BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal dan Investasi Peran pasar modal dalam perekonomian suatu negara adalah sebagai media perantara yang menguhubungkan antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai dana lebih untuk melakukan transaksi jual beli sekuritas dengan tujuan untuk mengalokasikan dana yang ada. Dengan demikian dana yang berasal dari investor dapat dipergunakan secara produktif oleh emiten dalam menunjang kegiatannya. Pasar modal adalah pasar untuk memperjualbelikan berbagai jenis instrumen keuangan (sekuritas), baik dalam bentuk hutang ataupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Instrumen yang diperjualbelikan adalah saham, obligasi, reksadana dan sekuritas derivatif lainnya. Pelaku pasar modal yang terlibat dalam kegiatan pasar modal antara lain emiten, perantara emisi, Badan Pelaksana Pasar Modal, bursa efek, perantara perdagangan efek, dan investor (Hermuningsih, 2012). Investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumberdaya (resources) saat ini dengan harapan mendapatkan manfaat dikemudian hari. Menanamkan uang sekarang berarti uang tersebut yang seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi, uang tersebut dialihkan untuk ditanamkan bagi keuntungan masa depan. 8

2 Investasi dapat dilihat dari tiga aspek yakni uang, waktu dan manfaat. investasi juga merupakan komitmen atas sejumlah dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Hermuningsih, 2012). 2. Pengertian Ekonomi Makro Ekonomi makro atau makro ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan (agregat) yang mencakup unsur-unsur rumah tangga (household), perusahaan dan pasar, dimana makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi rumah tangga (household), perusahaan dan pasar (Syarofi, 2014). Faktor-faktor makro ekonomi yang secara langsung dapat memengaruhi kinerja saham maupun kinerja perusahaan antara lain: a. Tingkat bunga umum domestik Kenaikan tingkat bunga pinjaman mempunyai pengaruh negatif terhadap setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih serta mendorong investor untuk menjual sahamnya dan beralih ke deposito. Menurunya laba bersih dan penjualan saham besar-besaran oleh investor akan menjatuhkan harga saham. b. Tingkat inflasi Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung pada derajat inflasi itu sendiri. Tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan harga saham tetapi inflasi yang terlalu rendah akan 9

3 menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang sangat lambat yang juga akan memperlabat pergerakan harga saham. c. Peraturan perpajakan Peningkatan pajak pengahasilan akan mengurangi laba bersih dan selanjutnya dapat menurunkan harga saham. Peningkatan pajak penjualan dapat mengurangi omzet penjualan karena harga barang yang meningkat yang selanjutnya dapat mengurangi laba bersih dan menurunkan harga saham. d. Kebijakan khusus pemerintah yang terkait dengan perusahaan tertentu Kebijakan pemerintah dapat berpengaruh positif dan negatif terhadap perusahaan tertentu yang terkait dengan kebijakan tersebut. Misalnya larangan ekspor semen dalam periode tertentu. Perusahaan semen akan mengalami penurunan laba. Tetapi bagi perusahaan properti merupakan suatu keuntungan karena harga semen menjadi murah yang disebabkan persediaan semen dalam negeri berlimpah. e. Tingkat bunga pinjaman luar negeri Pada umumnya, emiten yang memiliki pinjaman dalam valuta asing akan dibebani bunga yang berpedoman pada SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate) atau LIBOR (London Interbank Offered Rate). Walau masa pinjaman biasanya panjang, tetapi akan dievaluasi tiap triwulan atau semesternya. Perubahan suku bunga yang dikeluarkan FED (Federal Reserve System) saat ini berpengaruh besar terhadap harga saham. 10

