BAB I PENDAHULUAN. beban bagi masyarakat karena populasi usia lanjut meningkat. Hal ini berarti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. beban bagi masyarakat karena populasi usia lanjut meningkat. Hal ini berarti"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatkan angka harapan hidup (life expectancy). Badan kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan angka harapan hidup orang Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,2 juta orang, dan usia menopause diperkirakan sebanyak 30,3 juta orang. Saat ini angka harapan hidup wanita Indonesia sudah cukup berhasil karena angka harapan hidup bangsa kita telah meningkat, angka harapan hidup ini membawa beban bagi masyarakat karena populasi usia lanjut meningkat. Hal ini berarti kelompok risiko dalam masyarakat menjadi lebih tinggi (Notoatmodjo, 2007). Pada akhir abad ini Indonesia telah ditemukan sebanyak 8-10% lansia dimana jumlah wanita lebih banyak di bandingkan dengan jumlah laki-laki. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia tahun seperempat lagi akan terus menstruasi sampai melewati sebelum usia 45 tahun (Admin, 2007) dalam (kuswita 2012). Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi dan berakhir pada awal senium yang biasanya terjadi pada wanita berumur tahun. Masa ini di tandai dengan berbagai macam keluhan antara lain keluhan vegetatif. Pada permulaan klimakterium kesuburan menurun, pada masa pramenopause terjadi kelainan perdarahan, sedangkan pada masa pasca menopause terdapat gangguan vegetatif, psikis dan organis. Gangguan vegetatif biasanya berupa rasa panas dan 1

2 2 perasaan jantung berdebar-debar. Dalam pasca menopause dan seterusnya dalam masa senium fungsi ovarium menurun karena ovarium menjadi tua sehingga siklus ovarium yang terjadi dari pertumbuhan folikel, ovulasi dan pembentukan korpus lutium tidak terjadi (Yani. W, 2009) dalam (Kuswita 2012). Klimakterium merupakan sebutan untuk periode transisi secara keseluruhan, didefinisikan sebagai fase proses penuaan yang di lewati wanita selama tahap reproduktif ke nonreproduktif. Istilah klimakterium digunakan untuk menyatakan istilah paruhbaya, biasanya terjadi perubahan sistem reproduksi 7-10 tahun yang berkulminasi pada periode menstruasi terakhir (Varney, 2006). Keluhan yang timbul dan dirasakan oleh setiap wanita pada masa klimakterium berupa haid tidak teratur, semburan panas didaerah dada, leher yang menyebar dari wajah sampai kulit kepala (hot flushes), berkeringat pada malam hari (ninght sweat), jantung berdebar-debar, sakit kepala, insomnia, nyeri sendi, nyeri otot, cepat lelah dan gairah seks yang menurun. Pada klimakterium selain perubahan fisik terjadi juga perubahan psikologi seperti cemas, depresi dan mudah tersinggung. Sedangkan untuk jangka panjang efek yang harus diperhatikan adalah osteoporosis (tulang keropos). (Jama, 2002). Klimakterium adalah bagian dari pramenopause sebelum terjadinya menopause masa ketika siklus menstruasi cenderung tidak teratur dan selama waktu tersebut pada wanita mungkin mengalami gejala klimakterium hot flash (kemerahan yang terasa panas) pada bagian kulit kepala, dada,wajah hingga leher. Setelah fase menopause maka beranjak mendaki anak tangga ke fase pasca menopause yang di

3 3 istilahkan dengan titik akhir yang tidak di tetapkan dengan baik hingga gejala hilang atau setelah berhentinya menstruasi (varney, 2006). Usia pertengahan wanita adalah usia 40 tahun hingga 60 tahun. Tanda yang paling penting pada masa ini adalah menopause. Menopause merupakan berhentinya menstruasi. Sebelum wanita memasuki masa menopause ada beberapa tahap yang harus di lewati yaitu masa pramenopause, menopause dan pasca menoupause. Masa ini lebih tepat disebut masa klimakterium (llewllyn, 2006). Menopause merupakan masa yang sangat penting untuk diketahui oleh seorang wanita agar mereka bisa menerima, siap menghadapi masa peralihan tanpa ada rasa takut dari tanda dan gejala menopause yang timbul serta dapat menerima perubahan-perubahan fisik atau perubahan kondisi dalam tubuh yang terjadi saat memasuki masa menopause pada seorang wanita. Menopause merupakan hal yang kodrati dan alamiah yang akan dialami setiap wanita. Apa yang dirasakan wanita menopause berbeda-beda, hal ini dikarnakan kondisi, pengetahuan dan penerimaan wanita itu sendiri. Gejala-gejala yang di tampakkan pada saat menopause seperti wajah terasa panas dan kemerahan, vagina kering dan suasana hati yang berubah-ubah. Pada beberapa wanita, gejala-gejala ini hampir tidak tampak, sedangkan pada sebagian yang lain, gejala-gejala ini dapat terasa berat dan menyusahkan (Indriani, 2007). Semua hal tersebut sangat tergantung kepada penerimaan diri wanita tersebut. Penerimaan diri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Proses menerima diri perlu didasari dengan pengetahuan yang mendalam tentang diri. Seseorang sebelum

4 4 menerima sesuatu biasanya mencoba ingin mengetahui hal-hal yang terkait dengan sesuatu yang hendak diterimanya. Setelah mengetahui barulah seseorang mau menerimanya. Misalnya, wanita klimakterium yang akan memasuki masa menopause, setelah mengetahui bahwa menopause itu akan terjadi pada setiap wanita maka dirinya akan dapat menerima, sebaliknya jika wanita tersebut tidak tahu apa itu menopause atau tidak mengetahui tanda gejala atau informasi tentang menopause, maka orang tersebut tidak bisa menerima perubahan yang akan terjadi pda masa menjelang menopause tersebut. Hidup adalah misteri, tidak ada yang tahu akan kejadian hari esok termasuk jalan hidup seseorang. Sepanjang perjalanan hidup seseorang, banyak peristiwa yang terjadi, ada yang sedih, menyenangkan, menyakitkan, dan lain-lain. Tak jarang dari beberapa peristiwa yang dilalui seseorang mampu mengubah jalan hidupnya. Misalnya, memasuki masa klimakterium atau menopause yang memiliki tanda dan gejala hot plash (kemerahan yang terasa panas) pada bagian kulit kepala, dada, wajah hingga leher dan lain sebagainya (Admin, 2010). Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa Hinalang Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir terdapat 117 KK dengan jumlah penduduk yaitu 454 orang, dimana wanita klimakterium fase pramenopause terdapat 39 orang. Berdasarkan hasil pengumpulan data awal yang penulis terhadap 10 orang wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir, dari hasil wawancara tersebut didapatkan bahwa 3 orang memiliki pengetahuan baik tentang menopause dan selebihnya memiliki pengetahuan rendah dan tidak baik tentang menopause, dari 3

5 5 orang wanita klimakterium yang berpengetahuan baik, semuanya menyatakan dapat menerima perubahan yang akan terjadi dalam menghadapi masa menopause, sedangkan 7 orang yang pengetahuan rendah, 4 orang menyatakan dapat menerima perubahan yang timbul dalam menghadapi masa menopause, hal ini bisa terjadi karena wanita klimakterium tersebut tau sedikit banyaknya tentang masalah-masalah ketidakteraturan haidnya dengan bertanya kepada bidan setempat, 3 orang yang berpengetahuan tidak baik menyatakan tidak melakukan apapun atau biasa-biasa saja. Beberapa masalah yang muncul pada wanita klimakterium yang ada di Desa Hinalang Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015 berupa susah tidur, merasa panas, mudah marah terhadap orang sekitar atau lebih sensitif sehingga menganggap keluhan keluahan tersebut sebagai sebuah masalah dan dapat mengganggu keadaan atau terdapat perubahan pada wanita tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti Hubungan pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana hubungan pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir.?

6 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Tujuan Khusus 1. Untuk melihat pengetahuan wanita tentang klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir. 2. Untuk melihat penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir. 3. Hubungan pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir 1.4. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti Sebagai upaya untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya tentang klimakterium Bagi Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Sebagai informasi dalam upaya meningkatkan penerimaan diri menghadapai klikmakterium.

7 Bagi Tenaga Kesehatan Bagi tenaga kesehatan agar meningkatkan penerimaan diri menghadapai klikmakterium pada wanita dengan memberikan penyuluhan kepada ibu Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selajutnya sebagai referensi pengembangan ilmu kesehatan masyarakat, khususnya yang terkait dengan klikmakterium.

8 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Dalam wikipedia dijelaskan; pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. 8

9 Kategori Pengetahuan Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu: a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar % dari seluruh petanyaan b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh pertanyaan c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40-55% dari seluruh pertanyaan Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengatahuan yang paling rendah b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi harus dapat

10 10 menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). d. Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. f. Evaluasi Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek 2.2. Klimakterium Pengertian Menurut sarwono, (2007) klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium. Klimakterium bukan suatu keadaan patologik,

11 11 melainkan suatu masa peralihan yang normal. Masa klimakterium di mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun setelah menopause. Dengan demikian lamanya masa klimakterium lebih kurang 13 tahun. Klimakterium adalah keadaan wanita dengan perubahan dari kehidupan reproduksi aktif menjadi reproduksi tidak aktif, menstruasi mengalami perubahan tidak teratur, dan terjadi penurunan reproduksi estrogen yang dapat menimbulkan gejala klinis. Menurut Derek Lliwellyn (2006) usia pertengahan pada seorang wanita adalah usia 40 tahun hingga 60 tahun. Pada masa ini seorang wanita akan mengalami menopause yang berarti berhentinya menstruasi. Sebelum wanita memasuki menopause ada beberapa tahap yang harus dilewati yaitu masa pramenopause, menopause dan pascamenopause. Masa ini lebih tepat disebut masa klimakterium. Semakin lanjut usia seorang wanita jumlah folikel makin sedikit yang tersisa didalam ovarium dan kadar estrogen mulai menurun dengan cepat, ketika hal ini terjadi, kadar FSH terus meningkat demikian juga LH dan mencapai puncaknya pada masa menopause. Kadar gonadotropin sirkulasi yang tinggi menetap saat itu. Sisa folokel ovarium menjadi lebih resisten terhadap kadar FSH yang tinggi dan sekresi estrogen semakin berkurang maka terjadi oligomenore dan kemudian amenore Tanda dan gejala Menurut Endang Purwoastuti 2008 (kuswita, 2012) menyatakan secara garis besar tanda dan gejala yang terjadi pada masa klimakterium dapat di bedakan menjadi 2, yaitu:

12 12 a. Secara fisiologis Gejala secara fisiologis dapat diamati berdasarkan perubahan yang terjadi pada organ reproduksi, anggota tubuh lainnya dan adanya gejala klinis. 1. Perubahan pada organ reproduksi Pada masa klimakterium organ reproduksi mengalami perubahan berupa penciutan (atrofi). Hal ini terjadi pada rahim (uterus) yang mengecil, lipatan tuba (saluran telur) menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, rambut getar dalam tuba (silia) menghilang, ovarium mengeras, tidak lagi mengandung korpus luteum, selaput pembungkusnya (tuneka albugenia) menebal, servik akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina, lipatan-lipatan vagina (rugae) menghilang, menurunnya elastisitas, secret vagina menjadi encer dan terjadi pengerutan pada lipatan vulva. 2. Perubahan pada anggota tubuh lain Perubahan yang dapat terjadi pada anggta tubuh lain adalah menghilangnya kekuatan dan elastisitas dasar panggul akibat atrofi dan melemahnya daya sokong, lemak dibawah kulit menghilang, otot anus dan perineum mengalami pengerutan sehingga dapat melemahkan fungsinya, aktifitas kendali otot kandung kemih menurun sehingga lebih sering buang air kecil (BAK), serta bentu payudara akan mengecil, mendatar dan mengendor. 3. Gejala klinis Gejala klinis yang sering terjadi pada masa klimakterium sebagai akibat turunnya fungsi ovarium, yaitu berkurangnya kadar hormone estrogen dan

13 13 progesterone ini menyebabkan keluhan seperti perasaan panas (hot flushes) yang terjadi pada wajah dan tubuh bagian atas (seperti leher dan dada), keringat berlebih pada malam hari, insomnia dan iritasi kulit. b. Secara psikologis Perubahan psikologis yang terjadi dapat berupa mudah tersinggung, rasa cemas, kekhawatiran, depresi, sulit mengingat dan hilangnya konsentrasi. Menurut dini kasdu (2007) dalam (kuswita, 2012) selain fisik perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa klimakterium. Perubahan psikis pada masa ini sangat tergantung pada masingmasing individu dan pandangan mereka terhadap masa klimakterium. Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa yang lebih baik. Tingkat pengetahuan mempengaruhi konsep diri wanita dalam menghadapi menopause karena sebagian besar wanita pada masa klimakterium merasakan berbagai macam keluhan. Keluhan yang timbul pada masa klimakterium disebabkan karena kekurangan hormone estrogen, maka pengobatan yang tepat adalah dengan pemberian hormone estrogen. Penggunaan terapi hormone dalam jangka panjang dapat mencegah seorang wanita menopause atau pascamenopause dari penyakit jantung korner (PJK) dan keropos tulang (osteoporosis). Perlu disadari bahwa pengobatan bukan untuk mencegah terjadi proses penuaan melainkan untuk menjadikan usia tua lebih cerah. Selain terapi hormone hal yang penting menurut August Burns (2005) dalam (Kuswita, 2012), adalah

