Profil Kalimantan Barat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Profil Kalimantan Barat"

Transkripsi

1 Profil Kalimantan Barat

2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena Berkah dan rahmatnya pula maka buku Profil Kalimantan Barat Tahun 2016 dapat kami susun dan diterbitkan, Buku ini memberikan gambaran tentang Kalimantan Barat dari berbagai sisi, terutama di sisi pembangunan yang mencangkup informasi tentang Kondisi Umum wilayah, demografi, kinerja pembangunan daerah, pertumbuhan perekonomian Kalbar, potensi perekonomian dan kondisi infrastruktur serta capaian dan perencanaan pembangunan daerah Kalimantan Barat. Profil Kalimantan Barat ini menyajikan capaian hasil pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat hingga akhir tahun 2015 dan menyampaikan gambaran data secara ringkas hasil program kerja yang telah disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun Selanjutnya semoga buku Profil Kalimantan Barat ini mampu memenuhi harapan pemerintah daerah dan masyarakat akan kebutuhan data dan informasi pembangunan secara cepat yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan, monitoring dan evaluasi tentang perkembangan pembangunan di berbagai multi sektor dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya pencapaian Visi RPJMD tahun , yakni Terwujudnya Masyarakat Kalimantan Barat yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, Berbudaya dan Sejahtera. Profil Kalimantan Barat 2016 i

3 Buku Profil Kalimantan Barat Tahun 2016 ini dilaksanakan melalui kerjasama antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat c.q. Unit Data dan Statistik Pembangunan BAPPEDA Provinsi Kalimantan Barat dengan PT. Avista Planotama Konsultan beserta bantuan pihak lainnya sampai terpublikasinya Buku ini. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi hingga terbitnya buku ini, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi kita semua. Pontianak, Oktober 2016 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT Drs. AHI, MT Pembina Utama Muda NIP Profil Kalimantan Barat 2016 ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i iii ix xiv BAB I. INFORMASI UMUM I. GEOGRAFI DAN IKLIM Letak Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Batas Wilayah Provinsi Kalbar Luas Wilayah Provinsi Kalbar Topografi Provinsi Kalbar Angin dan Udara Provinsi Kalbar II. PEMERINTAHAN Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat Pembagian Urusan Pemerintahan Dan Kewenangan Pemerintah Daerah -- A. Urusan Wajib Profil Kalimantan Barat 2016 iii

5 B. Urusan Pilihan C. Aparatur Pamerintah a. PNS/CPNS dilingkungan Pemerintahan Provinsi dan Setda Provinsi Kalbar b. Pensiun PNS D. Urusan Wajib a. Visi Pembangunan b. Misi Pembangunan c. Strategi Pembangunan Daerah BAB II. PELAYANAN PILIHAN I. KELAUTAN DAN PERIKANAN Potensi Perikanan Provinsi Kalimantan Barat II. ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Potensi Tambang Provinsi Kalimantan Barat Energi Listrik Provinsi Kalimantan Barat III. PARIWISATA Potensi Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat IV. PERDAGANGAN Potensi Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat Profil Kalimantan Barat 2016 iv

6 2. Perkembangan Ekspor Kalimantan Barat Perkembangan Impor Kalimantan Barat Impor Kalimantan Barat Menurut Pelabuhan Bongkar Barang V. PERINDUSTRIAN Potensi Perindustrian Provinsi Kalimantan Barat VI. PERTANIAN Potensi Pertanian Provinsi Kalimantan Barat Potensi Padi di Kalimantan Barat Potensi Palawija di Kalimantan Barat VII. TANAMAN SAYURAN & BUAH Potensi Sayuran & Buah-Buahan Provinsi Kalbar VIII. PERKEBUNAN Potensi Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat IX. PETERNAKAN Potensi Peternakan Provinsi Kalimantan Barat X. KEHUTANAN Kondisi Hutan Provinsi Kalimantan Barat BAB III. WAJIB PELAYANAN DASAR I. PENDIDIKAN Profil Kalimantan Barat 2016 v

7 1. Gambaran Kondisi Pendidikan di Kalimantan Barat II. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Barat III. KEMISKINAN Kondisi Kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat Ukuran Ketimpangan Kemiskinan (Gini Ratio) IV. KESEHATAN Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Prevalensi Balita Gizi Buruk Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu di Provinsi Kalimantan Barat Tenaga Medis (DokterSpesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi, Bidan dan Perawat V. PEKERJAAN UMUM DAN PERMUKIMAN Kondisi Jalan di Provinsi Kalbar Jalan Paralel Perbatasan di Provinsi Kalimantan Barat Jalan Akses Perbatasan di Provinsi Kalimantan Barat Jalan Lingkar Luar (Outer Ring Road) Penyelesaian Pembangunan Jembatan Tayan Perumahan dan Permukiman Profil Kalimantan Barat 2016 vi

8 VI. KEAMANAM DAN KETERTIBAN MASYARAKAT Kondisi Kamtibmas di Kalimantan Barat BAB IV. WAJIB NON PELAYANAN DASAR I. KEPENDUDUKAN Keadaan Penduduk Kalimantan Barat A. Penduduk Berdasarkan BPS B. Penduduk Berdasarkan Biro Dukcapil II. KOPERASI DAN UKM Peran Koperasi & UMKM di Kalimantan Barat III. PENANAMAN MODAL Kondisi Investasi di Kalimantan Barat IV. KETENAGAKERJAAN Kondisi Tenagakerja di Kalimantan Barat V. PERHUBUNGAN Kondisi Perhubungan Darat, Laut dan Udara di Kalimantan Barat A. Perhubungan Darat B. Perhubungan Laut a. Angkutan Sungai Profil Kalimantan Barat 2016 vii

9 b. Angkutan Laut C. Perhubungan Udara VI. LINGKUNGAN HIDUP Kondisi Lingkungan Hidup Kalimantan Barat VII. STATISTIK PEREKONOMIAN Kondisi Perekonomian Kalimantan Barat PENUTUP Profil Kalimantan Barat 2016 viii

10 DAFTAR GAMBAR BAB I. INFORMASI UMUM 1.1. Persentase Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat BAB II. PELAYANAN PILIHAN Persentase Produksi Perikanan Tahun Peta Zona Perikanan dan Kelautan Peta Sebaran Potensi Sumber Daya Mineral Potensi Bauksit di Kalbar Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik Rumah Tangga Pengguna Listrik Persentase Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Kalimantan Barat Berdasarkan Negara Asal Wisatawan Jumlah Wisman Melalui 2 Pintu Masuk di Kalimantan Barat Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kalimantan Barat dari Tahun Perkembangan Volume dan Nilai Impor Kalimantan Barat Tahun Produksi Padi Kalimantan Barat Profil Kalimantan Barat 2016 ix

11 2.12. Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang (Ton) Kab / Kota Tahun Produksi dan Panen Palawija Tahun Persentase Sayuran di Kalimantan Barat Berdasarkan Urutan Kontribusi Produksi Tahun Persentase Buah-buahan di Kalimantan Barat Berdasarkan Produksi Buah-Buahan (Ton) Kabupaten/Kota Tahun Produksi Karet dan Kelapa Sawit (Ton) Produksi Telur Ternak Unggas (Ton) BAB III. WAJIB PELAYANAN DASAR Perkembangan APM Provinsi Kalimantan Barat Perkembangan APK Provinsi Kalimantan Barat Perkembangan APS Provinsi Kalimantan Barat APS Kabupaten/Kota se Kalbar Tahun Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Kalimantan Barat Perkembangan IPM Kalimantan Barat Perkembangan AHH Kalimantan Barat Perkembangan HLS Kalimantan Barat Perkembangan RLS Kalimantan Barat Perkembangan Pengeluaran per Kapita Kalimantan Barat Profil Kalimantan Barat 2016 x

12 3.11. Perkembangan IPM Kab/Kota se Kalimantan Barat Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Prov. Kalbar Diagram Kemiskinan Kota dan Desa Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Perkotaan dan Pedesaan Perkembangan Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Prov. Kalimantan Barat Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota Tahun Perkembangan Gini Ratio Prov. Kalimantan Barat Gini Ratio Kabupaten/Kota Tahun Sebaran Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas, Pustu, dan Pusling) di Kabupaten/ Kota se Kalimantan Barat Tahun Jumlah Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas, Pustu, dan Pusling) di Kalimantan Barat Tahun Diagram Jumlah Tenaga Medis Kalimantan Barat Tahun Kondisi Jalan Negara dan Provinsi Kondisi Jalan Negara dan Provinsi Peta Jalan Paralel Perbatasan Peta Jalan Perbatasan Peta Rancangan Jalan Lingkar Luar Profil Kalimantan Barat 2016 xi

13 3.28. Jembatan Kapuas Tayan Konstruksi Jembatan Kapuas Tayan Perkembangan Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi Lokasi Pembangunan Penyediaan Air Baku di Kalbar Lokasi Pembangunan Embung di Kalbar Perkembangan Berkurangnya Kawasan Kumuh Perkembangan Tingkat Rumah Layak Huni Jumlah Kejahatan yang Dilaporkan di Provinsi Kalimantan Barat Jenis Kejahatan yang Dilaporkan di Provinsi Kalimantan Barat BAB IV. WAJIB NON PELAYANAN DASAR Jumlah Penduduk per Kab/Kota Kalimantan Barat Persentase Koperasi Aktif di KALBAR Realisasi Investasi PMDN & PMA Kalimantan Barat TPT & TPAK KALBAR Jumlah Penduduk Kalbar yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Tahun Upah Minimum Provinsi (UMP) Kalimantan Barat Luas Hutan di Kalimantan Barat Luas Kebakaran Hutan di Kalimantan Barat Profil Kalimantan Barat 2016 xii

14 4.9. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/ Kota Kalimantan Barat Pendapatan per Kapita kab/kota Kalimantan Barat Kontribusi PDRB Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Barat Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kabupaten Kota dan Kategori Profil Kalimantan Barat 2016 xiii

15 DAFTAR TABEL BAB I. INFORMASI UMUM Luas Wilayah Kab/Kota se-kalbar Nama-Nama Sungai Besar Menurut Panjang Aliran yang dapat Dilayari dan Daerah yang Dilalui Nama Danau Besar dan Luasnya Menurut Lokasi berdasarkan Sepuluh Peringkat Danau di Kalimantan Barat Nama Gunung dan Tingginya Menurut Lokasi berdasarkan Sepuluh peringkat Gunung Tertinggi di Kalimantan Barat Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat Data Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Barat Pembagian urusan Wajib dan Kewenangan Pemerintah Daerah Pembagian urusan Pilihan dan Kewenangan Pemerintah Daerah Rekapitulasi Jumlah PNS/CPNS di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Kalbar per Jabatan dan Jenis Kelamin Desember tahun Rekapitulasi Jumlah PNS/CPNS di Lingkungan Pemprov Kalbar per Golongan Profil Kalimantan Barat 2016 xiv

16 Keadaan Desember Rekapitulasi Jumlah PNS/CPNS Dilingkungan Pemerintahan Provinsi Kalbar -- per Pendidikan Kondisi Desember Batas Pensiun Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Kalbar Tahun 2012 s/d BAB II. PELAYANAN PILIHAN Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya Tahun Potensi Jenis Bahan Galian sesuai Lokasi di Kalbar Tahun Sumber Energi Listrik di Provinsi Kalimantan Barat Jumlah Objek Wisata di Kalimantan Barat Pulau di Provinsi Kalimantan Barat Nilai Ekspor Kalimantan Barat menurut Komoditi Utama Tahun 2014 dan Nilai dan Volume Impor Kalimantan Barat menurut Pelabuhan tahun Nilai Impor Kalimantan Barat menurut Komoditi Utama Tahun 2014 dan Jumlah Unit Usaha IKM (Formal dan Informal) Jumlah Tenaga Kerja terserap IKM (Formal dan Informal) Luas dan Produksi Padi Sawah & Padi Ladang tahun 2012 s/d Perkembangan Produksi dan Luas Panen Palawija dari Tahun 2012 s/d Profil Kalimantan Barat 2016 xv

17 2.13. Luas dan Produksi Tanaman Palawija per Kabupaten/Kota Tahun Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-Sayuran di Kalimantan Barat Tahun Produksi Buah-Buahan di Kalimantan Barat Tahun Produksi Perkebunan Kalimantan Barat Tahun Populasi (ekor) & Produksi (ton) Ternak Besar dan Ternak Kecil Tahun Populasi (ekor) & Produksi (ton) Ternak Unggas Tahun Status Kawasan Hutan di Kalimantan Barat Produksi Kalu Bulat Menurut Asal Kayu BAB III. WAJIB PELAYANAN DASAR Jumlah Sekolah Masing-Masing Tingkatan di Provinsi Kalimantan Barat Tahun Jumlah Guru, Murid dan Rasio Guru dan Murid Masing-Masing Tingkatan di Provinsi Kalimantan Barat Tahun Perkembangn IPM dan Komponen Pembentuk IPM Kab/Kota se Kalimantan Barat Sebaran Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Kondisi Jalan Negara dan Provinsi Profil Kalimantan Barat 2016 xvi

18 BAB IV. WAJIB NON PELAYANAN DASAR Indikator Kependudukan Kalimantan Barat Jumlah Koperasi dan UMKM Kalimantan Barat Realisasi PMDN & PMA Kalimantan Barat Sebaran Terminal di Kalimantan Barat Data Operasional Angkutan Sungai Kalimantan Barat Lalulintas Angkutan Udara di Kalimantan Barat Standar Pelayanan Minimal (SPM) Lingkungan Hidup Kalimantan Barat Kontribusi PDRB Kabupaten/Kota terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Barat Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kabupaten/Kota dan Kategori Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku di Kalimantan Barat PDRB menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku dan harga Konstan 2010 di Kalimantan Barat Profil Kalimantan Barat 2016 xvii

19 Profil Kalimantan Barat

20 GEOGRAFI & IKLIM Letak Wilayah Kalimantan Barat Keadaan Topografi Kalimantan Barat GEOGRAFI & IKLIM Letak Wilayah Provinsi Kalimantan Barat a. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau antara garis 2 08 Lintang Utara dan 3 02 Lintang Selatan serta diantara Bujur Timur pada peta bumi; Keadaan Iklim Kalimantan Barat Profil Kalimantan Barat

21 b. Berdasarkan letak geografis yang spesifik, daerah Kalimantan Barat dilalui garis Khatulistiwa (garis lintang 0 ) tepat berada di atas Kota Pontianak. Pengaruh letak ini menjadikan Kalimantan Barat sebagai salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi; c. Berada diantara dua kutub kekuatan ekonomi yaitu pusatpusat kekuatan ekonomi Asia Timur dan Pulau Jawa; e. Berbatasan langsung dengan negara Bagian Sarawak (Malaysia Timur) dan memberikan peluang bagi perekonomian antara dua negara; f. Dalam Konstelasi Nasional merupakan garda terdepan bagi pengamanan wilayah teritorial Republik Indonesia. Profil Kalimantan Barat

22 Batas Wilayah Provinsi Kalbar Batas-batas wilayah selengkapnya bagi daerah Provinsi Kalimantan Barat adalah: Utara : Sarawak (Malaysia) Selatan : Laut Jawa & Kalimantan Tengah Timur : Kalimantan Timur Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata Luas Wilayah Provinsi Kalbar Luas wilayah Kalimantan Barat seluas km2 atau 7,53 persen dari luas wilayah Indonesia atau 1,13 kali luas pulau Jawa, wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan lebih dari 600 km dan sekitar 850 dari Barat ke Timur. Berdasarkan luasannya wilayah Kalimantan Barat termasuk provinsi keempat terluas di Indonesia, pertama Tabel 1.1. Luas Wilayah Kab/Kota se-kalbar Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2) Provinsi Papua ( km 2 Kubu Raya 6.958,22 4,72 ), kedua Provinsi Kalimantan Timur ( km 2 Kota Pontianak 107,80 0,07 ), ketiga adalah Kota Provinsi Kalimatan Tengah ( km 2 0,34 ). Singkawang 504,00 Wilayah Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 14 (empat belas) Kabupaten/Kota, yang terbagi atas PROVINSI ,00 100,00 12 (dua belas) Kabupaten dan 2 (dua) Kota, dari empat belas Kabupaten/Kota meliputi 174 total (%) Sambas 6.716,52 4,56 Bengkayang 5.075,48 3,44 Landak 8.915,10 6,05 Mempawah 2.797,88 1,90 Sanggau ,80 8,73 Ketapang ,74 21,21 Sintang ,00 14,69 Kapuas Hulu ,00 20,26 Sekadau 5.444,20 3,69 Melawi ,80 7,22 Kayong Utara 4.568,26 3,10 Profil Kalimantan Barat

23 Kecamatan dan total desa dan 99 total kelurahan (Sumber: Permendagri No.56 Tahun 2015 tanggal 29 Juni 2015). Luasan wilayah Kalimantan Barat menurut kabupaten/kota terbesar di Kabupaten Ketapang (31.240,74 km2 atau 21,21 persen), kemudian diikuti Kabupaten Kapuas Hulu ( km2 atau 20,26 persen) dan Kabupaten Sintang ( km2 atau 14,69 persen), sedangkan sisanya tersebar pada 11 (sebelas) kabupaten/kota lainnya. Profil Kalimantan Barat

24 Gambar 1.1. Persentase Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Sekadau, 3,69 Melawi, 7,22 Kubu Raya, 4,72 Kayong Utara, 3,10 Kota Pontianak; 0,07 Kota Singkawang; 0,34 Bengkayang, 3,44 Sambas, 4,56 Landak, 6,05 Mempawah, 1,90 Sanggau, 8,73 Kapuas Hulu, 20,26 Ketapang, 21,21 Sintang, 14,69 Profil Kalimantan Barat

25 Topografi Provinsi Kalbar Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan daratan rendah, sedikit berbukit yang menghampar dari Barat ke Timur di sepanjang Lembah Kapuas serta Laut Natuna/Selat Karimata, sepanjang daerah daratan berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove. Wilayah daratan diapit oleh Pegunungan Kalingkang/Kapuas Hulu di bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di bagian Selatan sepanjang perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Dilihat dari tekstur tanahnya, sebagian besar daerah Kalimantan Barat terdiri dari jenis tanah PMK (Podsolik Merah Kuning), meliputi areal sekitar 9,4 juta hektar (63,81%) dari luasan 14,7 juta hektar. Profil Kalimantan Barat

26 Tabel.1.2. Nama-Nama Sungai Besar Menurut Panjang Aliran Yang Dapat Dilayari dan Daerah Yang Dilalui Nama Sungai Panjang Daerah yang Dilalui Kapuas 1,086 Kab. Kapuas Hulu, Sintang, Sanggau, Sekadau, Pontianak Melawi 471 Kab. Sintang dan Melawi Sambas 233 Kab. Sambas Sekayam 221 Kab. Sanggau Pawan 197 Kab. Ketapang Ketungau 186 Kab. Sintang Landak 178 Kab. Landak dan Kab. Kubu Raya Jelai 135 Kab. Ketapang Kendawangan 128 Kab. Ketapang Sekadau 117 Kab. Sanggau Belintang >50 Kab. Sanggau Sepauk >50 Kab. Sintang Silat >50 Kab. Kapuas Hulu Bunut >50 Kab. Kapuas Hulu Embaloh >50 Kab. Kapuas Hulu Mendawak 53 Kab. Pontianak Batu Ampar 100 Kab. Kubu Raya Ambawang 52 Kab. Kubu Raya Punggur 73 Kab. Kubu Raya Kubu 38 Kab. Kubu Raya Berikutnya tanah OGH (Organosol, Gley dan Humus) dan tanah aluvial sekitar 3,3 juta hektar (22,17%) yang terhampar di seluruh Kabupaten/Kota. Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah provinsi yang dijuluki dengan Seribu Sungai, julukan ini selaras dengan kondisi geografis Kalimantan Barat yang memiliki ratusan sungai besar dan kecil, diantaranya dapat dan sering dilayari serta merupakan urat nadi, jalur utama sarana transportasi daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah menjangkau sebagian besar kecamatan. Sungai besar utama dan terpanjang di Indonesia adalah Sungai Kapuas yaitu km (daerah yang dilalui adalah Kabupaten Kapuas Hulu, Kab. Sintang, Kab, Sanggau, Kab. Sanggau, Kab. Sekadau, Pontianak) dan sepanjang 942 dapat dilayari. Profil Kalimantan Barat

27 Beragamnya sungai-sungai di Kalimantan Barat, maka sebaliknya yang terjadi dengan danau, di Kalimantan Barat danau-danau yang ada hanya ada dua yang cukup berarti. Kedua danau ini adalah Danau Sentarum dengan luas ( hektar), Danau Luar I (5.400 hektar), kedua danau ini berlokasi di Kabupaten Kapuas Hulu dan mempunyai potensi yang bagus sebagai objek wisata. Danau Sentarum, Kab. Kapuas Hulu Profil Kalimantan Barat

28 Tabel 1.3. Nama Danau Besar dan Luasnya Menurut Lokasi berdasarkan Sepuluh peringkat Danau di Kalimantan Barat L o k a s i Nama Danau Luas (Ha) 1. Kab. Kapuas Hulu Sentarum Kab. Kapuas Hulu Luar I Kab. Kapuas Hulu Belida I Kab. Kapuas Hulu Pengembung Kab. Kapuas Hulu Bekuwan Kab. Sanggau Bekat Kab. Kapuas Hulu L a i t Kab. Kapuas Hulu Seriyang Kab. Kapuas Hulu Sekawi Kab. Kapuas Hulu Belida II 400 Tabel 1.4. Nama Gunung dan Tingginya Menurut Lokasi berdasarkan Sepuluh peringkat Gunung Tertinggi di Kalimantan Barat L o k a s i Kecamatan Nama Gunung Tinggi (m) 1. Kab. Sintang Ambalau Batu Raya 2. Kab. Sintang Ambalau Batu Sambung 3. Kab. Kapuas Embaloh L a w i t Hulu Hulu 4. Kab. Melawi Belimbing S a r a n Kab. Seluas N i y u t Bengkayang 6. Kab. Kapuas Putussibau Cemaru Hulu 7. Kab. Melawi Menukung Batu Baka 8. Kab. Melawi Belimbing Berangin Kab. Sintang Ambalau Batu Baluran 10. Kab. Sambas Paloh Rumput Profil Kalimantan Barat

29 Dipengaruhi oleh daratan rendah yang luas, maka ketinggian gunung-gunung di Kalimantan Barat relatih rendah dan non aktif, gunung yang paling tinggi adalah gunung Baturaya di Kec. Ambalau di kabupaten Sintang dengan ketinggian meter dari permukaan laut dan terendah adalah gunung Cabang dengan ketinggian 103 meter di Kec. Pulau Maya Karimata Kab. Kayong Utara. Bukit Kelam. Kab. Sintang Profil Kalimantan Barat

30 Angin dan Udara Provinsi Kalbar Suhu udara di Kalimantan Barat relatif panas yang diikuti dengan kelembaban udara yang tinggi berdasarkan catatan empiris dari beberapa stasiun meteorologi di Kalbar, umumnya suhu udara di daerah Kalimantan Barat cukup normal dan bervariasi dengan rata-rata 24,8 o C sampai dengan 28,30 o C, selama tahun 2015 temperatur udara di Kalimantan Barat maksimum mencapai 33,80 o C yang terjadi di bulan Juli 2015 tercatat di stasiun Meteorologi Pangsuma Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu dan temperatur terendah 22,30 o C, bulan Januari 2015 pada stasiun Meteorologi Susilo Kabupaten Sintang. Kecepatan angin dari beberapa stasiun metereologi di Kalbar sepanjang bulan ditahun 2015, secara rata-rata 1 hingga 7 knot/jam, maksimum tercatat 30 knot/jam yang terjadi di bulan Oktober 2015 di stasiun meteorologi Supadio Pontianak Kab. Kubu Raya. Profil Kalimantan Barat

31 PEMERINTAHAN Sejarah Pemerintahan Kalimantan Barat PEMERINTAHAN Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan undang-undang Darurat Nomor 3/1953, pada tanggal 7 Januari 1953, tentang Pembentukan Resmi Provinsi Kalimantan sebagai Daerah Otonom Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten/Kota Besar dalam lingkungan Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Undang- Undang Darurat Nomor 2 Tahun Pembagian Urusan Pemerintahan Dan Kewenangan Pemerintah Daerah Profil Kalimantan Barat

32 kemudian mensyahkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, yang memecahkan Provinsi Kalimantan menjadi tiga daerah otonom yaitu Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Undang-Undang ini mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 1957, yang kemudian dilanjutkan dengan serah terima Jabatan dari Gubernur/Kepala Daerah Provinsi Kalimantan kepada ketiga Residen/Pejabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. pada tanggal 10 Januari Agar Undang-Undang tersebut efektif, maka Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Keputusan Nomor Des, 52/10/50 tanggal 12 Desember 1956, yang antara lain menyatakan bahwa Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1956 berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari Profil Kalimantan Barat

33 Sejak saat itu Kalimantan Barat secara yuridis telah menjadi Provinsi Otonom. Sejalan dengan perubahan status Kalimantan Barat yang sejak tanggal 1 Januari 1957 telah menjadi suatu Daerah Provinsi Otonom, maka DPRD Peralihan dalam sidangnya tanggal 28 Januari 1957 telah berhasil membentuk Dewan Pemerintahan Daerah (DPD) Peralihan Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat. Momen tersebut menjadi tonggak sejarah penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kalimantan Barat, sehingga tanggal 28 Januari 1957 ditetapkan sebagai Hari Lahir Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan diperingati setiap tahun pada tanggal 28 Januari sebagai puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Selanjutnya pada tahun 1959 berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, dibentuklah Provinsi Kalimantan Barat sebagai Daerah Tingkat I dengan komposisi saat itu terdiri dari 7 (tujuh) Daerah Tingkat II, yaitu Sambas, Pontianak, Ketapang, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu dan Kotapraja Pontianak. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 sebagai pengganti Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974, nama Daerah Tingkat II diganti dengan nama Kabupaten dan untuk Kotapraja Pontianak menjadi Kota Pontianak. Atas dasar Undang-Undang Nomor 25 Tahun Kalimantan Barat mendapat status sebagai daerah Provinsi Otonom dengan ibukota Pontianak. Sejak ditetapkannya sebagai Daerah Provinsi Otonom, yaitu pada 1 Januari 1957, maka sampai saat ini Kalimantan Barat telah dipimpin oleh 10 (sepuluh) orang Pejabat Gubernur Kepala Daerah dan dibantu 9 (sembilan) orang Wakil Gubernur. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 dan Lampiran Permendagri Nomor 56 Tahun Provinsi Kalimantan Barat terbagi menjadi 12 (dua belas) kabupaten dan 2 (dua) kota, terbagi 174 Kecamatan, 99 Kelurahan, dan Desa, Sebagaimana Tabel 1.5. Profil Kalimantan Barat

34 Drs. Cristiandy Sanjaya, SE, MM Wakil Gubernur Kalimantan Barat \ Profil Kalimantan Barat

35 Tabel 1.5. Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat GUBERNUR KALIMANTAN BARAT. periode 1957 S/D 2018 WAKIL GUBERNUR KALIMANTAN BARAT S/D ADJI PANGERAN AFLOES (1957 s/d 1958) 2. DJENAL ASIKIN JUDADIBRATA (1958 s/d 1959) 3. CHRISOSTOMUS OEVAANG OERAY (1960 s/d 1966) 4. Kolonel SOEMARDI, Bc.H.K. (1967 s/d 1972) 5. Kolonel KADARUSNO (1972 s/d 1977) 6. Mayjen (Purn) H. SOEDJIMAN (1977 s/d 1987) 1. Kolonel IWAN SOEPARDI (1960 s/d 1964) 2. Kolonel SOEMADI, BcHk (1965 s/d 1966) 3. Drs. H. ABASSUNI ABUBAKAR (1983 s/d 1987) 4. Drs. H. JIMMI M. IBRAHIM (1987 s/d 1992) 5. Drs. H. MUCHALLI THAUFIEK (1992 s/d 1997) 6. H. SYARIFUDDIN LUBIS, SH. (1998 s/d 1999) 7. Brigjen. TNI (Purn) H. PARJOKO SURYOKUSUMO (1987 s/d 1993) 7. Drs. H. DJAWARI (1999 s/d 2003) 8. Drs. L.H. KADIR (2003 s/d 2008) 8. Mayjen TNI (Purn), H. ASPAR ASWIN (1993 s/d 2003) 9. H. USMAN JA'FAR (2003 s/d 2008) 10 Drs. CORNELIS, MH (2008 s/d 2013) 9. Drs. CRISTIANDY SANJAYA, SE. MM (2008 s/d 2013) (2013 s/d 2018) (2013 s/d 2018) Profil Kalimantan Barat

36 Tabel 1.6. Data Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Barat Kode Kabupaten/Kota Ibukota Jumlah Kecamatan Kelurahan Desa Kabupaten Sambas Sambas Kabupaten Pontianak Mempawah Kabupaten Sanggau Sanggau Kabupaten Ketapang Ketapang Kabupaten Sintang Sintang Kabupaten Kapuas Hulu Putussibau Kabupaten Bengkayang Bengkayang Kabupaten Landak Ngabang Kabupaten Sekadau Sekadau Kabupaten Melawi Nanga Pinoh Kabupaten Kayong Sukadana 6-43 Utara Kabupaten Kubu Raya Sungai Raya Kota Pontianak Pontianak Kota Singkawang Singkawang Kalimantan Barat (61) Sumber: Permendagri No. 18 Tahun tanggal 6 Februari 2015 Profil Kalimantan Barat

37 Pembagian Urusan Pemerintahan Dan Kewenangan Pemerintah Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah. Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, telah dijelaskan pada Bab III Bagian Kedua Pasal 6 ayat (2) bahwa urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Hal ini juga ditegaskan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Provinsi Kalimantan Barat. A. Urusan Wajib PASAL 6 ayat 2: Urusan Wajib Sebagaimana dimaksud adalah: Urusan pemerintahan yang wajib di selenggarakan oleh Pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, berkaitan dengan pelayanan dasar; Urusan wajib sebagaimana dimaksud, pemerintah telah mengklarifikasi 26 urusan wajib yang meliputi: Profil Kalimantan Barat

38 Tabel 1.7. Pembagian urusan Wajib dan Kewenangan Pemerintah Daerah No Urusan Wajib SKPD 1 Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar 2 Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar RSUD Soedarso Provinsi Kalbar Rumah Sakit Khusus Provinsi Kalbar Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalbar 3 Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalbar 4 Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalbar 5 Penataan Ruang -sda- 6 Perumahan -sda- 7 Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Kalbar 8 Kepemudaan dan Olahraga Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Kalbar 9 Penanaman Modal Badan Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalbar 10 Koperasi dan Usaha Kecil dan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalbar Menengah 11 Kependudukan dan Capil Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Setda Provinsi Kalbar Profil Kalimantan Barat

39 12 Ketenagakerjaan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Kalbar 13 Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalbar 14 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Kalbar 15 Keluarga Berencana dan -sda- Keluarga Sejahtera 16 Perhubungan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalbar 17 Komunikasi dan Informatika -sda- 18 Pertanahan Masih dikelola Pusat 19 Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri 20 Otonomi daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan daerah. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalbar Satuan Polisi Pamong Praja Dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Kalbar Biro Umum Setda Provinsi Kalbar Biro Pemerintahan Setda Provinsi Kalbar Biro Hukum Setda Provinsi Kalbar Biro Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Kalbar Biro Kesejahteraan Sosial Provinsi Kalbar Biro Organisasi Setda Provinsi Kalbar Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Kalbar Sekretariat DPRD Provinsi Kalbar Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalbar Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Kalbar Badan Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah Provinsi Kalbar Inspektorat Provinsi Kalbar Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalbar Profil Kalimantan Barat

40 Badan Pengelola Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal Provinsi Kalbar Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalbar Sekretariat KORPRI Provinsi Kalbar Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat di Jakarta Kantor Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalbar 21 Pemberdayaan Masyarakat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalbar dan Desa 22 Sosial Dinas Sosial Provinsi Kalbar 23 Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar 24 Statistik Masih dikelola Pusat 25 Kearsipan Badan Perpustakaan. Kearsipan dan Dokumentasi Prov. Kalbar 26 Perpustakaan -Sda- Profil Kalimantan Barat

41 B. Urusan Pilihan PASAL 6 ayat 2: Urusan pilihan sebagaimana dimaksud adalah; Urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Selanjutnya berdasarkan analisis terhadap Produk Domenstik Regional Bruto (PDRB), mata pencarian penduduk dan pemanfatan lahan yang ada di daerah, maka urusan pilihan yang dilaksanakan dan dikelompokkan menjadi 8 urusan bidang meliputi: Profil Kalimantan Barat

42 Tabel 1.8. Pembagian urusan Pilihan dan Kewenangan Pemerintah Daerah No Urusan Pilihan SKPD 1 Kelautan dan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalbar Perikanan 2 Pertanian Dinas Pertanian. Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar. 3 Kehutanan Dinas Kehutanan Provinsi Kalbar 4 Energi dan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalbar Sumberdaya Mineral 5 Pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Kalbar 6 Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar 7 Perdagangan -Sda- 8 Ketransmigrasian Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Provinsi Kalbar Profil Kalimantan Barat

43 C. APARATUR PEMERINTAH a. PNS/CPNS dilingkungan Pemerintahan Provinsi dan Setda Provinsi Kalbar Ketersediaan sumberdaya aparatur pemerintah daerah yang berkualitas, profesional dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Tabel 1.9. Rekapitulasi Jumlah PNS/CPNS Dilingkungan Pemerintahan Provinsi Kalbar PER JABATAN dan Jenis Kelamin Desember tahun 2015 NO JENIS DATA JENIS KELAMIN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN 1 Ι.b ΙΙ.a ΙΙ.b ΙΙΙ.a ΙΙΙ.b ΙV.a ΙV.b FUNGSIONAL TERTENTU 9 FUNGSIONAL UMUM TOTAL Profil Kalimantan Barat

44 Tabel Rekapitulasi Jumlah PNS/CPNS Dilingkungan Pemprov Kalbar PER GOLONGAN Keadaan Desember 2015 NO GOLONGAN JENIS KELAMIN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN 1 IV/e IV/d IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a I/d I/c I/b I/a TOTAL Profil Kalimantan Barat

45 Berdasarkan sumber BKD Provinsi Kalbar bahwa rekapitulasi PNS/CPNS di lingkungan Pemerintahan Provinsi Kalbar dan Setda Provinsi Kalbar terbagi menurut PER JABATAN, PER GOLONGAN DAN PER PENDIDIKAN. Rekapitulasi Jumlah PNS/CPNS dilingkung-an Provinsi dan Setda Provinsi Kalbar untuk tahun 2014 sejumlah orang dan tahun 2015 meningkat menjadi orang, kenaikannya sebanyak 367 PNS/ CPNS atau 6,25% dibandingkan tahun Tabel Rekap Jumlah PNS/CPNS Dilingkungan Pemerintahan Provinsi Kalbar PER PENDIDIKAN Kondisi Desember 2015 NO Tingkat Jenis Kelamin Total Pendidikan Laki-Laki Perempuan 1 S S S1/D D SLTA SLTP SD TOTAL Berdasarkan PER JABATAN jumlah terbanyak tahun 2015 pada golongan Fungsional Umum mencapai orang. Berdasarkan PER GOLONGAN PNS/CPNS terbanyak pada golongan III/b untuk tahun 2015 sejumlah orang, naik sebesar 2%. Menurut PER PENDIDIKAN. dari jumlah orang (tahun 2015) yang memiliki pendidikan tertinggi yaitu S3 sejumlah 4 orang, untuk S2 sejumlah 564 orang, S1 sejumlah 1,998 orang, sisanya adalah dengan tingkat pendidikan dari D3 sampai dengan SD sejumlah orang. Profil Kalimantan Barat

46 b. PENSIUN PNS Berdasarkan Pasal 87 ayat (1) c dan Pasal 90 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ditetapkan bahwa PNS diberhentikan dengan hormat karena mencapai batas usia pensiun yaitu: 1) 58 tahun bagi Pejabat Administrasi; 2) 60 tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi dan sesuai dengan ketentuan Peraturan PerUndang-Undangan bagi Pejabat Fungsional. Tabel Batas PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar, Tahun 2012 s/d 2015 Tahun No. Jenis Pensiun Batas Usia Pensiun (BUP) Janda/Duda/Anak Atas Permintaan Sendiri (APS) Total U Profil Kalimantan Barat

47 D. VISI, MISI dan STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH a. Visi Pembangunan Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kalimantan Barat Tahun dan memperhatikan amanat konstitusional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 serta sebagai landasan pembangunan Kalimantan Barat lima tahun mendatang ( ), maka Visi Pembangunan Kalimantan Barat adalah : Mewujudkan Masyarakat Kalimantan Barat yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, Berbudaya dan Sejahtera Makna yang terkandung dalam Visi tersebut dijabarkan sebagai berikut : Visi Beriman Beriman adalah keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Visi ini didasarkan pada ideologi Pancasila, yakni sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, yang meletakkan kepercayaan kepada Tuhan sebagai dasar utama dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Visi Sehat Sehat adalah keadaan baik atau mendatangkan kebaikan pada seluruh badan jasmaniah dan rohaniah. Visi Profil Kalimantan Barat

