DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DI RT. 17, DESA LOA DURI ULU, KECAMATAN LOA JANAN, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DI RT. 17, DESA LOA DURI ULU, KECAMATAN LOA JANAN, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Transkripsi

1 DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DI RT. 17, DESA LOA DURI ULU, KECAMATAN LOA JANAN, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : OKTAVINA GUSTAN NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A 2012

2 DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DI RT. 17, DESA LOA DURI ULU, KECAMATAN LOA JANAN, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Oleh : OKTAVINA GUSTAN NIM Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A 2012

3 HALAMAN PENGESAHAN Judul Karya Ilmiah : Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Sosial dan Ekonomi Masyarakat di RT. 17, Desa Loa Duri Ulu, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Nama : Oktavina Gustan NIM : Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian Pembimbing, Penguji I, Penguji II, Kemala Hadidjah, ST., M.Si NIP Agustina M. S.Hut, MP NIP Taufiq Rinda A., S.Si., M.Pd NIP Menyetujui, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Ir. Dadang Suprapto, MP NIP Ir. Hasanudin, MP NIP Lulus ujian pada tanggal :

4 ABSTRAK OKTAVINA GUSTAN. Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Sosial dan Ekonomi Masyarakat di RT. 17, Desa Loa Duri Ulu, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (di bawah bimbingan KEMALA HADIDJAH). Penelitian ini dilakukan bukan hanya untuk mengetahui dampak sosial dan dampak ekonomi dengan adanya pertambangan batubara di sekitar pemukiman penduduk, melainkan untuk lebih memahami peran serta semua pihak, baik perusahaan dan masyarakat, dalam menjaga dan memelihara lingkungan dari kerusakan akibat penambangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan masyarakat sekitar daerah pertambangan batubara dan mengetahui peran serta perusahaan tambang dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Pengumpulan data menggunakan metode kualitatif, salah satunya yaitu dengan cara membagikan kuesioner kepada masyarakat, agar masyarakat dapat menilai langsung dampak yang mereka rasakan ketika perusahaan tambang masuk di daerah mereka. Dampak sosial dari kegiatan penambangan batubara oleh PT. BBE yaitu, dimana pihak perusahaan memberikan konstribusi kepada masyarakat khususnya di RT. 17 berupa bantuan untuk pendidikan, kesehatan, rumah ibadah, pembangunan Balai Desa, dan pembangunan jalan desa, sedangkan dampak ekonomi dari adanya pertambangan yaitu, terbukanya peluang usaha, dimana sebagian besar warga RT. 17 bekerja sebagai karyawan di PT. BBE. Kata Kunci : Pertambangan Batubara dan Sosial Ekonomi

5 RIWAYAT HIDUP Oktavina Gustan lahir pada tanggal 31 Oktober 1991 di Samarinda. Merupakan anak kedua dari pasangan Ibu Agustina dan Bapak Yohanis Tandirerung (Alm.). Tahun 1996 memulai pendidikan di TK Bhayangkara, Karang Asam dan melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 018 di Dato Iba, Samarinda Seberang dan lulus pada tahun Pada tahun 2006 lulus dari SMP Negeri 8 Samarinda dan kemudian memperoleh ijazah SMK tahun 2009 di SMK Negeri 8, Samarinda Seberang. Memulai Pendidikan Tinggi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Manajemen Pertanian, Program Studi Manajemen Lingkungan pada tahun Tahun 2010 menikah dengan Sapril Sappang, A.Md. dan dikaruniai seorang putri bernama Adonia Christyn S. yang lahir pada tanggal 20 Juli 2010 dan pada tanggal 25 Juli 2011 dikaruniai seorang putra bernama Alvin Julian TR. Bulan Maret-Mei 2012 mengikuti program Praktek Kerja Lapang (PKL) di CV. ARJUNA, Kelurahan Sambutan, Makroman, Pulau Atas, Kecamatan Samarinda Ilir.

6 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Loa Duri Ulu, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara. Maksud dari penyusunan Karya Ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Akhir di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.Md). Keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Ibu Kemala Hadidjah, ST., M.Si, selaku dosen pembimbing. 2. Ibu Agustina M. S.Hut, MP dan Bapak Taufiq R. Alkas, S.Si, MPd, selaku penguji I dan penguji II. 3. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 4. Bapak Ir. Hasanudin, MP, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 5. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 6. Para staf pengajar, administrasi, dan teknisi di Program Studi Manajemen Lingkungan. 7. Orang tua tercinta serta saudara-saudara yang telah memberikan banyak dukungan, baik dari segi moril maupun meteril. 8. Suami (Sapril Sappang, A.Md) yang banyak membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini. 9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2009 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, khususnya Program Studi Manajemen Lingkungan, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

7 Dalam penyusunan laporan ini mungkin masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun penulisan-penulisan selanjutnya. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Kampus Sei. Keledang, Agustus Oktavina Gustan

8 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tentang Pertambangan Batubara Tinjauan Umum Dampak Pertambangan Terhadap Sosial Ekonomi... 6 III. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Cara Kerja Metode Pengambilan Sampel Metode Pengumpulan Data Pengolahan Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Halaman iv vi vii viii ix

9 DAFTAR TABEL Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Dampak Sosial setelah kehadiran pertambangan batubara Dampak Ekonomi setelah kehadiran pertambangan batubara Sarana di RT. 17 Desa Loa Duri Ulu, Merandai... 14

10 DAFTAR GAMBAR Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Skema Prosedur Penelitian Persentase antara masyarakat yang bekerja dan tidak bekerja Pekerjaan Warga Desa Loa Duri Ulu, Merandai Tingkat pendidikan warga RT. 17 Desa Loa Duri Ulu Tingkat usia warga RT. 17 Desa Loa Duri Ulu Lampiran 5. Dinas Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Dinas Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Bangunan Mesjid di Desa Loa Duri Ulu Bangunan Gereja di Desa Loa Duri Ulu Pembangunan jalan di RT. 17 Desa Loa Duri Ulu Puskesmas Pembantu di Desa Loa Duri Ulu... 27

11 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Halaman 1. Contoh kuesioner... 22

12 BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam. Sumberdaya alam merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumberdaya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi. Kekayaan sumberdaya alam Indonesia ini pula yang menyebabkan negara kita dijajah selama berabad-abad oleh negara Belanda dan juga selama tiga setengah tahun oleh negara Jepang. Salah satu sumberdaya alam yang kita miliki adalah batubara, yang termasuk sumberdaya alam yang paling berguna saat ini, baik untuk industri dalam negeri maupun industri luar. Sektor pertambangan merupakan salah satu andalan untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan negara. Di bumi Etam ini, sumberdaya alamnya pun melimpah, diantaranya batubara, kayu, dan lain-lain. Kalimantan Timur terdapat banyak sekali perusahaan Pertambangan Batubara, salah satunya PT. Bukit Baiduri Energi (BBE) yang merupakan perusahaan pemilik lahan pertambangan batubara, yang memiliki beberapa kontraktor sebagai partner dalam melakukan penambangan. Di sekitar perusahaan ini dilakukan penelitian mengenai dampak langsung ataupun tidak langsung terhadap keadaan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar lingkungan tambang milik PT. BBE ini. Kegiatan pertambangan pada dasarnya merupakan proses pengalihan sumberdaya alam menjadi modal nyata ekonomi bagi negara

13 dan selanjutnya menjadi modal sosial. Modal yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan nilai kualitas insan bangsa untuk menghadapi hari depannya secara mandiri. Dalam proses pengalihan tersebut perlu memperhatikan interaksi antara faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup sehingga dampak yang terjadi dapat diketahui sedini mungkin. Penelitian dilakukan di sekitar perusahaan milik PT. BBE. Apakah kegiatan penambangan batubara di daerah tersebut memberi dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat? Bagaimanakah peran serta perusahaan terhadap keadaan peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar? Dari pertanyaan tersebut, maka dicoba untuk terjun langsung ke masyarakat sektor pertambangan batubara, guna mengumpulkan informasi. Untuk selanjutnya dilaporkan dalam Laporan Tugas Akhir. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan masyarakat sekitar tambang dan mengetahui peran serta perusahaan tambang dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran bahwa keberadaan perusahaan tambang di sekitar lingkungan masyarakat akan berdampak pada pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat tersebut. Walaupun ada juga dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat karena limbah dan kerusakan lingkungan, akan tetapi masyarakat juga tertolong sebab perusahaan tersebut memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pertambangan Batubara Pertambangan batubara di Indonesia telah berlangsung selama 40 tahun lebih, sejak keluarnya UU No.11 tahun 1967 tentang pokok-pokok Pertambangan yang kemudian diganti dengan UU Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun UU ini telah menjadi landasan eksploitasi sumberdaya mineral dan batubara secara besar-besaran untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Industri batubara Indonesia telah berkembang dengan pesat dalam waktu singkat. Dalam hanya 10 tahun produksi telah berkembang dari sekitar 3 juta ton menjadi lebih dari 50 juta ton, dan diharapkan dua kali lipat lagi dalam beberapa tahun mendatang. Sebagai akibatnya industri batubara menghasilkan manfaat sosial dan ekonomi yang besar bagi Indonesia seperti: lapangan kerja bagi ribuan masyarakat Indonesia terutama di daerah yang kurang berkembang di daerah seperti Kalimantan dan Sumatera dan juga akan mendukung program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan. Namun kegiatan tersebut tidak hanya menguntungkan dari segi sosial dan ekonomi tapi juga memberikan dampak negatif, terutama kerusakan lingkungan di daerah penghasil tambang (Setiawan, 2010). Di daerah penghasil barang tambang, lingkungan yang sehat dan bersih merupakan hak asasi setiap orang menjadi barang langka. Bahkan daerah penghasil juga merasakan ketidakadilan seperti kebutuhan energi akan listrik dari batubara masih kurang pasokannya. Sementara batubara dikirim ke daerah lain untuk memenuhi kebutuhan energi terutama untuk pembangkit listrik tenaga uap di Jawa. Di samping, itu negara Indonesia ingin meningkatkan pertumbuhan

15 ekonominya dengan mendapatkan devisa sebesar-besarnya dari bahan tambang dan migas maka tidak ada jalan lain, eksploitasi besar-besaran terutama barang tambang batubara pada beberapa tahun ini semakin gencar. Hal ini membuat kondisi lingkungan di daerah penghasil batubara semakin menurun bahkan makin kritis (Setiawan, 2010). Salah satu daerah penghasil batubara adalah kota Samarinda yang terletak di daerah katulistiwa. Dengan kondisi topografi yang datar dan berbukit antara meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah 718 km². Kota Samarinda berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah Barat, Timur, Selatan dan Utara yang merupakan penghasil batubara terbesar kedua di Kalimantan Timur. Pada dasawarsa tahun 2000-an, perkembangan peningkatan produksi batubara di Kota Samarinda semakin meningkat. Sehingga Samarinda juga dikenal dengan sebutan kota tambang karena hampir Ha (54%) dari total Ha luas Kota Samarinda merupakan areal tambang batubara. Pertambangan batubara yang sudah berproduksi dengan rincian 38 KP (Kuasa Pertambangan) yang mendapat ijin dari Walikota Samarinda dan 5 (lima) PKP2B2 (Perusahaan Pemegang Perjanjian Karya Perjanjian Usaha Pertambangan) dengan izin pemerintah pusat yang belum beroperasi (Anonim, 2009). Belum lagi ada puluhan tambang-tambang illegal yang banyak dikelola pengusaha dan masyarakat. Bahkan sekarang kegiatan pertambangan ini telah merambah kawasan lindung maupun perkotaan. Hal ini diketahui setelah adanya bukti-bukti bahwa kawasan Hutan Raya Bukit Soeharto telah dirambah pertambangan batubara dan penambangan illegal yang dikenal dengan batubara karungan yang banyak terdapat di kawasan perumahan-perumahan penduduk di

16 kota Samarinda. Hal ini tentu saja makin memperparah kondisi lingkungan kota Samarinda (Setiawan, 2010). Pada tahun 1849 di Kalimantan Timur telah dilakukan kegiatan penambangan batubara yang diawali oleh seorang Belanda yang kemudian mendirikan perusahaan pertambangan yang diberi nama N.V OST Borneo Maatchappij. Sebagai kelanjutan pertambangan tersebut, pada tahun 1974 didirikan suatu perusahaan pertambangan batu bara sebagai kontraktor dari perusahaan negara tambang batu bara bernama CV. Baiduri Enterprise dengan mendapat izin pertambangan dari Departemen Pertambangan melalui SK. Nomor 107/SK-DJ.DIP/ Pertambangan/1974. Dengan daftar urut (DU) 119 Kalimantan Timur, tertanggal 07 Mei 1974 dan berlaku selama 3 tahun. Setelah masa berlaku 3 tahun tersebut habis, maka diadakan perpanjangan melalui surat Dirjen Pertambangan Nomor 1553/SK-DJ/Dpp.160/Pertambangan/1977, tertanggal 02 Maret Kemudian dikeluarkan kembali surat izin pertambangan Nomor 467E/SK-DJ/105E dengan DU 325/Kalimantan Timur dengan masa berlaku 10 tahun. Pada tanggal 4 Desember 1977 menjadi PT. Bukit Baiduri Enterprise. Akhirnya pada pertengahan tahun 1992 PT. Bukit Baiduri Enterprise secara resmi diambil alih oleh Gajah Tunggal Group yang sekaligus melaksanakan perubahan manajemen hingga saat ini (Harfani, 2007). Adapun areal tambang yang dimiliki PT. Bukit Baiduri Enterprise yaitu meliputi daerah Samarinda dan Tenggarong (Kab. Kutai Kartanegara) dengan luas Ha dengan kantor pusat di Jakarta. Didirikan kantor cabang dengan akte notaris Nomor 163 tertanggal 24 Pebruari 1994, terletak di Mine Site- Merandai Kalimantan Timur. Pada tahun 2003, terjadi pergantian manajemen, dan PT. Bukit Baiduri Enterprise berubah nama menjadi PT. Bukit Baiduri Energi.

17 Kontraktor yang ada di PT. Bukit Baiduri Energi antara lain PT. BUMA, PT. KTC, PT. Quek & Quek dan PT. Kaltim Persada. Secara geografis lokasi kerja PT. Bukit Baiduri Energi dibatasi oleh koordinat lokal, yaitu tepi barat pada garis 3762 E, tepi timur pada garis 3265 E, tepi selatan pada garis N, tepi utara pada garis N (Harfani, 2007). B. Tinjauan Umum Dampak Pertambangan terhadap Sosial Ekonomi Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Seorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak yang akan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil. Berbagai dampak potensial di sektor sosial dan ekonomi dapat terjadi akibat adanya penambangan batubara di suatu wilayah, baik dampak positif maupun dampak negatif. Berbagai dampak positif diantaranya tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum, kesempatan kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang, dan adanya kesempatan berusaha. Di samping itu dapat pula terjadi dampak negatif diantaranya muncul berbagai jenis penyakit akibat menurunnya kualitas udara, meningkatnya kecelakaan lalu lintas, dan terjadinya konflik sosial saat pembebasan lahan (Raden, 2010). Melihat pertumbuhan produksi batubara dari tahun ke tahun yang semakin besar, maka diperkirakan dalam jangka waktu 10 sampai 20 tahun ke depan deposit batubara ini akan habis yang dapat berdampak negatif terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, terutama masyarakat yang

18 menggantungkan kehidupannya pada kegiatan pertambangan, di mana mereka akan kehilangan mata pencaharian sebagai akibat dari berhentinya beroperasi kegiatan pertambangan (Raden, 2010). Mata pencaharian masyarakat di sekitar lokasi kuasa pertambangan PT. Bukit Baiduri Energi (BBE) sebagian besar bekerja sebagai karyawan di perusahaan tersebut, tetapi ada juga yang bekerja sebagai petani dan buruh konstruksi. Kehidupan sosial bermasyarakat tingkat kerjasama antara warga masyarakat setempat dengan warga diluar kelompok dan dengan suku lain pada umumnya mereka mengaku dapat bekerja sama dengan kelompok atau suku lain, dengan alasan sangat menguntungkan karena dapat membuka wawasan lebih luas dan dapat bertukar pengalaman. Bentuk kerjasama yang mereka lakukan pada umumnya di bidang perburuhan, pertanian, dan ada juga yang sekedar bergaul saja. Di dalam lokasi penelitian sosial nampak beberapa warga tidak melakukan asimilasi (kawin) dengan masyarakat dari suku atau kelompok lainnya. Hal itu telah berlangsung lama dan cenderung semakin banyak warga yang melakukan kawin antar suku tersebut, karena daerah ini telah sangat terbuka dan berkembang menjadi daerah pinggiran kota. Dalam kaitannya dengan kelembagaan sosial kemasyarakatan yang masih berfungsi dengan baik pada daerah penelitian adalah berupa kelompok tani, Koperasi Unit Desa (KUD), Posyandu, Rukun Kematian dan Rukun Pengajian (Wicaksono, 2006).

19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekitar perusahaan tambang milik PT. BBE, tepatnya di pemukiman penduduk yang berlokasikan di RT. 17 Desa Loa Duri Ulu, Merandai. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini membutuhkan waktu selama 6 bulan meliputi penyusunan proposal, pengambilan data berupa pengumpulan informasi dari masyarakat yang berdomisili di RT. 17 Desa Loa Duri Ulu dan penyusunan laporan tentang dampak yang diperoleh karena adanya pertambangan batubara di daerah tersebut. B. Alat dan Cara Kerja 1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: - Kamera Digital, untuk mengambil obyek foto yang diteliti. - Angket/kuesioner yang akan diisi oleh masyarakat sekitar. - ATK untuk mencatat hasil wawancara. 2. Cara Kerja Cara kerja untuk melakukan penelitian yaitu: - Survei lokasi pemukiman penduduk yang akan diteliti. - Menentukan tempat penduduk yang akan diambil sebagai sampel. - Membagi angket/kuesioner kepada penduduk. - Wawancara terhadap Ketua RT dan masyarakat.

20 - Pengambilan gambar/foto di sekitar tempat yang akan diteliti. - Melakukan pengumpulan data dari angket/kuesioner. C. Metode Pengambilan Sampel Penentuan jumlah sampel, dihitung dengan mengadaptasi rumus dari Taro Yamane dalam Riduwan (2005), yaitu: n? N N ( d 2 )? 1 n? (10% )? 1 Dimana: n N d 2 = Jumlah sampel = Jumlah Kepala Keluarga = presisi yang ditetapkan Penentuan presisi sampel (d 2 = 10%), diputuskan dengan pertimbangan populasi yang menjadi fokus penelitian bersifat seragam. Menurut Singarimbun, dkk. (1989), makin seragam populasi pada suatu wilayah studi, maka makin kecil sampel yang dapat diambil dan dianggap representatif untuk menjawab kebutuhan analisis. Oleh sebab itu, keputusan presisi 10% untuk calon responden yang bersifat seragam dinilai sesuai. D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1. Data primer Data primer, ialah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat dengan melalui kegiatan penyebaran kuisioner, wawancara, dan pengamatan lapangan. Penjabarannya sebagai berikut:

21 a. Penyebaran kuesioner Pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan, dilakukan pada warga RT. 17 dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai dampak pertambangan batubara terhadap sosial ekonomi masyarakat. Penyebaran kuesioner digunakan dalam rangka pengambilan data untuk kebutuhan analisis persepsi warga. Pada prakteknya, penyebaran kuesioner ini dilakukan dengan menggunakan teknik kombinasi pada wawancara semi terstruktur. b. Wawancara Pengumpulan data dengan metode wawancara dikenakan terhadap Ketua RT. 17, Desa Loa Duri Ulu. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data sekunder untuk kebutuhan analisis yang mengharuskan perlunya wawancara. c. Dokumentasi Foto Pengumpulan data melalui dokumentasi foto selain sebagai bukti penelitian juga dapat menjadi kebutuhan analisis khususnya pada variabel biofisik. 2. Data sekunder Data sekunder, ialah data yang diperoleh dari survei instansi atau departemen yang berhubungan dengan materi penelitian. Adapun tokoh masyarakat yang di survei yaitu Ketua Rukun Tangga (RT) 17, Desa Loa Duri Ulu. Untuk analisis persepsi dan perilaku masyarakat, populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bermukim di sekitar RT. 17 Desa Loa Duri Ulu. Pengambilan sampel dari populasi masyarakat dilakukan secara probability

22 yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi yang dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini, digunakan sampling area (cluster) atau sampling menurut daerah. E. Pengolahan Data Penelitian menggunakan metode kualitatif, salah satunya yaitu dengan penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Disini peneliti juga sebagai alat utama pengumpul data yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara. Teori ini diterapkan bersifat dari dasar. Dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dapat dirumuskan sebagai kesimpulan atau teori dan bukan angka. Dalam penelitian kualitatif, jumlah sampel tidak perlu banyak karena tujuannya adalah untuk menganalisis lebih mendalam mengenai sebuah fenomena atau kejadian. Tidak ada patokan khusus jumlah sampel untuk penelitian kualitatif. Selain karena metode pengumpulan datanya yang menggunakan observasi, wawancara dan diskusi yang tentu saja memerlukan waktu yang panjang, sehingga tidak dimungkinkan untuk mengambil sampel yang terlalu banyak (Hendry, 2012).

23 Secara garis besar, prosedur penelitian adalah sebagai berikut: Studi Pustaka Survei Lokasi Pengumpulan data Kuesioner Pengolahan data Wawancara Metode Kualitatif Kesimpulan Studi Kasus Sosial Ekonomi Masyarakat di RT. 17 Desa Loa Duri Ulu Akibat Dampak Pertambangan Batubara Gambar 1. Skema Prosedur Penelitian

24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelilitian yang dilakukan pada lokasi pemukiman penduduk sekitar pertambangan batubara milik PT. BBE, dengan wawancara langsung terhadap Ketua RT 17 Desa Loa Duri Ulu, Merandai, yaitu Bapak Arfandi dan dengan membagikan kuesioner kepada sepuluh warga di wilayah itu, maka dapat dijabarkan dampak pertambangan batubara terhadap keadaan sosial dan ekonomi masyarakat sebagai berikut: Hasil Kuesioner dari 10 Responden dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 1. Dampak Sosial setelah kehadiran pertambangan batubara No. Pernyataan SS S KS TS STS 1. Ketersediaan prasarana pendidikan 4 6 bertambah 2. Terjadi peningkatan kualitas tenaga pendidik Kemampuan untuk memenuhi uang sekolah 10 anak lebih baik 4. Kemampuan untuk membeli buku-buku 10 pelajaran anak lebih baik 5. Kebutuhan-kebutuhan lainnya untuk anak di sekolah dapat dipenuhi Ketersediaan prasarana kesehatan bertambah 7. Perusahaan memberikan pemberdayaan 3 7 kesehatan kepada masyarakat 8. Terjadi peningkatan kualitas tenaga 10 kesehatan 8 2 Tabel 2. Dampak Ekonomi setelah kehadiran pertambangan batubara No. Pernyataan SS S KS TS STS 1. Usaha pertambangan batubara membuka 10 kesempatan kerja yang cukup besar di daerah ini 2. Tingkat penyerapan tenaga kerja pada 4 6 usaha pertambangan batubara di daerah ini cukup tinggi 3. Tenaga kerja lokal mendapat prioritas untuk 3 7

25 Lanjutan tabel 2. bekerja di perusahaan 4. Upah yang diterima karyawan perusahaan sesuai dengan harapan masyarakat 5. Pertambangan batubara mengakibatkan peningkatan aktivitas usaha yang telah ada di daerah ini 6. Usaha pertambangan batubara meningkatkan hasil responden 7. Pertambangan batubara menumbuhkan peluang usaha lain bagi masyarakat di desa ini 8. Perusahaan melakukan program pengembangan ekonomi masyarakat di desa ini Berdasarkan data penduduk yang didapatkan melalui wawancara langsung dengan Ketua RT. 17, diketahui bahwa jumlah penduduk untuk wilayah RT. 17 mencapai 105 Kepala Keluarga (KK), dimana laki-laki berjumlah 159 orang dan perempuan berjumlah 116 orang. Adapun sarana umum yang terdapat di RT. 17 Desa Loa Duri Ulu dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Sarana di RT. 17 Desa Loa Duri Ulu, Merandai No. Keterangan Jumlah 1. Sekolah? TK 1? SD 1? SMP -? SMA -? Perguruan Tinggi - 2. Rumah Ibadah? Mesjid 2? Langgar 2? Gereja 4

26 Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan presentase antara masyarakat yang bekerja dan tidak bekerja beserta pembagian pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaan yang dimiliki oleh masyarakat: 10% Bekerja 90% Pengangguran Gambar 2. Persentase antara masyarakat yang bekerja dan tidak bekerja 60% Karyawan PT. BBE 20% Bertani dan Berkebun 10% Buruh Konstruksi 10% Galangan Kapal Gambar 3. Pekerjaan warga Desa Loa Duri Ulu, Merandai

27 Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan presentase tingkat pendidikan masyarakat di RT. 17 Desa Loa Duri Ulu: 5% Tidak Sekolah 21% SD 15% SMP 54% SMA 5% Perguruan Tinggi Gambar 4. Tingkat pendidikan warga RT. 17 Desa Loa Duri Ulu Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan presentase tingkat usia masyarakat di RT. 17 Desa Loa Duri Ulu: Th 20-24Th 25-29Th 30-34Th 35 Keatas Gambar 5. Tingkat usia warga RT. 17 Desa Loa Duri Ulu

28 B. Pembahasan 1) Dampak Sosial Wilayah Desa Loa Duri Ulu, Merandai merupakan kawasan pemukiman yang cukup luas dan strategis. Desa Loa Duri Ulu terdiri dari 4 Rukun Tetangga (RT) dimana RT. 17 merupakan wilayah yang paling luas, sehingga banyak pendududk yang terdapat dalam wilayah tersebut. Diketahui bahwa jumlah penduduk untuk wilayah RT. 17 yaitu mencapai 105 Kepala keluarga (KK), yang terdiri dari 159 laki-laki dan 116 perempuan. Tingkat pendidikan warga RT. 17 Desa Loa Duri Ulu sebagian besar sampai jenjang SMA/SMK atau sederajat yaitu mencapai 54%, untuk tingkat SD yaitu 21%, SMP 15%, dan untuk tingkat Perguruan Tinggi hanya mencapai 5%, namun ada juga warga yang tidak bersekolah. PT. BBE melalui Pemerintah setempat atau RT ikut membantu dalam pelayanan-pelayanan masyarakat sekitar, contohnya dalam perbaikan jalan desa, pembangunan Balai Desa, pembangunan saluran drainase, memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi warga 2 kali dalam setahun, membantu pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas), membantu meringankan biaya sekolah bagi anak-anak warga, membantu sekolah-sekolah dalam perbaikan maupun meningkatkan kualitas tenaga pendidik, juga dalam pembangunan rumah ibadah bagi warga. Hal ini diperkuat dengan hasil kuesioner dari sepuluh responden. Adapun sarana pendidikan dan sarana tempat ibadah yang ada di RT. 17 Desa Loa Duri Ulu yaitu untuk sekolah terdapat 1 Taman Kanak-kanak (TK), dan 1 Sekolah Dasar (SD), sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP),

29 SMA atau sederajat serta Perguruan Tinggi di Wilayah RT. 17 belum ada. Untuk tempat ibadah di Desa Loa Duri Ulu terdapat 2 Mesjid, 2 Langgar dan 4 Gereja. Tingkat usia warga RT. 17 yaitu tahun berjumlah 32 orang, usia tahun berjumlah 35 orang, tahun berjumlah 45 orang, sedangkan usia tahun berjumlah 53 orang, dan untuk usia 35 tahun keatas berjumlah 75 orang. 2) Dampak Ekonomi Adanya kegiatan pertambangan disekitar pemukiman penduduk, tentu saja akan membawa perubahan terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Demikian juga yang terjadi di Desa Loa Duri Ulu, Merandai, khususnya di wilayah RT. 17, dimana sebagian besar warganya menggantungkan hidupnya pada kegiatan pertambangan batubara yang dilakukan oleh PT. BBE. Warga RT. 17 tidak semuanya bekerja, tetapi hanya sebagian kecil yang tidak memiliki pekerjaan, 90% yang bekerja dan 10% yang tidak memiliki pekerjaan. Pekerjaan warga RT. 17 Desa Loa Duri Ulu yaitu 60% bekerja sebagai karyawan di PT. BBE, sisanya 20% bekerja sebagai petani, dan buruh konstruksi serta galangan kapal masing-masing 10%. Keadaan ini menggambarkan bahwa warga Desa Loa Duri Ulu, Merandai sangat bergantung pada pertambangan batubara yang ada di lingkungan mereka.

30 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dampak sosial yang dirasakan oleh warga yaitu dimana pihak perusahaan memberikan kontribusi kepada masyarakat khususnya di RT 17, berupa bantuan untuk pendidikan, pelayanan kesehatan, rumah ibadah, pembangunan Balai Desa, dan pembangunan jalan desa. Sedangkan untuk dampak ekonomi yang dirasakan warga dari kegiatan pertambangan tersebut yaitu terbukanya peluang usaha bagi warga sekitar khususnya warga RT. 17, dimana sebagian besar warga RT. 17 bekerja sebagai karyawan PT. BBE. 2. Pihak perusahaan memberikan kesempatan kerja bagi warga sekitar, khususnya warga RT. 17 dan juga memberikan peluang usaha lain. B. Saran Penelitian metode kualitatif ini masih memiliki keterbatasan untuk sosial dan ekonomi masyarakat kaitan dengan pertambangan babara, maka dibutuhkan penelitian lanjutan mengenai dampak lain dalam bentuk metode penelitian kuantitatif.

31 DAFTAR PUSTAKA Harfani, E. Y Evaluasi Pengelolaan Lingkungan PT. Bukit Baiduri Energi di Kalimantan Timur. Diakses pada tanggal 30 Agustus Hendry, Jumlah Sampel Penelitian Kualitatif. http/teorionline.wordpress.com. Diakses pada tanggal 19 Agustus Raden, I Kajian Dampak Penambangan Batubara Terhadap Pengembangan Sosial Ekonomi dan Lingkungan di Kabupaten KUKAR. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri. Jakarta. Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis CV. Alfabeta. Bandung. Setiawan, Y Pengelolaan Tambang Batubara (Studi Kasus : Kota Samarinda). di%20kasus%20%20kota%20samarinda).htm. Diakses pada tanggal 20 Februari Singarimbun, M. dan Effendie, S Metode Penelitian Survei LP3ES. Jakarta. Wicaksono, A Analisis Dampak Lingkungan.

32 LAMPIRAN

33 Lampiran 1. Contoh Kuesioner KUESIONER PENELITIAN Bapak/Ibu yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya semata-mata untuk keperluan pengumpulan data dalam rangka penulisan Tugas Akhir yang berjudul: ANALISIS DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI RT. 17 DESA LOA DURI ULU KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, pada Program DIPLOMA III POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Kami mengharapkan agar bapak/ibu para responden bersedia : 1. Menjawab semua pertanyaan ini sesuai dengan pendapat para responden dengan sejujur-jujurnya, dan perlu dketahui bahwa jawaban dari kuesioner ini tidak berhubungan dengan benar atau salah. 2. Mengisi identitas sesuai dengan data yang sesungguhnya. 3. Memilih jawaban dengan cara memberi tanda (X) pada jawaban yang dianggap paling sesuai menurut responden. Semua jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan terjamin kerahasiaannya dan semata-mata hanya untuk kepentingan ilmiah dalam rangka penyelesaian tugas akhir. Adapun sedikit banyak hal ini akan menyita waktu dan mengganggu kenyamanan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam bekerja, untuk itu saya mohon maaf dan mengucapkan terimakasih atas kesediannya. A. Petunjuk 1. Isilah jawaban pertanyaan dengan kondisi yang sebenarnya untuk pertanyaan isian. 2. Berikan tanda silang (x) untuk pilihan jawaban yang tersedia yang menurut bapak/ibu paling sesuai. Pilihan jawaban: 1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S)

34 Lanjutan Lampiran. 3. Kurang Setuju (KS) 4. Tidak Setuju (TS) 5. Sangat Tidak Setuju (STS) 3. Jawaban kuesioner ini hanya untuk tujuan penelitian dan tidak akan dipublikasikan. Nomor Responden :... (diisi peneliti) B. Identitas Responden No. URAIAN JAWABAN 1 Jenis Kelamin 2 Umur 3 Pendidikan Terakhir 4 Pekerjaan Saat ini 5 Besar Penghasilan sebelum ada Pertambangan Batubara 6 Besar Penghasilan setelah ada Pertambangan Batubara C. Dampak Sosial Setelah Kehadiran Pertambangan Batubara No. Pernyataan SS S KS TS STS 1 Ketersediaan Prasarana Pendidikan bertambah 2 Terjadi peningkatan kualitas tenaga pendidik 3 Kemampuan untuk memenuhi uang sekolah anak lebih baik 4 Kemampuan untuk membeli buku-buku pelajaran anak lebih baik 5 Kebutuhan-kebutuhan lainnya untuk anak di sekolah dapat saya penuhi 6 Ketersediaan prasarana kesehatan

35 Lanjutan lampiran. bertambah 7 Perusahaan memberikan pemberdayaan kesehatan kepada masyarakat 8 Terjadi peningkatan kualitas tenaga kesehatan D. Dampak Ekonomi Setelah Kehadiran Pertambangan Batubara No. Pernyataan SS S KS TS STS 1 Usaha pertambangan batubara membuka kesempatan kerja yang cukup besar di daerah ini 2 Tingkat penyerapan tenaga kerja pada usaha pertambangan batubara di daerah ini cukup tinggi 3 Tenaga kerja lokal mendapat prioritas untuk bekerja di perusahaan 4 Upah yang diterima karyawan perusahaan sesuai dengan harapan masyarakat 5 Pertambangan batubara mengakibatkan peningkatan aktivitas usaha yang telah ada di daerah ini 6 Usaha pertambangan batubara meningkatkan penghasilan responden 7 Pertambangan batubara menumbuhkan peluang usaha lain bagi masyarakat di desa ini 8 Perusahaan melakukan program pengembangan ekonomi masyarakat di daerah ini

36 Gambar 6. Dinas Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 008 Gambar 7. Dinas Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 008

37 Gambar 8. Bangunan Mesjid di Desa Loa Duri Ulu Gambar 9. Bangunan Gereja di Desa Loa Duri Ulu

38 Gambar 10. Pembangunan Jalan di RT 17 Desa Loa Duri Ulu Gambar 11. Puskesmas Pembantu di Desa Loa Duri Ulu

Lampiran 1. KUESIONER PENELITIAN. Bapak/Ibu yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya semata-mata untuk

Lampiran 1. KUESIONER PENELITIAN. Bapak/Ibu yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya semata-mata untuk Lampiran 1. KUESIONER PENELITIAN Bapak/Ibu yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya semata-mata untuk keperluan pengumpulan data dalam rangka penulisan tesis yang berjudul: ANALISIS

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR PERTAMBANGAN BATUBARA (PERSEPSI MASYARAKAT: RT. 02 DAN RT

KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR PERTAMBANGAN BATUBARA (PERSEPSI MASYARAKAT: RT. 02 DAN RT KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR PERTAMBANGAN BATUBARA (PERSEPSI MASYARAKAT: RT. 02 DAN RT. 03 DESA PAMPANG KELURAHAN SUNGAI SIRING KECAMATAN SAMARINDA UTARA) Oleh : MUHAMMAD ALI NIM. 110

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM. 100 500 103 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km yang terdiri dari 20 Desa/Kelurahan yaitu Talang Bersemi, Talang Mulya, Anak

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim Khoirunnas anfauhum linnass (HR. Ahmad, Thabrani) Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya

Bismillahirrahmanirrahim Khoirunnas anfauhum linnass (HR. Ahmad, Thabrani) Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya PENDAHULUAN Bismillahirrahmanirrahim Khoirunnas anfauhum linnass (HR. Ahmad, Thabrani) Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya Berlimpahnya kekayaan alam, luasnya wilayah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Lebih terperinci

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN KAJIAN PERAN FAKTOR DEMOGRAFI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA Kajian Peran Faktor Demografi dalam Hubungannya Dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

PENGARUH KEBERADAAN PT. SUMALINDO LESTARI JAYA (SLJ) GLOBAL TBK TERHADAP MASYARAKAT RT. 002 KECAMATAN LOA JANAN ILIR, SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH KEBERADAAN PT. SUMALINDO LESTARI JAYA (SLJ) GLOBAL TBK TERHADAP MASYARAKAT RT. 002 KECAMATAN LOA JANAN ILIR, SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR PENGARUH KEBERADAAN PT. SUMALINDO LESTARI JAYA (SLJ) GLOBAL TBK TERHADAP MASYARAKAT RT. 002 KECAMATAN LOA JANAN ILIR, SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR Oleh: ROHAIDIL NIM. 120 500 133 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Kecamatan Selat Nasik

Kecamatan Selat Nasik Katalog BPS: 1101001.1902063 Statistik Daerah Kecamatan Selat Nasik 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BELITUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SELAT NASIK 2015 ISSN : 2407-2869 No. Publikasi : 19020.1507

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan telah berkembang hingga saat ini adalah batubara. Semakin menurunnya tren produksi minyak dan gas saat ini membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung sebagai salah satu kota yang perkembangannya sangat pesat dihadapkan pada berbagai kebutuhan dalam memenuhi kehidupan perkotaan. Semakin pesatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

Lampiran 1 kuesioner

Lampiran 1 kuesioner Lampiran 1 kuesioner KUESIONER Kepada : Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Karyawan bagian Bengkel Fabrikasi Lambung PT. PAL Surabaya di. TEMPAT Dengan hormat, Dalam rangka penyusunan skripsi guna memenuhi syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. haves and the have nots. Salah satu sumberdaya alam yang tidak merata

BAB I PENDAHULUAN. haves and the have nots. Salah satu sumberdaya alam yang tidak merata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memang diberi karunia oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan sumberdaya alam yang kaya raya. Namun penyebaran sumberdaya alam di Indonesia tidak merata, hal ini sesuai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 No.28/05/63/Th XVI/07 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2012 sebesar 1,887 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,55

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan, IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Palembang Kota Palembang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis Kota Palembang terletak antara 2 52' - 3 5' Lintang Selatan dan 104 37'

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PENGAMATAN DEBIT AIR SALURAN DRAINASE DAERAH BENANGA SUB DAS KARANG MUMUS KECAMATAN SAMARINDA UTARA. Oleh : BENNET ADHITYA RAMDHAN NIM.

PENGAMATAN DEBIT AIR SALURAN DRAINASE DAERAH BENANGA SUB DAS KARANG MUMUS KECAMATAN SAMARINDA UTARA. Oleh : BENNET ADHITYA RAMDHAN NIM. i PENGAMATAN DEBIT AIR SALURAN DRAINASE DAERAH BENANGA SUB DAS KARANG MUMUS KECAMATAN SAMARINDA UTARA Oleh : BENNET ADHITYA RAMDHAN NIM. 100500154 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF BERKELANJUTAN MELALUI PEMANFAATAN BUAH MANGROVE

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF BERKELANJUTAN MELALUI PEMANFAATAN BUAH MANGROVE LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF BERKELANJUTAN MELALUI PEMANFAATAN BUAH MANGROVE Oleh: T.Said Raza i, S.Pi, M.P 1002108203 (Ketua) Ir. Hj. Khodijah,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur Agustus 2017 No.92/11/64/Th.XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENETAPAN WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN DAN SISTEM INFORMASI WILAYAH PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Sepaku rata-rata 177,2 mm pada tahun 2010 Kecamatan Sepaku memiliki luas 438,50 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BUKU MONOGRAFI KECAMATAN BUKIT INTAN TAHUN 2015

BUKU MONOGRAFI KECAMATAN BUKIT INTAN TAHUN 2015 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun 2012 Tanggal : 26 Januari 2012 BUKU MONOGRAFI KECAMATAN BUKIT INTAN TAHUN 2015 1. Nama Kecamatan : Bukit Intan 2. Tahun Pembentukan : 1984 3. Dasar Hukum

Lebih terperinci

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1 BAB II DESA BERINGIN JAYA A. Geografis Desa Beringin Jaya secara geografis terletak di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, dengan luas daerah 35 km 2. Desa Beringin Jaya berbatasan langsung

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN SKRIPSI ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN SKRIPSI OLEH : FRISKA JULIANA SIMBOLON 070304047 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banguncipto dan Dusun Ploso serta mengacu buku profil desa dan profil

BAB I PENDAHULUAN. Banguncipto dan Dusun Ploso serta mengacu buku profil desa dan profil BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survei dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Ploso, Desa Baguncipto, baik melalui

Lebih terperinci

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i 1. GEOGRAFI Tabel : 1.01 Luas Wilayah Provinsi Jawa Barat Dan Kabupaten/Kota... 1 Tabel : 1.02 Jumlah Kecamatan Dan Desa Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011... 2 2. KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 No. 62/11/13/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan batubara adalah suatu upaya pemerintah dalam meningkatkan devisa negara dan bila ditinjau dari segi pola kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI 1) Oleh : Evi Sribudiani 1), dan Yuliarsa 2) Dosen Jurusan Kehutanan Universitas Riau (Email : sribudiani_unri@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 01 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 01 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KELURAHAN DALAM WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Desa Petir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah

BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN. diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah 36 BAB III KONSEP UMUM TENTANG JALAN A. Pengertian dan Jenis-Jenis Jalan 1. Pengertian Jalan Menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN BANGKINANG. Kecamatan Bangkinang atau sekarang lebih dikenal dengan

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN BANGKINANG. Kecamatan Bangkinang atau sekarang lebih dikenal dengan BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN BANGKINANG A. Sejarah Kecamatan Bangkinang 11 Kecamatan Bangkinang atau sekarang lebih dikenal dengan singkatanlanggini Bangkinang, adalah salah satu Kecamatan di provinsi

Lebih terperinci

Pengaruh Faktor Bermukim Masyarakat Terhadap Pola Persebaran Permukiman di Kawasan Rawan Bencana Longsor Kabupaten Magetan

Pengaruh Faktor Bermukim Masyarakat Terhadap Pola Persebaran Permukiman di Kawasan Rawan Bencana Longsor Kabupaten Magetan TUGAS AKHIR Pengaruh Faktor Bermukim Masyarakat Terhadap Pola Persebaran Permukiman di Kawasan Rawan Bencana Longsor Kabupaten Magetan Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI WILAYAH Hasil survei ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini juga diperoleh dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG (ANALISIS KASUS EKS LUBANG TAMBANG BATUBARA KALIMANTAN TIMUR) Luluk Nurul Jannah, SH., MH (Staf Sub Bidang Tindak Lanjut P3E Kalimantan) Era desentralisasi membuka peluang

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN SABAK AUH KABUPATEN SIAK SRI INDRAPURA A. Letak Geografis, Demografis, Visi dan Misi Kecamatan Sabak Auh

BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN SABAK AUH KABUPATEN SIAK SRI INDRAPURA A. Letak Geografis, Demografis, Visi dan Misi Kecamatan Sabak Auh BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SABAK AUH KABUPATEN SIAK SRI INDRAPURA A. Letak Geografis, Demografis, Visi dan Misi Kecamatan Sabak Auh 1. Letak Geografis Kecamatan Sabak Auh Kecamatan Sabak Auh berdiri

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Menurut Yin (2002) bahwa penggunaan studi kasus disesuaikan dengan bentuk pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULAUN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan berbentuk Republik, hal ini dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Kompetensi dan Budaya Organisasi terhadap Komitmen Karyawan dan Kinerja Perusahaan Studi pada PT PLN (Persero) Cabang Makassar Pengantar Kepada Yth. Bpk/Ibu/Sdr/Sdri pegawai

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi : 3211.1608 Katalog BPS : 1102001.3211050 Ukuran Buku : 17,6 cm 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN 63 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei sebagai Klaster Industri Kepada : Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Warga Kecamatan Bosar maligas,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu.

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu. 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Penelitian Kepustakaan Adalah penelitian dengan mengkupas data terbaik dalam penelitian ini yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 No. 64/11/32/Th. XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Agustus 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data III. METODE PENELITIAN A. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan teori-teori yang mendukung rencana penulisan yang terkait.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PASCA ERUPSINYA GUNUNG SINABUNG SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PASCA ERUPSINYA GUNUNG SINABUNG SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN UNTUK KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PASCA ERUPSINYA GUNUNG SINABUNG (Studi Kasus : Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wawancara, curah pendapat, serta mengacu buku profil desa dan profil Dusun

BAB I PENDAHULUAN. wawancara, curah pendapat, serta mengacu buku profil desa dan profil Dusun BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Pudak, Desa Terbah, baik melalui wawancara, curah pendapat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Batubara merupakan salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan memegang peranan penting saat ini. Peranannya semakin meningkat seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Luas Wilayah dan Batas Kelurahan Wilayah Kecamatan Rajabasa semula adalah merupakan pemekaran dari Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci