REKONSTRUKSI REFORMASI ADMINISTRASI NEGARA UNTUK MEMBANGUN WORLD-CLASS GOVERNMENT
|
|
- Utami Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REKONSTRUKSI REFORMASI ADMINISTRASI NEGARA UNTUK MEMBANGUN WORLD-CLASS GOVERNMENT Disampaikan pada Seminar Internasional Lembaga Administrasi Negara Jakarta, 21 Agustus 2017
2 LATAR BELAKANG Pemerintahan yang mampu merespon perubahan cepat dalam dunia global, merespon setiap harapan masyarakat yang terusmenerus meningkat baik kuantitas maupun kualitas, dan mampu merespon setiap tren perubahan teknologi 2
3 Syarat Pemerintahan Berkelas Dunia 3
4 1. KEMAMPUAN BERADAPTASI 1. Pemerintahan harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan strategis secara cepat. 2. Pemerintah harus mampu merespon setiap perubahan di lingkungan strategis melalui berbagai kebijakan yang tidak hanya melindungi kepentingan publik sendiri, tetapi juga mendorong, memfasilitasi dan memberdayakan publik untuk ikut memiliki daya saing secara global. 4
5 2. VISIONING Para pemimpin harus terus-menerus melihat perkembangan lingkungan strategis baik lokal maupun global, meramu, berbagai informasi yang diperoleh kemudian mengolahnya menjadi bahan pengambilan keputusan. 5
6 3. SINERGI 1. Seluruh jajaran birokrasi harus memiliki kemampuan untuk bersinergi, menyatukan diri dalam satu tujuan yang sama melalui berbagai bidang tugas yang berbeda. 2. Setiap sektor atau bidang pembangunan harus memberikan kontribusi yang jelas terhadap upaya mewujudkan daya saing negara, yang dirajut dalam satu upaya bersama yang tidak saling bersinggungan dan bertentangan, tetapi justru saling memperkuat satu sama lain. 6
7 4. KOMUNIKASI YANG ERAT ANTAR-K/L 1. Komunikasi yang intens antar para menteri/pimpinan lembaga untuk merespon berbagai isu strategis lokal maupun global. 2. Komunikasi bisa dilakukan secara formal maupun informal, dalam lingkungan koordinasi langsung di bawah pimpinan negara. 3. Setiap langkah komunikasi juga harus memberikan hasil yang dapat ditindaklanjuti melalui keputusan cepat yang dirumuskan pada tingkat pejabat teknis. 7
8 5. ASN YANG PROFESIONAL 1. Para birokrat harus memiliki kemampuan tinggi dalam bidang tugasnya masing-masing dengan tidak mengabaikan bidang tugas lainnya. 2. ASN juga harus memiliki budaya organisasi yang mendasar, seperti: kepekaan, kedisiplinan, beretika, bertanggung jawab/akuntabel, bebas dari kepentingan, adil, menghormati, jujur, dan berintegritas. 8
9 6. INOVATIF 1. Pemerintah tidak boleh hanya puas dengan apa yang sudah dilakukan. 2. Inovasi tidak harus dari hal-hal yang besar, tetapi dapat dimulai dari hal-hal yang sangat teknis sekalipun. Inti dari inovasi adalah meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan membuatnya menjadi lebih efisien dan efektif dari sisi manajemennya. 9
10 7. E-GOVERNMENT Sinergi antar kementerian/lembaga, sistem pengambilan keputusan, penyimpanan data bersama, penyatuan pelayanan, dan kecepatan pelayanan harus didukung dengan penggunaan teknologi. 10
11 8. KAPASITAS KELEMBAGAAN 1. Semua tugas dan fungsi harus dibagi habis ke masing-masing kementerian/lembaga. 2. Tidak boleh ada tumpang-tindih tugas dan fungsi yang menyebabkan timbulnya duplikasi pengaturan/kebijakan-kebijakan, sehingga mengakibatkan timbulnya inefisiensi, hambatan pelayanan, dan keterlambatan terhadap respon pemerintah yang seharusnya dilakukan dengan cepat. 11
12 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERWUJUDNYA PEMERINTAHAN BERKELAS DUNIA KemajuanSuat unegara Perbedaanbud aya SistemPolitik 12
13 PERUBAHAN-PERUBAHAN 1. Perubahan terhadap Bisnis Proses Pemerintahan Pemerintah harus mau melakukan perubahan atas berbagai proses penyelenggaraan pemerintahan, mulai dari sistem perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, sistem pelayanan, sistem pengambilan keputusan publik, perumusan kebijakan, dan lainnya. 2. Perubahan terhadap Kelembagaan Pemerintah Pemerintah harus melakukan upaya untuk mencari format-format struktur kelembagaan yang tepat bagi kementerian/lembaga, sehingga tidak terjadi tumpangtindih kewenangan, duplikasi tugas dan fungsi, dan memperpanjang rantai birokrasi. 13
14 PERUBAHAN-PERUBAHAN 3. Peningkatan Kapasitas SDM ASN Peningkatan dilakukan melalui rekruitmen tenaga-tenaga baru yang dipersiapkan secara spesifik melalui perbaikan sistem rekruitmen yang benar-benar bersih, transparan, dan berbasis kompetensi, pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan, pemagangan, kaderisasi, suksesi, dan talent management. 4. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi Seluruh proses pemerintahan harus dijadikan sistem pemerintahan berbasis jaringan. Pelayanan-pelayanan, proses, dan alur kerja pemerintahan didigitalisasi untuk mempercepat pelayanan dan mewujudkan efisiensi penggunaan anggaran. 14
15 PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM UNTUK MENDORONG PENERAPAN MONEY FOLLOW PROGRAM ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PERMASALAHAN EFISIENSI BIROKRASI Money Follow Program Alokasi anggaran harus digunakan untuk program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, misalnya infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan (pemerintahan berorientasi hasil) e-government Stop Pemborosan Anggaran Seberapapun anggaran yang diberikan kepada K/L/Pemda pasti habis tetapi tujuan (hasil) tidak tercapai Dalam sistem pemerintahan elektronik, rakyat dapat mengakses dokumendokumen pemerintah dan semua hal dapat dilihat secara transparan, termasuk soal anggaran publik Fokus Kinerja Bukan SPJ ASN jangan terlalu menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk mengurusi SPJ E F I S I E N S I Menghemat jumlah anggaran yang dibelanjakan dari kegiatankegiatan yang tidak penting Anggaran digunakan hanya untuk membiayai program/kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian tujuan Pembangunan Anggaran yang digunakan menghasilkan manfaat besar untuk masyarakat 15
16 PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM MENGAPA INEFISIENSI TERJADI? HASIL EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN NILAI AKUNTABILITAS KINERJA DIBAWAH 70 (50K/L, 24 PROV, 456 KAB/KOTA) BERPOTENSI TERJADI INEFISIENSI > 30% DARI APBN/APBD DI LUAR BELANJA PEGAWAI ± 392,87 T Skala nilai Kategori Range Nilai Kementerian/ Lembaga Pemerintah Provinsi Kabupaten / Kota AA A BB B CC C D EFISIEN INEFISIENSI SEMAKIN TINGGI NILAI AKUNTABILITAS KINERJA SEMAKIN TINGGI TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN INEFISIENSI TERJADI KARENA : 1. Tidak jelas hasil yang akan dicapai (tujuan/sasaran tidak berorientasi hasil). 3. Tidak ada keterkaitan antara Program/Kegiatan dengan Sasaran Pembangunan. 2. Ukuran kinerja tidak jelas. 4. Rincian kegiatan tidak sesuai dengan maksud kegiatan
17 PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM LANGKAH-LANGKAH PENGUATAN MANAJEMEN KINERJA UNTUK MENURUNKAN POTENSI INEFISIENSI HASIL EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA Skala nilai Kategori Range Nilai Kementerian/ Lembaga Pemerintah Provinsi Kabupaten / Kota AA A BB B CC C D PENGUATAN MANAJEMEN KINERJA DILAKUKAN MELALUI: PENYEMPURNAAN SISTEM PERENCANAAN BERORIENTASI HASIL REFOCUSING PROGRAM- PROGRAM DAN KEGIATAN PENYEMPURNAAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA/ CAPAIAN TARGET PENJABARAN TARGET-TARGET HINGGA UNIT KERJA TERKECIL DAN INDIVIDU PEGAWAI PERBAIKAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PENYELARASAN KEBIJAKAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN KINERJA DITARGETKAN PADA TAHUN % DARI JUMLAH INSTANSI PEMERINTAH DI PUSAT DAN DAERAH MENDAPATKAN NILAI B KERJASAMA DENGAN PERGURUAN TINGGI DI PROVINSI MENINGKATKAN PERAN PEMERINTAH PROVINSI MENINGKATKAN JUMLAH INSTANSI YANG MENJADI PERCONTOHAN MENGEMBANGKAN PENDEKATAN TEKNOLOGI INFORMASI S T R A T E G I MENINGKATKAN KOMPETENSI PARA COACHES MENGEMBANGKAN SISTEM PELATIHAN YANG EFEKTIF MEMPERLUAS AKSES TERHADAP MATERI MENYEMPURNAKAN BERBAGAI KEBIJAKAN AKUNTABILITAS KINERJA 18
18 PENYELARASAN KEBIJAKAN UNTUK MENDORONG EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN INFORMASI KINERJA SALAH SATU PENYEBAB INEFISIENSI ANGGARAN ADALAH KARENA KEBIJAKAN SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN MANAJEMEN KINERJA BELUM BERSINERGI Permasalahan Target kinerja pemerintah yang telah ditetapkan dalam RPJMN dan RKP Tahunan sebagian belum dapat dipertanggungjawabkan pencapaian kinerjanya Rencana Strategis ( Renstra) sebagian K/L masih belum berorientasi pada hasil Banyaknya dokumen-dokumen Rencana Aksi (Renaksi) tahunan diluar dokumen Renja K/L K/L/P disibukkan berbagai aplikasi monev pelaksanaaan perencanaan dan penganggaran yang jumlahnya banyak dan belum terintegrasi satu sama lain. K/L/P disibukkan evaluasi atas laporan pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pihak internal dan eksternal Ruang Lingkup Integrasi : 1. Penyamaan arsitektur Kinerja 2. Penyamaan istilah dan definisi 3. Penyamaan format 4. Integrasi sistem aplikasi yang sudah dibangun KemenPPN/Bappenas (Aplikasi RKP,Renja K/L) dan Kemenkeu/DJA (ADIK,RKA, DIPA) dengan memperhatikan : Kemudahan implementasi aplikasi bagi penggunan, Pengurangan Duplikasi Proses Input dan Pengolahan data, Kecepatan dan Keterandalan Data dan Informasi. 5. Integrasi dilakukan pada tahap perencanaan, monev pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi Mulai pada RKA K/L TA 2018, Kementerian PANRB menjadi salah satu instansi yang melakukan penelahaan RKA K/L bersama dengan Kementerian PPN/Bappenas, Kemenkeu, dan K/L terkait. Saat ini sedang dilakukan uji coba untuk K/L yang berada di bawah koordinasi Deputi Bidang Polhukam, Bappenas
19 S E T E L A H S E B E L U M KEMENTERIAN PENYELARASAN KEBIJAKAN UNTUK MENDORONG EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PROGRAM Melakukan input berulang Rencana KerjaK/L Input Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) Input RencanaKerja dan Anggaran (RKA)KL Input SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Penyusunan Renja K/L 2018 disusun melalui aplikasi Integrasi Renja dan Informasi Kinerja K/L Kali Input Integrasi Dokumen Perencanaan, Penganggaran, dan Kinerja Penyederhaaan Dokumen Perencanaan dan Pelaporan 20
20 PENGEMBANGAN E-PERFORMANCE BASED BUDGETING (E-PBB) MANFAAT DARI PENGEMBANGAN E-PERFORMANCE BUDGETING Hasil lebih jelas dan terukur Terjadinya sinkronisasi antara Program/Kegiatan dengan hasil yang ingin dicapai Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran E-PBB PEMERINTAH DAERAH PERFORMANCE BASED BUDGETING Di-launching bersama BPPT dalam Kongres Teknologi Nasional pada 17 Juli 2017 HASIL PENGEMBANGAN E-PBB KEMENTERIAN / LEMBAGA PERFORMANCE BASED BUDGETING Sedang dilakukan uji coba Diterapkan pada Tahun Anggaran 2018 Sistem Elektronik Perencanaan, Penganggaran, dan Informasi Kinerja Terintegrasi (SEPAKAT) 21
21 PEMBUBARAN LEMBAGA NON STRUKTURAL (LNS) LNS L N S YA N G D I B U B A R K A N T O TA L : 2 3 L N S 101 LNS 79 DIBENTUK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG 5 17 DIBENTUK BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH 13 BELUM DIBENTUK DIBENTUK BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH/KEPUTUSAN PRESIDEN Efisiensi Angaran (APBN) sebesar Pengalihan 130 orang PNS ke K/L terkait 21
22 PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK Kondisi Saat Ini Terjadi pemborosan anggaran akibat terbangunnya silo-silo sistem yang tidak terintegrasi mengingat setiap K/L/D membangun aplikasi pemerintahan sendirisendiri Masyarakat menuntut pelayanan publik yang transparan, cepat, dan efektif user aplikasi / database Infrastru ktur user aplikasi / database Infrastru ktur user aplikasi / database Infrastru ktur Satker C Satker C Satker C Satker A Satker A Satker A Satker B Satker B Satker B TOTAL BELANJA ( ) Pusat + Daerah 65% Aplikasi Umum 35% Aplikasi Khusus 12,7 T Sumber: Kemenkeu (Dirjen Perbendaharaan), 2017 (diolah) Dampak Berantai Sumber: Wantiknas, 2016 Pemborosan anggaran, belanja TIK selalu bertambah setiap tahunnya, akan tetapi utilitas TIK hanya mencapai 30% Disintegrasi Sistem Informasi Pemerintah Risiko keamanan informasi Validitas data pemerintah kurang diyakini sepenuhnya 23
23 REPLIKASI APLIKASI SPBE Strategi Pelaksanaan SPBE Penggunaan aplikasi umum berbagi pakai, dan tidak lagi menganggarkan aplikasi umum baru Menerapkan proses bisnis dan manajemen perubahan untuk mendukung SPBE Penyelenggaraan infrastruktur secara terpadu 24
24 KONDISI KEUANGAN DAERAH (RASIO BELANJA PEGAWAI DALAM APBD) NO RASIO BELANJA PEGAWAI DALAM APBD (%) JUMLAH PEMDA KABUPATEN/KOTA 1 Kurang dari 50 % 426 Sumber: Kementerian Keuangan, 2017 diolah oleh Kementerian PANRB, Lebih dari 50 % 83 24
25 KOMPOSISI PNS DISTRIBUSI PNS 10 INSTANSI TERBESAR J U M L A H P N S P E R M A R E T JFT Guru ,60 % JFT Kesehatan ,07 % JFT Teknis ,57 % JF U (Administrasi) ,77 % J Struktural ,99 % TOTAL PNS % JFU Administrasi = 67% PENGANGKATAN CPNS NASIONAL TENAGA HONORER Vs PELAMAR UMUM ( ) Asal Jumlah Pengangkatan Persentase (%) RasioTerhadap terhadap Total PNS Tenaga Honorer * 58.8% 24.6% Pelamar Umum % 17.3% 25 26
26 Mismatch SDMA dengan Arah Pembangunan Nasional WILAYAH KALIMANTAN JABATAN Bidang Perkebunan/Pertanian/ Penyuluh Bidang Industri (poros maritim/infrastuktur) Bidang Pertambangan/geologi PERSENTASE JABATAN 2,46% 0.09% 0.06% Prosentase Jabatan Teknis terhadap Jabatan ASN per Pulau di Indonesia WILAYAH SULAWESI JABATAN Bidang Pertanian/perkebunan PERSENTASE JABATAN 2.6% Bidang Perikanan 0.1% Bidang Pertambangan/geologi 0.01% Pertanian Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu), Kakao, Perikanan, Nikel, Minyak dan Gas,Bumi (Migas) WILAYAH MALUKU PAPUA JABATAN KEBUTUHAN Bidang Perikanan 0.25% Minyak dan Gas, Batubara, Kelapa Sawit, Besi Baja, Bauksit, Perkayuan WILAYAH SUMATERA JABATAN Bidang Perkebunan/Pertanian dan Penyuluh PERSENTASE JABATAN 2.2% Bidang Industri 0.07% Bidang Pertambangan/geologi 0.05% Kelapa Sawit, Karet, Batu Bara, Perkapalan, Besi Baja, Kawasan Strategis Nasional (KSN) Selat Sunda WILAYAH JAWA JABATAN PERSENTASE JABATAN Bidang transportasi 0.12% Bidang Industri 0.25% Bidang Pertanian/perkebunan Pertanian Pangan MIFEE, Tembaga, Nikel, Minyak dan Gas Bumi, Perikanan 1.63% Bidang Pertambangan 0.03% WILAYAH BALI NUSA TENGGARA JABATAN PERSENTAS E JABATAN Pariwisata 0.5% Bidang Perikanan 0.4% Bidang Peternakan 2.23% Sumber: BAPPENAS dan Kementerian PANRB, 2016 Makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi, perkapalan, telematika, alutista, Jabodetabek area Pariwisata, Perikanan, Peternakan 26
27 IMPLEMENTASI UU ASN UU ASN T U J U A N Mengelola ASN sehingga menjadi: profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. REFORMASI YANG DILAKUKAN DENGAN UU ASN SISTEM REKRUTMEN DAN PENGANGKATAN Dilakukan secara transparan, adil, bebas KKN Pangkat melekat pada Jabatan bukan pada orang PENGEMBANGAN KARIR Dilakukan sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi, kebutuhan dan penilaian kinerja Jabatan Administrasi, Jabatan Fungsional, Jabatan Pimpinan Tinggi PENGGAJIAN Adil dan layak, sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab dan risiko PENGEMBANGAN Diklat, seminar, kursus, magang disesuaikan dengan kebutuhan instansi Pengembangan Kompetensi bagi PNS dalam rangka meningkatkan Profesionalisme minimum 20 JP/tahun PROMOSI Dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif, sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik JAMINAN HARI TUA Pensiun dan jaminan hari tua Semangatnya fully funded 27
28 KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK Permenpanrb 30/ Transparan dan Akuntabel dengan menggunakan tenaga Akademisi dan Pakar 3 28
29 KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PERKEMBANGAN JUMLAH PENDAFTARKOMPETISI INOVASI Dua inovasi Indonesia menjadi Juara ke-2 pada kompetisi Inovasi tingkat dunia (UNPSA) tahun 2015: 1. Kerjasama Dukun Beranak dengan Bidan pada Saat Melahirkan untuk Menurunkan Tingkat Kematian Ibu dan Anak, yang digagas oleh Kab. Aceh Singkil, Provinsi Aceh. 2. Integrasi Penanganan Kemiskinan, yang digagas oleh Kab. Sragen, Provinsi Jawa Tengah. 29
30 GERAKAN INDONESIA MELAYANI 10 FOKUS PROGRAM 7 FOKUS PROGRAM 8 FOKUS PROGRAM 15 FOKUS PROGRAM 10 FOKUS PROGRAM Inpres 12/2016 GERAKAN INDONESIA MELAYANI Terwujudnya Perilaku SDM ASN yang melayani GERAKAN INDONESIA BERSIH Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang bersih GERAKAN INDONESIA TERTIB Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang tertib GERAKAN INDONESIA MANDIRI Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang mandiri GERAKAN INDONESIA BERSATU Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang bersatu INPRES NOMOR 12 TAHUN 2016 GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL 1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara 2. Peningkatan Penegakan disiplin Aparatur Pemerintah dan Penegak Hukum 3. Penyempurnaan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif (e-government) 4. Penyempurnaan sistem manajemen kinerja (performance-based management system) Aparatur Sipil Negara 5. Peningkatan perilaku pelayanan publik yang cepat, transparan, akuntabel, dan responsif 6. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan (deregulasi) 7. Penyederhanaan pelayanan birokrasi (debirokratisasi) 8. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan publik 9. Peningkatan penegakan hukum dan aturan di bidang pelayanan publik 10. Penerapan sistem penghargaan dan sanksi beserta keteladanan pimpinan 30
31 LAPOR!-SP4N PENGELOLAAN PENGADUAN Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional, sinkronisasi seluruh aplikasi pengaduan yang telah terbangun ke dalam aplikasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) untuk menangani berbagai jenis pengaduan pelayanan publik. Kanal pengelolaan pengaduan dan aspirasi rakyat online dengan prinsip No Wrong Door Policy. 3 Prinsip LAPOR! Sebagai SP4N. 1. Mudah; 2. Terpadu; dan 3. Tuntas. Workflow process LAPOR-SP4N Input Laporan Semua Kanal Pengaduan baik manual maupun elektronik Tindak lanjut Laporan Telaah dan Klarifikasi Lanjutan, Penyaluran Pengaduan, Penyelesaian Pengaduan Pemantauan & Evaluasi Melakukan evaluasi atas penyelesaian pengaduan dan menetapkan rekomendasi atas tindak lanjut penyelesaian Pelaporan Tim Pemeriksa menyusun dan melaporkan hasil penyelesaian pengaduan kepada Pembina/Penanggung Jawab melalui Tim Koordinasi Instansi terhubung LAPOR!-SP4N sampai dengan Juni 2017 : Kementerian 34 LPNK/ LNS/ LN 56 BUMN 86 Perwakilan RI di LN 131 Pemprov 32 Pemkab/Kota 265 Aplikasi JAGA dari KPK sudah terintegrasi, dalam waktu dekat, aplikasi SABER PUNGLI juga akan di integrasikan Berbagai Kerangka Hukum dan Kebijakan UU NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PERPRES NOMOR 76/2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK PERMENPANRB PERMENPANRB NOMOR 24/2014 NOMOR 3/2015 TENTANG PEDOMAN TENTANG ROADMAP PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK PENGELOLAAN PENGADUAN SECARA NASIONAL PELAYANAN PUBLIK NASIONAL 2016 MOU ANTARA KEMENPANRB, OMBUDSMAN RI, DAN KSP DALAM MENGELOLA LAPOR!-SP4N 31
32 MAL PELAYANAN PUBLIK Terintegrasinya Pelayanan Kewenangan Pemerintahan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota serta BUMN/D dan dunia usaha pada satu Gedung Pelayanan yang Terintegrasi antara lain terdiri dari : Izin Trayek Angkutan Darat Antar Negara, Antar Prov, antar Kab/Kota, dalam Kota/Kab. Pelayanan Perpajakan Pelayanan SKCK Pelayanan Nikah untuk Seluruh Agama Izin terkait Kemudahan Berusaha (EoDB) Pusat dan Daerah Pelayanan SIM Pelayanan Paspor Pelayanan Adm Kependudukan dll 32
33 INTERNATIONAL PUBLIC SERVICE EXPO Desember
34 34
PERAN APIP DALAM MENGAWAL AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN DESA
1 THIS IS YOUR PRESENTATI ON TITLE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi PERAN APIP DALAM MENGAWAL AKUNTABILITAS PEMBANGUNAN DESA Jakarta, 18 Mei 2017 ARTI PENTING PEMBANGUNAN DESA
Lebih terperinciSAMBUTAN PENYERAHAN LAPORAN HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA WILAYAH II
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PENYERAHAN LAPORAN HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA WILAYAH II Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Lebih terperinciKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 1 oaching SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2 Pemerintah belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah Pemerintah belum efektif dan efisien
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI P E R A N S T R A T E G I S C A M A T D A L A M I N O V A S I P E L A Y A N A N P U B L I K D I K E C A M A T A N D A L A M M E N D U K U N
Lebih terperinciBAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR
BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR Pelaksanaan MP3EI memerlukan dukungan pelayanan infrastruktur yang handal. Terkait dengan pengembangan 8 program utama dan 22 kegiatan ekonomi utama, telah diidentifikasi
Lebih terperinciPEMETAAN DAN PENATAAN SDM APARATUR MENUJU SMART ASN
PEMETAAN DAN PENATAAN SDM APARATUR MENUJU SMART ASN Aba Subagja Sekretaris Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Jakarta, 2017 Permasalahan Pengelolaan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN
KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN (Persfektif Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS) Aba Subagja Sekretaris Deputi Bidang SDM Aparatur/Plt.
Lebih terperinciMENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BIROKRASI MELALUI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BIROKRASI MELALUI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Disampaikan pada acara Musrenbang
Lebih terperinciMEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN
MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN 1 3 S A S A R A N R E F O R M A S I B I R O K R A S I Pemerintah yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi Pemerintah yang efektif dan efisien Pemerintahan
Lebih terperinciKERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO
Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Disampaikan dalam Rapat Kerja/Sosialisasi Reformasi Birokrasi kepada Pemerintah Daerah Regional I (Provinsi/Kabupaten/Kota se-sumatera, DKI
Lebih terperinciSAMBUTAN DAN ARAHAN DALAM ACARA APRESIASI PENGELOLAAN PNBP TAHUN ANGGARAN 2017
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN DAN ARAHAN DALAM ACARA APRESIASI PENGELOLAAN PNBP TAHUN ANGGARAN 2017 Jakarta, 30 November 2017 KEMENTERIAN PAN - RB GLOBAL COMPETITIVENESS
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh: Muhammad Imanuddin Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PELAYANAN PUBLIK Oleh: Muhammad Imanuddin Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pasal 17 UUD 1945 NAWA CITA Agenda Prioritas No.2 Membangun
Lebih terperinciArahan Menteri PANRB dalam Acara Seminar Nasional Kearsipan Peran Strategis Manajemen Kearsipan di Era Digital
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Arahan Menteri PANRB dalam Acara Seminar Nasional Kearsipan Peran Strategis Manajemen Kearsipan di Era Digital JA K A R TA, 5 D e s e m b e
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SISTEM PENGELOLAAN PENGADUAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SISTEM PENGELOLAAN PENGADUAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Jakarta, 27 April 2017 S IMAGE TERHADAP PELAYANAN PUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun
Lebih terperinciKEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI AZWAR ABUBAKAR Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Disampaikan pada Acara Kunjungan Kerja Menpan-RB di Provinsi Banten 20 Januari 2012
Lebih terperinciPenerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM
Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM Pokok Bahasan Pendahuluan Gambaran Reformasi Birokrasi dan Permasalahannya
Lebih terperinciPENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI Herry Yana Sutisna Deputi Bidang Pengawasan dan
Lebih terperinciPANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)
PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Lebih terperinciPERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI
PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN PAN & RB 1. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA Terwujudnya peningkatan
Lebih terperinciRPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2015 LATAR BELAKANG PENGATURAN MANAJEMEN PPPK 19 Desember 2013 Ditandatangani DPR 15 Januari 2014 Diundangkan dalam
Lebih terperinciPAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN
MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23
Lebih terperinciPERENCANAAN SDM APARATUR BERDASARKAN E FORMASI. KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, April 2015
PERENCANAAN SDM APARATUR BERDASARKAN E FORMASI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, April 2015 1 LATAR BELAKANG MENCIPTAKAN BIROKRASI BERSIH dari KKN dan politisasi KOMPETEN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/ 11/M.PAN/08/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/ 11/M.PAN/08/2007 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI NEGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.
Lebih terperinciPERENCANAAN, PENGADAAN DAN KARIER LULUSAN STTD. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
PERENCANAAN, PENGADAAN DAN KARIER LULUSAN STTD Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ROADMAP PEMBANGUNAN ASN 2015-2040 Tantangan Manajemen SDM ke Depan HIGHLY COMPETITIVE-AFTA-MEA
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.
Lebih terperinciBAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita
Lebih terperinciKOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016
KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan
Lebih terperinci- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1
- 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Lebih terperinciMANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL
MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG ASN DAN PP NOMOR 11 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2017 POKOK BAHASAN 1 2 PENGANTAR MANAJEMEN
Lebih terperinciDISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017
DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 2017 1 APARATUR SIPIL NEGARA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN): profesi bagi pegawai negeri
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia dengan melaksanakan
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategi Biro Rena Polda NTB Rencana Strategis Polri Tahun 2015-2019, sedang berjalan ada beberapa keberhasilan yang telah dicapai namun disisi lain tentunya masih
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA 2018
PERJANJIAN KINERJA 2018 Tahun Anggaran 2018 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2018 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA. DR. Adi Suryanto, MSi. Kepala LAN RI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MODEL APARATUR SIPIL NEGARA DR. Adi Suryanto, MSi Kepala LAN RI Disampaikan pada Sosialisasi Program Diklat Tahun 2017 Provinsi Jawa Tengah 18 Januari 2017 Pokok Pembahasan 1 Kebijakan
Lebih terperinciDisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan
REFORMASI BIROKRASI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Disampaikan dalam Seminar Kemenpan dan RB bersama Bakohumas, 27/5/13. DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA 1 PROGRAM PERCEPATAN
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017
PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan
Lebih terperinciKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN
Lebih terperinciPaparan Draft Rencana Aksi
Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 Open Government Indonesia Jakarta, 4 April 2016 Alur Pikir Renaksi CLUSTER I Penegakan Hukum dan Pencegahan Korupsi No Aksi Kementerian / Lembaga Sasaran Indikator
Lebih terperinci3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung
Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bila dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014-2018 A. Program dan Kegiatan Pokok 1. Program Pelayanan Administrasi
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR Jakarta, 27 Februari 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH
1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-15.1-/216 DS5272-8985-171-5367 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU
Lebih terperinciRevisi ke 07 Tanggal : 28 Oktober 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun
Lebih terperinciPenyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan
Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Nama Inovasi Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan Produk Inovasi Penyelarasan Arsitektur
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET
SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT
Lebih terperinciBAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan
Lebih terperinciBAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA
BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk
Lebih terperinciTUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
14 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Dokumen Renja BKD adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, dan bersumber dari dokumen
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI Jakarta 2011 Sasaran program K/L Kesesuaian lokus program dan kegiatan K/L & daerah Besaran anggaran program dan kegiatan K/L Sharing pendanaan daerah
Lebih terperinciJABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum
JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Permasalahan yang dihadapi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian
Lebih terperinciBadan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai
Lebih terperinciPOKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI I. PENDAHULUAN 1. Langkah pertama kebijakan pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan
Lebih terperinci- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS
- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi a. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) sebagai bagian integral dari Pemerintah Kuantan Singingi
Lebih terperinciPENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN
PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
Lebih terperinciPerwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja
Lebih terperinciSasaran Reformasi Birokrasi
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN AKUNTABILITAS DALAM RANGKA MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI EDDY SURYANTO ASISTEN DEPUTI PEMANTAUAN DAN EVALUASI AKUNTABILITAS APARATUR
Lebih terperinciREFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017
REFORMASI BIROKRASI (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017 Kegiatan Belajar 1 Reformasi Birokrasi Pengertian Reformasi Birokrasi Salah satu cara untuk membangun kepercayaan masyarakat.
Lebih terperinciPenanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana
CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara Dalam upaya mewujudkan rencana pembangunan jangka menengah daerah 2010-2015
Lebih terperinciPengendalian Program Prioritas Nasional. Kantor Staf Presiden Darmawan Prasodjo Deputi I Kepala Staf Kepresidenan
Pengendalian Program Prioritas Nasional Kantor Staf Presiden Darmawan Prasodjo Deputi I Kepala Staf Kepresidenan PENGENDALIAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL Tujuan Menyusun laporan capaian kegiatan prioritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan
Lebih terperinciRENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR
integeritas, profesional, akuntabel RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 2013 Created by aba subagja 1. Peraturan Presiden
Lebih terperinciMenimbang Kembali Gagasan Revisi UU Aparatur Sipil Negara
Menimbang Kembali Gagasan Revisi UU Aparatur Sipil Negara Oleh : Akbar Faizal Ketua DPP Partai Nasdem, Anggota Komisi III DPR RI Jakarta, 1 Februari 2017 Tiga Isu Krusial RUU ASN 1. Open Recruitment/Open
Lebih terperinciREFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI
REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI Jakarta, 11 Agustus 2015 Disampaikan pada acara : Rapat kerja Tengah Tahun Lembaga Penyiaran RRI Tahun 2015 Esensi Reformasi
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini
BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat
Lebih terperinciPENGUATAN REFORMASI BIROKRASI
PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 Februari 2016 1 PERMASALAHAN BIROKRASI Mengapa Harus
Lebih terperinciKOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN
- 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis
79 BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh signifikan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN
Lebih terperinciARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL
ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL AZWAR ABUBAKAR Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Lebih terperinciBAB 7 PENUTUP 7.1 PEDOMAN PEMBANGUNAN
BAB 7 7.1 PEDOMAN PEMBANGUNAN Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 memuat sasaran, arah kebijakan dan strategi pembangunan untuk semua program dan kegiatan prioritas menurut strategi pembangunan nasional
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr.Wb Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Untuk Kita Semua.
SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA FORUM DISKUSI NASIONAL (FDN) PERENCANA 2016 JAKARTA, 6 DESEMBER 2016 (DIWAKILI OLEH SESMEN PPN/SESTAMA BAPPENAS) Yth. Yth. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil merupakan sumber daya manusia organisasi negara memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik. Meskipun
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
PEMBEKALAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) WISNU SARDJONO SOENARSO KEPALA
Lebih terperinciLAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin
Lebih terperinci