BAB II KARMA PHALA DALAM AGAMA HINDU. 1. Karma phala ditinjau dari segi etimologis. 2. Karma phala ditinjau dari segi epistimologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KARMA PHALA DALAM AGAMA HINDU. 1. Karma phala ditinjau dari segi etimologis. 2. Karma phala ditinjau dari segi epistimologi"

Transkripsi

1 BAB II KARMA PHALA DALAM AGAMA HINDU A. Pengertian Karma Phala 1. Karma phala ditinjau dari segi etimologis Karma berasal dari kata kr yang diambil dari kata sansekerta yang artinya bergerak atau berbuat. 1 Yakni segala gerak atau aktivitas yang dilakukan, baik itu perbuatan disengaja atau tidak disengaja. Perbuatan itu baik atau buruk, benar atau salah. 2. Karma phala ditinjau dari segi epistimologi Karma phala adalah sebab akibat, maka segala sebab pasti akan membawa akibat. Demikian juga sebab dari suatu gerak atau perbuatan akan menimbulkan akibat. Karma juga adalah perbuatan manusia ketika hidup di dunia (hidup sebagai umat Tuhan, itu sekedar melakukan Dharma) Pendapat-pendapat tokoh agama Hindu a. Pendapat Anand Krisna, mendefinisikan karma phala adalah - Karma adalah tindakan perbuatan. Setiap tindakan, setiap perbuatan merupakan aksi, aksi merupakan sebab yang akan membawakan akibat. - Karma phala adalah akibat, dan akibat hanya merupakan hasil dari sebab. - Karma phala adalah sebab, dimana setiap sebab membawa akibat. 3 1 Oka Punyatmadya, Pancha Crada, Jakarta: Pustaka Mitra Jaya, 2003, hlm Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka, 1900, hlm Anand Krisna, Menyelami Misteri Kehidupan Bhagawadgita Bagi Orang Modern, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998, hlm

2 15 b. Menurut pendapat Ed. Visvanathan, bahwa karma phala adalah salah satu dari sebab dan akibat. 4 c. Menurut pendapat G. Pudja mengenai karma phala dan kitab Bhagawadgita (Pancama Veda), dimana beliau menafsirkan karma phala adalah sebuah tindakan dan apabila dilihat dari bentuk sikap tindakan kegiatan yaitu karma adalah perbutan baik. 5 d. Dalam buku Pedoman Sederhana Pelaksanaan Agama Hindu, bahwa karma phala adalah; 1) Perbuatan dan hasilnya (buahnya) hubungan antara perbuatan dengan hasilnya (buahnya), hubungan antara sebab dan akibat. 2) Karma phala adalah setiap perbuatan yang baik maupun yang buruk pasti ada hasilnya sesuai dengan baik maupun buruk perbuatan yang dikerjakan. 6 e. Pendapat Niels Mulder mengenai karma phala: 1) Karma phala adalah buah perbuatan. 2) Karma phala adalah keinginan-keinginan leluhurnya. 7 3) Karma phala adalah buah kelakuan sendiri pada masa lampau maupun sekarang. 8 f. Menurut Joesoef Sou yb bahwa karma phala adalah memikul akibat atas setiap sikap dan tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan duniawi. 9 4 Ed. Visvanathan, Apakah Saya Orang Hindu, Denpasar: Manik Geni, 2000, hlm G. Pudja, Bhagawadgita (Pancama Veda), Surabaya: Paramita, 2003, hlm Parisada, Pedoman Sederhana Pelaksanaan Agama Hindu dalam Masa Pembangunan 1986, Jakarta: Yayasan Merta Sari, 1986, hlm Niels Mulder, Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996, hlm Ibid., hlm Joesoef Sou yb, Agama-Agama Besar di Dunia, Jakarta: PT. al Husna Zakia, 1996, hlm. 53.

3 16 g. Menurut pendapat I Wayan Suja, mengenai karma phala yaitu masalah aksi dan reaksi sebagaimana hukum-hukum gerak yang dirumuskan oleh Newton. 10 Bila di lihat dari uraian pengertian karma phala di atas, maka karma phala adalah sebab akibat dari setiap perbuatan. Segala sebab akan membawa akibat, segala sebab yang berupa perbuatan akan membawa hasil perbuatan. 11 Adanya hukum karma phala disebabkan oleh perbuatan itu sendiri. Pada dasarnya sesuai dengan siklus rwabhineda (dua sisi yang berbeda), perbuatan itu terjadi dari dua sisi yang berbeda, yaitu perbuatan baik dan perbuatan buruk. Siklus baik dan buruk selalu saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. 12 Demikianlah perilaku manusia selama hidupnya berada pada dua jalan yang berbeda itu, sehingga dengan kesadaran dia harus dapat menggunakan kemampuan yang ada di dalam dirinya, yaitu kemampuan berfikir, kemampuan berkata dan kemampuan untuk berbuat. Walaupun kemampuan yang dimiliki manusia tunduk pada hukum rwabhineda, yakni baik dan buruk, benar dan salah dan lain sebagainya, namun kemampuan itu sendiri hendaknya diarahkan pada perbuatan baik. Karena bila cubhakarma (Perbuatan baik) yang menjadi gerak pikiran, perkataan dan perbuatan, maka kemampuan yang ada pada diri manusia akan menjelma menjadi perilaku yang baik dan benar. Sebaliknya apabila perbuatan buruk yang menjadi sasaran gerak pikiran, perkataan dan perbuatan manusia maka kemampuan itu akan berubah menjadi perilaku yang salah (buruk) I Wayan Suja, Titik Temu IPTEK dan Agama Hindu (Tafsir Ilmiah Ajaran Veda), Pustaka Manik Geni, Denpasar, 2000, hlm I B Oka Punyatmadja, loc. cit. 12 Anak Agung Gde Oka Netra, Tuntunan Dasar Agama Hindu, Jakarta: Hanuman Sakti, 1997, hlm Ibid.

4 17 Berdasarkan hal itu, maka salah satu aspek kehidupan manusia sebagai pancaran dari kemampuan atau daya pikirnya adalah membedabedakan dan memilih yang baik dan benar dan bukan yang buruk atau salah. Manusah sarvabhatesu Vartate vai cabhacubha Acbubhesu samavistam Cubhesveva vakarayet (Sarasamuccaya 2) Artinya: Dari demikian banyaknya mahluk yang hidup, yang dilahirkan sebagai manusia itu sama saja yang dapat melakukan perbuatan baik dan buruk itu : adapun untuk peleburan perbuatan buruk ke dalam perbuatan yang baik juga manfaatnya jadi manusia. 14 Menurut agama Hindu disebutkan secara umum bahwa perbuatan yang baik yang disebut cubhakarma dan kriteria cubhakarma yakni segala bentuk tingkah laku yang dibenarkan oleh ajaran agama yang dapat menuntun manusia ke dalam hidup yang sempurna, bahagia lahir batin dan menuju kepada persatuan atman (Percikan kecil dari Brahman) dan Brahman(Tuhan yang maha kuasa atau Hyang Widhi). Dari beberapa tingkah laku yang baik, ada beberapa ketentuan yang merupakan jabaran daripada pelaksanaan cubhakarma antara lain tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan, yaitu berpikir yang bersih dan suci, berkata yang benar dan berbuat yang jujur. Jadi dari pikiran yang bersih akan timbul perkataan yang baik dan perbuatan yang jujur. 15 Dimana orang yang berpikir baik, pembicaraannya akan baik pula, dan hal itu akan diwujudkan dalam perbuatannya. 16 Sedangkan perbuatan yang buruk disebut acubhakarma adalah segala bentuk tingkah laku yang menyimpang dan bertentangan dengan cubhakarma. Acubhakarma ini merupakan sumber dari kedursilaan yaitu segala bentuk perbuatan yang selalu bertentangan dengan susila atau dharma (kebenaran) dan selalu cenderung mengarah kepada kejahatan. Semua jenis perbuatan yang tergolong 14 I Nyoman Kajong, dkk, Sarasamuccaya (Dengan Teks Sansekerta dan Jawa Kuno), Surabaya: Paramita, 2003, hlm Anak Agung Gde Oka Netra, op. cit., hlm I Wayan Jendra, Berbicara Dalam Sastra Hindu, Jakarta: Manik Geni, 1993, hlm. 25.

5 18 acubhakarma merupakan larangan-larangan yang harus dihindari di dalam hidup karena semua bentuk perbuatan acubhakarma ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup menderita. 17 Baik buruk perbuatan ini akan menentukan pahala yang akan diterimanya kalau kita menginginkan kehidupan yang suka atau bahagia, hendaknya ditentukan dari sekarang yaitu dengan jalan melaksanakan cubhakarma. Dengan ringkas sasaran cubhakarma adalah surga dan terakhir moksa. Sedangkan sasaran acubhakarma adalah neraka yang penuh dengan penderitaan atau kesengsaraan. Sesungguhnya tinggi rendah derajat seseorang ditentukan oleh baik buruk perbuatannya sendiri, sesuai dengan benih yang di tabur, demikianlah yang akan diterimanya. 18 Tujuan dari adanya hukum karma phala yang selalu mengikuti manusia, dimana mahluk hidup tidak akan bisa lepas dari lingkaran karma phala adalah bertujuan untuk mencapai kesempurnaan serta kebahagiaan lahir batin, berpegang teguh pada dharma (kebenaran), melebur acubhakarma (perbuatan buruk) menjadi cubhakarma (perbuatan baik), melenyapkan penderitaan, meninggalkan alam neraka dan selanjutnya menuju ke alam surga. Tujuan tertinggi ialah untuk mencapai moksa, bersatunya atman dengan Brahman, dimana manusia telah mencapai kesempurnaan hidup berupa kesucian batin laksana dan budi pekerti yang luhur sesama manusia dan makhluk yang disebut jagadhita dan memberi ketentraman rohani, sumber kebahagian yang abadi, sukha tanpa walidhuka, yang tiada didasarkan atas terpenuhinya nafsu duniawi, memberi kesucian dan menyebabkan roh bebas dari penjelmaan serta merasakan manunggal dengan Tuhan, yang disebut Moksa Anak Agung Gde Oka Netra, op. cit., hlm Parisada, op. cit., hlm Ibid hlm. 58.

6 19 Moksartham djagadhitaya ca iti Dharmah Artinya : Bahwa tujuan Agama (Dharma) kita adalah untuk mencapai moksa (Moksa artham) dan kesejahteraan umat manusia (Djagadhita) B. Dasar Ajaran Karma Phala Sesungguhnya setiap agama yang ada dan berkembang di muka bumi ini bertitik tolak dari kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Banyak hal yang mendorong kita harus percaya terhadap adanya Tuhan itu berlaku secara alami. Adanya gejala atau kejadian dan keajaiban di dunia ini menyebabkan kepercayaan kita makin mantap, bahwa semua itu pasti ada sebab musababnya. Sebab yang terakhir adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan-lah yang mengatur semua ini, Tuhan pula sebagai penyebab pertama segala yang ada. 20 Kendati kita tidak boleh cepat-cepat percaya kepada sesuatu, namun percaya itu penting dalam kehidupan ini, banyak sekali kegiatan yang kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari hanyalah berdasarkan kepercayaan saja. Setiap hari kita menyaksikan matahari terbit dan tenggelam, demikian pula adanya bulan dan bintang yang habis di langit dengan teratur, belum lagi oleh adanya berbagai mahluk hidup dan hal-hal lain yang menjadikan kita tertegun dalam menyaksikannya. Adanya pergantian siang dan malam, adanya kelahiran, usia tua dan kematian, semuanya itu mengantarkan kita harus percaya kepada Tuhan bahwa Tuhan-lah yang merupakan sumber dari segala yang terjadi di alam semesta ini. 21 Karena itu Tuhan menurunkan sebuah agama dan agama iu adalah kepercayaan, maka dengan agama pula kita akan merasa mempunyai suatu pegangan iman yang menambatkan kita kepada suatu pegangan yang kokoh dalam menjalani kehidupan ini. Pegangan itu tiada lain adalah Tuhan, yang merupakan sumber dari segala semua yang ada dan terjadi. Kepada-Nyalah kita memasrahkan diri, karena tidak ada tempat lain dari pada-nya tempat dimana kita kembali. Keimanan kepada Tuhan ini 20 Ibid., hlm Ibid.

7 20 merupakan dasar kepercayaan dalam agama Hindu. Inilah yang menjadikan dasar pokok keimanan dalam agama Hindu mengenai karma phala. 22 Adapun pokok-pokok keimanan dalam agama Hindu dapat dibagi menjadi lima bagian yang disebut dengan pancha crada antara lain : 1. Percaya adanya Tuhan (Brahman/Hyang Widhi). 2. Percaya adanya Atman ( Percikan dari pada Brahman ) 3. Percaya adanya hukum karma phala (Sebab akibat dari setiap perbuatan ) 4. Percaya adanya Panurbawa (reinkarnasi/samsara atau kelahiran kembali). 5. Percaya adanya Moksa (Kebahgiaan yang sejati dan abadi yang dapat dirasakan manusia hingga ia terbebas dari hukum Karma Phala, samsara sehingga akan bersatunya Atman dengan Brahman ). 23 Jadi karma phala adalah rukun iman yang ketiga dalam kepercayaan agama Hindu yang terdapat dalam ajaran panca crada. Dan ajaran panca crada berpedoman kepada kitab suci agama Hindu seperti kitab Sarasamuccaya, Bagawadgita, Veda. Dimana kitab-kitab tersebut merupakan sumber hukum agama Hindu, hukum atau peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku manusia baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok agar tercipta suatu suasana hidup yang serasi, berdaya guna dan tertib. 24 Ajaran Panca Crada berpedoman pada kitab suci agama Hindu, yaitu : 1. Bhagawadgita Bhagawadgita adalah salah satu kitab suci yang disebut Pancamo Veda (Veda Kelima), yang memuat tentang saripati ajaran veda atau saripati ajaran agama Hindu yang isinya sangat simpel dan sangat diperlukan oleh masyarakat luas, khususnya umat Hindu Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996, hlm Ahmad Syalabi, Agama-Agama Besar di India (Hindu-Jaina-Buddha), Jakarta: Bumi Aksara, 1998, hlm G. Pudja, Pengantar Agama Hindu III Veda (Satu Studi Mengenai Kedudukan Veda Sebagai Sumber Hukum), Surabaya: Paramita, 1998, hlm G. Pudja, op. cit., hlm.5.

8 21 Bhagawadgita disebut Pancamo Veda yang bersifat suplemen yang mana kitab ini mengajarkan kepada kita untuk selalu berbuat baik, bertingkah laku baik pada saat kita hidup di dunia. Bhagawadgita adalah sebuah Upanisad, Upanisad itu sendiri adalah Veda yang tergolong Sruti. Adapun ayat kitab suci Bhagawadgita yang menguraikan bahwa perbuatan makhluk hidup di dunia ini pasti akan mendapat balasannya. Asing sagawenya dadi manusa, Ya ta mingetaken de Bhatara Widhi Apan aring sira pinaka paracama Bhatara Ring Cubhachuba karmaning janna (Wrhaspati Tattwa 22) Artinya: Segala (apa) yang diperbuat di dalam penjelmaan menjadi manusia,(semua) itulah yang dicatat oleh Hyang Widhi (Tuhan yang Maha Kuasa),karena Dia sebagai saksi (dari) baik buruk (amal-dosa) perbuatan manusia. Bhatara Dharma nangaran ira Bhatara Yana Sang kumayatnaken chuba chuba prawriti Sekala janma ( Agastya Parwa ) Artinya: Bhatara dharma (juga) bergelar Bhatara Yama (sebagai Dewa keadilan),adalah pelindung keadilan yang mengamat-amti keadilan)baik buruk perbuatan manusia. Baik buruk dari (karma) itu akan memberi akibat yang besar terhadap kebahagiaan atau penderitaan hidup manusia Sarasamuccaya Dasar ajaran yang kedua adalah kitab Sarasamuccaya, kitab ini merupakan salah satu kitab suci kelompok Nibanda yang membahas tentang ajaran susila, dharma, untuk mencapai tujuan hidup manusia yaitu dharma, arta, karma dan moksa. 27 Seperti dalam kitab Sarasamuccaya. III Sandigdhe pi pare loke tyajyamevasubham budhaih, Yadi nasti tatah kin syadasti cennastiko hatah. Artinya: Biarpun sangsi kiranya orang yang akan adanya dunia lain (akhirat), dan akan adanya hasil perbuatan maupun yang buruk. Kendatipun demikian, hendaklah ditinggalkan saja perbuatan buruk itu demikian tersebut dalam ajaran agama; hendaklah 26 Anak Agung Gde Oka Netra, op. cit.,hlm I Nyoman Kajeng, dkk, op. cit., hlm. 1.

9 22 disingkarkan perbuatan-perbuatan yang dinyatakan terlarang oleh sang pandita; jikapun sang pandita itu bohong tidak dapat dipercaya, pun tidak benar atau bohong ajaran agama itu tentang adanya surga dan neraka itu, juga adanya hasil perbuatan baik maupun buruk. Tidak ada kecewanya atau buruknya orang mentaati ajaran-ajaran sang pandita itu dan menjauhkan perbuatan-perbuatan buruk; demikian kata sastra agama jika agama tetap berdiri tegak, pasti perbuatan baik maupun buruk itu akan nyata pahalanya: nah, jika orang nastika (atheis)itu meninggal sudah tentu tenggelamnya ke dalam kawah neraka Veda Veda adalah kitab suci agama Hindu, ajaran veda diyakini dan dipedomi oleh umat Hindu sebagai satu-satunya sumber bimbingan dan informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun untuk waktu-waktu tertentu. Veda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan di dunia ini dan di akhirat nanti. Veda menuntun tindakan umat manusia sejak lahir sampai pada nafasnya yang terakhir. 29 Vedo khilo dharma mulam Smrti site ca tad vidam. Acarasca iva sadhunam Atmanas tustir eva ca. (Manavadharmasastra II.6) Artinya: Veda adalah sumber dari segala dharma, kemudian barulah smrti, disamping sila, acara dan atmanastustyi. 30 C. Macam-macam Karma Phala dalam Agama Hindu Agama Hindu merupakan sekumpulan adat istiadat dan kepercayaan Hindu, baik yang berasal dari penduduk asli maupun yang dibawa ke negara India oleh bangsa pendatang dan agama Hindu juga lebih merupakan suatu 28 Ibid., hlm I Made Titib, Veda sabda suci (pedoman praktis kehidupan), Surabaya: Paramitra, 1996, hlm G. Pudja dantjokorda Rai Sudharta, Manawa Dharmacastra (Manu Dharmacastra) atau Veda Smrti, Jakarta: CV. Nitra kencana buana, 2003, hlm.62.

10 23 cara hidup dari pada merupakan kumpulan kepercayaan. 31 Dimana dalam menerangkan mengenai isi kandungan yang meliputi berbagai kepercayaan, dan mengenai kepercayaan agama Hindu sudah diuraikan pada sub di atas dan salah satu adalah percaya dengan adanya karma phala yang pasti terjadi. 32 Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai macam-macam karma phala atau balasan, maka sebagai pendahuluan untuk mengarah kepada macam-macam karma phala, penulis akan menggambarkan kehidupan manusia di dunia hingga sampai ke alam akhirat dan mendapat karma phala atau balasan atas perbuatannya. Dunia adalah suatu tempat yang mana setiap mahluk hidup khususnya manusia untuk menanam benih atau bekal untuk menuju ke alam akhirat atau alam sesudah mati. Alam sesudah mati adalah alam untuk memanen apa yang telah ia tanam di dunia, walaupun agama Hindu juga percaya bahwa di dunia juga manusia bisa mendapat apa yang ia lakukan atau ia tanam. 33 Tahapan pertama manusia hidup di dunia ini adalah sejak manusia dilahirkan di dunia ini, tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, selanjutnya menjadi tua dan berakhir kepada kematian. Demikian keberadaan manusia tidak jarang terjadinya ajal manusia sebelum mengalami masa dewasa maupun masa tua. Yuwatuapeksaya balo vrddhatvapeksaya yuva mrtyorutsangamaruhya sthavira kimapeksate Artinya : Disini perihal keadaan manusia, yang dinantikan oleh masa anakanak adalah masa muda, masa muda itu masa tualah yang dinantikannya, masa tua telah tercapai berarti telah berada di pangkuan kematian namanya, apakah yang masih dinantikannya hanya kematian saja. Karena itu hendaknya mengusahakan perbuatan berdasarkan dharma. (Sarasamuccaya, 29) Ahmad Syalabi, op. cit., hlm Ibid., hlm Wawancara Bapak Widodo (Pemuka Agama), tanggal 21 Desember I Nyoman Kajeng, dkk, op. cit., hlm. 25.

11 24 Kelahiran dan kematian merupakan hukuman bagi setiap yang hidup yang diciptakan oleh Tuhan. Agama mengajarkan bahwa kelahiran dengan dunia disebabkan oleh beberapa faktor yakni : karena roh menjalani hukuman atau menebus dosa, karena roh terikat dengan dunia maya dan karena ingin meningkatkan kualitas diri demi terciptanya penyatuan atman dengan Brahman. 35 Perpaduan atman dengan badan jasmani, menyebabkan mahluk hidup atman yang menghidupkan badan jasmani di sebut jiwatman. Pertemuan atman dengan badan jasmani ini menyebabkan dia terpengaruh oleh sifat-sifat maya yang menimbulkan awidya (kegelapan), jadi manusia lahir dalam keadaan awidya, yang menyebabkan ketidak sempurnannya. Atman itu tempat sempurna, tetapi manusia itu sendiri tidaklah sempurna, manusia tidak luput dari hukum lahir, hidup dan mati. Walaupun manusia itu mengalami kematian, namun atman itu tidak akan bisa mati. Hanya badan yang mati dan hancur, sedangkan atman tetap kekal abdi. 36 Vasamsi jirnani yatha vihaya navani grhnait naro parani tatha sarinani vihaya jirnani anyani samyati navani dehi Artinya: Seperti hanya orang meninggalkan pakaian usang yang telah dipakai dan menggantikannya dengan yang baru. Demikian pula halnya jivatman meninggalkan badan lamanya dan memasuki badan yang baru. (Bhagawadgita II : 22) 37 Tahapan yang kedua bagi setiap yang hidup adalah kematian. Dimana kematian adalah musuh utama manusia yang paling misterius, ganas, dan tak terhindarkan. Apakah dengan kematian berarti akhir kehidupan ataukah hanya 35 Departemen Agama RI, Buku Bacaan Agama Hindu (Tingkat III), Jakarta: Hanuman Sakti, 2001, hlm Anak Agung Gde Oka Netra, op. cit., hlm G. Pudja, op. cit., hlm. 45.

12 25 membuka pintu bagi kehidupan baru dalam dimensi lain atau dunia yang lain? 38 Dari pertanyaan di atas, maka penulis mengutip dari sebuah buku Apakah Saya Orang Hindu sebagai jawaban atas pertanyaan di atas. Dimana menurut agama Hindu mengenai orang yang mati, hanya badannya saja yang mati, jiwanya tidak pernah mati. 39 Pendapat tersebut dibenarkan dalam kepercayaan agama Hindu, sebagaimana dunia ini tercipta tidak hanya satu kali, demikian pula hari kiamat terjadi beberapa kali, sejalan dengan penciptaan dan penghancuran alam dunia tersebut sehingga agama Hindu mempercayai adanya kehidupan di dalam akhirat. Dimana manusia dengan amal perbuatannya akan memperoleh balasan sesuai dengan kebaikan dengan kebaikan serta keburukan dengan keburukan. 40 Jadi kematian adalah sebuah jalan untuk menuju alam dimana perbuatan manusia mulai dipertanyakan dan dimintai pertanggung jawaban, dan itu merupakan masa transisi ke alam lain. Dimana setelah orang meninggal jasadnya akan di kubur atau di bakar dan di buang ke laut. Ini karena tubuh kita terdiri dari unsur air, tanah, angin dan api, sehingga apabila jasad di kubur atau di buang maka akan kembali kepada asal dari unsur yang ada pada tubuh kita dan yang tersisa hanya roh. Tahapan selanjutnya setelah roh terpisah dengan jasad, maka roh akan menuju sebuah perjalanan misterius sesudah meninnggal. Mungkin saja ia akan bertemu dengan mahluk dari levellevel yang berbeda dan setelah itu roh akan berada pada suatu tempat yang dinamakan tempat tunggal sebelum roh mulai diberi siksa atau di beri pahala. Setelah itu roh tersebut akan menuju tempat pengadilan dengan hakim-hakim yang menimbang-nimbang perbuatan yang baik dan yang buruk pada sebuah timbangan keadilan alam semesta AC. Bkuktivedanta Swami Prabhupada, Kembali Lagi (SainsTentang Reinkarnasi), Jakarta: Hanuman Sakti, 2002, hllm Ed. Visvanathan, op. cit., hlm Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama, Bandung: Citra Aditya, 1993, hlm AC. Bkuktivedanta Swami Prathupada, op.cit., hlm. 74.

13 26 Mengenai hukum karma phala, hubungan antara perbuatan dan hasilnya, maka pembuat karma itu sendiri tidak berhak menentukan hasil (buah) perbuatannya. Adanya hasil perbuatan itu ditentukan oleh hukum Tuhan Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana yaitu hukum karma phala. 42 Selain itu hukum karma phala ini sesungguhnya amat berpengaruh terhadap baik buruk sagala mahluk sesuai dengan perbuatan baik dan perbuatan buruk yang dilakukan semasa hidup. Hukum karma phala dapat menentukan seseorang itu hidup bahagia atau menderita lahir batin. Jadi setiap orang berbuat baik (Cubhakarma), pasti akan menerima hasil dari perbuatan baiknya itu. Demikian pula sebaliknya, setiap yang berbuat buruk, maka keburukan itu sendiri tidak bisa terelakan dan pasti akan diterima. Hasil dari perbuatan itu tidak selalu langsung dapat dirasakan atau dinikmati. Tangan yang menyentuh es akan seketika dingin, namun menanam padi harus menunggu berbulan-bulan untuk bisa memetik hasilnya. 43 Setiap perbuatan akan meninggalkan bekas, ada bekas yang nyata, ada bekas dalam angan dan ada yang abstrak. Oleh karena itu hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat atau pada kehidupan sekarang maka akan ia terima setelah di akhirat kelak dan ada kalanya pula akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang. 44 Dengan demikian karma phala dapat digolongkan menjadi tiga macam sesuai dengan saat dan kesempatan dalam menerima hasilnya yaitu sancita karma phala, prarabda karma phala dan kriyamana karma phala. 1. Sancita Karma Phala Adalah hasil perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita yang sekarang. 42 Parisada, op. cit., hlm Djam Annuri, Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-Agama (Sebuah Pengantar), Jakarta: Karunia Kalam Semesta, 2002, hlm Anak Agung Gde Oka Netra, op. cit., hlm. 28.

14 27 Maksudnya perbuatan baik yang dulu pernah kita lakukan tapi belum mendapat pahala, akhirnya dilahirkan kembali selama belum mencapai moksa. Untuk menerima pahala dan perbuatan baik itu terus menerus sampai ia mencapai moksa. 2. Prarabda Karma Phala lagi. Adalah hasil perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya Maksudnya perbuatan baik dan buruk seimbang dan telah mendapat pahala. 3. Kriyamana Karma Phala Adalah hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat, sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang. 45 Maksudnya perbuatan yang pernah kita lakukan tapi belum sempat mendapat balasan atau pahala maka akan diterima pada kehidupan yang akan datang. Contohnya, seseorang melakukan perbuatan baik tapi pada kehidupan ini belum mendapat balasan. Maka kehidupan yang akan datang mendapatkan pahala kebahagiaan. Jadi adanya penderitaan dalam hidup ini walaupun seseorang selalu berbuat baik, hal itu disebabkan oleh karmanya (perbuatan) yang lalu (sancita karma) terutama yang buruk yang harus ia nikmati hasilnya sekarang, karena pada kelahirannya yang terdahulu belum habis diterimanya. Sebaliknya seseorang yang berbuat buruk pada kehidupan sekarang dan nampaknya ia hidup bahagia, hal itu disebabkan karena sancita karmanya yang dahulu baik, namun nantinya ia harus juga menerima hasil perbuatannya yang buruk yang ia lakukan pada kehidupan sekarang. 46 Tegasnya bahwa cepat atau lambat 45 Parisada, op. cit., hlm Departemen Agama RI, Upaceda (Ajaran-ajaran Agama Hindu), Denpasar: Parisada Hindu darma, 1998, hlm.27.

15 28 dalam kehidupan yang sekarang atau nanti, segala hasil dari perbuatan itu pasti akan diterima karena hal ini sudah merupakan hukum perbuatan. 47 Di dalam Veda (Wrhaspati Tattwa 3) dinyatakan sebagai berikut Wasana artinya bahwa semua perbuatan yang dilakukan di dunia ini. Orang akan menyerap akibat perbuatannya di alam lain, pada kelahiran nanti, apakah pada akhirnya semuanya itu akan menghasilkan buah. Hal ini adalah seperti periuk yang diisikan kemenyan, walaupun kemenyannya sudah habis dan periuknya dicuci bersih namun tetap saja masih ada bau kemenyan melekat pada periuk itu. 48 Ada penyakit tentu ada penyebabnya, demikian pula penderitaan itu pasti ada sebab musababnya. Tetapi kita harus yakin bahwa penyakit atau penderitaan tersebut dapat diatasi. Seseorang tidak bisa menghindari hasil perbuatannya, apakah baik ataupun buruk, sehingga seseorang tidak boleh iri jika melihat orang lain hidupnya bahagia atau lebih baik. Demikian pula sebaliknya, seseorang tidak perlu menyesali nasibnya karena apa yang ia terima merupakan balasan. Ini harus disadari, bahwa penderitaan di saat ini adalah akibat dari perbuatan kita sendiri, baik sekarang maupun yang telah lampau. Namun kita harus sadar pula bahwa suatu saat penderitaan itu akan berakhir asal kita selalu berusaha untuk berbuat baik. Perbuatan baik yang dilakukan saat ini akan memberikan kebahagiaan baik sekarang maupun yang akan datang. 49 Demikianlah hukum karma phala dimana setiap perbuatan akan meninggalkan bekas. Ada bekas yang nyata, ada bekas dalam angan dan ada bekas yang abstrak. Oleh karena itu hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat atau pada kehidupan sekarang maka akan ia terima setelah di akhirat kelak dan adakalanya pula akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang. 47 Ibid., hlm Anak Agung Gde Oka Netra, op. cit., hlm Ibid.

16 29 Mengenai hukum karma phala yang bisa dinikmati pada kehidupan sekarang atau kehidupan di akhirat kelak atau bahkan hanya bisa dinikmati pada kehidupan yang akan datang ini ada hubungannya dengan reinkarnasi atau punarbhawa (Kelahiran kembali). 50 Punarbhawa merupakan perwujudan dari karma phala yakni pikiran, perkataan dan tingkah laku. Tindakan-tindakan dari badan sebelumnya tidak akan mati bersama matinya badan, tindakan-tindakan yang telah dilakukan terikat pada jiwa dan tindakan itu menentukan jalan yang dilalui oleh jiwa. Karma phala dan punarbhawa saling berhubungan, begitu juga dengan segala sesuatu yang dilakukan. 51 Jadi, karma phala dan punarbhawa ini merupakan suatu proses yang terjalin erat satu sama lain. Secara singkat dapat dikatakan bahwa karma Phala adalah perbuatan yang meliputi segala gerak, baik pikiran, perkataan maupun tingkah laku. Sedangkan punarbhawa adalah kesimpulan dari semua karma Phala itu yang terwujud dalam penjelmaan tersebut. Setiap karma (Perbuatan) yang dilakukan atas dorongan achubhakarma akan menimbulkan dosa dan atman akan mengalami neraka, serta dalam punarbhawa yang akan datang akan mengalami penjelmaan dalam tingkat yang lebih rendah, sengsara atau menderita bahkan menjadi makhluk yang lebih rendah tingkatannya. Sebaliknya karma (perbuatan) yang dilakukan berdasarkan cubhakarma akan mengakibatkan roh menuju surga dan akan mengalami tingkat penjelmaan yang lebih sempurna atau lebih tinggi. Seperti dalam Veda disebutkan ada jenis spesies. Mulai dari mikroba, amoeba, sampai ikan, tumbuhan, serangga, reptil, sampai dengan manusia bahkan manusia setengah dewa dan jenis-jenis itu sesuai dengan karma phala. 52 Di dalam kitab Veda disebutkan sebagai berikut: Adharmarucayo mandas Tiryagatiparayanah Krocchan yonimanuprapya Na windanti sukham janan 50 Ibid., hlm Shofwan, Wacana Spiritualitas Timur dan Barat, Yogyakarta: Qalam, 2000, hlm A.C Bhaktivendanta Swami Probhupada, op.cit., hlm.17.

17 30 (Sarasamuccaya, 48) Artinya: Adapun perbuatan orang yang bodoh, senantiasa tetap berlaku menyalahi darma: setelah ia lepas dari neraka, menitislah ia menjadi binatang, seperti biri-biri, kerbau dan lain sebagainya. Bila kelahirannya kemudian meningkat, ia menitis menjadi orang yang hina, sengsara, diombang-ambingkan. Kesedihan dan kemurungan hati dan tidak mengalami kesenangan. 53 Sedangkan orang yang selalu berbuat baik (cubhakarma), Sarasamuccaya menyebutkan: adapun orang yang selalu melakukan cubha karma, ia dikemudian hari akan menjelma dari surga, menjadi orang yang tampan (cantik), berguna, berkedudukan tinggi, kaya raya dan berderajat mulya. Itulah hasil yang didapatnya sebagai hasil dari perbuatan yang baik. 54 Jadi, punarbhawa berarti kelahiran yang berulang-ulang yang disebut juga penitisan kembali (reinkarnasi) atau samsara. Di dalam veda disebutkan bahwa penjelmaan Jiwatman yang berulang-ulang di dunia ini atau dunia yang lebih tinggi disebut Punarbawa. Punarbawa terjadi karena disebabkan jiwatman masih dipengaruhi oleh kenikmatan dan kematian akan diikuti oleh kelahiran. Sribagavan uvacha: Bahuni me vyatitani Janmani tava cha rjung Tany aham veda sarvani Na tvam vettha paramtapa Artinya: Sri Bagawan bersabda: Banyak kelahiranku dimasa lalu, demikian pula kelahiranmu arjuna semua ini aku tahu tapi engkau sendiri tidak. Paramtapa. 55 Atman yang masih diselubungi oleh sukma sarira dan masih terikat oleh adanya kenikmatan duniawi. Penyebab atman ini awidnya. Sehingga ia belum bisa bersatu dengan sumbernya yaitu Brahman (hyang widhi). Hal ini menyebabkan atman itu selalu mengalami kelahiran secara berulang-ulang. 53 I Nyoman Kajeng, dkk, op.cit., hlm Anak Agung Gde cubha karma Oka Netra, op. cit, hlm G. Pudja, op. cit, hlm. 108

18 31 Segala bentuk perilaku atau perbuatan yang dilakukan pada masa kehidupan yang lampau menyebabkan adanya bekas dalam jiwatman. Karmabhumiriya Brahman Phlabhumirasan mata Iha yat kurute karma tat Paratrobhujyatke Artinya: Sebab sebagai manusia sekarang ini adalah akibat baik dan buruknya karma itu, juga orang akhirnya dinikmatilah karma phala itu. Artinya baik buruk perbuatan itu sekarang akhirnya terbukti hasilnya. Selesai menikmatinya menjelmalah kembali ia mengikuti sifat karma phala. Wasana berarti sangkara. Sisa-sisa yang ada dari bau sesuatu yang tinggal bekas-bekasnya saja yang diteliti hukuman yaitu jauh dari tingkatan surga maupun dari kawah mereka. Adapun perbuatan baik ataupun buruk yang dilakukan di akhirat. Tidaklah ia berakibat sesuatu apapun. Oleh karena yang sangat menentukan adalah perbuatan baik atau buruk yang dilakukan sekarang juga. 56 Dari uraian di atas,ditarik kesimpulan bahwa karma phala akan menjadikan manusia tidak akan lepas dari apa yang pernah ia berbuat yakni perbuatan manusia baik melalui tubuh, ucapan dan pikiran. Jadi tak dapat disangkal lagi bahwa seseorang akan memetik hasil dari apa yang ia tabur, baik ataupun buruk, dan melalui berbagai variasi dan kompleksitas hukum karma phalalah yang membuat hidup mempunyai perbedaan secara mental maupun fisik, dan dengan adanya hukum karma phala maka akan menyebabkan kelahiran kembali. Dimana manusia yang karma phalanya belum sempat terjadi di dunia ini atau pun di akhirat, maka manusia tersebut akan dilahirkan kembali dan karena masih adanya nafsu-nafsu atau keinginan yang belum terlaksana sehingga manusia dilahirkan kembali walaupun badan atau wadahnya berbeda dengan tubuh yang dahulu. Mengenai surga dan neraka dalam Hindu, bahwa surga dan neraka itu bisa terjadi di dunia dan juga bisa terjadi di akhirat. Surga di akhirat adalah tempat yang penuh dengan kebahagiaan dan begitu juga sebaliknya dengan neraka yaitu tempat yang penuh dengan kesengsaraan, siksa-siksa sebagai 56 I Nyoman Kajeng, dkk, op. cit., hlm. 10

19 32 balasan atas perbuatan jelek yang dilakukannya dan di dunia ini surga dan neraka juga bisa terjadi, dimana apabila hidup kita di dunia ini menderita itu sudah dinamakan neraka dan juga sebaliknya apabila hidup kita di dunia ini bahagia itu dinamakan surga.

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari

Lebih terperinci

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu Oleh : Hj. A. Nirawana Abstract Menggapai nirwanan adalah sebuah tujuan spiritual dalam agama hindu. Tulisan berikut ingin menelusuri sejauhmana makna nirwana dan langkahlangkah pencapaiannya bagi penganut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi terhadap semua ciptaan-nya baik dari segi yang terkecil hingga ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. terjadi terhadap semua ciptaan-nya baik dari segi yang terkecil hingga ciptaan- 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Alam semesta jagat raya dengan seisinya bergerak berputar tiada hentinya dengan perputaran yang teratur sesuai dengan hukumnya. Hukum perputaran terjadi terhadap semua

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM A. Konsep Ketuhanan Ajaran Awatara dalam Agama Hindu Konsepsi Ajaran Awatara dalam Agama Hindu mengatakan

Lebih terperinci

Kemanakah jiwa manusia setelah tubuhnya binasa?

Kemanakah jiwa manusia setelah tubuhnya binasa? Kemanakah jiwa manusia setelah tubuhnya binasa? Penelusuran Bhagavad-Gita dan Alkitab, tentang jiwa setelah kebinasaan tubuh. Makalah Extention Course Filsafat Manusia STF. Drijarkara NEGARI KARUNIA ADI

Lebih terperinci

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari I Ketut Sudarsana > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari Ajaran Tri Kaya Parisudha dapat dilaksanakan dengan cara memberikan arahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun demikian, setiap agama memiliki kepercayaan kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Namun demikian, setiap agama memiliki kepercayaan kepada Tuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap agama yang ada di dunia ini memiliki ajaran berbeda-beda. Namun demikian, setiap agama memiliki kepercayaan kepada Tuhan pencipta alam semesta, dari semua yang

Lebih terperinci

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi PENGAKUAN IMAN RASULI Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal,tuhan kita Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak

Lebih terperinci

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK Dosen : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H OLEH: I PUTU CANDRA SATRYASTINA 15.1.2.5.2.0800 PRODI

Lebih terperinci

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA Pengertian dan manfaat Psikologi Agama Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS A. Persamaan Dan Perbedaan Konsep Kehidupan Setelah Mati (Eskatologi) Dalam Agama Islam Dan Agama Budha

BAB IV ANALISIS A. Persamaan Dan Perbedaan Konsep Kehidupan Setelah Mati (Eskatologi) Dalam Agama Islam Dan Agama Budha BAB IV ANALISIS A. Persamaan Dan Perbedaan Konsep Kehidupan Setelah Mati (Eskatologi) Dalam Agama Islam Dan Agama Budha Allah SWT memberikan motivasi kepada manusia agar selalu berusaha dan membuat program

Lebih terperinci

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra SUTRA 42 BAGIAN [ ] B. Nyanabhadra RAJA MING DINASTI HAN Tahun 28-75 Mimpi tentang makhluk memancarkan cahaya kuning KASYAPA MATANGA & DHARMARATNA Tahun 67 dari India ke Luoyang Menerjemahkan Sutra 42

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015 Dhamma Inside Vol. 22 - September 2015 Kematian Yang Indah Akhir dari Keragu-raguan Orang-orang Kematian Yang Indah Oleh : Bhikkhu Santacitto Kematian adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapapun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tradisional yang tersimpan dalam naskah lontar banyak dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan yang berhubungan

Lebih terperinci

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan Sumber: ibnulkhattab.blogspot.com Gambar 4.3 Masyarakat yang sedang Melakukan Kegiatan Musyawarah untuk Menentukan Suatu Peraturan. 2. Macam-Macam Norma a. Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu harapan bangsa dimana nantinya remaja diharapkan dapat meneruskan nilai-nilai perjuangan

Lebih terperinci

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar Kelas 1 Kompetensi Inti KD Lama KD Baru 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan contoh-contoh ciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup dalam suatu rentang perjalanan yang sangat panjang, yang diawali dengan kelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak, masa dewasa, masa tua, dan meninggal

Lebih terperinci

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah 1. Pengertian Atman adalah. a. Percikan terkecil dari Sang Hyang Widhi Wasa b. Tidak terlukai oleh api c. Tidak terlukai oleh senjata d. Tidak bergerak e. Subha Karma Wasa 2. Fungsi Atman dalam mahluk

Lebih terperinci

Renungan tentang kehidupan

Renungan tentang kehidupan Renungan tentang kehidupan Author : admin Seorang anak bertanya kepada ayahnya : "Ayah, akan jadi apa orang yang mati?". Sang ayah menjawab : "Akan menjadi tanah". anak : " Lantas untuk apa semua kekayaan

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 13 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan orang-orang kafir itu, amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatangi

Lebih terperinci

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang

Lebih terperinci

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL JURNAL untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #11 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia.

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit dan dangkal. Karena hanya mengejar suatu arah pelajaran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah 124 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu Antara Lain: Agama Islam Tuhan adalah Allah, Esa, Ahad, Ia merupakan dirin-nya sendiri tunggal dalam sifatnya

Lebih terperinci

Tiga Sumpah Agung. Hal 1.

Tiga Sumpah Agung. Hal 1. Tiga Sumpah Agung Banyak diantara kalian sudah mengetahui bahwa ketika saya berusia 25 tahun, saya pergi mengunjungi sebuah kuil Taoisme di Taiwan dari sanalah Maha Dewi Yao Chi Jin Mu membuka mata dewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Begitu Singkatnya Umur Manusia Begitu Singkatnya Umur Manusia Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan Bangsa. Salah satu potensi yang dikaruniai Allah kepada manusia yakni potensi

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul

1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul 2 Petrus Salam 1:1-2 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Isa Al-Masih. Kepada semua orang yang telah memperoleh iman yang sama indahnya dengan iman kami, karena apa yang benar, yang berasal dari Tuhan

Lebih terperinci

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Baptisan Mencuci Bersih Dosa GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD 27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan

Lebih terperinci

"KemuliaanNya meliputi angkasa dan bumi penuh dengan pujiannya."

KemuliaanNya meliputi angkasa dan bumi penuh dengan pujiannya. "KemuliaanNya meliputi angkasa dan bumi penuh dengan pujiannya." ALAM menceritakan tentang ALLAH Pada semua benda yang diciptakan kelihatan kesan akan adanya Tuhan. Alam memberi kesaksian tentang Allah.

Lebih terperinci

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Disebarluaskan melalui: Website:    November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL Judul : Kisah Nabi Ibrahim Sumber : Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir rahimahullah Disusun oleh : Ummu Abdillah al-buthoniyyah Disebarluaskan melalui: Website: e-mail: raudhatul.muhibbin@yahoo.co.id November,

Lebih terperinci

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu 4.1 Dasar Kepercayaan Hindu Bersumber Pada Atharwa Weda Dasar kepercayaan (keimanan) dalam agama Hindu disebut Sraddha, yang dinyatakan di dalam ayat suci Atharwa Weda berikut.

Lebih terperinci

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian Tidak Ada Ajahn Chan Kelahiran dan Kematian Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, "Mengapa saya dilahirkan?" Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini

Lebih terperinci

APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga. Doa Azarya dan nyanyian Yahudi tiga

APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga. Doa Azarya dan nyanyian Yahudi tiga APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES 1611 www.scriptural-truth.com Doa Azarya DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga Doa Azarya nyanyian Yahudi tiga {1:1} mereka berjalan di tengah-tengah api, memuji Allah berkat

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

I Pendahuluan. Proses Usaha. Doa. Peluang

I Pendahuluan. Proses Usaha. Doa. Peluang I Pendahuluan Proses Usaha Doa Motivasi Usaha Gap Sukses Langsung /Sukses tertunda Feedback Gap Peluang Tuhan mewajibkan kepada setiap hamba-nya untuk selalu berusaha tidak hanya berdoa dan beribadah sehingga

Lebih terperinci

Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING. Intro. Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita:

Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING. Intro. Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita: Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING Intro Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita: Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN DURASI PEMELA JARAN : PENDIDIKAN AGAMA HINDU : 1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rajin pangkal pandai, itulah pepatah yang sering kita dengarkan dahulu sewaktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, agar kita mempunyai semangat untuk belajar,

Lebih terperinci

lease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN

lease purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN 124 BAB 4 KESIMPULAN Masyarakat Jawa yang kaya akan nilai-nilai budaya memiliki banyak cara untuk mengapresiasi dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ungkapan, falsafah

Lebih terperinci

Yesus yang terkasih, selamatkanlah kami dari tipuan nabi palsu itu. Yesus yang terkasih, lindungilah kami dengan DarahMu Yang Berharga.

Yesus yang terkasih, selamatkanlah kami dari tipuan nabi palsu itu. Yesus yang terkasih, lindungilah kami dengan DarahMu Yang Berharga. Doa Litani 1 : M emohon perlindungan terhadap nabi palsu Yesus yang terkasih, selamatkanlah kami dari tipuan nabi palsu itu. Yesus kasihanilah kami. Yesus selamatkanlah kami dari penganiayaan. Yesus pertahankanlah

Lebih terperinci

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA

DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA I GUSTI NGURAH WIRAWAN, S.Sn., M.Sn NIP : 198204012014041001 INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 ABSTRAK Saradpulagembal, seperti halnya sesajen

Lebih terperinci

KUMPULAN KATA-KATA BIJAK

KUMPULAN KATA-KATA BIJAK KUMPULAN KATA-KATA BIJAK Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus. Pikiran

Lebih terperinci

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL.

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL. MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL. H DISUSUN OLEH: I WAYAN AGUS PUJAYANA ORANG SUCI Orang suci adalah

Lebih terperinci

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan 354 2 Petrus 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus kepadamu semua yang telah menerima iman yang sama harganya dengan yang kami telah terima. Kamu menerima iman itu karena Allah dan Juruselamat

Lebih terperinci

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Setan disebut bapa segala dusta. Yahushua sendiri menyatakan bahwa Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena diciptakan oleh Allah swt dalam bentuk yang paling sempurna yaitu mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

Kemana Tujuan Hidupmu?

Kemana Tujuan Hidupmu? Kemana Tujuan Hidupmu? Cara Praktis Mengenal Tuhan Oleh: Akhi Abdurahman Copyright ThulisMedia Penerbit ThulisMedia Desain Sampul: Gading Design Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2 Daftar Isi Alam

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #36 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

Yesus Itu Adalah Hakim Agung. ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu.  Tetapi Pelajaran Empat Yesus Itu Adalah Hakim Agung Menurut Alkitab Allah akan mengadakan suatu hari pengadilan, pada hari kiamat, ketika dunia ini berakhir, yaitu di akhir zaman, akhir segala sesuatu. " Tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU I KETUT SUDARSANA 1. Pengertian Pendidikan Sanjana (2006:2) menyatakan bahwa adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar proses pembelajaran yang efektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadapkarakteranak didik,karena guru itu menjadi ikutan dan contoh teladan murid.mereka contoh perkataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tengah menunjuk pada cara pandang dan bersikap. Dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. tengah menunjuk pada cara pandang dan bersikap. Dalam kehidupan sehari-hari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencerahan dalam Budhisme tidak terlepas dari ajaran jalan tengah dan pengertian tentang mata rantai sebab akibat kehidupan manusia. Ajaran jalan tengah sebagai

Lebih terperinci

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid MUSYAWARAH DAN PARTISIPASI PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid Salah satu kebenaran pokok dalam kehidupan adalah bahwa setiap keberhasilan senantiasa menuntut semangat pengorbanan. Tanpa semangat itu, keberhasilan

Lebih terperinci

: - - Bacalah Al-Fatihah kepada ketua, penyshafaat, nabi dan penolong kita Muhammad s.a.w..... Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Lebih terperinci

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur.

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur. book Bakti Kepada Bakti Kepada Orangtua merupakan paduan ajaran klasik Buddha yang inspiratif dengan tampilan modern yang atraktif, sehingga merupakan sarana efektif untuk: membelajarkan sifat luhur sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang penuh dengan keanekaragaman Suku Bangsa, Bahasa, Agama, dan Kebudayaan. Keberagaman budaya bangsa Indonesia bukan berarti untuk

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 6 SD Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

Surat Petrus yang kedua

Surat Petrus yang kedua 1 Surat Petrus yang kedua Kepada yang kekasih Saudara-saudari saya seiman yaitu kalian yang sudah diberkati Allah sehingga kalian percaya penuh kepada Kristus Yesus sama seperti kami. Dan oleh karena percaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala

Lebih terperinci

BAB II REINKARNASI DALAM AGAMA HINDU. manusia yakni, karma, samsara, dan moksha. Karma adalah hasil dari perbuatan

BAB II REINKARNASI DALAM AGAMA HINDU. manusia yakni, karma, samsara, dan moksha. Karma adalah hasil dari perbuatan 14 A. Hakekat Reinkarnasi BAB II REINKARNASI DALAM AGAMA HINDU Kelahiran kembali atau samsara dalam agama Hindu adalah sebuah lingkaran kehidupan karena adanya tiga proses yang wajib dijalani oleh setiap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO 75 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO Setelah dilakukan penelitian dan pengkajian adapun kandungan dalam novel Nak,

Lebih terperinci

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. MAKNA AGAMA ISLAM Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP: 19580128.198612.1.001 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 23 September

Lebih terperinci

Mengenai mayat Musa ini iblis sempat berdebat dengan malaikat Tuhan yang bernama Mikhael (Yudas 1 : 9).

Mengenai mayat Musa ini iblis sempat berdebat dengan malaikat Tuhan yang bernama Mikhael (Yudas 1 : 9). Berbahagialah Orang yang Mati dalam Tuhan (Wahyu 14 : 13) Alkitab mencatat Henokh adalah orang yang hidupnya bergaul dengan Tuhan selama ± 365 Tahun (Kejadian 5 : 23-24). Henokh tidak melalui proses kematian

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Ya Tuhan Kami Puji Nama-Mu Besar KJ 7:1,4. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Ya Tuhan Kami Puji Nama-Mu Besar KJ 7:1,4. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan) PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat Berdiri 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

Persiapan Menuju Hari Akhir

Persiapan Menuju Hari Akhir Persiapan Menuju Hari Akhir Khutbah Jumat berikut ini berisi nasihat kepada kaum muslimin untuk senantiasa mempersiapkan bekal menuju kehidupan yang sesungguhnya di akhirat. Surga sebagai balasan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. Agama Hindu merupakan agama yang mempercayai banyak dewa dan dewi yang tersebar menurut fungsinya

Lebih terperinci

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary) Injil Maria Magdalena (The Gospel of Mary) Para Murid Berbincang-bincang dengan Guru Mereka, Sang Juruselamat Apakah segala sesuatu akan hancur? Sang Juruselamat berkata, Segenap alam, segala hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, penyesuaian diri dapat menimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 8 SEMARANG

BAB IV MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 8 SEMARANG BAB IV MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 8 SEMARANG A. Model Bimbingan dan Konseling Kenakalan Remaja di SMA Negeri 8 Semarang Bimbingan dan konseling merupakan upaya pemberian

Lebih terperinci

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Lesson 3 for October 21, 2017 SEMUA ORANG BERDOSA Seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Mengaryakan Pelayanan dan Kesaksian dengan Mewujudkan Kebebasan, Keadilan, Kebenaran dan Kesejahteraan bagi Sesama dan Alam Semesta (LUKAS 4:19) Minggu,

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

Surat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup?

Surat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup? Lesson 13 for June 24, 2017 Surat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup? Yesus Juruselamat kita yang menderita. Harapan pada Kedatangan

Lebih terperinci

Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika, Agama dan Segi Hukum di Indonesia

Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika, Agama dan Segi Hukum di Indonesia Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika, Agama dan Segi Hukum di Indonesia Transplatansi organ atau jarigan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.

Lebih terperinci

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu? TENTANG SANG BUDDHA 1. Apa arti kata Buddha? Kata Buddha berarti "Yang telah Bangun" atau "Yang telah Sadar", yaitu seseorang yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna. 2. Apakah

Lebih terperinci

ZIKIR Oleh Nurcholish Madjid

ZIKIR Oleh Nurcholish Madjid c Menghormati Kemanusiaan d ZIKIR Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang terhormat. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin meneruskan pembicaraan kita mengenai takwa. Unsur paling penting dalam

Lebih terperinci

*** Mengingat Kematian

*** Mengingat Kematian Mengingat Kematian Kehidupan seseorang di dunia ini dimulai dengan dilahirkan-nya seseorang dari rahim ibunya. Kemudian setelah ia hidup beberapa lama, iapun akan menemui sebuah kenyataan yang tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia di dunia ini, termasuk di Indonesia. Sejak dilahirkan di dunia manusia sudah mempunyai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Budha timbul sekitar abad ke-enam sebelum Masehi, sebagai reaksi terhadap sistem upacara keagamaan Hindu Brahmana yang terlampau kaku. Istilah Buddha berasal

Lebih terperinci

Menapak Jalan Kehidupan. Penciptaan Alam Semesta

Menapak Jalan Kehidupan. Penciptaan Alam Semesta Menapak Jalan Kehidupan Hidup dapat diibaratkan suatu perjalanan, yaitu perjalanan lahiriah maupun perjalanan batiniah. Sebagai suatu perjalanan tentu ada awal dan ada akhir. Perjalanan lahiriah berawal

Lebih terperinci