48 sehat menunjukkan betapa pentingnya masyarakat menjaga kesehatannya agar dapat menggerakkan diri sendiri dan orang lain untuk melaksanakan pembangunan. Visi Cerdas Cerdas menunjukkan ketajaman berfikir dan merasakan, Kecerdasan berhubungan dengan hati yang ditunjukkan dengan kepedulian terhadap sesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar (kecerdasan emosional). Visi cerdas, termasuk kecerdasan intelektual menuntut pemberdayaan pikiran, hati, jasmani dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan yang lainnya dalam pembangunan. Visi Aman Aman mencerminkan keadaan masyarakat yang bebas dari gangguan, rasa takut, dan khawatir, Keadaan aman terwujud bilamana masyarakat bebas dari tekanan fisik dan mental. Keamanan merupakan modal dalam melaksanakan pembangunan daerah Kalimantan Barat. Pokok pikiran dan upaya untuk mewujudkan Visi aman ini adalah persatuan dan demokrasi masyarakat Kalimantan Barat. Visi Berbudaya Budaya menyangkut pikiran, akal budi, dan adat istiadat manusia sebagai pelaku dan sasaran pembangunan. Pembangunan yang dilandasi oleh budaya yang baik akan menghasilkan hasil pembangunan yang baik pula. Visi berbudaya juga bermakna bahwa hasil pembangunan bersifat tetap dan berkelanjutan (sustainability). Visi Sejahtera Sejahtera merupakan keadaan utuh sebagai kesimpulan atau akumulasi dari visi beriman, sehat, cerdas, aman, dan berbudaya. Masyarakat dan individu yang sejahtera adalah masyarakat yang aman sentosa, selamat, adil dan makmur. Pendekatan untuk mencapai visi sejahtera adalah pendekatan Profil Kalimantan Barat

49 menyeluruh, konsisten, dan kebersamaan, sebab hanya dengan kebersamaan kita bisa memenangkan setiap upaya, sasaran, dan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan. b. Misi Pembangunan Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan dan memperhatikan kondisi serta permasalahan yang ada juga tantangan lima tahun mendatang, dan memperhitungkan peluang yang dimiliki. maka ditetapkan 10 (sepuluh) misi sebagai berikut: 1. Melaksanakan peningkatan sistem pelayanan dasar dalam bidang sosial, kesehatan, pendidikan, agama. keamanan dan ketertiban melalui sistem kelembagaan manajemen yang efisien dan transparan. 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan serta pemerataan pendidikan. 3. Melaksanakan pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah dengan tetap memperhatikan aspek ekologi dalam pemanfaatan sumberdaya alam. 4. Mengembangkan sumber daya lokal bagi pengembangan ekonomi masyarakat melalui sistem pengelolaan yang profesional, efektif, dan efisien serta akuntabel, dengan didukung sistem dan Profil Kalimantan Barat

50 sarana investasi yang baik melalui penyediakan data potensi investasi guna menarik dan mendorong masuknya investasi. 5. Mengembangkan jaringan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pihak swasta baik dalam tataran lokal, regional, nasional, maupun internasional melalui penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur serta SDM yang memadai. 6. Meningkatkan kemampuan kapasitas dan akuntabilitas aparatur pemerintah daerah guna meningkatkan pelayanan publik, serta menempatkan aparatur yang profesional dan berahlak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan peraturan jenjang karir kepegawaian yang berlaku. 7. Menegakkan supremasi hukum, meningkatkan keadilan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun, aman dan damai. 8. Memperluas lapangan kerja dan usaha dengan berbasis ekonomi kerakyatan, melalui pemberdayaan potensi dan kekuatan ekonomi lokal, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan membuka akses ke sumber modal, teknologi dan pasar untuk meningkatkan daya saing, serta menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai seni tradisional guna melestarikan sekaligus mempertahankan ketahanan budaya. 9. Melaksanakan peningkatan pembangunan infrastruktur dasar guna memperlancar mobilitas penduduk dan arus barang serta mempercepat pembangunan di wilayah pedalaman, perbatasan, pesisir dan kepulauan sebagai sumber potensi ekonomi. 10. Melaksanakan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang dan tata guna wilayah sesuai dengan peruntukan dan regulasi, guna menghindari kesenjangan wilayah dan terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Profil Kalimantan Barat

51 c. Strategi Pembangunan Daerah Strategi pembangunan jangka menengah daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun dirumuskan dalam tiga aspek yaitu strategi umum pembangunan daerah, strategi khusus pembangunan daerah dan strategi pengembangan bidang bidang pembangunan. (a). Strategi Umum Pembangunan Daerah 1) Fokus kepada program/kegiatan yang mempunyai daya ungkit (leverage) terhadap pengurangan pengangguran dan kemiskinan serta peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). 2) Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat 3) Standarisasi setiap kegiatan pembangunan menuju standar nasional dan internasional 4) Optimalisasi regulasi yang bertujuan mengurangi kesenjangan antar daerah. (b). Strategi Khusus Pembangunan Daerah Strategi khusus pembangunan daerah terdiri dari 12 (dua belas) strategi pokok sebagai berikut : 1) Strategi Kebijakan Pembangunan Wilayah 2) Strategi Kebijakan Pengalokasian APBD 3) Strategi Kebijakan Pembangunan Kesehatan 4) Strategi Kebijakan Pengelolaan Pemerintahan 5) Strategi Kebijakan Pengembangan SDM 6) Strategi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Alam (SDA) 7) Strategi Kebijakan Pengembangan Ekonomi Masyarakat 8) Strategi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Dasar Profil Kalimantan Barat

52 9) Strategi Kebijakan Peningkatan Pelayanan Publik 10) Strategi Kebijakan Pembangunan Aparatur Pemerintah Daerah 11) Strategi Kebijakan Pembangunan Investasi 12) Strategi Kebijakan Pengembangan Wilayah Perbatasan (c). Strategi Pengembangan Bidang Bidang Pembangunan Dalam pembahasan strategi pengembangan ini terdapat 7 (tujuh) bidang pembangunan yaitu : a. Bidang Ekonomi Pembahasan strategi pengembangan bidang pembangunan ekonomi, dilihat dalam aspek urusan pemerintahan, diantaranya urusan penanaman modal; koperasi dan usaha kecil dan menengah; ketahanan pangan; kelautan dan perikanan; pertanian; kehutanan; industri; perdagangan; serta pariwisata (ekonomi kreatif). b. Bidang Politik, Keamanan dan Ketertiban Upaya pengembangan bidang politik, keamanan dan ketertiban dilaksanakan dalam satu urusan saja yaitu urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri. c. Bidang Pemerintahan, Hukum dan HAM Dalam menyusun strategi, terdapat 4 (empat) urusan yang perlu dirumuskan yaitu urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; kependudukan dan catatan sipil; kearsipan; dan perpustakaan. Profil Kalimantan Barat

53 d. Bidang Sosial dan Budaya Pengembangan bidang sosial budaya difokuskan pada upaya peningkatan IPM menuju katagori tinggi. Peran serta seluruh pemangku kepentingan menjadi penting dan tidak ada satu elemenpun yang dianggap tidak memiliki peran terhadap peningkatan IPM tersebut. Dalam pengembangan bidang sosial dan budaya. terdapat 10 (sepuluh) urusan yaitu urusan pendidikan; kesehatan; kepemudaan dan olahraga; ketenagakerjaan; pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; keluarga berencana dan keluarga sejahtera; pemberdayaan masyarakat dan desa; sosial; kebudayaan; serta ketransmigrasian. e. Bidang Infrastruktur Dalam mendukung pembangunan bidang infrastruktur tersebut. terdapat 6 (enam) urusan pemerintahan yang menjadi fokus pembangunan yaitu urusan pekerjaan umum; perumahan; perhubungan; komunikasi dan informatika; lingkungan hidup; dan energi dan sumber daya mineral. (d). Strategi Pengembangan Kewilayahan Strategi pengembangan wilayah di 3 (tiga) kawasan diarahkan pada pembangunan sarana dan prasarana wilayah, pengendalian pengelolaan sumberdaya alam, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta peningkatan kapasitas kelembagaan. Profil Kalimantan Barat

54 Profil Kalimantan Barat

55 KELAUTAN & PERIKANAN Produksi Perikanan Tangkap & Perikanan Budidaya KELAUTAN & PERIKANAN Potensi Perikanan Provinsi Kalimantan Barat Secara geografis, Kalimantan Barat memiliki potensi di bidang perikanan baik perairan laut, perairan umum [perikanan tangkap) maupun perikanan budidaya. Pada tahun 2015 sebesar 64,28 persen produksi perikanan berasal dari perairan laut. Sedangkan 25,94 persen berasal dari Budidaya dan 9,78 persen berasal dari perairan umum. Nilai Produksi Perikanan Tangkap & Perikanan Budidaya Profil Kalimantan Barat

56 Tabel 2.1. Produksi (ton) dan Nilai Prod (Juta Rp) Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya Tahun Tahun Perikanan Tangkap Perairan Laut Perairan Umum Perikanan Budidaya Total Prod (Ton) Nilai Prod (Rp.Juta) Prod (Ton) Nilai Prod (Rp.Juta) Prod (Ton) Nilai Prod (Rp.Juta) Prod (Ton) Nilai Prod (Rp.Juta) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Pada tahun 2015 produksi perikanan tangkap mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun memberikan nilai produksi yang cukup tinggi, untuk nilai produksi perairan laut memberikan kontribusi sebesar ,23 juta/ton dan perairan umum sebesar ,17 juta/ton. Selanjutnya untuk perikanan budidaya memberikan kontribusi sebesar ,26 juta/ton. paling besar dibandingkan perikanan tangkap. Jadi dapat disimpulkan pada tahun 2015 perikanan budidaya yang paling besar dibandingkan perikanan tangkap. Umum 10% Gambar 2.1. Persentase Produksi Budidaya 26% Perikanan Tahun 2014 Laut 64% Profil Kalimantan Barat

57 Gambar 2.2. Peta Zona Perikanan dan Kelautan Profil Kalimantan Barat

58 ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL Potensi Jenis Bahan Galian Realisasi Produksi Pertambangan ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL Potensi Tambang Provinsi Kalimantan Barat Potensi bahan galian dapat digolongkan kedalam pertambangan mineral (Radioaktif, Logam, Non Logam, Batuan) dan pertambangan batubara serta migas. Kalimantan Barat merupakan wilayah yang memiliki potensi bahan galian/pertambangan yang cukup berlimpah Sumber Energi Listrik Profil Kalimantan Barat

59 yang tersebar dibeberapa wilayah kabupaten/kota Kalimantan Barat. Berdasarkan tabel 2.2 untuk tahun 2015 diperoleh bahwa jenis bahan galian Logam untuk komoditas Bauksit yang terbanyak di wilayah Kalimantan Barat yaitu sebesar 87 persen dan tersebar di beberapa kabupaten. Selanjutnya untuk bahan galian non logam terbanyak yaitu komoditas Zirkon (61.3 persen) dan potensi bahan galian batuan terbanyak yaitu Granit yaitu sebesar 57 persen. keduanya komoditas ini tersebar di semua kabupaten/kota Kalimantan Barat. Tabel 2.2. Potensi Jenis Bahan Galian sesuai Lokasi di Kalbar Tahun SUMBER DAYA/POTENSI SUMBER DAYA/POTENSI KOMUDITAS LOKASI (Hipotetik) 2014 (Hipotetik) Uranium Kabupaten Melawi RADIOAKTIF ,00 LOGAM Ton ,00 Ton Emas Semua Kabupaten di Provinsi Kalbar ,00 Kg ,00 Kg Timbal/Timah Kabupaten Ketapang dan Kota Ton ,00 Ton Hitam Singkawang Besi Kab. Ketapang,Sanggau, Melawi, Kapuas Hulu, Bengkayang & Sambas ,00 Ton ,00 Ton Mangan Kab. Bengkayang dan Sambas ,00 Ton ,00 Ton Seng Kabupaten. Ketapang Ton Ton Bauksit Kab. Pontianak, Bengkayang, Sanggau, Landak, Ketapang, Sekadau, Kuburaya & Kayong Utara ,00 Ton ,00 Ton Antimoni Kabupaten. Kapuas Hulu ,00 Ton ,00 Ton Cinnabar Kabupaten. Kapuas Hulu ,00 Ton ,00 Ton Barit Kabupaten. Ketapang 1.932,00 Ton 1.932,00 Ton Profil Kalimantan Barat

60 Tabel 2.2. Potensi Jenis Bahan Galian sesuai Lokasi di Kalbar Tahun KOMUDITAS Mika LOKASI SUMBER DAYA/POTENSI SUMBER DAYA/POTENSI (Hipotetik) 2014 (Hipotetik) Kabupaten. Sanggau dan Sintang NON LOGAM 524,00 Ton 524,00 Ton Batu Gamping Kabupaten Kapuas Hulu, Bengkayang, Sambas, Ketapang ,00 Ton ,00 Ton Zirkon Feldspar Kaolin Semua Kabupaten di Provinsi ,00 Ton ,00 Ton Kalbar Kabupaten Sanggau, Sintang Ton ,00 Ton dan Sambas ,00 Semua Kabupaten di Provinsi ,00 Ton ,00 Ton Kalbar Ball Clay Kabupaten Bengkayang ,00 Ton ,00 Ton Pasir Kuarsa Semua Kabupaten di Provinsi Kalbar ,75 Ton ,75 Ton Intan Kabupaten Landak 8.311,25 Karat 8.311,25 Karat Kristal Kuarsa (Gemstone) Kabupaten Ketapang, Landak dan Melawi 810,06 Ton 810,06 Ton Profil Kalimantan Barat

61 KOMUDITAS Batubara Gambut Andesit Tabel 2.2. Potensi Jenis Bahan Galian sesuai Lokasi di Kalbar Tahun LOKASI SUMBER DAYA/POTENSI SUMBER DAYA/POTENSI (Hipotetik) 2014 (Hipotetik) Kabupaten Sintang, Melawi, Kapuas Hulu Semua Kabupaten di Provinsi Kalbar Kabupaten Pontianak, Sintang, Melawi, Sanggau, Bengkayang & Sambas BATUBARA ,00 Ton ,00 Ton Ton ,00 Ton BATUAN ,35 Ton ,59 Ton Basal Granit Pasir Sungai Sirtu Minyak dan Gas Bumi Kabupaten Sanggau, Sambas & Bengkayang Semua Kabupaten di Provinsi Kalbar Semua Kabupaten di Provinsi Kalbar Semua Kabupaten di Provinsi Kalbar Cekungasn Ketungau dan Cekungan Melawi ,00 Ton ,00 Ton ,47 Ton ,21 Ton ,96 Ton ,96 Ton ,28 Ton ,90 Ton MIGAS ,00 STBM ,00 STBM Profil Kalimantan Barat

62 Gambar 2.3. Peta Sebaran Potensi Sumber Daya Mineral Profil Kalimantan Barat

63 Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah yang potensi bauksitnya besar, untuk mengetahui besarnya sumberdaya dan cadangan mineral ini perlu dilakukan eksplorasi. Di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat masih Gambar 2.4. Potensi Bauksit di Kalbar dilakukan kegiatan eksplorasi untuk mengetahui potensi dan kualitas bauksit. Pembangunan smelter untuk mengolah bauksit menjadi barang setengah jadi atau barang jadi tidak berjalan dengan baik. Persoalannya ada di infrastruktur kita, terutama listrik, jalan dan air bersih, Hilirisasi di Kalbar berjalan lambat. Namun tahun ini beberapa perusahaan raksasa di bidang pengolahan tambang seperti PT Antam dan Harita yang berjoin dengan perusahaan China diperkirakan akan memulai produksi aluminanya. Hal tersebut dapat membuat pertambangan bauksit di Kalbar bangkit kembali. Usaha pertambangan dikenal memiliki beberapa karakteristik, yaitu hi-cost, hi-tech dan hi-risk sehingga diperlukan modal teknologi, keuangan dan sumberdaya manusia yang berkualitas agar dapat Profil Kalimantan Barat

64 menjalankannya. Wajar apabila kita berasumsi bahwa hanya perusahaan besar saja yang mampu menjalankan usaha pertambangan. Namun, tidak menutup kemungkinan masyarakat yang tidak memiliki modal-modal tersebut sebesar perusahaan-perusahaan yang telah mapan untuk turut serta berpartisipasi dalam usaha pertambangan. Menurut UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Pemerintah dapat mengeluarkan Izin Pertambangan Rakyat bagi penduduk setempat sekitar wilayah keterdapatan bahan galian. Pada periode reformasi (GBHN ) Ada beberapa hal penting yang menjadi perhatian dalam pengelolaan sumber daya alam. Pertama adalah peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan, dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan, Kedua, pendelegasian wewenang secara bertahap dari Pemerintah (Pusat) kepada Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan lingkungan hidup sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga, Ketiga, pendayagunaan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta penataan ruang. Profil Kalimantan Barat

65 Energi listrik Energi Listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga maupun industri, baik untuk penerangan atau penunjang berbagai peralatan elektronik dan mesin-mesin. Tingkat konsumsi listrik perkapita dapat menunjukkan sejauhmana tingkat kesejahteraan masyarakat. Produksi tenaga listrik dewasa ini terus meningkat sejalan dengan peningkatan permintaan dari konsumen atau rumah tangga. Menurut laporan PT. PLN (Persero) Wilayah V Provinsi Kalimantan Barat, bahwa persentase rumah tangga pengguna listrik dari tahun 2012 hingga 2015 terus mengalami kenaikan, dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 7,29 persen. 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00 62,00 Gambar 2.5. Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik 67,39 69,24 71,98 74, Gambar 2.6. Rumah Tangga Pengguna Listrik Profil Kalimantan Barat

66 Tabel 2.3. Sumber Energi Listrik Di Provinsi Kalimantan Barat SUMBER ENERGI LISTRIK TAHUN satuan 1. PLTA Pembangkit PLTA Unit 2. Produksi Listrik PLTA 6,25 7,19 4,3 3,37 GWh 3. Kapasitas Terpasang PLN 1,83 2,03 2,03 2,03 MW 4. Kapasitas 2,43 2,21 2,03 2,03 Kva/Kwh 2. PLTD Pembangkit PLTD Unit 2. Kapasitas 395,58 432,15 445,22 454,28 Kva/Kwh 3. Produksi Listrik PLTD 1.758, , , ,69 GWh 4. Kapasitas Terpasang PLN 187,12 185,18 177,43 187,56 MW 3. PLTG Pembangkit PLTG Unit 2. Kapasitas Kva/Kwh 3. Produksi Listrik PLTG 94,22 76,49 37,31 38,43 GWh 4. Kapasitas terpasang PLN MW 4. PLTS Pembangkit PLTS Unit 2. Kapasitas 0,12 0,18 0,18 0,18 Kva/Kwh 3. Produksi Listrik PLTS 0,02 0,03 GWh 4. Kapasitas Terpasang PLN MW 5. PLTU Pembangkit PLTU Unit 2. Kapasitas Kva/Kwh 3. Kapasitas Terpasang PLN MW 4. Produksi Listrik PLTU - 1,13 29,77 3,84 GWh Profil Kalimantan Barat

67 PARIWISATA Jumlah Objek Pariwisata Kalimantan Barat Pulau Provinsi Kalimantan Barat PARIWISATA Potensi Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sedang digalakkan oleh pemerintah dalam upaya meningkatan pemasukkan devisa negara, khusus Kalimantan Barat sektor ini sangat berarti dalam memacu perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya. Pesona alam yang indah, warisan budaya dan kesenian yang Lokasi dan Obyek Wisata di Kalimantan Barat Profil Kalimantan Barat

68 tinggi dan menarik, aneka ragam adat istiadat, peninggalan masa lampau yang bernilai, serta keramahan masyarakatnya merupakan daya tarik yang besar bagi wisatawan mancanegara. Potensi Wisata Pulau-pulau Kecil Tabel 2.4. Jumlah Objek Wisata di Kalimantan Barat (luas < km2): Jumlah Pulau Pulau Kecil di Propinsi No Kabupaten/Kota Kalimantan Barat berjumlah Kota Pontianak pulau, dan terdapat 5 Pulau yang 2 Kab. Mempawah masih bermasalah, dengan rincian 3 Kota Singkawang Kecamatan per Kabupaten / Kota: 4 Kab. Bengkayang Salah satu yang menjadi 5 Kab. Sambas sorotan saat ini adalah Pulau Maya 6 Kab. Kubu Raya Karimata salah satu pulau terluar di 7 Kab. Landak kabupaten Kayong Utara, karena 8 Kab. Sanggau pada tahun 2016 telah diadakan 9 Kab. Melawi even Internasional di Pulau tersebut 10 Kab. Sekadau yaitu Sail Karimata Kab. Sintang Pulau Karimata memiliki luas 12 Kab. Kapuas Hulu sekitar 77 ribu hektare yang 13 Kab. Ketapang berstatus Suaka Alam Laut (SAL) 14 Kab. Kayong Utara dengan pesona bawah lautnya yang 15 Rata-Rata belum banyak dikenal, khususnya pencinta Suaka Bawah Laut ini. Profil Kalimantan Barat

69 Di samping eksotisme taman lautnya. potensi landscape kepulauan yang dihuni oleh lebih dari jiwa ini pun menawarkan pesona yang tidak kalah menariknya. Secara geografis, kepulauan ini berada di selat perairan antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Gugusannya terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Karimata dan Pulau Serutu, serta beberapa pulau kecil yang mempesona, diantaranya Pulau Kelumpang, Pulau Buluh, Pulau Belian, Pulau Busung, Pulau Segunung, Pulau Genting, Pulau Serungganing dan Pulau Kera. KABUPATEN/KOTA Kabupaten Mempawah Tabel 2.5. Pulau di Provinsi Kalimantan Barat KECAMATAN Siantan Mempawah Hilir Sei. Kunyit JUMLAH PULAU JUMLAH PULAU BERMASALAH Kabupaten Kubu Raya Sungai Ambawang Batu Ampar Sungai Kakap Kubu Teluk Pakedai Sungai Raya Kabupaten Sanggau Tayan Meliau 3 2 Kota Pontianak Batu Layang 1 Kota Singkawang Selatan 1 Singkawang Profil Kalimantan Barat

70 KABUPATEN/KOTA Kabupaten Sambas Kabupaten Kayong Utara Kabupaten Bengkayang Kabupaten Ketapang Total Pulau KECAMATAN Jawai Selatan Paloh Sambas Pulau Maya Karimata Sukadana Simpang Hilir JUMLAH PULAU Sungai Raya Kepulauan 12 Matan Hilir Utara Kendawangan Matan Hilir Selatan JUMLAH PULAU BERMASALAH Ket : 5 Pulau Bermasalah diantaranya, Pulau Pengke Besar dan Pengke Kecil yang perlu di klarifikasi antara Prov. Kalbar dan Prov. Kepulauan Riau Pulau Nibung Besar, Pulau Nibung Kecil dan Pulau Burung yang perlu di Kalirifikasi antara Prov. Kalbar dan Prov. Kalteng Sumber : Verifikasi dan Pembukuan Nama-Nama Pulau Di Provinsi Kalimantan Barat. Biro Pemerintahan, 2008 Profil Kalimantan Barat

71 Gambar 2.7. Persentase Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Kalimantan Barat Berdasarkan Negara Asal Wisatawan 95,79 2,37 1,84 Asia Eropa Amerika, Oseania, dan Afrika Berdasarkan gambar 2.6 diperoleh bahwa wisatawan mancanegara dari negara-negara Asia lebih mendominasi sebesar 95,79 persen dari total wisatawan mancanegara yang datang ke Kalimantan Barat, Keadaan ini tidak lepas dari lokasi negara-negara tersebut yang dekat dengan Kalimantan Barat, terutama Malaysia dan Brunei Darussalam. Malaysia yang merupakan negara yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Barat memberikan sumbangan sebesar 80,59 persen atau sebesar kunjungan, kemudian diikuti Brunei Darussalam sebanyak Kunjungan atau 4,80 persen, Republik Rakyat Cina sebanyak Kunjungan atau 4,09 persen dan negara lainnya sebesar 10,51 persen. Wisatawan yang datang dari Benua Eropa ke Kalimantan Barat sebanyak 2,37 persen dari total kunjungan wisman atau sebanyak 682 kunjungan. Wisatawan Eropa yang paling banyak berkunjung ke Kalimantan Barat adalah wisatawan mancanegara yang berasal Belanda, Inggris, Belgia dan Jerman yang memberikan kontribusi sebesar 1,56 persen. Sedangkan untuk 1,84 persen wisatawan lainnya berasal dari negara-negara yang terdapat di benua Amerika, Oseania dan Afrika. Profil Kalimantan Barat

72 Gambar 2.8. Jumlah Wisman Melalui 2 Pintu Masuk di Kalimantan Barat 25,416 24,856 6,262 5, Supadio 8,557 22,464 Entikong 7,345 21,444 Wisatawan mancanegara masuk ke Kalimantan Barat melalui 2 pintu masuk utama yaitu pintu masuk menggunakan moda transportasi udara yaitu Bandara Supadio dan pintu masuk menggunakan moda transportasi darat yaitu PLB Entikong. Secara umum terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan macanegara ke Kalimantan Barat, khususnya melalui pintu PLB Entikong, dapat dilihat pada Gambar 2.7 dimana selama tahun 2012 hingga tahun 2015 yang melalui pintu masuk PLB Entikong terus mengalami penurunan, terjadi sebaliknya jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui Bandara Supadio mengalami fluktuasi selama lima tahun terakhir. Profil Kalimantan Barat

73 PERDAGANGAN Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Nilai Ekspor Menurut Komoditi PERDAGANGAN Potensi Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat Bagi kebanyakan negara berkembang, sektor perdagangan khususnya perdagangan luar negeri memegang peranan penting dalam mendukung perekonomian negara tersebut. Sektor perdagangan yang berbasis pada industrialisasi memegang peranan kunci, karena produk yang dihasilkan diharapkan mampu bersaing dengan produk industri negara lain dalam pasar global. Perkembangan Volume dan Nilai Impor Nilai dan Volume Impor Menurut Pelabuhan Nilai Impor Menurut Komoditi Utama Profil Kalimantan Barat

74 Kemajuan pembangunan sektor industri maupun perdagangan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Persaingan bisnis di era perdagangan bebas menunjukkan perkembangan yang pesat sehingga seolah tidak ada batas antarnegara, Indonesia harus berkompetisi dengan negara lain di bidang perdagangan, baik negara maju maupun negara berkembang. Perdagangan bebas membuka peluang bagi produsen untuk menjual produknya ke luar negeri dan sebaliknya memberi pilihan produk yang lebih banyak kepada masyarakat. Oleh karena itu sistim perdagangan luar negeri akan turut mempengaruhi sendi-sendi perekonomian negara tersebut. Pada Era globalisasi yang melanda dunia saat ini, secara langsung menciptakan pola perekonomian dunia yaitu dengan munculnya blok-blok perdagangan bebas, misalnya seperti European Community (pasar tunggal eropa), NAFTA (Kawasan Perdagangan Bebas Amerika Utara), AFTA (Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN), dan APEC (Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik). Blok-blok perdagangan tersebut akan menjadi tantangan dan sekaligus menjadi peluang bagi Kalimantan Barat, terutama dalam meningkatkan ekspornya. Kesiapan Kalimantan Barat dalam menghadapi era perdagangan bebas ini menjadi penentu dalam meningkatkan perekonomian Kalimantan Barat saat ini, dan masa mendatang. Profil Kalimantan Barat

75 Perkembangan Ekspor Kalimantan Barat Gambar 2.9. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kalimantan Barat dari Tahun Volume (Kg) Nilai Ekspor (US $) Profil Kalimantan Barat

76 Perkembangan volume dan nilai ekspor Kalimantan Barat selama 4 tahun (2012 s/d 2015) berfluktuasi, namun dari tahun 2012 sampai 2015 perkembangannya cenderung terus menurun dengan rata-rata pertumbuhan baik volume maupun nilai eksportnya turun sebesar 34 persen. Kalimantan Barat terbesar pada karet dan barang dari karet, namun perkembangannya di tahun 2015, dibandingkan tahun 2014, turun sebesar 7.1 persen. No. Tabel 2.6. Nilai Ekspor Kalimantan Barat Menurut Komoditi Utama Tahun 2014 dan 2015 Komoditi HS 2 Digit Nilai Ekspor (US $) Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Karet dan Barang dari Karet ,96 2 Kayu. Barang dari Kayu ,11 3 Lemak & Minyak Hewan / Nabati ,35 4 Kapal Laut dan Bangunan Terapung ,44 5 Tembakau ,84 6 Ampas / Sisa Industri Makanan ,65 7 Bahan Kimia Anorganik ,64 8 Buah-buahan ,22 9 Ikan dan Udang ,82 10 Biji-bijian berminyak ,04 Lainnya ,24 Jumlah ,19 Profil Kalimantan Barat

77 Menurunnya nilai ekspor karet, karena merupakan komoditas primer Kalimantan Barat saat ini harganya anjlok di pasar dunia, karet alam sangat tergantung pada harga dunia, perlambatnya ekonomi di negara Tiongkok sebagai salah satu konsumen terbesar karet akan berpengaruh melambatnya permintaan terhadap ekspor karet Kalimantan Barat. Semakin meningkatnya kurs dollar Amerika terhadap rupiah tidak banyak membantu peningkatan nilai ekspor, bahkan di tahun 2015 nilai eksport Kalimantan Barat tidak sampai separo dibandingkan nilai ekspor ditahun 2013 dan diikuti komoditi kayu barang dari kayu juga mengalami penurunan sebesar 25 persen. Selanjutnya untuk komoditi bahan kimia Anorganik mengalami peningkatan tertinggi yaitu sebesar ,64 persen dibandingkan tahun Hal ini dikarenakan Kalimantan Barat sudah mampu mengolah Bijih kerak dan abu logam menjadi Bahan Kimia Anorganik berbentuk alumina. Profil Kalimantan Barat

78 Perkembangan Impor Kalimantan Barat Gambar Perkembangan Volume dan Nilai Impor Kalimantan Barat Tahun Volume (Kg) Nilai Impor (US $) Profil Kalimantan Barat

79 Perkembangan impor Kalimantan Barat berdasarkan volume dan nilai impor selama 4 tahun ( ) terakhir cukup berfluktuatif, dengan rata-rata pertumbuhan untuk volume dan nilai impor sebesar 17,86 persen. Mulai tahun 2013 nilai impor Kalimantan Barat terus naik sampai tahun 2015 menjadi US$ dengan laju pertumbuhannya sebesar 12,95 persen. Impor Kalimantan Barat Menurut Pelabuhan Bongkar Barang Tabel 2.7 Nilai dan Volume Impor Kalimantan Barat Menurut Pelabuhan Tahun 2015 Volume Nilai Pelabuhan Kg Kontribusi US Kontribusi (%) $ (%) (1) (2) (3) (4) (5) Pontianak , ,51 Ketapang , ,60 Kendawangan , ,84 Supadio (U) , ,04 Sintete , ,01 Entikong 1 0, ,00 J u m l a h , ,00 Profil Kalimantan Barat

80 Impor Kalimantan Barat pada tahun 2015 sebagian besar melalui pelabuhan Kendawangan Kabupaten Ketapang sebesar US $ atau 48,84 persen dari total nilai Impor Kalimantan Barat. Impor terbesar melalui pelabuhan ini adalah komoditi Mesin-mesin / Pesawat Mekanik. Pelabuhan lain di Kalimantan Barat yang cukup penting peranannya dalam Impor adalah Pelabuhan Pontianak dengan nilai US $ atau 42,51 persen. Sisanya sebesar 8,65 persen melalui pelabuhan lainnya yang ada di Provinsi Kalimantan Barat No. Tabel 2.8 Nilai Impor Kalimantan Barat Menurut Komoditi Utama Tahun 2014 dan 2015 Komoditi Nilai Impor (US$) Perubahan 1 Mesin-mesin / Pesawat Mekanik ,09 2 Bahan Bakar Mineral ,15 3 Benda-benda dari Besi dan Baja ,17 4 Mesin / Peralatan Listrik ,57 5 Kapal Laut dan Bangunan ,47 Terapung 6 Pupuk ,33 7 Garam. Belerang. Kapur ,03 8 Besi dan Baja ,92 9 Biji-bijian berminyak ,39 10 Perangkat Optik ,87 11 Lainnya ,84 Jumlah ,50 Profil Kalimantan Barat

81 Komoditi utama terbesar untuk impor Kalimantan Barat Tahun 2015 adalah Mesinmesin/pesawat mekanik yaitu sebesar US $ atau 37,86 persen dari total Impor Kalimantan Barat. Nilai impor Mesin-mesin/pesawat mekanik pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar persen bila dibandingkan pada tahun Bahan Bakar Mineral merupakan impor kedua dari Kalimantan Barat. Pada tahun 2015 Nilai impor komoditi ini mengalami penurunan sebesar 46,15 persen dibandingkan tahun Selanjutnya Komoditi Mesin/peralatan Listrik pada tahun 2015 mengalami peningkatan yang tertinggi yaitu sebesar persen dibandingkan tahun 2014, ini merupakan hal yang positif untuk pembangunan provinsi Kalimantan Barat karena komoditi yang di impor merupakan barang modal. Profil Kalimantan Barat

82 PERINDUSTRIAN Unit Usaha IKM (FORMAL DAN INFORMAL) PERINDUSTRIAN Potensi Perindustrian Provinsi Kalimantan Barat Sektor industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi nasional antara lain memberi kontribusi yang signifikan dalam penyerapan tenaga kerja serta mampu menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan. Tenaga Kerja Terserap IKM Profil Kalimantan Barat

83 Sebagaimana tabel 2.9 Jumlah unit usaha Industri Kecil Menengah formal dan informal di Kalimantan Barat dari tahun 2012 sampai dengan 2015 terus mengalami kenaikan, adapun ratarata pertumbuhannya sebesar 19,60 persen dan berdasarkan kabupaten/kota rata-rata pertumbuhan IKM tertinggi di kabupaten Ketapang dengan capaiannya 6,90 persen. Tabel 2.9. Jumlah Unit Usaha IKM (FORMAL DAN INFORMAL) Kabupaten Kab. Sambas Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Mempawah Kab. Sanggau Kab. Ketapang Kab. Sintang Selanjutnya Jumlah tenaga kerja Kab. Kapuas Hulu yang terserap pada Industri Kecil Kab. Sekadau Menengah formal dan informal di Kab. Melawi Kalimantan Barat dari tahun 2012 Kab. Kayong Utara sampai dengan 2015 juga mengalami Kab. Kubu Raya kenaikan, dengan rata-rata Kota Pontianak pertumbuhannya sebesar 12,10 persen Kota Singkawang dan berdasarkan kabupaten/kota ratarata pertumbuhan tenaga kerja yang terserap pada IKM dengan pegerakan terus menaik adalah di kabupaten Kalimantan Barat Ketapang dengan capaiannya sebesar 6,12 persen. Profil Kalimantan Barat

84 Tabel Jumlah tenaga kerja terserap IKM (FORMAL DAN INFORMAL) Kabupaten Kab. Sambas Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Mempawah Kab. Sanggau Kab. Ketapang Kab. Sintang Kab. Kapuas Hulu Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Kota Pontianak Kota Singkawang Kalimantan Barat Profil Kalimantan Barat

85 PERTANIAN Luas dan Produksi Padi Sawah & Padi Ladang Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang (Ton) Kab / Kota PERTANIAN Potensi Pertanian dan Perkebunan Kalbar Kalimantan Barat memiliki potensi komoditas pertanian yang besar khususnya komoditas tanaman pangan dan hortikultura, Dengan luas wilayah lebih besar dari Pulau Jawa, Kalimantan Barat memiliki potensi lahan yang luas bagi pengembangan berbagai komoditas pertanian. Profil Kalimantan Barat

86 Potensi Padi di Kalimantan Barat Tahun Tabel Luas dan Produksi Padi Sawah & Padi Ladang tahun 2012 s/d 2015 Luas Panen (Ha) P A D I Padi Sawah Padi Ladang Padi Sawah & Ladang Prod (Ton) Rata-Rata Produksi (Kw/Ha) Luas Panen (Ha) Prod (Ton) Rata-Rata Produksi (Kw/Ha) Luas Panen (Ha) Prod (Ton) , , , , , , , , Produksi dan luas panen padi selama kurun waktu 4 tahun terakhir ( ) mengalami kecenderungan menurun, terkecuali pada tahun Berdasarkan Kepala BPS Provinsi Kalbar bahwa produksi padi turun dikarenakan ada daerah lain, penghasil padi terkena puso atau bencana banjir, tidak tersedia benih sehingga petani tidak bisa menanam padi dan ada juga konversi lahan sawah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, Luas panen pada 2015 mencapai hektare dan produktivitas sebesar 2,94 ton per hektare, lebih rendah dibandingkan posisi pada 2013 yang mencapai hektare dan 3,10 ton per hektare. Produksi padi sawah memberikan kontribusi Profil Kalimantan Barat

87 paling besar terhadap produksi padi di Kalbar, tahun 2015 mencapai 87,83% dari total produksi padi, sisanya sebesar 12,17% disumbang dari padi ladang. Gambar Produksi Padi Kalimantan Barat Tahun Produksi Padi Sawah Produksi Padi Ladang Produksi Padi Profil Kalimantan Barat

88 Berdasarkan produksi padi sawah dan padi ladang kabupaten/kota di Kalimantan Barat, bahwa produksi padi sawah terbanyak dari kabupaten Sambas sebesar ton dan memberikan kontribusi paling besar yaitu sebesar 22,43 persen dari total padi sawah. Selanjutnya untuk produksi padi ladang terbanyak dari kabupaten Sintang dengan produksi 35,733 ton dan memberikan kontribusi sebesar 2,80% dari total produksi padi. Kota Singkawang Kota Pontianak Kubu Raya Kayong Utara Melawi Sekadau Kapuas Hulu Sintang Ketapang Sanggau Pontianak Landak Bengkayang Sambas Padi Sawah Padi Ladang Gambar Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang (Ton) Kab / Kota Tahun Profil Kalimantan Barat

89 Potensi Palawija di Kalimantan Barat Potensi tanaman palawija meliputi Ubi Kayu, Kacang Kedelai, Ubi Jalar, Jagung dan Kacang Tanah selama empat tahun terakhir mengalami perkembangan yang fluktuatif, bahkan ditahun 2015 cenderung turun. Berdasarkan table 2.12 dilihat bahwa terdapat dua jenis komoditi palawija yang produksinya cukup besar yaitu ubi kayu dan jagung dengan rata-rata pertumbuhannya dari tahun untuk ubi kayu sebesar 471 persen, namun untuk jagung perkembangannya selama empat tahun terakhir mengalami penurunan terus sampai 14,90 persen. Selanjutnya untuk rata-rata produksi yang terbesar sampai terendah setiap tahunnya ( ) adalah untuk komoditi palawija Ubi Kayu yaitu sebesar 15,75 Ton/Ha/Tahun, diikuti komoditi Ubi Jalar 8,63 Ton/Ha/Tahun, komoditi Jagung (3,63 Ton/Ha/Tahun), Kedele (1,47 Ton/Ha/Tahun) Kacang Tanah (1,18 Ton/Ha/Tahun). Tahun Tabel Perkembangan Produksi dan luas panen Palawija dari tahun 2012 s/d 2015 Panen (Ha) UBI KAYU JAGUNG UBI JALAR Prod (Ton) Ratarata Produksi (Ton/Ha) Panen (Ha) Prod (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Panen (Ha) Prod (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) , , , , , , , , , , , ,88 Profil Kalimantan Barat

90 Panen (Ha) KEDELE Prod (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Panen (Ha) KAC. TANAH Prod (Ton) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) , , , , , , , ,12 Gambar Produksi dan Panen Palawija Tahun 2015 Profil Kalimantan Barat

91 Kabupaten Tabel Luas dan Produksi Tanaman Palawija Perkabupaten/Kota Tahun 2015 Jumlah Produksi (Ton) Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Sambas , , ,83 Bengkayang , ,42 3, ,01 Landak , , ,69 Pontianak , , ,97 Sanggau , , ,17 Ketapang , , ,85 Sintang , , ,02 Kapuas , , ,41 Hulu Sekadau , , ,83 Melawi , , ,49 Kayong , , ,25 Utara Kubu Raya , , ,86 Kota Pontianak Kota Singkawang , , , , , ,62 Profil Kalimantan Barat

92 Kabupaten Jumlah Produksi (Ton) Kacang Tanah Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Kacang Kedelai Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Sambas , ,85 Bengkayang , ,23 Landak , ,00 Pontianak , ,23 Sanggau , ,00 Ketapang , ,17 Sintang , ,13 Kapuas Hulu , ,00 Sekadau , ,94 Melawi , ,00 Kayong Utara , ,00 Kubu Raya , ,18 Kota Pontianak 0 0 0, ,00 Kota Singkawang 0 0 0, ,00 Profil Kalimantan Barat

93 Berdasarkan table tersebut diatas diperoleh bahwa kabupaten Bengkayang secara total adalah kabupaten yang paling besar jumlah produksi palawija-nya di tahun 2015 dibandingkan 13 kabupaten/kota lainnya yaitu sebesar ton, terbesar khususnya pada komoditi jagung ( ton) dengan luas panen Ha), Begitu juga untuk komoditi Ubi Kayu Kabupaten Bengkayang juga penghasil terbanyak yaitu ton dengan luas panen Ha. Sedangkan untuk Kota Pontianak dan Kota Singkawang pada tahun 2015 secara total produksi penghasil palawija yang terkecil atau rendah yaitu ton dan ton, hal ini dikarenakan luasan lahan panennya kecil, dua kota tersebut merupakan daerah yang bukan penghasil Kacang Tanah dan Kacang Kedelai. Profil Kalimantan Barat

94 TANAMAN SAYURAN & BUAH Persentase Sayuran di Kalimantan Barat Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur - Sayuran TANAMAN SAYURAN & BUAH Potensi Sayuran & Buah-Buahan Provinsi Kalbar Kalimantan Barat dengan luas wilayah KM2, ekosistem lahan kering (dataran rendah dan sedang) dan lahan basah (rawa lebak dan pasang surut) di anugerahi keanekaragaman jenis tanaman hortikultura yang potensial, baik dari jenis buah-buahan maupun sayuran dan tanaman hias yang memiliki potensi untuk dikomersialkan sebagai komoditas atau produk trend setter. Persentase Buahbuahan di Kalimantan Barat Produksi Buah - Buahan Profil Kalimantan Barat

95 Gambar Persentase Sayuran di Kalimantan Barat Berdasarkan Urutan Kontribusi Produksi Tahun 2015 Pada tahun 2015, terdapat 4 (empat) jenis tanaman sayuran yang memberikan sumbangan terbesar terhadap total produksi sayuran di Kalimantan Barat yaitu : ketimun 28,46 persen. Kacang Panjang 13,42 persen, Kangkung 12,75 persen,dan Terung sebesar 11,87 persen. Sedangkan sisanya (enam jenis sayuran lainnya) persentase produksinya masingmasing kurang dari sembilan persen dari total produksi sayuran di Kalimantan Barat. Sepuluh jenis produksi tanaman sayuran yang terdiri dari bawang daun, petsai/sawi, kacang panjang, cabe, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung dan bayam pada tahun 2015, secara umum mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun Dimana total produksi sayuran pada tahun 2014 sebesar ton menjadi ton pada tahun Angka ini berada dibawah rata- rata produksi selama periode yaitu sebesar ton. Profil Kalimantan Barat

96 NO JENIS TANAMAN Tabel Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-Sayuran Di Kalimantan Barat tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1 Bawang Daun Petsai/Sawi Kacang Panjang Cabe Tomat Terung Buncis Ketimun Kangkung Bayam Jumlah Total Profil Kalimantan Barat

97 Kalimantan Barat memiliki berbagai jenis tanaman buahbuahan lokal yang cukup potensial untuk dikembangkan, Data yang disajikan pada laporan Statistik Pertanian Hortikultura (SPH) tahun 2015 sesuai table 2.15 untuk jenis tanaman buah terdiri dari 17 jenis komoitas, ada tiga komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total produksi buah di Kalimantan Barat yaitu: jeruk siam/keprok sebesar 35,43 persen, pisang 34,79 persen dan nenas 13,54 persen. Sedangkan 6 jenis tananaman buah lainnya persentase produksinya masing-masing kurang dari enam persen dari total produksi buah di Kalimantan Barat. 5,18 2,32 2,43 13,54 Gambar Persentase Buah-buahan di Kalimantan Barat Berdasarkan 2,1 1,23 34,79 2,98 35,43 Jeruk Siam/Keprok Pisang Nenas D u r i a n Rambutan Pepaya Nangka/Cempedak Mangga Lainnya Profil Kalimantan Barat

98 Tabel Produksi Buah-Buahan di Kalimantan Barat Tahun (ton) No. JENIS TANAMAN Alpokat Belimbing Duku/Langsat Durian Jambu Biji Jeruk Siam/Keprok Mangga Manggis Nangka/Cempedak Nenas Pisang Pepaya Rambutan Salak Sawo Sirsak Sukun JUMLAH Profil Kalimantan Barat

99 Gambar Produksi Buah-Buahan (Ton) Kabupaten/Kota Tahun Pisang Nenas Jeruk Profil Kalimantan Barat

100 PERKEBUNAN Produksi Perkebunan PERKEBUNAN Potensi Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat Kalimantan Barat memiliki potensi perkebunan yang cukup melimpah, Hasil perkebunan Kalimantan Barat diantaranya adalah karet, kelapa sawit, kelapa hibrida dan lain-lain. Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet sudah menjadi primadona dan menjadi komoditas dominan Kalimantan Barat dilihat dari jumlah produksi dan luas tanamnya. Profil Kalimantan Barat

101 Tabel Produksi Perkebunan Kalimatan Barat Tahun Tahun Karet Kelapa Sawit Kelapa Hybrida Kelapa Dalam L a d a Tanam Prod Tanam Prod Tanam Prod Tanam Prod Tanam Prod (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) Tabel Produksi Perkebunan Kalimatan Barat Tahun Tahun K o p i K a k a o Tebu Pinang Cengkeh Tanam Prod Tanam Prod Tanam Prod Tanam Prod Tanam Prod (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) Berdasarkan tabel 2.16 bahwa produksi Kelapa Sawit. dari tahun perkembangannya cukup berfluktuasi, namun dari tahun 2014 sampai 2015 produksi Kelapa Sawit mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 55,33 persen, Untuk produksi karet perkembangannya tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,018 persen dibandingkan tahun Profil Kalimantan Barat

102 Turunnya produksi karet dapat disebabkan menyediakan bibit karet unggul yang kurang dan tenaga penyuluh perkebunan yang bisa membimbing petani dalam meremajakan kebun yang sudah tua dan merawat kebun tersebut sampai saat bisa disadap. Dengan produktivitas yang tinggi maka dengan sendirinya penghasilan petani juga akan meningkat pula, perlunya pembangunan industri hilir karet yang dapat meningkatkan nilai jual yang lebih tinggi, dengan diperhatikan berbagai aspek, terutama infrastruktur yang akan mendukung industri tersebut. Gambar Produksi Karet dan Kelapa Sawit (Ton) Kelapa Sawit Karet Profil Kalimantan Barat

103 PETERNAKAN Populasi (ekor)& Produksi (Ton) untuk Ternak Besar dan Ternak Kecil PETERNAKAN Potensi Peternakan Provinsi Kalimantan Barat Komoditi ternak merupakan sumber penghasil protein bagi ketersediaan pangan daerah, Pada tahun 2015 untuk jenis ternak sapi, jumlah populasi ternak sapi sebesar meningkat sebesar 5,70 persen dari kondisi tahun Sementara itu, untuk produksi daging sapi mengalami penurunan pada tahun 2015 sebesar 23,95 persen menjadi ton. Populasi (ekor)& Produksi (Ton) Ternak Unggas Produksi Telur (Ton) Ternak Unggas Profil Kalimantan Barat

104 Komoditas ternak Babi juga mengalami peningkatan jumlah populasi pada tahun 2015 yakni sebesar 5,04 persen menjadi ekor. Sementara itu jumlah produksi daging Babi pada tahun 2015 mengalami penurunan yakni sebesar 19,56 persen menjadi ton. Populasi ternak jenis Kambing mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 2,85 persen menjadi ekor. Namun untuk produksi daging kambing terus mengalami penurunan yakni sebesar 4,35 persen menjadi 264 ton. Tabel Populasi (ekor)& Produksi (Ton) untuk Ternak Besar dan Ternak Kecil Tahun Tahun S a p i Kambing B a b i Populasi Prod Populasi Prod Populasi Prod Profil Kalimantan Barat

105 Tahun Tabel Populasi (ekor)& Produksi (Ton) Ternak Unggas Tahun Ayam Buras Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur I t I k / Bebek I t I k / Manila Populasi Prod Populasi Prod Populasi Prod Populasi Prod Populasi Prod Sumber Data : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Ternak unggas rata-rata produksi dan populasi mengalami penurunan, pada tahun 2015 jenis Ayam Buras mengalami penurunan sangat signifikan di sisi produksi daging sebesar 39,68 persen di bandingkan tahun Sedangkan untuk jumlah populasinya mengalami peningkatan sebesar 45,55 persen. Untuk jenis Ayam Ras Pedaging pada tahun 2015 jumlah populasinya mengalami peningkatan sebesar 37,17 persen dan diikuti dengan peningkatan jumlah produksi dagingnya sebesar 40,22 persen. Untuk jenis Itik/bebek pada tahun 2015 jumlah populasi mengalami peningkatan sebesar 2,96 persen dari tahun 2014, sedangkan jumlah produksi dagingnya mengalami penurunan jumlah sebesar 42,27 persen, untuk itik/manila pada tahun 2015 terjadi penurunan dari sisi Populasi dan produksinya yaitu 14,27 Persen untuk jumlah Populasi, dan 78,26 persen dari jumlah produksinya. Profil Kalimantan Barat

106 Produksi telur yang berasal dari jenis Ayam Ras Petelur pada tahun 2015 mengalami penurunan jumlah produksi yakni sebesar 27,28 persen atau sebesar ton. Hal yang sama juga terjadi untuk telur yang berasal dari jenis Itik, jumlah produksi telur tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 20,62 persen dibandingkan tahun Hal yang berbeda terjadi pada produksi telur dari jenis Ayam Buras, pada tahun 2015 terjadi Peningkatan jumlah produksi telur sebesar 27,02 persen. Gambar Produksi Telur Ternak Unggas (Ton) Ayam Ras Petelur I t I k & Itik Manila Ayam Buras Profil Kalimantan Barat

107 KEHUTANAN Status Kawasan Hutan Produksi Kayu Bulat Menurut Asal Kayu KEHUTANAN Kondisi Hutan Provinsi Kalimantan Barat Kalimantan Barat termasuk salah satu provinsi yang memiliki kawasan hutan cukup luas yaitu sekitar 6,39 persen dari luas hutan di Indonesia. Luas kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor : SK.733/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 2014 adalah sebesar Ha yang terbagi atas 5 (lima) status kawasan. Profil Kalimantan Barat

108 Kawasan Hutan Lindung merupakan kawasan hutan yang memiliki luas terbesar yakni sebesar 27,54 persen atau Ha, setelah itu Kawasan Hutan Produksi Terbatas yakni sebesar 25,42 persen atau Ha Tabel Status Kawasan Hutan di Kalimantan Barat No. Status Kawasan Hutan Luas (Ha) Persentase (%) 1. Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) ,32 a. Daratan ,05 b. Perairan ,27 2. Kawasan Hutan Lindung (HL) ,54 3. Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) ,42 4. Kawasan Hutan Produksi (HP) ,36 5. Kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK) Sumber Data : Dinas Kehutanan ,36 Jumlah Hutan memiliki sumberdaya yang sangat penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, diantaranya sebagian penduduk meyandarkan kehidupannya sebagai sumber mata pencaharian dari hasil hutan ataupun industri turunannya, disamping itu hutan memiliki kedudukan Profil Kalimantan Barat

109 yang khusus dari sisi penataan lingkungan. Dari segi Produksi Kayu Bulat sebagai salah satu komoditi produksi hasil hutan, pada tahun 2015 total produksi Kayu Bulat mengalami Peningkatan sebesar 19,82 persen dari produksi pada tahun Peningkatan terjadi pada Produksi Kayu Bulat HPH sebesar 131,26 persen namun untuk Produksi kayu bulat HTI dan Produksi kayu bulat IPK mengalami penurunan masing-masing 86,35 persen dan24, 32 persen. Tabel Produksi Kayu Bulat Menurut Asal Kayu No Jenis Produksi Produksi Kayu (M³) Produksi kayu Bulat HPH , , , ,99 2 Produksi Kayu Bulat HTI , , , ,42 3 Produksi kayu Bulat IPK , , , ,81 4 Produksi Kayu Bulat Hutan Hak 8.163, ,33 Total Produksi Kayu Bulat , , , ,69 Profil Kalimantan Barat

110 Profil Kalimantan Barat

111 PENDIDIKAN APM. APK. APS Jumlah Sekolah PENDIDIKAN Gambaran Kondisi Pendidikan di Kalimantan Barat Secara umum, beberapa indikator pembangunan di bidang pendidikan mengalami peningkatan yang meliputi Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Sekolah (APK) dalam berbagai tingkat pendidikan dan Angka Partisipasi Sekolah (APS) dalam tingkat usia dan Angka Melek Huruf. Jumlah Murid dan Guru Profil Kalimantan Barat

112 Secara umum, selama periode APM di Kalbar dalam seluruh tingkatan pendidikan mengalami peningkatan. APM merupakan Proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. APM digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya, Pada tahun 2015, penduduk yang sudah mengenyam pendidikan untuk tingkatan SD/MI/Paket A, pada usia 7-12 tahun sebesar 99,18 persen dan tingkat pendidikan SMP/MTs/Paket B, usia tahun sebesar 71,79 persen, selanjutnya telah mendapatkan pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C, usia tahun sebesar 55,48 persen. Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah Proporsi anak sekolah pada jenjang tertentu terhadap penduduk pada kelompok usia tertentu. APK yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi Gambar 3.1. Perkembangan APM Provinsi Kalimantan Barat (%) Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kalbar (Diolah) 98,91 99,04 99,13 99,18 68,64 69,59 70,81 71,79 51,16 52,67 55,1 55, Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Gambar 3.2. Perkembangan APK Provinsi Kalimantan Barat (%) Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kalbar (Diolah) ,52 116,15 116,4 116,76 90,17 92,16 93,12 94,24 63,18 67,33 69,45 70, Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C Profil Kalimantan Barat

113 sekolah, tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya. Jika nilai APK mendekati atau lebih dari 100 persen, menunjukkan adanya penduduk yang sekolah, belum mencukupi umur atau melebihi umur yang seharusnya. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya. Seperti APK SD/MI/Paket A pada tahun 2015 sebesar 116,76 persen yang berarti terdapat penduduk yang belum mencukupi umur atau telah melebihi umur yang seharusnya memperoleh pendidikan SD/MI/Paket A. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah Proporsi dari semua anak yang masih sekolah pada suatu kelompok umur tertentu terhadap penduduk dengan kelompok umur yang sesuai. Secara umum APS yang tinggi menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses pendidikan. Pada kelompok umur, dimana peluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur. Selama periode APS seluruh kelompok usia mengalami peningkatan, dengan APS terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun sebesar 99,18 persen. 100 Gambar 3.3. Perkembangan APS Provinsi Kalimantan Barat (%) Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kalbar (Diolah) ,91 99,04 99,13 99,18 68,64 69,59 70,81 71,79 51,16 52,67 55,1 55, APS 7-12 Tahun APS Tahun APS Tahun Profil Kalimantan Barat

114 Gambar 3.4. APS Kabupaten/Kota Se Kalbar Tahun 2015 (%) Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kalbar (Diolah) Kota Singkawang Kota Pontianak Kubu Raya Kayong Utara Melawi Sekadau Kapuas Hulu Sintang Ketapang Sanggau Mempawah Landak Bengkayang Sambas 99,82 99,42 99,58 98,53 98,41 99,66 99,28 99,62 98,32 98,5 99,83 99,92 98,49 99,08 75,28 75,62 78,87 68,96 69,07 64,69 77,25 66,64 68,88 65,87 68,91 77,65 73,04 74,38 66,95 79,32 64,53 63,6 49,05 51,2 59,88 41,09 37,38 40,93 45,81 55,55 66,28 55, APS 7-12 Tahun APS Tahun APS Tahun Gambar 3.5. Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Kalimantan Barat (%) Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kalbar (Diolah) Sementara itu, pada tahun 2015 Kabupaten Landak memiliki tingkat partisipasi sekolah atau APS 7-12 tahun tertinggi yakni sebesar 99,92 persen. Sedangkan Kabupaten Kubu Raya tertinggi dengan APS tahun sebesar 78,87 persen dan Kota Pontianak pada tahun 2015 merupakan Kota dengan APS tahun tertinggi di Kalimantan Barat yakni sebesar 79,32 persen. Secara rata-rata APS usia 7-12 tahun di seluruh Kabupaten Kota di Kalimantan Barat memiliki nilai diatas 98 persen sementara unuk APS tahun tergolong masih dibawah 70 persen kecuali untuk Kota Pontianak. 98, , , , , ,92 98,05 97,53 95, Angka Melek Huruf di Kalimantan Barat. selama periode juga menunjukkan peningkatan dari 95,46 persen pada tahun 2012 menjadi 98,05 persen pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa penduduk usia 10 tahun ke atas yang telah memiliki kemampuan membaca dan menulis semakin meningkat. Profil Kalimantan Barat

115 Tabel 3.1. Jumlah Sekolah Masing-Masing Tingkatan di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 No Kabupaten/kota Sekolah Dasar SMP SMA SMK Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total Negeri Swasta Total 1 Sambas Bengkayang Landak Mempawah Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kayong Utara Kubu Raya Kota Pontianak Kota Singkawang Kalbar 4, , , Tabel 3.2. Jumlah Guru, Murid dan Rasio Guru dan Murid Masing-Masing Tingkatan di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 Sekolah Dasar SMP SMA SMK No. Kabupaten/Kota Jml Rasio Jmh Guru Murid Guru : Murid Jmh Guru Jml Rasio Jml Rasio Jml Rasio Jmh Guru Jmh Guru Murid Guru : Murid Murid Guru : Murid Murid Guru : Murid 1 Sambas 4,699 72,396 1:15 1,487 23,167 1: ,024 1: ,217 1:11 2 Bengkayang 2,430 37,054 1: ,937 1: ,825 1: :7 3 Landak 3,556 50,779 1:14 1,478 21,145 1: ,946 1: ,152 1:9 4 Mempawah 1,932 28,923 1: ,460 1: ,134 1: ,783 1:12 5 Sanggau 3,699 56,271 1:15 1,369 19,300 1: ,424 1: ,310 1:13 6 Ketapang 3,169 64,594 1: ,005 1: ,447 1: ,557 1:13 7 Sintang 3,792 60,270 1:16 1,221 18,999 1: ,914 1: ,174 1:13 8 Kapuas Hulu 2,136 32,318 1: ,074 1: ,927 1: :12 9 Sekadau 1,898 26,575 1: ,524 1: ,785 1: ,745 1:15 10 Melawi 2,122 26,885 1: ,030 1: ,187 1: ,137 1:15 11 Kayong Utara ,961 1: ,128 1: ,042 1: ,004 1:12 12 Kubu Raya 2,753 60,794 1: ,155 1: ,272 1: ,336 1:21 13 Kota Pontianak 3,186 67,426 1:21 1,717 28,976 1:17 1,115 17,393 1: ,256 1:13 14 Kota Singkawang 1,464 26,475 1: ,100 1: ,438 1: ,421 1:12 Kalimantan Barat 37, ,721 1:17 13, ,000 1:16 6, ,758 1:15 3,750 47,788 1:13 Profil Kalimantan Barat

116 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Komponen Pembentuk IPM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Barat Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator penting dalam mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM dapat menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan lainnya. IPM Kab/Kota Profil Kalimantan Barat

117 Secara umum IPM Kalimantan Barat terus mengalami perkembangan kemajuannya. Selama periode IPM Kalimantan Barat meningkat 2,18 poin dari 63,41 pada tahun 2012 menjadi 65,59 pada 2015 atau tumbuh rata-rata sebesar 1,13 persen per tahun, Meskipun selama periode tersebut IPM Kalimantan Barat menunjukkan kemajuan yang positif, namun status pembangunan manusia Kalimantan Barat masih berstatus sedang. Komponen pembentuk IPM terdiri oleh tiga dimensi dasar yakni umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Dimensi umur panjang dan hidup sehat diukur oleh komponen Angka Harapan Hidup (AHH). Selama periode Kalimantan Barat telah berhasil Gambar 3.6. Perkembngan IPM Kalimantan Barat ,00 65,59 65,50 64,89 65,00 64,50 64,30 64,00 63,41 63,50 63,00 62,50 62, Gambar 3.7. Perkembangan AHH Kalimantan Barat (Tahun) 69,9 69,87 69,8 69,76 69,7 69,66 69,6 69,5 69,46 69,4 69,3 69, Profil Kalimantan Barat

118 meningkatkan AHH saat lahir sebesar 0,41 tahun dari 69,46 tahun pada tahun 2012 menjadi 69,87 tahun pada tahun 2015 atau meningkat rata-rata 0,20 persen. Untuk dimensi pengetahuan, diukur oleh komponen Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Harapan Lama Sekolah di Kalimantan Barat selama periode meningkat sebesar 1.14 tahun, dari 11,11 tahun pada tahun 2012 menjadi 12,25 tahun pada tahun 2015 atau tumbuh secara rata-rata 3,31 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah pada tahun 2015 ini menunjukkan bahwa anakanak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1. Sementara itu, untuk angka Rata-rata Lama Sekolah di Kalimantan Barat selama periode meningkat 0,31 tahun dari 6,62 tahun pada tahun 2012 menjadi 6,93 tahun pada tahun 2015 atau tumbuh secara rata-rata 1,54 persen per tahun. Hal ini mengandung arti bahwa sampai dengan tahun penduduk Kalimantan Barat usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas VII (SMP Kelas I). Gambar 3.8. Perkembngan HLS Kalimantan Barat (Tahun) 6,62 11,11 11,60 11,89 12, Gambar 3.9. Perkembangan RLS Kalimantan Barat (Tahun) 6,93 6,69 6, Profil Kalimantan Barat

119 Dimensi Standar Hidup Layak diukur oleh komponen pengeluaran per kapita Perkembangan pengeluaran per kapita dari tahun 2012 hingga 2015 yakni meningkat sebesar 277 ribu rupiah atau tumbuh secara rata-rata sebesar 1,14 persen per tahun. Gambar Perkembangan Pengeluaran Per Kapita Kalimantan Barat (Ribu Rupiah) Sementara itu, perkembangan IPM Kabupaten/ Kota pada tahun 2015 seluruhnya menunjukkan peningkatan. Peningkatan terbesar terdapat di Kabupaten Kayong Utara, terjadi peningkatannya sebesar 1,57 poin untuk IPM tahun 2015 jika dibandingkan tahun Sedangkan untuk pencapaian IPM tertinggi masih berada di Kota Pontianak yakni sebesar 77,52 poin. Meskipun demikian IPM dengan metode baru ini tidak mengurutkan pencapaian terhadap IPM-nya akan tetapi yang menjadi perhatian yaitu pada capaian atas peningkatan atau pertambahan angka IPM itu sendiri yang dilihat dari tahun ke tahun. Gambar Perkembngan IPM Kab/Kota se Kalimantan Barat ,52 70,03 64,14 64,65 64,12 63,37 63,05 64,03 64,18 63,73 62,34 63,78 65,02 60,09 76,63 69,84 63,28 64,40 63,59 62,78 62,06 63,27 63,19 62,90 61,98 62,89 64,52 58, Profil Kalimantan Barat

120 Tabel 3.3. Perkembangn IPM dan Komponen Pembentuk IPM Kab/Kota se Kalimantan Barat Kode Kabupaten/Kota Angka Harapan Lama Rata-rata Lama Pengeluaran Perkapita Angka Harapan Hidup Sekolah Sekolah disesuaikan (tahun) (%) (tahun) (ribu rupiah PPP) Sambas 67,74 67,94 11,46 11,70 5,80 6,13 9,153 9,195 63,28 64, Bengkayang 72,89 72,99 11,11 11,14 5,97 5,98 8,363 8,489 64,40 64, Landak 71,97 72,07 12,00 12,03 7,05 7,06 6,417 6,670 63,59 64, Mempawah 70,28 70,28 11,75 11,91 6,33 6,45 7,063 7,238 62,78 63, Sanggau 70,28 70,58 10,60 10,67 6,37 6,74 7,411 7,622 62,06 63, Ketapang 70,51 70,51 10,90 10,95 6,22 6,56 8,159 8,350 63,27 64, Sintang 70,95 71,05 10,25 10,84 6,63 6,70 8,098 8,224 63,19 64, Kapuas Hulu 71,94 71,94 11,80 11,83 6,65 7,00 6,440 6,640 62,90 63, Sekadau 70,80 70,90 11,12 11,23 6,54 6,55 6,689 6,795 61,98 62, Melawi 72,38 72,38 10,65 10,78 6,00 6,42 7,727 7,841 62,89 63, Kayong Utara 67,03 67,33 10,89 11,74 5,19 5,37 6,769 6,950 58,52 60, Kubu Raya 69,64 69,74 12,34 12,55 6,41 6,56 7,973 7,994 64,52 65, Kota Pontianak 72,01 72,11 13,84 14,48 9,62 9,77 13,706 13,737 76,63 77, Kota Singkawang 70,84 71,04 12,80 12,84 7,26 7,28 10,950 10,982 69,84 70,03 IPM Profil Kalimantan Barat

121 KEMISKINAN Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Garis Kemiskinan KEMISKINAN Kondisi Kemiskinan Kalimantan Barat Perkembangan angka kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat selama periode , menunjukkan trend yang fluktuatif, sempat menurun pada tahun 2014 akan tetapi pada tahun 2015 mengalami peningkatan kembali menjadi 8,44 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 Jumlah Penduduk Miskin di Kalimantan Barat juga mengalami peningkatan yakni sebesar Jiwa dari Jiwa pada tahun 2014 menjadi Jiwa pada tahun Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Profil Kalimantan Barat

122 8,8 8,6 8,4 8,2 8 7,8 7,6 7,4 Gambar Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Prov. Kalbar 8, , , , Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase Penduduk Miskin (%) Jika diamati lebih dalam, persentase penduduk miskin terbesar pada tahun 2015 berada di daerah pedesaan yakni sebesar 78,26 persen atau Jiwa, dibandingkan dengan daerah perkotaan sebesar 21,74 persen atau Jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, persentase penduduk miskin perkotaan dan pedesaan pada tahun 2015 juga mengalami peningkatan dari 9,20 persen menjadi 9,51 persen untuk daerah perdesaan dan untuk daerah kota dari 5,47 persen menjadi 6,00 persen. Gambar Diagram Kemiskinan Kota dan Desa 18,00 16,00 14,00 12, , , , , , ,00 5,49 5,68 5,47 6, ,00 4,00 2, , Jumlah Penduduk Miskin Kota (Jiwa) Jumlah Penduduk Miskin Desa (Jiwa) Persentase Penduduk Miskin Kota (%) Persentase Penduduk Miskin Desa (%) Gambar Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Perkotaan dan Pedesaan Profil Kalimantan Barat

123 Gambar Perkembangan Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat (Rupiah) Selama periode garis kemiskinan juga semakin meningkat, rata-rata per tahun meningkat sebesar 12,50 persen atau meningkat rata-rata rupiah per tahun dari rupiah pada tahun 2012 meningkat menjadi rupiah pada tahun Persoalan kemiskinan bukan hanya menyangkut berapa jumlah dan persentase penduduk miskin, tetapi terdapat dimensi lainnya yang harus juga menjadi perhatian yaitu tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Indek Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masingmasing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan Indek Keparahan Kemiskinan (P2) merupakan ukuran ketimpangan penduduk miskin. 1,5 1 0,5 0 Gambar Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Prov. Kalimantan Barat 1,25 1,30 1,26 0,33 0,31 0,35 1, Indeks Kedalaman (P1) 0,240 Indeks Keparahan (P2) Pada tahun 2015 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan adanya penurunan yaitu dari 1,26 pada tahun 2014 menjadi 1,087 pada tahun Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekat dari garis kemiskinan. Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan adanya penurunan yaitu dari 0,35 pada tahun 2014 menjadi 0,240 pada tahun Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif semakin kecil. Profil Kalimantan Barat

124 Pada tahun 2015 terdapat 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yang tingkat kemiskinannya di atas tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat, yakni Sambas, Landak, Ketapang, Sintang, Kapuas Hulu, Melawi dan Kayong Utara, dengan tingkat kemiskinan tertinggi berada di Kabupaten Landak sebesar 13,51 persen. Sementara itu 7 (tujuh) Kabupaten/Kota lainnya yakni Bengkayang, Mempawah, Sanggau, Sekadau, Kubu Raya, Kota Pontianak dan Kota Singkawang tingkat kemiskinannya berada di bawah tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat, dengan tingkat kemiskinan terendah berada di Kabupaten Sanggau sebesar 4,57 persen Gambar Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota Tahun ,42 6,94 13,51 5,52 4,57 11,72 9,33 9,66 Gambar Perkembangan Gini Rasio Prov. Kalimantan Barat 6,5 12,57 9,84 Persentase Kemiskinan Kab/Kota (%) Persentase Kemiskinan Provinsi (8.03 %) 5,22 5,22 5,76 Ukuran Ketimpangan Kemiskinan (Gini Rasio) Gini ratio merupakan suatu ukuran kemerataan untuk menghitung ketimpangan distribusi pendapatan, didekati dengan pengeluaran SSN. Semakin mendekati 1 berarti semakin timpang (pendapatannya tidak merata) sebaliknya jika 0,38 0,37 0,36 0,35 0,34 0,33 0,32 0,31 0,3 0,29 0,28 0,37 0,37 0,36 0, Profil Kalimantan Barat

125 Gambar Gini Rasio Kabupaten/Kota Tahun ,4 0,35 0,3 0,3 0,27 0,31 0,29 0,29 0,33 0,28 0,33 0,33 0,28 0,35 0,32 0,31 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 Gini Rasio Kab/Kota Gini Ratio Prov. Kalbar (0.31) semakin mendekati 0 berarti semakin tidak timpang (pendapatan merata). Pada tahun 2015 Gini rasio Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan angka 0,31 lebih baik dibandingkan nilai Gini Rasio dibandingkan tahun 2014 ataupun 2012 dimana Gini Rasio Provinsi Kalimantan Barat pada tahun tersebut nilainya lebih tinggi dibandingkan 0,31 pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa pemerataan distribusi pendapatan di Kalimantan Barat semakin membaik. Sementara itu, untuk tahun 2015, terdapat 5 (lima) kabupaten yang Gini Rasionya di atas Gini Rasio Provinsi Kalimantan Barat dengan Gini Rasio tertinggi berada di Kabupaten Kayong Utara yakni sebesar 0,35. Sedangkan untuk 9 (Sembilan) kabupaten/kota lainnya memiliki Gini Rasio atau tingkat ketimpangan distribusi pendapatannya sama atau dibawah angka Provinsi Kalimantan Barat dengan angka terendah berada di Kabupaten Bengkayang yakni sebesar 0,27. Profil Kalimantan Barat

126 KESEHATAN AKI. AKB. Gizi Buruk [Fasilitas Kesehatan KESEHATAN Angka Kematian Ibu. Angka Kematian Bayi. Prevalensi Balita Gizi Buruk Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) adalah jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan per kelahiran hidup pada masa tertentu. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Tenaga Medis Profil Kalimantan Barat

127 AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium (MDGs) tujuan ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Angka Kematian Ibu hasil SP 2010 di Provinsi Kalimantan Barat, menunjukkan bahwa terdapat 240 jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan per kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa terdapat 31 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 menunjukkan bahwa terdapat 22 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari. Definisi ini tampaknya selaras dengan konsumsi energi dan protein antar waktu di Kalimantan Barat. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan Prevalensi Balita Gizi Buruk di Kalimantan Barat sebesar 9,5 %. Sedangkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 menunjukkan bahwa Prevalensi Balita Gizi Buruk adalah sebesar 7%. Profil Kalimantan Barat

128 Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu di Provinsi Kalimantan Barat Selama kurun waktu ketersediaan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas, puskesmas keliling dan puskesmas pembantu di Kalimantan Barat terus ditingkatkan. Jumlah total rumah sakit sampai tahun 2015 yakni sebanyak 44 buah yang tersebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat, kecuali di Kabupaten Kayong Utara. Sedangkan jumlah Puskesmas sebanyak 243 buah dan didukung oleh 289 buah Puskesmas keliling serta 881 buah Puskesmas Pembantu. Gambar Sebaran Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas, Pustu dan Pusling) di Kabupaten/Kota Se Kalimantan Barat Tahun 2015 (Buah/Unit) Gambar Jumlah Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas, Pustu dan Pusling) di Kalimantan Barat Tahun 2015 (Buah/Unit) Kota Singkawang Kota Pontianak Kubu Raya Kayong Utara Melawi Sekadau Kapuas Hulu Sintang Ketapang Sanggau Mempawah Landak Bengkayang Sambas Puskesmas Puskesmas Keliling Puskesmas Pembantu Rumah Sakit Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Keliling Puskesmas Pembantu Profil Kalimantan Barat

129 Tenaga Medis (Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi, Bidan dan Perawat) Sampai dengan tahun 2015, Tenaga Medis Perawat merupakan tenaga medis terbesar di Kalbar yakni sebesar 62,09 persen. Sedangkan tenaga medis dokter umum dan dokter spesialis masih sangat kurang jika dibandingkan dengan Penduduk Kalimantan Barat tahun 2015 sebesar Jiwa, jumlah dokter umum hanya sebanyak 578 orang dan dokter spesialis hanya sebanyak 248 orang, sedangkan dokter gigi sebanyak 124 orang dan bidan sebanyak orang. Gambar Diagram Jumlah Tenaga Medis Kalimantan Barat Tahun ,37% 578 5,51% 124 1,18% Dokter Spesialis ,85% Dokter Umum Dokter Gigi ,09% Bidan Perawat Profil Kalimantan Barat

130 No Wilayah Tabel 3.4 Sebaran Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Tahun Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat Jumlah (Orang) Persentase Jumlah (Orang) Persentase Jumlah (Orang) Persentase Jumlah (Orang) Persentase Jumlah (Orang) Persentase 1 Sambas % % % % % 2 Bengkayang % % % % % 3 Landak % % % % % 4 Mempawah % % % % % 5 Sanggau % % % % % 6 Ketapang % % % % % 7 Sintang % % % % % 8 Kapuas Hulu % % % % % 9 Sekadau % % % % % 10 Melawi % % % % % 11 Kayong Utara % % % % % 12 Kubu Raya % % % % % 13 Kota Pontianak % % % % % 14 Kota Singkawang % % % % % Profil Kalimantan Barat

131 PEKERJAAN UMUM DAN PEMUKIMAN Jalan Poros Jalan Perbatasan PEKERJAAN UMUM DAN PEMUKIMAN Kondisi Jalan di Provinsi Kalbar Pada tahun 2015, total jalan dalam kondisi mantap baik menurut status pengawasan negara maupun Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yakni sebesar 87,15 persen atau Km dari total Panjang Jalan Km atau bertambah km dari kondisi jalan mantap tahun sebelumnya. Jalan Lingkar Luar Jembatan Kapuas Tayan Profil Kalimantan Barat

132 Gambar Kondisi Jalan Negara dan Provinsi Kondisi jalan mantap menurut pengawasan provinsi tahun 2015 sebesar 81,07 persen dari total panjang jalan provinsi sebesar 1.562,30 Km. Kondisi jalan mantap ini terdiri atas jalan dalam kondisi baik sepanjang 791,82 Km dan 474,81 Km dalam kondisi sedang. Kondisi jalan provinsi dalam status tidak mantap terus dilakukan perbaikan hingga pada tahun 2015 total kondisi jalan provinsi yang tidak mantap sebesar 295,67 Km atau 18,93 persen, terdiri atas jalan dalam kondisi rusak sepanjang 228,24 Km dan 67,43 Km dalam kondisi rusak berat. Tabel 3.4. Kondisi Jalan Negara dan Provinsi Gambar Kondisi Jalan Negara dan Provinsi STATUS PENGAWASAN KONDISI Mantap Baik 1, , , , Sedang Total Mantap 1, , , , Negara Rusak Tidak Mantap Rusak Berat Total Tidak Mantap TOTAL 1, , , , Mantap Baik Sedang Total Mantap 1, , , , Provinsi Rusak Tidak Mantap Rusak Berat Total Tidak Mantap TOTAL 1, , , , Profil Kalimantan Barat

133 Jalan Paralel Perbatasan di Provinsi Kalimantan Barat Jalan paralel perbatasan adalah jalan yang sangat strategis, dimana jalan tersebut berfungsi untuk membuka keterisolasian, mengurangi kesenjangan antar wilayah serta mengurangi ketertinggalan dari Negara Malaysia. Panjang Jalan paralel perbatasan sepanjang 966 km, yang membentang dari Temajok Kab. Sambas sampai Batas Kalimantan Timur di Kab. Kapuas Hulu. Gambar Peta Jalan Paralel Perbatasan Profil Kalimantan Barat

134 Jalan Akses Perbatasan di Provinsi Kalimantan Barat Jalan akses perbatasan ini mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis, karena bermanfaat untuk menghubungkan jalan poros ke daerah perbatasan, dimana daerah perbatasan merupakan beranda terdepan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gambar PETA JALAN AKSES PERBATASAN Profil Kalimantan Barat

135 Jalan Lingkar Luar (Outer Ring Road) Jalan lingkar Luar adalah jalan yang melingkari di luar pusat kota, yang berfungsi untuk mengalihkan sebagai arus lalu lintas terusan dari pusat kota. Biasanya merupakan bagian jaringan jalan dengan pola radial membentuk Ring Radial. Adapun kegunaan Jalan Lingkar Luar Gambar Peta Rancangan Jalan Lingkar Luar dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi genangan air di kota Pontianak dan sekitarnya. Untuk mendukung pembangunan Jalan Lingkar Luar ini, akan dibangun juga Jembatan Kapuas III dan Jembatan Landak II. Jembatan Kapuas III menghubungkan Sungai Rengas dan Wajok Hulu dengan perkiraan panjang jembatan mencapai 3,1 km yang terdiri dari atas 2 bagian. Jembatan ini merupakan bagian dari Rencana Trase Outer Ring Road (ORR). Demikian juga dengan Jembatan Landak II. Jembatan ini merupakan bagian dari Rencana Trase Outer Ring Road (ORR) dengan panjang 0,34 km. Profil Kalimantan Barat

136 Penyelesaian Pembangunan Jembatan Tayan Pada tanggal 22 Maret 2016, Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, meresmikan penggunaan jembatan Kapuas Tayan. Jembatan Kapuas Tayan ini terletak di Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau, yang berjarak tempuh 112 Km dari Kota Pontianak, pada ruas Jalan Poros/Lintas Selatan Kalimantan menghubungkan Provinsi Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah. Jalan Poros Selatan Kalimantan sendiri merupakan jalan arteri primer dan merupakan salah satu lintas utama perekonomian di Kalimantan. Dengan adanya jembatan Kapuas Tayan ini menjadikan Lintas Selatan Kalimantan, dapat berfungsi secara optimal didalam melayani kinerja transportasi darat. Panjang Kontruksi jembatan Tayan yakni sepanjang meter dan memiliki dua bentang utama, yang pertama sepanjang 430 meter dan bentang kedua mencapai meter dengan lebar 11 meter. Atas saran dari Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH, Jembatan Kapuas Tayan ini diberi nama Jembatan Pak Kasih untuk mengenang salah satu pejuang dari daerah Sidas. Gambar Jembatan Kapuas Tayan Gambar Konstruksi Jembatan Kapuas Tayan Profil Kalimantan Barat

137 Perumahan dan Pemukiman Persentase rumah tangga pengguna air bersih di Kalimantan Barat pada tahun 2015 mengalami peningkatan 0,03 persen dibanding tahun sebelumnya atau bertambah 1,22 persen dari tahun Meskipun belum mencapai target MDGs tahun 2015 sebesar 80 persen, akan tetapi usaha-usaha untuk terus meningkatkan persentase penggunaan air bersih terus dilakukan seperti melalui pengembangan dan pembangunan lokasi penyediaan air baku di beberapa wilayah di Kalimantan Barat. Persentase rumah tangga bersanitasi di Kalimantan Barat pada tahun 2015 juga mengalami peningkatan dari 46,73 persen pada tahun 2014 meningkat menjadi 46,92 persen pada tahun Peningkatan ini juga telah memenuhi target dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat tahun yakni sebesar 46,92 persen. Gambar Perkembangan Rumah Tangga Pengguna Air Bersih (%) Gambar Perkembangan Rumah Tangga Bersanitasi (%) Profil Kalimantan Barat

138 Gambar LOKASI PEMBANGUNAN PENYEDIAAN AIR BAKU DI KALBAR Gambar LOKASI PEMBANGUNAN EMBUNG DI KALBAR Profil Kalimantan Barat

139 Gambar Perkembangan Berkurangnya Kawasan Kumuh (%) Gambar Perkembangan Tingkat Rumah Layak Huni Selama kurun waktu 2012 hingga 2015, pengurangan kawasan kumuh dalam mewujudkan Lingkungan perumahan sehat yang didukung Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) di Kalimantan Barat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 sebesar 11,62 persen kawasan kumuh telah berkurang kemudian pengurangan tersebut terus mengalami peningkatan hingga tahun 2015, berkurangnya kawasan kumuh telah mencapai 28,18 persen. Sedangkan tingkat rumah layak huni di Kalimantan Barat pada tahun 2015, juga menunjukkan peningkatan dari 80,83 persen pada tahun 2014 menjadi 91,18 persen pada tahun Peningkatan ini juga telah memenuhi target dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat tahun yakni sebesar 80,75 persen pada tahun Akan tetapi usaha untuk meningkatkan tingkat rumah layak huni terus dilakukan khususnya bagi penduduk berpenghasilan rendah. Profil Kalimantan Barat

140 KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT Perkembangan Jumlah Tindak Kejahatan Dilaporkan KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT Kondisi Kamtibmas di Kalimantan Barat Upaya pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah semestinya juga didukung dengan situasi Keamanan dan ketertiban umum yang kondusif. Menjaga situasi keamanan dan ketertiban suatu daerah agar tertib dan kondusif juga menjadi tanggung jawab bersama antar pemerintah, aparat penegak hukum dan juga masyarakat. Jenis Kejahatan yang Dilaporkan Profil Kalimantan Barat

141 Akan tetapi upaya untuk mengganggu kemanan dan ketertiban masih juga terjadi. Salah satunya yakni tindak kejahatan. Penyebab terjadinya tindak kejahatan yaitu dikarenakan adanya niat dan kesempatan. Sebagai indikator keamanan, maka statistik kriminal perlu diamati dari waktu ke waktu, karena semakin tinggi frekuensi tindak kriminal akan merupakan ancaman yang serius terhadap keamanan dan ketertiban umum. Selama kurun waktu terjadi penurunan jumlah laporan atas tindak kejahatan di masyarakat yang diterima oleh Polda Kalimantan Barat. Penurunan ini sebagai tanda awal, bahwa kondusifitas di Kalimantan Barat ) sudah dapat terjaga dengan baik. Jika dilihat dari jenis kejahatan yang dilaporkan pada tahun 2015, jenis kejahatan Pencurian masih mendominasi yakni sebesar 27,36 persen atau kasus yang ditangani oleh pihak Kepolisian. Tentunya semakain hari tingkat kejahatan di Kalbar diharapkan selalu turun, guna menjaga situasi kemanan yang lebih kondusif Gambar Jumlah Kejahatan yang Dilaporkan di Provinsi Kalimantan Barat 7 0,12% ,88% 94 1,61% 320 5,47% 24 0,41% ,09% 574 9,81% 9 0,15% 170 2,91% 189 3,23% 261 4,46% - 0,00% ,30% ,36% 12 0,21% Profil Kalimantan Barat Pembakaran/Kebakaran Kesusilaan Perjudian Penculikan Pembunuhan Penganiayaan Pencurian Perampokan Pemerasan Penggelapan Penipuan Merusak Barang Penadahan Pencurian Sepeda Motor Lain-lain Gambar Jenis Kejahatan yang Dilaporkan di Provinsi Kalimantan Barat 2015

142 Profil Kalimantan Barat

143 KEPENDUDUKAN Penduduk Berdasarkan BPS KEPENDUDUKAN Keadaan Penduduk Kalimantan Barat Dengan luas wilayah yang cukup besar, penduduk Kalimantan Barat sangat beragam dan terdiri dari berbagai macam suku, budaya dan agama. Keberagaman etnis tampak jelas di daerah perkotaan khususnya Kota Pontianak, Meskipun demikian, toleransi antar penduduk di Kalimantan Barat sangat baik sehingga masyarakat dapat hidup secara berdampingan. rukun dan damai. Penduduk Berdasarkan Dukcapil Profil Kalimantan Barat

144 A. Penduduk Berdasarkan BPS Jumlah penduduk terus meningkat selama 4 (empat) tahun terakhir, Berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalbar, proyeksi jumlah penduduk Kalimantan Barat tahun 2015 berjumlah jiwa. Dengan rata-rata pertumbuhan penduduk Kalimantan Barat selama 4 (empat) tahun terakhir dari tahun 2012 sampai 2015 tumbuh sebesar 5,25 persen. Berdasarkan luas wilayahnya, Kalimantan Barat memiliki kepadatan penduduk sekitar 33 jiwa/km2. Data kepadatan penduduk tersebut menunjukkan, bahwa dalam luas wilayah 1 km2 dihuni oleh 33 jiwa, Sebagian besar penduduknya tinggal di perdesaan, jika dipersentasekan sekitar 67,21 persen berdomisili di perdesaan dan sekitar 32,79 persen berdomisili di perkotaan. Untuk kontribusi penduduk usia dewasa terhadap total penduduk Kalbar tahun 2015 adalah sebesar 66,28 persen, sedangkan kontribusi penduduk usia muda terhadap total penduduknya sebesar 29,58 persen. Hal tersebut menggambarkan bahwa struktur penduduk di Kalimantan Barat berbentuk piramida, dimana penduduk usia dewasa yang lebih dominan. Selanjutnya rasio ketergantungan Kalimantan Barat tahun 2015 sebesar 50,87, menunjukkan setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 51 penduduk yang tidak produktif. Profil Kalimantan Barat

145 Tabel 4.1. Indikator Kependudukan Kalimantan Barat Uraian Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Dependency Ratio/ Rasio Ketergantungan 54,62 51,41 51,12 50,87 Seks Ratio (L/P) (%) 104, ,9 103,84 Penduduk menurut kelompok umur 0-14 tahun (jiwa) tahun (jiwa) >65 tahun (jiwa) B. Penduduk Berdasarkan Biro Dukcapil Berdasarkan sumber data Biro Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DUKCAPIL) Provinsi Kalbar terdapat perbedaan untuk jumlah penduduk yang bersumber dari BPS. Perbedaan tersebut dikarenakan metode yang dipergunakan dalam menghitung jumlah penduduknya. Dukcapil menghitung jumlah penduduk berdasarkan metode de jure, sedangkan BPS berdasarkan metode de facto. Profil Kalimantan Barat

146 Metode de jure adalah penghitungan penduduk kepada seluruh orang yang benar tercatat berdomisili di suatu daerah, umumnya metode ini didasarkan pada Kartu Tanda Penduduk (KTP). Sedangkan metode de facto adalah penghitungan penduduk kepada seluruh orang yang dijumpai petugas saat sensus dilaksanakan. Oleh karena perbedaan metode perhitungan tersebut, maka jumlah penduduk berdasarkan Dukcapil lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk berdasarkan BPS. Jumlah penduduk Kalimantan Barat berdasarkan Biro Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2015 berjumlah jiwa dengan kepadatan penduduk 36 jiwa/km2. Persebaran jumlah penduduk tidak merata pada setiap kabupaten. Gambar 4.1. Jumlah Penduduk per Kab/Kota Kalimantan Barat 2015 (jiwa) Profil Kalimantan Barat

147 KOPERASI DAN UMKM Peran Koperasi dan UMKM KOPERASI DAN UKM Peran Koperasi & UMKM di Kalimantan Barat Koperasi dan usaha kecil, mikro dan menengah merupakan salah satu penopang perekonomian di Provinsi Kalimantan Barat. Pentingnya peranan koperasi dan usaha kecil, mikro dan menengah dapat dilihat dari kontribusi dalam sistem perekonomian. Profil Kalimantan Barat

148 Berdasarkan data yang bersumber dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015, jumlah koperasi yang ada di Kalimantan Barat sebanyak unit. Jumlah ini meningkat rata-rata sebesar 3,47 persen, jika dibandingkan tahun 2012 yang jumlahnya unit. Persentase koperasi aktif juga menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, tahun 2012 koperasi aktif 58,66 persen menjadi 63,77 persen di tahun Tabel 4.2. Jumlah Koperasi dan UMKM Kalimantan Barat No URAIAN TAHUN Jumlah Koperasi aktif Jumlah koperasi Jumlah UMKM Profil Kalimantan Barat

149 PENANAMAN MODAL Kondisi Investasi Kalimantan Barat PENANAMAN MODAL Kondisi Investasi di Kalimantan Barat Investasi adalah salah satu faktor berpengaruh dalam mencapai target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah, Investasi berperan sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Sementara itu pembangunan dalam era otonomi daerah seperti saat ini pada intinya adalah pemberdayaan daerah. Realisasi Investasi Profil Kalimantan Barat

150 Melalui penerapan otonomi daerah, diharapkan muncul pusat kekuatan baru di daerah dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Akan tetapi pemerintah memiliki keterbatasan, oleh karena itu dibutuhkan peran swasta dimana salah satu aspeknya adalah dibidang investasi. Pemerintah berusaha mendorong pihak swasta untuk meningkatkan kegiatan penanaman modal. Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal baik untuk swasta domestik (PMDN) maupun asing (PMA), tujuannya adalah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan untuk mendorong pengembangan ekonomi potensial, meningkatkan lapangan kerja dan penguatan daya saing perekonomian. Penanaman modal dalam kurun 4 (empat) tahun terakhir khususnya yang terkait dengan investasi PMDN dan PMA di Kalimantan Barat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari data BPMPTSP Provinsi Kalimantan Barat. Data tersebut menunjukkan selama kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, realisasi jumlah proyek dan nilai investasi mengalami peningkatan, baik untuk investasi PMDN maupun PMA. Realisasi investasi di Kalimantan Barat tahun 2015 melampaui target yang direncanakan. Dari target Rp 22,70 Trilyun, tercapai realisasi sebesar Rp 22,84 Trilyun atau melampaui kenaikan sebesar 100,61% dari pencapaiannya. Secara keseluruhan pencapaian realisasi didominasi oleh PMA yaitu sebesar Rp 16,70 T Trilyun, sedangkan untuk PMDN lebih kecil dari PMA yaitu sebesar 6,14 Trilyun. Dari pencapaian nilai realisasi investasi tersebut. Kalimantan Barat menduduki peringkat ke-6 untuk PMA dan peringkat 10 untuk PMDN secara nasional di tahun Profil Kalimantan Barat

151 $ ,81 $ ,72 $ ,33 $ ,65 Tabel 4.3. Realisasi PMDN & PMA Kalimantan Barat PMDN PMDN REALISASI TENAGA KERJA REALISASI TENAGA KERJA Tahun Nilai Jumlah Nilai Investasi Jumlah Indonesia Asing Investasi Proyek (juta Rp) Proyek (US $ ribu) Indonesia Asing , , , , , , , , Gambar 4.3. Realisasi Investasi PMDN & PMA Kalimantan Barat Rp ,43 Rp ,55 Rp ,05 Rp ,95 PMDN PMA Profil Kalimantan Barat

152 TENAGAKERJA TPT & TPAK KETENAGAKERJAAN Kondisi Tenagakerja di Kalimantan Barat Tenaga kerja memegang peranan sangat penting dalam roda perekonomian suatu daerah. Semua roda perekonomian berada dalam kendali tenaga kerja, karena tenaga kerja berperan sebagai penggerak semua sektor perekonomian di suatu daerah. Distribusi Tenagakerja per Sektor Lapangan Usaha Profil Kalimantan Barat

153 Penyerapan tenaga kerja dalam sektor perekonomian berpengaruh terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat pengangguran terbuka di suatu daerah. Di Provinsi Kalimantan Barat tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) terus menurun dalam kurun waktu empat tahun terakhir sementara itu kondisi pengangguran terus mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dalam diagram dibawah ini. 71,77 69,75 69,92 69,67 3,48 4,03 4,04 5,14 TPT TPAK Selain TPT dan TPAK, salah satu indikator penting lainnya dalam ketenagakerjaan adalah penyerapan tenaga kerja dalam suatu lapangan usaha. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam lapangan usaha tertentu dapat memperlihatkan potensi perekonomian suatu daerah. Di Provinsi Kalimantan barat dari jumlah total tenaga kerja orang, sebanyak 57,51% bekerja pada lapangan pekerjaan sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan, diikuti sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebanyak 15,74% dan sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebanyak 11,98%, diikuti sektor lainnya seperti yang dapat dilihat pada gambar disamping. Profil Kalimantan Barat

154 Gambar 4.5. Jumlah Penduduk Kalbar yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Tahun 2015 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan Transportasi,Pergu dangan dan Komunikasi 2,49 1,56 11,98 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi 15,74 4,69 0,18 3,89 1,67 57,51 Konstruksi Industri Listrik, Gas dan Air Minum Pertambangan dan penggalian Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Profil Kalimantan Barat

155 Masalah ketenagakerjaan bukan hanya pada persoalan penyerapan tenaga kerja dan menciptakan lapangan pekerjaan baru, akan tetapi juga harus menjaga hak-hak tenaga kerja. Tenaga kerja sampai saat ini masih banyak yang menghadapi persoalan minimnya upah yang diterima. Menurut data dari Disnakertans Provinsi Kalimantan Barat, Upah Minimum Provinsi (UMP) Kalimantan Barat meningkat dari tahun ke tahun dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Gambar 4.6. Upah Minimum Provinsi (UMP) Kalimantan Barat (Rp/perkapita) Profil Kalimantan Barat

156 PERHUBUNGAN Perhubungan Darat Perhubungan Laut PERHUBUNGAN Kondisi Perhubungan Darat. Laut dan Udara di Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat memiliki luas wilayah yang cukup besar, yaitu km2 dikarenakan faktor luas wilayah tersebut, diperlukan sarana untuk dapat menghubungkan daerah-daerah di Kalimantan Barat. Perhubungan Udara Profil Kalimantan Barat

157 A. Perhubungan Darat Mengingat kondisi luas wilayah Kalimantan Barat yang cukup luas. maka diperlukan sarana dan prasarana penghubung antar daerah, salah satunya dengan perhubungan darat, Perhubungan darat di Kalimantan Barat, salah satunya didukung dengan adanya terminal sebagai prasarana transportasi untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Terdapat 27 terminal yang tersebar di beberapa kabupaten kota dan terdiri dari beberapa tipe termasuk salah satu diantaranya merupakan terminal internasional penghubung antar Negara yang terletak di Kabupaten Kubu Raya. Profil Kalimantan Barat

158 Tabel 4.4. Sebaran Terminal di Kalimantan Barat No Terminal Lokasi Tipe ALBN Sei.Ambawang Kab. Kubu Raya A A A A 2 Sungai Durian Kab. Kubu Raya B B B B 3 Batulayang Kota Pontianak A B B B 4 Mempawah Kab. Mempawah B B B B 5 Pasiran Kota Singkawang B B B B 6 Lawang Kuari Kab. Sekadau B B B B 7 Sungai Ukoi Kab. Sintang B B B B 8 Sido Mulyo Kab. Melawi B B B B 9 Sei. Pinyuh Kab. Mempawah C C C B 10 Jungkat Kab. Mempawah C C C B 11 Beringin Kota Singkawang C B B B 12 Sambas Kab. Sambas C C C B 13 Kartiasa Kab. Sambas B B B B 14 Aruk Kab. Sambas C C C B 15 Pemangkat Kab. Sambas B B B B 16 Bengkayang Kab. Bengkayang C C C B 17 Seluas Kab. Bengkayang B B B B 18 Ngabang Kab. Landak C C C B 19 Sosok Kab. Sanggau C C C B 20 Sanggau Kab. Sanggau C C C B 21 Entikong Kab. Sanggau C C C B 22 Tayan Kab. Sanggau B B B B 23 Sungai Durian Kab. Sintang C C C B 24 Tanjung Puri Kab. Sintang C B B B 25 Badau Kab. Kapuas Hulu B B B B 26 Ketapang Kab. Ketapang B B B B 27 Kayong Utara Kab. Kayong Utara C C C B Sumber : Dinas Perhubungan Prov. Kalbar 2015 Profil Kalimantan Barat

159 Selain keberadaan eksisting terminal, Kalimantan Barat memiliki perencanaan pembangunan jalur kereta api untuk mendukung perhubungan darat. Perencanaan pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Barat tertuang dalam masterplan jaringan kereta api Pulau Kalimantan. Pembangunan jalur kereta di Kalimantan Barat akan melintasi beberapa kabupaten diantaranya Sambas, Singkawang, Mempawah, Sanggau, Sintang dan Puttusibau. Profil Kalimantan Barat

160 B. Perhubungan Laut a. Angkutan Sungai Angkutan sungai sebagai salah satu penopang transportasi di Kalimantan Barat, juga memegang peranan penting, mengingat Kalimantan Barat yang dijuluki sebagai Provinsi Seribu Sungai karena kondisi geografis Kalimantan Barat yang memiliki ratusan sungai besar maupun kecil dan diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih dijadikan sebagai urat nadi dan jalur utama untuk angkutan orang maupun barang ke daerah yang sulit dijangkau oleh transportasi darat. Angkutan sungai hingga saat ini masih diminati oleh masyarakat dan menjadi salah satu jalur utama sebagai angkutan orang maupun barang ke beberapa daerah di Provinsi Kalimantan Barat. dapat dilihat dari data yang bersumber dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalbar. Data operasional angkutan sungai menunjukkan jumlah kapal motor dan jumlah penumpang yang angkanya cenderung konstan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015, hal ini menunjukkan masih Profil Kalimantan Barat

161 tingginya minat masyarakat terhadap transportasi sungai. Berbeda dengan jumlah kapal barang dan jumlah barang, data menunjukkan kondisi yang cenderung menurun, hal ini dapat disebabkan oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap waktu pelayanan pengiriman barang dan semakin banyaknya jasa yang menawarkan pengiriman barang dengan waktu yang lebih cepat Data Operasional Angkutan Sungai Kalimantan Barat No. Uraian Satuan Tahun Kapal Motor Unit Jumlah Penumpang Orang Kapal Barang Unit Jumlah Barang Ton Profil Kalimantan Barat

162 b. Angkutan Laut Angkutan laut tak kalah memegang peranan penting dalam urusan transportasi dan distribusi di Kalimantan Barat. Kalimantan Barat memiliki 5 (lima) pelabuhan eksisting yang biasa disinggahi oleh kapal dalam maupun luar negeri untuk banyak kepentingan, khususnya untuk kepentingan bongkar muat orang dan barang. Sebagai pendukung infrastruktur kemaritiman, pelabuhan memiliki fungsi yang sangat penting, oleh karena itu pemerintah Provinsi Kalimantan Barat merencanakan pembangunan pelabuhan utama di Pantai Kijing, dikarenakan pelabuhan internasional Pontianak sudah sulit dikembangkan, karena berada di tengah kota. Profil Kalimantan Barat

163 C. Perhubungan Udara Untuk menghubungkan antar daerah bahkan antar provinsi dan negara, transportasi udara menjadi kebutuhan yang sangat diperlukan di jaman ini. Transportasi udara didukung oleh infrastrukturnya berupa bandara. Kalimantan Barat memiliki 5 (lima) bandara eksisting yang berstatus 4 (empat) bandara perintis dan 1 (satu) bandara internasional dan tersebar di beberapa kabupaten/kota. Berikut data-data dari kelima bandara tersebut. No Bandara Runway Pesawat Terbang 2015 Penumpang Berangkat Datang Berangkat Datang Transit 1. Supadio (Pontianak) m x 45 m Rahadi Osman (Ketapang) m x 30 m Lalu Lintas Angkutan Udara di Kalimantan Barat Susilo (Sintang) m x 30 m Nanga Pinoh m x 23 m Pangsuma (Putussibau) m x 23 m Selain kelima bandara eksisting di Kalimantan Barat. pemerintah juga sedang melakukan pengkajian untuk perencanaan pembangunan 3 (tiga) bandara yaitu, Bandara Tebelian di Kabupaten Sintang, Bandara Sukadana di Kabupaten Kayong Utara, dan Bandara Singkawang di Kota Singkawang. Profil Kalimantan Barat

164 Profil Kalimantan Barat

165 LINGKUNGAN HIDUP Deforestasi Hutan Kebakaran Hutan LINGKUNGAN HIDUP Kondisi Lingkungan Hidup Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi dengan luas hutan yang cukup luas, karena secara administratif berada di Pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan dinobatkan sebagai salah satu paru-paru dunia karena memiliki luas hutan terbesar kedua setelah hutan Amazon di Brazil. Luas hutan Kalimantan mencapai 40,8 juta hektar. Standar Pelayanan Minimal Lingkungan Hidup Profil Kalimantan Barat

166 Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, banyak faktor yang menyebabkan kerusakan hutan dan berkurangnya luas hutan. Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Prov. Kalbar luas hutan Kalimantan Barat dari tahun 2012 hingga 2015 terus mengalami penurunan. Tahun 2012 luas hutan Kalimantan Barat Ha, hingga tahun 2015 luas hutan mengalami penurunan sebesar Ha menjadi Ha, seperti yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini Gambar 4.7. Luas Hutan di Kalimantan Barat Profil Kalimantan Barat

167 Selain berkurangnya luas hutan, kebakaran hutan menjadi salah satu isu lingkungan hidup yang terjadi di Kalimantan Barat. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat mencatat selama 4 (empat) tahun terakhir luas kebakaran hutan setiap tahunnya semakin bertambah. Pada tahun 2012 luas kebakaran hutan di Kalimantan Barat 766,66 Ha, meningkat drastis pada tahun 2015 hingga luasan kebakaran hutan menjadi 2894,12 Ha. Gambar 4.8. Luas Kebakaran Hutan di Kalimantan Barat Profil Kalimantan Barat

168 Standar pelayanan minimal (SPM) bidang lingkungan hidup terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu pelayanan informasi status mutu air, pelayanan informasi status mutu udara ambien dan pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran. Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan, bahwa target semua pelayanan bidang lingkungan hidup memenuhi pencapaian target provinsi sebesar 100%. Tabel 4.7. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Lingkungan Hidup Kalimantan Barat Jenis Pelayanan SPM bidang Lingkungan Hidup Pelayanan Informasi Status Mutu Air Pelayanan Informasi Status Mutu Udara Ambien Pelayanan Tidak Lanjut Pengaduan Masyarakat Akibat Adanya Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup Realisasi Pelaksanaan Target Provinsi BLHD % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Profil Kalimantan Barat

169 STATISTIK PEREKONOMIAN Pertumbuhan Ekonomi Kab/Kota PDRB Kab/Kota STATISTIK PEREKONOMIAN Kondisi Perekonomian Kalimantan Barat Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. PDRB Lapangan Usaha Profil Kalimantan Barat

170 Dengan kata lain, arah pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik, disertai tingkat pemerataan yang baik pula. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten/kota di Kalimantan Barat tahun 2015 tumbuh positif, namun pertumbuhannya cenderung lebih kecil dibandingkan tahun Terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hanya 3 (tiga) kabupaten yang pertumbuhannya lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yaitu Kabupaten Landak, Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kapuas Hulu. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat di tahun 2015 mencapai 5,06 persen. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di tahun 2015 dicapai oleh Kabupaten Kubu Raya sebesar 6,21 persen, diikuti Kota Singkawang 6,18 persen, Kabupaten Sekadau 5,75 persen. Ketiga kabupaten/kota tersebut melampaui laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat yang hanya mencapai 5,06 persen. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ketiga kabupaten/kota tersebut relative lebih cepat dibandingkan pertumbuhan total Kalimantan Barat. Selain ketiga kabupaten/kota tersebut, Kabupaten Mempawah, Kota Pontianak, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Sambas, dan Kabupaten Sintang termasuk daerah yang tingkat pertumbuhan ekonominya diatas pertumbuhan ekonomi total Kalimantan Barat. Pertumbuhan ekonomi paling kecil dialami oleh Kabupaten Sanggau. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sanggau tahun 2015 tercatat sebesar 3,15 persen, lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya yang nilainya 3,26 persen. Profil Kalimantan Barat

171 Gambar 4.9. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Kalimantan Barat (%) ,40 3,96 5,11 5,60 5,53 4,65 4,67 5,75 4,61 5,03 6,21 4,84 6,18 3,15 Profil Kalimantan Barat

172 Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan diketahui PDRB per kapita, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang penduduk. Pada tahun 2015 PDRB per kapita Kalimantan Barat mencapai 30,67 juta. Jika dilihat menurut kabupaten/kota, maka Kota Pontianak tercatat memiliki PDRB perkapita tertinggi yaitu Rp 45,41 juta. Menyusul kemudian Kabupaten Ketapang dan Kota Singkawang masing-masing Rp 36,68 juta dan 36,01 juta. Sementara kabupaten dengan PDRB per kapita terkecil adalah Melawi sebesar Rp 18,64 juta. Gambar Pendapatan per Kapita Kab/Kota Kalimantan Barat (Rp/per Kapita) 2015 (dalam juta Rp) 36,68 35,10 31,42 28,03 25,7920,82 25,73 25,93 26,63 22,43 20,13 18,64 45,41 36,01 Profil Kalimantan Barat

173 Kalimantan Barat tergolong daerah agraris. Ditunjukkan dengan masih tingginya peran Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dalam menggerakkan ekonomi daerah. Dari 14 (empat belas) kabupaten/kota hanya Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, dan Kota Pontianak yang kontibusi pertaniannya relatif kecil dalam kontribusi perekonomian di daerahnya masing-masing. Lapangan usaha pertanian di Kalimantan Barat banyak didukung oleh Kabupaten Sambas 15,52 persen, Kabupaten Ketapang 15,32 persen dan Kabupaten Landak 13,86 persen. Keterangan Warna dan Huruf pada Grafik dan Tabel: A : Pertanian, Kehutanan dan Perikanan B : Pertambangan dan Penggalian C : Industri Pengolahan D : Pengadaan Listrik dan Gas E : Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F : Konstruksi G : Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H : Transportasi dan Pergudangan I : Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J : Informasi dan Komunikasi K : Jasa Keuangan dan Asuransi L : Real Estate M,N : Jasa Perusahaan O : Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib P : Jasa Pendidikan Q : Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Profil Kalimantan Barat

174 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Gambar Kontribusi PDRB Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Barat Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kabupaten Kota dan Kategori 2015 (%) Q P O N M L K J I H G F E D C B A Profil Kalimantan Barat

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Barat 2.1.1 Sejarah Kalimantan Barat Berdasarkan undang-undang Darurat Nomor 3/1953, pada tanggal 7 Januari 1953, tentang Pembentukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : KEPALA BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. KALIMANTAN BARAT

Disampaikan Oleh : KEPALA BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. KALIMANTAN BARAT Disampaikan Oleh : KEPALA BIDANG PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. KALIMANTAN BARAT PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (MUSRENBANG

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2 0 08 LU serta 3 0 02 LS serta

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 821 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN ORGANISASI

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

BUPATI SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 7/DPD RI/I/2013-2014 PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KABUPATEN TAYAN SEBAGAI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN D A F T A R I S I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL.... ix DAFTAR GAMBAR.... xi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... I 1 B. DASAR HUKUM... I 1 C. GAMBARAN UMUM DAERAH...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 - 1 - LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 1, 2009 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 8 TAHUN 2016 Tanggal : 30 December 2016 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2017 KODE TIDAK

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

GUBERNUR I(ALIMANTAN TIMUR

GUBERNUR I(ALIMANTAN TIMUR GUBERNUR I(ALIMANTAN TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI LAMPIRAN I : PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI DPRD DAERAH STAF AHLI Keterangan : INSPEKTORAT BAPPEDA : Garis Hubungan Kemitraan SATUAN POLISI PAMONG PRAJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAMPIRAN I PERATURAN STRUKTUR ORGANISASI DAERAH STAF AHLI 1. STAF AHLI HUKUM, POLITIK DAN PEMERINTAHAN 2. STAF AHLI EKONOMI, DAN PEMBANGUNAN 3. STAF AHLI KEMASYARAKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sambas dengan luas wilayah 6.395,70 km 2 atau 639.570 Ha (4,36% dari luas wilayah propinsi Kalimantan Barat), merupakan wilayah kabupaten

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

Tipologi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Tipologi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.16/02/61/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 10 Tahun 2013 Tanggal : 31 Desember 2013 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE TIDAK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta Tahun 2017

Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta Tahun 2017 Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta Bersama ini kami sampaikan Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Purwakarta. Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2013

RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2013 BAB 2 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2011 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN A. Gambaran Umum Kondisi Daerah 1. Aspek Geografi dan Demografi Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Daerah Nomor : TAHUN 08 Tanggal : Januari 08 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD Tahun Anggaran 08 NOMOR URUT URAIAN JUMLAH. PENDAPATAN.8..0.8,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH.008.78..8,00..

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

BUPATI NIAS BARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NIAS BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NIAS BARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NIAS BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG Salinan BUPATI NIAS BARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NIAS BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN NIAS BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, TIPE, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... DAFTAR ISI Daftar Isi.... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Bab I Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang... 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen.. 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Provinsi Kalimantan Barat Propinsi Kalimantan Barat terdiri atas 12 kabupaten dan 2 kota di mana dari 12 kabupaten tersebut, 5 diantaranya berada pada

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

2017, No Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah No.349, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Prov.Papua dan Prov.Papua Barat. Perangkat Daerah PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Provinsi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2009 DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2009 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kpadatan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 1 Tahun 2016 Tanggal : 8 Januari 2016 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE 1.01.01 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

Pegawai 2,325,187, , , ,00 PEMBANGUNAN

Pegawai 2,325,187, , , ,00 PEMBANGUNAN LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH NOMOR : 5 TAHUN 2013 TANGGAL : 31 DESEMBER 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA REKAPITULASI BELANJA DAERAH UNTUK KESELARASAN DAN KETERPADUAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN FUNGSI

Lebih terperinci

Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak

Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak Laporan Kinerja Pembangunan KUKM Tahun 2017 Disampaikan Pada Acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang KUMKM Tanggal 4 6 April 2018,

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 14 TAHUN 2013 Tanggal : 23 December 2013 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE 1.01.01 Dinas

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa penataan organisasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2008 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci