BAB 2 LANDASAN TEORI. Padaawalabad 17, René Pada 19, Charles BabbagedanAda yang meletakkanpondasiuntukkecerdasanbuatan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Padaawalabad 17, René Pada 19, Charles BabbagedanAda yang meletakkanpondasiuntukkecerdasanbuatan."

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1KecerdasanBuatan Sejarah Padaawalabad 17, René Descartesmengemukakanbahwatubuhhewandapatdiaplikasikanpadamesin.Blai se Pascalmenciptakanmesinpenghitung digital mekanispertamapada 1642.Pada 19, Charles BabbagedanAda Lovelacemembuatmesinpenghitungmekanis yang dapatdiprogram. Bertrand RusselldanAlfred North WhiteheadmenerbitkanPrincipia Mathematica, yang merombaklogika formal.warren McCullochdanWalter Pittsmenerbitkan "Gagasankalkuluslogis yang terdapatpadaaktivitas" pada 1943 yang meletakkanpondasiuntukkecerdasanbuatan. Tahun 1950-an adalahperiodeusahaaktifdalam AI. Program AI pertama yang bekerjaditulispada 1951 untukmenjalankanmesinferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah program permainannaskah yang ditulisolehchristopher Stracheydan program permainancatur yang ditulisolehdietrich Prinz. John McCarthy membuatistilah "kecerdasanbuatan" padakonferensipertama yang disediak an untukpokokpersoalanini, 10

2 pada DiajugamenemukanbahasapemrogramanLISP.Alan TuringmemperkenalkanTuring 11 testsebagaisebuahcarauntukmengoperasikantesperilakucerdas. Joseph WeizenbaummembangunELIZA, sebuahchatterbot yang menerapkanpsikoterapirogerian. Selamatahun 1960-andan 1970-an, Joel M osesmendemonstrasikankekuatanpertimbangansimbolisuntukmengintegrasi kanmasalah di dalam program Macsyma, program berbasispengetahuan yang suksespertama kali dalambidangmatematika. Marvin MinskydanSeymour PapertmenerbitkanPerceptrons, yang mendemostrasikanbatasjaringansyarafsederhanadanalain ColmerauermengembangkanbahasakomputerProlog. Ted Shortliffemendemonstrasikankekuatansistemberbasisaturanuntukrepresentasip engetahuandaninferensidalamdiagnosadanterapimedis yang kadangkaladisebutsebagaisistempakarpertama.hans Moravecmengembangkankendaraanterkendalikomputerpertamauntukmengata sijalanberintang yang kusutsecaramandiri. Padatahun 1980-an, jaringansyarafdigunakansecarameluasdenganalgoritmaperambatanbalik, pertama kali diterangkanolehpaul John Werbospada 1974.Tahun anditandaiperolehanbesardalamberbagaibidang AI dandemonstrasiberbagaimacamaplikasi. LebihkhususDeep Blue,

3 12 sebuahkomputerpermainancatur, yang mengalahkangarry Kasparovdalamsebuahpertandingan 6 babakpadatahun DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) yang mengaturbertanggungjawabterhadappenggunaanteknologipadamilitermenyata kanbahwabiaya yang disimpanmelaluipenerapanmetode AI untukpenjadwalanpadaperangtelukpertama. TantanganHebat DARPA, yang dimulaipada 2004 danberlanjuthinggahariini, Dollar adalahsebuahlombauntukhadiahsebesar 2 juta AS untukpembuatteknologidimanakendaraandapatberjalansendiritanpakomunikas idenganmanusia, menggunakangps, komputerdansusunansensor yang canggih, melintasibeberaparatus mil daerahgurun yang menantang Definisi Kecerdasansemu (artificial intelligent/intelligent system) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya terdapat di dalam komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain: Sistem pakar Permainan komputer (games)

4 13 Citra komputer (computer vision) Logikasamar (fuzzy logic) Jaringan syaraf tiruan (artificial neural network) Robotika, dll 2.2 Computer Vision Definisi Computer Vision merupakan bidang yang mencakup pengolahan otomatis gambar yang diekstrak dan menginterpretasikan informasi secara real time yang berguna untuk memecahkan masalah. Computer Vision merupakan cabang dariilmu Kecerdasan Semu/Buatan yang memungkinkan komputer untuk mengekstrak informasi dari sebuah gambar. Contoh-contoh aplikasi yang berjalan menggunakan Computer Vision antara lain: Proses Kontrol (contoh : kontrol robot) Navigasi (contoh : kendaraan otomatis) Deteksi keadaan (contoh : penghitung orang dan visual surveillance) Organisasi Informasi (contoh : pengindex pada gambar) Objek Modelling dan Lingkungan (contoh : analisa pada gambar medical dan modeling topografi) Interaksi (contoh: media penunjuk untuk interaksi antara manusia dengan komputer) Inspeksi Otomatis (contoh : aplikasi manufaktur) antara lain: Adapun proses-proses yang melandasi proses kerja Computer Vision

5 14 Gambar 2.1 proses kerja Akuisisi Citra Gambar digital akan diproduksi terlebih dahulu tergantung kebutuhan sistem Pra-Proses (pre-processing) Sebelum metode Computer Vision dilaksanakan pada data gambar untuk diekstrak informasinya. Biasanya dibutuhkan beberapa proses untuk memastikan data tersebut akurat dan memenuhi kriteria. maka akandilakukan: Re-sampling

6 untukmemastikangambarmemilikikoordinasi yang tepat, Noise Reduction 15 untukmemastikantidakadanya noise-noise

7 16 yangdapatmengakibatkankesalahaninformasi. Contrast Enhancement untukmemastikangambardapatmenampilkaninformasi yang relevan. Scale-Space untukmerepresentasikangambar yang memilikiskala yang sesuai. EkstraksiFitur Setiapgambarmemilikifitur-fiturunik yang membedakangambartersebutdengangambarlainnya.meliputi: garis, sisi, bubung, sudut, gumpal, dantitik. Padafitur yang lebihkompleksdapatmeliputitekstur, bentuk, dangerakan. Ekstraksi fitur mengambil semua fitur-fitur unik yang ada pada gambar. Decision Membuat keputusan akhir yang dibutuhkan oleh aplikasi. Contoh: 1) Lulus atau gagal pada aplikasi inspeksi otomatis. 2) Cocok atau tidak cocok pada aplikasi Recognition. 3) Ditandai (Flag) untuk diperiksa lebih lanjut oleh manusia biasanya pada kedokteran, militer, keamanan, dan aplikasi Recognition. Selainitu, adapula proses-proses lain yang dapatdilakukanpada proses kerja Computer Vision yaitu: DeteksidanSegmentasi Padabeberapakasuspemprosesan, keputusandibuatberdasarkantitikpadagambardandaerahpadagambar yang relevan yang kemudianakandiproseslebihlanjut. Proses High-Level

8 17 Pada bagian ini, biasanya berisi set data yang kecil. Misalnya satu set poin atau wilayah gambar yang diasumsikan berisi objek. Lalu proses diikuti dengan: 1) Verifikasi data agar memenuhi asumsi yang model-based dan aplikasi. 2) Estimasi parameter aplikasi yang terdapat pada objek. 3) Image Recognition: mengklasifikasikan objek yang terdeteksi ke berbagai kategori. 4) Image Registration : menggabungkan dan membandingkan pandangan yang ada pada objek yang sama Pre-processing Seperti yang telah dijabarkan di atas, pra-proses diperlukan agar datadata (gambar) yang diinput akan memenuhi kriteria yang dibutuhkan. Banyak sekali metode pra-proses yang ada pada computer vision. Salah satu contoh metode pra-proses yang cukup baik untuk analisis tekstur mammogram adalah : Wavelet Transform dan NSCT (Non Subsampled Contourlet Transform). WaveletTransform ialah salah satu metode pra-proses dimana diawali dengan penggunaan operasi integral wavelet pada gambar yang akan menghasilkan koefisien-koefisien pixel pada gambar yang dilanjutkan dengan kuantisasidancoding. NSCT merupakan salah satu metode pra-proses. NSCT menyempurnakan teori gaussian dalam langkah-langkahnya. Langkah-langkah yang ada pada NSCT adalah : menentukan parameter transform,

9 18 melakukanoperasidekomposisi, menentukanjumlahdirection yang digunakan, dandilanjutkandengan proses threshold dan edge detect Analisis Tekstur Analisa tekstur merupakan salah satu cabang dari Computer Vision dimana komputer menganalisa tekstur yang terdapat pada gambar/objek yang kemudian akan dilakukan proses lebih lanjut tergantung kebutuhan. Tujuan utama dari analisa tekstur pada Computer Vision adalah untuk mengekstrak semua informasi yang tersedia pada gambar yang akhirnya akan mensimulasikan penglihatan manusia kedalam proses komputer Feature Extraction Seperti yang telah disinggung di atas, ekstraksi fitur (Feature Extraction) mengambil fitur-fitur unik pada gambar yang menjadi penentu dalam klasifikasi dan penentuan kelas dari gambar yang dimasukkan. Metode-metode ekstraksi fitur sangatlah banyak. Salah satunya adalah FOS (First Order Statistic), GLCMs (Gray Level Co-occurences Matrices Features), GLRLM (Gray Level Run Length Matrices Features), dan LTEM (Law s Texture Energy Measure) yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing 1. FOS (First Order Statistic), metode dimana dilakukan perhitungan statistik dari nilai terkecil pada gambar

10 19 2. GLCMs (Gray Level Co-occurences Matrices Features), merupakan distribusi nilai-nilai yang muncul pada gambar dan dihitung berdasarkan nilai offset pada gambar. 3. GLRLM (Gray Level Run Length Matrices Features), metode dimana dari nilai-nilai grey yang paling sering dan tidak sering muncul pada gambar. 4. LTEM (Law s Texture Energy Measure), metode penggunaan matriks konvolusi 3 dimensi atau 5 dimensi yang kemudian diaplikasikan pada gambar dilanjutkan dengan metode normalisasi. Proses ekstraksi fitur akan meng-ekstraksi fitur-fitur yang ada pada gambar setelah melewati salah satu metode di atas. Fitur-fitur yang diekstraksi bisa berupa skewness, mean, standard deviation, dan lain-lain. Fitur-fitur tersebut lah yang kemudian akan diuji pada klasifikasi dan akan menentukan keakuratan dari keputusan Klasifikasi Klasifikasiataupengenalanpolamerupakanbidangdalampembelajaranm esindandapatdiartikansebagai "tindakanmengambil data mentahdanbertindakberdasarkanklasifikasi data".dengandemikian, iamerupakanhimpunankaidahbagipelatihan (training) Ada beberapadefinisi lain tentangpengenalanpola, di antaranya: Penentuansuatuobjekfisikataukejadiankedalamsalahsatuataubeberapakateg ori.

11 20 Ilmupengetahuan yang menitikberatkanpadadeskripsidanklasifikasi (pengenalan) darisuatupengukuran. Suatupengenalansecaraotomatissuatubentuk, sifat, keadaan, kondisi, susunantanpakeikutsertaanmanusiasecaraaktifdalam proses pemutusan. Berdasarbeberapadefinisi di atas, pengenalanpolabisadidefinisikansebagaicabangkecerdasan yang menitikberatkanpadametodepengklasifikasianobjekkedalamkelaskelastertentuuntukmenyelesaikanmasalahtertentu. Tujuan utama dari klasifikasi adalah melakukan segmentasi dari gambar yang kemudian akan diproses. Pada skripsi ini, klasifikasi memegang peranan penting karena klasifikasi-lah yang akan menentukan keputusan akhir dari suatusistemcerdasanalisistekstur. Beberapa contoh klasifikasi : KNN (K Nearest Neighbour) KNN merupakan klasifikasi dan penarikan kesimpulan dari data pelatihan yang telah dilakukan. KNN menggunakan nilai K yaitu nilai yang menghitung kumpulan-kumpulan data terdekat. Nilai K besar akan mengurangi efek noise pada klasifikasi tapi membuat batasan pada data menjadi kabur. Biasanya nilai K yang digunakan berupa ganjil tergantung juga dengan kebutuhan pembuat dan jumlah kelas yang ada pada klasifikasi. ANN (Artificial Neural Network)

12 21 Artificial Neural Network atau Jaringan Saraf Tiruan adalah jaringan dari sekelompok unit proses kecil yang dimodelkan seperti jaringan saraf pada manusia. secara sederhana, Jaringan saraf tiruan memodelkan data statistik non-linear yang digunakan untuk menggambarkan hubungan kompleks antara input dan output untuk menghasilkan suatu keputusan. 2.3 Kanker Payudara Definisi Kanker adalah kondisi dimana sel telah kehilangan fungsi kendali dan mekanisme normal sehingga akan mengalami pertumbuhan cepat dan tidak normal. kanker payudara (carcinoma mammae) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai penyakit neoplasma ganas yang berasal dari jaringan payudara. Kanker payudara merupakan penyakit pada manusia dan mamalia pada umumnya. Biasanya kanker payudara menjangkit wanita tetapi pria juga dapat terjangkit penyakit ini. Sel-sel kanker terbentuk dari sel normal yang telah melewati prosesproses rumit yang biasa disebut dengan transformasi yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap inisiasi dan tahap promosi. Pada tahap inisiasi, terjadi perubahan sel yang dipengaruhi oleh bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan ini biasa disebabkan oleh karsinogen yang bisa berupa kimia, sinar matahari, radiasi, atau virus. Tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap

13 22 karsinogen. Kelainan genetik, faktor keturunan, dan bahkan gangguan fisik juga bisa menyebabkan sel menjadi rentan terhadap karsinogen. Pada tahap promosi, sel yang telah melewati tahap inisiasi akan berubah menjadi ganas. Diperlukan gabungan sel-sel ganas untuk memasuki tahap ini. Ukuran, tahapan, tingkatan pertumbuhan, dan karakteristik lainnya menentukan metode perawatan yang dibutuhkan untuk menyembuhkan kanker payudara. Perawatan yang mungkin dilakukan antara lain operasi, pengobatan (terapi hormon dan kemoterapi), radiasi, dan imunoterapi. Biasanya operasi pengangkatan kanker payudara merupakan cara yang terbaik. Operasi sendiri diklam dapat menyembuhkan banyak kasus kanker payudara. Terkadang operasi diikuti dengan kemoterapi sebagai tambahan yang bertujuan untuk membunuh sel-sel yang membelah dengan cepat pada tubuh yang diikuti dengan rambut rontok dan kesulitan pencernaan untuk jangka waktu tertentu Fakta kanker payudara Kanker payudara diklaim memiliki persentase 22.9% dari penyakit kanker yang menjangkit wanita (tidak termasuk non-melanoma kanker kulit). Pada tahun 2008, kanker payudara menyebabkan kematian pada wanita diseluruh dunia (13.7% kematian akibat kanker pada wanita). breastcancer.org mengklaim pada tahun 2011 terjadi sekitar kasus baru kanker payudara ganas yang menjangkit wanita di amerika dan

14 23 sekitar kasus baru kanker payudara yang belum termasuk ganas di amerika. Di amerika juga, pada tahun 2011 sekitar wanita meninggal karena kanker payudara walaupun angka kematian tersebut terus menurun sejak tahun Penurunan tersebut dikarenakan sistem pengobatan yang sudah maju, deteksi awal, dan penyuluhan untuk meningkatkan kewaspadaan. Kanker payudara dapat menjangkit tidak hanya wanita namun juga pada laki-laki. Laki-laki memiliki persentase yang rendah untuk terjangkit penyakit ini. Amerika telah membuat organisasi kanker payudara. Di indonesia sendiri, sudah ada yayasan kanker payudara yaitu Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) yang dinaungi oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI). YKI memiliki moto bahwa kanker dapat disembuhkan jika dideteksi dari dini Gejala kanker payudara Berikut adalah gejala tanda kanker payudara: Benjolan pada payudara anda berubah bentuk / ukuran. Kulit payudara berubah warna: dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk. Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Salah satu puting susu tiba-tiba lepas / hilang. Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang-timbul. Kulit payudara terasa seperti terbakar

15 Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, padahal sedang tidak menyusui. 24 Gambar 2.2 gejala pada payudara Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok (ulkus) pada payudara. Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Gejala lainnya adalah payudara sering berbau busuk dan mudah berdarah.

16 Mammografi Definisi Mammografi adalah proses penggunaan sinar x lemah untuk memeriksa payudara manusia yang akan digunakan untuk diagnosa. Tujuan utama dari mammografi adalah untuk deteksi awal terjangkit atau tidaknya kanker payudara. Saat ini, mammografi merupakan cara terbaik untuk deteksi awal kanker payudara. Mammografi memiliki rasio false-negative sekitar 10% dimungkinkan karena adanya jaringan tebal yang menyelimuti payudara dan perbedaan jaringan yang terdapat pada mammogram dibandingkan dengan keadaan aslinya. M ammogram dianggap memiliki tingkat keakuratan 85%- 90%. Foto hasi mammografi disebut dengan mammogram yang akan dijelaskan di bagian-bagian berikut. Bahkan pada tanggal 1 maret 2010, hampir 62% fasilitas di Amerika memiliki 1 unit FFDM. Untuk meningkatkan penggunaan mammogram untuk mendeteksi penyakit kanker payudara, beberapa rumah sakit, organisasi kanker, dan yayasan kesehatan lain menyediakan van khusus untuk memobilisasi mammogram dengan tujuan agar lebih terjangkau dan lebih mudah diakses oleh khalayak. Mereka juga menyediakan layanan mammogram yang murah bahkan gratis disertai konsultasi dokter untuk mereka yang ingin melakukan pengecekan payudara dengan menggunakan mammografi.

17 Prosedur mammografi Saat proser mammografi, payudara dikompres menggunakan mesin mammogram. Pelat sejajar mengkompres payudara untuk memastikan jaringan payudara tidak terlalu tebal untuk meningkatkan kualitas pada gambar, agar sinar x-ray tidak kesulitan untuk menembus jaringan payudara yang tebal, mengurangi pemencaran sinar radiasi, mengurangi dosis radiasi, dan menahan payudara tidak tergoyang agar gambar yang dihasilkan tidak blur/kabur. Gambar 2.3 Proses Mammografi Pada beberapa tahun yang lalu, hasil scan mammografi disimpan dalam bentuk kaset. Tetapi sekarang ini, mammografi telah disimpan dalam bentuk digital yang disebut dengan digital mammografi atau Full Field Digital Mammografi (FFDM). FFDM pertama kali diresmikan oleh FDA di Amerika

18 27 pada tahun Keuntungan dari FFDM adalah untuk meningkatkan permintaan resolusi yang lebih besar pada mammogram dan FDA juga mengklaim bahwa digital mammogram lebih memiliki hasil yang lebih baik ketimbang mammografi lawas. Contoh-contoh hasil mammografi: Gambar 2.4 (kiri) normal vs (kanan) terjangkit kanker Gambar 2.5 contohgambarhasil mammografi

19 Resiko Disamping keuntungan yang didapat dari mammografi. Mammografi juga memiliki resiko-resiko antara lain: 1. False-Positive False-positive merupakan kondisi dimana dokter mendiagnosa pasien terkena kanker payudara berdasarkan hasil analisa mammogram padahal pasien tersebut tidak terkena/terjangkit penyakit kanker payudara oleh karena itu disebut false (kesalahan) positive (terjangkit). Kondisi ini dikarenakan oleh kesalahan analisa dokter atau mungkin kesalahan pada prosedur mammogram. Kondisi ini juga menyebabkan pasien harus menjalani beberapa perawatan dan pengecekan-pengecekan ulang yang seharusnya tidak perlu. Tentu saja pasien harus mengeluarkan uang lebih banyak dikarenakan kondisi ini. Kira-kira sekitar 7% hasil scan mammogram didiagnosa sebagai falsepositive 2. False-Negative Selain false-positive tentu saja ada false-negative. Sesuai namanya, falsenegative merupakan kebalikan dari false-positive yaitu kondisi dimana pasien didiagnosa tidak terjangkit dan bersih dari kanker payudara padahal kenyataannya tidak begitu. Hal ini juga bisa disebabkan kesalahan saat proses mammografi, hasil mammogram yang kurang jelas, dan diagnosa dokter yang salah.

20 29 Pasien akan merasa aman dan tenang karena didiagnosa bersih dari kanker payudara namun, kanker tersebut akan berkembang lebih jauh sehingga akan ketahuan saat kanker tersebut telah mencapai stadium tertentu atau sudah bahaya. Selain itu, masih ada resiko lain dari mammografi yaitu kemungkinan radiasi pada saat proses mammografi yang malahan dianggap mampu menstimulasi sel kanker. Radiasi ini masih menjadi pro dan kontra para ilmuwan dikarenakan tidak ada data pasti pasien bisa terkena radiasi yang memicu kanker payudara. adapula kemungkinan resiko dari kompresi payudara saat mammografi dilakukan. Karena payudara yang ditekan dapat menyebabkan sel kanker untuk menyebar. Disamping semua resiko yang mungkin terjadi, mammografi tetaplah menjadi cara terbaik untuk mendeteksi gejala awal kanker payudara sehingga dapat dilakukan perawatan lebih cepat sebelum kanker tersebut sudah semakin ganas dan sulit dijinakkan Kalsifikasi Kalsifikasi merupakan salah satu kondisi yang bisa terdapat dari mammogram. Kalsifikasi adalah kalsium yang menggumpal/mengumpul pada jaringan payudara. Tidak semua kalsifikasi merupakan kanker payudara namun kalsifikasi merupakan tanda-tanda awal terjangkitnya kanker payudara. Kalsifikasi dibagi 2 yaitu: kalsifikasi mikro dan kalsifikasi makro.

21 30 Kalsifikasi mikro merupakan kalsifikasi kecil yang terjadi pada payudara. biasanya berbentuk titik/garis dan sangat kecil. Rata-rata kalsifikasi mikro memiliki ukuran sekitar 0.3mm. Gambar 2.6 Contoh kalsifikasi mikro pada mammogram Sesuai namanya, kalsifikasi makro merupakan kalsifikasi yang besar. Kalsifikasi makro juga tidak menjamin seseorang terjangkit kanker payudara atau tidak. Tetapi orang yang terjangkit kalsifikasi makro biasanya lebih rentan terkena kanker payudara. kalsifikasi makro biasanya diderita oleh wanita yang berusia 50 tahun ke atas.

22 31 Gambar 2.7 contoh kalsifikasi makro pada mammogram. Penyebab kalsifikasi bermacam-macam biasanya diakibatkan oleh infeksi, luka, dan lain-lain oleh karena itu kalsifikasi belum tentu adalah kanker payudara namun memiliki peluang terjangkit kanker payudara.

BAB 1 PENDAHULUAN. di bidang pendidikan, keamanan, perkantoran, bahkan pada bidan g

BAB 1 PENDAHULUAN. di bidang pendidikan, keamanan, perkantoran, bahkan pada bidan g BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarangini dunia berada di era digital. Era dimana hampir setiap aspek dalamkehidupan manusia sangat berhubungan erat dengan teknologi komputasi baik di bidang pendidikan,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan proses penyakit yang terjadi karena sel abnormal mengalami mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal membentuk klon dan berproliferasi secara abnormal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi terhadap para wanita semenjak beberapa dekade terakhir ini. Tentunya hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi terhadap para wanita semenjak beberapa dekade terakhir ini. Tentunya hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar yang terjadi terhadap para wanita semenjak beberapa dekade terakhir ini. Tentunya hal ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan)

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, hal ini bisa terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Saluran pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, percabangan bronkus dan paru-paru (bronkiolus, alveolus). Paru-paru merupakan

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel jaringan pada bagian tubuh tertentu. Kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan ikat pada payudara. Terdapat beberapa jenis kanker payudara antara lain

BAB I PENDAHULUAN. jaringan ikat pada payudara. Terdapat beberapa jenis kanker payudara antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel-sel pada jaringan payudara secara abnormal, terus menerus, tidak terkontrol dan tidak terbatas. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kanker payudara menggunakan metode dempster shafer dengan menggunakan bahasa pemogram Microsoft

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Artificial Intelligence Artificial Intelligence adalah studi tentang bagaimana komputer melakukan sesuatu dimana saat itu orang melakukannya lebih baik. (Rich dan Knight, 1991).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Rancangan Program Pemilihan Metode. Dalam perancangan program mammogram, telah ditemukan banyak

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Rancangan Program Pemilihan Metode. Dalam perancangan program mammogram, telah ditemukan banyak BAB 3 METODOLOGI 3.1 Rancangan Program 3.1.1 Pemilihan Metode Dalam perancangan program mammogram, telah ditemukan banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode-metode yang ada mencakup program yang

Lebih terperinci

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007 Pengantar PENGOLAHAN CITRA Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007 TUJUAN Mahasiswa dapat membuat aplikasi pengolahan citra Mahasiswa dapat menerapkan konsep-konsep pengolahan citra untuk menghasilkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama mortalitas di dunia (sekitar 13% dari seluruh penyebab mortalitas), diperkirakan angka mortalitas sekitar 7,9 juta kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade ini. Kanker paru merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade ini. Kanker paru merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker paru telah menjadi salah satu kanker yang sering terjadi dalam beberapa dekade ini. Kanker paru merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal yang tak terkendali pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis complex (bakteri berbentuk basil lurus, sedikit melengkung, tidak berspora dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Kanker merupakan suatu peyakit yang paling ditakuti oleh masyakat karena proses penyembuhannya yang sulit, efek yang ditimbulkan dan memerlukan biaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian paling tinggi di dunia, berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 terdapat sekitar 14 juta kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan. Kebanyakan tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan berbagai macam pemikiran manusia. Banyak teori-teori maupun

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan berbagai macam pemikiran manusia. Banyak teori-teori maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu ilmu pengetahuan semakin berkembang pesat sesuai dengan berbagai macam pemikiran manusia. Banyak teori-teori maupun aplikasi baru yang lahir

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara disebut juga dengan ca mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan mammae. Merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah 3.1.1 Analisis Kebutuhan Dalam melakukan analisa gambar mammogram, biasanya dokter secara langsung melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tumor merupakan penyakit yang mengkhawatirkan karena menjadi penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan penduduk

Lebih terperinci

DETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION

DETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kulit merupakan pelindung tubuh kita pertama kali dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Kulit terdiri dari lapisan epidermis berupa lapisan kulit mati dan dermis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian yang sering dialami oleh wanita pada usia lanjut. Tercatat bahwa pada tahun 2011, terdapat lebih

Lebih terperinci

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Tri Deviasari Wulan 1, Endah Purwanti 2, Moh Yasin 3 1,2 Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit namun tidak merasa sakit tidak akan memeriksakannya ke layanan kesehatan, tetapi apabila mereka mendapat

Lebih terperinci

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom Pengantar Pengolahan Citra Ade Sarah H., M. Kom Pendahuluan Data atau Informasi terdiri dari: teks, gambar, audio, dan video. Citra = gambar adalah salah satu komponen multimedia yang memegang peranan

Lebih terperinci

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkontrol pada jaringan paru. Munculnya kanker ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terkontrol pada jaringan paru. Munculnya kanker ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker paru adalah penyakit pertumbuhan jaringan yang tidak dapat terkontrol pada jaringan paru. Munculnya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kulit rentan mengalami penyakit, salah satu penyakit yang paling berbahaya adalah kanker kulit.

BAB I PENDAHULUAN. kulit rentan mengalami penyakit, salah satu penyakit yang paling berbahaya adalah kanker kulit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan salah satu bagian terpenting dalam organ tubuh manusia. Hal ini disebabkan, karena kulit berfungsi sebagai organ paling luar yang menutupi hampir seluruh

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerang saluran pencernaan. Lebih dari 60 persen tumor ganas kolorektal

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerang saluran pencernaan. Lebih dari 60 persen tumor ganas kolorektal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker kolorektal ( colo rectal carcinoma) atau yang biasa disebut sebagai kanker usus besar merupakan suatu tumor ganas terbayak diantara tumor lainnya yang menyerang

Lebih terperinci

CS3214 Pengolahan Citra - UAS. CHAPTER 1. Pengantar Pengolahan Citra

CS3214 Pengolahan Citra - UAS. CHAPTER 1. Pengantar Pengolahan Citra CS3214 Pengolahan Citra - UAS CHAPTER 1. Pengantar Pengolahan Citra Fakultas Informatika IT Telkom CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis) = fungsi

Lebih terperinci

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara (buah dada) adalah bagian tubuh manusia yang tidak asing lagi, terutama bagi pemiliknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa pria tidak memiliki payudara. Faktanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduk yang hidup

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Tepi Canny pada Citra Mammografi

Implementasi Deteksi Tepi Canny pada Citra Mammografi JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015 Implementasi Deteksi Tepi Canny pada Citra Mammografi Nurhasanah 1, *) dan Okto Ivansyah 2 1 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati peringkat kedua penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini, eksperimen dilakukan dua kali, dimana setiap eksperimen memiliki perbedaan pada pembagian dari kelas-kelas kanker. Eksperimen pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Lima jenis kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Metode Adaptive Thresholding Berbasis Pengolahan Citra

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Metode Adaptive Thresholding Berbasis Pengolahan Citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan seorang perempuan dewasa. Dalam tubuh seorang wanita terdapat organ reproduksi, salah satunya adalah rahim.

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)

ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan) ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan) Definisi : - Awalnya komputer difungsikan sebagai alat hitung. - Seiring dengan perkembangan jaman, komputer diharapkan dapat diberdayakan untuk mengerjakan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH Rikko Ismail Hardianzah 1), Bambang Hidayat 2), Suhardjo 3) 1),2) Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENGENALAN KECERDASAN BUATAN 2 Dengan definisi ini, Kecerdasan Buatan menawarkan baik media maupun uji teori kecerdasan. Teori-teori ini dapat d

BAB 1 PENGENALAN KECERDASAN BUATAN 2 Dengan definisi ini, Kecerdasan Buatan menawarkan baik media maupun uji teori kecerdasan. Teori-teori ini dapat d Bab1 Pengenalan Kecerdasan Buatan POKOK BAHASAN: Definisi Kecerdasan Buatan Sejarah Kecerdasan Buatan Sub Disiplin Ilmu dalam Kecerdasan Buatan Lingkup Kecerdasan Buatan pada Aplikasi Komersial Kecerdasan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat sekarang ini terutama dalam bidang teknik informasi telah menjadikan informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting.

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

Pengantar Mata Kuliah Pengolahan Citra

Pengantar Mata Kuliah Pengolahan Citra Achmad Basuki Nana R Fadilah Fahrul Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Pengantar Mata Kuliah Pengolahan Citra Content: 1. Tujuan mata kuliah Pengolahan Citra 2. Apa saja yang bisa dikerjakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh dari genus dengan perantara nyamuk Anopheles betina. Berdasarkan data WHO, pada tahun 2014 sendiri telah terjadi

Lebih terperinci

Deteksi Tepi Citra Kanker Payudara dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG)

Deteksi Tepi Citra Kanker Payudara dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Deteksi Tepi Citra Kanker Payudara dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah 1), Andi Ihwan 1) 1) Prodi Fisika FMIPA Untan, Pontianak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh manusia. Hal itu dapat dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dari

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh manusia. Hal itu dapat dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman ini, semakin banyak penyakit yang bermunculan dan terjangkit pada tubuh manusia. Hal itu dapat dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dari makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat dan tidak terkendali, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad 20 prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular mengalami

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Fractal Lacunarity Untuk Identifikasi Kanker Payudara Kartika Kapuas Sari 1, Nurhasanah 1 Joko Sampurno 1*

Aplikasi Metode Fractal Lacunarity Untuk Identifikasi Kanker Payudara Kartika Kapuas Sari 1, Nurhasanah 1 Joko Sampurno 1* Aplikasi Metode Fractal Lacunarity Untuk Identifikasi Kanker Payudara Kartika Kapuas Sari 1, Nurhasanah 1 Joko Sampurno 1* 1 Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura,, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

Pengenalan Kecerdasan Buatan (KB)

Pengenalan Kecerdasan Buatan (KB) Pengenalan Kecerdasan Buatan (KB) Pengertian Kecerdasan Buatan VS Kecerdasan Alami Komputasi KB VS Komputasi Konvensional Sejarah KB Lingkup KB Soft Computing Referensi Luger & Stubblefield - bab 1 Sri

Lebih terperinci

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA Yusti Fitriyani Nampira 50408896 Dr. Karmilasari Kanker Latar Belakang Kanker

Lebih terperinci

Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma, 2005

Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma, 2005 Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra Bertalya Universitas Gunadarma, 2005 Definisi Citra Citra (Image) adalah gambar pada bidang dua dimensi. Secara matematis, citra merupakan fungsi terus menerus (continue)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citra (image) istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. Citra (image) istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Citra (image) istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesehatan dewasa ini tidak bisa dipisahkan dengan teknologi yang terus berkembang. Pengembangan teknologi yang erat kaitannya dengan dunia kesehatan atau dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian pesatnya, seperti penelitian segmentasi dokumen. Segmentasi dokumen membuat pengguna menjadi mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya zaman begitu banyak masalah dalam kesehatan yang timbul pada wanita, khususnya pada bagian rahim. Rahim merupakan suatu organ muscular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker ditetapkan sebagai penyebab utama kematian di dunia dengan angka yang mencapai 7,6 juta atau (sekitar 13% dari semua kematian setiap tahunnya) pada tahun

Lebih terperinci

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Sinar Monika 1, Abdul Rakhman 1, Lindawati 1 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kaum hawa dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian, sebanyak 8,2 juta orang meninggal akibat kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi namun juga untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. informasi namun juga untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju, semakin banyak orang yang memanfaatkan teknologi informasi, tidak hanya untuk pemenuhan informasi namun juga untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, metode kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti: bisnis, militer, pendidikan, psikologi, permainan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di dunia

Lebih terperinci

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur BAB XXIV Kanker dan Tumor Kanker Masalah pada leher rahim Masalah pada rahim Masalah pada payudara Masalah pada indung telur Jenis kanker lain yang sering ditemukan Ketika kanker tidak dapat disembuhkan

Lebih terperinci

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Metha Riandini 1) DR. Ing. Farid Thalib 2) 1) Laboratorium Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang semakin mudah saja menjalankan aktifitasnya. Komputer yang pada

BAB I PENDAHULUAN. orang semakin mudah saja menjalankan aktifitasnya. Komputer yang pada BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Era Digital saat ini tidak bisa dipungkiri kemajuan teknologi membuat orang semakin mudah saja menjalankan aktifitasnya. Komputer yang pada awalnya digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang

Lebih terperinci

Sekilas Tentang Kecerdasan Buatan

Sekilas Tentang Kecerdasan Buatan Sekilas Tentang Kecerdasan Buatan Oleh: Entin Martiana Penyaji: Setiawardhana Definisi Kecerdasan Buatan Banyak cara untuk mendefinisikan Kecerdasan Buatan, diantaranya adalah : Suatu studi yang mengupayakan

Lebih terperinci

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang komputer merupakan suatu bidang yang tidak akan pernah berhenti dan selalu berkembang kegunaanya hingga sekarang ini. Teknologi baru dan aplikasi baru selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini jumlah penderita kanker di seluruh dunia semakin meningkat. Dari kasus kanker baru yang jumlahnya diperkirakan sembilan juta setiap tahun lebih dari setengahnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia yang memiliki keunikan. Salah satu bagian sistem biometrika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cepatnya perubahan fluktuasi harga index saham membuat para pemegang saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. Saham yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu genetik (keturunan) dan lingkungan sebagai faktor eksternal tubuh. Alergi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu genetik (keturunan) dan lingkungan sebagai faktor eksternal tubuh. Alergi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Alergi adalah penyakit atau kelainan yang tidak menular tetapi kecenderungan seseorang mengalami alergi akan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu genetik (keturunan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam. jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO Department of Gender, Women and Health mengatakan dalam jurnal Gender in lung cancer and smoking research bahwa kematian yang disebabkan oleh kanker paru-paru telah

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan

Bab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Dewasa ini, kebutuhan akan sebuah teknologi yang mampu menganalisis dan mengklasifikasikan berbagai citra ke dalam kelas-kelas yang sesuai sangat dibutuhkan. Tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat. Permasalahan kesehatan adalah hal yang esensial bagi setiap orang, karena merupakan modal utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi penyakit pada daun rose dengan menggunakan metode ANN.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi penyakit pada daun rose dengan menggunakan metode ANN. Laporan Akhir Projek PPCD Deteksi Penyakit Daun Menggunakan Artificial Neural Network (ANN) TRI SONY(G64130020), GISHELLA ERDYANING (G64130040), AMALIYA SUKMA RAGIL PRISTIYANTO (G64130044), MUHAMMAD RIZQI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prinsip teknologi dikembangkan adalah untuk membuat alat atau sarana yang dapat membantu dan memberi kemudahan bagi manusia untuk melakukan kegiatan dalam hidup. Seiring

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara yang paling sering terjadi pada wanita. Umumnya kanker payudara menyerang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker umum yang terjadi pada wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2006, memperkirakan setiap tahun jumlah penderita kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat kondisi sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini yang mengalami banyak tekanan baik dari segi ekonomi, politik, pekerjaan dan sebagainya, menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci