Kata Pengantar. Assalamu alaikum Wr. Wb.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Pengantar. Assalamu alaikum Wr. Wb."

Transkripsi

1 Kata Pengantar Assalamu alaikum Wr. Wb. Profil Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta menyajikan ragam informasi tentang informasi potensi-potensi yang dimiliki, Sumber Daya Manusia DPPKA DIY yang ada. Tujuan yang hendak dicapai DPPKA DIY adalah meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah, meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah bagi Pemerintah Daerah, mengoptimalkan peningkatan kinerja BUMD serta mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Profil DPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta ini memuat tentang selayang pandang DPPKA yang meliputi : Sejarah DPPKA dan KPPD, Visi dan Misi, Tugas dan fungsi DPPKA, Dasar hukum, Struktur dan Bagan Organisasi DPPKA, dan Arah Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam rangka mewujudkan good governance, maka diharuskan kepada pemerintah secara konsisten dan optimal dalam melaksanakan dan mewujudkan visi dan misi serta kinerja DPPKA DIY. Dengan kondisi ini diharapkan pelaksanaan pemerintah lebih berhasil guna, dan berdaya guna bersih dan bertanggungjawab, sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai dan sebagai bentuk upaya transparansi keuangan terhadap informasi publik. Sejalan dengan hal tersebut maka, diharapkan penyusunan Profil DPPKA DIY dapat memberikan penjelasan dan informasi tentang DPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewujudkan pengelolaan keuangan dan asset terbaik se Indonesia. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, September 2015 Penyusun, Subag Data TI i

2 Sambutan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset pada penerbitan buku Profil DPPKA DIY Assalamualaikum Wr. Wb. Sejalan dengan pemerintahan yang transparan dan akuntabel, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY berkewajiban memberikan gambaran secara umum tentang tugas fungsi dan uraian kegiatan, serta kebijakan kedepan dalam pengelolaan keuangan daerah DIY. Berkaitan dengan hal tersebut mengacu kepada Perda 6 tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di Lingkungan DIY serta Peraturan Gubernur Nomor 42 tahun 2008 tentang rincian tugas dan fungsi Dinas dan unit pelaksana teknis pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset maka DPPKA DIY menerbitkan buku Profil DPPKA DIY. Buku Profil ini memuat tentang selayang pandang pengelolaan keuangan dan aset yang ada di DIY. Diharapkan melalui penerbitan buku ini upaya dalam rangka mewujudkan good governance, pemerintah secara konsisten dan optimal melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kinerja serta upaya pelaksanaan pemerintah lebih berhasil guna, dan berdaya guna bersih dan bertanggung jawab, sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai dan sebagai bentuk upaya transparansi keuangan terhadap publik dapat tercapai. Peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu yang sangat krusial dalam manajemen pelayanan, baik dalam lingkup manajemen sektor publik maupun sektor privat, hal ini terjadi karena di satu sisi tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dari tahun ke tahun menjadi semakin besar. Untuk itu praktik penyelenggaraan pelayanan perlu ditingkatkan agar ada perbaikan yang berarti, sehingga perlu adanya standar pelayanan mutu yang baku sebagai pedoman pelayanan baik dalam sektor publik maupun sektor swasta. Berkaitan dengan hal tersebut DPPKA DIY bertekat untuk mewujudkan visi DPPKA DIY yaitu TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE INDONESIA. Saran dan kritik yang sifatnya membangun kami harapkan demi penyempurnaan sajian buku ini dan kelancaran pelaksanaan tugas berikutnya terima kasih semoga bermanfaat. Wassalamualaikum Wr. Wb. Yogyakarta, September 2015 Kepala, Drs. Bambang Wisnu Handoyo NIP ii

3 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Sambutan Kepala DPPKA DIY... iii Daftar Isi... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Sejarah DPPKA Sejarah UPTD (KPPD DIY) Visi dan Misi DPPKA DIY Visi Misi Budaya Kerja Pemerintahan DIY Satriya Tugas dan Fungsi Tugas Fungsi Maksud, Tujuan, Sasaran, Indikator Kerja dan Program Maksud Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Program Kerja Dasar Hukum Sumber Daya Manusia (SDM) DPPKA DIY Sarana dan Prasarana Analisis Isu-isu Strategis Alur Pikir Struktur dan Bagan Organisasi Rincian Tugas DPPKA dan KPPD DIY...13 BAB II STRATEGI DAN KEBIJAKAN DPPKA 2.1. Strategi Analisis Eksternal Peluang Ancaman Analisis Internal Kekuatan Kelemahan Analisis SWOT Kebijakan DPPKA DIY Sasaran Peningkatan Pendapatan BAB III KEUANGAN DAERAH 3.1. Pengertian Keuangan Daerah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pengertian APBD Struktur APBD Efisiensi Keuangan Daerah Opini BPK iii

4 BAB IV PELAYANAN KESAMSATAN 4. Layanan Kesamsatan DIY 4.1. KPPD DIY Pelayanan Samsat Pembantu Pelayanan Samsat Keliling Pelayanan Samsat Outlet Pelayanan Samsat Sekaten Pelayanan Samsat Payment Point Pelayanan Samsat Drive True Penghargaan Kesamsatan Potensi Persyaratan Urusan Kendaraan Bermotor (KM) di DIY Flowchart pelayanan kesamsatan DIY Layanan Sistem Manajemen Mutu ISO Vii Kontak Informasi Pelayanan Kesamsatan DIY... Viii iv

5 Daftar Tabel : 1. Tabel 1: RINGKASAN APBD TAHUN 2014; 2. Tabel 2: NERACA TAHUN 2014 DAN TAHUN 2013; 3. Tabel 3: LAPORAN REALISASI APBD TAHUN 2014 (VERSI PERMENDAGRI); 4. Tabel 4: LAPORAN REALISASI APBD TAHUN 2014 DAN 2013 (VERSI SAP); 5. Tabel 5: LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TAHUN 2014 DAN TAHUN v

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 SEJARAH Sejarah DPPKA Sejarah terbentuknya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY adalah diawali dengan adanya Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 2 Tahun 2004 tanggal 5 Februari 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di Lingkungan DIY yang mendasari terbentuknya Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2008 dengan dikeluarkannya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 6 tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di Lingkungan DIY dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset, maka Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Daerah Istimewa Yogyakarta berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun kronologis sampai terbentuknya DPPKA dimulai dari Dinas Keuangan pada tahun 1974 s/d 1975 dipimpin oleh Bapak KRT. Tjitro Kusumo, selanjutnya menjadi Direktorat Keuangan pada tahun 1975 s/d 1976 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Heri Susanto. Kemudian berubah nama menjadi Biro Keuangan masih dipimpin oleh Bapak Drs. H. Heri Susanto sampai tahun 1984, sedangkan pada tahun 1985 s/d 1995 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Sumaryono kemudian dilanjutkan kepemimpinannya oleh Bapak Drs. Suyud dari tahun 1995 s/d Selanjutnya Biro Keuangan dipimpin oleh Bapak Drs. Mulyanto dari tahun 1997 s/d 2001 dan berubah menjadi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) dari tahun 2004 s/d 14 Februari 2008 dibawah pimpinan Bapak Drs. Mulyanto, pada saat itu BPKD merupakan penggabungan dari Biro Keuangan, Dispenda dan Bidang Aset Bapekoinda Provinsi DIY. Bapak Drs. Bambang Wisnu Handoyo mulai dari tanggal 14 Februari 2008 memimpin BPKD sampai sekarang, yang namanya berubah menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY sejak 15 Februari tahun Dalam rangka mewujudkan good governance, maka diharuskan kepada pemerintah secara konsisten dan optimal melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kinerja, dengan kondisi ini diharapkan pelaksanaan pemerintah lebih berhasil guna, dan berdaya guna bersih dan bertanggungjawab, sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai dan sebagai bentuk upaya transparansi Keuangan terhadap publik. 1

7 DPPKA DIY dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh Sekretaris Dinas. Sekretaris Dinas membawahi Subag Umum, Subag Program, Subag Data & TI. Dalam menjalankan tugasnya Kepala DPPKA dibantu oleh 6 bidang yang meliputi : Bidang Anggaran Pendapatan, Bidang Anggaran Belanja, Bidang Pengelolaan Kas Daerah, Bidang Administrasi Keuangan Daerah, Bidang Akuntansi, Bidang Pengelolaan Barang Daerah dan dibantu oleh UPTD yaitu KPPD 4 Kabupaten dan 1 Kota. Bidang Anggaran Pendapatan membawahi 3 Seksi antara lain Seksi Pajak Daerah, Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain, Seksi Perimbangan Keuangan Daerah. Bidang Anggaran Belanja membawahi 4 Seksi antara lain Seksi Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan Rakyat, Seksi Fisik, Sarpras, dan Seksi Perekonomian. Bidang Pengelolaan Kas Daerah membawahi 4 Seksi antara lain : Seksi Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan Rakyat, dan Seksi Fisik, Sarpras, dan Seksi Perekonomian Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah membawahi 3 Seksi yang antara lain : Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kab/Kota, Seksi Bina Pengelolaan Keuangan, dan Seksi Administrasi Dana Non APBD. Bidang Akuntansi yang membawahi 4 Seksi yang antara lain : Seksi Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan Rakyat, Seksi Fisik, Sarpras, dan Seksi Perekonomian Bidang Pengelolaan Barang Daerah membawahi 3 Seksi yang antara lain Seksi Administrasi Barang Daerah, Seksi Pendayagunaan Barang Daerah, serta seksi Monitoring dan Evaluasi. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) menyebar di 4 Kabupaten dan 1 Kota pembentukannya di pimpin oleh Kepala KPPD yang masing-masing membawahi 1). Kasubag dan 2). Kasi antara lain : Kasubag. Tata Usaha, Kasi Pendaftaran dan Penetapan, Kasi Pembukuan dan Penagihan Sejarah UPTD (KPPD DIY) Pada masa penjajahan Belanda, Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dipungut oleh pemerintah Hindia Belanda di Jakarta. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta. Saat penjajahan Belanda hingga awal kemerdekaan Republik Indonesia jumlah kendaraan masih sangat sedikit sehingga belum merupakan sumber pendapatan yang potensial. Pada perkembangannya dalam rangka perimbangan keuangan pusat dan daerah, beberapa jenis pajak termasuk pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor diserahkan kepada daerah sebagai sumber pendapatan daerah tingkat I/Provinsi, melalui ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1968 jo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 5 Tahun Pada saat itu masyarakat wajib pajak apabila akan membayar pajak kendaran bermotor diharuskan mendatangi instansi Kontor Kepolisian, Kantor Pajak ke Kantor PT. Jasa Raharja yang letaknya tidak terdapat dalam satu lokasi. Kondisi demikian mengakibatkan pengurusan pembayaran pajak kendaraan bermotor memerlukan waktu lebih lama dan cukup menyulitkan. 2

8 Atas dasar kondisi lokasi tersebut munculah gagasan untuk melakukan kerjasama guna meningkatkan kemudahan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dengan menyatukan pelayanan dalam satu atap. Oleh karena itu pada tahun 1976 dibentuk kantor Samsat di seluruh Indonesia dengan diterbitkannya pada Surat Keputusan Bersama Menhankam/Pangab, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan Pol. Kep/13/XII/1976, nomor Kep.11963/MK/IV/112/1976 dan nomor 311 tahun 1976 tentang Peningkatan Pelayanan kepada masyarakat serta Peningkatan Pendapatan Daerah khususnya mengenai Pajak-pajak Kendaraan Bermotor. Pengurusan pajak kendaraan bermotor melalui Kantor Samsat ini tidak perlu mendatangi tiga tempat baik Kepolisian. Kantor Pajak dan Kantor Asuransi Jasa Raharja, karena pelayanan sudah dilakukan dalam satu kantor bersama yakni Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Pada awal tahun 1978 di Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan satu Kantor Samsat darurat berlokasi di Gondolayu Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1982 kantor samsat dipindahkan di gedung samsat yang baru representatif di jalan Tentara Pelajar nomor 15 Yogyakarta. Namun karena perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang semakin hari semakin meningkat maka dianggap perlu membentuk kantor Samsat di daerah Kabupaten/kota. Pada tahun 1984 berdirilah Samsat Kota, Sleman dan Bantul dan pada tahun 1985 didirikan Samsat Kulonprogo dan Gunungkidul kemudian kantor samsat berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) yang menyebar di seluruh kabupaten/kota di DIY. 1.2 Visi dan Misi DPPKA DIY Visi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki visi : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE INDONESIA Misi Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta adalah : 1. Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah; 2. Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah; 3. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD; 4. Mengembangkan kapasitas pengelolaan Keuangan Daerah. 3

9 1.3 Budaya Kerja Pemerintahan DIY Satriya Budaya kerja aparatur adalah nilai dan cerminan dari kebiasaan kerja yang dibakukan, sebagai standar perilaku kerja aparatur dalam rangka memberi arah pencapaian visi dan misi organisasi. Idealnya budaya pemerintah ini menjiwai atau sejalan dengan pelaksanaan sistem manajemen pemerintahan mulai dari perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan. Budaya Jawa sudah dikenal sebagai budaya adiluhung. Budaya Jawa bagi Pemerintah Daerah DIY diejawantahkan ke dalam budaya organisasi yang dikenal dengan nama Budaya Pemerintahan Satriya antara lain : 1. Budaya Pemerintahan yang telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur No. 72 tahun 2008 tentang Budaya Pemerintahan di DIY adalah bentuk komitmen Pemerintah Daerah DIY dalam mencapai keberhasilan transformasi birokrasi, yang berbasiskan pada misi-misi kearifan lokal DIY yaitu filosofi Hamemayu Hayuning Bawana dan ajaran moral sawiji, greget, sengguh ora mingkuh serta dengan semangat golong gilig. 2. Kekhasan bidang pemerintahan Satriya ini perlu dimiliki oleh setiap PNS di lingkungan Pemda DIY dan Pemda Kabupaten/Kota se-diy, dalam artian tidak sekedar mengetahui, tetapi juga meresapi, memahami, dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur Budaya Pemerintahan Satriya ke dalam diri masing-masing. 3. Budaya SATRIYA lanjutnya, merupakan nilai budaya yang mengandung filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, bermakna sebagai kewajiban melindungi dan memelihara serta membina keselamatan dunia lebih untuk mementingkan berkarya bagi masyarakat dari pada memenuhi ambisi pribadi. 4. Tercermin dalam prilaku PNS antara lain : Ramah, kami senantiasa selalu bersikap ramah dalam menjalankan tugas; Transparan/Terbuka, kami seluruh PNS senantiasa bersikap transparan/terbuka dalam melayani kepada masyarakat; Displin, kami seluruh pegawai DPPKA DIY bersikap disiplin dalam mengemban tugas melayani SKPD, masyarakat/wajib Pajak; Tanggungjawab, kami senantiasa akan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas; Kumunikatif, kami senantiasa akan selalu berkomunikasi dalam setiap tindakan; Sabar, kami senantiasa akan bersikap sabar dalam menjalankan tugas; Iklas/Tanpa pamrih, kami senantiasa akan bersikap iklas/tanpa pamrih dalam menjalankan tugas; Budaya malu, kami sentiasa akan merasa malu apabila kami melakukan hal-hal yang kurang terpuji. 5. Nilai-nilai Kami bangga dipercaya menjadi pegawai DPPKA DIY yang bertanggungjawab memberikan pelayanan kepada SKPD dan masyarakat, oleh karena itu kami : - Sumber daya Manusia (SDM), seluruh potensi sumber daya manusia bersama-sama mewujudkan visi dan misi DPPKA DIY; - Integritas, kami dapat dipercaya karena jujur dalam setiap tindakan, terbuka dan konsisten; 4

10 - Saling menghormati dan menghargai, kami senantiasa memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghargai pendapat orang lain; - Ketulusan hati dan keterbukaan, kami senantiasa mendengar, merespon dengan cepat dan mengharapkan keterlibatan masyarakat; - Kerja tim, kami senantiasa bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan amanah; - Inisiatif, kreatif dan Inovasi, kami selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik dengan meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan. 1.4 Tugas dan Fungsi Tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Perda Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 12 Desember 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sebelumnya adalah gabungan dari Bagian Perlengkapan Biro Umum dan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dan Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas : melaksanakan pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah serta menyiapkan bahan perumusan kebijakan, akuntansi dan pengelolaan barang daerah Fungsi Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, DPPKA mempunyai fungsi : 1. Penyusunan program dibidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan barang daerah; 2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan barang daerah; 3. Penyelenggaraan pengelolaan pendapatan daerah; 4. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 5. Pengelolaan kas daerah; 6. Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan daerah; 5

11 7. Penyelenggaran akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; 8. Penyelenggaraan pengelolaan barang daerah; 9. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; 10. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dinas. 11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya; 1.5.Maksud, Tujuan, Sasaran Maksud Dengan disusunnya Profil DPPKA DIY untuk memberi gambaran selayang pandang, apa yang ingin dicapai selama lima tahun kedepan memuat visi, misi, tujuan serta strategi dan kebijakan dan sasaran bagi pelaksanaan program dan kegiatan DPPKA pada tahun , yang harus dilaksanakan secara terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan Tujuan DPPKA antara lain: 1. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah; 2. Meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah bagi Pemerintah Daerah; 3. Mengoptimalkan peningkatan kinerja BUMD; 4. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel Sasaran yang hendak dicapai antara lain: 1. Meningkatnya pendapatan daerah dari pajak retribusi dan lain-lain pendapatan; 2. Meningkatnya kualitas pengelolaan aset daerah; 3. Meningkatnya kinerja BUMD; 4. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah Indikator Kinerja: 1. Prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah; 2. Prosentase asset daerah yang dapat dimanfaatkan; 3. Prosentase deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD; 4. Opini Pemeriksaan BPK (wtp=1, WDP=2, Disclaimer=3) Program Kerja: 1. Pelayanan administrasi perkantoran; 2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur; 3. Peningkatan kapasitas Sumber Daya aparatur; 6

12 4. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan kinerja dan keuangan; 5. Peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah; 6. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kabupaten/ Kota; 7. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah; 8. Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi; 9. Penataan Peraturan Perundang-undangan; 10. Pengembangan investasi dan aset daerah; 11. Pengembangan dan pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga Keuangan Mikro; 12. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah 1. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah; 2. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Daerah; 3. Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara; 4. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 5. Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi; 6. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta; 7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemda; 14. Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Daerah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014; 16. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014; 7

13 17. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah; 18. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014; 19. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 78 Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014; 20. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 30 Tahun 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta; 1.7. Sumber Daya Manusia DPPKA Keadaan Pegawai DPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai pegawai sebanyak 252 orang per 31 Desember 2014, dengan rincian sebagaimana tabel dibawah. Jumlah pegawai PNS = 252 orang berdasarkan Jenis Kelamin : Laki-laki : 163 orang Perempuan : 89 orang Jumlah pegawai berdasarkan Jenjang Pendidikan Sarjana Strata 2 : 17 orang Sarjana Strata 1 : 105 orang Sarjana Muda/Diploma : 15 orang Sekolah Lanjutan Atas : 101 orang Sekolah Lanjutan Pertama : 10 orang Sekolah Dasar : 4 orang. 1.8 Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana berupa gedung perkantoran, peralatan dan perlengkapan sebagai pendukung tugas dan fungsi DPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan kondisi riil DPPKA akhir Desember 2014, adalah sebagai berikut : Tabel Sarana dan Prasarana No Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi Riil Kebutuhan Ideal Bangunan / Gedung Kendaraan roda Kendaraan roda Kendaraan roda Komputer yang dapat digunakan Laptop yang dapat digunakan

14 7 AC yang dapat digunakan Server UPS Printer/Scanner CCTV Mesin Ketik Manual Faximile LCD Monitor Layar Monitor CPU Bankas Komputer Informasi Layanan Pesawat Telepon Filling Kabinet Sumber : Bidang Pengelolaan Barang Daerah DDPKA Tahun Secara umum sarana dan prasarana sebagai pendukung ketugasan DPPKA telah memenuhi kebutuhan sesuai beban kerja baik secara administrasi maupun operasional pelaynan kepada wajib pajak. 1.9 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Peluang 1. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan bertambahnya kendaraan baru; 2. Rencana kenaikan harga BBM; 3. Tarif pungutan dalam Pengelolaan retribusi daerah dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di daerah; 4. Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi terhadap penggunaan barang milik daerah; 5. Badan Usaha Milik Daerah dapat dikembangkan dan ditingkatkan; 6. Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola keuangan dan aset masih bisa dikembangkan Tantangan 1. Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap tahun naik sehingga akan mengalami titik jenuh mengakibatkan stagnan dan terus menurun, sehingga sumber PAD dari pajak akan menurun; 2. Adanya pembatasan / kepemilikan KBM selain untuk menekan penggunaan BBM karena luasan dan panjang lintasan jalan yang terbatas serta potensi polusi; 3. Penentuan harga satuan yang sangat cepat berubah sedangkan proses perundangan membutuhkan waktu, sehingga antara target dan realisasi terdapat gap yang tinggi; 4. Regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah sering berubah PENENTUAN ISU ISU STRATEGIS 1. Potensi pendapatan dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan daerah yang syah untuk meningkatkan PAD; 2. Peningkatan Kapasitas pengelolaan keuangan daerah; 3. Perbaikan dan peningkatan kinerja BUMD; 4. Peningkatan pemanfaatan dan penatausahaan asset; 5. Peningkatan kompetensi SDM; 6. Peningkatan kualitas layanan pajak. 9

15 1.10. Alur Pikir Alur Pikir Renstra RPJPD DIY VISI : Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera MISI : Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditempuh melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut : 1. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh sumber daya pendidikan yang handal; 2. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya secara berkesinambungan; 3. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif; 4. Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif, berbasis pada kearifan budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan rakyat. RPJMD DIY Tahun Visi : Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru Misi : 1. Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan; 2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif; 3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik; 4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah. FAKTOR EKSTERNAL DPPKA DIY VISI : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE INDONESIA MISI : 1. Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah; 2. Mengoptimalkam pengelolaan aset daerah; 3. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD; 4. Mengembangkan kapasitas pengelolaan Keuangan Daerah. 1. Perkembangan perekonomian global; 2. Perkembangan Teknologi Informasi; 3. Peraturan tentang Pengelolaan Keuangan sering berubah ; 4. Kesadaran dan kondisi pada Wajib Pajak. 1. Potensi pendapatan pajak, retribusi, lain2 PAD yang sah; 2. Optimalisasi aset; 3. Kinerja BUMD; 4. Kapasitas pengelolaan keuangan dan aset; 5. Pelayanan publik. FAKTOR INTERNAL 10

16 1.11. Struktur dan Bagan Organisasi Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh Sekretaris Dinas. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Dinas dibantu oleh 6 bidang yang meliputi, Bidang Anggaran Pendapatan, Bidang Anggaran Belanja, Bidang Pengelolaan Kas Daerah, Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah, Bidang Akuntansi, dan Bidang Pengelolaan Barang Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang tersebar di 4 kabupaten dan 1 Kota. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai fungsi : 1) penyusunan program di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan barang daerah; 2) kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan barang daerah; 3) penyelenggaraan pengelolaan pendapatan daerah; 4) penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 5) pelaksanaan pengelolaan keuangan; 6) pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan Kabupaten/Kota, Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah; 7) pengelolaan kas daerah dan akuntansi; 8) penyiapan bahan kebijakan di bidang penatausahaan barang daerah dan pelaksanaan penatausahaan barang daerah serta pendayagunaan barang daerah; 9) penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan di bidang penata usahaan barang daerah dan pendayagunaan barang daerah; 10) pelaksanaan inventarisasi pembukuan dan pelaporan barang daerah; 11) pelaksanaan penilaian dan optimalisasi barang daerah; 12) pelaksanaan monitoring dan evaluasi pendayagunaan barang daerah; 13) pelaksanaan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TPTGR); 14) pelaksanaan pemantauan dan pengevaluasiaan pelaksanaan kebijakan di bidang penatausahaan dan pendayagunaan barang daerah; 15) pemberdayaan sumberdya dan mitra kerja bidang keuangan dan bidang pengelolaan barang daerah; 16) pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; 17) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya. 11

17 Bagan Organisasi 12

18 1.12. RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DPPKA DIY berdasarkan Pergub 42 tahun 2008 sebagai berikut : Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset terdiri dari: 1. Sekretariat; 2. Bidang Anggaran Pendapatan; 3. Bidang Anggaran Belanja; 4. Bidang Pengelolaan Kas Daerah; 5. Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah; 6. Bidang Akuntansi; 7. Bidang Pengelolaan Barang Daerah; 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), terdiri dari: a. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kota Yogyakarta (A); b. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Bantul (B); c. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Kulon Progo (C); d. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Gunungkidul (D); e. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Sleman (E). 9. Kelompok Jabatan Fungsional. 1. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan ketatausahaan, penyusunan program, pengelolaan data dan informasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kinerja Dinas. Sekretariat mempunyai fungsi : a. penyusunan program Sekretariat; b. penyusunan program Dinas; c. penyelenggaraan kearsipan, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta efisiensi dan tatalaksana Dinas; d. penyelenggaraan kepegawaian Dinas; e. pengelolaan keuangan dan barang Dinas; f. pengelolaan data dan pengembangan sistem informasi; g. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan; h. fasilitasi pengembangan kerjasama teknis; i. evaluasi dan penyusunan laporan program Sekretariat; j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya. Sekretariat terdiri dari: a. Subbagian Umum; b. Subbagian Program; c. Subbagian Data dan Teknologi Informasi. 13

19 1.a. Subbagian Umum; Subbagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang, kepegawaian, kehumasan, kepustakaan, efisiensi dan tatalaksana Dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subbagian Umum mempunyai fungsi : a. penyusunan program Subbagian Umum; b. pengelolaan kearsipan; c. penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas; d. pengelolaan barang Dinas; e. pengelolaan data kepegawaian Dinas; f. penyiapan bahan mutasi pegawai Dinas; g. penyiapan kesejahteraan pegawai Dinas; h. penyiapan bahan pembinaan pegawai Dinas; i. penyelenggaraan kehumasan Dinas; j. pengelolaan kepustakaan Dinas; k. penyiapan bahan efisiensi dan tatalaksana Dinas; l. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Umum. 1.b. Subbagian Program; Subbagian Program mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan laporan kinerja, serta pengelolaan keuangan. Untuk melaksanakan tugas Subbagian Program mempunyai fungsi: a. penyusunan program Subbagian Program; b. penyusunan program pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset; c. penyiapan rencana anggaran; d. penyelenggaraan perbendaharaan; e. penyelenggaraan akuntansi keuangan; f. penyelenggaraan verifikasi anggaran; g. penyusunan pertanggungjawaban anggaran; h. pengendalian, monitoring dan evaluasi program; i. penyusunan laporan program pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset; j. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian. 1.c. Subbagian Data dan Teknologi Informasi; Subbagian Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data, pengembangan sistem dan teknologi informasi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana Subbagian Data dan Teknologi Informasi mempunyai fungsi : 14

20 a. penyusunan program Subbagian Data dan Teknologi Informasi; b. pengelolaan data dan pelayanan informasi pengelolaan keuangan daerah; c. pengembangan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah; d. pemeliharaan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Data dan Teknologi Informasi. 2. Bidang Anggaran Pendapatan Bidang Anggaran Pendapatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaaan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain serta dana perimbangan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Anggaran Pendapatan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Bidang Anggaran Pendapatan; b. perumusan perencanaan dan pengembangan untuk meningkatkan pendapatan dan penerimaan; c. perumusan kebijakan teknis pemungutan pajak, ritribusi, pendapatan lain-lain, dan penerimaan dana perimbangan; d. penelitian dan pengkajian intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah; e. koordinasi penyelenggaraan pemungutan, penagihan, pemasukan dan pengumpulan pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain serta penerimaan dana perimbangan; f. pelaksanaan monitoring, pengendalian, pengawasan dan evaluasi tata cara pemungutan, pemasukan, pengumpulan, pembukuan dan penyusunan laporan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; g. koordinasi pengelolaan pelaksanaan dana perimbangan, penyelesaian sengketa pajak; h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Anggaran Pendapatan; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Anggaran Pendapatan terdiri dari : a. Seksi Pajak Daerah; b. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain; c. Seksi Perimbangan Keuangan Daerah. 2.a. Seksi Pajak Daerah; Seksi Pajak Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan penetapan dan fasilitasi sengketa pajak daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pajak Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Pajak Daerah; b. perencanaan penerimaan pajak daerah yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB- KB) dan Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (PABT-AP); 15

21 c. pengumpulan data tentang sumber penerimaan Pajak Daerah dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (PABT-AP) dalam rangka perumusan kebijaksanaan; d. penyusunan pedoman teknis meliputi penetapan, penagihan, pemasukan, pengumpulan serta pelaporan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Biaya Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB), Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (PABTAP); e. fasilitasi penyelesaian sengketa dan keberatan pajak daerah; f. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pengelolaan pajak daerah serta pelaksanaan pembukuan dan pelaporan; g. pengkajian terhadap obyek pungutan dan analisis kemungkinan adanya pengembangan obyek baru yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah; h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pajak Daerah. 2.b. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain; Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain mempunyai tugas melaksanakan pemungutan, administrasi pendapatan yang bersumber dari retribusi dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Untuk melaksanakan tugas, Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain; b. perencanaan penerimaan retribusi daerah dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; c. pengumpulan dan pengolahan data tentang sumber-sumber potensi pendapatan daerah dari pemungutan retribusi dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah ang sah; d. penyediaan tanda pembayaran retribusi dan pendapatan lain-lain; e. pemungutan, penagihan, pemasukan, pengumpulan retribusi dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah termasuk sumbangan Bencana berdasarkan ketentuan yang berlaku; f. penyiapan koordinasi, monitoring dan evaluasi pengelolaan retribusi dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah serta melaksanakan pembukuan dan pelaporan; g. pengkajian terhadap obyek pungutan dan analisis kemungkinan adanya pengembangan obyek baru yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah; h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain. 16

22 2.c. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain; Seksi Perimbangan Keuangan Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan penetapan dana perimbangan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perimbangan Keuangan Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Perimbangan Keuangan Daerah; b. penyusunan rencana penerimaan dana perimbangan; c. penyiapan bahan pelaksanaan penerimaan dana perimbangan; d. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pengelolaan dana perimbangan serta melaksanakan pembukuan dan pelaporan; e. pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi dana perimbangan; f. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan pengelolaan dana perimbangan; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Seksi Perimbangan Keuangan Daerah. 3. Bidang Anggaran Belanja Bidang Anggaran Belanja mempunyai tugas menyusun APBD dan atau perubahan APBD, Anggaran Kas Pemerintah Daerah, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Surat Penyediaan Dana (SPD). untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Anggaran Belanja mempunyai fungsi : a. penyusunan program Bidang Anggaran Belanja; b. penyusunan rancangan APBD dan perubahan APBD; c. perumusan kebijakan perencanaan APBD dan penyediaan dana; d. koordinasi pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/ Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) dan penyusunan Anggaran Kas Pemerintah Daerah; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Anggaran Belanja; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Anggaran Belanja terdiri dari : a. Seksi Pemerintahan; b. Seksi Kesejahteraan Rakyat; c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; d. Seksi Perekonomian. 3.a. Seksi Pemerintahan; Seksi Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan APBD dan atau perubahan APBD di bidang pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi : 17

23 a. penyusunan program Seksi Pemerintahan; b. penyusunan rencana APBD dan atau perubahan APBD di bidang pemerintahan; c. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPASKPD) dan atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPASKPD) di bidang pemerintahan; d. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang pemerintahan; e. penyusunan Surat Penyediaan Dana (SPD) untuk SKPD di bidang pemerintahan; f. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD di bidang pemerintahan; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pemerintahan. 3.b. Seksi Kesejahteraan Rakyat; Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan APBD dan atau perubahan APBD di bidang kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Kesejahteraan Rakyat; b. penyusunan rencana APBD dan atau perubahan APBD di bidang kesejahteraan rakyat; c. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPASKPD) dan atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPASKPD) di bidang kesejahteraan rakyat; d. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang kesejahteraan rakyat; e. penyusunan Surat Penyediaan Dana (SPD) untuk SKPD di bidang kesejahteraan rakyat; f. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD di bidang kesejahteraan rakyat; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Kesejahteraan Rakyat. 3.c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan APBD dan atau perubahan APBD di bidang fisik dan prasarana. Untuk pelaksanaan Tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; b. penyusunan rencana APBD dan atau perubahan APBD di bidang fisik dan sarana prasarana; c. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPASKPD) dan atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA-SKPD) di bidang fisik dan sarana prasarana; d. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang fisik dan sarana prasarana; e. penyusunan Surat Penyediaan Dana (SPD) untuk SKPD di bidang fisik dan sarana prasarana; f. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD dan atau perubahan APBD di bidang fisik dan sarana prasarana; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana. 18

24 3.d. Seksi Perekonomian; Seksi Perekonomian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan APBD dan atau perubahan APBD di bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perekonomian mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Perekonomian; b. penyusunan rencana APBD dan atau perubahan APBD di bidang perekonomian; c. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPASKPD) dan atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA-SKPD) di bidang perekonomian; d. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang perekonomian; e. penyusunan Surat Penyediaan Dana (SPD) untuk SKPD di bidang perekonomian; f. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD di bidang perekonomian; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Perekonomian.. 4. Bidang Pengelolaan Kas Daerah Bidang Pengelolaan Kas Daerah mempunyai tugas menghimpun data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya, melakukan pencatatan pendapatan dan pengeluaran APBD, mengendalikan pelaksanaan keuangan APBD, dan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengelolaan Kas Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program Bidang Pengelolaan Kas Daerah; b. perumusan kebijakan pengelolaan kas daerah; c. penyusunan kebutuhan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS); d. koordinasi pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK); e. koordinasi pelaksanaan pendapatan dan pengeluaran atas beban kas daerah; f. penatausahaan keuangan daerah dan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); g. pengendalian pelaksanaan APBD; h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Pengelolaan Kas Daerah; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pengelolaan Kas Daerah terdiri dari : a. Seksi Pemerintahan; b. Seksi Kesejahteraan Rakyat; c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; d. Seksi Perekonomian. 19

25 4.a. Seksi Pemerintahan; Seksi Pemerintahan mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Pemerintahan; b. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang pemerintahan; c. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada SKPD, Potongan Pihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan dan iuran pemerintah daerah di bidang pemerintahan; d. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang pemerintahan; e. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) di bidang pemerintahan; f. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang pemerintahan; g. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang pemerintahan; h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pemerintahan. 4.b. Seksi Kesejahteraan Rakyat; Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Kesejahteraan Rakyat; b. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang kesejahteraan rakyat; c. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada SKPD, Potongan Pihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan dan iuran pemerintah daerah di bidang kesejahteraan rakyat; d. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang kesejahteraan rakyat; e. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) di bidang kesejahteraan rakyat; 20

26 f. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang kesejahteraan rakyat; g. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang kesejahteraan rakyat; h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Kesejahteraan Rakyat. 4.c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang fisik dan sarana prasarana. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; b. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang fisik dan sarana prasarana; c. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada SKPD, Potongan Pihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan dan iuran pemerintah daerah di bidang fisik dan sarana prasarana; d. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang fisik dan sarana prasarana; e. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) di bidang fisik dan sarana prasarana; f. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang fisik dan sarana prasarana; g. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang fisik dan sarana prasarana; h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana. 4.d. Seksi Perekonomian; Seksi Perekonomian mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perekonomian mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Perekonomian; b. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang perekonomian; c. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada SKPD, Potongan Pihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan dan iuran pemerintah daerah di bidang perekonomian; 21

27 d. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang perekonomian; e. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) di bidang perekonomian; f. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang perekonomian; g. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang perekonomian; h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Perekonomian. 5. Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah mempunyai tugas melaksanakan evaluasi rancangan APBD dan atau perubahan APBD Kabupaten/Kota, pembinaan pengelolaan keuangan daerah dan penyusunan laporan keuangan dana non APBD. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah; b. pelaksanaan evaluasi rancangan APBD dan atau perubahan APBD dan pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota; c. pengkoordinasian pembinaan pengelolaan keuangan di Kabupaten/Kota; d. pembinaan pengelolaan keuangan daerah, Badan Layanan Umum (BLU), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD); e. perumusan kebijakan pengelolaan keuangan daerah; f. penyusunan laporan realisasi keuangan dana non-apbd; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah terdiri dari: a. Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kabupaten/Kota; b. Seksi Bina Pengelolaan Keuangan; c. Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD. 5.a. Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kabupaten/Kota; Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan evaluasi rancangan APBD dan atau perubahan APBD Kabupaten/Kota. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kabupaten/Kota mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Bina APBD dan Perhitungan kabupaten/kota; 22

28 b. pelaksanaan evaluasi APBD dan atau perubahan APBD, dan rancangan pertanggungjawaban APBD kebupaten/kota; c. pelaksanaan evaluasi rancangan penjabaran APBD, penjabaran pertanggungjawaban APBD kabupaten/kota; d. pembinaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten/Kota; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kabupaten/Kota. 5.b. Seksi Bina Pengelolaan Keuangan Seksi Bina Pengelolaan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan pengelolaan keuangan daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Bina Pengelolaan Keuangan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Bina Pengelolaan Keuangan; b. penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah; c. Penyiapan bahan penetapan Koordinator Pengelola Keuangan Daerah, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dan Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang; d. penyiapan bahan penetapan bendahara dan bendahara pembantu ; e. penyiapan bahan penetapan pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan pemungutan penerimaan daerah, pengelolaan utang dan piutang daerah, pengelolaan barang milik daerah dan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan membayar; f. pembinaan pengelolaan keuangan daerah, BLU, dan BUMD; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Bina Pengelolaan Keuangan. 5.c. Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD mempunyai tugas melaksanakan penyusunan laporan keuangan dana non APBD. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD; b. penyusunan laporan realisasi keuangan semesteran, catatan atas laporan keuangan semesteran dan neraca semesteran dana non APBD; c. penyusunan laporan realisasi keuangan akhir tahun, catatan atas laporan keuangan, arus kas dan neraca dana non APBD; d. pengadministrasian dan penyusunan realisasi keuangan dana penanggulangan bencana; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD. 23

29 6. Bidang Akuntansi Bidang Akuntansi mempunyai tugas menyusun laporan keuangan daerah dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Akuntansi mempunyai fungsi : a. penyusunan program Bidang Akuntansi; b. koordinasi penyusunan laporan realisasi semesteran dan prognosis; c. koordinasi penyusunan laporan realisasi APBD, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan; d. perumusan kebijakan akuntansi; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Akuntasi; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Akuntansi terdiri dari: a. Seksi Pemerintahan; b. Seksi Kesejahteraan Rakyat; c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; d. Seksi Perekonomian 6.a. Seksi Pemerintahan; Seksi Pemerintahan mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Pemerintahan; b. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi semester pertama dan prognosis 6 (enam ) bulan berikutnya di bidang pemerintahan; c. pencatatan dan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan di bidang pemerintahan; d. penyusunan bahan penghantaran, dan Nota Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di bidang pemerintahan; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pemerintahan. 6.b. Seksi Kesejahteraan Rakyat; Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Kesejahteraan Rakyat; b. pencatatan dan penyusunan Laporan Realisasi Semester Pertama APBD 24

30 dan Prognosis 6 (enam ) bulan berikutnya dari SKPD/PPKD di bidang kesejahteraan rakyat; c. pencatatan dan penyusunan Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD akhir tahun dari SKPD/PPKD di bidang kesejahteraan rakyat; d. penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan di bidang kesejahteraan rakyat; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Seksi Kesejahteraan Rakyat. 6.c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang fisik dan sarana prasarana. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; b. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD dan Prognosis 6 (enam ) bulan berikutnya dari SKPD/PPKD di bidang fisik dan sarana pasarana; c. pencatatan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD akhir tahun dari SKPD/PPKD di bidang fisik dan sarana prasarana; d. penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan di bidang fisik dan sarana prasarana; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana 6.d. Seksi Perekonomian; Seksi Perekonomian mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perekonomian mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Perekonomian; b. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis 6 (enam ) bulan berikutnya dari SKPD/PPKD di bidang perekonomian; c. pencatatan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD akhir tahun dari SKPD/PPKD di bidang perekonomian; d. penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan di bidang perekonomian; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Seksi Perekonomian. 25

31 7. Bidang Pengelolaan Barang Daerah Bidang Pengelolaan Barang Daerah mempunyai tugas merencanakan, menatausahakan, mengamankan, menilai, memanfaatkan dan mendayagunakan, monitoring dan evaluasi, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaaan pengelolaan barang milik daerah serta merumuskan bahan kebijakan pengelolaan barang milik daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang PengelolaanBarang Daerah mempunyai fungsi: a. penyusunan program Bidang Pengelolaan Barang Daerah; b. perumusan kebijakan pengelolaan barang milik daerah; c. pengkoordinasian pengelolaan barang milik daerah; d. perencanaan kebutuhan dan pengelolaan barang milik daerah; e. perumusan kebijakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR); f. pelaksanaan pembinaan pengelolaan barang milik daerah; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan program Bidang Pengelolaan Barang Daerah; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pengelolaan Barang Daerah terdiri dari : a. Seksi Administrasi Barang Daerah; b. Seksi Pendayagunaan Barang Daerah; c. Seksi Monitoring dan Evaluasi. 7.a. Seksi Administrasi Barang Daerah; Seksi Administrasi Barang Daerah mempunyai tugas melaksanakan administrasi barang milik daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi Administrasi Barang Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Administrasi Barang Daerah; b. penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (RKPBMD); c. penyusunan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD); d. penyusunan rekapitulasi laporan hasil pengadaan barang/jasa Pemerintah Daerah; e. penyusunan penetapan status penggunaan barang milik daerah; f. pelaksanaan pendataan dan menyusun laporan barang milik daerah; g. pelaksanaan pensertifikatan tanah; h. penyusunan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Seksi Administrasi Barang Daerah. 26

32 7.b. Seksi Pendayagunaan Barang Daerah; Seksi Pendayagunaan Barang Daerah mempunyai tugas memanfaatkan dan mendayagunakan barang milik daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pendayagunaan Barang Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Pendayagunaan Barang Daerah; b. pelaksanaan penilaian barang milik daerah; c. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan pengadaan barang milik daerah; d. pelaksanaan pemanfaatan dan pendayagunaan barang milik daerah; e. pelaksanaan pengamanan barang milik daerah; f. penyusunan evaluasi pelaporan pelaksanaan program Seksi Pendayagunaan Barang Daerah. 7.c. Seksi Monitoring dan Evaluasi; Seksi Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi, penatausahaan dan penghapusan, pembinaan pengelolaan barang milik daerah serta melaksanakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR). Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Monitoring dan Evaluasi mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Monitoring dan Evaluasi; b. pelaksanaan penatausahaan dan penghapusan barang milik daerah; c. pelaksanaan pembinaan pengelolaan barang milik daerah; d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan barang milik daerah; e. pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah; f. penyiapan bahan dan pelaksanaan Tuntutan Ganti Rugi (TGR); g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Seksi Monitoring dan Evaluasi. 8. Tugas Pokok Fungsi Struktural KPPD DIY Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain di wilayah DIY Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY mempunyai fungsi: a. penyusunan program kantor; b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah (P-ABT) Air Permukaan (AP), retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; 27

33 e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa pajak; f. pelaksanaan ketatausahaan; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program kantor; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas danfungsinya. 8.1 Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kota Yogyakarta, terdiri dari : Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kota Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kota Yogyakarta mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain di wilayah Kota Yogyakarta. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kota Yogyakarta mempunyai fungsi: a. penyusunan program Kantor; b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah (P-ABT) Air Permukaan (AP), retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa pajak; f. pelaksanaan ketatausahaan; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Kantor; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Pendaftaran dan Penetapan; c. Seksi Pembukuan dan Penagihan; d. Kelompok Jabatan Fungsional. 8.1.a. Subbagian Tata Usaha; Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta penyusunan program dan laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan program Subbagian Tata Usaha; b. penyusunan program Kantor; c. pengelolaan kearsipan; d. pengelolaan keuangan; e. penyelenggaraan kepegawaian; f. penyelenggaraan kerumahtanggaan; 28

34 g. penyelenggaraan kehumasan; h. pengelolaan barang; i. pengelolaan kepustakaan; j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi k. monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Kantor; l. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha. 8.1.b. Seksi Pendaftaran dan Penetapan; Seksi Pendaftaran dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Seksi Pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib pajak; c. pengelolaan berkas arsip pajak daerah; d. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; f. penyiapan data pertimbangan keberatan pajak daerah; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan. 8.1.c. Seksi Pembukuan dan Penagihan; Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai tugas melaksanakan pelaporan dan penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Pelaporan dan Penagihan; b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lainlain; d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; f. pelaksanaan penagihan pada wajib pajak; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pembukuan dan Penagihan. 29

35 8.2 Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten Bantul Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Bantul mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain di wilayah Kabupaten Bantul. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Bantul mempunyai fungsi : a. penyusunan program kantor; b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah (P-ABT) Air Permukaan (AP), retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa pajak; f. pelaksanaan ketatausahaan; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program kantor; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Bantul, terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi pendaftaran dan Penetapan; d. Seksi Pembukuan dan Penagihan; e. Kelompok Jabatan Fungsional. 8.2.a. Subbagian Tata Usaha; Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta penyusunan program dan laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyusunan program Subbagian Tata Usaha; b. penyusunan program Kantor; c. pengelolaan kearsipan; d. pengelolaan keuangan; e. penyelenggaraan kepegawaian; f. penyelenggaraan kerumahtanggaan; g. penyelenggaraan kehumasan; h. pengelolaan barang; i. pengelolaan kepustakaan; j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi 30

36 k. monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Kantor; l. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha. 8.2.b. Seksi pendaftaran dan Penetapan; Seksi pendaftaran dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib pajak; c. pengelolaan berkas arsip pajak daerah; d. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan pajak,retribusi dan pendapatan lain-lain; f. penyiapan data pertimbangan keberatan pajak daerah; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan. 8.2.c. Seksi Pembukuan dan Penagihan; Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai tugas melaksanakan pelaporandan penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Pelaporan dan Penagihan; b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lainlain; d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; f. pelaksanaan penagihan pada wajib pajak; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pembukuan dan Penagihan Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten Kulonprogo Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten Kulonprogo mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan pajak daerah, retribusi danpendapatan lain-lain di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Kantor Pelayanan Pajak Daerah di Kabupaten Kulonprogo mempunyai fungsi: a. penyusunan program kantor; b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan 31

37 Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah (P-ABT) Air Permukaan (AP), retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa pajak; f. pelaksanaan ketatausahaan; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program kantor; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi pendaftaran dan Penetapan; d. Seksi Pembukuan dan Penagihan; e. Kelompok Jabatan Fungsional. 8.3.a. Subbagian Tata Usaha; Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan,kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta penyusunan program dan laporan kinerja.untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi: a. penyusunan program Subbagian Tata Usaha; b. penyusunan program Kantor; c. pengelolaan kearsipan; d. pengelolaan keuangan; e. penyelenggaraan kepegawaian; f. penyelenggaraan kerumahtanggaan; g. penyelenggaraan kehumasan; h. pengelolaan barang; i. pengelolaan kepustakaan; j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasik. monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Kantor; l. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha. 8.3.b. Seksi pendaftaran dan Penetapan; Seksi pendaftaran dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain.untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi: 32

38 a. penyusunan rencana kegiatan Seksi pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib pajak; c. pengelolaan berkas arsip pajak daerah; d. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; f. penyiapan data pertimbangan keberatan pajak daerah; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi pendaftaran dan Penetapan. 8.3.c. Seksi Pembukuan dan Penagihan; Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai tugas melaksanakan pelaporan dan penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Pelaporan dan Penagihan; b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lainlain; d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; f. pelaksanaan penagihan pada wajib pajak; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pembukuan dan Penagihan. 8.4 Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten Gunungkidul Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Gunungkidul mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Gunungkidul mempunyai fungsi: a. penyusunan program kantor; b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah (P-ABT) Air Permukaan (AP), retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa pajak; f. pelaksanaan ketatausahaan; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program kantor; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 33

39 Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Gunungkidul, terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi pendaftaran dan Penetapan; d. Seksi Pembukuan dan Penagihan; e. Kelompok Jabatan Fungsional. 8.4.a. Subbagian Tata Usaha; Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta penyusunan program dan laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi: a. penyusunan program Subbagian Tata Usaha; b. penyusunan program Kantor; c. pengelolaan kearsipan; d. pengelolaan keuangan; e. penyelenggaraan kepegawaian; f. penyelenggaraan kerumahtanggaan; g. penyelenggaraan kehumasan; h. pengelolaan barang; i. pengelolaan kepustakaan; j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi k. monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Kantor; l. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha. 8.4.b. Seksi pendaftaran dan Penetapan; Seksi pendaftaran dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana kegiatan Seksi pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib pajak; c. pengelolaan berkas arsip pajak daerah; d. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; f. penyiapan data pertimbangan keberatan pajak daerah; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi pendaftaran dan Penetapan. 34

40 8.4.c. Seksi Pembukuan dan Penagihan; Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai tugas melaksanakan pelaporan dan penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Pembukuan dan Penagihan; b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lainlain; d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; f. pelaksanaan penagihan pada wajib pajak; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pembukuan dan Penagihan. 8.5 Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten Sleman Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Sleman mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional pemungutan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain di wilayah Kabupaten Sleman. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Sleman mempunyai fungsi: a. penyusunan program kantor; b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah (P-ABT) Air Permukaan (AP), retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa pajak; f. pelaksanaan ketatausahaan; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program kantor; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Sleman, terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi pendaftaran dan Penetapan; d. Seksi Pembukuan dan Penagihan; e. Kelompok Jabatan Fungsional. 35

41 8.5.a. Subbagian Tata Usaha; Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta penyusunan program dan laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi: a. penyusunan program Subbagian Tata Usaha; b. penyusunan program Kantor; c. pengelolaan kearsipan; d. pengelolaan keuangan; e. penyelenggaraan kepegawaian; f. penyelenggaraan kerumahtanggaan; g. penyelenggaraan kehumasan; h. pengelolaan barang; i. pengelolaan kepustakaan; j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan system informasi; k. monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Kantor; l. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha. 8.5.b. Seksi pendaftaran dan Penetapan; Seksi pendaftaran dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana kegiatan Seksi pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib pajak; c. pengelolaan berkas arsip pajak daerah; d. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; f. penyiapan data pertimbangan keberatan pajak daerah; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi pendaftaran dan Penetapan. 8.5.c. Seksi Pembukuan dan Penagihan; Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai tugas melaksanakan pelaporan dan penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Pembukuan dan Penagihan; b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; 36

42 c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lainlain; d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; f. pelaksanaan penagihan pada wajib pajak; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pembukuan dan Penagihan. 9. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis di bidang keahliannya masing-masing. Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi-bagi dalam subkelompok sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya masing-masing dan dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior. Pejabat Fungsional pada Dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas; Kebutuhan jabatan fungsional dimaksud, ditentukan berdasarkan sifat, jenis, dan beban kerja. Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10. STRUKTUR ORGANISSI KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH (KPPD) KABUPATEN / KOTA SE DIY KPPD Kota Yogyakarta (A) 37

43 KPPD Kabupaten Bantul (B) KPPD Kabupaten Kulonprogo (C) 38

44 KPPD Kabupaten Gunungkidul (D) Struktur Organisasi KPPD Kabupaten Sleman KPPD Kabupaten Sleman (E) 39

45 BAB II STRATEGI DAN KEBIJAKAN DPPKA DIY 2.1 Strategi Strategi adalah pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan akan dicapai. Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi harus dilakukan melalui strategi yang tepat. Suatu stra tegi dapat secara spesifik dikaitkan dengan satu sasaran atau kelompok sasaran dengan kerangka logis sebagaimana bagan berikut : Gambar 2.1. Keterkaitan Sasaran dengan Strategi Sasaran 1 Strategi 1 Atau Sasaran 1 Sasaran 2 Strategi 1 Sasaran 2 Strategi 2 Sasaran 3 Untuk menentukan alternative strategi pencapaian dari setiap indikator sasaran dapat dilakukan dengan analisis SWOT Analisis Eksternal. Secara umum analisis eksternal bertujuan untuk memetakan peluang dan ancaman yang dihadapi DPPKA dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Peraturan tentang pajak dan retribusi merupakan kewenangan pusat. Data base yang masih kurang valid karena tidak ada sensus kendaraan. Perpanjangan STNK belum sesuai peraturan Kepolisian Republik Indonesia. Lemahnya identifikasi potensi retribusi karena keterbatasan kewenangan pungutan, belum adanya peraturan perundangan yang mengikat sebagai bahan pungutan untuk lain-lain pendapatan yang sah, jenis dan ragamnya sangat banyak sehingga pemilahan harus di koordinasikan bersama dari pusat hingga kab dan kota. Peraturan regulasi ditentukan pusat sering berubah dan tidak ada sinkronisasi dan menimbulkan multi tafsir. Belum adanya hasil evaluasi SPM sebagai output perencanaan penganggaran tahun berikutnya. Belum adanya persamaan persepsi dalam pengambilan kebijakan tentang indikator kinerja dari TAPD terhadap implementasi instrumen perencanaan penganggaran. 40

46 Dalam pengelolaan kas daerah tingkat pemahaman penatausahaan keuangan di masingmasing SKPD belum sama terutama untuk pengajuan SP2D LS. Pencairan anggaran tidak sesuai aliran kas sehingga terjadi penumpukan anggaran di triwulan IV. Data kepegawaian yang tidak valid sebagai dasar penghitungan gaji. Proses pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan Pemda kedepan juga dikembangkan melalui audit elektronik (e-audit), hal ini mengharuskan pemda untuk terus mengembangkan proses pengelolaan keuangan daerah yang terintegrasi dan berbasis teknologi informasi. Dalam pengelolaan aset daerah belum ada peraturan perundangan yang mengikat sebagai pedoman pungutan. Jenis dan ragam peraturan perundangan tersebut sangat banyak sehingga pemilihan harus dikordinasikan bersama dari pusat hingga kabupaten/kota. Dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah, persaingan dunia usaha sangat ketat. Bank BPD diperluas menjadi bank devisa dengan syarat modal disetor Bank Indonesia minimal 1 trilyun, sedangkan modal disetor sekarang 250 milyar. Untuk Perusahaan Daerah Taru Martani dibatasi regulasi untuk jenis usahanya karena belum ada perubahan Peraturan Daerah, sedangkan Badan Usaha Kredit Pedesaan payung hukum kelembagaannya belum jelas Peluang. 1) Pertumbuhan ekonomi berakibat bertambahnya kendaran baru 2) Rencana kenaikan harga BBM 3) Tarif pungutan dalam Pengelolaan retribusi daerah dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di daerah. 4) Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi terhadap penggunaan barang milik daerah 5) Badan Usaha Milik Daerah dapat dikembangkan dan ditingkatkan 6) Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola keuangan dan aset masih bisa dikembangkan Ancaman. 1) Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap tahun naik sehingga akan mengalami titik jenuh mengakibatkan stagnan dan terus menurun, sehingga sumber PAD dari pajak akan menurun. 2) Adanya pembatasan/kepemilikan KBM untuk menekan penggunaan BBM; luasan/panjang lintasan jalan yang terbatas menyebabkan polusi. 3) Penentuan harga satuan sangat cepat berubah, sedangkan proses perundangan membutuhkan waktu, sehingga antara target dan realisasi terdapat gap yang tinggi. 4) Regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah sering berubah. 41

47 Analisis Internal. Analisis internal bertujuan untuk memahami kondisi SKPD dengan memetakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk diterjemahkan menjadi potensi modal pembangunan serta mengenali dan memahami kelemahan, kekurangan agar dapat di eliminir dampaknya. Dalam pengelolaan pendapatan, SDM pengelola pendapatan, Sarpras pendukung pengelola pendapatan dan kualitas pelayanan wajib pajak kurang. Pengelolaan belanja daerah belum optimal dalam penggunaan instrumen ASB dan SPM perencanaan penganggaran serta penyusunan anggaran; ferivikator SKPD belum optimal dalam pelaksanaan pekerjaan pengelolaan keuangan secara administrasi maupun pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan; masih terdapat kesalahan input data dalam SIPKD; jaringan yang belum lancar/ trobel di SKPD; permasalahan yang timbul dalam penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja adalah sulitnya merumuskan indikator kinerja sebagai alat pendeteksi tercapainya output dan out come yang dikehendaki; selain itu diperlukan masa transisi untuk mengubah sistem anggaran berimbang yang telah dilaksanakan masa lalu menjadi sistem penganggaran berbasis kinerja. Dalam pengelolaan aset belum teridentifikasi "asset idle" yang terdapat di SKPD/UPTD; pengurus dan penyimpan barang belum terampil dalam mengoperasikan aplikasi; penyusunan RKBMD dan RKPBMD belum mengacu daftar inventaris barang sebagai dasar pengalokasian anggaran; perencanaan kebutuhan BMD dan RKPBMD belum mengacu standar sarana dan prasarana. Dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah PT AMI kesulitan likuiditas, manajemen kurang profesional, bidang usaha yang dikelola tidak berjalan baik dan beban operasional tinggi. Sedangkan PD Taru Martani selain kesulitan likuiditas, juga terdapat 6 BUKP kurang sehat Kekuatan. 1) Pajak Kendaraan Bermotor masih merupakan sumber pendapatan yang mempunyai kontribusi terbesar dalam PAD. 2) Lokasi strategis dan pelayanan pajak dan retribusi-online mudah diakses oleh masyarakat. 3) Potensi sumber-sumber PAD tersedia. 4) Pengembangan BUMD menjadi lokomotif perekonomian dan sumber PAD DIY 5) Sistem informasi pengelolaan keuangan daerah untuk perencanaan, penganggaran, penatausahaan dan pelaporan yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel. 42

48 6) Penyelenggaraan penatausahaan aset dengan sistem aplikasi menertibkan administrasi pengelolaan Barang milik daerah. 7) Adanya website sebagai media informasi Kelemahan. 1) Meningkatnya tunggakan pajak kendaraan bermotor yang tidak tertagih karena terbatasnya SDM untuk penagihan tunggakan pajak KBM. 2) Lemahnya identifikasi potensi karena keterbatasan kewenangan pungutan untuk retribusi daerah dan anggaran untuk sosialisasi dan promosi terbatas dan sistem pengawasan retribusi kurang optimal 3) Kewenangan pemda sebatas peningkatan kinerja dan fasilitasi dalam pengelolaan BUMD 4) Pengurus dan penyimpan barang belum optimal dalam pengoperasian aplikasi. 5) "Asset idle" pada SKPD belum teridentifikasi. 6) Pengadaan barang belum mengacu pada kebutuhan barang milik daerah, pemeliharaan belum mengacu pada daftar kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah. 43

49 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman KEKUATAN 1)Pajak Kendaraan Bermotor menjadi sumber pendapatan dengan kontribusi terbesar dalam PAD 2)Lokasi strategis, pelayanan pajak dan retribusi on-line,mudah diakses oleh masyarakat KELEMAHAN 1)Meningkatnya tunggakan pajak kendaraan bermotor yang tidak tertagih karena terbatasnya SDM untuk penagihan tunggakan pajak KBM. 3)Potensi sumber-sumber PAD tersedia 2)Lemahnya identifikasi potensi karena keterbatasan kewenangan pungutan untuk retribusi daerah dan anggaran sosialisasi dan promosi terbatas, serta sistem pengawasan retribusi kurang optimal 4)BUMD menjadi lokomotif perekonomian dan sumber PAD DIY 5)Sistem informasi pengelolaan keuangan daerah untuk perencanaan, penganggaran, penatausahaan dan pelaporan yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel. 6)Penyelenggaraan penatausahaan aset dengan sistem menertibkan administrasi pengelolaan Barang milik daerah. 7)Adanya website sebagai media informasi PELUANG 1) Pertumbuhan ekonomi menyebabkan bertambahnya kendaran baru 2) Rencana kenaikan harga BBM 3) Tarif pungutan dalam Pengelolaan retribusi daerah dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di daerah. 4) Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi terhadap penggunaan barang milik daerah 5) Badan Usaha Milik Daerah dapat dikembangkan dan ditingkatkan 6) Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola keuangan dan aset masih bisa dikembangkan. 3)Kewenangan pemda dalam pengelolaan BUMD sebatas peningkatan kinerja dan fasilitasi dalam pengelolaan BMD 4)Pengurus dan penyimpan barang belum optimal dalam pengoperasian aplikasi. 5."Asset idle" pada SKPD belum teridentifikasi 6.Pengadaan barang belum mengacu pada kebutuhan barang milik daerah, pemeliharaan belum mengacu pada daftar kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah ANCAMAN/TANTANGAN 1) Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap tahun naik sehingga akan mengalami titik jenuh mengakibatkan stagnan dan terus menurun, sehingga sumber PAD dari pajak akan menurun 2) Adanya pembatasan / kepemilikan KBM selain untuk menekan penggunaan BBM karena luasan dan panjang lintasan jalan yang terbatas serta potensi polusi. 3) Penentuan harga satuan yang sangat cepat berubah sedangkan proses perundangan membutuhkan waktu, sehingga antara target dan realisasi terdapat gap yang tinggi 4) Regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah sering berubah 44

50 2.2 Analisis SWOT Faktor Internal Faktor Internal STRENGHTS ( S ) 1) Pajak kendaraan bermotor merupakan sumber pendapatan dengan kontribusi terbesar dalam PAD 2) Lokasi strategis dan pelayanan pajak dan retribusionline mudah diakses oleh masyarakat 3) Potensi sumber-sumber PAD tersedia 4) BUMD menjadi lokomotif perekonomian dan sumber PAD DIY 5) Sistem informasi pengelolaan keuangan daerah untuk perencanaan, penganggaran, penatausahaan dan pelaporan yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel 6) penyelenggaraan penatausahaan, aset dengan sistem aplikasi menertibkan administrasi pengelolaan Barang milik daerah. 7) Website sebagai media informasi WEAKNESSES (W) 1)Meningkatnya tunggakan pajak kendaraan bermotor yang tidak tertagih karena terbatasnya SDM untuk penagihan tunggakan pajak KBM. 2)Lemahnya identifikasi potensi karena keterbatasan kewenangan pungutan untuk retribusi daerah dan anggaran untuk sosialisasi dan promosi terbatas serta sistem pengawasan retribusi kurang optimal. 3)Kewenangan pemda sebatas peningkatan kinerja dan fasilitasi dalam pengelolaan BUMD. 4)Pengurus dan penyimpan barang belum optimal dalam pengoperasian aplikasi 5)Aset idle pada SKPD belum teridentifikasi 6)Pengadaan barang belum mengacu pada kebutuhan barang milik daerah, pemeliharaan belum mengacu kepada daftar kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah 46

51 OPPORTUNITIES - O 1)Pertumbuhan ekonomi menyebabkan bertambah kendaran baru 2)Rencana kenaikan harga BBM 3)Tarif pungutan dalam Pengelolaan reritribusi daerah dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat di daerah 4)Badan Usaha Milik daerah dapat dikembang dan ditingkatkan 5)Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi terhadap penggunaan barang milik daerah 6)Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola keuangan dan aset masih bisa dikembangkan THREATS- T 1) Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap tahun naik sehingga akan mengalami titik jenuh mengakibatkan stagnan dan terus menurun, sehingga sumber PAD dari pajak akan menurun. 2) Adanya pembatasan /kepemilikan KBM selain untuk menekan penggunaan BBM karena luasan dan panjang lintasan jalan yang terbatas serta potensi polusi. 3) Penentuan harga satuan yang sangat cepat berubah sedangkan proses perundangan membutuhkan waktu, sehingga antara target dan realisasi terdapat gap yang tinggi 4) Regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah sering berubah STRATEGI S - O 1)Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan dari pajak retribusi dan lain-lain pendapatan 2)Penentuan tarif pungutan untuk Perda sebagai dasar regulasi pungutan Retribusi 3)Pengembangan manajemen BUMD 4)Penguatan Modal dan pengembangan usaha 5)Monitoring dan investigasi aset daerah 6)Peningkatan Kualitas SDM STRATEGI S - T 1)Penggalian sumber-sumber pontensi peningkatan PAD selain pajak. 2)Percepatan regulasi dasar pungutan 3)Perencanaan penganggaran daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku 4)Pelaporan keuangan sesuai ketentuan yang berlaku STRATEGI W - O 1)Jemput bola dan mendekatkan lokasi pelayanan kepada wajib pajak 2)Penggalian sumber pendapatan dan penentuan besaran tarif retribusi 3)Penataan kelembagaan BUMD 4)Verifikasi, klasifikasi dan penilaian 5)Diklat / Bimtek pengelolaan keuangan dan aset daerah STRATEGI W - T 1)Perbaikan manajement terhadap semua potensi pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan. 2)Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan dari pajak retribusi dan lainlain pendapatan 47

52 2.3. Kebijakan DPPKA DIY yang ditempuh: 1. Peningkatan koordinasi dan kualitas SDM pengelolaan pendapatan daerah 2. Pendayagunaan kekayaan daerah 3. Perubahan bentuk badan hukum, penataan manajemen dan penyehatan BUMD. 4. Peningkatan pelayanan, pemenuhan Sarpras dan Sistem. 5. Ketepatan waktu proses pengelolaan keuangan 6. Pemberian penghargaan dan sanksi 2.4. Sasaran meningkatnya pendapatan: 1. Daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan, strategi yang dilakukan adalah Perbaikan manajemen dan Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan dari pajak dan, retribusi dan lain-lain pendapatan. 2. Sasaran meningkatnya kualitas pengelolaan aset daerah, strategi yang dilakukan adalah dengan verifikasi, klasifikasi dan penilaian, monitoring dan investigasi aset daerah 3. Sasaran meningkatnya kinerja BUMD, strategi yang dilakukan adalah Penataan kelembagaan BUMD, Pengembangan Manajemen BUMD, penguatan permodalan dan pengembangan usaha. 4. Sasaran meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah, strategi yang dilakukan adalah perencanaan, penganggaran, penatausahaan dan pelaporan keuangan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 48

53 BAB III KEUANGAN DAERAH 3.1. Pengertian Keuangan Daerah Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/ dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Halim, 2004:18). Ruang lingkup keuangan daerah meliputi: 1) hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman; 2) kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga; 3) penerimaan daerah; 4) pengeluaran daerah; 5) kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; 6) kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum. Pengertian dan ruang lingkup keuangan daerah mempunyai arti yang cukup penting mengingat istilah dan pengertian keuangan daerah ini terdapat di berbagai peraturan perundang-undangan yang kadang-kadang menjadi bahan perdebatan apakah suatu keadaan atau permasalahan termasuk lingkup keuangan daerah atau tidak. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Dengan demikian keuangan daerah digunakan untuk kebutuhan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan. 49

54 Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah (himpunan peraturan perundang-undangan RI pedoman pengelolaan keuangan daerah, 2011) Prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah tersebut adalah: transparansi, adalah keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran daerah; 1. akuntabilitas, adalah pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan atau penyusunan dan pelaksanaan harus benarbenar dapat dilaporkan dan dipertangggungjawabkan kepada DPRD; 2. Value for money; berarti diterapkan tiga prinsip dalam proses penganggaran yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. 1) Ekonomi, pembelian barang dan jasa dengan kualitas tertentu pada harga terbaik; 2) Efisiensi, suatu produk atau hasil kerja tertentu dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah rendahnya; 3) Efektifitas, hubungan antar keluaran (hasil) dengan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai Angaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pengertian APBD APBD Berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, APBD didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan pemerintah daerah, dimana satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyekproyek daerah dalam satu tahun anggaran tertentu dan dipihak lain menggambarkan perkiraan penerimaan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud Struktur APBD Berdasarkan undang-undang No. 17 tahun 2003 dan Standar Akuntansi Pemerintahan, struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: a. Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan kas yang menjadi hak daerah dan diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam satu tahun anggaran dan tak perlu dibayar lagi oleh pemerintah. 50

55 Kelompok pendapatan terdiri atas: 1) Pendapatan asli daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2) Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (Dana bagi hsil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus). 3) Lain-lain pendapatan yang sah adalah pendapatan lain-lain yang dihasilkan dari bantuan dan dana penyeimbang dari pemerintah pusat (hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak provinsi, kabupaten/kota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan pemerintah, bantuan keuangan dari pemerintah provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya. b. Belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah atau kewajiban yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Kelompok belanja terdiri atas: 1) Belanja administrasi umum (belanja tak langsung) adalah belanja yang secara tak langsung dipengaruhi program atau kegiatan. 2) Belanja operasi dan pemeliharaan (belanja langsung) adalah belanja yang secara langsung dipengaruhi program atau kegiatan. 3) Belanja modal adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang akan menambah aset. 4) Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan adalah belanja langsung yang digunakan dalam pemberian bantuan berupa uang dengan tidak mengharapkan imbalan. 5) Belanja tak disangka adalah belanja yang langsung dialokasikan untuk kegiatan diluar rencana, seperti terjadinya bencana alam. c. Transfer adalah penerimaan/ pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. d. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. 51

56 Struktur APBD APBD Pendapatan Daerah Belanja Daerah Pembiayaan Daerah - PAD - Dana Perimbangan - Lain-lain Pendapatan yang syah Sumber : Mardiasmo (2006) - Klasifikasi Belanja Menurut organisasi - Klasifikasi Belanja Menurut fungsi - Klasifikasi Belanja Menurut program dan kegiatan - Klasifikasi Belanja Menurut jenis belanja - Penerimaan Pembiayaan - Pengeluaran Pembiayaan Struktur APBD DIY, Rincian Rp % Rp % Rp % Pendapatan ,16 PAD , , ,16 46,65 Dana Perimbangan , , ,00 32,29 Lain-lain Pend. Dae. Yang Sah , , ,00 21,07 Belanja ,41 Belanja Tidak Langsung , , ,47 52,34 Belanja Langsung , , ,94 47,66 Belanja Pegawai , , ,00 7,84 Belanja Barang & Jasa , , ,94 61,02 Belanja Modal , , ,00 31,14 Sumber : DPPKA DIY, 2015 Penerimaan untuk pembiayaan pembangunan DIY bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dari perkembangan pendapatan DIY menunjukkan bahwa penerimaan didominasi oleh PAD. 52

57 Pada tahun 2014, penerimaan PAD sebesar 46,65% diikuti oleh dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah yang masing-masing sebesar 32,29% dan 21,07%. Pada APBD DIY tahun 2014, Penerimaan dari pajak daerah ditargetkan sebesar Rp ,00. Penerimaan lain- lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp ,95. Hasil retribusi daerah sebesar Rp , Efisiensi Keuangan Daerah Pengertian efisiensi, efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu: Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan (1984;233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah: Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan. Pengertian Efisiensi sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, efisiensi adalah hubungan antara input dan output, efisiensi merupakan ukuran apakah penggunaan barang dan jasa yang dibeli dan digunakan oleh organisasi perangkat pemerintahan untuk mencapai tujuan organisasi perangkat pemerintahan dapat mencapai manfaat tertentu. Efisiensi juga mengandung beberapa pengertian antara lain : 1. Efisiensi pada sektor hasil dijelaskan dengan konsep masukan- keluaran (input-output) 2. Efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan pengorbanan seminimal mungkin; atau dengan kata lain suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai sasaran dengan biaya yang terendah atau dengan biaya minimal diperoleh hasil yang diinginkan. 3. Efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dicapai dengan memperhatikan aspek hubungan dan tatakerja antar instansi pemerintah daerah dengan memanfaatkan potensi dan keanekaragaman suatu daerah. 53

58 Efisiensi juga mengandung beberapa pengertian yang lain, yaitu : a. efisiensi pada sektor usaha swasta (private sector efficiency). Efisiensi pada sektor usaha swasta dijelaskan dengan konsep input output yaitu rasio dari output dan input; b. efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat (public sector efficien). Efisiensi pada sektor pelayanan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dengan pengorbanan seminimal mungkin; c. suatu kegiatan dikatakan telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai sasaran (output) dengan biaya (input) yang terendah atau dengan biaya (input) minimal diperoleh hasil (output) yang diinginkan. Pengelolaan keuangan daerah yang efisien, untuk melihat pengelolaan daerah yang efisien, perlu mengetahui ruang lingkup keuangan daerah yang terdiri dari: (PP no 58 tahun 2005 pasal 2) 1) hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman; 2) kewajiban daerah untuk menyelangggarakan urusan pemerintah daerah dan membayar tagihan pada pihak ketiga; 3) penerimaan daerah; 4) pengeluaran daerah; 5) kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,piutang barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; 6) Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dan/atau kepentingan umum. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa daerah berhak untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman. Tapi beberapa dari pemerintah daerah mempunyai kebijakan untuk lebih meningkatkan PAD yang sebagian besar berimbas pada masyarakat karena naiknya retribusi daerah ataupun pajak daerah. Kenaikan pajak atau retribusi daerah yang berlebihan akan menuyumbat investasi, yang imbasnya pada semakin banyaknya pengangguran. Hal itu karena minimnya kreativitas pemerintah untuk meningkatkan PAD tanpa meningkatkan pajak yaitu dengan lebih mengintesifkan pengelolaan kekayaan daerah. 54

59 Pemerintah lebih menyukai cara cepat untuk meningkatkan PAD tersebut, karena semakin tinggi PAD akan lebih meningkatkan pembelanjaan dan pembiayaan yang berimbas pada meningkatnya program dan kegiatan. Efisiensi untuk perubahan struktur terbaru di mana departemen dan badan-badan sektor publik lainnya yang beroperasi berdampak pada efisiensi, dan baru-baru ini perkembangan praktek terbaik. Pada skalater besar, perubahan yang telah dibuat untuk sistem untuk mengelola pengeluaran publikyang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi baik secara langsung atau mendirikan dasar yang kuat untuk insentif lebih baik menggunakan sumber daya. 3.4 Opini BPK atas hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Tahun adalah: a. LKPD Tahun2009 dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yaitu Aset tetap dalam Neraca Pemerintah Daerah DaerahIstimewa Yogyakarta per31 Desember 2009 senilai Rp ,00 tidak dapat diyakini kewajarannya karena Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta belum melakukan penilaianatassaldo awalaset tetap dan pencatatan asset tetap pada sebagian besar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) belum dilakukan sepenuhnya sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). b. LKPD Tahun 2010 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragraph penjelas yaitu Laporan Keuangan PemerintahDaerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral masih mencatat aset daerah yang telah digunakan oleh kabupaten/kota diwilayah Daerah IstimewaYogyakarta karena asset tersebut belum dilakukan penyerahan secara resmi dengan BeritaAcaraSerah Terima(BAST). c. LKPD Tahun 2011 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragrap penjelas yaitu Pemerintah Daerah Daerah IstimewaYogyakarta belum menyajikan investasi non permanen dengan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan dan aset tetap belum dilakukan penyusutan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). d. LKPD Tahun 2012 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyajikan laporan keuangan secara wajar untuk semua hal yang material. 55

60 e. LKPD Tahun 2013 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitupemerintah Daerah Daerah IstimewaYogyakartatelah menyajikan laporan keuangan secara wajar untuk semua hal yang material. f. LKPD Tahun 2014 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitupemerintah Daerah Daerah IstimewaYogyakartatelah menyajikan laporan keuangan secara wajar untuk semua hal yang material. 56

61 BAB IV LAYANAN KESAMSATAN DI DIY Informasi Layanan di Samsat 4.1. Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY: Jam Pelayanan Pendaftaran Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di KPPD/Samsat DIY dilaksanakan Jam : Hari Senin s/d. Kamis : Pukul s/d Wib Hari Jum at dan Sabtu : Pukul s/d Wib. Jenis layanan antara lain Perpanjangan 1 Tahun, Perpanjangan 5 Tahun (cek fisik serta ganti plat), Kendaraan Bermotor Mutasi Masuk, Kendaraan Bermotor Mutasi Keluar, Kendaraan bermotor Baru Layanan Samsat Pembantu: Adalah layanan pengesahan STNK, pembayaran PKB, dan SW-JR/SWDKLLJ yang tempat pelaksanaanya bersifat permanen di BPD di luar Gedung Kantor Bersama SAMSAT, dan merupakan sub sistem dari Kantor bersama Samsat Induknya, dimungkinkan samsat online dan apabila dibutuhkan dapat melayani Penelitian Ulang 5 tahun dan Pendaftaran KBM baru Layanan Samsat Keliling: Adalah layanan pengesahan STNK, pembayaran PKB, dan SWDKLLJ dengan menggunakan kendaraan bermotor yang beroperasi dari satu tempat ke tempat lain. SAMSAT Keliling dimungkinkan menggunakan fasilitas SAMSAT Online melayani di 4 (empat) Kabupaten 1 (satu) Kota. Adapun jadwal Samsat Keliling terdapat di setiap KPPD di DIY adapun jadwal samsat keliling bergantian di setiap kecamtan Samsat Outlet Samsat DIY: Layanan pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang tempat pelaksanaanya di sentra-sentra perbelanjaan/pusat kegiatan masyarakat yang memungkinkan pemilik kendaraan/wajib pajak melakukan transaksi sambil berbelanja/rekreasi, untuk 57

62 pelayanan Samsat Outlet DIY di Galeria di Jl. Jendral Sudirman. Pengesahan STNK setiap tahun, Pemmbayaran PKB, SW-Jasa Raharja bagi wajib pajak yang berdomisili di Provinsi DIY. Kendaraan yang dilayani adalah kendaraan pribadi (bukan umum) baik roda 4 maupun roda 2. Persyaratan Pelayanan Samsat Outlet : Identitas a. Perorangan jati diri (KTP, SIM, KTA, C1) Jika berhalangan melampirkan surat kuasa bermeteri cukup b. Badan hukum Salinan akte pendirian, keterangan domisili, surat kuasa bermeterai cukup dan ditandanganai oleh pimpinan serta dibubuhi cap badan hokum yang bersangkutan Instansi pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD) surat tugas/surat kuasa bermeterai cukup dan ditandatangai oleh pimpinan serta dububuhi cap instansi yang bersangkutan. c. STNK Asli dan satu lembar fotocopy d. Bukti Pelunasan PKB dan SW-Jasa Raharja (SKPD telah divalidasi) tahun terakhir; e. Bukti Pelunasan BPKB tahun terakhir Tempat & Waktu Pelayanan Samsat Outlet : Galeria Mall Yogyakarta Di Jl. Jendral Sudirman Yogyakarta. Setiap hari mulai pukul WIB. Petugas Samsat Outlet: Petugas Outlet dari 4 orang yaitu 2 sift yaitu: Sift ke I : Pagi jam Wib. Terdiri dari 2 penjaga; Sift ke 2 : Siang jam Wib. Terdiri dari 2 penjaga. Petugas dari 5 KPPD Kabupaten Kota, perputaran 5 hari sekali dari setiap KPPD Kabupaten Kota Samsat Pameran Sekaten: Setiap ada Pekan Malam Pasar Sekaten (PMPS) yang rutin diadakan setiap tahunnya yang bertepatan de ngan itu diadakan Pameran tepatnya di Anjungan Pemda Provinsi DIY yang setiap jam s/d. jam maka pelayanan Samsat DIY selalu membuka stand pada anjungan Pemda DIY. 58

63 Adapun petugas dari semua KPPD Kabupaten/ Kota adapun jadwal yang mengkoordinasikan Bidang Pendapatan DPPKA DIY Samsat Payment Point: Merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor (pengesahan STNK Tahunan) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang pelaksanaannya berada pada 1 Kantor Kas dan 6 Cabang Pembantu Bank BPD DIY, yaitu : Kantor Kas Bank BPD Giwangan Kota Yogyakarta; Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Piyungan Bantul; Kantor Kas Bank BPD Srandakan Mangiran Trimurti Srandakan Bantul; Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Nanggulan Kulon Progo; Kantor Kas Bank BPD Wates Gununggempal Giripeni Kulon Progo; Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Karangmojo Gunungkidul; Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Semin Gunungkidul; Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Kalasan Sleman; Kantor Cabang Pembantu Bank BPD Godean Sleman Samsat Drive Thru: Merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan kendaraan roda 4 (empat) (pengesahan STNK Tahunan) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) tanpa Wajib Pajak harus turun dari kendaraan, terletak di Samsat Pembantu Sewon Bantul dan Samsat Kulonprogo baik roda empat maupun roda dua dengan waktu 5 (lima) menit selesai. 59

64 4.8. Penghargaan Kesamsatan: Dalam memberikan pelayanan publik, KPPD / SAMSAT se DIY telah memperoleh penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima (CPP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tahun 2009 untuk KPPD Gunungkidul dan KPPD Bantul. KPPD Kota Yogyakarta pada tahun 2013, dan pengakuan pelayanan dengan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan kategori Baik untuk 5 KPPD serta Sertifikasi ISO sejak tahun Untuk mendukung kelancaran tugas dan menjamin tingkat akselerasi dan akurasi data pada proses pelayanan di KPPD seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta telah menggunakan sistem pelayanan on-line. Untuk menjamin transparansi pelayanan publik telah dibangun berbagai fasilitas berbasis teknologi informasi, antara lain : 1. SMS Informasi PKB. Layanan informasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) melalui SMS. 2. SMS Informasi Jatuh Tempo. Layanan informasi jatuh tempo masa Pajak Kendaraan Bermotor yang memberikan informasi SMS, 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya masa pajak. Dalam rangka peningkatan Pelayanan Publik sebagai tindak lanjut tuntutan masyarakat terhadap mutu Pelayanan Prima, maka aparatur pemerintah perlu mempersiapkan diri dengan memperbaiki kinerja palayanan secara terus menerus dan berkesinambungan diiringi dengan peningkatan Sarana dan Prasarana dari tahun ke tahun Potensi: Potensi pendapatan Tahun bersumber dari Pajak daerah, Retribusi Daerah dan Lain-lain pendapatan. Potensi Pendapatan Daerah diukur dan diperoleh berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, khusus untuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang sifatnya closed listed. Hal ini sedikit membatasi gerak di daerah untuk melakukan perbaharuan penerimaan khususnya dari pajak dan retribusi karena obyek baru yang dianggap sebagai potensi pendapatan harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan untuk dipungut. Sehingga potensi yang akan digalakkan untuk beberapa tahun ke depan diarahkan berasal dari sumber Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-Lain Pendapatan 60

65 Asli Daerah yang Sah, komponen dana perimbangan dan juga komponen dana hibah, maupun dana-dana penyesuaian dari pusat. Adapun potensi pendapatan dari pajak daerah adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan ekonomi sehingga bertambah kendaraan baru (10-12%) 2. Potensi realisasi wajib pajak yang belum mendaftar (40%) 3. Fluktuasi harga BBM (PBBKB) Rata-rata peningkatan kendaraan roda empat sebesar 531 unit kendaraan roda empat setiap bulan sedang rata-rata peningkatan kendaraan roda dua sebesar unit setiap bulan. Dengan menggunakan model estimasi jumlah kendaraan, diperoleh proyeksi jumlah kendaraan untuk roda empat, terbesar terdapat di Kabupaten Sleman, diikuti oleh Kota Yogyakarta sedangkan untuk sepeda motor, proporsi terbesar terdapat di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul PERSYARATAN URUSAN KENDARAAN BERMOTOR (KBM) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA a. Syarat-syarat Perpanjangan ulang 1 Tahun: Mengisi blangko SPTPD; Kartu Identitas (KTP, SIM, KK, Pasport), STNK Asli + Forocopy, BPKB Asli + Fotocopy dan Bukti pelunasan pajak terakhir). b. Syarat-Syarat Perpanjangan ulang (5 tahunan) antara lain: Mengisi Blangko SPTPD, Chek Fisik Kendaraan, Kartu Identitas (KTP, SIM, KK, Pasport, STNK Asli dan Fotocopy, BPKB Asli dan Fotocopy, Bukti pelunasan pajak terakhir). c. Syarat-syarat Kendaraan Baru: Mengisi blangko SPTPD, Chek Fisik Kendaraan, Kartu Identitas (KTP), Faktur, Sertifikat Uji Type dan tanda pendaftaran type, Surat keterangan karoseri (Kendaraan tertentu), surat keterangan dari Dinas Perhubungan, Kuitansi pembelian kendaraan bermotor, NIK (Nomor Identifikasi Kendaraan bermotor). d. Kendaraan Mutasi dari Luar daerah: Mengisi blanko SPTPD; Chek Fisik Kendaraan; Kartu Identitas (KTP, SIM, KK, Pasport), Surat Keterangan Pindah (pengganti STNK), 61

66 BPKB Asli dan Fotocopy, Surat Keteangan Fiskal Antara Daerah dan kuitansi pembelian. e. Kendaraan Mutasi Dari Dalam Daerah: Mengisi Blanko SPTPD, chek fisik kendaraan, Kartu Identitas (KTP, SIM, KK, Pasport) STNK, BPKB Asli dan Fotocopy, SKPD Tahun Terekhir, Kuitansi pembelian. f. Penggantian STNK Hilang: Laporan kehilangan dari kepolisian terdekat, iklan radio dan Koran, Cek Fisik KBM, BPKB, Identitas (KTP), surat pernyataan kehilangan diberi meterai Rp ,- dan STNK Hilang dapat diproses 14 hari sejak kehilangan STNK dilaporkan. 62

67 4.11. Flowchart Pelayanan di Samsat DIY PROSEDUR PELAYANAN PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT 63

68

69

70

71

72

73

74 FLOWCHART TATA CARA MEMPEROLEH SANTUNAN JASA RAHARJA AHLI WARIS RUMAH SAKIT PAMONG PRAJA MENINGG AL DUNIA LAPORAN POLISI LAYANAN SANTUNAN JASA RAHARJA LUKA- LUKA KORBAN RUMAH SAKIT KORBAN 70

75 4.12. Layanan Sistem Manajemen Mutu ISO Adalah sistem dan prosedur layanan SAMSAT yang mengacu pada standar Sistem Manajemen Mutu International Standardisation Organizzation: (ISO) 9001:2000. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Obyek BBN-KB adalah penyerahan kepemilikan KBM (jual beli, tukar menukar, hibah, wasiat, warisan, hadiah, atau pemasukan ke dalam Badan Usaha); Sasaran mutu, adapun sasaran mutu Samsat setiap Kabupaten dan kota bertekat meningkatkan mutu pelayanan kepada wajib pajak dengan mengadakan pengurangan waktu pelayanan kurang lebih sebagai berikut: No. Jenis Pelayanan Waktu Sasaran Mutu Standart 1. Kendaraan Baru 90 Menit 55 Menit 2. Pengesahan 1 Tahun 30 Menit 20 Menit 3. Pengesahan 5 Tahun 90 Menit 55 Menit 4. BN II KBM Lokal 90 Menit 55 Menit Untuk catatan bahwa sasaran mutu yang ditetapkan, untuk penghitungan waktunya di mulai pada saat wajib pajak menyerahkan berkas persyaratan pada bagian pendaftaran sampai penyerahan STNK. Tarif BBN-KB kendaraan bermotror baru : KBM Pribadi : 10% xx NJKB; KBM Umum Penumpang : 10% x NJKB x 70% Untuk Penyerahan kedua dan selanjutnya adalah 1% xx dasar pengenaan BBN-KB. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tim ISO : 1. PENANGGUNG JAWAB / TOP MANAJEMEN o Menyetujui Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu yang dimiliki Kantor Bersama Samsat Yogyakarta. o Menyetujui Panduan Mutu dan Prosedur prosedur. o Memutuskan penyelesaian setiap masalah utama berkaitan dengan ISO yang tidak dapat diselesaikan TIM ISO 9001 : o Menjamin diperolehnya sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk Kantor Bersama Samsat Yogyakarta. 71

76 2. WAKIL MANAJEMEN o Melaporkan secara berkala (satu bulan sekali) kepada Top Manajemen / Penanggung Jawab mengenai kemajuan ISO 9001 : o Mengkoordinasikan jadwal konstultasi antara konsultan dengan Tim ISO 9001 : o Menjamin bahwa sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di Kantor Bersama Samsat Yogyakarta telah ditetapkan, didokumentasi dan diterapkan secara efektif. o Mongkoordinasi pelaksanan Audit Mutu Internal. o Memeriksa Panduan Mutu dan Prosedur prosedur yang menjadi tanggung jawab Wakil Manajemen. o Melaksanakan sosialisasi Prosedur prosedur yang menjadi tanggung jawab Wakil Manajemen. o Menjamin bahwa seluruh dokumen mutu telah didistribusikan kepada pihak pihak yang telah ditetapkan. o Menjamin diperolehnya sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk Kantor Bersama Samsat Yogyakarta. 3. ANGGOTA / WORKING GROUP o Menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh konsultan yang berkaitan dengan ISO 9001 : o Melaksanakan pertemuan secara berkala (sebulan sekali) antara Working Group dengan wakil Manajemen mengenai kemajuan ISO 9001 : 2008 dan penyelesaian dokumen mutu. o Menyusun dan memeriksa prosedur prosedur (serta Instruksi Kerja) yang telah diindentifikasi. o Memecahkan masalah yang berhubungan dengan ISO 9001 : 2008 di unit kerjanya. o Menjamin bahwa seluruh dokumen mutu diterapkan diunit kerjanya. o Menjamin diperolehnya sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk Kantor Bersama Samsat Yogyakarta. 72

77 4.13. Kontak Informasi pelayanan kesamsatan Daerah Istimewa Yogyakarta selengkapnya hubungi: 1. KPPD Kota Yogyakarta Alamat : Jl. Tentara Pelajar No. 13 Yogyakarta Telp. (0274) : - Bank BPD Kantor Kas Giwangan, Jl. Imogiri Timur No. 155 Giwangan Yogyakarta Telp. (0274) KPPD Kabupaten Bantul Alamat : Jl. Badekan, Bantul, Telp ; - Samsat Pembantu Sewon/Drive True : Jl. Parangtritis km 4,5 Druwo, Sewon, Bantul Telp. (0274) Bank BPD Kantor Kas Srandakan Jl. Raya Srandakan, Mangiran, Trimurti, Srandakan, Bantul Telp. (0274) , Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Piyungan, Jl. Raya Wonosari km. 13, Sandeyan, Srimulyo, Piyungan, Bantul Telp. (0274) KPPD Kabupaten Kulonprogo Alamat : Jl. Jogja-Wates Km. 27, Gunung Gempal, Giripeni, Wates Kulonprogo Telp. (0274) : - Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Nanggulan, Jatisarono Karang Nanggulan Kulonprogo Telp. (0274) Bank BPD Kantor Kas Jl. Jogja Wates Km.27, Gununggempal, Giripeni, Wates, Kulonprogo Telp KPPD Kabupaten Gunungkidul Alamat : Jl. Pemuda Baleharjo Wonosari Gunungkidul Telp. (0274) : - Layanan Kesamsatan BPD Kantor cabang pembantu Karangmojo Alamat Jl. Karangmojo Wonosari Km 1 Plumbungan Gedangrejo Karangmojo Telp. (0274) dan di Kecamatan Semin Telp. (0274) KPPD Kabupaten Sleman Alamat: Jl. Magelang KM 13 Krapyak Triharjo Sleman Telp : - Samsat Pembantu Maguwo/Layanan LIK Maguwoharjo, Depok Jl. Adisucipto km 9,8 Maguwo Sleman Telp. (0274) , Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Kalasan Sleman Telp. (0274) Samsat Outlet, di Galeria Mall, Jl. Laksda Adisucipto Km. 6.5 Yogyakarta Telp (0274)

78 Lampiran: 1. Tabel 1: RINGKASAN APBD TAHUN 2014; 2. Tabel 2: NERACA TAHUN 2014 DAN TAHUN 2013; 3. Tabel 3: LAPORAN REALISASI APBD TAHUN 2014 (VERSI PERMENDAGRI); 4. Tabel 4: LAPORAN REALISASI APBD TAHUN 2014 DAN 2013 (VERSI SAP); 5. Tabel 5: LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TAHUN 2014 DAN TAHUN

79 Tabel 1 75

80 76

81 Tabel 2 77

82 78

83 Tabel 3 79

84 Tabel 4 80

PROFIL DPPKA DIY 2016

PROFIL DPPKA DIY 2016 PROFIL DPPKA DIY 2016 i Kata Pengantar Assalamu alaikum Wr. Wb. Profil Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta menyajikan aneka ragam aset informasi tentang informasi

Lebih terperinci

LEAFLET DPPKA DIY 2016

LEAFLET DPPKA DIY 2016 LEAFLET DPPKA DIY 2016 1 I. PENDAHULUAN 1.1 SEJARAH Sejarah DPPKA Sejarah terbentuknya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY adalah diawali dengan adanya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DIY DI KOTA YOGYAKARTA

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DIY DI KOTA YOGYAKARTA PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DIY DI KOTA YOGYAKARTA A. PENDAHULUAN 1. Profil Instansi a. Dasar Pembentukan Instansi Peraturan Daerah Provinsi DIY No. 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSKUTIF Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset terbaik se Indonesia " .

IKHTISAR EKSKUTIF Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset terbaik se Indonesia  . KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mengamanatkan setiap instansi pemerintah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN

PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN PROFIL KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SLEMAN PENDAHULUAN Kantor Pelayanan Pajak Daerah Di Kabupaten Sleman (SAMSAT SLEMAN) berlokasi di Jl Magelang Km 12,5 Krapyak Triharjo Sleman dalam melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 35 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BUPATI MADIUN,

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2012

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2012 Halaman : DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 0 Formulir DPPA-SKPD. Urusan Pemerintah Organisasi :.0. - OTONOMI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH SALINAN NOMOR 24, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 71 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 71 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan dinas pemerintahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I.2 : JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN Pendapatan , , ,45 8.

LAMPIRAN I.2 : JUMLAH ( Rp. ) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN Pendapatan , , ,45 8. LAMPIRAN I.2 : PEMERINTAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RINCIAN LAPORAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN 2014 PERIODE BULAN : DESEMBER URUSAN PEMERINTAHAN : ORGANISASI

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 80 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 80 TAHUN 2011 T E N T A N G PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 80 TAHUN 2011 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PAJAK DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali. menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali.

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali. menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali. BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten DATI II Boyolali

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kebumen Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang sering di singkat DPPKAD

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN SECARA BERKALA A. Informasi tentang profile Badan Publik : 1. Informasi tentang kedudukan, domisili dan lengkap Badan

INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN SECARA BERKALA A. Informasi tentang profile Badan Publik : 1. Informasi tentang kedudukan, domisili dan lengkap Badan INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN SECARA BERKALA A. Informasi tentang profile Badan Publik : 1. Informasi tentang kedudukan, domisili dan lengkap Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun mrupakan

Lebih terperinci

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PAJAK & RETRIBUSI PARKIR PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2011 PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jl. Pemuda 148 Telp. (024)

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben - 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan didasarkan pada

Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan didasarkan pada 1.1. Gambaran Umum Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas-Dinas

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014

PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014 PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014 1. SEJARAH DPPKA Salah satu kebijakan pemerintah Kabupaten Tanah Datar dalam usaha peningkatan pendapatan daerah ini

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. mengelola keuangan pemerintah Kota Medan. Dengan peningkatan

BAB II PROFIL INSTANSI. mengelola keuangan pemerintah Kota Medan. Dengan peningkatan BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KERJA SAMA DAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH Berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 101 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan Aceh, Badan Pengelolaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung 65 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung Pemberlakuan kebijakan Otonomi Daerah mendorong Pemerintah Daerah untuk mandiri dalam segala hal

Lebih terperinci

SAMBUTAN DAN LAPORAN PERESMIAN GEDUNG KANTOR SAMSAT KULON PROGO & KANTOR KAS BPD SAMSAT CABANG WATES

SAMBUTAN DAN LAPORAN PERESMIAN GEDUNG KANTOR SAMSAT KULON PROGO & KANTOR KAS BPD SAMSAT CABANG WATES SAMBUTAN DAN LAPORAN PERESMIAN GEDUNG KANTOR SAMSAT KULON PROGO & KANTOR KAS BPD SAMSAT CABANG WATES (Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu unsur organisasi Pemerintah Daerah yang mempunyai

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 1291 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 1291 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 1291 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS BADAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS BADAN KEUANGAN DAERAH BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS BADAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN A. Sejarah Ringkas Instansi Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LINGGA

Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LINGGA BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LINGGA 2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN LINGGA 1. TUGAS POKOK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan wajib di bidang pekerjaan. 3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan wajib di bidang pekerjaan. 3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cirebon Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cirebon merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN(LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN(LKjIP) DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET KABUPATEN KULON PROGO LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN(LKjIP) 2015 A L A M A T : JL. P E R W A K I L A N N O.1 W A T E S LKjIP DPPKA Kab. Kulon Progo

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1. Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian Dengan berlandaskan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang pembentukan 8 (delapan) Kabupaten di Provinsi Riau yang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat : : a. Bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

FORUM SKPD DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN T.A 2018 RADYOSUYOSO 30 MARET 2017

FORUM SKPD DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN T.A 2018 RADYOSUYOSO 30 MARET 2017 FORUM SKPD DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN T.A 2018 RADYOSUYOSO 30 MARET 2017 DRS. BAMBANG WISNU HANDOYO EVALUASI KINERJA SKPD TAHUN 2014, 2015, 2016 No 1.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR m BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-Q TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-Q TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-Q TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH DRAFT PER TGL 14 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah Kota Medan dengan

BAB II PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah Kota Medan dengan BAB II PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN A. Sejarah Ringkas Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah

Lebih terperinci

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Jenis Pengadaan Volume Pagu Sumber

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Jenis Pengadaan Volume Pagu Sumber RENCANA UMUM PENGADAAN Melalui Swakelola K/L/D/I : PROVINSI SULAWESI TAHUN ANGGARAN : 2014 No Satuan Kerja 1 BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT Realisasi Hasil Pengadaan Barang dan Jasa Unit Tahun Rp. 64.900.000,00

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kota Balikpapan merupakan salah satu kota besar yang berada di Provinsi Kalimantan Timur, luas wilayah kota ini mencapai 843,48 KM2, yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten DATI II Boyolali

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A B U P A T I TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, proses penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, proses penelitian dan sistematika penulisan. BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, batasan penelitian, proses penelitian

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN. UMUM Pasal 1

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN. UMUM Pasal 1 BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.L T...hui 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 22 Tahun 2001 Seri D --------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah DPPKAD Kab. Karawang Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

Lebih terperinci

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota medan belum begitu kompleks maka

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota medan belum begitu kompleks maka xiv BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN A. Sejarah Ringkas Instansi Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan secretariat daerah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR 2 TAHUN 2004 (2/2004) TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN

Lebih terperinci