Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017"

Transkripsi

1 KEADILAN: DILEMA TRANSPORTASI ONLINE VS TRANSPORTASI KONVENSIONAL Rifkiyati Bachri 1 rifki_yati@yahoo.com Abstract The world of transportation is experiencing rapid growth, portrayed by the presence of online land transportation. The development of online land transportation cannot be separated from the developments of technology, especially telecommunication technology. Indonesia is also affected by the development of this online transportation. As we all know, there are several models of land transportation such as two wheels transportation (ex. ojek) and four wheels transportation (ex. angkot and taxis). The presence of online land transportation is perceived to threaten the existence of conventional transportation and as a result to this matter, there were demos in some areas. This paper will discuss the impact of online land transportation to consumers and whether the government can provide fair settlement on the problems arise between online land transportation and conventional transportation. Through normative research methods using secondary data, it is concluded that online land transportation is very beneficial for consumers in big cities like Jakarta in facilitating consumers daily activity. And for the fairness settlement, the government as in April1, 2017, is issuing The Minister of Transportation Regulation No. 32/2016 on Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek that has been revised by adding eleven points considered to provide justice for both online land transportation and conventional transportation business. Keywords: Transportasi online, Konsumen, Keadilan PENDAHULUAN Dunia transportasi saat ini mengalami perkembangan yang pesat, hal ini dibuktikan dengan kehadiran transportasi jalan secara online. Indonesia sebagai Negara berkembang pun terkena bias dari perkembangan atau fenomena tranportasi jalan secara online ini. Perkembangan transportasi jalan ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan tekonologi yang semakin canggih, khususnya khususnya teknologi telekomunikasi. Kecanggihan teknologi komunikasi ini telah mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, hal ini terbukti dengan kemajuan teknologi komunikasi 1 Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasila Jakarta 150

2 dengan mudah masyarakat dapat memperoleh berita atau informasi dari seluruh penjuru dunia hanya dengan membuka aplikasi-aplikasi berita yang tersedia di telepon genaggam/seluler (handphone/hp), namun disisi lain dengan kehadiran kecanggihan teknologi komunikasi ini dapat menyebabkan komunikasi verbal (tatap muka) menjadi berkurang, karena orang lebih mementingkan bermain dengan telepon selulernya masing-masing. Sebelum kehadiran trasnportasi jalan secara online, seperti diketahui bersama transportasi yang ada yaitu angkutan roda 2 (dua) misalnya ojek dan roda 4 (empat) misalnya angkutan kota (angkot) dan taksi. Dengan keberadaan tranpotasi-transpotasi ini sangat membantu masyarakat selaku konsumen dalam mobilitas kerjanya sehari-hari. keberadaan trasnportasi jalan secara online dan tranportasi konvensional (transportasi yang bukan online). Disisi lain, kehadiran transportasi jalan secara online ini telah menimbulkan gejolak di masyarakat khsusunya para pelaku usaha misalnya terkait persaingan tarif transportasi, persaiangan antara driver trasnposrtasi jalan online dengan ojek pangkalan bahkan sesama driver transportasi jalan online. Perkembangan transportasi jalan secara online ini merupakan suatu terobosan yang bersifat multikreatif karena selain memberikan perkembangan bagi transportsi nasional, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Salah satu transportasi jalan online yang menyita perhatian publik ialah Go-jek. Di dalam website resmi Go-jek, ditemukan bahwa kata Go-jek didefinisikan sebagai perusahaan berjiwa sosial, yang memimpin revolusi industri transportasi ojek. 2 Kehadiran Go-jek ini secara tidak langsung membantu pemerintah dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan ratusan calon driver baru yang setiap hari berbondong-bondong mendatangi kantor Go-jek, dijalan Bangka Raya Jakarta Selatan. 3 Keberadaan transportasi jalan online selain memiliki sisi positif, dimana mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta memudahkan konsumen dalam mobilitas kesehariannya, namun disisi lain transportasi online ini kehadirannya memberi ancaman bagi pelaku usaha (driver ojek pangkalan/konvensional),supir taksi konvensional, serta pihak organisasi pengusaha nasional angkutan bermotor di jalan 2 Andika Wijaya, (2016), Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online, Jakarta:Sinar Grafika, hlm.1. 3 Ibid.hlm

3 (Organda) yang merupakan organisasi tunggal pengusaha bidang angkutan jalan di Indoensia. Ditengah polemik kehadiran transportasi jalan online, menteri perhubungan saat itu (Bpk.Ignasius Jonan) pada tanggal 9 November 2015 megeluarkan surat pemberitahuan nomor: UM.3012/1/21/Phb/2015, salah satu poin dalam surat ini ialah: pengaturan kendaraan bermotor bukan angkutan umum tersebut di atas sesuai dengan ketentuan UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan PP No.74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan tidak memenuhi ketentuan sebagai angkutan umum. Dengan dikeluarkannya surat pemberitahuan ini, dipahami publik sebagai larangan bagi perusahaan transportasi jalan online agar tidak lagi menjalankan usahanya. Aadanya surat pemberitahuan itu, di satu sisi mendapat dukungan namun disisi lain menuai kritikan. Hal ini bisa dipahami, pihak yang mendukung jelaslah pihak-pihak dari transportasi konvensional sementara yang mengkritisi surat pemberitahuan itu tentulah pihak yang mendukung adanya transportasi jalan online. Berdasarkan hal di atas maka yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini ialah apakah kehadiran transportasi jalan online memeberikan manfaat atau kerugian bagi konsumen serta apakah pemerintah dapat memberikan keadilaan bagi pihak trasnportasi jalan online dan transportasi konvensional. Pembahasan Globaliasasi ekonomi dan perdagangan bebas saat ini menyebabkan terjadinya perpindahan atau peredaran barang dan/atau jasa semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan tidak terlepas dari kemajuan teknologi serta informasi yang ada saat ini. Namun hal ini tidak didukung oleh kemapuan konsumen dalam memahami hakhaknya, pengetahuan konsumen terhadap teknologi yang terbatas, pendidikan dan pendapatan yang masih rendah serta adanya budaya masyarakat Indonesia yang nrimo (menerima apa adanya/ tidak mau ambil pusing) menyebabkan konsumen umumnya menjadi korban atau pihak yang lemah saat berhadapan dengan pelaku usaha bahkan dengan pemerintah. Disisi lain, kerugian yang dialami konsumen dianggap hal yang wajar atau biasa baik oleh pelaku usaha, pemerintah bahkan konsumen sendiri. Arus kemajuan teknologi dan informasi merupakan keniscayaan, sehingga masyarakat Indonesia mau tidak mau harus menerimanya. Transportasi jalan online merupakan 152

