HAND OUT PERKULIAHAN TEORI SOSIOLOGI KLASIK I. PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAND OUT PERKULIAHAN TEORI SOSIOLOGI KLASIK I. PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 HAND OUT PERKULIAHAN TEORI SOSIOLOGI KLASIK I. PENDAHULUAN Sosiologi adalah ilmu yang terbilang cukup baru dibanding ilmu lainnya dalam ilmuilmu sosial. Diperkenalkan pertama kali oleh Auguste Comte yang membuat namanya dikenal sebagai Bapak Sosiologi dan dibakukan menjadi disiplin ilmu pengetahuan berkat jasa besar Emile Durkheim. Hingga kini sosiologi menjadi ilmu yang sangat populer seiring dengan makin rumitnya problematika yang muncul dalam masyarakat di abad 21 ini. Mempelajari sosiologi tidak terlepas dari berbagai teori yang menjadi landasan utama untuk menganalisis perubahan masyarakat dan berbagai gejala sosial yang muncul akibat perubahan tersebut. Pada mata kuliah ini akan dibahas secara detail dimulai dari sejarah lahirnya teori sosiologi, hingga berbagai pemikiran para tokoh yang memiliki sumbangsih besar terhadap perkembangan sosiologi yang dikenal sebagai peletak dasar ilmu sosiologi diantaranya Auguste Comte, Karl Marx, Emile Durkheim dan Max Weber. II. PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Mahasiswa Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu: 1) Menjelaskan akar-akar lahirnya sejarah teori sosiologi 2) Menjelaskan pemikiran tokoh-tokoh sosiologi klasik 3) Menjelaskan konsep-konsep masyarakat.

2 B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar I a. Indikator 1) Menjelaskan akar-akar sejarah lahirnya teori sosiologi b. Uraian Materi 1) Kekuatan Intelektual Lahirnya Teori Sosiologi Beberapa kekuatan sosial yang melatarbelakangi munculnya teori-teori sosial dan sekaligus menjadi fokus perhatian para ahli sosial, di antaranya adalah revolusi politik, revolusi industri, perkembangan kapitalisme, perkembangan sosialisme, feminism, urbanisasi, perubahan agama, serta pertumbuhan ilmu pengetahuan. Perkembangan teori-teori sosial tersebut tidak hanya terjadi di satu negara. tetapi di beberapa negara terutama yang terjadi di kawasan Eropa Barat. di antaranya adalah di Prancis, Jemian, Italia dan lnggris. Perubahan berupa revolusi sosial politik serta kebangkitan kapitalisme membawa dampak-dampak yang tidak saja bersifat positif tetapi juga memunculkan masalah-masalah sosial baru. Hal ini telah memacu para ahli sosial dan filsafat untuk menemukan kaidahkaidah baru yang terkait dengan perkembangan teori sosial dan sekaligus sebagai suatu upaya dalam memahami dan menanggulangi masalah-masalah sosial tersebut serta mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat yang diharapkan di kemudian hari. Seperti perkembangan kehidupan politik (revolusi Prancis sejak tahun 1789 menjadi cikal bakal perkembangan teori sosiologi di Prancis. Demikian pula, pertumbuhan kapitalisme di Inggris telah memacu munculnya pemikiran-pemikiran baru di bidang sosial. 2) Perkembangan Teori Sosiologi Abad ke-20 Teori Sosiologi Menjelang Abad Ke-20 Perkembangan teori sosiologi pada abad ke-20 terjadi cukup pesat di Amerika. Hal ini terdorong oleh sejumlah faktor, di antaranya adalah perubahan sosial masyarakat yang membutuhkan pemecahan berdasarkan bidang ilmu tertentu secara cepat, dan didorong oleh perkembangan ilmu terutama di bidang kemasyarakatan yang mampu mengkaji masyarakat secara ilmiah.

3 Perkembangan teori sosiologi di Amerika diawali oleh perkembangan keilmuan di dua universitas, yaitu di Chicago University dan Hanvard University. Namun deniikian, dalam perjalanan waktu, sejalan dengan persebaran para tokoh sosiologi ke beberapa universitas di seluruh negeri, muncul pula universitas-universitas lain yang dianggap mampu melahirkan beberapa teori penting dalam bidang sosiologi, seperti Columbia University dan University of Michigan. Di Chicago University dikenal adanya sekelompok pemikir sosial yang disebut kelompok Chicago School. Tokoh-tokoh sosiologi yang penting dan tempat ini adalah WI. Thomas. Robert Park, Charles 1-lorton Cooley, George Herbert Mead, dan Everett Hughess. Di Flarvard University. sosiologi berkembang melalui tokoh-tokoh seperti Talcott Parsons, Robert K. Merton, Kingsley Davis, dan George Homans. Di samping itu. perkembangan teori sosiologi di Amerika juga sedikitnya terpengaruh oleh sebuah teori yang sering disebut-sehut sebagai teori di luar mainstream sosiologi di Amerika, yaitu khasanah pemikiran dan kelompok teori Marxian. Pengetahuan perkembangan teori di Amerika sangat penting mengingat teori-teori yang berkembang di Amerika ini kemudian menjadi pusat perhatian dunia pada tahun an dan 1970-an. Sejalan dengan teori interaksionisme simbolik, bangkit pula teori pertukaran (exchange theory) yang dikembangkan oleh George Homans berdasarkan pemikiran psychological behaviorism dan B.F. Skinner. c. Rangkuman Munculnya teori sosiologi tidak terlepas dari berbagai peristiwa besar yang melatar belakanginya. Sosiologi muncul di Eropa seiring dengan adanya beberapa peristiwa seperti revolusi politik, revolusi industri, dan perkembangan kapitalisme dibeberapa negara dunia. Perubahan berupa revolusi sosial politik serta kebangkitan kapitalisme membawa dampakdampak yang tidak saja bersifat positif tetapi juga memunculkan masalah-masalah sosial baru. Hal ini telah memacu para ahli sosial dan filsafat untuk menemukan kaidah-kaidah baru yang terkait dengan perkembangan teori sosial dan sekaligus sebagai suatu upaya dalam memahami dan menanggulangi masalah-masalah sosial tersebut serta mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat yang diharapkan di kemudian hari.

4 d. Evaluasi 1. Jelaskanlah akar sejarah lahirnya teori sosiologi di Eropa! e. Bacaan 1. Beilharz, Peter. (2005). Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2. Johnson, Paul Doyle Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Jakarta;Gramedia 3. Giddens, Anthony Social Theory Today. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 4. Ritzer, George Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 5. Ritzer, George dan Goodman, J. Douglas Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. 6. Upe Ambo Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Jakarta:PT.Raja Grafindo

5 2. Kegiatan Belajar II a. Indikator 1) Menjelaskan Pemikiran Auguste Comte b. Uraian Materi Mengenal Diri dan Pemikiran Auguste Comte ( ) Perjalanan hidup dan Karya Comte serta Pandangannya tentang Ilmu Pengetahuan. adalah seseorang yang untuk pertama kali memunculkan istilah sosiologi untuk memberi nama pada satu kajian yang memfokuskan diri pada kehidupan sosial atau kemasyarakatan. Saat ini sosiologi menjadi suatu ilmu yang diakui untuk mernahami masyarakat dan telah berkembang pesat sejalan dengan ilmu-ilmu Iainnya. Dalam hal itu. Auguste Comte diakui sebagai Bapak dan sosiologi. Auguste Comte pada dasarnya bukanlah orang akademisi yang hidup di dalam kampus. Perjalanannya di dalam menimba ilmu tersendat-sendat dan putus di tengah jalan. Berkat perkenalannya dengan Saint-Simon, sebagai sekretarisnya, pengetahuan Cornte semakin terbuka bahkan mampu mengkritisi pandangan-pandangan dari Saint-Simon. Pada dasamya Auguste Comte adalah orang pintar, kritis, dan mampu hidup sederhana tetapi kehidupan sosial ekonominya dianggap kurang berhasil. Pemikirannya yang dikenang orang secara luas adalah filsafat positivisme. serta memberikan gambaran rnengenai metode ilmiah yang menekankan pada pentingnya pengamatan, eksperimen, perbandingan. dan analisis sejarah. Pemikiran Auguste Comte Tentang Individu, Masyarakat, dan Perubahan Sosial Perkembangan masyarakat pada abad ke-19 menurut Comte dapat mencapai tahapan yang positif (positive stage). Tahapan ini diwamai oleh cara penggunaan pengetahuan empiris untuk memahami dunia sosial sekaligus untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Sosiologi adalah menyelidiki hukum-hukum tindakan dan reaksi terhadap bagian-bagian yang berheda dalam sistem sosial, yang selalu bergerak beruhah secara bertahap. Hal mi merupakan huhungan yang saling rnenguntungkan (mutual relations) di antara unsur-unsur dalam suatu sistern sosial secara keseluruhan. Penjelasan mengenai gejala sosial menurut Comte dapat diperoleh melalui : I) Kajian terhadap struktur masyarakat berdasarnya konsep statika sosial, dan 2) kajian perubahan atau perkembangan masyarakat berdasarkan konsep Comte yang disebut dinamika sosial (social

6 dynamics). Comte mendefinisikan statika sosial sebagai kajian terhadap kaidah-kaidah tindakan (action) dan tanggapan terhadap bagian-bagian yang berbeda dalam suatu sistem sosial (Ritzer. 1996). Sedangkan dinamika sosial adalah studi yang berupaya mencari kaidahkaidah tentang gejala-gejala sosial di dalam rentang waktu yang berbeda. Berbeda dengan itu. statika sosial hanya mencari kaidah- kaidah gejala sosial yang bersamaan waktu terjadinya. Pada tahun 1942, ia mempublikasikan bukunya yang berjudul Le Cours de Philosophie Positivistic. Pemikiran brilian Comte mulai menjadi suatu aliran pemikiran yang baru dalam karya-karya filsafat yang tumbuh lebih dahulu. Dengan penuh kesadaran bahwa akal budi manusia terbatas, comte mencoba mengatasi dengan membentuk ilmu pengetahuan yang a pengetahuan seperti apa yang sedang Comte bangun, yaitu : 1. Membenarkan dan menerima gejala empiris sebagai kenyataan, 2. Mengumpulkan dan mengklasifikasikan gejala itu menuru hukum yang menguasai mereka, dan 3. Memprediksikan fenomenafenomena yang akan datang berdasarkan hukum-hukum itu dan mengambil tindakan yang dirasa bermanfaat. Keyakinan Comte dalam pengembangan yang dinamakan positivisme semakin besar, positivism sendiri adalah faham filsafat, yang cenderung untuk membatasi pengetahuan benar manusia kepada hal-hal yang dapat diperoleh dengan memakai metode ilmu pengetahuan. Disini Comte mengungkapkan perkembangan kehidupan manusia dengan menciptakan sejarah baru, merubah pemikiran-pemikiran yang sudah menbudaya, tumbuh dan berkembang pada masa sebelumnya. Comte mencoba dengan keahlian berfikirnya untuk mendekonstruksi pemikiran yang sifatnya abstrak (teologis) maupun pemikiran yang pada penjelasan-penjelasannya spekulatif (metafisika). Menurut buku Realitas Sosial yang ditulis K. J Veeger halaman 17, positivism adalah paham filsafat yang cenderung untuk membatasi pengetahuan benar manusia kepada hal-hal yang dapat diperoleh dengan memakai ilmu pengetahuan (science,sain). Positivisme merupakan ajaran bahwa hanya fakta atau hal yang dapat ditinjau dan diuji melandasi pengetahuan sah. Positivism lahir sebagai reaksi terhadap zaman pencerahan. Dalam buku Teori Sosiologi karya George Ritzer dan Douglas J. Goodman disebutkan, pengaruh Pencerahan pada terori sosiologi lebih bersifat tidak langsung dan negatif ketimbang bersifat langsung dan positif. Zaman pencerahan menyebabkan beberapa penyakit pada masyarakat. Oleh karena itu Comte menginginkan adanya perubahan atau reformasi sosial untuk memperbaiki penyakit yang diakibatkan oleh Revolusi Perancis dan Pencerahan itu. Comte hanya menginginkan evolusi alamiah di masyarakat. Hingga akhirnya tercipta teori evolusi yang dikemukakan Comte atau yang biasa disebut hukum tiga tahap yaitu : Teologi, dimana pemikiran manusia

7 masih sangat sederhana, dengan mengaitkan gejala alam dengan sesuatu yang bersifat supranatural, Metafisik, penjelasan spekulatif yang hanya mengandalkan akal budi tanpa penelitian ilmiah dan Positivistik, saat manusia menjawab fenomena dengan hukum kausalitas dilandaskan ilmu pengetahun empirik. Masyarakat bukanlah benda mati, masyarakat akan selalu berkembang dan bergerak menjadi semakin maju. Masyarakat yang tidak puas atas zaman teologis dan metafisik akan mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan tentang segala fenomena yang terjadi disekitar mereka. Dengan melakukan percobaan, serta menguji fenomena maka akan muncul jawaban yang ilmiah dan menggantikan jawaban mutlak seperti kuasa tuhan atau nasib. Seperti yang dikatakan Comte, zaman positivism akan menggantikan teologis dan metafisik serta menjadikan dunia ini menjadi lebih baik karena mendasarkan segala sesuatu dengan hal-hal yang ilmiah dan rasional. c. Rangkuman Pemikiran utama Auguste Comte adalah hukum tiga tahap perkembangan intelektual manusia, yaitu : Teologi, dimana pemikiran manusia masih sangat sederhana, dengan mengaitkan gejala alam dengan sesuatu yang bersifat supranatural, Metafisik, penjelasan spekulatif yang hanya mengandalkan akal budi tanpa penelitian ilmiah dan Positivistik, saat manusia menjawab fenomena dengan hukum kausalitas dilandaskan ilmu pengetahun empirik. d. Evaluasi 1. Jelaskan pemikiran utama Auguste Comte tentang hukum tiga tahap pemikiran manusia, beserta contoh! e. Bacaan 1. Beilharz, Peter. (2005). Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2. Johnson, Paul Doyle Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Jakarta;Gramedia 3. Giddens, Anthony Social Theory Today. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 4. Ritzer, George Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 5. Ritzer, George dan Goodman, J. Douglas Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. 6. Upe Ambo Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Jakarta:PT.Raja Grafindo

8 3. Kegiatan Belajar III a. Indikator 1) Menjelaskan Pemikiran Auguste Comte Tentang Agama Humanitas b. Uraian Materi Agama Humanitas Auguste Comte Perang yang terus menerus dan individualism yang berlarut di zaman post-revolusi di negeri Perancis mencemaskan Comte. Semakin ia tua, semakin ia menyadari bahwa tingkah laku manusia tidak berpangkal pada akal-budi, melainkan berasal dari hatinya. Dengan hati dimaksudkan perasaan dan kemauan. Kedua unsur ini melainkan peranan yang menentukan bagi perilaku dan sikap seseorang. Menurut hematnya, pendidikan elektualistis terus-menerus dan bertujuan menambah pengetahuan saja, tanpa adanya cintakasih dan motivasi, menghasilkan intelektualisme kering dan rasionalisme mendul. Memang benar bahwa akal budi berdindak sebagai penuntun dan juru penerang dalam perjalanan hidup. Tetapi, betapa penting dan perlu juga fungsi ini, akal-budi manusia yang tidak menduduki tempat tertinggi. Hati adalah daya manusia yang paling luhur. Dengan mengingat bahwa wanita mempunyai perasaan yang paling halus, maka Comte mengagumi dan mengagungkan mereka. Comte sangat dikesankan oleh abad pertengahan. Bukan tahap evolusi akan-budi di zaman itu mengesankan dia, tetapi pengintegrasian yang ditonjolkan antara nilai-nilai rohani dengan nilai-nilai duniawi. Misalnya, lembaga keluarga tidak semata-mata dianggap sebagai sumber sekuler saja, tetapi dianggap suci dan sacral juga. Terdorong oleh keyakinan bahwa hati manusia merupakan daya yang terutama, ia melucuti angkatan bersenjata dari cita sakralnya, dan sebagai gantinya ia member status scaral kepada kaum wanita. Ia meningkatkan status sosial mereka dan meluhurkan peranan mereka dalam rumah tangga. Ia menentang perceraian, ibu Yesus dihormatinya. Melalui hormat kepada Bunda Maria ia menyatakan hormatnya kepada semua ibu. Pada saat menjelang wafatnya para hadirin mendengar dia berbisik Ibu dari AnakMu. Comte menarik kesimpulan, bahwa pengintegrasian kembali masyarakat atas dasar prinsip-prinsip positivism hanya mungkin dilaksanakan melalui agama gaya baru, yaitu agama sekuler dengan lambangnya, upacaranya, hari-hari raya, dan orang Kudus -nya. Hanya agama yang akan mampu menyemangati baik akal-budi maupun perasaan dan kemauan. Oleh karena itulah, Comte dalam masa tuanya mendirikan agama baru itu. Yang

9 disembah sebagai Yang Maha Tinggi bukan Allah, melainkan humanitas atau manusia. Kita harus mencintai humanitas. Dengan humanitas tidak dimaksudkan semua orang, termasuk yang tidak becus dan jahat. Melainkan orang-orang terbaik yang pernah dihasilkan sejarah dan masih hidup melalui karya dan pengaruh mereka. Kita harus mencintai kemanusiaan mereka yang abadi. Menurut Comte cinta inilah yang akan memulihkan keseimbangan dan pengintegrasian baik dalam diri individu maupun dalam masyarakat. Cinta ini akan melahirkan pemerintahan sipil, menjinakkan, dan mengendalikan tiap-tiap kekuasaan duniawi, kata Marvin, masyarakat yang sedemikian rupa diatur, hingga prinsip-prinsip sosial memainkan peranan paling penting, merupakan suatu sosiokrasi. Itulah sumbangan istimewa Comte kepada dunia. (Marvin, F.S, 1936: ). Dalam agama barunya ini Comte membayangkan bahwa ilmu sosial akan menjadi doktrin agama suatu saat yang akan mengembalikan lagi moralitas manusia, sosiolog sebagai penyeru agama/ pendetanya dan Comte pun merancang kalender peringatan keagamaan untuk diperingati umat manusia suatu saat sebagai hari besar penanda adanya agama humanitas. Apa yang diimpikan Durkheim dari agama ini adalah terwujudnya moralitas manusia sebagai landasan bagi keteraturan sosial ditengah masyarakat pada waktu itu. c. Rangkuman Agama Humanitas adalah agama ciptaan Auguste Comte, yang dimaksudkan untuk pengintegrasian masyarakat. Agama humanitas yng diisyaratkan dengan cinta ini dibayangkan akan mengembalikan lagi moralitas manusia, sosiolog sebagai penyeru agama/ pendetanya, ilmu sosial sebagai doktrinnya dan Comte pun merancang kalender peringatan keagamaan untuk diperingati umat manusia suatu saat sebagai hari besar penanda adanya agama humanitas. Apa yang diimpikan Durkheim dari agama ini adalah terwujudnya moralitas manusia sebagai landasan bagi keteraturan sosial ditengah masyarakat pada waktu itu.