4 f. Kondisi perekonomian internasional Bagi perusahan yang melakukan perdagangan berskala internasional atau kegiatan ekspor impor, kondisi perokonomian negara counterpart (negara tujuan ekspor atau negara asal impor) sangat berpengaruh terhadap kinerja emiten. g. Siklus ekonomi Kecenderungan keadaan perekonomian yang berpengaruh dalam masa lebih dari lima tahun. Jika siklus ekonomi naik perekonomian sedang tumbuh dengan baik, sedang siklus ekonomi turun, kedaan perekonomian sedang tidak baik. h. Faham ekonomi Faham ekonomi atau sistem ekonomi yang dianut suatu negara akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pasar modal dalam negara tersebut. i. Kurs valuta asing Perubahan kurs dapat berpengaruh postif dan negatif tergantung perusahaan itu sendiri. Apabila rupiah mengalami depresiasi, perusahaan. j. Peredaran uang Jumlah uang yang beredar akan mempengaruhi tingkat suku bunga. Jika terlau banyak uang yang beredar, suku bunga harus ditingkatkan untuk mencegah inflasi. 11

5 3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG merupakan salah satu indeks harga saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, BEI berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain jika jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar sehingga perubahan harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG (Widoatmodjo, 2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Sedangkan jumlah emiten yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 emiten (Widoatmodjo, 2015). 4. Kurs Mata Uang Kurs atau valuta asing adalah mata uang asing dan atau alat pembayaran lain yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Kurs valuta asing dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti permintaan dan penawaran valuta asing, tingkat inflasi, tingkat bunga, tingkat pendapatan dan produksi, neraca pembayaran luar 12

6 negeri (balance of payment), pengawasan pemerintah, serta perkiraan/spekulasi/isu/rumor (Hady dalam Putong, 2013:366). Kurs mata uang menunjukkan bagaimana nilai mata uang tersebut terhadap mata uanglain. Nilai tukar uang antara satu negara dengan negara lain cenderung berbeda. Perbedaan ini ditimbulkan oleh perbedaan antara permintaan dan ketersediaan dari matauang yang diminta oleh suatu negara dalam melakukan hubungan dengan negara lain. Hubungan tersebut dapat berupa kegiatan meminjam, atau kegiatan investasi atau penyediaan dari perbedaan inilah mata uang bisa mengalami apresiasi (naik) atau depresiasi (turun) terhadap nilai mata uang asing. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang (Faizal dan Haris, 2011) adalah: a. Tingkat inflasi Jika inflasi di Indonesia naik, maka orang Indonesia akan melakukan impor barangdari luar negeri. Akibatnya kebutuhan akan mata uang asing akan meningkat, karenapembayaran dilakukan dengan mata uang asing. Akibatnya permintaan mata uang asing tersebut lebih banyak, dan harganya meningkat. b. Tingkat bunga Jika bunga meningkat, maka kemungkinan tingkat konsumsi akan menurun, karenaakan ditabung sehingga rupiah akan masuk ke bank dan pemerintah akanmenjadi langka. Akibatnya rupiah menjadi langka dan mata uang rupiah akan menguat. 13

7 c. Tingkat pendapatan masyarakat Jika pendapatan meningkat, maka kebutuhan akan konsumsi meningkat. Misalnya konsumsi menggunakan barang dari luar negeri meningkat, akibatnya membutuhkan banyak mata uang asing sehingga mata uang asing akan menguat dan mata uang rupiah akan melemah. d. Pengendalian oleh pemerintah Pemerintah bisa mengendalikan nilai tukar mata uang. Misalkan dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mencegah atau menyebabkan inflasi, mencegah impor yang berlebihan ke suatu Negara lain, meningkatkan tingkat bunga, dan lain-lain. e. Harapan/ekspektasi dari para spekulan Terkadang harga kurs juga bisa dipengaruhi oleh rumor-rumor yang beredar. Ada beberapa sistem penukaran mata uang, seperti: 1) Fixed Exchange Rate Nilai mata uang akan berfluktuasi sedikit sekali, atau di-set konstan. 2) Freely Floating Exchange Rate Nilai mata uang akan berfluktuasi sesuai dengan pergerakan pasar. 3) Managing Float Exchange Rate Nilai mata uang bebas berfluktuasi, tetapi pemerintah bisa melakukan intervensi untuk mencegah fluktuasi yang tidak menguntungkan. Misal mencegah agar nila imata uang tidak naik secara tidak terkendali. 14

8 4) Pegged Exchange Rate Sistem yang nilai mata uangnya bergantung pada nilai suatu mata uang asing. Misalkan jika dollar naik, maka mata uang tersebut ikut naik, demikian jugasebaliknya. 5. Harga Emas Dunia Sejak tahun 1968, harga emas yang dijadikan patokan seluruh dunia adalah harga emas berdasarkan standar pasar emas London. Sistem ini dinamakan London Gold Fixing. London Gold Fixing adalah prosedur di mana harga emas ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja di pasar London oleh lima anggota Pasar London Gold FixingLtd. Sejak tahun 1968, harga emas yang dijadikan patokan seluruh dunia adalah harga emas berdasarkan standar pasar emas London. Sistem ini dinamakan London Gold Fixing. London Gold Fixing adalah prosedur di mana harga emas ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja di pasar London oleh lima anggota Pasar London Gold FixingLtd. Harga emas juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Proses penentuan harga dilakukan dua kali dalam satu hari, yaitu pukul (Gold A.M) dan pukul (Gold P.M). Mata uang yang digunakan dalam menentukan harga emas adalah Dollar Amerika Serikat, Poundsterling Inggris dan Euro. Harga yang digunakan sebagai patokan harga kontrak emas dunia adalah harga penutupan atau Gold P.M ( Emas juga merupakan salah satu bentuk investasi alternatif di luar pasar modal. Kenaikan harga emas akan membuat investor tertarik untuk 15

9 berinvestasi pada emas daripada saham. Keadaan ini membuat IHSG akan turun karena investor akan menjual sahamnya untuk beralih kepada emas (Suharno dan Indarti, 2014). Ada dua hal penting yang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas, yaitu: a. Perubahan kurs Melemahnya kurs dollar AS biasanya mendorong kenaikan harga emas dunia. Hal inikarena jatuhnya nilai mata uang dollar membuat harga emas menjadi lebih murahdalam mata uang lain sehingga umumnya mendorong adanya kenaikan permintaanemas, terutama dari sektor industri perhiasan. Di Indonesia, pada pertengahan tahun2001, ketika mata uang Rupiah mengalami penguatan yang cukup signifikan, hargaemas logam mulia (LM) pun menurun. Demikian pula ketika Rupiah melemah, hargaemas LM pun meningkat. Di awal tahun 2003, perbedaan kurs USD/IDR (Dollar ASterhadap Rupiah) dengan harga emas LM semakin melebar karena di samping harga emas di pasaran dunia tinggi, nilai dollar AS pun melemah. b. Suku Bunga Ketika tingkat suku bunga naik, ada usaha yang besar untuk tetap menyimpan uang pada deposito daripada emas yang tidak menghasilkan bunga (non interest-bearing),hal ini akan menimbulkan tekanan pada harga emas. Sebaliknya, ketika suku bungaturun, harga emas akan cenderung naik. Secara teori, jika suku bunga jangka 16

10 pendeknaik, harga emas turun. Hal ini mirip dengan karakteristik harga obligasi yang cenderung turun bila tingkat suku bunga naik. Karena sifatnya yang sangat lunak, maka dalam aplikasinya (perhiasan/batangan) emas logam mulia perlu dilebur dengan logam lain agar sifatnya yang sangat lunak sedikit berkurang dan juga untuk menghasilkan warna tertentu sesuai kebutuhan. Sebagai hasil peleburan tersebut, maka kita akan mendapatkan 2 perbedaan, yakni perbedaan warna dan nilai karat (Asandimitra, 2012). Pasar emas internasional terletak di kota-kota besar di dunia seperti Zurich, Hong Kong, London, New York dan Dubai. Kemungkinan dari gambaran transaksi pada pasar internasional agak luas. Tidak ada pajak dan kontrol bea cukai. Transaksi besar dengan logam mulia berlangsung 24 jam sehari, yang memberi jaringan yang luas bagi klien. Semua peraturan dibuat oleh pelaku pasar dan harga ditentukan oleh market (Suharto, 2013). Tingkat harga emas diadopsi secara resmi oleh negara-negara anggota International Monetery Fund (IMF) yang didirikan pada tahun 1944 di Bretton Wood, Amerika Serikat) pada tahun Emas digunakan IMF sebagai ukuran sistem nilai tukar tetap bagi negaranegara anggotanya. Pemakaian emas berlanjut dan digunakan sebagai pengikat dalam sistem IMF dan harga tetap 35 dollar AS per troy ons bertahan sampai tahun Digantinya sistem nilai tukar tetap menjadi nilai tukar mengambang terutama disebabkan oleh karena 17

11 meningkatnya permintaan terhadap emas yang datang dari berbagai negara untuk kebutuhan likuiditas perekonomiannya dan dari dunia industri termasuk untuk keperluan perhiasan, maka sejak itu AS melepaskan dan tidak lagi menganut standar emas dalam kebijakan standar moneternya (Firdaus dan Maya, 2011). Menurut Firdaus dan Maya (2011) Standar emas akan berjalan baik apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Pemerintah harus selalu bersedia menjual dan membeli emas dalam jumlah yang tidak terbatas dengan harga tetap, sesuai Undang- Undang 2) Ekspor dan impor emas antar negara harus bebas 3) Pemerintah harus mengizinkan setiap orang atau perusahaan untuk melebur, membuat dan memperjual belikan mata uang emas. 6. Harga Minyak Mentah Dunia Minyak mentah atau yang juga dikenal sebagai Crude Oil merupakan komoditas dan kebutuhan utama dunia saat ini. Bahkan Indonesia juga mengalami krisis minyak pada saat ini. Output dari minyak mentah yang digunakan sehari-harinya adalah solar, bensin, pertamax,dll. Sebesar 84% dari minyak mentah akan diolah menjadi bahan bakar kendaraan (bensin), bahan bakar pesawat terbang dan jet (disel), bahan pemanas bumi (heating), bahan bakar lain, dan gas cair (liquefied petroleum gas). Kategori minyak yang biasa diperdagangkan di dunia : 18

12 a. West Texas Intermediate (WTI) yang merupakan kualitas tertinggi, manis,minyak kuning keemasan yang dihasilkan di Cushing, Oklahoma(Amerika). b. Brent Blend, yang terdiri dari 15 macam dengan diuji sistem Brent dan Ninian dihasilkan di perairan Basin Shetland timur di Laut Utara. Basis produksi adalah di Sullom Voe, Shetland. Negara-negara di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah menggunakan minyak ini sebagai standar alat tukar komoditas. c. Dubai-Oman, disuplai ke Timur Tengah dan Asia Pasifik. Tapis(diproduksi di Malaysia, disuplai ke Asia Timur). d. Minas (diproduksi di Indonesia, juga disuplai ke Asia Timur). OPEC ReferenceBasket, diproduksi di negara-negara anggota OPEC. Handiani (2014) Menyatakan minyak merupakan komoditi yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia. Fluktuasi harga minyak dunia berpengaruh terhadap pasar modal. Bagi negara pengekspor minyak, kenaikan harga minyak mentah dunia dapat meningkatkan laba perusahaan khususnya untuk sektor pertambangan. Perusahaan yang mengalami peningkatan laba akan membuat investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut dengan begitu harga saham perusahaan akan naik begitu juga sebaliknya. Naik atau turunnya harga saham ini akan berpengaruh terhadap IHSG (Asandimitra, 2012). Kenaikan harga minyak mentah dunia akan mendorong pemerintah menaikan harga bahanbakar minyak yang akan menyebabkan kenaikan 19

13 inflasi. Oleh karena harga obligasi sangat tergantung pada suku bunga, maka wajar jika perhatian pelaku pasar tertuju pada kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Jika suku bunga naik, harga obligasi akan turun. Fakta menunjukkan bahwa penurunan harga obligasi akan memicu terjadinya pencairan (Redemption) oleh investor, dan pencairan tersebut akan meningkatkan jumlah uang beredar dalam perekonomian. Padahal kitatahu bahwa peningkatan jumlah uang beredar dapat memicu kenaikan inflasi, yang padaakhirnya akan memperparah lingkaran peningkatan suku bunga dan pencairan reksadana (Suharno dan Indarti, 2014). Harga minyak mentah dunia diukur dari harga spot pasar minyak dunia. Saat ini patokan harga minyak mentah yang umum digunakan adalah West Texas Intermediate (WTI) atau light-sweet. Minyak mentah yang diperdagangkan di West Texas Intermediate (WTI) adalah minyak mentah yang berkualitas tinggi. Hal ini dikarenakan minyak mentah tersebut memiliki kadar belerang yang rendah dan sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, sehingga harga minyak ini dijadikan patokan bagi perdagangan minyak di dunia. Beberapa faktor yang memengaruhi harga minyak dunia antara lain (useconomy.about.com): a. Penawaran minyak dunia, terutama kuota suplai yang ditentukan oleh OPEC. 20

14 b. Cadangan minyak Amerika Serikat, terutama yang terdapat di kilangkilang minyak Amerika Serikat dan yang tersimpan dalam Cadangan minyak strategis. c. Permintaan minyak dunia, ketika musim panas, permintaan minyak diperkirakan dari perkiraan jumlah permintaan oleh maskapai penerbangan untuk perjalanan wisatawan, sedangkan ketika musim dingin, diramalkan dari ramalan cuaca yang digunakan untuk memperkirakan permintaan potensial minyak untuk penghangat ruangan. 7. Tingkat Inflasi Inflasi merupakan penurunan nilai mata uang atau naiknya harga barang danjasa secara keseluruhan, karena apabila inflasi suatu Negara tinggi maka investor akan lebih berhati-hati dalam menanamkan sahamnya. Sehingga jika inflasi meningkat maka saham akan menurun begitu pula sebaliknya, yang mengakibatkan investor kurang tertarik dalam menanamkan modal ketika inflasi sedang tinggi. Berkaitan dengan pengukuran inflasi terhadap saham tersebut, maka perlu diketahui tentang tingkat inflasi adalah presentase perubahan dalam tingkat harga (Susetyo, 2013). Menurut Bank Indonesia ( Inflasi adalah kecenderungan meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. jika peningkatan harga terjadi pada satu atau dua barang saja, maka tidak dapat dikatakan sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan harga 21

15 dari satu barang tersebut memberi dampak pada penurunan harga barang yang lain. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu suatu keadaan dimana harga dari barang-barang mengalami penurunan. Inflasi juga merupakan kenaikan harga-harga secara umum dan nilai dari uang mengalamipenurunan. Penggolongan pertama didasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut. Disini kita bedakan beberapa macam inflasi : a. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun) b. Inflasi sedang (antara 10 30% setahun) c. Inflasi berat (antara % setahun) d. Hiperinflasi (di atas 100% setahun) (Hermuningsih, 2012) Penentuan parah tidaknya inflasi tentu saja sangat relatif dan tergantung pada selera kita untuk menamakannya. Dan lagi sebetulnya kita tidak bisa menentukan parah tidaknya suatu inflasi hanya dari sudut laju inflasi saja, tanpa mempertimbangkan siapa siapa yang menanggung beban atau yang memperoleh keuntungan dari inflasi tersebut. Kalau seandainya laju inflasi adalah 20% dan semuanya berasal dari kenaikan dari barang barang yang dibeli oleh golongan yang berpenghasilan rendah, maka seharusnya kita namakannya inflasi yang parah. Inflasi menurut sebabnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Demand-pull inflation Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan agregate demand. Inflasi jenis ini dapatdisebabkan oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan 22

16 jumlah uang beredar,peningkatan belanja negara, dan peningkatan harga barang domestik terhadap barangimpor. b. Cost-push inflation Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya. Inflasi jenis ini biasanya disebabkan oleh dua hal, yaitu kenaikan tingkat upah dan kenaikan harga bahan baku produksi. B. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai pengaruh variabel makro ekonomi terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penulis Judul Penelitian 1 Neny Mulyani Analisis (2012) Pengaruh Inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan produk domestik bruto terhadap JII 2 Wastriati (2011) Analisis pengaruh variabel ekonomi makro terhadap nilai JII 3 C Naswar (2012) Analisis pengaruh variabel ekonomi makro terhadap Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan secara parsial inflasi dan PDB berpengaruh positif, sedangkan suku bunga dan kurs berpengaruh negatif dan secara simultan inflasi, PDB, suku bunga, dan kurs berpengaruh positif. Hasil penelitian menunjukkan dalam jangka panjang terdapat pengaruh antara variabel kurs, M 2, inflasi dan PDB terhadap JII, sedangkan dalam jangka pendek variabel X tidak terdapat pengaruh. Hasil penelitian menunjukkan suku bunga berpengaruh negatif dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap indeks saham JII 23

17 4 Akhmad Muzayin (2011) return saham syariah di Indonesia Pengaruh inflasi, suku bunga domestik, suku bunga luar negeri dan kurs terhadap indeks harga saham (studi kasus pada JII dan IHSG ) 5 Fitriawati (2011) Pengaruh uang beredar (M 2 ), kurs, inflasi, dan SBI terhadap beta saham syariah JII dan IHSG Hasil penelitian menunjukkan inflasi dan suku bunga domestik tidak berpengaruh signifikan terhadap JII. Tingkat suku bunga luar negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap JII dan kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap JII Hasil penelitian menunjukkan suku bunga dan inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap beta saham syariah JII C. Kerangka Pemikiran 1. Kurs Rupiah dengan IHSG Kurs rupiah merupakan perbandingan nilai mata uang rupiah dengan nilai mata uang negara lain. Jika diformulasikan kurs rupiah terhadap dollar artinya rupiah yang diperlukan untuk membeli satu dollar. Kurs rupiah terhadap dolar berpengaruh negatif terhadap perubahan IHSG. Jika kurs rupiah terhadap dolar mengalami depresiasi, bagi investor sendiri menunjukkan situasi fundamental perekonomian Indonesia dalam kondisi kurang baik. Ketika prospek perekonomian kurang baik, investor cenderung melepaskan saham-saham yang dimilikinya untuk menghindari risiko. Aksi 24

18 jual saham ini tentunya akan mendorong pelemahan IHSG (Witjaksono, 2011). Nilai kurs rupiah terhadap dolar menjadi hal penting bagi perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor dan impor. Jika nilai rupiah mengalami depresiasi akan membuat harga barang impor naik dan biaya perusahaan yang menggunakan bahan baku impor akan mengalami kenaikan yang berimbas pada turunnya keuntungan. Turunnya tingkat keuntungan membuat investor kurang tertarik untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Hal ini juga akan berpengaruh pada indeks harga saham yang akan mengalami penurunan Witjaksono (2011). Siregar dkk (2014) menyatakan bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Berbeda dengan penlitian Krisna dan Wirawati (2013) yang menyatakan bahwa kurs rupiah berpengaruh positif terhadap IHSG. 2. Harga Emas dengan IHSG Emas adalah mata uang global dan nilainya diakui secara universal.nilai intrinsiknya tetap dan standar sehingga bisa dibeli dan dicairkan di mana saja. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan perubahan harga emas tidak berpengaruh terhadap perubahan IHSG.Emas merupakan salah satu investasi jangka panjang. Investor di Indonesia merupakan investor yang senang melakukan transaski saham dalam jangka pendek (trader/spekulan) sehingga investor cenderung mengambil keuntungan dengan harapan memperoleh capital gain yang cukup tinggi, dan salah satu bentuk investasi alternatif di luar pasar modal. Emas sejak 25

19 lama telah digunakan untuk melindungi nilai kekayaan seseorang (Handiani, 2014). Harga emas juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Emas juga merupakan salah satu bentuk investasi alternatif di luar pasar modal. Kenaikan harga emas akan membuat investor tertarik untuk berinvestasi pada emas daripada saham. Keadaan ini membuat IHSG akan turun karena investor akan menjual sahamnya untuk beralih kepada emas. Suharno dan Indarti (2014) menyatakan bahwa harga emas dunia berpengaruh positf terhadap IHSG. 3. Harga Minyak Dunia dengan IHSG Minyak mentah merupakan salah satu energi yang sangat vital, hal ini dikarenakan hasil olahan minyak mentah merupakan sumber energi. Harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap perubahan IHSG. Kenaikan harga minyak mentah dunia dapat meningkatkan laba perusahaan khususnya untuk sektor pertambangan terutama yang bergerak pada eksplorasi minyak. Peningkatan pendapatan emiten tersebut berdampak positif pada kinerja emiten yang pada akhirnya akan mendongkrak harga sahamnya. Kenaikan harga saham yang berujung pada minat masyarakat untuk berinvestasi pada saham sehingga dapat menjadikan saham sebagai primadona investasi (Suharno dan Indarti, 2013). Handiani (2014) menjelaskan minyak merupakan komoditi yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia. Fluktuasi harga minyak 26

20 dunia berpengaruh terhadap pasar modal. Bagi negara pengekspor minyak, kenaikan harga minyak mentah dunia dapat meningkatkan laba perusahaan khususnya untuk sektor pertambangan. Perusahaan yang mengalami peningkatan laba akan membuat investor tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut dengan begitu harga saham perusahaan akan naik begitu juga sebaliknya. Naik atau turunnya harga saham ini akan berpengaruh terhadap IHSG. Berbeda dengan penelitian Suciningtias dan Khoiroh (2015) yang menyatakan bahwa harga minyak dunia tidak berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 4. Inflasi dengan IHSG Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus. Meningkatnya nilai inflasi merupakan berita kurang bagus bagi investor. Meningkatnya inflasi dapat meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika biaya perusahaan lebih tinggi daripada pendapatan yang diperoleh dari peningkatan harga maka keuntungan perusahaan akan menurun. Penurunan keuntungan tersebut akan mempengaruhi minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Sehingga harga saham perusahaan itu akan mengalami penurunan dan pada akhirnya akan berakibat pada turunnya IHSG (Rusbariandi dkk, 2012). Berbeda dengan penelitian Krisna dan Wirawati (2013) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap IHSG serta Astuti dkk (2013) menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG. 27

21 Hal ini disebabkan selama periode penelitian perubahan tingkat inflasi cukup rendah sehingga tingkat inflasi tidak secara langsung menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor menunggu informasi lain yang dapat mempengaruhi investasi pada saham seperti suku bunga SBI dan kurs rupiah kemudian menganalisa semua informasi secara bersama-sama untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Hasil ini sesuai dengan penelitian Adisetiawan (2011) bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG. Dari penelitian terdahulu Sulasmiati (2015) tentang Analisis Pengaruh Tingkat inflasi, Nilai tukar Rupiah, dan Produk Domestik Bruto terhadap IHSG. Dengan hasil penelitian menunjukkan secara parsial inflasi dan PDB berpengaruh positif, dan kurs berpengaruh negatif, dan secara simultan inflasi, PDB, dan kurs berpengaruh positif. Neny Mulyani (2012) tentang Analisis Pengaruh Inflasi Suku Bunga, Nilai tukar Rupiah, dan Produk Domestik Bruto terhadap JII. Dengan hasil penelitian menunjukkan secara parsial inflasidan PDB berpengaruh positif, dan suku bungan, kurs, berpengaruh negatif, dan secara simultan inflasi, PDB, suku bunga, dan kurs berpengaruh positif. Penelitian yang kedua C Naswar (2012) tentang Analisis pengaruh variabel ekonomi makro terhadap return saham syariah di Indonesia, dengan hasil penelitian menunjukkan suku bunga berpengaruh negatif dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap indeks saham JII. Ketiga penelitian dari Akhmad Muzayin (2011) 28

22 pengaruh inflasi, suku bunga domestik, suku bunga luar negeri dan kurs terhadap indeks harga saham studi pada kasus JII dan IHSG, hasil penelitian menunjukkan inflasi dan suku bunga domestik tidak berpengaruh signifikan terhadap JII, tingkat suku bunga luar negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap JII dan kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap JII. Untuk menguji pengaruh faktor-faktor makro ekonomi lainnya seperti Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia, dan Tingkat Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan menggunakan pengujian Statistik Regresi Linier Berganda. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran H 1 Kurs Nilai Tukar Rupiah (KURS) Harga Emas (GOLD) Harga Minyak Dunia (OIL) Inflasi Indonesia (INFL) H 2 (-) H 3 (-) H 4 (+) H 5 (-) IHSG Keterangan: = Parsial = Simultan 29

23 D. Hipotesis: 1. Kurs Nilai Tukar Rupiah, Harga Emas, Harga Minyak, dan Inflasi secara simultan berpengaruh terhadap IHSG. 2. Kurs Nilai Tukar Rupiah secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG. 3. Harga Emas secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG. 4. Harga Minyak Dunia secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap IHSG. 5. Inflasi Indonesia secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG. 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalm Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di dunia. Suatu negara dengan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi menandakan tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memiliki dua fungsi penting yaitu pertama sebagai sarana pendanaan atau sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum, Pasar Modal adalah lembaga keuangan yang memiliki kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum, Pasar Modal adalah lembaga keuangan yang memiliki kegiatan 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Secara umum, Pasar Modal adalah lembaga keuangan yang memiliki kegiatan berupa penawaran dan perdagangan surat berharga (efek) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan mencari cara untuk tetap mampu bertahan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah modal kerja dan memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini. Tingginya pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahuluakan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perekonomian suatu negara dituntut untuk dapat memiliki sumber daya yang memenuhi setiap kebutuhan dari negara tersebut. Bukan hanya sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian di sebuah negara. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi suatu perusahaan pendanaan merupakan fungsi penting dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan. Fungsi pendanaan menjadi penting karena pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia investasi selalu mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai Tukar adalah harga mata uang dari suatu negara yang diukur, dibandingkan, dan dinyatakan dalam nilai mata uang negara lainnya. 1 Krisis moneter yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Menurut

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ilmu ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan

BAB II LANDASAN TEORI. Ilmu ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan 21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi Makro Ilmu ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Tujuan ilmu ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang cukup cepat. Pasar modal sangat berguna untuk keberlangsungan pembangunan ekonomi Indonesia. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan berlomba lomba untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini terlihat dari data yang dirilis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Nilai tukar rupiah adalah perbandingan nilai mata uang rupiah dengan negara lain. Nilai tukar mencerminkan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumen investasi barbasis syariah merupakan salah satu alternatif investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut Adrian (2011:45)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan dari sebuah perusahaan diperoleh dari dua sumber yaitu sumber dari dalam perusahaan (internal) berupa laba dan dari luar perusahaan (eksternal) berupa hutang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut, yaitu: 1. Perkembangan Indeks Harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator komponen utama dalam kegiatan perekonomian adalah pembentukan modal kemampuan sebagai motor penggerak aktifitas akan sangat mempengaruhi kinerja perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Berbicara tentang kegiatan pasar modal saat ini tidak terlepas dari apa yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi bergerak,naik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.2 Harga Minyak Mentah Dunia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.2 Harga Minyak Mentah Dunia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan investasi. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB II DAN HIPOTESIS

BAB II DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pasar Modal Pasar Modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha. Hanya negara yang bisa bersainglah yang akan menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu negara, sehingga dalam melakukan investasi seorang investor memerlukan suatu analisis

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 3.1.1 Hubungan Antar Variabel 3.1.1.1 Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan Melemahnya nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor sering kali dibingungkan apabila ingin melakukan investasi atas dana yang dimilikinya ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Sementara itu, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna menunjang pembiayaan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Bagus Ananto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh factor penentu perilaku investor dalam keputusan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan diantaranya sebagai berikut : 1.Ellen

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR

PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR Umi Murtini Sirilus Kristiyo Amijoyo Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5-25, Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS. Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham

BAB II URAIAN TEORETIS. Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pane tahun 2009 dengan judul Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham Pada Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap

Lebih terperinci

DWI NURDIYANTO B

DWI NURDIYANTO B PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan jaman berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling popular di mata sebagian besar manajer investasi global. Trading

BAB I PENDAHULUAN. yang paling popular di mata sebagian besar manajer investasi global. Trading BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas merupakan logam mulia yang paling dicari dan digemari. Produk ini dapat digunakan sebagai sarana investasi dan lindung nilai harta dari pengaruh inflasi. Dalam

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci