BAB III METODOLOGI. jejaring probabilistik Bayesian dalam student modelling, khusus untuk mata kuliah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI. jejaring probabilistik Bayesian dalam student modelling, khusus untuk mata kuliah"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Berangkat dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah mengimplementasikan jejaring Bayesian sebagai inti dari mesin inferensi dalam melakukan pemodelan terhadap siswa pada beraneka-ragam bidang pembelajaran, maka penelitian ini dibuat agar dapat memberikan sudut pandang lain terhadap bagaimana melakukan konfigurasi terhadap jejaring probabilistik Bayesian dalam student modelling, khusus untuk mata kuliah AMOOP II Positioning Berikut adalah positioning yang menggambarkan perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mencoba merumuskan konfigurasi jejaring yang tepat untuk mesin inferensi mereka masing-masing: Dibandingkan dengan ANDES (Conati dkk., 1997), penelitian ini mampu memberikan gambaran tentang rancangan penggunaan CPT dan laporan tingkat akurasi dengan metode yang eksplisit dalam bentuk persentase. ANDES juga tidak menggolongkan siswa ke dalam tingkat kemampuan tertentu, sedangkan penelitian ini melakukannya secara jelas. ANDES memaparkan konfigurasi pemanfaatannya sebagai pengujian untuk bidang pembelajaran Fisika Dasar, sedangkan penelitian ini menggunakan mata kuliah AMOOP II sebagai objek penelitiannya. 30

2 31 Seridi dkk. (2006:190) telah mampu menggambarkan hasil inferensi jejaring mereka dan membandingkan secara eksplisit dalam tabel prosentase, namun mereka menggunakan mata kuliah Computer Networks sebagai objek penelitiannya dan ANN sebagai arsitekturnya. Pada penelitiannya, Garcia dkk. (2007:805) juga telah berhasil memaparkan hasil penelitian mereka secara eksplisit dengan membandingkan hasil inferensi mesin mereka dengan kuesioner tentang preferensi belajar mahasiswa yang angkanya mencapai 58%, 63%, dan 77% masing-masing secara berurutan pada kemampuan memproses, cara memahami, dan kemampuan persepsi. Penelitian yang mereka lakukan mengambil sample berupa log pada forum yang diakses mahasiswa untuk kemudian dijadikan knowledge base. Penelitian ini menggunakan struktur data yang didesain dengan atribut dan fungsi yang diranncang khusus agar mampu memberikan respons sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian lainnya yang menggunakan jejaring Bayesian dalam bidang pendidikan adalah penelitian yang dilakukan West dkk. (2009:5). Objek penelitian mereka adalah bidang pembelajaran pada semester ke-4 pendidikan CCNA, sedangkan penelitian ini menggunakan mata kuliah AMOOP II sebagai objek penelitiannya. Mereka juga tidak mampu memaparkan tingkat akurasi sistem mereka dalam prosentase karena tidak mempunyai bahan perbandingan yang dapat digunakan. Mangalwede & Rao (2010, 24-26) juga melakukan penelitian untuk mengembangkan sebuah sistem assessment terhadap siswa dengan matrix stokastik untuk tiap-tiap pertanyaan. Dalam pemaparan hasilnya, mereka tidak

3 32 menampilkan tingkat akurasi mesin inferensi mereka, melainkan hanya membandingkan antara kemajuan yang dialami oleh siswa yang belajar menggunakan sistem buatannya dengan kemajuan yang dialami siswa dengan konten pembelajaran e-learning tradisional. Mislevy dkk. (2013:445) juga pernah membuat sistem pemodelan siswa menggunakan metode jejaring probabilistik Bayesian dengan cara melakukan konfigurasi yang sama dengan tulisan ini, yakni dengan menghubungkan antara topik-topik dengan soal. Namun dalam analisa tingkat akurasinya yang menggunakan metode MCMC, mereka mendapatkan hasil yang terus menurun seiring penambahan iterasi. Sedangkan penelitian ini mencoba mengalihkan hasil post-probability menjadi prior-probability pada inferensi selanjutnya yang diharapkan dapat meningkatkan akurasi seiring dengan bertambahnya iterasi Analisa Sistem Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan yang terjadi, dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya (Rini, 2011:14). Tahapan-tahapan dalam analisa sistem terdiri dari: Identify, Understand, dan Analyze. Identify berarti mengenali masalah yang menyebabkan sasaran dari sistem belum dapat dicapai, Understand berarti mempelajari secara rinci

4 33 bagaimana sistem yang ada telah beroperasi, dan Analyze yang artinya melakukan analisa dilakukan setelah ekseperimen selesai dilakukan (Rini, 2011:14) Identifikasi Masalah Pada tahap identifikasi, telah disadari bahwa masalah yang ada sekarang ini adalah sistem-sistem pembelajaran e-learning yang ada dewasa ini sebagian besar hanya merupakan sistem pembelajaran nonadaptif. Penelitian ini ingin mengembangkan sebuah mesin inferensi untuk dijadikan otak utama bagi sistem pembelajaran yang adaptif Memahami Sistem Yang Sudah Ada Telah dipahami bahwa sebelum penelitian ini dibuat, telah banyak beredar tulisan-tulisan tentang sistem pemodelan siswa menggunakan jejaring probabilistik Bayesian sebagai arsitektur utamanya, namun belum ditemukan adanya tulisan yang mengangkat konfigurasi topik-soal yang secara khusus melakukan pembahasan di bidang AMOOP II yang lengkap dengan laporan tingkat akurasi secara eksplisit dalam bentuk tabel persentase. Penelitian kali ini memaparkan bagaimana jejaring probabilistik Bayesian dapat digunakan untuk membuat sebuah sistem pembelajaran adaptif bagi mata kuliah AMOOP II lengkap dengan paparan hasil inferensinya dalam bentuk confusion matrix.

5 Analisa Terhadap Hasil Tahap ini dilakukan setelah melewati tahap Perancangan dan Implementasi yang akan menghasilkan keluaran yang dapat kita gunakan sebagai bahan analisa untuk menentukan baik atau tidaknya hasil yang didapat (Rini, 2011:14) Perancangan Sistem Perancangan sistem meliputi penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Tujuan dari tahap perancangan ini adalah untuk memperkirakan kebutuhan pemakain sistem dan memberikan gambaran yang jelas tentang rancang-bangun secara lengkap untuk digunakan sebagai acuan dalam pembuatan program (Rini, 2011:14). Perancangan sistem secara umum terdiri atas 6 (enam) bagian, yaitu: perancangan model, perancangan output, perancangan input, perancangan basis data, perancangan teknologi, dan perancangan kontrol (Rini, 2011:15-16) Perancangan Model Perancangan model menjelaskan tentang bagaimana fungsi-fungsi pada sistem akan bekerja secara logical (Rini, 2011:15). Model yang dirancang pada penelitian ini adalah model yang mampu melakukan

6 35 assessment terhadap kemampuan para peserta didik pada mata kuliah AMOOP II. Assessment ini dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang memiliki bobot terikat dengan topik-topik tertentu pada mata kuliah AMOOP II. Hasil dari assessment ini adalah profil siswa dalam bentuk penggolongan ke dalam tingkat kemampuan tertentu dan pengenalan topik yang menjadi titik lemah siswa, agar siswa kemudian dapat diberikan materi secara adaptif yang sesuai dengan profil mereka masing-masing. Untuk mencapai kemampuan ini, diperlukan sebuah arsitektur mesin inferensi yang dapat menganalisa kemampuan menjawab siswa untuk kemudian mengubahnya menjadi profil siswa. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, BPN telah banyak digunakan sebagai arsitektur engine pada sistem pemodelan siswa karena kemampuannya memprediksi kemungkinan terjadinya suatu kejadian jika kejadian lain yang menjadi pemicunya telah teridentifikasi (Gadewadikar dkk., 2009:153). Dengan memposisikan topik sebagai penyebab kemampuan siswa menjawab soal tertentu, maka BPN dapat digunakan sebagai arsitektur bagi mesin inferensi untuk melakukan pemodelan terhadap siswa pada mata kuliah AMOOP II. Gambar 3.1. berikut menunjukan masalah dalam proses inferensi yang dapat dipecahkan oleh BPN.

7 36 T1 Q1 True T2 Q2 False T3 Q3 True Gambar 3.1 Permasalahan pada pertanyaan multi-topik T1, T2, dan T3 mewakili topik-topik pada mata kuliah AMOOP II. Q1, Q2, dan Q3 mewakili pertanyaan-pertanyaan yang mengharuskan siswa untuk terlebih dahulu menguasai secara berurutan: T1, T1 dan T2, dan T1, T2, dan T3. Ketika siswa mampu menjawab Q1, secara mudah dapat disimpulkan bahwa siswa telah menguasai T1. Ketika siswa tidak mampu menjawab Q2, kita mulai bertanya-tanya apakah siswa telah menguasai T1? Apakah betul hanya T2 yang tidak dikuasainya? Dan ketika siswa kemudian mampu menjawab Q3, tentunya kita menjadi semakin kesulitan untuk menentukan mana topik yang telah dikuasai siswa dan mana topik yang belum dikuasai siswa. Atau jangan-jangan siswa hanya beruntung mampu menjawab Q3 tanpa pengetahuan yang memadai tentang T1, T2, dan T3? BPN dapat menjadi solusi atas permasalahan ini dengan menghitung tingkat kemungkinan siswa menjawab sebuah soal jika siswa telah menguasai topik-topik tertentu dengan menggunakan CPT.

8 37 Agar dapat menjadi arsitektur mesin inferensi yang baik, sebuah jejaring Bayesian harus memiliki knowledge base dalam bentuk CPT yang baik pula. Contoh pembuatan CPT untuk Q2 pada Gambar 3.1 adalah sebagai berikut: Jika diketahui peluang siswa menguasai T1, tidak menguasai T2, dan mampu menjawab Q2 adalah 20%, peluang siswa tidak menguasai T1, menguasai T2 dan mampu menjawab Q2 adalah 40%, peluang siswa menguasai T1 dan T2 sekaligus dan mampu menjawab Q2 adalah 85%, dan peluang siswa yang tidak menguasai satu topikpun namun mampu menjawab Q2 adalah 10%, maka CPT yang dapat terbentuk adalah: Tabel 3.1 CPT T1 T2 Q2 P(Q2 T1,T2) F F F = 0.9 F F T 0.1 F T F = 0.6 F T T 0.4 T F F = 0.8 T F T 0.2 T T F = 0.15 T T T 0.85 Penelitian ini tidak membahas tentang bagaimana pembuatan sebuah CPT yang baik, namun biasanya CPT ini ditentukan oleh para domain expert atau melalui serangkaian mekanisme pengambilan data berupa

9 38 kuesioner. Pada penelitian kali ini, CPT didapatkan melalui pengambilan data dalam bentuk kuesioner terhadap 100 mahasiswa. Gambar 3.2. berikut menunjukkan diagram alir tentang bagaimana data diambil untuk dijadikan knowledge base bagi BPN. Mulai Analisa Domain Pembuatan Kuesioner Hasil Kuesioner Analisa CPT Jawaban Kuesioner Knowledge Base BPN Selesai Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Pengambilan Data

10 Perancangan Output Output pada penelitian ini adalah hasil keluaran dari mesin inferensi berupa kemungkinan penguasaan siswa terhadap masing-masing topik berikut entry levelnya. Informasi ini disebut sebagai profil siswa dan akan digunakan untuk memberikan siswa bahan pelajaran yang sesuai dengan profilnya Perancangan Input Sedangkan input pada penelitian ini adalah jawaban siswa terhadap tiap-tiap pertanyaan yang terhubung dengan satu atau lebih topik. Jawaban ini kemudian akan dimasukkan ke dalam jejaring probabilistik Bayesian untuk kemudian baik kemampuan siswa tersebut pada tiap-tiap topik maupun entry levelnya akan diprediksi oleh jejaring probabilistik Bayesian Perancangan Basis Data Basis data yang disimpan pada arsitektur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekumpulan CPT yang menggambarkan peluang dijawabnya tiap-tiap soal dengan benar berdasarkan penguasaan siswa terhadap tiap-tiap topik.

11 Perancangan Teknologi Pada penelitian ini, BPN dibangun sebagai dynamic library menggunakan bahasa C di mana aplikasi native yang akan menjadi backend pada sistem pembelajaran on-line akan terhubung secara dinamis dengan library ini baik pada saat kompilasi maupun saat dipanggil oleh aplikasi web. Web-server yang digunakan adalah Flask, yaitu sebuah microframework yang dapat membangun sebuah web-server sederhana yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi web menggunakan bahasa Python. Aplikasi web ini akan menampilkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh para siswa. Ketika proses pengujian selesai, maka aplikasi web ini akan memanggil aplikasi native dengan mengirimkan hasil jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan untuk mendapatkan peluang penguasaan siswa terhadap masing-masing topik. Jika peluang siswa menguasai suatu topik 0.5 ke atas maka siswa dianggap mampu menguasai topik tersebut, sebaliknya jika hasilnya di bawah 0.5, siswa dianggap belum mampu menguasai topik tersebut. Dynamic Library BPN Aplikasi Native Aplikasi Web Gambar 3.3 Arsitektur Sistem

12 Perancangan Kontrol Pada tahapan perancangan kontrol, alur yang diberikan kepada peserta uji adalah tampilan soal dengan 4 (empat) pilihan jawaban. Ada 4 (empat) iterasi yang harus dilalui oleh peserta uji di mana tiap-tiap iterasi terdiri atas 7 (tujuh) buah soal. Ketika iterasi bertambah, maka tingkat kesulitan juga akan bertambah. Jawaban yang dimasukkan peserta uji ke dalam sistem akan digunakan sebagai input untuk menghitung peluang kemampuan peserta uji menguasai tiap-tiap topik. Untuk tiap-tiap iterasi, peserta akan mendapatkan soal-soal yang berbeda namun tetap memiliki relasi dengan topik yang sama seperti pada iterasi pertama. Keluaran akan disajikan dalam bentuk prosentase dengan rumus sebagai berikut: n i= 1 P( x, i), di mana i, n, x, P(x, i) secara berturunt-turut adalah indeks iterasi, jumlah iterasi, materi yang diuji, dan peluang peserta uji menguasai materi x pada iterasi ke-i. Setiap iterasi selesai dilakukan, maka prior probability dari tiap topik akan di-ganti dengan nilai post probability pada iterasi sebelumnya. Bila peserta uji memiliki peluang penguasaan materi di bawah nilai ambang tertentu, maka akan disajikan materi yang diambil dari material repository untuk dibaca kembali. Materi yang cocok akan diberikan sesuai dengan kemampuan peserta uji menjawab pertanyaan.

13 42 Gambar 3.4 menggambarkan proses pengolahan jawaban dari peserta uji. Mulai Prior Probability tiap tiap topik diset 0.5 Set i=0 Subjek uji mengerjakan soal Jawaban Update prior probability dengan hasil inferensi Selesai Ya Masukkan Ke dalam BPN i<4 Tidak Tampilkan Hasil Inferensi Hasil Inferensi/ Post Probabilities i++ Gambar 3.4 Diagram Alir Proses Pengolahan Jawaban

14 Pengujian Menentukan materi yang akan diuji Pada penelitian ini, materi yang digunakan diambil dari kurikulum mata kuliah Algoritma dan Metode Object Oriented Programming II (AMOOP II) pada Universitas Bina Nusantara tahun Namun tidak semua topik pembahasan yang ada diujikan pada mesin inferensi. Topiktopik yang diambil dalam pengujian kali ini hanya: OOP Concept, Class & Object, Basic Classses, Inheritance, Polymorphism, Abstract & Interfaces, Package. Sedangkan ArrayList & Vector, Generic, File, Reflection, Multithreading, dan Basic GUI dianggap sebagai topik-topik lanjut yang tidak memiliki relasi yang erat dalam pembahasan konsep-konsep OOP sehingga sulit untuk membuat soal yang dapat mengukur kemampuan mahasiswa dalam memahami topik-topik lanjut ini yang dapat sekaligus mengukur kemampuan mahasiswa memahami topik-topik lainnya. Sebagian soal dibuat sendiri oleh penulis, sebagian lagi diambil dari hasil pencarian di internet Peserta Uji Peserta uji pada pengujian kali ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan memberikan jawaban pada kuesioner yang hasilnya akan dimasukkan ke dalam CPT sebagai knowledge base. Sedangkan peserta uji pada kelompok kedua akan memberikan jawaban

15 44 yang digunakan untuk menguji tingkat akurasi mesin inferensi yang memiliki knowledge base berupa CPT-CPT berdasarkan jawaban yang telah diberikan oleh para peserta uji di dalam kelompok pertama. Pengambilan jawaban dari kelompok kedua telah dilakukan terlebih dahulu selama bulan Mei tahun 2013, sementara pengambilan jawaban dari kelompok pertama dilakukan selama bulan November Kelompok kedua terdiri atas para mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer jurusan Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara yang pernah diajar penulis pada mata kuliah Programming I pada semester ganjil 2012/2013 yang terdiri atas 24 orang. Sedangkan kelompok pertama yang berjumlah 100 orang merupakan para mahasiswa Universitas Bina Nusantara dari Fakultas Ilmu Komputer dengan jurusan-jurusan yang pernah mengambil mata kuliah yang berhubungan dengan Object Oriented Programming. Setiap mahasiswa yang menjadi peserta uji pada penelitian kali ini dibagi berdasarkan level-level sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Master, yaitu mereka yang menguasai setidaknya 5 (lima) topik pertama. 2. Lanjut, yaitu mereka yang menguasai setidaknya 4 (empat) topik pertama. 3. Menengah, yaitu meraka yang menguasai setidaknya 3 (tiga) topik pertama. 4. Pemula, yaitu mereka yang menguasai setidaknya 2 (dua)

16 45 topik pertama. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan penentuan pembagian level berdasarkan penguasaan topik minimum mahasiswa dalam bentuk tabel. Tabel 3.2 Pembagian level siswa berdasarkan topik yang dikuasai siswa Level Oc Co Bc In Po Ai Pa Master X X X X X Lanjut X X X X Menengah X X X Pemula X X Oc, Co, Bc, In, Po, Ai, dan Pa adalah topik-topik mata kuliah AMOOP II yang digunakan pada penelitian kali ini. Secara berurutan merupakan singkatan dari: OOP Concept, Class and Object, Basic Classes, Inheritance, Polymorphism, Abstract and Interface, dan Package Menentukan relasi antara soal dengan topik Soal-soal pada pengujian ini sebagian dibuat sendiri oleh penulis dan sebagian lagi didapatkan dari internet. Soal-soal yang dipilih adalah soalsoal yang dianggap komprehensif untuk mewakili topik-topik dasar mata kuliah AMOOP II. Sedangkan relasi antara soal dengan topik ditentukan dengan memperhatikan soal-soal yang diujikan.

17 46 Misalnya untuk soal sebagai berikut: What keyword used to avoid another class from inheriting a class?, maka untuk menjawab soal ini, siswa harus sudah menguasai setidaknya topik-topik OOP Concept, Class and Object, dan Inheritance. Demikian seterusnya bagaimana cara ketujuh soal lain pada ronde pertama disusun. Sedangkan pada ronde-ronde berikut, soal yang dicari adalah soal yang dapat mewakili topik-topik yang serupa dengan soal-soal yang telah dibuat pada ronde pertama. Materi uji berupa soal-soal dan topik-topik yang sudah tersusun kemudian dimasukkan ke dalam database untuk kemudian disimpan oleh sistem sebagai kerangka inferensi, sedangkan soalnya akan ditampilkan kepada peserta uji. Gambar berikut menunjukkan peta jejaring Bayesian yang diujikan pada penelitian ini.

18 47 Oc Q1 Co Q2 Bc Q3 In Q4 Po Q5 Ai Q6 Pa Q6 Gambar 3.5 Konfigurasi BPN yang digunakan Untuk lebih jelasnya, pemetaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3 yang disajikan berikut.

19 48 Tabel 3.3 Relasi Antara Pertanyaan dan Topik Pertanyaan Topik yang diuji 1 Oc 2 Oc, Co 3 Oc, Co, Bc 4 Oc, Co, In 5 Oc, Co, In, Po, Ai 6 Oc, Co, In, Ai 7 Co, In, Pa 3.2. Variabel Variabel yang diukur pada penelitian kali ini adalah variabel ordinal, yaitu ketepatan mesin inferensi dalam memperkirakan tingkat kemampuan subjek uji berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan terhadap soal-soal yang diberikan. Ada dua tingkat ketepatan yang diujikan pada percobaan ini, yaitu tingkat ketepatan dalam memperkirakan entry level subjek uji dan tingkat ketepatan dalam memperkirakan prior knowledge subjek uji pada tiap-tiap topik. Perubahan tingkat ketepatan pendugaan prior knowledge pada subjek uji akan berpengaruh pada perubahan tingkat ketepatan pendugaan entry level karena entry level dibagi berdasarkan pemahaman subjek uji terhadap topik-topik tertentu. Perubahan nilai akurasi pada tiap-tiap item seiring dengan penambahan iterasi juga diawasi untuk menarik kesimpulan apakah banyaknya jumlah iterasi pengujian berpengaruh terhadap meningkatnya ketepatan mesin inferensi dalam menebak nilai yang sesungguhnya Populasi dan Sampel Subjek-subjek uji yang diambil sebagai sample berasal dari populasi mahasiswa di

20 49 Universitas Bina Nusantara. Sebelum mengikuti proses pengujian, subjek uji telah diberikan pertanyaan dalam 1 on 1 basis antara topik dengan pertanyaan untuk mendapatkan atribut-atribut pemahaman subjek uji pada tiap-tiap topik yang diujikan. Dari atribut-atribut ini dapat diketahui tingkat kemampuan subjek uji, apakah master, lanjut, menengah, atau pemula. Tingkat kemampuan subjek uji ini kemudian akan dibandingkan dengan hasil inferensi mesin untuk mengetahui tingkat ketepatan mesin dalam menentukan tingkat kemampuan subjek uji. Jumlah subjek uji yang digunakan untuk mengisi CPT adalah sebanyak 100 orang, sedangkan jumlah subjek uji yang digunakan untuk menguji tingkat akurasi sistem adalah sebanyak 24 orang Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan memanfaatkan fasilitas pembuatan form yang dipublish secara online dari Google Drive. Jawaban yang telah diberikan oleh para subjek uji kemudian diolah menggunakan aplikasi Libre Office Calc untuk mendapatkan kesimpulan tentang kemampuan subjek uji pada tiap-tiap topik dan ketepatan jawaban-jawaban subjek uji dalam bentuk biner. Nol jika tidak menguasai topik tertentu atau tidak mampu menjawab pertanyaan tertentu dan sebaliknya satu jika menguasai topik tertentu atau mampu menjawab pertanyaan tertentu. CPT dibentuk dengan menghitung prosentase dari total siswa yang memiliki varian penguasaan topik yang dicantumkan pada CPT. Jika tidak terdapat siswa yang memiliki varian penguasaan topik tertentu, maka nilai dari peluang benar atau salahnya siswa diset 0.5, sesuai dengan definisi klasik dari kemungkinan, di mana jika tidak ada alasan untuk lebih mendukung peluang terjadinya satu kejadian tertentu, maka peluang terjadinya tiap-tiap kejadian yang mungkin adalah

21 50 1/n di mana n adalah jumlah kemungkinan kejadian yang dapat terjadi (Ash, 2008:1-2). Kemudian sebuah aplikasi yang terhubung secara dinamis dengan library BPN dibuat untuk menguji ketepatan BPN dalam melakukan inferensi berdasarkan data yang telah didapatkan. Kemampuan subjek uji dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kemudian dijadikan input bagi BPN untuk mendapatkan hasil inferensi yang kemudian dibandingkan dengan kemampuan subjek uji pada tiap-tiap topik Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan adalah dengan memaparkan hasil percobaan secara statistik deskriptif berdasarkan data yang didapat dari Confusion Matrix pada tiaptiap pengujian dengan mengukur tingkat akurasinya. Tingkat akurasi pada tiap-tiap tingkat diukur dengan rumus: TN + TP AC = TN + TP + FN + FP Di mana TN (True Negative) menggambarkan nilai kebenaran sebuah prediksi negatif, TP (True Positive) menggambarkan nilai kebenaran sebuah prediksi positif, FN (False Negative) menggambarkan nilai kesalahan sebuah prediksi negatif, dan FP (False Positive) menggambarkan nilai kesalahan sebuah prediksi positif. Tingkat TPR (True Positive Rate) dan FPR (False Positive Rate) juga diukur untuk menilai kemampuan mesin dalam menentukan apakah suatu nilai dapat dan tidak dapat masuk ke dalam golongan nilai tertentu. Ada 8 (delapan) tabel dan 2 (dua) grafik yang disajikan. Empat tabel pertama menggambarkan tingkat akurasi mesin dalam menebak entry level subjek uji pada tiaptiap iterasi, empat tabel berikut menggambarkan tingkat akurasi mesin dalam menebak

22 51 kemampuan subjek uji pada tiap-tiap topik pembahasan mata kuliah AMOOP II. Sedangkan grafik pertama akan menyajikan proses perubahan tingkat akurasi mesin dalam menebak entry level subjek uji seiring penambahan iterasi dan grafik kedua akan menyajikan proses perubahan tingkat akurasi mesin dalam menebak kemampuan subjek uji pada tiap-tiap topik pembahasan mata kuliah AMOOP II.

BAB I PENDAHULUAN. Mesin inferensi konvensional pada umumnya dikembangkan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Mesin inferensi konvensional pada umumnya dikembangkan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin inferensi konvensional pada umumnya dikembangkan menggunakan pendekatan Rule-Based System di mana dalam proses pengembangannya menggunakan banyak sekali conditional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Data Training Data training adalah data yang digunakan untuk pembelajaran pada proses data mining atau proses pembentukan pohon keputusan.pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Data Mining adalah proses yang mempekerjakan satu atau lebih teknik pembelajaran komputer (machine learning) untuk menganalisis dan mengekstraksi pengetahuan (knowledge)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Kurva ID anteseden menampilkan model ambang hujan dan persamaan empirik yang disajikan pada Gambar 4.1. Model ambang hujan pada penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era teknologi informasi yang semakin pesat membawa dampak besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Era teknologi informasi yang semakin pesat membawa dampak besar bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era teknologi informasi yang semakin pesat membawa dampak besar bagi berbagai aspek kehidupan. Berbagai usaha dilakukan seperti perbaikan terhadap materi perkuliahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini terus mendorong terciptanya kebutuhan terhadap penerapan teknologi baru di berbagai organisasi. Teknologi informasi merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah cukup maju,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah cukup maju, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah cukup maju, khususnya teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu.

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi 3.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. kata lain, manusia menjadi rasional ketika dia mendapat pendidikan. Melalui

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. kata lain, manusia menjadi rasional ketika dia mendapat pendidikan. Melalui 65 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Permasalahan Pendidikan memiliki dampak yang sangat luas bagi masyarakat. Pendidikan melatih pikiran manusia untuk berpikir dan mengambil keputusan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) CSG2I1 PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBYEK Disusun oleh: Tim Dosen Pemrograman Berorientasi Objek PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi E learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado BAB 1 PENDAHULUAN

Pengembangan Aplikasi E learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan yang berjalan pada saat ini yaitu tatap muka antara mahasiswa dengan dosen memang sudah berjalan dengan baik. Namun terkadang ada beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pendahuluan, rumusan masalah,tujuan, batasan yang dikerjakan, hipotesis, metodologi penyelesaian masalah, sistematika penulisan, dan jadwal pengerjaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sentimen dari pengguna aplikasi android yang memberikan komentarnya pada fasilitas user review

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Perancangan Program Aplikasi 3.1.1 Requirement Spesification 1. Program dibuat menggunakan Microsoft Visual Studio 2005. 2. Metode yang digunakan pada proses kriptografi

Lebih terperinci

DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP

DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP 1 DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP Achmad Ramadhan Safutra 1, Dwi Wahyu Prabowo 1 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Darwan

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Wandira Irene, Mukhlisulfatih Latief, Lillyan Hadjaratie Program Studi S1 Sistem Informasi / Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat cepat, tepat dan akurat sangat penting. Berbagai macam instansi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat cepat, tepat dan akurat sangat penting. Berbagai macam instansi atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi informasi yang semakin maju saat ini, kebutuhan akan informasi yang sangat cepat, tepat dan akurat sangat penting. Berbagai macam instansi atau organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) PENJADWALAN AGENDA PEGAWAI DI UPN VETERAN JAWA TIMUR BERBASIS WEB SKRIPSI

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) PENJADWALAN AGENDA PEGAWAI DI UPN VETERAN JAWA TIMUR BERBASIS WEB SKRIPSI PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) PENJADWALAN AGENDA PEGAWAI DI UPN VETERAN JAWA TIMUR BERBASIS WEB SKRIPSI Disusun oleh : KURNIA ADI ERTANTO NPM. 0634 010 010 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODUL REKOMENDASI SECTION PADA OPEN JOURNAL SYSTEM (OJS)

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODUL REKOMENDASI SECTION PADA OPEN JOURNAL SYSTEM (OJS) PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODUL REKOMENDASI SECTION PADA OPEN JOURNAL SYSTEM (OJS) (Kata kunci: Jurnal, K-Nearest Neighbor, Karya Ilmiah, Klasifikasi Penyusun Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak. 3.1 ANALISA SISTEM Analisa aplikasi ini meliputi 3 (tiga)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. membahas tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. membahas tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut. BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Landasan Teori Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

KBKF53110 WEB PROGRAMMING

KBKF53110 WEB PROGRAMMING RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KBKF53110 WEB PROGRAMMING Disusun oleh: PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN Rencana

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi Sistem Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar program simulasi Tata Letak Tempat Sampah dengan Algoritma

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1. BAB 1 Pendahuluan PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai bidang pengelolaan data dan informasi yang baik dengan bantuan teknologi informasi semakin dibutuhkan. Salah satu bidang yang dapat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, dan menjelaskan system yang digunakan pada kerja praktik ini. Adapun teori-teori

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A625 Evaluasi Sistem Pendeteksi Intrusi Berbasis Anomali dengan N-gram dan Incremental Learning I Made Agus Adi Wirawan, Royyana Muslim Ijtihadie, dan Baskoro Adi Pratomo Jurusan Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan alat penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu : 1. Perangkat keras a. Processor Intel Core

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Studi Sebelum melakukan penelitian penulis terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka dari penelitian lain dan penelitian tentang prediksi penjurusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dihadapi. Dan agar mempermudah dalam pembuatan perancangan sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dihadapi. Dan agar mempermudah dalam pembuatan perancangan sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis Sistem yang berjalan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana kondisi sebuah sistem yang sedang berjalan saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan Barang merupakan komponen utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dimana metode ini bekerja dengan memanipulasi dan melakukan kontrol pada objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi sepeda motor Y di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama PT. A. Pada tahun 2000 perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu basis data, pendekatan model data relasional masih banyak dimanfaatkan untuk penyimpanan data dan informasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu basis data, pendekatan model data relasional masih banyak dimanfaatkan untuk penyimpanan data dan informasi terhadap BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sistem informasi merupakan serangkaian prosedur normal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi sebuah informasi yang valid dan kemudian didistribusikan ke para pengguna

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam e-learning terutama yang berbasis web, terdapat dua konsep belajar yang berbeda, yaitu Virtual Learning Environment (VLE) dan Personal Learning Environment

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada era ini menyebabkan perubahan pada sistem belajar mengajar di berbagai instansi pendidikan. Perkembangan teknologi tersebut

Lebih terperinci

Data Responden Berdasarkan Angkatan

Data Responden Berdasarkan Angkatan BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Program Studi Sistem Informasi Universitas Telkom memiliki Kelompok Keahlian (KK) dengan total tujuh bidang peminatan didalamnya. Kelompok keahlian ESD (Enterprise

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahapan yang dilaksanakan selama pembuatan penelitian tugas akhir. Secara garis besar metodologi penelitian tugas akhir ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Dalam membangun sistem yang akan dibuat ini, adapun tahapan yang akan dilakukan yaitu : 4.1 Analisa 4.1.1 Pengumpulan Data Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Sistem Penelitian ini mengembangkan dua buah prototipe aplikasi, yaitu aplikasi pada client dan aplikasi pada server. Aplikasi pada client akan diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber pertama dan utama yang banyak memuat ajaran-ajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber pertama dan utama yang banyak memuat ajaran-ajaran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Al-qur an dan hadits sebagai sumber pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran dalam islam antara satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Al qur an sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM DAN EVALUASI. perancangan diagram UML (use case, activity, class, dan sequence), perancangan

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM DAN EVALUASI. perancangan diagram UML (use case, activity, class, dan sequence), perancangan 41 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Sistem Hal-hal yang akan dilakukan dalam perancangan aplikasi antara lain : perancangan diagram UML (use case, activity, class, dan sequence), perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak hal. Dalam bidang pendidikan misalnya, kini banyak universitasuniversitas

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak hal. Dalam bidang pendidikan misalnya, kini banyak universitasuniversitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hadirnya Internet telah banyak mengubah cara manusia melakukan banyak hal. Dalam bidang pendidikan misalnya, kini banyak universitasuniversitas terkemuka di dunia mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan belajar-mengajar di Universitas Bina Nusantara. Pada web ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan belajar-mengajar di Universitas Bina Nusantara. Pada web ini, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, fasilitas web untuk para mahasiswa dan dosen Universitas Bina Nusantara (Binusmaya) dapat digunakan untuk mempermudah fasilitas kegiatan belajar-mengajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang tugas akhir mahasiswa, permasalahan, serta tujuan pembuatan tugas akhir. Selain itu akan dibahas pula mengenai ruang lingkup tugas akhir, metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian diuraikan dalam skema tahap penelitian untuk memberikan petunjuk atau gambaran yang jelas, teratur, dan sistematis seperti yang ditunjukkan pada Gambar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

Implementasi OOP Pada Perangkat Lunak Pemrograman

Implementasi OOP Pada Perangkat Lunak Pemrograman Silabus Pertemuan ke- Pokok Bahasan Keterangan 1 Pengenalan Dasar Pemrograman 2 Konsep Dasar Pemrograman 3 Tahapan Pembuatan Program 4 Elemen-Elemen Bahasa Pemrograman 5 Analisa Struktur Program 6 Analisa

Lebih terperinci

BAB V STUDI KASUS. Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV.

BAB V STUDI KASUS. Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV. BAB V STUDI KASUS Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV. V.1 Deskripsi Umum Studi Kasus Studi kasus dipilih adalah forum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. dari sistem yang ada pada Citi Trans Bandung. Analisis yang penulis lakukan ini

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. dari sistem yang ada pada Citi Trans Bandung. Analisis yang penulis lakukan ini BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada pada Citi Trans Bandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai dasar awal pada pembuatan laporan tugas akhir. Dasar awal tersebut terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni dan kebudayaan adalah suatu media yang memiliki peran cukup besar dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Grafik jumlah pengguna internet di Indonesia tahun versi APJII

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Grafik jumlah pengguna internet di Indonesia tahun versi APJII BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet merupakan kemajuan teknologi informasi yang sangat nyata dan berpengaruh besar dalam kehidupan, namun dampak negatif dari internet turut berkembang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis, misalnya data yang

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis, misalnya data yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Secara umum Sistem Informasi Geografis merupakan suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO

SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO Rusmala Dewi 1, Muh. Akbar 2 Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 Email: dewi_palopo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini diperlukan pada semua aspek kehidupan. Teknologi mempermudah manusia untuk memaksimalkan suatu kinerja. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Artificial Intelligence (AI) agen adalah fitur standar game komputer modern, baik sebagai lawan, teman atau tutor dari pemain. Agar tampil otentik, agen tersebut

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN 39 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Permasalahan Dukungan SIMPEG yang berkualitas bagi Badan Litbang Pertanian merupakan suatu keharusan agar mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi stakeholder.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Analisis bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada pada sistem serta menentukan kebutuhan dari sistem yang dibangun.analisis tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas peserta didik. Berbagai metode pembelajaran diteliti dan diuji

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas peserta didik. Berbagai metode pembelajaran diteliti dan diuji 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas peserta didik. Berbagai metode pembelajaran diteliti dan diuji

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan. Lecture s Structure. Pengambilan Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan. Lecture s Structure. Pengambilan Keputusan Sistem Pendukung Keputusan Yudi Agusta, PhD Sistem Informasi Manajemen, Lecture 11 Lecture s Structure Pengambilan Keputusan Struktur Masalah Konsep dan Tujuan DSS Sistem Pendukung Keputusan Kelompok Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang Al-Quran untuk memudahkan untuk mempelajarinya, yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. penunjang Al-Quran untuk memudahkan untuk mempelajarinya, yang bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat ini sudah banyak aplikasi penunjang Al-Quran untuk memudahkan untuk mempelajarinya, yang bisa disebut atau di artikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI No. Dokumen 02-3.04.1.02 Distribusi Tgl. Efektif RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Rumpun MK Bobot (SKS) Semester

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem Kebutuhan Perangkat Lunak Tabel 4.1

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem Kebutuhan Perangkat Lunak Tabel 4.1 BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem Perancangan sistem untuk aplikasi pencarian resep masakan ini menggunakan UML. Unified Modelling Language(UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penanaman teh dengan menggunakan

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : - Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54814 / Analysis and Design 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diidentifikasikan menurut lokasinya dalam sebuah database, dimana nantinya data

BAB I PENDAHULUAN. diidentifikasikan menurut lokasinya dalam sebuah database, dimana nantinya data 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Secara umum Sistem Informasi Geografis merupakan suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di Toko Kampung Gaya yang beralamatkan di Jalan Raya Tanjung-Banjarharjo KM.12 Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes. Pengambilan data

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang DAFTAR TABEL Tabel 3-1 Dokumen Term 1... 17 Tabel 3-2 Representasi... 18 Tabel 3-3 Centroid pada pengulangan ke-0... 19 Tabel 3-4 Hasil Perhitungan Jarak... 19 Tabel 3-5 Hasil Perhitungan Jarak dan Pengelompokkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam sebuah penelitian, diperlukan perencanaan yang rapi, pengelolaan yang benar, pengolahan berbagai kebutuhan penelitian dan penggunaan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan untuk mengilustrasikan suatu karya

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan untuk mengilustrasikan suatu karya BAB I 1.1. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Skripsi merupakan istilah yang digunakan untuk mengilustrasikan suatu karya ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahanan

Lebih terperinci

ALGORITMA PEMOGRAMAN SEMESTER GENAP 2017/2018

ALGORITMA PEMOGRAMAN SEMESTER GENAP 2017/2018 ALGORITMA PEMOGRAMAN SEMESTER GENAP 2017/2018 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2018 MODUL 2 Petunjuk Praktikum Modul ini dilaksanakan dalam 1 (satu) sesi praktikum. Tiap sesi praktikum dilaksanakan dalam 3

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan 30 BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponenya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu, analisis, perancangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Menurut Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc; 2011:1. Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis Indonesia terletak diantara pertemuan beberapa rangkaian gunung berapi aktif (Ring Of Fire), menjadikan Indonesia negara dengan jumlah gunung berapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini berkembang pesat setiap tahunnya. Menurut data Internet World Stats, Indonesia termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kegiatan perjalanan dinas. Kegiatan perjalanan dinas dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN JURUSAN DI SMA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN JURUSAN DI SMA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN JURUSAN DI SMA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Herianto Manurung (1011933) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah awal dari penelitian yang akan dilakukan. Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian

Lebih terperinci

Proyek Akhir II Aplikasi Transaksi Pengisian Voucher Handphone Berbasis Web BAB I PENDAHULUAN

Proyek Akhir II Aplikasi Transaksi Pengisian Voucher Handphone Berbasis Web BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cara pengisian voucher handphone yang sangat dikenal adalah pengisian voucher secara fisik atau pengisian voucher secara elektronik, dimana proses transaksi

Lebih terperinci

Muhammad Yudin Ritonga ( )

Muhammad Yudin Ritonga ( ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRODUKSI MAKANAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DENGAN METODE TSUKAMOTO (STUDI KASUS : PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR MEDAN) Muhammad Yudin Ritonga (0911555) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer

BAB II LANDASAN TEORI. bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 World Wide Web Dunia internet semakin berkembang, terutama penggunaanya dalam bidang media komunikasi dan informasi. Internet adalah suatu jaringan komputer global, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Landasan Teori Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1 Studi Pendahuluan Hal pertama yang dilakukan pada setiap penelitian adalah melakukan studi pendahuluan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Teknologi mengalami kemajuan yang pesat termasuk di bidang pendidikan. Pembelajaran online menjadi terobosan yang menggembirakan di bidang pendidikan. Namun,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL APLIKASI PEMBELAJARAN ADAPTIF BERBASIS WEB BCOOL

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL APLIKASI PEMBELAJARAN ADAPTIF BERBASIS WEB BCOOL UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL APLIKASI PEMBELAJARAN ADAPTIF BERBASIS WEB BCOOL Studi kasus

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu: a. Perangkat keras 1. Processor Intel Core

Lebih terperinci

Analisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia

Analisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia Analisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia Rendy., Suryadinata, W. Universitas Bina Nusantara Abstract The purpose of this research is to analyze the learning process that goes on SMA

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ASET SERTIFIKAT TANAH BERBASIS WEB DI PT PLN PERSERO DISTRIBUSI JAWA BARAT

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ASET SERTIFIKAT TANAH BERBASIS WEB DI PT PLN PERSERO DISTRIBUSI JAWA BARAT PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ASET SERTIFIKAT TANAH BERBASIS WEB DI PT PLN PERSERO DISTRIBUSI JAWA BARAT Ir. Johni S Pasaribu. 1, Nurfitria 2 Konsentrasi Teknik Informatika, Program Studi Manajemen Informatika,

Lebih terperinci