Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Pengaruh Budha Dalam Jyushichi Jyo Kempo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Pengaruh Budha Dalam Jyushichi Jyo Kempo"

Transkripsi

1 Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pengaruh Budha Dalam Jyushichi Jyo Kempo Jyushichi Jyo Kempo ( 十七条の憲法 ) yang dibuat oleh Pangeran Shotoku ( 聖徳太子 ) ditetapkan pada zaman Yamato ( ) yang pada saat itu struktur sosialnya masih sangat kaku karena baik pekerjaan maupun pangkat seseorang ditentukan oleh keturunan, dan hal ini melemahkan keinginan seseorang untuk maju dalam masyarakat. Pangeran Shotoku yang sadar akar hal ini kemudian menetapkan sistem tingkatan pegawai berdasarkan kepandaiannya bukan karena keturunannya. Sistem tingkatantingkatan menurut kepandaian seseorang dikenal dengan Kanijyunikai ( 冠位十二階 ). Sistem ini ditetapkan pada tahun 603, semenjak itu pejabat-pejabat pemerintah yang dipilih berdasarkan keturunan klan kemudian diganti berdasarkan kemampuan atau kepandaian. Undang-undang dasar ini sebenarnya sangat sederhana dan masih banyak kekurangannya sebagai kode hukum tetapi sangat mempengaruhi sistem pemerintahan pada zaman Yamato untuk menetapkan nilai dan norma-norma serta kode tingkah laku bagi para pejabat. Nilai dan norma memiliki kaitan sangat erat. Oleh karena itu, berhadapan dengan suatu norma, aturan, atau hukum, seharusnya tidak boleh berhenti pada norma, aturan, atau hukum itu sendiri, melainkan berusaha mencari tahu nilai apa yang ingin ditegakkan, dibela, atau dijunjung tinggi di belakang norma itu. Dari pencarian yang kritis itu dapat diketahui apakah suatu norma pantas atau tidak pantas untuk ditaati. Tindakan seperti itu akan menghindarkan dari sikap tunduk pada norma 23

2 atau aturan secara buta, yaitu menaati suatu norma demi norma itu sendiri dan bukan demi suatu nilai yang terbentang di belakangnya ( Gea, 2004 ). Pada saat itu kesetiaan terhadap kaisar sedikit memudar tetapi dengan ditetapkannya Jyushichi Jyo Kempo baik masyarakat maupun pejabat-pejabat pada masa itu kembali mengabdi kepada kaisar. Hal itu disebabkan karena di dalam Jyushichi Jyo Kempo para pejabat dan masyarakat diperintahkan untuk mematuhi segala perintah kaisar. Kaisar diibaratkan sebagai langit sedangkan para bawahannya diibaratkan sebagai bumi. Keyakinan terhadap agama Budha juga ditegaskan dalam Jyushichi Jyo Kempo. Hal ini disebabkan karena besarnya pengaruh Cina terhadap jepang. Sampai sedemikian jauh, Budha Jepang bisa dianggap sebagai salah satu impor dari Cina. Dalam Jyushichi Jyo Kempo pasal 2 dicantumkan ajaran agama Budha yang intinya menekankan pada kerukunan dan kedamaian umat serta pendidikan moral dan memerintahkan masyarakat untuk memuja sang Budha, Dharma, dan sangha. Seperti yang dikatakan oleh James L. Riggs dan K.K Seo ( 1986 : 87 ) : Sejak diberlakukannya undang-undang tahun 604 tersebut, pemikiran Konfusius dan ajaran Budha menjadi dasar pembentukan sistem nilai dan norma-norma sosial dalam kehidupan berkeluarga, berkelompok, berorganisasi, ber-masyarakat maupun bernegara di Jepang. Pada zaman Yamato ( ) unsur-unsur kebudayaan mulai mengalir memasuki Jepang dari Cina melalui Korea. Huruf-huruf Cina juga telah dikenal lama dan digunakan oleh orang-orang Jepang yang belum mempunyai huruf-huruf sendiri untuk menulis bahasa mereka. Huruf-huruf Cina ini membuka jalan bagi pengetahuan yang dalam tentang kepercayaan Kong Hu Cu. Tidak lama kemudian, agama Budha mulai diperkenalkan kepada orang Jepang. Pada mulanya orang-orang Jepang terkesan terhadap agama Budha karena wujudnya yang 24

3 konkrit yang berupa hasil seni pahat dan kuil-kuil tetapi lambat-laun agama Budha mulai mempengaruhi seluruh kepulauan Jepang secara lahir dan batin. Akan tetapi, pada abad ke-6 klan Mononobe yang tidak menyetujui agama Budha berselisih dengan klan Soga yang mendukung agama Budha sepenuhnya yang kemudian dapat menguasai istana. Pada saat itu, Pangeran Shotoku menetapkan Jyushichi Jyo Kempo yang di dalamnya menghimbau masyarakat, terutama para pejabat untuk mematuhi kaisar dan memuja Sang Budha. Pada akhirnya sejak diberlakukannya Jyushichi Jyo Kempo sistem pemerintahan berubah dan sangat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat dan berkelompok serta berorganisasi di Jepang. Menurut buku Sejarah Pengantar Jepang 1, Jyushichi Jyo Kempo yang ditetapkan oleh Pangeran Shotoku pada hakekatnya adalah merupakan undang-undang atau peraturan dasar yang memuat nilai-nilai luhur yang terkandung dalam falsafah Kong Hu Cu, pemikiran jepang yang dipadukannya dengan ajaran agama Budha Pada saat zaman Yamato ( ), negara Jepang mengalami akulturasi dari Cina. Agama Budha merupakan suatu pengaruh dari Cina yang kemudian secara perlahanlahan berakulturasi dalam masyarakat Jepang yang kemudian disesuaikan dengan kehidupan masyarakatnya sehingga lambat laun agama Budha tersebut dapat dipraktekkan dengan baik. Agama Budha dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Jepang karena Agama Budha tidaklah terikat oleh budaya dan tidak dibatasi pada kelompok, masyarakat, ras, atau etnis tertentu. Agama Budha dapat bergerak dengan amat mudah dari satu konteks budaya ke konteks budaya yang lainnya karena agama Budha tidak pernah memandang seseorang dari kedudukan, jabatan, dan keturunannya melainkan menganggap semua manusia mempunyai derajat yang sama. 25

