BAB V PENUTUP. pekerja harian lepas di UD. Belu Makmur dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perlindungan Hukum terhadap Pekerja Harian Lepas

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Perlindungan Hukum terhadap pekerja harian lepas di UD. Belu Makmur dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perlindungan Hukum terhadap Pekerja Harian Lepas Perlindungan hukum terhadap Pekerja harian lepas di UD. Belu Makmur berdasarkan bentuk perlindungannya di bagi menurut : a. Segi perjanjian kerja yang dibuat secara lisan yang telah didominasi pihak pengusaha dalam menentukan kebijakan, perjanjian kerja yang dibuat secara lisan menempatkan pihak Pekerja Harian Lepas dalam posisi yang lemah. b. Segi upah kerja, Pekerja Harian Lepas diberikan berdasarkan volume pekerjaan yang dibayarkan dengan sistem upah kerja harian yang tidak sesuai dengan UMP. c. Segi jaminan sosial tenaga kerja untuk pekerja harian lepas dalam bentuk jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian tidak diikut sertakan oleh pihak perusahaan dengan alasan kekurangan modal. Dalam upaya perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas, Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di UD. Belu Makmur. 2. Hambatan-Hambatan dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap Pekerja Harian Lepas

2 Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas dapat ditinjau dari : a. Pihak pekerja harian lepas yaitu rendahnya tingkat pendidikan pekerja/buruh yang menyebabkan cara pandang dan berpikir yang belum dewasa dan sangat lemah, tidak memiliki serikat pekerja/buruh menyebabkan nasib pekerja harian lepas dalam posisi lemah sebab tidak ada wadah untuk memperjuangkan nasib pekerja harian lepas, tidak ikut Program Jamsostek menyebabkan kesejahteraan pekerja harian lepas dan keluarganya kurang terjamin pada saat pekerja harian lepas kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya akibat terjadinya resiko sosial. b. Pihak pengusaha yaitu kurangnya kesadaran pengusaha dalam memperhatikan kesejahteraan pekerja/buruh, permodalan yang sering kali mengalami hambatan sehingga pekerja harian lepas yang mengalami imbasnya. c. Pihak Pemerintah, sikap pemerintah yang pasif yang tidak dapat merespon permasalahan ketenagakerjaan di lingkungan sendiri. B. Saran sebagai berikut ; Berdasarkan simpulan hasil penelitian, saran yang perlu dikemukakan adalah

3 1) Pihak pekerja harian lepas seharusnya memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup tentang peraturan ketenagakerjaan. Dengan pengetahuan dan informasi yang cukup tentang peraturan ketenagakerjaan minimal dapat membantu pekerja harian lepas tidak dihadapkan pada penyimpangan-penyimpangan ketenagakerjaan yang dapat merugikan hak dan kepentingan pekerja harian lepas. 2) Pihak pengusaha sebagai pemberi kerja seharusnya dapat memenuhi peraturan ketenagakerjaan yang berlaku sehingga tercipta iklim kerjasama yang sehat dengan berdasarkan kesadaran yang tinggi untuk melakukan dan berusaha mengadakan perbaikan upah, syarat kerja, hubungan kerja yang baik, keselamatan kerja serta Jaminan sosial dalam rangka perbaikan kesejahteraan pekerja harian lepas dan keluarganya. 3) Pihak pemerintah hendaknya dapat merespon terhadap permasalahan ketenagakerjaan yang terjadi di masyarakat. Pemerintah harus lebih aktif untuk mengadakan penyuluhan dan pengawasan ketenagakerjaan secara rutin terhadap perusahaan besar maupun perusahan kecil agar pihak pengusaha maupun pekerja/buruh dapat memperoleh pengetahuan dn informasi mengenai ketenagakerjaan. 4) Masyarakat hendaknya juga memiliki pengethuan tentang peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Masyarakat dapat menilai setiap perkembangan yang terjadi di lingkungannya, dengan memberikan masukan baik berupa kritik maupun saran yang bermanfaat bagi pengusaha dan pekerja harian lepas sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang damai dan tentram.

4 DAFTAR PUSTAKA BUKU-BUKU : Anoraga Panji Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka cipta

5 Arikunto Suharsini Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Reneka cipta Asikin Jainal Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada Hakim A. Ridwan Hukum Perburuhan dalam Tanya Jawab. Jakarta : Ghalia Indonesia Jumialdi FX Perjanjian Kerja. Jakarta : Bumi Aksara Kansil C.S.T dan Christine S.T. Kansil Hukum Perusahaan Indonesia Aspek Hukum dalam Ekonomi. Jakarta : Pradnya Paramita Karta Sapoetra G. dan Rience G. Widianingsih. Pokok-Pokok Hukum Perburuhan. Bandung : Armico Moleong Lexy. J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Salam Faisal, Mohamad Hukum Acara Hubungan Industrial. Jakarta : Harapan Prima Soepomo Imam.1983.Hukum Perburuan Bidang Hubungan Kerja. Jakarta:Djambatan 1983.Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja. Jakarta:Djambatan 1995.Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan. Jakarta:Pradnya Paramita

6 Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar.2006.Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara Wimowo Bonoe S.2002.Himpunan Praturan Perudangan Ketenagakerjaan. Yogyakarta:Prodi Widodo Hartono Dan Judiantoro.1992.Segi Hukum Penyelesaian Perselisihan Perburuhan.Jakarta:Rajawali Widyadharma Iknatius R.2003.Tentang Ketenagakerjaan Indonesia. Semarang:Badan Penerbit Universitas Di Ponegoro UNDANG-UNDANG : Undang-undang Dasar Republik Indonesia Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang Nomor 03 Tahun 1992 tentang JAMSOSTEK PERMENAKER Nomor PER-06/MEN/1985