25%, tinggi 50 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

7 40.63%, tinggi sekali %, dan tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki nilai kurang dan sangat kurang. Sedangkan pada pretes kelas kontrol persentase siswa yang memperoleh nilai sangat kurang adalah 25.00%, kurang 71.88%, cukup 3.13%, dan tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki nilai tinggi dan sangat tinggi. Pada saat postes persentase siswa yang memperoleh nilai kurang 3.10%, cukup 21.90%, tinggi 68.80%, tinggi sekali 6.25 %, dan tidak ditemukan adanya siswa yang memiliki nilai sangat kurang.. Gambar 2 di bawah ini menggambarkan rata-rata skor hasil belajar kognitif keseluruhan siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada pretes dan postes Gambar 2 Diagram Rata-Rata Skor Hasil Belajar Kognitif Dari Gambar 2 terlihat bahwa ratarata skor hasil belajar siswa sebelum proses pembelajaran (pretes) berada pada kategori kurang, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Sementara itu, skor hasil belajar kognitif siswa sesudah proses pembelajaran (postes) mengalami peningkatan yang bervariasi. Kelas kontrol meningkat dari kategori kurang (40.34) menjadi kategori tinggi (70.17), sedangkan kelas eksperimen setelah proses pembelajaran (postes) meningkat dari kategori kurang (40.98) menjadi kategori sangat tinggi (85.09). Dari hasil rata-rata nilai psikomotor untuk kelas eksperimen dan nilai afektif dengan kategoti amat baik. Sedangkan untuk kelas kontrol rata-rata nilai afektif dengan kategori baik, namun ada lima orang yang mempunyai nilai 64 dengan kategori kurang. Nilai psikomotor untuk kelas kontrol tidak diukur. Data selengkapnya nilai psikomotor dan afektif baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Apabila distribusi skor hasil belajar siswa dikelompokkan dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan di SMA Negeri 1 Madapangga, maka rangkumannya dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: 51 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

8 Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Kategorisasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Madapangga Nil Frekuensi Persentase (%) Kriteria ai Eks Kont Eks Kont Tuntas < Tidak Tuntas Jumlah Pada Tabel 4 terlihat bahwa pada kelas eksperimen, siswa yang tuntas adalah 29 orang atau 90.63% dan yang tidak tuntas 3 orang atau 9.38%. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa yang tuntas adalah 18 orang atau 56.25% dan yang tidak tuntas 14 orang atau 13.75%. Adanya peningkatan motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Madapangga disebabkan karena pada kelas eksperimen dimana guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diintegrasikan dengan lembar kerja, semangat belajar siswa sudah terlihat meningkat pada saat pembagian tugas dalam kelompok, mereka mulai menentukan apa yang mereka ingin investigasikan sehubungan dengan upaya mereka untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dan sumber apa yang mereka butuhkan. Motivasi siswa juga terlihat meningkat pada saat siswa mulai melakukan investigasi terhadap tumbuhan yang ada dihadapan mereka, dimana siswa aktif mengamati ciri-ciri tumbuhan sesuai dengan petunjuk LK, bahkan ada beberapa siswa yang membuka internet sebagai salah satu sumber untuk mendukung dalam penyelesaian tugas yang telah diberikan. Hal lain yang paling nampak adalah siswa sering menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Hal ini sejalan dengan pendapat Sharan (1990) dalam Isjoni (2009) bahwa siswa yang belajar menggunakan pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya. Sedangkan menurut Samani (1996) dalam Santyasa (2009) menyatakan bahwa jika para siswa memiliki keterampilan investigasi kelompok tingkat mahir, mereka memiliki keterampilan mengelaborasi suatu konsep yang menghasilkan suatu pemahaman lebih dalam dan kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi positif dan sikap yang lebih baik. Sedangkan menurut Sutama (2007) mengemukakan bahwa kesiapan siswa dalam belajar juga bisa dipandang sebagai faktor pendorong bagi pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Kesiapan fisik dan mental dalam belajar ada kaitannya dengan motivasi siswa dalam belajar. Semakin kuat motivasi siswa dalam 52 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

9 belajar maka akan semakin dini ia menyiapkan mental dan fisiknya dalam belajar. Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Naruddin (2009) yang menyatakan bahwa adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran. Sedangkan hasil penelitian Arimbawa (2007:8) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran group investigation dalam proses pembelajaran mata kuliah metode penelitian, ternyata mampu meningkatkan motivasi dan responbilitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Kegiatan investigasi yang dilakukan secara berkelompok, ternyata dapat menggairahkan mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar Uji anakova diperoleh p-level lebih kecil dari ά 0.05 (p < 0.05) dengan sig. 0,000. Hal ini berarti bahwa Ho yang menyatakan bahwa Tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diintegrasikan dengan lembar kerja terhadap motivasi belajar tidak diterima Sementara hasil uji t terlihat bahwa t hitung untuk motivasi belajar dengan equal variance assumed adalah dengan sig 0,000. Oleh karena sig 0,000 < 0.005, maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan LK dengan model pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Madapangga. Hasil Belajar Kognitif Uji anakova diperoleh p-level lebih kecil dari ά= 0.05 (p < 0.05) dengan sig. 0,000. Hal ini berarti bahwa Ho yang menyatakan bahwa Tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diintegrasikan dengan lembar kerja terhadap hasil belajar kognitif tidak diterima. Sementara hasil uji t independen untuk hasil belajar kognitif terlihat bahwa t hitung untuk hasil belajar 53 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

10 kognitif dengan equal variance assumed adalah dengan sig 0,000. Oleh karena sig 0,000 < 0.005, maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan dengan LK dengan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar kognitif siswa SMA Negeri 1 Madapangga. Menurut penelitian hasil belajar yang tinggi dari pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini disebabkan karena siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diintegrasikan dengan LK lebih semangat dan aktif dalam menerima pelajaran. Hal ini tampak pada siswa yang saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai informasi dan melakukan pekerjaan kolaboratif untuk menginvestigasi suatu masalah, merencanakan, mempresentasikan serta mengevaluasi kegiatan mereka. Selain itu anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan tugas mereka. Bersama mereka menentukan apa yang mereka ingin investigasikan sehubungan dengan upaya mereka untuk menyelesaikan tugas yang mereka hadapi, sumber apa yang mereka butuhkan, siapa akan melakukan apa, dan bagaimana mereka akan menampilkan hasil investigasi mereka yang sudah selesai ke hadapan kelas. Demikian juga halnya dengan pelaksanaan presentasi hasil investigasi yang berlangsung dalam suasana hangat dan seru. Masing-masing anggota kelompok saling adu agrumentasi tentang hasil investiagsi yang telah dilakukan. Dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diintegrasikan dengan LK mampu memudahkan siswa dalam proses penerapan konsep dan akan lebih mudah memahami materi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan temuan dalam penelitian Arimbawa (2007) yang mengemukakan bahwa penerapan metode group investigation dalam proses pembelajaran mata kuliah metode penelitian, pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dilakukan dalam usaha pencapaian target/sasaran materi perkuliahan. Di samping itu, penerapan metode group investigation merupakan salah satu strategi dalam usaha pemberian rangsangan (stimulus) untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Cara ini diharapkan dapat berpengaruh secara signifikan pada minat belajar mahasiswa dan sekaligus dapat meningkatkan mutu hasil belajar. Tujuan 54 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

11 dan sasaran akhir yang ingin dicapai adalah peningkatan standar kompetensi mahasiswa dalam menguasai metode penelitian, di samping peningkatan kualitas hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh masing-masing mahasiswa setelah penerapan metode pembelajaran group investigation, akan semakin signifikan jika dikomparasikan dengan capaian hasil belajar oleh mahasiswa yang sama sebelum penerapam metode pengajaran baru (inovatif), atau dengan perkataan lain sebuah proses pembelajaran yang masih mempergunakan metode konvensional (ceramah-demontrasi) Sedangkan hasil penelitian Syaban 1. Pembelajaran kooperatif tipe group investigasi yang diintegrasikan dengan lembar kerja berpengaruh terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Madapangga. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe group investigation diintegrasikan dengan lembar kerja dengan pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa siswa SMA Negeri 1 Makassar. Hal tersebut terlihat dari ratarata skor motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada berada pada kategori tinggi sekali (2010) menyatakan bahwa terdapat DAFTAR PUSTAKA perbedaan yang signifikan daya matematis Arimbawa, I Made Gede, Penerapan Metode Group Investigation Untuk antara siswa yang pembelajarannya Meningkatkan Standar Kompetensi menggunakan pembelajaran investigasi dan Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Metode Penelitian I. Laporan Hibah pembelajaran konvensional. Daya Pengajaran Program Due-Like matematis siswa secara keseluruhan yang Batch IV. Denpasar: STSI pembelajarannya menggunakan model Isjoni Cooperative Learning. pembelajaran investigasi lebih baik Bandung: Alfabeta. Narudin, David Pembelajaran daripada siswa yang pembelajarannya Metode Group Investigation. secara konvensional. akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2009/06/20/strategi-pembelajarankooperatif-metode-groupinvestigation/. KESIMPULAN Diakses 5 Januari Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai Safari Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis berikut. Kompetensi. Jakarta: APSI Pusat. Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar 55 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

12 Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santyasa, I Wayan Pengembangan Pemahaman Konsep DanKemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa Sma Dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok. Error! Hyperlink reference not valid..com/santyasa/pdf2/pengemb angan_pemahaman_konsep.pdf. Diakses tanggal 5 Januari 2015 Slavin, R.E Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. S u t a m a Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Pengembangan Kreativitas Mahasiswa. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Varidika (online), Vol. 19, No. 1. Syaban, Mumun Menumbuhkembangkan Daya Dan Disposisi Matematis Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Investigasi. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Budaya(online). Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Trianto Mendasain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana 56 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TINAMBUNG 1 Fitrah Razak, 2 Rezki Amaliyah AR 1,2 Universitas Sulawesi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung. Pada SMA 12 ini proses belajar mengajar masih menggunakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Mikro Ekonomi Kompetensi Dasar Teori dan Biaya Produksi Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT) KOMPARASI METODE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Linda Ayu Widya Safitri.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1) 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran beserta pembahasannya tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI Tri Ariani 21, Nurma Fitriyani 22 Abstrak. Fisika

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG Fatima Batubara dan Karya Sinulingga Program Studi Pendidikan FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Heriyanto* ), Rena Lestari 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian, analisis data, dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian, analisis data, dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan tentang perbedaan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan diskusi kelompok dengan cooperative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi

Lebih terperinci

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: ULPIYA SUHAILAH K4306040 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui

pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor terpenting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Jika dasar-dasar pendidikan nasional mampu dibangun dengan baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas hasil penelitian dengan analisis data yang diperoleh, perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS di SMA Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: ANITA KARLINA NPM:

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: ANITA KARLINA NPM: Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN MODEL SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY PADA SISWA KELAS X MAN 1 MODEL KOTA BENGKULU Abas Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA ABSTRAK: El Indahnia Kamariyah Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura elindahniakamariyah@fkip.uim.ac.id

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA Ridwan Abdullah Sani, Yeni Evalina Tarigan, M. Zainul Abidin T.

Lebih terperinci

ISSN Heri Sutarno Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

ISSN Heri Sutarno Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Dedi Rohendi dedir@centrin.co.id Heri Sutarno

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi OLEH :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi OLEH : Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DAN JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 5 KEDIRI

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI SISTEM PERNAFASAN SISWAKELAS XI SMA NEGERI 1 GEYER

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament)

Lebih terperinci

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3 Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional adalah terwujud dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING Andi Tenriawaru 1 YPUP Makassar 1 Penelitian ini

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

Bambang S. Sulasmono Program Studi S1 PPKn FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK

Bambang S. Sulasmono Program Studi S1 PPKn FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I PABELAN KECAMATAN PABELAN KAB. SEMARANG

Lebih terperinci

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA DHARMAWANGSA MEDAN T.P

Lebih terperinci

Program Studi PPKN FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

Program Studi PPKN FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Jurnal Publikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume 7 Nomor 3, Oktober 2017 p-issn 2088-2092 e-issn 2548-6721 Submitted : 13/09/2017 Reviewed : 09/09/2017 Accepted : 09/09/2017 Published

Lebih terperinci

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

Surakarta, Indonesia ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 2 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Lebih terperinci

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Ketepatan pemilihan model pembelajaran akan berdampak pada

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN : 2086-2407 Vol. 3 No. 1 April 2012 EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL Praptiwi dan Jeffry Handhika IKIP PGRI Madiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai komponen utama

Lebih terperinci

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari PENGARUH SIMULASI PHYSICS EDUCATION OF TECHNOLOGY (PhET) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN p-issn 5-73X e-issn30-765 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN Asneli Lubis Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung) PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung) Novia Nalom Larasati Email: vhia_luv321@yahoo.com No Hp 0857 6824 9824 I Komang Winatha

Lebih terperinci

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA https://semnas.unikama.ac.id/pgsd/artikel.php Vol. 1, Desember 2017

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA https://semnas.unikama.ac.id/pgsd/artikel.php Vol. 1, Desember 2017 PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIEM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANAIKANG 1 KOTA MAKASSAR Eka Fitriana HS STKIP Mega Rezky

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.2 (2016) : 95-102 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang masyarakat yaitu mengenai hubungan manusia dengan lingkungan sosialnya. Ilmu Pengethuan Sosial

Lebih terperinci

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan metode pembelajaran PQ4R pada hasil belajar siswa dengan mengambil pokok bahasan program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan ilmu peserta didik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di Sekolah Dasar. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) This study aimed to determine: (1) the similarity of pretest between

