ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KARYAWAN STASIUN LOADING RAMP DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT USAHA AJAMU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KARYAWAN STASIUN LOADING RAMP DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT USAHA AJAMU"

Transkripsi

1 ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KARYAWAN STASIUN LOADING RAMP DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT USAHA AJAMU Hendar Fahmi Ananda 1, Yetti Meuthia Hasibuan 2, Vindie Riztya Lubis 3 Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Harapan (STTH) Medan Hendarfahmi@gmail.com 1 ABSTRAK PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Ajamu adalah perusahaan agroindustri yang mengelola perkebunan kelapa sawit. Crude Palm Oil (CPO) merupakan hasil pengolahan bagian serabut (endocarp) dengan cara ekstraksi. CPO merupakan komoditas pertanian yang penting di Indonesia. Perusahaan senantiasa melakukan perbaikan disetiap lini perusahaan untuk menghasilkan CPO berkualitas tinggi. Karyawan adalah elemen penting perusahaan sekaligus menjadi aset penting perusahaan. Kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) harus dievaluasi dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Setiap kegiatan pekerjaan yang ada di PTPN IV Unit Usaha Ajamu memiliki tingkat beban kerja yang berbeda-beda baik beban kerja fisik maupun mental. Banyak ditemui beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitas karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisa beban kerja fisiologis dan beban kerja psikologis pada karyawan bagian sortasi TBS. Pengukuran beban kerja fisiologis dilakukan dengan menghitung kebutuhan kalori, %CVL, metode Brouha dan konsumsi masing-masing operator dengan melakukan pengukuran denyut nadi sedangkan pengukuran beban kerja psikologis dilakukan dengan metode NASA-TLX. Kata Kunci : Beban Kerja, Fisiologis, Psikologis, NASA-TLX ABSTRACT PT. Perkebunan Nusantara IV Business Unit Ajamu agroindustrial company that manages oil palm plantations. Crude Palm Oil (CPO) is the result of processing of fibers (endocarp) by extraction. CPO is an important agricultural commodity in Indonesia. Companies continually make improvements in every line of the company to produce high-quality CPO. Employees are an important element of the company as well as a critical corporate asset. Activities related to the receipt and processing of fresh fruit bunches (FFB) should be evaluated and developed towards the better. Each activity jobs in PTPN IV Ajamu Business Unit has a level of workload vary both physical and mental workload. Many encountered workloads that are not in accordance with the capability and capacity of employees. This study aims to measure and analyze the workload of physiological and psychological workload on the employees part sorting TBS. Measurements of physiological workload performed by calculating calorie needs,% CVL, Brouha methods and consumption of each operator to perform pulse measurement while the measurement of psychological work load was done by NASA-TLX. Keywords: Workload, Physiological, Psychological, NASA-TLX 1. PENDAHULUAN Para pelaku dunia industri sekarang di tuntut untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain secara global. Perusahaan harus memiliki strategi yang efektif dalam menjalankan perusahaanya, seperti perencanaan aktivitas produksi yang efisien sehingga menghasilkan produk sesuai dengan yang direncanakan. Elemen - elemen penting yang ada dalam sistem produksi adalah Man, Machines, Material, Money,and Method. Manusia adalah faktor terpenting dalam suatu proses produksi maupun dalam Perusahaan. Manusia bertindak sebagai pekerja atau operator, dimana pekerja merupakan aset penting bagi suatu perusahaan. Perusahaan sepatutnya selalu mengevaluasi kinerja para pekerja serta mengetahui bagaimana beban kerja fisik (fisiologis) dan mental (psikologis) pekerja. Hal ini penting untuk menjamin hasil sesuai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Beban kerja fisiologis maupun psikologis erat kaitannya dengan kinerja pekerja. Beban kerja yang melebihi batas kemampuan pekerja dapat

2 menyebabkan kelelahan (fatigue) maupun cedera, sedangkan beban kerja yang terlalu ringan dapat menimbulkan efek kebosanan atau kejenuhan pekerja terhadap pekerjaannya. Beban kerja yang diberikan kepada pekerja sebaiknya adalah beban kerja yang seimbang dengan kemampuan yang dimiliki oleh pekerja. Bila beban kerja yang diberikan tidak seimbang maka dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi pekerja maupun kepada perusahaan. [1] PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Ajamu (selanjutnya disingkat PTPN IV Ajamu) yaitu perseroan yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV Ajamu mengusahakan budidaya perkebunan kelapa sawit. Crude Palm Oil (CPO) merupakan hasil pengolahan bagian serabut (endocarp) dengan cara ekstraksi. CPO merupakan komoditas pertanian yang penting di Indonesia. Untuk mendapatkan kualitas CPO yang baik, perlu diperhatikan manajemen pasca panen dan teknologi proses mulai dari tahap penimbangan Tandan Buah Segar (TBS) hingga pemutuan produk CPO yang dihasilkan. Loading ramp adalah tempat yang berfungsi untuk menampung TBS dari kebun sebelum di proses, mempermudah pemasukan TBS ke dalam lori, dan mengurangi kadar kotoran yang terdapat pada TBS. Sebelum TBS dimasukkan kedalam loading ramp, TBS yang telah ditimbang dilakukan proses sortasi terlebih dahulu. Sortasi dilakukan dilantai/peron loading ramp. Proses sortasi TBS dilakukan untuk mengetahui jumlah TBS mentah, TBS gagang panjang, TBS matang, dan TBS yang sudah busuk yang sangat berpengaruh terhadap mutu dan produktivitas CPO yang akan dihasilkan. Target produksi yang besar memberikan tekanan berat pada karyawan bagian sortasi. Karyawan bagian sortasi harus teliti dalam pemilihan TBS agar menghasilkan CPO yang bermutu baik. Karyawan bagian sortasi bekerja dibawah pengawasan asisten pabrik yang sering kali menegur bila terjadi kesalahan dalam proses sortasi TBS. Mereka juga mempunyai tanggung jawab besar perusahaan karena menyangkut kepada baik tidaknya mutu CPO yang dihasilkan. Jenis beban kerja seperti ini memberikan tekanan secara psikologis pada karyawan bagian sortasi. Pengukuran beban kerja psikologis ini dapat dilakukan dengan metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration-Task Load Indeks) dimana metode ini dapat menganalisa beban mental dari karyawan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Mengukur beban kerja fisiologis karyawan bagian sortasi stasiun loading ramp di PTPN IV Unit Usaha Ajamu. 2. Mengukur beban kerja psikologis karyawan bagian sortasi stasiun loading ramp di PTPN IV Unit Usaha Ajamu dengan metode NASA-TLX. 3. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil dan nilai yang diperoleh pada penyelesaian kasus pengukuran beban kerja fisiologis dan psikologis pada karyawan bagian sortasi stasiun loading ramp di PTPN IV Unit Usaha Ajamu. 1.1 Proses Metabolisme Fisiologi kerja adalah ilmu yang mempelajari fungsi/faal tubuh manusia pada saat bekerja. Dapat dikatakan juga fisiologi kerja adalah fokus dengan respon tubuh terhadap kebutuhan metabolisme pada saat kerja dengan mengukur aktivitas dari cardiovascular respiratory dan sistem otot pada saat kerja kita bisa memperoleh informasi untuk mencegah kelelahan. Lehmann (1995) mendefenisikan kerja sebagai semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan. Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik (otot) dan kerja mental. Pada kerja mental pengeluaran energi relatif kecil dibandingkan dengan fisik kerja dimana pada kerja fisik dimana pada kerja fisik ini manusia akan akan menghasilkan perubahan dalam konsumsi oksigen, heart rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh. 1.2 Standar untuk Energi Kerja Studi ergonomi dalam kaitannya dengan kerja manusia dalam hal ini ditujukan untuk mengevaluasi dan merancang kembali tata cara yang harus diaplikasikan agar memberikan peningkatan aktivitas dan efisien, selain juga kenyamanan atau pun keamanan bagi manusia. Salah satu acuan yang diaplikasikan untuk mengevaluasi apakah tata cara kerja sudah dirancang dengan baik atau belum adalah dengan mengukur penggunaan energi kerja yang harus dilakukan oleh seorang pekerja dapat ditentukan oleh seorang pekerja yang ditentukan oleh gejala perubahan yang tampak dan bisa diukur lewat pengukuran anggota tubuh/fisik manusia antara lain: [2] 1. Laju detak jantung (heart rate) 2. Tekanan darah (blood pressure) 3. Temperatur badan (body temperature) 4. Laju pengeluaran keringat (sweating rate)

