BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Erlin Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 E-Marketing Menurut Kotler dan Keller (2009:474) e-marketing mendeskripsikan setiap upaya yang dilakukan perusahaan untuk menginformasikan pembeli, mengkomunikasikan, mempromosikan, dan menjual produk dan jasanya melalui internet. Menurut Kotler dan Amstrong (2010:529) 4 bidang utama yang ada dalam kegiatan e-marketing yaitu: 1. Business to Business Online Marketing (B2B) Bisnis (perusahaan, produsen, dan lainnya) memanfaatkan website, , online product catalogs, online trading networks, and online resources untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani pelanggan yang sudah ada dengan lebih efektif, serta mendapatkan efisiensi dalam pembelian serta harga yang lebih baik. 2. Business to Consumer Online Marketing (B2C) Bisnis (perusahaan, perodusen, pedagang dan lainnya) yang melakukan penjualan produk dan jasanya kepada pengguna akhir secara online. 3. Consumer to Business Online Marketing (C2B) Pertukaran secara online dimana konsumen mencari penjual, mempelajari penawaran mereka, dan memulai pembelian, bahkan terkadang melakukan transaksi secara berkala disertai daya tawar. Dalam penelitian ini, bidang e-marketing yang menjadi fokus utama dari perusahaan CV.Rully Arwana adalah business to consumer online marketing (B2C),konsep awal dari kegiatan pemasaran yang dilakukan adalah dengan membuat website sebagai sarana penyebaran informasi yang berisi promosi dan spesifikasi produk yang ditwarkan perusahaan untuk menarik minat konsumen untuk membeli. 11
2 Efektifitas Media Pemasaran Kotler dan Keller (2009: ) menuliskan bahwa melakukan perencanaan media harus mengetahui kapasitas dari tipe media iklan untuk menghantarkan jangkauannya, frekuensi, dan dampak nya terhadap konsumen. Perencana media harus mempertimbangkan beberapa variabel sebelum memutuskan untuk memilih media apa yang akan digunakan nya untuk melakukan kegiatan pemasaran seperti : 1. Kebiasaan media pelanggan sasaran Media yang paling sering digunakan oleh pelanggan, termasuk media apa yang paling mudah dijangkau calon pelanggan. 2. Karakteristik produk Tipe media yang memiliki fasilitas untuk melakukan demonstrasi, memperlihatkan visualisasi secara jelas, dapat memberikan penjelasan, mampu menumbuhkan kepercayaan, dan mampu memperlihatkan warna maupun karakteristik produk. 3. Karakteristik pesan Kecepatan dan Ketepatan waktu dalam menyampaikan konten informasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemilihan media. 4. Biaya Biaya yang perlu dikeluarkan untuk menggunakan media tersebut tentunya harus sesuai dengan manfaat yang hendak dicapai. Dari beberapa faktor yang menentukan pemilihan media pemasaran, media yang paling tepat adalah dengan menggunakan media internet lewat website dan social media, dengan pertimbangan pertumbuhan pengguna internet yang semakin meningkat setiap tahunnya, media yang tepat sebagai sarana promosi, kecepatan dalam penyebaran informasi, serta biaya yang perlu dikeluarkan sangat murah Internet Menurut Chaffey (2007:6) internet merupakan jaringan komputer yang saling terhubung secara mendunia yang memungkinkan jutaan jaringan terhubung antara satu dengan yang lainnya sehingga user lebih mudah terhubung dengan user yang lainnya. Sedangkan Schneider (2011:53), menyatakan bahwa internet adalah jaringan komputer yang menghubungkan orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain
3 13 internet secara teknis dapat didefinisikan sebagai sistem jaringan komputer internasional yang saling terhubung. Laudon & Traver (2011:102) juga menyatakan bahwa internet merupakan jaringan interkoneksi ribuan jaringan dan jutaan komputer yang menghubungkan bisnis, lembaga pendidikan, instansi pemerintahan, dan individu. Dari teori para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa, internet merupakan sekumpulan jaringan komputer yang saling terhubung antara satu dengan yang lain secara mendunia dan mendukung semua orang dari seluruh dunia untuk terhubung dan berinteraksi satu sama lain, dalam dunia pemasaran internet merupakan media yang sangat efektif dalam menjangkau hampir keseluruhan konsumen di berbagai wilayah dalam waktu yang bersamaan E-Business & E-Commerce Dalam Laudon & Traver (2011:47) dituliskan bahwa, e-business adalah penggunaan atau pengaktifan transaksi digital dan proses bisnis dalam sebuah perusahaan, dengan melibatkan sistem informasi dibawah kontrol yang kuat dari dalam internal maupun eksternal organisasi perusahaan. Dari teori tersebut dapat disimpulkan, e-business merupakan penggunaan sarana elektronik yang digunakan perusahaan untuk mendukung proses pemasaran yang dilakukan lewat kegiatan promosi dan iklan serta pembelian, penjualan dan berbagai kegiatan bisnis perusahaan. Menurut Schneider (2011:4), e-commerce dapat didefinisikan sebagai beberapa aktivitas seperti perdagangan bisnis dengan bisnis lainnya dalam proses internal yang digunakan perusahaan untuk mendukung pembelian, penjualan, perekrutan, perencanaan, dan aktivitas lainnya. Menurut Laudon & Traver (2011:47), e-commerce adalah aktivitas penggunaan internet dan web untuk transaksi bisnis. Memungkinkan terjadinya transaksi komersial antara organisasi dan individu. Dari teori para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa, e-commerce merupakan suatu proses pembelian, penjualan, perekrutan, pengiriman, atau pertukaran produk, jasa, serta informasi dalam bentuk promosi dan iklan dengan penggunaan jaringan komputer melalui internet khususnya melalui media website.
4 Service Quality (Tjiptono, 2007) Konsep kualitas service mengacu pada beberapa lingkup definisi utama beberapa di antara nya dalam lingkup industri, output atau penawaran, proses, dan sistem. Tjiptono medefinisikan kualitas service sebagai ukuran seberapa baik tingkat layanan yang diberikan perusahaan mampu sesuai dengan ekspektasi dalam benak pelanggan, berdasarkan definisi tersebut, kualitas service dapat diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhkan dan keinginan pelanggan serta ketepatan dalam penyampaiannya untuk mengimbangi service yang diharapan pelanggan. Dengan demikian, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa: jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dirasakan/dipersepsikan (perceived service). Apabila perceived service sesuai dengan expected service, maka kualitas jasa bersangkutan akan dipersepsikan baik atau positif oleh konsumen. sedangkan Jika perceived service melebihi expected service, maka kualitas jasa dapat di persepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya apabila perceived service lebih buruj dibandingkan expected service, maka kualitas jasa bisa dipersepsikan akan negative atau buruk E-Service Quality Menurut Lee & Lin (2011:162) e-service quality dapat didefinisikan sebagai tanggapan pelanggan terhadap perusahaan secara keseluruhan dan penilaian mengenai keunggulan dan kualitas dalam melakukan pengiriman e-service di pasar virtual, disamping itu dari sisi pelanggan online menurut Yang (2001), penetapan standar yang tinggi dalam e-service quality merupakan sarana dimana keuntungan potensial dari pemanfaatan internet dapat direalisasikan. sehingga penulis menyimpulkan bahwa e-service quality merupakan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen dalam bentuk virtual, melalui internet baik situs website maupun social media atau secara elekronik baik dalam bentuk pesan singkat atau telepon Dimensi E-Service Quality Lee & Lin (2005:163) juga menjelaskan dimensi yang membentuk e-service quality di dalam sebuah website yang diadaptasi dari dimensi ServQual untuk
5 15 mengukur cara penyampaian service quality melalui website yang terbagi atas 4 dimensi sebagai berikut: 1. Website design melibatkan atribut yang diharapkan terkait dengan desain, kerapihan kontent, serta elemen-elemen yang berhubungan dengan kemudahan dalam menggunakan. 2. Reliability melibatkan kehandalan kualitas informasi serta sistem layanan konsumen dan representasi yang akurat dari visualiasasi produk. 3. Responsivness Respon perusahaan dalam memberikan informasi yang ter up to date disertai Kemauan perusahaan secara personal untuk membantu dan menjawab setiap pertanyaan konsumen secara cepat. 4. Trust Hal dimana munculnya kepercayaan konsumen pada sebuah website dan rasa percaya bahwa website tersebut dapat diandalkan dari yang konsumen rasakan saat mengunjungi sebuah website atau social media perusahaan. 2.3 E-Word of Mouth Fungsi e-word of mouth merupakan sarana komunikasi yang terjadi secara disadari maupun tidak disadari yang akan membentuk suatu penilaian konsumen maupun calon konsumen terhadap suatu produk / merek tertentu secara tidak langsung melaui media elektronik. Perusahaan harus dapat merangsang terciptanya word of mouth yang positif sehingga mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Menurut Lin,Wu, dan Chen (2013:31) electronic word of mouth merupakan media yang dapat digunakan oleh orang atau institusi untuk memberikan komentar positif dan negatif yang dibuat oleh konsumen maupun calon konsumen berdasarkan persepsi mereka mengenai produk dan perusahaan melalui media internet. Menurut Kotler & Keller (2009:512) word of mouth marketing adalah kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke orang baik secara lisan, tulisan,
6 16 maupun alat komunikasi elektronik yang berhubungan dengan pengalaman pembelian jasa atau pengalaman menggunakan produk atau jasa. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2012:139) word of mouth memiliki kekuatan besar yang dapat berdampak pada perilaku pembelian konsumen. Rekomendasi dari teman yang sudah dipercaya, asosiasi, dan konsumen lain berpotensi untuk lebih dipercaya dibandingkan dari sumber komersil, seperti iklan dan salespeople. Sebagian besar, word of mouth terjadi secara alami, konsumen mulai dengan membicarakan sebuah merek yang mereka gunakan kepada orang lain. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya komunikasi lisan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan dari si pemberi informasi. a) Untuk memperoleh perasaan prestige dan serba tahu. b) Untuk menghilangkan keraguan dari pembelian yang telah dilakukannya. c) Untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang-orang yang disenanginya. d) Untuk memperoleh manfaat yang nyata. 2. Kebutuhan dari si penerima informasi. a) Untuk mencari informasi dari orang yang dipercaya dari pada orang yang menjual produk. b) Untuk mengurangi kekhawatiran tentang resiko pembelian. Resiko produk karena harga dan rumitnya produk. Resiko soal kekhawatiran konsumen tentang apa yang dipikirkan orang lain. Resiko dari kurangnya kriteria objektif untuk mengevaluasi produk. c) Untuk mengurangi waktu dalam mencari informasi. Berdasarkan teori mengenai word of mouth di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa word of mouth merupakan media promosi yang dilakukan dengan perantara konsumen untuk menyampaikan pesan mengenai nilai suatu produk/jasa yang telah digunakan sehingga dapat berdampak pada persepsi orang terhadap produk/jasa tersebut.
7 Word of Mouth Marketing Menurut Sernovitz (2012:8-10) definisi word of mouth marketing merupakan tindakan yang perlu dilakukan perusahaan dalam menciptakan stimuli yang dapat memberikan alasan agar semua orang lebih mudah dan lebih suka membicarakan produk yang perusahaan tawarkan. Ada 4 hal yang dapat dilakukan agar orang lain mau membicarakan produk kita dalam wom marketing, yaitu: 1. Be Interesting Menciptakan suatu produk atau jasa yang menarik yang memiliki perbedaan, meskipun terkadang perusahaan menciptakan produk yang sejenis, mereka akan memiliki karakteristik tersendiri atau berbeda agar menarik untuk diperbincangkan. Perbedaan ini dapat dilihat dari berbagai hal seperti packaging, atau guarantee dalam produk atau tersebut. 2. Make it Easy Memulai dengan pesan yang mudah diingat. Semua orang akan berbicara kepada teman mereka karena mereka memiliki topik percakapan sederhana yang menarik untuk dibagi. 3. Make People Happy Membuat produk yang mengagumkan, menciptakan pelayanan yang prima, memperbaiki masalah yang terjadi, dan memastikan suatu pekerjaan yang dilakukan perusahaan dapat membuat konsumen membicarakan produk kepada teman mereka.word of mouth akan mudah terjadi apabila perusahaan dapat membuat konsumen merasa senang. 4. Earn Trust and Respect Perusahaan harus mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari pelanggan. Perusahaan harus selalu bersikap jujur, komitmen terhadap informasi yang diberikan, Bersikap baik terhadap konsumen, memenuhi kebutuhan konsumen, dan membuat mereka bangga untuk membicarakan tentang produk atau jasa tersebut Motivasi Melakukan Word of Mouth Menurut Sernovitz (2012:12) terdapat tiga motivasi dasar yang mendorong seseorang melakukan positive word of mouth, yaitu:
8 18 1. Konsumen menyukai produk yang dikonsumsi. Orang-orang mengkonsumsi suatu produk karena mereka menyukai produk tersebut.baik dari segi produk utama maupun pelayanan yang diberikan yang mereka terima. 2. Pembicaraan membuat mereka baik. Kebanyakan konsumen melakukan word of mouth karena motif emosi atau perasaan terhadap produk yang mereka gunakan. 3. Mereka merasa terhubung dalam suatu kelompok. Keinginan untuk menjadi suatu bagain dalam suatu kelompok adalah perasaan manusia yang sangat kuat. Setiap individu ingin merasa terhubung dengan individu lain dan terlibat dalam suatu lingkungan sosial. Dengan membicarakan suatu produk kita menjadi merasa senang secara emosional karena dapat membagikan informasi atau kesenangan dengan kelompok yang memiliki kesenangan yang sama Dimensi E-Word of Mouth Menurut Lin, Wu, dan Chen (2013:31) dalam penelitiannya menjelaskan dimensi yang membentuk e-word of mouth marketing terbagi atas 3 dimensi yaitu: 1. E-word of mouth Quality merupakan kualitas e-word of mouth yang diukur kekuatan persuasi di dalam pesan-pesan E-wom dalam mempengaruhi orang agar menjadi tertarik terhadap produk yang mereka bicarakan, E-wom yang berkualitas akan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan calon konsumen sehinggga membantu konsumen untuk menentukan pilihan terhadap produk yang ingin dibeli. 2. E-word of mouth Quantity mengacu pada total jumlah komentar yang di buat oleh konsumen maupaun calon konsumen, Popularitas sebuah produk dapat ditentukan dari jumlah komentar karena dengan banyak nya komentar tentang sebuah produk menunjukan bahwa produk tersebut cukup populer dan mungkin memang produk yang dibutuhkan oleh pasar. 3. Sender's Experties
9 19 dapat dikatakan sebagai kompetensi, kemampuan, dan keahlian seseorang terhadap suatu bidang, Orang yang memberikan komentar dapat di katakan ahli jika komentar yang dibuat mampu menjadi alasan calon konsumen dalam menentukan pilihan mereka untuk membeli produk tersebut. 2.4 Brand Brand atau merek digunakan sebagai pengenal dari sebuah produk atau jasa yang memiliki arti tertentu untuk membedakannya dengan produk atau jasa pesaing. brand harus memiliki citra yang positif sehingga konsumen dapat menjadikanya sebagai pertimbangannya pada saat ingin melakukan suatu pembelian. Kotler & Amstrong (2012:231) mengartikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mendefinisikan barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Menurut Kotler & Amstrong (2012: 232) ada enam makna yang disampaikan melalui suatu merek, yaitu : 1. Attribute (Atribut) Merek mengingatkan kepada atribut-atribut tertentu. Misalnya, mobil BMW menyatakan suatu produk yang sangat mahal, dibuat dan dirancang dengan kualitas dan desain terbaik, bergengsi tinggi, dan dibuat untuk kaum yang memiliki lifestyle yang glamor. Perusahaan dapat menggunakan satu atribut atau lebih untuk mengiklankan produknya. 2. Benefit (Manfaat) Merek tidak hanya serangkaian atribut. Konsumen tidak hanya membeli atribut dari produk, namun juga membeli manfaat dari produk tersebut. Atribut dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional atau emosional. Atribut mobil BMW best security system dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional atau emosional seperti saya akan tetap merasa aman apabila terjadi kecelakaan. 3. Value (Nilai) Merek juga menyatakan nilai produsen.bmw menyatakan kinerja tinggi, keamanan, prestise, dan lain-lain.pemasar harus dapat mengetahui kelompok pembeli mana yang mencari nilai-nilai ini.
10 20 4. Culture (Budaya) Merek juga mewakili budaya tertentu. BMW mewakili budaya Jerman yang terorganisasi, efisien, dan bermutu tinggi. 5. Personality (Personal) Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Seringkali produk tertentu menggunakan kepribadian orang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produknya. 6. User (Pemakai) Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Pemakai BMW umumnya diasosiasikan dengan orang kaya, kalangan manager puncak Brand Image Menurut Wang dan tsai (2014:27-40) citra merek/brand image adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, Seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen. Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan membuat program pemasaran yang kuat terhadap produk tersebut, memiliki keunikan dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Sedangkan menurut Kotler (2012:235) mendefinisikan brand image sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu brand. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu brand sangat ditentukan oleh brand image tersebut, Kotler juga menambahkan bahwa brand image merupakan syarat dari brand yang kuat. Sedangkan Keller (2013:432) menyatakan bahwa, salah satu aspek vital yang penting dari brand adalah citra (image). Brand image sangat berguna bagi pemasar untuk menciptakan perbedaan antara lower-level-consideration dan higher-levelconsideration berkaitan dengan pendapat, perasaan, dan hubungan yang didapatkan oleh konsumen Brand image penting untuk diketahui karena brand image dibentuk melalui kepuasan konsumen. Penjualan dengan sendirinya diperoleh melalui kepuasan konsumen, sebab konsumen yang puas selain akan membeli lagi, juga akan mengajak calon pembeli lainnya.
11 Dimensi Brand Image Menurut Keller (2008:56) menjelaskan Ada tiga dimensi yang membentuk citra merek (brand image) dalam keterkaitannya dengan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu : 1. Strength of brand association Semakin orang berpikir tentang informasi dari suatu produk dan hubungannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen atas suatu brand yang sudah ada, Menunjukkan bahwa brand tersebut merupakan brand yang sudah kuat. Oleh karena itu dikatakan, bahwa perusahaan yang memiliki Brand image yang kuat adalah perusahaan yang memiliki asosiasi Brand yang kuat pula. Dua faktor yang memperkuat asosiasi merek (strengthen association) adalah menyediakan dan memberikan promosi dan informasi pribadi yang relevan dan disajikan secara menarik, berbeda dan konsisten dari waktu ke waktu. 2. Favorability of brand association Untuk memilih mana asosiasi yang menguntungkan dan unik untuk dihubungkan ke merek, pemasar harus berhati-hati dalam menganalisis konsumen dan kompetisi untuk menentukan posisi merek terbaik. Pemasar menciptakan asosiasi merek yang menguntungkan dengan meyakinkan konsumen bahwa merek perusahaan memiliki atribut yang relevan dan memberikan manfaat yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen dapat secara otomatis membentuk penilaian merek yang positif secara keseluruhan. Dengan demikian, asosiasi merek yang menguntungkan adalah asosiasi merek yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh kenyamanan, keefektifan dalam pengenalan logo nama merek, ataupun slogan serta efisiensi yang berhasil disampaikan melalui produk, dan dapat disampaikan oleh program pemasaran yang mendukung. 3. Uniqueness of brand association Esensi dari brand positioning adalah bahwa merek memiliki proporsi penjualan yang berkelanjutan dan memiliki keunggulan kompetitif atau nilai unik yang dapat memberikan konsumen sebuah alasan yang kuat mengapa mereka harus membeli sesuatu. Pemasar dapat membuat perbedaan yang unik dan eksplisit melalui perbandingan langsung dengan pesaing, atau mungkin
12 22 dapat dilakukan perbandingan secara implisit seperti fokus pada atribut atau manfaat dari produk terkait. 2.5 Consumer Behaviour Perilaku konsumen menurut Peter Olson (2010:137) merupakan interaksi dinamis dan kognisi, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Dengan kata lain, perilaku konsumen melibatkan pikiran dan pengalaman perasaan orang dan tindakan yang mereka lakukan dalam proses konsumsi. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010:108) menjelaskan perilaku konsumen sebagai perilaku yang menampilkan sikap pelanggan dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan layanan yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen berfokus pada bagaimana konsumen individu dan keluarga atau rumah tangga dapat membuat keputusan untuk membelanjakan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) untuk barang-barang konsumsi-terkait Proses Pembelian Konsumen Dalam Peter dan Olson (2010:21-23) dijelaskan bahwa sebelum melakukan proses pembelian, konsumen melakukan analisis tentang produk atau jasa apa yang mereka ingin beli. Analisis konsumen tersebut terdiri dari tiga elemen, yaitu: 1. Afeksi dan Kognitif Konsumen Afeksi dan kognitif konsumen mengacu pada 2 tipe respon mental konsumen yang diperlihatkan terhadap stimulant dan kejadian dilingkungannya. Afeksi meninjau perasaan mereka tentang stimulan dan kejadian, seperti apakah mereka suka atau tidak pada suatu produk. Kognisi meninjau pola pemikiran mereka, seperti keyakinan mereka akan suatu produk tertentu. 2. Sikap Konsumen Sikap dihubungkan dengan tindakan fisik dari konsumen yang dapat secara langsung diobservasi dan diukur oleh orang lain. Hal ini juga dapat disebut sikap yang jelas untuk membedakan hal tersebut dari aktivitas mental, seperti berpikir, yang tidak bisa diobservasi secara langsung. 3. Lingkungan Konsumen
13 23 Lingkungan konsumen meninjau semua hal yang berada diluar diri konsumen yang mempengaruhi apa yang mereka pikirkan, rasakan dan lakukan. Hal ini termasuk stimulant social, seperti tindakan orang lain dalam suatu kultur, subkultur, kelas social, grup yang menjadi referensi dan keluarga, yang mempengaruhi konsumen. Selain itu, stimulant fisik, seperti took, produk, iklan dan tanda, yang dapat mengubah pemikiran, perasaan dan tindakan konsumen, juga termasuk lingkungan konsumen Purchase Intention Menurut Kotler & Armstrong (2012), minat beli konsumen berkaitan erat dengan prilaku konsumen. Hal tersebut terjadi ketika konsumen memperoleh stimulasi atau rangsangan dari faktor-faktor eksternal yang pada akhirnya berujung pada munculnya niat pembelian yang didasarkan pada karakteristik personal setiap individu dalam menentukan suatu hal faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan seperti merek, produk, retailer, waktu pembelian dan kuantitas pembelian. Hal ini mencerminkan dan menggambarkan bahwa minat pembelian konsumen (customer s purchase intention) selalu meningkat dan muncul ketika pandangan nilai atau manfaat dari suatu produk/ jasa dapat dirasakan oleh konsumen. purchase intention mengacu kepada penilaian subjektif konsumen dan umumnya tercermin dari hasil evaluasi sebelum maupun setelah membeli produk/jasa Dimensi Purchase Intention Dalam penelitian yang dilakukan Sari dan kusuma (2014:54) menjelaskan minat beli konsumen diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul dalam melakukan pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya itu. Dengan demikian, minat beli akan timbul/bisa timbul saat dalam proses pengambilan keputusan. Dalam penelitiannya Sari dan Kusuma juga menjelaskan dimensi-dimensi yang membentuk minat beli adalah sebagai berikut:
14 24 1. Likely Niat pembelian diawali dengan munculnya keinginan konsumen untuk membeli terhadap suatu produk setelah mendapat stimuli yang dilakukan oleh perusahaan lewat berbagai kegiatan pemasaran. 2. Probable Tahap dimana konsumen mempertimbangkan tentang Kemungkinan bahwa konsumen akan melakukan pembelian di masa yang akan datang. 3. Definetly Tahap akhir daripada buying process yang dimana calon konsumen pasti akan melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dalam waktu dekat. 2.6 Kerangka Pemikiran (X1) H 4 E-service quality H 3 H 1 H 7 (Y) Brand Image H 6 (Z) Purchase Intention (X2) E-Word of Mouth H 2 H 8 H 5 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber : Penulis, Hubungan antara Variabel Penelitian 1. Untuk Hipotesis Tujuan 1 Hubungan variabel E-service quality (X1) pada Brand image (Y). Wu, Yeh, dan Hsiao, 2011:30-39 penelitian dari jurnal tersebut menjelaskan bahwa kualitas service dirasakan konsumen meningkatkan kepuasan
15 25 konsumen, kepuasan tersebut akan akan membuat persepsi positif konsumen terhadap perusahaaan, Sebagai hasil akhir persepsi konsumen dari apa yang mereka rasakan akan membentuk image sebuah brand di benak konsumen. Melalui pernyataan pada penelitian terdahulu di atas, maka hipotesis untuk tujuan pertama adalah: Ho : E-service quality (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand image (Y) pada Rully Arwana. Ha : E-service quality (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand image (Y) pada Rully Arwana. 2. Untuk Hipotesis Tujuan 2 Hubungan variabel e-word of mouth (X2) pada brand image (Y). Charo et al, 2014:66-70 penelitian dari jurnal tersebut menjelaskan bahwa informasi di dalam electronic word of mouth dapat secara signifikan mempengaruhi image dari sebuah brand tergantung dari informasi yang diberikan baik itu positif maupun negatif menentukan image brand di benak konsumen. Melalui pernyataan pada penelitian terdahulu di atas, maka hipotesis untuk tujuan kedua adalah: Ho : E-word of mouth (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Brand image (Y) pada Rully Arwana. Ha : E-word of mouth (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Brand image (Y) pada Rully Arwana. 3. Untuk Hipotesis Tujuan 3 Hubungan variabel e-service quality (X1) dan e-word of mouth (X2) pada brand image (Y). Goyette et al, 2010:5-23 penelitian dari jurnal tersebut menjelaskan bahwa strategi E-word of mouth yang masih masuk di dalam konteks kualitas service di dalam media internet terdiri atas beberapa dimensi seperti E-Wom Intensity, E-Wom Content, Positive valence of E-Wom, dan Negative Valence
16 26 of E-Wom secara signifikan memiliki pengaruh terhadap terbentuk nya image sebuah brand. Ranjbarian et al, 2012:40-48 dalam penelitiannya juga menekankan pentingnya memberikan layanan yang maksimal kepada konsumen karena kualitas yang dirasakan konsumen akan menentukan persepsi konsumen terhadap image brand. Melalui pernyataan pada penelitian terdahulu di atas, maka hipotesis untuk tujuan ketiga adalah: Ho : E-service quality (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand image (Y) serta purchase intention (Z) pada Rully Arwana. Ha : E-service quality (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Brand image (Y) serta Purchase intention (Z) pada Rully Arwana. 4. Untuk Hipotesis Tujuan 4 Hubungan variabel brand image (Y) pada purchase intention (Z). Wang dan Tsai, 2014:28-40 penelitian dari jurnal tersebut menjelaskan bahwa Purchase intention sangat dipengaruhi oleh image brand yang baik, namun dari semua itu percieve quality yang dirasakan konsumen merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi purchase intention di dalam peneltian tersebut. Melalui pernyataan pada penelitian terdahulu di atas, maka hipotesis untuk tujuan keempat adalah: Ho : Brand image (Y) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention (Z) pada Rully Arwana. Ha : Brand image (Y) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention (Z) pada Rully Arwana. 5. Untuk Hipotesis Tujuan 5 Hubungan variabel e-service quality (X1) pada purchase intention (Z). Lee dan Lin, 2011: Penelitian dari jurnal tersebut menyebutkan bahwa beberapa dimensi yang membentuk e-service quality seperti desain website, reliability, responsiveness, dan trust di dalam sebuah website secara signifikan sangat mempengaruhi niat konsumen untuk membeli. Melalui
17 27 pernyataan pada penelitian terdahulu di atas, maka hipotesis untuk tujuan kelima adalah: Ho : E-service quality (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention (Z) Rully Arwana. Ha : E-service quality (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention (Z) Rully Arwana. 6. Untuk Hipotesis Tujuan 6 Hubungan variabel e-word of mouth (X2) pada purchase intention (Z). Lin, Wu, dan Chen, 2013:29-43 Penelitian dari jurnal tersebut menyebutkan bahwa electronic word of mouth yang berupa online review dan dan komentar sangat membantu calon konsumen agar dapat lebih yakin terhadap pilihannya, Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa e-word of mouth positif secara signifikan sangat mempengaruhi intensi konsumen untuk melakukan pembelian serta meningkatkan brand image, Dari semua itu image sebuah brand di dalam penelitian tersebut memediasi hubungan yang signifikan antara e-word of mouth dan purchase intention. Melalui pernyataan pada penelitian terdahulu di atas, maka hipotesis untuk tujuan keenam adalah: Ho : E-word of mouth (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention (Z) Rully Arwana. Ha : E-word of mouth (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention (Z) Rully Arwana.
18 28
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Dalam landasan teori ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian secara terperinci. Teori yang akan dibahas sebagai berikut: 2.1.1. Electronic
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial
II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran 2.1.1 Arti Pemasaran Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Harga a. Pengertian Harga Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Internet World Statst (2016), jumlah orang yang menggunakan internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi melambat dari pengguna
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Country of Origin Country of Origin dalam mempengaruhi niat beli konsumen telah menjadi topik penelitian selama beberapa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Internet Menurut O Brien (2005), Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari kumpulan jutaan jaringan baik itu dari jaringan perusahaan, Pemerintahan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk
11 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek (Brand) Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk lainnya. Kita menyimpan memori
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Keputusan Pembelian Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Kualitas Produk (Product Quality) Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produkproduk yang menawarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era globalisasi perkembangan teknologi informasi semakin pesat, hal ini membawa banyak dampak positif khususnya dalam dunia pemasaran. Kegiatan pemasaran yang dulunya
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terika BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Riana (2008)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer
BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen 2.1.1. Definisi Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen merupakan suatu perasaan dalam evaluasi konsumen sebagai pengalaman menggunakan produk atau jasa (Wilkie,
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penjualan Pribadi (Personal Selling) Menurut Kotler (2010: 29), pemasaran adalah suatu proses sosial-manajerial yang membuat seorang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Beli Hijau Perilaku beli merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan proses pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktifitas-aktifitas seperti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertia Pemasaran Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dalam usahanya untuk tetap mempertahankan kelangsungan perusahaan, untuk berkembang dan untuk mencapai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet Menurut (O`Brien, 2005) internet adalah jaringan komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan, pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergeser menjadi text-based communication melalui media sosial. Penggunaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih dengan penggunaan internet dalam proses pemasaran produk dan jasa telah mengubah bentuk komunikasi yang semula bergantung
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perilaku berpindah merek telah dilakukan oleh Purwanto Waluyo dan Pamungkas dan Agus Pamungkas (2003) dengan judul Analisis Perilaku Brand
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam publikasi hasil survei yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet saat ini telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Pengguna internet di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan, yakni mencapai 82 juta orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Terdapat banyak teori yang menjelaskan tentang determinan perilaku manusia. Dalam teori-teori tersebut para ahli memaparkan pendapatnya
Lebih terperinci10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Penerimaan Teknologi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL. pembelian secara online. Suhartini (2011) yang meneliti faktor yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kajian Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkaitan antara kepercayaan, kualitas informasi, dan pengetahuan teknologi internet
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Konsumen 1. Pengertian Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (Amir,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Grand Theory of Marketing Gambar. 2.1 Grand teori, Keller dan Griffin Menurut Kotler (2010), pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia global ini dimana persaingan menjadi suatu rutinitas menuntut perusahaan sebagai produsen produk dituntut untuk meningkatkan kualitasnya dengan melihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat, perubahan lingkungan yang cepat, dan kemajuan teknologi yang pesat mendorong pelaku usaha selalu melakukan perubahan yang berorientasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Banyak para ahli telah mendefinisikan pemasaran dari sudut pandang yang berbeda-beda. Berikut definisi dari para ahli mengenai pemasaran:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian saat ini merujuk pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Akan tetapi, dalam penelitian ini berfokus pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan, mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lingkungan Toko Lingkungan toko merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang memiliki arti yang sangat penting dalam menjalankan bisnis ritel. Dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008:5) pemasaran adalah proses mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek Brand image atau citra merek merupakan serangkaian sifat tangible dan intangible, seperti ide, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan,
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (Brand) Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek dibubuhkan pada produk yang dijual untuk memberikan identifikasi khusus pada suatu
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun
Lebih terperinciKomunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)
Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) KONSEP BRAND Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Definisi Menurut Kotler (2002:460) definisi Brand
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Indonesia mengalami perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dengan kecanggihan teknologi membuat masyarakat semakin mudah menggunakan dan mengakses
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit
II. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Sejak orang mengenal kegitan pemasaran, telah banyak
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Internet Menurut (Turban & Rainer, 2009, p. 402), internet adalah jaringan global (wide-area network) yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ke 21, dimana teknologi berkembang dengan sangat cepat menyebabkan semakin banyaknya kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai hal. Salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasilan karena mengalami kecelakaan kerja, kematian, termasuk pemutusan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara universal, jaminan sosial telah diterima sebagai instrument untuk pencegahan dan pengentasan kemiskinan. Jaminan sosial dicantumkan dalam Deklarasi Universal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi internet dan handphone terus meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan internet sudah hampir diperlakukan sebagai salah satu kebutuhan sehari hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan penempatan orientasi dalam pemenuhan dan kepuasan konsumen sebagai tujuan perusahaan yang utama.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Brand Brand menurut Kotler (2002:63) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran saat ini di anggap menjadi bagian terpenting dalam kegiatan yang di lakukan oleh sebuah perusahaan, hal ini di karenakan pemasaran merupakan cara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Pemasaran sering disebut sebagai ujung tombak perusahaan dan merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran Pemasaran sering disebut sebagai ujung tombak perusahaan dan merupakan darahnya perdagangan. Kotler dan Keller (2013:27) mengemukakan inti dari pemasaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek Citra merek dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Brand image Konsumen merupakan pusat perhatian dalam dunia pemasaran. Maka dari itu perlu dipelajari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini. Dalam bukunya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Manajemen dan Manajemen Pemasaran 2.1.1. Pengertian Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat di seluruh dunia membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan kegiatan bisnis
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk. beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli pemasaran :
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan.pemasaran berurusan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online (karakteristik website), kepuasan dan kepercayaan yang mendukung penelitian ini. Selain teori tentang belanja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju dan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat pada masa ini juga berdampak pada perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai macam fungsi yang memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pelanggan 1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di Indonesia, dewasa ini telah memperlihatkan ke arah kemajuan. Terbukti dengan semakin menjamurnya berbagai bentuk badan usaha
Lebih terperinci2 Gambar 1.1 TOP 5 Teratas (Pembelian Produk/Jasa secara Online) Sumber : Nielsen Global Survey of E-Commerce, Q Konsumen digital Indonesia meni
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan The Nielsen Global Survey of E-Commerce di tahun 2014 mensurvei responden yang memiliki akses internet di 60 negara untuk mempelajari minat belanja online
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 E-commerce 2.1.1 Pengertian e-commerce Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang dapat dijangkau seseorang melalui komputer, yang digunakan oleh pebisnis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikannya, penelitian terdahulu memudahkan penulis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Merek (Brand) Keahlian yang sangat unik dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek. Para pemasar
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Functional Benefit 2.1.1 Pengertian Functional Benefit Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada konsumen berkaitan dengan manfaat produk dan mewakilinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Penelitian Yongju Jeong dan Yongsung Lee (2010) yang berjudul A study on the customer satisfaction and customer loyalty of furniture
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang terdahulu sudah banyak dilakukan terkait masalah kesadaran merek, asosiasi merek, dan persepsi kualitas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan pemasaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang berbisnis tidak lagi hanya mengandalkan pertemuan dari tatap muka, namun juga bisa melalui berbagai macam media seperti telepon, sms (short
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini telah membuat kehidupan banyak masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, internet merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,
Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. ewom terhadap Minat Beli. 2) Mempertimbangkan untuk membeli. b. Citra Merek terhadap Minat Beli
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Grand Teori a. ewom terhadap Minat Beli Indikator indikator dari minat beli dijelaskan oleh komponen (Schiffman & Kanuk, 2008). Komponen komponen tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang Loyalitas Merek ( Brand Loyalty) 2.1.1 Pengertian Merek (Brand) Merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan komunikasi sangat penting di zaman modern saat ini. Sarana komunikasi sangat memudahkan manusia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pembeli. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek Menurut American Marketing Association merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli. Merek merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki banyak makanan kuliner, Jogjakarta merupakan pasar potensial bagi industri restoran. Jumlah penduduk yang besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Merek Kotler (1997) mengemukakan bahwa definisi merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari ketiganya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah, kerangka pemikiran, dan studi terkait yang menjadi acuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Ekuitas Merek Dalam hal ekuitas merek dapat kita pahami bahwa ide utama dari ekuitas merek adalah bahwa kekuatan merek terletak dalam benak konsumen. Ekuitas merek
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di
II. LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembang pesatnya perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini yang ditandai era globalisasi dan persaingan antar perusahaan dalam
Lebih terperinciBab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.
Bab II Landasan Teori 2.1. Definisi 2.1.1. Definisi Konsumen Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia sia barang yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini, sebagian besar masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pendek, tetapi disisi lain akan sulit dijangkau pelanggan. Marjin laba yang besar
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Harga Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi tersebut sering berbeda antara para ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen Dalam rangka memasarkan produknya, sangatlah penting bagi pemasar untuk mempelajari perilaku konsumen. Dengan mempelajari perilaku konsumen,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Segmentasi, Targetting, dan Positioning Segmentasi, targeting dan positioning bertujuan untuk menetapkan dan membidik pasar sasaran serta memprediksi kecenderungan perilaku konsumen
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh
11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan
Lebih terperinci