SEJARAH FTP Sejarah Perkembangan Periode Survival ( ) Periode Konsolidasi ( )
|
|
- Doddy Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEJARAH FTP Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) merupakan salah satu fakultas di lingkungan Universitas Jember (UNEJ). FTP saat ini memiliki dua Jurusan/Program Studi yaitu: Jurusan/Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) dan Jurusan/Program Studi Teknik Pertanian (TEP). Sejarah Perkembangan Universitas Jember merupakan realisasi perubahan dari Universitas Tawang Alun yang berstatus swasta menjadi negeri dengan berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No. 151 Tahun 1964, tertanggal 9 Nopember Sejak dirintisnya bidang teknologi pertanian di UNEJ hingga tahun 1997, FTP telah mengalami berbagai pasang surut perkembangan sesuai dengan kemampuan lembaga, yang dapat dibagi dalam tiga periode yaitu: Periode Survival, Konsolidasi, dan Pembangunan. Periode Survival ( ) Periode survival ini ditandai dengan perintisan bidang teknologi pertanian di Fakultas Pertanian UNEJ, dengan didirikannya Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian (PHP) dan Laboratorium Mekanisasi Pertanian (MP). Berbagai ujian, cobaan dan tantangan yang berat telah dialami baik dalam bentuk kekurangan tenaga pengajar, ruang dan alat laboratorium maupun keuangan yang mengakibatkan kegiatan laboratorium tidak berjalan sebagaimana mestinya. Periode Konsolidasi ( ) Pada periode konsolidasi, sebagai bentuk tindak lanjut pengembangan Laboratorium PHP dan MP didirikan Departemen Teknologi dan Mekanisasi Pertanian berdasarkan pada Surat Keputusan Rektor Universitas Negeri Jember pada tahun Untuk selanjutnya departemen tersebut berubah menjadi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor 561/0/1983 tertanggal 8 Desember 1983, dengan menyelenggarakan dua minat, yaitu minat Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian dan Mekanisasi Pertanian. Sejak tahun 1992, minat Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian ditetapkan menjadi Program Studi Pengolahan Hasil Pertanian (PHP) berdasarkan S.K. Dirjen Dikti No. 513/DIKTI/KEP/1992 tanggal 22 Desember Pada tahun 1996, P.S. Pengolahan Hasil Pertanian dan Minat Mekanisasi Pertanian selanjutnya ditetapkan menjadi PS Teknologi Hasil Pertanian (THP) dan PS Teknik Pertanian (TEP) dengan S.K. Dirjen Dikti No. 226/DIKTI/ KEP/1996 tanggal 11 Juli Kedua program studi ini menjadi Program Studi THP dan Program Studi TEP di bawah Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian UNEJ.
2 Periode Pembangunan (1997? sekarang) Periode pembangunan merupakan tonggak sejarah bagi berdirinya Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) di UNEJ. Hal ini ditandai dengan turunnya Surat Keputusan Mendikbud No.205/0/ 1997 tertanggal 22 Agustus 1997, tentang Pendirian FTP UNEJ. Setahun kemudian, FTP telah memiliki dua jurusan yaitu Jurusan THP dan Jurusan TEP yang ditetapkan berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 85/DIKTI/KEP/1998 tertanggal 12 Maret Sejak saat itu mulai digalakkan pembangunan baik perangkat lunak maupun perangkat keras dalam rangka peningkatan mutu akademik sebagai fakultas baru yang mempunyai ciri keunggulan Teknologi dan Manajemen Agroindustri Usaha Tani Perkebunan. Pada Agustus 1998 FTP UNEJ menempati gedung baru di Kampus UNEJ Tegalboto Jember. Kegiatan lain yang terus dilakukan meliputi penetapan struktur organisasi baru dan penataan personalia sebagai fakultas baru. Visi Visi Fakultas Teknologi Pertanian menghasilkan Sarjana S1 yang bermoral Pancasila, berwawasan dan berkemampuan IPTEK, memiliki semangat kerakyatan dan kemandirian, serta mampu meningkatkan teknologi untuk mendukung Pembangunan Nasional, meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta keunggulan kompetitif dan komperatif dalam era liberalisasi perdagangan global. Misi Misi Fakultas Teknologi Pertanian mengembangkan IPTEK yang memiliki keunggulan kompetitip dan komperatif dalam penguasaan dan penerapan agro industri yang berwawasan lingkungan, menghasilkan output dan produk serta program pemberdayaan yang bermanfaat bagi masyarakat. Tujuan Fakultas Teknologi Pertanian bertujuan terutama mendidik mahasiswa Program Sarjana Strata Satu untuk meningkatkan mutu fasilitas, prasarana, sarana dan teknologi serta kemampuan akademis yang mendukung terwujudnya sarana akademis yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat untuk menjadi Fakultas Teknologi Pertanian yang mampu bersaing dalam bidang Teknologi Pertanian baik Nasional maupun Internasional.
3 Siapa sangka dari tanaman biduri bisa dihasilkan keuntungan hingga ratusan juta rupiah. Ini setelah Dr. Yuli Witono, S.TP,MP menemukan manfaat tanaman biduri sebagai agen aktif penyedap rasa alami. Satu hektare biduri, bisa menghasilkan Rp 100 juta per tahun. Tak banyak orang yang tahu betapa menggiurkan membudidayakan tanaman Biduri. Selain cara budi dayanya mudah, tanaman ini bisa tumbuh di lahan kering dan tandus. Pohon dengan ketinggian sekitar setengah meter itu banyak ditemukan di lapangan. Malah, sering disingkirkan petani karena dianggap mengganggu tanaman mereka. Masyarakat awam justru menganggap, tanaman biduri "berbahaya" bagi manusia. Alasannya, getah tanaman biduri dapat merusak kulit, membutakan mata, hingga menanggalkan gigi. Masyarakat sering pula menggunakan getah tanaman biduri untuk mengobati bisul agar segera pecah. Dari situlah akhirnya muncul ide Dr Yuli Witono untuk meneliti secara khusus tanaman tersebut. Melalui penelitian berkelanjutan yang cukup lama, Yuli Witono mampu menguak manfaat yang terkandung dalam tanaman biduri. "Saya penasaran terhadap tanaman biduri yang bisa menanggalkan gigi," tutur Yuli Witono kepada Erje. Selain menjadi agen aktif (enzim protease) penyedap rasa untuk masakan, tanaman biduri ternyata bisa membuat daging lebih empuk dan bahan pendukung pembuatan keju dan mampu menjernihkan minyak dan air. Termasuk untuk proses ekstraksi minyak (virgin coconut oil). "Berpeluang juga digunakan sebagai campuran bahan aktif pada pembuatan deterjen," paparnya. Namun itu semua harus melalui proses terlebih dahulu. Atas penemuan ini, pemerintah pusat menaruh perhatian khusus atas pengembangan tanaman tersebut. Sejak 2001, Yuli Witono berhasil mendapatkan kepercayaan menangani dana program hibah, penelitian hingga beasiswa unggulan untuk mengembangkan tanaman biduri. Saat ini, Yuli Witono mendapatkan program hibah Kemitraan (hilink) dari Dikti untuk mengembangkan tanaman biduri agar bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Memang, itu semua tidak mudah dilakukan. Sedikitnya 15 mahasiswa ikut dilibatkan dalam penelitian. Untungnya, penelitian yang dilakukan mulai tahun 2000 tersebut mendapat dukungan pemerintah. "Daripada dibiarkan. Tanaman biduri bisa dimanfaatkan untuk membuat agen aktif penyedap rasa," ungkap peneliti terbaik Indonesia 2005 itu. Dengan cara ekstraksi (dihancurkan), getah, batang muda, dan daun biduri bisa diolah khusus untuk menghasilkan agen aktif penyedap alami. Terkait bahan bakunya, kata dia, dibutuhkan 1 kilogram tanaman biduri. Dari situ dapat menghasilkan sekitar 1,5 gram agen aktif atau enzim kering. Caranya mengekstrak biduri menggunakan larutan penyangga (buffer) phosphat dengan PH 7. Lalu diteruskan dengan pengendapan (presipitasi). Caranya dengan mengondisikan preparat pada PH 3,5 atau langsung diimmobilisasi melalui penambahan bahan pengisi. Baru dilanjutkan dengan proses pengeringan beku (freeze drying) atau menggunakan vacuum drying (pengeringan vakum) pada suhu 40 derajat celsius. Jika vakum tidak ada, bisa menggunakan oven biasa dengan suhu derajat celsius.
4 Menurut pria yang sempat jadi dosen terbang di Korea Selatan itu, pengolahan tanaman semak biduri tidak terlampau sulit. Batang muda dan daun biduri dikumpulkan untuk dihancurkan terlebih dahulu sampai menjadi sari biduri. Kemudian sari biduri tersebut diolah lagi dengan alat tertentu untuk memisahkan agen aktif biduri dari bahan lainnya. Setelah terpisah, agen aktif bisa dibuat beraneka ragam bentuk. Mulai dari cair sampai bubuk. Hanya saja, untuk pembentukan agen aktif tersebut memerlukan pengolahan lanjutan yang tidak terlalu rumit. Setelah dibentuk, agen aktif tersebut bisa digunakan pada berbagai bahan makanan dan minuman. Yuli Witono menghitung, petani yang memiliki lahan tandus dan gersang di Bondowoso dan Situbondo bisa mengembangkan tanaman biduri ini. "Yang potensial, pengembangan dilakukan di Situbondo dan Bondowoso yang banyak terdapat lahan tandus," ungkap pria kelahiran Malang tersebut. Untuk diketahui, sejak 2000 lalu, Yuli mulai meneliti secara khusus tanaman biduri. Dengan ketekunan dan ketelitian, alumnus Fakultas Pertanian (FTP) Universitas Jember ini mampu memanfaatkan getah, batang, dan daun tanaman biduri menjadi agen aktif penyedap rasa. Agen aktif yang dikenal dengan enzim protease itu bisa digunakan untuk membuat penyedap rasa alami. Harapannya, lewat penemuannya tersebut, mampu mengurangi penggunaan zatzat berbahaya untuk makanan dan minuman. Menurut dia, agen aktif dari tanaman biduri memiliki banyak manfaat dibandingkan lainnya. Pasar agen aktif ini pun ditujukan untuk industri food ingredient dalam negeri, restoran, produsen deterjen, produsen minyak murni, produsen keju, produsen penyedap rasa, atau bumbu-bumbuan serta pasar ekspor. Keuntungannya, agen aktif tersebut sangat murah dibandingkan agen aktif dari getah pepaya. "Biasanya agen aktif penyedap rasa banyak dari buah pepaya," ujarnya. Namun, ketersediaan bahan baku tidak bisa terus ada. Sebab, penyedapan getah pepaya mengurangi produktivitas buahnya. Harga agen aktif dari pepaya mencapai Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu per gram. Sedangkan untuk tanaman biduri hanya kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 75 ribu. Dengan harga bahan baku biduri dipatok sekitar Rp per kilogram, satu hektare lahan bisa menghasilkan sekitar Rp 100 juta. Hitungannya, dalam tiga bulan sekali, tanaman biduri bisa dipanen. Dalam satu hektare diperkirakan bisa ditanami sekitar batang tanaman biduri. Selain itu, perawatan tanaman biduri sangat mudah, karena mudah tumbuh di lahan tandus. Sekaligus tahan terhadap serangan hama. "Binatang ternak pun tidak mau makan," ujarnya. Atas kenyataan itu, melalui program hilink, Yuli Witono mulai merintis budi daya biduri dengan memanfaatkan lahan tidur yang kering dan tandus di sekitar Bondowoso (Prajekan) dan Situbondo. Sekaligus menjajaki kerja sama dengan pihak ketiga yang sebelumnya mengolah getah
5 pepaya menjadi agen aktif. "Sudah ada pihak ketiga yang merespons untuk bergabung mengembangkan agen aktif biduri," imbuh sekretaris jurusan THP FTP Unej tersebut.
KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT
KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT KARYA ILMIAH TERTULIS ( S K R I P S I ) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan. Kopra merupakan produk kelapa yang sangat penting, karena kopra merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa. Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Bekerja dengan uruturutan yang teratur, enzim mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan molekul nutrien,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari kemiringan rendah hingga sangat curam (Gumbira-Sa id et al., 2009).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambir merupakan ekstrak daun dan ranting yang berasal dari tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb.) yang telah dikeringkan. Produk tersebut telah lama dikenal oleh masyarakat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari. (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir merupakan tanaman
PENDAHULUAN Latar Belakang Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan bernama gambir (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh keadaan geografis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di iklim tropis. Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, juga didukung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi dikembangkan untuk agroindustri dan menjadi komoditas ekspor unggulan
Lebih terperinciKrisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Pertumbuhan dan perkembangan sektor usaha perkebunan di Indonesia dimotori oleh usaha perkebunan rakyat, perkebunan besar milik pemerintah dan milik swasta. Di Kabupaten
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu
Lebih terperinciPanduan Pengajuan Usulan Program Insentif Publikasi Hasil Riset di Berkala Ilmiah. Latar Belakang
Panduan Pengajuan Usulan Program Insentif Publikasi Hasil Riset di Berkala Ilmiah Latar Belakang 1. Urgensi penyebarluasan hasil riset mutakhir dan strategis nasional dari kalangan perguruan tinggi termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umbi umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ubi kayu atau ketela pohon adalah salah satu komoditas pertanian jenis umbi umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan maupun sumber pakan. Hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari sumber energi alternatif. Energi alternatif yang diteliti dan terus dikembangkan di Indonesia dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkebunan merupakan sistem perekonomian pertanian komersil yang bercorak kolonial. Sistem Perkebunan ini dibawa oleh perusahaan kapitalis asing (pada zaman penjajahan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau yang memiliki nama ilmiah Arachis hypogeae adalah salah satu tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang tanah merupakan tanaman palawija sebagai tanaman produksi. Di Indonesia kacang tanah merupakan tanaman yang memiliki sumber protein nabati yang cukup penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang menjadikan sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor pertanian. Walau termasuk sektor penting, namun sektor pertanian ini masih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Katalisator didefinisikan sebagai percepatan reaksi kimia oleh beberapa senyawa dimana senyawanya
Lebih terperinciberagam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman yang cukup populer di Indonesia. Tanaman ini tumbuh subur di dataran rendah di sepanjang nusantara. Mulai dari ujung barat kepulauan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pemerintah menghimbau masyarakat dan pengusaha untuk meningkatkan ekspor non migas sebagai sumber devisa negara. Sangat diharapkan dari sektor pertanian,
Lebih terperinciVI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL
VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Aspek pasar merupakan aspek yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu usaha. Aspek pasar antara lain mengkaji potensi pasar baik dari sisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Karet Indonesia Berdasarkan Kepemilikan Lahan pada Tahun Produksi (Ton)
A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Tanaman karet merupakan tanaman tahunan dengan bentuk pohon batang lurus. Bagian yang dipanen dari tanaman karet adalah getah atau lateks. Lateks tanaman karet banyak digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam hutan. Hasil hutan dapat berupa hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu. Hasil hutan kayu sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan pengawet berbahaya dalam bahan makanan seperti ikan dan daging menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh pemerintah. Penggunaan bahan pengawet
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sosial memegang peranan yang sangat penting dalam tindakan-tindakan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan pertanian semakin lama semakin kurang produktif sebagai tempat aktivitas petani dalam berusahatani. Berbagai kemungkinan akibat produktivitas menurun yaitu petani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia di bumi ini masih membutuhkan sandang, pangan dan perumahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prospek usaha yang jelas merupakan faktor pendukung untuk mewujudkan tujuan. Dengan demikian berlandaskan pada prospek, diharapkan semua pelaku usaha bisa bersemangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pemanfaatan enzim protease dalam berbagai industri semakin meningkat. Beberapa industri yang memanfaatkan enzim protease diantaranya industri
Lebih terperinciKEMIRI SUNAN. (Aleurites trisperma BLANCO) Kemiri sunan (Aleurites trisperma Blanco) atau kemiri China atau jarak Bandung (Sumedang)
KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma BLANCO) Kemiri sunan (Aleurites trisperma Blanco) atau kemiri China atau jarak Bandung (Sumedang) atau kaliki (Banten), merupakan salah satu jenis tanaman yang berpotensi
Lebih terperinciUniversitas Lampung. Universitas Lampung sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi, dengan Pola
Universitas Lampung Sejarah FISIP Unila Universitas Lampung sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi, dengan Pola Ilmiah Pokok yaitu Pengembangan Wilayah Lahan Kering, berupaya untuk mendidik tenaga-tenaga
Lebih terperinciPENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia telah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa peran penting sektor pertanian antara
Lebih terperinciKARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT
KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT KARYA ILMIAH TERTULIS ( S K R I P S I ) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lagi bagi bangsa Indonesia, dapat dikatakan bahwa di setiap daerah di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia, dapat dikatakan bahwa di setiap daerah di Indonesia terdapat pertanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Apabila dikelola secara baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara.
Lebih terperinciPenetapan Kadar Sari
I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut air dari simplisia. 2. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia. II. Prinsip Percobaan Penentuan kadar sari berdasarkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman kecipir (Psophocarpus tetragonolobus). Di beberapa daerah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman di Indonesia beranekaragam jenisnya, salah satunya adalah tanaman kecipir (Psophocarpus tetragonolobus). Di beberapa daerah, tanaman tersebut dikenal dengan
Lebih terperinciUsaha Kuliner Lingkungan Bisnis Keripik Jamur Tiram
Usaha Kuliner Lingkungan Bisnis Keripik Jamur Tiram Shofriya Alfiyani 11.12.5556 S1.SI.03 STMIK AMIKOM YOGYAKART ABSTRAK Jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang hidup di kayu mudah dibudidayakan menggunakan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah
I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi umbian yang dikenal luas di masyarakat Indonesia. Pada tahun 2013 produksi singkong di Indonesia mencapai 23 juta ton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia dan era perdagangan bebas, di Indonesia juga dapat diharapkan menjadi salah satu pemain penting. Dalam perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan masalah kemiskinan dan tantangan dampak krisis ekonomi yang ditandai dengan tingginya tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanis merupakan bahan yang sering digunakan untuk keperluan produk olahan pangan seperti makanan dan minuman baik skala rumah tangga maupun industri. Pemanis yang
Lebih terperinciMendung menggantung menyelimuti langit Desa Medowo Kecamatan Kandangan, saat kami memasuki area salah satu perkebunan andalan di Kabupaten Kediri.
Mendung menggantung menyelimuti langit Desa Medowo Kecamatan Kandangan, saat kami memasuki area salah satu perkebunan andalan di Kabupaten Kediri. Desa berada di lereng Gunung Anjasmara dengan mayoritas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciPengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan
Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Anton J. Supit Dewan Jagung Nasional Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung semakin
Lebih terperinciProgram Kerja. PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Program Kerja PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 01003 03000 Revisi : - Tanggal : 4 November 2013 Diajukan Oleh : Ketua Program Magister,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan sektor pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki potensi sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan utama dari pembangunan ekonomi Indonesia adalah terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi Indonesia adalah terciptanya masyarakat adil dan sejahtera. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia meliputi pembangunan segala
Lebih terperinciESSAI TENTANG KAMPUS PSIK UNIVERSITAS JEMBER TUGAS P2MABA. oleh. Novi Farida NIM
ESSAI TENTANG KAMPUS PSIK UNIVERSITAS JEMBER TUGAS P2MABA oleh Novi Farida NIM 152310101275 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 PSIK UNEJ adalah sebuah program studi yang mempunyai Visi,
Lebih terperinciTUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2MABA)
TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2MABA) ESSAY TENTANG PSIK, MOTIVASI MASUK PSIK, DAN DESKRIPSI KEGIATAN SEHARI-HARI DI PSIK oleh Mohamad Ardi Arya Syahputra NIM 152310101160 PROGRAM STUDI
Lebih terperinci4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional
83 4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Produktivitas gula yang cenderung terus mengalami penurunan disebabkan efisiensi industri gula secara keseluruhan, mulai dari pertanaman tebu hingga pabrik
Lebih terperinciM.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK
PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN APLIKASI PESTISIDA NABATI PADA DEMPLOT SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN TALANG KERAMAT KABUPATEN BANYUASIN M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali,
Lebih terperinciPERAN INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DI JEMBER
PERAN INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DI JEMBER Indah Purnama Sary Universitas Jember Lestyo Wulandari Universitas Jember RINGKASAN Bambang Sri Kaloko Universitas Jember
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdirinya Jurusan Sosiologi FISIP Unila
41 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Jurusan Sosiologi FISIP Unila Lampung terdiri dari beraneka macam suku dan budaya. Keanekaragaman suku dan budaya di daerah Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan makanan juga semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan muncul berbagai produk makanan dengan berbagai variasi agar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi (agroindustri) dapat menjadi salah satu pilihan strategis dalam menghadapi masalah dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan serta mampu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian terus diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komponen subsektor peternakan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah agribisnis persusuan. Susu merupakan komoditas yang mudah rusak, mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Meningkatnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran pembangunan nasional diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor pertanian memiliki
Lebih terperinciKURIKULUM PROGRAM SARJANA
KURIKULUM PROGRAM SARJANA P R O G R A M S T U D I AGRIBISNIS UNTUK ANGKATAN 2016 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 Program Studi Agribisnis A. PENDAHULUAN Terbentuknya Jurusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Sektor ini menyumbangkan peranan tersebut dalam beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan
Lebih terperinciIbM Kelompok Tani Buah Naga
IbM Kelompok Tani Buah Naga Wiwik Siti Windrati, Sukatiningsih, Tamtarini dan Nurud Diniyah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember ABSTRAK Tujuan dari
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
18 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi Nasional yang bertumpu pada upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia pangan bagi
Lebih terperinciAGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciZero Waste. [Prinsip Menciptakan Agro-Industri Ramah Lingkungan] Dede Sulaeman [1]
Zero Waste [Prinsip Menciptakan Agro-Industri Ramah Lingkungan] Dede Sulaeman [1] Zero Waste [Prinsip Menciptakan Agro-industri Ramah Lingkungan] April 2008 Penulis: Dede Sulaeman, ST, M.Si Subdit Pengelolaan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN
ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN 2012-2016 Murjoko Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret email: murjoko@outlook.com Abstrak Indonesia merupakan negara yang
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sifat dendeng kelinci yang dibungkus daun
BAB III MATERI DAN METODE Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sifat dendeng kelinci yang dibungkus daun papaya terhadap ph, daya kunyah dan kesukaan dilaksanakan pada tanggal 15 Januari sampai 14
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Usaha. Sebenarnya, usaha di bidang budi daya belut di Indonesia sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Sebenarnya, usaha di bidang budi daya belut di Indonesia sudah cukup lama. Permintaan akan belut pada awalnya sedikit, tidak sebanyak saat ini, sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah memberikan kenikmatan tak terhingga kepada manusia salah satunya adalah tumbuhan yang diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Seperti firman Allah Subhanahu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perdagangan internasional sudah menjadi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, perdagangan internasional sudah menjadi kebutuhan bagi setiap bangsa dan negara yang ingin maju khususnya dalam bidang ekonomi. Dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kopi adalah komoditas perkebunan yang penting bagi perekonomian Indonesia. Komoditas kopi merupakan sumber pendapatan utama bagi tidak kurang dari 1,84 juta keluarga yang
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL
KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain
Lebih terperinciYUWIDA KUSUMAWATI A
PEMANFAATAN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus) SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM PEMBUATAN KECAP DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK NANAS DAN EKSTRAK PEPAYA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki lahan pertanian yang potensial. Lahan pertanian tersebut memiliki potensi untuk ditanami beberapa tanaman pangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia, yakni sebagai penghasil devisa negara, penyedia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber perolehan protein untuk ternak berasal dari bahan nabati dan hewani. Bahan-bahan sumber protein nabati diperoleh dari tanaman. Bagian tanaman yang banyak mengandung
Lebih terperinciI. DESKRIPSI KEGIATAN
I. DESKRIPSI KEGIATAN 1.1 JUDUL KKN PPM Manggis. 1.2 TEMA Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi Buah Manggis Sebagai Komoditas Ekspor Unggulan 1.3 LOKASI Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Rencana
Lebih terperinciOptimalisasi Preparasi Superabsorbent Dari Umbi Iles-Iles untuk Pembenah Tanah dan Pembawa Pupuk Lepas Kendali
Optimalisasi Preparasi Superabsorbent Dari Umbi Iles-Iles untuk Pembenah Tanah dan Pembawa Pupuk Lepas Kendali Peneliti : Achmad Sjaifullah 1, Sugeng Winarso 2, Agung Budi Santoso 3 Mahasiswa terlibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks (getah kental yang membeku ketika terkena udara bebas) beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat
Lebih terperinciBIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto
BIOETHANOL Kelompok 12 Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto PENGERTIAN Bioethanol adalah ethanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi.
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN
POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN Suwarno Asisten Direktur Perum Perhutani Unit 2 PENDAHULUAN Perusahaan Umum (Perum) Perhutani Unit 2 berdasar Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2010 mendapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi, persaingan antarbangsa semakin ketat. Hanya bangsa yang mampu mengembangkan daya sainglah yang bisa maju dan bertahan. Produksi yang tinggi harus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyimpan cadangan makanan. Contoh umbi-umbian adalah ketela rambat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Umbi-umbian merupakan komoditas pertanian yang tersebar luas di Indonesia. Umbi-umbian merupakan salah satu sumber utama karbohidrat. Umbi adalah akar tanaman yang telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tembakau (Nicotiana rustica dan Nicotiana tabacum) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tembakau (Nicotiana rustica dan Nicotiana tabacum) merupakan produk pertanian Indonesia. Tembakau akan menghasilkan daun tembakau sebagai hasil bumi utamanya. Tembakau
Lebih terperinci