PEMETAAN GAYA HIDUP PENGGUNA SMARTPHONE DI KOTA PADANG. Abstract
|
|
- Sri Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMETAAN GAYA HIDUP PENGGUNA SMARTPHONE DI KOTA PADANG Wella Wandasari 1, Surya Dharma 1, Ice Kamela 1 1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta wella_nuzirman@yahoo.com, priyatama_surya@yahoo.com, icekamela@yahoo.com Abstract The purpose of this study was to determine differences in lifestyle based smartphones are used. The population in this study are all consumers who have purchased and are using a smartphone brand Samsung, Blackberry, iphone, and Nokia, aged over twelve eight years, a minimum of respondents have been using smartphones for one year, and domiciled in the city of Padang. The sampling technique used was accidental sampling, while the number of samples used is one hundred fourty people. The analysis technique data used is the analysis cluster. Based on the results of the research can be noted, that there are significant differences of lifestyle based on the types of smartphones are used in the city of Padang. Key words : lifestyle and smartphone PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan masyarakat akan komunikasi dan akses informasi semakin berkembang. Peran komunikasi sebagai penggerak interaksi sosial dalam masyarakat dapat terus berkembang dalam setiap aspek kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan individu maupun kelompok. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menggunakan berbagai jenis sarana komunikasi seperti , telepon, internet dan lain-lain. Dalam perkembangannya, alat komunikasi seperti telepon mengalami berbagai perubahan bentuk dan fungsi, sebagai contohnya handphone. Salah satu produk inovasi handphone yang marak dikenal saat ini adalah smartphone yang kini menjadi trend bagi masyarakat. Ponsel pintar atau yang dikenal dengan smartphone telah banyak digemari oleh masyarakat karena efektivitas, kecepatan dan kemudah an akses yang ditawarkan. Di Indonesia, pasar smartphone dikuasai oleh beberapa produsen smartphone terkemuka seperti, Nokia, Blackberry, Samsung, dan iphone. Berdasarkan nilai Top Brand Index kategori smartphone dari tahun 2012 sampai dengan 2014 yang merupakan akumulasi dari pangsa pasar, popularitas merek, popularitas iklan, kepuasan dan gain index. Blackberry merupakan brand smartphone dengan nilai Top Brand Index tertinggi dibandingkan pesaing yaitu sebesar 44,3% pada tahun Diikuti di posisi kedua oleh Nokia dengan nilai Top Brand Index sebesar 22,7% pada tahun Dan Samsung di posisi ketiga dengan nilai Top Brand Index sebesar 18,0% pada tahun Sedangkan iphone di posisi keempat 1
2 dengan nilai Top Brand Index sebesar 4,3% pada tahun 2014 ( _index.com: 2014). Hal ini memberikan indikasi bahwa smartphone telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di Indonesia. Disisi lain, penggunaan smartphone di Kota Padang, telah menjangkau ke berbagai kalangan usia, dari remaja hingga dewasa. Dimana masyarakat kota Padang terkenal dengan gaya hidup kritis, kreatif dan inovatif terhadap suatu barang yang baru dan modern sesuai dengan trendnya. Berdasarkan dari pengamatan peneliti, kecenderungan konsumen di Kota Padang lebih mengutamakan membeli barang untuk style/penampilan dibandingkan dengan utility/kegunaan, itu terjadi terutama pada produk smartphone. Penggunaan smartphone secara langsung maupun tidak langsung turut mengubah gaya hidup penggunanya. Sebagai contoh, diantara pengguna Blackberry, tidak lagi menanyakan nomor handphone pada orang yang baru dikenal, namun menanyakan pin BB, yaitu serangkaian kode yang menjadi identitas dari Blackberry yang digunakan. Mengacu pada uraian tersebut, maka penelitian ini memberikan argumentasi bahwa smartphone merupakan salah satu bisnis telekomunikasi modern dimana gaya hidup konsumen berbeda-beda dari smartphone yang mereka gunakan. Berda- sarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ke dalam bentuk skripsi yang berjudul: Pemetaan Gaya Hidup Pengguna Smartphone di Kota Padang. Perumusan Masalah 1. Bagaimana gaya hidup konsumen berdasarkan smartphone yang digunakan? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan gaya hidup berdasarkan smartphone yang digunakan. LANDASAN TEORI Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide (Mowen dan Minor, 2002: 6). Schiffman dan Kanuk (2008:6) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang ditampilkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengeva- luasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan 2
3 dan keinginan mereka (Kotler dan Keller, 2009 : 166). Gaya Hidup Gaya hidup memiliki bermacammacam arti dan dapat di interprestasikan bermacam-macam oleh pemasar dan teorisi. Namun pendapat tersebut pada umumnya dapat di jadikan sebagai dasar dalam penelitian. Menurut Mowen dan Minor (2002: 282), konsep gaya hidup konsumen cukup berbeda dengan kepribadian. Gaya hidup/ lifestyle menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu. Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan danperilaku sejak lahir, sedangkan kepribadian menggambarkan konsumen dari perspektif yang lebih internal, yaitu karakteristik pola berpikir, perasaan, dan memandang konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2008: 224), gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang terungkap pada aktivitas, minatdan opininya. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Menurut Kasali (2001:91), gaya hidup mengacu pada suatu pola konsumsi yang mencerminkan pilihan seseorang terhadap berbagai hal serta bagaimana menghabiskan waktu dan uangnya. Setiadi (2003:148) mendefinisikan gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (keterkaitan) dan apa yang mereka perkirakan tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitarnya (pendapat). Kategori Gaya Hidup Simmamora (2000: ) mengkategorikan gaya hidup menjadi dua kategori: Gaya hidup normatif, menggambarkan pengharapan-pengharapan kultural tersebut dibebankan kepada individuindividu oleh masyarakat mereka dan merujuk kepada sistem nilai ekonomi dan konsumsi sebuah masyarakat. Sistem ini terdiri atas pengaruh individu dan gabungan dari agama suatu masyarakat, nilai-nilai dan sikapnya, tahap pembangunan ekonomi, hukum dan hubungannya. Gaya hidup pribadi, merujuk kepada keyakinan individu tentang aktivitas konsumsi individu di dalam masyarakat, kultur atau sub kultur mereka. Hal-hal ini seperti perilaku berbelanja, kesadaran harga dan keterlibatan keluarga dalam proses pembuatan terwujud akibat dari gaya hidup pribadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan, keyakinan pribadi ini meliputi pendidikan, sikap psikologi, pengalaman, situasi sosial dan ekonomi yang spesifik, lingkungan fisik dan faktor lainnya. 3
4 Nilai dan Gaya Hidup (VALS) Pada tahun 1989 para peneliti dari SRI Consulting dalam Schiffman dan Kanuk (2008: 60) merevisi sistem VALS untuk memfokuskan secara lebih tegas pada usah menjelaskan perilaku membeli konsumen. Hasil dari revisi tersebut menghasilkan VALS 2, Tipologi VALS 2 membagi konsumen menjadi delapan kelompok berdasarkan dua dimensi penting, yaitu: orientasi diri dan sumber daya. Peneliti SRI membagi orientasi diri menjadi tiga bagian, yaitu : orientasi prinsip (konsumen yang pilihannya dimotivasi oleh kepercayaan mereka sendiri dan bukannya oleh keinginan untuk disetujui); orientasi status (konsumen dengan pilihan yang dikendalikan oleh tindakan, persetujuan, dan pendapat orang lain); dan orientasi tindakan (para konsumen yang didorong oleh keinginan untuk melakukan kegiatan sosial atau fisik, selingan, dan pengambilan resiko). Sedangkan sumber daya merujuk ke tingkat kekayaan dan kemampuan psikologis, fisik, demografis, dan kebendaan yang harus digunakan para konsumen, termasuk pendidikan, pendapatan, rasa percaya diri, kesehatan, keinginan untuk membeli, dan tingkat energi (Schiffman dan Kanuk, 2008 : 60). Dengan memadukan dua dimensi tersebut VALS 2 menghasilkan delapan segmen yang mana masing-masing segmen memiliki perilaku dan pola pengambilan keputusan yang berbeda. Schiffman dan Kanuk (2008:62) menjelas-kan kedelapan segmen tersebut, actualizers, fulfilleds, believers, achievers, strivers, experiencers, makers dan struglers sebagai berikut: Pada segmen actualizers (bersumber daya terbanyak), mereka adalah orang-orang yang sukses, modern, aktif, siap bekerja keras dengan pengakuan diri yang tinggi dan sumber daya melimpah. Mempunyai pendapatan yang paling tinggi dan harga diri yang tinggi. Mereka mempunyai minat yang luas pada berbagai bidang dan terbuka pada perubahan. Mereka membeli produk untuk mencapai yang terbaik dalam hidup. Selanjutnya untuk segmen fulfilleds (berorientasi prinsip), mereka berpendapatan tinggi, dewasa, bertanggung jawab, mempunyai pendidikan tinggi dalam bidang profesional. Mereka memusatkan kegiatan senggang di rumah, tetapi terbuka pada gagasan baru dan perubahan. Mereka menghargai pendidikan dan travel, dan juga kesadaran pada kesehatan. Mereka adalah konsumen konservatif dan praktis yang menginginkan nilai, daya tahan, dan kemanfaatan dalam produk yang mereka beli. Hanya sedikit perhatian kepada citra dan prestise. Merupakan konsumen berbagai produk rumah tangga di atas rata-rata. Sedangkan untuk segmen believers (berorientasi prinsip), mereka ini adalah orang-orang yang konservatif dan konvensional dengan kepercayaan yang 4
5 kongkret berdasarkan nilai-nilai tradisional, keluarga, gereja, komunitas dan negara. Lambat mengubah kebiasaan, mencari harga yang murah, menonton tv lebih dari rata-rata, membaca berbagai majalah mengenai fashion, rumah dan taman. Mereka menghargai peraturan. Untuk mereka yang termasuk segmen achievers (berorientasi status), mereka ini adalah orang-orang dalam segmen ini sukses dan berorientasi kerja dan berusaha mengendalikan kehidupannya. Tertarik kepada berbagai produk yang mahal. Merupakan target utama untuk bermacam produk, penonton tv biasa, membaca berbagai terbitan mengenai bisnis, berita dan buku pengembangan diri. Fokus karir dan keluarga, hubungan sosial formal, meghindari perubahan berlebihan, banyak kerja kurang rekreasi, politik konservatif. Sedangkan pada segmen strivers (berorientasi status), mereka mencari informasi, definisi diri, dan pengakuan dari dunia di sekeliling mereka. Mereka sangat memperhatikan opini dan pengakuan dari orang lain. Strivers bersifat impulsive dan mudah merasa bosan. Orang-orang yang berada di dalam segmen ini, sadar kepada citra, pendapatan siap belanja terbatas tetapi mempunyai saldo kredit, mengeluarkan uang untuk pakaian dan berbagai produk perawatan diri dan lebih suka menonton tv daripada membaca. Selanjutnya, mereka yang termasuk segmen experiencers (berorientasi tindakan) adalah orang-orang yang antusias, impulsif, dan suka memberontak yang menginginkan variasi dan kegembiraan. Mereka menyukai latihan fisik, olah raga, dan kegiatan sosial serta merupakan konsumen yang antusias, terutama terhadap pakaian, musik, film, dan makanan cepat saji, peduli tentang citra, kagum kekayaan, kekuasaan, ketenaran, tak peduli politik. Mengeluarkan banyak pendapatan yang dapat dipakai untuk bersosialisasi dan mengikuti periklanan. Segmen berikutnya adalah segmen makers (berorientasi tindakan), mereka ini adalah orang-orang yang praktis dan mandiri dengan keahlian konstruktif. Mereka tinggal di dalam lingkungan keluarga tradisional, pekerjaan praktis, dan rekreasi fisik, dan tidak begitu berminat pada hal-hal lain. Berbelanja untuk kenyamanan, daya tahan dan nilai. Tidak terkesan oleh barang-barang mewah. Membaca berbagai majalah mengenai mobil, seluk-beluk rumah, memancing dan kegiatan luar rumah. Menikmati alam, kegiatan fisik, waktu luang dengan kalangan dan teman dekat menghindari orang, mencemooh politisi. Segmen yang terakhir adalah struglers (bersumber daya paling sedikit) : mereka miskin, kurang terampil, dan berpendidikan rendah. Mereka sering merasa putus asa, pasif, dan sangat memperhatikan keamanan. Minat terbatas, kegiatan terbatas, 5
6 cari rasa aman, kesehatan bermasalah, konservatif dan tradisional, memegang agama. Setia kepada merek, menggunakan kupon dan memperhatikan penjualan obral. Gaya Hidup AIO (Activity, Interest, Opinion) Konsep gaya hidup tidak hanya membantu pemasar untuk menentukan target segmen pasar yang berbeda tetapi juga membantu seseorang memahami bagai- manakah kebiasaan dan nilai konsumen. Dengan memahami gaya hidup konsumen maka pemasar dapat memprediksikan kebiasaan hidup konsumen, khususnya perilaku berbelanja yang merupakan salah satu bagian yang penting bagi konsumen. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat dimensi gaya hidup menurut faktor psikografi, sebagai berikut: Tabel 2.1: Dimensi Gaya Hidup Dimensi Contoh Activity Kerja, hobi, acara sosial, liburan, hiburan, jelajah internet, olah raga, berbelanja. Interest Keluarga, rumah tangga, pekerjaan, rekreasi, mode pakaian, makanan, media, prestasi. Opinion Mereka sendiri, isu-isu sosial, politik, produk, masa depan, budaya. Pendapatan, usia, siklus hidup keluarga, Demographic wilayah geografis, hunian, jabatan, ukuran keluarga, pendidikan. Sumber: Solomon (2011: 264) Salah satu variabel atau dimensi gaya hidup yang dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian pasar sasaran adalah activity. Aktivitas ini dapat berpupa Kerja, hobi, acara sosial, liburan, hiburan, jelajah internet, olah raga, berbelanja. Aktivitas konsumen merupakan karakteristik konsumen dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan adanya aktivitas konsumen, perusahaan dapat mengetahui kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh pasar sasarannya, sehingga mempermudah perusahaan untuk menciptakan strategi- strategi dari informasi yang didapatkan tersebut. Aktivitas konsumen merupakan titik tolak dari penciptaan dan penawaran produk. Hal ini dikarenakan produk merupakan faktor utama yang menjadi fokus perhatian konsumen. Oleh karena itu penciptaan produk dan kesesuaiannya dengan aktifitas konsumen adalah strategi yang efektif guna membentuk persepsi keputusan konsumen (pasar sasaran). Minat atau ketertarikan setiap manusia berbeda-beda. Adakalanya manusia tertarik pada makanan, adakalanya juga manusia tertarik pada mode pakaian dan sebagainya. Minat merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu memahami minat dan hasrat para pelanggannya. Solomon (2011:264) mengungkapkan bahwa minat terdiri dari keluarga, rumah tangga, pekerjaan, rekreasi, mode pakaian, makanan, media, prestasi. METODE PENELITIAN Populasi Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang sudah membeli dan sedang menggunakan smartphone merek Samsung, Blackberry, 6
7 iphone, dan Nokia, berusia di atas 18 tahun, minimal responden telah menggunakan smartphone selama 1 tahun, dan bertempat tinggal atau berdomisili di Kota Padang. Sampel Adapun rincian atas jumlah sampel yang akan diambil berdasarkan kelompok pengguna smartphone di Kota Padang secara lengkap terlihat pada tabel 3.1: Tabel 3.1: Sampel Penelitian No Brand Smartphone Sampel (Orang) 1 Samsung 35 2 Blackberry 35 3 iphone 35 4 Nokia 35 Total Responden 140 Jadi dari 140 sampel yang di ambil dari para pengguna smartphone khususnya Samsung, Blackberry, iphone dan Nokia di Kota Padang, akan dibagi secara seimbang yaitu sebanyak 35 sampel pada setiap pengguna smartphone merek Samsung, Blackberry, Nokia dan iphone di Kota Padang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan cara accidental sampling, yaitu dalam mengambil sampel dasar berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang ditemui cocok sebagai sumber data (Sekaran, 2006: ). Defenisi Operasional Variabel 1. Gaya Hidup Kotler dan Keller (2008:224) mendefe- nisikan gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Untuk variabel gaya hidup, maka diadaptasi kuesioner dari Mas ud (2004: ), dan untuk mengukur gaya hidup ini menggu- nakan uji analisis cluster. Untuk mengukur gaya hidup dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan yang dibuat dalam bentuk kuesioner. Model kuesioner yang digunakan adalah skala Likert. Di dalam skala tersebut menggunakan skala 1 sampai dengan 5, dengan nilai (5) untuk sangat setuju, alternatif jawaban keempat setuju diberi nilai 4, alternatif jawaban ketiga netral diberi nilai 3, alternatif jawaban kedua tidak setuju diberi nilai 2, dan nilai (1) untuk sangat tidak setuju. Metode Analisis Data Analisa Deskriptif Analisis deskriptif adalah transformasi data mentah ke dalam bentuk yang mudah dipahami atau diinterprestasikan. Bertu- juan untuk memperoleh gambaran obyektif mengenai obyek penelitian. pengujian data ke dalam Dengan cara tabel distribusi 7
8 frekuensi, menghitung nilai pemusatan (dalam hal ini nilai rata-rata, median, modus) dan nilai dispersi. Analisis ini tidak menghubung-hubungkan satu variabel dengan variabel lainnya dan tidak membandingkan satu variabel dengan variabel lainnya. Analisis Gerombol/ Cluster Analysis Untuk mengukur gaya hidup dalam penelitian ini, maka menggunakan uji analisis klaster. Menurut Sekaran (2006: 302) analisis kluster/ cluster analysis digunakan untuk mengklasifikasikan objek atau individu kedalam kelompok yang saling ekslusif dan lengkap secara bersama dengan homogenitas tinggi didalam klaster dan homogenitas rendah antar kelompok. Dengan kata lain, analisis klaster membantu mengidentifikasi objek yang mirip satu sama lain, berdasarkan kriteria spesifik. Adapun tujuan analisis kluster adalah: a. Menyederhanakan data dan untuk menyajikan ke dalam bentuk grafik. b. Mengelompokkan obyek-obyek menjadi kelompok-kelompok yang mempu-nyai sifat yang homogen atau variasi obyek yang terbentuk sekecil mungkin. c. Untuk membedakan dengan jelas antara satu kelompok cluster dengan kelompok yang lain. Metode yang digunakan dalam membuat cluster adalah non hirarchical methode. Metode ini justru dimulai dengan menentukan terlebih dahulu jumlah cluster yang diinginkan. Ada lima tahap dasar dalam dalam penerapan analisis gerombol/ cluster analysis (Cooper dan Emory, 1999: 168): 1. Menyederhanakan sampel yang akan digerombolkan. 2. Pendefenisian variabel-variabel yang akan diukur. 3. Penghitungan kemiripan diantara individu-individu melalui korelasi, jarak Euclidean dan teknik lainnya. 4. Pemilihan gerombol yang bersifat saling terpisah (maksimumkan kemiripan dalam-gerombol dan maksimumkan perbedaan di antara-gerombol). 5. Pembandingan dan keabsahan gerombol. Secara umum pengujian non hirarchical methode dengan menggunakan metode K-Means Cluster dapat dicari dengan rumus (Santoso, 2014: 140): X = µ + z.σ Dimana : X = rata-rata sampel (dalam hal ini rata-rata varaiabel pada cluser tertentu) µ = rata-rata populasi σ = standar deviasi z = nilai standardisasi yang didapat pada SPSS 8
9 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisa Deskriptif Cluster I Gaya Hidup Experiencer Berdasarkan Cluster I yang tergolong dalam gaya hidup experiencer, untuk pengguna smartphone Blackberry sebanyak 14 orang atau 40%, pengguna Samsung sebanyak 13 orang atau 37,1%, pengguna iphone sebanyak 19 orang atau 54,3%, sedangkan pengguna Nokia sebanyak 9 orang atau 25,7%. Mereka memiliki usia rata-rata 22 tahun, rata-rata mereka belum menikah, memiliki pendidikan terakhir rata-rata SLTA, rata-rata mereka mahasiswa. Berdasarkan dari ciri-ciri tersebut, golongan gaya hidup experiencer, yaitu rata-rata mereka tergolong muda, rata-rata beraktifitas sebagai mahasiswa dan relatif tidak mapan dalam segi materi. Walaupun demikian, dalam segi liburan, mereka sering pergi keluar rumah bersama keluarga dan liburan mereka harus direncanakan. Dalam segi hiburan, baik itu di rumah ataupun pergi menghabiskan waktu di luar rumah mereka jarang melakukannya. Dalam berolahraga, mereka termasuk orang yang gemar berolahraga dan sering menonton peristiwa olahraga. Untuk waktu senggang, mereka cukup banyak memiliki waktu senggang dan menghabiskan waktu senggang di rumah, walaupun demikian waktu senggang yang dimiliki mereka cenderung membosankan. Dalam kegiatan yang lebih spesifik, mereka jarang melakukannya, seperti mengerjakan perbaikan pada kendaraan pribadi, mengerjakan (membuat) sesuatu berdasarkan buku/petunjuk di rumah bahkan kurang aktif di dalam satu organisasi sosial. Cluster II Gaya Hidup Achievers Berdasarkan Cluster II yang tergolong dalam gaya hidup achievers, untuk pengguna smartphone Blackberry sebanyak 2 orang atau 5,7%, pengguna Samsung sebanyak 3 orang atau 8,6%, pengguna iphone sebanyak 9 orang atau 25,7%, sedangkan pengguna Nokia sebanyak 8 orang atau 22,9%. Mereka memiliki usia rata-rata 25 tahun, rata-rata mereka belum menikah, rata-rata mereka berpendidikan terakhir Diploma, dan rata-rata dari mereka memiliki aktifitas/ pekerjaan yang lain, selain PNS, Pegawai BUMN, wiraswasta, pegawai swasta, mahasiswa, ibu rumah tangga dan pelajar. Berdasarkan dari ciri-ciri tersebut, golongan gaya hidup achievers, yaitu rata-rata mereka tergolong muda, rata-rata belum menikah, namun rata-rata dari mereka bekerja, rata-rata mereka berpendidikan terakhir Diploma dan relatif mapan dalam segi materi. Dalam segi liburan, mereka kurang suka pergi keluar rumah bersama keluarga dan liburan mereka jarang direncanakan. Dalam segi hiburan, televisi adalah sumber hiburan utama, mereka suka menghabiskan waktu dirumah, dan jarang pergi keluar. Dalam berolahraga, mereka 9
10 termasuk orang yang kurang suka berolahraga dan jarang menonton peristiwa olahraga. Untuk waktu senggang, mereka tidak cukup banyak memiliki waktu senggang dan menghabiskan waktu senggang tidak pernahdi rumah, walaupun demikian waktu senggang yang dimiliki mereka tidak pernah membosankan. Dalam kegiatan yang lebih spesifik, mereka tidak pernah melakukannya, seperti mengerjakan perbaikan pada kendaraan pribadi, mengerjakan (membuat) sesuatu berdasarkan buku/ petunjuk di rumah bahkan tidak aktif di dalam satu organisasi sosial. Cluster III Gaya Hidup Fulfilleds Berdasarkan Cluster III yang tergolong dalam gaya hidup fulfiellds, untuk pengguna smartphone Blackberry sebanyak 9 orang atau 25,7%, pengguna Samsung sebanyak 14 orang atau 40%, pengguna iphone sebanyak 7 orang atau 20%, sedangkan pengguna Nokia sebanyak 5 orang atau 14,3%. Mereka memiliki usia rata-rata 33 tahun, rata-rata sudah menikah, rata-rata berpendidikan terakhir Sarjana (S1), dan rata-rata wiraswasta. Berdasarkan dari ciri-ciri tersebut, golongan gaya hidup fulfilleds, yaitu rata-rata dari mereka tergolong dewasa, rata-rata berpendidikan terakhir Sarjana (S1), rata-rata sudah menikah dan bekerja, dan relatif mapan dalam segi materi. Dalam segi liburan, mereka kurang suka pergi keluar rumah bersama keluarga dan liburan mereka jarang direncanakan. Dalam segi hiburan, televisi adalah sumber hiburan utama, mereka suka menghabiskan waktu dirumah, namun mereka sering pergi keluar rumah untuk makan. Dalam berolahraga, mereka termasuk orang yang kurang suka berolah raga dan jarang menonton peristiwa olahraga. Untuk waktu senggang, mereka cukup banyak memiliki waktu senggang dan menghabiskan waktu senggang di rumah, walaupun demikian waktu senggang yang dimiliki mereka cenderung membosankan. Dalam kegiatan yang lebih spesifik, mereka jarang melakukannya, seperti mengerjakan perbaikan pada kendaraan pribadi, mengerjakan (membuat) sesuatu berdasarkan buku/petunjuk di rumah bahkan kurang aktif di dalam satu organisasi sosial. Cluster IV Gaya Hidup Believers Berdasarkan Cluster IV yang tergolong dalam gaya hidup believers, untuk pengguna smartphone Blackberry sebanyak 10 orang atau 28,6%, pengguna Samsung sebanyak 5 orang atau 14,3%, untuk pengguna iphone tidak ditemukan dalam penelitian ini, sedangkan pengguna Nokia sebanyak 13 orang atau 37,1%. Mereka memiliki usia rata-rata 24 tahun, rata-rata belum menikah, rata-rata berpendidikan terakhir SLTA, rata-rata memiliki aktifitas/ pekerjaan yang lain, selain PNS, Pegawai BUMN, wiraswasta, pegawai swasta, mahasiswa, ibu rumah tangga dan pelajar. 10
11 Berdasarkan dari ciri-ciri tersebut, golongan gaya hidup believers, yaitu rata-rata tergolong muda, rata-rata belum menikah, rata-rata berpendidikan terakhir SLTA, rata-rata dari mereka sudah bekerja, dan relatif mapan dalam segi materi. Dalam segi liburan, mereka sering pergi keluar rumah bersama keluarga dan liburan mereka harus direncanakan. Dalam segi hiburan, televisi adalah sumber hiburan utama, mereka suka menghabiskan waktu dirumah, namun mereka sering pergi keluar rumah untuk makan. Dalam berolahraga, mereka termasuk orang yang kurang suka berolahraga dan jarang menonton peristiwa olahraga. Untuk waktu senggang, mereka tidak cukup banyak memiliki waktu senggang dan menghabiskan waktu senggang di rumah, walaupun demikian waktu senggang yang dimiliki mereka tidak begitu membosankan. Dalam kegiatan yang lebih spesifik, mereka sering melakukannya, seperti mengerjakan perbaikan pada kendaraan pribadi, menger- jakan (membuat) sesuatu berdasarkan buku/petunjuk di rumah bahkan aktif di dalam satu organisasi sosial. Perbedaan Gaya Hidup Berdasarkan Jenis Penggunaan Smartphone Untuk mengetahui adanya perbedaan gaya hidup berdasarkan jenis penggunaan smartphone di kota Padang, maka dilakukan tahap pengujian dengan metode K-Means Cluster, sehingga diperoleh hasilnya seperti yang terlihat pada berikut ini: Tabel 4.14, seperti Tabel 4.14 Pengelompokkan Cluster Gaya Hidup Golongan Gaya Hidup Smartphone Experiencers Achievers Fullfileds Believers Fi % Fi % Fi % Fi % Blackberry ,7 9 25, ,6 Samsung 13 37,1 3 8, ,3 iphone 19 54,3 9 25, Nokia 9 25,7 8 22,9 5 14, ,1 Total Sumber: Olahan data SPSS Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap jenis penggunaan smartphone (Blackberry, Samsung, iphone dan Nokia) berdasarkan gaya hidup. Berdasarkan hasil pengujian, yang di uji dengan menggunakan uji Contingency coefficient, diperoleh nilai Asymp sig. sebesar 0,001, didalam tahapan pengujian data digunakan tingkat kesalahan maksimum yaitu alpha 0,05. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa nillai Asymp sig. sebesar 0,001 < alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada jenis penggunaan smartphone berdasarkan gaya hidup. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari gaya hidup berdasarkan jenis smartphone yang digunakan di Kota Padang. 2. Pengguna iphone tergolong dalam gaya hidup experiencer. Mereka rata-rata tergolong muda, rata-rata beraktifitas 11
12 sebagai mahasiswa dan relatif tidak mapan dalam segi materi. Dalam segi liburan, mereka sering pergi keluar rumah bersama keluarga dan liburan mereka harus direncanakan. Untuk hiburan, baik itu di rumah ataupun pergi menghabiskan waktu di luar rumah mereka jarang melakukannya. Dalam berolahraga, mereka termasuk orang yang gemar berolahraga dan sering menonton peristiwa olahraga. Untuk waktu senggang, mereka cukup banyak memiliki waktu senggang dan menghabiskan waktu senggang di rumah, walaupun demikian waktu senggang yang dimiliki mereka cenderung membosankan. Dalam kegiatan yang lebih spesifik, mereka jarang melakukannya, seperti mengerjakan perbaikan pada kendaraan pribadi, mengerjakan (membuat) sesuatu berdasarkan buku/petunjuk di rumah bahkan kurang aktif di dalam satu organisasi sosial. 3. Pengguna Nokia tergolong dalam gaya hidup achievers. Mereka rata-rata tergolong muda, rata-rata belum menikah, namun rata-rata dari mereka bekerja, rata-rata mereka berpendidikan terakhir Diploma dan relatif mapan dalam segi materi. Dalam segi liburan, mereka kurang suka pergi keluar rumah bersama keluarga dan liburan mereka jarang direncanakan. Dalam segi hiburan, televisi adalah sumber hiburan utama, mereka suka menghabiskan waktu dirumah, dan jarang pergi keluar. Dalam berolahraga, mereka termasuk orang yang kurang suka berolahraga dan jarang menonton peristiwa olahraga. Untuk waktu senggang, mereka tidak cukup banyak memiliki waktu senggang dan menghabiskan waktu senggang tidak pernah di rumah, walaupun demikian waktu senggang yang dimiliki mereka tidak pernah membosankan. Untuk kegiatan yang lebih spesifik, mereka tidak pernah melakukannya, seperti mengerjakan perbaikan pada kendaraan pribadi, mengerjakan (membuat) sesuatu berdasarkan buku/ petunjuk di rumah bahkan tidak aktif di dalam satu organisasi sosial. 4. Pengguna Samsung tergolong dalam gaya hidup fulfiellds. Mereka rata-rata tergolong dewasa, rata-rata berpendi- dikan terakhir Sarjana (S1), rata-rata sudah menikah dan bekerja, dan relatif mapan dalam segi materi. Dalam segi liburan, mereka kurang suka pergi keluar rumah bersama keluarga dan liburan mereka jarang direncanakan. Untuk hiburan, televisi adalah sumber hiburan utama, mereka suka menghabiskan waktu dirumah, namun mereka sering pergi keluar rumah untuk makan. Dalam berolahraga, mereka termasuk orang yang kurang suka 12
13 berolahraga dan jarang menonton peristiwa olahraga. Untuk waktu senggang, mereka cukup banyak memiliki waktu senggang dan menghabiskan waktu senggang di rumah, walaupun demikian waktu senggang yang dimiliki mereka cenderung membosankan. Untuk kegiatan yang lebih spesifik, merekajarang melakukannya, seperti mengerjakan perbaikan pada kendaraan pribadi, mengerjakan (membuat) sesuatu berdasarkan buku/petunjuk di rumah bahkan kurang aktif di dalam satu organisasi sosial. 5. Pengguna Blackberry tergolong dalam gaya hidup believers. Mereka rata-rata tergolong muda, rata-rata belum menikah, rata-rata berpendidikan terakhir SLTA, rata-rata dari mereka sudah bekerja, dan relatif mapan dalam segi materi. Dalam segi liburan, mereka sering pergi keluar rumah bersama keluarga dan liburan mereka harus direncanakan. Dalam segi hiburan, televisi adalah sumber hiburan utama, mereka suka menghabiskan waktu dirumah, namun mereka sering pergi keluar rumah untuk makan. Dalam berolahraga, mereka termasuk orang yang kurang suka berolahraga dan jarang menonton peristiwa olahraga. Untuk waktu senggang, mereka tidak cukup banyak memiliki waktu senggang dan menghabiskan waktu senggang di rumah, walaupun demikian waktu senggang yang dimiliki mereka tidak begitu membosankan. Dalam kegiatan yang lebih spesifik, mereka sering melakukannya, seperti mengerjakan perbaikan pada kendaraan pribadi, mengerjakan (membuat) sesuatu berdasarkan buku/petunjuk di rumah bahkan aktif di dalam satu organisasi sosial. DAFTAR PUSTAKA Cooper, Donald. R. dan Emory, C. William Metode Penelitian Bisnis. Erlangga: Jakarta Kasali, Rhenald, Membidik Pasar Indonesia Segmentasi, Targeting, Positioning', PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Kotler, Philip dan Keller, Kevine. Lane Manajemen Pemasaran. Erlangga: Jakarta. Kotler, Philip dan Keller, Kevine. Lane Manajemen Pemasaran. Erlangga: Jakarta. Masud, Fuad Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Mowen, Jhon.C dan Minor, M Perilaku Konsumen. Jilid 2, Edisi Kelima. Penerbit: Erlangga, Jakarta. Santoso, Singgih.2014.Statistik Multivariat, Edisi Revisi. Penerbit: PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Schiffman, Leon. G dan Leslie L. Kanuk Perilaku Konsumen. Penerbit: Indeks, Jakarta. Sekaran, Uma Research Methods For Business, Edisi Keempat. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Setiadi, Nugroho Perilaku Konsumen. Penerbit: Kencana Jakarta. 13
14 Simamora, Henry.2000.Manajemen Pemasaran Internasional. Jilid I, Salemba Empat: Jakarta. Solomon, Michael R.2011.Consumer Behaviour: Buying, Having, and Being. Pearson Prentice Hall, New Jersey-USA. (Internet). goodreads.com/book/show/ c onsumer-behavior. Diakses : 18 Agustus 2014 Sugiyono Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Pertama, Penerbit:Alfabeta, Bandung. /survey-result/top-brand-index Diakses : 25 Juli
ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY
ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kampus Sarolangun Universitas Jambi) DAHMIRI Staf Pengajar Jurusan Manajemen
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY DI PURWOREJO
1 PENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY DI PURWOREJO Oleh Mukhamad Habibi Universitas Muhammadiyah Purworejo habibi_emha@yahoo.com Abstrak Mukhamad Habibi. Pengaruh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori tentang Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam
Lebih terperinciPASAR KONSUMEN. dan Perilaku Pembelian Konsumen
PASAR KONSUMEN dan Perilaku Pembelian Konsumen Topik Pembahasan Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Bagaimana karakteristik pembeli Bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini mengemukakan menurut pandangan mereka masing-masing. Kotler dan Armstrong (2008 : 5)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian Gartner (2009), pasar komputer di seluruh dunia mengalami. produk komputer dewasa ini ialah komputer tablet.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelian merupakan perilaku konsumen yang diaplikasikan dalam berbagai hal, termasuk pada bidang teknologi. Salah satu produk teknologi yang banyak dibeli konsumen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Gaya Hidup 1. Pengertian Gaya Hidup Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:210) mengatakan: Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup menurut Kotler (2002:192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini mengemukakan menurut pandangan mereka masing-masing. Kotler dan
Lebih terperinciPENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)
PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo) Dwi Anggoro Utomo aang.boelu7@gmail.com Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup meraka. Menurut definisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen The American Marketing Association (Setiadi, 2005:3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis handphone Global System For Mobile Communication (GSM)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam
Lebih terperinciOleh : Dewi Purwaningtyas Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang
1 SEGMENTASI PASAR BERDASARKAN GAYA HIDUP SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN PAKAIAN MELALUI GROUP BLACKBERRY MESSENGER (STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PONSEL MEREK SAMSUNG
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PONSEL MEREK SAMSUNG (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, dan daya beli mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi, konsumen menjadi makin cerdas dalam membuat keputusan pembelian. Konsumen menuntut suatu produk yang sesuai dengan selera, kebutuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya anak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modernisasi yang penuh dengan kemajuan teknologi saat ini, komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya anak muda dimana komunikasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Keadaan Internal Kebun Raya Bogor
29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Keadaan Internal Kebun Raya Bogor A. Geografi B. Demografi C. Perilaku D. Psikografi Analisis Deskriptif Analisis Cluster berdasarkan AIO Segmentasi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
43 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Kasali, Rhenald. 2003. Membidik Pasar Indonesia Segmentasi, targeting, positioning.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Uji validitas dan reliabilitas pada skala VALS dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS untuk Windows terhadap empat segmen gaya hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya, guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi persaingan antar merek. Merek bukan hanya dianggap sebagai sebuah nama, logo,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di pasar yang serba kompetitif saat ini, merek mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran di masa yang akan
Lebih terperinciFicky Freddy 1, Rika Desiyanti 1, Mery Trianita Pembimbing 1 :
PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, PROMOSI, MOTIVASI DAN PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI BBM JENIS PERTAMAX UNTUK KENDARAAN PRIBADI DI KOTA PADANG Ficky Freddy 1, Rika Desiyanti 1, Mery Trianita
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. konsep adalah unsur utama yang membentuk teori (Ihalauw, 2000).
BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori merupakan hal yang penting, adanya kerangka teori memungkinkan diperolehnya pengertian tentang pokok-pokok penelitian, baik secara teoritis maupun kenyataan empiris
Lebih terperinciPENGARUH KESADARAN MEREK, PERSEPSI KUALITAS DAN BAURAN PEMASARAN (4P) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SEPATU SPORT MEREK ADIDAS DI KOTA PADANG
PENGARUH KESADARAN MEREK, PERSEPSI KUALITAS DAN BAURAN PEMASARAN (4P) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SEPATU SPORT MEREK ADIDAS DI KOTA PADANG Muhammad Afga 1, Ice Kamela, SE., MM 2, Dahliana Kamener, MBA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumen adalah bagian terpenting dalam proses jual beli barang maupun jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang menyebabkan hampir seluruh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Yang Melandasi Permasalahan Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam
Lebih terperinciDavid Yulianus Pribadi Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TRUK MEREK ISUZU PADA PT BORNEO AUTO CEMERLANG DI PONTIANAK David Yulianus Pribadi Email: komselz2@gmail.com Program Studi
Lebih terperinciProses Pengambilan Keputusan Konsumen
MODUL PERKULIAHAN Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 14 Abstract Membahas proses dalam pengambilan keputusan pembelian.
Lebih terperinciANALISIS CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE MEREK SAMSUNG DI COUNTER HP MASDA KABUPATEN KEDIRI 2016
Artikel Skripsi ANALISIS CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE MEREK SAMSUNG DI COUNTER HP MASDA KABUPATEN KEDIRI 2016 ARTIKEL ILMIAH oleh: RENI SOFIANI NPM. 12.1.02.02.0524
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMEN. Kepribadian dan Gaya Hidup. SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI
Modul ke: PERILAKU KONSUMEN Kepribadian dan Gaya Hidup Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Lebih terperinciBab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk memuaskan konsumen dengan mengambil keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Cara memuaskan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. persaingan bisnis, perusahaan harus mampu memberikan nilai (value) yang lebih
BAB II LANDASAN TEORI Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MEREK AZWA PERFUME DI KOTA PADANG ABSTRACT
PENGARUH DIMENSI EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MEREK AZWA PERFUME DI KOTA PADANG Harpa Malia Yuna Septia 1, Syailendra Eka Saputra 2, Sumarni 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang
Lebih terperinciPerilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication
Modul ke: Perilaku Konsumen Pengantar Fakultas Ilmu Komunikasi Hikmah Ubaidillah, M.IKom Program Studi Marketing Communication www.mercubuana.ac.id DEFINISI PERILAKU KONSUMEN Engel, Blackwell dan Miniard
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat dimana fasilitas tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tak bisa dipungkiri di Indonesia perkembangan teknologi yang sangat pesat, hal itu disebabkan karena masyarakat sangat membutuhkan teknologi informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka dari itu manusia satu sama lain saling membutuhkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang diberi intelektual tinggi dibandingkan dengan makhluk ciptaan lainnya. Manusia pun adalah makhluk sosial karena tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memiliki handphone sebagai sarana untuk berkomunikasi. Hal tersebut
1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di zaman berbasis teknologi seperti saat ini, hampir semua orang memiliki handphone sebagai sarana untuk berkomunikasi. Hal tersebut dikarenakan sifatnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang. Kebutuhan tersebut mengakibatkan meningkatnya kebutuhan layanan jasa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar dalam bisnis bidang teknologi yang semakin ketat seperti sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam pengembangan produknya agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Semakin maraknya bisnis retail di berbagai kota di Indonesia, baik yang berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini banyak
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, FASILITAS DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP DI HOTEL BISMO KEDIRI TAHUN 2016 ARTIKEL ILMIAH
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, FASILITAS DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP DI HOTEL BISMO KEDIRI TAHUN 2016 ARTIKEL ILMIAH oleh: MOHAMAD BAHROINI NPM. 12.1.02.02.0327 PROGAM STUDI MANAJEMEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat khususnya sepeda motor, timbulnya terobosan-terobosan dan inovasi baru secara umum merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar bagi dunia industri, salah satunya adalah industri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi pada dekade terakhir ini memberikan pengaruh yang besar bagi dunia industri, salah satunya adalah industri komunikasi. Untuk
Lebih terperinciSalah satunya yaitu ponsel merek Samsung. Samsung adalah telepon selular pintar yang berbasis android dan merupakan produsen ponsel asal Korea Selatan
ANALISIS DISKRIMINAN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL MEREK SAMSUNG TIPE GALAXY Oleh : Amelia Indah Sari (11208498) Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. oleh Soemanagara (2006:2), yaitu komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen William Albright mengungkapkan definisi komunikasi dalam buku yang dikutip oleh Soemanagara (2006:2), yaitu komunikasi merupakan
Lebih terperinciMinggu-12. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (1)
Product Knowledge and Price Concepts Minggu-12 Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (1) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Rerangka Teori Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di bidang fashion. Kenyataan ini menyebabkan banyak bermunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya agar terus berkembang dan mendapatkkan laba semaksimal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan satu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Aktivitas berbelanja merupakan suatu aktivitas yang awam atau umum dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau
Lebih terperinciPengaruh Strategi Positioning Terhadap Perilaku Pascapembelian Handphone SAMSUNG Miftahul Fuad, Retna Ngesti S Abstrak: Kata Kunci:
Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Perilaku Pascapembelian Handphone SAMSUNG (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2010, 2011, 2012 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciAbstract. Bank image, service quality, satisfaction, and customers loyalty
PENGARUH CITRA BANK, KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT KECAMATAN PARIANGAN DI BATU SANGKAR Richi Verdian, Lindawati, S.E., M.Si, Dahliana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengambilan keputusan pembelian tanpa rencana atau impulsive buying.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian kompulsif dewasa ini menjadi salah satu topik yang menarik bagi sejumlah peneliti dibidang konsumsi maupun bidang pemasaran karena dianggap sebagai akibat
Lebih terperinciE-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
E-Jurnal Sariputra, Juni 5 Vol. () PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KENDARAAN RODA EMPAT MEREK HINO DI PT NENGGAPRATAMA INTERNUSANTARA KOTA GORONTALO CONSUMER BEHAVIOR CLOUT TOWARDS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Pelanggan Menurut Kotler dan Armstrong (2001:9), nilai bagi pelanggan merupakan perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. teknologi terutama dalam bidang telekomunikasi, informasi dapat tersebar dengan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini teknologi berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi terutama dalam bidang telekomunikasi, informasi dapat tersebar dengan mudah. Banyaknya
Lebih terperinciKUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH
PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK dan PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH (Studi Kasus Mahasiswi STKIP PGRI Sumatera Barat Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi) JURNAL Oleh:
Lebih terperinciPENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen
PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN Oleh: Didik Darmanto Manajemen didix_11maret@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Pengaruh
Lebih terperinciBAB I. Dilihat dari perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini. kebutuhan akan komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini kebutuhan akan komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat. Kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan di bidang teknologi dan informasi telah berkembang secara pesat. Dunia semakin matang memasuki era teknologi mutakhir baik di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Setiap perusahaan ingin berhasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Oleh karena itu, keadaan ini akan mengakibatkan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari semakin cepatnya
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang berkembang dengan pesat membuat setiap individu terdorong untuk memiliki sebuah alat yang mampu memenuhi
Lebih terperinciPENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE NOKIA ABSTRAK. Anik Solimah Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE NOKIA Anik Solimah aniksolimah01@yahoo.com Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Semakin berkembangnya teknologi ikut mendorong kemajuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi canggih yang membuat masyarakat ketergantungan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini dimana mobilitas masyarakat Indonesia yang semakin tinggi dan kemajuan internet yang semakin hari semakin canggih telah mengakibatkan
Lebih terperinciMOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi
MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN Rindyah Hanafi Abstract : The purpuse of this study is to examine motivation shopping in traditional market and supermarket
Lebih terperinciPerincian kriteria dan aspek-aspek segmentasi pasar dapat dilihat pada tabel segmentasi pasar di atas.
Perincian kriteria dan aspek-aspek segmentasi pasar dapat dilihat pada tabel segmentasi pasar di atas. Perumusan Khalayak Sasaran Dalam upaya periklanan, sebagai suatu upaya komunikasi, maka yang dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini, fenomena pemasaran telah mengalami banyak perubahan mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, fenomena pemasaran telah mengalami banyak perubahan mulai dari sistem pertukaran (barter) yang sederhana sampai pertukaran yang kompleks. Pertukaran yang
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1 Kajian Pustaka Secara umum definisi marketing adalah mengenai mengidentifikasi dan mempertemukan antara manusia dan kebutuhan sosialnya. Ketika
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
67 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Membeli tanpa diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini istilah teknologi tidaklah asing dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini istilah teknologi tidaklah asing dan sangat erat dalam kehidupan manusia setiap harinya. Perkembangan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sugiono dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis (2009)
Lebih terperinciDIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL Tahun 2017, Hal 1-6
Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Kartu XL Prabayar di Kota Semarang (Studi Kasus pada Pengguna Kartu XL Prabayar di Kota Semarang) Triastuti Ayuningtias 1, Handoyo
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN BATIK PUSPA DI PASAR KLEWER SURAKARTA
ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN BATIK PUSPA DI PASAR KLEWER SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berbeda dari pada produk-produk sebelumnya, seperti Blackberry,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini suatu kebutuhan akan komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat. Kebutuhan tersebut
Lebih terperinciPENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI
PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI Di tengah gaya hidup berbusana global yang masuk ke Indonesia, pemunculan batik dengan gaya trendi memang sangat menarik perhatian. Baju dari tekstil tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Handphone). Handphone saat ini sudah menjadi alat komunikasi yang penting dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju salah satunya adalah di bidang komunikasi, dimana saat ini komunikasi yang cepat dan praktis sangat dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fashion yang sangat dibutuhkan sama seperti pakaian. Fashion merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era modern ini, kemajuan teknologi membuat kebutuhan konsumen menjadi lebih berkembang dan mengalami perubahan yang sangat pesat. Konsumen secara tidak
Lebih terperinciHarry Christian Barus
PENGARUH EKUITAS MEREK ( BRAND EQUITY ) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY (Studi pada Mahasiswa Program S1 Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Harry Christian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pembeli. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek Menurut American Marketing Association merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli. Merek merupakan
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA DISTRO INSPIRED 27 SOEKARNO HATTA MALANG SKRIPSI
PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA DISTRO INSPIRED 27 SOEKARNO HATTA MALANG SKRIPSI O l e h : HERY ZIKRI NIM: 11510143 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar, produsen semakin lebih kreatif terhadap jasa dan produk yang ditawarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berkembangnya pasar modern akhir-akhir ini membuat para produsen bersaing untuk menawarkan produk dan jasa yang sesuai dengan perkembangan pasar, produsen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti setiap perubahan sekecil apapun. Tidak terkecuali terhadap perubahan perilaku seseorang saat ini,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Gaya Hidup Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah mengalami peningkatan yang pesat yang terjadi di berbagai Negara, dengan adanya perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini tidak terlepas dari modernisasi yang memposisikan pencitraannya sebagai suatu bentuk globalisasi yang terus bergulir. Selaras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang sangat maju dengan cepat mengakibatkan adanya peningkatan globalisasi di bidang teknologi informasi, dimana informasi dapat diketahui secara
Lebih terperinciPENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, MEREK DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA AVANZA DI KOTA PADANG
PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN, MEREK DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA AVANZA DI KOTA PADANG Body Putra, Ice Kamela, S.E., M.M 1, Mery Trianita, S.E., M.Si 2 Jurusan Manajemen,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu bukti bahwa telah terjadi persaingan yang semakin ketat di bidang bisnis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini,ditandai dengan dimulainya perdagangan bebas yang menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dalam memasarkan produknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi seperti sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut memunculkan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam era globalisasi. Ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di dunia saat ini khususnya di Indonesia telah masuk dalam era globalisasi. Ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru baik
Lebih terperinci