BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
|
|
- Sukarno Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 47 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 PENDAHULUAN Bab ini menampilkan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan masing-masing variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian. Hasil pengukuran dan simulasi dari Computational Fluid Dynamics (CFD) ditampilkan dalam Bab IV ini. Hasil pengukuran diuraikan untuk mengetahui kondisi karakteristik fluida uap pada nozzle tip sampling probe di lapangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Darajat. Analisa dan hipotesa setiap data juga akan ditulis sehingga memperjelas hipotesa. Adapun hasil penelitian dan simulasi disajikan dalam bentuk data-data atau informasi yang diperoleh selama melakukan penelitian. Hasil penelitian kuantitatif disajikan dalam bentuk angka-angka seperti persentase, pecahan, desimal dalam tabel, diagram, atau grafik hasil pengukuran. Sementara itu, data penelitian kualitatif berupa deskripsi dari hasil penelitian yang dilakukan berbentuk pernyataan-pernyataan pendapat, penjelasan gambar, dan/atau uraian hasil observasi. Dalam melakukan simulasi pengujian ini, penulis melakukan beberapa pengujian mulai dari jalur pipa sederhana, jalur pipa berbelok 90⁰ (elbow), jalur pipa dengan hambatan solid/block tube, jalur pipa dengan terpasangnnya nozzle tip sampling probe dengan diameter nozzle 0,125 inci dan jalur pipa dengan terpasangnya nozzle tip sampling probe dengan diameter 0,25 inci. Analisis penulis tentang hasil simulasi ini menghasilkan gambaran kontur/profil distribusi tekanan, temperatur dan kecepatan pada aliran fluida uap yang melalui jalur pipa dan lubang nozzle tip sampling probe. Setelah dilakukan pengoperasian simulasi, maka akan muncul beberapa warna. Fungsi dari warna yang ditampilkan ini memperlihatkan variasi dari hasil yang
2 48 diperoleh, tetapi tidak ditunjukkan secara detil, namun dapat diambil distribusi ratarata dari warna tersebut. Skala warna biasanya terletak di sebelah kiri atas gambar simulasi model, dimulai dari angka terendah sampai angka tertinggi. Skala warna dapat kita tentukan, tergantung dari range angka yang kita butuhkan, yang artinya tingkat ketelitian yang semakin tinggi maka skala warna juga akan memiliki range yang semakin kecil. 4.2 SIMULASI CFD JALUR PIPA SEDERHANA Bagian ini menampilkan deskripsi awal dalam penelitian ini, yaitu simulasi aliran fluida uap pada jalur pipa yang sederhana. Data-data nilai rata-rata termodinamika fluida uap di jalur pipa produksi yang berhasil didapatkan oleh penulis, yaitu sebagai berikut: a. Tekanan absolut : 18,48 bar b. Temperatur : 212,97 ⁰C c. Laju aliran massa : 23,15 kg/s Gambar 4.1 Model 3D pipa produksi Gambar 4.2 Konstur distribusi tekanan untuk simulasi pipa produksi Tujuan simulasi pada model pipa sederhana yang berfungsi sebagai media transfer fluida uap panas bumi dari sumur produksi adalah untuk mengamati pola aliran di dalam pipa dengan material carbon-steel dan nilai diameter dalam 381 mm
3 49 dan nilai diameter luar 406 mm atas perubahan parameter tekanan, temperatur dan kecepatan dari pipa produksi (Gambar 4.1). Tahap Post-Processing untuk mendapatkan simulasi ini adalah setelah proses solver yang mana didapatkan hasil aliran fluida uap (steam) di dalam pipa produksi. Dari hasil analisis (Gambar 4.2) dapat diketahui bahwa nilai dari tekanan fluida tersebut cenderung menurun secara perlahan yaitu pada kisaran 18,48 bar. Gambar 4.3 Kontur distribusi temperatur untuk simulasi pipa produksi Dari hasil analisis (Gambar 4.3) dapat diketahui bahwa nilai temperatur cenderung menurun dari 213,01ᵒC ke 209,55ᵒC. Hal ini terjadi sesuai dengan prinsip perpindahan panas bahwa suatu fluida dapat mengalir salah satunya karena adanya perubahan temperatur. Argumen ini diperkuat lagi dengan adanya fenomena distribusi temperatur ini serupa seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4 di bawah ini, dengan catatan nilai temperatur pada dinding bagian dalam pipa lebih rendah dibandingkan nilai temperatur fluida uap itu sendiri. Gambar 4.4 Lapisan batas (boundary layer) termal pada pipa (Sumber: Bergman, 2011)
4 50 Gambar 4.5 Kontur distribusi kecepatan aliran untuk simulasi pipa produksi Gambar 4.6 Arah aliran fluida berdasarkan parameter kecepatan Dari hasil analisis (Gambar 4.5) terlihat pada awal perjalanan itu perubahan kecepatan tidak terlihat atau relatif kecil. Setelah menempuh jarak tertentu terjadi perubahan yang disebabkan oleh efek gesekan antara fluida uap (steam) dengan permukaan dinding bagian dalam pipa sumur produksi. Pada Gambar 4.6 juga menunjukan arah pergerakan fluida berdasarkan parameter kecepatan. Hal ini sesuai dengan karakteristik parameter fluida yang ditunjukkan seperti pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8. Pada gambar tersebut terlihat bahwa gradient dan nominal tertinggi kecepatan berada pada bagian tengah pipa. Gambar 4.7 Mekanisme aliran internal (Sumber: Bhandari, 2012) Gambar 4.8 Kontur kecepatan aliran fluida air pada pipa stainless steel. (Sumber: Sambit, S)
5 SIMULASI CFD JALUR PIPA YANG BERBELOK 90⁰ (elbow) Gambar 4.9 Model 3D pipa produksi berbelok 90⁰ (elbow) Bagian berikutnya, penulis melakukan pembuatan geometri model 3D untuk pipa produksi dengan jalur yang berbelok membentuk 90ᵒ atau menyerupai elbow (Gambar 4.9), penulis melakukan simulasi untuk mendapatkan kontur distribusi tekanan, temperatur dan kecepatan. Tahap Post-Processing untuk mendapatkan simulasi adalah setelah proses solver yang mana didapatkan hasil aliran fluida uap (steam) di dalam pipa produksi berbelok 90ᵒ. Dari hasil simulasi (Gambar 4.10) dapat diketahui bahwa nilai dari tekanan fluida tersebut mulai berubah dan cenderung menurun walaupun masih dalam batas toleransi yaitu 18,50 bar hingga 18,46 bar. Hal ini terjadi karena di dalam pipa tersebut adanya fluida yang mengalir dalam belokan dan bertumbuk sebelum fluida tersebut melanjutkan perjalanan ke bagian pipa yang horizontal. Gambar 4.10 Kontur tekanan untuk simulasi pipa produksi belok 90⁰ (elbow)
6 52 Gambar 4.11 Kontur temperatur untuk simulasi pipa produksi belok 90⁰ (elbow) Dari hasil analisis (Gambar 4.11) dapat diketahui bahwa nilai temperatur cenderung menurun dari 213,13ᵒC ke 210,77ᵒC. Baik parameter tekanan maupun temperatur memperlihatkan penurunan nilai. Hal ini sesuai dengan rujukan pada Gambar 4.12 yang juga perubahan nilai tekanan maupun kecepatan pada sisa belokan. Gambar 4.12 Hasil tes numerik jalur pipa belok 90⁰ (elbow) (Sumber: Stepuk dkk, 2014) Gambar 4.13 Kontur kecepatan aliran fluida untuk simulasi pada pipa (elbow)
7 53 Dari hasil analisis (Gambar 4.13) dapat diketahui bahwa nilai kecepatan bervariasi, namun di bagian sisi radius bagian dalam cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan bagian yang dekat dinding permukaan pipa sisi radius luar. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi kecepatan berubah sebelum fluida uap tersebut menuju saluran pipa yang lurus kembali. 4.4 SIMULASI CFD JALUR PIPA DENGAN HAMBATAN BLOCK/SOLID TUBE Gambar 4.14 Model 3D pipa produksi yang dihalangi block/solid tube Gambar 4.15 Kontur tekanan untuk simulasi pipa dengan block tube Bagian berikutnya, penulis melakukan pembuatan geometri model 3D untuk pipa produksi dengan hambatan solid tube (Gambar 4.14), penulis melakukan simulasi untuk mendapatkan kontur distribusi tekanan, temperatur dan kecepatan. Tahap Post- Processing untuk mendapatkan simulasi adalah setelah proses solver yang mana didapatkan hasil aliran fluida uap (steam) di dalam pipa produksi. Dari hasil analisis (Gambar 4.15) dapat diketahui bahwa nilai dari tekanan fluida tersebut mulai berubah dan cenderung menurun yaitu 18,52 bar hingga 18,48 bar. Hal ini terjadi karena di dalam pipa tersebut adanya fluida yang bertumbuk bagian dinding permukaan solid tube.
8 54 Gambar 4.16 Kontur temperatur untuk simulasi pipa dengan block tube Dari hasil analisis (Gambar 4.16) dapat diketahui bahwa nilai temperatur cenderung sedikit meningkat dari 216,94ᵒC dan setelah menabrak block tube menjadi 225,59ᵒC. Hal ini terjadi karena dipicu oleh meningkatkan tekanan di bagian block tube sehingga berdampak pada perubahan temperatur pada area tersebut. Gambar 4.17 Kontur kecepatan untuk simulasi pipa dengan block tube Gambar 4.18 Arah aliran kecepatan untuk simulasi pipa dengan block tube Dari hasil analisis (Gambar 4.17) dapat diketahui bahwa nilai kecepatan cenderung konstan sebelum melewati block tube, namun keadaan setelah melewati block tube cenderung terjadi peningkatan dari 24,046 menjadi 37,786 di area
9 55 sekeliling block tube itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa fluida uap bertumbuk dan setelah melewati wilayah yang lebih sempit sehingga distribusi kecepatannya menjadi naik. Kemudian jika dibandingkan antara Gambar 4.18 dan Gambar 4.19, maka didapatkan kesamaan dalam flow trajectory-nya khususnya kondisi setelah melewati block/solid tube. Gambar 4.19 Aliran particle trajectories di sekeliling obyek silinder (Sumber: Merzkirch, 1974) 4.5 SIMULASI CFD JALUR PIPA YANG DIPASANG NOZZLE SAMPLING PROBE Dalam penelitian ini telah dilakukan pengambilan data termodinamika fluida kerja dan simulasi di dalam sistem yaitu pipa dan nozzle tip sampling probe. Gambar 4.20 Model 3D nozzle tip 0,125 in yang terpasang pada pipa
10 56 Gambar 4.21 Model 3D nozzle tip 0,25 in yang terpasang pada pipa Pada sub-bab berikut ini, penulis sudah sampai tahap pembuatan geometri model 3D untuk pipa produksi dengan diameter dalam dan diameter luar serta aplikasi material yang menyerupai kondisi di lapangan dan telah terpasang nozzle sampling probe (Gambar 4.20 dan Gambar 4.21) yang mana bagian nozzle tip terdapat lubang yang akan berhadapan langsung dengan fluida yang diukur, kemudian penulis melakukan simulasi untuk mendapatkan kontur distribusi tekanan, temperatur dan kecepatan. Gambar 4.22 Simulasi kontur tekanan nozzle tip 0,125 in (kiri) dan 0,25 in (kanan)
11 57 Tahap Post-Processing untuk mendapatkan simulasi ini adalah setelah proses solver yang mana didapatkan hasil aliran fluida uap (steam) di dalam pipa produksi. Dari hasil analisis (Gambar 4.22) dapat diketahui bahwa nilai dari tekanan fluida tersebut hampir mendekati yaitu 18,47-18,49 bar. Hal ini menunjukkan bahwa parameter tekanan yang diukur adalah tekanan statis, yang mana tidak terpengaruh terhadap perubahan kecepatan fluida. Gambar 4.23 Simulasi kontur temperatur nozzle tip 0,125 in (kiri) dan 0,25 in (kanan) Dari hasil analisis (Gambar 4.23) dapat diketahui bahwa nilai temperatur cenderung lebih tinggi pada nozzle tip 0,125 inci dibanding nozzle tip 0,25 inci. Hal ini terlihat pada ujung nozzle tip 0,125 inci kontur warna merah yang mana artinya memiliki skala nilai/angka temperatur yang lebih tinggi dari warna biru pada nozzle tip 0,25 inci. Gambar 4.24 Simulasi kontur kecepatan nozzle tip 0,125 in (kiri) dan 0,25 in (kanan)
12 58 Dari hasil analisis (Gambar 4.24) dapat diketahui bahwa nilai kecepatan ketika fluida uap memasuki nozzle tip menurun. Hal ini terlihat pada hasil simulasi pada saat fluida mengalir di dalam pipa mempunyai nilai kecepatan ±20-22 m/s, namun ketika sudah memasuki nozzle tip sampling probe, fluida yang mengalir menjadi turun nilai kecepatannya yaitu ±11 m/s. Khusus mengenai faktor kecepatan, penulis juga melakukan perhitungan numerik dengan memanfaatkan persamaan (2.1), (2.2) dan (2.3) yang telah disebutkan pada Bab 2, untuk memprediksi nilai kecepatan fluida yang masuk nozzle tip sampling probe dengan dimensi lubang (hole) yang berbeda. 4.6 PERHITUNGAN KECEPATAN FLUIDA YANG MENGALIR PADA PIPA PRODUKSI Perhitungan Luas Penampang Pipa yang Dilewati Fluida Berdasarkan rujukan persamaan (2.1), didapatkan luas penampang pipa produksi yang dilewati fluida uap: A = 1 4 πdi2 (2.1) dimana: A = luas penampang pipa produksi bagian dinding dalam (m 2 ) π = phi = 3,14 = 22 7 Di= diameter lingkaran penampang bagian dalam pipa (m) A = 1. 3,14. (0,381 m)2 4 A = 1. 3,14. 0, m2 4 A = 0,114 m Perhitungan Laju Aliran Volume Berdasarkan rujukan persamaan (2.2), didapatkan luas penampang pipa produksi yang dilewati fluida uap:
13 59 Ṽ = ṁ ρ (2.2) dimana: Ṽ = laju aliran volume/ debit fluida yang mengalir (m 3 /s) ṁ = laju aliran massa fluida yang mengalir (kg/s) ρ = massa jenis fluida uap pada temperatur (kg/m 3 ) 23,15 kg/s Ṽ = 10,15639 kg/m 3 Ṽ = 2,2794 m 3 /s Hubungan Laju Aliran Volume dengan Kecepatan Berdasarkan rujukan persamaan (2.3), didapatkan luas penampang pipa produksi yang dilewati fluida uap: Ṽ = va (2.3) dimana: Ṽ = laju aliran volume/debit fluida yang mengalir (m 3 /s) v = kecepatan aliran fluida (m/s) A = luas penampang pipa produksi bagian dinding dalam (m 2 ) v = Ṽ A v = 2,2794 m3 /s 0,114 m 2 v = 19,9947 m/s ~ v = 20 m/s 4.7 PERHITUNGAN LAJU ALIRAN MASSA FLUIDA PADA SAMPLING PROBE Data yang didapatkan mengenai fasilitas pengambilan sampel fluida uap: Do = diameter lingkaran penampang bagian luar pipa (m) = 0,406 m Di = diameter lingkaran penampang bagian dalam pipa (m) = 0,381 m
14 60 T = ketebalan dinding pipa produksi (m) = 0,013 m N = jumlah port/ lubang pada nozzle tip sampling probe = Formula Perhitungan Sampling Nozzle Tabel 4.1 Contoh formula perhitungan sampling nozzle (Sumber: ASTM International D , 2001) Perhitungan Luas Lubang Nozzle Bore b = ( 3a 1,5708 ) b 2 = 3a 1,5708 a = (b 2. 1,5708)/3 a = (0,0085 m 2. 1,5708)/3 a = 3, m Perhitungan Laju Aliran Massa Fluida Sampling Probe a* = luas lubang nozzle bore (m 2 ) A = luas penampang pipa produksi bagian dinding dalam (m 2 ) f = laju aliran massa fluida sampel yang diambil keseluruhan (kg/s) F = laju aliran massa fluida yang melalui pipa produksi (kg/s) a = A.f F f = a. F A
15 61 f = 3, m 2. 23,15 kg/s 0,114 m 2 f = 7, kg/s Perhitungan Laju Aliran Volume Fluida pada Sampling Probe V = f ρ V = 7, kg/s 10,15639 kg/m 3 V = 7, m 3 /s Perhitungan luas keseluruhan pada masing-masing diameter port Untuk diameter lubang (port) 0,125 inci d = ( a ) 0,7854.N d 2 = a 0,7854. N a = d 2. 0,7854. N a1 = d1 2. 0,7854. N a1 = (0,0032 m) 2. 0, a1 = 3, m 2 Untuk diameter lubang (port) 0,25 inci a = d 2. 0,7854. N a2 = d2 2. 0,7854. N a2 = (0,0064 m) 2. 0, a2 = 1, m 2
16 Perbandingan Nilai Kecepatan pada Nozzle Tip Sampling Probe Untuk diameter lubang (port) 0,125 inci v1 = V a1 v1 = 7, m 3 /s 3, m 2 v1 = 24 m/s Untuk diameter lubang (port) 0,25 inci v2 = V a2 v1 = 7, m 3 /s 1, m 2 v1 = 6 m/s Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat dilakukan analisa bahwa kecepatan fluida sampel uap panas bumi saat memasuki sampling probe dengan diameter nozzle tip 0,125 inci yaitu 24 m/s dan kecepatan fluida sampel uap panas bumi saat memasuki sampling probe dengan diameter nozzle tip 0,25 inci yaitu 6 m/s. Artinya, dari sisi kecepatan aliran fluida sampel yang dapat diambil pada sampling probe, didapatkan diameter yang lebih kecil mempunyai nilai kecepatan yang lebih tinggi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang potensi sistem panas bumi (geothermal) di Indonesia, uraian singkat sistem panas bumi, tantangan dalam pemanfaatan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan potensi energi panas bumi terbesar di dunia. Sebagai energi terbarukan dan ramah lingkungan, potensi energi panas bumi yang besar
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Suhu Udara Hasil pengukuran suhu udara di dalam rumah tanaman pada beberapa titik dapat dilihat pada Gambar 6. Grafik suhu udara di dalam rumah tanaman menyerupai bentuk parabola
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan-tahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13
B13 Studi Numerik Karakteristik Perpindahan Panas pada Membrane Wall Tube Boiler Dengan Variasi Jenis Material dan Ketebalan Insulasi di PLTU Unit 4 PT.PJB UP Gresik I Nyoman Ari Susastrawan D dan Prabowo.
Lebih terperinciStress Analysis Pada Sudu Tetap Turbin Uap Bab III Metodologi BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI 3.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Berdasarkan ruang lingkup pekerjaan, maka secara umum penyelesaian pekerjaan dilaksanakan kedalam 5 tahapan berikut: Tahap 1 : Pengumpulan data. Pengumpulan
Lebih terperinciAnalisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur
Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur Nur Rima Samarotul Janah, Harsono Hadi dan Nur Laila Hamidah Departemen Teknik Fisika,
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.
TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS. Dosen Pembimbing : SENJA FRISCA R.J 2111105002 Dr. Eng.
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Data Uncertainty Dalam setiap penelitian, pengambilan data merupakan hal yang penting. Namun yang namanya kesalahan pengambilan data selalu ada. Kesalahan tersebut
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Analisis Gradasi Butiran sampel 1. Persentase Kumulatif (%) Jumlah Massa Tertahan No.
32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pemeriksaan material dasar dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pasir Ynag digunakan dalam penelitian ini
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang
Lebih terperinciANALISIS ALIRAN UAP PADA NOZZLE TIP SAMPLING PROBE PLTP MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS
DOAJ:doaj.org/toc/2460-1217 DOI:doi.org/10.22441/sinergi.2017.3.008. ANALISIS ALIRAN UAP PADA NOZZLE TIP SAMPLING PROBE PLTP MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS Bayu Yoga Prawira Chandrasa Soekardi
Lebih terperinciDosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP
Pengaruh Getaran Terhadap Pengukuran Kecepatan Aliran Gas Dengan Menggunakan Orifice Plate Oleh: Rizky Primachristi Ryantira Pongdatu 2410100080 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP. 19650309
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan
BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan dan analisis tegangan sistem perpipaan sistem perpipaan berdasarkan standar ASME B 31.4 (studi kasus jalur perpipaan LPG dermaga Unit 68 ke tangki
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul
Lebih terperinciINVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)
INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) Mirza Quanta Ahady Husainiy 2408100023 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK
BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 RANCANGAN OBSTACLE Pola kecepatan dan jenis aliran di dalam reaktor kolom gelembung sangat berpengaruh terhadap laju reaksi pembentukan biodiesel. Kecepatan aliran yang tinggi
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh: Zulfa Hamdani. PowerPoint Template NRP :
PRESENTASI TUGAS AKHIR SIMULASI NUMERIK (CFD) ALIRAN DUA FASE GAS-SOLID (UDARA- SERBUK BATUBARA) PADA COAL PIPING DI PT. PETROKIMIA GERSIK Oleh: Zulfa Hamdani PowerPoint Template NRP : 2109106008 www.themegallery.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Laju Aliran Fluida dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya berasal dari hukum kekekalan massa seperti yang terlihat pada Gambar
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul
Lebih terperinciLosses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)
Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.
Lebih terperinciMAKALAH KOMPUTASI NUMERIK
MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK ANALISA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SIRKULAR DAN PIPA SPIRAL UNTUK INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH DENGAN SOFTWARE CFD Oleh : MARIO RADITYO PRARTONO 1306481972 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD
SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini akan mempengaruhi pada jumlah konsumsi bahan bakar. Permintaan konsumsi bahan bakar ini akan
Lebih terperinciSTUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD
STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD Agus Waluyo 1, Nathanel P. Tandian 2 dan Efrizon Umar 3 1 Magister Rekayasa
Lebih terperinciStudi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Heat Recovery Steam Generator
Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Heat Recovery Steam Generator PLTGU Block 3 di PT PJB Unit Pembangkitan Gresik dengan Variasi Sudut Bukaan diverter damper (45%,80% dan Fully
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Diskusi
Bab IV Analisis dan Diskusi IV.1 Hasil Perhitungan Permeabilitas Pemodelan Fisis Data yang diperoleh dari kelima model fisis saluran diolah dengan menggunakan hukum Darcy seperti tertulis pada persamaan
Lebih terperinciBAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Pengambilan data pada kondensor disistem spray drying ini telah dilaksanakan pada bulan desember 2013 - maret 2014 di Laboratorium Teknik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perangkat Penelitian Penelitian ini menggunakan perangkat sebagai berikut : 1. Laptop merk Asus tipe A45V dengan spesifikasi, 2. Aplikasi CFD Ansys 15.0 3.2 Diagram Alir
Lebih terperinciANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD Tony Suryo Utomo*, Sri Nugroho, Eflita
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK Diameter pipa penstock yang digunakan dalam penelitian ini adalah 130 mm, sehingga luas penampang pipa (Ap) dapat dihitung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Karakteristik profil temperatur suatu aliran fluida pada dasarnya dapat diketahui dengan menggunakan metode Computational fluid dynamics (CFD). Pengaplikasian metode CFD digunakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA
STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Disusun Oleh: Erni Zulfa Arini NRP. 2110 100 036 Dosen Pembimbing: Nur
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinciRe-design dan Modifikasi Generator Cooler Heat Exchanger PLTP Kamojang Untuk Meningkatkan Performasi.
Re-design dan Modifikasi Generator Cooler Heat Exchanger PLTP Kamojang Untuk Meningkatkan Performasi. Nama : Ria Mahmudah NRP : 2109100703 Dosen pembimbing : Prof.Dr.Ir.Djatmiko Ichsani, M.Eng 1 Latar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...
JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv... vi DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR GRAFIK...xiii DAFTAR TABEL... xv NOMENCLATURE... xvi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti: turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak seragam, rotasional,
Lebih terperinciBAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI
BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI 3.1 KONDISI ALIRAN FLUIDA Sebelum melakukan simulasi, didefinisikan terlebih dahulu kondisi aliran yang akan dipergunakan. Asumsi dasar yang dipakai
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System
32 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System PLTP Gunung Salak merupakan PLTP yang berjenis single flash steam system. Oleh karena itu, seperti yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Simulasi Distribusi Suhu Kolektor Surya 1. Domain 3 Dimensi Kolektor Surya Bentuk geometri 3 dimensi kolektor surya diperoleh dari proses pembentukan ruang kolektor menggunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul
Lebih terperinciPemodelan Matematika dan Metode Numerik
Bab 3 Pemodelan Matematika dan Metode Numerik 3.1 Model Keadaan Tunak Model keadaan tunak hanya tergantung pada jarak saja. Oleh karena itu, distribusi temperatur gas sepanjang pipa sebagai fungsi dari
Lebih terperinciANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT
ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT 6.2.16 Ridwan Arief Subekti, Anjar Susatyo, Jon Kanidi Puslit Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI Komplek LIPI,
Lebih terperinciFORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI
BAB VI FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI VI.1 Pendahuluan Sebelumnya telah dibahas pengetahuan mengenai konversi reaksi sintesis urea dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
UJI EKSPERIMENTAL OPTIMASI LAJU PERPINDAHAN KALOR DAN PENURUNAN TEKANAN AKIBAT PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA PADA ALAT PENUKAR KALOR JENIS RADIATOR FLAT TUBE SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI. 2.2 Komponen-Komponen Tabung Vortex dan Fungsinya. Inlet Udara. Chamber. Orifice (diafragma) Valve (Katup)
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prof. Hilsch pada tahun 1947. Tabung vortex adalah salah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari 2 buah pipa yang terbuat dari bahan yang berbeda dan ukuran diameter yang berbeda. Pipa bagian dalam terbuat dari tembaga dengan diameter dalam
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36
B36 Simulasi Numerik Aliran Tiga Dimensi Melalui Rectangular Duct dengan Variasi Bukaan Damper Edo Edgar Santosa Putra dan Wawan Aries Widodo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini sangat mempengaruhi jumlah ketersediaan sumber-sumber energi yang tidak dapat diperbaharui yang ada di permukaan
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR
27 BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 4.1 Pemilihan Sistem Pemanasan Air Terdapat beberapa alternatif sistem pemanasan air yang dapat dilakukan, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2.2.1 mengenai
Lebih terperinciMuchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.
ANALISA PRESSURE DROP PADA HEAT-SINK JENIS LARGE EXTRUDE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA DAN LEBAR SALURAN IMPINGEMENT MENGGUNAKAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC) Muchammad 1) Abstrak Pressure drop merupakan
Lebih terperinciTekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi
Turbin Uap 71 1. Rumah turbin (Casing). Merupakan rumah logam kedap udara, dimana uap dari ketel, dibawah tekanan dan temperatur tertentu, didistribusikan disekeliling sudu tetap (mekanisme pengarah) di
Lebih terperinciLAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida)
LAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida) Oleh: Tan Ali Al Ayubi NRP. 4216106028 Dosen Pengampu: Ede Mehta Wardhana, ST., MT. TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) B-26
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-26 Studi Numerik Pengaruh Variasi Jarak Antar Gigi, Tinggi Gigi, Tekanan Inlet dan Kecepatan Putaran Poros Turbin ORC Pada
Lebih terperinciANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN
ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Keluatan Institut Teknolgi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN
KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang
Lebih terperinciBab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi
Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi 4.1 Pertimbangan Awal Pembakar (burner) adalah alat yang digunakan untuk membakar gas hasil gasifikasi. Di dalam pembakar (burner), gas dicampur
Lebih terperinciJurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prog. Hilsch pada tahun 1947. Tabung vortex menghasilkan
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR FITRI SETYOWATI Dosen Pembimbing: NUR IKHWAN, ST., M.ENG.
SIDANG TUGAS AKHIR STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEBERANGKATAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA FITRI SETYOWATI 2110 100 077 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nutrient Film Technique (NFT) Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glasshouse
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR Bayu Kusuma Wardhana ), Vivien Suphandani Djanali 2) Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pengujian dilakukan di Laboratorium Keairan dan Lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Didapatkan hasil dari penelitian dengan aliran superkritik
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT
Studi Karakteristik Aliran pada Tujuh Silinder Vertika dengan Susunan Heksagonal (A. Septilarso, et al) STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam aplikasi sistem perpipaan seperti pada proses kimia, proses produksi dan distribusi minyak dan gas sering dijumpai junction (percabangan). Ketika aliran dua fase
Lebih terperinciEFEKTIVITAS STEAM EJECTOR TINGKAT PERTAMA DI PLTP LAHENDONG UNIT 2
EFEKTIVITAS STEAM EJECTOR TINGKAT PERTAMA DI PLTP LAHENDONG UNIT 2 Brian Deril Kemur 1), Frans Sappu 2), Hengky Luntungan 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Steam ejector tingkat
Lebih terperinciTulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab
Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya agar penelitian ini dapat memberikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Penelitian Penelitian sling pump jenis kerucut variasi jumlah lilitan selang dengan menggunakan presentase pencelupan 80%, ketinggian pipa delivery 2 meter,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN.... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN
PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN 0 o, 30 o, 45 o, 60 o, 90 o I Wayan Sugita Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : wayan_su@yahoo.com ABSTRAK Pipa kalor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aliran dua fasa berlawanan arah, banyak dijumpai pada aplikasi reaktor nuklir, jaringan pipa, minyak dan gas. Aliran dua fasa ini juga memiliki karakteristik yang
Lebih terperinciFLUIDA BERGERAK. Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline.
FLUIDA BERGERAK ALIRAN FLUIDA Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline. Aliran turbulen Suatu aliran dikatakan laminar / stasioner / streamline
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA
PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA Syamsul Hadi 1*, Muhammad Sidik Teja Purnama 1, Dominicus Danardono Dwi Prija Tjahjana
Lebih terperinciStudi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Fitri
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Mesin, FakultasTeknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstract
TUGAS AKHIR SIMULASI CFD UNTUK FLUKTUASI TEKANAN PADA KONDENSASI STEAM PADA PIPA KONSENTRIK HORISONTAL DENGAN PENDINGINAN SEARAH DIDALAM RUANG ANULUS Haris Setiawan Program Studi Teknik Mesin, FakultasTeknik,
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN ALIRAN DAN ANALISIS
BAB III PEMODELAN ALIRAN DAN ANALISIS 3.1 Sistematika Pemodelan Untuk mengetahui pengaruh penutupan LCV terhadap kondisi aliran, perlu dilakukan pemodelan aliran. Pemodelan hanya dilakukan pada sebagian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada musim kemarau yaitu bulan Mei sampai Juli 2007 berlokasi di Laboratorium Lapangan Bagian Ternak Perah, Departemen Ilmu
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP
INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 KAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP Evi Sofia *), Abdurrachim **) *Universitas
Lebih terperinciFLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II
BAB II FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS 2.1 Tujuan Pengujian 1. Mengetahui pengaruh factor gesekan aliran dalam berbagai bagian pipa pada bilangan reynold tertentu. 2. Mengetahui pengaruh
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN DAN NUMERIK PADA SPOT COLLING MENGGUNAKAN VORTEX TUBE (PENGARUH TEKANAN TERHADAP TEMPERATUR OUTLET)
KAJIAN EKSPERIMEN DAN NUMERIK PADA SPOT COLLING MENGGUNAKAN VORTEX TUBE (PENGARUH TEKANAN TERHADAP TEMPERATUR OUTLET) Disusun Oleh : ALEK ARI WIBOWO 2108 030 051 Pembimbing : Dedy Zulhidayat Noor, ST,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi
Lebih terperinciStudi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure
Studi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure R. Djailani, Prabowo Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)
STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE) Adhana Tito 2411106007 Dosen Pembimbing : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T. NIPN. 1977 11272002
Lebih terperinci(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo
Studi Numerik Peningkatan Cooling Performance pada Lube Oil Cooler Gas Turbine Disusun Secara Seri dan Paralel dengan Variasi Kapasitas Aliran Lube Oil (Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait)
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.
EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G. Santika Department of Mechanical Engineering, Bali State Polytechnic,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Fluidisasi adalah proses dimana benda padat halus (partikel) dirubah menjadi fase dengan perilaku menyerupai fluida. Fluidisasi dilakukan dengan cara menghembuskan fluida
Lebih terperinciSIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF RUANGAN DARI SISTEM DEHUMIDIFIKASI MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUIDS DYNAMICS (CFD)
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF RUANGAN DARI SISTEM DEHUMIDIFIKASI MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUIDS DYNAMICS
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu
Lebih terperinciPanas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving
PERPINDAHAN PANAS Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving force/resistensi Proses bisa steady
Lebih terperinciBAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan
Lebih terperinci