14 14 menjaga dan merawat kesehatan agar tetap sehat pada masa klimakterium dan pada usia tua seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi, olah raga yang teratur, dan menghindari makanan yang mengandung kafein karena zat tersebut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan susah tidur. Persiapan lain yang dapat dilakukan oleh seorang wanita dalam menghadapi menopause adalah memperluas wawasan pengetahuan tentang klimakterium dan menopause.gejala klimakterium yang umum, keadaan patologis yang mendasari,dan beberapa uji diagnotik yang berguna, gejala yang terjadi berupa gangguan menstruasi, osteoporosis dan sindrom klimakterium. (Rabe, 2003). Klimakterium yang dimulai 5 tahun sebelum periode fisiologi regrisi/perubahan ovarium (menopause), ditandai dengan peningkatan FSH dan penurunan kadar inhibin (Naylor, 2004). Dalam masa klimakterium ada beberapa fase dilewati oleh seorang wanita yaitu: a. Fase Pramenopause Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologi/kejiwaan, serta terjadi perubahan fisik. Menurut Ali Baziad (2003) fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya masa klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang tidak yang relative banyak dan kadang-kadang disertai nyeri haid

15 15 (dismenore). Selain itu menurut sarwono, (2007) fase ini berlangsung kirakira 6 tahun sebelum menopause. b. Fase menopause Pada ini terhentinya menstruasi perubahan dan keluhan psikologi semakin menonjol terjadi pada usia antara tahun. Menurut sarwono (2007) menopause adalah haid terakhir atau saat terjadi haid terakhir. c. Fase pascamenopause Fase ini merupakan fase setelah menopause. Pada masa ini wanita sudah mulai beradapasi terhadap perubahan psikologi dan fisik.menurut sarwono (2007), fase ini terjadi kira-kira 6-7 tahun setelah menopause, ada berbagai macam tanda dan gejala yang terjadi pada masa klimakterium Menopause Pengertian Menopause adalah usia dimana terhentinya menstruasi secara permanen selama 6 bulan dan usia rata-rata menopause adalah usia 51 tahun (Naylor, 2004). Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir, diagnosis menopause dibuat setelah amenorea sekurang-kurangnya satu tahun, berhentinya haid dapat didahului oleh siklus yang lebih panjang dengan pedarahan yang berkurang, umum terjadi menopause di pengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum dan pola kehidupan (Sarwono, 2007).

16 16 Menurut Varney 2006, Usia median menopause untuk kelompk wanita 51,3 tahun hanya pada wanita yang perokok yang ditemukan berkaitan dengan menopause dini sekitar 15 tahun. Rentan usia menopause pada sebagian besar wanita antara lain usia 48 dan 55 tahun. Sekitar 1% usia 40 tahun yang dianggap kegagalan ovarium premature akibat penyempitan vaskulatur ovarium atau bawaan genetik yang diperkirakan berperan paling penting dalam etiologi Gejala-gejala menopause Menurut sarwono 2007, menopause tidak terjadi secara tiba-tiba, menopause merupakan suatu proses yang terjadi secara langsung dan berangsur-angsur masa transisi atau sebelum haid sampai sesudah mati haid sampai sesudah mati haid disebut dengan klimakterium. Bila terjadi menopause, maka ovarium sudah tidak menghasilkan estrogen dan progesterone lagi. Menurut Hutapea 2005, menyatakan pada kebanyakan wanita yang mendekati menopause periode menstruasi menjadi tidak teratur semakin rapat atau semakin jarang. Gejala lain yang lazim terajadi adalah antara lain : nyeri pada sendi, kepanasan (hot flushes) kesulitan berkonsentrasi atau mengingat sesuatu, perubahan hasrat seks, banyak berkeringat, sakit kepala, sering BAK, bangun lebih pagi dari biasa, vagina mengering, perubahan suasana hati (mood) susah tidur, keringat malam, dan gejala-gejala yang dialami sebelum menstruasi. Seorang wanita bisa mengalami satu, sebagian atau seluruh gejala tersebut. Gejala ini dapat diduga atau merisaukan kalau tidak tahu kaitannya dengan menopause. Hal-hal tersebut biasa diperparah lagi apabila ada perubahan lain dalam

17 17 hidupnya seperti: anak meninggalkan rumah, perubahan dalam hubungan rumah tangga, sosial pribadi, lalu perubahan dalam identitas atau citra diri, perceraian atau menjadi janda, kecemasan menghadapi penyakit, penuaan dan maut, kehilangan teman, sahabat dan keamanan finansial, rasa tanggung jawab yang yang bertambah karena orang tuanya semakin lanjut usia, kecemasan karena kehilangan kemandirian, kemungkinan cacat dan kesepian dalam hidup. Banya wanita usia ini masih harus pula mengurus anak, apakah anak sendiri atau cucunya. Wanita menopause juga menghadapi resiko yang semakin tinggi akan penyakit jantung dan osteoporosis Penyebab menopause Menurut Prawirohardjo 2007 dalam (indriani,2007) menyatakan pada laki-laki spermatogenesis terus berlanjut sampai usia tua, sedangkan pada wanita tidak demikian. Oogenesis akan berakhir pada usia fetus 20 minggu dan yang tinggal hanya 7 juta oosit. Mulai usia 20 minggu sampai dengan saat lahir terjadi pengurangan jumlah primodial filikel secara bermakna. Pada saat seorang anak wanita lahir, primordial folikel tinggal sampai lagi, dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel masih tersedia sangat berbeda pada setiap wanita. Sebagian wanita pada usia 35 tahun masih memiliki sebanyak folikel. Penyebab berkurang nya jumlah folikel terletak pada folikel itu sendiri. Seperti sel-sel tubuh yang lain, oosit juga di pengaruhi oleh stress biologis seperti radikal bebas, kerusakan peranen dari DNA, dan bertumpuknya bahan kimia yang dihasilkan dari proses metabolisme tubuh.

18 Tahap-Tahap Menopause a. Premenopause adalah masa sebelum menopause yang dapat ditandai dengan timbulnya keluhan-keluhan klimakterium dan periode perdarahan uterus yang bersifat tidak teratur. Dimulai sekitar 40 tahun. Perdarahan yang bersifat tidak teratur terjadi karena menurunnya kadar estrogen dan kegagalan ovulasi. b. Perimenopause adalah masa menjelang dan setelah menopause sekitar usia 50 tahun. Keluhan yang sering dijumpai adalah berupa gejolak panas (hot flushes), berkeringat banyak insomnia, depresi serta perasaan mudah tersinggung. c. Pascamenopause adalah masa yang berlangsung kurang lebih 3-5 tahun setelah menopause (Indriani, 2007) Faktor yang Mempercepat Terjadinya Menopause Banyak faktor yang mempengaruhi menopause antara lain: a. Usia pertama haid b. Diabetes mellitus c. Perokok berat dan minum alkohol d. Kurang gizi Manifestasi klinis menopause Turunnya fungsi ovarium (sel telur) mengakibatkan hormone terutama hormone estrogen dan progesterone sangat berkurang dalam tubuh kita. Kekurangan hormone estrogen ini menyebabkan timbulnya keluhan-keluhan:

19 19 a. Fisik Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause: 1. Tidak teratur siklus haid Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidak teraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume perdarahan haid yang normal. 2. Gejolak rasa panas Arus panas biasanya timbul pada saat darah mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Munculnya hot flushes ini sering diawali pada daerah dada, leher, atau wajah dan menjalar ke beberapa bagian tubuh lainnya. Hal ini biasanya berlangsung selama 2-3 menit yang disertai pula oleh keringat banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi. 3. Kekeringan vagina Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sesekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang senggama menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, liang senggama mengering hingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecil

20 20 meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin atau tertawa. 4. Perubahan fisik Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan. 5. Keringat di malam hari Berkeringat dimalam hari tidak saja mengganggu tidur melainkan juga mengganggu teman atau pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung karena tidak dapat tidur nyenyak. 6. Sulit tidur Insomnia atau sulit tidur merupakan hal yang lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain. 7. Perubahan mulut Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal 8. Kerapuhan tulang Rendahnya kadar estrogen menyebabkan proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini

21 21 oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh. 9. Badan menjadi gemuk Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini desebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena kurang olah raga. 10. Penyakit Ada beberapa penyakit yang sering kali dialami oleh wanita menopause. Dari sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung. penyakit jantung dan pembuluh darah dapat menimbulkan gangguan seperti struke atau serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut. Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium Perubahan Pada Masa Menopause 1. Perubahan kejiwaan Perubahan kejiwaan yang dialami seorang wanita menjelang menopause meliputi merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan karena takut menjadi tua, mudah tersinggung, mudah terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng, keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (Manuaba, 2009).

22 22 2. Perubahan fisik Pada perubahan fisik, seorang wanita mengalami perubahan kulit, lemak bawah kulit menjadi kendur, kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik hitam. Otot bawah kulit wajah mengendur sehingga jatuh dan lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan keriput (Manuaba, 2009). Perubahan pada pola makan dianjurkan kearah makanan yang mengandung banyak serat. Juga terjadi perubahan kerja usus halus dan besar. Menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat. Kerja usus halus dan besar yang lambat menibulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi (sembelit). Perubahan pada sistem jantung dan pembuluh darah terjadi karena adanya perubahan metabolisme, menurunnya estrogen, menurunnya pengeluaran hormone paratiroid. Meningkatnya hormone FSH dan LH serta rendahnya estrogen dapat menimbulkan perubahan pembuluh darah. Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah infeksi (infeksi kandung kemih, infeksi liang senggama). Daerah sensitif semakin sulit di rangsang, saat behubungan seksual dapat menimbulkan nyeri (dispareunia) dan sulit mencapai orgasme. Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormone estrogen dan paratiroid. Tulang mengalami deklasifikasi (pengapuran) artinya kalsium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang

23 23 terutama pada persendian paha. Menghadapi perubahan turunnya hormonal, seorang wanita dapat menunjukkan respon berupa mereka siap menghadapi perubahan sebagai proses alamiah atau mereka gelisah menghadapi perubahan sehingga menimbulkan gejala klinis, dan memerlukan perawatan dan pengobatan. (Manuaba, 2009) Penatalaksanaan 1. Menghindari perubahan kejiwaan Perubahan dan gejolak jiwa menghadapi klimakterium sampai senium dapat dihindari dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian. Ditengah keluarga yang harmonis, kesiapan menerima proses penuaan makin besar tanpa menghadapi gejala klinis yang berarti (Manuaba, 2009) 2. Menghindari penuaan kulit Makin tua umur kulit semakin tipis, makin sensitif terhadap sinar matahari, lapisan bawah kulitnya longgar sehingga keriput dan kering di daerah wajah, dagu dan leher. Langkah untuk menghambat proses penuaan : hindari kegemukan, sehingga hilangnya lemak bawah kulit tidak terlalu kentara. Hindari sinar matahari, karena sinar ultraviolet dapat merusak kulit dan menimbulkan kanker kulit. Perlancar peredaran darah dengan aktifitas fisik dan masase disalon kecantikan (Manuaba, 2009). 3. Menyesuaikan pola makan Makanan yang diperlukan, sekedar dapat mempertahankan proses pergantian jaringan yang rusak dan mengelupas. Makanan dengan pola vegetarian

24 24 mempunyai keuntungan yang sangat besar bagi lansia oleh karena menurunnkan kadar lemak dalam tubuh dan kolestrol yang dapat mengurangi penyakit (keganasan payudara, keganasan indung telur dan rahim, menurunkan kejadian tekanan darah tinggi, menurunnkan kolestrol tubuh, sehingga menghidari penyakit jantung korner (Manuaba, 2009) 4. Mempertahankan aktifitas fisik Berolah raga pada lansia diperlukan asalkan disesuaikan dengan kemampuan yang ada. Mengikuti senam kesegaran jasmani untuk mempertahan kan kebugaran fisik. Senam lansia dapat dilakukan dirumah tanpa memerlukan ruangan yang luas. Dengan demikian aktifitas fisik untuk untuk meningkatkan kesegaran dan kebugaran jasmani dapat dilakukan setiap hari selama menit (Manuaba, 2009) Penerimaan Diri Pengertian Penerimaan diri adalah kesadaran diri untuk dapat menerima keadaan yang ada dalam dirinya secara positif dan dapat menggunakannya untuk menjalani kehidupan. Adanya penerimaan pada seseorang, berarti seseorang tersebut secara sadar menerima kenyataan-kenyataan yang dirasakan dan dialaminya secara obyektif. Kita harus sadar menerima bukan berarti kita harus menyukainya (Ernawati,2012). Hurlock (1986) menyatakanbahwa ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi penerimaan diri, diantaranya:

25 25 a. Pemahaman diri b. Bebas dari hambatan lingkungan c. Harapan yang realistik d. Kondisi yang menyenangkan e. Konsep diri yang stabil f. Sikap lingkungan sosial yang baik g. Frekuensi berhasil h. Ada tidaknya perspektif diri i. Adanya identifikasi dengan seseorang. Sementara itu aspek yang dapat menggambarkan penerimaan diri pada seseorang yaitu: 1. Perasaan senang, hal ini berkaitan dengan sikap positif terhadap kanyataan yang ada dan dialami oleh individu, dimana kenyataan-kenyataan tersebut oleh individu digunakan untuk menjalani hidup secara baik 2. Perasaan puas, dalam menjalani kehidupan ini, individu tidak akan lepas dari kenyataan yang ada dalam dirinya. 3. Penghargaan, orang yang menerima diri senantiasa berusaha untuk menerima apa yang ada dalam dirinya, baik kelemahan ataupun kelebihannya (Ernawati, 2012) Ciri-ciri Orang Yang Menerima Dirinya Adalah menerima diri sendiri apa adanya, tidak menolak diri sendiri, apabila memiliki kelemahan dan kekurangan memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, maka seseorang tidak harus dicintai oleh orang lain dan dihargai oleh orang

26 26 lain, seseorang merasa berharga, maka seseorang tidak perlu merasa benar-benar sempurna Aspek-Aspek Penerimaan Diri Aspek-aspek yang terkandung dalam penerimaan diri, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pengetahuan diri Menurut Shostrom (Poduska, 1990) proses penerimaan diri dapat ditempuh melalui pengetahuan terhadap diri sendiri terutama keterbatasan diri sehingga individu tidak berbuat di luar kesanggupannya dan tidak perlu berpura-pura sanggup melakukan sesuatu. Pengetahuan diri dapat dilakukan dengan mengenal diri baik secara internal maupun eksternal. Simorangkir (1987) berpendapat bahwa mengenal secara internal dapat dilakukan dengan cara menilai diri sendiri dalam hal kelebihan, kelemahan, sifat-sifat, dan lain-lain. Secara eksternal pengenalan diri dilakukan dengan cara menilai diri menurut pandangan orang lain. b. Penerimaan diri pantulan (reflected self-acceptance) Yaitu membuat kesimpulan tentang diri kita berdasarkan penangkapan kita tentang bagaimana orang lain memandang diri kita. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara meminta pendapat orang lain tentang diri sendiri (Supratiknya, 1995).

27 27 c. Penerimaan diri dasar (basic self-acceptance) Yaitu keyakinan bahwa diri diterima secara intrinsik dan tanpa syarat. Penerimaan diri dasar ini lebih berorientasi pada urusan personal individu. Individu mampu menghargai dan menerima diri apa adanya serta tidak menetapkan standar atau syarat yang tinggi di luar kesanggupannya dirinya (Supratiknya 1995). d. Pembandingan antara yang real dan ideal (Real-Ideal Comparison) Yaitu penilaian tentang diri yang sebenarnya dibandingkan dengan diri yang diimpikan atau diinginkan (Supratiknya, 1995). Kesenjangan antara diri ideal dan riil hanya akan menyebabkan individu merasa tidak puas diri dan mudah frustasi. e. Pengungkapan diri Pengungkapan diri mengandung arti bahwa penerimaan diri dapat ditempuh dengan upaya mengasah keberanian untuk mengungkapan diri (pikiran, perasaan, atau lainnya) kepada orang lain (Supratiknya, 1995). Pengungkapan diri dapat memberi informasi kepada individu tentang siapa dirinya, sebab dari interaksi tersebut individu akan mendapat feed back yang berguna untuk memperkaya pengetahuan tentang dirinya. Pengungkapan pikiran atau perasaan hendaknya dilakukan secara asertif sebab tindakan tersebut lebih mendukung pada perkembangan kepribadian yang sehat dari pada cara agresif maupun pasif. Menurut Allport (Sobur, 2003) elemen penting dalam penerimaan diri adalah kemampuan mengontrol emosi. Upaya mengontrol emosi dapat dilakukan melalui tindakan asertif, sebab di dalam asertif terdapat pengontrolan emosi sehingga

28 28 pengungkapan diri antar individu yang berkomunikasi dapat berjalan seimbang dan tidak ada individu yang tersakiti atau menyakiti. f. Penyesuaian diri Menurut Schneiders (1964) di dalam penerimaan diri terdapat penyesuaian diri. Individu yang tidak mampu menyesuaikan diri menjadi tidak mampu untuk menerima dirinya sendiri. Misalnya, ketika individu memiliki cacat pada tubuhnya, maka individu harus menyesuaikan diri dengan cacat tersebut, agar cacatnya dapat diterima menjadi bagian dari dirinya. Sebaliknya, bila tidak mampu menyesuaikan diri maka individu cenderung mengembangkan reaksi negatif bagi dirinya seperti terus menerus mengeluh, putus asa, frustasi, mengacuhkan dirinya, dan lain-lain. Reaksi tersebut menunjukkan bahwa individu berupaya melakukan penolakan terhadap cacat tubuhnya. Jika keadaan ini dibiarkan maka individu tidak akan mampu menerima dirinya. g. Memanfaatkan potensi secara efektif Individu yang dapat memanfaatkan potensi dirinya secara efektif dapat membantu terciptanya penerimaan diri. Mappiare (1982) mengatakan bahwa penerimaan diri berarti mampu menerima diri apa adanya dan memanfaatkan apa yang dimilikinya secara efektif. Pendapat Mappiare mengandung dua hal yaitu pertama, proses penerimaan diri terdapat kemampuan untuk mengenali potensi diri. Kedua ada upaya yang positif untuk memanfaatkan apa yang dimilikinya, hal itu berarti ada rencana untuk mencapai masa depan yang baik (Admin,2010).

29 29 Coping adalah transaksi berseri antara individu yang memiliki satuan sumber daya, nilai, komitmen, dan lingkungan tempat tinggal dengan sumber dayanya sendiri, tuntutan. Coping bukan merupakan suatu tindakan yang dilakukan individu tetapi merupakan kumpulan respon yang terjadi setiap waktu, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan individu tersebut (Yanny, dkk, 2004). Reaksi emosional, termasuk kemarahan dan depresi, dapat dianggap sebagai bagian dari proses coping untuk menghadapi suatu tuntutan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa coping stress merupakan suatu upaya kognitif untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi atau meminimalisasikan suatu siatuasi atau kejadian yang penuh ancaman. Semakin tinggi positive coping yang dilakukan individu, maka semakin tinggipula penerimaan dirinya. Sebaliknya, semakin rendah positif coping yang dilakukan maka semakin rendah pula penerimaan dirinya. Di dalam hal ini, pengetahuan dibutuhkan dalam proses coping untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam peranan positive coping dalam penerimaan diri. Memiliki keyakinan akan kapasitasnya. untuk menghadapi kehidupan, menghargai dirinya sebagai personal yang sederajat dengan orang lain, tidak memandang dirinya sebagai aneh ataupun abnormal, tidak berpikir bahwa orang lain menolaknya, tidak pemalu atau sadar diri, berani bertanggung jawab atas perilakunya sendiri, mengikuti standar personal termasuk pada saat menyesuaikan dengan tekanan eksternal, menerima

30 30 kritik dan pujian secara objektif, tidak menyalahkan dirinya atas keterbatasan yang dimiliki atau mengingkari kelebihan yang dimiliki, tidak mengingkari dorongan-dorongan dan emosi yang ada pada dirinya, ataupun merasa bersalah atasnya (Cronbach, 1963) Kerangka Konsep Pengetahuan Penerimaan Diri Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian 2.6. Hipotesis Penelitian Ada hubungan pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir

31 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik, penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir. Adapun alasan pengambilan lokasi penelitian ini disebabkan kurangnya penerimaan wanita dengan klimakterium Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dari bulan Januari sampai Mei Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir yang berjumlah 54 orang. 31

32 Sampel Besar sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan menjadi sampel yaitu sebanyak 54 orang Metode Pengumpulan Data Jenis Data a. Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. b. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Variabel dan Definisi Operasional Variabel Bebas 1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang klimakterium yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden. Kategori Pengetahuan : 0. Baik 1. Buruk Untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu tentang klimakterium disusun sebanyak 10 pertanyaan dengan jawaban sangat setuju (bobot nilai 3), setuju (bobot nilai 2) dan tidak setuju (bobot nilai 1), maka total skor untuk variabel pengetahuan adalah 30, jadi :

33 33 0. Baik, jika jawaban responden memiliki total skor 76% dari 30 = Buruk, jika jawaban responden memiliki total skor < 76 % dari 30 = 1-21 (Nursalam, 2011) Variabel Terikat Penerimaan diri adalah kesiapan atau penerimaan diri wanita yang sedang mengalami klimakterium. Kategori Penerimaan diri : 0. Menerima 1. Tidak menerima 3.6. Metode Pengukuran Tabel 3.1. Variabel, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur Variabel Variabel Bebas Pengetahun Variabel Terikat Penerimaan Diri Cara dan Alat Ukur Wawancara (kuesioner) Wawancara (kuesioner) Skala Ukur Ordinal Ordinal 0. Baik 1. Buruk Hasil Ukur 0. Menerima 1. Tidak Menerima 3.7. Metode Analisis Data Analisis Univariat Analisis data secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi responden. Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen yang meliputi pengetahuan dan variabel dependen yaitu penerimaan diri.

34 Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir dengan menggunakan statistik uji chisquare kemudian hasilnya dinarasikan.

35 35 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Hinalang terletak di Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir. Desa Hinalang ini merupakan salah satu desa yang terletak di daerah dataran tinggi. Secara geografis Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir mempunyai luas wilayah km Analisis Univariat Distribusi Pengetahuan tentang Klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Untuk melihat pengetahuan responden tentang klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada tabel 4.1: : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir No Pengetahuan f % 1 Baik 29 53,7 2 Buruk 25 46,3 Jumlah Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang klimakterium lebih banyak dengan pengetahuan baik sebanyak 29 orang (53,7%) dan lebih sedikit dengan pengetahuan buruk sebanyak 25 orang (46,3%). 35

36 Distribusi Penerimaan Diri Wanita Klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Untuk melihat penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat pada tabel 4.2 : Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Penerimaan Diri Wanita Klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir No Penerimaan Diri f % 1 Menerima 30 55,6 2 Tidak Menerima 24 44,4 Jumlah Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir adalah lebih banyak dengan menerima sebanyak 30 orang (55,6%) dan lebih sedikit dengan tidak menerima sebanyak 24 orang (44,4%) Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan variabel pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir. Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir dapat dilihat seperti dibawah ini :

37 Hubungan Pengetahuan dengan Penerimaan Diri Wanita Klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Untuk melihat hubungan pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir dapat dilhat pada Tabel 4.3 : Tabel 4.3. Hubungan Pengetahuan dengan Penerimaan Diri Wanita Klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Penerimaan Diri P No Pengetahuan Menerima Tidak Menerima Total value n % n % n % 1 Baik 23 79,3 6 20, ,000 2 Buruk 7 28, , Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 26 orang pengetahuan ibu tentang klimakterium dengan kategori baik terdapat menerima sebanyak 23 orang (79,3%) dan tidak menerima sebanyak 6 orang (20,7%). Kemudian dari 25 orang pengetahuan ibu tentang klimakterium dengan kategori buruk terdapat menerima sebanyak 7 orang (28,0%) dan tidak menerima sebanyak 18 orang (72,0%). Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir.

38 38 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pengetahuan Wanita Klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan responden tentang klimakterium lebih banyak dengan pengetahuan baik sebanyak 29 orang (53,7%) dan lebih sedikit dengan pengetahuan buruk sebanyak 25 orang (46,3%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan wanita tentang klimakterium masih kurang baik walaupun pengetahuan baik lebih banyak dalam penelitian ini karena hanya mencapai 53,7%. Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Banyak faktor yang melatarbelakangi tingkat pengetahuan seseorang. Seseorang dikatakan mempunyai pengetahuan yang luas tentang klimakterium, bila didukung oleh banyaknya sumber informasi yang diperoleh, semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Soekanto (2002) menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Sebagian besar responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi berpendidikan tinggi. Disini dapat terlihat bahwa tingkat pendidikan dapat berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2002), bahwa pendidikan sangat berhubungan dengan pengetahuan, 38

39 39 semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima serta mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Tingkat pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh umur. Pengalaman merupakan suatu cara menambah pengetahuan seseorang tentang suatu hal. Menurut Notoatmodjo (2003), semakin tua umur seseorang, maka pengalamannya akan bertambah, sehingga akan meningkatkan pengetahuannya tentang suatu objek. Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Menurut Sulastri (2002), bahwa ada hubungan antara umur wanita dengan tingkat pengetahuan tentang klimakterium. Faktor lain yang juga berpengaruh dengan tingkat pengetahuan seseorang yaitu kondisi sosial ekonomi. Keadaan sosial ekonomi seseorang berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh pendidikan serta kemampuan untuk mengakses informasi khususnya informasi kesehatan. Kemampuan tersebut secara tidak langsung akan berdampak dengan tingkat pengetahuan orang tersebut. Soekanto (2002) menyatakan bahwa tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seseorang yang tingkat ekonominya lebih tinggi akan lebih mudah mendapatkan informasi karena kemampuannya dalam penyediaan media informasi.

40 Penerimaan Diri Wanita Klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Hasil penelitian diperoleh bahwa penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir adalah lebih banyak dengan menerima sebanyak 30 orang (55,6%) dan lebih sedikit dengan tidak menerima sebanyak 24 orang (44,4%). Keadaan ini menunjukkan bahwa penerimaan diri klimakterium masih tergolong rendah karena hanya mencapai persentase 55,6%, walaupun dalam penelitian ini lebih banyak menerima diri wanita klimakterium. Menurut Indriani (2009) bahwa menopause merupakan hal yang kodrati dan alamiah yang akan dialami setiap wanita. Apa yang dirasakan wanita menopause berbeda-beda, hal ini dikarenakan kondisi, pengetahuan dan penerimaan wanita itu sendiri. Gejala-gejala yang di tampakkan pada saat menopause seperti wajah terasa panas dan kemerahan, vagina kering dan suasana hati yang berubah-ubah. Pada beberapa wanita, gejala-gejala ini hampir tidak tampak, sedangkan pada sebagian yang lain, gejala-gejala ini dapat terasa berat dan menyusahkan. Semua hal tersebut sangat tergantung kepada penerimaan diri wanita tersebut. Penerimaan diri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Proses menerima diri perlu didasari dengan pengetahuan yang mendalam tentang diri. Seseorang sebelum menerima sesuatu biasanya mencoba ingin mengetahui hal-hal yang terkait dengan sesuatu yang hendak diterimanya. Setelah mengetahui barulah seseorang mau menerimanya. Misalnya, wanita klimakterium yang akan memasuki masa menopause, setelah mengetahui bahwa menopause itu akan terjadi pada setiap wanita

41 41 maka dirinya akan dapat menerima, sebaliknya jika wanita tersebut tidak tahu apa itu menopause atau tidak mengetahui tanda gejala atau informasi tentang menopause, maka orang tersebut tidak bisa menerima perubahan yang akan terjadi pda masa menjelang menopause tersebut Hubungan Pengetahuan dengan Penerimaan Diri Wanita Klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 26 orang pengetahuan ibu tentang klimakterium dengan kategori baik terdapat menerima sebanyak 23 orang (79,3%) dan tidak menerima sebanyak 6 orang (20,7%). Kemudian dari 25 orang pengetahuan ibu tentang klimakterium dengan kategori buruk terdapat menerima sebanyak 7 orang (28,0%) dan tidak menerima sebanyak 18 orang (72,0%). Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan dengan penerimaan diri wanita klimakterium di Desa Hinalang Kecamatan Balibe Kabupaten Toba Samosir. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa tingkat pengetahuan berbanding lurus dengan penerimaan diri klimakterium, artinya semakin rendah pengetahuan responden maka penerimaan diri klimakterium juga rendah. Demikian juga sebaliknya jika pengetahuan responden tinggi maka penerimaan diri klimakterium juga akan meningkat. Pengetahuan ibu yang baik tentang klimakterium akan memengaruhi mereka dalam penerimaan diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Blum yang dikutip oleh Notatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa tindakan seseorang individu termasuk kemandirian dan tanggung jawabnya dalam berperilaku sangat dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan angka harapan hidup (life expectancy). Badan kesehatan Dunia. masyarakat menjadi lebih tinggi (Notoatmodjo, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan angka harapan hidup (life expectancy). Badan kesehatan Dunia. masyarakat menjadi lebih tinggi (Notoatmodjo, 2007) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatkan angka harapan hidup (life expectancy). Badan kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan angka harapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Definisi Menopause Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan yaitu hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu (Sunaryo, 2004). Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap

Lebih terperinci

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO meliputi: usia pertengahan (45 59 tahun), lanjut usia (60 74

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO meliputi: usia pertengahan (45 59 tahun), lanjut usia (60 74 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan akhir dari kehidupan dan proses alami yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap individu. Penggolongan lansia menurut WHO meliputi:

Lebih terperinci

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal seorang wanita dan suatu proses alamiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging) yaitu ketika seorang wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa nonreproduktif. Pada fase ini,

Lebih terperinci

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis

Lebih terperinci

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi menjelang usia 50 tahun. Menopause adalah fase terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Wanita Menopause 1. pengertian a. Menopause merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Menjadi tua merupakan hal yang menakutkan bagi manusia, terutama kaum wanita.hal-hal yang biasanya dikhawatirkan adalah menjadi tidak lagi cantik, tidak lagi bugar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre menopause. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era Globalisasi sekarang ini kesehatan menjadi hal yang sangat berharga. Terutama pada kesehatan reproduksi yang sekarang ini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan

Lebih terperinci

PERAN BIDAN DALAM MENGHADAPI WANITA KLIMAKTERIUM

PERAN BIDAN DALAM MENGHADAPI WANITA KLIMAKTERIUM PERAN BIDAN DALAM MENGHADAPI WANITA KLIMAKTERIUM MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Praktik Kebidanan yang dibina oleh Nurudin Santoso, ST., MT Oleh : Tria Yusmyta NIM :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan seksualitas merupakan kebutuhan fisiologis manusia atau kebutuhan manusia yang pertama yang harus terpenuhi. Hubungan seksual pada manusia merupakan

Lebih terperinci

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb) KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang Indonesia yang diselenggarakan secara terstruktur dan menjadi tanggung jawab Kemendiknas. Tingkat pendidikan dibagi kedalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pertemuan International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo, 1994, yang diadakan oleh WHO dan lembaga dunia lainnya, diperoleh kesepakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus menerus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua. Dalam pertumbuhannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan yang terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihasilkan indung telur. Berhentinya haid akan membawa dampak pada konsekuensi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Menopause Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menopause merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen dan dianggap sebagai suatu bagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak lagi mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59 tahun (Harlow, 2012). Pada masa ini

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE ABSTRAK

DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE ABSTRAK DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE Prawidya Destarianto 1, Riska Fitriani 2 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember 1email: prawidyadestarianto@yahoo.com 2email: riskafitri53@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1. Definisi Menopause Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita 1. Defenisi Wanita Murad (dalam Purwoastuti dan Walyani, 2005) mengatakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan dorongan instinktif

Lebih terperinci

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : MASA DEWASA MADYA masa dewasa tengah/usia tengah baya Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian : Usia madya dini 40 50 th Usia madya lanjut 50 60 th Karakteristik Usia Madya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause Seiring dengan bertambahnya usia, banyak hal yang terjadi dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah masa berakhirnya menstruasi atau haid dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mengalami gejala menopause pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa wanita menganggap masa tua sebagai momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang. untuk menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik

BAB II TINJAUAN TEORI. Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang. untuk menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik BAB II TINJAUAN TEORI A. Menopause 1. Pengertian Kata Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berati bulan dan peusis artinya penghentian sementara yang digunakan untuk menggambarkan berhentinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita, dimana ovarium berhenti menhasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, juga ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, juga ditunjukkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya status kesehatan masyarakat selain ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, juga ditunjukkan oleh meningkatnya Umur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Menopause 1. Pengertian menopause Menopause merupakan kata yang berasal dari yunani yang artinya bulan dan penghentian sementara yang secara medis istilah menopause

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (FSH) dan penurunan sirkulasi inhibin terjadi secara bersamaan. Akhir periode

BAB I PENDAHULUAN. (FSH) dan penurunan sirkulasi inhibin terjadi secara bersamaan. Akhir periode 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Menopause adalah keadaan permanen berhentinya siklus menstruasi (cyclicyty menstrual) pada wanita. Reproduksi wanita mengalami penuaan atau penurunan fungsi. Dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu tahun. Berhentinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Menurut Bloom pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita yang menunjukan bahwa ovarium telah berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. karena itu jumlah wanita lebih banyak daripada pria, dan wanita akan

BAB I PENGANTAR. karena itu jumlah wanita lebih banyak daripada pria, dan wanita akan BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Upaya harapan hidup wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria, karena itu jumlah wanita lebih banyak daripada pria, dan wanita akan mengalami menopause dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fase pre menopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan perubahan fisik berupa siklus haid yang tidak teratur,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun meningkat terus seiring dengan perbaikan taraf ekonomi dan derajat kesehatan. Harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya wanita tidak mungkin lepas dari menopause, karena menopause merupakan peristiwa yang pasti akan dialami oleh setiap wanita dan tidak bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan 0 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya berkembang dalam sisi psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahanperubahan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam perubahan. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan wanita, terutama kesehatan yang berhubungan dengan sistem reproduksi kini menjadi perhatian dunia. Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupannya, manusia akan selalu mengalami perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan periode, dimana setiap periode

Lebih terperinci

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa dewasa madya ditandai

Lebih terperinci

KUISIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI KELURAHAN LEDENG RW 01 KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2009

KUISIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI KELURAHAN LEDENG RW 01 KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2009 Lampiran 1 KUISIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI KELURAHAN LEDENG RW 01 KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2009 Identitas responden : 1. Nama : 2. Alamat : 3.

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA 4-4 TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN Dwi Asihani, Sutrismi Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Data dari Badan Pusat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur,

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menopause merupakan kejadian yang normal pada seorang wanita dan setiap wanita pasti akan mengalami masa menopause. Seiring dengan bertambahnya umur, semua fungsi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA HIDUP TERHADAP KEJADIAN BUNGKUK OSTEOPOROSIS TULANG BELAKANG WANITA USIA LANJUT DI KOTA BANDAR LAMPUNG Merah Bangsawan * Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya kepadatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi mereka didalam konteks bidang kehidupan. Lebih spesifiknya adalah penilaian individu terhadap posisinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria maupun wanita, tetapi lebih dititikberatkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak

Lebih terperinci

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN SEKSUALITAS endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN - 2012 KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat memahami seksualitas sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menopause merupakan hal yang terjadi secara alami dalam fase kehidupan seorang wanita. Namun banyak wanita yang menganggap bahwa menopause merupakan suatu hal yang menakutkan.

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar `BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (usaha dan perusahaan) (Peter & Yeni, 1991). Saat ini, peran wanita telah bergeser

Lebih terperinci

PERUBAHAN FISIK WANITA HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE. Sugiyanto STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PERUBAHAN FISIK WANITA HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE. Sugiyanto STIKES Aisyiyah Yogyakarta PERUBAHAN FISIK WANITA HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE Sugiyanto STIKES Aisyiyah Yogyakarta E-mail: frestihastuti@gmail.com Abstract: The purpose of this research was to find correlation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Menopause didefinisikan sebagai menstruasi terakhir. Hal tersebut

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Listra Isabela Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 18 Oktober 1989 Pekerjaan : Mahasiswi Agama : Kristen Protestan Alamat : Jl. Bunga Rinte Raya No.37 Simpang Selayang Medan Nomor Telepon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputihan adalah cairan putih yang keluar dari liang senggama secara berlebihan. Keputihan dapat dibedakan dalam beberapa jenis diantaranya keputihan normal (fisiologis)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, tepatnya umur antara 40-55. Kondisi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek apa (Laswell, 2010). Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami seorang wanita adalah datangnya menopause, menopause adalah keadaan biologis yang wajar ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta awal masa reproduksi. Kejadian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Helalth Organization (WHO, 2010) setiap tahunnya sekitar 25 juta perempuan diseluruh dunia diperkirakan mengalami premenopause, jumlah perempuan usia 40

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menopause berasal dari bahasa latin yaitu mensis yang berarti bulan dan bahasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menopause berasal dari bahasa latin yaitu mensis yang berarti bulan dan bahasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menopause 2.1.1.Defenisi Menopause Menopause berasal dari bahasa latin yaitu mensis yang berarti bulan dan bahasa Yunani pausis yang artinya berhenti. Jadi, menopause hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia antara 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Menopause a. Definisi Menurut Potter dan Perry (2005) perubahan fisiologis mayor pada manusia terjadi antara usia 40-65 tahun dan perubahan itu adalah masa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah perasaan seseorang tentang dirinya sebagai pribadi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah perasaan seseorang tentang dirinya sebagai pribadi yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Diri Wanita Konsep diri adalah perasaan seseorang tentang dirinya sebagai pribadi yang utuh dengan karakteristik yang unik, sehingga dia akan mudah dikenali sebagai sosok

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011 PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011 Atik Ismiyati INTISARI Latar Belakang : Wanita menjelang

Lebih terperinci