3 5. Konsumsi oksigen yang dihirup (oxygen consumption) 6. Kandungan kimiawi dalam darah (latic acid content) Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja biasanya ditentukan dengana cara tidak langsung, yaitu dengan pengukurn: 1. Kecepatan denyut jantung 2. Konsumsi oksigen Untuk merumuskan hubungan antara energi expenditure dengan kecepatan denyut jantung, dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara energi ekspenditure dengan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisis regresi. Bentuk agresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut : Y = 1, , X + 4, X2 Dimana : Y = Energi (kkal per X = Kecepatan denyut jantung (denyut per Usaha untuk mengetahui besarnya tenaga yang dibutuhkan oleh seorang operator (pekerja) untuk melaksanakan pekerjaannya dapat dilakukan dengan mengukur aktivitas kerjanya. Tenaga yang dikeluarkan diukur dalam satuan kilokalori.volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja, atas dasar persamaan bahwa 1 liter oksigen menghasilkan energi rata-rata 4,8 kkal- 5,0 kkal yang disebut dengan nilai kalori dari oksigen. 1.3 Beban Kerja Analisis beban kerja banyak digunakan dalam penentuan kebutuhan pekerja (man power planning), analisis ergonomi, analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hingga ke perencanaan penggajian. Perhitungan beban kerja setidaknya dapat dilihat dari tiga aspek yaitu [3] : 1. Fisik, Aspek fisik meliputi perhitungan beban kerja berdasarkan kriteria kriteria fisik manusia 2..Mental, Aspek mental merupakan perhitungan beban kerja dengan pertimbangan aspek mental manusia 3. Penggunaan waktu, Pemanfaatan waktu lebih mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja. 1.4 Jenis Beban Kerja Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, adalah merupakan beban bagi pelakunya. Beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Masing - masing orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan bebab kerja. Ada orang yang lebih cocok untuk menanggung beban fisik, tetapi ada orang lain akan lebih cocok melakukan pekerjaan yang lebih banyak pada beban mental atau sosial Beban Kerja Fisiologis Secara umum yang berhubungan dengan beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor eksternal dan internal. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental. Penilaianbeban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode yaitu secara obyektif (penelitian secara langsung) dan metode tidak langsung.[4] Beban Kerja Mental / Psikologis Kerja mental adalah kondisi kerja dimana informasi yang masih harus diproses di dalam otak. Kerja mental meliputi kerja otak dalam pengertian sempit dan pemrosesan informasi (Grandjean,1988). Kerja otak dalam pengertian sempit adalah proses berfikir yang memerlukan kreatifitas, misalnya membuat mesin, membuat rencana produksi, mempelajari file dan menulis laporan. Beban kerja mental yaitu selisih antara tuntutan beban kerja dari suatu tugas dengan kapasitas maksimum beban mental seseorang dalam kondisi termotivasi. Aspek psikologis dalam suatu pekerjaan berubah setiap saat. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan aspek psikologis dapat berasal dari dalam diri sendiri (internal) atau dari luar diri sendiri seperti pekerjaan dan lingkungan (eksternal). Baik faktor internal maupun eksternal sulit dilihat dari kasat mata sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil pekerjaan atau faktor yang dapat diukursecara obyektif ataupun dari tingkah laku dan penuturan pekerja yang dapat diidentifikasi. [5] 2. METODE PENELITIAN 2.1 Tahapan Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang terkait dan tersusun secara sistematis. Rangkaian tersebut tersusun dalam sebuah prosedur penelitian yang berisi tahapan. Setiap tahapan merupakan bagian yang menentukan untuk tahapan berikut.

