Keterbukaan Ekonomi Sektor Perikanan di Provinsi Maluku: Aplikasi Error Correction Model (ECM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keterbukaan Ekonomi Sektor Perikanan di Provinsi Maluku: Aplikasi Error Correction Model (ECM)"

Transkripsi

1 Trikonomika Voume 10, No. 1, Juni 2011, Ha ISSN X Keterbukaan Ekonomi Sektor Perikanan di Provinsi Mauku: Apikasi Error Correction Mode (ECM Fakutas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon Jn. Ir. Putuhena Kampus Poka Ambon E-Mai: Fakutas Ekonomi Universitas Musamus Merauke E-Mai: Vera Pauine K Poiteknik Negeri Ambon E-Mai: joesteven.kay@gmai.com ABSTRACT Mauku is a province that comprised 92 percent of the ocean so rich in marine resources and fisheries. In this study focuses on the anaysis of fishery exports and macro variabes in the region. The dependent variabe was the fisheries exports (Y, whie the independent variabe is the target of observation is the investment variabe (X 1, the infation variabe (X 2, the exchange rate variabe (X 3 and variabe of abor (X 4. Data used in this study originated from the BPS, BI and the Department of Marine and Fisheries Mauku Province. The method used in this study is EG-ECM (Enge Granger - Error Correction Mode. Resuts showed that in the short term and ong-term infation variabe has a significant and negative reation with fisheries export, exchange rate variabe have a significant and positive reation with fisheries export. Labor has a significant in the ong term whie no effect on short-term fisheries export. Investment variabe in both the ong-term and short term is not significant in infuencing the fisheries exports. ECT is a significant vaue indicates that the mode used in this study is vaid. Keywords: fisheries export, investment, infation, exchange rates. PENDAHULUAN Perdagangan uar negeri merupakan saah satu aspek penting daam perekonomian suatu negara. Perdagangan uar negeri menjadi semakin penting, bukan saja daam kaitannya dengan hauan pembangunan yang berorinetasi uar, tetapi juga membidik masyarakat di negara-negara ain sebagai pasar hasi produksi daam negeri. Pasaran ekspor mempunyai peran yang menonjo terhadap perekonomian, khususnya daam penerimaan devisa. Seain itu, ekspor juga berperan sebagai sumber penerimaan pemerintah dan dapat mendorong investasi. Suatu negara dapat mengekspor barang-barang yang dihasikannya apabia barangbarang tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan daam negara tersebut dan juga diperukan di negara ain yang tidak dapat menghasikan atau beum bisa memenuhi kebutuhan akan barang tersebut. Ekspor untuk produk-produk dengan niai tambah yang tinggi 63

2 sangatah penting dan diharapkan dapat menjadi motor penggerak proses perekonomian daerah. Sektor perikanan sebagai saah satu sub sektor pertanian diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optima daam meningkatkan penerimaan bagi daerah, terutama karena Provinsi Mauku yang memiiki uas aut mencapai 92,4% sedangkan sisanya merupakan wiayah daratan yang terdiri dari puaupuau besar, sedang dan keci. Perairan Mauku mempunyai sifat oceanografis, bioogis dan geografis tersendiri yang membedakan dengan aut-aut ain di perairan Nusantara. Kondisi demikian, menjadikan perairan Mauku mengandung sumber daya potensia ekonomis yang cukup tinggi sebagai sumber hayati aut, minera maupun potensi wisata bahari. Dengan uas aut tersebut, menunjukan bahwa Mauku kaya akan potensi sumber daya aam aut, terihat dari standing stock sebesar 1,9 juta ton/tahun dan potensi estari (MSY sebesar ton/tahun. Potensi penangkapan berdasarkan hasi kajian terhadap stok ikan di Wiayah Penangkapan (WPP Provinsi Mauku pada tahun 2007, oeh Badan Riset Keautan dan Perikanan DKP bekerjasama dengan LIPI terfokus pada; aut Banda ton/tahun, aut Arafura ton/tahun, aut Seram ton/tahun dan tota penangkapan mencapai ton/tahun. Potensi perikanan tangkap terdiri dari; jenis ikan peagis besar ton/tahun, ikan peagis keci ton/tahun, ikan demersi ton/tahun, ikan karang ton/tahun, udang ton/tahun, obster 800 ton/tahun dan cumi mencapai ton/tahun. Negata tujuan ekspor perikanan adaah Korea Seatan, Taiwan, Jepang dan China. Komoditi perikanan yang di ekspor adaah ikan beku ain, ikan beku mackera, ikan beku fiet, udang beku dan ikan tuna atau cakaang beku. Peuang pengembangan sektor keautan di Provinsi Mauku sangat didukung dengan ketersediaan potensi sumber daya aut yang meimpah. Oeh karena itu, pemerintah daerah peru berupaya menggeser paradigma pembangunan yang berorientasi darat (continenta oriented ke arah pembangunan yang berorientasi aut (ocean oriented. Sehingga pembangunan daerah, dapat bersinergi dengan ketersediaan potensi aut, sekaigus menjadi daya dukung bagi pencapaian pembangunan di Provinsi Mauku. Menurut Retraubun (2006, terepas dari itu, upaya pengeoaan sektor keautan di Mauku, senantiasa mendapat perhatian yang serius dari pemerintah pusat. Ha ini ditandai dengan disetujuinya penyusunan Dana Aokasi Khusus (DAK untuk beberapa daerah kepuauan, termasuk Mauku, dimana terjadi peningkatan aokasi DAK tahun 2007 yang diharapkan dapat diarahkan untuk pembangunan infrastruktur yang eanding sektornya perikanan dan keautan. Ekspor perikanan di Provinsi Mauku seama periode peneitian menunjukkan perkembangan yang cukup menarik karena pada beberapa tahun terakhir mengaami peningkatan yang cukup tinggi. Perkembangan Ekspor perikanan dapat diihat pada Gambar , , , , , , , ,00 0, Sumber: Dinas Keautan dan Perikanan Provinsi Mauku, 2009 Voume (ton Gambar 1. Perkembangan Voume Ekspor Perikanan, Tahun Gambar 1. menunjukkan perkembangan voume produksi ekspor perikanan di Provinsi Mauku tahun Dimana terihat bahwa pergerakan antara voume ekspor perikanan memiiki trend yang cenderung meningkat namun mengaami penurunan pada tahun 1998, ha ini disebabkan karena faktor eksterna, yakni adanya krisis moneter yang meanda dunia sehingga turut mempengaruhi kinerja ekspor perikanan di Mauku. Kemudian pada tahun 1999 terjadi penurunan karena pengaruh faktor interna, yakni adanya krisis kemanusiaan yang meanda Mauku. Namun pada tahun 2008 voume ekspor perikanan mencapai ,67 ton atau meningkat sebesar 4,13 persen dengan niai ekspor sebesar Rp ,04 atau meningkat sebesar Trikonomika Vo. 10, No. 1, Juni 2011 Vera Pauine K

3 persen dibandingkan tahun sebeumnya. Kontribusi ekspor perikanan terhadap tota ekspor di Provinsi Mauku adaah sebesar 59 persen dan merupakan kontributor terbesar diantara sub-sub sektor yang berkontribusi. Ha ini menunjukkan bahwa ekspor perikanan merupakan instrumen yang paing berpotensi daam daam merangsang pertumbuhan ekonomi karena daya dukung yang dimiiki. Berbagai cara terus diakukan oeh pemerintah daerah Provinsi Mauku daam peruasan ekspor perikanan, saah satu kebijakan yang dipandang sangat baik serta mampu memberikan efek yang cepat adaah investasi. Investasi merupakan saah satu instrumen daam proses pembangunan yang ampuh merangsang aktivitas perekonomian di daerah dengan cepat. Perkembangan investasi dapat diihat pada Gambar Sumber: Dinas Keautan dan Perikanan Provinsi Mauku, 2009 Gambar 2. Perkembangan Investasi Perikanan, Tahun Investasi Pada dasarnya investasi merupakan pembentukan moda yang mendukung peranan baik pemerintah maupun swasta daam perekonomian. Menurut Harrod Domar, daam mendukung pertumbuhan ekonomi diperukan investasi-investasi baru sebagai stok moda seperti penanaman moda daam negeri maupun penanaman moda asing. Investasi diharapkan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian karena terbatasnya dana yang dimiiki, investasi mutak diperukan sebab pada dasarnya pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan meaui ebih banyak mengadakan investasi. Investasi meaui foreign direct investment terbukti mempunyai hubungan kausa dengan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara berkembang (Jayaraman and Choong, Pada Gambar 2. terihat bahwa perkembangan investasi perikanan mengaami pertumbuhan yang pesat pada tahun-tahun terakhir seteah masa krisis ekonomi dan krisis kemanusiaan berakhir, ha ini turut dipicu oeh pergerakan niai kurs mata uang yang yang erat kaitannya dengan ekspor karena komoditi perikanan memiiki niai yang berbeda antar negara. Sementara disisi ain pergerakan tingkat suku bunga yang berkaitan dengan kurs sangat rentan terhadap penyakit ekonomi yakni infasi, daam kondisi yang baik dan tingkatan yang wajar infasi bukanah sesuatu ha yang ditakutkan namun apabia sudah daam kondisi yang berdampak buruk dan merusak struktur perekonomian infasi adaah penyakit yang harus dikendaikan. Dengan adanya permasaahan yang cukup rumit ini maka yang menjadi pertanyaan menarik untuk diteiti adaah adaah bagaimana arah dan seberapa besar pengaruh investasi, infasi, kurs dan tenaga kerja terhadap ekspor perikanan di Provinsi Mauku? METODE Data yang digunakan daam peneitian ini adaah jenis data time series dengan periode tahun , yang bersumber dari Dinas keautan dan perikanan Provinsi Mauku, Badan Pusat Statistik (BPS dan Bank Indonesia (BI. Estimasi yang akan diakukan menggunakan pendekatan mode dinamis khususnya mode koreksi kesaahan Enge-Granger (Enge-Granger Error Corection Mode, EG-ECM. Untuk pengoahan data digunakan E-Views. Pendekatan ECM meminimakan kemungkinan estimasi hubungan angsung dengan tetap mempertahankan infomasi jangka panjang tanpa mengurangi adanya pengaruh struktur ag yang berubah-ubah (Wickens and Breusch, Metode ECM juga menghasikan t statistik hasi estimasi yang vaid waaupun daam keadaan ketiadaan variabe penjeas (Inder, Adapun angkah-angkah pengujian yang diakukan adaah sebagai berikut: Uji Stasioneritas Data dan Derajat Integrasi, diakukan pengujian stationeritas data runtut waktu dengan menggunakan uji akar unit (unit root test yang dikena dengan nama uji Augmented DickeyFuer (ADF dan Phiip Peron (PP untuk mengetahui stasionaritas suatu data, apakah data sudah stasioner pada derajat integrasi yang sama. Konsekuensi dari data yang tidak stasioner tersebut akan dapat mengakibatkan muncunya regresi Keterbukaan Ekonomi Sektor Perikanan di Provinsi Mauku: Apikasi Error Correction Mode (ECM 65

4 ancung (spurious regression daam suatu mode (ihat Granger, 1986:213; Insukindro, 1990: dan Insukindro, 1992:1 13; Thomas, Seteah diketahui derajat integrasinya sama, seanjutnya diakukan uji kointegrasi yang merupakan uji untuk mengetahui adakah hubungan jangka panjang atau hubungan keseimbangan antara variabe dependen dengan variabe independen. Caranya adaah dengan menguji stasioneritas residua dengan cara seperti pada tahap pertama. Residua diperoeh dari hasi estimasi mode awa persamaan peneitian, dengan variabe sebagai berikut: Variabe dependen daam peneitian ini adaah reaisasi niai ekspor sektor perikanan (Y. Data yang digunakan adaah data reaisasi ekspor tahunan yang dikeuarkan oeh Dinas keautan dan perikanan Provinsi Mauku berbagai edisi satuan rupiah (Rp. Variabe independen daam peneitian ini terdiri dari: Investasi (X 1, merupakan reaisasi investasi pada sektor perikanan di Provinsi Mauku. Data daam bentuk tahunan dengan satuan rupiah (Rp. Infasi (X 2, merupakan infasi yang terjadi di Provinsi Mauku. Data diperoeh dari BPS Provinsi Mauku daam berbagai edisi dengan satuan persen (%. Niai Kurs (X 3, merupakan niai tukar rupiah terhadap Doar AS. Data diperoeh dari Bank Indonesia daam berbagai edisi daam satuan rupiah (Rp. Tenaga Kerja (X 4, merupakan jumah tenaga kerja yang bekerja pada sektor perikanan, terdiri dari tenaga kerja Indonesia (TKI dan tenaga kerja asing (TKA daam jumah orang per tahun. Keseimbangan akan terjadi apabia variabe variabe ekonomi yang dianaisis seperti daam mode berikut.... (1 Namun pada umumnya, keseimbangan tersebut suit tercapai dan justru ketidakseimbangan yang sering muncu daam jangka pendek. Ketidakseimbangan ini digambarkan dengan niai Error Correction Term (ECT yang dirumuskan sebagai berikut. ECT t = β 0... (2 ECT t disebut sebagai kesaahan ketidakseimbangan (disequiibrium error. Karena X dan Y jarang daam kondisi keseimbangan, maka hanya diakukan observasi hubungan ketidakseimbangan (jangka pendek dengan memasukan unsur keambanan sehingga mode persamaannya menjadi: (Insukindro X 2 t (3 Persoaan utama daam mengestimasi persamaan (3 adaah jika data ternyata tidak stasioner pada tingkat eve. Sehingga peru diakukan manipuasi dengan cara mengurangi setiap sisi kanan dan kiri persamaan (3 dengan variabe 1. Hasinya sebagai berikut. 1 β 6 β 9 1 β 6 ( 1 β 9 1 β 6 (1 β 9 1 β 6 λ 1 Keterangan: λ = (1 β 9 Seanjutnya, penambahan dan pengurangan dengan (β 1 menghasikan persamaan-persamaan berikut: 1 β 6 Y 1t 1 β 2 β 1 Y 1t 1 β 2 β 3 β 4 λ 1 β 1 β 2 β 3 β 4 β 6 Y 3t λ 1 D D D D D (β 5 (β 6 (β 7 (β 8 λ 1 D D D D λ( 1 δ 1 δ 2 δ 3 δ 4 D D D D λ( 1 δ 0 δ 1 δ 2 δ 3 δ 4 D D D D λetc t 1 Keterangan: δ 0 = b 0 ( b5 b1 δ 1 = ( b6 b2 δ 2 = δ 3 ( b7 b3 = δ 4 ( b8 b4 = DX t = X t X t 1 66 Trikonomika Vo. 10, No. 1, Juni 2011 Vera Pauine K

5 Dengan diakukannya manipuasi persamaan dan parameterisasi uang seperti diatas, maka mode EG- ECM yang diperoeh adaah sebagai berikut. D D D D D β 5 ECT t 1... (4 Dari persamaan two steps Enge-Grenger, mode ditransformasikan daam bentuk ogaritma natura, maka persamaan yang akan diestimasi daam peneitian ini adaah sebagai berikut. nd nd nd nd β 4 nd β 5 ECT t 1... (5 Keterangan: nd = diferensi pertama ekspor perikanan (Yt 1 nd = diferensi pertama investasi perikanan (X 1 nd = diferensi pertama infasi (X 2 nd = diferensi pertama kurs rupiah (X 3 nd = diferensi pertama tenaga kerja sektor perikanan (X 4 X4 t 1 ECT t 1 = Error Corection Term pada t 1 (= 1 β 0 δ 1 δ 2 δ 3 δ 4 β 1, β 2, β 3, β 4 = Koefisien regresi dari masing-masing variabe ekonomi makro β 5 = Koefisien ECT (error correction term Hubungan Jangka Pendek, seteah mengestimasi EG-ECM dengan metode OLS, seanjutnya diakukan uji signifikansi variabe peneitian dan uji asumsi kasik terhadap hasi estimasi EG-ECM. Daam proses ini akan diketahui pengaruh variabe independen terhadap variabe dependen daam jangka pendek termasuk vaiditas mode estimasi yang diihat dari informasi variabe ECT. Mode ECM menawarkan perbaikan metode estimasi jangka panjang hubungan diantara variabevariabe ekonomi secara runtut waktu (time series (Makki, et. a., Hubungan jangka panjang diakukan mengestimasi persaman kointegrasi. Daam proses ini dapat diketahui pengaruh jangka panjang variabe ekonomi terhadap ekspor perikanan. HASIL Pada umumnya variabe ekonomi bersifat nonstasioner sedangkan metode anaisis time series mensyaratkan atau mengasumsikan stasioneritas dari series yang digunakan. Oeh karena itu diperukan uji stationarity yang daam peneitian ini mengunakan uji akar unit (unit roots test dengan metode Augmented Dickey Fuer Test (ADF test dan uji Phiips Perron (PP. Tabe 1. Uji Stationeritas I. Uji Stationeritas pada Tingkat Leve Variabe ADF Hitung PP Hitung None Intercept Trend and Intercept None Intercept Trend and Intercept ny * ** nx * ** nx ** nx * nx II. Uji Stationeritas pada Tingkat 1 st Difference Variabe ADF Hitung PP Hitung None Intercept Trend and Intercept None Intercept Trend and Intercept ny *** *** ** *** *** *** ny *** *** ** *** *** ** ny *** *** *** *** *** *** ny *** ** ** *** *** *** ny ** ** ** *** *** ** Keterangan: * signifikan 10%; ** signifikan 5%; *** signifikan 1% Sumber: data dioah Keterbukaan Ekonomi Sektor Perikanan di Provinsi Mauku: Apikasi Error Correction Mode (ECM 67

6 Pada Tabe 1. menunjukkan hasi uji stationeritas dengan menggunakan uji ADF dan uji PP pada tingkat eve mengindikasikan bahwa variabe yang digunakan daam peneitian tidak stationer (memiiki unit roots sehingga diperukan uji ebih anjut untuk menghiangkan akar unit meaui turunan pertama (first difference. Dari hasi pada tabe yang sama terihat bahwa pada uji tingkat 1 st difference semua data sudah stationer pada diferensi pertama dan ha ini mengindikasikan bahwa ada terjadi kointergrasi atau hubungan jangka panjang. Jika variabe ebih dari dua dan ebih dari satu vektor kointegrasi maka pengujian kointegrasi johansen yang dipandang paing baik digunakan. Dipakai untuk mengidentifikasikan perbedaan niai ebih dari satu vektor kointegrasi dan meibatkan ebih dari dua variabe. Hypothesized No. of CE(s Tabe 2. Uji Johansen Eigenvaue Trace Statistic 5 Percent Critica Vaue 1 Percent Critica Vaue None ** At Most 1 * At Most At Most At Most E *(** denotes rejection of the hypothesis at the 5% (1% eve Trace test indicates 2 cointegrating equation(s at the 5% eve Trace test indicates 1 cointegrating equation(s at the 1% eve Dari hasi diketahui bahwa pada taraf uji 5% terdapat dua persamaan kointegrasi antar variabe sehingga dapat disimpukan bahwa setidaknya terdapat dua kombinasi inear antar variabe ekspor dengan variabe-variabe makro yang menunjukkan adanya stabiitas jangka panjang antar variabe tersebut. Persamaan tersebut dapat dituis sebagai berikut. Y 0,14X 1 1,84X 2 1,38X 3 0,36X 4 = 0; atau; Y = 0,14X 1 1,84X 2 1,38X 3 0,36X 4 Dari persamaan tersebut dapat disimpukan bahwa daam keseimbangan jangka panjang ekspor perikanan akan berhubungan negatif dengan investasi di bidang perikanan dan infasi, sedangkan niai kurs dan tenaga kerja berhubungan positif dengan ekspor perikanan. Seteah meakukan uji stasioneritas dan uji kointegrasi, beranjut dengan membentuk mode koreksi kesaahan meaui estimasi EG-ECM. Daam proses ini dapat diketahui pengaruh variabe independen terhadap variabe dependen daam jangka pendek dan juga vaiditas mode estimasi yang dapat diketahui dari koefisien variabe Error Correction Term (ECT. Eksistensi koreksi kesaahan menghasikan koefisien koreksi kesaahan yang menunjukkan adanya fenomena dikoreksinya penyimpang an menuju ekuiibrium. Tabe 3. Hasi Anaisis Enge-Granger Error Correction Mode (EG-ECM Dependent Variabe: d(ny Method: Least Squares Sampe (adjusted: Incuded observations: 23 after adjusting endpoints Variabe Coefficient Std. Error t Statistic Prob C d(nx d(nx d(nx d(nx Resid01( R squared Mean dependent var Adjusted S.D. dependent var R squared S.E. of Akaike info criterion regression Sum squared Schwarz criterion resid Log ikeihood F Statistic Durbin- Watson stat Prob(F Statistic Sumber: data dioah Persamaan dari hasi anaisis ECM dapat dituis sebagai berikut. d(ny = 0,036 0,178*d(nX 1 0,165*d(nX 2 0,514*d(nX 3 0,160*d(nX 4 0,56*resid01( 1 Berdasarkan hasi perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa niai variabe ECT (Error Correction Term yaitu variabe yang menunjukkan niai keseimbangan ekspor perikanan. Niai ini merupakan indikator bahwa spesifikasi mode vaid. Periaku variabe-variabe makro daam jangka pendek dapat dijeaskan sebagai berikut: variabe investasi mempunyai niai koefisien sebesar 0,17 memiiki sope positif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap ekspor perikanan. Variabe infasi mempunyai niai koefisien 0,16 memiiki sope negatif dan berpengaruh signifikan 10% terhadap ekspor perikanan. Variabe kurs mempunyai niai koefisien 0,51 memiiki sope positif dan berpengaruh signifikan 5% terhadap ekspor perikanan. Variabe 68 Trikonomika Vo. 10, No. 1, Juni 2011 Vera Pauine K

7 tenaga kerja mempunyai niai koefisien 0,15 memiiki sope positif tetapi tidak signifikan mempengaruhi ekspor perikanan. Niai koefisien ECT mempunyai makna bahwa perbedaan antara niai aktua dengan niai keseimbangannya sebesar 0,56 dimana menjeaskan bahwa sekitar 56% ketidaksesuaian antara niai aktua ekspor perikanan Provinsi Mauku daam jangka pendek dan niai keseimbangan ekspor perikanan Provinsi Mauku daam jangka panjang akan dikoreksi setiap tahunnya. Signifikansi ECT adaah sebesar 0,024 yang berarti signifikan pada α < 5% dan menunjukkan bahwa spesifikasi mode yang dipakai adaah tepat dan mampu menjeaskan variasi dinamis. Uji Asumsi Kasik Uji heteroskedastisitas, untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas daam mode yang digunakan maka diakukan uji terebih dahuu, uji yang digunakan adaah uji White. Tabe 4. Hasi Uji White White Heteroskedasticity Test F statistic Probabiity Obs*R squared Probabiity Sumber: data dioah Hasi uji White menunjukkan bahwa daam mode peneitian yang digunakan tidak terdapat heteroskedastisitas terihat dari probabiitas 30% > 5%. Uji otokoreasi, untuk mendeteksi adanya otokoreasi adaah dengan menggunakan LM test (Seria Correation Lagrange Mutipier Test. Tabe 5. Hasi Lagrange Mutipier (LM Breusch-Godfrey Seria Correation LM Test F statistic Probabiity Obs*R squared Probabiity Sumber: data dioah Berdasarkan berdasarkan hasi LM test menunjukkan bahwa tidak terdapat otokoreasi terbukti dari niai probabiitas obs*r 2 adaah 5,8% > 5% sehingga disimpukan bahwa mode tidak mengandung otokoreasi. Uji mutikoinearitas, digunakan auxiary regression yang intinya membandingkan niai R 2 mode utama dengan R 2 mode parsia (regresi antar variabe independen. Mode Regresi R 2 Mode Utama dln_y = f(dln_x 1, dln_x 2, dln_x 3, dln_x 4 0,506 Mode Parsia dln_x 1 = f(dln_x 2, dln_x 3, dln_x 4 0,439 dln_x 2 = f(dln_x 1, dln_x 3, dln_x 4 0,049 dln_x 3 = f(dln_x 1, dln_x 2, dln_x 4 0,090 dln_x 4 = f(dln_x 1, dln_x 2, dln_x 3 0,430 Sumber: data dioah Tabe 6. Hasi Uji Mutikoinieritas Uji koreasi parsia menunjukkan bahwa tidak terjadi mutikoinearitas terihat dari niai R 2 pada mode utama ebih besar dari R 2 parsia. Uji normaitas, menggunakan Jarque-Bera Test. Adapun niai hasi uji Jarque-Bera sebesar 1, dengan probabiitas sebesar 0, ebih besar dari α = 0,05 berarti bahwa residu daam persamaan tersebut terdistribusi norma. Uji t digunakan untuk meihat pengaruh signifikansi variabe-variabe independen secara terpisah terhadap variabe dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan untuk uji ini adaah 10%, niai kritis tabe (t tabe yang diperoeh adaah 1,711. Niai t-hitung untuk variabe investasi adaah 0,805 < 1,711 (niai t tabe artinya secara terpisah variabe investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor perikanan. Niai t-hitung untuk variabe infasi adaah 1,821 > 1,711 artinya secara terpisah variabe infasi berpengaruh negatif terhadap ekspor perikanan dan signifikan. Niai t hitung untuk variabe kurs adaah 2,160 > 1,711 artinya bahwa secara terpisah variabe kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor perikanan. Sedangkan variabe tenaga kerja tidak signifikan. Sementara niai t hitung untuk variabe ECT adaah sebesar 2,468 ebih besar dari t tabe yang artinya bahwa secara terpisah variabe ECT berpengaruh signifikan terhadap ekspor perikanan di Provinsi Mauku. Uji F untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh dari variabe-variabe independen terhadap variabe dependennya secara bersama-sama. Berdasarkan hasi f hitung sebesar 2,5335 dengan probabiitas 0,0688 artinya bahwa secara keseuruhan variabe independen yang digunakan mampu mempengaruhi variabe dependen pada tingkat signifikansi 10%. Anaisis hubungan jangka panjang, hubungan jangka panjang ini dapat diperoeh dengan mengestimasi mode persamaan kointegrasi. Keterbukaan Ekonomi Sektor Perikanan di Provinsi Mauku: Apikasi Error Correction Mode (ECM 69

8 Persamaan jangka panjang dapat dituis sebagai berikut. LN_Y = 7, ,15*LN_X 1 0,366*LN_X 2 0,794*LN_X 3 0,434*LN_X 4 PEMBAHASAN Berdasarkan hasi estimasi terhadap mode yang digunakan menunjukkan bahwa daam jangka panjang variabe infasi, kurs dan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap ekspor perikanan, sementara investasi cenderung tidak berpengaruh baik jangka panjang maupun jangka pendek terhadap ekspor perikanan seama periode pengamatan, sehingga ha ini berimpikasi bahwa keterbukaan ekonomi pada sektor perikanan peru mendapat perhatian yang ebih dari pemerintah daerah karena investasi adaah instrumen yang paing cepat daam mendorong pertumbuhan dan keterbukaan ekonomi sektor perikanan. Daam peneitiannya Sebastian Edwards (1998 mengemukakan keterbukaan ekonomi akan peningkatan produktivitas sektor-sektor ekonomi. Hasi peneitian ainnya menunjukkan keterbukaan ekonomi dan perdagangan internasiona secara umum terbukti dapat meningkatkan produktivitas sektor pertanian (Urata & Yokota, 1994; Edwards, Desentraisasi sektor keauatan di Mauku masih mengaami kendaa pada aturan main, dimana kewenangan daam pengeoaan sumber daya keautan berada pada wiayah aut sejauh 12 mi diukur dari garis pantai teruar bagi pemerintah daerah provinsi, dan 1/3 dari wiayah aut kewenangan pemerintah daerah provinsi bagi pemerintah kabupaten atau kota. Sehingga keuar dari 12 mi tersebut, adaah kewenangan pemerintah pusat yang dikena sebagai Zona Ekonomi Eksusif (ZEE. Akibatnya sekitar 50% ebih kekayaan aut masih dikeoah oeh pemerintah pusat. Di Mauku masih rawan terjadi iega fishing yang sengaja diakukan oeh neayan asing di aut Arafuru dan aut Banda yang kaya akan potensi sumber daya aut berupa ikan. Akibatnya pemerintah daerah tidak memiiki kewenangan untuk mengawasi ZEE yang merupakan kewenangan pemerintah pusat, dimana hanya menjadi penonton terjadinya iega fishing. Praktek yang demikian menyebabkan rusaknya sumber daya hayati aut, seperti gejaa tangkap ebih (overfishing, rusaknya terumbu karang akibat praktik penangkapan ikan secara merusak (pengeboman, rusaknya hutan mangrove, dan ain sebagainya. Iniah yang sering disebut sebagai eksternaitas negatif, yaitu suatu akibat yang harus ditanggung oeh aktivitas yang ditimbukan pihak ain (Suhana, Menyangkut probem ini, Mahsu (2005 antas mengungkapkan, misanya sebagai provinsi kepuauan, di provinsi Mauku banyak wiayahnya yang kosong terpisah jauh oeh perairan meebihi jarak 12 mi yang ditetapkan untuk pengeoaan wiayah aut. Sehingga akan masuk wiayah mana wiayah yang kosong tersebut. Konsekuensinya akan mengakibatkan wiayah aut tidak bertuan, sehingga wiayah aut yang kosong tersebut rawan terjadinya iega fishing. Oeh karena itu, agar pemerintah daerah Mauku dapat memiiki kewenangan daam pengeoaan wiayah aut yang bukan merupakan kewenangan mereka, maka bersama 6 provinsi keauatannya ainnya, peru mendesak pemerintah dan DPR agar Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diamandemen. Dimana amendeman itu, menyangkut pasa-pasa yang membatasi kewenangan pemerintah daerah, yang memiiki karakteristik wiayah yang didominasi oeh aut. Sehingga wiayah-wiayah aut yang tidak bertuan tersebut, dapat diaihfungsikan ke daam wiayah provinsi, dan bisa dikeoa demi peningkatan kesejahteraan rakyat. KESIMPULAN Hasi anaisis menunjukan adanya hubungan saing mempengaruhi antara variabe-variabe ekonomi makro yang dimasukan daam mode dengan per tumbuh an ekonomi. Daam jangka pendek tidak semua variabe mempengaruhi ekspor perikanan. Secara keseuruhan daam jangka panjang, hanya variabe investasi yang tidak berpengaruh terhadap ekspor perikanan. Tidak berpengaruhnya varibe investasi terhadap ekspor perikanan di Mauku disebabkan masih banyaknya permasaahan daam ha pengeoaan sektor perikanan diantaranya adaah masih banyaknya paraktek-praktek iega fishing yang menjadi demotivasi bagi investor untuk berinvetasi di sektor perikanan. Ha iniah yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah untuk menciptakan ikim investasi yang kondusif, karena ketika semakin banyak investor yang masuk ke Mauku pada sektor perikanan maka akan menaikan voume investasi dan meningkatkan aktivitas sektor perikanan serta memacu pertumbuhan yang pada akhirnya akan mendorong keterbukaan ekonomi. 70 Trikonomika Vo. 10, No. 1, Juni 2011 Vera Pauine K

9 DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L Ekonomi Pembangunan (Edisi ke- 4. Yogyakarta: STIE-YKPN. Badan Pusat Statistik. Beberapa edisi. Mauku daam Angka. Bank Indonesia. Beberapa edisi. Laporan Tahunan BI. Dinas Perikanan dan Keautan Provinsi Mauku. Beberapa edisi. Laporan Tahunan. Edwards, S Openness, Productivity and Growth: What Do We Reay Know?. The Economic Journa, 108: Enge, R. F Forecasting and Testing in Cointegration System. Journa of Econometrics, 35: Enge, R. F. and Granger, C. W. J Cointegration and Error Correction: Representation, Estimation and Testing. Econometrica, 55(2: Fendityana, Tungga Yoga Anaisis Uji Kausaitas Granger Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Penanaman Moda asing Langsung Indonesia Periode , Universitas Airangga, Surabaya: tidak dipubikasikan. Granger, C. W. J. and Newbod, P Spurious regressions in econometrics. Journa of Econometrics, 2: Gujarati, Damodar N Basic Econometrics (3 rd edition. Mc.Graw Hi Internationa Edition. Harvey, A. C Econometric Anaysis of time series (2 nd edition. Cambridge: MIT Press. Inder, B Estimating ong-run reationships in economics: a comparison of different approaches. Journa of Econometrics, 57: Insukindro Regresi Linier Lancung daam Anaisis Ekonomi; Suatu Tinjauan dengan Studi Kasus di Indonesia. Jurna Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 1: Sindrum R2 Daam Anaisis Regresi Linier Runtun Waktu. Jurna Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 7: Jayaraman, T. K. and Choong, Chee-Keong Foreign direct investment in the South Pacific Isand Countries: a case study of Fiji. Word Review of Entrepreneurship, Management and Sustainabe Deveopment, 2(4: Makki, S. S., Tweeten, L. G. and Thraen, C. S Investing in research and education versus commodity programs: impications for agricutura productivity. Journa of Productivity Anaysis, 12: Mankiw, N. Gregory Macroeconomics (5 th edition. New York: Worth pubishers. Sasandara, Rudy Ekspor Indonesia: Kinerja, Permasaahan serta Strategi Peningkatannya, diambi pada tangga 17 Juni 2006 dari rudicty.com/ Sims, C. A., et. a Inference in Linear Time Series modes with Some Unit Roots. Econometrica, 58: Tambunan, Tuus Perdagangan Internasiona dan Neraca Pembayaran (Edisi pertama. Jakarta: LP-FEUI. Thomas, R. L Modern Econometrics; an Introduction (1 st edition. Addison Wesey Longman. Urata, S. and Yokota, K Trade iberaization and productivity growth in Thaiand. The Deveopment Economies, 32: Wickens, M. R. and Breusch, T. E Dynamic specification the: ong-run and the estimation of transformed regression modes. Economic Journa, 98: Widarjono, Agus Ekonometrika: Teori dan Apikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis (Edisi ke-2. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia, FE UII. Wiiamson D. Stephen Macroeconomics (2 nd edition. University of Iowa: Pearson Addison Wesey. Keterbukaan Ekonomi Sektor Perikanan di Provinsi Mauku: Apikasi Error Correction Mode (ECM 71