4 Agama Budha mempunyai sifat pragmatis yang dengan kata lain Buddhisme berorientasi praktis dan langsung membahas masalah praktis. Agama Budha tidak berurusan dengan pernyataan-pernyataan akademik maupun teori-teori metafisika melainkan langsung mengatasinya dengan masalah yang praktis. Oleh karena itulah masyarakat Jepang dapat memahami dan meyakini agama Budha dengan amat mudah. Bahkan hingga kini agama Budha masih dipercaya oleh masyarakat Jepang pada umumnya terutama pada saat acara pemakaman. Apabila orang Jepang meninggal dunia, ia akan dimakamkan sesuai dengan ajaran agama Budha. Setelah mengalami proses akulturasi, Jepang mulai mengalami proses asimilasi. Hal ini terlihat jelas setelah Jyushichi Jyo Kempo dicetuskan. Jyushichi Jyo Kempo adalah suatu undang-undang yang merupakan campuran pemikiran Kong Hu Cu yang dipadukan dengan ajaran agama Budha kemudian setelah diterima, kehidupan pemerintahan di Jepang berubah menjadi sebuah negara yang berkonstitusi. Sebelumnya masyarakat Jepang telah mengenal agama Budha terlebih dahulu semenjak agama Budha masuk ke Jepang dari Cina melalui Korea. Hal ini bisa dihubungkan dengan proses asimilasi yang timbul bila ada saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama. Setelah itu Agama Budha menjadi suatu panutan masyarakat Jepang yang diwujudkan dengan dicetuskannya Jyushichi Jyo Kempo. 3.2 Analisis Konsep Budha Pada Pasal-Pasal Dalam Jyushichi Jyo Kempo Pada bab ini penulis akan menjabarkan sembilan pasal yang ada di dalam Jyushichi Jyo Kempo yang kemudian akan dikaitkan dengan konsep-konsep Budha. 26

5 3.2.1 Analisis Konsep Budha Pada Pasal 1 一日 以和爲貴 無忤爲忤宗 人皆有黨 亦少達者 以是 或不順君父 然上和下睦 諧論事 則事理通 何事何不成 ( Jyushichi Jyo Kempo, 2007 ). Terjemahannya, Pasal 1, Keselarasan harus diutamakan dan perselisihan harus dihindari. Setiap manusia mempunyai prasangka dan sedikit saja orang yang cerdas. Oleh sebab itu ada beberapa orang yang tidak patuh kepada pemimpinnya dan leluhurnya atau mempertahankan permusuhan dengan kampung yang berdekatan. Tetapi apabila para pembesar hidup serasi, dan yang dibawahnya bersahabat, dan ada kedamaian dalam pembicaraan bisnis, pandangan-pandangan yang benar dari hal-hal yang secara spontan mendapatkan sambutan, lalu apa yang tidak bisa diselesaikan? Dalam pasal 1 terdapat konsep Wa ( 和 ) yang berarti harmoni. Sampai saat ini konsep Wa masih tetap diyakini oleh orang-orang jepang sebagai suatu nilai yang dapat menjaga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dalam melakukan tindakan. Nilainilai inti tersebut bermanfaat untuk mengimbangi dorongan dari ego setiap orang yang muncul manakala melakukan interaksi sosial. Konsep Wa atau harmoni yang berasal dari pemikiran Kong Hu Cu tersebut, telah dikenal oleh masyarakat Jepang sejak dicantumkan pada pasal 1 dalam Jyushichi Jyo Kempo. Dalam pasal 1 tersebut juga dijelaskan bahwa apabila para pembesar hidup serasi, dan yang dibawahnya bersahabat, dan ada kedamaian dalam pembicaraan-pembicaraan bisnis dan pandangan-pandangan yang benar yang mendapatkan sambutan, maka semua masalah dapat diselesaikan. Dalam ajaran agama Budha, harmoni dapat disebut juga dengan metta. Metta berarti kasih sayang, kebersamaan, persahabatan ( Khrisna, 2005 : 110 ). Agama Budha mengajarkan umatnya untuk selalu menghindari konflik agar tidak terjadi perselisihan. Untuk menghindari hal tersebut harus ada kasih sayang, kebersamaan, dan rasa persahabatan dalam menyelesaikan suatu masalah. 27

6 Menurut analisa penulis, konsep Budha yang terdapat dalam Jyushichi Jyo Kempo pasal 1 adalah konsep metta yang berarti persahabatan. Konsep metta termasuk kedalam 10 paramita pada bagian sembilan. Baik para pembesar maupun bawahannya harus saling bersahabat satu sama lain agar tidak terjadi perselisihan yang dapat menyebabkan permusuhan. Dalam ajaran agama Budha, sesama makhluk hidup harus saling menyayangi dan hidup bersatu, yang berarti kesatuan mendasar dari kebijaksanaan dan belas kasih. Dalam hal ini sesama para pembesar haruslah saling mewujudkan rasa persahabatan karena para pembesar tersebut adalah contoh untuk para bawahannya. Mereka harus dapat mengajarkan rasa kasih sayang terhadap bawahannya agar para bawahannya dapat menciptakan rasa kasih sayang dan persahabatan terhadap yang lainnya. Pasal 1 tersebut mewajibkan agar para bawahan menghormati pimpinannya tetapi agama Budha mengajarkan agar setiap orang diberikan kebebasan untuk berpikir dan memberikan toleransi yang besar. Oleh sebab itu, para pembesar harus memberikan kebebasan untuk berpikir kepada para pembesar lainnya dan memberikan sikap toleransi kepada bawahannya dan mengajarkan bawahannya untuk saling menghormati antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya rasa persahabatan dan kasih sayang, maka akan terciptalah hidup yang penuh dengan keselarasan Analisis Konsep Budha Pada Pasal 2 二曰 篤敬三寶 々々者佛法僧也 則四生之終歸 萬國之禁宗 何世何人 非貴是法 ( Jyushichi Jyo Kempo, 2007 ) Terjemahannya, Pasal 2, Hormatilah ketiga ajaran mulia, Budha, Dharma, dan komunitas kebiaraan ( Sangha ). Semua itu adalah tempat perlindungan akhir dari semua makhluk hidup, dan pimpinan tertinggi di dunia. Apakah ada orang yang tidak menghormati 28

7 Dharma? Manusia yang sangat jahat sekalipun dapat diajari untuk mengikuti ajaran Budha. Apabila mereka tidak berlindung pada ketiga ajaran mulia, bagaimana mereka bisa memperbaiki kejahatan mereka? Pasal 2 dalam Jyushichi Jyo Kempo mengarah pada ketiga ajaran mulia, Budha, Dharma, dan Sangha. Dalam hal ini Dharma diartikan sebagai hukum, dan Sangha diartikan sebagai komunitas kebiaraan. Menurut teori ahli, kata Dharma bisa berarti banyak, yaitu : 1. Menurut Donath ( 2005 ), apabila tanpa huruf besar dharma berarti sesuatu, pikiran, unsur, atau konsep. 2. Menurut Krishna ( 2005 ), Dharma sering diterjemahkan sebagai hukum alam yang kekal dan abadi. Sesungguhnya, kekekalan dan keabadian itulah Dharma. Pasal 2 dalam Jyushichi Jyo Kempo menempatkan ketiga ajaran mulia tersebut sebagai pimpinan tertinggi di dunia dan dijadikan sebagai tempat perlindungan akhir dari semua makhluk hidup. Menurut analisa penulis, Dharma disini bisa diartikan sebagai hukum yang menghimbau kepada masyarakat untuk mematuhi hukum yang berlaku. Dharma tidak bisa dipisahkan dari Budha dan Sangha. Jika dilihat dari konsep Budha ketiga ajaran mulia ini termasuk dalam konsep perlindungan yang disebut Tisarana atau tiga perlindungan. Ketiga ajaran ini saling berkaitan. Jika seseorang berlindung pada Budha, maka seseorang itu berlindung dan percaya sepenuh hati kepada Sang Budha, manusia teragung di alam ini yang telah menunjukkan jalan kepada umat manusia untuk mengakhiri penderitaan. Apabila seseorang berlindung kepada Budha, maka orang itu akan mempelajari dengan sepenuh hati ajaran Sang Budha yaitu, Dharma. 29

8 Jika dihubungkan dengan isi dari pasal dua yang berbunyi, 々々者佛法僧也 則四生之終歸 萬國之禁宗 何世何人 非貴是法 yang artinya, Manusia yang sangat jahat sekalipun dapat diajari untuk mengikuti ajaran Budha. Apabila mereka tidak berlindung pada ketiga ajaran mulia tersebut, bagaimana mereka bisa memperbaiki kejahatan mereka. Kata sangat jahat disini bisa diistilahkan sebagai penderitaan, jika manusia tersebut berlindung dan percaya sepenuh hati kepada Sang Budha, maka ia dapat terlepas dari penderitaan itu. Ketiga adalah menghormati Sangha. Menurut Donath ( 2005 ), Sangha adalah persaudaraan suci para Arya siswa Sang Budha yang telah melaksanakan dan memelihara Dharma. Menurut analisa penulis, Sangha dalam pasal dua adalah komunitas kebiaraan, artinya masyarakat diwajibkan untuk menghormati para biksubiksu yang memelihara dan mengajarkan Dharma Analisis Konsep Budha Pada Pasal 5 五曰 絶饗棄欲 明辨訴訟 其百姓之訟 一百千事 一日尚爾 況乎累歳 頃治訟者 得利爲常 見賄廳讞 便有財之訟 如右投水 乏者之訴 似水投石 是以貧民 則不知所由 臣道亦於焉闕 ( Jyushichi Jyo Kempo, 2007 ). Terjemahannya, Pasal 5, Jauhkanlah diri dari ketamakkan dan nafsu. Hakimilah hal-hal hukum secara jujur. Seandainya dalam sehari ada 1000 orang yang dihakimi secara tidak adil, berapa banyak lagi yang akan terjadi bertahun-tahun? Sekarang ini mereka yang menentukan hukum sudah terbiasa mendapat untung, menenangkan seseorang dengan menerima sogokan. Akibatnya, tuntutan-tuntutan hukum orang-orang yang kaya seperti melempar batu ke air. Mereka akan diterima dengan senang hati, sedangkan tuntutan hukum orang-orang miskin seperti menyiram air ke batu. Mereka tidak akan diterima dengan senang hati.oleh karena itu, orang-orang miskin itu harus bagaimana? Disinilah tugas pejabat tidak sempurna. 30

9 Dalam pasal 5 sangatlah ditegaskan bahwa para pembesar negara tidak diperbolehkan untuk memelihara sifat tamak dan lebih mementingkan nafsu semata. Amatlah sangat tidak bijaksana jika seorang pemimpin yang seharusnya berlaku adil kepada rakyat menerima uang sogokan. Menurut Wulandari ( 2004 ) Masyarakat yang baik tidak lepas dari sosok para elit yang memimpin mereka. Tidak benar kalau masyarakat dituntut berperilaku seperti itu. Seorang elit harus dapat menjadi panutan bawahan atau orang yang dipimpin. Agar dapat menjadi panutan, seorang elit harus punya keutamaan moral berbuat baik dan menjauhkan diri dari tindakan buruk. Mereka memikirkan kesejahteraan rakyat, menghargai hak individu, menjamin tegaknya keadilan dan kepastian hukum, dan mampu menjaga dan mengendalikan diri dari perbuatan tidak terpuji. Seorang panutan harus memiliki watak yang baik, berlaku jujur dan memiliki integritas diri yang tinggi. Jika dilihat dalam konsep Budha, isi dari Jyushichi Jyo Kempo pasal 5 ini merujuk kepada konsep jalan tengah yang berisi sabda Sang Budha yang berbunyi : Ada dua cara hidup yang ekstrim yang harus kita hindari, yaitu pemuasan nafsu jasmani yang bertentangan dengan kehidupan spiritual, tidak bermanfaat dan sia-sia, dan sebaliknya, hidup dengan menyiksa diri, menderita tanpa manfaat dan juga siasia. Di antara kedua hal ekstrim ini, terdapat jalan tengah nan sempurna, yang memberikan kedamaian, kemajuan spiritual, dan nirvana. Inilah kebenaran sejati yang membawa kemenangan untuk mengatasi penderitaan, yaitu jalan arya beruas delapan, yang menuju kepada pencapaian penerangan sempurna. Dua cara hidup yang ekstrim yang harus dihindari disini adalah pemuasan nafsu jasmani dan ketamakkan ( menerima sogokan ). Menurut analisa penulis, jika dilihat dari sabda sang Budha yang berbunyi Inilah kebenaran sejati yang membawa kemenangan untuk mengatasi penderitaan, yaitu jalan arya berus delapan, yang menuju kepada pencapaian kebenaran sempurna, jalan arya beruas delapan yang dimaksudkan disini adalah jalan arya beruas delapan bagian empat, yaitu perbuatan benar, langkah yang 31

10 berkaitan dengan susila. Seorang pemimpin dituntut untuk melakukan hal yang benar dan berlaku adil, terutama kepada rakyat kecil. Dalam konsep Budha yang lain, yaitu dasa kusala karma, setiap manusia dilarang untuk bertindak serakah/ lobha. Bertindak serakah/ lobha sama dengan tiga karma dari pikiran. Seorang pemimpin yang baik selain berbuat benar haruslah diikiti dengan pikiran yang bersih, menahan diri dari keserakahan yang dapat membuat orang lain merasa dirugikan. Jika seorang pemimpin tidak berlaku adil, maka ia bukanlah orang yang bijaksana dan tidak dapat disebut sebagai pemimpin yang baik Analisis Konsep Budha Pada Pasal 6 六曰 懲惡勸善 古之良典 是以无匿人善 見 - 悪必匡 其諂詐者 則爲覆二國家之利器 爲絶人民之鋒劔 亦佞媚者 對上則好説下過 逢下則誹謗上失 其如此人 皆无忠於君 无仁於民 是大亂之本也 ( Jyushichi Jyo Kempo, 2007 ). Terjemahannya, Pasal 6, Hukumlah yang jahat dan besarkan hati orang-orang yang baik. Ini adalah peraturan yang baik dan kuno. Karena itu janganlah menyembunyikan kebaikan orang, dan bila kamu melihat kejahatan, perbaikilah. Orang yang memuji dan menipu adalah pedang yang tajam yang menjatuhkan pemerintahan dan merusak orang. Penyanjung suka menerangkan kesalahan orang kecil kepada atasan, dan jika mereka bertemu dengan bawahan mereka menekankan kesalahan atasan. Orangorang semacam ini tidak setia kepada pemimpinnya maupun tidak ada kebajikannya kepada rakyat. Ini adalah sumber dari kekacauan yang besar. Salah satu kalimat dalam pasal 6 yang berbunyi seperti dibawah ini : 其諂詐者 則爲覆二國家之利器 爲絶人民之鋒劔 亦佞媚者 對上則好説下過 逢下則誹謗上失 其如此人 皆无忠於君 无仁於民 是大亂之本也 32

11 Terjemahannya, Orang yang memuji dan menipu adalah pedang yang tajam yang menjatuhkan pemerintahan dan merusak orang. Penyanjung suka menerangkan kesalahan orang kecil kepada atasan, dan jika mereka bertemu dengan bawahan mereka menekankan kesalahan atasan. Orang-orang semacam ini tidak setia kepada pemimpinnya maupun tidak ada kebajikannya kepada rakyat. Ini adalah sumber dari kekacauan perdata yang besar. Orang yang memuji dan menipu yang dimaksudkan diatas adalah orang yang suka mengatakan hal yang tidak sebenarnya kepada orang lain. Dalam konsep Budha yang disebut dasa kusala karma, setiap manusia tidak boleh berbohong, berkata buruk, berkata kasar dan memfitnah. Hal tersebut merupakan empat karma dari mulut dalam dasa kusala karma. Menurut analisa penulis, pasal 6 mengarah kepada para pembesar/ pejabat negara yang suka menekankan kesalahan rakyat kecil kepada atasan mereka, dan menekankan kesalahan atasan mereka kepada rakyat kecil. Sikap ini termasuk dalam berkata bohong dan memfitnah dalam dasa kusala karma. Jika seseorang berkata bohong dan memfitnah orang lain maka ia akan mendapatkan karma buruk, namun sebaliknya jika seseorang mematuhi dasa kusala karma maka ia akan mendapatkan karma baik. Hal ini dijelaskan oleh sang Budha, kita tidak dihukum oleh kesalahan kita tetapi oleh kesalahan itu sendiri. Kalimat Ini adalah sumber dari kekacauan perdata yang besar, dapat disebut sebagai takdir. Konsep takdir atau nasib yang dipahami oleh agama Budha sangat berbeda dengan konsep yang secara umum diterima bahwa takdir adalah suatu kekuatan di luar control manusia. Dalam agama Budha, takdir diciptakan sendiri dalam bentuk karma. Diajarkan bahwa nasib sesorang adalah hasil atau akibat dari apa yang telah dilakukan atau dipikirkannya di masa lalu ( Donath, 2005 : ). 33

12 Menurut analisa penulis, para pembesar yang berkata bohong dan memfitnah termasuk kedalam dasa kusala karma yang sama dengan empat karma dari mulut. Mereka akan diikuti oleh karma buruk yang merupakan takdir dalam bentuk kekacauan perdata yang besar. Hukum negara menjadi kacau, hal ini disebabkan oleh perbuatan mereka di masa lalu, akibat dari apa yang telah dipikirkannya di masa lalu. Konsep takdir dalam agama Budha adalah, bahwa kita adalah penentu nasib kita sendiri, untuk kebaikan atau kejahatan, untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk Analisis Konsep Budha Pada Pasal 9 九曰 信是義本 毎事有信 其善悪成敗 要在于信 群臣共信 何事不成 群臣无信 萬事悉敗 ( Jyushichi Jyo Kempo, 2007 ). Terjemahannya, Pasal 9, Kesungguhan adalah dasar dari kebenaran. Segala hal memiliki kesungguhan. Intisari dari baik dan buruk dari sukses dan kegagalan terdapat pada kesungguhan. Apabila semua pegawai pemerintah bersungguh-sungguh, apa saja yang tidak bisa diselesaikan? Jika mereka tidak bersungguh-sungguh segala masalah akan berakhir dengan kegagalan. Dalam pasal 9 ditegaskan tentang kesungguhan terhadap pekerjaan. Pekerjaan adalah sebuah tanggung jawab yang harus kita kerjakan sepenuh hati dan penuh dengan tanggung jawab. Inti dari pasal 9 adalah, mewajibkan seluruh pejabat negara untuk melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh. Dalam konsep Budha hal ini disebut dengan adhittana, yaitu kebulatan tekad. Menurut analisa penulis, isi dari pasal 9 merujuk kepada konsep 10 paramita bagian delapan yang disebut adhittana. Kebulatan tekad dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dan tetap bertahan pada kebenaran. Apapun konsekuensinya, Budha mengajarkan 34

13 umatnya untuk selalu bersemangat yang dalam 10 paramita disebut virya. Virya berarti berarti energi, tenaga,dan semangat. Dalam menyelesaikan setiap pekerjaan tidak cukup hanya dengan kebulatan tekad dan semangat tetapi harus diikuti dengan kesabaran. Kesabaran dalam 10 paramita biasa disebut dengan khanti. Menurut Krishna ( 2005 ), untuk bersabar kita membutuhkan kekuatan atau energi yang luar biasa. Oleh karena itu, virya dan khanti bagaikan kembar yang tak terpisahkan Analisis Konsep Budha Pada Pasal 10 十曰 絶忿棄瞋 不怒人違 人皆有心 々各有執 彼是則我非 我是則彼非 我必非聖 彼必非愚 共是凡夫耳 是非之理 詎能可定 相共賢愚 如鐶无端 是以 彼人雖瞋 還恐我失 我獨雖得 從衆同擧 ( Jyushichi Jyo Kempo, 2007 ). Terjemahannya, Pasal 10, Menahan diri dari kebencian dan kemarahan. Janganlah berang jika orang tidak sependapat dengan kamu. semua orang mempunyai hati, masing-masing dengan kasih sayang mendalam. Kalau kamu benar, maka saya salah, jika saya benar, maka kamu salah. Saya tidaklah perlu menjadi seorang bijak dan kamu tidak perlu menjadi bodoh. Kita hanyalah manusia biasa.siapakah yang bisa menentukan dengan pasti apa yang benar dan apa yang salah? Secara bergantian kita kadangkadang bijaksana dan bodoh seperti lingkaran setan yang tanpa akhir. Untuk alasan ini, walaupun orang-orang lain menjadi berang, saya, sebaliknya takut akan kesalahan-kesalahan saya sendiri. Bahkan apabila saya sendiri mengerti sepenuhnya, saya akan mengikuti orang-orang yang lain itu dan berlaku seperti mereka. Dalam pasal sepuluh dijelaskan bahwa 十曰 絶忿棄瞋 不怒人違 人皆有 心 々各有執 Artinya, Menahan diri dari kebencian dan kemarahan. Janganlah berang jika orang tidak sependapat dengan kamu. Semua orang mempunyai hati, masing-masing dengan kasih sayang mendalam. Dalam Budha kebencian berarti penderitaan yang disebut dukkha. Semua kehidupan diliputi dukkha, yaitu semua 35

14 penderitaan meliputi sakit, cemas, frustrasi, keluh-kesah, kehilangan, dan semua hal yang tidak menyenangkan yang ada dalam kehidupan ( Donath, 2005 : ). Menurut analisa penulis, penderitaan atau dukkha dapat diakhiri dengan jalan arya beruas delapan bagian dua, yaitu pikiran benar. Jika kita merasakan kebencian, kita harus dapat berpikir jernih dan tetap menggunakan akal dan pikiran. Dalam pasal ini ada satu kalimat yang menyatakan, Jika kamu benar, maka saya salah, jika saya benar, maka kamu salah. Budha tidak pernah mengajarkan umatnya untuk berkata, Aku yang benar, engkau salah. Kita tidak boleh memaksakan kehendak orang lain, kita harus menghormati semua pendapat orang lain. Jika kita menghormati pendapat orang lain, maka orang lain pun akan menghormati pendapat kita. Apabila seseorang tidak sependapat dengan kita, kita harus tetap berpikiran jernih dan bersabar karena tidak semua pendapat kita sudah pasti benar, dan pendapat orang lain itu salah Analisis Konsep Budha Pada Pasal 11 十一曰 明察功過 賞罰必當 日者賞不在功 罰不在罪 執事群卿 宜明賞罰 ( Jyushichi Jyo Kempo, 2007 ). Terjemahannya, Jelaslah kita melihat kebaikan dan kekurangan dan menerapkan ganjaran ( hadiah ) atau hukuman yang diperlukan. Baru-baru ini ganjaran belum diterapkan dan hukuman belum diterapkan terhadap perbuatan yang salah. Pejabat-pejabat pemerintah yang bertanggung jawab untuk hal-hal ini haruslah sebaiknya menerapkan ganjaran dan hukuman. Inti dari pasal 11 adalah agar memberikan ganjaran ( hadiah ) bagi perbuatan yang benar, dan memberikan hukuman bagi perbuatan yang salah. Dalam 10 paramita ada sebuah konsep yang disebut dana. Dana berarti beramal saleh tanpa mengharapkan imbalan ( Khrisna : 2005 ). Menurut analisa penulis, arti dari maksud memberikan 36

15 hadiah bagi perbuatan yang benar tidak berarti seseorang melakukannya dengan pamrih atau menuntut balas. Krishna ( 2005 ) mengatakan bahwa dana berarti mengingat setiap kebaikan yang dilakukan orang lain terhadap diri kita. Pemberian hadiah kepada seseorang yang telah berbuat benar adalah salah satu wujud dari dana, yaitu mengingat setiap kebaikan orang. Menurut Riwayat Para Budha dalam Naskah Dhamma ( 2003 ) Sang Budha mengajarkan kepada 1250 biksu arbat di kota Ragajasa, yang berbunyi, Sarvapapasya akaranam, kusalasyu pasampada, sva citta parya vardapanam, E Tad Buddhasasanam. Artinya, Jangan berbuat jahat, perbanyaklah perbuatan baik, sucikan hati dan pikiran, itu ajaran agama Budha. Apabila seseorang berbuat jahat maka karma buruk akan mengikutinya. Hukuman itulah yang berupa karma buruk yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya di masa lampau Analisis Konsep Budha Pada Pasal 15 十五曰 背私向公 是臣之道矣 凡人有私必有恨 有憾必非同 非同則以私妨公 憾起則違制害法 故初章云 上下和諧 其亦是情歟 ( Jyushichi Jyo Kempo, 2007 ). Terjemahannya, Tugas dari pejabat pemerintah adalah menolak keuntungan pribadi dan menggantinya dengan kebaikan untuk umum. Kalau orang prihatin dengan keuntungan pribadi, mereka harus merasa dendam. Apabila ada kebencian, ketidaksetujuan perlu timbul. Apabila ada ketidaksetujuan, kebaikan umum terhalang demi keuntungan pribadi. Apabila kebencian timbul, ini bertentangan dengan sistem dari peraturan-peraturan dan merusak hukum. Karena itu, pasal pertama menyatakan bahwa atasan dan bawahan seharusnya selaras dan menyenangkan. Arti kedua pasal ini sama. Pada pasal 15 ditegaskan bahwa tugas dari pejabat pemerintahan adalah menolak keuntungan pribadi dan menggantinya dengan kebaikan untuk umum. Para pejabat 37

16 pemerintahan dihimbau agar tidak tergoda dengan keuntungan pribadi semata. Mereka juga harus memikirkan apakah keuntungan tersebut dapat dinikmati dan digunakan bersama-sama. Menurut analisa penulis, apabila dilihat dari konsep Budha, pasal 15 mengarah kepada konsep Budha 10 paramita yang ke-empat yaitu, pana atau pragyaan yang berarti wisdom, kebijaksanaan, kemampuan untuk menentukan tindakan mana yang tepat dan mana yang tidak tepat. Para pejabat pemerintahan haruslah bersikap bijaksana untuk menentukkan sikap. Apabila ditawari keuntungan, mereka haruslah berfikir terlebih dahulu apakah keuntungan yang didapatkan adalah keuntungan yang baik untuk semuanya. Jika mereka hanya mementingkan keuntungan pribadi, maka aka nada banyak orang yang membenci mereka dan apa yang telah dihimbau pada pasal pertama tidak akan tercapai. Keharmonisan tidak dapat dilakukan oleh atasan dan bawahan. Oleh karena itu, pana atau pragyaan yang berarti kebijaksanaan sangatlah penting untuk mencapai keharmonisan Analisis Konsep Budha Pada Pasal 17 十七曰 夫事不可濁斷 必與衆宜論 少事是輕 不可必衆 唯逮論大事 若疑有失 故與衆相辮 辭則得理 ( Jyushichi Jyo Kempo, 2007 ). Terjemahannya, Pasal 17, Masalah-masalah yang penting tidak boleh diselesaikan oleh satu orang saja. Masalah penting tersebut harus didiskusikan bersama-sama dengan orang-orang lainnya. Masalah yang kurang penting tidak perlu didiskusikan dengan orang banyak. Dalam diskusi mengenai masalah yang penting, pasti ada saja suatu kesalahan. Oleh karena itu, jika didiskusikan dengan banyak orang akan mengarah ke keputusan yang tepat. 38

17 Kalimat pertama pada Jyushichi Jyo Kempo pasal 17 berbunyi, 十七曰 夫事不可濁斷 必與衆宜論 少事是輕 不可必衆 Artinya, Masalah-masalah yang penting tidak boleh diselesaikan oleh satu orang saja. Masalah penting harus didiskusikan bersama-sama dengan orang-orang yang lainnya. Masalah-masalah yang kurang penting tidak perlu didiskusikan dengan orang banyak. Dalam konsep Budha terdapat konsep satya atau sacca yang termasuk ke dalam 10 paramita bagian tujuh. Satya atau sacca berarti kebenaran, mempersatukan pikiran, tindakan dan ucapan adalah langkah pertama dalam kebenaran. Langkah berikutnya adalah memperluas wawasan dan melihat kebenaran dari setiap sudut pandang, melihat kesatuan di balik perbedaan. Langkah terakhir adalah menemukan inti kebenaran atau kasunyatan. Itulah kebenaran tertinggi dan terakhir ( Krishna, 2005 : 109 ). Menurut analisa penulis, pasal 17 mengarah kepada pencarian kebenaran yang dicapai dalam bentuk penyatuan pikiran dan pendapat dari orang lain, kemudian setelah semua pikiran dan pendapat disatukan dan di setujui bersama, maka akan terciptalah suatu kebenaran yang abadi. Semua masalah akan selesai dengan lebih baik apabila diselesaikan dan dirundingkan bersama, maka akan terciptalah suatu kebenaran yang abadi. Semua masalah akan selesai dengan lebih baik apabila diselesaikan dan dirundingkan bersama secara kekeluargaan dan pikiran yang terbuka. 39

18 3.3 Tabel Dibawah ini adalah tabel 9 pasal dari Jyushichi Jyo Kempo dan konsep-konsep Budha yang ada di setiap pasal. No Pasal dalam Jyushichi Jyo Kempo Konsep Budha 1 Pasal satu 10 Paramita ( Metta ) 2 Pasal dua Perlindungan 3 Pasal lima Jalan Tengah, Jalan Arya Beruas Delapan ( Perbuatan Benar ) 4 Pasal enam Dasa Kusala Karma ( Empat karma dari mulut ), Takdir 5 Pasal sembilan 10 Paramita ( Adhittana, Virya, dan Khanti ) 6 Pasal sepuluh Jalan Arya Beruas Delapan ( Pikiran Benar ) 7 Pasal sebelas 10 Paramita ( Dana ), Hukum Karma 8 Pasal lima belas 10 Paramita ( Pana atau Pragyaan ) 9 Pasal tujuh belas 10 Paramita ( Satya atau Sacca ) 40

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, Bab 5 Ringkasan Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, dan tidak ada satu pun dari kebudayaan asing tersebut ditolak oleh kerajaan Jepang. Semua kebudayaan asing

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Buddhisme dengan suatu citra tertentu, sedangkan dalam komunitas Buddhis tradisional

Bab 2. Landasan Teori. Buddhisme dengan suatu citra tertentu, sedangkan dalam komunitas Buddhis tradisional Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Budha Santina ( 2004 ) mengatakan bahwa di Barat, masyarakat umum memandang Buddhisme dengan suatu citra tertentu, sedangkan dalam komunitas Buddhis tradisional ( khususnya

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu Bab 5 Ringkasan Skripsi Jepang adalah salah satu negara maju di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu faktor penting yang menyertai

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Bab 5 Ringkasan Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju tetapi masyarakatnya tetap berpegang teguh pada tradisi budaya.

Lebih terperinci

從事就業服務法第四十六條第一項第八款至第十款規定工作之外國人委任跨國人力仲介辦理就業服務事項契約

從事就業服務法第四十六條第一項第八款至第十款規定工作之外國人委任跨國人力仲介辦理就業服務事項契約 從事就業服務法第四十六條第一項第八款至第十款規定工作之外國人委任跨國人力仲介辦理就業服務事項契約 Atas dasar undang-undang ketenagakerjaan Pasal 46 Bagian 1 Ayat ke-8 s/d ke-10 menetapkan dan memberi kuasa kepada Agensi Tenaga Kerja Multinasional untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Jepang huruf yang digunakan ada empat, yaitu kana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Jepang huruf yang digunakan ada empat, yaitu kana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Di dalam bahasa Jepang huruf yang digunakan ada empat, yaitu kana (hiragana dan katakana), kanji, dan romaji. Jumlah huruf kanji paling banyak jumlahnya dibandingkan

Lebih terperinci

提供外勞相關法令宣導 ( 印尼文 ) Penyuluhan Hukum kepada Pekerja Asing

提供外勞相關法令宣導 ( 印尼文 ) Penyuluhan Hukum kepada Pekerja Asing 提供外勞相關法令宣導 ( 印尼文 ) Penyuluhan Hukum kepada Pekerja Asing 第五條為保障國民就業機會平等, 雇主對求職人或所僱用員工, 不得以種族 階級 語言 思想 宗教 黨派 籍貫 出生地 性別 性傾向 年齡 婚姻 容貌 五官 身心障礙或以往工會會員身分為由, 予以歧視 ; 其它法律有明文規定者, 從其規定 Artikel 5 Untuk menjamin keadilan

Lebih terperinci

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

SILABUS SHOKYU HYOUKI I (JP 105) SEMESTER 1/TINGKAT I

SILABUS SHOKYU HYOUKI I (JP 105) SEMESTER 1/TINGKAT I SILABUS SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 SHOKYU HYOUKI I (JP 105) SEMESTER 1/TINGKAT I TEAM PENYUSUN HERNIWATI, M.Hum. NOVIYANTI ANEROS, S.S, M.A. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra SUTRA 42 BAGIAN [ ] B. Nyanabhadra RAJA MING DINASTI HAN Tahun 28-75 Mimpi tentang makhluk memancarkan cahaya kuning KASYAPA MATANGA & DHARMARATNA Tahun 67 dari India ke Luoyang Menerjemahkan Sutra 42

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Negeri Makassar Dokumen

Lebih terperinci

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa 1 Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa Sujud kepada Guruku, Manjushri yang belia! Yang melihat dan membabarkan pratityasamutpada (saling

Lebih terperinci

名字 : 罗美玲 专业 : 中文系 论文题目 : 含数词的汉语四字成语的感情色彩与功能分类考察

名字 : 罗美玲 专业 : 中文系 论文题目 : 含数词的汉语四字成语的感情色彩与功能分类考察 摘要 名字 : 罗美玲 专业 : 中文系 论文题目 : 含数词的汉语四字成语的感情色彩与功能分类考察 中国人一直很保留自己的文化, 使中国文化能继续存在到今天, 例如成语 汉语学习者想要掌握好汉语, 就要了解汉语的成语, 因为中国人习惯在口语和书面语中使用成语 因此, 作者的研究关于含数词的汉语四字成语 本论文采用定量描述方法 在本论文中, 作者描述了每一个汉语四字成语含数词的意义 从汉语四字成语含数词的意义作者可以分类含数词的汉语成语感情色彩与功能

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA No.: FPBS/FM-7.1/07 SILABUS SHOKYU HYOUKI I (JP 105) HERNIWATI, S.PD. M.HUM NOVIYANTI ANEROS, S.S. M.A JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

Lembaga Bantuan Hukum Perkenalan Proyek Chi Zhi

Lembaga Bantuan Hukum Perkenalan Proyek Chi Zhi Lembaga Bantuan Hukum Perkenalan Proyek Chi Zhi Halo: Kami adalah Lembaga Bantuan Hukum, sebuah organisasi amal. Kami sudah menghubungi kejaksaan Miaoli, memastikan bahwa Anda saat bekerja di Taiwan, gaji

Lebih terperinci

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menguraikan sifat dan akibat dosa. Menghargai pekerjaan Kristus untuk menghapus dosa manusia.

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menguraikan sifat dan akibat dosa. Menghargai pekerjaan Kristus untuk menghapus dosa manusia. Dosa Bayangkanlah seakan-akan seorang teman telah memberikan sebuah istana indah penuh dengan harta benda kepada saudara. Semua itu milik saudara untuk dinikmati. Permintaan satu-satunya yang diajukan

Lebih terperinci

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak Aspek Akhlak 4 Qana ah dan Tasamuh Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa akan mengetahui tentang pengertian qanaah dan tasamuh, menampilkan contoh perilaku qanaah dan tasamuh serta dapat

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. isinya. Beberapa pengkajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

BAB VI PENUTUP. isinya. Beberapa pengkajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Peribahasa Jawa cukup banyak jumlahnya dan beraneka ragam isinya. Beberapa pengkajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ajaran moral yang cukup tinggi terkandung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN WAISAK NASIONAL TAHUN 2013, DI JI-EXPO KEMAYORAN,

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

外國人入國工作費用及工資切結書. Surat Pernyataan Biaya dan Gaji TKA yang Bekerja di Taiwan

外國人入國工作費用及工資切結書. Surat Pernyataan Biaya dan Gaji TKA yang Bekerja di Taiwan 外國人入國工作費用及工資切結書 Surat Pernyataan Biaya dan Gaji TKA yang Bekerja di Taiwan 一 本人 ( 國籍 : 印尼, 護照號碼 : - 1 - ) 確實瞭解來華工作最長可達三年, 惟是否 能展延到三年, 係由雇主與本人就本人工作表現及業務需要, 協議是否展延 來華工作應 領工資 加班費等如適用勞動基準法, 則依該法規定辦理 ; 如不適用則於勞動契約中訂定

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan;

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan; 01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan; 04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan; 05. Jangan membiarkan hati larut dalam

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #20 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

I. Apa yang tepat sesuai dengan Kitab James?

I. Apa yang tepat sesuai dengan Kitab James? I. Apa yang tepat sesuai dengan Kitab James? 1. Ini adalah hak untuk mencari berkat-berkat yang datang kepada kita dari cobaan dan godaan (Js 1: 2-3). 2. Ini adalah hak untuk berdoa kepada Allah untuk

Lebih terperinci

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu? TENTANG SANG BUDDHA 1. Apa arti kata Buddha? Kata Buddha berarti "Yang telah Bangun" atau "Yang telah Sadar", yaitu seseorang yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna. 2. Apakah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/M-DAG/PER/3/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.

Lebih terperinci

50 Syair Mengabdi Kepada Guru Bersarana Harus Mengabdi pada Guru

50 Syair Mengabdi Kepada Guru Bersarana Harus Mengabdi pada Guru 50 Syair Mengabdi Kepada Guru Bersarana Harus Mengabdi pada Guru Banyak orang merasa sangat heran, nama Dharma Maha Guru Lu Sheng-Yen adalah Lian Sheng sedangkan nama Dharma siswa siswa-nya diawali dengan

Lebih terperinci

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, 2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang

Lebih terperinci

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas No.605, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. Pegawai Pemasyarakatan. Majelis Kehormatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEMUDA DAN ANAK GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA BAHAN SHARING COOL PEMUDA Minggu I; Bulan: Februari 2011

DEPARTEMEN PEMUDA DAN ANAK GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA BAHAN SHARING COOL PEMUDA Minggu I; Bulan: Februari 2011 DEPARTEMEN PEMUDA DAN ANAK Minggu I; Bulan: Februari 2011 BUAH ROH PENDAHULUAN Matius 12:33,35 :... a) Tuhan Yesus memberikan perumpamaan keberadaan manusia seperti sebuah pohon. Ada 2 jenis pohon yang

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK DOSEN

BUKU KODE ETIK DOSEN Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KED-AAYKPN Buku Kode Etik 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Dosen BUKU KODE ETIK DOSEN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

SEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Lesson 3 for October 21, 2017 SEMUA ORANG BERDOSA Seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, hamba Allah dan rasul

1 1 Dari Paul, hamba Allah dan rasul Titus Salam 1:1-4 1 1 Dari Paul, hamba Allah dan rasul Isa Al Masih, demi iman semua orang pilihan Allah dan demi pengetahuan akan kebenaran yang memimpin kepada kesalehan. 2 Iman dan pengetahuan ini didasarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : seni beladiri, Yongchun, Taoisme, Konfusianisme, Buddhisme. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : seni beladiri, Yongchun, Taoisme, Konfusianisme, Buddhisme. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Nama : Devan Candra Program Studi : S1 Sastra China Judul : Unsur Filsafat Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme yang Terkandung dalam Seni Beladiri Yongchun Skripsi ini meneliti filsafat Taoisme,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

Hukum Allah. Hormatilah ayahmu dan ibumu. Jangan membunuh. Jangan Berzinah. Jangan Mencuri.

Hukum Allah. Hormatilah ayahmu dan ibumu. Jangan membunuh. Jangan Berzinah. Jangan Mencuri. Hukum Allah Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah Hormatilah

Lebih terperinci

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Setan disebut bapa segala dusta. Yahushua sendiri menyatakan bahwa Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia

Lebih terperinci

Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017

Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017 Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017 Prakata Rom. 11:25 sikap yang perlu diperhatikan dalam mendengar adalah jangan berlagak tahu / menganggap diri pandai, yang artinya: tidak mau mendengar

Lebih terperinci

Oleh: Budhy Munawar-Rachman

Oleh: Budhy Munawar-Rachman Oleh: Budhy Munawar-Rachman PERSOALAN Timur dan Barat lebih berbentuk persaingan, konflik dan perang, daripada saling mengerti, bersahabat dan kerjasama. Barat: Kapitalisme, teknologi, imperialisme Timur:

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user PENGGUNAAN METODE FUN LEARNING (FLASH CARD, PERMAINAN, DAN BERNYANYI) DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SDK PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Sumatera

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Sumatera i KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 TENTANG KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

印尼汉语教学促进协会总主席 MINGGU, 19 APRIL 2015 HOTEL SARI PAN PASIFIC, JAKARTA LATAR BELAKANG LAHIRNYA UJI KOMPETENSI 背景

印尼汉语教学促进协会总主席 MINGGU, 19 APRIL 2015 HOTEL SARI PAN PASIFIC, JAKARTA LATAR BELAKANG LAHIRNYA UJI KOMPETENSI 背景 INNY C. HARYONO KETUA UMUM APPBMI 印尼汉语教学促进协会总主席 MINGGU, 19 APRIL 2015 HOTEL SARI PAN PASIFIC, JAKARTA APPBMI 印尼汉语教学促进协会 LSKBMI 印尼汉语能力认证机构 LATAR BELAKANG LAHIRNYA UJI KOMPETENSI 背景 SERTIFIKASI KOMPETENSI

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1433 H/2012 M

Lebih terperinci

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera i KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 TENTANG KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama ABSTRAK Nama : Devy Anggreini Tanuwijaya Program studi : S-1 Sastra China Judul : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama Skripsi ini berisi tentang survei pengenalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimen karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran kanji tingkat

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Dalam Galatia 5: 13-15, Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mereka jangan menggunakan kemerdekaan di dalam Kristus dengan tidak sopan.

Dalam Galatia 5: 13-15, Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mereka jangan menggunakan kemerdekaan di dalam Kristus dengan tidak sopan. Lesson 12 for September 16, 2017 Dalam Galatia 5: 13-15, Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mereka jangan menggunakan kemerdekaan di dalam Kristus dengan tidak sopan. Persoalan itu mungkin

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

BAB 3 KONFUSIANISME DAN ETIKA BISNIS KONFUSIAN. Konfusius merupakan orang pertama dalam sejarah bangsa Cina yang

BAB 3 KONFUSIANISME DAN ETIKA BISNIS KONFUSIAN. Konfusius merupakan orang pertama dalam sejarah bangsa Cina yang BAB 3 KONFUSIANISME DAN ETIKA BISNIS KONFUSIAN 3.1 Konfusianisme Konfusius merupakan orang pertama dalam sejarah bangsa Cina yang mengabdikan seluruh hidupnya bagi pendidikan 71. Ia juga merupakan pemrakarsa

Lebih terperinci

Master Shih Cheng Yen 108 Kata Perenungan 釋證嚴著

Master Shih Cheng Yen 108 Kata Perenungan 釋證嚴著 Master Shih Cheng Yen 釋證嚴著 Master Shih Cheng Yen 釋證嚴 著 Penulis : Master Shih Cheng Yen 釋證嚴 Penerbit : Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Penyusun : Divisi Media Komunikasi (3 in 1) Yayasan Buddha Tzu Chi

Lebih terperinci

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri TAMBAHAN 267 Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri Pasal I 1 c) mempunyai suatu cara khusus untuk melaksanakan maksud-nya. 2 b) orang-orang yang dipilih, dibimbing dan diberi kuasa oleh-nya untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004: 2). Cara

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004: 2). Cara BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004: 2). Cara ilmiah yang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia dan berinteraksi dengan orang lain baik dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Etika Kerja Kementerian Pelajaran Malaysia. Etika Kerja. Kementerian Pelajaran Malaysia. Junjung Amanah Pembangunan Insan Mulia

Etika Kerja Kementerian Pelajaran Malaysia. Etika Kerja. Kementerian Pelajaran Malaysia. Junjung Amanah Pembangunan Insan Mulia Etika Kerja Kementerian Pelajaran Malaysia Junjung Amanah Kementerian Pelajaran Malaysia Kuala Lumpur 2003 Isi Kandungan FALSAFAH PELAJARAN KEBANGSAAN iii. MISI KPM iii. OBJEKTIF KPM iii. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N INSPEKTORAT Jl. Letjend Panjaitan No.17 Madiun, Kode Pos 63137 Jawa Timur Telepon ( 0351 ) 458322 Faximili (0351) 458322 e-mail: inspektorat@madiunkota.go.id KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada

Lebih terperinci

Surat Paulus kepada jemaat Roma

Surat Paulus kepada jemaat Roma Roma 1:1 1 Roma 1:6 Surat Paulus kepada jemaat Roma 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Roma: Salam dari Paulus, hamba Kristus Yesus. Allah sudah memanggil saya menjadi seorang rasul,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih Namo tassa bhagavato arahato sammā sambuddhassa. Pada kesempatan yang sangat baik ini saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pengurus Dhammavihārī Buddhist Studies (DBS)

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan ETIKA AKADEMIK Program Studi D3 Keperawatan AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKPER HKBP BALIGE NOMOR :60.d/akperhkbp/D/VI/2012 TENTANG KODE ETIK AKADEMIK AKPER HKBP BALIGE DIREKTUR

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

Lesson 9 for May 27, 2017

Lesson 9 for May 27, 2017 Lesson 9 for May 27, 2017 Pada bagian awal dari surat Petrus yang kedua, dia menulis tentang iman sehingga kita supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. (2 Pet 1:15). Dia

Lebih terperinci

国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak)

国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak) 23 7 8 国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak) guratan hanzi, membaca hanzi beserta pinyin, menghubungkan kalimat dengan gambar. Keterangan Tabel 3.3:

Lebih terperinci

Tuhan mengasihi kita bukan karena kita yang lebih dulu mengasihi Dia; tetapi "ketika kita masih berdosa" Ia telah mati bagi kita.

Tuhan mengasihi kita bukan karena kita yang lebih dulu mengasihi Dia; tetapi ketika kita masih berdosa Ia telah mati bagi kita. MENOLONG YANG TERGODA Tuhan mengasihi kita bukan karena kita yang lebih dulu mengasihi Dia; tetapi "ketika kita masih berdosa" Ia telah mati bagi kita. Ia tidak memperlakukan kita sesuai dengan ganjaran

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary) Injil Maria Magdalena (The Gospel of Mary) Para Murid Berbincang-bincang dengan Guru Mereka, Sang Juruselamat Apakah segala sesuatu akan hancur? Sang Juruselamat berkata, Segenap alam, segala hal yang

Lebih terperinci

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan...

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... Lesson 12 for December 23, 2017 ALLAH Roma 12:1-2 Roma 13:11-14 KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI HUKUM TAURAT Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... GEREJA ORANG LAIN

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

台灣親密關係暴力危險評估表 (TIPVDA) 題項內容說明

台灣親密關係暴力危險評估表 (TIPVDA) 題項內容說明 印尼版 -102 年 4 月 臺北市家防中心譯 台灣親密關係暴力危險評估表 (TIPVDA) 題項內容說明 Inti Penjelasan Pertanyaan Soal-Soal Evaluasi Bahaya Kekerasan Partner Intim Taiwan(TIPVDA) 題項內容 Isi Pertanyaan 1. 他曾對你有無法呼吸之暴力行為 ( 如 : 掐脖子 悶臉部 按頭入水

Lebih terperinci

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih 1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan: Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015 Dhamma Inside Vol. 22 - September 2015 Kematian Yang Indah Akhir dari Keragu-raguan Orang-orang Kematian Yang Indah Oleh : Bhikkhu Santacitto Kematian adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapapun,

Lebih terperinci

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN Butir butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir pancasila. Dan sekarang ini masyarakat banyak yang belum tahu

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk lancarnya

Lebih terperinci