Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Abstract"

Transkripsi

1 PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN POSISI KEUANGAN, AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SKPD ( Penelitian pada SKPD di Pemerintahan kota Padang ) Yulia Purnama Handri 1, Dandes Rifa 2, Novia Rahmawati 2 1,2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta yuliapurnamahandri@yahoo.co.id Abstract Government agencies are organizations that manage public funds so that in terms of reporting, governments agencies must be able to provide accountability to the public in order to create transparency accountability in financial management. This research aims to know the influence statements of financial position, accessibility of financial statements, SAKD s toward transparency and accountability in SKPD s financial management ( research in SKPD s Padang cities). The sampling method used purposive sampling with criteria the chief/staff of financial section involved in the financial management process. This research used primary data, 83 respondent whose work in SKPD at Padang city, was participanted in this research. Multiple linear regression through the program SPSS 16. Of the three hypotheses were tasted, it was found that the presentation statements of financial position, accessibility of financial statements, and area of financial accounting systems have a significant effect on the transparency and accountability in SKPD s financial management. Keyword: statements of financial position, accessibility, area of financial Saccounting systems, transparency and accountability. I. PENDAHULUAN Akuntansi sektor publik merupakan sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga-lembaga publik sebagai salah satu pertanggungjawaban kepada masyarakat. Sekarang perhatian yang semakin besar terhadap praktek akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, baik akuntansi sektor pemerintahan maupun lembaga publik nonpemerintah. Lembaga publik mendapat tuntutan dari masyarakat untuk dikelola secara akuntabilitas dan transparan. Laporan keuangan dari instansi pemerintahan merupakan salah satu bentuk dari pertanggungjawaban untuk menciptakan akuntabilitas dan transparansi di pemerintahan pusat, provinsi maupun daerah. Akuntabilitas dan transparansi telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah sejak tahun 1999 (Mahmudi, 2009). Reformasi manajemen keuangan daerah di Indonesia ditandai dengan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal dengan tujuan pelaksanaan otonomi daerah tersebut secara umum adalah untuk meningkatkan 1

2 kemandirian daerah, memperbaiki transparansi dan akuntabilitas publik atas pengelolaan keuangan daerah, meningkatkan responsivitas pemerintah terhadap kebutuhan publik, meningkatkan partisipasi publik dalam pembangunan daerah serta, meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan dan pelayanan publik serta mendorong demokratisasi di daerah (Mahmudi, 2010). Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, maka diperlukan reformasi akuntansi sektor publik Indonesia. Reformasi akuntansi tersebut merupakan salah satu agenda penting dari reformasi manajemen keuangan daerah. Setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) harus menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan satuan kerja bersangkutan seperti laporan realisasi anggaran, laporan posisi keuangan, catatan atas laporan keuangan. Dengan adanya reformasi di bidang pengelolaan keuangan yang mengarahkan untuk mengimplementasikan good governance maka pemerintah daerah tidak dapat lagi menutup-nutupi kondisi keuangannya dari publik. Konsep good governance menuntut adanya transparansi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Upaya transparansi ini bisa dilakukan melalui pelaksanaan akuntansi dan 2 pembuatan laporan keuangan. Dengan diterbitkannya UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik, maka informasi laporan keuangan juga harus dipublikasikan agar masyarakat selaku stakeholders mengetahui dan bisa melakukan analisa yang diperlukan dalam rangka mengevaluasi kinerja (Mahmudi, 2010). Transparansi dan akuntabilitas merupakan elemen yang berbeda namun merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mewujudkan akuntabilitas diperlukan transparansi. Jika akuntabilitas keuangan daerah tidak disertai dengan transparansi maka keuangan daerah tersebut bisa jadi sebuah manipulasi atau kebohongan dan bahkan hanya karangan tidak sesuai dengan yang sebenarnya dan masyarakat tidak mendapatkan informasi yang semestinya. Namun pada era sekarang keuangan masih jauh dari harapan. Dilihat dari hal penyajian laporan keuangan saja, masih banyak daerah yang mendapat opini WDP (wajar dengan pengecualian), disclaimer dan tidak wajar. Dari sisi penyimpangan yang menyebabkan indikasi kerugian negara dan sampai ke ranah tindak pidana korupsi pun masih marak. Justru banyak kepala-kepala daerah dan pimpinan daerah lainnya yang tersangkut kasus korupsi hingga lurah pun

