BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum PT. Bank Central Asia
|
|
- Sudomo Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT. Bank Central Asia 1. Sejarah Singkat Perusahaan Pada tahun 1955, NV Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA). BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di Jakarta. Pada tahun 1970, BCA memperkuat jaringan layanan cabang. Tahun 1977 BCA berkembang menjadi Bank Devisa. Memasuki tahun 1980, BCA memperluas jaringan kantor cabang secara agresif sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun pengembangan teknologi informasi, dengan menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA. Pada awal tahun 1990, BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine). Pada tahun 1991, BCA mulai menempatkan 50 unit ATM di berbagai tempat di Jakarta. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif. BCA bekerja sama dengan institusi terkemuka, antara lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon 31
2 32 melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan melalui ATM BCA. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun menyebabkan BCA mengalami bank rush. Pada tahun 1998 BCA menjadi Bank Taken Over (BTO) dan disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Proses rekapitalisasi BCA selesai, dimana Pemerintah Indonesia melalui BPPN menguasai 92,8% saham BCA sebagai hasil pertukaran dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dalam proses rekapitalisasi tersebut, kredit pihak terkait dipertukarkan dengan Obligasi Pemerintah. Tahun 2000 BPPN melakukan divestasi 22,5% dari seluruh saham BCA melalui Penawaran Saham Publik Perdana (IPO), sehingga kepemilikan BPPN berkurang menjadi 70,3%. Penawaran Publik Kedua (Secondary Public Offering) 10% dari total saham BCA. Kepemilikan BPPN atas BCA berkurang menjadi 60,3%. Mulai tahun 2002, FarIndo Investment (Mauritius) Limited mengambil alih 51% total saham BCA melalui proses tender strategic private placement. BPPN melakukan divestasi atas 1,4% saham BCA kepada investor domestik melalui penawaran terbatas dan Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melakukan divestasi seluruh sisa kepemilikan saham BCA sebesar 5,02%. Bank BCA melakukan pengembangan bisnis dengan memperkuat dan mengembangkan produk
3 33 dan layanan, terutama perbankan elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, internet banking KlikBCA, mobile banking m- BCA, EDCBIZZ, dan lain-lain. BCA mendirikan fasilitas Disaster Recovery Center di Singapura dan meningkatkan kompetensi di bidang penyaluran kredit, termasuk melalui ekspansi ke bidang pembiayaan mobil melalui anak perusahaannya, BCA Finance. BCA memasuki lini bisnis baru yaitu perbankan Syariah, pembiayaan sepeda motor, asuransi umum dan sekuritas. Di tahun 2013, BCA menambah kepemilikan efektif dari 25% menjadi 100% pada perusahaan asuransi umum, PT Asuransi Umum BCA (sebelumnya bernama PT Central Sejahtera Insurance dan dikenal juga sebagai BCA Insurance). 2. Visi dan Misi Visi dan Misi dari PT Bank Central Asia adalah: 1. Visi Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia. 2. Misi a) Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
4 34 b) Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah. c) Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA. 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada PT Bank Central Asia terlampir. 4. Entitas Anak Laporan keuangan PT Bank Central Asia merupakan laporan keuangan konsolidasi dari Bank BCA dan entitas anak. Entitas anak dari PT Bank Central Asia adalah sebagai berikut: - PT BCA Finance - BCA Finance Limited - PT Bank BCA Syariah - PT BCA Sekuritas - PT Asuransi Umum BCA (BCA Insurance) - PT Central Sentosa Finance (CS Finance) - PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) 5. Produk Perbankan PT Bank Central Asia Bank BCA merupakan bank swasta terbesar di Indonesia yang memiliki banyak nasabah. Banyaknya nasabah bank BCA juga diimbangi dengan jumlah produk perbankan, yaitu sebagai berikut: - Tahapan (Tabungan hari depan) - Tahapan Xpresi
5 35 - Tahapan Gold - Tapres - Simpanan Pelajar - TabunganKu - BCA Dollar - Deposito Berjangka B. Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia 1. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ( BRI, Bank, atau Perseroan ) berdiri sejak 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Sebagai bank komersial tertua, BRI konsisten memberikan pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan hingga saat ini BRI tetap mampu menjaga komitmen tersebut di tengah kompetisi industri perbankan Indonesia. Pemegang Saham mayoritas BRI adalah Pemerintah Republik Indonesia dengan jumlah kepemilikan saham mencapai 56,75%, sementara sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik. Dengan dukungan pengalaman dan kemampuan yang matang dalam memberikan layanan perbankan, terutama pada segmen UMKM, BRI mampu mencatat prestasi selama 9 tahun berturut-turut sebagai bank dengan laba terbesar dan berhasil menduduki peringkat kedua dalam hal aset di antara industri perbankan Indonesia. Keberhasilan ini adalah
6 36 hasil kerja keras segenap insan BRI, yang secara terus menerus menambah kompetensi, berinovasi dan mengembangkan produk dan jasa perbankan bagi semua segmen bisnis. Dengan reputasi sebagai penyedia layanan microbanking yang telah mengakar di tengah masyarakat Indonesia, BRI senantiasa mengembangkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. BRI terus berupaya menyelaraskan pengembangan bisnisnya dengan perkembangan demografi masyarakat yang merambah ke wilayah perkotaan, yang ditandai dengan munculnya kota-kota sentra ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia. Selain fokus pada segmen UMKM, BRI juga terus mengembangkan berbagai produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat perkotaan. Untuk mendukung upaya tersebut, BRI terus mengembangkan jaringan kerja sehingga kini tercatat sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di Indonesia, yaitu berjumlah unit kerja termasuk 3 kantor cabang yang berada di luar negeri, yang seluruhnya terhubung secara real time online. Dengan basis jumlah nasabah yang besar tercermin dari jumlah rekening yang lebih dari 48 juta rekening simpanan, BRI terus mengembangkan layanan e-banking yang dapat diakses masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (Short Message Service/SMS), maupun melalui layanan e-channel lainnya seperti Automatic Teller Machine (ATM), Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data
7 37 Capture (EDC), dan KiosK dengan total jaringan e-channel ini telah mancapai unit. BRI juga berupaya merambah layanan perbankan bagi pengusaha skala mikro yang beroperasi di dalam pasar-pasar tradisional melalui Teras BRI yang diluncurkan sejak akhir tahun Teras BRI ini ditujukan untuk menjangkau pedagang di pasar tradisional yang sebelumnya belum tersentuh oleh layanan perbankan secara optimal. Pada tanggal 28 Maret 2013, BRI berhasil menerbitkan global bond untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan nilai nominal sebesar USD yang akan jatuh tempo pada tanggal 28 Maret 2018 di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST) dengan tingkat bunga tetap 2,95% per tahun. Kupon dan yield Global bond BRI tersebut merupakan yang terendah di antara semua obligasi dalam mata uang Dollar Amerika yang pernah diterbitkan oleh perusahaan Indonesia di pasar obligasi internasional dan tercatat terdapat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 5,3 kali selama masa penawaran. Global bond BRI tersebut memperoleh rating Baa3 dari Fitch s Rating dan BBB- dari Moodys. Keberhasilan penerbitan Global Bond tersebut mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat internasional kepada fundamental usaha BRI. Sebagai bank yang beroperasi ditengah populasi masyarakat terbesar keempat di dunia, BRI akan konsisten dengan tekadnya menjadi partner utama bagi masyarakat di Indonesia dalam mengembangkan
8 38 perekonomiannya. Dengan dukungan kinerja keuangan yang semakin kuat,bri optimis dapat semakin meningkatkan kemampuannya dalam menstimulus pertumbuhan perekonomian secara berkesinambungan di masa mendatang sejalan dengan perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia. 2. Visi dan Misi Visi dan Misi dari PT Bank Rakyat Indonesia adalah: 1. Visi Menjadikan BRI sebagai Bank Komersial Terkemuka yang selalu mengutamakan Kepuasan Nasabah. 2. Misi a) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. b) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko yang efektif serta praktik Good Corporate Governance yang sangat baik. c) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yan berkepentingan (stakeholders). 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada PT Bank Rakyat Indonesia terlampir.
9 39 4. Entitas Anak PT Bank Rakyat Indonesia merupakan induk perusahaan dari beberapa entitas anak, yaitu: - PT Bank BRI Syariah - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk - BRI Remittance Co. Limited Hong Kong 5. Produk Perbankan PT Bank Rakyat Indonesia Sebagai bank milik pemerintah tertua, bank BRI memiliki beberapa produk perbankan yang dapat digunakan nasabah untuk kegiatan transaksinya. Produk-produk perbankan bank BRI adalah sebagai berikut: - BritAma Rupiah - BritAma Valas - BRI Junio - Simpedes - Simpedes TKI - Tabungan Haji - Deposito BRI Rupiah - Deposito BRI Valas - Deposit On Call (DOC) - GiroBRI Rupiah - GiroBRI Valas
10 40 C. Analisis Data dan Pembahasan 1. Faktor Permodalan (Capital) Tabel 3.1 Hasil Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR BCA 14,69% 16,03% 17,24% 19,03% BRI 16,95% 16,99% 18,31% 20,59% Standar BI >11% BCA Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat BRI Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Gambar 3.1 Grafik Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% BCA BRI Berdasarkan hasil olahan data neraca konsolidasi PT Bank Central Asia pada tahun , menunjukan bahwa rasio CAR mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya modal PT Bank Central Asia yang bertambah setiap tahunnya dari Rp pada tahun 2012 dan meningkat terus menjadi Rp pada tahun Peningkatan pada modal juga
11 41 diimbangi dengan peningkatan pada Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). ATMR pada tahun 2012 adalah Rp dan terus mengalami peningkatan sampai pada tahun 2015 menjadi Rp Di sisi lain, hasil rasio CAR pada PT Bank Rakyat Indonesia pada tahun juga mengalami peningkatan. Peningkatan hasil rasio CAR disebabkan oleh meningkatnya modal dan ATMR PT Bank Rakyat Indonesia. Modal PT Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2012 sebesar Rp menjadi Rp pada tahun Sedangkan ATMR pada tahun 2012 sebesar Rp kemudian meningkat menjadi Rp pada tahun Capital Adequacy Ratio (CAR) diukur dengan membandingkan antara modal terhadap ATMR. Dari hasil penghitungan tingkat kecukupan modal (CAR) yang disajikan pada tabel 3.1, terlihat bahwa rasio CAR kedua bank mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Bank BCA, hasil rasio CAR pada tahun 2013 meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 1,34%. Selanjutnya pada tahun 2014 meningkat lagi sebesar 1,20% dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang paling besar yaitu 1,79%. Sedangkan pada Bank BRI, hasil rasio CAR pada tahun 2013 meningkat sebesar 0,05%. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan kembali sebesar 1,31% dan pada tahun 2015 meningkat sebesar 2,28% yang merupakan terbesar dari dua bank.
12 42 Semakin tinggi rasio CAR, maka akan semakin baik. Rasio PT Bank Rakyat Indonesia dan PT Bank Central Asia yang berada diatas standar, menunjukkan bahwa bank mampu menyediakan modal yang besar, sehingga dapat mengantisipasi risiko-risiko yang timbul dimasa yang akan datang. 2. Faktor Kualitas Aset (Asset Quality) Tabel 3.2 Hasil Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) KAP BCA 0,99 1,00 1,04 1,20 BRI 1,61 1,63 1,44 1,44 Standar BI >0,99 BCA Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat BRI Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Gambar 3.2 Grafik Kualitas Aktiva Produktif (KAP) KAP 2 1,5 1 0, BCA BRI
13 43 Berdasarkan olahan data neraca konsolidasi pada PT Bank Central Asia, menunjukkan bahwa rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 hasil rasio KAP bank BCA sebesar 0,99 yang tepat berada di standar BI. Pada tahun 2013 meningkat sebesar 0,01 dan 0,04 pada tahun Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,16. Peningkatan hasil rasio KAP disebabkan oleh meningkatnya Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dan Aktiva Produktif (AP) bank. APYD menggambarkan aktiva produktif lancar, dalam perhatian khusus (DPK), kurang lancar (KL), diragukan atau macet. Semakin besar angka APYD menunjukkan semakin besarnya potensi risiko aktiva produktif untuk tidak dapat ditagih (macet). Dari data perhitungan, APYD terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2012, APYD sebesar Rp kemudian meningkat menjadi Rp pada tahun Selanjutnya, APYD kembali mengalami peningkatan menjadi Rp dan pada tahun 2015 menjadi Rp Hasil rasio KAP pada PT Bank Rakyat Indonesia juga mengalami peningkatan pada 2 tahun pertama kemudian menurun dan cenderung stabil. Kualitas Aktiva Produktif tahun 2012 sebesar 1,61 kemudian meningkat pada tahun berikutnya menjadi 1,63. Penurunan terjadi pada tahun 2014 menjadi 1,44 dan tetap sampai tahun Penurunan tersebut disebabkan karena kenaikan APYD yang tidak diimbangi dengan kenaikan Aktiva Produktif bank. APYD bank BRI pada tahun
14 sebesar Rp dan meningkat menjadi Rp pada tahun Selanjutnya meningkat lagi menjadi Rp dan Rp pada tahun Selanjutnya adalah analisa terhadap Penanganan Kredit Bermasalah dengan rasio Non Performing Loan (NPL) yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.3 Hasil Rasio Non Performing Loan (NPL) NPL BCA 0,39% 0,45% 0,61% 0,74% BRI 1,80% 1,55% 1,69% 2,02% Standar BI <5% BCA Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat BRI Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Gambar 3.3 Grafik Non Performing Loan (NPL) NPL 2,5 2 1,5 1 0, BCA BRI Hasil rasio NPL PT Bank Central Asia menunjukkan bahwa bank dapat menjaga tingkat kredit bermasalah dibawah standar perbankan
15 45 Indonesia. Prinsip kehati-hatian bank dalam memberikan kredit sehingga tingkat kredit bermasalah tetap terjaga. Kenaikan rasio kredit bermasalah disebabkan oleh menurunnya kualitas kredit usaha sejalan dengan melemahnya profitabilitas sektor bisnis. Pada tahun 2012 hasil rasio NPL adalah sebesar 0,39% dan meningkat menjadi 0,45 pada tahun Selanjutnya terjadi peningkatan kembali menjadi 0,61% dan 0,774% pada tahun Pada akhir tahun 2015, kredit kategori dalam perhatian khusus (kolektabilitas 2) mencapai Rp 6,3 triliun, meningkat 35,5% atau Rp 1,6 triliun pada tahun 2015, terutama disebabkan oleh tekanan kinerja sektor jasa angkutan laut dan sungai yang berdampak negatif pada kualitas kredit segmen korporasi dan komersial. BCA terus mewaspadai potensi penurunan kualitas yang masih akan terjadi pada segmen ini, mengingat rendahnya harga komoditas yang berkelanjutan, terutama di sektor pertambangan batu bara. Disisi lain, hasil NPL PT Bank Rakyat Indonesia menunjukkan kenaikan dan penurunan hasil rasio. Pada tahun 2012, rasio NPL sebesar 1,80% kemudian turun 0,15% menjadi 1,55%. Pada tahun berikutnya, terjadi kenaikan sebesar 0,14% menjadi 1,69% dan mengalami kenaikan lagi menjadi 2,02% pada tahun Kualitas kinerja positif yang ditunjukkan BRI mengindikasikan bahwa debitur / nasabah yang meminjam dana memiliki loyalitas yang tinggi. Loyalitas nasabah ini dapat dilihat dari kemampuan nasabah dalam melunasi kreditnya pada
16 46 waktu yang telah ditentukan sebelum jatuh tempo. Sehingga, kemungkinan terjadinya kredit macet akan semakin kecil dan risik yang timbul dari tidak terbayarnya pinjaman dapat diminimalisir oleh bank. Selain itu, sebagai bank yang patuh terhadap regulasi maka PT Bank Rakyat Indonesia telah menerapkan Early Warning System (EWS) terhadap perkembangan kondisi usaha debitur.efektifitas pengelolaan risiko kredit dapat meminimalkan risiko terjadinya kerugian dan mengoptimalkan penggunaan modal untuk memperoleh pendapatan yang maksimal. 3. Faktor Manajemen (Management) Tabel 3.4 Hasil Rasio Net Profit Margin (NPM) NPM BCA 42,44% 42,27% 39,91% 37,67% BRI 41,64% 40,71% 28,70% 25,97% Gambar 3.4 Grafik Net Profit Margin (NPM) NPM 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% BCA BRI
17 47 Dari perhitungan pada laporan laba/rugi konsolidasi PT Bank Central Asia selama tahun terjadi penurunan dari tahun ke tahun.hasil NPM pada tahun 2012 adalah sebesar 42,44% kemudian menurun sebesar 0,17% menjadi 42,27% pada tahun Pada tahun berikutnya terjadi penurunan sebesar 2,36% menjadi 39,91% dan mengalami penurunan lagi menjadi 37,67%. Hal ini terjadi dikarenakan meningkatnya total pendapatan operasional juga diimbangi dengan kenaikan total beban operasional sehingga laba setelah pajak tidak terlalu besar. Tidak berbeda jauh, hasil rasio PT Bank Rakyat Indonesia juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2012, hasil rasio NPM sebesar 41,64% kemudian pada tahun 2013 menjadi 40,71%. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2014 yaitu menurun sebesar 12,01% menjadi 28,70% dan pada tahun 2015 menurun kembali menjadi 25,97%. Hal ini terjadi dikarenakan hal yang sama, yaitu besarnya beban operasional meskipun pendapatan operasional meningkat setiap tahunnya. Dari hasil NPM diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajemen kedua bank tidak cukup baik dalam meminimalisir beban operasional bank. Hal itu terbukti dari hasil rasio Net Profit Margin yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
18 48 4. Faktor Rentabilitas (Earning) Tabel 3.5 Hasil Rasio Return On Asset (ROA) ROA BCA 3,32% 3,59% 3,75% 3,81% BRI 4,33% 4,46% 3,84% 3,70% Standar BI >1,5% BCA Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat BRI Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Gambar 3.5 Grafik Return On Asset (ROA) ROA 5,00% 4,00% 3,00% 2,00% 1,00% 0,00% BCA BRI Hasil ROA pada PT Bank Central Asia periode mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012, hasil ROA sebesar 3,32%. Pada tahun berikutnya meningkat menjadi 3,59% dan 3,75% pada tahun Selanjutnya pada tahun 2015, menjadi 3,81%. Hal ini disebabkan karena laba sebelum pajak dan total aset yang meningkat dari tahun ke tahun. Laba sebelum pajak bank BCA tahun
19 adalah sebesar Rp kemudian meningkat menjadi Rp pada tahun Di tahun berikutnya, laba sebelum pajak sebesar Rp dan Rp pada tahun Di sisi lain, hasil ROA PT Bank Rakyat Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan. Hasil rasio ROA pada tahun 2012 sebesar 4,33% dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 4,46%. Penurunan terjadi pada tahun 2014 menjadi 3,84%. Pada tahun 2015 juga terjadi penurunan menjadi 3,70%. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan laba sebelum pajak yang tidak seimbang dengan kenaikan total aset yang cukup signifikan sehingga menyebabkan hasil rasio mengalami penurunan. Selanjutnya adalah Return On Equity (ROE) yang terdapat di tabel berikut: Tabel 3.6 Hasil Return On Equity (ROE) ROE BCA 25,74% 25,78% 24,23% 22,00% BRI 33,93% 30,13% 27,34% 23,81% Standar BI >23% BCA Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sehat BRI Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat
20 50 Gambar 3.6 Grafik Return On Equity (ROE) ROE 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% BCA BRI Rasio ROE PT Bank Central Asia pada tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Penurunan dikarenakan kenaikan laba setelah pajak tidak seimbang dengan kenaikan modal inti perusahaan yang cukup tinggi. Dengan besarnya modal inti, perusahaan belum dapat memaksimalkan laba setelah pajak yang didapatkan dikarenakan beban operasional yang cukup tinggi. Meskipun mengalami penurunan resiko tetapi masih termasuk ke dalam kategori aman. Pada PT Bank Rakyat Indonesia, hasil ROE mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini juga disebabkan karena manajemen tidak dapat memaksimalkan laba setelah pajak dengan jumlah modal yang dimiliki. Salah satu yang perlu diperbaiki adalah beban operasional yang sangat mempengaruhi laba setelah pajak. Dari hasil ROE kedua bank diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mendapatkan laba dengan modal
21 51 yang dimiliki kurang baik. Meskipun kedua bank mengalami penurunan rasio tetapi masih termasuk dalam kategori aman. Berikutnya adalah rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai berikut: Tabel 3.7 Hasil rasio BOPO BOPO BCA 48,38% 49,36% 49,87% 52,68% BRI 72,69% 71,94% 59,69% 59,72% Standar BI <83% BCA Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat BRI Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Gambar 3.7 Grafik BOPO BOPO 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% BCA BRI Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3.7, rasio BOPO PT Bank Rakyat Indonesia turun sebesar 72,69% pada tahun 2012 dan 71.94% pada tahun Selanjutnya pada tahun 2014 mengalami penurunan kembali menjadi 59,69% dan 59,72% pada tahun Semakin kecil
22 52 rasio BOPO yang dihasilkan, maka akan semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa bank semakin efisien dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. PT Bank Rakyat Indonesia mampu menekan biaya yang dikeluarkan (lebih kecil) dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Di lain pihak, PT Bank Central Asia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2012, rasio BOPO sebesar 48,38% dan terus mengalami peningkatan sampai pada tahun 2015 menjadi 52,68%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen dalam mengelola beban operasional kurang baik dibandingkan dengan PT Bank Rakyat Indonesia. Beban operasional perusahaan meningkat cukup signifikan dari tahun ke tahun. Meskipun mengalami peningkatan tetapi masih dalam kategori aman. Berikutnya adalah analisa Net Interest Margin (NIM) sebagai berikut: Tabel 3.8 Hasil Net Interest Margin (NIM) NIM BCA 5,55% 6,19% 6,77% 6,99% BRI 7,31% 7,76% 7,07% 7,45% Standar BI >6% BCA Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat BRI Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat
23 53 Gambar 3.8 Grafik Net Interest Margin (NIM) NIM 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00% BCA BRI Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang akan menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif dalam meningkatkan pendapatan bunga bersih.semakin tinggi rasio NIM, menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatkan aktiva produktif dalam penyaluran kredit. Semakin banyak dana yang disalurkan maka semakin banyak pula pendapatan bunga yang akan diperoleh. Standar Bank Indonesia menetapkan besarnya rasio NIM adalah > 6%. Pada Tahun PT Bank Rakyat Indonesia dan PT Bank Central Asia memiliki kinerja manajemen yang baik meskipun pada awalnya PT Bank Central Asia sedikit dibawah standar. Hal tersebut disebabkan kurangnya pendapatan bunga yang didapatkan PT Bank Central Asia pada tahun tersebut.
24 54 5. Faktor Likuiditas (Liquidity) Tabel 3.9 Hasil Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR BCA 68,39% 74,96% 75,94% 79,94% BRI 77,92% 86,13% 79,56% 84,38% Standar BI 110% BCA Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat BRI Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat Gambar 3.9 Grafik Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% BCA BRI Rasio LDR yang lebih tinggi dari standar Bank Indonesia yaitu sebesar 110% atau lebih menunjukkan likuiditas bank tidak sehat, kemampuan likuiditas bank rendah sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Sebaliknya, semakin rendah rasio menunjukkan likuiditas bank yang sehat. Kedua bank masih dalam kategori aman meskipun memiliki persentase yang cukup tinggi. Hal
25 55 tersebut dikarenakan jumlah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga hampir mendekati jumlah dana yang didapatkan dari pihak ketiga. Dari hasil analisis LDR, dapat disimpulkan bahwa kedua bank telah melakukan kinerja yang cukup baik dengan meningkatnya dana pihak ketiga. Kenaikan dana pihak ketiga tersebut dapat digunakan untuk menambah pendapatan bunga dengan cara memberikan kredit kepada pihak ketiga.
Bank BRI Profil Perusahaan
Bank BRI Profil Perusahaan Sekilas Bank BRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ( BRI, Bank, atau Perseroan ) merupakan bank komersial tertua di Indonesia, berdiri sejak 16 Desember 1895 di Purwokerto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah luput dari permasalahan ekonomi. Dengan situasi yang cepat berubah, masyarakat memanfaatkan
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bank XYZ Tbk.(Bank XYZ) didirikan pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank XYZ NV. Sejak berdiri hingga sekarang banyak hal yang telah dilalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian Bank BCA, atau BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak
Lebih terperinciBAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan
BAB I Latar Belakang 1.1 LATAR BELAKANG Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan memiliki beberapa jenis bank. Didalam Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.
Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Dian Risnawati 20208369 Pembimbing : 1. Hary W. Achmad Romadhon, Dr. 2. Caecilia Widi Pratiwi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi. Peran strategis bank bukan hanya sebagai wahana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank termasuk lembaga keuangan yang sangat penting peranannya dalam pembangunan ekonomi. Peran strategis bank bukan hanya sebagai wahana yang mampu menghimpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara negara di Eropa, Amerika dan Jepang mendengar kata bank sudah tidak asing lagi. Bank sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,
Lebih terperinciAnalisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi
Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode 2009-2014 Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Pendahuluan Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Bank Central Asia (BCA) secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan
KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan
KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan
KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan pendapatan melalui kegiatan perekonomian. Peningkatan ini membutuhkan suatu sarana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara pemilik modal
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ( kredit, penyertaan, surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (Merkusiwati,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas sektor perbankan dalam suatu negara memegang peranan penting dalam memajukan kehidupan masyarakatnya. Setiap orang dalam melakukan transaksi finansial yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi kuat terhadap kualitas aktiva perbankan, sehingga perbankan harus lebih berhati hati
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terus berkelanjutan. Pada akhir tahun 1997, suku bunga untuk jangka waktu bulanan di Bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat komplektisitas yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank. Komplektisitas yang tinggi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia. Analisis
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank CIMB Niaga, Tbk berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Citibank merupakan bank asing yang juga memiliki kantor perwakilan di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank didirikan pada 1812
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,
Lebih terperinciMenurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk dan PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI ABSTRAK Sampai saat ini Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN 2013-2015 Nama : Nur Azmi Lubis NPM : 25212450 Jurusan Pembimbing :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) PT. Bank Negara Indonesia (persero), Tbk atau BNI didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 dan menjadi bank pertama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Bank UOB Buana (UOB Buana) didirikan dengan nama PT Bank Buana Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1956. Bank Buana Indonesia memperoleh ijin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif karena menghitung nilai dengan desain kausal yang menyatakan hubungan sebab-akibat dan berpengaruh. Metode kuantitatif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi pendukung dalam melakukan penelitian ulang terhadap kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode RGEC diantaranya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.
DAFTAR ISI I. DAFTAR ISI i II. PENJELASAN ii III. DAFTAR SINGKATAN iv IV. DAFTAR ISTILAH v V. DAFTAR RASIO vi VI. DAFTAR TABEL viii VII. KONDISI UMUM 1 VIII. DATA 5 i PENJELASAN 1. Data yang digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting di Indonesia. Bank dapat dikatakan sebagai lembaga penggerak perekonomian negara karena banyak kegiatan ekonomi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PROFIL PERUSAHAAN
BAB I PROFIL PERUSAHAAN PT Bank Central Asia, Tbk. ( BCA ) merupakan perusahaan swasta nasional dengan kedudukan kantor pusat di Jalan Jenderal Sudirman kav. 22-23, Jakarta. Dalam laporan tahunan tahun
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1998 yakni pada awal masa orde baru perekonomian Indonesia mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor perbankan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang
Lebih terperinciDr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI
Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Seminar Nasional dan Expo UMKM Perbarindo. "Modernisasi BPR Dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan & Kemudahan Akses Bagi UMKM Dalam Menghadapi Persaingan
Lebih terperinci9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id).
PENJELASAN 1. Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan lain. 2. Data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.
52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilihat seperti kemampuan pembayaran deviden, upah, pergerakan harga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan merupakan gambaran hasil yang mampu diraih oleh perbankan pada periode tertentu melalui berbagai aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran Bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi dalam sebuah negara. Bank memegang peranan penting dalam menyeimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan
Lebih terperinci: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :
Judul Nama : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM : 1306205090 Abstrak Tingkat kepercayaan masyarakat merupakan hal yang mutlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa indikator ekonomi yang bisa mencerminkan tingkat kegiatan ekonomi di masyarakat. Salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KESEHATAN BANK SEBELUM DAN SETELAH ARSITEKTUR PERBANKKAN INDONESIA
ANALISIS KINERJA KESEHATAN BANK SEBELUM DAN SETELAH ARSITEKTUR PERBANKKAN INDONESIA Hesti Hastuti Dr. Imam Subaweh SE., Ak., MM Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Lebih terperinciAnalisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC
Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC Disusun Oleh: Nama: Rahmi Aprisa Putri NPM: 18212459 Jurusan: Manajemen Pembimbingan: Endang Setyaningsih,
Lebih terperinciEKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas
EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK NAMA : Alien Aprilian NPM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak-pihak yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank
BAB I PENADAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga intermediasi bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Dimana bank memiliki beberapa fungsi, salah satunya
Lebih terperinciHal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha
PENDAHULUAN Bab 9 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) Penilaian tingkat kesehatan bank secara kuantitatif dilakukan terhadap 6 faktor, yaitu 1. CAPITAL ( Permodalan ), 2. ASSET QUALITY ( Kualitas
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PERSPEKTIF RASIO CAMELS
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PERSPEKTIF RASIO CAMELS A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri 1 Kehadiran Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan
Lebih terperinci