BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan-tahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian itu menentukan tahapan selanjutnya sehingga harus dilalui dengan teliti. Bab Metode Penelitian ini adalah seperangkat metode yang bersifat sistematis dan terorganisasi untuk menginvestigasi mengenai fenomena aliran uap pada nozzle tip sampling probe yang digunakan oleh tim geokimia (geochemistry) Departemen Asset Development Earth Science pada lapangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Darajat, khususnya pada sumur produksi energi panas bumi ini. Dengan demikian, fungsi dari metode penelitian ini adalah untuk memberikan informasi menyeluruh, konsisten, dan akurat tentang prosedur penelitian agar penulis mampu melaksanakan penelitian dengan baik serta melalui metode yang tepat untuk menganalisis data. Dalam melakukan penelitian, beberapa tahapan yang dilakukan antara lain: identifikasi masalah yaitu mendeskripsikan rencana pelaksanaan dan hal yang perlu dipersiapkan, pengumpulan data yaitu skema bagaimana data akan diperoleh (temperatur dan tekanan), pembuatan geometri yaitu gambar 2D dan 3D model nozzle tip sampling probe menggunakan perangkat lunak Solidworks Premium 2013, proses simulasi dengan memasukan parameter dari data yang diperoleh pada model nozzle tip dengan menggunakan perangkat lunak Solidworks Flow Simulation 2013, analisis yaitu hasil interpretasi hingga pembuatan laporan. Adapun urutan dari tiap tahapan atau langkah-langkah tersebut dapat ditunjukkan pada Diagram Alir (flowchart) Gambar 3.1.

2 25 F Mulai Identifikasi Masalah Persiapan Pengumpulan data Pembuatan geometri untuk jalur pipa dan nozzle tip sampling probe Pendefinisian bidang batas pada geometri Simulasi CFD Solidworks flow simulation: jalur pipa sederhana Simulasi CFD Solidworks flow simulation: jalur pipa yang belok 90ᵒ (elbow) Simulasi CFD Solidworks flow simulation: jalur pipa dengan hambatan block/solid tube Simulasi CFD Solidworks flow simulation: jalur pipa dengan hambatan (nozzle tip)? Tidak Ya Pengolahan data hasil simulasi/ interpretasi Analisa Hasil dan Pembahasan Penyusunan Laporan Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian simulasi CFD untuk nozzle tip

3 TAHAPAN DALAM PENELITIAN SIMULASI CFD Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam Tugas Akhir ini dilakukan melalui beberapa langkah diantaranya observasi yaitu dengan melakukan pengamatan, eksperimen di lapangan dan pengumpulan informasi mengenai jalur aliran fluida panas bumi yaitu uap yang ditransmisikan dari kepala sumur (wellhead) menuju ke jaringan pemipaan hingga ke turbin uap, kemudian proses instalasi dan susunan sampling probe ke dalam sampling port (gate valve). Pada kondisi di lapangan masalah yang dihadapi adalah adanya perbedaan hasil pembacaan temperatur. Kondisi seperti ini akan berdampak pada interpretasi atas kualitas fluida uap sehingga juga mengakibatkan kesalahan dalam melakukan analisa informasi yang penting yaitu nilai uap panas lanjut (superheat) Persiapan Adapun proses yang dipersiapkan dalam melakukan penelitian ini sebelum melakukan pengumpulan data adalah: 1. Mempelajari SOP (Standard Operation Procedure) dan gambar P&ID (Piping and Instrumentation Diagram) yang telah dijadikan acuan perusahaan dalam aktivitas kerja. 2. Membuat ijin (Permit to Work) aktivitas sampling yaitu pengukuran superheat yang juga dilengkapi dengan dokumen PPHA (Planning Phase Hazard Analysis) dan JSA (Job Safety Analysis On-Site) kepada pemilik fasilitas atau tim operation. a. Ijin kerja (permit to work) adalah sistem/mekanisme untuk mengidentifikasi, mengkomunikasikan, memitigasi, mempersiapkan alat keselamatan (safeguard) atas bahaya yang timbul berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan yang berpotensi menimbulkan akibat buruk terhadap kesehatan, lingkungan, dan keselamatan. b. PPHA dan JSA merupakan dokumen yang memuat prosedur untuk pengkajian bahaya pada tempat kerja yang mana pertimbangannya adalah potensi bahaya yang berkaitan dengan aktivitas pekerjaan, termasuk di

4 27 dalamnya identifikasi bahaya, identifikasi alat keselamatan dan komunikasi (Chevron, 2015). 3. Mempersiapkan perangkat dan alat bantu yang digunakan dalam melakukan aktifitas sampling tersebut. Adapun alat dan perangkat yang dipersiapkan antara lain: a. Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment), meliputi: kacamata, sarung tangan heat resistant, sepatu, helm, pelindung telinga (ear plug), jas hujan dan alat pendeteksi H2S. b. Radio komunikasi. c. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). d. Peralatan dan perkakas teknik, meliputi: kunci pipa ukuran 18 inci, kunci kombinasi ukuran 1 inci, kunci inggris (adjustable wrench) dan teflon tape. e. Form atau tabel pengamatan nilai dari temperatur dan tekanan terbaca, nilai ph dan TDS (Total Dissolved Solid) serta NCG (Non Condensable Gas) untuk di lapangan. 4. Melakukan survey ke lapangan mengenai fasilitas yang akan digunakan, seperti: sampling ports/point atau bisa juga disebut high-point vent yang mencakup katup (valve), nipple, elbow, dan fitting lainnya. Gambar 3.2 Sampling port (Sumber: Darajat Geothermal Project Stage II Steam Field, 2002)

5 28 Gambar 3.3 Macam bentuk sampling ports di lapangan Darajat 5. Pembuatan sketsa atas jarak dan diameter lubang nozzle pada tube seamless stainless steel. Gambar 3.4 Jarak lubang pada nozzle tip 6. Fabrikasi tube: membuat lubang 0,25 inci dan 0,125 inci pada masing-masing diameter luar 0,5 inci tube seamless stainless steel dan pengelasan pada sisi safety stop welded. Gambar 3.5 Proses pembuatan lubang pada ujung tube untuk 1/8 dan 1/4 Gambar 3.6 Proses pengelasan untuk safety stop welded

6 29 7. Finalisasi proses pembuatan nozzle tip sampling probe, meliputi: pengecekan atau inspeksi, function test, dan pembersihan di bagian dalam tube. Gambar 3.7 Hasil finalisasi proses pembuatan nozzle tip multi-port 8. Proses assembly untuk sampling probe secara keseluruhan, mulai dari pengukuran tube yang sudah dilubangi di bagian nozzle tip, fitting yang digunakan, katup (valve) sebagai pengatur laju aliran. Pada tahap ini, assembly, ukuran dan susunan dalam pembuatan sampling probe merujuk pada rekomendasi Thermochem (2013) sebagai media pengukuran uap panas lanjut (superheat). Gambar 3.8 Konstruksi sampling probe untuk pengukuran superheat (Sumber: Thermochem Indonesia, 2013) 9. Melakukan pemeriksaan kehandalan Digital Pressure Indicator untuk mengukur tekanan yang sudah dikaliberasi oleh Laboratorium KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan didapatkan nilai faktor koreksi. Tabel 3.1 Nilai faktor koreksi hasil kaliberasi alat ukur tekanan (Sumber: Caltesys, 2015)

7 Melakukan pemeriksaan kehandalan Digital Thermometer dan Sensing Thermocouple untuk mengukur suhu dengan cara dikaliberasi oleh laboratorium KAN atau juga dapat menggunakan Dry Block Calibrator agar didapatkan nilai dari faktor koreksi. Gambar 3.9 Berbagai jenis dry block calibrator Pengumpulan Data Setelah dilakukan identifikasi, untuk menunjang informasi yang lebih banyak mengenai nozzle tip sampling probe, maka dilakukan pengumpulan data-data pada

8 31 sistem panas bumi dan mempelajari literatur dan standar referensi yang berhubungan dengan materi penelitian yang akan dibahas seperti American Standard Testing and Material, sehingga memudahkan dalam proses analisis aliran fluida yang mengalir dari masukan (inlet) nozzle sampling probe dengan menggunakan software CFD. Adapun data-data di lapangan yang dapat dipelajari untuk melakukan penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber, diantaranya: Data pipa produksi saluran uap dari kepala sumur menuju interface Dimensi pipa produksi dari sumur yang dijadikan obyek penelitian, dapat digambarkan dengan penampang seperti Gambar 3.10 dimana nilai diameter luar 406 mm ( inci), diameter dalam 381 mm (15 inci) dan ketebalannya 12.5 mm ( inci). Gambar 3.10 Penampang dan ukuran pipa produksi Data dimensi dan spesifikasi dari tube yang digunakan Pada umumnya, tube yang digunakan pada sampling probe itu mempunyai ukuran diameter luar standar yaitu 0.5 inci dan 0.75 inci. Untuk di

9 32 lapangan Darajat, tube yang digunakan materialnya stainless steel dan mempunyai ukuran diameter luar 0.5 inci dan ketebalan inci. Tabel 3.2 Berbagai ukuran diameter dan tebal dari tube (Sumber : Katalog Seamless Stainless Tubes for Hydraulic and Instrumentation Systems SANDVIK, 2013) Hystorical Data lapangan atas sumur produksi yang akan diambil samplingnya Data ini berfungsi untuk melihat parameter-parameter dari reservoir hingga potensi yang terdapat di setiap sumur, baik itu dari sisi laju aliran massa, tekanan, temperatur hingga kapasitasnya. Pada hystorical data lapangan menyebutkan deskripsi sumur produksi, mulai dari periode awal dan akhir pengeboran, kedalaman, kategori sumur (eksporation atau eksploitation), posisi reservoir, kemudian nilai permulaan atas laju aliran massa dan potensi dan kapasitas pembangkitannya yang dapat dihasilkan (Mega-Watt). Setelah menghimpun data-data dari dimensi saluran pipa produksi dan tube yang akan dijadikan media mengalirnya fluida uap, penulis melakukan pengumpulan data berdasarkan parameter dari sisi fluida uap dengan cara melakukan pengukuran

10 33 superheat menggunakan sampling probe. Pada Gambar 3.11 memperlihatkan posisi alat ukur tekanan dan temperatur sampling probe dan Gambar 3.12 menunjukan konfigurasi dari sampling probe yang akan dipasang pada sampling port. Gambar 3.11 Posisi alat ukur tekanan dan temperatur pada sampling probe Gambar 3.12 Konfigurasi sampling probe untuk pengukuran superheat (Sumber: Chevron Geothermal Indonesia SOP-13_GSC/RM, 2009)

11 34 Pada tahap pengukuran superheat, penulis melakukan berdasarkan SOP-13_GSC/RM (2009) yang terdiri atas beberapa aktifitas, sebagai berikut: 1. Memasang sampling probe ke dalam sampling port/point a. Membuka katup sampling port 10% untuk mengeluarkan halangan/ gangguan. Uap akan keluar selama 20 hingga 30 detik, kemudian tutup katup dan lepaskan elbow. b. Memasang pipe bushing yang sesuai agar dapat mengakomodasi sesuai dengan ukuran ulir sambungan (port). Jangan lupa untuk memanfaatkan teflon tape di setiap sambungan. c. Memasukan sampling probe ke dalam sampling port. Pastikan bagian packing gland berada pada kondisi longgar agar probe dapat bergeser dan berputar. d. Tarik sampling probe hingga berada pada posisi yang tepat, kemudian kencangkan kembali bagian packing gland sekitar ¼ hingga ½ putaran untuk menjaga atau menahan probe pada posisi tersebut. Gambar 3.13 Posisi sampling probe setelah dipasang dalam saluran pipa (Thermochem Indonesia, 2013)

12 35 2. Membuka katup (valve) sampling point/ port untuk membuang uap dan membersihkan bagian dalam sampling probe. Gambar 3.14 Proses pembuangan uap setelah sampling probe terpasang 3. Mengukur tekanan pada sampling probe Gambar 3.15 Proses pembacaan alat ukur tekanan

