PROFIL DPPKA DIY 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL DPPKA DIY 2016"

Transkripsi

1 PROFIL DPPKA DIY 2016 i

2 Kata Pengantar Assalamu alaikum Wr. Wb. Profil Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta menyajikan aneka ragam aset informasi tentang informasi potensi-potensi yang dimiliki, dan Sumber Daya Manusia (SDM) DPPKA DIY yang ada. Tujuan yang hendak dicapai DPPKA DIY adalah meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah, mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, mengoptimalkan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), meningkatkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemda, meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), mewujudkan pengelolaan keuangan daerah sesuai peraturan perundang-undangan. Profil DPPKA DIY ini memuat tentang selayang pandang DPPKA DIY yang meliputi : Sejarah DPPKA DIY, Sejarah Aset Pemda DIY dan Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) DIY, yang tertuang dalam Visi dan Misi, Tugas serta fungsi DPPKA DIY, Dasar hukum, Struktur dan Bagan Organisasi DPPKA DIY, dan Arah Pengelolaan Keuangan Daerah, Arah Pengelolaan Aset Pemerintah Daerah DIY. Dalam rangka mewujudkan Elektronic government, good governance, dan clean goverment maka diharuskan kepada pemerintah secara konsisten dan optimal dalam melaksanakan dan mewujudkan visi dan misi serta kinerja DPPKA DIY. dengan kondisi ini diharapkan pelaksanaan pemerintah lebih berhasil guna, dan berdaya guna bersih dan bertanggungjawab, sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai yang tertuang dalam sasaran yang dituju sebagai bentuk upaya kerja cerdas, transparansi keuangan daerah terhadap informasi publik. Sejalan dengan hal tersebut maka, diharapkan penyusunan Profil DPPKA DIY dapat memberikan penjelasan dan informasi tentang DPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewujudkan pengelolaan keuangan dan asset terbaik se Indonesia yang transparan dan akuntabel. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, September 2016 Penyusun, Subag Data TI ii

3 Sambutan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset pada penerbitan buku Profil DPPKA DIY Assalamualaikum Wr. Wb. Sejalan dengan pemerintahan yang transparan dan akuntabel, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY berkewajiban memberikan gambaran secara umum tentang tugas fungsi dan uraian kegiatan, serta kebijakan kedepan dalam pengelolaan keuangan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berkaitan dengan hal tersebut mengacu kepada peraturan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 3 tahun 2015 tentang kelembagaan pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tertanggal 17 Juni 2015 dan didalamnya Pergub 61 tahun 2015 rincian tugas dan fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY, serta Peraturan Gubernur Nomor 102 tahun 2015 tentang rincian tugas dan fungsi dinas Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) DIY pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) DIY maka DPPKA DIY menerbitkan buku Profil DPPKA DIY. Buku Profil ini memuat tentang selayang pandang pengelolaan keuangan dan aset yang ada di DIY. Diharapkan melalui penerbitan buku ini upaya dapat memberikan kontribusi dalam rangka mewujudkan Elektronic goverment, good governance, dan clean goverment, pemerintah secara konsisten dan optimal melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kinerja serta upaya pelaksanaan pemerintah lebih berhasil guna, dan berdaya guna bersih dan bertanggung jawab, sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai dan sebagai bentuk upaya transparansi keuangan daerah terhadap publik dapat tercapai. Peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu yang sangat krusial dalam manajemen pelayanan, baik dalam lingkup manajemen sektor publik maupun sektor privat, hal ini terjadi karena di satu sisi tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dari tahun ke tahun menjadi semakin besar. Untuk itu praktik penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat perlu ditingkatkan bawasannya agar ada perbaikan yang berarti, sehingga perlu adanya standar pelayanan mutu yang baku sebagai pedoman pelayanan baik dalam sektor publik maupun sektor swasta. Berkaitan dengan hal tersebut DPPKA DIY bertekat untuk mewujudkan visi DPPKA DIY yaitu TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE INDONESIA. Saran dan kritik yang sifatnya membangun kami harapkan demi penyempurnaan sajian buku ini dan kelancaran pelaksanaan tugas berikutnya yang lebih baik, terima kasih semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Wr. Wb. Yogyakarta, September 2016 Kepala, Drs. Bambang Wisnu Handoyo NIP iii

4 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Sambutan Kepala DPPKA DIY... iii Daftar Isi... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Sejarah DPPKA Sejarah Asset Pemda DIY Sejarah UPTD (KPPD DIY) Visi dan Misi DPPKA DIY Visi Misi Budaya Kerja Pemerintahan DIY Satriya Tugas dan Fungsi Tugas Fungsi Maksud, Tujuan, Sasaran, Indikator Kerja dan Program Maksud Tujuan DPPKA DIY Sasaran yang hendak dicapai Indikator Kinerja Program Kerja Dasar Hukum Sumber Daya Manusia (SDM) DPPKA DIY Keadaan Sarana dan Prasarana Keuangan Analisa Isu-isu Strategis Peluang Tantangan Penentuan Isu-isu Strategis Alur Pikir Renstra Struktur dan Bagan Organisasi Bagan Struktur Organisasi DPPKA DIY Fungsi dan Tugas Bagan Organisasi iv

5 1.13 Rincian Tugas dan Fungsi DPPKA DIY Pergub Nomor 102 tentang UPT/KPD DIY di Kab/Kota Susunan Organisasi KPPD DIY di Kab/Kota Uraian Tugas dan Fungsi KPPD DIY di Kab/Kota Struktur Organisasi KPPD Kab/Kota se DIY BAB II STRATEGI DAN KEBIJAKAN DPPKA DIY 2.1 Strategi Analisis Eksternal Peluang Ancaman Analisis Internal Kekuatan Kelemahan Analisis SWOT Kebijakan DPPKA DIY Sasaran Peningkatan Pendapatan BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Pengertian Keuangan Daerah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pengertian APBD Struktur APBD Efisiensi Keuangan Daerah Akuntansi Akrual Opini BPK BAB IV PENGELOLAAN ASET PEMDA DIY 4.1 Pengelolaan Aset Pemerintah Daerah Keamanan Aset Pemerintah Daerah Sistem dan Prosedur Aset Pemerintah Daerah Sampel Aset Pemerintah Daerah BAB V JENIS PELAYANAN KESAMSATAN DI DIY 5.1 KPPD DIY Pelayanan Samsat Pembantu v

6 5.3 Pelayanan Samsat Keliling Pelayanan Samsat Outlet Pelayanan Samsat Sekaten Pelayanan Samsat Payment Point Pelayanan Samsat Drive Thrue E Samsat Penghargaan Kesamsatan Potensi Persyaratan Urusan Kendaraan Bermotor (KBM) di DIY Flowchart pelayanan di Samsat DIY Flowchart mekanisme pelayanan pada kantor bersama Flowchart Sistem dan Prosedur Flowchart STCK dan BTCK Flowchart mekanisme pendaftaran kendaraan bermotor Flowchart mekanisme perpanjangan STNK setelah 5 (lima) Tahun Flowchart mekanisme perpanjangan STNK setiap Tahun Flowchart Organisasi Fungsional Flowchart tata cara memperoleh santunan jasa rahardja Kontak Informasi Pelayanan Kesamsatan DIY vi

7 Lampiran: 1. RINGKASAN APBD TAHUN 2015 (Murni); 2. RINGKASAN APBD TAHUN 2015 (Perubahan); 3. NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014; 4. LAPORAN REALISASI APBD (VERSI PERMENDAGRI) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015; 5. LAPORAN REALISASI APBD (VERSI SAP) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014; 6. LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN vii

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 SEJARAH Sejarah DPPKA Sejarah terbentuknya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY adalah diawali dengan adanya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 2 Tahun 2004 tanggal 5 Februari 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di Lingkungan DIY yang mendasari terbentuknya Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2008 dengan dikeluarkannya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 6 tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di Lingkungan DIY dan peraturan gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) DIY, maka Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Daerah Istimewa Yogyakarta berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian Pada tahun 2015 adanya Perdais diterbitkan tentang kelembagaan pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 tertanggal 17 Juni 2015 dan peraturan gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 61 tahun 2015 tentang rincian tugas dan fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) DIY serta peraturan gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 102 tahun 2015 tentang pembentukan, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tatakerja unit pelaksana teknis daerah (KPPD DIY) pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) DIY. Adapun kronologis sampai terbentuknya DPPKA dimulai dari Dinas Keuangan pada tahun 1974 s/d 1975 dipimpin oleh Bapak KRT. Tjitro Kusumo, selanjutnya menjadi Direktorat Keuangan pada tahun 1975 s/d 1976 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Heri Susanto. Kemudian berubah nama menjadi Biro Keuangan masih dipimpin oleh Bapak Drs. H. Heri Susanto sampai tahun 1984, sedangkan pada tahun 1985 s/d 1995 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Sumaryono kemudian dilanjutkan kepemimpinannya oleh Bapak Drs. Suyud dari tahun 1995 s/d Selanjutnya Biro Keuangan dipimpin oleh Bapak Drs. Mulyanto dari tahun 1997 s/d 2001 dan berubah menjadi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) dari tahun 2004 s/d 14 Februari 2008 dibawah pimpinan Bapak Drs. Mulyanto, pada saat itu BPKD merupakan penggabungan dari Biro Keuangan, Dispenda dan Bidang Aset Bapekoinda Provinsi DIY. Bapak Drs. Bambang Wisnu Handoyo mulai dari tanggal 14 Februari 2008 memimpin BPKD sampai sekarang, yang 1

9 namanya berubah menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY sejak 15 Februari tahun Dalam rangka mewujudkan Elektronic goverment, good governance dan clean goverment, maka diharuskan kepada pemerintah secara konsisten dan optimal melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kinerja, dengan kondisi ini diharapkan pelaksanaan pemerintah lebih berhasil guna, dan berdaya guna bersih dan bertanggungjawab, sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai dan sebagai bentuk upaya transparansi Keuangan terhadap publik. DPPKA DIY dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh Sekretaris Dinas. Sekretaris Dinas membawahi Subag Umum, Subag Program, Subag Data & TI. Dalam menjalankan tugasnya Kepala DPPKA dibantu oleh 6 bidang yang meliputi : Bidang Anggaran Pendapatan, Bidang Anggaran Belanja, Bidang Pengelolaan Kas Daerah, Bidang Administrasi Keuangan Daerah, Bidang Akuntansi, Bidang Pengelolaan Barang Daerah dan dibantu oleh UPTD yaitu KPPD 4 Kabupaten dan 1 Kota. Bidang Anggaran Pendapatan membawahi 3 Seksi antara lain Seksi Pajak Daerah, Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain, Seksi Perimbangan Keuangan Daerah. Bidang Anggaran Belanja membawahi 4 Seksi antara lain Seksi Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan Rakyat, Seksi Fisik, Sarpras, dan Seksi Perekonomian. Bidang Pengelolaan Kas Daerah membawahi 4 Seksi antara lain : Seksi Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan Rakyat, dan Seksi Fisik, Sarpras, dan Seksi Perekonomian Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah membawahi 3 Seksi yang antara lain : Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kab/Kota, Seksi Bina Pengelolaan Keuangan, dan Seksi Administrasi Dana Non APBD. Bidang Akuntansi yang membawahi 4 Seksi yang antara lain : Seksi Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan Rakyat, Seksi Fisik, Sarpras, dan Seksi Perekonomian Bidang Pengelolaan Barang Daerah membawahi 3 Seksi yang antara lain Seksi Administrasi Barang Daerah, Seksi Pendayagunaan Barang Daerah, serta seksi Monitoring dan Evaluasi. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) menyebar di 4 Kabupaten dan 1 Kota pembentukannya di pimpin oleh Kepala KPPD yang masing-masing membawahi 1). Kasubag dan 2). Kasi antara lain : Kasubag. Tata Usaha, Kasi Pendaftaran dan Penetapan, Kasi Pembukuan dan Penagihan Sejarah Aset Pemda DIY. Aset Provinsi DIY yang pernah ditangani Biro Umum Provinsi DIY. Pada tahun 2003 manajemen aset ditangani oleh Badan Pengembangan Perekonomian dan Investasi Daerah (Bapekoinda) Provinsi DIY seterusnya pada tahun 2004 manajamen aset pindah pengelolaannya ke Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi DIY, yang pada tahun 2008 melalui Perda Provinsi DIY no. 06 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008, berubah nama menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Provinsi DIY, sampai sekarang. 2

10 Aset Provinsi DIY terdiri dari tanah dan bangunan serta gedung-gedung perkantoran pemda provinsi DIY seluruh SKPD dan UPTD yang menyebar di Kabupaten / Kota di Provinsi DIY, termasuk kantor perwakilan daerah yang ada di Jakarta. Ada 2 (dua) permasalahan asset yang paling mendasar yaitu : Asetnya ada tetapi Administrasinya tidak ada atau sebaliknya Asetnya tidak ada tetapi Administrasinya ada. Ada juga yang ada Asetnya dan ada Administrasinya, tetapi masih dalam sengketa tentunya belum bisa dimasukkan ke dalam asset pemda sampai dengan permasalahan sudah clear baru dimasukkan ke dalam asset pemda DIY. Aset di Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi aset menyebar di Wilayah Kabupaten dan Kota terdiri dari Aset Sultan Ground, PA Ground dan Aset Pemda DIY Sejarah UPTD (KPPD DIY) Pada masa penjajahan Belanda, Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dipungut oleh pemerintah Hindia Belanda di Jakarta. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta. Saat penjajahan Belanda hingga awal kemerdekaan Republik Indonesia jumlah kendaraan masih sangat sedikit sehingga belum merupakan sumber pendapatan yang potensial. Pada perkembangannya dalam rangka perimbangan keuangan pusat dan daerah, beberapa jenis pajak termasuk pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor diserahkan kepada daerah sebagai sumber pendapatan daerah tingkat I/Provinsi, melalui ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1968 jo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 5 Tahun Pada saat itu masyarakat wajib pajak apabila akan membayar pajak kendaran bermotor diharuskan mendatangi instansi Kontor Kepolisian, Kantor Pajak ke Kantor PT. Jasa Raharja yang letaknya tidak terdapat dalam satu lokasi. Kondisi demikian mengakibatkan pengurusan pembayaran pajak kendaraan bermotor memerlukan waktu lebih lama dan cukup menyulitkan. Atas dasar kondisi lokasi tersebut munculah gagasan untuk melakukan kerjasama guna meningkatkan kemudahan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dengan menyatukan pelayanan dalam satu atap. Oleh karena itu pada tahun 1976 dibentuk kantor Samsat di seluruh Indonesia dengan diterbitkannya pada Surat Keputusan Bersama Menhankam/Pangab, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan Pol. Kep/13/XII/1976, nomor Kep.11963/MK/IV/112/1976 dan nomor 311 tahun 1976 tentang Peningkatan Pelayanan kepada masyarakat serta Peningkatan Pendapatan Daerah khususnya mengenai Pajak-pajak Kendaraan Bermotor. Pengurusan pajak kendaraan bermotor melalui Kantor Samsat ini tidak perlu mendatangi tiga tempat baik Kepolisian. Kantor 3

11 Pajak dan Kantor Asuransi Jasa Raharja, karena pelayanan sudah dilakukan dalam satu kantor bersama yakni Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Pada awal tahun 1978 di Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan satu Kantor Samsat darurat berlokasi di Gondolayu Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1982 kantor samsat dipindahkan di gedung samsat yang baru representatif di jalan Tentara Pelajar nomor 15 Yogyakarta. Namun karena perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang semakin hari semakin meningkat maka dianggap perlu membentuk kantor Samsat di daerah Kabupaten/kota. Sebagai upaya untuk mempermudah Pelayanan kepada Wajib Pajak maka dibentuklah Kantor SAMSAT di Kabupaten dan Kota Pada : 1. Tanggal 13 Januari 1982 didirikan Kantor SAMSAT di Kota Yogyakarta diresmikan oleh Mendagri Amir Machmud; 2. Tanggal 18 Agustus 1986 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Bantul; 3. Tanggal 26 April 1984 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Kulon Progo; 4. Tanggal 28 April 1984 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Gunung Kidul; 5. Tanggal 18 Maret 1987 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Sleman. 1.2 Visi dan Misi DPPKA DIY Visi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki visi : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE INDONESIA Misi Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta adalah : 1. Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah; 2. Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah; 3. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD; 4. Mengembangkan kapasitas pengelolaan Keuangan Daerah; 5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik; 6. Meningkatkan profesionalisme SDM. 1.3 Budaya Kerja Pemerintahan DIY Satriya Budaya kerja aparatur adalah nilai dan cerminan dari kebiasaan kerja yang dibakukan, sebagai standar perilaku kerja aparatur dalam rangka memberi arah pencapaian visi dan misi organisasi. Idealnya budaya pemerintah ini menjiwai atau sejalan dengan pelaksanaan sistem 4

12 manajemen pemerintahan mulai dari perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan. Budaya Jawa sudah dikenal sebagai budaya adiluhung. Budaya Jawa bagi Pemerintah Daerah DIY diejawantahkan ke dalam budaya organisasi yang dikenal dengan nama Budaya Pemerintahan Satriya antara lain : 1. Budaya Pemerintahan yang telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur No. 72 tahun 2008 tentang Budaya Pemerintahan di DIY adalah bentuk komitmen Pemerintah Daerah DIY dalam mencapai keberhasilan transformasi birokrasi, yang berbasiskan pada misi-misi kearifan lokal DIY yaitu filosofi Hamemayu Hayuning Bawana dan ajaran moral sawiji, greget, sengguh ora mingkuh serta dengan semangat golong gilig. 2. Kekhasan bidang pemerintahan Satriya ini perlu dimiliki oleh setiap PNS di lingkungan Pemda DIY dan Pemda Kabupaten/Kota se-diy, dalam artian tidak sekedar mengetahui, tetapi juga meresapi, memahami, dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur Budaya Pemerintahan Satriya ke dalam diri masing-masing. 3. Budaya SATRIYA lanjutnya, merupakan nilai budaya yang mengandung filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, bermakna sebagai kewajiban melindungi dan memelihara serta membina keselamatan dunia lebih untuk mementingkan berkarya bagi masyarakat dari pada memenuhi ambisi pribadi. 4. Tercermin dalam prilaku PNS antara lain : Ramah, kami senantiasa selalu bersikap ramah dalam menjalankan tugas; Transparan / Terbuka, kami seluruh PNS senantiasa bersikap transparan/terbuka dalam melayani kepada masyarakat; Disiplin, kami seluruh pegawai DPPKA DIY bersikap disiplin dalam mengemban tugas melayani Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), masyarakat/wajib Pajak; Tanggungjawab, kami senantiasa akan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas; Kumunikatif, kami senantiasa akan selalu berkomunikasi dalam setiap tindakan; Sabar, kami senantiasa akan bersikap sabar dalam menjalankan tugas; Iklas/Tanpa pamrih, kami senantiasa akan bersikap iklas/tanpa pamrih dalam menjalankan tugas; Budaya malu, kami sentiasa akan merasa malu apabila kami melakukan hal-hal yang kurang terpuji. 5. Nilai-nilai Kami bangga dipercaya menjadi pegawai DPPKA DIY yang bertanggungjawab memberikan pelayanan kepada SKPD dan masyarakat, oleh karena itu kami : - Sumber Daya Manusia (SDM), seluruh potensi sumber daya manusia bersama-sama mewujudkan visi dan misi DPPKA DIY; - Integritas, kami dapat dipercaya karena jujur dalam setiap tindakan, terbuka dan konsisten; - Saling menghormati dan menghargai, kami senantiasa memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghargai pendapat orang lain; - Ketulusan hati dan keterbukaan, kami senantiasa mendengar, merespon dengan cepat dan mengharapkan keterlibatan masyarakat; 5

13 - Kerja tim, kami senantiasa bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan amanah; - Inisiatif, kreatif dan Inovasi, kami selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik dengan meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan. 1.4 Tugas dan Fungsi Tugas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 61 Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) DIY dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 102 Tahun 2015 tentang UPTD Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) DIY. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Perdais Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tanggal 17 Juni 2015 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Fungsi Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) DIY mempunyai fungsi : 1. Penyusunan program dibidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan barang daerah; 2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan barang daerah; 3. Penyelenggaraan pengelolaan pendapatan daerah; 4. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 5. Pengelolaan kas daerah; 6. Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan daerah; 7. Penyelenggaran akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; 8. Penyelenggaraan pengelolaan barang daerah; 9. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; 10. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dinas. 11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya; 6

14 1.5 Maksud, Tujuan, Sasaran, Indikator Kerja dan Prgram Kerja Maksud: Dengan disusunnya Profil DPPKA DIY untuk memberi gambaran selayang pandang, apa yang ingin dicapai selama lima tahun kedepan memuat visi, misi, tujuan serta strategi dan kebijakan dan sasaran bagi pelaksanaan program dan kegiatan DPPKA pada tahun , yang harus dilaksanakan secara terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan Tujuan DPPKA DIY antara lain: Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka tujuan jangka menengah selama 5 tahun anggaran adalah : 1. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah; 2. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel; 3. Mengoptimalkan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah; 4. Meningkatkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah bagi Pemda; 5. Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran RPJMD; 6. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah kabupaten/kota yang transparan dan akuntabel sesuai peraturan perundang-undangan Sasaran yang hendak dicapai antara lain: 1. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah; 2. Meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah bagi Pemerintah Daerah; 3. Mengoptimalkan peningkatan kinerja BUMD; 4. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel Indikator Kinerja: 1. Prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah; 2. Prosentase asset daerah yang dapat dimanfaatkan; 3. Prosentase deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD; 4. Opini Pemeriksaan BPK (wtp=1, WDP=2, Disclaimer=3) Program Kerja: 1. Pelayanan administrasi perkantoran; 2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur; 3. Peningkatan kapasitas Sumber Daya aparatur; 4. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan kinerja dan keuangan; 5. Peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah; 6. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kabupaten/ Kota; 7

15 7. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah; 8. Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi; 9. Penataan Peraturan Perundang-undangan; 10. Pengembangan investasi dan aset daerah; 11. Pengembangan dan pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga Keuangan Mikro; 12. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah. 1.6 Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 6. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta; 7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/D; 13. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemda; 8

16 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan BMD; 17. Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 18. Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 tahun 2011 tentang Pajak Daerah; 19. Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016; 20. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016; 21. Perdais Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewenangan Dalam Urusan Keistimewaan DIY; 22. Perdais Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemda DIY; 23. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2014 tentang Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; 24. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 30 Tahun 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta; 25. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 31 Tahun 2014 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB); 26. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB); 27. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 61 Tahun 2015 tentang Struktur Kelembagaan DPPKA; 28. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun 2016 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016; 29. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 102 Tahun 2015 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada DPPKA; 30. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 112 Tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah DIY; 31. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 119 Tahun 2015 tentang 9

17 Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016; 32. Surat Keputusan Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Direktur Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri dan Direktur Utama PT. Jasa Raharja (Persero), Nomor: SKEP/06/X/1999; Nomor: /1999 dan Nomor: SKEP/02/1999 tentang Pedoman Tata Laksana Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap dalam penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Tanda Coba Kendaraan Bermotor dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor serta Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan; 33. Instruksi Bersama MENHANKAM / Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor INS/03/M/X/1999; Nomor 29 Tahun 1999 dan Nomor 6/IMK.014/1999 tentang pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap dalam penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, Tanda Nomor Kendaraan Bermotor dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor serta Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ); 34. Peraturan Bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Direktur Operasi PT. Jasa Raharja (Persero), Nomor 5 Tahun 2008, Nomor B/4820/XI/2008, SKEB/XII/2008, tentang Pelayanan Prima Samsat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 35. Peraturan Pelaksanaan Pelayanan Prima Samsat Bersama Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Yogyakarta, Nomor B/106/III/2010/DLL, Nomor 973/4792/AP, Nomor AS/2/III/2011, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelayanan Prima Samsat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 36. Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 973/10850/AP, dan Nomor 0214/OM 0004 tentang Penerimaan Setoran Pajak Kendaraan Bermotor di Kantor Bank BPD DIY. 1.7 Sumber Daya Manusia DPPKA DIY Keadaan Pegawai Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta per 31 Desember 2015 sebanyak 265 orang, perincian kondisi riil pegawai berdasarkan jabatan, golongan, tingkat pendidikan, jenis kelamin adalah sebagaimana tabel dibawah. 10

18 GOL. Tabel I.7.1 Kondisi riil pegawai berdasarkan golongan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin*) LAKI-LAKI PEREMPUAN D3 JML D3 S2 S1 / SM SLTA SLTP SD S2 S1 /SM SLTA SLTP SD IV/e IV/d IV/c IV/b IV/a JML.GOLIV III/d III/c Sumber: Laporan Tahunan Kepegawaian DPPKA DIY 2015, diolah JML JML. TOTAL III/b III/a JML.GOL.III II/d II/c II/b II/a JML.GOL.II I/d I/c I/b I/a JML.GOL.I JML.TOTAL

19 Tabel I.7.2 Kondisi riil pegawai berdasarkan jabatan Sumber: Laporan Tahunan Kepegawaian DPPKA DIY Tahun 2015, diolah No Jabatan Eselon Kondisi Riil Formasi Struktural Kepala Dinas II.A 1 1 Sekretaris III.A 1 1 Kepala Bidang III.A 6 6 Kepala UPTD III.A 5 5 Kepala Seksi / Sub Bagian IV.A Fungsional Umum Staf Jumlah Pejabat struktural Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sebanyak 38 orang, sedang jumlah ideal sesuai Peraturan Gubernur Nomor 66/2008 tentang Kualifikasi Jabatan sebanyak 39 orang. Pejabat fungsional umum sebanyak 214 orang, sedangkan jumlah idealnya sesuai Peraturan Gubernur Nomor 2/2012 tentang Kualifikasi Jabatan Fungsional Umum, jumlah pejabat fungsional umum pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sebanyak 341 orang. Bila dilihat dari beban kerja, masih terdapat kekurangan jumlah pejabat struktural sebanyak 1 orang demikian pula untuk pejabat fungsional umum masih kekurangan sejumlah 127 yang mengakibatkan terdapat pejabat fungsional umum yang merangkap jabatan. Dibutuhkan tambahan pegawai mengingat beban kerja dan tugas fungsi instansi. I.8 Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pendukung fungsi dan tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta s e b a g a i m a n a t e r g a m b a r k a n d a l a m t a b e l d i b a w a h. 12

20 No Tabel I.8.1 Sarana dan Prasarana DPPKA DIY*) di Ganti dari Aset Sarana/Prasarana Kondisi Jumlah Kebutuhan Ideal Bangunan / Gedung Kendaraan Roda Kendaraan roda Kendaraan roda Komputer yang dapat digunakan Laptop yang dapat digunakan AC yang dapat digunakan Server UPS Printer/Scanner CCTV LCD Viuwer Mesin Ketik Manual Faximile Layar Monitor CPU Brankas Komputer Informasi layanan Pesawat telepon Filing Kabinet *Sumber : Laporan Inventaris Barang Daerah DPPKA DIY Tahun 2015, diolah Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kebutuhan ideal sarana dan prasarana pendukung ketugasan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset telah memenuhi kebutuhan sesuai beban kerja secara administratif namun untuk kebutuhan operasional pelayanan kepada wajib pajak masih dibutuhkan 2 unit kendaraan roda 6 yang akan digunakan untuk pelayanan bus samsat keliling. I.9 Keuangan Jumlah anggaran yang dikelola Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015 sesuai Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Nomor 12/DPPA/2015, tanggal 22 Oktober 2015 adalah sebanyak Rp ,00 dengan perincian belanja tidak langsung Rp ,00 dan belanja langsung Rp ,00 13

21 1.10 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Peluang 1. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan bertambahnya kendaraan baru; 2. Fluktuasi harga BBM; 3. Tarif pungutan dalam Pengelolaan retribusi daerah dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di daerah; 4. Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi terhadap penggunaan barang milik daerah; 5. Badan Usaha Milik Daerah dapat dikembangkan dan ditingkatkan; 6. Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola keuangan dan aset masih bisa dikembangkan; 7. BMD Pemda DIY yang idle masih bisa dikembangkan/dioptimalkan; Tantangan 1. Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap tahun naik sehingga akan mengalami titik jenuh mengakibatkan stagnan dan terus menurun, sehingga sumber PAD dari pajak akan menurun; 2. Adanya pembatasan / kepemilikan KBM selain untuk menekan penggunaan BBM karena luasan dan panjang lintasan jalan yang terbatas serta potensi polusi; 3. Penentuan harga satuan yang sangat cepat berubah sedangkan proses perundangan membutuhkan waktu, sehingga antara target dan realisasi terdapat kesenjangan yang tinggi; 4. Regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah sering berubah; 5. Regulasi Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan BMD harus diikuti Penyusunan Perda sebagai pengganti Perda Nomor 15 Tahun 2011; PENENTUAN ISU ISU STRATEGIS 1. Potensi pendapatan dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan daerah yang syah untuk meningkatkan PAD; 2. Peningkatan Kapasitas pengelolaan keuangan daerah; 3. Perbaikan dan peningkatan kinerja BUMD; 4. Peningkatan pemanfaatan dan penatausahaan asset; 5. Peningkatan kompetensi SDM; 6. Peningkatan kualitas layanan pajak Alur Pikir Alur Pikir Renstra RPJPD DIY VISI : Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera MISI : Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditempuh melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut : 1. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh sumber daya pendidikan yang handal; 2. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya secara berkesinambungan; 3. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif; 4. Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif, berbasis pada kearifan budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan rakyat. 14

22 RPJMD DIY Tahun Visi : Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru Misi :1. Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan; 2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif; 3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik; 4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah. FAKTOR EKSTERNAL DPPKA DIY VISI : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE INDONESIA MISI : 1. Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah; 2. Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah; 3. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD; 4. Mengembangkan kapasitas pengelolaan Keuangan Daerah; 5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik; 6. Meningkatkan profesionalisme SDM. 1. Perkembangan perekonomian global; 2. Perkembangan Teknologi Informasi; 3. Peraturan tentang Pengelolaan Keuangan sering berubah ; 4. Kesadaran dan kondisi pada Wajib Pajak. 1. Potensi pendapatan pajak, retribusi, lain2 PAD yang sah; 2. Optimalisasi aset; 3. Kinerja BUMD; 4. Kapasitas pengelolaan keuangan dan aset; 5. Pelayanan publik. 6. Kompetensi SDM FAKTOR INTERNAL 15

23 1.12 Struktur dan Bagan Organisasi Struktur Organisasi Struktur Organisasi SKPD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tanggal 17 Juni 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja SKPD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SKPD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut: 1. Pimpinan : Kepala Dinas 2. Sekretariat : Sekretaris 3. Bidang-bidang : - Kepala Bidang Anggaran Pendapatan; - Kepala Bidang Anggaran Belanja; - Kepala Bidang Pengelolaan Kas Daerah; - Kepala Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah; - Kepala Bidang Akuntansi; - Kepala Bidang Pengelolaan Barang Daerah. 4. UPTD : - Kepala KPPD DIY di Kota Yogyakarta; - Kepala KPPD DIY di Kabupaten Bantul; - Kepala KPPD DIY di Kabupaten Kulonprogo; - Kepala KPPD DIY di Kabupaten Gunungkidul; - Kepala KPPD DIY di Kabupaten Sleman. 5. Kelompok Jabatan Fungsional 16

24 Adapun bagan struktur organisasi sebagaimana gambar dibawah. Gambar I Bagan Struktur Organisasi DPPKA DIY KEPALA DINAS SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBBAGIAN UMUM SUBBAGIAN PROGRAM SUBBAGIAN DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI BIDANG ANGGARAN PENDAPATAN BIDANG ANGGARAN BELANJA BIDANG PENGELOLAAN KAS DAERAH BIDANG BINA ADMINISTRASI ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH BIDANG AKUNTANSI BIDANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH UPT D SEKSI PAJAK DAERAH SEKSI PEMERINTAHAN SEKSI PEMERINTAHAN SEKSI BINA APBD DAN PERHITUNGAN KAB/KOTA SEKSI PEMERINTAHAN SEKSI ADMINISTRASI BARANG DAERAH SEKSI RETRIBUSI DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN SEKSI KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKSI KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKSI BINA PENGELOLAAN KEUANGAN SEKSI KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKSI PENDAYAGUNAAN BARANG DAERAH SEKSI PERIMBANGAN KEUANGAN DAERAH SEKSI FISIK, SARPRAS SEKSI PEREKONOMIAN SEKSI FISIK, SARPRAS SEKSI PEREKONOMIAN SEKSI ADMINISTRASI DANA NON APBD SEKSI FISIK, SARPRAS SEKSI PEREKONOMIAN SEKSI MONITORING DAN EVALUASI 17

25 Bagan Organisasi ERMA UMAYAH, SE Penata Tingkat! (IIId) NIP RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DPPKA DIY berdasarkan Pergub 61 tahun 2015 sebagai RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI Susunan Organisasi Dinas, terdiri dari: a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari: 1. Subbagian Umum; 2. Subbagian Program; dan 3. Subbagian Data dan Teknologi Informasi. c. Bidang Anggaran Pendapatan, terdiri dari: 18

26 1. Seksi Pajak Daerah; 2. Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain; dan 3. Seksi Perimbangan Keuangan Daerah. d. Bidang Anggaran Belanja, terdiri dari: 1. Seksi Pemerintahan; 2. Seksi Perekonomian 3. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan 4. Seksi Kesejahteraan Rakyat e. Bidang Pengelolaan Kas Daerah, terdiri dari: 1. Seksi Pemerintahan; 2. Seksi Perekonomian; 3. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan 4. Seksi Kesejahteraan Rakyat f. Bidang Bina Keuangan Daerah, terdiri dari: 1. Seksi Bina Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan Perhitungan Kabupaten/Kota; 2. Seksi Bina Pengelolaan Keuangan; dan 3. Seksi Bina Administrasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah. g. Bidang Akuntansi, terdiri dari: 1. Seksi Pemerintahan; 2. Seksi Kesejahteraan Rakyat; 3. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan 4. Seksi Perekonomian; h. Bidang Pengelolaan Barang Daerah, terdiri dari : 1. Seksi Administrasi Barang Daerah; 2. Seksi Pendayagunaan Barang Daerah; dan 3. Seksi Monitoring dan Evaluasi; i. UPT; dan j. Kelompok Jabatan Fungsional. 19

27 RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset 1. Dinas mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, pengelolaan kas daerah, akuntansi dan pembinaan administrasi keuangan daerah, serta pengelolaan barang milik daerah; 2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas mempunyai fungsi : a. penyusunan program di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, pengelolaan kas daerah, akutansi dan pembinaan administrasi keuangan daerah serta barang milik daerah; b. perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, pengelolaan kas daerah, akutansi dan pembinaan administrasi keuangan daerah serta barang milik daerah; c. pengelolaan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain, serta pendapatan transfer; d. penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; e. pelaksanaan pengelolaan keuangan; f. pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan Kabupaten/Kota, Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah serta dana non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; g. pengelolaan kas daerah dan akuntansi; h. pengelolaan barang milik daerah; i. pelaksanaan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TPTGR); j. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja urusan keuangan serta pengelolaan barang daerah; k. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat : 1. Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan ketatausahaan, penyusunan program, kepegawaian, pengelolaan keuangan, pengelolaan data dan informasi, ketatalaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan kinerja Dinas. 2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Sekretariat mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; 20

28 b. penyusunan program Dinas; c. fasilitasi perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset; d. penyelenggaraan kearsipan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang, kehumasan, kepustakaan dan ketatalaksanaan Dinas; e. penyelenggaraan kepegawaian Dinas; f. pengelolaan keuangan Dinas; g. pengelolaan data dan pengembangan sistem informasi; h. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program serta penyusunan laporan kinerja Dinas; i. fasilitasi pelaksana koordinasi dan pengembangan kerjasama teknis; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Sekretariat; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat terdiri atas: a. Subbagian Umum; b. Subbagian Program; dan c. Subbagian Data dan Teknologi Informasi. Subbagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang, kepegawaian, kehumasan, kepustakaan dan ketatalaksanaan Dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Subbagian Umum mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; b. pengelolaan kearsipan; c. penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas; d. pengelolaan barang Dinas; e. pengelolaan data kepegawaian Dinas; f. penyiapan bahan mutasi pegawai Dinas; g. penyiapan kesejahteraan pegawai Dinas; h. penyiapan bahan pembinaan pegawai Dinas; i. penyelenggaraan kehumasan Dinas; j. pengelolaan kepustakaan Dinas; k. penyiapan bahan ketatalaksanaan Dinas; dan l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Umum; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 21

29 Subbagian Program mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan laporan kinerja serta pengelolaan keuangan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Subbagian Program mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyusunan program Dinas; c. penyiapan rencana anggaran Dinas; d. pengelolaan keuangan Dinas; e. penyelenggaraan penatausahaan keuangan Dinas; f. penyelenggaraan akuntansi keuangan; g. penyelenggaraan verifikasi anggaran; h. penyusunan pertanggungjawaban anggaran; i. pengendalian, monitoring dan evaluasi program; j. penyusunan laporan program Dinas; k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Program; dan l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Subbagian Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data, pengembangan sistem dan teknologi informasi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Subbagian Data dan Teknologi Informasi mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; b. pengelolaan data dan pelayanan informasi pengelolaan keuangan daerah; c. pengembangan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah; d. pemeliharaan jaringan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah; e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Data dan Teknologi Informasi; dan f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 22

30 Bidang Anggaran Pendapatan Bidang Anggaran Pendapatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain serta dana perimbangan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Anggaran Pendapatan mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis anggaran pendapatan; c. perumusan perencanaan dan pengembangan untuk meningkatkan pendapatan dan penerimaan; d. perumusan kebijakan teknis pemungutan pajak, retribusi, pendapatan lain-lain dan penerimaan dana perimbangan; e. penelitian dan pengkajian intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah; f. koordinasi penyelenggaraan pemungutan, penagihan, pemasukan, pengumpulan pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain, serta penerimaan dana perimbangan; g. pelaksanaan monitoring, pengendalian, pengawasan, evaluasi tata cara pemungutan, pemasukan, pengumpulan, pembukuan, penyusunan laporan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; h. koordinasi pengelolaan pelaksanaan dana perimbangan, penyelesaian sengketa pajak; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Anggaran Pendapatan; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Anggaran Pendapatan terdiri atas: a. Seksi Pajak Daerah; b. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain; dan c. Seksi Perimbangan Keuangan Daerah. Seksi Pajak Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan penetapan dan fasilitasi sengketa pajak daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pajak Daerah mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis pajak daerah; c. perencanaan penerimaan pajak daerah yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor 23

31 (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) dan Air Permukaan AP); d. pengumpulan data tentang sumber penerimaan Pajak Daerah dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) dan Air Permukaan (AP) dalam rangka perumusan kebijaksanaan; e. penyusunan pedoman teknis meliputi penetapan, penagihan, pemasukan, pengumpulan serta pelaporan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Biaya Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) dan Air Permukaan (AP); f. fasilitasi penyelesaian sengketa dan keberatan pajak daerah; g. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pengelolaan pajak daerah serta pelaksanaan pembukuan dan pelaporan; h. pengkajian terhadap obyek pungutan dan analisis kemungkinan adanya pengembangan obyek baru yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pajak Daerah; j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain mempunyai tugas melaksanakan pemungutan serta administrasi pendapatan yang bersumber dari retribusi dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lainlain mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis retribusi dan pendapatan lain-lain; c. perencanaan penerimaan retribusi daerah, pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; d. pengumpulan, pengolahan data tentang sumber-sumber potensi pendapatan daerah dari pemungutan retribusi dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; e. penyediaan perforasi (legalisasi benda-benda berharga) yang diperlukan sebagai sarana pemungutan retribusi daerah oleh SKPD berpendapatan; 24

32 f. penyiapan koordinasi, monitoring, evaluasi pengelolaan retribusi, pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah serta melaksanakan pembukuan dan pelaporan; g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap obyek-obyek retribusi dan pendapatan lain-lain; h. pengkajian terhadap obyek pungutan dan analisis kemungkinan adanya pengembangan obyek baru yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Perimbangan Keuangan Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan penetapan pendapatan transfer. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Seksi Perimbangan Keuangan Daerah mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis perimbangan keuangan daerah; c. penyusunan rencana penerimaan pendapatan transfer; d. penyiapan bahan pelaksanaan penerimaan pendapatan transfer; e. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pengelolaan pendapatan transfer; f. pelaksanaan pembukuan dan pelaporan pengelolaan pendapatan transfer; g. pelaksanaan intensifikasi penerimaan pendapatan transfer; h. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan pengelolaan pendapatan transfer; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Perimbangan Keuangan Daerah; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Anggaran Belanja Bidang Anggaran Belanja mempunyai tugas menyusun APBD dan atau perubahan APBD, Anggaran Kas Pemerintah Daerah, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan SPD. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Bidang Anggaran Belanja mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis anggaran belanja; 25

33 c. penyusunan rancangan APBD dan perubahan APBD; d. perumusan kebijakan perencanaan APBD dan penyediaan dana; e. koordinasi pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/ Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) dan penyusunan Anggaran Kas Pemerintah Daerah; f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Anggaran Belanja; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Anggaran Belanja terdiri atas: a. Seksi Pemerintahan; b. Seksi Perekonomian c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan d. Seksi Kesejahteraan Rakyat. Seksi Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan APBD dan atau perubahan APBD di bidang pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis penyusunan dan/atau perubahan APBD di bidang pemerintahan; c. penyusunan rencana APBD dan/atau perubahan APBD di bidang pemerintahan; d. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) dan/atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA-SKPD) di bidang pemerintahan; e. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang pemerintahan; f. penyusunan Surat Penyediaan Dana (SPD) untuk SKPD di bidang pemerintahan; g. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD di bidang pemerintahan; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pemerintahan; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Perekonomian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan APBD dan atau perubahan APBD di bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Perekonomian mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis penyusunan dan atau perubahan APBD di bidang 26

34 perekonomian; c. penyusunan rencana APBD dan atau perubahan APBD di bidang perekonomian; d. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) dan atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA-SKPD) di bidang perekonomian; e. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang perekonomian; f. penyusunan SPD untuk SKPD di bidang perekonomian; g. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD di bidang perekonomian; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Seksi Perekonomian; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan APBD dan atau perubahan APBD di bidang fisik dan prasarana. Untuk melaksanakan Tugas sebagaimana dimaksud Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis penyusunan APBD dan/atau perubahan APBD di bidang fisik dan prasarana; c. penyusunan rencana APBD dan atau perubahan APBD di bidang fisik dan sarana prasarana; d. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) dan/atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA-SKPD) di bidang fisik dan sarana prasarana; e. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang fisik dan sarana prasarana; f. penyusunan SPD untuk SKPD di bidang fisik dan sarana prasarana; g. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD dan/atau perubahan APBD di bidang fisik dan sarana prasarana; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan APBD dan atau perubahan APBD di bidang kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi: 27

35 a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis penyusunan APBD dan/atau perubahan APBD di bidang kesejahteraan rakyat; c. penyusunan rencana APBD dan/atau perubahan APBD di bidang kesejahteraan rakyat; d. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) dan/atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA-SKPD) di bidang kesejahteraan rakyat; e. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang kesejahteraan rakyat; f. penyusunan SPD untuk SKPD di bidang kesejahteraan rakyat; g. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD di bidang kesejahteraan rakyat; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Kesejahteraan Rakyat; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pengelolaan Kas Daerah Bidang Pengelolaan Kas Daerah mempunyai tugas menghimpun data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya, melakukan pencatatan pendapatan dan pengeluaran APBD, mengendalikan pelaksanaan keuangan APBD dan menerbitkan SP2D. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Bidang Pengelolaan Kas Daerah mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan kas daerah; c. penyusunan kebutuhan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS); d. koordinasi pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK); e. koordinasi pencatatan pendapatan dan pelaksanaan pengeluaran atas beban kas daerah; f. Penerbitan SP2D; g. pengendalian pelaksanaan APBD; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Pengelolaan Kas Daerah; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pengelolaan Kas Daerah terdiri atas: a. Seksi Pemerintahan; b. Seksi Perekonomian; 28

36 c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan d. Seksi Kesejahteraan Rakyat. Seksi Pemerintahan mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang pemerintahan; c. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang pemerintahan; d. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada PA/KPA, Potongan Fihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran Wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan dan iuran pemerintah daerah di bidang pemerintahan; e. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang pemerintahan; f. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM) dan rancangan SP2D di bidang pemerintahan; g. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang pemerintahan; h. pemrosesan surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP); i. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang pemerintahan; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pemerintahan; k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Perekonomian mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Perekonomian mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; 29

37 b. penyiapan bahan kebijakan teknis pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang perekonomian; c. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang perekonomian; d. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada SKPD, Potongan Fihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran Wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan dan iuran pemerintah daerah di bidang perekonomian; e. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang perekonomian; f. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), SP2D di bidang perekonomian; g. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang perekonomian; h. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang perekonomian; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Perekonomian; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang fisik dan sarana prasarana. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis pencatatan pendapatan, penatausahaan, dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang fisik dan sarana prasarana; c. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang fisik dan sarana prasarana; d. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada PA/KPA, Potongan Fihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran Wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan dan iuran pemerintah daerah di bidang fisik dan sarana prasarana; 30

38 e. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang fisik dan sarana prasarana; f. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), SP2D di bidang fisik dan sarana prasarana; g. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang fisik dan sarana prasarana; h. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang fisik dan sarana prasarana; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang kesejahteraan rakyat; c. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang kesejahteraan rakyat; d. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada PA/KPA, Potongan Fihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran Wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan dan iuran pemerintah daerah di bidang kesejahteraan rakyat; e. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang kesejahteraan rakyat; f. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), SP2D di bidang kesejahteraan rakyat; g. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang kesejahteraan rakyat; 31

39 h. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang kesejahteraan rakyat; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Kesejahteraan Rakyat; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Bina Keuangan Daerah Bidang Bina Keuangan Daerah mempunyai tugas melaksanakan evaluasi rancangan dan/atau perubahan dan pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota, pembinaan pengelolaan keuangan, dan pembinaan administrasi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Bidang Bina Keuangan Daerah mempunyai fungsi: a. penyusunan program Bidang Bina Keuangan Daerah; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bina keuangan daerah; c. pelaksanaan evaluasi rancangan APBD dan atau perubahan APBD dan pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota; d. pengkoordinasian pembinaan pengelolaan keuangan pada Kabupaten/Kota; e. perumusan kebijakan pengelolaan keuangan daerah; f. penyusunan laporan realisasi keuangan dana non-apbd; g. pembinaan pengelolaan keuangan daerah; h. pembinaan administrasi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD); i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Bina Keuangan Daerah; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Bina Keuangan Daerah terdiri atas: a. Seksi Bina Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan Perhitungan Kabupaten/Kota; b. Seksi Bina Pengelolaan Keuangan; dan c. Seksi Bina Administrasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah. 32

40 Seksi Bina Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan Perhitungan Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan evaluasi rancangan APBD dan atau perubahan APBD serta pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Seksi Bina Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan Perhitungan Kabupaten/Kota mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis bina APBD dan perhitungan Kabupaten/Kota; c. pelaksanaan evaluasi APBD dan atau perubahan APBD dan rancangan pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota; d. pelaksanaan evaluasi rancangan penjabaran APBD, penjabaran pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota; e. pembinaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten/Kota; f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kabupaten/Kota; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Bina Pengelolaan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan pengelolaan keuangan daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Bina Pengelolaan Keuangan mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis bina pengelolaan keuangan daerah; c. penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah; d. Penyiapan bahan penetapan Koordinator Pengelola Keuangan Daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang; e. Penyiapan bahan penetapan Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang Dana Non APBD; f. penyiapan bahan penetapan bendahara dan bendahara pembantu; g. penyiapan bahan penetapan pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan pemungutan penerimaan daerah, pengelolaan utang dan piutang daerah, pengelolaan barang milik daerah dan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan membayar; h. pembinaan pengelolaan keuangan daerah; 33

41 i. penyusunan laporan keuangan dana Non APBD; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Bina Pengelolaan Keuangan; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Bina Administrasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah mempunyai tugas melaksanakan pembinaan administrasi Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Seksi Bina Administrasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis Bina Administrasi Pola Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik daerah; c. perumusan bahan kebijakan Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BLUD) dan BUMD; d. pembinaan Badan Layanan Umum Daerah; e. pembinaan pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah; f. evaluasi penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (PPK BLUD) dan BUMD; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Bina Administrasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Akuntansi Bidang Akuntansi mempunyai tugas menyusun laporan keuangan daerah dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Bidang Akuntansi mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penyusunan laporan keuangan daerah dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; c. koordinasi penyusunan laporan realisasi bulanan dan triwulanan; d. koordinasi penyusunan laporan realisasi semesteran dan prognosis; 34

42 e. koordinasi penyusunan laporan realisasi APBD, neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan saldo anggaran lebih, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan; f. perumusan kebijakan akuntansi dan sistem akutansi pemerintah daerah; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Akuntasi; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Akuntansi terdiri atas: a. Seksi Pemerintahan; b. Seksi Kesejahteraan Rakyat c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan d. Seksi Perekonomian Seksi Pemerintahan mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis penyusunan Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang pemerintahan; c. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi bulanan dan triwulanan di bidang pemerintahan; d. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi semester pertama dan prognosis 6 (enam ) bulan berikutnya di bidang pemerintahan; e. penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan di bidang pemerintahan; f. pencatatan dan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD akhir tahun dari SKPD/PPKD di bidang pemerintahan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan di bidang pemerintahan; g. penyusunan bahan penghantaran dan Nota Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di bidang pemerintahan; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pemerintahan; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 35

43 Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis penyusunan Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang kesejahteraan rakyat; c. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi bulanan dan triwulanan di bidang Kesejahteraan Rakyat; d. pencatatan dan penyusunan Laporan Realisasi Semester Pertama APBD dan Prognosis 6 (enam) bulan berikutnya dari SKPD/PPKD di bidang kesejahteraan rakyat; e. penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan di bidang kesejahteraan rakyat; f. pencatatan dan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD akhir tahun dari SKPD/PPKD di bidang pemerintahan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan di bidang kesejahteraan rakyat; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Kesejahteraan Rakyat; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang fisik dan sarana prasarana. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis penyusunan Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang fisik dan sarana prasarana; c. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi bulanan dan triwulanan di bidang Fisik dan Sarana Prasarana; 36

44 d. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD dan Prognosis 6 (enam) bulan berikutnya dari SKPD/PPKD di bidang fisik dan sarana pasarana; e. penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan di bidang fisik dan sarana prasarana; f. pencatatan dan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan di bidang fisik dan sarana prasarana; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Perekonomian mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Seksi Perekonomian mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis penyusunan Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang perekonomian; c. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi bulanan dan triwulanan di bidang perekonomian; d. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis 6 (enam) bulan berikutnya dari SKPD/PPKD di bidang perekonomian; e. pencatatan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD akhir tahun dari SKPD/PPKD di bidang perekonomian; f. pencatatan dan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan di bidang perekonomian; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Seksi Perekonomian; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 37

45 Bidang Pengelolaan Barang Daerah Bidang Pengelolaan Barang Daerah mempunyai tugas merencanakan, menatausahakan, mengamankan, menilai, memanfaatkan dan mendayagunakan, monitoring dan evaluasi, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaaan pengelolaan barang milik daerah serta merumuskan bahan kebijakan pengelolaan barang milik daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Bidang Pengelolaan Barang Daerah mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan barang daerah; c. pengkoordinasian pengelolaan barang milik daerah; d. perencanaan kebutuhan dan pengelolaan barang milik daerah; e. perumusan kebijakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR); f. pelaksanaan pembinaan pengelolaan barang milik daerah; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Pengelolaan Barang Daerah; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pengelolaan Barang Daerah terdiri atas: a. Seksi Administrasi Barang Daerah; b. Seksi Pendayagunaan Barang Daerah; dan c. Seksi Monitoring dan Evaluasi. Seksi Administrasi Barang Daerah mempunyai tugas melaksanakan administrasi barang milik daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada seksi Administrasi Barang Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis pengelolaan barang milik daerah; c. penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (RKPBMD); d. penyusunan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD); e. penyusunan rekapitulasi laporan hasil pengadaan barang/jasa Pemerintah Daerah; f. penyusunan penetapan status penggunaan barang milik daerah; 38

46 g. pelaksanaan pendataan dan menyusun laporan barang milik daerah; h. pelaksanaan pensertifikatan tanah; i. penyusunan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Administrasi Barang Daerah; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pendayagunaan Barang Daerah mempunyai tugas memanfaatkan dan mendayagunakan barang milik daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pendayagunaan Barang Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis pendayagunaan barang daerah; c. pelaksanaan pemungutan, penagihan dan pencatatan sewa barang milik daerah d. pelaksanaan penilaian barang milik daerah; e. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan pengadaan barang milik daerah; f. pelaksanaan pemanfaatan dan pendayagunaan barang milik daerah; g. pelaksanaan pengamanan barang milik daerah; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Seksi Pendayagunaan Barang Daerah; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi, penatausahaan dan penghapusan, pembinaan pengelolaan barang milik daerah serta melaksanakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR). Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Seksi Monitoring dan Evaluasi mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja; b. penyiapan bahan kebijakan teknis monitoring dan evaluasi, penatausahaan dan penghapusan, pembinaan pengelolaan barang milik daerah serta Tuntutan Ganti Rugi (TGR); c. pelaksanaan penatausahaan dan penghapusan barang milik daerah; d. pelaksanaan pembinaan pengelolaan barang milik daerah; e. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan barang milik daerah; f. pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah; 39

47 g. penyiapan bahan dan pelaksanaan Tuntutan Ganti Rugi (TGR); h. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan program Seksi Monitoring dan Evaluasi; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis di bidang keahliannya masing-masing. Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi-bagi dalam subkelompok sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya masing-masing dan dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior. Pejabat Fungsional dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas. Kebutuhan jabatan fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis, dan beban kerja. Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pergub 102 tentang UPT/KPPD DIY di Kabupaten/ Kota pembentukan UPT Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk UPT pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, terdiri dari : a. KPPD di Kota Yogyakarta; b. KPPD di Kabupaten Bantul; c. KPPD di Kabupaten Kulonprogo; d. KPPD di Kabupaten Gunungkidul; dan e. KPPD di Kabupaten Sleman. Bagan struktur organisasi masing-masing UPT sebagaimana dimaksud tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini SUSUNAN ORGANISASI KPPD di Kota Yogyakarta Susunan organisasi KPPD di Kota Yogyakarta, terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; 40

48 c. Seksi Pendaftaran dan Penetapan; d. Seksi Pembukuan dan Penagihan; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. KPPD di Kabupaten Bantul Susunan organisasi KPPD di Kabupaten Bantul, terdiri dari : a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pendaftaran dan Penetapan; d. Seksi Pembukuan dan Penagihan; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. KPPD di Kabupaten Kulonprogo Susunan organisasi KPPD di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari : a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pendaftaran dan Penetapan; d. Seksi Pembukuan dan Penagihan; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. KPPD di Kabupaten Gunungkidul Susunan organisasi KPPD di Kabupaten Gunungkidul, terdiri dari : a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pendaftaran dan Penetapan; d. Seksi Pembukuan dan Penagihan; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. KPPD di Kabupaten Sleman Susunan organisasi KPPD di Kabupaten Sleman, terdiri dari : a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pendaftaran dan Penetapan; d. Seksi Pembukuan dan Penagihan; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. 41

49 URAIAN TUGAS DAN FUNGSI KPPD di Kota Yogyakarta KPPD di Kota Yogyakarta mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah di wilayah Kota Yogyakarta. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada KPPD di Kota Yogyakarta mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja KPPD di Kota Yogyakarta; b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan pendataan dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pengendalian operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan ketatausahaan; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program KPPD di Kota Yogyakarta; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan serta penyusunan program dan laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Subbagian Tata Usaha; 42

50 b. penyusunan program kerja KPPD di Kota Yogyakarta; c. pengelolaan kearsipan; d. pengelolaan keuangan; e. pengelolaan kepegawaian; f. pelaksanaan kerumahtanggaan; g. pelaksanaan kehumasan; h. pengelolaan barang; i. pengelolaan kepustakaan; j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program KPPD di Kota Yogyakarta; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pendaftaran dan Penetapan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Seksi Pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja Seksi Pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah; e. penyiapan data pertimbangan keberatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; 43

51 f. pengendalian operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pembukuan dan Penagihan sebagaimana dimaksud dalam mempunyai tugas melaksanakan pelaporan dan penagihan tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Seksi Pembukuan dan Penagihan; b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. pengelolaan berkas arsip Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pelaksanaan operasional optimalisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah; h. pelaksanaan penagihan pada wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; 44

52 i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pembukuan dan Penagihan; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. KPPD di Kabupaten Bantul KPPD di Kabupaten Bantul mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah di wilayah Kabupaten Bantul. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud KPPD di Kabupaten Bantul mempunyai fungsi : Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan serta penyusunan program dan laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Subbagian Tata Usaha; b. penyusunan program kerja KPPD di Kabupaten Bantul; c. pengelolaan kearsipan; d. pengelolaan keuangan; e. pengelolaan kepegawaian; f. pelaksanaan kerumahtanggaan; g. pelaksanaan kehumasan; h. pengelolaan barang; i. pengelolaan kepustakaan; j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program KPPD di Kabupaten Bantul; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pendaftaran dan Penetapan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan 45

53 Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Seksi Pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Seksi Pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. penyiapan data pertimbangan keberatan pajak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah; f. pengendalian operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pembukuan dan Penagihan sebagaimana dimaksud dalam mempunyai tugas melaksanakan pelaporan dan penagihan tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Seksi Pembukuan dan Penagihan; b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah; 46

54 c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. pengelolaan berkas arsip Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pelaksanaan operasional optimalisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; h. pelaksanaan penagihan pada wajib pajak; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pembukuan dan Penagihan; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. KPPD di Kabupaten Kulonprogo KPPD di Kabupaten Kulonprogo mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada KPPD di Kabupaten Kulonprogo mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja KPPD di Kabupaten Kulonprogo; b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan pendataan dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; 47

55 d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pengendalian operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan ketatausahaan; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program KPPD di Kabupaten Kulonprogo; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan serta penyusunan program dan laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Subbagian Tata Usaha; b. penyusunan program kerja KPPD di Kabupaten Kulonprogo; c. pengelolaan kearsipan; d. pengelolaan keuangan; e. pengelolaan kepegawaian; f. pelaksanaan kerumahtanggaan; g. pelaksanaan kehumasan; h. pengelolaan barang; i. pengelolaan kepustakaan; j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program KPPD di Kabupaten Kulonprogo; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha; m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 48

56 Seksi Pendaftaran dan Penetapan sebagaimana dimaksud dalam mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Seksi Pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Seksi Pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. penyiapan data pertimbangan keberatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pengendalian operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pembukuan dan Penagihan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas melaksanakan pelaporan dan penagihan tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Seksi Pembukuan dan Penagihan; 49

57 b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. pengelolaan berkas arsip Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pelaksanaan operasional optimalisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; h. pelaksanaan penagihan pada wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pembukuan dan Penagihan; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. KPPD di Kabupaten Gunungkidul KPPD di Kabupaten Gunungkidul mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud KPPD di Kabupaten Gunungkidul mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja KPPD di Kabupaten Gunungkidul; 50

58 b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan pendataan dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pengendalian operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan ketatausahaan; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program KPPD di Kabupaten Gunungkidul; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan serta penyusunan program dan laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Subbagian Tata Usaha; b. penyusunan program kerja KPPD di Kabupaten Gunungkidul; c. pengelolaan kearsipan; d. pengelolaan keuangan; e. pengelolaan kepegawaian; f. pelaksanaan kerumahtanggaan; g. pelaksanaan kehumasan; h. pengelolaan barang; i. pengelolaan kepustakaan; j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi 51

59 k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program KPPD di Kabupaten Gunungkidul; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha; m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pendaftaran dan Penetapan sebagaimana dimaksud dalam mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Seksi Pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. penyiapan data pertimbangan keberatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pengendalian operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pembukuan dan Penagihan sebagaimana dimaksud dalam mempunyai tugas melaksanakan pelaporan dan penagihan tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea 52

60 Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Seksi Pembukuan dan Penagihan; b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. pengelolaan berkas arsip Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pelaksanaan operasional optimalisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; h. pelaksanaan penagihan pada wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pembukuan dan Penagihan; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. KPPD di Kabupaten Sleman KPPD di Kabupaten Sleman mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air 53

61 Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah di wilayah Kabupaten Sleman. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud KPPD di Kabupaten Sleman mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja KPPD di Kabupaten Sleman; b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan pendataan dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pengendalian operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan ketatausahaan; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program KPPD di Kabupaten Sleman; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan serta penyusunan program dan laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Subbagian Tata Usaha; b. penyusunan program kerja KPPD di Kabupaten Sleman; c. pengelolaan kearsipan; d. pengelolaan keuangan; 54

62 e. pengelolaan kepegawaian; f. pelaksanaan kerumahtanggaan; g. pelaksanaan kehumasan; h. pengelolaan barang; i. pengelolaan kepustakaan; j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi; k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program KPPD di Kabupaten Sleman; l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha; m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pendaftaran dan Penetapan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Seksi Pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. penyiapan data pertimbangan keberatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pengendalian operasional pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; 55

63 g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pembukuan dan Penagihan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas melaksanakan pelaporan dan penagihan tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Seksi Pembukuan dan Penagihan; b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah; c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; e. pengelolaan berkas arsip Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; f. pelaksanaan operasional optimalisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; g. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Air Permukaan (AP), retribusi dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; h. pelaksanaan penagihan pada wajib pajak; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pembukuan dan Penagihan; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 56

64 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL a. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis di bidang keahliannya masing-masing. b. Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi-bagi dalam subkelompok sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya masing-masing dan dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior. c. Pejabat Fungsional dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset melalui Kepala UPT. d. Kebutuhan jabatan fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis, dan beban kerja. e. Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. f. Dalam melaksanakan tugas setiap Kepala UPT, Kepala Subbagian Tata Usaha, Kepala Seksi dan kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas masing-masing. g. Kepala UPT, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kepala Seksi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkahlangkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. h. Kepala UPT, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kepala Seksi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. i. Kepala UPT, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kepala Seksi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya. j. Setiap laporan yang diterima oleh Kepala UPT, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kepala Seksi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. k. Dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, setiap Kepala UPT, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kepala Seksi wajib mengadakan rapat berkala. 57

65 STRUKTUR ORGANISSI KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH (KPPD) KABUPATEN / KOTA SE DIY Struktur Organisasi KPPD Kota Yogyakarta (A) Struktur Organisasi KPPD Kabupaten Bantul (B) KPPD Kabupaten Bantul (B) SRI LESTARI, SE Penata Tingkat I (III/d) NIP / SUMEDI, S. Pd Penata Tingkat I (III/d) NIP /

66 Struktur Organisasi KPPD Kabupaten Kulonprogo (C) Struktur Organisasi KPPD Kabupaten Gunungkidul (D) Struktur Organisasi KPPD Kabupaten Sleman Drs. Gito Sugito Pembina (IV/a). NIP / WINARDI, S.Pd Penata Tingkat I NIP

67 Struktur Organisasi KPPD Kabupaten Sleman (E) 60

68 BAB II STRATEGI DAN KEBIJAKAN DPPKA DIY 2.1 Strategi Strategi adalah pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan akan dicapai. Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi harus dilakukan melalui strategi yang tepat. Suatu stra tegi dapat secara spesifik dikaitkan dengan satu sasaran atau kelompok sasaran dengan kerangka logis sebagaimana bagan berikut : Gambar 2.1 Keterkaitan Sasaran dengan Strategi Sasaran 1 Strategi 1 Atau Sasaran 1 Sasaran 2 Strategi 1 Sasaran 2 Strategi 2 Sasaran 3 Untuk menentukan alternative strategi pencapaian dari setiap indikator sasaran dapat dilakukan dengan analisis SWOT Analisis Eksternal Secara umum analisis eksternal bertujuan untuk memetakan peluang dan ancaman yang dihadapi DPPKA dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Peraturan tentang pajak dan retribusi merupakan kewenangan pusat. Data base yang masih kurang valid karena tidak ada sensus kendaraan. Perpanjangan STNK belum sesuai peraturan Kepolisian Republik Indonesia. Lemahnya identifikasi potensi retribusi karena keterbatasan kewenangan pungutan, belum adanya peraturan perundangan yang mengikat sebagai bahan pungutan untuk lain-lain pendapatan yang sah, jenis dan ragamnya sangat banyak sehingga pemilahan harus di koordinasikan bersama dari pusat hingga kab dan kota. Peraturan regulasi ditentukan pusat sering berubah dan tidak ada sinkronisasi dan menimbulkan multi tafsir. Belum adanya hasil evaluasi SPM sebagai output perencanaan penganggaran tahun berikutnya. Belum adanya persamaan persepsi dalam pengambilan kebijakan tentang indikator kinerja dari TAPD terhadap implementasi instrumen perencanaan penganggaran. 61

69 Dalam pengelolaan kas daerah tingkat pemahaman penatausahaan keuangan di masingmasing SKPD belum sama terutama untuk pengajuan SP2D LS. Pencairan anggaran tidak sesuai aliran kas sehingga terjadi penumpukan anggaran di triwulan IV. Data kepegawaian yang tidak valid sebagai dasar penghitungan gaji. Proses pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan Pemda kedepan juga dikembangkan melalui audit elektronik (e-audit), hal ini mengharuskan pemda untuk terus mengembangkan proses pengelolaan keuangan daerah yang terintegrasi dan berbasis teknologi informasi. Dalam pengelolaan aset daerah belum ada peraturan perundangan yang mengikat sebagai pedoman pungutan. Jenis dan ragam peraturan perundangan tersebut sangat banyak sehingga pemilihan harus dikordinasikan bersama dari pusat hingga kabupaten/kota. Dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah, persaingan dunia usaha sangat ketat. Bank BPD diperluas menjadi bank devisa dengan syarat modal disetor Bank Indonesia minimal 1 trilyun, sedangkan modal disetor sekarang 250 milyar. Untuk Perusahaan Daerah Taru Martani dibatasi regulasi untuk jenis usahanya karena belum ada perubahan Peraturan Daerah, sedangkan Badan Usaha Kredit Pedesaan payung hukum kelembagaannya belum jelas Peluang 1) Pertumbuhan ekonomi berakibat bertambahnya kendaran baru 2) Rencana kenaikan harga BBM 3) Tarif pungutan dalam Pengelolaan retribusi daerah dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di daerah. 4) Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi terhadap penggunaan barang milik daerah 5) Badan Usaha Milik Daerah dapat dikembangkan dan ditingkatkan 6) Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola keuangan dan aset masih bisa dikembangkan Ancaman 1) Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap tahun naik sehingga akan mengalami titik jenuh mengakibatkan stagnan dan terus menurun, sehingga sumber PAD dari pajak akan menurun. 2) Adanya pembatasan/kepemilikan KBM untuk menekan penggunaan BBM; luasan/panjang lintasan jalan yang terbatas menyebabkan polusi. 3) Penentuan harga satuan sangat cepat berubah, sedangkan proses perundangan membutuhkan waktu, sehingga antara target dan realisasi terdapat gap yang tinggi. 4) Regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah sering berubah. 62

70 2.1.2 Analisis Internal Analisis internal bertujuan untuk memahami kondisi SKPD dengan memetakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk diterjemahkan menjadi potensi modal pembangunan serta mengenali dan memahami kelemahan, kekurangan agar dapat di eliminir dampaknya. Dalam pengelolaan pendapatan, SDM pengelola pendapatan, Sarpras pendukung pengelola pendapatan dan kualitas pelayanan wajib pajak kurang. Pengelolaan belanja daerah belum optimal dalam penggunaan instrumen ASB dan SPM perencanaan penganggaran serta penyusunan anggaran; ferivikator SKPD belum optimal dalam pelaksanaan pekerjaan pengelolaan keuangan secara administrasi maupun pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan; masih terdapat kesalahan input data dalam SIPKD; jaringan yang belum lancar/ trobel di SKPD; permasalahan yang timbul dalam penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja adalah sulitnya merumuskan indikator kinerja sebagai alat pendeteksi tercapainya output dan out come yang dikehendaki; selain itu diperlukan masa transisi untuk mengubah sistem anggaran berimbang yang telah dilaksanakan masa lalu menjadi sistem penganggaran berbasis kinerja. Dalam pengelolaan aset belum teridentifikasi "asset idle" yang terdapat di SKPD/UPTD; pengurus dan penyimpan barang belum terampil dalam mengoperasikan aplikasi; penyusunan RKBMD dan RKPBMD belum mengacu daftar inventaris barang sebagai dasar pengalokasian anggaran; perencanaan kebutuhan BMD dan RKPBMD belum mengacu standar sarana dan prasarana. Dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah PT AMI kesulitan likuiditas, manajemen kurang profesional, bidang usaha yang dikelola tidak berjalan baik dan beban operasional tinggi. Sedangkan PD Taru Martani selain kesulitan likuiditas, juga terdapat 6 BUKP kurang sehat Kekuatan 1) Pajak Kendaraan Bermotor masih merupakan sumber pendapatan yang mempunyai kontribusi terbesar dalam PAD 2) Lokasi strategis dan pelayanan pajak dan retribusi-online mudah diakses oleh masyarakat 3) Potensi sumber-sumber PAD tersedia 4) Pengembangan BUMD menjadi lokomotif perekonomian dan sumber PAD DIY 5) Sistem informasi pengelolaan keuangan daerah untuk perencanaan, penganggaran, penatausahaan dan pelaporan yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel 63

71 6) Penyelenggaraan penatausahaan aset dengan sistem aplikasi menertibkan administrasi pengelolaan Barang milik daerah. 7) Adanya website sebagai media informasi Kelemahan 1) Meningkatnya tunggakan pajak kendaraan bermotor yang tidak tertagih karena terbatasnya SDM untuk penagihan tunggakan pajak KBM. 2) Lemahnya identifikasi potensi karena keterbatasan kewenangan pungutan untuk retribusi daerah dan anggaran untuk sosialisasi dan promosi terbatas dan sistem pengawasan retribusi kurang optimal 3) Kewenangan pemda sebatas peningkatan kinerja dan fasilitasi dalam pengelolaan BUMD 4) Pengurus dan penyimpan barang belum optimal dalam pengoperasian aplikasi. 5) "Asset idle" pada SKPD belum teridentifikasi. 6) Pengadaan barang belum mengacu pada kebutuhan barang milik daerah, pemeliharaan belum mengacu pada daftar kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah. 64

72 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman KEKUATAN 1)Pajak Kendaraan Bermotor menjadi sumber pendapatan dengan kontribusi terbesar dalam PAD 2)Lokasi strategis, pelayanan pajak dan retribusi on-line, mudah diakses oleh masyarakat KELEMAHAN 1)Meningkatnya tunggakan pajak kendaraan bermotor yang tidak tertagih karena terbatasnya SDM untuk penagihan tunggakan pajak KBM 3)Potensi sumber-sumber PAD tersedia 2)Lemahnya identifikasi potensi karena keterbatasan kewenangan pungutan untuk retribusi daerah dan anggaran sosialisasi dan promosi terbatas, serta sistem pengawasan retribusi kurang optimal 4)BUMD menjadi lokomotif perekonomian dan sumber PAD DIY 5)Sistem informasi pengelolaan keuangan daerah untuk perencanaan, penganggaran, penatausahaan dan pelaporan yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel. 6)Penyelenggaraan penatausahaan aset dengan sistem menertibkan administrasi pengelolaan Barang milik daerah. 7)Adanya website sebagai media informasi PELUANG 1) Pertumbuhan ekonomi menyebabkan bertambahnya kendaran baru 2) Rencana kenaikan harga BBM 3) Tarif pungutan dalam Pengelolaan retribusi daerah dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di daerah. 4) Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi terhadap penggunaan barang milik daerah 5) Badan Usaha Milik Daerah dapat dikembangkan dan ditingkatkan 6) Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola keuangan dan aset masih bisa dikembangkan. 3)Kewenangan pemda dalam pengelolaan BUMD sebatas peningkatan kinerja dan fasilitasi dalam pengelolaan BMD 4)Pengurus dan penyimpan barang belum optimal dalam pengoperasian aplikasi. 5."Asset idle" pada SKPD belum teridentifikasi 6.Pengadaan barang belum mengacu pada kebutuhan barang milik daerah, pemeliharaan belum mengacu pada daftar kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah ANCAMAN/TANTANGAN 1) Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap tahun naik sehingga akan mengalami titik jenuh mengakibatkan stagnan dan terus menurun, sehingga sumber PAD dari pajak akan menurun 2) Adanya pembatasan / kepemilikan KBM selain untuk menekan penggunaan BBM karena luasan dan panjang lintasan jalan yang terbatas serta potensi polusi. 3) Penentuan harga satuan yang sangat cepat berubah sedangkan proses perundangan membutuhkan waktu, sehingga antara target dan realisasi terdapat gap yang tinggi 4) Regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah sering berubah 65

73 2.2 Analisis SWOT Faktor Internal Faktor Internal STRENGHTS ( S ) 1) Pajak kendaraan bermotor merupakan sumber pendapatan dengan kontribusi terbesar dalam PAD 2) Lokasi strategis dan pelayanan pajak dan retribusionline mudah diakses oleh masyarakat 3) Potensi sumber-sumber PAD tersedia 4) BUMD menjadi lokomotif perekonomian dan sumber PAD DIY 5) Sistem informasi pengelolaan keuangan daerah untuk perencanaan, penganggaran, penatausahaan dan pelaporan yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel 6) penyelenggaraan penatausahaan, aset dengan sistem aplikasi menertibkan administrasi pengelolaan Barang milik daerah. 7) Website sebagai media informasi WEAKNESSES (W) 1)Meningkatnya tunggakan pajak kendaraan bermotor yang tidak tertagih karena terbatasnya SDM untuk penagihan tunggakan pajak KBM. 2)Lemahnya identifikasi potensi karena keterbatasan kewenangan pungutan untuk retribusi daerah dan anggaran untuk sosialisasi dan promosi terbatas serta sistem pengawasan retribusi kurang optimal. 3)Kewenangan pemda sebatas peningkatan kinerja dan fasilitasi dalam pengelolaan BUMD. 4)Pengurus dan penyimpan barang belum optimal dalam pengoperasian aplikasi 5)Aset idle pada SKPD belum teridentifikasi 6)Pengadaan barang belum mengacu pada kebutuhan barang milik daerah, pemeliharaan belum mengacu kepada daftar kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah 66

74 OPPORTUNITIES - O 1)Pertumbuhan ekonomi menyebabkan bertambah kendaran baru 2)Rencana kenaikan harga BBM 3)Tarif pungutan dalam Pengelolaan reritribusi daerah dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di daerah 4)Badan Usaha Milik daerah dapat dikembang dan ditingkatkan 5)Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi terhadap penggunaan barang milik daerah 6)Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola keuangan dan aset masih bisa dikembangkan THREATS- T 1) Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap tahun naik sehingga akan mengalami titik jenuh mengakibatkan stagnan dan terus menurun, sehingga sumber PAD dari pajak akan menurun. 2) Adanya pembatasan /kepemilikan KBM selain untuk menekan penggunaan BBM karena luasan dan panjang lintasan jalan yang terbatas serta potensi polusi. 3) Penentuan harga satuan yang sangat cepat berubah sedangkan proses perundangan membutuhkan waktu, sehingga antara target dan realisasi terdapat gap yang tinggi 4) Regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah sering berubah STRATEGI S - O 1)Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan dari pajak retribusi dan lain-lain pendapatan 2)Penentuan tarif pungutan untuk Perda sebagai dasar regulasi pungutan Retribusi 3)Pengembangan manajemen BUMD 4)Penguatan Modal dan pengembangan usaha 5)Monitoring dan investigasi aset daerah 6)Peningkatan Kualitas SDM STRATEGI S - T 1)Penggalian sumber-sumber pontensi peningkatan PAD selain pajak. 2)Percepatan regulasi dasar pungutan 3)Perencanaan penganggaran daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku 4)Pelaporan keuangan sesuai ketentuan yang berlaku STRATEGI W - O 1)Jemput bola dan mendekatkan lokasi pelayanan kepada wajib pajak 2)Penggalian sumber pendapatan dan penentuan besaran tarif retribusi 3)Penataan kelembagaan BUMD 4)Verifikasi, klasifikasi dan penilaian 5)Diklat / Bimtek pengelolaan keuangan dan aset daerah STRATEGI W - T 1)Perbaikan manajement terhadap semua potensi pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan. 2)Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan dari pajak retribusi dan lainlain pendapatan 67

75 2.3 Kebijakan DPPKA DIY yang ditempuh: 1. Peningkatan koordinasi dan kualitas SDM pengelolaan pendapatan daerah 2. Pendayagunaan kekayaan daerah 3. Perubahan bentuk badan hukum, penataan manajemen dan penyehatan BUMD. 4. Peningkatan pelayanan, pemenuhan Sarpras dan Sistem. 5. Ketepatan waktu proses pengelolaan keuangan 6. Pemberian penghargaan dan sanksi 2.4 Sasaran meningkatnya pendapatan: 1. Daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan, strategi yang dilakukan adalah Perbaikan manajemen dan Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan dari pajak dan, retribusi dan lain-lain pendapatan. 2. Sasaran meningkatnya kualitas pengelolaan aset daerah, strategi yang dilakukan adalah dengan verifikasi, klasifikasi dan penilaian, monitoring dan investigasi aset daerah 3. Sasaran meningkatnya kinerja BUMD, strategi yang dilakukan adalah Penataan kelembagaan BUMD, Pengembangan Manajemen BUMD, penguatan permodalan dan pengembangan usaha. 4. Sasaran meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah, strategi yang dilakukan adalah perencanaan, penganggaran, penatausahaan dan pelaporan keuangan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 68

76 BAB III KEUANGAN DAERAH 3.1 Pengertian Keuangan Daerah Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/ dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Halim, 2004:18). Ruang lingkup keuangan daerah meliputi: 1) hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman; 2) kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga; 3) penerimaan daerah; 4) pengeluaran daerah; 5) kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; 6) kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum. Pengertian dan ruang lingkup keuangan daerah mempunyai arti yang cukup penting mengingat istilah dan pengertian keuangan daerah ini terdapat di berbagai peraturan perundang-undangan yang kadang-kadang menjadi bahan perdebatan apakah suatu keadaan atau permasalahan termasuk lingkup keuangan daerah atau tidak. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Dengan demikian keuangan daerah digunakan untuk kebutuhan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan. 69

77 Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah (himpunan peraturan perundang-undangan RI pedoman pengelolaan keuangan daerah, 2011) Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah tersebut adalah: transparansi, adalah keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran daerah: 1. akuntabilitas, adalah pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan atau penyusunan dan pelaksanaan harus benarbenar dapat dilaporkan dan dipertangggungjawabkan kepada DPRD; 2. Value for money; berarti diterapkan tiga prinsip dalam proses penganggaran yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. 1) Ekonomi, pembelian barang dan jasa dengan kualitas tertentu pada harga terbaik; 2) Efisiensi, suatu produk atau hasil kerja tertentu dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah rendahnya; 3) Efektifitas, hubungan antar keluaran (hasil) dengan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai. 3.2 Angaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pengertian APBD APBD Berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, APBD didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan pemerintah daerah, dimana satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyekproyek daerah dalam satu tahun anggaran tertentu dan dipihak lain menggambarkan perkiraan penerimaan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud Struktur APBD Berdasarkan undang-undang No. 17 tahun 2003 dan Standar Akuntansi Pemerintahan, struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: a. Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan kas yang menjadi hak daerah dan diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam satu tahun anggaran dan tak perlu dibayar lagi oleh pemerintah. 70

78 Kelompok pendapatan terdiri atas: 1) Pendapatan asli daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2) Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (Dana bagi hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus). 3) Lain-lain pendapatan yang sah adalah pendapatan lain-lain yang dihasilkan dari bantuan dan dana penyeimbang dari pemerintah pusat (hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak provinsi, kabupaten/kota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan pemerintah, bantuan keuangan dari pemerintah provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya. b. Belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah atau kewajiban yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Kelompok belanja terdiri atas: 1) Belanja administrasi umum (belanja tak langsung) adalah belanja yang secara tak langsung dipengaruhi program atau kegiatan. 2) Belanja operasi dan pemeliharaan (belanja langsung) adalah belanja yang secara langsung dipengaruhi program atau kegiatan. 3) Belanja modal adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang akan menambah aset. 4) Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan adalah belanja langsung yang digunakan dalam pemberian bantuan berupa uang dengan tidak mengharapkan imbalan. 5) Belanja tak disangka adalah belanja yang langsung dialokasikan untuk kegiatan diluar rencana, seperti terjadinya bencana alam. c. Transfer adalah penerimaan/ pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. d. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. 71

79 Struktur APBD APBD Pendapatan Daerah Belanja Daerah Pembiayaan Daerah - PAD - Dana Perimbangan - Lain-lain Pendapatan yang syah Sumber : Mardiasmo (2006) - Klasifikasi Belanja Menurut organisasi - Klasifikasi Belanja Menurut fungsi - Klasifikasi Belanja Menurut program dan kegiatan - Klasifikasi Belanja Menurut jenis belanja - Penerimaan Pembiayaan - Pengeluaran Pembiayaan Struktur APBD DIY, Rincian Rp % Rp % Rp % Pendapatan , ,00 Pendapatan Asli Daerah , ,16 46, ,00 46,85 Dana Perimbangan , ,00 32, ,00 30,05 Lain-lain Pendapan Daerah Yang Sah , ,00 21, ,00 23,08 Belanja , ,45 Belanja Tidak Langsung , ,47 52, ,80 51,79 Belanja Langsung , ,94 47, ,65 48,20 Belanja Pegawai , ,00 7, ,00 3,68 Belanja Barang & Jasa , ,94 61, ,65 26,57 Belanja Modal , ,00 31, ,00 17,94 Penerimaan untuk pembiayaan pembangunan DIY bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dari perkembangan pendapatan DIY menunjukkan bahwa penerimaan didominasi oleh PAD. 72

80 Pada tahun 2015, penerimaan PAD sebesar 46,85% diikuti oleh dana perimbangan dan lainlain pendapatan daerah yang sah yang masing-masing sebesar 30,05% dan 23,08%. Pada APBD DIY tahun 2015, Penerimaan dari pajak daerah ditargetkan sebesar Rp ,00. Hasil retribusi daerah sebesar Rp ,00. Penerimaan lain- lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp , Efisiensi Keuangan Daerah Pengertian efisiensi, efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu: Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan (1984;233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah: Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan. Pengertian Efisiensi sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, efisiensi adalah hubungan antara input dan output, efisiensi merupakan ukuran apakah penggunaan barang dan jasa yang dibeli dan digunakan oleh organisasi perangkat pemerintahan untuk mencapai tujuan organisasi perangkat pemerintahan dapat mencapai manfaat tertentu. Efisiensi juga mengandung beberapa pengertian antara lain : 1. Efisiensi pada sektor hasil dijelaskan dengan konsep masukan- keluaran (input-output) 2 Efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan pengorbanan seminimal mungkin; atau dengan kata lain suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai sasaran dengan biaya yang terendah atau dengan biaya minimal diperoleh hasil yang diinginkan. 3 Efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dicapai dengan memperhatikan aspek hubungan dan tatakerja antar instansi pemerintah daerah dengan memanfaatkan potensi dan keanekaragaman suatu daerah. 73

81 Efisiensi juga mengandung beberapa pengertian yang lain, yaitu : a. efisiensi pada sektor usaha swasta (private sector efficiency). Efisiensi pada sektor usaha swasta dijelaskan dengan konsep input output yaitu rasio dari output dan input; b. efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat (public sector efficien). Efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dengan pengorbanan seminimal mungkin; c. suatu kegiatan dikatakan telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai sasaran (output) dengan biaya (input) yang terendah atau dengan biaya (input) minimal diperoleh hasil (output) yang diinginkan. Pengelolaan keuangan daerah yang efisien, untuk melihat pengelolaan daerah yang efisien, perlu mengetahui ruang lingkup keuangan daerah yang terdiri dari: (PP no 58 tahun 2005 pasal 2) 1) hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman; 2) kewajiban daerah untuk menyelangggarakan urusan pemerintah daerah dan membayar tagihan pada pihak ketiga; 3) penerimaan daerah; 4) pengeluaran daerah; 5) kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,piutang barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; 6) Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dan/atau kepentingan umum. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa daerah berhak untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman. Tapi beberapa dari pemerintah daerah mempunyai kebijakan untuk lebih meningkatkan PAD yang sebagian besar berimbas pada masyarakat karena naiknya retribusi daerah ataupun pajak daerah. Kenaikan pajak atau retribusi daerah yang berlebihan akan menuyumbat investasi, yang imbasnya pada semakin banyaknya pengangguran. Hal itu karena minimnya kreativitas pemerintah untuk meningkatkan PAD tanpa meningkatkan pajak yaitu dengan lebih mengintesifkan pengelolaan kekayaan daerah. Pemerintah lebih menyukai cara cepat untuk meningkatkan PAD tersebut, karena semakin tinggi PAD akan lebih meningkatkan pembelanjaan dan pembiayaan yang berimbas 74

82 pada meningkatnya program dan kegiatan. Efisiensi untuk perubahan struktur terbaru di mana departemen dan badan-badan sektor publik lainnya yang beroperasi berdampak pada efisiensi, dan baru-baru ini perkembangan praktek terbaik. Pada skalater besar, perubahan yang telah dibuat untuk sistem untuk mengelola pengeluaran publik yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi baik secara langsung atau mendirikan dasar yang kuat untuk insentif lebih baik menggunakan sumber daya. 3.4 AKUNTANSI AKRUAL IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. A. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya. SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.sap Berbasis Akrual mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD. Basis akrual dimaksud adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar, sehingga berbeda dengan basis kas yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Dalam implementasi SAP Berbasis Akrual tersebut, harus didukung dengan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsip-prinsip, dasardasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh pemerintah daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas.sapd yaitu adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan 75

83 fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah. Dalam SAP Berbasis Akrual tersebut Laporan Keuangan yang wajib disajikan oleh Pemerintah Daerah sebanyak tujuh (7) laporan yaitu: 1. Laporan Realisasi Anggaran; 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih; 3. Neraca; 4. Laporan Operasional; 5. Laporan Arus Kas; 6. Laporan Perubahan Ekuitas; Dan 7. Catatan atas Laporan Keuangan. Implementasi Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa Pemerintah Daerah harus membuat Laporan Keuangan Berbasis Akrual selambat-lambatnya pada Tahun B. STRATEGI IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Pemda DIY telah membuat strategi penerapan SAP Berbasis Akrual yang dituangkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 74 Tahun 2012 tentang Kebijakan Akuntansi Pemda DIY. Dalam salah satu pasal dalam peraturan gubernur tersebut ditetapkan tahapan implementasi SAP Berbasis Akrual dengan tahapan sebagai berikut: Tahun 2013 merupakan tahap persiapan dimana Pemda DIY melakukan Pilot Project Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual pada SKPD yang ditunjuk yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA), Biro Admnistrasi Pembangunan dan Inspektorat. Penunjukkan DPPKA mewakili satuan kerja dengan tipe besar dengan beberapa UPT sedangkan Biro Administrasi Pembangunan mewakili satuan kerja tipe kecil. Untuk penunjukkan Inspektorat merupakan upaya untuk melibatkan Inspektorat dalam penerapan awal SAP Berbasis Akrual tersebut. Dalam tahap persiapan tersebut juga dilakukan upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang akuntansi berbasis akrual di sektor 76

84 publik dan peraturan-peraturan terkait. Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual dalam tahap ini dilakukan dengan manual menggunakan sumber data dari Aplikasi SIPKD. Tahun 2014 melakukan penyusunan Laporan Keuangan SKPD Berbasis Akrual dan Laporan Keuangan Berbasis CTA pada semua SKPD yang ada pada lingkungan Pemda DIY. Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual dalam tahap ini dilakukan dengan manual menggunakan sumber data dari Aplikasi SIPKD. Tahun 2015 melakukan penyusunan Laporan Keuangan SKPD Berbasis Akrual untuk pertama kalinya. Penyusunan Laporan Keuangan menggunakan Aplikasi SIPKD Release 6 yang sudah didesain untuk penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Dalam tahap ini dilakukan penyempurnaan atas Kebijakan Akuntansi yang diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 74 Tahun 2012 diganti dengan Peraturan Gubernur Nomor 112 Tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi Pemda DIY. Selain itu Pemda DIY juga menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 128 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 118 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusutan Barang Milik Daerah berupa Aset Tetap. Dalam penerapan pertama kalinya pada Tahun 2015, Laporan Keuangan Pemda DIY Tahun 2015 mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI. Opini WTP tersebut merupakan pencapaian keenam kalinya sejak Tahun 2010 (Utami, 2016). 3.5 Opini BPK atas hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Tahun adalah: a. LKPD Tahun 2008 dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yaitu Aset tetap dalam Neraca Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta per31 Desember 2008 senilai Rp ,00 tidak dapat diyakini kewajarannya karena Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta belum melakukan penilaian atas saldo awal aset tetap dan pencatatan asset tetap pada sebagian besar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) belum dilakukan sepenuhnya sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). b. LKPD Tahun 2009 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragraph penjelas yaitu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral masih mencatat aset daerah yang telah digunakan oleh kabupaten/kota diwilayah Daerah Istimewa Yogyakarta karena asset tersebut belum dilakukan penyerahan secara resmi dengan Berita Acara Serah 77

85 Terima(BAST). c. LKPD Tahun 2010 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragrap penjelas yaitu Pemerintah Daerah Daerah IstimewaYogyakarta belum menyajikan investasi non permanen dengan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan dan aset tetap belum dilakukan penyusutan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). d. LKPD Tahun 2011 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyajikan laporan keuangan secara wajar untuk semua hal yang material. e. LKPD Tahun 2012 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyajikan laporan keuangan secara wajar untuk semua hal yang material. f. LKPD Tahun 2013 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyajikan laporan keuangan secara wajar untuk semua hal yang material. g. LKPD Tahun 2014 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyajikan laporan keuangan secara wajar untuk semua hal yang material. h. LKPD Tahun 2015 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyajikan laporan keuangan secara wajar untuk semua hal yang material. 78

86 BAB IV PENGELOLAAN ASET PEMERINTAH DAERAH DIY Penerapan otonomi Daerah memberikan peluang kepada Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan yang tepat guna sesuai kebutuhan masyarakat. Agar tujuan mulia tersebut dapat tercapai, maka suatu Pemerintah Daerah yang baik akan menerapkan prinsip pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien. Dalam kerangka ini, salah satu elemen pentingnya adalah pengelolaan barang milik daerah karena sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pengertian uang termasuk didalamnya berupa barang yang dapat dijadikan Barang Milik Negara/Daerah. Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pengelolaan barang Daerah berpedoman pada : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah Berdasarkan peraturan di atas ruang lingkup Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah : a. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran b. Pengadaan c. Penggunaan d. Pemanfaatan e. Pengamanan dan Pemeliharaan f. Penilaian g. Pemindahtanganan h. Pemusnahan i. Penghapusan j. Penatausahaan k. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian A. PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) Perencanaan Kebutuhan BMD disusun dengan memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi OPD serta ketersediaan BMD yang ada. Usulan Rencana Kebutuhan BMD (RKBMD) Tahun Anggaran 2017 dari OPD di lingkungan Pemda DIY telah ditelaah oleh DPPKA DIY selaku Pejabat Penatausahaan Barang kemudian ditetapkan dengan Surat Keputusan Sekda DIY. Usulan Rencana Kebutuhan BMD (RKBMD) Tahun Anggaran 2017 dari OPD di lingkungan Pemda DIY baru tentang Usulan RKBMD Pengadaan Barang Inventaris. B. PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) Penetapan status penggunaan BMD di lingkungan Pemda DIY Tahun 2016, yakni BMD yang digunakan untuk : a. Penyelenggaraan tugas dan fungsi OPD; dan b. Dioperasikan oleh pihak lain Status Penggunaan BMD ditetapkan oleh Gubernur atau didelegasikan kepada Sekda selaku Pengelola Barang terhadap BMD yang tidak mempunyai bukti kepemilikan. C. PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) Pemanfaatan BMD di lingkungan Pemda DIY yaitu pendayagunaan BMD yang tidak digunakan untk penyelenggraan tugas dan fungsi OPD dan/atau optimalisasi BMD dengan tidak mengubah status kepemilikan. Bentuk-bentuk Pemanfaatan BMD yang telah dilaksanakan oleh Pemda DIY yakni : a. Sewa 79

87 BMD (Tanah dan/atau Bangunan) yang dioptimalkan melalui sewa ada sebanyak 107 (seratus tujuh) bidang. Salah satu BMD Pemda DIY yang dioptimalkan melalui Sewa adalah Jogja Expo Center (JEC). b. Pinjam Pakai BMD (Tanah dan/atau Bangunan) yang dioptimalkan melalui pinjam pakai sebanyak 79 (tujuh puluh sembilan) bidang. Salah satu BMD Pemda DIY yang dioptimalkan melalui Pinjam Pakai dengan Pemkab Kulon Progo yang digunakan untuk Rumah Potong Hewan dan Pasar Hewan di Pengasih, Kulon Progo. c. Bangun Guna Serah (BGS) BMD yang dioptimalkan melalui bentuk Bangun Guna Serah sebanyak 1 (satu) bidang, yakni Tanah di Jl. Malioboro yang digunakan untuk Mall Malioboro dan Hotel Ibis. D. PENGAMANAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) Pengamanan BMD di Lingkungan Pemda DIY meliputi : a. Pengamanan Fisik Pengamanan Fisik untuk Tanah/bangunan dengan memasang pagar pembatas, memasang tanda kepemilikan berupa papan nama, dan melakukan penjagaan, agar tidak disalahgunakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu Pengamanan Fisik BMD berupa Gedung/Bangunan dan Kendaraan Dinas yakni dengan Pengasuransian. b. Pengamanan Administrasi Pengamanan Administrasi dengan menatausahakan dokumen BMD ke dalam SIPKD Modul Aset, menyimpan dokumen bukti kepemilikan tanah secara tertib dan aman ke dalam Safe Deposit Box di Bank BPD DIY. Selain itu pengamanan administrasi atas BMD berupa Tanah yakni dengan pembuatan Warkah Tanah. c. Pengamanan Hukum Pengamanan Hukum terhadap BMD berupa tanah yaitu dengan melakukan pensertifikatan tanah apabila belum memiliki sertifikat tanah. E. PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) Penilaian BMD dilakukan dalam rangka penyusunan neraca Pemda, Pemanfaatan, atau Pemindahtanganan. Untuk penyusunan neraca Pemda DIY, Penilaian BMD dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Peraturan Gubernur Nomor 112 Tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah DIY. Pemda DIY pada tahun 2015 mulai menerapkan Penyusutan BMD dengan berpedoman pada Peraturan Gubernur Nomor 118 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusutan Barang Milik Daerah berupa Aset Tetap. Untuk pemanfaatan dan pemindahtanganan BMD, Pemda DIY masing-masing mempunyai Tim Penilaian, yakni Tim Pemanfaatan BMD dan Tim Penjualan BMD yang ditetapkan dengan SK Gubernur. F. PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) BMD yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dapat dipindahtangankan. Pemindahtanganan BMD dapat berbentuk : 1. Penjualan 2. Tukar menukar 3. Hibah 4. Penyertaan Modal Pemda Pemidahtanganan BMD melalui Penjualan di lingkungan pemda DIY dapat dilaksanakan dengan Penjualan Umum dan Lelang melalui KPKNL. 80

88 G. PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) Pencatatan barang inventaris pada Pemda DIY menggunakan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Modul Aset. SIPKD Modul Aset mulai digunakan pada tahun 2014, penggunaan aplikasi ini diharapkan nantinya dapat diintegrasikan dengan SIPKD Akrual. Sampai dengan Tahun Anggaran 2016, Pemda DIY masih tetap berupaya melakukan pengembangan menu-menu yang ada dalam Aplikasi SIPKD Modul Aset. Sedangkan untuk BMD yang berupa Barang Persediaan dalam melakukan pencatatan, Pemda DIY menggunakan Aplikasi Persediaan. Dalam Aplikasi Persediaan, pencatatan barang persediaan dilakukan sesuai dengan Kebijakan Akuntansi Pemda DIY, yakni menggunakan metode perpetual dan First In First Out (FIFO). H. Upaya yang terus menerus dilakukan dalam rangka meningkatkan Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) di Pemda DIY, antara lain : 1. Melakukan pendampingan secara kontinyu kepada para Pengurus Barang Pengguna dan Petugas Akuntansi OPD/Unit Kerja dalam rangka penyusunan laporan Inventarisasi Barang Inventaris dan Barang Persediaan. 2. Menyelesaikan status kepemilikan tanah-tanah yang dikuasai dan tercatat dalam daftar inventaris Pemda DIY. 3. Melakukan pensertifikatan dan warkah sertifikat tanah. 4. Mendayagunakan BMD dengan menyewakan, meminjampakaikan, kerjasama pemanfaatan, BGS, BSG, dan Kerjasama Penyediaan Infrastruktur. (Heranamawanty, 2016) 81

89 4.1 Pengelolaan Aset Pemerintah Daerah Upaya yang telah dilakukan dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan aset daerah antara lain: 1. pendampingan kepada pengurus barang dan petugas akuntansi unit kerja dalam menyusun inventarisasi barang milik daerah. Gambar III Gedung JEC Gedung JEC- Satu dari Aset yang di optimalkan 2. menyelesaikan status kepemilikan tanah-tanah yang dikuasai dan tercatat dalam daftar inventarisasi barang pemerintah 3. melakukan pensertifikatan Gambar III Pembukaan surat penawaran penjualan barang inventaris Tahun dan warkah sertifikat tanah. 4. mendayagunakan kekayaan daerah dengan menyewakan, meminjam pakaikan, kerjasama pemanfaatan dengan pihak ketiga dan kerjasama penyediaan infrastruktur. 82

90 5. mempromosikan aset idle melalui pengecekan lokasi, menitipkan informasi kepada warga sekitar lokasi atau pihak kelurahan apabila ada yang berminat untuk menyewa. Gambar III Penjelasan penjualan Gedung UPTD BPSDSMP Dinas Pertanian DIY Tahun Keamanan Aset Pemerintah Daerah Manajeman Keamanan meliputi keamanan Administrasi dalam hal ini Aplikasi yg dipakai untuk pencatatan aset Kartu Inventaris Barang (KIB) A s.d Kartu Inventaris Barang (KIB) F menggunakan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPKD). Keamanan Hukum, dalam hal ini tanah-tanah pemda selalu disertifikatkan Hak Pakai Pemda DIY. Sertifikat asli disimpan di deposit box di BPD. Keamanan Fisik, dalam hal ini tanah / bangunan kosong kami pasang tanda kepemilikan tanah / bangunan agar tidak disalahgunakan pihak-pihak yg tidak bertanggung jawab. Selain itu dilakukan pengamanan aset melalui Asuransi BMD yg berupa Asuransi Kendaraan dan Bangunan Sistem dan Prosedur Aset Pemerintah Daerah. Flowcard-Flowcard 83

91 84

92 85

93 86

94 FLOWCHAT USULAN PENJUALAN DAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH 87

95 88

96 89

97 4.4. Sampel Aset Pemerintah Daerah 1. Grahatama Pustaka : Gedung perpustakaan terbesar di DIY Jateng ini berdiri di atas tanah seluas 2,4 hektare dirancang untuk mengakomodir fungsi perpustakaan sebagai institusi yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi bagi masyarakat luas. Nama Grahatama Pustaka mengandung arti tempat menyimpan swaka, karena di Perpustakaan ini terdapat berbagai koleksi buku yang masih baru hingga buku langka yang sudah dicetak lagi, baik dalam bentuk buku maupun digital. Perpustakaan yang terbuka untuk umum ini, selain menyediakan fasilitas peminjaman juga dilengkapi dengan akses free wifi yang cukup kencang bagi para pengunjungnya. Gedung tersebut dibangun dengan empat menara menjulang yang mengandung makna empat kesempurnaan orang Jawa, yaitu Prakoso, Wulung, Wangi, dan Agung. 2. Gelanggang Olahraga Amongrogo : Gedung Olah Raga (GOR) Amongrogo adalah gedung olahraga yang dikelola oleh Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY. GOR ini terletak di jalan Kenari, Umbulharjo, Yogyakarta tepatnya di sebelah Stadion Mandala Krida dengan luas lantai m 2 berdiri di atas tanah seluas m 2. GOR Amongrogo meupakan Gedung Olahraga yang digunakan untuk aktivitas keolahragaan yang meliputi bola voli, basket, bulu tangkis, futsal, dan lain sebagainya yang berkapasitas total 5000 penonton. 3. Jogja Expo Center : Jogja Expo Center, Convention dan Exhibition Hall yang didedikasikan untuk penyelenggaraan kegiatan MICE (Meeting, Incentives, Conferences and Exhibition) dalam satu atap baik berskala nasional maupun internasional. Jogja Expo Center atau JEC adalah sebuah gedung pameran dan konferensi berukuan meter persegi yang dibangun oleh Pemda DIY. JEC menempati lahan seluas 5,4 hektar di mana juga terdapat pusat perbelanjaan, restoran dan gudang. Gedung ini juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan MICE. Gedung ini juga bisa menyelenggarakan Pameran Alat Berat karena lantainya dapat membawa beban sampai 10 ton per meter persegi. JEC terletak di Desa Banguntapan Kecamatan Banguntapan Bantul, JEC merupakan bangunan terpadu yang dibangun oleh Pemda DIY. Bangunan ini dilengkapi dengan sarana dan prasarana modern yang mendukung penyelengaraan berbagai kegiatan. Acara yang sering dilangsungkan di tempat ini antara lain pameran, wisuda, pernikahan hingga konferensi internasional. 90

98 4. Taru Martani : PD. Taru Martani, sebuah perusahaan dagang milik pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berdiri sejak tahuan 1918 oleh salah seorang penduduk berkewarganegaraan Belanda yang hingga kini masih memproduksi cerutu baik untuk dalam dan luar negeri. PD. Taru Martani senantiasa menciptakan formulasi campuran tembakau cerutu yang bercita rasa tinggi guna memenuhi keinginan dari pecinta cerutu sejati. Pabrik cerutu tertua di Indonesia ini terletak di Jl. Komisaris Polisi Bambang Suprapto No.2-A, Baciro, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Visi Perusahaan Taru Martani adalah mewujudkan masyarakat atau sumber daya manusia yang berketerampilan, berpengetahuan dan berakhlak dalam mengelola dan mengendalikan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Ekonomi secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan sehingga pada gilirannya akan diperoleh masyarakat yang berkeadilan, makmur dan sejahtera. Misi Taru Martani adalah mendorong terbentuknya fungsi dan peran Perusahaan sebagai Lokomotif Ekonomi yang berorientasi pada laba (profit oriented) dengan bertindak secara komersial dengan tujuan memberikan kontribusi PAD sebesar-besarnya pada pemegang saham dan sekaligus berorientasi pula pada peningkatan kemaslahatan (benefit oriented) bagi para Stake Holder. 5. Trans Jogja : 6. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Kulon Progo : Trans Jogja merupakan fasilitas pelayanan public yang diselenggarakan oleh Pemda DIY melalui BUMD PT Anindya Mitra International dan Dinas Perhubungan DIY yang beroperasi sejak tahun Dengan jumlah armada mencapai 74 unit, trans Jogja menjadi modal transportasi massa andalan untuk menjelajahi kota Yogyakarta dengan muran, aman dan nyaman. Kantor modern yang diresmikan pada tahun 2015 ini berlokasi di Desa Giripeni, Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo berdiri di atas tanah seluas m 2 menjadi wujud pelayan pajak kepada masyarakat dengan nyaman, aman, dan pelayanan yang professional. Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) mempunyai fungsi sebagai pelaksana operasional pemungutan pajak daerah di daerah Kewenangannya antara lain memungut pajak kendaraan bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Pajak air bawah tanah, retribusi daerah, dan pendapatan lain-lain yang sah. 91

99 7. Samsat Drive Thru : Pelayanan Samsat Drive Thru di DIY merupakan salah satu layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan cara Drive Thru dimana wajib pajak cukup menunggu dari kendaraannya sampai dengan proses pajak selesai dengan waktu singkat tanpa harus mengeluarkan biaya parkir. Pelayanan Samsat Drive Thru hanya berada di Samsat Pembantu Jl. Parangtritis, Sewon, Bantul dan Samsat Kulon Progo. 8. Graha Wana Bhakti Yasa : Gedung serbaguna berbentuk joglo ini berlokasi di Jl. Kenari, Semaki, Umbulharjo Yogyakarta, tepatnya disamping GOR Amongrogo, semula gedung ini difungsikan untuk gedung serba guna, saat ini digunakan untuk menunjang kegiatan olahraga di GOR Amongrogo dan Kantor KONI DIY. 9. Youth Center : Gelanggang pemuda ini berlokasi di Tlogoadi, Mlati Sleman dibangun di atas tanah seluas m 2 ini dikelola oleh Balai Pemuda dan Olahraga, Dinas Pendidikan dan Olahraga DIY. Keberadaan Youth Center dengan didukung fasilitas yang cukup memadai bisa dimanfaatkan untuk kegiatan rapat, seminar, diklat serta penyelenggaraan perkemahan, baik dari Balai Pemuda dan Olahraga maupun instansi lain baik organisasi pendidikan, organisasi politik, LSM dan sejenisnya. 10. Parkir Bandara Adisucipto : 11. Malioboro Mall : Lahan Parkir Bandara Adisucipto dengan luas tanah m2 berlokasi di Tlukan, Maguwoharjo, Depok, Sleman merupakan tanah milik Pemda DIY yang dioptimalkan/dikerjasamakan dalam bentuk sewa sebagai Area Parkir Bandara kepada PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Adisucipto. Dibangunan di atas tanah milik Pemda DIY seluas m 2 dengan harga perolehan Rp ,00 ini dikerjasamakan dengan Pihak Swasta PT Yogya Indah Sejahtera. Menyediakan fasilitas wisata belanja yang modern di kawasan legendaris Malioboro. KETERANGAN: Untuk lebih jelasnya silahkan lihat film animasi asset pemda diy di Google.com 92

100 BAB V JENIS PELAYANAN KESAMSATAN DI DIY 5.1 Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) DIY Jam Pelayanan Pendaftaran Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di KPPD/Samsat DIY dilaksanakan Jam : Hari Senin s/d. Kamis : Pukul s/d WIB Hari Jum at dan Sabtu : Pukul s/d WIB. Jenis layanan antara lain Perpanjangan 1 (satu) Tahun, Perpanjangan 5 (lima) Tahun (cek fisik serta ganti plat), Kendaraan Bermotor Mutasi Masuk, Kendaraan Bermotor Mutasi Keluar, Kendaraan bermotor Baru. 5.2 Layanan Samsat Pembantu Adalah layanan pengesahan STNK, pembayaran PKB, dan SW-JR/SWDKLLJ yang tempat pelaksanaanya bersifat permanen di BPD di luar Gedung Kantor Bersama SAMSAT, dan merupakan sub sistem dari Kantor bersama Samsat Induknya, dimungkinkan samsat online dan apabila dibutuhkan dapat melayani Perpanjangan Ulang 5 tahun dan Pendaftaran KBM baru. 5.3 Layanan Bus Samsat Keliling Adalah layanan pengesahan STNK, pembayaran PKB, dan SWDKLLJ dengan menggunakan kendaraan bermotor yang beroperasi dari satu tempat ke tempat lain. SAMSAT Keliling dimungkinkan menggunakan fasilitas SAMSAT Online melayani di 4 (empat) Kabupaten 1 (satu) Kota. Adapun jadwal Samsat Keliling terdapat di setiap KPPD di DIY adapun jadwal samsat keliling bergantian di setiap kecamatan. 5.4 Samsat Outlet Samsat DIY Layanan pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang tempat pelaksanaanya di sentra-sentra perbelanjaan/pusat kegiatan masyarakat 93

101 yang memungkinkan pemilik kendaraan/wajib pajak melakukan transaksi sambil berbelanja/rekreasi, untuk pelayanan Samsat Outlet DIY di Galeria di Jl. Jendral Sudirman. Pengesahan STNK setiap tahun, Pembayaran PKB, SW-Jasa Raharja bagi wajib pajak yang berdomisili di Provinsi DIY. Kendaraan yang dilayani adalah kendaraan pribadi (bukan umum) baik roda 4 (empat) maupun roda 2 (dua). Persyaratan Pelayanan Samsat Outlet : Identitas a. Perorangan jati diri (KTP, SIM, KTA, C1) Jika berhalangan melampirkan surat kuasa bermeteri cukup b. Badan hukum Salinan akte pendirian, keterangan domisili, surat kuasa bermeterai cukup dan ditandanganai oleh pimpinan serta dibubuhi cap badan hokum yang bersangkutan Instansi pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD) surat tugas/surat kuasa bermeterai cukup dan ditandatangai oleh pimpinan serta dububuhi cap instansi yang bersangkutan. c. STNK Asli dan satu lembar fotocopy d. Bukti Pelunasan PKB dan SW-Jasa Raharja (SKPD telah divalidasi) tahun terakhir; e. Bukti Pelunasan BPKB tahun terakhir Tempat & Waktu Pelayanan Samsat Outlet: Galeria Mall Yogyakarta Di Jl. Jendral Sudirman Yogyakarta. Setiap hari mulai pukul WIB. Petugas Samsat Outlet Petugas Outlet dari 4 (empat) orang yaitu 2 (dua) sift yaitu: Sift ke I : Pagi jam Wib. Terdiri dari 2 (dua) penjaga; Sift ke 2 : Siang jam Wib. Terdiri dari 2 (dua) penjaga. Petugas dari 5 (lima) KPPD Kabupaten Kota, perputaran 5 (lima) hari sekali dari setiap KPPD Kabupaten Kota. 5.5 Samsat Acara Tertentu/ Pameran Sekaten dan HUT Kabupaten/ Kota di DIY Setiap ada Pekan Malam Pasar Sekaten (PMPS) yang rutin diadakan setiap tahunnya yang bertepatan de ngan itu diadakan Pameran tepatnya di Anjungan Pemda DIY yang setiap jam s/d. jam maka pelayanan Samsat DIY selalu 94

102 membuka stand pada anjungan Pemda DIY. Adapun petugas dari semua KPPD Kabupaten/Kota, sedangkan jadwal yang mengkoordinasikan Bidang Pendapatan DPPKA DIY. 5.6 Samsat Payment Point Merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor (pengesahan STNK Tahunan) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) pengesahan STNK yang pelaksanaannya berada pada 1 (satu) Kantor Kas dan 6 (enam) Cabang Pembantu Bank BPD DIY, yaitu : 1. Kantor Kas Bank BPD Giwangan Kota Yogyakarta; 2. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Piyungan Bantul; 3. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Srandakan Bantul; 4. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Nanggulan Kulon Progo; 5. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Karangmojo Gunungkidul; 6. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Semin Gunungkidul; 7. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Paliyan Gunungkidul; 8. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Kalasan Sleman; 9. Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Godean Sleman. 5.7 Samsat Drive Thru Merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan kendaraan roda 4 (empat) (pengesahan STNK Tahunan) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) tanpa Wajib Pajak harus turun dari kendaraan, terletak di Samsat Pembantu Sewon Bantul dan Samsat Kulonprogo baik roda empat maupun roda dua dengan waktu 5 menit selesai. Upaya untuk mengurangi tunggak pajak yaitu dilakukan pendataan potensi dan penagihan kepada wajib pajak, penyederhanaan prosedur pembayaran pajak, berupa 95

103 sanksi administrasi denda, razia kendaraan bermotor dan mengoptimalkan penagihan door to door serta mengoperasionalkan bus Samsat keliling hingga kecamatan se DIY. 5.8 E-SAMSAT E-Samsat adalah Layanan pembayaran Pajak Kendaraan bermotor (pengesahan tahunan) melalui jaringan elektronik yang dimiliki oleh pihak Bank. Persyaratan: 1. Memiliki Kartu ATM 2. Memiliki NIK yang terdaftar di Bank dan SAMSAT. Layanan E-Samsat dapat dikembangkan di seluruh jaringan Bank yang ada di Wilayah Yogyakarta, namun demikian Saat ini layanan E-Samsat baru dapat digunakan melalui Jaringan ATM PT. Bank BPD DIY DASAR HUKUM Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan; Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan Satuan Manunggal Satu Atap (SAMSAT); Peraturan Kapolri No 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor; Surat telegram Kapolri No: ST/1208/V/2016 tanggal 18 Mei 2016 tentang Pelaksanaan Rapat koordinasi SAMSAT se-indonesia di Hotel Bidakara Jakarta Rapat Koordinasi Bidang kesamsatan oleh DIRLANTAS, Kepala DPPKA, dan Kacab PT. Jasaraharja (Persero) pada tanggal 9 Juni 2016 tentang penandatanganan komitmen bersama dalam rangka peningkatan layanan SAMSAT se Wilayah Yogyakarta. Peraturan Bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dan Direktur PT. Jasaraharja (Persero), Nomor : 35 tahun 2008, B/4820/XI/2008, SKEB /12/2008 tentang pelayanan prima Samsat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 96

104 Keputusan Gubernur D.I. Yogyakarta Nomor : 127/TIM/2016 tentang pembentukan SATGAS SABER PUNGLI D.I. Yogyakarta Samsat online merupakan pengembangan dari sistem samsat yang telah ada, dimana data kendaraan yang sebelumnya hanya bisa diakses di Kantor Samsat Kabupaten/Kota setempat, dapat diakses di semua layanan Samsat se-diy. Layanan Samsat : 5 kantor layanan Samsat Induk 9 Payment Point Bank BPD DIY 2 Samsat Pembantu (Maguwo, Sewon) 5 Mobil Samsat keliling 2 Drive thrue (Bantul, Kulonprogo) 1 Galeri Samsat (Galeria Mall) Layanan E-Samsat dapat dikembangkan di seluruh jaringan Bank yang ada di Wilayah Yogyakarta, namun demikian Saat ini layanan E-Samsat baru dapat digunakan melalui Jaringan ATM PT. Bank BPD DIY 5.9 Penghargaan Kesamsatan Dalam memberikan pelayanan publik, KPPD / SAMSAT se DIY telah memperoleh penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima (CPP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tahun 2009 untuk KPPD Gunungkidul dan KPPD Bantul, KPPD Kota Yogyakarta pada tahun 2013, dan pengakuan pelayanan dengan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan kategori Baik untuk 5 KPPD serta Sertifikasi ISO sejak tahun 2009 sampai tahun 2016 saat ini. Untuk mendukung kelancaran tugas dan menjamin tingkat akselerasi dan akurasi data pada proses pelayanan di KPPD seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta telah menggunakan sistem pelayanan on-line. Untuk menjamin transparansi pelayanan publik telah dibangun berbagai fasilitas berbasis teknologi informasi, antara lain : 1. SMS Informasi PKB. 97

105 Layanan informasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) melalui SMS. 2. SMS Informasi Jatuh Tempo. Layanan informasi jatuh tempo masa Pajak Kendaraan Bermotor yang memberikan informasi SMS, 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pajak. Dalam rangka peningkatan Pelayanan Publik sebagai tindak lanjut tuntutan masyarakat terhadap mutu Pelayanan Prima, maka aparatur pemerintah perlu mempersiapkan diri dengan memperbaiki kinerja palayanan secara terus menerus dan berkesinambungan diiringi dengan peningkatan Sarana dan Prasarana dari tahun ke tahun Potensi Potensi pendapatan Tahun bersumber dari Pajak daerah, Retribusi Daerah dan Lain-lain pendapatan. Potensi Pendapatan Daerah diukur dan diperoleh berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, khusus untuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang sifatnya closed listed. Hal ini sedikit membatasi gerak di daerah untuk melakukan perbaharuan penerimaan khususnya dari pajak dan retribusi karena obyek baru yang dianggap sebagai potensi pendapatan harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan untuk dipungut. Sehingga potensi yang akan digalakkan untuk beberapa tahun ke depan diarahkan berasal dari sumber Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain- Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, komponen dana perimbangan dan juga komponen dana hibah, maupun dana-dana penyesuaian dari pusat. Adapun potensi pendapatan dari pajak daerah adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan ekonomi sehingga bertambah kendaraan baru (10-12%) 2. Potensi realisasi wajib pajak yang belum mendaftar (40%) 3. Rencana kenaikan harga BBM (PBBKB) Rata-rata peningkatan kendaraan roda 4 (empat) sebesar 531 unit kendaraan roda empat setiap bulan sedang rata-rata peningkatan kendaraan roda 2 (dua) sebesar unit setiap bulan. 98

106 Dengan menggunakan model estimasi jumlah kendaraan, diperoleh proyeksi jumlah kendaraan untuk roda 4 (empat), terbesar terdapat di Kabupaten Sleman, diikuti oleh Kota Yogyakarta sedangkan untuk sepeda motor, proporsi terbesar terdapat di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul PERSYARATAN URUSAN KENDARAAN BERMOTOR (KBM) DI DIY Syarat-syarat Perpanjangan ulang 1 Tahun Mengisi blangko SPTPD; Kartu Identitas (KTP, SIM, KK, Pasport), STNK Asli + Forocopy, BPKB Asli + Fotocopy dan Bukti pelunasan pajak terakhir). Syarat-Syarat Perpanjangan ulang (5 tahunan) antara lain: Mengisi Blangko SPTPD, Chek Fisik Kendaraan, Kartu Identitas (KTP, SIM, KK, Pasport, STNK Asli dan Fotocopy, BPKB Asli dan Fotocopy, Bukti pelunasan pajak terakhir). Syarat-syarat Kendaraan Baru: Mengisi blangko SPTPD, Chek Fisik Kendaraan, Kartu Identitas (KTP), Faktur, Sertifikat Uji Type dan tanda pendaftaran type, Surat keterangan karoseri (Kendaraan tertentu), surat keterangan dari Dinas Perhubungan, Kuitansi pembelian kendaraan bermotor, NIK (Nomor Identifikasi Kendaraan bermotor). Kendaraan Mutasi dari Luar daerah: Mengisi blanko SPTPD; Chek Fisik Kendaraan; Kartu Identitas (KTP, SIM, KK, Pasport), Surat Keterangan Pindah (pengganti STNK), BPKB Asli dan Fotocopy, Surat Keterangan Fiskal antara Daerah dan kuitansi pembelian. Kendaraan Mutasi Dari Dalam Daerah: Mengisi Blanko SPTPD, chek fisik kendaraan, Kartu Identitas (KTP, SIM, KK, Pasport) STNK, BPKB Asli dan Fotocopy, SKPD Tahun Terekhir, Kuitansi pembelian. 99

107 Penggantian STNK Hilang: Laporan kehilangan dari kepolisian terdekat, iklan radio dan Koran, Cek Fisik KBM, BPKB, Identitas (KTP), surat pernyataan kehilangan diberi meterai Rp ,- dan STNK Hilang dapat diproses 14 hari sejak kehilangan STNK dilaporkan Flowchart Pelayanan di Samsat DIY PROSEDUR PELAYANAN PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT 100

108

109

110

111

112

113

114 FLOWCHART TATA CARA MEMPEROLEH SANTUNAN JASA RAHARJA AHLI WARIS RUMAH SAKIT PAMONG PRAJA MENINGG AL DUNIA LAPORAN POLISI LAYANAN SANTUNAN JASA RAHARJA LUKA- LUKA KORBAN RUMAH SAKIT KORBAN 107

115 5.13 Kontak Informasi pelayanan kesamsatan Daerah Istimewa Yogyakarta selengkapnya hubungi: 1. KPPD Kota Yogyakarta Alamat : Jl. Tentara Pelajar No. 13 Yogyakarta Telp. (0274) ; - Bank BPD Kantor Kas Giwangan, Jl. Imogiri Timur No. 155 Giwangan Yogyakarta Telp. (0274) KPPD Kabupaten Bantul Alamat : Jl. Badekan, Bantul, Telp ; - Samsat Pembantu Sewon/Drive True : Jl. Parangtritis km 4,5 Druwo, Sewon, Bantul Telp ; - Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Piyungan, Jl. Raya Wonosari km 13, Sandeyan, Srimulyo, Piyungan, Bantul Telp. (0274) ; - Bank BPD Kantor Kas Srandakan Jl. Raya Srandakan, Mangiran, Trimurti, Srandakan, Bantul Telp. (0274) , KPPD Kabupaten Kulonprogo Alamat : Jl. Jogja-Wates Km. 27, Gunung Gempal, Giripeni, Wates, Kulonprogo, Telp. (0274) ; - Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Nanggulan, Jatisarono Karang Nanggulan Kulonprogo Telp. (0274) KPPD Kabupaten Gunungkidul Alamat : Jl. Pemuda Baleharjo Wonosari Gunungkidul Telp. (0274) ; - Layanan Kesamsatan Bank BPD DIY Kantor Cabang pembantu Karangmojo Alamat Jl. Karangmojo, Wonosari Km 1, Plumbungan, Gedangrejo, Karangmojo Telp. (0274) ; - Layanan Kesamsatan Bank BPD DIY di Desa Semin, Kec. Semin Telp. (0274) ; - Layanan Kesamsatan Bank BPD DIY Kantor Kas, Desa Karang Duwet Kec. Paliyan, Gunung Kidul Telp KPPD Kabupaten Sleman Alamat: Jl. Magelang KM 13 Krapyak Triharjo Sleman Telp. (0274) ; - Samsat Pembantu Maguwo/Layanan LIK Maguwoharjo, Depok Sleman Jl. Adisucipto km 9,8 Maguwo Sleman Telp. (0274) , ; - Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Kalasan Sleman Telp. (0274) ; 108

116 - Samsat Outlet, di Galeria Mall, Jl. Laksda Adisucipto Km. 6.5 Yogyakarta Telp. (0274) Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Jl. Godean, Sidoagung, Sleman, Telp. (0274) Keterangan: Untuk lebih jelasnya silahkan lihat film animasi pelayanan kesamsatan DIY di Google. 109

117 Lampiran: 1.RINGKASAN APBD TAHUN 2015 (MURNI); 2.RINGKASAN APBD TAHUN 2015 (PERUBAHAN); 3.NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014; 4.LAPORAN REALISASI APBD (VERSI PERMENDAGRI) UNTUK TAHUN YAN G BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015; 5.LAPORAN REALISASI APBD (VERSI SAP) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014; 6.LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN

118 Tabel 1 111

119 112

120 Tabel 2 113

121 114

122 Tabel 3 115

123 116

124 Tabel 4 117

125 Tabel 5 118

126 119

127 Tabel 6 120

Kata Pengantar. Assalamu alaikum Wr. Wb.

Kata Pengantar. Assalamu alaikum Wr. Wb. Kata Pengantar Assalamu alaikum Wr. Wb. Profil Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta menyajikan ragam informasi tentang informasi potensi-potensi yang dimiliki,

Lebih terperinci

LEAFLET DPPKA DIY 2016

LEAFLET DPPKA DIY 2016 LEAFLET DPPKA DIY 2016 1 I. PENDAHULUAN 1.1 SEJARAH Sejarah DPPKA Sejarah terbentuknya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY adalah diawali dengan adanya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DIY DI KOTA YOGYAKARTA

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DIY DI KOTA YOGYAKARTA PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DIY DI KOTA YOGYAKARTA A. PENDAHULUAN 1. Profil Instansi a. Dasar Pembentukan Instansi Peraturan Daerah Provinsi DIY No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSKUTIF Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset terbaik se Indonesia " .

IKHTISAR EKSKUTIF Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset terbaik se Indonesia  . KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mengamanatkan setiap instansi pemerintah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN PENDAHULUAN Kantor Pelayanan Pajak Daerah Di Kabupaten Sleman (SAMSAT SLEMAN) berlokasi di Jl Magelang Km 12,5 Krapyak Triharjo Sleman dalam melaksanakan

Lebih terperinci

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Kepatihan Danurejan Yogyakarta Telp.

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Yogyakarta, 28 Februari 2017 KEPALA DPPKA DIY. Drs.BAMBANG WISNU HANDOYO NIP

Kata Pengantar. Yogyakarta, 28 Februari 2017 KEPALA DPPKA DIY. Drs.BAMBANG WISNU HANDOYO NIP Kata Pengantar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016, serta

Lebih terperinci

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2012

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2012 Halaman : DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 0 Formulir DPPA-SKPD. Urusan Pemerintah Organisasi :.0. - OTONOMI

Lebih terperinci

SAMBUTAN DAN LAPORAN PERESMIAN GEDUNG KANTOR SAMSAT KULON PROGO & KANTOR KAS BPD SAMSAT CABANG WATES

SAMBUTAN DAN LAPORAN PERESMIAN GEDUNG KANTOR SAMSAT KULON PROGO & KANTOR KAS BPD SAMSAT CABANG WATES SAMBUTAN DAN LAPORAN PERESMIAN GEDUNG KANTOR SAMSAT KULON PROGO & KANTOR KAS BPD SAMSAT CABANG WATES (Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Lebih terperinci

PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014

PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014 PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014 1. SEJARAH DPPKA Salah satu kebijakan pemerintah Kabupaten Tanah Datar dalam usaha peningkatan pendapatan daerah ini

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 35 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kebumen Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang sering di singkat DPPKAD

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara BAB II GAMBARAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I.2 : JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN Pendapatan , , ,45 8.

LAMPIRAN I.2 : JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN Pendapatan , , ,45 8. LAMPIRAN I.2 : PEMERINTAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RINCIAN LAPORAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN 2014 PERIODE BULAN : DESEMBER URUSAN PEMERINTAHAN : ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Luwu Utara;

BAB I PENDAHULUAN. 2. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Luwu Utara; BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Biro Organisasi Sekretariat Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Tentang Dinas Pendapatan Kota Salak

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Tentang Dinas Pendapatan Kota Salak BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Tentang Dinas Pendapatan Kota Salak Dinas Pendapatan, Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah adalah Satuan Kerja

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2012-2017 DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA JUNI 2013 1 Kata Pengantar Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat : : a. Bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan dinas pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejalan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebagai Lembaga Teknis Daerah berbentuk

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN, KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah dan dilandasi Peraturan Undang-Undang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah dan dilandasi Peraturan Undang-Undang sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum UP3AD/SAMSAT Karanganyar 1. Sejarah UP3AD Karanganyar Sebelum dinamakan sebagai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa Tengah, tahun 1957

Lebih terperinci

dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara

dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Sebelum Dinas berdiri sendiri sebagai instansi tersendiri, Pengelolaan Pajak dan Pendapatan Daerah adalah merupakan salah satu bagian yang berada di bawah Biro Keuangan yang bernaung pada Sekretariat Kantor

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN(LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN(LKjIP) DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET KABUPATEN KULON PROGO LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN(LKjIP) 2015 A L A M A T : JL. P E R W A K I L A N N O.1 W A T E S LKjIP DPPKA Kab. Kulon Progo

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A B U P A T I TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Natuna Visi Kabupaten Natuna adalah Menuju Natuna yang Sejahtera, Merata dan Seimbang. Sesuai dengan visi tersebut, maka ditetapkan pula misi pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Rokan Hulu Pelaksanaan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu unsur organisasi Pemerintah Daerah yang mempunyai

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PAJAK & RETRIBUSI PARKIR PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2011 PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jl. Pemuda 148 Telp. (024)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaran Pemerintahan. Untuk

Lebih terperinci

transparansi, partisipasi, penegakan hukum, dan akuntabilitas

transparansi, partisipasi, penegakan hukum, dan akuntabilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat reformasi telah mewarnai Pemerintah daerah/ Organisasi aparatur negara dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR 2 TAHUN 2004 (2/2004) TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2 GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTURORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Dinas Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah Kota Sibolga Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, sehingga Badan Pendapatan

Lebih terperinci

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN

Lebih terperinci

FORUM SKPD DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN T.A 2018 RADYOSUYOSO 30 MARET 2017

FORUM SKPD DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN T.A 2018 RADYOSUYOSO 30 MARET 2017 FORUM SKPD DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN T.A 2018 RADYOSUYOSO 30 MARET 2017 DRS. BAMBANG WISNU HANDOYO EVALUASI KINERJA SKPD TAHUN 2014, 2015, 2016 No 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI. BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI. a. Tugas Pokok dan Fungsi. Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah DPPKAD Kab. Karawang Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KERJA SAMA DAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah mengalami beberapa perubahan antara lain : Dinas kebersihan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Sumatera Utara Sebelum Dinas berdiri sendiri sebagai Instansi tersendiri, Pemgelola Pajak dilakukan oleh Gubernur Sumatera

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 LKjIP 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1

LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1 LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, 23 Pebruari 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG, Dr. Drs. H. IDRUS, M.Si. Pembina Utama Madya NIP

KATA PENGANTAR. Malang, 23 Pebruari 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG, Dr. Drs. H. IDRUS, M.Si. Pembina Utama Madya NIP KATA PENGANTAR Puji syukur patut kiranya kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuknya sehingga penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Daerah Kota Malang Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DINAS KEUANGAN DAN ASET DAERAH

LAPORAN KINERJA DINAS KEUANGAN DAN ASET DAERAH LAPORAN KINERJA DINAS KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI GORONTALO LAKIP TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pembentukan Organisasi Dinas Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo merupakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016-2021 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan,

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2 GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTURORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH SALINAN NOMOR 24, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 27 PENDAHULUAN A. KEDUDUKAN Undang-undang Nomor 2 Tahun 23 tentang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

R E N J A [ R E N C A N A K E R J A ]

R E N J A [ R E N C A N A K E R J A ] R E N J A [ R E N C A N A K E R J A ] DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GORONTALO 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung 65 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung Pemberlakuan kebijakan Otonomi Daerah mendorong Pemerintah Daerah untuk mandiri dalam segala hal

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah Dalam suatu pemerintahan apabila ingin berjalan dengan baik maka harus ada unsur 3P (Personil,

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUNAN. Sekretariat Daerah Kota Malang 2015 TAHUN BAGIAN ORGANISASI

LAPORAN KINERJA TAHUNAN. Sekretariat Daerah Kota Malang 2015 TAHUN BAGIAN ORGANISASI LAPORAN KINERJA TAHUNAN Sekretariat Daerah Kota Malang 2015 TAHUN BAGIAN ORGANISASI KATA PENGANTAR Puji syukur patut kiranya kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 1/D, 2008 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG KOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DI BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) DI KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUN RENJA RENCANA KINERJA TAHUN 2015 DINAS PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LUMAJANG JALAN ALUN ALUN UTARA NO.7 LUMAJANG 1 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan good governance, maka setiap Satuan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Lebih terperinci