4 Studi Literatur : Mencari referensi yang berhubungan dengan pengukuran Beban kerja fisiologis dan beban kerja psikologis mulai Identifikasi perumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian Pengumpulan Data Primer dan Sekunder Observasi : Melakukan pengamatan di PTPN IV Ajamu tentang keadaan beban kerja yang dialami karyawan sortasi Pengolahan data : 1. Perhitungan beban kerja fisiologis dengan perhitungan konsumsi energi dan %CVL pada karyawan sortasi loading ramp 2. Perhitungan beban kerja psikologis dengan perhitungan WWL pada karyawan sortasi loading ramp Analisis dan Evaluasi Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1 Flowchart Metode Penelitian 2.2 Tinjauan Perusahaan Studi literatur dilakukan untuk mengenal kondisi perusahaan dan mengetahui permasalahan apa yang dihadapi oleh pihak perusahaan yang memerlukan penanganan dengan tepat, terutama bagian pengolahan. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada pihak perusahaan terutama bagian pengolahan mengenai beban kerja karyawan dalam pencapaian target produksi. 2.3 Identifikasi Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan Penelitian Merupakan studi yang dilakukan mahasiswa untuk mengidentifikasi perumusan masalah dalam perusahaan, sehingga dari studi tersebut mahasiswa dapat menetapkan tujuan penelitian yang akan di riset. 2.4 Studi Literatur dan Observasi Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan teori-teori yang mendukung dan dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan dilapangan. Studi literatur ini juga bermanfaat sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan masalah secara ilmiah. 2.5 Pengumpulan Data Pengumpulan data mencakup semua data yang dikumpulkan pada penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan, wawancara, atau eksperimen, data yang dibutuhkan dalam pengukuran beban kerja fisiologis adalah : a. Data denyut nadi karyawan pada fase istirahat (sebelum bekerja), bekerja, dan istirahat atau pemulihan pada 30 detik pertama, kedua, ketiga, denyut nadi maksimum, umur dari masing masing karyawan sortasi yang dihitung dengan metode langsung dan tidak langsung (%CVL dan Metode Brouha) b. Suhu tubuh awal dan akhir karyawan diukur dengan menggunakan termometer. Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penentuan nilai beban kerja psikologis dengan menggunakan metode NASA-TLX sebagai berikut : a. Rating indikator beban kerja psikologis diperoleh dari kuesioner NASA-TLX yang diisi oleh karyawan. b. Perbandingan berpasangan indikator beban kerja psikologis diperoleh dari kuesioner NASA-TLX yang diisi oleh karyawan. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur dan referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dan data yang diperoleh dari perusahaan. 2.6 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menentukan nilai beban kerja fisiologis dan nilai beban psikologis untuk setiap karyawan bagian sortasi.

5 2.6.1 Penilaian Beban Kerja Fisik Secara Langsung Pengolahan data dengan menggunakan metode penilaian secara langsung, bertujuan untuk menentukan jumlah energi yang dikonsumsi selama bekerja. Jumlah energi yang dikonsumsi selama aktivitas berlangsung dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Y = 1, , X + 4, X 2 Dimana: Y = Energi X = Kecepatan denyut jantung (denyut/ Metode Penilaian Secara Tidak Langsung a. Perhitungan Nilai % CVL CardiovasculairLoad (%CVL) akan sangat dipengaruhi oleh denyut nadi disaat sebelum bekerja, bekerja, dan istirahat. CardiovasculairLoad (%CVL) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % CVL 100 x (Denyut nadi kerja Denyut nadi istirahat) = Denyut nadi maksimum Denyut nadi istirahat Dimana denyut nadi maksimum adalah (220 - umur) untuk laki-laki dan (200 - umur) untuk wanita. b. Perhitungan Brouha Metode Brouha digunakan untuk mengestimasi cardio vasculairstrain dengan menggunakan denyut nadi pemulihan (P). Denyut nadi pemulihan dihitung pada 30 detik kedua, keempat, dan 30 detik terakhir. Dari nilai P 1, P 2, dan P 3 jika dihubungkan dengan total cardiaccost, diperoleh ketentuan sebagai berikut: 1. Jika P 1 P 3 > 10 atau P 1, P 2, dan P 3 seluruhnya< 90, maka nadi pemulihan normal. 2. Jika rata-rata P 1 yang tercatat 110, dan P 1 P 3 > 10, maka beban kerja tidak berlebihan. 3. Jika P 1 P 3 < 10, dan jika P 3 > 90, perlu ada 2.7 Penilaian Beban Mental Metode NASA-TLX Metode NASA-TLX merupakan prosedur rating multi dimensional, yang membagi workload atas dasar rata-rata pembebanan 6 dimensi, yaitu Mental Demand, Physical Demand, Temporal Demand, Effort, Own Performance, dan Frustation. NASA-TLX dibagi menjadi dua tahap, yaitu perbandingan tiap skala (Paired Comparison) dan pemberian nilai terhadap pekerjaan (Event Scoring). Menghitung nilai produk : Produk = rating x bobot factor Menghitung Weighted Workload (WWL) : Menghitung rata-rata WWL : 3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Prosedur Pengumpulan Data Beban Kerja Fisiologis Dalam menjalankan kegiatan penelitian ini, terdapat beberapa prosedur berikut: 1. Sebelum memulai aktivitas yang dilakukan, semua karyawan bagian sortasi dihitung denyut nadi istirahat selama 60 detik, dicatat sebagai DNI 2. Setelah selesai melakukan aktivitas, kemudian dihitung denyut nadi kerja 3. selama 30 detik. Setelah dikalikan 2, dicatat sebagai DNK. 4. Penghitungan denyut langsung dilakukan selama 30 detik lagi. Setelah dikalikan 2, dicatat sebagai Pl. 5. Setelah 30 detik lagi berlalu, kemudian dihitung lagi denyut jantung selama 30 detik. Setelah dikalikan 2, di catat sebagai P2. 6. Setelah 30 detik lagi berlalu, kemudian dihitung lagi denyut jantung selama 30 detik. Setelah dikalikan 2, di catat sebagai P3. DNI DNK P1 P2 P detik Proses Sortasi Gambar 2 Mekanisme Pengumpulan Data Denyut Jantung Keterangan: DNI DNK P 1, P 2, dan P 3 = Denyut nadi istirahat = Denyut nadi kerja = Denyut nadi pemulihan

6 3.2 Pengumpulan Data Denyut Nadi Adapun data denyut nadi aktivitas proses sortasi diambil dari karyawan bagian sortasi, dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 Tabel 1 Data Aktivitas Denyut Nadi Karyawan Sortasi Shift I No Nama Umur DNI DNK DN Maks Metode Brouha P1 P2 P3 1 Anwar Daud Musangit Dedi Tabel 2 Data Aktivitas Denyut Nadi Karyawan Sortasi Shift II No Nama Umur DNI DNK DN Maks k Metode Brouha k t P1 P2 P3 1 Yoyon Supriyadi Arif Landong t (Y) = 1, , X + 4, X 2 = 1, , (140) + 4, (140) 2 = 7,843kkal/menit = 470,580 kkal/jam Untuk karyawan Anwar Idrus beban kerja termasuk dalam kategori beban kerja berat. Hasil perhitungan konsumsi energi dan kategori beban kerja berdasarkan konsumsi energi untuk masing-masing karyawan pada aktivitassortasidapat dilihat pada Tabel 3 dan 4 Tabel 3 Hasil Perhitungan Konsumsi Energi dan Kategori Beban Saat Bekerja pada AktivitasSortasi Karyawan Shift I No Nama DNK Y(Menit) Y (Jam) Kategori 1 Anwar 140 7, ,58 Berat 2 Daud , ,02 Berat 3 Musangit 156 9, ,66 Berat 4 Dedi , ,90 Berat Rata-rata 576,54 Berat 3.4 Pengolahan Data Pengukuran Beban Kerja Fisiologis a. Metode Penilaian Secara Langsung Pengolahan data dengan menggunakan metode penilaian secara langsung, bertujuan untuk menentukan jumlah energi yang dikonsumsi selama bekerja. Jumlah energi yang dikonsumsi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Y = 1, , X + 4, X 2 Dimana: Y = Energi X = Kecepatan denyut jantung (denyut/ Berdasarkan jumlah kebutuhan kalori yang dipakai dalam melakukan suatu kegiatan, maka ada beberapa kategori dari beban kerja, yaitu : Beban kerja ringan : kkal/jam Beban kerja sedang : > kkal/jam Beban kerja berat : > kkal/jam Berikut ini merupakan salah satu contoh dari perhitungan secara langsung, yaitu dengan pengukuran energi yang di konsumsi untuk karyawan Shift I Anwar Idrus. Denyut nadi kerja (X) = 140 Tabel 4 Hasil Perhitungan Konsumsi Energi dan Kategori Beban Saat Bekerja pada Aktivitas Sortasi Karyawan Shift I No Nama DNK YMenit) Y (Jam) Kategori 1 Yoyon 118 5, ,19 Berat 2 Supriyadi 112 5, ,36 Sedang 3 Arif 134 7, ,32 Berat 4 Landong 106 4, ,60 Sedang Rata-rata 340,61 Sedang

7 b. Metode Penilaian Secara Tidak Langsung Perhitungan Nilai % CVL Tabel 5 Perhitungan % CVL Aktivitas Sortasi Shift I CardiovasculairLoad (%CVL) akan sangat dipengaruhi oleh denyut nadi disaat sebelum bekerja, bekerja, dan istirahat. CardiovasculairLoad (%CVL) dapatdihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % CVL 100 x (Denyut nadi kerja Denyut nadi istirahat) = Denyut nadi maksimum Denyut nadi istirahat Dimana denyut nadi maksimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan (200-umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut : < 30% = Tidak terjadi kelelahan 30-<60% = perbaikan 60-<80 = Kerjadalam waktu singkat No Nama DNI DNK DN Max % CVL 1 Anwar ,17 2 Daud ,95 3 Musangit ,39 4 Dedi ,70 Keterangan perbaikan tindakan segera tindakan segera Kerja dalam waktu singkat 80-<100% = tindakan segera >100% = Tidakdiperbolehkan beraktivitas Berikut merupakan salah satu contoh perhitungan % CVL untuk karyawan Shift I Anwar Idrus. DNK = 140 DNI = 92 DN max = 172 % CVL 100 x Denyut nadi kerja Denyut nadi istirahat = Denyut nadi maksimum Denyut nadi istirahat = 100 x (140 92) (172 92) = 52,17 Dari % CVL yang diperoleh maka diperoleh klasifikasi beban kerjauntuk karyawan Anwar Idrus yaitu diperlukan Hasil perhitungan %CVL dan klasifikasi beban kerja pada aktivitas kegiatan proses sortasi untuk masing-masing karyawan dapat dilihat padatabel 5 dan 6 No Tabel 6 Perhitungan % CVL Aktivitas Sortasi Shift II Nama DNK Y(Menit) 3.5 Perhitungan Brouha Hasil penilaian aktivitas sortasi seluruh karyawan sortasi stasiun loading ramp dengan metode Brouha dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8 berikut. Y (Jam) Kategori 1 Anwar 140 7, ,58 Berat 2 Daud , ,02 Berat 3 Musangit 156 9, ,66 Berat 4 Dedi , ,90 Berat Rata-rata 576,54 Berat

8 Tabel 7 Hasil Penilaian dengan Metode Brouha pada Aktivitas Sortasi Shift I No Nama P 1 P 2 P 3 P 1 - P 3 Keterangan 1 Anwar Idrus Daud Musan git Dedi Nadi pemulihan normal, beban kerja berlebihan, dan tidak perlu ada Nadi pemulihan normal, beban kerja berlebihan, dan tidak perlu ada Nadipemulihannor mal, beban kerjaberlebihan, dan tidak perlu ada Nadipemulihannor mal, beban kerja berlebihan, dan tidak perlu ada Tabel 8 Hasil Penilaian dengan Metode Brouha pada Aktivitas Sortasi Shift I No Nama P 1 P 2 P 3 1 Anwar Idrus P 1 - P Daud Musan git Dedi Keterangan Nadi pemulihan normal, beban kerja berlebihan, dan tidak perlu ada Nadi pemulihan normal, beban kerja berlebihan, dan tidak perlu ada Nadipemulihannorma l, beban kerjaberlebihan, dan tidak perlu ada No Nama DNI DNK DN Max % CVL 1 Yoyon Supriyadi ,41 3 Arif ,34 4 Landong , Pengukuran Beban Kerja Psikologis Penentuan beban kerja psikologis dengan menggunakan metode NASA-TLX didapatkan dengan menghitung rata-rata WWL (Weighted Workload). Nilai WWL didapatkan dengan mengalikan rating dan bobot pada kuesioner NASA TLX yang telah diisi oleh masing-masing karyawan. Berikut merupakan contoh pengukuran WWL (Weighted Workload) dengan metode NASA TLX terhadap karyawan sortasi Anwar Idrus. Contoh Perhitungan : Mental Demand(MD) Nilai = Rating x Bobot = 80 x 3 = 240 rata rata WWL = WWL 15 = = 84,00 Tabel 9 Perhitungan Weighted Workload(WWL) No Kategori Rating Bobot Nilai 1 Mental Demand (MD) 2 Physical Demand (PD) 3 Temporal Demand (TD) 4 Performance (OP) 5 Effort (EF) Frustation Level (FR) WWL Rata rata WWL 84,00 Keterangan perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan

9 Tabel 10 Kategori Beban Kerja Karyawan Stasiun Loading Ramp No Range Jumlah Karyawan Beban Kerja 1 < 50 - Ringan Sedang 3 > 80 6 Berat 3.5 Analisis Analisis Beban Kerja Fisiologis a. Analisis Metode Langsung Penilaian secara langsung dilakukan dengan menghitung besarnya energi yang dikonsumsioleh seorang karyawan berdasarkan denyut nadi kerja karyawan tersebut. Perhitungan besarnya konsumsi energi dan kategori beban kerja dari semua karyawan stasiun loading ramp pada aktivitas Sortasi TBS dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4 Rata-rata konsumsi energi untuk karyawan pada kegiatan Sortasi TBS ini adalah 9,659Kkal/menit atau 576,54Kkal/jam pada shift I dan 5,676 Kkal/menit atau 340,61 Kkal/jam pada shift II. Hal ini akan menggambarkan bahwa beban kerja untuk aktivitas sortasi termasuk dalam kategori beban kerja yang berat. Artinya, untuk melakukan aktivitas sortasi TBS ini, jumlah energi yang dibutuhkan cukup besar. b. Analisis Metode Tidak Langsung Metode penilaian secara tidak langsung dapat dihitung dengan duacara yaitu berdasarkan perhitungan CardiovasculairLoad (% CVL) dan metode Brouha yaitu estimasi dengan menggunakan denyut nadi pemulihan. 1. CardiovasculairLoad (%CVL) Dari hasil pengolahan data pada Tabel 5 dan 6 dapat dilihat dari 8 orang karyawan stasiun loading ramp yang melakukan kegiatan proses sortasi terdapat tidak semua karyawan bagian sortasi dengan kriteria memerlukan tindakan segera. Kriteria kelelahan aktivitas proses sortasi ini dipengaruhi oleh besar denyut nadi sebelum melakukan pekerjaan, denyut nadi saat melakukan pekerjaan, dan denyut nadi maksimum karyawan. Selain itu juga dipengaruhi dari intensitas dan frekuensi dari pekerjaan itu.secara umum berdasarkan metode perhitungan % CVL, para karyawan memerlukan perbaikan dalam sistem kerja. Hal ini menandakan bahwa karyawan mengalami kerja berat dan butuh perbaikan kerja. 2. Metode Brouha Metode Brouha dilakukan dengan mengestimasi cardiovasculairstrain dengan menggunakan denyut nadi pemulihan. Dari penilaian dengan metode Brouha pada kegiatan proses sortasi yang terdapat pada Tabel 7 dan 8 dapat dilihat 4 orang karyawan dengan beban kerja berlebihan, nadi kerja termasuk normal, dan tidak perlu ada perbaikan pada shift I. Serta 4 orang karyawan dengan beban kerja tidak berlebihan, nadi pemulihan normal, dan tidak perlu ada perbaikan pada shift II, menunjukkan sebagian karyawan merasa bahwa beban kerja yang diterima oleh karyawan sesuai atau seimbang dengan kemampuan fisiknya Analisis Beban Kerja Psikologis Hasil kuesioner beban kerja dengan metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index) menunjukkan bahwa faktor Mental Demand (MD) yang dominan mempengaruhi beban kerja karyawan stasiun loading ramp, dimana berkaitan dengan usaha mental yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas sortasi. Dari hasil pengolahan data menggunakan metode NASA-TLX pada Tabel 10 dapat dilihat dari 6 orang karyawan sortasi dengan beban kerja berat dan 2 orang beban keja sedang. Dapat disimpulkan bahwa karyawan bagian sortasi merasa beban kerja mental (psikologis) pada aktivitas sortasi cukup tinggi. Hal tersebut merupakan pemicu stress dan kelelahan yang terjadi pada karyawan sortasi. 3.6 Evaluasi Penentuan Waktu Istirahat Setelah data diperoleh, dapat dilakukan perhitungan waktu istirahat pada aktivitas proses sortasi. Jika denyut nadi selama istirahat, kerja, dan pemulihan, maka waktu pemulihan untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Penentuan waktu istirahat dipengaruhi oleh rata-rata konsumsi energi selama bekerja (K), dimana: K = Et - Ei Et = (DNK) (DNK) 2 Ei = (DNI) (DNI) 2 Penentuan waktu istirahat dapat dilakukan dengan rumus: Rt = 0 ; untuk K<S k T( K S) ( 1).100 s ( K BM) Rt ; S < K 2S 2

10 T (K - S) Rt (K -1.5) ; K 2S Dimana: Rt = Waktu istirahat yang diperlukan ( T = Total waktu yang dipergunakan untuk kerja K = Rata-rata energi yang dikonsumsikan untuk kerja S =Standar beban kerja normal yang diaplikasikan,biasanya 4 Kkal untuk wanita dan 5 kkal/menit untuk pria. Rekapitulasi hasil penentuan waktu istirahat karyawan pada aktivitas sortasi dapat dilihat pada Tabel 11 dan 12 sebagai berikut. No Nama DNK 1 Anwar Idrus 2 Daud 3 Musangit 4 Dedi No Nama DNK 1 Yoyon 2 Supriyadi 3 Arif 4 Landong Tabel 11 Penentuan Waktu Istirahat Setiap Karyawan Bagian Sortasi Shift I Et Ei K 140 7,843 3,690 4,154 0 Tabel 12 Penentuan Waktu Istirahat Setiap Karyawan Bagian Sortasi Shift II Rt akhir ( ,867 3,265 7,602 39, ,711 2,692 7,018 31, ,215 2,740 7,476 37,620 Et Ei K Rt akhir ( 118 5,669 3,162 2, ,156 2,912 2, ,205 3,467 3, ,676 2,452 2,224 0 shift I yaitu karyawan Daud sebesar 652,02 kkal/jam dan masuk ke dalam kategori beban kerja yang berat. Perusahaan perlu melakukan perbaikan shift kerja, sistem rotasi kerja agar karyawan tersebut tidak mengalami beban kerja yang terlalu tinggi. 2. Dalam perhitungan % CVL pada aktivitas sortasi terdapat karyawan yang memiliki % CVL terbesar dialami pada waktu kerja shift I yaitu karyawan Daud dengan % CVL sebesar 91,95 % dan masuk ke dalam kategori kerja diperlukan tindakan segera. Perusahaan perlu melakukan perbaikan shift kerja, sistem rotasi kerja agar karyawan tersebut tidak mengalami beban kerja yang terlalu tinggi. 3. Pada perhitungan menggunakan metode Brouha aktivitas sortasi sebagian besar karyawan memiliki nadi pemulihan normal, beban kerja berat dan tidak diperlukan perbaikan waktu kerja. DAFTAR PUSTAKA [1] E. Grandjean Fitting The Task to The Man,4 th edt. London: Taylor & Francis. 2 E. Nurmianto Ergonomi, Konsep dasar dan Aplikasinya.Surabaya: PT. Guna Widya. [3] S.W. Utami Pengukuran Beban kerja Fisiologis dan Psikologis operator pada Produk Cup PT. Indomex Dwijaya Lestari. Padang : FT. Univ. Andalas [4] S.H. Tarwaka, A. Bakri dan L. Sudiajeng Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA press. [5] F. Rauf Analisis beban mental menggunakan metode NASA-TLX di departemen teknik mesin Bandung.Bandung: Unikom Indonesia. 5. KESIMPULAN 1. Beban kerja karyawan stasiun loading ramp pada aktivitas sortasi berbeda-beda untuk setiap karyawan, dan konsumsi energi yang tertinggi pada aktivitas sortasi dialami pada waktu kerja

11

MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA

MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA 1. Prosedur Praktikum Dalam menjalankan kegiatan praktikum ini, terdapat beberapa prosedur berikut: a. Alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan. b. Sebelum memulai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI A. DESKRIPSI Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang

Lebih terperinci

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Kerja Bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM)

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM) ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM) Muhammad Arasyandi, Arfan Bakhtiar*) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Batujamus RSS Kerjoarum merupakan salah satu dari dua pabrik pengolahan getah karet menjadi karet setengah jadi di Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ

ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ THE WORKLOAD ANALYSIS OF OPERATOR INSPECTION USING NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) IN PT. XYZ Vera Methalina Afma Program

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA M. Ansyar Bora, S.T., M.T. Dosen Program Studi Teknik Industri STT IBNU SINA Batam Email : ansyar@stt-ibnusina.ac.id

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 3 BEBAN KERJA FISIK Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com BEBAN KERJA FISIK Beban

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012 ISSN 1412-6869 ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT Andriyanto 1 dan Choirul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Menurut Wikipedia Indonesia, fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS TUGAS AKHIR ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS DITINJAU DARI ASPEK BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI (Studi Kasus di PT. Bahama Lasakka, Batur, Ceper, Klaten) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA MEDAN TUGAS SARJANA

PENGUKURAN BEBAN KERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA MEDAN TUGAS SARJANA PENGUKURAN BEBAN KERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh: NILDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat kesehatan karyawan dan kenyamanan kerja dapat mencerminkan keseriusan suatu perusahaan dalam memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Ditinjau dari sisi ergonomi,

Lebih terperinci

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL Retno Widiastuti 1, Dian Eko Hari Purnomo 2, Adhitya Nur M. 1 3 1,2,3 Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metode penelitian berkaitan dengan prosedur, alat, metode serta desain penelitian yang dipergunakan di dalam melaksanakan penelitian. Tahapan proses penelitian

Lebih terperinci

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA OPERATOR PEMETIKAN TEH DAN OPERATOR PRODUKSI TEH HIJAU DI PT MITRA KERINCI

PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA OPERATOR PEMETIKAN TEH DAN OPERATOR PRODUKSI TEH HIJAU DI PT MITRA KERINCI PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA OPERATOR PEMETIKAN TEH DAN OPERATOR PRODUKSI TEH HIJAU DI PT MITRA KERINCI Mega Mutia Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nugraheni (2009), Perkembangan teknologi yang pesat, baik di bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya cara baru dalam menawarkan

Lebih terperinci

NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK

NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK NASKAH PUBLIKASI PENGUKURAN DAN ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PENGEMUDI BUS AKDP RUTE SOLO-SEMARANG (Studi kasus pada Perusahaan Otobus New Ismo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan kerja dipengaruhi oleh salah satu faktor diantaranya adalah faktor kerja fisik (otot). Kerja fisik ( beban kerja) mengakibatkan pengeluaran energi,

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 5, No. 2, Maret 2014 pp. 11-16 ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK Ernitua Purba 1, A. Jabbar M. Rambe 2, Anizar 2

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX Analisis Beban Kerja Mental Operator Weaving B (Fadlilah dan Iftadi) ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX Antika Adzary

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP PENGEMUDI BUS JURUSAN BANDUNG-DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP PENGEMUDI BUS JURUSAN BANDUNG-DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP PENGEMUDI BUS JURUSAN BANDUNG-DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (Studi Kasus di PT. PAHALA KENCANA Cabang Bandung) Hilman Akbar Email: Hilmanakbar01@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA KOORDINATOR DAN MANAGER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (11 pt, bold, huruf kapital)

ANALISIS BEBAN KERJA KOORDINATOR DAN MANAGER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (11 pt, bold, huruf kapital) Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN : 2337-4349 ANALISIS BEBAN KERJA KOORDINATOR DAN MANAGER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (11 pt, bold, huruf kapital) Rizki Wahyuniardi 1*, Yani

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISA PENENTUAN WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA BIDANG KEGIATAN: PKM-AI Diusulkan oleh: Chalos Vem Pangela (08173001) Angkatan 2008 Endo Febriy (11173038) Angkatan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MANUFAKTUR/JASA LOGO Pengukuran konsumsi energi Kemampuan manusia utk melaksanakan kegiatan tergantung

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i PEDOMAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv AYAT AL-QURAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SINGKATAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

Jurnal Optimasi Sistem Industri. Pengukuran Beban Kerja Psikologis dan Fisiologis Pekerja di Industri Tekstil

Jurnal Optimasi Sistem Industri. Pengukuran Beban Kerja Psikologis dan Fisiologis Pekerja di Industri Tekstil JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI - VOL. 16 NO. 2 (2017) 120-130 Terbit online pada laman web jurnal : http://josi.ft.unand.ac.id/ Jurnal Optimasi Sistem Industri ISSN (Print) 2088-4842 ISSN (Online) 2442-8795

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar Kegiatan Belajar -6 Modul 4: Konsumsi Energi Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Modul-4, data M Arief Latar 1 I. PENDAHULUAN Modul-4, data M Arief Latar 2 Pengantar Jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, sehingga tentu saja hal ini berbeda dengan menangani pasien penderita

Lebih terperinci

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. 1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING Ratih Setyaningrum Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian Evaluasi Kebijakan Shift Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja Operator Penerimaan dan Penimbunan PT. Pertamina

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian, yaitu tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam melakukan penelitian. Metode ini digunakan sebagai acuan untuk melangkah

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE

ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia industri semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dan melakukan perbaikan sistem kerja yang telah ada.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan yang baik tentunya akan memiliki sumber daya manusia yang baik pula (Simanjuntak

Lebih terperinci

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE 2.1. Tujuan Praktikum Setelah mengikuti praktikum, praktikan diharapkan : a. Mampu memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia

Lebih terperinci

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang 37 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 37-42 HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DAN BEBAN KERJA MENTAL BERBASIS ERGONOMI TERHADAP TINGKAT KEJENUHAN KERJA PADA KARYAWAN PT JASA MARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk menyediakan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Seperti pelayanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC Ulfa Liani Putri*), Naniek Utami Handayani Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudarto,

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL PADA DIVISI OPERASI PT. X DENGAN METODE NASA-TLX

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL PADA DIVISI OPERASI PT. X DENGAN METODE NASA-TLX PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL PADA DIVISI OPERASI PT. X DENGAN METODE NASA-TLX Ani Umyati 1*, Ade Sri Mariawati 2, Dicky Dwi Hartanto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu pekerjaan dapat memberikan resiko terhadap dampak yang dirasakan oleh pekerja, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Hal tersebut sering disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pelaku industri dituntut untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain secara global. Perusahaan harus memiliki strategi yang efektif dalam menjalankan perusahaannya,

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA Tutorial 4 BEBAN KERJA MENTAL

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA Tutorial 4 BEBAN KERJA MENTAL FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA Tutorial 4 BEBAN KERJA MENTAL Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2017/2018 www.labdske-uii.com Beban Kerja Mental

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ

PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ T.Fariz Hidayat 1, Sugiharto Pujangkoro 2, Anizar 3 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Amri 1, Herizal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh-Indonesia

Amri 1, Herizal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh-Indonesia Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.6 No.1 (2017) 29-35 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work Design Analisis Beban Kerja Psikologis dengan Menggunakan Metode NASA-TLX pada Operator Departemen

Lebih terperinci

. II. TINJAUAN PUSTAKA

. II. TINJAUAN PUSTAKA . II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah dengan memecah partikel menjadi lebih kecil sehingga memudahkan akar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental Pekerja di rumah makan yang dilakukan oleh Christian (2015) menghasilkan penelitian tentang beban kerja

Lebih terperinci

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang 37 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 37-42 HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DAN BEBAN KERJA MENTAL BERBASIS ERGONOMI TERHADAP TINGKAT KEJENUHAN KERJA PADA KARYAWAN PT JASA MARGA

Lebih terperinci

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015 FISIOLOGI KERJA (II) hanna.udinus@gmail.com Teknik industri 2015 Proses Metabolisme Proses metabolisme menghasilkan panas & energi untuk kerja lewat sistem otot manusia. Unit/satuan yang digunakan : 1

Lebih terperinci

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas -THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo

Lebih terperinci

Disusun oleh : : Dinar Ramadhan. Npm :

Disusun oleh : : Dinar Ramadhan. Npm : Disusun oleh : Nama : Dinar Ramadhan Npm :32413545 Kelas :3ID10 TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI 2015 LANDASAN TEORI 1. Fisiologi Industri Pengertian psikologi industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Tugu Yogyakarta yang dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (DAOP) VI. Objek penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adapun massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh, memungkinkan

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA-TLX DI PT. ABC

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA-TLX DI PT. ABC ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA-TLX DI PT. ABC Renty Anugerah Mahaji Puteri, Zafira Nur Kamilah Sukarna Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mie merupakan salah satu jenis makanan yang banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain karena rasanya enak dan mudah dalam penyajiannya harga

Lebih terperinci

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) Pengukuran Energi Fisik Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) In order that people maybe happy in their work these three things are needed: they must be fit for it, they must

Lebih terperinci

Penilaian Beban Kerja Karyawan Unit Mikro Bank Menggunakan Metode NASA TLX

Penilaian Beban Kerja Karyawan Unit Mikro Bank Menggunakan Metode NASA TLX Penilaian Beban Kerja Karyawan Unit Mikro Bank Menggunakan Metode NASA TLX Novi Aris Sasongko 1, Ade Sri Mariawati 2, Ani Umyati 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa noviaris89@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat Perawat merupakan salah satu tenaga medis di rumah sakit yang memberikan pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu peran perawat di rumah sakit sangatlah

Lebih terperinci

EVALUASI ERGONOMI BERDASARKAN WORKLOAD ANALYSIS DAN POSTUR KERJA PADA PROSES BATIK CAP (Studi Kasus UKM Batik Cap Supriyarso)

EVALUASI ERGONOMI BERDASARKAN WORKLOAD ANALYSIS DAN POSTUR KERJA PADA PROSES BATIK CAP (Studi Kasus UKM Batik Cap Supriyarso) EVALUASI ERGONOMI BERDASARKAN WORKLOAD ANALYSIS DAN POSTUR KERJA PADA PROSES BATIK CAP (Studi Kasus UKM Batik Cap Supriyarso) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk terus melakukan peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar

Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar Performa (217) Vol. 16 No.1: 44-53 Analisis Sistem Kerja Shift Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Pengukuran Beban Kerja Fisik Perawat RSUD Karanganyar Helma Hayu Juniar 1), Rahmaniyah Dwi Astuti 2), dan Irwan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA 4.1 Pembahasan Praktikum kali ini dilakukan pengukuran kerja fisiologi tentang kerja statis. Pengukuran ini dilakukan pada anggota badan yaitu tangan dan kaki yang diberi

Lebih terperinci

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak Penelitian ini dilakukan di pasar Bringharjo dan Giwangan dengan objek buruh gendong perempuan. Makalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo)

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo) TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi S-1

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Hasil perkebunan berupa getah karet akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kerja Pengertian atau definisi dari kerja adalah semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai

Lebih terperinci

BAB V TUGAS KHUSUS V-1

BAB V TUGAS KHUSUS V-1 BAB V TUGAS KHUSUS 5.1 Pendahuluan 5.1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang mengakibatkan semakin majunya pembangunan di Indonesia. Perkembangan ini

Lebih terperinci

Pengukuran Lingkungan Kerja Fisik dan Operator Untuk Menentukan Waktu Istirahat Kerja

Pengukuran Lingkungan Kerja Fisik dan Operator Untuk Menentukan Waktu Istirahat Kerja JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ISSN: 1412-6869 e-issn: 2480-4038 journal homepage: http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/index doi: 10.23917/jiti.v16i2.3379 Pengukuran Lingkungan Kerja Fisik dan Operator

Lebih terperinci

PENGATURAN JUMLAH KALORI YANG DIKONSUMSI UNTUK MENENTUKAN JADWAL KERJA KARYAWAN T U G A S S A R J A N A. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

PENGATURAN JUMLAH KALORI YANG DIKONSUMSI UNTUK MENENTUKAN JADWAL KERJA KARYAWAN T U G A S S A R J A N A. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari PENGATURAN JUMLAH KALORI YANG DIKONSUMSI UNTUK MENENTUKAN JADWAL KERJA KARYAWAN T U G A S S A R J A N A Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh HELGA YULANDA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan pada mereka. Keadaan tersebut

Lebih terperinci

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN ASSESSMENT KEBOSANAN KERJA KARYAWAN SEBAGAI DASAR EVALUASI KINERJA ASPEK TASK, ORGANISASI DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN; STUDI KASUS DI KAWASAN INDUSTRI TANGERANG-BANTEN Wahyu Susihono 1,2 1 Konsentrasi Egonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi tidak aman (unsafe condition). Keselamatan merupakan hal yang harus diutamakan dalam dunia penerbangan.

Lebih terperinci

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) Pengukuran Energi Fisik Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) In order that people maybe happy in their work these three things are needed: they must be fit for it, they must

Lebih terperinci

SEJARAH & PERKEMBANGAN

SEJARAH & PERKEMBANGAN Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL MASINIS KERETA API RUTE JARAK JAUH (STUDI KASUS PADA PT KAI DAOP 2)

PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL MASINIS KERETA API RUTE JARAK JAUH (STUDI KASUS PADA PT KAI DAOP 2) PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL MASINIS KERETA API RUTE JARAK JAUH (STUDI KASUS PADA PT KAI DAOP 2) Kristiana Asih Damayanti 1, Yuke Cantikawati 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Evaluasi Beban Kerja Operator Mesin pada Departemen Log and Veeeneer Preparation di PT. XYZ

Evaluasi Beban Kerja Operator Mesin pada Departemen Log and Veeeneer Preparation di PT. XYZ Evaluasi Beban Kerja Operator Mesin pada Departemen Log and Veeeneer Preparation di PT. XYZ Amalia Faikhotul Hima 1, Mahrus Khoirul Umami 2 Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI KARYAWAN PEMBUATAN BAJU DI PT JABA GARMINDO MAJALENGKA

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI KARYAWAN PEMBUATAN BAJU DI PT JABA GARMINDO MAJALENGKA ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI KARYAWAN PEMBUATAN BAJU DI PT JABA GARMINDO MAJALENGKA Lalan Ruslani dan Nurfajriah Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DIVISI DISTRIBUSI PRODUK PT. PARAGON TECHNOLOGY AND INNOVATION

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DIVISI DISTRIBUSI PRODUK PT. PARAGON TECHNOLOGY AND INNOVATION ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DIVISI DISTRIBUSI PRODUK PT. PARAGON TECHNOLOGY AND INNOVATION Hanissa Okitasari., Darminto Pujotomo *) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL Otong Andi Juhandi (30402785) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Kontak Person : Otong Andi

Lebih terperinci

Tingkat Beban Kerja Mental Masinis berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) di PT. KAI Daop. II Bandung

Tingkat Beban Kerja Mental Masinis berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) di PT. KAI Daop. II Bandung Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2013 Tingkat Beban Kerja Mental Masinis berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) di PT. KAI Daop.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur Etika Muslimah, Cita Zulfa Rokhima, Akhmad Kholid Alghofari Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU.

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU. ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU. Oleh : MUHAMMAD FAZRIANSYAH F14104106 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 4 BEBAN KERJA MENTAL Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Beban Kerja Mental

Lebih terperinci

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI DENGAN ANALISA DENYUT JANTUNG PADA BURUH ANGKUT MATERIAL DI PERUSAHAAN X *) Julianus Hutabarat Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator tersebut melakukan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENENTUAN LAMANYA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS

LAPORAN TUGAS AKHIR PENENTUAN LAMANYA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS LAPORAN TUGAS AKHIR PENENTUAN LAMANYA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS ( Studi Kasus: Pabrik Minyak Kayu Putih Krai ) Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA Disusun oleh: 1. Rizki Akbar Rismawan (3333110483) 2. Gina Andini (3333110951) 3. Alfian Kello (3333111444) 4. Puput Puspitasari (3333111700)

Lebih terperinci

Yopi Marlan 1),Erwin Maulana Pribadi 2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan 1) :

Yopi Marlan 1),Erwin Maulana Pribadi 2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan  1) : ANALISIS BEBAN KERJA PADA OPERATOR MESIN TENUN DEPARTEMEN WEAVING V DENGAN MENGGUNAKAN METODE DENYUT JANTUNG DAN NASA-TLX DI PT. PUTERA MULYA TERANG INDAH (PMTI) Yopi Marlan 1),Erwin Maulana Pribadi 2)

Lebih terperinci

L-1. PENGUMPULAN DATA SAMPLING PEKERJAAN Data Mentah Hari ke-1 Objek Penelitian 1 Shift Pagi L-1

L-1. PENGUMPULAN DATA SAMPLING PEKERJAAN Data Mentah Hari ke-1 Objek Penelitian 1 Shift Pagi L-1 L-1 PENGUMPULAN DATA SAMPLING PEKERJAAN Data Mentah Hari ke-1 Objek Penelitian 1 Shift Pagi L-1 L-2 Data Mentah Hari ke-1 Objek Penelitian 1 Shift Siang L-2 L-3 Data Mentah Hari ke-1 Objek Penelitian 2

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA DENGAN METODE WORKLOAD ANALYSIS DAN NASA-TLX DI LABORATORIUM UJI PT. GELORA DJAJA SURABAYA

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA DENGAN METODE WORKLOAD ANALYSIS DAN NASA-TLX DI LABORATORIUM UJI PT. GELORA DJAJA SURABAYA ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA DENGAN METODE WORKLOAD ANALYSIS DAN NASA-TLX DI LABORATORIUM UJI PT. GELORA DJAJA SURABAYA Galang Rakashiwi Program Studi Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO.3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENENTUAN JUMLAH OPERATOR BERDASARKAN ANALISA BEBAN KERJA FISIK DENGAN PERTIMBANGAN CARDIOVASCULAR LOAD (Studi Kasus: Pabrik Gondorukem dan Terpentin Garahan Jember) THE DETERMINATION OF THE NUMBER OF

Lebih terperinci

Beban Kerja Mental menurut Level Jabatan dan Usia Karyawan di Industri CPO

Beban Kerja Mental menurut Level Jabatan dan Usia Karyawan di Industri CPO Beban Kerja Mental menurut Level Jabatan dan Usia Karyawan di Industri CPO Syamsul Anwar 1, Deli Mutiara 2 1 Progam Studi Manajemen Industri, 2 Program Studi Sistem Produksi Industri, Politeknik ATI Padang

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA di BAGIAN PENGEPAKAN (Studi Kasus : PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Batujamus Pabrik RSS Kerjoarum Karanganyar)

ANALISIS BEBAN KERJA di BAGIAN PENGEPAKAN (Studi Kasus : PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Batujamus Pabrik RSS Kerjoarum Karanganyar) ANALISIS BEBAN KERJA di BAGIAN PENGEPAKAN (Studi Kasus : PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Batujamus Pabrik RSS Kerjoarum Karanganyar) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci