BAB II KAJIAN PUSTAKA. luas keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman kehidupan dalam semua
|
|
- Benny Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Jenis Konsep keanekaragaman jenis (species diversity) berawal dari apa yang disebutkan sebagai keanekaragaman hayati (biodiversity). Dalam definisi yang luas keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman kehidupan dalam semua bentuk dan tingkatan organisasi, termasuk struktur, fungsi dan proses-proses ekologi disemua tingkatan. Indriyanto (2006 : 146) menyatakan bahwa : Suatu komunitas dikatakan memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies. Sebaliknya, suatu komunitas dikatakan memiliki keanekaragaman spesies yang rendah jika komunitas itu disusun oleh sedikit spesies dan jika hanya ada sedikit saja spesies yang dominan. Riberu (2002: 131) juga menyatakan bahwa : Karakteristik komunitas pada suatu lingkungan adalah keanekaragaman. Makin beranekaragaman komponen biotik (Biodiversitas) maka makin tinggi keanekaragaman, makin kurang beranekaragaman maka dikatakan keanekargaman rendah. Menurut Soenartono ketinggian mempengaruhi keanekaraman hayati. Pada dataran rendah keanekaragaman hayati lebih tinggi dibanding dengan dataran tinggi. Dengan semakin bertambahnya ketinggian, kelimpahan spesies akan berkurang secara bertahap. Ketinggian bersama faktor lain seperti iklim dan kesuburan tanah akan menentukan kekayaan spesies pada tinggat habitat. (Indrawan, 2007: 442).
2 7 Keanekaragaman jenis yang terdapat dalam komunitas dapat diketahui dari indeks keanekaragaman (Diversity) dengan menggunakan persamaan Shannon- Wienner dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : H = Indeks keanekaragaman Pi = ni = Jumlah individu dari suatu jenis i N = Jumlah total individu seluruh jenis H = - ni/n log ni/n atau - Pi log Pi Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner didefinisikan tingkat Keanekaragaman Jenis sebagai berikut : a. Nilai H > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis melimpah tinggi b. Nilai 1 H 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis sedang c. Nilai H < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis sedikit atau rendah. 2.2 Kajian Tentang Lichen Lichen merupakan tumbuhan rendah yang temasuk dalam divisi Thallophyta yang merupakan tumbuhan komposit dan perpaduan fisiologik dari dua makhluk, yakni antara fungi dan alga, Noer (2004). Lichen adalah asosiasi simbiotik berjuta-juta mikroorganisme fotosintetik (fotobion) yang disatukan dalam jaringan hifa fungi (mikobion) (Campbell, 2003;). Penyusun komponen fungi disebut mycobiont yang pada umumnya berasal dari kelas Ascomycetes dan dua atau tiga genus termasuk kelas Basidiomycetes, sedangkan penyusun
3 8 komponen alga disebut phycobiont, berasal dari divisi alga biru-hijau (Chyanophyceae) atau alga hijau (Chlorophyta) (Pandey & Trivendi, 1977 dalam Pratiwi, 2006 ). Fotobion dan mikobion membentuk mikro-ekosistem yang sangat stabil dan tangguh. Oleh karena itu lichen mampu bertahan dalam kondisi suhu sangat panas atau suhu sangat dingin. Lichen merupakan organisme ganda yang khas, yang dihasilkan oleh asosiasi erat antara dua mikroorganisme, suatu cendawan dengan suatu alga atau tumbuhan belah, dan oleh karenanya tergolong dalam kelompok berlainan (Polunin,1990). Lichen ini hidup secara epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi. Lichen merupakan gabungan antara fungi dan alga, ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang keduanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu. Misalnya ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang. Dapat juga hubungan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja (Sulisetjono, 2012). Fungi dan alga bersimbiosis membentuk lichen baru hanya jika bertemu dengan jenis yang tepat Morfologi Lichen Tubuh Lichen dinamakan Thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Menurut Fink (1961) dalam Pratiwi (2006), bagian utama lichen adalah
4 9 talus yang merupakan jaringan vegetatif. Keberadaan talus dapat terangkat atau tegak lurus dari substratnya, terjumbai, tergantung atau talus juga dapat terlihat tubuh secara rapat atau jarang pada substrat. Struktur morfologi lichen yang tidak memiliki lapisan kutikula, stomata dan organ absorptif, memaksa lichen untuk bertahan hidup di bawah cekaman polutan yang terdapat di udara. Jenis lichen yang toleran dapat bertahan hidup di daerah dengan kondisi lingkungan yang udaranya tercemar. Talus lichen terdiri dari empat bentuk tubuh utama (Gambar 1) yaitu foliose, crustose, squamulose, dan fructicose (Yurnaliza 2002). a. Talus Foliose bentuknya seperti daun. Korteks bagian atas adalah bagian lapisan terlindung yang terlapis dengan gelatin dan terlihat seperti pseudoparenchymatous. Dibawahnya ada lapisan alga yang terdiri dari sel-sel alga yang dibungkus oleh hifa dan pada banyak spesies terpenetrasi oleh jamur haustoria. Medulla menempati bagian terbesar dari talus dan terletak persis dibawah lapisan alga. Medula terdiri dari dari hifa yang beranyaman ke prosenkim lebar dengan individu hifa yang berbeda. Korteks bawah, bila ada terletak dibawah talus dan strukturnya menyerupai korteks atas namun lebih tipis dan sering tertutup dengan hifa rhizoidal atau rambut-rambut yang membentuk tomentum. Jadi struktur talus lichen foliose mirip dengan struktur daun, dengan korteks atas dan bawah mewakili lapisan epidermal daun dan dengan lapisan alga dan medulla mewakili mesofil. Contoh : Xantoria elegans, Physcia apolia, Peltigera malacea, Parmelia sulcata dll.
5 10 b. Talus crustose bentuknya mirip dengan cangkang (crust) yang permukaannya keras.crustose bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada kulit batang pohon. Berbentuk seperti coret coret kecil dan pada batang kayu yang sudah mati. Lichen yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, carospora atau Pleopsidium (Sutiyo dan Perkerti. 2010) c. Talus squamoluse bentuknya seperti neraca atau timbangan yang berbentuk dari banyak lubang-lubang yang kecil (squamules). Talus ini memiliki bentuk seperti talus crustose dengan pingiran yang terangkat ke atas di atas tempat hidupnya. Contoh : Psora pseudorusselli, Cladonia carneola d. Talus fruticose bentuknya seperti silinder, tegak dan bercabang. Pada tipe ini mempunyai struktur umum yang hampir sama namun jaringannya cenderung membentuk silinder dan bukan lapisan horizontal.tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa jenis dari lichen ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan di udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan. Contoh : Usnea longissima, Ramalina stenospora.
6 Klasifikasi Lichen Gambar 1. Morfologi Talus Lichen Sumber : Sharnoff (2002) Menurut Tjitrosoepomo (2011), lichen diklasifikasikan menurut cendawan yang menyusunnya dan dibedakan dalam dua kelas, yaitu : 1. Kelas Ascolichenes a) Pyrenomucetales yang menghasilkan tubuh buah berupa perisetium, yang berumur pendek dan dapat hidup bebas, misalnya Dermatocarpon (Gambar 2) dan Verrucaria (Gambar 3), dengan klasifikasi sebagai berikut : Regnum Devisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Fungi : Lichenes : Ascholicenes : Verrucariales : Verrucariaceae : Dermatocarpon : Dermatocarpon miniatum Gambar 2. Dermatocarpon miniatum Sumber :
7 12 Regnum Devisi Class Ordo Family Genus Spesies : Fungi : Lichenes : Ascolichenes : Verrucariales : Verrucariaceae : Verrucaria : Verrucaria nigrescens Gambar 3. Verrucaria nigrescens Sumber : b) Discomycetales yang membentuk tubuh buah berupa aposetium. Aposetium pada lumut kerak ini berumur panjang, bersifat seperti tulang rawan dan mempunyai aksus yang berdinding tebal, contoh : Usnea yang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohon dalam hutan, lebih-lebih di daerah pegunungan (Gambar 4), dan Parmelia yang berupa lembaran-lembaran seperti kulit yang hidup pada pohon-pohon dan batu-batu (Gambar 5), dengan klasifikasi sebagai berikut : Regnum Devisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Fungi : Lichenes : Ascolichenes : Lecanorales : Usneaseae : Usnea : Usnea australis Gambar 4. Usnea australis Sumber :
8 13 Regnum Devisi Class Ordo Family Genus Spesies : Fungi : Lichenes : Ascolichenes : Lecanorales : Parmeliaceae : Parmelia : Parmelia sulcata Gambar 5. Parmelia sulcata Sumber : Sharnoff (2002) 2. Kelas Basidiolichenes Kebanyakan lichen ini mempunyai talus yang berbentuk lembaranlembaran. Pada tubuh buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium, yang sangat menyerupai tubuh buah Hymenomycetales, contohnya adalah Cora pavonia (Gambar 6). Lichen dipisahkan dari fungi dan dijadikan suatu golongan yang beridiri sendiri. Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae, Basidiomycetes yaitu dari famili : Thelephoraceae dengan tiga genus Cora, Corella dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filament yaitu Scytonema dan tidak berbentuk filamen yaitu Chrococcus. Klasifikasi dari Cora pavonia adalah : Regnum Devisi Class Ordo Family Genus Spesies : Fungi : Lichenes : Basidiolichenes : Polyporales : Thelephoraceae : Cora : Cora pavonia Gambar 6. Cora pavonia Sumber :
9 14 Menurut Fink (1961) dalam Januardania (1995) menambahkan selain kedua golongan tersebut terdapat golongan tersendiri, yaitu Lichen Imperfecti (Deuterolichens). Golongan ini tidak membentuk spora fungi dan talus tersusun dari hifa atau massa padat yang seringkali terlihat menyerupai sebuk atau bubuk pada substrat yang ditumbuhinya Habitat Lichen Lichen terdapat dalam jumlah yang berlimpah pada habitat yang berbedabeda, biasanya dalam lingkungan yang agak kering. Lichen tumbuh pada batang dan cabang-cabang pohon, batu-batu dan tanah-tanah gundul dengan permukaan yang stabil (Polunin, 1990). Menurut Pandey & Trivendi (1977) dalam Pratiwi (2006) habitat lichen dapat dibagi menjadi 3 katagori, yaitu : 1) Saxicolous adalah jenis lichen yang hidup di batu. Menempel pada substrat yang padat dan di daerah dingin. 2) Corticolous adalah jenis lichen yang hidup pada kulit pohon. Jenis ini sangat terbatas pada daerah tropis dan subtropis, yang sebagian besar kondisi lingkungannya lembab. 3) Terricolous adalah jenis lichen terestrial, yang hidup pada permukaan tanah Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Lichen Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan lichen antara lain sebagai berikut :
10 15 a. Suhu Udara Faktor kondisi tempat tumbuh sangat berpengaruh terhadap nilai kerapatan lichen serta jumlah jenis lichen tersebut. Lichen memiliki kisaran toleransi suhu yang cukup luas. Lichen dapat hidup baik pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Lichen akan segera menyesuaikan diri bila keadaan lingkungannya kembali normal. Salah satu contohnya alga jenis Trebouxia tumbuh baik pada kisaran suhu C, dan fungi penyusun lichen pada umumnya tumbuh baik pada suhu C (Istam, 2007). b. Kelembaban udara Walaupun lichen tahan pada kekeringan dalam jangka waktu yang cukup panjang, namun lichen tumbuh dengan optimal pada lingkungan yang lembab (Nursal, 2005). c. Intensitas Cahaya Intensitas cahaya merupakan faktor penting yang membantu menentukan penyebaran dan pembentukan keanekragaman tumbuhan. Berdasarkan adaptasinya terhadap cahaya, ada jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh, juga ada tumbuhan yang tidak memerlukan cahaya penuh. Beberapa lichen yang termasuk ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah (Nursal, 2005). d. Ketinggian Faktor ketinggian sangat berpengaruh pada pertumbuhan suatu tanaman karena faktor ketinggian sangat berhubungan erat dengan faktor lingkungan yang lain. Ketinggian tempat ini sangat mempengaruhi iklim, terutama curah hujan dan
11 16 suhu udara. Curah hujan sangat berkorelasi positif dengan ketinggian, sedangkan suhu udara sangat berkorelasi negatif dengan ketinggian Peranan Lichen Lichen memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia antara lain sebagai berikut : 1) Lichen Sebagai Indikator Lingkungan Salah satu organisme tanaman yang berfungsi sebagai indikator biologi pencamaran udara adalah lichen, ini dapat dilihat dari kepekaannya terhadap berbagai jenis polutan di udara dan reaksinya terhadap emisi-emisi polutan. Jenis lichen yang paling peka terhadap SO 2 adalah dari jenis Lobaria amplissima, hal ini sejalan dengan penambahan jumlah konsentrasi SO 2 yang diikuti oleh berkurangnya keberadaan jenis lichen terutama dari jenis corticolous. Oleh karena itu kita jarang menemukan lichen pada daerah yang tercemar. Tingkat sensitifitas jenis-jenis lichen terhadap bahan pencemar berbeda-beda. Sensitifitas lichen terhadap pencemaran udara dapat dilihat melalui perubahan keanekaragamannya dan akumulasi polutan pada talusnya (Pratiwi, 2006). Menurut Clark et al. (1999) dalam Wijaya (2004), ada beberapa sifat lichen yang ideal sebagai bioindikator antara lain : a) Secara geografis penyebarannya luas b) Morfologinya tetap meskipun terjadi perubahan musim c) Tidak memiliki kutikula, sehingga mempermudah air, larutan dan logam serta mineral diserap oleh lichen d) Nutrisinya tergantung dari bahan-bahan yang diendapkan dari udara
12 17 e) Mampu menimbun pencemar selama bertahun-tahun. 2) Lichen Sebagai Bahan Makanan Thallus dari lichen belum digunakan sebagai sumber makanan secara luas, karena lichen memiliki suatu asam yang rasanya pahit dan dapat menimbulkan gatal-gatal, khususnya asam fumarprotocetraric. Asam ini harus dibuang terlebih dahulu dengan merebusnya dalam soda. Tanaman ini mempunyai nilai, walaupun tidak sama dengan makanan dari biji-bijian. Pada saat makanan sulit didapat, orang-orang menggunakan lichen sebagai sumber karbohidrat dengan mencampurnya dengan tepung. Di Jepang disebut Iwatake, dimana Umbilicaria dari jenis foliose lichen digoreng atau dimakan mentah. Lichen juga dimakan oleh hewan rendah maupun tingkat tinggi seperti siput, serangga, rusa dan lain-lain. Rusa karibu menjadikan sejumlah jenis lichenes sebagai sumber makanan pada musim dingin, yang paling banyak dimakan adalah Cladina stellaris. Kambing gunung di Tenggara Alaska memakan lichen dari jenis Lobaria linita (Yurnaliza, 2002). 3) Lichen Sebagai Obat-Obatan Pada abad pertengahan lichenes banyak digunakan oleh ahli pengobatan. Lobaria pulmonaria digunakan untuk menyembuhkan penyakit paru-paru karena Lobaria dapat membentuk lapisan tipis pada paru-paru. Selain itu lichen juga digunakan sebagai ekspektoran dan obat liver. Sampai sekarang penggunaan lichenes sebagai obat-obatan masih ada. Dahulu di Timur Jauh, Usnea filipendula yang dihaluskan digunakan sebagai obat luka dan terbukti bersifat antibakteri. Senyawa asam usnat (yang
13 18 terdapat dalam ekstrak spesis Usnea) saat ini telah digunakan pada salep antibiotik, deodoran dan herbal tincture. Spesies Usnea juga digunakan dalam pengobatan Cina, pengobatan homeopathic, obat tradisional di kepulauan Pasifik, Selandia Baru dan lain benua selain Australia. Banyak jenis lichen telah digunakan sebagai obat-obatan, diperkirakan sekitar 50% dari semua spesies lichen memiliki sifat antibiotik. Penelitian bahan obat-obatan dari lichen terus berkembang terutama di Jepang (Yurnaliza, 2002). Substrat dari lichen yaitu pigmen kuning asam usnat digunakan sebagai antibiotik yang ampu menghalangi pertumbuhan mycobacterium. Cara ini telah digunakan secara komersil. Salah satu sumber dari asam usnat ini adalah Cladonia dan antibiotik ini terbukti ampuh dari penisilin. Selain asam usnat terdapat juga zat lain seperti sodium usnat, yang terbukti ampuh melawan kanker tomat. Virus tembakau dapat dibendung dan dicegah oleh ekstrak lichen yaitu : lecanoric, psoromic dan asam usnat (Yurnaliza, 2002).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina bersimbiosis dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lumut Kerak 2.1.1. Klasifikasi Lumut Kerak Lumut kerak adalah suatu kombinasi dari alga atau cyanobacterium dan suatu jamur dimana kedua komponen bersatu atau bergabung membentuk
Lebih terperinciFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H/2016 M
IDENTIFIKASI JENIS LICHEN SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS UDARA DI KAMPUS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lichenes di Indonesia merupakan salah satu kelompok tumbuhan tingkat rendah dan bagian dari keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian. Menurut
Lebih terperinciLICHENES KARAKTERISTIK, KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN. OLEH: SUHENDAR, S.Pd.
LICHENES KARAKTERISTIK, KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN OLEH: SUHENDAR, S.Pd. E-mail: Suhe_biota01@yahoo.com PENDAHULUAN Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga secara morfologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Titik yang dijadikan lokasi penelitian adalah Jalan H.B. Jasin (eks Jalan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Titik yang dijadikan lokasi penelitian adalah Jalan H.B. Jasin (eks Jalan Agus Salim) dari Hotel Astro sampai di perempatan lampu merah Jalan Rambutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban kota, kebutuhan akan sarana dan prasarana semakin meningkat, seperti perkembangan pusat-pusat industri dan meningkatnya volume
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak jenis hutan. Jenis jenis hutan yang ada di Indonesia yaitu hutan alam, hutan buatan, hutan lindung, dan hutan produksi. Salah satu jenis hutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lichenes yang lazim dikenal dengan nama lumut kerak merupakan jenis tumbuhan yang belum banyak diketahui oleh sebagian orang. Dan sesungguhnya berbeda dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini ada yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lichen merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Tubuh lichen ini dinamakan thallus yang secara vegetatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lumut kerak merupakan salah satu anggota dari tumbuhan tingkat rendah yang mana belum mendapatkan perhatian yang maksimal seperti anggota yang lainnya. Organisme
Lebih terperinciLUMUT KERAK SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA (Studi Kasus Di Jalan H.B. Jasin Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo)
LUMUT KERAK SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA (Studi Kasus Di Jalan H.B. Jasin Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo) Yuliani Usuli 1, Wirnangsi D. Uno 2, Dewi W. K. Baderan 3 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pencemaran udara adalah proses masuknya atau dimasukkannya zat pencemar ke udara oleh aktivitas manusia atau alam yang menyebabkan berubahnya tatanan udara sehingga
Lebih terperinciLICHENES (KARAKTERISTIK, KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN)
LICHENES (KARAKTERISTIK, KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN) YURNALIZA, S.Si., M.Si. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Lichenes (lumut kerak) merupakan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORFOLOGI LICHEN CORTICOLOUS DI KAWASAN HUTAN SEKIPAN DESA KALISORO TAWANGMANGU KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH
KARAKTERISTIK MORFOLOGI LICHEN CORTICOLOUS DI KAWASAN HUTAN SEKIPAN DESA KALISORO TAWANGMANGU KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM LICHENES MATA KULIAH BOTANY CRYPTOGAMAE
PANDUAN PRAKTIKUM LICHENES MATA KULIAH BOTANY CRYPTOGAMAE (ENI NURAENI, M. Pd) Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan.
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN Lichenes DI SEKITAR KAMPUS UIN AR-RANIRY SEBAGAI BIOINDIKATOR UDARA PADA MATA KULIAH EKOLOGI DAN MASALAH LINGKUNGAN S K R I P S I
KEANEKARAGAMAN Lichenes DI SEKITAR KAMPUS UIN AR-RANIRY SEBAGAI BIOINDIKATOR UDARA PADA MATA KULIAH EKOLOGI DAN MASALAH LINGKUNGAN S K R I P S I Diajukan Oleh ULFIRA NIM. 281223214 Mahasiswa Fakultas Tarbiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia ini memiliki sumberdaya alamhayati yang beranekaragam yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia ini memiliki sumberdaya alamhayati yang beranekaragam yang diciptakan oleh Allah SWT agar dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup yang berada di muka Bumi.
Lebih terperinciJenis-Jenis Lichen Di Kampus Undip Semarang
Bioma, Juni 2016 ISSN: 1410-8801 Vol. 18, No. 1, Hal. 20-29 Jenis-Jenis Lichen Di Kampus Undip Semarang Murningsih dan Husna Mafazaa Laboratorium Ekologi dan Biosistematika, Departemen Biologi, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak di daerah beriklim tropis sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1) Indonesia menjadi salah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat yang berperan sangat penting bagi kehidupan. Kerapatan hutan disebabkan oleh adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar hutan Indonesia termasuk dalam kategori hutan hujan tropis karena memiliki curah hujan tinggi dan suhu hangat sepanjang tahun. Hutan hujan tropis merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia terletak di khatulistiwa dengan posisi geografis antara 6 0 LU 11 0 LS dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di khatulistiwa dengan posisi geografis antara 6 0 LU 11 0 LS dan 95 0 BT-141 0 BT, diantara benua Asia dan Australia. Posisi geografis tersebut menjadikan
Lebih terperinciIndividu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer
Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang
Lebih terperinciTAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.
TAMBAHAN PUSTAKA Distribution between terestrial and epiphyte orchid. Menurut Steeward (2000), distribusi antara anggrek terestrial dan epifit dipengaruhi oleh ada atau tidaknya vegetasi lain dan juga
Lebih terperinciGEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI
GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI Selamat Pagi, Semoga hari ini menjadi hari yang menyenangkan DTI_09 VEGETASI ASIA Iklim merupakan faktor utama yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme Endofit Endofit merupakan asosiasi antara mikroorganisme dengan jaringan tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman inang bervariasi mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, setelah Brazil (Anonimus, 2009). Brazil merupakan salah satu negara dengan
Lebih terperincidisinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro 1 Ngargoyoso merupakan Taman Hutan Raya yang terletak di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 1. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan gundulnya hutan adalah Kebakaran hutan karena puntung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati (biological
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya. Adapun yang membedakannya dengan hutan yang lainnya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hujan Tropis Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon
TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN LUMUT KERAK (LICHENS) SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS UDARA di KAWASAN ASRAMA INTERNASINAL IPB. Oleh :
KEANEKARAGAMAN LUMUT KERAK (LICHENS) SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS UDARA di KAWASAN ASRAMA INTERNASINAL IPB Oleh : Andi Handoko S¹ (E34120079), Rizki Kurnia Tohir 1 (E34120028), Yanuar Sutrisno 1 (E34120038),
Lebih terperinciKeanekaragaman Lichen Corticolous pada Tiga Jalur Hijau di Kabupaten Kubu Raya
Keanekaragaman Lichen Corticolous pada Tiga Jalur Hijau di Kabupaten Kubu Raya Wendi Sudrajat 1, Tri Rima Setyawati 1, Mukarlina 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa
TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Mikoriza Istilah mikoriza diambil dari Bahasa Yunani yang secara harfiah berarti jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa mutualisme antara jamur dan
Lebih terperinciEKSPLORASI LICHEN DI SEPANJANG JALAN RAYA SOLO TAWANGMANGU DAN KAWASAN HUTAN SEKIPAN KARANGANYAR JAWA TENGAH
EKSPLORASI LICHEN DI SEPANJANG JALAN RAYA SOLO TAWANGMANGU DAN KAWASAN HUTAN SEKIPAN KARANGANYAR JAWA TENGAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity). Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) adalah
Lebih terperinciLampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi
106 Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi 1. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa energi matahari akan diserap oleh tumbuhan sebagai produsen melalui klorofil untuk kemudian diolah menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) Jenis A. cadamba Miq. ini bersinonim dengan A.chinensis Lamk. dan A. indicus A. Rich. Jabon (A. cadamba Miq.) merupakan pohon yang dapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau
Lebih terperinciTim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya
Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban
Lebih terperinci5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya
Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban
Lebih terperinciStandart Kompetensi Kompetensi Dasar
POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja C. Polusi dan Polutan di Lingkungan Kerja Lingkungan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi yang telah dilakukan di laboratoriun
Lebih terperinciA. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup
A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menginventarisasi karakter morfologi individu-individu penyusun populasi 2. Melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap
Lebih terperinci2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta) Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan ragam jenisnya. Serangga memiliki beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan berbagai bentuk serta variabilitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun sebenarnya dalam dunia ilmu pengetahuan diartikan sebagai alga (ganggang) yang berasal dari bahasa
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.1
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.1 1. Akar tumbuhan selalu tumbuh ke bawah. Hal ini dipengaruhi oleh... Cahaya matahari Tekanan udara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia bersama sejumlah negara tropis lain seperti Brazil, Zaire dan Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. inventarisasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang jenis-jenis tumbuhan bawah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inventarisasi Inventarisasi adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya alam untuk perencanaan pengelolaan sumber daya tersebut. Kegiatan
Lebih terperinciEKOSISTEM. Yuni wibowo
EKOSISTEM Yuni wibowo EKOSISTEM Hubungan Trofik dalam Ekosistem Hubungan trofik menentukan lintasan aliran energi dan siklus kimia suatu ekosistem Produsen primer meliputi tumbuhan, alga, dan banyak spesies
Lebih terperinciAssAlAmu AlAyku m wr.wb
AssAlAmu AlAyku m wr.wb BIOMA Bioma adalah wilayah yang memiliki kondisi iklim tertentu dan batas-batas yang sebagian besar dikendalikan di daratan oleh iklim dan yang dibedakan oleh dominasi tertentu,
Lebih terperinciLumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati
Lumut/Bryophyta 1. Ciri-ciri dan sifat lumut Pada umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal
Lebih terperinciASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS
KOMUNITAS ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS KONSEP KOMUNITAS BIOTIK Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang menempati suatu habitat dan terorganisasi sedemikian
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN Jawaban: C Jawaban: A Jawaban: E
SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Protozoa dikelompokkan ke dalam empat filum, yaitu Rhizopoda, Flagellata, Ciliata, dan Spororzoa berdasarkan A. Jenis pigmennya B. Jenis makanannya C. Alat geraknya D. Habitatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe ekosistem hutan yang sangat produktif dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Kawasan ini terletak di
Lebih terperinci2) Komponen Penyusun Ekosistem
EKOSISTEM 1) Pengertian Habitat dan Relung Ekologi Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya dipelajari dalam cabang ilmu yang disebut ekologi. Ekologi berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berada dalam sebuah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah sudah seharusnya menjadikan suatu hal yang membanggakan dan patut untuk disyukuri,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah (Arachis hypogaeal.) Fachruddin (2000), menjelaskan bahwa klasifikasi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sarana dan prasarana fisik seperti pusat-pusat industri merupakan salah satu penunjang aktivitas dan simbol kemajuan peradaban kota. Di sisi lain, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati
Lebih terperinciFaktor biotik dalam lingkungan. Tim dosen biologi
Faktor biotik dalam lingkungan Tim dosen biologi FAKTOR BIOTIK Di alam jarang sekali ditemukan organisme yang hidup sendirian, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan organisme lain. Antar jasad dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Lokasi a. Letak dan Luas Taman Wisata Alam (TWA) Sicike-cike secara administratif berada di Dusun Pancur Nauli Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan
I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal memiliki banyak hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan tropis Indonesia adalah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. euphorbiaceae, genus hevea dan spesies Hevea brasiliensis.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut (Setiawan dan Andoko, 2005) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman karet termasuk dalam kelas dicotyledonae, ordo euphorbiales, famili euphorbiaceae, genus hevea dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan dapat diberi batasan sesuai dengan sudut pandang masing-masing pakar. Misalnya dari sisi ekologi dan biologi, bahwa hutan adalah komunitas hidup yang terdiri dari
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN LICHENES DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH
KEANEKARAGAMAN LICHENES DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat
Lebih terperinciEKOSISTEM KOLAM. Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( )
EKOSISTEM KOLAM Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( 13196 ) PENGERTIAN EKOSISTEM Ekosistem merupakan tingkat organisme yang lebih tinggi daripada komunitas atau merupakan kesatuan dari komunitas dengan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN LUMUT KERAK SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS UDARA DI KAWASAN INDUSTRI CITEUREUP DAN HUTAN PENELITIAN DRAMAGA NUSAIBAH SOFYAN
KEANEKARAGAMAN LUMUT KERAK SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS UDARA DI KAWASAN INDUSTRI CITEUREUP DAN HUTAN PENELITIAN DRAMAGA NUSAIBAH SOFYAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah dibudidayakan. Jamur tiram termasuk familia Agaricaceae atau Tricholomataceae
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN FAMILI GRAPHIDACEAE DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA R. SOERJO, BATU DAN MOJOKERTO, JAWA TIMUR
KEANEKARAGAMAN FAMILI GRAPHIDACEAE DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA R. SOERJO, BATU DAN MOJOKERTO, JAWA TIMUR Yulya Fatma 1, Susriyati Mahanal 2, Murni Sapta Sari 3 1 Pascasarjana Universitas Negeri Malang,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,
Lebih terperinciMATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si
MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si Apa yang dimaksud biodiversitas? Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah : keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 2.1 Hutan Tropika Dataran Rendah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam Undang Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dijelaskan bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
Lebih terperinciOleh: ANA KUSUMAWATI
Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ISOLASI DAN IDENTIFIKASI..., RICKY SINGGIH PURNOMO,ARGOTEKNOLOGI, UMP 2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur atau fungi adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar dari luas daratan, oleh karena itu dikenal sebagai negara maritim. Total
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas wilayah lautan lebih besar dari luas daratan, oleh karena itu dikenal sebagai negara maritim. Total panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan karena Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisme atau makhluk hidup apapun dan dimanapun mereka berada tidak akan dapat hidup sendiri. Kelangsungan hidup suatu organisme akan bergantung kepada organisme lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, setelah Brazil (Anonimus, 2009). Brazil merupakan salah satu negara dengan flora
Lebih terperinciEKOSISTEM HOME TUJUAN BELAJAR MATERI
HOME TUJUAN BELAJAR MATERI LATIHAN PENGAYAAN TUJUAN PEMBELAJARAN Mengidentifikasi komponen ekosistem berdasarkan lingkungan sekitar Siswa dapat mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Jati (Tectona grandis Linn. f) Jati (Tectona grandis Linn. f) termasuk kelompok tumbuhan yang dapat menggugurkan daunnya sebagaimana mekanisme pengendalian diri terhadap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan
Lebih terperinciBIOMA. Gambar 1. Pesebaran Jenis-Jenis Bioma di Dunia. Gambar 2. Pengaruh Geografis Wilayah terhadap Bioma
BIOMA Bioma, adalah kumpulan ekosistem yang berada pada satu iklim atau wilayah geografis yang dicirikan oleh vegetasi atau flora suatu tempat. Bioma dipengaruhi pula oleh iklim atau pun oleh wilayah geografis
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi dan Seleksi Mikrob pada A. malaccensis Populasi bakteri dan fungi diketahui dari hasil isolasi dari pohon yang sudah menghasilkan gaharu. Sampel yang diambil merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh
3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang
I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang mempunyai jenis 180 jenis. Tanaman gladiol ditemukan di Afrika, Mediterania, dan paling banyak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan tanaman semusim yang membentuk rumpun, tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-50 cm (Rahayu, 1999). Menurut
Lebih terperinci