BAB I PENDAHULUAN. riil menjadi topik terhangat dalam beberapa penelitian empiris belakangan ini (Cebi dan
|
|
- Sucianty Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis pengaruh kejutan fiskal terhadap perekonomian terutama terhadap nilai tukar riil menjadi topik terhangat dalam beberapa penelitian empiris belakangan ini (Cebi dan Culha, 2013). Beberapa faktor yang memotivasi penelitian terkait kejutan fiskal terhadap nilai tukar adalah: (1) dari sudut pandang kebijakan, fiskal merupakan alat independen yang dikontrol penuh oleh negara, sehingga analisis dampak dari kejutan fiskal terhadap perekonomian khususnya nilai tukar riil sangat penting untuk dilakukan, terutama bagi negara dengan sistem kurs mengambang bebas (Benetrix dan Lane, 2013; Ajao dan Igbekoyi, 2013); (2) dari sudut pandang teori, terdapat perbedaan perspektif model dalam melihat hubungan antara kejutan fiskal terhadap nilai tukar riil (Benetrix dan Lane, 2013), sehingga menimbulkan ketidakpastian hubungan fiskal terhadap nilai tukar riil untuk masing-masing negara. Dalam model ekonomi terbuka versi tradisional dan kontemporer dengan rigit nominal, menunjukkan bahwa ekspansi pengeluaran pemerintah berkorelasi dengan apresiasi nilai tukar riil (Corsetti dan Pesenti, 2001). Model dapat dibangun juga dengan perspektif bahwa ekspansi fiskal berkorelasi dengan depresiasi nilai tukar riil seperti penelitian Kollman (2010), Monacelli dan Peroti (2010), dan Ravn, dkk (2012). Penelitian terbaru oleh Badia dan Ubiergo (2014), meneliti pengaruh kebijakan fiskal dalam menekan apresiasi nilai tukar riil di Brazil, termotivasi oleh tingkat apresiasi nilai tukar di Brazil yang menyebabkan menurunnya daya saing Brazil. Terkait masalah nilai tukar, Indonesia mengalami perubahan sistem kurs pada bulan Agustus tahun 1997 dari sistem mengambang terkendali (managed floating exchange rate) 1
2 menjadi sistem kurs mengambang bebas (free floating exchange rate), hal ini memungkinkan Indonesia mengalami fluktuasi nilai tukar yang lebih besar (lihat gambar 1.1). Penetapan sistem kurs mengambang bebas, mengindikasikan bahwa penetapan nilai tukar berdasarkan mekanisme pasar yaitu jumlah permintaan dan penawaran mata uang rupiah di pasar uang. Intervensi pemerintah (Bank Sentral) tidak dibenarkan, bank sentral hanya dapat mengendalikan nilai tukar melalui mekanisme pasar. 16, , , Rp/$, 12, , , , , , Sumber: Bank Indonesia (2014) Gambar 1.1 Fluktuasi Nilai Tukar Rp/ $, Pengalaman buruk menimpa Indonesia paska penerapan sistem kurs mengambang bebas. Indonesia terkena krisis keuangan Asia, nilai tukar rupiah melemah hingga bergerak di atas sepuluh ribu rupiah per dolar. Hal ini terjadi akibat jatuhnya nilai mata uang Thailand (Bath) yang berdampak sistemik terhadap pasar saham dan mata uang negara-negara Asia Tenggara. Pengaruhnya di Indonesia diawali dengan kejatuhan aset bernilai rupiah. Kondisi semakin parah saat masyrakat bereaksi dengan melepas simpanan rupiah, menyebabkan rupiah depresiasi lebih jauh ((Prasetiantono, 2013). 2
3 Berbeda dengan Indonesia, beberapa negara berkembang mencatat pergerakan nilai mata uang yang terapresiasi dalam beberapa waktu belakangan seperti China, negara pengekspor minyak, dan Amerika Latin menjadi leading pergerakan nilai mata uang (lihat gambar 1.2). Banyak faktor yang dapat menjelaskan tren tersebut, salah satunya dikarenakan surplus perdagangan, selain itu, beberapa contoh kasus terapresiasinya nilai tukar mata uang suatu negara disebabkan karena besarnya aliran modal masuk (Badia dan Ubiergo, 2014). Terlepas dari faktor penyebab fluktuasi nilai tukar, perubahan nilai tukar juga memiliki dampak yang signifikan. Nilai tukar mempengaruhi perekonomian secara domestik maupun secara global karena nilai tukar bukan hanya mengenai harga relatif dengan satu mata uang lain, namun juga berpengaruh terhadap pasar domestik dan global yang menunjukkan tingkat kompetitif suatu negara (Ajao dan Igbekoyi, 2013). Other emerging Europe Asia excl. China Latin America Oil exporters China Gambar 1.2 Apresiasi Nilai Tukar Riil Efektif, Negara Berkembang: Januari Desember 2012 (persen) Sumber: Badia dan Ubiergo (2014) Kemajuan perekonomian global menyebabkan hubungan saling mempengaruhi antar negara, kekuatan kebijakan moneter negara maju mempengaruhi nilai tukar di masing-masing negara sebagai rekan dagang (IMF 2011a dan 2011b). Menanggapi penjelasan di atas, 3
4 beberapa kelompok pengeskpor industri utama dan sektor manufaktur di negara berkembang menyampaikan keluhan yang mereka hadapi mengenai dampak collateral dari pengaruh kebijakan negara lain yang menyebabkan suatu negara kehilangan daya saing (Badia dan Ubiergo, 2014). Pengaruh nilai tukar terhadap perekonomian dapat dikatakn cukup signifikan, oleh karena itu penelitian terkait faktor penentu nilai tukar mata uang suatu negara menjadi sangat menarik dan perlu untuk dibahas. Sebagian besar literatur mengaitkan hal ini dengan indikator dasar moneter seperti jumlah penawaran uang, inflasi, tingkat output, dan suku bunga, tingkat keterbukaan ekonomi (Stancik, 2007). Menurut Badia dan Ubiergo (2014), indikator moneter yang biasa digunakan dalam analisis nilai tukar memiliki kelemahan, salah satunya karena variabel moneter suatu negara dipengaruhi juga oleh indikator moneter negara lain (negara dengan perekonomian terbuka besar). Kelemahan indikator monter tersebut, mengarahkan peneliti untuk menganalisis pengaruh kebijakan fiskal selain pengaruh indikator moneter pada umumnya terhadap nilai tukar. Peneliti menganalisis, apakah kebijakan fiskal dapat menjadi solusi dalam mengatasi gelojak nilai tukar. Menurut Krugman, dkk (2012: 469) ekspansi fiskal yang dilakukan, akan meningkatkan permintaan agregat, dan hubungannya dengan nilai tukar digambarkan dalam kurva AA dan DD. Peningkatan permintaan agregat akibat ekspansi fiskal ini menyebabkan apresiasi nilai tukar negara tersebut. Analisis hubungan antara kebijakan fiskal dengan nilai tukar merupakan hal yang sangat menarik untuk diteliti, sebab kebijakan fiskal merupakan alat primer kebijakan makroekonomi yang dikontrol secara mandiri oleh negara (Galstyan dan Lane, 2009). 4
5 1.2 Permasalahan Penelitian Pada tahun 2013, perekonomian Indonesia kembali diusik karena pelemahan nilai tukar rupiah disaat pemerintah masih harus mengimpor berbagai kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Pertumbuhan Indonesia juga melambat di tengah kondisi ekonomi global yang relatif membaik. Penurunan nilai tukar rupiah semakin memburuk, lihat gambar 1.1. Kurang luwesnya kontrol moneter setelah penerapan rezim kurs mengambang bebas menjadikan perlunya alat kontrol lain dalam menghadapi gelojak nilai tukar di Indonesia. Lebih lanjut, menurut teori dan beberapa penelitian terdahulu, bahwa kontrol fiskal khususnya pada instrumen pengeluaran pemerintah memiliki dampak signifikan terhadap pergerakan nilai tukar negara. Ekspansi fiskal akan meningkatkan permintaan agregat, kenaikkan permintaan agregat akan mendorong terjadinya kenaikkan harga domestik sehingga permintaan uang meningkat menyebabkan apresiasi nilai tukar (Krugman, dkk, 2012: ). Adanya ancaman krisis yang berdampak sistemik di tengah kondisi Indonesia yang masih sangat bergantung pada produk impor, mendorong penelitian ini perlu untuk dilakukan sebagai upaya mawas diri terhadap krisis. Lebih lanjut, Bank Indonesia tidak sepenuhnya dapat mengawasi jumlah uang beredar, hanya terbatas pada uang inti, maka perlu adanya alat yang sepenuhnya dikuasai dan dikontrol pemerintah sehingga dapat digunakan saat dibutuhkan (Gaslyan dan Lane, 2009). Selain itu, studi empiris terdahulu dan studi literatur menimbulkan pertanyaan, yaitu Faktor fundamental apakah yang berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar? Adakah hubungan kejutan kebijakan fiskal dengan nilai tukar riil mata uang? Peneliti membatasi faktor fundamental yang disebutkan di atas yaitu pengaruh tingkat output (produktivitas negara), suku bunga riil, serta keterbukaan perekonomian negara. 5
6 Kebijakan fiskal yang dimaksud di atas adalah pengeluaran pemerintah baik berupa konsumsi pemerintah ataupun investasi publik yang dikeluarkan oleh pemerintah. 1.3 Tujuan Penelitian a) Menganalisis pengaruh suku bunga riil, tingkat output dan keterbukaan ekonomi terhadap pergerakan nilai tukar riil di Indonesia. b) Menganalisis pengaruh kejutan fiskal terhadap nilai tukar riil di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian mengenai faktor fundamental yang mempengaruhi nilai tukar riil suatu negara bukanlah hal yang baru. Adapun tambahan yang ingin diteliti yaitu hubungan antara kebijakan fiskal khususnya pengeluaran pemerintah dengan nilai tukar riil. Chinn (1999) meneliti hubungan antara kedua variabel tersebut dan menemukan adanya korelasi antara peningkatan pengeluaran konsumsi pemerintah dengan apresiasi nilai tukar dalam jangka panjang. Penelitian terbaru oleh Badia dan Ubiergo (2014) meneliti pengaruh kebijakan fiskal dalam menekan apresiasi nilai tukar yang terjadi di Brazil. Kollmann (2010) meneliti pengaruh peningkatan eksogen pengeluaran pemerintah menyebabkan depresiasi pada nilai tukar riil (given country). Dengan menggunakan data panel untuk negara-negara di Euro Zone dan pendekatan VAR, Benetrix dan Lane (2013) meneliti efek dari kejutan pengeluaran pemerintah terhadap nilai tukar riil. Dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, Caputo dan Fuentes (2010), meneliti pengaruh komponen pengeluaran publik terhadap nilai tukar riil mengestimasi data panel dengan pendekatan DOLS-ECM. Lebih lanjut, Galstyan dan Lane (2009) meneliti hubungan antara pengeluaran pemerintah dengan perilaku jangka panjang nilai tukar Irish, Peningkatan konsumsi pemerintah berkorelasi dengan apresiasi nilai tukar riil jangka panjang dan 6
7 peningkatan pada investasi publik jangka panjang berkorelasi dengan depresiasi nilai tukar riil. Berdasarkan berbagai penelitian yang pernah dilakukan (lihat tabel 1.1), terdapat dua kontribusi dalam penelitian ini. Pertama, penelitian ini tidak hanya berfokus pada variabel fundamental yang mempengaruhi nilai tukar riil namun juga menganalisis dampak kejutan fiskal terhadap nilai tukar riil. Kedua, metode ECM dan I-ECM yang digunakan dalam penelitian ini dapat melihat apakah terdapat hubungan equilibrium jangka panjang maupun jangka pendek antar variabel yang diteliti. Lebih lanjut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan solusi kebijakan bagi pemerintah dalam mengatur gejolak nilai tukar melalui indikator yang lebih komplek, tidak hanya menggunakan indikator moneter namun juga dapat menggunakan indikator fiskal, sehingga pembuktian secara empiris perlu dilakukan, apakah kebijakan fiskal dapat membantu menjaga pergerakan nilai tukar tetap pada basis fundamentalnya. Manfaat lainnya bagi akademisi untuk menjadi referensi kajian keilmuan di bidang ekonomi moneter dan makro, khususnya masalah kejutan kebijakan fiskal yaitu pengeluaran pemerintah terhadap nilai tukar rupiah. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian terkait hubungan antara kebijakan fiskal khususnya pengeluaran pemerintah terhadap performa nilai tukar riil telah banyak dilakukan, namun perbedaan penggunaan metode serta lokasi penelitian menghasilkan kesimpulan yang tidak sama baik antar penelitian maupun teori yang ada. Pada tabel 1.1 ditunjukkan beberapa penelitian terdahulu terkait hubungan kebijakan fiskal (pengeluaran pemerintah) dengan nilai tukar riil, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Beberapa persamaan dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan metode yang akan digunakan yaitu ECM (Error Correction Model) serta penggunaan variabel penjelasnya. 7
8 Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian di Indonesia dengan periode tahun , menimbang pada Agustus tahun 1997 diterapkannya sistem kurs mengambang bebas di Indonesia hingga saat ini, mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Cebi dan Culha (2013). Pemilihan metode I-ECM berdasarkan pada aplikasi pengolahan data yang melihat adanya kemungkinan hubungan jangka panjang di antara variabel serta pengaruh kejutan fiskal terhadap nilai tukar riil (Insukindro, 1998). Penelitian ini tidak sama dengan beberapa penelitian terdahulu, sebab kebanyakan penelitian terdahulu menggunakan data panel, berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan hanya berfokus pada satu negara yaitu Indonesia (time series). Selain itu, penelitian yang menggunakan data time series oleh Cakrani, dkk (2013) tidak menggunakan metode I- ECM melainkan menggunakan metode kointegrasi dengan uji ADF. Lebih lanjut, belum pernah dilakukannya penelitian terkait pengeluaran fiskal dengan nilai tukar riil di Indonesia, sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa memberi tambahan studi empiris di Indonesia. 8
9 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul Penelitian Peneliti Variabel Alat Analisis Temuan Penting Persamaan dan Perbedaan 1 Real Exchange Rate Appreciation in Emerging Market: Can Fiskal Policy Help? Badia dan Ubiergo (2014) Real effective exchange rate, balance of goods and services, real GDP per capita, structural balance, public consumption, public investment, trade weights, capital inflows Panel Dynamic OLS (DOLS) Kebijakan fiskal di negara berkembang berpengaruh secara substansial terhadap kurs riil, melalui dua jalur yaitu peningkatan pada tabungan publik dapat mengurangi apresiasi riil dalam jangka panjang, dan struktur pengeluaran pemerintah sangat berpengaruh, peningkatan pada investasi publik akan mengurangi tekanan apresiasi pada kurs. Persamaan: variabel yang digunakan. Perbedaan: alat analisis yang digunakan, data dan negara yang diteliti. 2 Fiskal Shocks and The Real Exchange Rate Benetrix dan Lane (2013) Government spending (consumption, fixed Vector Auto Regression (VAR) Ekspansi fiskal berkorelasi dengan apresiasi rill nilai tukar Negara anggota EMU. Persamaan: topik penelitian tentang pengaruh kejutan fiskal terhadap nilai tukar riil. 9
10 investment, wage government, non-wage government), GDP, CPIbased real effective exchange rate Komposisi pengeluaran pemerintah juga sangat menentukan, pengeluaran pada investasi publik memiliki pengaruh paling signifikan terhadap apresiasi nilai tukar. Berbeda dengan Negara yang menggunakan sistem floating-currency, ekspansi fiskal berkorelasi positif dengan depresiasi riil nilai tukar. Perbedaan: metode digunakan, lokasi dan periode penelitian. 3 Government Spending and Real Exchange Rate Case of Albania Cakrani, Resulaj, Kabello (2013) Nilai tukar riil, pengeluaran pemerintah, trade openness, foreign direct investment, remittences, GDP riil perkapita Metode kointegrasi, ADF Pengeluaran pemerintah berkorelasi dengan overvaluation nilai tukar mata uang Albania Persamaan: beberapa variabel yang digunakan, serta samasama menganalisis satu negara. Perbedaan: metode pendekatan yang digunakan, serta lokasi penelitian. 10
11 4 Fiskal Policy and The Real Exchange Rate Chatterjee dan Mursagulov (2012) Government spending, real exchange rate, public investment, consumption, Intertemporal relationship Efek dari pengeluaran pemerintah terhadap nilai tukar riil tergantung pada komposisi dari pengeluaran publik, landasan kebijakan keuangan, intensitas modal swasta dalam produksi, dan produktivitas relatif dari infrastruktur publik Persamaan: topik penelitian tentang pengaruh kebijakan fiskal terhadap nilai tukar riil, serta penggunaan variabel dalam penelitian. Perbedaan: model pendekatan yang digunakan serta lokasi dan periode penelitian. 5 Government Purchases and the Real Exchange Rate Kollmann (2010) Government purchases, real exchange rate, international risk sharing Structural Vector Auto Regression (SVAR) Peningkatan belanja pemerintah akan menyebabkan depresiasi pada kurs riil (given country) Persamaan: topik penelitian pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap nilai tukar riil. Perbedaan: metode dan variabel yang digunakan, serta periode dan lokasi penelitian. 6 Government Spending and The Real Exchange Rate: a cross- Caputo dan Fuentes (2010) CPI, nominal exchange rate, GDP, net foreign assets DOLS, ECM Perubahan pada belanja pemerintah untuk barang jadi dan investasi publik Persamaan: metode penelitian ECM. Perbedaan: beberapa 11
12 country perspective to GDP, G-c to GDP, G-t to GDP, G-I, terms of trade mengapresiasi RER secara signifikan (elastisitas jangka panjang mendekati satu), sementara transfer untuk sektor swasta tidak memberikan dampak terhadap RER. variabel serta lokasi dan periode penelitian. Adanya perbedaan efek posisi dari net external assets dalam RER untuk negara maju dan negara berkembang. Penyesuaian RER lebih cepat terjadi pada rezim kebijakan kurs mengambang daripada kurs tetap. 7 Fiscal Policy and International Competitiveness: Evidence from Ireland Galstyan dan Lane (2009) Konsumsi pemerintah, investasi pemerintah, trade balace, TOT, GDP per kapita, ARDL specification Komposisi dari pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap daya saing eksternal. Peningkatan konsumsi pemerintah berkorelasi Persamaan: beberapa variabel yang digunakan. Perbedaan: topik penelitian yang diangkat. 12
13 diferensiasi produksi, dan nilai tukar riil dengan apresiasi nilai tukar riil jangka panjang dan peningkatan pada investasi publik jangka panjang berkorelasi dengan depresiasi nilai tukar riil 13
I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia
Lebih terperinciIndeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN
1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi
Lebih terperinciSkripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI
Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI 0810512077 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Mahasiswa Strata 1 Jurusan Ilmu Ekonomi Diajukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pembangunan ekonomi internasional yang semakin terkait dan adanya interdependensi antar negara, arus perdagangan barang juga mengalami perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat
Lebih terperinciMekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011
Mekanisme transmisi Angelina Ika Rahutami 2011 the transmission mechanism Seluruh model makroekonometrik mengandung penjelasan kuantitatif yang menunjukkan bagaimana perubahan variabel nominal membawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal memiliki peran utama dalam mempertahankan stabilitas makroekonomi di negara berkembang. Namun, dua kebijakan tersebut menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menetapkan perubahan manajemen nilai tukar dari sistem nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya keterbukaan perekonomian memiliki dampak pada neraca transaksi berjalan (current account) suatu negara, perkembangan manajemen nilai tukar yang diadopsi indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Liberalisasi dan globalisasi membawa konsekuensi pada fundamental
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Liberalisasi dan globalisasi membawa konsekuensi pada fundamental perekonomian masing-masing negara. Ketidakmampuan negara dalam menjaga fundamental perekonomian ini
Lebih terperinciPENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado
PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciVII. SIMPULAN DAN SARAN
VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi otoritas kebijakan moneter dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi. Analisis
Lebih terperinciIV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA
49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara
Lebih terperinci2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)
Bahan 5 - Ekonomi Terbuka PEREKONOMIAN TERBUKA (AN OPEN ECONOMY) DAN DERIVASI KURVA BP (NERACA PEMBAYARAN) SERTA SISTEM KURS DAN SISTEM DEVISA YANG DIBERLAKUKAN 1. Transaksi Internasional Perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu Negara di lihat dari perkembangan pasar keuangannya, termasuk pasar uang, pasar saham, dan pasar komoditi. Demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan
0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam hubungan dengan penelitian ini, maka beberapa teori yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yangn memengaruhi impor di kawasan ASEAN+6 dan non
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. memainkan peranan penting dalam perdagangan internasional, karena nilai. dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara.
BAB II TELAAH PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Tukar (Kurs) Krugman dan Obstfeld (1994:73) mendefinisikan nilai tukar sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar memainkan peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu perekonomian. Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perekonomian dunia memberikan peluang yang besar bagi berbagai negara untuk saling melakukan hubunga antarnegara, salah satunya dibidang ekomomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan kemampuan atau sumber daya yang terbatas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating system) di Indonesia pada tahun 1997, telah menyebabkan posisi nilai tukar rupiah terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan
Lebih terperinciSISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE
SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi menggambarkan suatu dampak
Lebih terperinciVII. DAMPAK GUNCANGAN DOMESTIK TERHADAP MAKROEKONOMI INDONESIA
87 VII. DAMPAK GUNCANGAN DOMESTIK TERHADAP MAKROEKONOMI INDONESIA 7.1 Dinamika Respon Business Cycle Indonesia terhadap Guncangan Domestik 7.1.1 Guncangan Penawaran (Output) Guncangan penawaran dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia
BABl PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Helakang Pennasalahan Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek. Salah satu indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter adalah satu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka inilah yang membawa suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda negara negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda negara negara Asia mempengaruhi perekonomian Indonesia (Kanisius, 2008). Salah satu perubahan besar yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rp14.900/$ pada kuartal berikutnya. Sama seperti pada tahun1998, Indonesia juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dua dekade terakhir ini (1993-2012) Indonesia mengalamai dua kali krisis keuangan, yang pertama terjadi pada tahun 1998 yang pada saat itu nilai tukar rupiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi dalam suatu negara tidak terlepas dengan peran perbankan yang mempengaruhi perekonomian negara. Segala aktivitas perbankan yang ada di suatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas perekonomian ditransmisikan melalui pasar keuangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter dan pasar keuangan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan mengingat setiap perubahan kebijakan moneter untuk mempengaruhi aktivitas perekonomian
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah
BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Nilai tukar rupiah adalah perbandingan nilai mata uang rupiah dengan negara lain. Nilai tukar mencerminkan keseimbangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung
27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendapatan Nasional Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung besarnya pendapatan nasional atau produksi nasional setiap tahunnya, yang
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
85 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi serta menelaah perbedaan pengaruh faktor-faktor tersebut pada masa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia semakin terintegrasi sebagai konsekuensi dari sistem perekonomian terbuka yang berhubungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai tukar merupakan salah satu alat untuk kebijakan ekonomi bagi sebuah negara. Nilai tukar adalah salah satu indikator ekonomi yang sangat dibutuhkan khususnya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciPerekonomian Suatu Negara
Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. riil, dan meningkatnya lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan ekonomi merupakan bagian penting dalam mencapai pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, tanpa adanya kebijakan ekonomi maka segala tujuan kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan
BAB V PENUTUP Sebagai penutup dari skripsi ini, akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan disampaikan pula saran yang didasarkan pada hasil kesimpulan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur perekonomian bercorak agraris yang rentan terhadap goncangan kestabilan kegiatan perekonomian.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah diterapkannya kebijakan sistem nilai tukar mengambang bebas di Indonesia pada tanggal 14 Agustus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman serta sebagai lembaga perantara interaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian, terutama
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT
ISSN : 2302 1590 E-ISSN : 2460 190X ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 (151-157 ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT Oleh Nilmadesri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia
Lebih terperinciPEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1
PEMBAHASAN UTS GENAP 2015/2016 TEORI EKONOMI MAKRO 1 1. Para ekonom menggunakan beberapa variabel makroekonomi untuk mengukur prestasi seuah perekonomian. Tiga variable yang utama adalah real GDP, inflation
Lebih terperinciBAB 5 HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS
59 BAB 5 HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS 5.1 DETERMINAN TINGKAT TABUNGAN ASEAN 5+3 (1991-2007) Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, metode yang digunakan adalah regresi data panel. Pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi ekonomi dan perdagangan internasional merupakan dua arus yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Globalisasi ekonomi dapat membuka kegiatan perdagangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai negara small open economy yang menganut sistem devisa bebas dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap serangan krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya perekonomian, karena dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indikator indikator ekonomi makro sangat berperan dalam menstabilkan perekonomian. Menurut Lufti dan Hidayat ( 2007 ), salah satu indikator ekonomi makro yang
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tukar bebas. Salah satu karakteristik dari nilai tukar paska era Bretton-Woods adalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejak runtuhnya sistem Bretton Woods di awal tahun 1970an, berbagai negara industri telah melakukan reformasi rezim nilai tukar nominal tetap mereka menjadi nilai tukar
Lebih terperinci