ANALISIS INVESTASI, EKSPOR, DAN KURS TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI PROVINSI MALUKU, : PENDEKATAN ERROR CORRECTION

ANALISIS INVESTASI, EKSPOR, DAN KURS TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI PROVINSI MALUKU, : PENDEKATAN ERROR CORRECTION EKO-REGIONAL, Vol.6, No.1, Maret 2011 ANALISIS INVESTASI, EKSPOR, DAN KURS TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI PROVINSI MALUKU, 1986-2009: PENDEKATAN ERROR CORRECTION Oleh: Marthen Anthon Pentury

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap data yang meliputi pemilihan model dengan membandingkan antara model linear dan model logarima, pengujian kausalitas,

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi 53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mengambang seperti uang beredar, suku bunga Indonesia(BI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1 BAB VI ANALISA DATA 6.1. Deskripsi Data Data yai g dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terutama bersumber dari Badan Pusat Statistik, Intenational Financial Statistic dan situs Badan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Tabel 8. Deskripsi Data Input Nama Data Selang periode runtun waktu Satuan pengukuran Sumber Data Inflasi (CPI) Bulanan Tahun Dasar 2000 Indeks

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel BI rate, kurs tengah dan M2 (broad money) dalam mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Dalam jangka pendek produksi beras Indonesia berpengaruh negatif dan. terhadap besarnya impor beras Indonesia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Dalam jangka pendek produksi beras Indonesia berpengaruh negatif dan. terhadap besarnya impor beras Indonesia. 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan beberapa temuan dan uji dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa kesimpulan yaitu : 1) Dalam jangka pendek produksi beras Indonesia berpengaruh

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Rangga Handika Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Apakah berinvestasi pada saham bisa menutup penurunan pendapatan real kita yang tergerus inflasi? Untuk itu, marilah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian mengenai Luas panen, Jumlah Penduduk dan Harga terhadap produksi padi di Kabupaten Gunungkidul periode tahun 1982-2015.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS BAB 1V HASIL DAN ANALISIS 4.1 Diskripsi Data Penelitian 4.1.1 Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar adalah harga suatu mata uang suatu Negara dalam satuan mata uang asing, yang mana jumlah mata uang asing tersebut

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

INVESTASI DAN FAKTOR-FAKTOR EKONOMI YANG MEMENGARUHINYA DI PROPINSI PAPUA BARAT

INVESTASI DAN FAKTOR-FAKTOR EKONOMI YANG MEMENGARUHINYA DI PROPINSI PAPUA BARAT EKO-REGIONAL, Vol. 7, No. 2, September 2012 INVESTASI DAN FAKTOR-FAKTOR EKONOMI YANG MEMENGARUHINYA DI PROPINSI PAPUA BARAT Oleh: Martha Agusthina Corry Kareth 1) 1) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time 37 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time series) dari periode 2005Q1 2014Q4. Penggunaan data pada penelitian ini meliputi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kestasioneran data merupakan hal yang sangat penting dalam analisis data time series. Hal ini karena penggunaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-varibael sebagai berikut: Jumlah ekspor Minyak kelapa sawit

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-varibael sebagai berikut: Jumlah ekspor Minyak kelapa sawit 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel-varibael sebagai berikut: Jumlah ekspor Minyak kelapa sawit Indonesia, harga

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab V ini akan dilakukan pengujian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. Dimana variabel terikat (variable dependent) meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga SBI terhadap inflasi di Indonesia tahun 1984-2009 adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh CAR, NPF, FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII. Sebagaimana telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut. 45 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Berdasarkan data pada lampiran 1 maka analisis deskriptif sebagai berikut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang terdiri dari nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang bergerak dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah) Lampiran I Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun 1983-2007 (juta rupiah) Tahun Penerimaan Pajak Pengeluaran Pemerintah 1983 150.392 1.627.530 1984 155.699 1.842300 1985 149.670

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Stasioneritas Pengujian stasioneritas data yang digunakan terhadap seluruh variabel dalam model kajian didasarkan pada Augmented Dickey Fuller test (ADF test),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil kesimpulan yaitu 1) Dalam jangka pendek jumlah uang beredar tidak berpengaruh atau tidak signifikan terhadap

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini 42 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Unit Root Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini diuji dengan uji unit roots yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia dari tahun 1990 sampai tahun 2014

Lebih terperinci

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL OLEH WILIA AGUSTIANI Willia.Agustiani@gmail.com FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat 49 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data publikasi Bank Indonesia berupa Statistik Ekonomi Moneter, Laporan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data 1. Data Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Variabel Sektor Moneter dan Riil Terhadap Inflasi di Indonesia (Periode 2006:1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pola sejumlah data, kemudian menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pola sejumlah data, kemudian menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif, yaitu menggunakan metode numerik dan grafis untuk mengenali pola sejumlah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Stasionaritas) Data deret waktu dikatakan stasioner jika menunjukkan pola yang konstan dari waktu kewaktu. Adapun uji akar unit

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 69 Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 2004-2010 Periode sbdepo Inflasi depo Jan-04 6.27 0.57 426.424 Feb-04 5.99-0.02 409.204 Mar-04 5.86 0.36 401.686 Apr-04

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP INVESTASI ASING DI INDONESIA (TAHUN 2000:1 2011:4)

