ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY Studi Kasus di Dinas Sosial Kabupaten Temanggung SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY Studi Kasus di Dinas Sosial Kabupaten Temanggung SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY Studi Kasus di Dinas Sosial Kabupaten Temanggung SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh : Teresia Atikapuspa Wardhani NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

2 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY Studi Kasus di Dinas Sosial Kabupaten Temanggung HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh : Teresia Atikapuspa Wardhani NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i

3 ii

4 iii

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari padanyalah harapanku (Mazmur 62:6) Karena itu aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Markus 11:24) Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanamu yang gagal (Ayub 42:2) Janganlah hendaknya kamu kuatir tetang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginan kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan mengucap syukur (Filipi 4:6) Kupersembahkan skripsi ini untuk: Tuhan Yesus Kristus Kedua orang tuaku yang selalu memberikan dukungan dan doa adikku yang ku cintai, keluarga yang ku kasihi dan dia yang selalu memberikan semangat iv

6 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dengan Pendekatan Value For Money, Studi kasus di Dinas Sosial Kabupaten Temanggung, dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Juli 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapt keseluruhan atau sebagian tulisan oranglain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak sengaja, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa sayabternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan, Teresia Atikapuspa Wardhani v

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Teresia Atikapuspa Wardhani NIM : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dengan Pendekatan Value For Money (Studi Kasus di Dinas Sosial Kabupaten Temanggung). Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan,mmegalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa pelu meminta izin maupun memberikan royakti kepada saya selama tetap mencantunkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 31 Juli 2017 Yang menyatakan Teresia Atikapuspa Wardhani vi

8 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus yang telah melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis 2. A. Diksa Kuntara, S.E., M.F.A., QIA selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan dukungan, saran dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dosen Penguji yang telah memberikan masukan bagi perbaikan skripsi ini. 4. Drs. Teguh Suryanto selaku Kepala Dinas Sosial Kabupaten Temanggung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 5. Bapak Ngadi dan Bapak Aryo pada bagian sekretariat Dinas Sosial Kabupaten Temanggung yang telah membantu saya dalam mengumpulkan data penelitian serta segenap pegawai Dinas Sosial Kabupaten Temanggung yang telah mendukung dan membantu dalam pengumpulan data penelitian. vii

9 6. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala dukungan dan doa selama ini, terimakasih atas segala waktu yang selalu tercurahkan untukku hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Adikku Albertus Angga Rahmawan dan semua keluargaku terimakasih atas doa dan semangatnya. 8. Dimas Ponda Saragih yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doa dalam segala hal. 9. Teman-teman kost tersayang Anak Kost Legi yang selalu memberikan semangat untuk cepat menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan Fepi, Ika, Julia, Ncis, Raina dan wiwit kalian luar biasa. 11. Teman-teman penjuang skripsi yang selalu memberikan semangat 12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 31 Juli 2017 Teresia Atikapuspa Wardhani viii

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii HALAMAN KATA PENGANTAR... viii HALAMAN DAFTAR ISI... x HALAMAN DAFTAR TABEL... xii HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiv ABSTRAK... xv ABSTRACT... xvi BAB 1 PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 6 D. Tujuan Penelitian... 6 E. Manfaat Penelitian... 7 F. Sistematika Penulisan... 7 BAB II LANDASAN TEORI... 9 A. Konsep Pengukuran Kinerja Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik 10 B. Value For Money Definisi Value For Money Indikator Value For Money Manfaat Implementasi Value For Money Langah-langkah Pengukuran Value For Money C. Standar Pelayanan Minimal D. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengertian LAKIP Fungsi, Tujuan dan Manfaat LAKIP E. Penelitian Terdahulu F. Kerangka Konseptual BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subjek dan Objek Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Populasi dan Sampel F. Variabel Penelitian ix

11 G. Uji Validitas dan Reliabilitas Data H. Teknik Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS SOSIAL KABUPATEN TEMANGGUNG A. Visi dan Misi Dinas Sosial Kabupaten Temanggung Visi Dinas Sosial Misi Dinas Sosial B. Sumber Daya Manusia C. Sarana dan Prasarana D. Capaian Kinerja Organisasi E. Gambaran Umum Program Kerja F. Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Temaggung.. 55 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Uji Validitas dan Reliabilitas C. Analisis Data D. Pembahasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Data Kuesioner Lampiran 3 Data Responden Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 Capaian Kinerja Dinas Sosial Kabupaten Temanggung Lampiran 6 Anggaran dan Realisai Belanja Tahun Lampiran 7 Daftar Pertanyaan Lampiran 8 Sura Izin Penelitian x

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Persentase Penilaian Ekonomi Tabel 2 Persentase Penilaian Efisiensi Tabel 3 Persentase Penilaian Efektivitas Tabel 4 Jumlah dan Kualifikasi Pegawai Tabel 5 Jumlah Sarana dan Prasarana Tabel 6 Skala Pengukuran Kinerja Tabel 7 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin atas Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Tabel 8 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin atas Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunikasi Adat TerpenciL (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Tabel 9 Data Responden Berdasarkan Usia atas Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Tabel 10 Data Responden Berdasarkan Usia atas Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunikasi Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Tabel 11 Data Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir atas Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Tabel 12 Data Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir atas Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunikasi Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Tabel 13 Hasil Uji Validitas Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Tabel 14 Hasil Uji Validitas Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunikasi Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Tabel 15 Hasil Uji Reliabilitas Tabel 16 Perhitungan Nilai Ekonomi Berdasarkan Data Anggaran dan Realiasi Anggaran Program Pelayanan dana Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Tabel 17 Perhitungan Nilai Ekonomi Berdasarkan Data Anggaran dan Realiasi Anggaran Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunikasi Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Tabel 18 Perhitungan Nilai Efisiensi Berdasarkan Data Rencana dan Realiasi Anggaran Program Pelayanan dana Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Tabel 19 Perhitungan Nilai Efisiensi Berdasarkan Data Rencana dan Realiasi Anggaran Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunikasi Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Tabel 20 Interval Kepuasan Penerima Bantuan Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial xi

13 Tabel 21 Interval Kepuasan Penerima Bantuan Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunikasi Adat Terpecil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Tabel 22 Hasil Pengukuran xii

14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Skema Value For Money Gambar 2 Kerangka Pemikiran Value For Money Gambar 3 Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Temanggung xiii

15 ABSTRAK Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dengan Pendekatan Value For Money Studi Kasus di Dinas Sosial Kabupaten Temanggung Teresia Atikapuspa Wardhani Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Dinas Sosial Kabupaten Temanggung pada tahun 2015 dengan menggunakan pendekatan value for money. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawacara, dokumentasi dan kuesioner. Pendekatan value for money dilihat dari tiga aspek yaitu nilai ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Pengukuran nilai ekonomi berdasarkan perbandingan anggaran dengan realisasi anggaran. Pengukuran nilai efisiensi berdasarkan perbandingan output dengan input, dimana output diperoleh dari capaian kinerja. Dinas Sosial sedangkan input adalah nilai ekonomi yang telah diperoleh dan untuk Pengukuran nilai efektivitas berdasarkan perbandingan outcome dengan output, dimana outcome diperoleh dengan perhitungan Indeks kepuasan konsumen melalui penyebaran kuesioner kepada masyarakat penerima bantuan sosial sedangkan output adalah capaian kinerja dari Dinas Sosial Kabupaten Temanggung. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden yang dan disebar pada empat (4) kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Dinas Sosial Kabupaten Temanggung pada tahun 2015 untuk program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dan program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunikasi Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan, pertama, ditinjau dari tingkat ekonomi masuk dalam kategori sangat ekonomis, kedua, ditinjau dari tingkat efisiensi masuk dalam kategori sangat efisien, dan terakhir ditinjau dari tingkat efektivitas menghasilkan tingkat efektivitas yang bervariasi yaitu masuk kategori efektif dan cukup efektif. xiv

16 ABSTRACT The Analysis of Finance Performance of Regional Government Using Value for Money Approach A Study Case in Social Affairs Agency of Temanggung County Teresia Atikapuspa Wardhani Sanata Dharma University Yogyakarta 2017 The purpose of this study is to analyse the performance of Social Affairs Agency of Temanggung County in 2015 using value for money approach. The research uses case study methodology. The data gathering techniques were interviews, documentation, and survey questionnaires. Value for money approach viewed three aspects which are economic value, efficiency and effectiveness. The measurement of economic value is based on the ratio between draft budget and expenditure. The measurement of efficiency is based on the ratio between output and input. The output is the achievement of Social Affairs agency s performance. Meanwhile, the input is the economic value which has been received before. The measurement of effectiveness is based on the ratio between outcome and output. The outcome is based on index calculation of customer satisfaction. It is conducted by distributing questionnaires to the recipients of social aids. The output is the achievement of Social Affairs agency s performance. The samples of this study are 100 respondents who are from four (4) different districts. This study shows some results referring to performance of Social Affairs Agency of Temanggung County concerned on two programs which are rehabilitation and service of social welfare and empowerment of the poor and needy, communication of remote customs, and social undesirables in 2015, First, it is very economical in terms of economic value. Second, it is very efficient in terms of the level of efficiency. The last, it is effective and effective enough in terms of the level of effectiveness. xv

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah sosial di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian di kalangan publik. Kesejahteraan sosial yang ada di setiap daerah merupakan suatu permasalah konkrit yang perlu dibenahi. Masalah sosial selalu di singgung dalam kampanye para politikus, namun tidak menutup kemungkinan bahwa masalah kesejahteraan sosial dapat teratasi. Salah satu masalah kesejahteraan sosial yang terjadi di kabupaten Temanggung adalah masih rendahnya tingkat ekonomi masayarakat. Ada terdapat penduduk miskin dari jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Kabupaten Temanggung Masalah kesejahteraan sosial akan selalu terjadi dimanapun, oleh sebab itu membutuhkan penanganan yang baik mulai dari perencanaan yang matang sampai pelaksanaan kegiatan. Penanganan yang baik bukan hal yang mudah dilaksanakan, terdapat beberapa kendala yang muncul diantaranya ketidaksesuaian program yang dibuat oleh pemerintah dengan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat dan kurang terkoordinirnya bantuan sosial baik yang dilakukan perseorangan maupun perusahaan atau kelompok peduli sehingga terjadinya menumpukan bantuan sedangkan di lain pihak belum mendapatkan bantuan. Dinas Sosial Kabupaten Temanggung merupakan salah satu organisasi sektor publik dari lembaga pemerintahan. Dinas sosial menjadi wadah bagi relawan sosial dan pekerja sosial yang sering disebut Tenaga Kesejahteraan 1

18 2 Sosial Kecamatan (TKSK) untuk melakukan aksi nyata dalam membantu pemerintahan. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan dibentuk untuk mengumpulkan data-data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan data Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Data yang diperoleh tersebut menjadi dasar bagi proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program pelayanan sosial daerah. Hambatan yang terjadi dapat dijembatani oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan kesejahteraan sosial ditingkat kecamatan. Dinas sosial sebagai organisasi sektor publik dapat menghasilkan pelayanan bagi publik dalam hal untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan dan hak publik. Organisasi sektor publik memiliki tujuan yang bersifat non profit artinya bahwa pelayanan terhadap publik adalah hal paling utama yang harus dilaksanakan. Organisasi yang masuk cakupan dalam sektor publik memiliki tanggungjawab kepada masyarakat dan parlemen. Anggaran yang dimiliki organisasi sektor publik bersifat terbuka untuk publik karena segala bentuk dana bersumber dari masyarakat. Akuntansi sektor publik menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat. Bentuk pertanggungjawaban ini merupakan hasil pengelolaan keuangan yang pendanaannya berasal dari masyarakat. Akuntansi sektor publik sendiri digunakan sebagai alat informasi bagi pengguna contohnya bagi pemerintahan untuk melakukan pengendalian manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Informasi dalam akuntansi sektor publik dapat digunakan

19 3 dalam pengambilan keputusan untuk pengalokasian sumber dana. Contohnya alokasi sumber dana yang akan dialokasikan untuk kesejahteraan sosial. Informasi penggunaan sumber daya keuangan daerah juga harus disajikan secara relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami oleh pengguna. Reformasi akuntansi dalam pemerintah daerah sekarang ini dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak pengguna. Pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keuangan daerah dengan membuat laporan keuangan anggaran dan realisasi anggaran dana yang kemudian di muat dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berupa laporan kinerja yang dirancang untuk publik dan dipublikasikan di media atau tempat tempat umum. Pengguna laporan keuangan daerah yaitu antara lain masyarakat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, lembaga pemeriksa, analisis dan peneliti, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi investasi dan pinjaman, pemerintah pusat, dan pemerintahan daerah lainnya. Pengukuran kinerja menjadi salah satu faktor penting dalam organisasi sektor publik. Pengukuran kinerja digunakan sebagai cara menilai akuntabilitas pengelolaan keuangan dalam pelayanan publik. Pengukuran kinerja di maksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja dimasa mendatang dan membantu pemerintahan untuk berfokus pada sasaran program kerja.

20 4 Value for money adalah salah satu pendekatan atau cara penilaian kinerja keuangan organisasi sektor publik. Value for money merupakan konsep pengeloaan organisasi sektor publik berdasarkan 3 elemen penting yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Ekonomi adalah pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga rendah. Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang rendah untuk mencapai output tertentu. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Tujuan yang dikehendaki terkait dengan pelaksanaan value for money yaitu ekonomis dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien dalam penggunaan sumber daya, efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran. Konsep ekonomis, efisien, efektif (value for money), transparan, dan akuntabilitas (tanggung jawab) publik merupakan tiga dari delapan karakteristik tata kelola yang baik (good governance) versi United Nations Development Programme (UNDP) yang dapat diperankan oleh akuntansi sektor publik (Mardiasmo, 2002). Christie Ryan dan Peter Walsh (2004) menjelaskan bahwa akuntabilitas yang kompleks terjadi pada sektor publik. Lembaga pemerintah dituntut untuk merinci output dan mengkaitkan output terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah secara luas. Setiap informasi yang dihasilkan harus ada hubungan antara output dan laporan keuangan. Namun masalah yang timbul adalah pernyataan output tidak dapat langsung dihubungkan dengan pernyataan output kinerja keuangan. Pemeriksaan

21 5 tahunan atas laporan keuangan tidak menuntut bahwa informasi yang didapat itu lengkap mengenai program-program yang sudah di danai. Pemerintah daerah harus betul-betul menyadari bahwa pelayanan kepada pengguna khususnya masyarakat adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari publik. Masyarakat berhak mengetahui untuk setiap aktivitas penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh setiap pemerintah daerah. Setiap masyarakat dapat berperan aktif dalam melakukan pengawasan atas jalannya pemerintahan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dengan Pendekatan Value For Money B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja Dinas Sosial Kabupaten Temanggung pada tahun 2015 ditinjau dari tingkat ekonomi? 2. Bagaimana kinerja Dinas Sosial Kabupaten Temanggung pada tahun 2015 ditinjau dari tingkat efisiensi? 3. Bagaimana kinerja Dinas Sosial Kabupaten Temanggung pada tahun 2015 ditinjau dari tingkat efektivitas?

22 6 C. Batasan Masalah Penelitian difokuskan pada dua program yang tersaji dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial Kabupaten Temanggung periode 2015 yaitu Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial dengan kegiatan Fasilitasi Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunikasi Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan dengan kegiatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Kelompok Ekonomi Sejenis. Penelitian ini hanya dilakukan di Pemerintah Kabupaten Temanggung sehingga kesimpulan penelitian ini hanya berlaku untuk Pemerintah Kabupaten Temanggung. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kinerja Dinas Sosial Kabupaten Temanggung Tahun 2015 dari Segi Ekonomi 2. Mengetahui kinerja Dinas Sosial Kabupaten Temanggung Tahun 2015 dari Segi Efisiensi 3. Mengetahui kinerja Dinas Sosial Kabupaten Temanggung Tahun 2015 dari Segi Efektivitas

23 7 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah daerah untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja dan peningkatan pelayanan bagi masyarakat. 2. Bagi peneliti lain dan pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penelitian lain dan pembaca. Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain terkait dengan pengukuran kinerja pemerintah daerah. 3. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk menerapkan teori yang sudah didapat dibangku kuliah dan dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. F. Sistematika Penulisan Penelitian ini di kelompokan menjadi enam bab, yaitu bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metode penelitian, bab analisis data, bab gambaran umum organisasi dan bab pembahasan serta bab penutup. Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

24 8 Bab II : Landasan Teori Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam mendukung penelitian Bab III : Metode Penelitian Bab ini terdiri dari : jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel penelitian, uji validitas dan reliabilitas data, dan teknik analisis data. Bab IV : Gambaran Umum Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai objek penelitian yaitu Dinas Sosial Kabupaten Temanggung. Bab V : Analisis data dan pembahasan Bab ini terdiri dari: deskripsi data, uji validitas dan reliabilitas, analisis data dan pembahasan. Bab VI : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

25 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pengukuran Kinerja 1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi, planning suatu organisasi (Mahsun 200: 25). Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan tujuan atau target target tertentu yang hendak dicapai. Sedangkan pengukuran kinerja (performance maesurment) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan terpuaskan), hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Pengukuran kinerja meliputi aktivitas penetapan serangkaian pengukuran atau indikator kinerja yang memberikan informasinya sehingga memungkinkan bagian unit kerja sektor publik untuk memonitor kinerjanya dalam menghasilkan output dan outcome terhadap masyarakat. Pengukuran kinerja bermanfaat untuk membantu manajer unit kerja dalam memonitor dan memperbaiki kinerja dan befokus pada 9

26 10 tujuan organisasi dalam rangka memenuhi tuntutan akuntabilitas. (Mahmudi, 2010 : 7). 2. Tujuan dan Manfaat Pengukuran atau Penilaian Kinerja Sektor Publik Tujuan dilakukan penilaian kinerja disektor publik adalah ( Mahmudi, 2010:14) : a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi Penilaian kinerja berfungsi sebagai tonggak yang menunjukan tingkat ketercapaian tujuan dan juga menunjukkan apakah organisasi berjalan sesuai arah atau menyimpang dari tujuan yang ditetapkan. b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai Pengukuran kinerja merupakan pendekatan sistematik dan terintegrasi untuk memperbaiki kinerja organisasi dalam rangka mencapai tujuan strategik organisasi dan mewujudkan visi dan misinya. Sistem pengukuran kinerja bertujuan untuk memperbaiki hasil dari usaha yang dilakukan oleh pegawai dengan mengkaitkannya terhadap tujuan organisasi. c. Memperbaiki kinerja periode berikutnya Pengukuran kinerja dilakukan sebagai sarana pembelajaran untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Penerapan sistem pengukuran kinerja dalam jangka panjang bertujuan untuk membentuk budaya berprestasi di dalam organisasi.

27 11 d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan punishment. Pengukuran kinerja bertujuan memberikan dasar sistematik bagi manajer untuk memberikan reward, misalnya kenaikan gaji, tunjangan, dan promosi atau punishment misalnya pemutusan kerja, penundanaan promosi dan teguran. e. Memotivasi pegawai Adanya pengukuran kinerja yang dihubungkan dengan manajemen kompensasi, maka pegawai yang berkinerja tinggi akan memperoleh reward. Reward tersebut akan memotivasi pegawai untuk berkinerja lebih tinggi dengan harapan kinerja yang tinggi akan memperoleh kompensasi yang tinggi. f. Menciptakan akuntabilitas publik Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas publik. Pengukuran kinerja menunjukan seberapa besar kinerja manajerial dicapai, seberapa bagus kinerja finansial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Manfaat dilakukan penilaian kinerja disektor publik adalah a. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati b. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja

28 12 c. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi pelaksana yang telah di ukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati d. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi e. Mengidentifikasi apakah kepuasan pekanggan sudah terpenuhi f. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah g. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif h. Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan i. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi B. Value For Money 1. Definisi Value For Money Value for Money menurut Mardiasmo (2002: 4) merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Secara skematis, Value for Money dapat digambarkan sebagai berikut:

29 13 Ekonomi Efisiensi Efektivitas s Nilai input (Rp) Input Output Outcome Gambar 1. Skema Value For Money Sumber : Mardiasmo, 2002 Value for Money adalah suatu konsep pengukuran kinerja sektor publik yang memiliki tiga elemen utama: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia, di mana pengertian dari masing-masing elemen tersebut adalah: 1) Ekonomi Ekonomi adalah pemerolehan sumber daya (input) tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif (Mardiasmo, 2009: 4). Indikator ekonomi merupakan indikator tentang input. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah organisasi telah mengeluarkan biaya secara ekonomis? (Indra Bastian, 2006: 78).

30 14 2) Efisiensi Efisiensi adalah hubungan antara input dan output di mana barang dan jasa yang dibeli oleh organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu (Indra Bastian, 2006: 280). Efisiensi merupakan perbandingan output atau input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2009: 4). 3) Efektivitas Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan, di mana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan prosedur organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Indra Bastian, 2006: 280). Jika suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan efektif. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Mardiasmo, 2009: 134). Dari uraian ketiga elemen tersebut, dapat disimpulkan bahwa: (1) ekonomi terkait dengan input, (2) efisiensi terkait dengan input dan output, dan (3) efektivitas terkait dengan output dan tujuan. 2. Indikator value for money Peranan indikator kinerja pada Value for Money adalah untuk menyediakan informasi sebagai pertimbangan untuk pembuatan

31 15 keputusan (Mardiasmo, 2009: 130). Mardiasmo (2009) juga membagi indikator Value for Money menjadi dua, yaitu: 1) Indikator alokasi biaya (ekonomis dan efisiensi) Ekonomis artinya pembelian barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik (spending less). Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang serendah-rendahnya (spending well). 2) Indikator kualitas pelayanan (efektivitas) Efektivitas artinya kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan (spending wisely). 3. Manfaat Implementasi Value For Money Penerapan konsep Value for Money dalam pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik tentunya memberikan manfaat bagi organisasi itu sendiri maupun masyarakat. Manfaat yang dikehendaki dalam pelaksanaan Value for Money pada organisasi sektor publik yaitu: ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya, dan efektif (berhasil guna) dalam mencapai tujuan dan sasaran (Mardiasmo 2009: 130). Manfaat lain dari implementasi konsep value for money antara lain: 1) Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran. 2) Meningkatkan mutu pelayanan publik.

32 16 3) Menurunkan biaya pelayanan publik. 4) Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik. 5) Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik (Mardiasmo 2009: 7). Dari berbagai manfaat yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan value for money dalam pengukuran kinerja organisasi sektor publik sangat membantu suatu instansi pemerintah agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan tepat dan sesuai sasaran sehingga terciptanya mutu pelayanan yang baik dengan penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien. 4. Langkah-langkah Pengukuran Value For Money 1) Pengukuran Ekonomi Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang digunakan. Ekonomi merupakan ukuran relatif. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pengukuran ekonomi adalah: a) Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh organisasi? b) Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis yang dapat diperbandingkan? c) Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal? (Mardiasmo 2009: 133) Mardiasmo (2009: 4) menyebutkan bahwa ekonomi merupakan perbandingan antara input dengan input value. Input dalam hal ini

33 17 adalah target anggaran, sedangkan input value adalah realisasi anggaran. Ukuran Ekonomi berupa anggaran yang dialokasikan. Pemanfaatan sumber daya dibawah anggaran menunjukkan adanya penghematan, sdangkan melebihi anggarean menunjukkan adanya pemborosan (Mahmudi, 2010: 104). Dari penjelasan tersebut, secara matematis pengukuran ekonomi dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut: Ekonomi = INPUT INPUT VALUE x 100% Keterangan : Input : Realisasi anggaran dari suatu program atau kegiatan Input Value : Anggaran untuk suatu program atau kegiatan 2) Pengukuran Efisiensi Efisiensi dapat diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar rasio tersebut maka semakin efisien suatu organisasi (Mardiasmo, 2002: 133). Rumus efisiensi sebagai berikut: Efisiensi = OUTPUT INPUT x 100% Output : Hasil yang dicapai dari suatu program

34 18 Input : Sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu program Konsep efisiensi merupakan konsep yang bersifat relatif, tidak absolut. Karena efisiensi merupakan suatu rasio, maka untuk memperbaiki efisiensi dapat dilakukan tindakan berikut : 1. Meningkatkan output untuk jumlah input yang sama 2. Meningkatkan output dengan proporsi kenaikan output yang lebih besar dibandingkan proporsi kenaikan input 3. Menurunkan input untuk jumlah output yang sama 4. Menurunkan input dengan proporsi penurunan yang lebih besar dibandingkan proporsi penurunan output (Mahmudi 2010: 85) 3) Pengukuran Efektifitas Efektifitas tekait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektifitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Jika ekonomi berfokus pada input dan efisiensi pada output atau proses, maka efektivitas berfokus pada outcome yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Mahmudi (2010: 86) merumuskan efektifitas sebagai berikut:

35 19 Efektivitas = OUTCOME OUTPUT x 100% Keterangan : Outcome : Dampak yang ditimbulkan dari suatu program tertentu Output : Hasil yang dicapai dari suatu program Karena output yang dihasilkan organisasi sektor publik lebih banyak bersifat output tidak terwujud (intangible) tidak mudah untuk di kuantifikasikan, maka sesungguhnya efektifitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektifitas tersebut adalah karena pencapaian hasil (oucome) sering tidak bisa diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi jangka panjang setelah prgram berakhir, sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja. 4) Pengukuran Outcome Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya dari output, karena output hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan (Smith, 1996). Dampak adalah akibat atau konsekuensi yang terjadi atas pencapaian hasil. Indikator yang dampak yang baik, didahului dengan penelitiam agar indikatorindikator yang dibuat valid, akurat, dan dapat diandalkan. Pada tahap pengukuran dampak, organisasi sektor publik dapat diketahui

36 20 dengan cara melakukan survei kepuasan masyarakat (Mahmudi, 2010: 129). Kepuasan pelanggan merupakan salah satu bentuk haisl suatu pelayanan publik. Kepuasan pelanggan dapat dikategorikan sebagai tujuan tingkat tinggi dalam suatu sistem pengukuran kinerja. Oleh karena itu, pembuatan indikator kinerja harus memasukan indikator kepuasan pelanggan. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan pelanggan perlu dilakukan survei pelanggan. survei pelanggan tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghitung Indeks Kepuasan Pelanggan atau Konsumen. Adanya ketidakcocokan antara outcome yang dihasilkan dari suatu pelayanan dengan kepuasan masyarakat menunjukkan masih adanya kesenjangan harapan. Organisasi perlu melakukan penjaringan aspirasi pelanggan untuk mengetahui apa yang menajdi kebutuhan pelanggan. Apabila kebutuhan pelanggan telah teridentifikasi, selanjutnya organisasi bisa melakukan revisi atau mendesai ulang misi, visi, tujuan, sasaran, dan target organisasi (Mahmudi, 2010: 95). Pengukuran outcome memiliki dua peran yaitu peran retrospektif dan prospektif. Peran restrospektif terkait dengan penilaian kinerja masa lalu sedangkan peran prospektif terkait dengan perencanaan kinerja dimasa yang akan datang. Sebagai peran prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan keputusan alokasi sumber daya publik. Analisis

37 21 retrospektif memberikan bukti terhadap praktik yang baik (good governance). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan target dimasa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan program mana yang perlu dilaksankan dan metode terbaik mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut. C. Standar Pelayanan Minimal Bentuk pemenuhan standar pelayanan publik institusi penyedia pelayanan publik di Indonesia, baik ditingkat pemerintah pusat maupu daerah, adalah kewajiban untuk melaksanakan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Standar pelayanan minimum adalah suatu standar dengan batas minimal tertentu untuk mengukur kinerja pelaksanaan kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah, berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat (Mahmudi, 2010: 233). Standar pelayanan minimal mencakup kewenangan wajib instansi penyedia pelayanan publik, jenis pelayanan, indikator, dan nilai. Kewenangan wajib adalah bentuk kewenangan instansi penyedia pelayanan publik yang penyelenggaraannya diwajibkan oleh pemerintah untuk menjamin terlaksananya pelayanan dasar kepada masyarakat. Jenis pelayanan berisi tentang bentuk bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh instansi sebagai bentuk pelaksanaan kewenangan wajib. Masing-masing instansi penyedia pelayanan publik memiliki jenis pelayanan yang berbeda

38 22 beda. Jenis pelayanan tersebut selanjutnya ditentukan indikatornya berdasarkan indikator tersebut, ditetapkan nilai. Nilai inilah yang menjadi Standar Pelayanan Minimun. D. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 1. Pengertian LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah sebuah laporan yang berisikan akuntabilitas dan kinerja dari suatu instansi pemerintah. Penyusunan LAKIP berdasarkan siklus anggaran yang berjalan yaitu satu tahun secara lengkap memuat laporan yang membandingkan perencanaa dan hasil. Dalam penyusunan suatu kegiatan belanja dibuat suatu masukan yaitu besaran dana yang dibutuhkan dan hasil yaitu suatu hasil atau bentuk yang didapat dari dana yang dikeluarkan. 2. Fungsi, tujuan dan manfaat LAKIP Fungsi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah : a. Wujud tertulis pertanggungjawaban satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kepada pemberi wewenang dan mandat b. LAKIP berisi tentang kinerja instansi dan akuntabilitasnya yaitu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran organisasi dan merupaakn media akuntabilitas setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

39 23 c. Sebagai media informasi tentang sejauh mana penentuan prinsip prinsip good governance termasuk penerapan fungsi-fungsi manajemen secara benar di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang bersangkutan. Tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah : a. Untuk mewujudkan akuntabilitas instansi pemerintah kepada pihak pemberi mandat atau amanat b. Pertanggungjawaban dari unit yang lebih rendah kepada unit kerja yang lebih tinggi atau pertanggungjawaban dari bawahan kepada atasan c. Perbaikan dalam perencanaan khususnya perencanaan jangka menengah dan pendek Manfaat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah : a. Meningkatkan akuntabilitas, kredibilitas instansi dimata instansi yang lebih tinggi dan akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarkat terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) b. Merupakan umpan balik untuk peningkatan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

40 24 c. Dapat mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanaan tugas dan tanggungjawab Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) d. Mendorong satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintah dan pembangunan secara secara baik, sesuai ketentuan, peraturan perundang undangan yang berlaku serta kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. e. Menjadi instansi yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan. E. Penelitian Terdahulu Penelitian dari Okky Irvina Kristanti ( Universitas Sanata Dharma: 2016) tentang Analisis Kinerja Keuangan Melalui Pendekatan Value For Money. Penelitian dilakukan pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karimunjawa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja Unit Pelaksana Teknis Keuangan Melalui Pendekatan Value For Money. Penelitian dilakukan pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karimunjawa yaitu dengan melakukan pengukuran 3 aspek yaitu Ekonomi, Efisiensi dan Efektivitas. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dengan metode wawancara, penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi

41 25 mengenai gambaran umum dan pelaksanaan program dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karimunjawa. Penyebaran kuesioner digunakan untuk menjawab pernyataan yang diajukan oleh peneliti, data dari kuesioner digunakan untuk mencari tingkat efektivitas program-program dari UPT Dinas Pemuda dan Olahraga tersebut. Dokumentasi digunakan untuk mengutip catatan catatan yang di dalam Laporan Kinerja tahun 2014 Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karimunjawa.. Dalam penelitian ini, peneliti menilai dua (2) program untuk diukur yaitu Program Pelayanan Administrasi perkantoran dengan kegiatan Pelayanan Kenaikan Pangkat Reguler Guru dan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun dengan kegiatan Penunjang Penyelenggaraan Satuan Pendidikan SD dan SDLB Negeri. Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Okky Irvina Kristanti (Universitas Sanata Dharma: 2016) adalah sama-sama menggunakan tiga (3) teknik pengumpulan data yaitu wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Pada teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner, peneliti menggunakan kuesioner yang dibuat oleh Okky Irvina Kristanti (Universitas Sanata Dharma: 2016) yang kemudian disesuaikan dengan objek penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Yulliani Levellin Presisca (Universitas Sanata Dharma: 2016) mengenai Analisis Kinerja Keuangan Melalui Pendekatan Value For Money dengan studi kasus pada Dinas Pertanian Kabupaten Sleman. Dalam penelitian ini menggunakan tiga (3)

42 26 teknik pengumpulan data yaitu Dokumentasi, Penelitian Lapangan (Field Research) dan Kuesiner. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai rencana dan realisasi program pada Dinas Pertanian Kabupaten Sleman. Teknik Penelitian Lapangan digunakan untuk melihat secara langsung maupun tidak langsung pada objek yang diteliti. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh data outcome dari berberapa program yang dilaksankan oleh Dinas Kabupaten Sleman. Kuesioner pada penelitian yang dilakukan Yulliani Levellin Presisca (2016) diambil dari kuesioner penelitian sebelumnya namun disesuaikan dengan tempat penelitian yang menjadi objek penelitian yaitu pada Dinas Pertanian Kabupaten Sleman. Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Yulliani Levellin Presisca (2016) adalah sama-sama menggunakan teknik dokumentasi dan kuesioner, dimana kuesioner yang disebarkan merupakan kuesioner penelitian terdahulu yang kemudian disesuaikan dengan objek penelitian. F. Kerangka Konseptual Pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik perlu dilakukan untuk mengetahui pencapaian kinerja dari program-program yang sudah dijalannya. Pengukuran kinerja bukan semata-mata hanya pengukuran dalam bentuk finansial melainkan adalah terkait kesejahteraan masyarkat. Value for money menjadi alat untuk pengukuran kinerja organisasi sktor publik yang terdiri dari 3E yaitu ekonomi, efisien dan efektifitas.

43 27 1. Ekonomi adalah pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat mengelola keuangan untuk menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif. 2. Efisiensi adalah pencapai output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output atau input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang ditetapkan. 3. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Berdasarakan penelitian sebelumnya maka kerangka konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

44 28 Input Value Ekonomi Input Efisiensi Output Efektivitas Outcome Kepuasan Pelanggan Gambar 2. Kerangka pemikiran Value For Money Sumber : Mahmudi, 2010 Value for money menjelaskan hubungan yang optimal antara biaya/sumber daya serta manfaat/hasil ayng disampaikan melalui proses yang mengubah input melalui aktivitas kegiatan menjadi output yang diperlukan untuk memicu atau menghasilkan hasil (outcome ) yang baik (Kuswanti, 2014: 29). Kerangka pemikiran diatas dijabarkan sebagai berikut : 1. Outcome adalah penilaian masyarakat yang menerima bantuan sosial terhadap hasil dari setiap output program Dinas Sosial Kabupaten Temanggung 2015 (data diambil dari melalui kuesioner)

45 29 2. Output adalah hasil persentase perhitungan realisasi kegiatan dari setiap program kerja yang sudah direncanakan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) terkait capaian kinerja Dinas Sosial Kabupaten Temanggung tahun Input Value adalah anggaran belanja untuk program kegiatan pada Dinas Sosial Kabupaten Temanggung tahun Input adalah realisasi belanja untuk program kegiatan Dinas Sosial Kabupaten Temanggung tahun Penjabaran tersebut menjadi dasar untuk menghitung dan mengukur kinerja keuangan Dinas Sosial Kabupaten Temanggung melalui pendekatan value for money yaitu dari segi ekonomi, efisiensi dan efektivitas.

46 BAB III A. Jenis Penelitian METODE PENELITIAN Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan jenis penelitian yang dilakukan secara langsung dan cermat terhadap objek penelitian. Data yang di dapat dari objek peneliti kemudian memerlukan pengolahan untuk menghasilkan kesimpulan berupa penyelesaian masalah yang dihadapi peneliti. Studi kasus pada penelitian ini dilakukan di Dinas Sosial Kabupaten Temanggung B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Dinas Sosial di Jalan Jendral Sudirman No. 132 Telp Temanggung, Jawa Tengah 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian Subjek penelitian adalah pihak pihak yang dapat memberi informasi berkaitan dengan objek penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pihak pihak yang berada pada Dinas Sosia 30

47 31 2. Objek Penelitian Objek Penelitian adalah hal yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah data capaian target dan realiasi anggaran belanja yang terdapat pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun (LAKIP) 2015 Dinas Sosial Kabupaten Temanggung yang kemudian diukur kinerja keuangannya dengan pendekatan value for money. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data, bahan yang diperlukan peneliti untuk pengumpulan data adalah a. Teknik wawancara Melakukan percakapan dua arah atas inisiatif peneliti untuk memperoleh informasi. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada bagian sekretariat Dinas Sosial. Wawancara kepada pihak sekretariat di Dinas Sosial bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran umum dan pelaksanaan program atau kegiatan yang dilakukan Dinas Sosial Kabupaten Temanggung. b. Teknik dokumentasi yaitu melakukan penghimpunan data data secara tidak langsung yang ada di Dinas Sosial seperti sejarah singkat organisasi, struktur organisasi, visi misi organisasi dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Tahun 2015.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 5 soal Bobot 20% 1. Pengukuran kinerja value for money 2. Akuntansi yayasan (lap keuangan) psak 45 3. Teknik pencatatan akuntansi (kas, akrual, komitmen) 4. Perbedaan pp 71 sama 24 5. Audit kinerja 6.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA VALUE FOR MONEY PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR. Amelia Ika Pratiwi 1 dan Ela Nursandia 2

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA VALUE FOR MONEY PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR. Amelia Ika Pratiwi 1 dan Ela Nursandia 2 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA VALUE FOR MONEY PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR Amelia Ika Pratiwi 1 dan Ela Nursandia 2 1 Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Organisasi Sektor Publik Menurut Mahsun (2006:14) organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Organisasi Sektor Publik Dalam era sekarang ini, keberadaan organisasi sektor publik dapat dilihat di sekitar kita. Institusi pemerintahan, organisasi

Lebih terperinci

KONSEP VALUE FOR MONEY DALAM MENGUKUR KINERJA PELAYANAN SEKTOR PUBLIK

KONSEP VALUE FOR MONEY DALAM MENGUKUR KINERJA PELAYANAN SEKTOR PUBLIK KONSEP VALUE FOR MONEY DALAM MENGUKUR KINERJA PELAYANAN SEKTOR PUBLIK Risa Dwi Agustin riesa_11@yahoo.co.id Anang Subardjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif yaitu pengumpulan data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka,

Lebih terperinci

Value For Money. Arif Kurniawan Wahono ( ) Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya

Value For Money. Arif Kurniawan Wahono ( ) Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya Value For Money Arif Kurniawan Wahono (135020304111002) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2014 A. Latar Belakang Pengelolaan organisasi sektor publik, khususnya dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja instansi pemerintah kini menjadi sorotan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik. Masyarakat sering

Lebih terperinci

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO Khalimatus Sya diyah, Widya Susanti, Ali Rasyidi Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas utama pemerintah sebagai organisasi sektor publik terbesar adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat merupakan sebuah konsep

Lebih terperinci

ANALISIS VALUE FOR MONEY PADA KINERJA PROGRAM DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGANKOTA DEPOK TAHUN 2013

ANALISIS VALUE FOR MONEY PADA KINERJA PROGRAM DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGANKOTA DEPOK TAHUN 2013 Nama ANALISIS VALUE FOR MONEY PADA KINERJA PROGRAM DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGANKOTA DEPOK TAHUN 2013 : Indah Ramdhayani NPM : 44213368 Pembimbing : DR. Imam Subaweh, SE., MM., AK., CA. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan di Indonesia saat ini sangat cepat dikarenakan Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya pemerintah dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY ANALYSIS OF BUDGETING OF DEVELOPMENT PLANNING AGENCY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Pengawasan merupakan bagian terpenting dalam praktik pencapaian evektifitas di Indonesia. Adapun fungsi dari pengawasan adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma/pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu di dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD Menurut SK LAN No. 239/IX/6/8/2003 tahun 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan tata kelola pemerintahan dalam penganggaran sektor publik, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi dengan tekad mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang mendapat perhatian besar dari berbagai pihak semenjak reformasi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari segi internal yaitu peningkatan kinerja yang optimal dan segi eksternal yaitu adanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teroretis 2.1.1 Organisasi sektor publik Organisasi sering dipahami sebagai kelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2014-2016 TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purnomo (2015) melakukan penelitian tentang Penilaian Kinerja Berbasis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purnomo (2015) melakukan penelitian tentang Penilaian Kinerja Berbasis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Purnomo (2015) melakukan penelitian tentang Penilaian Kinerja Berbasis Value For Money Atas Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan ringkasan anggaran. Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi

BAB III METODE PENELITIAN. dan ringkasan anggaran. Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan adalah ringkasan realisasi APBD dan ringkasan anggaran APBD. Populasi dalam penelitian ini adalah ringkasan realisasi APBD dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Anggaran Organisasi Sektor Publik Bahtiar, Muchlis dan Iskandar (2009) mendefinisikan anggaran adalah satu rencana kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjabaran latar belakang masalah pemilihan studi kasus berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan dan juga rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA DENPASAR DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN TAHUN

EVALUASI KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA DENPASAR DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN TAHUN EVALUASI KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA DENPASAR DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN TAHUN 2008-2012 Devi Yustri Yeni 1 Putu Ery Setiawan 2 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sleman Periode 2014 SKRIPSI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sleman Periode 2014 SKRIPSI ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY Studi Kasus di Dinas Pertanian Kabupaten Sleman Periode 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keinginan setiap masyarakat agar terciptanya tata pemerintahan yang baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus berusaha memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik di Indonesia yang mendapatkan perhatian besar adalah Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Ini dikarenakan pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stewardship Menurut Donaldson & Davis (1991), teori stewardship adalah teori yang menggambarkan situasi dimana para manajer tidaklah termotivasi oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.... i LEMBAR PERSETUJUAN.... ii LEMBAR PENGESAHAN.... iii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR.... iv ABSTRAK..... v RIWAYAT HIDUP... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

Lebih terperinci

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE Arison Nainggolan Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Methodist Indonesia arison86_nainggolan@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, era globalisasi telah menuntut adanya perubahan yang sangat cepat dan menyebabkan adanya pergeseran pemikiran yang kompleks disegala bidang. Kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN KONSEP VALUE FOR MONEY PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN BANTUL TAHUN SKRIPSI. Oleh: Nova Kurniawati

ANALISIS PENERAPAN KONSEP VALUE FOR MONEY PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN BANTUL TAHUN SKRIPSI. Oleh: Nova Kurniawati ANALISIS PENERAPAN KONSEP VALUE FOR MONEY PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2010-2013 SKRIPSI Oleh: Nova Kurniawati 12133100002 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini organisasi sektor publik berupaya memberikan kualitas pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini organisasi sektor publik berupaya memberikan kualitas pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini organisasi sektor publik berupaya memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada masyarakat, hal ini disebabkan oleh naiknya tingkat kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007 ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan cukup penting karena dengan anggaran manajemen dapat merencanakan, mengatur dan mengevaluasi jalannya

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Definisi Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Berbasis Kinerja Menurut Sony Yuwono, dkk (2005 :34) mendefinisikan Anggaran Kinerja sebagai berikut: Anggaran Kinerja adalah sistem anggaran yang lebih menekankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Surabaya Kota. Alat analisis yang digunakan adalah analisis value for money.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Surabaya Kota. Alat analisis yang digunakan adalah analisis value for money. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Herawati (2012) meneliti tentang kinerja pada Stasiun Kereta Api Surabaya Kota. Alat analisis yang digunakan adalah analisis value for money. Herawati

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KEGIATAN DINAS SOSIAL KABUPATEN BINTAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP VALUE FOR MONEY WIRYAWAN WIRA ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KEGIATAN DINAS SOSIAL KABUPATEN BINTAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP VALUE FOR MONEY WIRYAWAN WIRA ABSTRAK ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KEGIATAN DINAS SOSIAL KABUPATEN BINTAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP VALUE FOR MONEY WIRYAWAN WIRA 100462201174 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Menurut Indra Bastian (2006),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Menurut Indra Bastian (2006), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Anggaran 2.1.1.1 Definisi Anggaran Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette (Perancis) yang

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan suatu proses yang memerlukan transformasi paradigma dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah. Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberdayaan ekonomi daerah sangat penting sekali untuk ditingkatkan guna menunjang peningkatan ekonomi nasional. Dalam konteks ini, peran kebijakan pemerintah yang

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR...

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANJUNGPINANG

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANJUNGPINANG PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANJUNGPINANG Laode Kadafi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA UNIT KERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PERSPEKTIF VALUE FOR MONEY (Studi Pada Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya)

PENGUKURAN KINERJA UNIT KERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PERSPEKTIF VALUE FOR MONEY (Studi Pada Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya) Jurnal Ilmu Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 11, November 2016 ISSN : 2460-0585 1 PENGUKURAN KINERJA UNIT KERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PERSPEKTIF VALUE FOR MONEY (Studi Pada Dinas Koperasi UMKM Kota

Lebih terperinci

THE 2 nd FORUM ILMIAH PENDIDIKAN AKUNTANSI IKIP PGRI MADIUN, 6 Oktober 2013, ISSN:

THE 2 nd FORUM ILMIAH PENDIDIKAN AKUNTANSI IKIP PGRI MADIUN, 6 Oktober 2013, ISSN: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY SEBAGAI PERWUJUDAN GOOD GOVERNANCE PADA DINAS KESEHATAN KOTA MADIUN Andhi Sulistyanto Isharijadi Elva Nuraina Pendidikan Akuntansi IKIP PGRI

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era reformasi, pemerintah sebagai organisasi sektor publik terbesar bertanggungjawab penuh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penganggaran merupakan suatu proses pada organisasi sector publik, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait dalam penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersih (good governance) bebas dari KKN sehingga hasil pelayanan dari

BAB I PENDAHULUAN. yang bersih (good governance) bebas dari KKN sehingga hasil pelayanan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Semangat reformasi membuat masyarakat menuntut pemerintah agar memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam menciptakan pemerintahan yang bersih (good

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai kinerja (Mardiasmo,2009,h.121). program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 (lima)

BAB I PENDAHULUAN. menilai kinerja (Mardiasmo,2009,h.121). program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 (lima) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PROPOSISI PENELITIAN. 2.1 Konsep Dasar Pengukuran Kinerja Karyawan. 1. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PROPOSISI PENELITIAN. 2.1 Konsep Dasar Pengukuran Kinerja Karyawan. 1. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PROPOSISI PENELITIAN 2.1 Konsep Dasar Pengukuran Kinerja Karyawan 2.1.1 Pengukuran Kinerja 1. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Sebelum memahami tentang pengukuran kinerja,

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran dapat diinterpretasi sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana organisasi tersebut dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Untuk mencapai pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA PENGADILAN NEGERI TEBING TINGGI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA PENGADILAN NEGERI TEBING TINGGI ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA PENGADILAN NEGERI TEBING TINGGI ISNA ARDILA (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) AYU ANINDYA PUTRI (Alumni Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Berbagai variasi dalam sistem penganggaran pemerintah dikembangkan untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Berbagai variasi dalam sistem penganggaran pemerintah dikembangkan untuk BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Anggaran Berbasis Kinerja Penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis menunjukan alokasi sumber daya manusia, material, dan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era baru dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Masyarakat (IKM) yang berdampak pada pendapatan, pendapatan kas akan naik apabila pelayanan yang diberikan oleh staff atau para pegawai di Kantor Bersama Samsat sangat ramah maka masyarakat akan merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sektor publik merupakan alat ( instrument) akuntabilitas atas

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sektor publik merupakan alat ( instrument) akuntabilitas atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan alat ( instrument) akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik. Penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era reformasi, terdapat tuntutan untuk meningkatkan kinerja organisasi sektor publik agar lebih berorientasi pada terwujudnya good public

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi ANALISIS KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karimunjawa SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pada organisasi privat atau swasta, anggaran merupakan suatu hal yang sangat dirahasiakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi di Indonesia yang masih berlangsung hingga sekarang telah menghasilkan berbagai perubahan khususnya dalam hal tata kelola pemerintahan. Salah satu

Lebih terperinci

: BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE

: BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE NAMA NIM FAKULTAS PRODI/BAGIAN E-MAIL : BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE : A31104018 : EKONOMI DAN BISNIS : AKUNTANSI : g.4bjad@gmail.com ABSTRAKSI BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE. A31104018. PENGARUH PERFORMANCE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Pengawasan merupakan bagian terpenting dalam praktik pencapaian evektifitas di Indonesia. Adapun fungsi dari pengawasan adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

ANALISIS REALISASI PROGRAM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN BULELENG MELALUI PENGUKURAN VALUE FOR MONEY

ANALISIS REALISASI PROGRAM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN BULELENG MELALUI PENGUKURAN VALUE FOR MONEY ANALISIS REALISASI PROGRAM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN BULELENG MELALUI PENGUKURAN VALUE FOR MONEY Kt. Sudiarsa Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma baru tentang reformasi sektor publik telah mewarnai

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma baru tentang reformasi sektor publik telah mewarnai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma baru tentang reformasi sektor publik telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran

Lebih terperinci

ANALISIS VALUE FOR MONEY PADA KINERJA DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS VALUE FOR MONEY PADA KINERJA DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN SEMARANG ANALISIS VALUE FOR MONEY PADA KINERJA DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Universitas Negeri Semarang Oleh Tri Astuti

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L A K I P) TAHUN 2016 DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH D I S U S U N O L E H : BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu atau

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu atau BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sistem Pengendalian Manajemen Ada banyak pengertian tentang sistem pengendalian manajemen yang diuraikan para pakar. Anthony (2005) menyatakan bahwa suatu sistem merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Good governance adalah tata kelola organisasi secara baik dengan prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia pada akhir abad 20 tidak dapat dilepaskan dari kegagalan pemerintah dalam mengembangkan sistem manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DALAM PERSPEKTIF VALUE FOR MONEY

PENGUKURAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DALAM PERSPEKTIF VALUE FOR MONEY Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 5, Mei 2017 ISSN : 2460-0585 PENGUKURAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DALAM PERSPEKTIF VALUE FOR MONEY Dhimas Angga Permana dhimasanggapermana@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Akuntansi Pemerintahan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori 1. Akuntansi Pemerintahan TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Akuntansi Pemerintahan Bastian (2001:6) mengemukakan bahwa akuntansi pemerintahan adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teori agensi( Agency theory) Pemerintahan demokrasi merupakan hubungan antara pemerintah dan masyarakat yang dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JAMINAN KESEHATAN DAERAH PADA DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA

ANALISIS KINERJA JAMINAN KESEHATAN DAERAH PADA DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA ANALISIS KINERJA JAMINAN KESEHATAN DAERAH PADA DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA Rusdiana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : rusdiana2madeali@gmail.com ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini fenomena reformasi birokrasi merupakan isu penting bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UPK PPK KEGIATAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN GAMPING TAHUN SKRIPSI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UPK PPK KEGIATAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN GAMPING TAHUN SKRIPSI ANALISIS KINERJA KEUANGAN UPK PPK KEGIATAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN GAMPING TAHUN 2013-2015 SKRIPSI Oleh : Ika Sri Astuti 12133100024 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Anggaran Negara dan Keuangan Negara. Menurut Revrisond Baswir (2000:34), Anggaran Negara adalah

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Anggaran Negara dan Keuangan Negara. Menurut Revrisond Baswir (2000:34), Anggaran Negara adalah BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Anggaran Negara dan Keuangan Negara Menurut Revrisond Baswir (2000:34), Anggaran Negara adalah gambaran dari kebijaksanaan pemerintah yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public Management bertujuan untuk menekankan pengelolaan pemerintahan berbasis kinerja, pengelolaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan pemerintah daerah yang berakuntabilitas, tidak bisa lepas dari anggaran pemerintah daerah, sesuai dengan pendapat Mardiasmo (2009), yang mengatakan

Lebih terperinci