10 d. Evaluasi 1. Jelaskanlah bagaimana pemikiran Auguste Comte tentang Agama Humanitas e. Bacaan 1. Beilharz, Peter. (2005). Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2. Johnson, Paul Doyle Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Jakarta;Gramedia 3. Giddens, Anthony Social Theory Today. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 4. Ritzer, George Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 5. Ritzer, George dan Goodman, J. Douglas Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. 6. Upe Ambo Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Jakarta:PT.Raja Grafindo

11 4. Kegiatan Belajar IV a. Indikator 1) Menjelaskan Pemikiran Karl Marx Tentang Materialisme Historis b. Uraian Materi 1) Dialektika dan Struktur Masyarakat Kapitalis Perkembangan pemikiran Marx memang tidak lepas dan pengaruh filsuf-filsuf hebat seperti Hegel, Feuerhach, Smith, juga Engels. von Mais membagi lima tahap perkembangan pemikiran marx yang dibedakan ke dalam pemikiran Marx muda (young Marx) dan Marx tua (mature Marx). Gagasan dan pemikirannya terutama diawali dengan kajiannya terhadap kritik Feuerbach atas konsep agamanya Hegel yang berkaitan dengan eksistensi atau keberadaan Tuhan. Marx yang materialistik benar-henar menolak konsep Hegel yang dianggapnya terlalu idealistik dan tidak menyentuh kehidupan keseharian. Bagi Marx, agama hanya sekedar realisasi hakikat manusia dalam imajinasinya belaka. agama hanyalah pelarian manusia dan penderitaan yang dialaminya. Agama inilah yang merupakan simbol keterasingan manusia dan dirinya sendiri. Marx mengadopsi sekaligus mengkritisi dialektikanya Hegel yang dianggapnya tidak realistik itu. Marx juga rnenganggap filsafatnya Hegel yang idealistik itu, memiliki konsep yang terbalik. Atas hal ini. Marx mengemukakan konsep dialektika materialistik yang mengacu kepada berbagai konsep struktur sosial. Dimana di dalamnya tercermin konflik sosial dengan yang menggambarkan upaya-upaya pembebasan atas eksploitasi para majikan kepada kaum buruh dalam semua proses produksi yang melibatkan dua kelas sosial yang berbeda, proletar dan borjuis. Kelas sosial inilah yang nantinya harus tidak ada karena, menurut Marx, pada suatu saat akan terwujud masyarakat komunisme; yaitu masyarakat sosialis karena runtuhnya kapitalisme, di mana di dalamnya tidak ada lagi kelas-kelas sosial dan tidak ada lagi hak kepemilikan pribadi. lnilah masyarakat yang menjadi obsesi Marx. Untuk mewujudkan hal ini, menurutnya. perlulah dilakukan analisis terhadap sistem ekonomi kapitalis. Materialisme Historis Karl Marx Konsep meterialisme Marx pertama kalinya dijelaskan dalam The German Ideologi yang disusun bersama Engels. Ia menerapkan konsep ini untuk melihat perubahan sejarah. Tema pokok dalam karya ini perubahan-perubahan dalam bentuk kesadaran, ideologi atau

12 asumsi filosofis mencerminkan bukan menyebabkan perubahan-perubahan dalam kehidupan sosial dan materil manusia. Kondisi-kondisi kehidupan materil bergantung pada sumber-sumber alam yang ada dan kegiatan manusia yang produktif. Manusia disini bukan menyesuaikan dirinya dengan alam/ mengolah lingkungan materilnya tetapi mereka masuk dalam hubungan sosial dengan orang lain dalam usaha mencoba memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya (makanan, tempat tinggal, pakaian). Hubungan-hubungan produksi yang pokok ini menimbulkan pembagian kerja, sehingga munculnya hubungan kepemilikan yang mencakup pemilikan dan peguasaan yang berbeda-beda atas sumber pokok dan berbagai alat produksi. Pemilikan dan penguasaan yang berbeda atas barang milik ini merupakan dasar yang asasi untuk menculnya kelas-kelas sosial, karena sumber materil yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia bersifat langka, sehingga hubungan-hubungan antara kelas yang berbeda itu menjadi kompetitif dan antagonis. Manusia tidak pernah merasa puas, begitu kebutuhan biologis terpenuhi, kebutuhan baru muncul dan pemenuhan kebutuhan baru ini menimbulkan bentuk-bentuk produksi dan materil yang baru serta jenis hubungan sosial yang baru. Hasilnya adalah seperangkat kegiatan produktif yang komplek yang bersifat saling tergantung yang mencerminkan tingkat teknologi yang ada. Masing-masing kegiatan produktif individu yang khusus serta gaya hidup pada umumnya ditentukan oleh posisinya dalam pembagian kerja dan oleh penggunaan sumber-sumber materil yang ada. Dalam skala yang lebih luas, setiap generasi mengkonfrontasikan lingkungan materil dan lingkungan sosial yang sudah ada yang meliputi berbagai sumber, alat-alat dan teknik produksi, pembagian kerja dengan pola-pola hubungan sosial yang sudah mapan dan suatu struktur kelas yang dalam analisis terakhir, mencerminkan pemilikan atau penguasaan atas alat-alat produksi yang berbeda-beda. Kegiatan individu, apakah itu diarahkan untuk sekedar mempertahankan hidup biologis atau untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang lainnya dibatasi oleh kedudukan sosial tertentu yang kebetulan dimilikinya dalam lingkungan sosial dan materil ini. Dalam The German Ideology, Marx dan Engels menelusuri perubahan-perubahan utama kondisi-kondisi materil dan cara-cara produksi disatu pihak. Dan hubungan-hubungan sosial serta norma-norma pemilikan dilain pihak mulai komunitas suku bangsa primitif sampai ke kapitalisme modern.

13 1. Komunitas suku bangsa primitif, milik dipunyai secara kolektif pembagian kerja sangat kecil. 2. Tahap komunal purba Disini pembagian kerja yang tinggi mulainya pemilikan pribadi. 3. Tahap feodal pembagian kerja dan pola-pola pemilikan kekayaan pribadi yang lebih ketat. tahap memberikan jalan bagi cara-cara produksi borjuis dan hubunganhubungan sosial yang menyertainya, terjadinya perombakan kehidupan komunal dibawah pengaruh ideologi individualitas dan berkurangnya hubungan manusiawi, menjadi hubungan-hubungan pemilikan. 4. Tahap kapitalis proletar memiliki hubungan dengan majikan borjois semata-mata sebagai seorang penjual tenaga kerja dengan kegiatan produktifnya dipergunakan untuk menghasilkan produk yang dijual dalam sistem pasar yang bersifat impersonal. 5. Tahap komunis pemilikan pribadi akan lenyap dan individu-individu akan berinteraksi dalam hubungan komunal tidak melulu ekonomi. aspek pembagian kerja yang menekan dan merendahkan martabat manusia diganti dengan sistem yang memungkinkan individu untuk mengembangkan sebesar-besarnya kemampuan manusiawinya, dan hanya terbatas pada suatu bagian kerja yang sempit. c. Rangkuman Materialisme historis merupakan karya Karl Marx yang memperlihatkan betapa sejarah kehidupan manusia sangat ditentukan oleh kepemilikan materi/ alat produksi. Pemilikan dan penguasaan yang berbeda atas materi/ alat produksi merupakan dasar yang asasi untuk menculnya kelas-kelas sosial, karena sumber materil yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia bersifat langka, sehingga hubungan-hubungan antara kelas yang berbeda menjadi kompetitif dan antagonis.

14 d. Evaluasi e. Bacaan 1. Jelaskanlah dasar pemikiran Karl Marx tentang Materialisme Historis. 1. Beilharz, Peter. (2005). Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2. Johnson, Paul Doyle Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Jakarta;Gramedia 3. Giddens, Anthony Social Theory Today. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 4. Ritzer, George Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 5. Ritzer, George dan Goodman, J. Douglas Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. 6. Suseno, FM Pemikiran Karl Marx. Jakarta: Gramedia 7. Upe Ambo Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Jakarta:PT.Raja Grafindo

15 5. Kegiatan Belajar V a. Indikator 1) Menjelaskan Pemikiran Karl Marx Tentang Pembagian Kelas dan Alienasi b. Uraian Materi 1) Pembagian Kelas Kemampuan manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhannya tergantung pada terlibatnya mereka dalam hubungan sosial dengan orang lain untuk mengubah lingkungan materil melalui kegiatan produktifnya. Hubungan-hubungan sosial yang elementer ini membentuk infrastruktur ekonomi masyarakat. Pada mulanya hubungan ini dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan alamiah antar manusia sesuai dengan kekuatan, ukuran, tenaga, kemampuan-kemampuan dan semacamnya alam pemilikan atau kontrol terhadap sumber alam serta alat-alat produksi pemilikan / kontrol yang berbeda. Pemilikan / kontrol atas alat produksi merupakan dasar utama bagi kelas-kelas sosial dalam semua tipe masyarakat. Bisa dikatakan dalam masyarakat kapitalis pembedaan kelas terjadi kerena adanya kesempatan yang berbeda untuk memiliki alat-alat produksi. Kedua kelas ini saling bermusuhan yaitu : a. Borjuis: Pemilik modal/ alat produksi b. Proletar: Kelompok buruh 2) Alienasi Inti seluruh teori Marx adalah kelangsungan hidup manusia serta pemenuhan kebutuhannya bergantung pada kegiatan produktif dimana secara aktif orang terlibat dalam mengubah lingkungan alamnya. Namun, kegiatan produktif itu mempunyai akibat yang paradoks dan ironis, karena individu mencurahkan tenaga kreatifnya itu dalam kegiatan produktif, maka produk-produk dari kegiatan ini memiliki sifat sebagai benda obyektif yang terlepas dari manusia yang membuatnya. Karena kegiatan produktif meliputi penggunaan tenaga manusia dan kemampuan kreatifnya, maka produk yang diciptakan itu sebenarnya mewujudkan sebagian hakekat manusia itu. Jadi manusia mengkonfrontasikan hakekatnya sendiri (yaitu hasil keringat dan

16 kemampuan kreatifnya) dalam bentuk yang sudah terasing, atau diasingkan atau sebagai benda dalam dunia luar yang berada diluar jangkauan pengontolan mereka dan malah manusia harus menyesuaikan diri dengannya, sesudah itu kebebasan individu untuk terus menuangkan kreatifnya dan mengembangkan kemampuannya sebagai manusia, sangat dibatasi. Marx menyayangkan pengaruh-pengaruh individualisme yang semakin meningkat serta sistem pasar bebasnya dalam memecahkan ikatan-ikatan sosial yang dimasa lampau sudah membantu memanusiakan hubungan-hubungan ekonomi. Dia melihat pengaruh ini sebagai sesuatu yang membuat manusia sebagai barang komoditi saja dalam pasar, yang tenaganya diperjualkan belikan seperti komuditi lainnya tanpa melihat kebutuhan manusiawi yang terlibat dalam proses ini. Alienasi juga merupakan akibat dari hilangnya kontrol individu atas kegiatan kreatifnya sendiri dan produksi yang dihasilkannya. Pekerjaan dialami sebagai manusia untuk mengembangkan / menyatakan kemampuannya yang kreatif. Individu merasa dirinya tidak mampu untuk mengembangkan diri dalam pengertian yang lebih luas melalui kegiatan produksinya. Karl Marx membagi alienasi atas: 1. Alienasi dari produk yang di produksi. Disini mereka hanya sekedar instrumen pembuat produk karena ketika produk itu berakhir, produk tidak pernah menjadi milik mereka dan mereka tidak menikmati produk yang mereka ciptakan. 2. Alienasi dari alat produksi dan pekerjaan. Mereka bekerja bukan dari spontanitas mereka sendiri tapi dibawah pengaruh orang lain dan mesin-mesin. Buruh hanyalah objek yang dikendalikan mesin. 3. Alienasi dari sesama manusia/ pekerja. Dalam masyarakat kapitalis tidak ada hubungan persahabatan hanya ada faktor kepentingan saja hal ini menjadikan manusia egois, sehigga mereka memandang sesama hanya sebagai saingan dan musuh. Disamping itu buruh bekerja dalam satu tempat tapi fokus dengan pekerjaan masingmasing, tanpa sempat untuk saling bercerita. 4. Alienasi dari hakekat diri sendiri. Dalam diri manusia, pekerjaan adalah hidup dan produk ada hidup mereka, sehingga mereka hidup untuk bekerja guna menghasilkan produk, tapi tidak bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan diri pribadi karena

17 bekerja. Manusia punya kreativitas tapi tidak bisa menuangkan kreativitas diri dalam pekerjaan mereka. Menurut Karl Marx cara mengatasi alienasi ini adalah dengan cara: meniadakan pembagian kerja meniadakan pemilikan pribadi negara dalam bentuk tradisional hapus semua eksploitasi dan penindasan c. Rangkuman Alienasi merupakan karya fenomenal Marx yang melihat keterasingan individu ketika ia bekerja dengan kegiatan produktifnya. Karena kegiatan produktif meliputi penggunaan tenaga manusia dan kemampuan kreatifnya, maka produk yang diciptakan itu sebenarnya mewujudkan sebagian hakekat manusia itu. Jadi manusia mengkonfrontasikan hakekatnya sendiri (yaitu hasil keringat dan kemampuan kreatifnya) dalam bentuk yang sudah terasing, atau diasingkan atau sebagai benda dalam dunia luar yang berada diluar jangkauan pengontolan mereka dan malah manusia harus menyesuaikan diri dengannya, sesudah itu kebebasan individu untuk terus menuangkan kreatifnya dan mengembangkan kemampuannya sebagai manusia, sangat dibatasi d. Evaluasi 1. Karl Marx mengungkapkan bahwa dalam kegiatan produksi manusia teralienasi dari kegiatan produktifnya. Jelaskan apa maksudnya, dan berikan analisis saudara! e. Bacaan 1. Beilharz, Peter. (2005). Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2. Johnson, Paul Doyle Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Jakarta;Gramedia 3. Giddens, Anthony Social Theory Today. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 4. Ritzer, George Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 5. Ritzer, George dan Goodman, J. Douglas Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. 6. Suseno, FM Pemikiran Karl Marx. Jakarta: Gramedia 7. Upe Ambo Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Jakarta:PT.Raja Grafindo

18 6. Kegiatan Belajar VI a. Indikator 1) Menjelaskan Pemikiran Karl Marx Tentang Kesadaran Kelas dan Perjuangan Kelas b. Uraian Materi Kesadaran Kelas dan Perjuangan Kelas Perkembangan industri yang hanya terpusat pada daerah perkotaan, membuat para pekerja hidup berdampingan satu sama lain sebagai tetangga dikota, kaum -proletar menjadi sadar akan penderitaan bersama dan kemelaratan ekonominya serta situasi kerja yang kurang manusiawi. Dengan terpusatnya mereka pada suatu tempat memungkinkan terbentuknya jaringan komunikasi dan menghasilkan kesadaran kelas. Dengan terbentuknya jaringan komunikasi maka kepentingan bersama menjadi jelas, maka dibentuklah organinasi kelas proletar melawan musuh bersama organisasi ini dapat berupa berdirinya serikat buruh atau serikat kerja lainnya untuk mendesak upah yang lebih tinggi, perbaikan kondisi kerja dsb. Namun akhirnya organisasi kelas buruh itu akan menjadi cukup kuat bagi mereka untuk menghancurkan seluruh struktur sosial yang akan menghargai kebutuhan dan kepentingan umat manusia seluruhnya. Hal inilah yang memicu konflik terbuka antara borjuis dan proletar. Dari uraian teori yang dikemukakan oleh Marx, ia tidak memperhitungkan seiring perkembangan zaman akan menyebabkan perubahan yang cukup signifikan dalam masyarakat kapitalis antara lain : 1) Kondisi proletar mengalami kemajuan dan kehidupan mereka sudah agak membaik dibandingkan pasca revolusi industri. Ini bisa dilihat dari kondisi pekerjaan dan upah yang diberikan. Salah satunya sudah ada kebijakan dan standar dari pemerintah untuk menetapkan UMR (Upah Minimum Regional) buruh sesuai dengan pendidikan terakhir mereka. Selain itu kondisi kerja juga sudah diperhatikan seperti, memakai masker ketika bekerja. Ditambah lagi, jika mereka melakukan lembur juga akan dibayarkan upah lembur mereka.

19 2) Sedangkan organisasi buruh/ serikat buruh yang jelaskan Marx akan membantu terjadinya revolusi ketahap komunis tidak pernah terjadi. Malah sekarang serikat buruh ikut membantu proletar memperjuangkan nasib mereka kearah yang lebih baik dalam struktur kapitalis. Biasanya serikat buruh akan menjadi fasilitator antara buruh dan borjuis. Bahkan untuk saat sekarang ini sudah banyak proletar/buruh yang berdemo dan turun kelapangan untuk memperjuangkan nasib mereka. 3) Dalam masyarakat kapitalis tidak lagi terdiri dari dua golongan yaitu borjuis dan proletar yang saling bermusuhan. Pada akhirnya menimbulkan konflik terbuka antara mereka. Marx tidak memperhitungkan munculnya kelas lain, seperti peneliti (ilmuwan), manager dll. Kenyataannya sekarang akan masuk kemanakah middle class (kelas menengah) diantara dua golongan tersebut. Selain itu, konflik terjadi kebanyakan bukan antara pemilik modal tapi dengan middle class yang berhubungan dengan kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. 4) Selain itu, Marx juga tidak memperhitungkan bahwa pemilik modal bukan lagi terdiri atas satu orang saja, tapi beberapa orang, dimana mereka bisa mendapat modal suatu perusahaan dari pasar modal. Hal inilah yang semakin membuat berkembangnya kapitalis dan bukan menghancurkannya. 5) Munculnya middle class atau kelas menengah anti kemapaman yang punya life style karena sudah punya surplus (pendapatan yang memang hanya untuk berfoya-foya), tapi ia merasa tidak cukup lagi sehingga timbul self actualization (aktualisasi diri), sehingga kelas ini mengarah pada aktifitas sosial dengan memberikan beasiswa, menyumbang dana. Jadi tidak semua masyarakat kapitalis tersebut yang kurang manusiawi. c. Rangkuman Akhir dari seluruh pemikiran Karl Marx sampai pada sebuah kesimpulan bahwa untuk keluar dari ketertindasan yang dialami buruh selama ini maka perlu adanya kesadaran dari para buruh untuk memperjuangkan hak mereka, karena konflik dan pertentangan antara kelas yang ada sebagai sebuah muara terciptanya perubahan suatu saat. Hingga ramalan Marx akan tercipta masyarakat tanpa kelas, walaupun ramalan itu sampai saat ini tidak pernah terwujud.

20 d. Evaluasi 1. Jelaskanlah bagaimana Marx mengungkapkan pentingnya kesadaran kelas dan perjuangan kelas bagi kelompok buruh untuk memperjuangkan nasib mereka! e. Bacaan 1. Beilharz, Peter. (2005). Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2. Johnson, Paul Doyle Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Jakarta;Gramedia 3. Giddens, Anthony Social Theory Today. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 4. Ritzer, George Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 5. Ritzer, George dan Goodman, J. Douglas Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. 6. Suseno, FM Pemikiran Karl Marx. Jakarta: Gramedia 7. Upe Ambo Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Jakarta:PT.Raja Grafindo

21 7. Kegiatan Belajar VII a. Indikator Menjelaskan Pemikiran Emile Durkheim Tentang Tradisi Akademis dan Intelektual yang Menyebabkan Sosiologi Dilembagakan Menjadi Disiplin Ilmu b. Uraian Materi 1). Riwayat Hidup dan Latar Belakang Tradisi Intelektual Emile Durkheim Emile Durkheim lahir di Epinal, Propinsi Lorraine Perancis pada tanggal 15 april Pria berdarah Yahudi ini dikenal sebagai salah seorang pendiri sosiologi. Perhatian besar Durkheim terhadap ilmu sosial sudah terlihat semenjak ia menjadi mahasiswa di Ecole Normale, sebagai universitas yang sangat mempengaruhi tradisi berfikir Durkheim, walaupun Durkheim pernah mengkritik sistem pengajaran di Ecole Normale dengan terang-terangan karena ketidakpuasannya dengan sistem pengajaran di Ecole Normale yang terlalu terfokus pada kesusastraan klasik. Apa yang diharapkan Durkheim di meja perkuliahan adalah pengajaran tentang doktrin moral dan ajaran bersifat ilmiah tentang persoalan moral yang menurut Durkheim sangat relevan untuk mengkaji masyarakat Perancis pada masa itu. Setelah lulus dari Ecole Normale Durkheim terpaksa mengawali kariernya sebagai pengajar filsafat. Hal ini dilakukan Durkheim karena pada waktu itu sosiologi belum diajarkan di sekolah menengah ataupun di perguruan tinggi. Karier ini ditekuni Durkheim dari tahun 1882 sampai 1887, hingga pada tahun berikutnya Durkheim mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke Jerman dan Paris. Setelah pendidikannya di Jerman selesai ketertarikannya pada ilmu pengetahuan nya pun makin meningkat. Hal ini terlihat dari beberapa karyanya tentang pengalamannya selama di Jerman yang kemudian diterbitkan disalah satu jurnal terkemuka di Jerman. Publikasi-publikasi ini membawanya meraih posisi di Departemen Filsafat Universitas Bordeaux pada tahun 1887 dan sekaligus menjadi awal cemerlang bagi karier Durkheim karena sejak itu pula Durkheim mulai memberikan kuliah ilmu sosial khususnya di bidang pendidikan moral di Universitas Perancis. Tahun 1992 Durkheim pindah ke universitas Sorbonne dalam, dalam waktu empat tahun kariernya disana Durkheim pun diangkat menjadi guru besar ilmu pendidikan dan sosiologi.

22 2). Proses Pelembagaan Sosiologi Sebagai Sebuah Disiplin Ilmu Muda dan cemerlang adalah gambaran sosok Emile Durkheim, karena Durkheim merupakan guru besar ilmu sosial pertama di Perancis. Sebelum Durkheim hadir dengan berbagai karyanya dalam kurikulum pendidikan Perancis mata pelajaran ilmu sosial belum dikenal, hingga pada tahun 1887 untuk pertama kalinya Durkheim memberikan kuliah umum ilmu sosial yang menekankan pentingnya moralitas untuk menciptakan kembali tatanan sosial yang hancur akibat revolusi Perancis dan revolusi Inggris pada saat ia telah diangkat menjadi salah satu staf universitas Bordeaux Tahun-tahun di Bordeaux ( ) merupakan masa produktif Durkheim, serentetan kesuksesan hadir dalam karier intelektual Durkheim, dengan karya-karya yang monumental. Mengawali karyanya dalam tesis doktoralnya The Division of Labour in Society (1893), pernyataan metodelogis utamanya dalam buku yang berjudul The Rules of Sociology Method (1895) dan Suicide, yang kesemuanya itu berisi analisisnya dari paradigma sosiologis yang menimbulkan berbagai kontraversi tetapi justru membuat Durkheim begitu dihormati terutama di kalangan akademisi (Upe, 2010). Akan tetapi karya yang paling mempengaruhi pemikiran intelektual di Perancis adalah tulisannya yang diterbitkan dalam jurnal L anne Sosiologique yang diterbitkan pada tahun Jurnal sosiologi pertama di Perancis sebagai deklarasi kemandirian ilmu sosiologi di hadapan cabang ilmu lainnya. Dari jurnal ini dan berbagai karya Durkheim lainnya ini tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Durkheim adalah tokoh yang sangat berjasa dalam melembagakan sosiologi menjadi sebuah disiplin ilmu. Jika Auguste Comte adalah tokoh yang pertama kali memperkenalkan istilah sosiolog, maka Durkheim adalah tokoh yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu sosiologi selanjutnya dengan melembagakan sosiologi menjadi sebuah disiplin ilmu c. Rangkuman Emile Durkheim adalah tokoh yang sangat berjasa dalam membawa sosiologi menjadi sebuah disiplin ilmu dan memisahkan sosiologi dari psikologi dan ilmu filsafat. Dari keseluruhan karya Durkheim perhatian Durkheim difokuskan pada bagaimana tatanan moral yang hancur akibat revolusi inggris dan revolusi perancis bisa tercipta kembali. Perhatiannya ini dituangka dalam karya besarnya the Rule of Sosiology Method, The Division of Labour in

23 Society dan Le suicide yang kemudian membawanya menjadi guru besar ilmu sosial pertama dalam sejarah Perancis d. Evaluasi 1). Jelaskanlah bagaimana proses pelembagaan sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmu! 2). Jelaskan kondisi sosial apa yang melatar belakangi keseluruhan pemikiran Durkheim terkait dengan kondisi masyarakat Perancis pada waktu itu? e. Bacaan Johnson, Paul Doyle Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Jakarta;Gramedia Ritzer, George dan Goodman, J. Douglas Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. Samuel Hanneman Emile Durkheim: Riwayat Pemikiran, dan Warisan Bapak Sosiologi Modern. Depok: Kepik Ungu Upe Ambo Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Jakarta:PT.Raja Grafindo.

24 8. Kegiatan Belajar VIII a. Indikator 1) Menjelaskan Pemikiran Emile Durkheim Tentang Fakta Sosial b. Uraian Materi The Rules of Sociology Method adalah karya besar Emile Durkheim yang memiliki kontribusi sangat besar dalam perkembangan sosiologi yang melihat hubungan antara masyarakat dan individu yang merupakan objek sosiologi. (Samuel, 2010). Menurut Durkheim objek kajian sosiologi adalah fakta sosial (social fact). Fakta sosial yang dimaksudkan disini adalah cara bertindak (ways of acting), berfikir (thinking), merasakan(feeling) yang berada diluar diri individu (external) dan mempunyai kekuatan untuk memaksa individu (coercion). Fakta sosial inilah yang menjadi pokok persoalan penyelidikan sosiologi menurut Durkheim. Fakta sosial ini dinyatakan Durkheim sebagai barang sesuatu (thing) yang berbeda dengan ide. Ia bukan sesuatu yang dapat diukur dari kondisi psikologis dan biologis seorang individu. Karena fakta sosial bukanlah gejala individual tapi terdapat di level kehidupan bersama (kolektif), dimana ketika individu bertindak dan berfikir bukan hanya karena kehendak dirinya sebagai subjek yang bebas, tapi individu bertindak dipengaruhi oleh kebiasaan aturan, nilai, dan norma yang ada dalam masyarakat tempat ia hidup. Artinya disini fakta sosial merupakan cara bertindak, berfikir dan merasakan individu yang dipengaruhi oleh kebiasaan, aturan, nilai dan norma yang ada dalam kelompoknya. Contoh fakta sosial: Mahasiswa Jurusan Sosiologi adalah sekumpulan individu yang menjadi bagian dari civitas akademika UNP. Sebagai bagian dari UNP para mahasiswa sosiologi berusaha bersikap sesuai aturan yang telah ditetapkan UNP, seperti berpakaian rapi dan sopan, datang tepat waktu dan bersikap sopan kepada para dosen. Pertanyaannya adalah apakah prilaku mahasiswa tersebut karena kesadaran diri sendiri tanpa ada paksaan atau karena aturan yang memaksa dan mengikatnya untuk berprilaku sesuai aturan tersebut. Jawabannya lebih pada pilihan yang ke dua, karena sebelum mahasiswa masuk ke UNP seperangkat aturan itu telah ada dan mereka wajib untuk mentaati itu, baik sukarela ataupun terpaksa. Inilah yang

25 dimaksud Durkheim dengan fakta sosial, ketika tindakan dan fikiran mahasiswa tadi yang didasarkan atas aturan yang ada di universitas tempat ia mengidentifikasi diri. Karakteristik Fakta sosial 1. Eksternal : Berada di luar diri dan kesadaran individu Fakta sosial tidak berada dalam diri individu dan bukan bentukan dari individu tersebut, akan tetapi ia telah ada sebelum manusia ada dan akan tetap ada setelah manusia tiada. Individu yang kemudian menyesuaikan diri dan tata terhadap nilai, norma dan aturan yang mengikat individu tersebut. Seperti contoh diatas mahasiswa baru yang masuk ke UNP harus mentaati berbagai aturan yang telah ada di UNP dan mengikat mereka dalam berprilaku. 2. Koersif (memaksa) : kemampuan untuk memaksa individu berfikir dan bertindak menurut aturan, nilai dan norma yang telah ditentukan. Dalam hal ini individu bisa saja melanggar berbagai aturan tersebut tapi ada sanksi yang telah menanti. 3. Kolektif (umum) : berlaku untuk semua bukan hanya satu/ dua orang tapi untuk semua lapisan masyarakat, karena fakta sosial ada dilevel kehidupan bersama atau kolektif. Individu terpengaruh oleh fakta sosial tersebut karena individu bagian dari dinamika kolektif tersebut. Bagaimana cara membedakan fakta sosial dengan fakta sosial lainnya? Kata kunci yang digunakan untuk menganalisis fakta sosial adalah sosial rate. Contoh tingkat perceraian di Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun Dalam hal ini bukan perceraian yang menjadi fakta sosial, tapi tingkat perceraian dari tahun ketahun dalam suatu masyarakat. Skala ini menunjukkan adanya keadaan sosial yang menyebabkan lebih dari satu bayi meninggal pada saat yang sama. Hal lain yang juga penting untuk menjelaskan prinsip metodelogis Durkheim adalah bahwa fakta sosial tidak bisa dijelaskan sendiri tanpa fakta sosial lainnya. Artinya fakta sosial juga harus dijelaskan dengan fakta sosial lainnya bukan faktor psikologis seperti kesadaran individu. Contoh fakta urbanisasi yang dilakukan oleh banyak daerah di Sumatera Barat ini harus dijelaskan dengan fakta lain seperti ketidakseimbangan pembangunan pusat dan daerah atau faktor sosiokultural masyarakat minangkabau. Bagaimana cara menjelaskan fakta sosial? Menurut Durkheim ada dua model dalam menjelaskan fakta sosial yaitu penjelasan kausal dan penjelasan fungsional. Penjelasn kausal

26 adalah dngan meninjau sebab musababnya. Contoh faktor faktor apa yang menyebabkan tingginya tingkat urbanisasi di Sumatera Barat. Sedangkan penjelasan fungsional adalah menjelaskan fakta sosial dengan mencari apakah arti fakta ini dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Contoh pertanyaan, bagaimana pengaruh peningkatan mobilitas penduduk desa-kota di sumatera Barat terhadap solidaritas masyarakat di pedesaan? c. Rangkuman Fakta sosial adalah karya Durkheim yang terangkum dalam karya besarnya The Rule of Sosilogy Method. Menurutnya objek kajian sosiologi adalah fakta sosial. Fakta sosial yang dimaksudkan disini adalah cara bertindak, berfikir, merasakan yang dipengaruhi oleh sesuatu yang berada diluar diri individu dan mempunyai kekuatan untuk memaksa individu (dalam hal ini adalah nilai, norma dan seperangkat aturan yang mengikat individu). Karakteristik fakta sosial ini menurut Durkheim bersifat eksternal (berada diluar diri dan kesadaran individu), memaksa individu untuk berprilaku sesuai nilai dan norma, dan umum, belaku untuk semua individu yang ada dalam masyarakat tertentu. d. Evaluasi. 1) Jelaskanlah apa yang dimaksudkan Durkheim dengan fakta sosial, dan berikan contoh! 2) Durkheim mengungkapkan bahwa fakta sosial tidak bisa dijelaskan tanpa fakta sosial lain. Jelaskanlah maksud pernyataan tersebut! e. Bacaan Johnson, Paul Doyle Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Jakarta;Gramedia Ritzer, George Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Ritzer, George dan Goodman, J. Douglas Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. Samuel Hanneman Emile Durkheim: Riwayat Pemikiran, dan Warisan Bapak Sosiologi Modern. Depok: Kepik Ungu Upe Ambo Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Jakarta:PT.Raja Grafindo.

27 10. Kegiatan Belajar X a. Indikator 1). Menjelaskan Pemikiran Durkheim tentang solidaritas sosial dan tipe struktur sosial b. Uraian Materi 1). Pembagian Kerja dan Pergeseran Solidaritas Sosial Dari keseluruhan fakta sosial, yang menjadi fokus pembahasan Durkheim adalah solidaritas sosial, dan pembahasan tentang solidaritas membawahi semua karya utamanya. Solidaritas yang dimaksudkan disini adalah satu keadaan antar individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Dalam The Division of Labour in Society Durkheim memusatkan perhatian pada pertanyaan, mengapa solidaritas sosial mengalami perubahan? Maka untuk pertanyaan ini Durkheim menjawab bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pergeseran solidaritas dari solidaritas mekanik ke solidaritas organik adalah pembagian kerja yang menjadi ciri kas masyarakat industrialisasi pada waktu itu. Menurut Durkheim penggunaan mesin serta konsentrasi modal dan tenaga kerja dibidang industri modern mengakibatkan lahirnya pembagian kerja dalam bentuk spesialisasi yang semakin jelas dan tegas, spesialisasi kerja ini membuat individu bekerja secara terpisah dan terkonsentrsi pada pekerjaan masing-masing yang membuat individualisme semakin meningkat. Solidaritas sosial menurut Durkheim adalah dasar yang kuat dalam hubungan sosial, karena solidaritas menjadi landasan yang kuat bagi keteraturan sosial, karena menurut Durkheim solidaritas dalam berbagai lapisan masyarakat berfungsi untuk perekat sosial, berupa nilai, adat istiadat, dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota masyarakat dalam ikatan dan kesadaran kolektif (collective consciousness). Secara lebih tegas Durkheim membagi dua bentuk solidaritas yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik, perbedaan ini didasarkan Durkheim dengan mengidentifikasi sejumlah perbedaan dalam masyarakat antara pembagian kerja yang tinggi dan pembagian kerja yang rendah, diantaranya:

28 1. Anggota masyarakat dengan tingkat pembagian kerja yang rendah terikat oleh persamaan emosional, kepercayaan dan adanya komitmen moral bersama. Anggota masyarakat ini dengan tingkat pembagian kerja yang rendah hubungan mereka dilandaskan kesadaran kolektif/ bersama yang kuat. Solidaritas seperti disebut Durkheim dengan solidaritas mekanik. 2. Sementara itu masyarakat dengan pembagian kerja yang tinggi, homogenitas bukan lagi menjadi prinsip untuk mempersatukan masyarakat, tapi heterogenitas menandai cara berfikir dan bertindak individu. Solidaritas ini disebut Durkheim dengan solidaritas organik Berdasarkan ciri-ciri di atas secara spesifik Durkheim mengidentifikasi perbedaan solidaritas mekanik dan organik sebagai berikut: Solidaritas Mekanik *Pembagian kerja rendah *Kesadaran kolektif kuat *Individualitas rendah *Hukum represif dominan *Konsensus terhadap pola-pola normatif *Hukuman terhadap penyimpangan dilakukan komunitas *Saling ketergantungan rendah *Bersifat primitif pedesaan Solidaritas Organik *Pembagian kerja tinggi *Kesadaran kolektif rendah *Individualitas tinggi *Hukum restitutif dominan *Konsensus terhadap nilai-nilai abstrak/ umum *Hukuman dilakukan orang badan kontrol formal *Saling ketergantungan tinggi *Bersifat industial perkotaan Dari uraian diatas jelaslah bahwa pergeseran solidaritas mekanik ke organik yang menjadi fokus Durkheim terjadi karena semakin kompleksnya pembagian/ spesialisasi kerja pada saat itu, karena spesialisasi kerja membuat individualisme semakin meningkat dan meluruhkan kesadaran kolektif yang selama ini ada. Pertanyaannya berikutnya adalah kondisi apa yang mendorong terjadinya peningkatan pada pembagian kerja dalam masyarakat? Menurut Durkheim peningkatan pembagian kerja ini berhubungan langsung dengan kepadatan moral (moral density) yang terjadi karena pertambahan jumlah penduduk

BAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di

BAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di BAB II : KAJIAN TEORITIK a. Solidaritas Sosial Durkheim dilahirkan di Perancis dan merupakan anak seorang laki-laki dari keluarga Yahudi. Dia mahir dalam ilmu hukum filsafat positif. Dia terakhir mengajar

Lebih terperinci

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM Melihat kondisi solidaritas dan berdasarkan observasi, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH Pokok Bahasan : Perkembangan teori sosiologi dan antropologi. Pertemuan ke- : 1 dan 2 Mahasiswa memiliki pemahaman dan wawasan mengenai perkembangan teori sosiologi dan antropologi. 1. Menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT

Lebih terperinci

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di

Lebih terperinci

Facebook :

Facebook : 1 Nama : Dian Silvia Ardasari Tetala : Baso, 4 Desember 1983 Pendidikan : Sarjana Sosial dari Universitas Indonesia Status : Istri dari Chairul Hudaya Ibu dari Naufal Ghazy Chairian (3,5 th) dan Naveena

Lebih terperinci

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme Ada tiga hal penting yang perlu kita tanyakan pada diri kita; Yakni: Apa yang perlu kita ketahui dan pahami tentang Sosiologi dan Politik? Mengapa kita perlu mengetahui dan memahami Sosiologi dan Politik?

Lebih terperinci

1) MERUMUSKAN SOSIOLOGI (1840) SBG ILMU EMPIRIK ( BAPAK SOSIOLOGI)

1) MERUMUSKAN SOSIOLOGI (1840) SBG ILMU EMPIRIK ( BAPAK SOSIOLOGI) a. AUGUSTE COMTE (1798 1857) 1) MERUMUSKAN SOSIOLOGI (1840) SBG ILMU EMPIRIK ( BAPAK SOSIOLOGI) 2) SOSIOLOGI TDA : SOS STATIS (ASPEK STRUKTUR) SOS DINAMIS (ASPEK PROSES, PERUBAHAN) 3) MASY DIPANDANG SBG

Lebih terperinci

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS A. Teori Fungsionalisme Struktural Untuk menjelaskan fenomena yang diangkat oleh peneliti yaitu Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak

Lebih terperinci

DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2

DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2 DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Berhubungan dengan ilmuwan Perancis bernama Auguste Comte (1789-1857) yang dengan kreatif menyusun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini penulis ataupun peneliti akan menjabarkan maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat dengan judul, tema, dan fokus

Lebih terperinci

CRITICAL THEORIES Bagian II

CRITICAL THEORIES Bagian II CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer

Lebih terperinci

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA 1. Pendekatan Sosiologi Terhadap Agama. Beberapa cara melihat agama; menurut Soedjito (1977) ada empat cara, yaitu: memahami atau melihat sejarah perkembangan

Lebih terperinci

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana. Ph.D a.wardana@uny.ac.id Overview Perkuliahan Konstruksi Teori Sosiologi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Pengetahun

Lebih terperinci

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah

Lebih terperinci

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14 Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan 14 MASYARAKAT MATERI: Pengertian Masyarakat Hubungan Individu dengan Masyarakat Masyarakat Menurut Marx Masyarakat Menurut Max Weber

Lebih terperinci

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki

Lebih terperinci

SOSIOLOGI. Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H.

SOSIOLOGI. Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H. SOSIOLOGI Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H. Bacaan a.l. : 1. J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto Sosiologi ; Teks Pengantar & terapan (2004) 2. Soeryono Soekanto Sosiologi ; Suatu Pengantar ( 2006) 3. Kamanto

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Slamet Widodo

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Slamet Widodo SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Slamet Widodo Kita terlalu sering menggunakan istilah ilmu pengetahuan, bahkan sejak kecil kita mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Fitri Dwi Lestari ASAL USUL SOSIOLOGI Dari bukti peninggalan bersejarah, manusia prasejarah hidup secara berkelompok. ASAL USUL SOSIOLOGI Aristoteles mengatakan bahwa

Lebih terperinci

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi

Lebih terperinci

TEORI SOSIOLOGI KLASIK MASRUKIN HENDRI RESTUADHI TYAS RETNO WULAN HANEMAN SAMUEL (UI)

TEORI SOSIOLOGI KLASIK MASRUKIN HENDRI RESTUADHI TYAS RETNO WULAN HANEMAN SAMUEL (UI) TEORI SOSIOLOGI KLASIK MASRUKIN HENDRI RESTUADHI TYAS RETNO WULAN HANEMAN SAMUEL (UI) TUJUAN MATA KULIAH Mata kuliah TEORI SOSIOLOGI KLASIK (TSK) mempelajari ide-ide yang menjadikan sosiologi sebagai disiplin

Lebih terperinci

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL II. TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL A. Konflik Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin con yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Jadi, konflik dalam

Lebih terperinci

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak P A R A D I G M A (Penelitian Sosial) I Paradigma Merton universalisme, komunalisme, pasang jarak/ tanpa keterlibatan emosional, skeptisisme

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER. yang menonjol, dan setiap gagasan yang mengancamnya akan disingkirkan

BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER. yang menonjol, dan setiap gagasan yang mengancamnya akan disingkirkan BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER A. Paradigma Definisi Sosial Sejarah suatu ilmu pengetahuan adalah sejarah bangun dan jatuhnya paradigma-paradigma. Untuk suatu masa mungkin hanya satu paradigma yang

Lebih terperinci

BAB II PERSELINGKUHAN DAN KONTROL SOSIAL - DURKHEIM

BAB II PERSELINGKUHAN DAN KONTROL SOSIAL - DURKHEIM BAB II PERSELINGKUHAN DAN KONTROL SOSIAL - DURKHEIM A. Perselingkuhan Perselingkuhan adalah hubungan pribadi di luar nikah, yang melibatkan sekurangnya satu orang yang berstatus nikah, dan didasari oleh

Lebih terperinci

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER Manusia merupakan anggota masyarakat yang akan senantiasa berusaha agar selalu bisa bergaul dengan sesama. Sehingga setiap individu akan bertindak dan berusaha untuk

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 Agama adalah salah satu bentuk kontruksi sosial. Tuhan, ritual, nilai, hierarki keyakinankeyakinan,

Lebih terperinci

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL-EMILE DURKHEIM. objek penelitian.sebagai alat, teori tersebut dipilih yang paling memadai, paling

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL-EMILE DURKHEIM. objek penelitian.sebagai alat, teori tersebut dipilih yang paling memadai, paling 49 BAB II SOLIDARITAS SOSIAL-EMILE DURKHEIM Kerangka teori adalah teori-teori yang dianggap relevan untuk menganalisis objek penelitian.sebagai alat, teori tersebut dipilih yang paling memadai, paling

Lebih terperinci

Konflik Politik Karl Marx

Konflik Politik Karl Marx Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan

Lebih terperinci

DASAR ILMU SOSIAL. Dosen Pengampu : Rosalia Prismarini N, S.Sos., M.A. Presentasi TOKOH-TOKOH ILMU SOSIAL oleh : 1. Muhammad Iqsan

DASAR ILMU SOSIAL. Dosen Pengampu : Rosalia Prismarini N, S.Sos., M.A. Presentasi TOKOH-TOKOH ILMU SOSIAL oleh : 1. Muhammad Iqsan DASAR ILMU SOSIAL Dosen Pengampu : Rosalia Prismarini N, S.Sos., M.A. Presentasi TOKOH-TOKOH ILMU SOSIAL oleh : 1. Muhammad Iqsan 16071148 2. Juniatin Wuryandini 16071154 3. Riska Maria Ulfa 16071159 4.

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Teori Teori Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id SOSIOLOGI = SOCIOLOGY= Socius

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKUTRAL FUNGSIONAL TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. AUGUSTE COMTE (1798 185) 4. CHARLES DARWIN (1809 1882) 2. HERBERT SPENCER (1820 1903) 5. TALCOT PARSON

Lebih terperinci

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi SOSIOLOGI EKONOMI Persoalan Ekonomi dan Sosiologi Economics and sociology; Redefining their boundaries: Conversations with economists and sociology (Swedberg:1994) Tiga pembagian kerja ekonomi dengan sosiologi:

Lebih terperinci

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER Silabus Semester Genap 2013-2014 Dosen : Amika Wardana, Ph.D. Email : a.wardana@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta S I

Lebih terperinci

TOKOH TOKOH ILMU SOSIAL

TOKOH TOKOH ILMU SOSIAL TOKOH TOKOH ILMU SOSIAL Muhammad Iqsan 16071148 Juniatin Wuryandini 16071154 Riska Maria Ulfa 16071159 Febri Hari Waspodo 16071166 Bernando Arya Tanjung 16071170 Dwi Nur Rizkiansyah Siti Nur Rachmawati

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Secara tradisional hubungan masyarakat dan hutan meliputi multi aspek yaitu sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan masyrakat sekitar hutan memiliki

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam

BAB II KERANGKA TEORI. dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Agama dan Masyarakat Agama mempunyai peraturan yang mutlak berlaku bagi segenap manusia dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam semesta sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak 53 BAB II Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak Untuk menjelaskan fenomena yang di angkat oleh peneliti yaitu ZIARAH MAKAM Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. solidaritas dan sosial. Solidaritaas sosial merupakan perasaan atau

BAB II KAJIAN TEORI. solidaritas dan sosial. Solidaritaas sosial merupakan perasaan atau 22 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Solidaritas Sosial 1. Pengertian Solidaritas Pengertian solidaritas sosial berasal dari dua pemaknaan kata yaitu solidaritas dan sosial. Solidaritaas sosial merupakan perasaan

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

TEORI DAN METODOLOGI

TEORI DAN METODOLOGI TEORI DAN METODOLOGI MEMBANGUN PARADIGMA DALAM TEORI SOSIOLOGI 3 PARADIGMA FAKTA SOSIAL DEFINISI SOSIAL PERILAKU SOSIAL Sudut pandang sistem sosial sebagai keseluruhan Sudut pandang struktur sosial Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme NATURALISME (1) Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi SOSIOLOGI EKONOMI Persoalan Ekonomi dan Sosiologi Economics and sociology; Redefining their boundaries: Conversations with economicts and sociology (Swedberg:1994) Tiga pembagian kerja ekonomi dengan sosiologi:

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017 ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017 1. Istilah sosiologi berasal dari kata. a. socius dan logos b. society dan logous c. social dan logo d. sosio dan

Lebih terperinci

Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09

Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09 Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09 1. Pengertian Perubahan Sosial Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.

Lebih terperinci

RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato,

RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato, RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato, Aristoteles, thomas Aquinas muncullah Perenialisme.

Lebih terperinci

Teori Konflik I: Marxis dan Neo Marxis

Teori Konflik I: Marxis dan Neo Marxis Teori Konflik I: Marxis dan Neo Marxis K U L I A H KE- 5: A M I K A W A R D A N A, P H. D A. W A R D A N A @ U N Y. A C. I D T E O R I S O S I O L O G I K O N T E M P O R E R Materi: Fungsionalisme Versus

Lebih terperinci

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D a.wardana@uny.ac.id Teori Sosiologi Kontemporer Fungsionalisme Versus Konflik Teori Konflik Analitis (Non-Marxist) Perbedaan Teori Konflik Marxist dan Non- Marxist Warisan

Lebih terperinci

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL Tidak seperti biologi atau teori-teori psikologi yang, untuk sebagian besar, mengeksplorasi faktor-faktor yang terkait kejahatan

Lebih terperinci

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional oleh Talcott Parsons. 45 Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu

Lebih terperinci

Teori Perubahan Sosial Budaya.

Teori Perubahan Sosial Budaya. Teori Perubahan Sosial Budaya Herbert Spencer Lahir Derby, England 27 April 1820 Social Darwinism yang menerapkan teori Darwin dalam bidang sosial. Pandangan Herbert Spencer Dalam Pandangan Spencer masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat beberapa hal pokok yang akan ditegaskan sebagai inti pemahaman masyarakat Tunua tentang fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat

BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat 40 A. Teori Perubahan Sosial BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX Kehidupan sosial itu sendiri tidak pernah bisa terlepas dari adanya suatu proses untuk menuju dalam perkembangan. Sebagaimana perubahan sosial

Lebih terperinci

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I PERKEMBANGAN ILMU POLITIK CARA MEMANDANG ILMU POLITIK Ilmu yang masih muda jika kita memandang Ilmu Politik semata-mata sebagai salah

Lebih terperinci

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT DEFINISI SOSIOLOGI: Studi sistematis tentang: Perilaku social individu-individu Cara kerja kelompok social,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku individu berkaitan erat dengan yang namanya peran dalam kehidupan bermasyarakat. Peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani oleh seorang

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM. ataupun kelompok sosial karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan

BAB II TEORI SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM. ataupun kelompok sosial karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan 27 BAB II TEORI SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM A. Teori Solidaritas Emile Durkheim. Solidaritas adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh sebuah masyarakat ataupun kelompok sosial karena pada dasarnya setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT INTERAKSI SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT 1. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial 2. Manusia berada di dalam sistem

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA. Novia Kencana, S.IP, MPA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA. Novia Kencana, S.IP, MPA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA Novia Kencana, S.IP, MPA novia.kencana@gmail.com Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus Sosiologi Tujuan Instruksional Khusus Agar mahasiswa mengenal, mengerti, dan dapat menerapkan konsep-konsep sosiologi dalam hubungannya dengan psikologi SUMBER ACUAN : Soekanto, S. Pengantar Sosiologi.

Lebih terperinci

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN A. Rasonalitas Manusia Modern Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam klasifikasinya sampai mengenai tipe tipe tindakan

Lebih terperinci

Sosiologi Pendidikan Sosiologi Politik Sosiologi Hukum Sosiologi Agama Sosiologi Komunikasi

Sosiologi Pendidikan Sosiologi Politik Sosiologi Hukum Sosiologi Agama Sosiologi Komunikasi Sosiologi Pendidikan Sosiologi Politik Sosiologi Hukum Sosiologi Agama Sosiologi Komunikasi Sosiologi Kesehatan Sosiologi Industri Sosiologi Desain Sosiologi Budaya Sosiologi Ekonomi 1 Kajian Sosiologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL 1. Hubungan Interaksi Sosial dan Dinamika Kehidupan Sosial Interaksi sosial akan menyebabkan kegiatan hidup seseorang semakin bervariasi dan kompleks. Jalinan

Lebih terperinci

BAB II SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GERSIK PUTIH. paradigma fakta sosial yang di dalamnya memuat teori

BAB II SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GERSIK PUTIH. paradigma fakta sosial yang di dalamnya memuat teori BAB II SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GERSIK PUTIH Sebelum masuk pada pembahasan dan mengupas tentang teori solidaritas yang digunakan dalam penelitian ini ada baiknya peneliti ingin

Lebih terperinci

Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi

Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi 1. Konsep individualitas, menurut Thomas, menunjukan bahwa a. Manusia dan masyarakat tidak terpisah b. Unsur-unsur manusia terpisah-pisah c. Manusia memiliki keutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Masyarakat tidak dapat dibayangkan dalam suatu keadaan yang tetap dan diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat akan selalu

Lebih terperinci

PENGERTIAN SEJARAH SECARA ETIMOLOGIS, KATA SEJARAH BERASAL DARI KATA ARAB SYAJARAH YANG BERARTI POHON YANG BERCABANG- CABANG.

PENGERTIAN SEJARAH SECARA ETIMOLOGIS, KATA SEJARAH BERASAL DARI KATA ARAB SYAJARAH YANG BERARTI POHON YANG BERCABANG- CABANG. SEJARAH ISLAM APA YANG DIMAKSUD DENGAN SEJARAH? APA BEDA SEJARAH DENGAN DONGENG DAN KRONIK? APA ARTI KEBUDAYAAN DAN PERADABAN? APA YANG DIMAKSUD DENGAN SEJARAH KEBUDAYAAN DAN SEJARAH PERADABAN ISLAM? APA

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel. BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sejarah konvensional, paparan yang analitis harus digunakan untuk. memberikan nilai lebih bagi penulisan sejarah modern.

BAB II LANDASAN TEORI. sejarah konvensional, paparan yang analitis harus digunakan untuk. memberikan nilai lebih bagi penulisan sejarah modern. BAB II LANDASAN TEORI Penelitian dan penulisan sejarah yang baik menurut sejarawan melengkapi dirinya dengan teori dan metodologi sejarah selain historiografi yang menyajikan cerita sejarah sebagai uraian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI 1 Setelah anda mempelajari modul ini diharapkan dapat : a. Dapat menjelaskan sosiologi sebagai ilmu dan metode dalam mengkaji fenomena social b. Dapat menggambarkan konsep-konsep realitas social budaya

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi BROADCASTING

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi BROADCASTING Modul ke: Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id Pengertian Sosiologi Sosiologi Komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi

Lebih terperinci

Masyarakat Indonesia. Pengelana (Penjajah) Budaya, Agama. Sistem Ekonomi, Bahasa

Masyarakat Indonesia. Pengelana (Penjajah) Budaya, Agama. Sistem Ekonomi, Bahasa Masyarakat Indonesia Geografis Pengelana (Penjajah) Sistem Pemerintahan Suku Bangsa Budaya, Agama Kota-Desa, RK, RW, RT Mata Pencaharian Sistem Ekonomi, Bahasa Aturan Hukum Pelapisan Sosial Golongan Buruh

Lebih terperinci

STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari

STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Pitirim Sorokin Sistem stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi

Lebih terperinci

2. Fakta Sosial. 3. Tindakan Sosial. A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi

2. Fakta Sosial. 3. Tindakan Sosial. A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi Sosiologi X EkoSos A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis sekaligus sosiolog berkebangsaan Perancis,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS. Asumsi umum yang paling fundamental yang mendasari pendekatan Durkheim

BAB II PENDEKATAN TEORITIS. Asumsi umum yang paling fundamental yang mendasari pendekatan Durkheim BAB II PENDEKATAN TEORITIS A. Fakta Sosial Asumsi umum yang paling fundamental yang mendasari pendekatan Durkheim mengenai sosiologi adalah bahwa gejala sosial itu riil dan mempengaruhi kesadaran individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut H.R. Otje Salman Soemadingrat (2002:173) perkawinan adalah implementasi perintah Tuhan yang melembaga dalam masyarakat untuk membentuk rumah tangga dalam ikatan-ikatan kekeluargaan,

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF. proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi).

BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF. proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi). 37 BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF A. Teori Konflik Karl Marx Konflik merupakan pertentangan antara kelas borjuis melawan kelas proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat

Lebih terperinci

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu 37 BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ A. Teori Fenomenologi Alfred Schutz lahir di Wina pada tahun 1899 dan meninggal di New York pada tahun 1959. Ia menyukai musik, pernah bekerja di bank mulai berkenalan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI AGAMA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEMESTER VI PERTEMUAN I OLEH: AJAT SUDRAJAT

SOSIOLOGI AGAMA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEMESTER VI PERTEMUAN I OLEH: AJAT SUDRAJAT SOSIOLOGI AGAMA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEMESTER VI PERTEMUAN I OLEH: AJAT SUDRAJAT AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (1) Agama sudah menjadi fenomena universal. Agama menjadi bahan pemikiran para penganutnya

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH POKOK TEORITIS

MASALAH-MASALAH POKOK TEORITIS MASALAH-MASALAH POKOK TEORITIS Walaupun teori adalah suatu abstraksi dari realitas, penting disadari akan hubungan antara keduanya. Teori bukanlah murni abstrak, tanpa berdasarkan pengalaman yang nyata.

Lebih terperinci

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme NATURALISME Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila masa depan adalah kenyataan, apakah masa depan akan dialami oleh setiap orang? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tetapi yang paling terpenting adalah masa depan itu

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme KRITIK TERHADAP SISTEM EKONOMI SOSIALISME fakta Sosialisme Muncul Akibat Kezhaliman Kapitalisme thd Masyarakat Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme (1) Mewujudkan Kesamaan (Equity) Secara Riil (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA Disusun Oleh: Nama : Heruadhi Cahyono Nim : 11.02.7917 Dosen : Drs. Khalis Purwanto, MM STIMIK AMIKOM

Lebih terperinci

STRATIFIKASI SOSIAL DAN DIFERESIASI SOSIAL

STRATIFIKASI SOSIAL DAN DIFERESIASI SOSIAL VIII STRATIFIKASI SOSIAL DAN DIFERESIASI SOSIAL Pengertian Stratifikasi Sosial Gejala penggolong-golongan manusia berdasarkan kriteria sosial secara vertikal merupakan gejala yang telah lazim di setiap

Lebih terperinci