13 36 a. Memutar probe sehingga lubang pada bagian nozzle tip menghadap tegak lurus dari arah aliran uap. b. Aktifkan alat ukur tekanan digital dan pasang pada sambungan khusus untuk pengukuran tekanan pada probe menggunakan 0,125 inci tube stainless steel. c. Membuka secara perlahan katup pada probe dan alat ukur akan membaca tekanan hingga benar-benar stabil. d. Catat hasil pengukuran tekanan dan pastikan pembacaan tekanan tidak naik. 4. Mengukur temperatur pada sampling probe Gambar 3.16 Proses pembacaan alat ukur temperatur a. Memastikan nozzle tip sampling probe pada posisi di tengah diameter pipa. b. Memutar sampling probe sehingga lubang pada bagian nozzle tip menghadap ke arah aliran uap. c. Membuka katup pada probe sebanyak 50% dan uap terbuang selama 1 menit. Lalu mengecilkan aliran uap yang terbuang pada katup probe sebanyak 10 hingga 25%. d. Sambungkan alat ukur temperatur pada kabel thermocouple yang telah terpasang pada probe. Kemudian, sesuaikan aliran uap yang terbuang untuk mendapatkan hasil pembacaan temperatur yang maksimum.

14 37 e. Setelah pengukuran dan pembacaan stabil (2-3 menit), catat hasil pengukuran temperatur dan tutup katup (valve) pada probe. Proses berikutnya adalah melakukan perhitungan nilai uap panas lanjut (superheat) dimana parameter yang diperlukan berdasarkan hasil pengukuran pada sampling probe. Berikut nilai-nilai yang telah diperoleh pada pengukuran uap di sumur produksi DRJ-16 OH: P_gauge = Tekanan yang terbaca pada alat ukur = 17,67 barg P_atm = Tekanan atmosfir = 0,815 barg T _gauge = Temperatur yang terbaca pada alat ukur = 212,8 C Sehingga nilai untuk tekanan absolut adalah P_abs = P_atm + P_gauge P_abs = 0,815 bar +17,67 bar P_abs = 18,49 bar Kemudian, menentukan nilai temperatur saturasi yang didapatkan dari Steam Table. Tabel 3.3 Steam Table untuk mendapatkan parameter temperatur saturasi (Sumber: Rogers, 1993)

15 38 Setelah memberikan tanda posisi angka bar pada Tabel 3.3, maka diperlukan interpolasi untuk mendapatkan nilai temperatur saturasi 208,45ᵒC. Sehingga, nilai superheatnya adalah Nilai superheat = Temperatur yang terbaca Temperatur saturasi Nilai superheat = 212,8 C - 208,45 C Nilai superheat = 4,35 C Pembuatan Geometri Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, berikutnya menentukan batasanbatasan yang berupa data teknis yang dibutuhkan sebelum melakukan analisis. Peralatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa nozzle tip sampling probe dan jalur pipa dimana media mengalirnya fluida uap dari kepala sumur menuju header. Gambar 3.17 Jarak minimum diameter pipa yang dibutuhkan (Sumber: ASTM International, 2004) Adapun untuk jarak minimum dari sumber aliran uap menuju sampling port adalah 8 x pipa diameter downstream yaitu 8 x 15 inci = 120 inci (3048 mm) dan jarak minimum dari sampling port ke header adalah 2 x pipa diameter upstream yaitu 2 x 15 inci = 30 inci (762 mm). Hal ini merujuk pada standar ASTM International (E , 2004) seperti ditunjukkan pada Gambar 3.17.

16 39 Selanjutnya penulis menggambar prototype nozzle tip dengan menggunakan software Solidworks 2013, dan hasilnya sebagai berikut (Gambar 3.18). Gambar 3.18 Model 3D nozzle tip sampling probe Simulasi CFD Setelah proses perhitungan selesai dan ditampilkan dalam bentuk gambar teknik 3D (tiga dimensi) dengan menggunakan software Solidworks selanjutnya menganalisis gambar tersebut dengan menggunakan software CFD yaitu Solidwork Flow Simulation 2013 untuk mendapatkan hasil simulasi aliran fluida di dalam nozzle tip sampling probe. Penulis merujuk pada Panduan Praktis Analisa CFD oleh Sakti (2013) mengenai tahapan dalam program simulasi Solidworks Flow Simulation, seperti berikut ini: 1. Tahap persiapan Pada tahap ini, penulis melakukan add-in untuk Solidworks Flow Simulation seperti Gambar Kemudian, perlu menambahkan end cap/ tutup pada ujung-ujung yang terbuka pada model. Di dalam Solidworks digunakan istilah Lid. Caranya, klik menu Tools Create Lids klik tepat pada bagian permukaan yang terbuka (dalam hal ini bagian yang terbuka adalah masukan fluida pada pipa, keluaran fluida pada pipa dan ujung nozzle yang kontak dengan udara atmosfir).

17 40 Gambar 3.19 Tampilan menu flow simulation 2. Tahap pembuatan proyek simulasi Tahap ini dapat dilakukan dengan klik toolbar Flow Simulation Project Wizard, maka akan muncul tampilan seperti Gambar Gambar 3.20 Tampilan nama proyek simulasi (Sumber: Solidworks Education, 2010)

18 41 Kemudian, melakukan pengaturan sistem satuan, penulis memilih sistem satuan SI seperti ditunjukkan pada gambar Gambar 3.21 Tampilan jendela untuk pengaturan sistem satuan (Sumber: Solidworks Education, 2010) Setelah itu, memilih tipe analisa aliran, yaitu internal flow atau external flow seperti ditunjukkan pada Gambar Gambar 3.22 Tampilan jendela untuk memilih tipe analisa aliran fluida (Sumber: Solidworks Education, 2010)

19 42 Kemudian, melakukan pemilihan atas tipe fluida yang akan dianalisis, dalam hal ini penulis memilih uap (steam) seperti ditunjukkan pada Gambar Gambar 3.23 Tampilan jendela untuk memilih tipe fluida (uap) Kemudian, melakukan pengaturan kondisi atau standar jenis dinding, penulis membiarkan setting default Adiabatic Wall yang menyatakan bahwa dinding terisolasi sempurna (Gambar 3.24). Gambar 3.24 Tampilan jendela mengatur jenis dinding (Sumber: Solidworks Education, 2010)

20 43 Kemudian, langkah berikutnya adalah mengatur default nilai tekanan, temperatur dan kecepatan (3.25). Gambar 3.25 Tampilan jendela mengatur kondisi awal (Sumber: Solidworks Education, 2010) Berikutnya adalah melakukan pengaturan atas resolusi hasil sebagai ukuran tingkat akurasi yang diinginkan dari hasil analisa dan geometri (Gambar 3.26). Gambar 3.26 Tampilan jendela mengatur resolusi geometri dan hasil (Sumber: Solidworks Education, 2010)

21 44 3. Tahap pembuatan kondisi batas Sebuah kondisi batas diperlukan sebagai jalan masuk atau keluar fluida pada sistem CFD dan dapat ditetapkan sebagai tekanan (pressure), laju aliran massa (mass flow), laju aliran volume (volume flow) atau kecepatan (velocity) Gambar Gambar 3.27 Tampilan jendela menu menentukan kondisi batas (Sumber: Solidworks Education, 2010) 4. Tahap mendefinisikan Engineering Goals Engineering goals adalah parameter yang ditekankan dalam output. Pada dasarnya merupakan cara untuk menyampaikan ke proses perhitungan Flow Simulation sehingga mengurangi waktu untuk mencapai solusi (Gambar 3.28). Gambar 3.28 Tampilan jendela menu engineering goals (Sumber: Solidworks Education, 2010) 5. Tahap running data Tahap ini adalah proses perhitungan data yang dilakukan oleh program Solidworks Flow Simulation, dengan cara klik Flow Simulation Solve Run (Gambar 3.29).

22 45 Gambar 3.29 Tampilan jendela running solution (Sumber: Solidworks Education, 2010) 6. Analisa hasil Tahap ini adalah melakukan pengaturan atas visualisasi dari hasil perhitungan data oleh CFD. Pada bagian ini, penulis membuka expand Result Tree klik kanan Cut plots Insert (Gambar 3.30).

23 46 Gambar 3.30 Tampilan jendela untuk menu cut plots (Sumber: Solidworks Education, 2010) Tahap ini juga dapat menampilkan flow trajectories yang dapat menunjukkan pola aliran. Flow trajectories memberikan gambaran yang sangat baik dari aliran fluida dalam bentuk 3D Penyusunan Laporan Akhir Setelah semua rangkaian kegiatan penelitian mulai dari identifikasi masalah, pengumpulan data, pembuatan geometri, simulasi menggunakan CFD perangkat lunak Solidworks Flow Simulation 2013, hingga interpretasi dan analisa serta kesimpulan telah dilakukan, maka penulis melakukan penyusunan laporan yang sesuai dengan Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana. Laporan akhir ini merupakan luaran (output) dalam rangka mempublikasikan karya ilmiah dari penulis. Dokumen ini dibuat dalam format dan struktur yang mengikuti buku petunjuk Tugas Akhir dan diperiksa oleh Dosen Pembimbing. Laporan Tugas Akhir ini dijilid dalam bentuk buku (hard-copy) dan juga disimpan dalam CD (soft-copy).

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 47 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 PENDAHULUAN Bab ini menampilkan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan masing-masing variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian. Hasil pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan potensi energi panas bumi terbesar di dunia. Sebagai energi terbarukan dan ramah lingkungan, potensi energi panas bumi yang besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang potensi sistem panas bumi (geothermal) di Indonesia, uraian singkat sistem panas bumi, tantangan dalam pemanfaatan energi

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN UAP PADA NOZZLE TIP SAMPLING PROBE PLTP MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

ANALISIS ALIRAN UAP PADA NOZZLE TIP SAMPLING PROBE PLTP MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS DOAJ:doaj.org/toc/2460-1217 DOI:doi.org/10.22441/sinergi.2017.3.008. ANALISIS ALIRAN UAP PADA NOZZLE TIP SAMPLING PROBE PLTP MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS Bayu Yoga Prawira Chandrasa Soekardi

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Pada suatu penelitian tidak lepas dari metodologi yang digunakan. Oleh sebab itu agar prosedur penelitian tertata dan terarah sesuai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUJIAN

BAB III SISTEM PENGUJIAN BAB III SISTEM PENGUJIAN 3.1 KONDISI BATAS (BOUNDARY CONDITION) Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu ditentukan kondisi batas yang akan digunakan. Diasumsikan kondisi smoke yang mengalir pada gradien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.1.1 Waktu Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan judul usulan tugas akhir dan berkas seminar proposal oleh pihak jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti: turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak seragam, rotasional,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Laju Aliran Fluida dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya berasal dari hukum kekekalan massa seperti yang terlihat pada Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Karakteristik profil temperatur suatu aliran fluida pada dasarnya dapat diketahui dengan menggunakan metode Computational fluid dynamics (CFD). Pengaplikasian metode CFD digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2]. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini, kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan listrik sendiri didasari oleh keinginan manusia untuk melakukan aktivitas lebih mudah

Lebih terperinci

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan alahan yang diteliti, sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perangkat Penelitian Penelitian ini menggunakan perangkat sebagai berikut : 1. Laptop merk Asus tipe A45V dengan spesifikasi, 2. Aplikasi CFD Ansys 15.0 3.2 Diagram Alir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB III PERBAIKAN ALAT L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Dalam melakukan penelitian dan pengujian, maka dibutuhkan tahapantahapan yang harus dijalani agar percobaan dan pengujian yang dilakukan sesuai dengan standar yang ada. Dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

UDARA PANAS DARI GAS BUANG ENGINE UNTUK ENERGI TAMBAHANDENGAN PENDEKATAN METODE BUBBLE. Oleh: Syaiful Arif

UDARA PANAS DARI GAS BUANG ENGINE UNTUK ENERGI TAMBAHANDENGAN PENDEKATAN METODE BUBBLE. Oleh: Syaiful Arif STUDI BANDING PEMANFAATAN UDARA PANAS DARI GAS BUANG ENGINE UNTUK ENERGI TAMBAHANDENGAN PENDEKATAN METODE BUBBLE DAN EKSPERIMEN Oleh: Syaiful Arif 4206100079 Penulis membatasi bahasan pada studi banding

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.

Lebih terperinci

BAB III SET-UP ALAT UJI

BAB III SET-UP ALAT UJI BAB III SET-UP ALAT UJI Rangkaian alat penelitian MBG dibuat sebagai waterloop (siklus tertutup) dan menggunakan pompa sebagai penggerak fluida. Pengamatan pembentukan micro bubble yang terjadi di daerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Pemodelan Perancangan Sistem Perpipaan Berikut adalah diagram alir perancangan, pembentukan geometri, pemodelan, dan analisa sistem perpipaan. Gambar 3.1 Diagram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Fazri Apip Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

Lampiran 1 CAD Drawing Hasil Optimasi Circular Hovercraft Proto X-1

Lampiran 1 CAD Drawing Hasil Optimasi Circular Hovercraft Proto X-1 Lampiran 1 CAD Drawing Hasil Optimasi Circular Hovercraft Proto X-1 Lampiran 2 Pemodelan Dengan Graphical User Interface SolidWorks dan EFD.Lab 8 PEMBUATAN CAD GEOMETRI BAG SKIRT No 1. Memulai Solidworks

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang dilengkapi

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Sistem perpipaan steam 17 bar

Gambar 1.1 Sistem perpipaan steam 17 bar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya bahan bakar minyak dan gas, menjadi kebutuhan utama untuk dunia transportasi, dunia industri, dan rumah tangga. Setiap tahun kebutuhan akan pasokan bahan

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan III METODOLOGI PENELITIAN A Peralatan dan Bahan Penelitian 1 Alat Untuk melakukan penelitian ini maka dirancang sebuah terowongan angin sistem terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: a Test section

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellhead dan X-mass tree adalah peralatan yang harus dimiliki oleh sumur migas. Wellhead dipasang saat pengeboran dan X-mass tree dipasang saat sumur akan memasuki

Lebih terperinci

MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER

MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER SEKILAS PRODUK MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER 1.1. Aplikasi Utama & Penerapan Digunakan untuk sistem penyaringan perawatan air. Sangat cocok untuk: Sistem Penyaringan Perumahan Perlengkapan Penyaringan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari 2 buah pipa yang terbuat dari bahan yang berbeda dan ukuran diameter yang berbeda. Pipa bagian dalam terbuat dari tembaga dengan diameter dalam

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA Syamsul Hadi 1*, Muhammad Sidik Teja Purnama 1, Dominicus Danardono Dwi Prija Tjahjana

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN III.1 DATA III.1.1 Pipeline and Instrument Diagram (P&ID) Untuk menggambarkan letak dari probe dan coupon yang akan ditempatkan maka dibutuhkan suatu gambar teknik yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus TUGAS AKHIR Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF)

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) Disusun oleh: Darren Kurnia Paul Victor Dr. Yogi Wibisono Budhi Dr. Irwan Noezar Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret 2015. Yang meliputi uji coba dan pengolahan data, dan bertempat di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah. BAB IV ANALISA DATA 4.1 Umum Pada bab ini menguraikan langkah-langkah dalam pengolahan data-data yang telah didapatkan sebelumnya. Data yang didapatkan, mewakili keseluruhan data sistem yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga tempat, yaitu: 1. Pembuatan alat dan bahan di Laboratorium Proses Produksi Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Pada penelitian ini software yang digunakan untuk simulasi adalah jenis program CFD ANSYS 15.0 FLUENT. 3.1.1 Prosedur Penggunaan Software Ansys 15.0 Setelah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dalam rumah tanaman di Laboratorium Lapangan Leuwikopo dan Laboratorium Lingkungan Biosistem, Departemen Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu sistem transfer fluida dari suatu tempat ke tempat lain biasanya terdiri dari pipa,valve,sambungan (elbow,tee,shock dll ) dan pompa. Jadi pipa memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari tower DA-501 ke tower DA-401 dijelaskan seperti diagram alir dibawah ini: Mulai Memasukan Sistem Perpipaan

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II Asvin B. Saputra 2710 100 105 Dosen Pembimbing: Budi Agung Kurniawan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Pada Penelitian ini dilakukan secara numerik dengan metode Computer Fluid Dynamic (CFD) menggunakan software Ansys Fluent versi 15.0. dengan menggunakan

Lebih terperinci

INFORMASI LOMBA BIDANG LOMBA : REFRIGERATION (TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA) BAB I DESKRIPSI TEKNIK

INFORMASI LOMBA BIDANG LOMBA : REFRIGERATION (TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA) BAB I DESKRIPSI TEKNIK INFORMASI LOMBA BIDANG LOMBA : REFRIGERATION (TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA) BAB I DESKRIPSI TEKNIK A. Nama dan Deskripsi Kompetensi 1. Nama kompetensi adalah Teknik Pendingin dan Tata Udara 2. Jenis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16 BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : a. Tahap desain proses dan teknologi b. Tahap perancangan teknologi ( pirolisator

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Penelitian Alat percobaan yang digunakan pada percobaan ini bertujuan untuk mengukur temperatur ring pada saat terjadi fenomena flame lift-up maupun blow off, yaitu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR 3.1. Perencanaan Modifikasi Evaporator Pertumbuhan pertumbuhan tube ice mengharuskan diciptakannya sistem produksi tube ice dengan kapasitas produksi yang lebih besar, untuk

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

Bab III Metodelogi Penelitian

Bab III Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Dalam pengujian analisa kinerja AC split merk TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 dengan variasi tekanan tanpa pembebanan terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data-data Awal ( input ) untuk Caesar II Adapun parameter-parameter yang menjadi data masukan (di input) ke dalam program Caesar II sebagai data yang akan diproses

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.1.1 Tempat Penelitian ini merupakan studi kasus di industry kelapa sawit, yaitu analisa kegagalan pada pipa header air umpan boiler di PKS Swasta. Tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI Dalam bab ini membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penelitian seperti: tempat serta waktu dilakukannya penelitian, alat dan bahan

Lebih terperinci

Analisis Tegangan Pada Beberapa Jenis Ejektor Uap Bagus Budiwantoro 1, a, I Nengah Diasta 2, b, dan Reinaldo Sahat Samuel Hutabarat 1, c

Analisis Tegangan Pada Beberapa Jenis Ejektor Uap Bagus Budiwantoro 1, a, I Nengah Diasta 2, b, dan Reinaldo Sahat Samuel Hutabarat 1, c Analisis Pada Beberapa Jenis Ejektor Uap Bagus Budiwantoro, a, I Nengah Diasta, b, dan Reinaldo Sahat Samuel Hutabarat, c Lab. EDC FTMD Institut Teknologi Bandung, Jln. Ganesa No.0 Bandung. Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini akan mempengaruhi pada jumlah konsumsi bahan bakar. Permintaan konsumsi bahan bakar ini akan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI BAB III DESAIN DAN FABRIKASI III. 1 DESAIN Objektifitas dari perancangan ini adalah: 1) modifikasi sistim feeding bahan bakar yang lebih optimal. Sebelumnya, setiap kali penambahan bahan bakar solid (batubara),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Peralatan Pengujian Pembuatan alat penukar kalor ini di,aksudkan untuk pengambilan data pengujian pada alat penukar kalor flat plate, dengan fluida air panas dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung pada bulan Mei 2014 sampai September 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung pada bulan Mei 2014 sampai September 2014. 37 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Universitas Lampung pada bulan Mei 2014 sampai September 2014. 3.2 Pelaksanaan

Lebih terperinci

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( )

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( ) SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI Arif Rahman H (4305 100 064) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc 2. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D Materi

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Dalam kegiatan operasional industri minyak banyak ditemukan berbagai macam alat pengoperasian untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam wujud peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN 4.1. KONDENSOR Penggunaan kondensor tipe shell and coil condenser sangat efektif untuk meminimalisir kebocoran karena kondensor model ini mudah untuk dimanufaktur dan terbuat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun

Lebih terperinci

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK200-8 Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] Universitas Mercu Buana 47 Gambar 5.1 Job Set Cylinder Assy

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM Franciscus Manuel Sitompul 1,Mulfi Hazwi 2 Email:manuel_fransiskus@yahoo.co.id 1,2, Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT. ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014

JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT. ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014 JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014 Level Meter Level meter berfungsi untuk mengetahui tingkat ketinggian suatu fluida di dalam sebuah tangki, cara mengukur level

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Dr. Yogi Wibisono

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan seperti ditunjukkan pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Tempat dan Aktifitas Penelitian No Kegiatan Tempat Keterangan 1. Pengambilan data

Lebih terperinci