3 tersangkut kasus korupsi. Penyajian laporan keuangan pemerintah daerah dan SKPD belum memenuhi standar yang seharusnya dan laporan keuangan tersebut tidak berkualitas karena hanya sedikit mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dan tidak memberikan pendapat masih mendominasi oleh karena itu diperlukannya perbaikan-perbaikan terhadap struktur, prosedur dan sumberdaya dalam penyusunan laporan keuangan, serta penyusunan laporan keuangan daerah yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintah daerah agar terciptanya akuntabilitas dan transparansi keuangan daerah untuk mencapai good governance dan clean government. Permasalahan lain yang timbul adalah masih sedikitnya pemerintah daerah bahkan SKPD mengakses kinerja keuangannya secara luas seperti mengakses via internet sehingga masyarakat tidak dapat mengetahui kinerja keuangan tersebut. laporan keuangan seakan ditutupi dan dirahasiakan dari publik dan hanya konsumsi untuk kalangan tertentu. II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Keuangan Daerah Pengertian keuangan daerah menurut Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas terdapat 2 hal yaitu hak daerah atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain, dan atau hak untuk menerima sumber-sumber penerimaan lain seperti Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sesuai peraturan yang ditetapkan. Hak digunakan meningkatkan kekayaan daerah dan untuk kesejahteraan masyarakan dengan kata lain hak daerah merupakan penerimaan bagi daerah. Kewajiban daerah adalah kewajiban mengeluarkan uang untuk membayar tagihan-tagihan kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintah, infrastruktur, pelayanan umum, dan pengembangan ekonomi. Kewajiban tersebut akan mengurangi kekayaan daerah akan tetapi kewajiban sesuatu yang harus dibayar, dengan kata lain kewajiban daerah merupakan pengeluaran bagi daerah. Menurut Suhanda (2007) untuk mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang sesuai dengan perundang-undangan diperlukan kepatuhan, keadilan, bertanggungjawab, transparan, efektif, ekonomis dan efisien. 3

4 Laporan Posisi Keuangan Menurut Suhanda (2007) Neraca atau laporan posisi keuangan memiliki Unsur yang tercakup di dalamnya adalah (a) aset yang merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai aktivitas dari peristiwa masa lalu yang diukur dalam satuan uang. (b) Kewajiban yang merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu akibat dari aliran keluar sumber daya pemerintah daerah. (c) Ekuitas dana yang merupakan kekayaan bersih pemerintah daerah (selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah). Transparansi Transparansi merupakan suatu kebebasan untuk mengakses aktifitas politik dan ekonomi pemerintah dan keputusan-keputusannya. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan kata lain informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh untuk mereka yang membutuhkan (Mardiasmo, 2009). Akuntabilitas Akuntabilitas menurut Mardiasmo (2009) adalah sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Akuntabilitas publik menurut Mahmudi (2010) adalah Kewajiban agent (pemerintah) untuk mengelola sumber daya, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada pemberi mandat (principal). Jenis-jenis Akuntabilitas Menurut Mardiasmo (2009) akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu : 1. Akuntabilitas vertikal (Vertical accountability) Pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan pertanggungjawaban pemerintah pusat kepada MPR. 2. Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Accountability) Pertanggungjawaban kepada DPRD dan masyarakat luas. Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut. (Mardiasmo, 2009). 4

5 Aksesibilitas Laporan Keuangan Aksesibilitas menurut perspektif tata ruang adalah keadaan atau ketersediaan hubungan dari suatu tempat ke tempat lainnya atau kemudahan seseorang atau kendaraan untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman, nyaman, serta kecepatan yang wajar (Rohman, 2009). Akuntabilitas yang efektif tergantung kepada akses publik terhadap laporan keuangan yang dapat dibaca dan dipahami. Dalam demokrasi yang terbuka, akses ini diberikan oleh media, seperti surat kabar, majalah, radio, stasiun televisi, dan website (internet), dan lain-lain. Pemerintah merupakan perumus dan pelaksana kebijakan APBN berkewajiban untuk terbuka dan bertanggungjawab terhadap seluruh hasil pelaksanaan pembangunan. Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut diwujudkan dengan menyediakan informasi keuangan yang komperhensif kepada masyarakat luas termasuk informasi keuangan daerah. Masyarakat sebagai pihak yang memberi kepercayaan kepada pemerintah untuk mengelola keuangan publik berhak untuk mendapatkan informasi keuangan pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap pemerintah (Mardiasmo, 2009). Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Pengertian sistem akuntansi keuangan daerah dalam Keputusan Mendagri No. 29 Tahun 2002 adalah Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) adalah suatu sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atas kejadian keuangan serta pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. Pengembangan Hipotesis Laporan posisi keuangan merupakan hal penting dalam pelaporan keuangan terutama bagi sektor publik seperti pemerintah daerah dan unit-unit SKPD. Laporan Posisi Keuangan menggambarkan nilai aset, kewajiban, piutang pajak, saldo aktiva persediaan, aktiva dalam konstruksi, kewajiban. Dengan adanya neraca para manajer (kepala daerah/ pemerintahan daerah/ SKPD) dapat mengambil keputusan untuk kedepan nya bagaimana seharusnya. Dalam penelitian Nasution (2009) di Sumatera Utara menyatakan bahwa penyajian neraca berpengaruh positif terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Penelitian Rizkiani (2011) dengan responden anggota dewan kota Jambi menyatakan bahwa penyajian neraca daerah berpengaruh signifikan positif terhadap tranparansi dan akuntabilitas laporan keuangan daerah. Penelitian Metta (2013) yang menyatakan bahwa penyajian neraca SKPD 5

6 berpengaruh positif terhadap akuntabilitas keuangan daerah di Kota Bandung. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah : H 1 : Penyajian laporan posisi keuangan berpengaruh terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD Aksesibilitas laporan keuangan merupakan salah satu syarat terwujudnya transparansi dan akuntanbilitas pengelolaan keuangan daerah maupun SKPD. Semakin tinggi aksesibilitas atas laporan keuangan suatu pemerintah daerah atau SKPD maka semakin tinggi pula terwujudnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan di daerah. Hasil penelitian yang dilakukan Nasution (2009) menyatakan bahwa aksesibilitas laporan keuangan SKPD berpengaruh terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Penelitian Aliyah (2012) menyatakan bahwa aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh positif terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Jepara. Penelitian Rizkiani (2011) dengan responden anggota dewan kota Jambi menyatakan bahwa aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan daerah. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah : H 2 : Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD) adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran,sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang sdapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. SAPD sekurang-kurangnya meliputi prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi aset tetap/barang milik daerah, dan prosedur akuntansi selain kas. Sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan pedoman atau acuan bagi pemerintahan daerah dalam manajemen keuangan daerah terutama dalam pelaporan keuangan unit-unit pemerintah daerah. Penelitian Firmansyah (2008) menyatakan bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah berperan dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas keuangan pemerintah daerah. H 3 : Sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD 6

7 Model Penelitian Model penelitian antara variabel dalam penelitian ini dapat disajikan dalam gambar berikut ini: Penyajian Laporan Posisi Keuangan SKPD Aksesibilitas laporan keuangan SKPD III. METODE PENELITIAN Sampel dari penelitian ini adalah Kepala SKPD dan staf. Penentuan sampel dilakukan dengan metode nonprobability sampling yaitu purposive sampling dengan kriteria yang terlibat dalam proses pengelolaan keuangan di setiap SKPD mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pelaporan. Teknik Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis adanya pengaruh yang signifikan antara penyajian laporan posisi keuangan, aksesibilitas laporan keuangan dan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD di Kota Padang, maka digunakan alat uji statistik yaitu regresi linear berganda. (Ghozali, 2011) menyatakan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Dimana: Y =Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD α = Konstanta β 1, β 2, β 3 = Koefisien Regresi X 1 = Penyajian Laporan Posisi Keuangan SKPD X 2 X 3 e =Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD = Sistem akuntansi keuangan daerah = Term Error IV. ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Prosedur Pengumpulan Data Data untuk penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden untuk diisi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD di Kota Padang yang berjumlah keseluruhan 56 populasi. Penentuan sampel dilakukan dengan metode nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Dapat dilihat jumlah responden sebanyak 83 data yang diperoleh, dapat disimpulkan: penyajian laporan posisi keuangan mempunyai kisaran aktual terendah 13 dan tertinggi 24 serta kisaran teoritis nilai terendah adalah 5 dan nilai tertinggi 25. Sedangkan rata-rata variabel laporan posisi keuangan adalah 19,0723 dengan standar 7

8 deviasi 2, Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jawaban responden maka semakin tinggi penyajian laporan posisi keuangan SKPD. Variabel aksesibilitas laporan keuangan mempunyai kisaran aktual terendah 7 dan tertinggi 15 serta kisaran teoritis nilai terendah adalah 3 dan nilai tertinggi 15. Sedangkan rata-rata variabel aksesibilitas laporan keuangan adalah 11,0723 dengan standar deviasi 2, Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jawaban responden maka semakin tinggi aksesibilitas laporan keuangan. Variabel sistem akuntansi keuangan daerah mempunyai kisaran aktual terendah 48 dan tertinggi 68 serta kisaran teoritis nilai terendah adalah 15 dan nilai tertinggi 75. Sedangkan rata-rata variabel sistem akuntansi keuangan daerah adalah 58,5542 dengan standar deviasi 5, Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jawaban responden maka semakin tinggi sistem akuntansi keuangan daerah. Variabel transparansi dan aksesibilitas pengelolaan keuangan SKPD mempunyai kisaran aktual terendah 14 dan tertinggi 24 serta kisaran teoritis nilai terendah adalah 6 dan nilai tertinggi 30. Sedangkan rata-rata variabel transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD adalah 19,1084 dengan standar deviasi 2, Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jawaban responden maka semakin tinggi transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel KMO Faktor Loading Keterangan X1 0,731 0,616 0,965 Valid X2 0,576 0,580 0,888 Valid X3 0,676 0,622 0,833 Valid Y 0,642 0,469 0,844 Valid Sumber : Hasil Olahan SPSS Dari tabel diatas dapat dilihat nilai Kaiser Meyer Olkin-Measure of Sampling (KMO MSA) dari keempat variabel di atas berada diatas 0,5. Hal ini memberikan arti bahwa item-item dari keempat variabel tersebut valid untuk diuji. Hasil dari factor loading juga berada di atas 0,4 oleh sebab itu seluruh variabel tersebut memiliki item pertanyaan yang dinyatakan valid dan dapat terus digunakan dalam pengujian reliabilitas. Tabel Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Keterangan X Reliabel X Reliabel X Reliabel Y Reliabel Sumber : Hasil Olahan SPSS Berdasarkan tabel diatas hasil uji reliabilitas nilai cronbach alpha untuk seluruh variabel yang digunakan adalah besar dari 0,6 dan ini menunjukan seluruh item pertanyaan dinyatakan reliabel atau handal. 8

9 Variabel Tabel,Hasil Uji Normalitas Nilai Asymp. Sig. Cut Off Keterangan X1 0,558 0,05 Normal X2 0,075 0,05 Normal X3 0,592 0,05 Normal Y 0,229 0,05 Normal Sumber : Hasil Olahan SPSS Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S) maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai masing-masing variabel tingkat signifikansi sebesar Asymp. Sig. (2-tailed) X1 (0,558), X2 (0,075), X3 (0,592) dan Y (0,229). Jika signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 artinya data terdistribusi normal. Varia bel Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Tolera nce VIF X X X Sumber : Hasil Olahan SPSS Keterangan Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas Dari tabel diatas dua variabel independen dalam penelitian ini nilai VIF- nya dibawah 10 dan nilai tolerance nya mendekati 1. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel-variabel independen tersebut. Tabel Hasil Uji R-Square, F dan t- statistik Variabel Bebas dan Konstanta Koefisien Regresi Sig. Konstanta Keterangan X H1 diterima X H2 diterima X H3 diterima F= 23,205-0,000 a - R 2= 0,468 - Sumber : Hasil Olahan SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil R square sebesar 0, dengan demikian variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 0,468 atau 46,2% sedangkan sisanya sebesar 53,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Dari tabel yang terlihat di atas uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F hitung yang diperoleh adalah sebesar 23,205 yang diperkuat dengan nilai signifikansi 0,000 a dengan demikian nilai signifikan lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka keputusannya adalah hipotesis diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa penyajian laporan posisi keuangan, aksesibilitas laporan keuangan, dan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh secara simultan atau serentak terhadap keuangan SKPD di Kota Padang. Dari tabel di atas terlihat uji signifikansi t statistik menghasilkan nilai: - - 9

10 Y= X X X 3 Hasil Pengujian Hipotesis 1 Pada pengujian hipotesis pertama bertujuan untuk membuktikan pengaruh penyajian laporan posisi keuangan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16 diketahui bahwa nilai t hitung sebesar dengan signifikasi dan koefisien beta sebesar 0.126, dilihat dari nilai signifikasi < 0.05 tingkat alpha 5% dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima dengan kata lain penyajian laporan posisi keuangan berpengaruh signifikan terhadap keuangan SKPD. Penyajian laporan posisi keuangan yang baik dan wajar menunjang terciptanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Salah satu media akuntabilitas pemerintah daerah adalah laporan keuangan dan dalam laporan keuangan yang sangat penting adalah laporan posisi keuangan karena menggambarkan aset, kewajiban dan ekuitas dana. Laporan posisi keuangan dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dari aktivitas pemerintah dengan pengungkapan atas informasi jumlah aset, utang dan ekuitas dana (Suhanda,2007) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2009) dimana hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari penyajian neraca/laporan posisi keuangan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Hasil Pengujian Hipotesis 2 Untuk pengujian hipotesis kedua bertujuan untuk membuktikan pengaruh aksesibilitas laporan keuangan terhadap keuangan SKPD. Dilihat pada tabel diatas yang merupakan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16, hasil nilai t hitung koefisien beta dengan tingkat signifikansi 0.001, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat alpha yang digunakan sebesar 0.05 (5%) sehingga hipotesis kedua diterima. Dengan demikian aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terciptanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD tergantung kepada aksesibilitas laporan keuangan atau memberikan kemudahan akses terhadap laporan keuangan SKPD. Semakin mudah 10

11 akses terhadap laporan keuangan maka semakin tinggi terciptanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Menurut Mardiasmo (2009) masyarakat sebagai pihak yang memberi kepercayaan kepada pemerintah untuk mengelola keuangan publik dan berhak mendapatkan informasi keuangan pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap pemerintah. Akuntabilitas yang efektif tergantung kepada akses publik terhadap laporan keuangan dan aksesibilitas laporan keuangan juga menunjang transparansi terhadap pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2009), dimana hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari aksesibilitas laporan keuangan terhadap keuangan SKPD. Hasil Pengujian Hipotesis 3 Untuk pengujian hipotesis terakhir bertujuan untuk membuktikan pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap keuangan SKPD. Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel diatas dengan menggunakan SPSS 16 nilai t hitung sebesar dengan koefisien beta dan nilai signifikasi sebesar 0.000, dilihat 11 pada nilai signifikansinya sebesar < 0.05 dengan tingkat alpha 5% maka hipotesis ketiga diterima. Hasil studi ini dapat membuktikan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Menurut Keputusan Permendagri No.29 Tahun 2002 menyatakan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah adalah suatu sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atas kejadian keuangan serta pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. Pada saat ini pemerintah dituntut untuk bisa menghasilkan laporan pertanggungjawaban yang memiliki nilai akuntabilitas dan transparansi yang tinggi, untuk dapat menghasilkan LPJ tersebut tentunya memerlukan sarana, prasarana dan sistem akuntansi keuangan yang memadai. Dengan sistem akuntansi keuangan daerah yang baik akan mendukung terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan SKPD. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2008), dimana hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat pengaruh dari sistem akuntansi keuangan daerah terhadap keuangan SKPD.

12 V. PENUTUP Kesimpulan 1. Penyajian laporan posisi keuangan berpengaruh signifikan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD (dengan tingkat signifikansi 0.003, koefisien beta 0.126). 2. Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD (dengan tingkat signifikansi 0.001, koefisien beta 0.039). 3. Sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD ( dengan tingkat signifikansi 0.000, koefisien beta 0.245). Saran 1. Diharapkan pada peneliti selanjutnya melihat lagi dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. 2. Agenda penelitian mendatang juga dapat dilakukan pada lembaga/ instansi lain yang berbeda, mungkin bukan hanya instansi pemerintahan tetapi juga sektor swasta atau BUMD. DAFTAR PUSTAKA Adisti, D. (2013). Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Penggunaan Informasi Keuangan Daerah. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi. Aliyah, S. (2012). Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jepara. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol.8 No.2, Firmansyah, I. (2008). Peran Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dalam Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah di Pemerintahan Jawa Barat. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi 5. Semarang: Universitas Dipenogoro. Halim, A. (2008). Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Mahmudi. (2010). Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Erlangga. Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Metta, S. (2013). Pengaruh Penyajian Neraca Daerah dan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Daerah. Skripsi. 12

13 Nasution, S. I. (2009). Pengaruh Penyajian Neraca SKPD dan Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD di Pemerintahan Sumatera Utara. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Nordiawan, D. (2010). Akuntansi Sektor Publik Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat. Rizkiani, D. (2011). Pengaruh Penyajian Neraca Daerah, Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Daerah. Abstrak Skiripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, UII Yogyakarta. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negri No.13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negri No.59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negri No.13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Rohman, A. (2009). Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 9 No.1, Universitas Diponegoro. Sekaran, U. (2011). Research Methods For Business Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Sri Wisnu, H. (2007). Persepsi Stakeholder Terhadap Kriteria Akuntabilitas Keuangan dan Transparansi Pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Tesis S2, Magister Akuntansi UGM Yogyakarta. Suhanda. (2007). Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Padang: Andalas Lima Sisi. Sumarsono, H. (2009). Analisis Kemandirian Otonomi Daerah. JSEP Vol Republik Indonesia, Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang 13

Maria, Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah, Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah...

Maria, Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah, Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah... 1 Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah, Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah, dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu di Indonesia saat ini yang semakin mendapat perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir ini adalah akuntabilitas keuangan publik. Hal tersebut disebabkan

Lebih terperinci

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN I Gede Agus Yudianta 1 Ni Made Adi Erawati 2 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aksesibilitas laporan keuangan SKPD, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aksesibilitas laporan keuangan SKPD, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian penyajian laporan keuangan SKPD, aksesibilitas laporan keuangan SKPD, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan pemerintah yang baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian dapat berupa tempat atau lokasi dilaksanakannya penelitian. Penelitian dilaksanakan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Subyek

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. theory yaitu stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang

BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. theory yaitu stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stewardship Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah bagian dari agency theory yaitu stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen keuangan yang sehat. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Populasi merupakan seluruh obyek yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, VALUE FOR MONEY, PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada SKPD di Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Bandarlampung. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi Pembangunan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 3, No. (017) 80 90 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo Jurnal Ekonomi Pembangunan http://journal.stiem.ac.id/index.php/jurep/index Penerapan Sistem Akuntansi

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN)

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN) PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN) Ahmad Faishol Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat terutama dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hubungan kausal antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah merupakan proses pengelolaan keuangan daerah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan angka-angka dan perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desentralisasi adalah salah satu sistem administrasi pemerintahan, dalam banyak hal tidak dapat dilepaskan dari proses pertumbuhan suatu negara. Sejarah mencatat desentralisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Populasi yang dijadikan obyek penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Yogyakarta, Surakarta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era reformasi ini tuntutan demokratisasi menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia yang menyebabkan adanya aspek akuntabilitas dan transparansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak diberlakukannya otonomi daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami perubahan yaitu reformasi penganggaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik di Indonesia yang mendapatkan perhatian besar adalah Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Ini dikarenakan pemerintah

Lebih terperinci

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam konteks pengelolaan keuangan daerah, khususnya dalam kaitannya dengan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemahaman yang memadai tentang sistem

Lebih terperinci

HARINI SUSILOWATI B

HARINI SUSILOWATI B PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS PADA DINAS PEMERINTAH KOTA SURAKARTA) ARTIKEL

Lebih terperinci

Oleh : Hafzan Fikrian Pembimbing : Amir Hasan dan Al Azhar A.

Oleh : Hafzan Fikrian Pembimbing : Amir Hasan dan Al Azhar A. PENGARUH KUALITAS LAPORAN KEUANGAN, PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota

Lebih terperinci

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD)

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD) DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD) (Studi Empiris pada DPRD Kabupaten Wonogiri) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten

Lebih terperinci

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR (Survey pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

Lebih terperinci

Salomi J. Hehanussa Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Maluku

Salomi J. Hehanussa Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Maluku - 82 - PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA AMBON Salomi J. Hehanussa Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Pada DPPKAD Kota Gorontalo) Oleh FEMI BAGOE NIM: 921409149 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Empiris Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat) Oleh: PEGGY SANDE 00378/2008

Lebih terperinci

Asri Eka Ratih (Universitas Maritim Raja Ali Haji)

Asri Eka Ratih (Universitas Maritim Raja Ali Haji) PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAHAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Asri Eka Ratih (Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive activity). Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi di Indonesia yang masih berlangsung hingga sekarang telah menghasilkan berbagai perubahan khususnya dalam hal tata kelola pemerintahan. Salah satu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah.

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah. Judul : Pengaruh Good Governance, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Bima) Nama : M Rayindha

Lebih terperinci

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) NIKEN NUR ANJANI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Christy Natalia Lewier, Ch. Heni Kurniawan

Christy Natalia Lewier, Ch. Heni Kurniawan PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN Christy Natalia Lewier, Ch. Heni Kurniawan Program

Lebih terperinci

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan dan... (Ridho Riyansa, Yunilma dan Poppy Fauziati)

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan dan... (Ridho Riyansa, Yunilma dan Poppy Fauziati) PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman) Ridho Riyansa, Yunilma,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO Fella Ulvathunia Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam

Lebih terperinci

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA PADANG

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA PADANG PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA PADANG Cynthia Pradisti Amanda 1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tuntutan masyarakat semakin meningkat atas pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance diartikan sebagai kepemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam era otonomi daerah ini, masyarakat semakin menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga Negara dan lebih dapat menyampaikan aspirasi yang berkembang yang salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Pengaruh 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sub bagaian akuntansi/keuangan Pemerintah Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini organisasi sangat tergantung pada sistem informasi agar dapat beroperasi secara efektif, efisien dan terkendali. Efektivitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah merupakan organisasi sektor publik yang diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat dalam

Lebih terperinci

: BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE

: BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE NAMA NIM FAKULTAS PRODI/BAGIAN E-MAIL : BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE : A31104018 : EKONOMI DAN BISNIS : AKUNTANSI : g.4bjad@gmail.com ABSTRAKSI BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE. A31104018. PENGARUH PERFORMANCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia pada saat sebelum era reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian yakni

Lebih terperinci

Yeni Solekhah, Titin Ruliana, Imam Nazarudin Laif Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

Yeni Solekhah, Titin Ruliana, Imam Nazarudin Laif Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DESENTRALISASI DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD (STUDI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA SAMARINDA)

Lebih terperinci

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management...

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management... 1 Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management Support terhadap Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur (Effect of Knowledge about

Lebih terperinci

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR Derwiza Ertrivana 1, Meihendri 1, Herawati 2 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang didasarkan

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta) PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai hasil penelitian ini, terlebih dahulu akan dibahas mengenai gambaran umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat BAB III 3.1 Rancangan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Oleh : Dewi Asfiryati Pembimbing : Enni Savitri dan Al Azhar A

Oleh : Dewi Asfiryati Pembimbing : Enni Savitri dan Al Azhar A PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI. (Studi empiris pada Dinas Kota Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI. (Studi empiris pada Dinas Kota Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi empiris pada Dinas Kota Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH PENYAJIAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENGARUH PENYAJIAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 6, Juni 2017 ISSN : 2460-0585 PENGARUH PENYAJIAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Miftahul Reza

Lebih terperinci

Kata Kunci: Tingkat Pemahaman, Pelatihan, Penerapan SAP Berbasis Akrual

Kata Kunci: Tingkat Pemahaman, Pelatihan, Penerapan SAP Berbasis Akrual PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN DAN PELATIHAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Pemerintah Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Daerah (APBD). Wujud dari akuntabilitas, transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Daerah (APBD). Wujud dari akuntabilitas, transparansi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembagalembaga publik sebagai salah satu pertanggungjawaban kepada publik. Sekarang terdapat perhatian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di Indonesia adalah 497, total populasi adalah sebanyak 50

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di Indonesia adalah 497, total populasi adalah sebanyak 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah, dan LKPD Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2013 yang telah diaudit oleh BPK. Jumlah kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu agenda pokok reformasi yang diharapkan dapat dilaksanakan secara konsisten oleh pemerintah

Lebih terperinci

Oleh: Nurlaili Pembimbing : Nur Azlina dan H. Mudrika Alamsyah Hasan ABSTRACT

Oleh: Nurlaili Pembimbing : Nur Azlina dan H. Mudrika Alamsyah Hasan ABSTRACT PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Pada SKPD Kabupaten Bengkalis) Oleh: Nurlaili Pembimbing : Nur Azlina dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah kabupaten / kota di Indonesia periode 2014 yang mengalami audit delay yaitu saat laporan keuangan diaudit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah Masjid besar se-provinsi Daerah Istimewa

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah Masjid besar se-provinsi Daerah Istimewa BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Masjid se-provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Objek dari penelitian ini adalah Masjid besar se-provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian aaaaaaapenelitian ini dilakukan pada Wajib Pajak kendaraan bermotor di kantor SAMSAT Kota Magelang. Populasi menurut Sugiyono (2013) merupakan obyek/subyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 mensyaratkan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. daftar pertanyaan tertulis kepada responden, dalam hal ini adalah seluruh

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. daftar pertanyaan tertulis kepada responden, dalam hal ini adalah seluruh BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Metode Pengumpulan data primer dari responden dilakukan dengan survei, yaitu dengan cara mengumpulkan data pokok (data primer) dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun di daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. maupun di daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor publik di Indonesia semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik baik di pusat maupun di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Objek penelitian berlokasi di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman. Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Populasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah orang atau sesuatu yang diteliti (Idrus Muhammad, 2009, hlm.91). Menurut Made Wiranatha (2006, hlm.39), objek penelitian

Lebih terperinci

Oleh: Lily Pembimbing : M.Rasuli dan Pipin Kurnia. Faculty of Economics, Riau University, Pekanbaru, Indonesia

Oleh: Lily Pembimbing : M.Rasuli dan Pipin Kurnia. Faculty of Economics, Riau University, Pekanbaru, Indonesia PENGARUH SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Payakumbuh) Oleh: Lily Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kecamatan Kasihan, Bantul. Sekolah Dasar (SD) tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola kehidupan sosial, politik dan ekonomi di Indonesia. Desentralisasi keuangan dan otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah Dinas Pendapatan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Belitung Timur. Subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP KETERANDALAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu bentuk keberhasilan

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH Oleh: Fladimir Edwin Mbon Pembimbing: Ch. Heni Kurniawan, S.E.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR Dwi Wahyu Setyowati Program Studi Pendidikan Akuntansi FPIPS ABSTRAK

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Yuli Angraini Pembimbing: Restu Agusti dan Lila Anggraini

Oleh: Dewi Yuli Angraini Pembimbing: Restu Agusti dan Lila Anggraini PENGARUH PENERAPAN SISTEM KEUANGAN DAERAH, TRANSPARANSI, AKTIVITAS PENGENDALIAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung di Indonesia telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta ekonomi, sehingga

Lebih terperinci

Keywords : Training, Goal Clarity, Support Superior and SAKD Usefulness.

Keywords : Training, Goal Clarity, Support Superior and SAKD Usefulness. PENGARUH PELATIHAN, KEJELASAN TUJUAN, DAN DUKUNGAN ATASAN TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH (SAKD) (STUDI EMPIRIS PADA PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI) Zurriya Yuswanita 1, Ethika, SE, M.Si

Lebih terperinci

Oleh : Superdi Pembimbing : M. Rasuli dan Alfiati Silfi. Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia

Oleh : Superdi Pembimbing : M. Rasuli dan Alfiati Silfi. Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, AKSESIBILITAS DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (studi empiris pada satuan kerja perangkat daerah Kabupaten Sijunjung)

Lebih terperinci

PENGARUH KETEPATAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA AKUNTABILITAS KINERJA SKPD

PENGARUH KETEPATAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA AKUNTABILITAS KINERJA SKPD ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 12.1 (2015): 50-63 PENGARUH KETEPATAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA AKUNTABILITAS KINERJA SKPD Made Astari Pradnya Dewi

Lebih terperinci

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK PENGARUH RASIO EFEKTIVITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era demokrasi dalam melaksanakan kebijakan pemerintah otonomi daerah

Lebih terperinci