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP INVESTASI ASING DI INDONESIA (TAHUN 2000:1 2011:4) ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP INVESTASI ASING DI INDONESIA (TAHUN 2000:1 2011:4) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Messayu Eliza 0910210069 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SUMATERA BARAT (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODELS) Oleh : Melty Roza Adry ABSTRACT

ANALISIS INVESTASI SUMATERA BARAT (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODELS) Oleh : Melty Roza Adry ABSTRACT ANALISIS INVESTASI SUMATERA BARAT (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODELS) Oleh : Melty Roza Adry ABSTRACT The purpose of this research are to analysis effect economic growth and interest rate to investment

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian, Data dan Spesifikasi Model Ekonomi

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian, Data dan Spesifikasi Model Ekonomi BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini terkait dengan sejumlah hal yang akan digunakan dalam menjawab hipotesis penelitian. Bagian pertama dari bab ini memaparkan tentang variabel penelitian, data dan spesifikasi

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KETERBUKAAN TERHADAP PERTUMBUHAN KOTA DI INDONESIA TAHUN

DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KETERBUKAAN TERHADAP PERTUMBUHAN KOTA DI INDONESIA TAHUN Jurnal EKONOMI PEMBANGUNAN Kajian Ekonomi Negara Berkembang Hal: 227 240 DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KETERBUKAAN TERHADAP PERTUMBUHAN KOTA DI INDONESIA TAHUN 1970 2002 Asih Sriwinarti Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat

KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE DOI: /medstat p-issn 1979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 2016: 119-132 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/media_statistika KAJIAN AKTIVITAS EKONOMI LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual Report) pada periode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research) BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research) dilakukan dengan mempelajari berupa catatan yaitu melakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitan dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Objek

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari 76 Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 2014 (Ton) Bulan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 570 1.277 1.091 1.264 511 Februari 880 1.058 1.486 1.254 447 Maret 1.095 1.078

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 71 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab V ini akan dilakukan pengujian pengaruh variabel Harga CPO Internasional, nilai tukar rupiah, Term of Trade (TOT) dan Produksi kelapa sawit Indonesia terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang ditentukan dengan menggunakan metode ilmiah secara aturan-aturan yang

III. METODE PENELITIAN. yang ditentukan dengan menggunakan metode ilmiah secara aturan-aturan yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang ditentukan dengan menggunakan metode ilmiah secara aturan-aturan yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA Pendahuluan Intepretasi data adalah salah satu komponen penting dalam tahap akhir olah data. Ketika data telah diolah maka inilah kunci dari akhir tahap olah data sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif mewakili seluruh contoh populasi dalam penelitian. Hal ini menjelaskan mengenai kecenderungan data tengah dan

Lebih terperinci

ERROR CORRECTION MODEL DALAM MENGANALISIS PENGARUH INVESTASI NON FINANSIAL DAN NILAI KURS TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO

ERROR CORRECTION MODEL DALAM MENGANALISIS PENGARUH INVESTASI NON FINANSIAL DAN NILAI KURS TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO ERROR CORRECTION MODEL DALAM MENGANALISIS PENGARUH INVESTASI NON FINANSIAL DAN NILAI KURS TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO Soemartini Departemen Statistika FMIPA UNPAD Bandung tine_soemartini@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Abstract. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Di Provinsi Maluku Tahun Andre Sapthu ISSN

Abstract. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Di Provinsi Maluku Tahun Andre Sapthu ISSN ISSN 2302-5298 Lingkup Artikel Yang Dimuat Dalam Jurnal Ini Adalah Kajian Empiris dan Konseptual Kontemporer Pada Bidang Ekonomi, Bisnis & Akuntansi Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : terhadap permintaan uang (M2) 2000:Q1 2008:Q2.

BAB V PENUTUP. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : terhadap permintaan uang (M2) 2000:Q1 2008:Q2. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan nasional (Y) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan uang (M2) 2000:Q1

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis. Dokumen atau arsip data yang diteliti berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan metode purposive sampling yang digunakan, sampel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan metode purposive sampling yang digunakan, sampel yang 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemiskinan rumah tangga yang secara berturut-turut pada periode tahun 1981

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi di kota Yogyakarta. B. Jenis Data Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Bahan Ajar Model ECM AGUS TRI BASUKI MODEL ECM

Bahan Ajar Model ECM AGUS TRI BASUKI MODEL ECM Bahan Ajar Model ECM AGUS TRI BASUKI MODEL ECM Tidak layak diragukan lagi bahwa spesifikasi model dinamik merupakan satu hal yang penting dalam pembentukan model ekonometri dan analisis yang menyertainya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. media perantara. Pada umumnya data sekunder dapat berupa bukti, catatan atau

BAB III METODE PENELITIAN. media perantara. Pada umumnya data sekunder dapat berupa bukti, catatan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder. Data sekunder sendiri adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, atau melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah variabel konsumsi rumah tangga dan Produk domestik regional bruto (PDRB) perkapita di Jawa Tengah. Kurun waktu dari objek penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Desember 2009 dalam kondisi jangka pendek.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Desember 2009 dalam kondisi jangka pendek. 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Secara individu variabel Jumlah Uang Beredar (M1) tidak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 1 (2) (2012) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR UDANG JAWA TENGAH TAHUN 1985-2010 Ulfah Faiqoh Jurusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), III. METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), SukuBunga Deposito, Inflasi, dan Obligasi PemerintahTerhadap Simpanan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 55 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari pembangunan suatu daerah,

Lebih terperinci

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA 81 BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA Pembahasan pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil regresi yang dimulai dari tahap awal hingga terakhir, sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana penerapan model

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS

III. METODE PENELITIAN. yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), EPS 44 III. METODE PENELITIAN A.Deskripsi Data Input Dalam penelitian ini variabel terikat (dependen variabel) yang digunakan adalah harga saham perbankan. Sedangkan variabel bebasnya (independent variabel)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci