Rina Fernanda Handayani Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
|
|
- Ade Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TANGGUNG JAWAB PT. SAGATRADE MURNI KOTA SAMARINDA TERHADAP TENAGA KERJA YANG MENGALAMI KECELAKAAN KERJA (Studi Kasus Kecelakaan Kerja Atas Nama Nurrohim Karyawan PT. Sagatrade Murni) Rina Fernanda Handayani Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Abstrak Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan risiko yang dihadapinya, maka tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya. Penyelenggaraan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Permasalahan yang diteliti adalah tentang tanggung jawab PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda terhadap karyawan atas nama Nurrohim yang mengalami kecelakaan kerja ditinjau dari Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan kendala yang dihadapi oleh tenaga kerja atas nama Nurrohim untuk mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja akibat dari kecelakaan kerja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris dengan pendekatan kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan yaitu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang bersangkutan dan penelitian kepustakaan. Data-data yang terkumpul kemudian akan dianalisis dalam bentuk deskripsi kalimat yang terartur, sistematis dan logis. Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Saudara Nurrohim berhak untuk mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda telah melakukan tanggung jawabnya walaupun tidak sepenuhnya. Kendala yang dihadapi oleh Saudara Nurrohim dalam mendapatkan haknya adalah penerapan Pasal 9 huruf c Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, serta kebijakan dari perusahaan yang tidak mau mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda. Perusahaan harusnya lebih memperhatikan dan mengurus hak-hak dari tenaga kerjanya serta tidak membuat kebijakan yang dapat merugikan tenaga kerja untuk mendapatkan hak-haknya sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Serta pihak perusahaan dan tenaga kerja dapat mengambil jalan tengah yaitu dengan cara bernegosiasi dalam mengatasi hal ini sehingga tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Kata Kunci : Kecelakaan Kerja, Biaya Rehabilitasi, PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda
2 Pendahuluan Pentingnya tanggung jawab perusahaan terhadap penanganan kecelakaan kerja yang dialami oleh tenaga kerja merupakan hal yang sangat penting dan wajib dilaksanakan, karena hal ini menyangkut keselamatan jiwa dan kesehatan dari tenaga kerja tersebut. Bukan saja hanya sekedar tanggung jawab tetapi juga sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap kepentingan dan hak dari tenaga kerja. Dengan adanya Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), tenaga kerja bisa mendapatkan haknya, yaitu dapat memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Penanganan kecelakaan kerja terhadap tenaga kerja oleh perusahaan kadang tidak berjalan sebagaimana mestinya, dalam artian perusahaan tersebut terlambat atau lalai dalam mengajukan klaim, bahkan ada yang tidak sama sekali mengajukan klaim ke PT. Jamsostek, masih banyak ditemui perusahaan-perusahaan yang lalai menangani hal ini sehingga mengakibatkan hilangnya hak dari tenaga kerja untuk mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja. Kendala yang sering dihadapi oleh tenaga kerja untuk mendapatkan haknya biasanya adalah rendahnya pengetahuan dan tergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri dalam melaporkan serta mengajukan klaim untuk memproses hak dari tenaga kerja agar mendapatkan sebuah jaminan sosial. Ketika sebuah perusahaan tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya seperti yang diamanatkan dalam undang-undang dan tenaga kerja juga kehilangan haknya sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang, maka hal ini menciptakan suatu problematika hukum karena tidak adanya hubungan harmonisasi antara pengusaha dan tenaga kerja. Permasalahan yang diteliti adalah tentang tanggung jawab PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda terhadap karyawan atas nama Nurrohim yang mengalami kecelakaan kerja ditinjau dari Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan
3 kendala yang dihadapi oleh tenaga kerja atas nama Nurrohim untuk mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja akibat dari kecelakaan kerja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan tanggung jawab PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda terhadap tenaga kerja atas nama Nurrohim yang mengalami kecelakaan kerja dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh tenaga kerja atas nama Nurrohim dalam mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja akibat dari kecelakaan kerja. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum empiris dengan menggunakan dua pendekatan penelitian yaitu pendekatan undang-undang dan pendekatan konseptual. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan yaitu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang bersangkutan dan penelitian kepustakaan. Data-data yang terkumpul kemudian akan dianalisis dalam bentuk deskripsi kalimat yang teratur, sistematis dan logis. Pembahasan PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda telah melaksanakan tanggung jawab hukumnya kepada Saudara Nurrohim sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 agar Saudara Nurrohim mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja yang sudah menjadi haknya dari PT. Jamsostek, yaitu a) Biaya pengangkutan; Biaya pengangkutan merupakan biaya transportasi yang harus dikeluarkan untuk melakukan proses pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja menuju rumah sakit dan atau rumahnya agar mendapat penanganan segera, termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan. Kecelakaan yang dialami oleh Saudara Nurrohim terjadi pada saat perjalanan pulang dari kantor sehabis bekerja menuju rumahnya, oleh karena itu kecelakaan berada di luar jam kerja dan yang menolong Saudara Nurrohim pada saat itu adalah pengendara-pengendara motor dan mobil yang berada pada saat kejadian kecelakaan terjadi, lalu pengendara mobil tersebut segera
4 membawa Saudara Nurrohim ke Rumah Sakit Islam Samarinda untuk segera mendapatkan pertolongan. Pada keesokan harinya PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda segera melaporkan dan mengklaim kecelakaan yang terjadi pada Saudara Nurrohim tersebut kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda sehingga Saudara Nurrohim mendapatkan penggantian biaya pengangkutan. b) Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan; Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan merupakan biaya check up, obatobatan, serta perawatan akomodasi (rawat inap dan rawat jalan) pada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan. Menurut surat keterangan dokter Rumah Sakit Islam Samarinda, Saudara Nurrohim memerlukan istirahat sakit/bebas dari kerja selama 14 hari terhitung dari tanggal 2 April 2011 sampai dengan 15 April 2011, dan PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda menanggung terlebih dahulu segala biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan Saudara Nurrohim, setelah itu lalu PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda segera mengklaim kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda. c) Santunan berupa uang yang meliputi santunan sementara tidak mampu bekerja; Santunan berupa uang yang meliputi santunan sementara tidak mampu bekerja merupakan santunan berupa uang yang diberikan kepada tenaga kerja yang untuk sementara waktu tidak dapat bekerja dikarenakan kondisi fisiknya tidak mampu untuk melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya yang mana hal tersebut diakibatkan oleh kecelakaan kerja yang dialaminya. Pembayaran santunan ini pada prinsipnya diberikan secara berkala dengan maksud agar tenaga kerja atau keluarganya dapat memenuhi sebagian kebutuhan hidupnya sampai tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja tersebut dapat bekerja kembali seperti biasanya. Selain pembayaran santunan secara berkala, dapat juga diberikan sekaligus, hal ini dimaksudkan untuk mendorong ke arah kegiatan yang bersifat produktif dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Dalam hal ini Saudara Nurrohim juga mendapatkan santunan berupa uang karena untuk sementara waktu Saudara Nurrohim tidak mampu bekerja dikarenakan akibat dari kecelakaan yang dialaminya menyebabkan patah tulang pada kaki sebelah kiri dan harus segera dioperasi untuk
5 pemasangan berupa alat bantu (orthese) yaitu pen. PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda telah mengurusnya kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda sehingga Saudara Nurrohim mendapatkan haknya yaitu santunan berupa uang yang meliputi santunan sementara tidak mampu bekerja. d) Biaya rehabilitasi; Biaya rehabilitasi merupakan biaya berupa alat bantu (orthese) dan atau alat ganti (prothese) bagi tenaga kerja yang anggota tubuhnya hilang atau tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja. Kecelakaan yang menimpa Saudara Nurrohim mengakibatkan patah tulang kaki sebelah kiri dan harus segera diambil tindakan operasi pemasangan alat bantu (orthese) yaitu pen untuk menyambung tulang kaki kirinya yang patah akibat dari kecelakaan, dan PT. Sagatrade Murni telah melaksanakan tanggung jawabnya yaitu dengan mengklaim kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda sehingga Saudara Nurrohim mendapatkan haknya atas biaya pemasangan alat bantu (orthese) pen pada kaki kirinya. Setelah 15 bulan kemudian Saudara Nurrohim diharuskan untuk operasi melepas alat bantu (orthese) yaitu pen, yang mana biaya operasi tersebut tidak ditanggung oleh PT. Jamsostek Cabang Samarinda karena perusahaan tidak mengajukan klaim biaya rehabilitasi sehingga mengakibatkan Saudara Nurrohim harus membayar sendiri biaya operasinya yaitu sebesar Rp ,00 (tujuh juta rupiah). Namun terdapat tanggung jawab hukum lainnya yang tidak dilaksanakan oleh perusahaan, yaitu dalam melaksanakan kewajibannya melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan PT. Jamsostek pada saat Saudara Nurrohin telah dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawatnya. Kendala yang dihadapi oleh tenaga kerja atas nama Nurrohim untuk mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja akibat dari kecelakaan kerja adalah penerapan Pasal 9 huruf c Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Penerapan pasal dalam suatu regulasi yang mengatur merupakan kendala utama bagi Saudara Nurrohim untuk mendapatkan haknya sebagai tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
6 sebagaimana terdapat dalam Pasal 9 Undang-undang Nomor 3 Tahun Dimana dalam penerapan Pasal 9 huruf c tersebut tidak sesuai dengan aturan yang mengatur, biaya rehabilitasi yang semestinya didapat oleh Saudara Nurrohim ternyata tidak ia dapatkan dikarenakan PT. Sagatrade Murni yang tidak menjalankan tanggung jawab hukumnya yaitu perusahaan tidak mengklaim kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda mengenai biaya operasi pelepasan alat bantu (orthese) pen. Seharusnya perusahaan lebih memperhatikan hak-hak dari tenaga kerjanya agar tidak menimbulkan kerugian seperti yang diderita Saudara Nurrohim yang harus menanggung sendiri biaya operasi pelepasan alat bantu (orthese) pen pada tulang kaki kirinya yang patah akibat kecelakaan yang dialaminya. Lebih lanjutnya lagi regulasi yang mengatur secara teknis mengenai hak-hak dari tenaga kerja peserta Jamsostek dalam Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah pada Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Dalam pasal tersebut pada poin c juga disebutkan mengenai hak dari tenaga kerja peserta Jamsostek yang anggota badannya tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja untuk mendapatkan biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese), yang mana biaya rehabilitasi ini merupakan hak dari Saudara Nurrohim yang tidak diperhatikan oleh PT. Sagatrade Murni. Sehingga hal inilah yang menjadi kendala utama bagi Saudara Nurrohim untuk mendapatkan haknya, walaupun telah disebutkan mengenai kewajiban perusahaan dalam Pasal 10 ayat (3) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang menyebutkan bahwa Pengusaha wajib mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada Badan Penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya. Kendala kedua yang dihadapi oleh Saudara Nurrohim adalah kebijakan perusahaan yang tidak mau mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan Saudara Nurrohim, Saudara Nurrohim mengatakan kendala yang dialaminya adalah kebijakan perusahaan yang tidak mau mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada PT.
7 Jamsostek Cabang Samarinda. Saudara Nurrohim telah meminta kepada pihak perusahaan untuk mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda, namun perusahaan tidak mau mengajukan klaim yang menurut staf HRD PT. Sagatrade Murni dalam wawancara yang dilakukan mengatakan bahwa alasan perusahaan tidak sepenuhnya mengajukan klaim pada biaya rehabilitasi kepada PT. Jamsostek adalah karena perusahaan telah mengurus biaya rehabilitasi berupa biaya operasi pemasangan alat bantu (orthese) yaitu pen pada tulang kaki kiri Saudara Nurrohim yang patah, dan juga perusahaan telah memberikan bantuan dana lain di luar biaya tanggungan PT. Jamsostek yaitu sebesar Rp ,00. (delapan juta rupiah) Biaya operasi pelepasan alat bantu (orthese) pen pada Saudara Nurrohim adalah sebesar Rp ,00 (lima belas juta rupiah) dan perusahaan telah memberikan bantuan dana lain di luar biaya tanggungan PT. Jamsostek yaitu sebesar Rp ,00 (delapan juta rupiah) jadi Saudara Nurrohim harus menanggung sendiri sisanya biaya tersebut sebesar Rp ,00 (tujuh juta rupiah). Penutup Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada kasus kecelakaan kerja yang dialami oleh Saudara Nurrohim, PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda telah melaksanakan tanggung jawab hukumnya yaitu dengan segera mengklaim kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda atas kecelakaan tersebut sehingga Saudara Nurrohim mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) berupa biaya pengangkutan, biaya pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan, biaya rehabilitasi dan santunan berupa uang yaitu santunan sementara tidak mampu bekerja sesuai dengan hak dari tenaga kerja yang disebutkan dalam Pasal 9 Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Akan tetapi pada saat operasi pelepasan alat bantu (orthese) pen pada tulang kaki kiri Saudara Nurrohim yang patah, perusahaan tidak melaksanakan tanggung jawabnya yaitu dengan tidak mengajukan klaim atas biaya tersebut, yang mana operasi pelepasan alat bantu
8 (orthese) pen ini termasuk dalam biaya rehabilitasi, dan juga perusahaan yang tidak segera melaporkan kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda mengenai keadaan Saudara Nurrohim yang setelah operasi pemasangan alat bantu (orthese) pen dan menjalani perawatan di Rumah Sakit dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawatnya. Kendala yang dihadapi oleh Saudara Nurrohim untuk mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja akibat dari kecelakaan kerja adalah penerapan Pasal 9 huruf c Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang tidak diperhatikan oleh PT. Sagatrade Muni, dimana perusahaan tidak melaksanakan tanggung jawabnya yaitu tidak mengklaim kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda mengenai biaya operasi pelepasan alat bantu (orthese) pen Saudara Nurrohim yang tulang kaki kirinya patah akibat kecelakaan, yang mana hal ini juga termasuk dalam biaya rehabilitasi. Lalu kendala yang kedua adalah kebijakan perusahaan yang tidak mau mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda, Saudara Nurrohim telah meminta kepada pihak perusahaan untuk mengajukan klaim biaya rehabilitasi kepada PT. Jamsostek Cabang Samarinda, namun perusahaan tidak mau mengajukan klaim yang menurut staf HRD PT. Sagatrade Murni Kota Samarinda mengatakan bahwa alasan perusahaan tidak sepenuhnya mengajukan klaim pada biaya rehabilitasi kepada PT. Jamsostek adalah karena perusahaan telah mengurus biaya rehabilitasi berupa biaya operasi pemasangan alat bantu (orthese) yaitu pen pada tulang kaki kiri Saudara Nurrohim yang patah, dan juga perusahaan telah memberikan bantuan dana lain di luar biaya tanggungan PT. Jamsostek. Sehingga dari kebijakan perusahaan yang tidak mau mengajukan klaim ini mengakibatkan Saudara Nurrohim harus membayar sendiri operasi pelepasan alat bantu (orthese) pen pada kaki kirinya. Saran dari penelitian ini adalah seharusnya perusahaan lebih aktif dalam melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara yaitu PT. Jamsostek
9 setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacat atau meninggal dunia, dan juga perusahaan harus lebih memperhatikan dan mengurus hak-hak dari tenaga kerjanya agar tidak merugikan tenaga kerja tersebut. Dan juga seharusnya perusahaan tidak membuat kebijakan yang dapat merugikan tenaga kerja untuk mendapatkan hak-haknya sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Tenaga Kerja yang tidak mendapatkan hak-haknya juga dapat meminta bantuan kepada Serikat Kerja karena peran Serikat Kerja adalah bertanggung jawab untuk memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Lalu diperlukan juga adanya sosialisasi dari Dinas Tenaga Kerja mengenai tempat pengaduan bagi tenaga kerja yang merasa haknya tidak dipenuhi oleh perusahaan. Serta pihak perusahaan dan tenaga kerja dapat mengambil jalan tengah yaitu dengan cara bernegosiasi dalam mengatasi hal ini sehingga tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Daftar Pustaka A. Buku Amiruddin, Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Asikin, Zainal, Agusfian Wahab, Lalu Husni, Zaeni Asyhadie, 2006, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Dirdjosisworo, Soedjono, 1983, Pengantar Ilmu Hukum, Rajawali, Jakarta. Djumialdji, F.X, 1997, Perjanjian Kerja, Bumi Aksara, Jakarta. G., Kartasapoetra, Rience Indraningsih, 1982, Pokok-Pokok Hukum Perburuhan, Cet. 1, Armico, Bandung. Husni, Lalu, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Cetakan Keempat, Jakarta. Kertonegoro, Sentanoe, 1999, Hubungan Industrial, Hubungan Antara Pengusaha dan Pekerja (Bipartid) dan Pemerintah (Tripartid), YKTKI, Jakarta. Khakim, Abdul, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
10 Marzuki, Peter Mahmud, 2010, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta. Muhammad, Abdulkadir, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Cet.1, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Prinst, Darwin, 1994, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Buku Pegangan Pekerja Untuk Mempertahankan hak-haknya), Citra Aditya Bakti, Bandung. Sapoetra, G. Karta, RG. Widianingsih. 1982, Pokok-Pokok Hukum Perburuhan, Armico, Bandung. Sastrohadiwiryo, B. Siswanto, 2003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administrasi Dan Operasional, Bumi Aksara, Jakarta. Sutedi, Adrian, 2009, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI Pres, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-PREES, Jakarta. Soepomo, Iman, 1985, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta. Syarifin, Pipin, 1999, Pengantar Ilmu Hukum, CV. Pustaka Setia, Bandung. Toha, Haili, Pramono, 1987, Hubungan Kerja Antara Majikan Dan Buruh, Cet. 1, Bina Aksara, Jakarta. Wahab, Agisfian, Zainal Asikin, Lalu Husni, Zaeni Asyhadie, 1993, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Cet. 5, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Wijayati, Asri, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta. B. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : PER- 12/MEN/VI/2007 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, Dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
11 C. Dokumen Hukum, Hasil Penelitian, Skripsi dan Tesis Arabia, 2012, Analisis Terhadap Pembayaran Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja Pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Samarinda (Studi Kasus Kecelakaan Kerja Atas Nama Mustangin Arifin Karyawan PT. Kharisma Rancangadi Pratama), Skripsi, Fakultas Kukum, Universitas Mulawarman, Samarinda. Geafrianza, 2011, Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Melalui Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) pada PT. Anugrah Bara Kaltim di Kutai Kartanegara, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Mulawarman, Samarinda. Jupenris Sidauruk, 2009, Kajian Hukum Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PT. Indonesia Asahan Aluminium (Studi pada PT. Indonesia Asahan Aluminium, Kuala Tanjung, Batubara), Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan. D. Artikel Jurnal Ilmiah, Artikel Koran, Artikel Internet, dan Makalah Seminar Artikel berjudul Prospek Dan Tantangan Terhadap Peran Jamsostek Dalam Melindungi Dan Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja, online.com, diakses tanggal 20 Desember Artikel berjudul Sekilas Mengenal Kecelakaan Kerja, diakses tanggal 6 Februari Artikel berjudul Pengertian Hukum Menurut Para Ahli, diakses tanggal 20 Desember Artikel berjudul Pengertian, Unsur, Ciri, Sifat, Fungsi dan Tujuan Hukum, diakses tanggal 23 Desember Artikel berjudul Definisi Hukum Perburuhan Menurut Pendapat Para Ahli Hukum, diakses tanggal 22 Desember Artikel berjudul Materi Hukum Tenaga Kerja, diakses tanggal 22 Desember Artikel berjudul Konsep Dasar Hubungan Industrial, diakses tanggal 24 Desember Artikel berjudul Pengertian Tanggung Jawab, diakses tanggal 15 Januari 2013.
12 Artikel berjudul Pengertian Dan Definisi Perusahaan, diakses tanggal 15 Januari Artikel berjudul Perusahaan, diakses tanggal 15 Januari Artikel berjudul Perusahaan, diakses tanggal 15 Januari 2013 Pukul Wita. Artikel berjudul Mengenal Ilmu Rehabilitasi Medik, diakses tanggal 24 Januari 2013 Pukul Wita. Artikel berjudul Rehabilitasi Medik, diakses tanggal 24 Januari 2013 Pukul Wita. Artikel berjudul Pengertian Tanggung Jawab Hukum, l%2fitem, diakses tanggal 8 Februari 2013 Pukul Wita.
BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil setelah dilakukannya penelitian maka dapat disimpulkan, antara lain :
69 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil setelah dilakukannya penelitian maka dapat disimpulkan, antara lain : 1. Pelaksanaan jaminan sosial bagi pekerja harian lepas pada PT. Limpah Sejahtera
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA OLEH PT. JAMSOSTEK PADA KARYAWAN KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPEGTEL) JEMBER
SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA OLEH PT. JAMSOSTEK PADA KARYAWAN KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPEGTEL) JEMBER ARIZA VIANITA NIM 030710101017 UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya, ditarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dalam tesis ini, yaitu : 1. Pengaruh
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdul Khakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Edisi Revisi, CitraAditya Bakti, Bandung, 2007.
DAFTAR PUSTAKA 1. Buku-Buku Abdul Khakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Edisi Revisi, CitraAditya Bakti, Bandung, 2007. Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta, Sinar Grafika.
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pelaksanaan. Hotel Poncowinatan, dapat disimpulkan bahwa pihak pemberi
65 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pelaksanaan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Pemeliharaan Kesehatan bagi Pekerja di Hotel Poncowinatan, dapat disimpulkan
Lebih terperinciPENULISAN HUKUM. Oleh : SHOFY NABILA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM 2013
TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA MINIMARKET PADA MALAM HARI DI WILAYAH HUKUM KABUPATEN MALANG (Studi di Minimarket Indomaret Kecamatan Singosari, Dau, Karangploso) PENULISAN HUKUM Oleh
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pelaksanaan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi Pekerja di PT.STTC (Sumatra Tobacco Trading Company) Pematangsiantar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan a. Latar belakang masalah Dewasa ini peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai sektor
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUBUNGAN KERJA, PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL KECELAKAAN KERJA
23 BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUBUNGAN KERJA, PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL KECELAKAAN KERJA 2.1 Hubungan Kerja 2.1.1 Pengertian hubungan kerja Manusia selalu dituntut untuk mempertahankan hidup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA, JAMINAN SOSIAL, DAN BPJS KETENAGAKERJAAN
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA, JAMINAN SOSIAL, DAN BPJS KETENAGAKERJAAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Pekerja 2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Tenaga Kerja Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciLex Privatum Vol. V/No. 5/Jul/2017
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA YANG BEKERJA DI MALAM HARI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN 1 Oleh: Ayu Wahyuni Maku 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat oleh pemegang kekuasaan yang berwenang, norma hukum dapat berbentuk norma hukum tertulis maupun
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. kesehatan kerja bagi pekerja yang dipekerjakan di Basement Galeria Mall
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja yang dipekerjakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.718, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Program Jamsostek. Di luar Hubungan Kerja. Pedoman. Perubahan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
Lebih terperinci3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik I
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.24/MEN/VI/2006
Lebih terperinciProsiding Ilmu Hukum ISSN: X
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Mediasi antara Serikat Pekerja dengan PT Andalan Fluid di Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi Kota Bogor
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. A. Buku Buku
146 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Buku Agusmidah, Politik Hukum dalam Hukum Ketenagakerjaan Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan, Disertasi, SPS USU, Medan 2006. Aloysius Uwiyono, Implikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perombakan struktural dalam cara dan sumber kehidupan yang berakibat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan yang ditandai dengan perkembangan mekanisasi dan otomatisasi industri, peningkatan pengunaan sarana moneter serta perubahan keseimbangan penduduk
Lebih terperinciBAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN
BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN 2.1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Dalam pasal 1 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Replubik Indonesia Nomor Kep.100/Men/VI/2004
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Asikin, Zainal (ed), 1993, Dasar-Dasar Huku Perburuhan, Raja Grafindo. Tenaga Kerja, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU - BUKU Asikin, Zainal (ed), 1993, Dasar-Dasar Huku Perburuhan, Raja Grafindo Persada, Jakarta Basani, Undang-Undang Ketenagakerjaan Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja, Jakarta Budiono,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.154, 2015 KESRA. Jaminan Sosial. Kecelakaan Kerja. Kematian. Program. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714). PERATURAN
Lebih terperinciPERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA WANITA YANG SEDANG HAMIL
PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA WANITA YANG SEDANG HAMIL ABSTRACT oleh Rezki Permatawati Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana Some companies that require women to voluntarily
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA. 1. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Jasa
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA 1. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Jasa Konstruksi a. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dalam hidupnya,
Lebih terperinciFrendy Sinaga
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 2 Nomor 12 (2013) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2013 TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ANJURAN YANG DIKELUARKAN MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.212, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan. Aparatur Sipil Negara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciJURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 9 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN ALIH DAYA (OUTSOURCING) ANTARA PDAM DENGAN
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Ta
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1045, 2017 KEMENAKER. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia. Program. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Jaminan tersebut dimungkinkan dapat menyelesaikan masalah-masalah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Asikin, Zainal dkk Dasar-dasar Hukum Perburuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
108 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Asikin, Zainal dkk. 2006. Dasar-dasar Hukum Perburuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Asyhadie, Zaeni. 2008. Aspek-aspek Hukum Jaminan Sosial Kerja. Jakarta:Rajawali. Departemen
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Yogyakarta terdapat beberapa penyimpangan yang telah dilakukan owner
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah saya lakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Perlindungan waktu istirahat dan upah Shopkeepers di Origin Merch, Sleman,
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2076, 2015 KEMENAKER. Jaminan. Kecelakaan Kerja. Kematian. Usaha Jasa Kontruksi. Program Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciA. Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga
BAB II PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI PEGAWAI PD. PASAR KOTA MEDAN A. Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dasar hukum pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unjuk rasa. Penanganan pengupahan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengupahan merupakan masalah yang sangat krusial dalam bidang ketenagakerjaan bahkan apabila tidak profesional dalam menangani tidak jarang akan menjadi potensi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2015 ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan. Aparatur Sipil Negara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciLAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN I. MANFAAT JAMINAN KECELAKAAN KERJA Peserta penerima
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA JASA KONSTRUKSI DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang
Lebih terperinciPEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PADA PT. TRICON BANGUN SARANA DI JAKARTA UTARA
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PADA PT. TRICON BANGUN SARANA DI JAKARTA UTARA Oleh Michael Johan Mowoka I Made Udiana I Nyoman Mudana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT There are
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi diarahkan antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada hakekatnya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Pembangunan
Lebih terperinciKey word : Application, Safety Protection, Factorr, workers.
PERLINDUNGAN TERHADAP KESELAMATAN PEKERJA DI PT TELEKOMUNIKASI Tbk DENPASAR Oleh : Ni Nyoman Agnis Ratna Dewi I Gusti Nyoman Agung I Ketut Sandhi Sudarsana Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Swalayan 24 Jam tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang, pelaksanaan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu petugas
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. dapat diperoleh kesimpulan bahwa : bekerja selama 12 (dua belas). ini berhak untuk mendapatkan cuti tahunan.
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan terhadap hasil analisis BAB II tersebut diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa : a. Undang Undang No 13 Tahun 2003 tidak ada menulis bahwa pekerja
Lebih terperinci2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
No.1510, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Peserta Penerima Upah. Jaminan Kecelakaan Kerja. Jaminan Kematian. Jaminan Hari Tua. Tata Cara Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
Lebih terperinciNOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undangundang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-24/MEN/VI/2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-24/MEN/VI/2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA YANG MELAKUKAN PEKERJAAN
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS. tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut hanya diatur
BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS A. Tinjauan Umum Perjanjian Kerja Dengan telah disahkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUKK), maka keberadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam hidupnya menghadapi ketidakpastian, baik itu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja Manusia dalam hidupnya menghadapi ketidakpastian, baik itu ketidakpastian spekulatif maupun ketidakpastian murni yang selalu menimbulkan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dilakukan analisis maka,
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dilakukan analisis maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja pihak PT.Adhi Persada Gedung
Lebih terperinciJURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 9 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 TINJAUAN YURIDIS PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA SAMARINDA TERHADAP USAHA
Lebih terperinciPELAKSANAAN PROGRAM JAMSOSTEK DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA. DAHLIA Dosen Fakultas Hukum UNISRI
PELAKSANAAN PROGRAM JAMSOSTEK DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA DAHLIA Dosen Fakultas Hukum UNISRI Abstract: Jamsostek program is a form of economic and social protection programs
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-24/MEN/VI/2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER24/MEN/VI/2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA YANG MELAKUKAN PEKERJAAN
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN Oleh I Dewa Ayu Trisna Anggita Pratiwi I Ketut Keneng Bagian Hukum Perdata
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pemutusan Hubungan Kerja antara lain:
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1) Implementasi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan terhadap perusahaan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Upaya hukum yang dilakukan pekerja outsourcing dalam. negosiasi terhadap atasan atau pengusaha PT. Vidya Rejeki Tama.
72 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Upaya hukum yang dilakukan pekerja outsourcing dalam meningkatkan upah di PT. Vidya Rejeki Tama yang ditempatkan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah melakukan pembicaraan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. bekerja pada malam hari dapat ditarik kesimpulan:
71 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa mengenai perlindungan hukum yang diberikan Rumah Sakit Harapan Kota Magelang terhadap perawat yang bekerja pada malam hari dapat ditarik kesimpulan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan negara Indonesia dirumuskan dalam Undang-undang. Dasar Tahun Untuk menggapai cita-cita bangsa Indonesia dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan negara Indonesia dirumuskan dalam Undang-undang Dasar Tahun 1945. Untuk menggapai cita-cita bangsa Indonesia dilakukan dengan cara pembangunan disegala
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Lebih terperinciJAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Latar Belakang Peranan tenaga kerja dalam perkembangan pembangunan dan semakin meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha risiko tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerja/buruh adalah tulang punggung perusahaan adagium ini nampaknya biasa saja, seperti tidak mempunyai makna. Tetapi kalau dikaji lebih jauh akan kelihatan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 14, 1992 (TENAGA KERJA. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3468)
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. bahwa faktor penyebab pemilik Perusahaan Furniture Anak Yogyakarta tidak
71 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan data yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor penyebab pemilik Perusahaan Furniture Anak Yogyakarta tidak mengikutsertakan pekerjanya
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA D TRSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUS MENTERI TENAGA KERJA D TRSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.174 /MEN/VII/2005 TENTG PENUNJUK PT. JAMSOSTEK (Persero) BAGAI PENYELENGGARA
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP TENAGA KERJA HARIAN LEPAS PADA PT. TAMBANG DAMAI DI SAMARINDA
IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP TENAGA KERJA HARIAN LEPAS PADA PT. TAMBANG DAMAI DI SAMARINDA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA
1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA 2.1 Perlindungan Hukum Perlindungan hukum merupakan suatu hal yang melindungi subyek-subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN ATAS KARYAWAN PT. CANTIKA MANDIRI PRATAMA DENGAN PT. JAMSOSTEK CABANG JAMBI
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN ATAS KARYAWAN PT. CANTIKA MANDIRI PRATAMA DENGAN PT. JAMSOSTEK CABANG JAMBI Oleh : H. Abdul Hariss, S.H., M.H. Prof. Madya Dr. Rusniah Bt Ahmad
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
145 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam uraian pembahasan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan penerapan sanksi bagi
Lebih terperinci6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER. 12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pemba
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 609 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELESAIAN KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Tv One Yogyakarta), bahwa dapat ditarik kesimpulan dalam Pelaksanaan
101 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian bab sebelumnya mengenai pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja bagi wartawan kontributor televisi (studi kasus terhadap Kantor Biro Tv One Yogyakarta),
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan: Hak, Tunjangan dan Perlindungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran Dinas Tenaga Kerja Dan
1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Berdasarkan pembahasan diatas dan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI UU NO. 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMSOSTEK PADA PT. RIMBA MATOA LESTARI DI KABUPATEN JAYAPURA
IMPLEMENTASI UU NO. 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMSOSTEK PADA PT. RIMBA MATOA LESTARI DI KABUPATEN JAYAPURA, SH.,MKn 1 Abstrak : PT. Rimba Matoa Lestari Kabupaten Jayapura Belum Melindungi Tenaga Kerja dari
Lebih terperinciLex Administratum, Vol. II/No.1/Jan Mar/2014
ANALISA TENTANG PERLINDUNGAN BURUH DITINJAU DARI HUKUM KETENAGAKERJAAN 1 Oleh : Iskandar Christian Salasa 2 A B S T R A K Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian hukum kepustakaan yakni dengan
Lebih terperinciS I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH : HUKUM PERBURUHAN & KETENAGAKERJAAN
S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH JUMLAH SKS PRASYARAT : HUKUM PERBURUHAN & KETENAGAKERJAAN : WAJIB (LOKAL) : HKT4007 : 3 SKS : PIH DAN PHI B. DESKRIPSI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 609 TAHUN 2012 TENTANG
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 609 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELESAIAN KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional harus didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 yang diarahkan pada peningkatan harkat, martabat, dan kemampuan manusia serta kepercayaan pada
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional sebagai pengamalan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP PEKERJA MAGANG DI PT
1 PERLINDUNGAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP PEKERJA MAGANG DI PT. BAKRIE TOSANJAYA MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) Oleh Denise Sheren Diandra Suatra
Lebih terperinciANALISIS KETENTUAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PEREMPUAN PADA MALAM HARI DI ALFAMART KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR
23 ANALISIS KETENTUAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PEREMPUAN PADA MALAM HARI DI ALFAMART KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR Oleh: AYU ANDIRA Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan orang lain karena keterbatasan modal bahkan sebaliknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era kehidupan yang serba sulit seperti saat ini, manusia harus dapat melakukan sesuatu hal agar dapat bertahan hidup, untuk itu manusia dituntut bekerja
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka. dalam penulisan tesis ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
107 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dalam penulisan tesis ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengawasan Ketenagakerjaan oleh
Lebih terperinciBAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENGAGA KERJA
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENGAGA KERJA A. Penyelenggaraan Program Jamsostek Penyelenggaraan Program jamsostek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya dapat meraih keberhasilan. Selain itu pemanfaatan pasar kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi khususnya di sektor ketenagakerjaan akan menghadapi tantangan yang cukup besar, persaingan antara dunia usaha akan semakin ketat dan penggunaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang
11 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak, sehingga membutuhkan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk menyerap tenaga
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a bahwa sebagai pelaksanaan Pasal
Lebih terperinciJAMINAN SOSIAL YANG DITERAPKAN TERHADAP TENAGA KERJA KONTRAK. (Studi di PT Tyfountex Indonesia)
JAMINAN SOSIAL YANG DITERAPKAN TERHADAP TENAGA KERJA KONTRAK (Studi di PT Tyfountex Indonesia) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum pada
Lebih terperinciWALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir ini perhatian pemerintah dan publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan berkembangnya organisasi
Lebih terperinciBAB II PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN JAMSOSTEK OLEH PENGAWAS KETENAGAKERJAAN. A. Gambaran Umum Seputar Pengawas Ketenagakerjaan
23 BAB II PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN JAMSOSTEK OLEH PENGAWAS KETENAGAKERJAAN A. Gambaran Umum Seputar Pengawas Ketenagakerjaan 1. Pengertian Pengawas Ketenagakerjaan Ada banyak
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN Dalam bab ini penulis mendiskripsikan hasil pengamatan mengenai prosedur pendaftaran dan pembayaran program jaminan jasa konstruksi di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Lebih terperinciProsiding Ilmu Hukum ISSN: X
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang Disebabkan Karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di PT. Planet Electrindo Berdasarkan Putusan Nomor 323K/Pdt.Sus-PHI/2015
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER-12/MEN/VI/2007
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM DAN PENGAWASAN PEKERJA PEREMPUAN MALAM HARI
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM DAN PENGAWASAN PEKERJA PEREMPUAN MALAM HARI A. Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum terhadap Pekerja Perempuan Malam Hari 1. Pengertian Perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan ini tak ada seorangpun yang dapat memprediksi atau meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan baik dan sempurna. Meskipun telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13
BAB I PENDAHULUAN PEMBERIAN UPAH LEMBUR TERHADAP PEKERJA YANG BEKERJA DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
Lebih terperinciPERLINDUNGAN TERHADAP HAK-HAK NORMATIF KARYAWAN AKIBAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE DENPASAR
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK-HAK NORMATIF KARYAWAN AKIBAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE DENPASAR Oleh : I Gusti Ngurah Alit Jaya Praditha I Nyoman Mudana I Nyoman
Lebih terperinci