4 salah satu bentuk kemajuan teknologi, dimana teknologi ini membantu memudahkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kemajuan teknologi dan informasi memberikan banyak inovasi baru bagi barang dan/atau jasa salah satunya ialah kehadiran transportasi jalan online yang menggunakan aplilkasi internet seperti Go-Jek, Uber, Grab dan lainnya. Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen maka perusahaan transportasi jalan online berkedudukan sebagai pelaku usaha dan pemanfaat jasa transportasi jalan online (penumpang) berkedudukan sebagai konsumen. Sebelum kehadiran transportasi jalan online permasalahan yang dihadapi konsumen angkutan umum sangat beragam seperti sopir yang ugal-ugalan, kenaikan tarif angkutan umum, perampokan di dalam angkutan umum, dan lain-lain. Kehadiran tranposrtasi jalan online ini dari sisi konsumen sangatlah menguntungkan diantaranya: 1. Transportasi jalan online terlihat lebih professional dalam hal pelayanan terhadap konsumen contoh driver transportasi jalan online (roda dua) menyediakan masker bagi konsumennya, adanya jas hujan (wajib di semua driver roda dua transportasi jalan online), serta adanya penutup rambut. Sementera jika dibandingkan dengan transportasi konvensional roda dua, maka hal ini tidak lah didapatkan oleh konsumen. 2. Kemudahan, jika menggunakan transportasi jalan online konsumen hanya tinggal menekan pilihan yang tersedia di dalam aplikasi transportasi online tersebut apakah akan menggunakan roda dua atau roda empat, setelah memilih maka tinggal menunggu transportasi jalan online itu di tempat yang telah ditentukan untuk penjemputan, hal ini bisa dilakukan konsumen dimanapun dan kapanpun selama konsumen telah mendownload aplikasinya. Berbeda jika menggunakan transportasi konvensional, maka konsumen harus mencari atau berjalan menuju pangkalan (ojek) untuk mendapatkan jasa angkutan, setelah ke pangkalan pun belum tentu ada. 3. Ketersediaan promosi dan diskon, bagi konsumen kata promosi dan diskon sangatlah menarik minatnya, sehingga hal ini menjadi perhatian pelaku usaha transportasi jalan online dalam menarik konsumennya. Para pelaku usaha transportasi jalan online itu pun berlomba-lomba memberikan 153

5 promosi dan diskon kepada konsumennya. Hal ini tentunya tidak bisa didapatkan pada transportasi konvensional. 4. Tarif, bicara tarif maka transportasi jalan online ini lebih murah dibandingkan dengan transportasi konvensional. Sebagai seorang konsumen tentu akan memilih sesuatu yang lebih murah dan nyaman dibanding harga mahal yang tidak disertai dengan pelayanan yang nyaman. Di atas adalah beberapa alasan konsumen lebih memilih transportasi online dibandingkan dengan transportasi konvensional. Selain kelebihan yang dimiliki transportasi jalan online pun memiliki kekurangan-kekurangan seperti permasalahan server/gangguan server, pelayanan terhadap konsumen bisa bermasalah jika server mengalami gangguan. Hal ini dimaklumi karena transportasi jalan online ini berbasis internet. Penumpang angkutan umum adalah juga seorang konsumen maka berdasarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,ia mempunyai hak salah satu nya ialah hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan. Dengan hak yang dimiliki ini tentunya, kehadiran tranportasi jalan online lebih dipilih konsumen dengan segala kelebihannya dibanding transportasi konvensional. Transportasi online kehadirannya bukan saja menguntungkan bagi konsumen tapi juga bagi drivernya. Dengan adanya transportasi jalan online ini pendapatan driver lebih tinggi dibandingkan sebelumnya dimana mereka bekerja sebagai driver transportasi konvensional. Hal inilah yang memicu terjadinya demostrasi dibeberapa daerah terkait kehadiran transportasi online. Selain karena hal itu, perang tarif pun menjadi alasan para pendemo, karena transportasi jalan online memberikan tarif yang lebih rendah dari tarif transportasi konvensional. Bisa dimaklumi mengapa bisa terjadi demo terkait kehadiran tranportasi jalan online ini karena undang-undang yang dimiliki saat ini tidak mengakomodir jenis transportasi jalan online ini. Jika dikaitkan dengan salah satu tujuan Negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam alinea keempat UUD 1945 memajukan kesehateraan umum, maka menjadi tugas Negara untuk merumuskannya dalam peraturan perundang-undangan. 154

6 Terkait dengan transportasi, Indonesia telah memiliki Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Namun, undang-undang ini belum memuat aturan terkait adanya transportasi jalan online. Hukum pada umumnya dikaitkan sebagai keseluruhan peraturan atau kaedah dalam kehidupan bersama, keseluruhan tentang tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama yang dapat dipaksakan pelaksanaanya dengan suatu sanksi. 4 Hukum diharapkan mampu mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kepentingan-kepentingan yang bisa berbenturan satu sama lain sehingga bisa menekan risiko sekecil-kecilnya. Hukum bukan hanya dipahami sebagai bangunan peraturan, melainkan bangunan ide, kultur dan cita-cita. Sehingga, hukum dipahami sebagai peraturan dan upaya untuk menjaga kelangsungan kehidupan sosial, atau dengan kata lain hukum mempertahankan ketertiban dan melakukan kontrol. Dengan demikian hukum merupakan hasil ciptaan manusia tetapi sekaligus ia juga menciptakan masyarakat sehingga berhukum seyogiyanya adalah sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal ini sejalan dengan konspesi Nonet dan Selznick bahwa perkembangan hukum sejalan dengan perekmbangan masyarakat. 5 Berdasarkan penjelasan itu, maka pemerintah diharapkan mampu merespon kebutuhan konsumen kota-kota besar khususnya terkait kebutuhannya terhadap transportasi serta perkembangan teknologi dan informasi yang ada saat ini, dimana dahulu masyarakat hanya memerlukan transportasi konvensional dengan kemajuan tekonogi dan informasi saat ini maka transportasi pun tak luput dari pengaruh kemajuan tekologi. Hal ini sejalan dengan teori hukum responsif menurut Nonet dan Selznick yang menempatkan hukum sebagai sarana respon terhadap ketentuanketentuan sosial dan aspirasi publik, sesuai dengan sifatnya yang terbuka, maka hukum mengedepankan akomodasi untuk menerima peribahan-perubahan sosial demi mencapai keadilan dan emansipasi publik. 6 Untuk merespon hal itu pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggraaan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. 4 Derita Prapti Rahayu, (2014), Budaya Hukum Pancasila, Yogyakarta:Thafa Media, hlm.16 5 Muhammad Taufiq, (2014), Keadilan Substansial Memangkas Rantai Birokrasi Hukum, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,hlm Ibid, hlm

7 Menanggapai persoalan masyarakat yang berubah dari kebutuhan transportasi konvensional ke transportasi online serta permasalahannya yang ada saat ini, indonesia sebagai Negara bangsa yang menjadikan pancasila sebagai spirit mengelola keindonesia-an, pemerintah diharapkan mampu mengakomodir keinginan para pihak terkait kehadiran transportasi online ini dengan berlandaskan nilai-nilai pancasila yang ada artinya tidak tidak memihak kepada pihak tertentu dengan mengabaikan pihak lainnya. Hal ini sesuai dengan misi pancasila bagi indoensia adalah mengelola keindonesia-an (yang majemuk) agar menajdi sebuah rumah bagi semua orang yang turut membangunnya, dan ingin hidup tenteram di dalamnya. 7 Seperti diketahi bersama bahwa pancasila memiliki 5 (lima) sila yaitu ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpinan oleh khidmat dalam permusyawaratan dan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila ini tidaklah terpisah satu dengan lainnya, melainkan saling terikat satu dengan lainnya. Sila pertama merupakan basis atau landasan ontologi yang menentukan landasan normatif dan operasional bangsa dan sila ini menjadi sumber spirit menyelenggarakan segala yang benar, adil dan baik. Konsekuensi adanya sila pertama ini maka muncul sila kedua yakni manusia indoensia harus hidup dalam cermin nilai kemanusiaan, nilai keadilan dan nilai keadaban. Dengan nilai-nilai ini maka persatuan Indonesia dimungkinkan terwujud (perwujudan sila ketiga). Spirit sila ketuhanan dalam hidup bernegara, terderivasi menjadi keharusan moral untuk menjalankan demokrasi (kerakyatan) secara khitmat dan kebijaksanaan, serta sejauh mungkin diupayakan cara musyawarah dan mufakat untuk menghindari permusuhan antara elemen bangsa (perwujudan sila keempat). Sila kelima merupakan ujung dari amal sila pertama, kedua, ketiga dan keempat karena semua sumber daya bersama dimanfaatkan bagi seluruh rakyat berdasarkan prinsip keadilan sosial. Dititik inilah diharapkan terwujud tujuan Negara yaitu masyarakat sejahtera adil dan makmur. 8 Terkait permasalahan transpoetasi online vs transportasi konvensional lebih ditekankan pada sila kelima, namun bukan berarti keempat sila sebelumnya tidak terkait dengan permasalahan ini. Permasalahan antara transportasi online vs transportasi konvensional merupakan dampak dari adanya ketimpangan sosial-ekonomi seperti 7 Bernard L Tanya, Theodorus Yosep Parera dan Samuel F Lena, (2015), Pancasila Bingkai Hukum Indonesia, Yogyakarta: Genta Publishing, hlm.v. 8 Ibid, hlm

8 pendapatan driver transportasi online lebih besar dibandingkan dengan transportasi konvensional. Jika hal ini dibiarkan terus menerus akan mengganggu kehidupan berbangsa bernegara kita. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu memberikan kepastian bagi pihak-pihak terkait untuk diperlakukan secara adil dan bermartabat. Sila kelima biasa disebut juga sebagai demokrasi ekonomi. Artinya, bidang ekonomi yang miskin nilai harus ditata dengan politik nilai keadilan sosial. 9 Kehadiran pemerintah dalam menata nilai keadilan sosial dalam masalah transportasi online vs transportasi konvensional karena kehadiran transportasi online yang tidak dapat dihindari disebabkan kemajuan teknologi yang diiringi dengan tingkat kebutuhan konsumen ibu kota (Jakarta) untuk memperlancar mobilitas kesehariannya, pemerintah pada saat itu belum menyediakan perangkat hukum untuk transportasi online tersebut. Melihat perkembangan yang pesat terhadap transportasi online serta permasalahannya di lapangan maka pemerintah merespon hal itu dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggraaan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. Dengan peraturan menteri itu pun dirasa belum adil bagi pihak transportasi konvensional sehingga peraturan menteri itu pun di revisi dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggraaan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. Ada 11 (sebelas) poin penting yang perlu dicermati dari hasil revisian ini yaitu: 1. Angkutan sewa umum dan angkutan sewa khusus. Di dalam revisi ini angkutan sewa didefiniskan sebagai angkutan dari pintu ke pintu yang disediakan dengan cara menyewa kendaraan. Setelah itu ada 2 (dua) pembagian ada angkutan sewa umum dan angkutan sewa khusus. Layanan semacam Uber, Grab, dan Go-Car, masuk ke dalam Angkutan Sewa Khusus dan mereka akan mendapatkan stiker khusus agar mudah dikenali. Adapun definisi angkutan sewa umum ialah pelayanan angkutan dari pintu ke pintu yang disediakan dengan cara menyewa kendaraan dengan atau tanpa pengemudi melalui cara borongan berdasarkan jangka waktu tertentu. Definisi angkutan sewa khusus ialah pelayanan angkutan dari pintu ke pintu yang wilayah operasinya dalam kawasan perkotaan, disediakan 9 Ibid,hlm

9 dengan cara menyewa kendaraan dengan pengemudi, dan pemesanan menggunakan aplikasi berbasis teknologi informasi. 2. Tarif. Dalam Angkutan Sewa Khusus, tarif tertera pada aplikasi berbasis teknologi informasi dan sesuai dengan perjanjian antara pengguna jasa dan perusahaan angkutan. Rencananya ke depan batas atas dan batas bawah pada tarif ini agar tercipta keseimbangan tarif dengan transportasi konvensional lainnya. Untuk penentuan batas atas dan bawah tariff ini pemerintah menyerahkan kepada pemerintah daerah masing-masing setelah mendengar aspirasi dari mitra transportasi online dan pengusaha angkutan kota. 3. Kuota. Jumlah kendaraan para mitra transportasi oline akan dibatasi sesuai dengan kebutuhan setempat. Kapasitas dari mobil Angkutan Sewa Khusus ini akan ditentukan oleh Pemda dan bisa dilakukan evaluasi secara berkala setiap tahun. 4. STNK Berbadan Hukum. Dalam revisi ini STNK pengemudi transportasi online haruslah atas nama badan hukum. Untuk STNK yang masih atas nama perorangan, tetap diizinkan beroperasi dan berlaku sampai dengan habis masa berlakunya. 5. Kapasatitas Mesin Kendaraan. Dalam revisi ini untuk angkutan sewa khusus mobil dengan kapasitas silinder cc boleh beroperasi dan untuk angkutan sewa umum minimal dengan silinder 1300 CC. 6. Pnegujian berkala (Kir). Kir tetap wajib dilakukan oleh pemilik mobil angkutan sewa dan bukti lulus uji berkala akan dilakukan dengan pemberian plat yang di-embosse nomor uji. 7. Tempat Menyimpan Kendaraan. Kewajiban memiliki tempat menyimpan kendaraan telah direvisi menjadi tempat penyimpanan yang mampu menampung sesuai jumlah kendaraan yang dimiliki. 8. Begkel. Untuk masalah bengkel maka bisa dilakukan kerjasama ke pihak lain yang memiliki bengkel atau pihak bengkel yang telah ditunjuk. 9. Pajak. Ditjen Pajak Kementerian Keuangan memberi tambahan ketentuan terhadap perusahaan penyedia aplikasi berbasis teknologi informasi, yang wajib berbadan hukum dengan kriteria minimal: (a) melakukan kontrak, 158

10 penjualan dan/atau penyerahan jasa, dan penagihan; (b) memiliki rekening bank yang menjadi sarana penampungan hasil penjualan atau penyerahan jasa pada bank yang ada di Indonesia; (c) mempunyai/menguasai server atau pusat data (data centre) yang berdomisili di Indonesia;(d) melakukan pemasaran, promosi, dan kegiatan asistensi lainnya dan (e) menyediakan layanan dan penyelesaian pengaduan konsumen. 10. Akses Dashboard. Ini adalah ketentuan baru yang dimasukan dalam revisi setelah mendapat masukan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ini merupakan akses yang diberikan perusahaan penyedia aplikasi berbasis TI kepada pemerintah untuk dapat memantau operasional pelayanan angkutan sehingga bisa melakukan pengawasan dan pembinaan operasional angkutan. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan yaitu: a) Penyelenggara angkutan tidak dalam trayek yang menggunakan aplikasi berbasis TI wajib mengikuti ketentuan di bidang pengusahaan angkutan umum (termasuk kewajiban izin dan berbadan hukum); b) Penyelenggara angkutan tidak dalam trayek yang menggunakan aplikasi berbasis TI yang tidak memenuhi kewajiban tersebut wajib menghentikan operasional kendaraan bermotor dan juga aplikasinya; c) Perusahaan penyedia aplikasi berbasis TI wajib memberikan akses aplikasi dashboard kepada penyelenggara angkutan tidak dalam trayek dan Direktur Jenderal sebagai pengendali kendaraan dan pengemudi termasuk kelengkapan administrasi; d) Aplikasi dashboard paling sedikit memuat: (1) profil perusahaan penyedia jasa berbasis internet; (2) memberikan akses monitoring operasional pelayanan; (3) data seluruh perusahaan angkutan umum yang bekerjasama; (4) data seluruh kendaraan dan pengemudi; (5) layanan pelanggan berupa telepon, , dan alamat kantor penyedia aplikasi berbasis TI. 11. Sanksi. Di dalam revisi ini terdapat sanksi yang diberlakukan dan prosedur pemberian sanksi ke perusahaan penyedia aplikasi berbasis TI dari Menteri Komunikasi dan Informatika berdasarkan rekomendasi Menteri Perhubungan: (1) Jika ditemukan pelanggaran, masyarakat dapat 159

11 melaporkan kepada Menkominfo dengan tembusan kepada Menhub; (2) Kemkominfo akan memberikan peringatan kepada perusahaan tersebut untuk melakukan perbaikan dalam waktu 2 x 24 jam; (3) Apabila melewati 2 x 24 jam tidak dilakukan perbaikan, Kemkominfo akan memblokir aplikasi tersebut hingga dilakukan perbaikan. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas maka didapat simpulan bahwa kehadiran transportasi online sangatlah menguntungkan konsumen dari sisi tarif yang lebih murah, kenyamanan (pelayanan yang professional), kemudahan dalam menggunakan, serta ketersedian promosi atau diskon, dimana semua hal ini tidak didapatkan konsumen pada transportasi konvensional. Terkait permasalahan transportasi online vs transportasi konvensional menurut penulis pemerintah telah mampu bersikap adil, yaitu disatu sisi pemerintah tidak menafikkan kemajuan teknologi sehingga pemerintah mampu merespon kebutuhan konsumen ibu kota (khususnya Jakarta) serta disisi lain pemerintah pun mampu bersikap adil terhadap para pelaku usaha transportasi baik online maupun konvensional dengan membuat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggraaan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek dan telah direvisi menjadi PM 26 Tahun 2017 pada tanggal 1 April Daftar Pustaka Rahayu, Derita Prapti, (2014), Budaya Hukum Pancasila, Yogyakarta: Thafa Media. Taufiq, Muhammad, (2014), Keadilan Substansial Memangkas Rantai Birokrasi Hukum, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tanya, Bernard L, Theodorus Yosep Parera dan Samuel F Lena, (2015), Pancasila Bingkai Hukum Indonesia, Yogyakarta: Genta Publishing. Peraturan perundang-undangan Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggraaan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek 160

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017 SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN TAKSI DAN ANGKUTAN SEWA KHUSUS MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya yakni GOJEK. Perusahaan seperti GOJEK menyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya yakni GOJEK. Perusahaan seperti GOJEK menyatakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada bisnis jasa transportasi darat khususnya ojek di Indonesia baru pertama kali perusahaan menggunakan layanan berbasis online dalam operasionalnya yakni GOJEK. Perusahaan

Lebih terperinci

LIKA-LIKU PERUBAHAN REGULASI TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA Oleh: Deasy Kamila, S.H. Diterima : 16 April 2018; disetujui 23 April 2018

LIKA-LIKU PERUBAHAN REGULASI TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA Oleh: Deasy Kamila, S.H. Diterima : 16 April 2018; disetujui 23 April 2018 LIKA-LIKU PERUBAHAN REGULASI TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA Oleh: Deasy Kamila, S.H. Diterima : 16 April 2018; disetujui 23 April 2018 Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, lalu lintas perdagangan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2010 ada unit sedangkan pada tahun 2015 ada

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2010 ada unit sedangkan pada tahun 2015 ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi publik menjadi suatu kebutuhan penting di beberapa negara berkembang mengingat tingginya volume lalu lintas yang dipadati oleh kendaraan pribadi baik kendaraan

Lebih terperinci

PRO DAN KONTRA TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA KELAS L KELOMPOK HG-1

PRO DAN KONTRA TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA KELAS L KELOMPOK HG-1 PRO DAN KONTRA TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA KELAS L KELOMPOK HG-1 AINNA SALSABILA 1606889370 DELAVANI 1606902435 KARAMINA RASYIQAH 1606837650 LULU TASYA ISMAYAH 1606875081 RADIFA HILYA PARADISA 1606830934

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 108 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sektor jasa yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi merupakan sarana mobilitas

Lebih terperinci

-2- Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

-2- Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.494, 2016 KEMENHUB. Angkutan Bermotor. Pencabutan. Orang. Kendaraan PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 32 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tenta

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tenta No.516, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek. Penyelenggaraan Angkutan Orang. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan roda empat berpelat hitam dengan harga yang terjangkau. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan roda empat berpelat hitam dengan harga yang terjangkau. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia menjadi pasar yang menarik bagi para penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi. Transportasi berbasis aplikasi ini merupakan

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara atau daerah tidak terlepas dari pengaruh perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana transportasi. Transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angkutan yang tertib, nyaman, cepat, lancar dan berbiaya murah. 1

BAB I PENDAHULUAN. angkutan yang tertib, nyaman, cepat, lancar dan berbiaya murah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Menyadari pentingnya peranan transportasi,

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA MENGGUNAKAN APLIKASI ONLINE

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA MENGGUNAKAN APLIKASI ONLINE PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA MENGGUNAKAN APLIKASI ONLINE Ir. CUCU MULYANA, D.ESS DIREKTUR ANGKUTAN DAN MULTIMODA DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN JAKARTA, 7 OKTOBER 2016 ALLPPT.com

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT. Ir. CUCU MULYANA, DESS DIREKTUR ANGKUTAN DAN MULTIMODA MERLYNN PARK HOTEL JAKARTA, 13 APRIL 2017

RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT. Ir. CUCU MULYANA, DESS DIREKTUR ANGKUTAN DAN MULTIMODA MERLYNN PARK HOTEL JAKARTA, 13 APRIL 2017 RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT Ir. CUCU MULYANA, DESS DIREKTUR ANGKUTAN DAN MULTIMODA MERLYNN PARK HOTEL JAKARTA, 13 APRIL 2017 O U T L I N E 1. REVISI KM. 35 TAHUN 2003 TENTANG ANGKUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada tingkat yang paling modern kini tersedia. merupakan sasaran utama agar perusahaan dapat terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada tingkat yang paling modern kini tersedia. merupakan sasaran utama agar perusahaan dapat terus berkembang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi adalah sebuah kebutuhan yang sangat penting sekarang ini. Tanpa adanya alat transportasi, maka banyak kegiatan lain yang tidak dapat dilakukan.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI NOMOR : SK.57/AJ.206/BPTJ-2017

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI NOMOR : SK.57/AJ.206/BPTJ-2017 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG DAN BEKASI NOMOR : SK.57/AJ.206/BPTJ-2017 TENTANG PENGOPERASIAN ANGKUTAN ORANG DENGAN MENGGUNAKAN TAKSI JABODETABEK DARI BANDAR

Lebih terperinci

SOSIALISASI REVISI PM 26 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

SOSIALISASI REVISI PM 26 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK SOSIALISASI REVISI PM 26 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK 21 OKTOBER 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Medan Merdeka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RechtsVinding Online

RechtsVinding Online POLEMIK PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TERKAIT TRANSPORTASI BERBASIS APLIKASI Oleh: Muhammad Faiz Aziz * Naskah diterima: 02 Mei 2016; disetujui: 10 Mei 2016 Diam-diam dan secara mengejutkan Kementerian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1585, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Orang. Kendaraan Umum. Trayek. Standar Pelayanan. Minimal. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 98

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya, dan sekarang sering kita lihat di media mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya, dan sekarang sering kita lihat di media mengenai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ojek telah ada di masyarakat Indonesia sejak lama dan pada hakekatnya merupakan sebuah usaha perorangan dari tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan sekarang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Bisnis Online Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan menggunakan jaringan internet, sedangkan informasi yang akan disampaikan atau dijual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN. kemajuan teknologi yang kian hari makin canggih. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHALUAN. kemajuan teknologi yang kian hari makin canggih. Perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHALUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kita sedang menghadapi era informasi, dimana ini berdampak pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini tentu diawali dengan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, dengan menyadari pentingnya peranan transportasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi pribadi bagi kehidupan sehari-hari mereka. Transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi pribadi bagi kehidupan sehari-hari mereka. Transportasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu faktor umum dalam keberlangsungan pembangunan masyarakat Indonesia. Masyarakat era modern saat ini menggunakan moda transportasi umum

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA TELEPON SELULAR TERKAIT PENYEDOTAN PULSA

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA TELEPON SELULAR TERKAIT PENYEDOTAN PULSA PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA TELEPON SELULAR TERKAIT PENYEDOTAN PULSA Oleh : Hari Chandra Palguna Anak Agung Ketut Sukranatha Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak : Manusia

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA. ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan,

HASIL WAWANCARA. ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan, HASIL WAWANCARA Berikut ini merupakan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Tusiman ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan, Ibu Rina Astuti selaku perwakilan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah banyak masyarakat Jakarta menginginkan alat transportasi yang bisa menyelinap dalam setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK) Pada perkembangannya GOJEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis transportasi, baik yang bersifat transportasi publik maupun private. Di

BAB I PENDAHULUAN. jenis transportasi, baik yang bersifat transportasi publik maupun private. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan alat yang membantu manusia mencapai suatu tempat dengan waktu yang lebih cepat. Transportasi sendiri juga terdiri dari 3 sektor yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan manusia terutama dalam dunia usaha sekarang ini. Bisnis di zaman sekarang ini telah

Lebih terperinci

KEMENHUB TERBITKAN PM 108 TAHUN 2017 SEBGAI PAYUNG HUKUM ANGKUTAN ONLINE

KEMENHUB TERBITKAN PM 108 TAHUN 2017 SEBGAI PAYUNG HUKUM ANGKUTAN ONLINE 1/15 Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id KEMENHUB TERBITKAN PM 108 TAHUN 2017 SEBGAI PAYUNG HUKUM ANGKUTAN ONLINE DIPUBLIKASIKAN PADA : SELASA, 31 OKTOBER 2017 00:00:00, DIBACA : 2.693 KALI Jakarta

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 21 Tahun 2017 Seri E Nomor 15 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 21 Tahun 2017 Seri E Nomor 15 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 21 Tahun 2017 Seri E Nomor 15 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BAGI KENDARAAN RODA 2 (DUA) YANG MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini tak terhindarkan lagi dampaknya. menjadi kebutuhan pokok saat ini berdampak pada inovasi-inovasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini tak terhindarkan lagi dampaknya. menjadi kebutuhan pokok saat ini berdampak pada inovasi-inovasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan ekonomi global berjalan sangat cepat dan kompetitif. Hal ini mau tidak mau memaksa perkembangan ekonomi nasional juga senantiasa bergerak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk para pengemudi ojek dalam jaringan. Pengemudi ojek dalam jaringan

BAB I PENDAHULUAN. untuk para pengemudi ojek dalam jaringan. Pengemudi ojek dalam jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bekerja sebagai pengemudi ojek memang memiliki suka duka tersendiri untuk para pengemudi ojek dalam jaringan. Pengemudi ojek dalam jaringan tersebut,

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2012

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2012 BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diidamkan setiap perusahaan dituntut untuk memahami keinginan dan kebutuhan. kosumen dari pasar yang menjadi sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. diidamkan setiap perusahaan dituntut untuk memahami keinginan dan kebutuhan. kosumen dari pasar yang menjadi sasaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorposis yang berkesinambungan, sehingga persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat dan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 431, 2016 KEMENHUB. Penumpang. Angkutan Penyeberangan. Kewajiban. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 28 TAHUN 2016 TENTANG KEWAJIBAN PENUMPANG

Lebih terperinci

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1289, 2015 KEMENHUB. Perjanjian Tingkat Layanan. Jasa Bandar Udara. Penyusunan Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 129 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 276, 2015 KEMENHUB. Penumpang. Angkatan Laut. Pelayanan. Standar. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 37 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

227, No Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angku

227, No Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angku BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.227, 2015 KEMENHUB. Angkutan Orang. Minimal. Angkutan. Kendaraan Umum. Tidak Dalam Trayek. Standar Pelayanan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (ojek), kini telah hadir ojek online (GO-JEK), GO-JEK adalah perusahaan berjiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. (ojek), kini telah hadir ojek online (GO-JEK), GO-JEK adalah perusahaan berjiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi lalu lintas yang padat dan kesibukan masyarakat di Surabaya tidak memungkiri mereka untuk menggunakan jasa transportasi. Untuk menghindari kemacetan

Lebih terperinci

Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angk

Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angk No.226, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Angkutan Massal. Berbasis Jalan. Standar Pelayanan Minimal. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 27 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG T E R M I N A L DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016)

Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016) Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016) Tujuan: Sebelum kode etik terbaru ini ditetapkan, sanksi yang diberlakukan untuk para Mitra GrabCar yang melakukan pelanggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1 iii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TERMINAL BARANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TERMINAL BARANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TERMINAL BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2. Undang - undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran ( 3. Undang - undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan

2. Undang - undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran ( 3. Undang - undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan darat, kendaraan laut, dan kendaraan udara. 1 Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan darat, kendaraan laut, dan kendaraan udara. 1 Transportasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi di negara berkembang seperti Indonesia merupakan salah satu elemen yang memegang peranan penting dalam rangka mendorong perekonomian Negara dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 210, 2015 KEMENKOMINFO. Jasa Penyediaan Konten. Jaringan Bergerak Seluler. Jaringan Tetap Lokal. Tanpa kabel. Mobilitas Terbatas. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Nomor 5229); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran N

2017, No Republik Indonesia Nomor 5229); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2017 KEMENHUB. Jaringan Trayek Perkotaan Jabodetabek. Rencana Umum. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN 2017 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA

Lebih terperinci

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.413, 2016 KEMENHUB. Penumpang dan Angkutan Penyeberangan. Daftar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 25 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.430,2016 KEMENHUB. Jasa. Angkutan Penyeberangan. Pengaturan dan Pengendalian. Kendaraan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 27 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat membantu kehidupan manusia. Tidak hanya dalam bentuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. sangat membantu kehidupan manusia. Tidak hanya dalam bentuk membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era modernisasi selalu dikaitkan dengan perkembangan teknologi yang sangat membantu kehidupan manusia. Tidak hanya dalam bentuk membantu untuk pekerjaan rumah, berpindah,

Lebih terperinci

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara R

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara R No. 358, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Layanan Perizinan Angkutan Secara Online. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 23 TAHUN 2018 TENTANG LAYANAN PERIZINAN ANGKUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia untuk menghadapi globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Objek Penelitian Sejarah Singkat Go-Jek Gambar 1.2 Logo Go-Jek Indonesia

BAB I Pendahuluan 1.1 Objek Penelitian Sejarah Singkat Go-Jek Gambar 1.2 Logo Go-Jek Indonesia BAB I Pendahuluan 1.1 Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Go-Jek Go-Jek lahir dari ide sang CEO dan Managing Director Nadiem Makarim yang mengaku seorang pengguna ojek. Ojek yang merupakan kendaran

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sependapat dengan yang dikemukakan Kotler (2005) bahwa pemasaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. sependapat dengan yang dikemukakan Kotler (2005) bahwa pemasaran adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Era globalisasi menyebabkan persaingan di dunia usaha semakin ketat. Untuk dapat bertahan perusahaan harus menetapkan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.133,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. SPM. Angkutan Massal. Berbasis Jalan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 10 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja yang terlibat, akan tetapi pihak swasta juga terlibat. Transportasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. saja yang terlibat, akan tetapi pihak swasta juga terlibat. Transportasi merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka optimalisasi manfaat transportasi bagi kepentingan publik, banyak pihak yang terlibat dalam operasi transportasi. Bukan pihak pemerintah saja

Lebih terperinci

NO. Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016)

NO. Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016) NO. Peralihan Sanksi Larangan Mengemudi Menjadi Denda Tarif (Berlaku per 9 Mei 2016) Tujuan: Sebelum kode etik terbaru ini ditetapkan, sanksi yang diberlakukan untuk para Mitra GrabCar yang melakukan pelanggaran

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Transportasi 2. 1. 1 Pengertian Transportasi Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan (destination). Perjalanan adalah pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan saat ini semakin ketat, sehingga menuntut manajemen perusahaan untuk lebih cermat dalam menentukan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri: B

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri: B LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 19 TAHUN 2002 (19/2002) TENTANG RETRIBUSI PARKIR

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5 No.1771, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengguna Jasa. Bandar Udara. Pelayanan. Standar. Pencabutan PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 178 Tahun 2015 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

2017, No tentang Pedoman Kerja Sama Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dengan Organisasi Kemasyarakatan dalam Bidang Kesatuan Bangs

2017, No tentang Pedoman Kerja Sama Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dengan Organisasi Kemasyarakatan dalam Bidang Kesatuan Bangs No.1053, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Kerja Sama Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah dengan Organisasi Kemasyarakatan dan Badan atau Lembaga Dalam Bidang Politik dan Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembelian (Lee et al., 2011). Zeithaml et al. (2013) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembelian (Lee et al., 2011). Zeithaml et al. (2013) berpendapat bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya internet telah mengubah sudut pandang seluruh kalangan bisnis dari produsen hingga konsumen. Internet telah menciptakan peluang bagi perusahaan untuk lebih

Lebih terperinci

Kata kunci: GO-JEK, angkutan umum, perlindungan hukum

Kata kunci: GO-JEK, angkutan umum, perlindungan hukum PENYEDIA LAYANAN GO-JEK DAN PENGGUNA JASA GO-JEK BERDASARKAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA ABSTRAK Angkutan umum merupakan hak sosial masyarakat dan bentuk pelayanan serta fasilitas yang diberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi penilaian. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah 2.2 Angkutan Undang undang Nomer 22 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALI KOTA TASIKMALAYA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI IZIN TRAYEK DALAM PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa pembinaan, pengawasan dan pengendalian yang

Lebih terperinci

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa Retribusi Izin Trayek merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. terhadap transportasi online di Surabaya (GO-JEK) sangat positif. Masyarakat

BAB 5 PENUTUP. terhadap transportasi online di Surabaya (GO-JEK) sangat positif. Masyarakat BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap transportasi online di Surabaya (GO-JEK) sangat positif. Masyarakat dari berbagai macam usia, latar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM MELALUI PENGGUNAAN JASA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2.2 Manfaat. 1) Manfaat Ekonomi

2.2 Manfaat. 1) Manfaat Ekonomi BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Definisi Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh tenaga manusia atau tenaga mesin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka agar dapat memenuhi kebutuhan sesuai perilaku konsumen itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. mereka agar dapat memenuhi kebutuhan sesuai perilaku konsumen itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi komunikasi saat ini telah merubah strategi dalam komunikasi pemasaran. Tentunya masih dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menarik konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan hal yang sudah lumrah ditemukan di banyak tempat. Seluruh wilayah di Indonesia memiliki alat transportasi yang saling menghubungkan satu

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN ANGKUTAN BERBASIS ONLINE DI YOGYAKARTA

ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN ANGKUTAN BERBASIS ONLINE DI YOGYAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN ANGKUTAN BERBASIS ONLINE DI YOGYAKARTA Okkie Putriani 1 dan Ibnu Fauzi 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau barang yang peruntukannya untuk umum atau pribadi. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau barang yang peruntukannya untuk umum atau pribadi. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tranportasi merupakan sarana yang dibutuhkan banyak orang sejak dahulu hingga sekarang, dalam melaksanakan kegiatannya yang diwujudkan dalam bentuk angkutan. Pengangkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini senada dengan asas Ubi societas ibi ius yang menerangkan bahwa dimana ada manusia disitulah

Lebih terperinci

2017, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika te

2017, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika te No.233, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KOMINFO. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA KOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGENAAN TARIF PARKIR PADA PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR UMUM DILUAR BADAN JALAN DENGAN

Lebih terperinci

Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. No Seri C

Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. No Seri C Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 1 1979 Seri C ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH TINGKAT I PROPINSI JAWA BARAT NOMOR: 2 TAHUN 1979

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dengan arus lalu lintas transportasi. Semua kebutuhan dan kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari

Lebih terperinci

JURNAL KARYA ILMIAH KEDUDUKAN HUKUM TAKSI ONLINE DALAM SISTEM HUKUM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA

JURNAL KARYA ILMIAH KEDUDUKAN HUKUM TAKSI ONLINE DALAM SISTEM HUKUM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA 1 JURNAL KARYA ILMIAH KEDUDUKAN HUKUM TAKSI ONLINE DALAM SISTEM HUKUM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA Oleh : ABDULLAH FUAD BAMASAQ D1A 011 003 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2016 2 HALAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo GO-JEK Indonesia Sumber: (10 Februari 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo GO-JEK Indonesia Sumber:  (10 Februari 2016) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil GO-JEK Indonesia GO-JEK didirikan pada tahun 2010 oleh Nadiem Makarim, GO-JEK merupakan sebuah perusahaan transportasi asal Indonesia yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 6 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA AKSES INTERNET

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA AKSES INTERNET RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA AKSES INTERNET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci