menjadi barang jadi (final goods) sehingga ketika terjadi depresiasi nilai tukar Cina tidak bisa mengurangi impornya.
|
|
- Yandi Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5. PENUTUP Berdasarkan laporan dari UN Comtrade, Indonesia selama sepuluh tahun terakhir sejak periode 2006 sampai dengan 2015 mengalami defisit neraca perdagangan bilateral dengan Cina. Hal tersebut disebabkan Cina berhasil meningkatkan ekspornya ke pasar Indonesia dengan menggunakan strategi harga murah, walaupun dalam kenyataannya banyak produk dari Cina yang memiliki kualitas rendah (Setiawan, 2012). Akan tetapi, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan kebijakan nilai tukar agar dapat mencapai neraca perdagangan yang stabil (Kharroubi, 2011) Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu pertama melihat pengaruh pergerakan nilai tukar riil terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina dan kedua melihat seberapa besar variabel intra-industry trade (IIT) dan import content of export (ICE) mempengaruhi sensitivitas neraca perdagangan terhadap nilai tukar riil di Indonesia dan Cina. Untuk dapat mencapai tujuan penelitian tersebut, penulis menggunakan variabel neraca perdagangan bilateral Indonesia-Cina sebagai variabel dependen dan nilai tukar riil efektif (REER), interaksi REER dengan IIT (REERXIIT), interaksi REER dengan ICE (REERXICE), pertumbuhan PDB mitra dagang (GDPG), dan dummy krisis (DCRISIS) sebagai variabel independen. Analisis pengaruh nilai tukar riil efektif, interaksi REER dengan IIT, interaksi REER dengan ICE, pertumbuhan PDB mitra dagang dan krisis terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina dilakukan dengan menggunakan dua model. Model pertama digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen hanya di Indonesia dengan menggunakan teknik regresi ordinary least square (OLS) dan model kedua digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen hanya di Cina dengan menggunakan teknik regresi yang sama dengan model pertama yaitu OLS. Data yang dipakai dalam model ini yaitu data time series di Indonesia dan Cina pada tahun Berdasarkan hasil regresi, variabel REER memiliki pengaruh negatif terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina pada model pertama. Hal tersebut tidak sesuai dengan harapan penulis dimana seharusnya variabel REER berpengaruh positif terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina. Salah satu 42
2 penyebabnya adalah pengaruh nilai tukar riil terhadap neraca perdagangan di Indonesia belum memenuhi kondisi Marshall-Lerner. Neraca perdagangan akan meningkat saat nilai tukar meningkat (terdepresiasi) bila persyaratan kondisi Marshall-Lerner terpenuhi, yaitu apabila jumlah elastisitas ekspor dan elastisitas impor terhadap nilai tukar riil lebih besar daripada satu. Namun, ada kecenderungan elastisitas akan lebih rendah dalam jangka pendek sehingga kondisi Marshal-Lerner hanya akan terpenuhi dalam jangka menengah dan panjang. Hal tersebut disebabkan pada jangka pendek volume ekspor dan volume impor tidak akan banyak berubah. Selain itu, penyebab lainnya adalah perdagangan internasional biasanya berjalan berdasarkan kontrak yang sudah ditentukan sebelumnya sehingga perubahan volume ekspor dan impor tidak dapat berubah seiring dengan terhadinya perubahan nilai tukar. Berdasarkan hasil regresi pada model kedua, variabel REER memiliki pengaruh yang positif terhadap neraca perdagangan bilateral Cina dengan Indonesia atau sesuai dengan harapan penulis. Hal tersebut menunjukkan ketika nilai tukar riil meningkat atau terjadi depresiasi maka neraca perdagangan akan meningkat. Ketika terjadi depresiasi nilai tukar maka harga barang domestik akan relatif lebih murah daripada harga barang dari luar negeri sehingga ekspornya akan bertambah, dengan asumsi ceteris paribus. Maka dari itu neraca perdagangannya akan bertambah seiring dengan bertambahnya ekspor. Berdasarkan hasil regresi, variabel REERXIIT memiliki pengaruh positif terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina pada model pertama. Hal tersebut sesuai dengan harapan penulis dimana ketika tingkat IIT semakin besar maka negara tersebut akan semakin banyak melakukan perdagangan dengan barang yang sama dan barang impornya akan semakin elastis. Hal tersebut menyebabkan ketika nilai tukar meningkat atau terjadi depresiasi nilai tukar masyarakat cenderung akan mengurangi konsumsi barang impor dan menggantinya dengan mengkonsumsi barang dalam negeri karena produknya relatif sama. Berkurangnya konsumsi barang impor dapat diartikan neraca perdagangannya akan semakin membaik. Berbeda dengan hasil regresi variabel REERXIIT pada model kedua yang memiliki pengaruh negatif atau tidak sesuai dengan harapan penulis. Pada kasus di Cina, ketika tingkat IIT semakin tinggi apabila terjadi depresiasi nilai tukar maka neraca perdagangannya akan berkurang. Hal tersebut disebabkan Cina lebih banyak mengimpor barang mentah dari Indonesia untuk diolah 43
3 menjadi barang jadi (final goods) sehingga ketika terjadi depresiasi nilai tukar Cina tidak bisa mengurangi impornya. Berdasarkan hasil regresi, variabel REERXICE di kedua model tidak signifikan sehingga dapat diartikan variabel interaksi REER dengan ICE di Indonesia dan Cina tidak memiliki pengaruh terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia-Cina. Hal tersebut kemungkinan disebabkan penggunaan data ICE yang kurang spesifik menjelaskan jenis industri dan negara mitra dagang yang diperhitungkan. Keterbatasan data yang digunakan tersebut mengakibatkan ikut terhitungnya impor industri non-manufaktur dan negara selain Cina dan Indonesia sehingga variabel REERXICE dinilai tidak berpengaruh terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia-Cina. Berdasarkan hasil regresi, variabel pertumbuhan PDB mitra dagang (GDPG) pada kedua model memiliki pengaruh yang positif terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia-Cina. Hal tersebut menunjukkan ketika pertumbuhan PDB mitra dagang meningkat maka neraca perdagangan di suatu negara akan meningkat juga. Permintaan ekspor suatu barang dapat ditentukan salah satunya oleh pendapatan dari negara mitra dagang (PDB mitra dagang). Ketika pendapatan negara mitra dagang semakin tumbuh dan berkembang, maka negara mitra dagang tersebut akan semakin banyak mengkonsumsi barang impor guna memenuhi kebutuhan yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri dan untuk mendiversifikasi sumber daya yang ada. Ketika Cina semakin banyak mengimpor dari Indonesia maka ekspor Indonesia akan meningkat sehingga neraca perdagangan Indonesia dengan Cina akan meningkat, begitupun sebaliknya. Berdasarkan hasil regresi, variabel DCRISIS pada model pertama memberikan pengaruh positif terhadap neraca perdagangn bilateral Indonesia dengan Cina. Terjadinya krisis di Indonesia menyebabkan nilai mata uang domestik terdepresiasi terhadap mata uang asing atau terjadi depresiasi nilai tukar. Terdepresiasinya nilai mata uang domestik menyebabkan ekspor Indonesia akan meningkat dan impor akan menurun karena harga barang domestik akan relatif lebih murah daripada harga barang dari luar negeri sehingga neraca perdagangannya akan meningkat. Berbeda dengan hasil yang ditunjukkan pada model kedua, variabel DCRISIS memiliki pengaruh negatif terhadap neraca perdagangan bilateral Cina dengan Indonesia. Pada tahun terhadi krisis global yang menimpa hampir seluruh negara dan merupakan krisis terparah sejak great depression 44
4 tahun 1930-an. Krisis tersebut dialami oleh sebagian besar negara sehingga permintaan dunia terutama Indonesia menurun terhadap barang-barang Cina. Berkurangnya ekspor ke Indonesia menyebabkan neraca perdagangan bilateral Cina dengan Indonesia berkurang meskipun impornya tidak bertambah karena pendapatan negaranya berkurang akibat krisis. Oleh karena itu terjadinya krisis di Cina menyebabkan depresiasi nilai tukar riil tidak memberikan pengaruh yang positif terhadap neraca perdagangan bilateral Cina dengan Indonesia melainkan memberikan pengaruh negatif. Implikasi untuk penelitian selanjutnya yang masih perlu dilakukan adalah penggunaan data ICE seharusnya lebih spesifik barang apa saja yang diperdagangkan dan negara mitra dagang mana saja yang diperhitungkan. Hal tersebut perlu dilakukan agar pengukuran sensitivitas neraca perdagangan terhadap nilai tukar tidak menjadi bias. Berdasarkan kesimpulan di atas, pemerintah diharapkan dapat bergerak cepat mengatasi permasalah perkembangan neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Cina. Pemerintah harus mampu mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi perkembangan neraca perdagangan bilateral dengan Cina yang cenderung negatif bahkan defisit. Diantaranya pemerintah bersama Bank Indonesia diharapkan mampu menjaga tingkat nilai tukar pada level yang stabil dan tepat untuk menstimulus peningkatan ekspor yang pada akhirnya dapat meningkatkan surplus neraca perdagangan bilateral dengan Cina. Kemudian pemerintah diharapkan dapat mengeluarkan kebijakan yang dapat meredam atau mengurangi konsumsi domestik yang akhir-akhir ini meningkat terhadap barangbarang impor. Selain itu perlu ditambah kebijakan yang mempermudah investasi asing langsung seperti relaksasi perizinan dan pemberian insentif fiskal seperti pengurangan pajak terhadap investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia agar dapat membangun industrinya di Indonesia untuk mengurangi ketergantungan akan produk-produk impor. 45
5 DAFTAR PUSTAKA Aristotelous, K. (2001). Exchange-rate volatility, exchange rate regime, and trade volume: evidence from the UK-US export function ( ). Economics Letters, 72(1), Bahmani-Oskooee, M., Hegerty, S., & Zhang, R. (2014). Exchange-rate risk and UK- China trade: evidence from 47 industries. Journal of Chinese Economic and Foreign Trade Studies, 7(1), Bank Indonesia. (2012). Indeks Nilai Tukar Nominal Terhadap Mata Uang Mitra Utama. Jakarta: Bank Indonesia. Bank Indonesia. (2016). Produk Domestik Bruto (PDB). Jakarta: Bank Indonesia. Bergstrand, J. H. (1990). The Heckscher-Ohlin-Samuelson model, the Linder hypothesis, and the determinants of bilateral intra-industry trade. Economic Journal, 100(403), Falk, M. (2008). Determinants of The Trade Balance in Industrialized Countries. Vienna: FIW Research Report No Falvey, R. E. (1981). Commercial policy and intra-industry trade. Journal of International Economics, 11(4), Ginting, A. M. (2013). Pengaruh nilai tukar rerhadap ekspor Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 7(1), Grubel, H. G., & Lloyd, P. (1975). Intra-Industry Trade: The Theory and Measurement of International Trade in Differentiated Products. London: MacMilan Press. Helpman, E. (1981). International trade in the presence of product differentiation, economies of scale, and monopolistic competition: a Chamberlin-Heckscher- Ohlin approach. Journal of Internatiional Economics, 11(3), Helpman, E. (1987). Imperfect competition and international trade: evidence from fourteen industrial countries. Journal of the Japanese and International Economies, 1(1),
6 Helpman, E., & Krugman, P. R. (1999). Market Structure and Foreign Trade, Increasing Return, Imperfect Competition, and the International Economy. London: MIT Press Cambridge. Husman, J. A. (2017). Pengaruh nilai tukar riil terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia : kondisi Marshall-Lerner dan fenomena j-curve. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 19(3), Kandil, M. (2008). Exchange rate fluctuations and the macro-economy: channels of interaction in developing and developed countries. Eastern Economic Journal, 34(1), Kharroubi, E. (2011, September 19). The trade balance and the real exchange rate. BIS Quarterly Review, pp Krugman, P. R. (1981). Intra-industry specialization and the gains from trade. Journal of Political Economy, 89(5), Krugman, P. R., & Obstfeld, M. (2003). International Economics: Theory and Policy. Boston: Pearson Education. Krugman, P., Obstfeld, M., & Melitz, M. (2008). International Economics: Theory and Policy. Boston: Pearson International Edition. Lancester, K. J. (1980). Intra-industry trade under perfect monopolistic competition. Journal of International Economics, 10(2), Mangeswuri, D. R. (2014). Fluktuasi neraca perdagangan. Ekonomi dan Kebijakan Publik, 6(7), Mankiw, N. G. (2008). Principles of Economics. Boston: Cengange Learning. Muchlas, Z., & Alamsyah, A. R. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs rupiah terhadap dolar Amerika pasca krisis ( ). Jurnal JIBEKA, 9(1), Nielsen, J. U.-M., & Luthje, T. (2002). Test of empirical classification of horizontal and vertical intra-industry trade. Weltwirtschaftliches Archiv, 138(4), Nizar, M. A., & Wibowo, H. (2007). Analisis pola perdagangan Indonesia dengan beberapa negara Asia: pendekatan intra-industy trade (IIT). Munich Personal RePEc Archive, 1(1),
7 OECD. (2002). Intra-industry and intra-firm trade and the internationalisation of production. Economic Outlook, 71(2), OECD. (2016). Import Content of Exports. Paris: OECD. Ray, S. (2012). An analysis of determinants of balance of trade in India. Research Journal of Finance and Accounting, 3(1), Safitriani, S. (2014). Perdagangan internasional dan foreign direct investment di Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 8(1), Salvatore, D. (2013). International Economics. United States: John Wiley and Sons. Setiawan, S. (2012). ASEAN-China FTA: dampaknya terhadap ekspor Indonesia dan Cina. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 6(2), Shaked, A., & Sutton, J. (1984). Natural Oligopolies and International Trade. Oxford: Oxford University Press. Simorangkir, I., & Suseno. (2004). Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar. Jakarta: Bank Indonesia. Tambunan, T. T. (2010). The Indonesian experience with two big economic crises. Modern Economy, 1(1), Tey, Y. S., & Brindal, M. (2014). Adapting importation policy to global commodity markets: implications of rice import allocation in Singapore. Mitig Adapt Strateg Glob Change, 19(1), Yudanto, N., & Santoso, S. (1998). Dampak krisis moneter terhadap sektor riil. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 1(2), Zhang, J., Witteloostujin, A. v., & Zhou, C. (2005). Chinese bilateral intra-industry trade: a panel data study for 50 countries in the period. Review of World Economics, 141(3), Zuhroh, I., & Kaluge, D. (2007). Dampak pertumbuhan nilai tukar riil terhadap pertumbuhan neraca perdagangan Indonesia (suatu aplikasi vector autoregressive, VAR). Journal of Indonesian Applied Economics, 1(1),
I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap hubungan kerjasama antar negara. Hal ini disebabkan oleh sumber daya dan faktor produksi Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi
Lebih terperinciPENGARUH PERDAGANGAN INTRA-INDUSTRI DAN IMPORT CONTENT OF EXPORT TERHADAP SENSITIVITAS NERACA PERDAGANGAN PADA NILAI TUKAR RIIL
PENGARUH PERDAGANGAN INTRA-INDUSTRI DAN IMPORT CONTENT OF EXPORT TERHADAP SENSITIVITAS NERACA PERDAGANGAN PADA NILAI TUKAR RIIL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciAdapun penulis menyadari beberapa kekurangan dari penelitian ini yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian mendatang :
BAB 5 PENUTUP Berkembangnya regionalisme yang dipicu dari terbentuknya pasar Uni Eropa (UE) yang merupakan salah satu contoh integrasi ekonomi regional yang paling sukses, telah menarik negara-negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh ekspor, FDI, dan nilai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh ekspor, FDI, dan nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi dengan Fixed Effect Model dan pendekatan Seemingly Unrelated Regression
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan suatu tujuan utama. Hal ini juga merupakan tujuan utama negara kita, Indonesia. Namun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciSkripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI
Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI 0810512077 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Mahasiswa Strata 1 Jurusan Ilmu Ekonomi Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Karakteristik Ekspor Negara-Negara ASEAN 2.1.1 Karakteristik Ekspor Indonesia Sebelum tahun 1987, ekspor Indonesia selalu didominasi oleh ekspor migas sebelum akhirnya beralih
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan Ekonomi Indonesia didominasi sektor pertanian dan perkebunan yang lebih dikenal dengan istilah negara agraris. Sejak dari proklamasi kemerdekaan, hingga dikeluarkannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan
0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb
13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menetapkan perubahan manajemen nilai tukar dari sistem nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya keterbukaan perekonomian memiliki dampak pada neraca transaksi berjalan (current account) suatu negara, perkembangan manajemen nilai tukar yang diadopsi indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter adalah satu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi membuat perekonomian di berbagai negara menjadi terbuka. Keluar masuknya barang atau jasa lintas negara menjadi semakin mudah dan hampir tidak ada
Lebih terperinciGlobal Production Sharing
Rubrik Utama Global Production Sharing Oleh: Tiara Kencana Ayu, S. Stat Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB Dr. Ir. Hari Wijayanto, MSi Departemen Statistika, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Karena pembangunan ekonomi mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata telah mengulang sejarah kiris ekonomi di Indonesia pada tahun 1998. Indonesia sebagai
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN MODAL SWASTA JANGKA PENDEK DI INDONESIA
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.1 JAN-JUNI 2015 ISSN : 2089-8592 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN MODAL SWASTA JANGKA PENDEK DI INDONESIA Porkas Sojuangon Lubis Dosen Fakultas Ekonomi UNIVA Medan NIDN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca pembayaran internasional tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang sangat menarik mengingat terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia selama periode tahun 1990 sampai dengan tahun 2008 banyak mengalami perkembangan yang bersifat positif sampai sebelum tahun 1997. Hal ini tidak
Lebih terperinciPENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado
PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan kemampuan atau sumber daya yang terbatas.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai negara small open economy yang menganut sistem devisa bebas dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap serangan krisis
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah
BABI PENDAHULUAN I. I. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan adalah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik
Lebih terperinci1 Universitas indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa pertanyaan menggelitik dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai pelarian modal yang terjadi di suatu Negara cukup menarik perhatian untuk dicermati oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang disampaikan Salvatore
Lebih terperinciEKONOMI INTERNASIONAL
URAIAN MATERI ampir H EKONOMI INTERNASIONAL tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan perdagangan internasional. Hubungan ekonomi internasional dapat berupa perdagangan, investasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan internasional penting dalam ekonomi terutama sebagai sumber devisa negara. Keberhasilan suatu negara dalam perdagangan internasional salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini interaksi antar negara merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan hampir dilakukan oleh setiap negara di dunia, interaksi tersebut biasanya tercermin dari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
15 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nilai Tukar Sistem nilai tukar mengambang ditetapkan dalam Undang Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan Undang Undang Nomor 24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Analisis pergerakan..., Adella bachtiar, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti terjadinya perdagangan internasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa dokumen-dokumen yang terkait dengan judul penelitian, diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw (2003), pendapatan nasional yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB merupakan total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di wilayah (regional)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan
Lebih terperinciVOLUME EKSPOR PUPUK UREA INDONESIA
ISSN 2302-0172 12 Pages pp. 11-22 VOLUME EKSPOR PUPUK UREA INDONESIA Mira Upini 1, Prof. Dr. Said Muhammad, MA 2, Prof. Dr. Abubakar Hamzah 3 1) Magister Ilmu Ekonomi Banda Aceh miraupini@yahoo.co.id 2,3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian global telah mengakibatkan kegiatan bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian global telah mengakibatkan kegiatan bisnis berkembang melampaui batas batas negara. Kegiatan perdagangan, investasi dan permodalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perekonomian dunia memberikan peluang yang besar bagi berbagai negara untuk saling melakukan hubunga antarnegara, salah satunya dibidang ekomomi.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam hubungan dengan penelitian ini, maka beberapa teori yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yangn memengaruhi impor di kawasan ASEAN+6 dan non
Lebih terperinciPengaruh Nilai Tukar Rupiah per Dollar AS terhadap Neraca Pembayaran di Indonesia Periode
Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah per Dollar AS terhadap Neraca Pembayaran di Indonesia Periode 2008-2014 1 Riza Destiandy A, 2 Ima Amaliah, 3 Atih Rochaeti 1,2,3 Prodi
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Lebih terperinciBab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL
Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL HARGA UNTUK TRANSAKSI INTERNASIONAL : NILAI TUKAR RIIL DAN NOMINAL Transaksi Internasional dipengaruhi oleh harga internasional. Dua harga internasional yang paling penting
Lebih terperinciPerekonomian Suatu Negara
Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia semakin terintegrasi sebagai konsekuensi dari sistem perekonomian terbuka yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lebih terperinciMenangkap realita hubungan empiris Pertumbuhan Ekonomi Keterbukaan Perdagangan
Menangkap realita hubungan empiris Pertumbuhan Ekonomi Keterbukaan Perdagangan Masalah bagaimana kebijakan pemerintah mengenai liberalisasi dan keterbukaan perdagangan luar negeri terhadap pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciPENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )
PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE 1998.1 2014) THE DETERMINATION OF FOREIGN EXCHANGE RUPIAH TO US DOLLAR IN INDONESIAN FOREX MARKET
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
EDAJ 3 (1) (2014) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj PENGARUH KURS DAN GDP TERHADAP NERACA PERDAGANGAN INDONESIA TAHUN 1980-2012 Dewi Mustika Rahmawati
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi untuk mengendalikan keseimbangan makroekonomi dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riil menjadi topik terhangat dalam beberapa penelitian empiris belakangan ini (Cebi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis pengaruh kejutan fiskal terhadap perekonomian terutama terhadap nilai tukar riil menjadi topik terhangat dalam beberapa penelitian empiris belakangan ini (Cebi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 sampai 1998 lalu. Peristiwa ini telah membawa dampak yang merugikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Nilai Tukar Kurs atau nilai tukar adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara, yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Nilai Tukar Kurs atau nilai tukar adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara, yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs memainkan peranan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore.
5. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian pada analisis Bab IV tentang analisis faktor penentu Foreign Direct Investment otomotif di 5 negara ASEAN, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa research and development,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 2) Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap. investasi asing langsung di Indonesia.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan serangkaian pengujian, maka dalam penelitian ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: 1) Suku bunga kredit tidak signifikan terhadap investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang
Lebih terperinciDAMPAK KRISIS EKONOMI EROPA TERHADAP PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA
DAMPAK KRISIS EKONOMI EROPA TERHADAP PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA Riska Ayu Pramono 1, Syapsan 2 dan Nobel Aqualdo 2 Abstract This study aims to determine how the impact of the European economic
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat perdagangan internasional yaitu,memperoleh keuntungan dari spesialisasidalam memproduksi barang
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Dasar Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional adalah teori yang menganalisis dasardasar terjadinya perdagangan internasional
Lebih terperinci