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Biologi

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Biologi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN METAKOGNISI, BERPIKIR KRITIS, DAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA KELAS VIII SMP PAWIYATAN DAHA 2 KEDIRI MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K SKRIPSI PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X DI SURAKARTA Oleh: ARI SUSANTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan berusaha mencari makna dari pengalaman tersebut. 1 Manusia pada dasarnya orang yang mempunyai

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan Dwi Wahyuni, Fihrin dan Muslimin *E-mail: Wahyuni_dwi@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran aktif merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran aktif merupakan langkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau siswa menuju pada keadaan yang

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, telp: ,

*Keperluan korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 3 Tahun 015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 5-30 ISSN 337-5 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRAMBON TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL Oleh : YUYUN MASRURIN NPM : 11.1.01.06.0104

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika SMK

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika SMK Pengaruh Model Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika SMK Yenni Agustine Shovia Insany Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura yenniagustine@gmail.com ABSTRAK: Masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kelestarian dan kemajuan bangsa. Pada konteks ini, pendidikan bukan hanya sekedar media dalam menyampaikan dan

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

Agus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram

Agus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram PENGARUH PENERAPAN POLA PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar Negeri Gendongan Kecamatan Tingkir. Subyek penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya proses belajar ditandai dengan terjadinya perubahan pada diri siswa, baik dalam aspek Kognitif, Afektif, maupun Psikomotor. Perubahan itu meliputi cara berpikir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PRESTASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Lebih terperinci

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: ,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 36-41 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DISERTAI EKSPERIMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Belajar bukan sekedar mengumpulkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERMACAM- MACAM BENTUK TULANG DAUN DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERMACAM- MACAM BENTUK TULANG DAUN DI SEKOLAH DASAR PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERMACAM- MACAM BENTUK TULANG DAUN DI SEKOLAH DASAR Oleh: Rusdiyana 1 Dosen FKIP Universitas Achmad Yani Banjarmasin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu pada perubahan kurikulum yang menuntut guru agar lebih aktif dan inovatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang menjadi dasar dari semua ilmu yang dipelajari di sekolah regular. Oleh sebab itu pelajaran ini diajarkan pada jenjang pendidikan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

Lebih terperinci

Rahmi Dosen Tetap Pendidikan Biologi FKIP UNRIKA Batam

Rahmi Dosen Tetap Pendidikan Biologi FKIP UNRIKA Batam PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN DINAMIKA POPULASI PADA HEWAN ANTARA KELAS PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN KELAS KONVENSIONAL DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI 894 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 ke-5 Tahun 2016 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI THE EFFECT OF CONTEXTUAL LEARNING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan utama dalam upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang ideal untuk jenjang pendidikan

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta BIOSFER, Vol. VII, No. 1, Maret 1 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta Effect of Application

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) : Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.3 No.4 (2017) : 152-157 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI KANDANGAN PADA

Lebih terperinci

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Penguasaan Konsep Mahasiswa Pada Perkuliahan Listrik Magnet Topik Muatan Listrik Dan Hukum Coulomb

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Penguasaan Konsep Mahasiswa Pada Perkuliahan Listrik Magnet Topik Muatan Listrik Dan Hukum Coulomb Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Penguasaan Konsep Mahasiswa Pada Perkuliahan Listrik Magnet Topik Muatan Listrik Dan Hukum Coulomb Muhamad Gina Nugraha, Duden Saepuzaman, dan David E.Tarigan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07. Jumlah seluruh siswa kelas IV yang menjadi unit

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

Bimafika, 2016, 8, 10 15

Bimafika, 2016, 8, 10 15 Bimafika, 2016, 8, 10 15 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 AIR BUAYA Hairan Wali 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban. Sumber daya manusia yang unggul akan mengantarkan sebuah bangsa menjadi bangsa yang maju dan kompetitif

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 42-47 STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TEAMS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar 34 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar Lampung mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF STAD

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF STAD Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 14-18 STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF STAD (Student Team Achievement Division) DISERTAI

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman karena adanya interaksi antara individu

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 233-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENERAPAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 MATESIH

Lebih terperinci

OLEH DESRIYANTI A1C309009

OLEH DESRIYANTI A1C309009 ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH TERSTRUKTUR DI KELAS X SMA NEGERI 3 BATANGHARI OLEH DESRIYANTI A1C309009

Lebih terperinci

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI I PERBAUNGAN Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama 9 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide Cooperative berarti bekerja sama dan learning yang berarti belajar, jadi belajar melalui kegiatan bersama.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA Hari Aningrawati Bahri* ABSTRACT This research is Classroom Action

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan aktif dalam pembangunan negara. Untuk mengimbangi pembangunan di perlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran sering sekali kita jumpai adanya kecenderungan siswa tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis data yang diperoleh merupakan

Lebih terperinci