CITRA DIRI PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI KECENDERUNGAN GANGGUAN BODY DYSMORPHIC. Disusun Oleh:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CITRA DIRI PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI KECENDERUNGAN GANGGUAN BODY DYSMORPHIC. Disusun Oleh:"

Transkripsi

1 CITRA DIRI PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI KECENDERUNGAN GANGGUAN BODY DYSMORPHIC Disusun Oleh: Nama : Fristy Hanifia Sabilla NPM : Jurusan : Psikologi Pembimbing : Felix Lengkong, Ph.D. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

2 BAB I PENDAHULUAN BENTUK TUBUH (Breakey, 1996) Representasi diri utama. Akibatnya, orang terdorong memiliki tubuh ideal. LATAR BELAKANG REMAJA (Davies dalam Thompson, 2004) Penampilan sangat penting. Perubahan fisik cukup drastis. Hasrat untuk berpenampilan bagi remaja putri. REMAJA (DePorter, 2007) Trend merupakan referensi bagi penampilan luar atau fisik. Tampilan fisik merupakan cara remaja menilai diri (citra diri). Obsesi berlebihan akan tampilan fisik sempurna memicu gangguan Body Dysmorphic.

3 PERTANYAAN DAN TUJUAN PENELITIAN Faktor-faktor apa yang menyebabkan citra diri pada remaja putri? Bagaimana citra diri remaja putri berkecenderungan Body Dysmorphic? Mengapa citra diri mempengaruhi Body Dysmorphic? Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan citra diri remaja putri. Menggambarkan citra diri remaja putri yang bercenderungan Body Dysmorphic. Menyelidiki alasan citra diri berpengaruh padagangguan Body Dysmorphic.

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Psikodinamika Gangguan Body Dysmorphic (Rosen dalam Nevid, 2005) Faktor-faktor yang Menyebabkan Body Dysmorphic Disorder (BDD) (Brem dalam Cahyaningtyas, 2009) Aspek Pikiran (Kognitif) Aspek Perasaan (Afeksi) Aspek Perilaku (Behavioral) Hubungan Sosial Kecemasan terhadap Tubuh Pikiran Negatif tentang Tubuh Ketidakpuasan Bagian Tubuh Perasaan Negatif tentang Tubuh Perilaku Obsesif-Kompulsif Menghindari Situasi dan Hubungan Sosial First Impression Culture Standar Kecantikan yang Tidak Mungkin Dicapai Rasa Tidak Puas yang Mendalam terhadap Kehidupan dan Diri Sendiri Rasa Percaya Diri yang Kurang Perasaan Kegemukan yang Berlebihan Emosi yang Negatif Objektivikasi Diri

5 BODY DYSMORPHIC DISORDER (BDD) Proses pengalaman sejak masa kanak-kanak Ekspresi pikiran dan perasaan individu CITRA DIRI Centi (1993) Akibat dari relasi dengan orang lain Istilah BDD (Body Dysmorphic Disorder) Pola asuh orangtua Keasyikan imajiner dan berlebihan akan kekurangan fisik yang imajiner atau perhatian sangat berlebihan terhadap kekurangan yang sebenarnya tidak begitu berarti. (Davidson, 2010).

6 BAB III METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian 30 remaja putri yang berkecenderungan BDD Berusia tahun METODE GABUNGAN (MIXED METHOD) PENELITIAN KUANTITATIF: TAHAP I PENELITIAN KUALITATIF: TAHAP II Instrumen Penelitian Kuesioner gejala BDD Teknik Analisis Data Kuantitatif Teknik analisis deskriptif untuk mendapat responden sebagai subjek penelitian. Subjek Penelitian Satu remaja putri,berusia 21 tahun Mengalami kecenderungan gangguanbdd Skor tertinggi hasil pemilihan penelitian tahap I Teknik Pengumpulan Data Wawancara Semi Terstruktur Observasi Non Partisipan Significant other Teman subyek

7 PERSIAPAN PENELITIAN Tahap Pemilihan Subjek Penelitian PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN ANALISA Kuesioner gejala BDD pada 30 remaja putri, berusia tahun; Jumlah item 40 butir dengan dua alternatif jawaban (Ya/ Tidak). Proses wawancara dan observasi dijalankan dan dalam waktu yang berbeda. 1. Tahap I: Kuantitatif a. Uji Coba Terpakai Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Penyusunan Alat Ukur Penelitian b. Pengambilan Data Penelitian c. Hasil Penelitian Tahap I Deskripsi Sampel Penelitian Hasil Data Kuantitatif 2. Tahap II: Kualitatif a. Pelaksanaan Penelitian b. Hasil Observasi dan Wawancara

8 Gambaran Citra Diri Remaja Body Dysmorphic ASPEK PIKIRAN (KOGNITIF) Kecemasan dan Pikiran Negatif tentang Tubuh. Keinginan untuk tampil sempurna Ketidakpuasan terhadap Bagian Tubuh dan Perasaan Negatif tentang Tubuh ASPEK PERASAAN - Minder, malas bicara dan takut tersaingi orang yang lebih cantik (AFEKSI) - Tidak puas dengan hampir keseluruhan fisik - Benci akan bagian tubuh yang dirasa tidak memuaskan Perilaku Obsesif-kompulsif - Berhias lebih dari satu jam ASPEK PERASAAN - Berdandan dengan detil tanpa kecacatan (AFEKSI) - Mengulang kembali dandanan jika merasa kurang sempurna, - Seringkali bercermin mengecek penampilan, dan mewajibkan diri tampil cantik HUBUNGAN SOSIAL Menghindari Situasi dan Hubungan Sosial Berkumpul dengan teman sekolah dan kampus, namun tidak dengan tetangga

9 Faktor objektivikasi diri Perasaan kegemukan yang berlebihan First impression culture Faktor-faktor yang menyebabkan citra diri Rasa percaya diri yang kurang Standar kecantikan yang tidak mungkin dicapai Rasa tidak puas yang mendalam terhadap kehidupan dan diri sendiri Kejadian masa sekolah Sibling rivalry Alasan citra diri berpengaruh pada kecenderungan BDD

10 Parenting styles Sibling rivalry Genetic and Biological Personality Evolution Life events Trauma Kejadian Buruk Masa Sekolah CITRA DIRI Perlakuan buruk dari teman sekolah karena penampilan tidak menarik. Timbul pikiran dan perasaan: Diri jelek, tidak menarik dan banyak kekurangan. Menuntut diri untuk selalu bisa tutupi kekurangan fisik dengan pakaian, dandanan, sepatu hak tinggi, operasi plastik. = (+) = (-) Teori Evolusi Kepribadian (Teori Klinis, Psikoanalisis) Kecemburuan dengan Saudara Kandung Subjek menjadikan kakak sebagai perbandingan (soal fisik). Subjek mencontoh gaya penampilan kakak.

11 Significant Other (A.K) Subjek Penelitian (F.F.H) SUBJEK PENELITIAN DAN SIGNIFICANT OTHER

12 SARAN Berpikir positif. Melihat pada kelebihan diri serta menggali potensi diri. Belajar untuk menerima, menyukai, dan mempercayai diri apa adanya,. Bersosialisasi dengan orang sekitar. Melestarikan kebiasaan mengembangkan diri orang lain lewat apresiasi, pujian, serta masukan positif Menghilangkan kebiasaan mengecilkan orang lain atas kekurangan atau k elemahan diri mereka - SUBYEK - MASYARAKAT - PENELITI SELANJUTNYA Mengembangkan penelitian yang sudah di lakukan oleh peneliti Menggunakan kelompok lain seperti anak-anak atau orang dewasa SEKIAN TERIMA KASIH

PENDAHULUAN Setiap manusia dianugerahkan Tuhan dengan beragam kelebihan dan kekurangan, baik dalam bentuk fisik, sifat, potensi, maupun kemampuankemam

PENDAHULUAN Setiap manusia dianugerahkan Tuhan dengan beragam kelebihan dan kekurangan, baik dalam bentuk fisik, sifat, potensi, maupun kemampuankemam Citra Diri pada Remaja Putri yang Mengalami Kecenderungan Gangguan Body Dysmorphic Fristy Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai citra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data,

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita dan pria pada umumnya memiliki minat yang beragam ketika memasuki masa dewasa awal, seperti minat mengenai fisik, pakaian, perhiasan, harta dan belief

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karateristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya berdasarkan cara berpakaian, cara berjalan, cara duduk, cara bicara, dan tampilan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu hingga saat ini penampilan fisik bagi seorang individu merupakan salah satu hal yang seringkali mendapat perhatian khusus, seorang individu berusaha untuk

Lebih terperinci

48 Universitas Indonesia

48 Universitas Indonesia 5. KESIMPULAN, DISKUSI dan SARAN Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan untuk menjawab pertanyaan penelitian, dilanjutkan dengan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Pada bagian akhir akan dikemukakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO. HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa Remaja dan Dewasa, yang ditandai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitaif sebagai pendekatan ilmiah yang didisain untuk menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sering menilai seseorang berdasarkan pakaian, cara bicara, cara berjalan, dan bentuk tubuh. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif yang artinya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif yang artinya penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif yang artinya penelitian ini nantinya hanya menggambarkan situasi yang sedang berlangsung tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Gangguan Dismorfik Tubuh (Body Dysmorphic Disorder) A.1. Definisi Dismorfik Tubuh (Body Dysmorphic Disorder) Istilah "dysmorphia" berasal dari bahasa Yunani dismorfia ("dis," yang

Lebih terperinci

27 Universitas Indonesia

27 Universitas Indonesia 3. METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan metode yang digunakan dalam penelitian ini, dimulai dengan deskripsi permasalahan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan peralihan masa perkembangan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang melibatkan perubahan besar dalam aspek fisik, kognitif, dan psikososial

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya adalah permasalahan fisik yang berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi caloncalon intelektual. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk menunjukkan pertumbuhan, perkembangan, dan eksistensi kepribadiannya. Obyek sosial ataupun persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat berpikir orang yang cantik

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat berpikir orang yang cantik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini dapat kita lihat adanya kecenderungan masyarakat yang ingin memiliki tubuh ideal.banyak orang yang selalu merasa bahwa bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak dan dewasa adalah fase pencarian identitas diri bagi remaja. Pada fase ini, remaja mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti melakukan pengukuran empiris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial. membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial. membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi. Untuk berhubungan dengan orang lain dibutuhkan komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tugas perkembangan remaja adalah menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif (Hurlock, 1980:10). Masa remaja disebut juga masa pubertas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu BAB II LANDASAN TEORI A. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu keluarga yang sama, teristimewa untuk memperoleh afeksi atau

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi. LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Dengan ini saya bersedia secara sukarela untuk mengisi kuesioner dengan ketentuanketentuan yang ada dibawah ini. Nama : 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan adalah kelahiran adik baru. Kehamilan itu sendiri merupakan waktu yang ideal untuk memahami dari mana bayi berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kuantitatif 1. Lokasi dan Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Gedung Padepokan Seni Mayang Sunda, Kota Bandung. Peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu akan selalu dihadapkan dengan berbagai masalah dengan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu akan selalu dihadapkan dengan berbagai masalah dengan bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu akan selalu dihadapkan dengan berbagai masalah dengan bentuk dan tingkat masalah yang berbeda-beda ketika menjalani hidupnya. Individu yang sering dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Gita Handayani Ermanza, F.PSI UI, 20081

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Gita Handayani Ermanza, F.PSI UI, 20081 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja mengalami masa puber yang dianggap sebagai periode tumpang tindih karena mencakup masa akhir kanak-kanak dan masa awal remaja. Masa puber ditandai dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR

LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR Kuesioner Gaya Pengasuhan No. Item Spearman Diterima / Ditolak 1 0,304 Diterima 2 0,274 Ditolak 3 0,312 Diterima 4 0,398 Diterima 5 0,430 Diterima 6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bentuk tubuh dan berat badan merupakan persoalan perempuan yang paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa pengaruh besar dalam mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri pada dasarnya adalah kemampuan dasar untuk dapat menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) menyatakan bahwa kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi

Lebih terperinci

semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut. Fenomena yang telah dilakukan oleh Triana, 2010, yaitu tentang keluarga

semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut. Fenomena yang telah dilakukan oleh Triana, 2010, yaitu tentang keluarga A. Latar Belakang Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling berkaitan. Motivasi belajar merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang tidak akan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang permasalahan Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia pasti membutuhkan orang lain disekitarnya mulai dari hal yang sederhana maupun untuk hal-hal besar didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik seseorang memang dianggap sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik seseorang memang dianggap sebagai suatu hal yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penampilan fisik seseorang memang dianggap sebagai suatu hal yang penting dalam kehidupan di masa kini. Dengan tampil menarik, wanita akan merasa lebih berharga

Lebih terperinci

ABSTRAK. = -1,66. karena t dari hasil perhitungan (-7,405)< dari t tabel (-1,66) menunjukkan bahwa H 1

ABSTRAK. = -1,66. karena t dari hasil perhitungan (-7,405)< dari t tabel (-1,66) menunjukkan bahwa H 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara social comparison dan body image satisfaction pada mahasiswi usia 18-22 tahun di Universitas X di Kota Bandung. Teori yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Awal Persiapan awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah mematangkan konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Persaingan antara dua orang kakak beradik bukan sesuatu yang baru. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif atau pendekatan kuantitatif adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan bentuk tubuh satu sama lain seringkali membuat beberapa orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. orang lain. Sejak manusia dilahirkan, manusia sudah menjadi makhluk sosial karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. orang lain. Sejak manusia dilahirkan, manusia sudah menjadi makhluk sosial karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat melepaskan diri dari jalinan relasi sosial, dimana manusia selalu membuat kontak sosial atau berhubungan

Lebih terperinci

Kontribusi Social Comparison Terhadap Body Image pada Wanita Dewasa Awal

Kontribusi Social Comparison Terhadap Body Image pada Wanita Dewasa Awal Kontribusi Social Comparison Terhadap Body Image pada Wanita Dewasa Awal Disusun oleh : Rani Pratiwi Istifarah 17513285 Dosen pembimbing : Desi Susianti, S. Psi., M.Si. Universitas Gunadarma Jakarta 2016

Lebih terperinci

HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL

HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL Shabrina Khairunnisa 16511716 3PA01 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa dimana individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia

Lebih terperinci

BAB II GEJALA SHOPAHOLIC DI KALANGAN MAHASISWA

BAB II GEJALA SHOPAHOLIC DI KALANGAN MAHASISWA BAB II GEJALA SHOPAHOLIC DI KALANGAN MAHASISWA 2.1. Pengertian Shopaholic Shopaholic berasal dari kata shop yang artinya belanja dan aholic yang artinya suatu ketergantungan yang disadari maupun tidak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung bagaimana cara mereka mengembangkan kepercayaan. dirinya (Havighurst dalam Monks, dkk., 2002, h.22).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung bagaimana cara mereka mengembangkan kepercayaan. dirinya (Havighurst dalam Monks, dkk., 2002, h.22). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek psikis manusia yang sangat penting untuk dipupuk dan dikembangkan. Berhasil atau tidaknya individu dalam berinteraksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN BODY DYSMORPHIC DISORDER PADA REMAJA PUTRI PELANGGAN KLINIK KECANTIKAN

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN BODY DYSMORPHIC DISORDER PADA REMAJA PUTRI PELANGGAN KLINIK KECANTIKAN HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN BODY DYSMORPHIC DISORDER PADA REMAJA PUTRI PELANGGAN KLINIK KECANTIKAN Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Hadirnya anak dalam sebuah keluarga merupakan suatu kebahagian bagi orangtuanya. Kebahagiaan itu akan terus bertambah sejalan dengan bertambahnya usia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian cross sectional digunakan pendekatan transversal, dimana observasi terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik wanita dewasa maupun remaja putri. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya iklan di televisi

Lebih terperinci

PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI. Oleh : Triani Trisnawati

PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI. Oleh : Triani Trisnawati PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI Oleh : Triani Trisnawati 00.40.0309 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010 i PERILAKU

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

Nomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN

Nomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN Nomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakanlah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Kerjakanlah semua nomor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan fisik terjadi saat seorang individu mencapai usia remaja, dimana seorang remaja akan mengalami masa perubahan atau masa transisi dari anak-anak menjadi

Lebih terperinci

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri Jurnal Mediapsi 2016, Vol. 2, No. 1, 45-50 Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri R. A. Adinah Suryati Ningsih, Yudho Bawono dhobano@yahoo.co.id Program Studi Psikologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan dengan saudara merupakan jenis hubungan yang berlangsung dalam jangka panjang. Pola hubungan yang terbangun pada masa kanak-kanak dapat bertahan hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal ini dikarenakan data yang didapat dari penelitian berupa angka atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Subyek Penelitian Gambaran umum subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi responden, yaitu inisial, usia, jenis kelamin responden,

Lebih terperinci

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada BAB I Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang menarik untuk dipelajari karena pada masa remaja, seorang remaja dihadapkan pada berbagai tantangan dan permasalahan. Salah satu diantara permasalahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identity di bidang akademik dalam pemilihan jurusan pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 di Universitas X, Bandung. Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode tradisional yang data penelitiannya

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Persiapan penelitian ini dimulai dengan menentukan tempat yang digunakan untuk penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat

Lebih terperinci

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Body Image (Citra Tubuh) 2.1.1 Definisi Body Image (Citra Tubuh) Body Image (Citra Tubuh) merupakan evaluasi dari pengalaman subjektif individu tentang persepsi, pikiran dan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU Disusun Oleh: Nama : Suci Melati Puspitasari NPM : 16510707 Pembimbing : Henny Regina Salve M.Psi, Psi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA TAHUN

Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA TAHUN Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA 10 12 TAHUN Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini, akan dibahas mengenai permasalahan penelitian, hipotesis, perumusan variabel, alat ukur, subjek penelitian, desain, metode pengumpulan data, prosedur serta pengolahan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rosandi (2004) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap yaitu: a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya berada pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga akan memberikan pengaruh dalam perkembangan sosial dan emosional anak terutama anak prasekolah. Emosi yang rentan pada

Lebih terperinci

Developmental and Clinical Psychology

Developmental and Clinical Psychology DCP 2 (1) (2013) Developmental and Clinical Psychology http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp DAMPAK SIBLING RIVALRY (PERSAINGAN SAUDARA KANDUNG) PADA ANAK USIA DINI Ayu Citra Triana Putri, Sri Maryati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada pasangan yang sudah menikah dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) 5633365 ABSTRACT Bentuk tubuh yang overweight sangat mengganggu remaja dan menimbulkan respon tersendiri bagi remaja

Lebih terperinci

Setelah beberapa lama, Kau mengerti bahwa sinar mentari pun akan membakarmu kalau berlebihan,

Setelah beberapa lama, Kau mengerti bahwa sinar mentari pun akan membakarmu kalau berlebihan, SETELAH BEBERAPA LAMA Setelah beberapa lama, Kau akan mengerti perbedaan tipis Antara menggandeng tangan dan membelenggu jiwa, Dan kau akan mengerti bahwa cinta bukan berarti bersandar Dan teman bukan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri mahasiswa/i pendatang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 variabel yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 variabel yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 variabel yaitu: Variabel bebas (X) : Positive deviance Variabel terikat (Y) : Self-esteem Positive deviance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Idealnya, di dalam sebuah keluarga yang lengkap haruslah ada ayah, ibu dan juga anak. Namun, pada kenyataannya, saat ini banyak sekali orang tua yang menjadi orangtua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambahnya waktu dan perubahan zaman yang sangat cepat, peradaban manusiapun ikut berubah yaitu dari peradaban kuno ke

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: a) jenis penelitian. b) Identifikasi variabel penelitian, c) Defenisi oprasional penelitian, d) populasi dan teknik pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak setiap anak atau remaja beruntung dalam menjalani hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak setiap anak atau remaja beruntung dalam menjalani hidupnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak setiap anak atau remaja beruntung dalam menjalani hidupnya. Beberapa anak dihadapkan pada pilihan bahwa anak harus berpisah dari keluarganya karena sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri Menurut Calhoun dan Acocella, konsep diri merupakan gambaran mental setiap individu yang terdiri atas pengetahuan tentang dirinya, pengharapan

Lebih terperinci

Validitas Item Self-Esteem

Validitas Item Self-Esteem Lampiran I : Hasil Uji Validitas Validitas Item No. Item Nilai Validitas Keterangan 1 0.844 Item diterima 2 0.866 Item diterima 3 0.440 Item diterima 4 0.674 Item diterima 6 0.521 Item diterima 7 0.575

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 30 3. METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara ketidakpuasan akan bentuk tubuh dengan locus of control pada remaja wanita di Jakarta. Untuk mengukur

Lebih terperinci