SEMINAR NASIONAL LPPM UNSOED PROSIDING PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PEDESAAN DAN KEARIFAN LOKAL BERKELANJUTAN V
|
|
- Iwan Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROSIDING NOMOR ISBN : SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PEDESAAN DAN KEARIFAN LOKAL BERKELANJUTAN V Gedung Graha Widyatama Universitas Jenderal Soedirman, LPPM UNSOED LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKAT
2 PROSIDING SEMINAR NASIONAL Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan v PURWOKERTO NOVEMBER 2015 Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman 2015
3 PROSIDING SEMINAR NASIONAL TIM Prosiding Editor Eksternal Prof. Dr. Irwan Abdullah (Universitas Gadjah Mada). Dr. Solatun Dulah Sayuti (Universitas Bina Nusantara). Ir. Soegeng Herijanto, M.P. (Universitas Wijaya Kusuma ). Dwi Prasetyani, S.E., M.Si. (Universitas Negeri Sebelas Maret). Dr. Arief Anshory Yusuf (Universitas Padjajaran Bandung). Drs. Arywahyono, M.Si,APU. (LIPI Jakarta) PENYELARAS TIAP BIDANG Bidang 1. Biodiversitas Tropis dan Bioprospeksi 1. Dr. Nurtjahjo Dwi S, PgDip.AgrSc,MApp.Sc. 2. Dr.rer.nat. W. Lestari, M.Sc. 3. Hanif Nasiatul Baroroh, S.Farm., Apt., M.Sc. 4. Dr. Agus Nuryanto, S.Si. M.Si Bidang 2. Pengelolaan Wilayah Kelautan, Pesisir dan Pedalaman 1. Dr. Agung Dhamar Syakti, DEA 2. Dr. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si 3. Anandita Ekasanti, S.Pt., M.Si. 4. Maria Dyah Nur Meinita, S.Pi., M.Sc. Bidang 3. Pangan, Gizi dan Kesehatan 1. Prof. Dr. Rifda Naufalin, S.P., M.Si 2. Dr.sc.agr. Condro Wibowo 3. Friska Citra Agustia, M.Sc. 4. Agnes Fitria Widiyanto, SKM., M.Sc. 5. Dr. Rumpoko Wicaksono, S.P., M.P. ii
4 Bidang 4. Energi Baru dan Terbarukan 1. Dr. Mukhtar Effendi, S.Si., M.Eng 2. Dr. Suroso, S.T., M.Eng 3. Supriyanto, S.Si., M.Si. 4. Ropiudin, S.TP., M.Si. Bidang 5. Kewirausahaan, Koperasi dan UMKM 1. Dr. Sudarto, M.M. 2. Dr. M. Sulthan, S.IP., M.Si. 3. Dr. Ir. Kusmantoro Edy Sularso, M.S. 4. Ir. Taufik Budi Pramono, Msi 5. Akhmad Rizqul Karim, S.P., M.Sc. Bidang 6. Rekayasa Sosial dan Pengembangan Pedesaan 1. Dr. Wahyuningrat, M.Si. 2. Dr.rer,nat. Yusuf Subagyo, M.P. 3. Dr. Slamet Rosyadi, S.Sos., M.Si 4. Rahab, SE, M.Sc 5. Dr. Agus Raharjo, SH, M.Hum 6. Prof. Dr. Muhammad Fauzan, S.H., M.Hum. Bidang 7. Bidang Penunjang (Ilmu Murni) 1. Dr. Ing. R. Wahyu Widanarto, S.Si., M.Si 2. Ari Asnani, S.Si., M.Sc., Ph.D. 3. Dr. Idha Sihwaningrum, M.Sc.St 4. Wahyu Tri Cahyanto, S.Si., M.Si., Ph.D iii
5 ANALISIS VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP KEDALAMAN GERUSAN DI BAHU JALAN Oleh Sanidhya Nika Purnomo, Wahyu Widiyanto, Purwanto Bekti Santosa, Eva Wahyu Indriyati, Nurohman, Taftazani Tri Kusuma Yuni Aji Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan. Pada penelitian ini dianalisis 3 buah variabel yang diperkirakan memiliki pengaruh besar pada kedalaman gerusan di bahu jalan. Variabelvariabel tersebut adalah kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan diameter lolos saringan 50% (D 50 ). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kemiringan melintang jalan memiliki pengaruh terbesar kepada kedalaman gerusan di bahu jalan, disusul dengan kemiringan memanjang jalan, dan D 50. ABSTRACT The aim of this study is to analyze variables affecting the scouring depth of shoulder road. There are 3 variables analyzed in this research that expected having influence on the scouring depth. Those are cross slope, longitudinal slope, and sieve diameter 50% (D 50 ). Result of this study shows that cross slope is the most influent variables among them, followed by longitudinal slope, and D 50. PENDAHULUAN Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Akses ekonomi, pangan, dan kesehatan akan terhambat jika prasarana jalan di sebuah daerah kurang baik. Salah satu visi pemerintah adalah membangun Indonesia dari pinggiran dalam kerangka NKRI dengan cara mengalokasikan dana yang lebih besar untuk memperkuat pembangunan daerah dan desa, dimana prioritas yang terkait dengan pembangunan perdesaan adalah pembangunan dan pemeliharaan jalan desa antar permukiman ke wilayah pertanian dan prasarana kesehatan desa ( 2015). Kerusakan badan jalan yang sering ditemui adalah adanya retak dan hancurnya perkerasan di bagian 199
6 tepi jalan akibat adanya gerusan lokal di bahu jalan. Gerusan lokal di bahu jalan mengakibatkan hilangnya dukungan bahu jalan terhadap perkerasan jalan, sehingga jika pada bagian jalan tersebut menerima beban kendaraan yang cukup berat, maka akan mengakibatkan perkerasan jalan di bagian tersebut retak dan rusak. Beberapa peneliti dan lembaga telah mempublikasikan mengenai gerusan lokal dan penanganan terhadap gerusan di bahu jalan. Tafarojnoruz et.al (2010) mempublikasikan mengenai kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk mendapatkan kedalaman gerusan lokal maksimum pada pilar yang berbentuk lingkaran. Tafarojnoruz et.al (2010) menyatakan bahwa gradasi sedimen, intensitas aliran, diameter sedimen, kedalaman muka air, dan viskositas zat cair akan mempengaruhi kedalaman maksimum gerusan lokal di pilar yang berbentuk lingkaran. Melville (2008), juga telah menuliskan mengenai kondisi fisik gerusan lokal pada pilar jembatan. Singh (2012) mempublikasikan mengenai gerusan lokal pada sekitar pilar yang berbentuk lingkaran di saluran terbuka, dimana angka Froude berhubungan dengan kedalaman gerusan. Beberapa publikasi dan aturan juga telah dibuat untuk mengatasi gerusan di bahu jalan. NSW Office of Environment & Heritage (2012) menuliskan cara pemeliharaan erosi dan sedimentasi jalan yang tidak diperkeras. Department of Infrastructure, Energy, and Resources Tasmania (2010), memberikan petunjuk mengenai pemeliharaan perkerasan dan bahu jalan. Di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum (2011) juga telah memberikan tata cara pemeliharaan dan penilikan jalan. Meskipun beberapa peneliti dan lembaga telah mempublikasikan penelitian mengenai gerusan lokal dan penanganan gerusan di bahu jalan, namun belum ada penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gerusan di bahu jalan. Publikasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai faktor dominan yang berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan. METODE PENELITIAN a. Variabel gerusan di bahu jalan Sanidhya (2014) menyatakan bahwa gerusan di bahu jalan memiliki beberapa fungsi yang berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan. Variabel-variabel yang nantinya akan mempengaruhi gerusan lokal di bahu jalan merupakan fungsi dari beberapa 200
7 parameter, dan dapat dituliskan dalam Persamaan 1. y s s, d 50 o, g ) (1) Dengan I = intensitas hujan, t = durasi hujan, = rapat massa air, s = rapat massa sedimen/tanah, U = kecepatan aliran rata-rata, y o = kedalaman run-off, dan d 50 = diameter butiran sedimen. Kemiringan memanjang dan melintang menentukan kuantitas kecepatan (U) seperti terdapat dalam rumus Manning atau Chezy yang umum dipakai pada saluran terbuka. Oleh karena itu pada studi ini, kedua jenis kemiringan tersebut dijadikan variabel yang akan dianalisis. Secara skematis, parameterparameter dari gerusan lokal di bahu jalan dapat digambarkan dengan sketsa, seperti tampak pada Gambar 1. I t Hujan Badan jalan U y o & Bahu jalan y s s & d 50 Saluran drainase Sumber: Sanidhya, 2014 Gambar 1. Ilustrasi parameter yang berpengaruh terhadap gerusan di bahu jalan b. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data lapangan penelitian dilakukan pada bulan Mei s.d. Juni tahun 2015, di sepanjang jalan nasional lintas hingga Pejagan, Brebes. Pejagan merupakan titik akhir pengambilan data karena pada lokasi ini jalan raya bersambung dengan jalan tol Kanci-Pejagan. Pengambilan data hanya dilakukan di jalan beraspal yang memiliki bahu jalan berupa tanah (tidak diperkeras). Selanjutnya, data primer yang diambil di lapangan diuji di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman pada bulan Juli Titik-titik lokasi pengambilan data lapangan ditampilkan pada Gambar
8 Gambar 2. Titik lokasi pengambilan data lapangan c. Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah peralatan yang digunakan untuk pengambilan data di lapangan, dan peralatan yang digunakan untuk pengujian di laboratorium. Peralatan pengambilan data lapangan berupa cetok yang digunakan untuk mengambil sampel tanah bahu jalan raya; selang water pass yang digunakan untuk mengukur kemiringan memanjang dan melintang jalan; GPS untuk mengetahui koordinat lokasi pengambilan sampel; meteran dan mistar ukur, untuk mengukur panjang, lebar, dan kedalaman gerusan; serta container box yang digunakan untuk membawa sampel tanah dari bahu jalan raya. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk pengujian di laboratorium adalah oven yang digunakan untuk mengeringkan benda uji tanah; cawan yang digunakan untuk meletakkan benda uji; timbangan yang digunakan untuk menimbang benda uji; ayakan yang digunakan untuk mengetahui gradasi butiran tanah; serta hidrometer yang digunakan untuk mengetahui gradasi butiran tanah halus. d. Teknik Analisis Data Penelitian mengenai variabel yang berpengaruh pada kedalaman gerusan di bahu jalan merupakan penelitian dengan pengambilan data primer yang kemudian diuji di laboratorium. Data-data yang diambil di lapangan dan hasil pengujian laboratorium, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier multivariat. Pada penelitian ini, dilakukan analisis regresi linier multivariat dengan 2 variabel dan 3 variabel. Hasil analisis regresi linier multivariat tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut untuk 202
9 melihat variabel yang paling berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data yang dilakukan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh pada kedalaman gerusan di bahu jalan adalah dengan menggunakan Persamaan 1. Data hasil pengambilan data primer di lapangan dan pengujian data di laboratorium selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan regresi linier berganda (multivariat). Penggunaan analisis regresi multivariat ini digunakan karena menurut Persamaan 1, terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan, sehingga perlu diteliti mengenai variabel yang paling berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan. a. Analisis Regresi Linier Multivariat Menurut Johnson dan Wichern (2007) dalam Sumaya (2014), model regresi multivariat adalah model regresi linier dengan lebih dari satu variabel respon (Y) yang saling berkorelasi dengan satu atau lebih variabel prediktor (X). Menurut Sawyer (2010) dalam Sumaya (2014), apabila terdapat variabel respon berjumlah q yaitu Y 1, Y 2,, Y q dan variabel prediktor berjumlah p yaitu X 1, X 2,, X p, maka model regresi multivariat q respon sebagai berikut: Y X 1 21X 2 p1x p 1 Y X 1 22X 2 p2x p 2... Y q 0q 1qX 1 2qX 2 pqx p q Sehingga menurut Mardianto (2013), model regresi multivariat yang terdiri atas q model linear, secara simultan dapat ditunjukkan secara matriks dalam Persamaan 2. Y (nxq) (p+1) xq X n x (p+1) (n x q) (2) dimana E (q) ) = 0 dan cov (q) (q) qqi b. Data Lapangan dan Hasil Uji Laboratorium Data primer adalah data yang diambil langsung dari lapangan. Pada penelitian variabel yang berpengaruh pada kedalaman gerusan di bahu jalan, pengambilan data primer meliputi data kedalaman, lebar, dan panjang gerusan di bahu jalan, kemiringan memanjang dan melintang jalan, serta tanah yang berasal dari bahu jalan. Data yang telah diambil di lapangan, selanjutnya diuji di laboratorium untuk mengetahui berat jenis tanah serta gradasi butiran yang diambil di lapangan. Data-data primer yang telah diambil di lapangan 203
10 Bumiayu - Pejagan - Bumiayu Prosiding Seminar Nasional dan telah diuji di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data lapangan dan hasil uji laboratorium Lokasi No Kedalaman Gerusan (cm) Lebar Gerusan (cm) D50 (mm) Kedalaman Gerusan (mm) Lebar Gerusan (mm) Kemiringan Melintang Jalan Kemiringan Memanjang Jalan D50 (mm) % 6.90% % 2.43% % 0.11% % 2.65% % 0.71% % 0.31% % 5.44% % 2.45% % 5.87% % 3.40% % 5.40% % 5.69% % 2.93% % 3.68% % 5.10% % 4.87% % 3.68% % 0.67% % 0.07% % 0.81% % 0.95% % 0.17% % 1.08% % 0.95% % 1.78% % 5.92% 0.38 (Taftazani, 2015, dam Nurohman, 2015) c. Hasil Analisis Regresi Linier Multivariat dengan 2 variabel Berdasarkan pengambilan data lapangan dan data uji di laboratorium, terdapat 3 variabel yang dapat dikaitkan dengan kedalaman gerusan di bahu jalan. Ketiga variabel yang berpengaruh terhadap gerusan di bahu jalan adalah kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan diameter butiran lolos 50 persen (D 50 ). Analisis regresi linier multivariat dengan 2 variabel dilakukan dengan membuat analisis untuk setiap 2 variabel, kemudian ditinjau output regresi yang dihasilkan. Analisis regresi linier multivariat untuk pengaruh kemiringan melintang jalan dan D 50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan Koefisien regresi hasil analisis regresi linier multivariat untuk pengaruh kemiringan melintang jalan dan D 50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan ditampilkan pada Tabel
11 Tabel 2. Koefisien regresi pengaruh kemiringan melintang jalan dan D 50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan Coefficient s Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Intercept 0,00 #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A Kemiringan melintang jalan 2.042, ,13 1,66 0,11-490, ,71 D ,66 50,36 6,88 0,00 242,73 450,60 Berdasarkan Tabel 2, tampak bahwa persamaan yang dihasilkan dari pengaruh kemiringan melintang jalan (S l ) dan D 50 akan menghasilkan Persamaan 3. (3) Berdasarkan Persamaan 3, tampak bahwa jika dilihat dari pengaruh kemiringan melintang jalan dan D 50, maka kedalaman gerusan lebih dipengaruhi kemiringan melintang jalan, yang ditunjukkan dengan besarnya koefisien kemiringan melintang jalan yaitu sebesar 2042,05 dan koefisien untuk D 50 adalah sebesar 346,66. Persamaan 3 memiliki R majemuk (multiple R) sebesar 0,92, koefisien determinasi (square R / R 2 ) sebesar 0,85, dan adjusted R square sebesar 0,8, dan standard error sebesar 64,85. Jumlah data yang digunakan sebanyak 26 buah. Menurut Chaniago (2008) Multiple R (R majemuk) adalah suatu ukuran untuk mengukur tingkat (keeratan) hubungan linear antara variabel terikat dengan seluruh variabel bebas secara bersama-sama. Pada variabel yang lebih dari 1, nilai R yang lebih besar menunjukkan hubungan yang lebih kuat. Sedangkan R Square (R 2 ), yang sering disebut dengan koefisien determinasi, adalah mengukur kebaikan suai (goodness of fit) dari persamaan regresi, yaitu memberikan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R 2 terletak antara 0 s.d. 1, dan kecocokan model dikatakan lebih baik jika R 2 semakin mendekati 1. Adjusted R Square adalah suatu sifat penting R 2, dimana nilainya merupakan fungsi yang tidak pernah menurun dari banyaknya variabel bebas yang ada dalam model. Oleh karena itu, untuk membandingkan dua R 2 dari dua model, harus diperhitungkan banyaknya variabel bebas yang ada dalam model, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan adjusted R square. 205
12 Analisis regresi linier multivariat untuk pengaruh kemiringan memanjang jalan dan D 50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan Koefisien regresi hasil analisis regresi linier multivariat untuk pengaruh kemiringan memanjang (S p ) dan D 50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan tampak pada Tabel 3. Tabel 3. Koefisien regresi pengaruh kemiringan memanjang jalan dan D50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Intercept 0 #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A Kemiringan memanjang jalan 1.116,73 526,32 2,12 0,04 30, ,00 D ,24 52,40 6,15 0,00 214,10 430,38 Dari Tabel 3, tampak bahwa pada kedalaman gerusan di bahu jalan, kemiringan memanjang jalan memiliki pengaruh yang lebih besar daripada D 50, hal ini ditunjukkan dari koefisien untuk kemiringan memanjang jalan adalah sebesar 1.116,73 sedangkan koefisien untuk D 50 adalah sebesar 322,24. Persamaan yang dibentuk untuk kedalaman gerusan di bahu jalan akibat pengaruh kemiringan memanjang jalan dan D 50 ditunjukkan pada Persamaan 4. Persamaan 4 memiliki nilai R majemuk (multiple R) sebesar 0,93, koefisien determinasi (square R / R 2 ) sebesar 0,86, dan adjusted R square sebesar 0,81, dan standard error sebesar 62,85 dari 26 data. Analisis regresi linier multivariat untuk pengaruh kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan Berdasarkan Persamaan 3 dan Persamaan 4, tampak bahwa kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan memiliki pengaruh yang lebih dominan kepada kedalaman gerusan di bahu jalan, jika dibandingkan dengan D 50. Untuk itu perlu ditelaah lebih lanjut antara kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan. Hasil regresi linier multivariat kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan ditunjukkan pada Tabel 4. (4) 206
13 Tabel 4. Koefisien regresi pengaruh kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Intercept 0 #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A Kemiringan Melintang Jalan 4.567, ,00 3,36 0, , ,45 Kemiringan Memanjang Jalan 2.468,14 561,04 4,40 0, , ,07 Berdasarkan Tabel 4 tampak bahwa kemiringan melintang jalan lebih dominan dibandingkan dengan kemiringan memanjang jalan. Hal tersebut tampak dari koefisien regresi untuk kemiringan melintang jalan adalah sebesar 4.567,48, sedangkan koefisien regresi untuk kemiringan memanjang jalan adalah sebesar 2.468,12. Untuk itu persamaan pengaruh kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan ditunjukkan pada Persamaan 5. Untuk persamaan 5, dari 26 data diperoleh multiple R = 0,87, R square = 0,75, adjusted R square = 0,70, dan standard error = 83,22. d. Hasil Analisis Regresi Linier Multivariat dengan 3 variabel (5) Melihat Persamaan 3 hingga Persamaan 5, tampak bahwa kedalaman gerusan di bahu jalan sangat dipengaruhi oleh kemiringan melintang jalan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis regresi linier multivariat yang lebih kompleks lagi, yaitu dengan membuat variabel bebas sebanyak 3 variabel yang berpengaruh kepada variabel kedalaman gerusan di bahu jalan. Hasil analisis regresi linier multivariat untuk 3 variabel kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan D 50 tampak pada Tabel 5. Tabel 5. Koefisien regresi pengaruh kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan D 50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95 % Upper 95% Intercept 0 #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A Kemiringan Melintang Jalan 1.817, ,07 1,57 0,13-582, ,34 Kemiringan Memanjang Jalan 1.039,87 513,41 2,03 0,05-22, ,94 D ,02 59,14 4,65 0,00 152,69 397,35 207
14 Berdasarkan Tabel 5, pengaruh kemiringan melintang jalan memang sangat berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan, disusul dengan kemiringan memanjang jalan dan D 50. Hal tersebut tampak dari koefisien regresi untuk kemiringan melintang jalan adalah sebesar 1.817,56, sedangkan koefisien regresi untuk kemiringan memanjang jalan adalah sebesar 1.039,87. Untuk itu persamaan kedalaman gerusan di bahu jalan akibat pengaruh kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan D 50 ditunjukkan pada Persamaan 6. Statistik regresi dari persamaan 6 menghasilkan multiple R = 0,93, R square = 0,87, adjusted R square = 0,82, standard error = 61,03, dengan jumlah obeservasi 26. KESIMPULAN Berdasarkan analisis regresi linier multivariat dengan mempertimbangkan 3 buah variabel, yaitu kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan D 50, maka variabel yang paling berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan adalah kemiringan melintang jalan. Sedangkan jika dilihat dari nilai R majemuk (multiple R), koefisien determinasi (square R / R 2 ), dan adjusted R square, terlihat bahwa Persamaan 6 memiliki statistik regresi yang lebih besar daripada persamaan yang lain. Untuk nilai standard error tampak bahwa Persamaan 6 memiliki nilai standar error yang lebih kecil dari Persamaan yang lain. Untuk itu, Persamaan 6 memiliki dinilai memiliki persamaan regresi yang lebih tepat dibandingkan persamaan yang lain. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian analisis variabel yang berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan ini terselenggara berkat dana riset pemula, yang telah diselenggarakan oleh Universitas Jenderal Soedirman. Untuk itu diucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah menjembatani tim peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini. Tak lupa juga ucapan terima kasih diberikan kepada Laboratorium Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman, yang telah mengakomodasi pengujian sampel penelitian ini. (6) 208
15 DAFTAR PUSTAKA Chaniago, Junaidi, 2008, Memahami Output Regresi dari Excel, Diakses pada 28 Oktober 2015 Department of Infrastructure, Energy, and Resources Tasmania, 2010, Roadworks Specification, R43 - Pavement and Shoulder Maintenance, Department of Infrastructure, Energy, and Resources, Tasmania Diakses pada 8 Oktober 2015 Mardianto, M. F. F., Wahyuningsih, N., 2013, Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, Jurnal Sains dan Seni POMITS, 2(1): 1 6 Melville, Bruce, The Physics of Local Scour at Bridge Piers, Fourth International Conference on Scour and Erosion, K-2 NSW Office of Environment & Heritage, 2012, Erosion and Sediment Control on Unsealed Roads, Office of Environment and Heritage, Department of Premier and Cabinet Nurohman, 2015, Analisis Data Lapangan Gerusan Di Bahu Jalan (Studi Kasus Jalan Nasional - Bumiayu Provinsi Jawa Tengah, Tugas Akhir, Universitas Jenderal Soedirman Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 13 / PRT / M / 2011, Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta Sanidhya Nika Purnomo, Wahyu Widiyanto, 2014, Perencanaan Model Fisik Peristiwa Gerusan di Bahu Jalan Raya, Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 8, Institut Teknologi Nasional, Bandung, TR 163 Singh, S. M., Maiti, P. R., 2012, Local Scouring Around a Circular Pier in Open Channel, International Journal of Emerging Technology and Advance Engineering, 2 (5): Sumaya, 2014, Pemilihan Model Terbaik pada Analisis Regresi Linier Multivariat, Jurnal Mahasiswa Statistik, 2(6): Tafarojnoruz, A., Gaudio, R., Grimaldi, C., Calomino, F., 2010, Required Condition to Achieve The Maximum Local Scour Depth at A Circular Pier, XXXII Convegno Nazionale di Idraulica e Cosytuzioni Idrauliche, Palermo Taftazani Tri Kusuma Yuni Aji, 2015, Analisis Data Lapangan Gerusan di Bahu Jalan Ruas Jalan Raya Bumiayu Pejagan, Tugas Akhir, Universitas Jenderal Soedirman 209
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan 19 (1) (2017) hal 25-30 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jtsp/index Pendekatan Eksperimen Pada Pola Gerusan Di Jalan Yang Tidak
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Tinjauan Umum
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tinjauan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui morfologi Sungai Progo bagian hilir, distribusi ukuran sedimen dan porositas sedimen dasar Sungai Progo pada tahun 2017.
Lebih terperinciJURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian
JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet Pengaruh Geometri Jalan dan Intensitas Hujan Terhadap Kedalaman Gerusan di Bahu Jalan yang
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK PILAR TERHADAP PENGGERUSAN LOKAL DI SEKITAR PILAR JEMBATAN DENGAN MODEL DUA DIMENSI. Vinia Kaulika Karmaputeri
PENGARUH BENTUK PILAR TERHADAP PENGGERUSAN LOKAL DI SEKITAR PILAR JEMBATAN DENGAN MODEL DUA DIMENSI Vinia Kaulika Karmaputeri 0721065 Pembimbing: Endang Ariani, Ir., Dipl., H.E ABSTRAK Sungai mempunyai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
47 BAB IV METODE PENELITIAN A. Tinjauan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui morfologi Sungai Progo, pasca erupsi Gunung Merapi 2010 dan mengetahui jumlah angkutan sedimen yang terjadi setelah
Lebih terperinciI-I Gambar 5.1. Tampak atas gerusan pada pilar persegi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Diketahui jika hasil simulasi pemodelan pada HEC-RAS memodelkan aliran dengan steady flow yang selanjutnya akan dilakukan analisa dengan gerusan pada pilar jembatan. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Tinjauan Umum. B. Maksud dan Tujuan
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tinjauan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui morfologi sungai Progo Hilir, porositas sedimen dasar sungai Progo Hilir pasca erupsi Gunung Merapi 2010, dan mengetahui
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI LAPISAN DASAR SALURAN TERBUKA TERHADAP KECEPATAN ALIRAN ABSTRAK
PENGARUH VARIASI LAPISAN DASAR SALURAN TERBUKA TERHADAP KECEPATAN ALIRAN Dea Teodora Ferninda NRP: 1221039 Pembimbing: Robby Yussac Tallar, Ph.D. ABSTRAK Dalam pengelolaan air terdapat tiga aspek utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbentuk secara alami yang mempunyai fungsi sebagai saluran. Air yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai merupakan suatu saluran terbuka atau saluran drainase yang terbentuk secara alami yang mempunyai fungsi sebagai saluran. Air yang mengalir di dalam sungai akan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Analisis Gradasi Butiran sampel 1. Persentase Kumulatif (%) Jumlah Massa Tertahan No.
32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pemeriksaan material dasar dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pasir Ynag digunakan dalam penelitian ini
Lebih terperinciDIREKTORAT PENELITIAN. Heading UNIVERSITAS GADJAH MADA. Place your message here. For maximum impact, use two or three sentences.
DIREKTORAT PENELITIAN Heading UNIVERSITAS GADJAH MADA Place your message here. For maximum impact, use two or three sentences. UNIVERSITAS GADJAH MADA Berlokasi di Jantung Kebudayaan Jawa, Mendunia di
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Rencana Penelitian
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Rencana Penelitian Mulai Input Data Angka Manning Geometri Saluran Ukuran Bentuk Pilar Data Hasil Uji Lapangan Diameter Sedimen Boundary Conditions - Debit -
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil ISSN
ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 543-552 TINJAUAN KONDISI PERKERASAN JALAN DENGAN KOMBINASI NILAI INTERNATIONAL ROUGHNESS INDEX (IRI) DAN SURFACE DISTRESS INDEX (SDI) PADA JALAN TAKENGON BLANGKEJEREN
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pengujian dilakukan di Laboratorium Keairan dan Lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Didapatkan hasil dari penelitian dengan aliran superkritik
Lebih terperinciPENGARUH POLA ALIRAN DAN PENGGERUSAN LOKAL DI SEKITAR PILAR JEMBATAN DENGAN MODEL DUA DIMENSI ABSTRAK
PENGARUH POLA ALIRAN DAN PENGGERUSAN LOKAL DI SEKITAR PILAR JEMBATAN DENGAN MODEL DUA DIMENSI Lajurady NRP: 0921054 Pembimbing: Endang Ariani, Ir., Dipl.H.E. ABSTRAK Pada saat ini sering terjadi kerusakan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN Perhitungan yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi dan analisis grafik. Seluruh perhitungan dilakukan dengan menggunakan program Statistik SPSS. Berikut ini
Lebih terperinciRegresi dengan Microsoft Office Excel
Regresi dengan Microsoft Office Excel Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Dalam statistik, regresi merupakan salah satu peralatan yang populer digunakan, baik pada ilmu-ilmu sosial maupun ilmu-ilmu eksak.
Lebih terperinciModel Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur M.Fariz Fadillah Mardianto,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini berasal dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Jurnal-jurnal yang berkaitan
Lebih terperinciPENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro
PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro Abstrak: Kerusakan jalan dapat dibedakan menjadi dua bagian,
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN HIDRAULIK BENDUNG TIPE GERGAJI DENGAN UJI MODEL FISIK DUA DIMENSI ABSTRAK
STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK BENDUNG TIPE GERGAJI DENGAN UJI MODEL FISIK DUA DIMENSI Bramantyo Herawanto NRP : 1021060 Pembimbing : Ir. Endang Ariani, Dipl., HE ABSTRAK Bendung merupakan bangunan air yang
Lebih terperinciKAJIAN KEDALAMAN GERUSAN DISEKITAR ABUTMEN JEMBATAN TIPE WING WALL DAN SPILLTHROUGH TANPA PROTEKSI UNTUK SALURAN BERBENTUK MAJEMUK
KAJIAN KEDALAMAN GERUSAN DISEKITAR ABUTMEN JEMBATAN TIPE WING WALL DAN SPILLTHROUGH TANPA PROTEKSI UNTUK SALURAN BERBENTUK MAJEMUK Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciPENGARUH VEGETASI TERHADAP TAHANAN ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA
PENGARUH VEGETASI TERHADAP TAHANAN ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA Gregorius Levy NRP : 1221052 Pembimbing: Robby Yussac Tallar, Ph.D ABSTRAK Pada suatu aliran saluran terbuka, karakteristik tahanan aliran
Lebih terperinciANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM)
ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM) Evi J.W. Pamungkas Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya
Lebih terperinciDIREKTORAT PENELITIAN. Heading UNIVERSITAS GADJAH MADA. Place your message here. For maximum impact, use two or three sentences.
DIREKTORAT PENELITIAN Heading UNIVERSITAS GADJAH MADA Place your message here. For maximum impact, use two or three sentences. Berlokasi di Jantung Kebudayaan Jawa, Mendunia di Rumah Sendiri Universitas
Lebih terperinciJADWAL KULIAH SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2017/2018 JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN - JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN JL.DR.SOEPARNO KARANGWANGKAL PURWOKERTO 53123 TELP.(0281) 621094 JADWAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pilar berpenampang bulat (silinder) diyakini sebagai pilar yang memiliki performa yang baik terhadap perubahan arah aliran sebagaimana yang terlihat dalam beberapa
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI, KONFLIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
703 PENGARUH KOMUNIKASI, KONFLIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI I Putu Antonius Hadi Wibowo 1 Made Yuniari 2 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: Antoniushadiw@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Sumber referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini berasal dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Jurnal-jurnal yang berkaitan
Lebih terperinciJADWAL KULIAH SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2013/2014 JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN Jl. Dr. Suparno, Karangwangkal, Purwokerto 53123, Fax/Telp : (0281) 621094 JADWAL KULIAH
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi dan Variasi Temporal Parameter Fisika-Kimiawi Perairan Kondisi perairan merupakan faktor utama dalam keberhasilan hidup karang. Perubahan kondisi perairan dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A.Tinjauan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tipe morfologi sungai, endapan lahar dingin di dasar sungai, besarnya angkutan sedimen di dasar sungai pasca erupsi Gunung
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN.. ii v vi ix xi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1. LATAR BELAKANG. 1 1.2. IDENTIFIKASI MASALAH.. 3 1.3. RUMUSAN
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN KOEFISIEN DEBIT MELALUI PINTU TONJOL DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI
STUDI PERENCANAAN KOEFISIEN DEBIT MELALUI PINTU TONJOL DENGAN MODEL FISIK DUA DIMENSI Stefanus Marcel NRP : 9821053 Pembimbing: Ir. Endang Ariani, Dipl. HE Pembimbing Pendamping: Robby Yussac Tallar, ST.,
Lebih terperinciDENY MIFTAKUL A. J NIM. I
Evaluasi Perkerasan Jalan, Pemeliharaan dan Peningkatan dengan Metode Analisa Komponen beserta Rencana Anggaran Biaya (RAB) Ruas Jalan Gemolong - Sragen KM 0+000 2+100 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat
Lebih terperinciJADWAL UJIAN TENGAH SEMESTER SEMESTER GENAP 2013/2014 JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FKIK UNSOED
Lampiran : Surat Tugas Nomor : 1226/UN23.07/PP.05.00/2014 Tanggal : 7 April 2014 JADWAL UJAN TENGAH SEMESTER SEMESTER GENAP 2013/2014 JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FKK UNSOED NO. HAR/TANGGAL MATA KULAH
Lebih terperinciEFEKTIVITAS BENTUK ABUTMEN TERHADAP GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN (ABUTMENT SHAPE EFFECTIVITY ON BRIDGE ABUTMENT LOCAL SCOURING)
Volume 13, No. 4, April 216, 323 331 EFEKTIVITAS BENTUK ABUTMEN TERHADAP GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN (ABUTMENT SHAPE EFFECTIVITY ON BRIDGE ABUTMENT LOCAL SCOURING) Sanidhya Nika Purnomo, Nasta
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Erosi Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai, erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a. Quarrying, yaitu pendongkelan batuan
Lebih terperinciOPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation
OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation Eva Wahyu Indriyati Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Gerusan adalah fenomena alam yang disebabkan oleh aliran air yang mengikis dasar saluran. Kerusakan jembatan akibat gerusan pada pondasi pier atau abutment adalah
Lebih terperinciBAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA
BAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA Analisis regresi linier merupakan salah satu jenis metode regresi yang paling banyak digunakan. Regresi linier sederhana terdiri atas satu variabel terikat (dependent)
Lebih terperinciKualitas Fitted Model
Kualitas Fitted Model Apakah model regresi sudah cukup pas mewakili data? Apakah model regresi cukup baik untuk model peramalan? Tebaran titik amatan / scatter plot y Mana di antara gambar gambar ini yang
Lebih terperinciDEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP PERAIRAN UMUM DARATAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI BERGANDA DAN MODEL DURBIN SPASIAL SKRIPSI Disusun Oleh : PUJI RETNOWATI 24010212130049 DEPARTEMEN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR SALINAN GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/619/KPTS/013/2011 TENTANG TIM PENYUSUN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal-jurnal pendukung kebutuhan penelitian. Jurnal yang digunakan berkaitan dengan pengaruh gerusan lokal terhdadap
Lebih terperinciBAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
BAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Selain regresi linier sederhana, metode regresi yang juga banyak digunakan adalah regresi linier berganda. Regresi linier berganda digunakan untuk penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan morfologi pada bentuk tampang aliran. Perubahan ini bisa terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai secara umum memiliki suatu karakteristik sifat yaitu terjadinya perubahan morfologi pada bentuk tampang aliran. Perubahan ini bisa terjadi dikarenakan oleh faktor
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Juni Penulis. I Fitri Noviyanti NIM
KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat ilahirobbi karena dengan rahmat dan petunjuk-nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tugas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Data Penelitian
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Pada penelitian ini dimodelkan dengan menggunakan Software iric: Nays2DH 1.0 yang dibuat oleh Dr. Yasuyuki Shimizu dan Hiroshi Takebayashi di Hokkaido University,
Lebih terperinciLATIHAN REGRESI SEDERHANA
Bahan Ajar Ekonometrika Agus Tri Basuki Universitas Muhammadiyah Yogyakarta LATIHAN REGRESI SEDERHANA Diketahui data konsumsi dan pendapatan penduduk suatu daerah sebagai berikut : Tahun Konsumsi Pendapatan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
17 BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal jurnal dan segala referensi yang mendukung guna kebutuhan penelitian. Sumber yang diambil adalah sumber yang berkaitan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Mulai Input Data Angka Manning Geometri Saluran Boundary Conditions : - Debit - Hulu = slope - Hilir = slope Ukuran Pilar Data Hasil Uji Laboratorium
Lebih terperinciPEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)
PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIKA PRATNYANINGRUM 24010211140095
Lebih terperinciTESIS. Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung. Oleh
PERBANDINGAN GERUSAN LOKAL YANG TERJADI DI SEKITAR ABUTMENT DINDING VERTIKAL TANPA SAYAP DAN DENGAN SAYAP PADA SALURAN LURUS, TIKUNGAN 90 DERAJAT, DAN 180 DERAJAT TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal-jurnal pendukung kebutuhan penelitian. Jurnal yang digunakan berkaitan dengan pengaruh gerusan lokal terhadap perbedaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Batasan
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS
PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS JALAN KALIANAK STA 0+000 5+350 SURABAYA TUGAS AKHIR Diajukan oleh : M.SULTHONUL
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI. Oleh : ARDY AGA PRATAMA
HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Oleh : ARDY AGA PRATAMA PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciJADWAL KULIAH SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN - JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN JL.DR.SOEPARNO KARANGWANGKAL PURWOKERTO 53123 TELP.(0281) 621094 JADWAL
Lebih terperinciPENGARUH KADAR AIR TERHADAP DEGRADASI UKURAN BUTIR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE PASCA KOMPAKSI ABSTRAK
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP DEGRADASI UKURAN BUTIR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE PASCA KOMPAKSI Restu Rachmania Sahidin NRP: 1421907 Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK Dalam suatu pekerjaan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN
LAMPIRAN 1 DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN Tabel Pengujian analisa saringan agregat halus dan kasar Lokasi asal sampel Sungai Progo segmen Kebon Agung II Jenis sampel Sedimen dasar sungai Berat sampel yang di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sukmadinata
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008 STUDI PENELITIAN EFEKTIFITAS PENAMBAHAN ADHESIVE AGENT PADA CAMPURAN ASPAL FRANS PASCAL NIM: 0800774804 Abstrak
Lebih terperinciPENGENDALIAN GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN
PENGENDALIAN GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN Lutjito 1, Sudiyono AD 2 1,2 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY lutjito@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this research is to find out
Lebih terperinciTol Brebes Timur (Brexit) Gambar 1. Lokasi Penelitian jalan Gajah Mada, Brebes
ANALISIS DAMPAK JALAN TOL TERHADAP FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN DI DESA KALIGANGSA KULON KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS AREA PINTU TOL BREBES TIMUR) Dhony Priyo Suseno *, Soedarsono, Nina Anindyawati
Lebih terperinciREGRESI SEDERHANA PENDEKATAN MATEMATIKA, STATISTIK DAN EKONOMETRIKA Agus Tri Basuki Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
REGRESI SEDERHANA PENDEKATAN MATEMATIKA, STATISTIK DAN EKONOMETRIKA Agus Tri Basuki Universitas Muhammadiyah Yogyakarta A. Pendekatan Matematika Dalam matematika hubungan antar variable bisa dinyatakan
Lebih terperinciJADWAL KULIAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2016/2017 JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN - JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN JL.DR.SOEPARNO KARANGWANGKAL PURWOKERTO 53123 TELP.(0281) 621094 JADWAL
Lebih terperinci9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.
SOAL HIDRO 1. Saluran drainase berbentuk empat persegi panjang dengan kemiringan dasar saluran 0,015, mempunyai kedalaman air 0,45 meter dan lebar dasar saluran 0,50 meter, koefisien kekasaran Manning
Lebih terperinciJADWAL PERKULIAHAN PROGRAM S1 REGULER JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNS SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015
JADWAL PERKULIAHAN PROGRAM S1 REGULER JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNS SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015 Hari Jam Ke Waktu Mata kuliah Kls SKS Smt Dosen Pengajar Ruang Gedung IV No : SENIN
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGENDALIAN SEDIMEN SUNGAI SERAYU DI KABUPATEN WONOSOBO
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PENGENDALIAN SEDIMEN SUNGAI SERAYU DI KABUPATEN WONOSOBO Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA
PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA Nama : SUNTORO AJI NPM : 17212198 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Toto
Lebih terperinciSEDIMENTASI PADA SALURAN PRIMER GEBONG KABUPATEN LOMBOK BARAT Sedimentation on Gebong Primary Chanel, West Lombok District
26 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 3, No. 1 : 26-36, Maret 2016 SEDIMENTASI PADA SALURAN PRIMER GEBONG KABUPATEN LOMBOK BARAT Sedimentation on Gebong Primary Chanel, West Lombok District I.B. Giri
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
ABSTRAK Pengelolaan wilayah sungai sangat penting sebagai usaha perlindungan secara terpadu mulai dari bagian hulu hingga hilir. Salah satu tolok ukur kerusakan Daerah Aliran Sungai adalah besarnya angkutan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal jurnal serta beberapa tugas akhir tentang gerusan lokal yang digunakan untuk menunjang penelitian, baik pada
Lebih terperinciANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY
ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY Oleh Supiyati 1, Suwarsono 2, dan Mica Asteriqa 3 (1,2,3) Jurusan Fisika,
Lebih terperinciJl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp
HUBUNGAN DURASI PARKIR DENGAN KARAKTERISTIK OPERASIONAL ANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LINEAR (STUDI KASUS : JALAN KI MANGUN SARKORO JALAN SUMPAH PEMUDA JALAN RING ROAD SURAKARTA) Dewi Handayani
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tinjauan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara debit aliran air dengan berapa banyak sedimen yang terangkut, berat jenis sedimen, distribusi ukuran
Lebih terperinciJADWAL PERKULIAHAN PROGRAM S1 REGULER JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNS SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2014/2015
JADWAL PERKULIAHAN PROGRAM S1 REGULER JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNS SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2014/2015 Hari Jam Ke Waktu Mata kuliah Kls SKS Smt Dosen Pengajar Ruang Gedung IV No : SENIN
Lebih terperinciKAJIAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI BENGAWAN SOLO (SERENAN-JURUG)
KAJIAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI BENGAWAN SOLO (SERENAN-JURUG) Nur Hidayah Y.N. 1), Mamok Suprapto 2), Suyanto 3) 1)Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutamai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tinjauan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara debit aliran air dengan berapa banyak sedimen yang terangkut, berat jenis sedimen, distribusi ukuran
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data yang dilakukan dibatasi hanya di dalam wilayah Jabodetabek. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer maupun data sekunder. Data primer meliputi kriteria drainase
Lebih terperinciSURVEI NILAI WAKTU PERJALANAN MOBIL PRIBADI DI JL. Z.A.PAGAR ALAM METODE MODE CHOICE APPROACH
SURVEI NILAI WAKTU PERJALANAN MOBIL PRIBADI DI JL. Z.A.PAGAR ALAM METODE MODE CHOICE APPROACH Terima kasih atas kesediaan Anda membantu Survei ini dilakukan sebagai bahan acuan pembuatan tugas akhir, mohon
Lebih terperinciPENDEKATAN MORFOLOGI SUNGAI UNTUK ANALISIS LUAPAN LAHAR AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 DI SUNGAI PUTIH, KABUPATEN MAGELANG
PENDEKATAN MORFOLOGI SUNGAI UNTUK ANALISIS LUAPAN LAHAR AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN DI SUNGAI PUTIH, KABUPATEN MAGELANG Trimida Suryani trimida_s@yahoo.com Danang Sri Hadmoko danang@gadjahmada.edu Abstract
Lebih terperinciTopik Khusus Transportasi (Pemodelan) B 3 VII DR(Eng). Ir. Syafii * Setiono, ST, MSc x
JADWAL PERKULIAHAN PROGRAM S1 REGULER JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNS SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 REVISI 1 SENIN 07.30-09.10 Kalkulus (sesi 1) A 4 I Setiono, ST, MSc* B Ir. Sofa Marwoto
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Peneliti memilih tempat penelitian di PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ALIRAN AIR DAN PENGGERUSAN MELALUI PINTU TONJOL PADA ALIRAN TIDAK SEMPURNA DENGAN UJI MODEL FISIK DUA DIMENSI
KARAKTERISTIK ALIRAN AIR DAN PENGGERUSAN MELALUI PINTU TONJOL PADA ALIRAN TIDAK SEMPURNA DENGAN UJI MODEL FISIK DUA DIMENSI Robby Nursam NRP: 0121011 Pembimbing: Ir. Endang Ariani, Dipl. HE. JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciPROSES PERPINDAHAN MASSA DAN PERUBAHAN WARNA AMPAS TAHU SELAMA PENGERINGAN MENGGUNAKAN PEMANAS HALOGEN
PROSES PERPINDAHAN MASSA DAN PERUBAHAN WARNA AMPAS TAHU SELAMA PENGERINGAN MENGGUNAKAN PEMANAS HALOGEN SKRIPSI Oleh Erlisa Nur Septia NIM 091710201013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PT. BANK OCBC NISP, Tbk SKRIPSI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PT. BANK OCBC NISP, Tbk SKRIPSI SISKA ANGGRAENI 201110315057 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengolahan Data Data yang diambil untuk varibel dependen adalah produk domestic bruto di Jakarta period 1995 2005 dalam satuan rupiah. Sedangkan variabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Bulan Desember Subjek penelitian adalah pasien atau pengantar pasien
29 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Distribusi Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta pada Bulan Desember 215. Subjek penelitian adalah pasien atau pengantar pasien rawat
Lebih terperinciPENGARUH GAJI DAN TUNJANGAN TERHADAP KINERJA GURU SDIT AL IKHLAS 86
PENGARUH GAJI DAN TUNJANGAN TERHADAP KINERJA GURU SDIT AL IKHLAS 86 Nama : Muhammad Rizal NPM : 14210800 Kelas : 3 EA 16 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pemb : Sri Kurniasih Agustin, SE.,
Lebih terperinciDisampaikan pada Seminar Tugas Akhir 2. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta NIM :
NASKAH SEMINAR 1 ANALISA NUMERIK GERUSAN LOKAL METODE CSU (COLORADO STATE UNIVERSITY) MENGGUNAKAN HEC-RAS 5.0.3 PADA ALIRAN SUPERKRITIK (Studi Kasus : Pilar Lingkaran dan Pilar Persegi) Vinesa Rizka Amalia
Lebih terperinciPenilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-65 Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan Yani Wulandari dan Rulli Pratiwi
Lebih terperinciMEKANISME PERILAKU GERUSAN LOKAL PADA PILAR SEGIEMPAT DENGAN VARIASI DEBIT
MEKANISME PERILAKU GERUSAN LOKAL PADA PILAR SEGIEMPAT DENGAN VARIASI DEBIT TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian Pendidikan sarjana teknik sipil ANDY AZIS 09 0404 029 BIDANG STUDI TEKNIK
Lebih terperinciTATA TERTIB BAGI PESERTA UJIAN FAKULTAS PERTANIAN UNSOED SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017
TATA TERTIB BAGI PESERTA UJIAN FAKULTAS PERTANIAN UNSOED SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KEWAJIBAN 1. Membawa : a. Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) b. Kartu Studi Mahasiswa Studi (KSM) Semester Gasal
Lebih terperinciTUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang
TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang Disusun oleh : Agung Tri Cahyono NRP. 3107100014 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Sarwono, M.Sc JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) II TANJUNG MORAWA-MEDAN
SKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) II TANJUNG MORAWA-MEDAN OLEH DOGES SITORUS PANE 070502111 PROGRAM STUDI STRATA-I
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Sungai Sungai adalah suatu alur yang panjang diatas permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari hujan dan senantiasa tersentuh air serta terbentuk secara alamiah (Sosrodarsono,
Lebih terperinciPENGARUH PROMOTION MIX TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PROPERTI PADA PERUMAHAN CITRARAYA CIKUPA-TANGERANG
PENGARUH PROMOTION MIX TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PROPERTI PADA PERUMAHAN CITRARAYA CIKUPA-TANGERANG Disusun Oleh: Syifa Fadilah Rahmah 18213760 3EA11 Dosen Pembimbing: Drs. Tri Budiarta, MM LATAR BELAKANG
Lebih terperinciTetapkan Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai Prestasi Kerja
Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi Tetapkan Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai Prestasi Kerja Edisi 04/Januari 2015 Dukung Visi Pemerintah,
Lebih terperinci