Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Proposal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Proposal"

Transkripsi

1 Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Proposal

2 SREGIP Apa itu SREGIP? The Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme, atau SREGIP adalah program kerjasama pemerintah Indonesia dan Jerman di bawah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS) dan Deutsche Gesellschaft fr Interationale Zusammenarbeit (GIZ) atas nama Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Federal Jerman. SREGIP dimulai pada tahun 2015 dengan jangka waktu dua setengah tahun. Bidang utama kegiatannya

3 adalah pengembangan sektor swasta. SREGIP adalah program lanjutan GIZ RED, Regional Economic Development ( ). Kami bekerja pada dua sektor ekonomi di dua wilayah: Di Kalimantan Barat kami mendukung petani kecil di sektor pertanian. Fokus kami di sini adalah komoditas karet dan lada, termasuk di antara empat tanaman yang paling sering tumbuh di wilayah tersebut. Di Nusa Tenggara Barat kami bekerja di sektor pariwisata dengan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Fokus utama kami di pulau Lombok, tetangga sebelah timur dari pusat wisata Indonesia, Bali. Di kedua daerah dan sektor tersebut kami menjalin kemitraan dengan para pelaku di sektor publik dan swasta untuk meningkatkan daya saing petani kecil dan pelaku UKM dengan cara menghubungkan mereka dengan rantai pasokan nasional dan internasional dan menciptakan lingkungan politik yang menguntungkan bagi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

4 Inisiatif Pariwisata Berkelanjutan Di Nusa Tenggara Barat (NTB) SREGIP bekerjasama dengan produsen kecil dan pelaku Usaha Kecil dan Menengah di sektor pariwisata. Kami berfokus hanya di wilayah pulau Lombok; terletak sebelah timur destinasi wisata utama di Indonesia, Bali. Kami mendukung pengembangan Lombok menuju destinasi wisata berbasis budaya yang kompetitif dan menerapkan azas pariwisata berkelanjutan. Dalam jangka panjang Lombok dapat menjadi contoh praktik yang baik bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan di seluruh Indonesia. Rencana Induk Pariwisata Berkelanjutan Lombok Menetapkan Standar untuk Masa Depan Lombok yang Berkelanjutan Bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pariwisata Provinsi NTB; SREGIP menyusun Rencana Induk Pariwisata Berkelanjutan untuk Lombok. Selama proses penyusunan dokumen ini, telah dilakukan tukar pendapat dengan melibatkan semua pemangku kepentingan terkait seperti masyarakat setempat, pelaku industri pariwisata dan pemerintah; untuk memastikan bahwa kepentingan semua pihak turut menjadi bahan pemikiran. Agar para pemangku kepentingan dapat mendiskusikan kepentingan bersama dalam mengimplementasikan Rencana Induk tersebut, SREGIP mendorong pembentukan Tourism Stakeholder Platform berupa pertemuan rutin dari perwakilan semua kelompok yang berkepentingan.

5 Desa Wisata Hijau Merancang Produk Pariwisata Hijau yang menyenangkan Pengunjung, Operator WIsata dan masyarakat lokal SREGIP bermitra dengan berbagai pihak, antara lain operator wisata terkenal di tingkat nasional, Kementerian Pariwisata, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Desa, Pembangungan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Bersama-sama kami mengembangkan paket wisata yang mampu memenuhi kebutuhan wisatawan akan produk ekowisata yang juga menghormati kepentingan masyarakat setempat. Program ini disebut Desa Wisata Hijau; mengubah desa desa menjadi destinasi wisata menarik tanpa menghilangkan otentitasnya. Prioritas program ini adalah untuk melestarikan integritas dan keaslian desa serta menghargai kedamaian dan ketenangan ketenangan masyarakat desa, tetapi juga menawarkan kenyamanan bagi wisatawan yang datang berkunjung. Kegiatan yang diimplementasikan termasuk instalasi sanitasi dasar dan ekspansi sarana prasara agar dapat memberikan akses yang aman ke desa tersebut.

6 Standar Nasional Destinasi Pariwisata yang Berkelanjutan Lombok sebagai teladan bagi Pariwisata Indonesia Kementerian Pariwisata merupakan salah satu mitra publik utama dari SREGIP. Bagi Kementerian Pariwisata, aktivitas kami merupakan hal yang penting karena Lombok telah menjadi panutan dalam penyusunan Standar Nasional untuk Pariwisata Berkelanjutan. SREGIP memberikan pertimbangan kepada Kementerian Pariwisata dalam menyusun standar yang telah difinalisasikan pada tahun Standar tersebut mengacu pada standar Global Sustainable Tourism Council (GSTC) untuk destinasi. Selanjutnya stadar tersebut telah diakui secara internasional dan dapat disandingkan dengan destinasi wisata lainnya di dunia.

7 Pelatihan dan Pendidikan Mengembangkan Kapasitas dan Meningkatkan Kesadaran untuk Lombok yang Inklusif dan Hijau Lombok memiliki potensi besar untuk menjadi tujuan pariwisata yang inklusif dan hijau. Untuk memastikan bahwa kegiatan pariwisata yang dikembangkan sesuai dengan isu keberlanjutan; SREGIP dan mitra kerja melaksanakan pelatihan dan pendidikan untuk mengajarkan pelaku bisnis pariwisata di Lombok (seperti jaringan hotel) bagaimana membuat bisnis mereka lebih inklusif dan berlanjut. Kami memfasilitasi sistem yang memungkinkan pelaku Usaha Kecil dan Menengah menjadi lebih kompetitif terhadap pelaku bisnis pariwisata yang sudah mapan. Kami juga menawarkan pelatihan dan layanan konsultasi usaha seperti pemasaran, promosi dan manajemen usaha.

8 Pelatihan Penyusunan Proposal Dalam Rangka Peningkatan Kapasitas Manajemen Pelaku Usaha dan Pengelola Desa Wisata Hijau Bilebante, Sesaot & Sembalun, Januari 2017 Seite 1

9 Sinopsis Proposal merupakan salah satu dokumen penting baik bagi individu maupun organisasi yang dapat dijadikan acuan dalam menjalankan aktivitasnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Selain bermanfaat untuk dirinya (internal) proposal juga akan sangat bermanfaat bagi pihak lain (eksternal) yang telah maupun akan memiliki keterkaitan dengan individu atau organisasi pemilik proposal. Sayangnya, seringkali proposal yang disusun tidak mengikuti kaidah-kaidah proposal yang baik, yakni yang mampu memberikan informasi lengkap kepada pembaca, praktis, dan efesien, serta tidak membosankan. Untuk itu, pelatihan penyusunan proposal ini dapat dijadikan salah satu solusi dalam memberikan bimbingan kepada yang berminat dalam menyusun proposal yang memenuhi kriteria baik tersebut. Dari banyak jenis proposal yang ada, pelatihan ini diarahkan untuk penyusunan proposal kegiatan dan proposal usaha. Seite 2

10 Tujuan dan Manfaat Kegiatan 1. Tujuan pelatihan untuk memberikan bekal wawasan, pengetahuan, dan praktik kepada peserta menyangkut penyusunan proposal yang baik, sehingga mereka dapat membuat sendiri proposal yang mereka inginkan. 2. Manfaat kegiatan pelatihan adalah peserta dapat menghemat biaya dan waktu untuk mewujudkan sebuah proposal yang sesuai dengan keinginan mereka. Seite 3

11 Sasaran Kegiatan Yang menjadi sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah: Pengurus DWH pada masing masing lokasi UKM atau pelaku usaha pariwisata pada masing-masing lokasi DWH Seite 4

12 Materi Pelatihan Materi pelatihan ini menyangkut pengenalan, arti pentingnya proposal serta hal-hal yang perlu masuk dalam proposal. Secara rinci materi pelatihan meliputi: Pengertian proposal; Persyaratan penyusunan proposal; Tujuan membuat proposal; Jenis proposal yang biasa dibuat dan dipergunakan; Pertimbangan dalam menulis proposal; Sistematika penulisan proposal yang baku. Seite 5

13 Tahap Kegiatan Pelatihan penyusunan proposal ini dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan yaitu: Rekrutmen calon peserta Pengukuran pengetahuan dasar peserta menyangkut penyusunan proposal Penyampaian materi di kelas Pendampingan di tempat kerja peserta Evaluasi Seite 6

14 Pendekatan Rekrutmen calon peserta dilakukan melalui Pengurus DWH pada masing-masing kawasan (Sesaot, Bilebante, dan Sembalun); Pengukuran pengetahuan dasar peserta dilakukan melalui pre-test dengan menggunakan daftar pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan dasar yang dimiliki peserta tentang penyusunan proposal; Penyampaian materi dengan menggunakan metode ceramah yang dirangkaikan dengan diskusi dan kerja kelompok. Pertemuan di kelas diselesaikan dalam waktu 4 (empat) jam pelajaran; Pendampingan dilakukan dengan jalan membimbing peserta dalam penyusunan proposal secara baik secara personal maupun kelompok dengan tujuan mencapai efektivitas pembelajaran. Kegiatan pendampingan dilakukan setiap minggu selama 3 (tiga) bulan; Evaluasi dengan memberikan post-test dengan pertanyaan yang sama dengan pre-test ditambah dengan informasi lain yang berkaitan dengan kemampuan atau keterampilan peserta dalam menyusun proposal dengan melihat perkembangan kemampuan peserta dari waktu ke waktu (selama pendampingan). Seite 7

15 Pelatihan Penyusunan Proposal Desa Wisata Hijau Bilebante Seite 8

16 Pengertian Proposal adalah suatu tulisan yang mempunyai tujuan untuk menguraikan atau menjelasan suatu maksud pada si pembaca atau pihak lain (individu, pemerintah, atau perusahaan) hingga mereka memperoleh pemahaman tentang tujuan tersebut lebih mendetail. Seite 9

17 Persyaratan Proposal 1. Mempunyai struktur serta logika yang jelas; 2. Hasil kegiatan itu terstruktur; 3. Rumuskanlah jenis kegiatan dengan cara jelas, inovatif, terinci, serta benar-benar bisa dilaksanakan atau ditangani; 4. Hubungan kegiatan dengan dana yang dibutuhkan rasional serta tak mengada-ada. Seite 10

18 Manfaat Proposal 1. Sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan, sehingga arah dan tujuan yang diinginkan mempunyai jalur yang jelas dan pasti; 2. Sebagai alat untuk meyakinkan penyandang dana, sehingga mereka dapat memberikan bantuan sebagaimana yang ditujukan dalam proposal; 3. Untuk mencari dan mendapatkan dukungan dana dari pihak-pihak lain terkait; 4. Memudahkan pelaksanaan kegiatan dan sebagai acuan atau landasan operasional kegiatan; 5. Dapat digunakan sebagai Term of reference bagi pihak-pihak terkait. Seite 11

19 Jenis Proposal Proposal bisnis (contoh: proposal pendirian usaha); Proposal proyek (contoh: proposal pengajuan dana kepada lembaga donor); Proposal kegiatan (contoh: proposal lomba, seminar); Proposal penelitian (contoh: proposal skripsi). Seite 12

20 Implemented by Pelatihan Penyusunan Proposal Desa Wisata Hijau Sesaot Seite 13

21 Sistematika Proposal 1. Halaman Judul; 2. Latar Belakang; 3. Tujuan Kegiatan; 4. Nama serta Tema Kegiatan; 5. Bentuk Kegiatan; 6. Peserta; 7. Penyelenggara; 8. Jadwal serta Tempat Kegiatan; 9. Susunan Acara; 10. Susunan Panitia; 11. Rencana Anggaran; 12. Penutup; 13. Penawaran Kerjasama (sponsorship). Seite 14

22 Sistematika Proposal Judul Berisi nama / judul kegiatan / proyek, tempat serta saat penyelenggaraan kegiatan, serta penyelenggara yang berinisiatif merencanakan kegiatan yaitu: Nama lembaga; Alamat; dan; Nomor telepon. Seite 15

23 Sistematika Proposal Latar Belakang Berisi argumen Mengapa kegiatan itu direncanakan. Latar belakang umumnya diisi 3 bagian yaitu: Bagian pendahuluan, Bagian isi serta; Bagian penutup yang pola kalimatnya dari kalimat atau tujuan umum ke kalimat atau tujuan khusus. Seite 16

24 Sistematika Proposal Tujuan Kegiatan Berisi argumen Untuk apa kegiatan itu direncanakan. Tujuan bisa terbagi dalam minimum 1 tujuan atau lebih yang berurutan dari tujuan yang paling penting sampai tujuan yang kurang penting. Seite 17

25 Sistematika Proposal Nama & Tema Kegiatan Berisi nama atau judul kegiatan serta tema yang diangkat dalam kegiatan, contoh: Nama kegiatan: Lomba Lingkungan Sehat Tingkat Kecamatan Sembalun 2017 Tema kegiatan: Lingkungan Bersih, Orang-orang Sehat Seite 18

26 Sistematika Proposal Bentuk Kegiatan Berisi perihal format atau bentuk kegiatan. Contoh: dengan tema Lingkungan Bersih, Orangorang Sehat, bentuk kegiatannya: Lomba Lingkungan Sehat; Lomba Menjadikan Taman Toga; Penyuluhan Kesehatan Lingkungan; Penyemprotan Nyamuk Demam Berdarah; Dan lain-lain. Seite 19

27 Sistematika Proposal Peserta Berisi info perihal Calon peserta yang bakal turut dalam kegiatan. Peserta harus sesuai dengan segmen atau jenis kegiatan yang direncanakan. Seite 20

28 Sistematika Proposal Penyelenggara Berisi info pihak sebagai penyelenggara kegiatan. Umumnya penyelenggara ini yaitu satu grup organisasi atau himpunan yang akan melakukan kegiatan dengan alasan tertentu. Di bagian penyelenggara ini butuh juga dipertunjukkan nama serta nomor kontak atau sekretariat yang bisa dihubungi. Seite 21

29 Sistematika Proposal Jadwal & Tempat Kegiatan Berisi info Kapan & Dimana kegiatan akan dikerjakan dilaksanakan. Seite 22

30 Sistematika Proposal Susunan Acara Berisi uraian susunan acara atau proses kegiatan dari awal hingga usai. Susunan acara dapat dibuat dalam bentuk tabel dengan format kolom tabel disesuaikan dengan kebutuhan seperti: (No, Saat, Acara, Pelaksana, dan lain-lain). Pada suatu kegiatan yang memakai pembicara, saat sebelum penyusunan perlu dilakukan konfirmasi untuk menyesuaikan waktu dan durasi setiap sesi perbincangan. Seite 23

31 Sistematika Proposal Susunan Panitia Berisi susunan kepanitiaan yang sudah terbentuk. Susunan panitia ini dipertunjukkan supaya pihak yang membaca bisa mempunyai data yang jelas dengan siapa pihaknya bakal bekerja bersama. Seite 24

32 Sistematika Proposal Rencana Anggaran Berisi perincian pemasukan, pengeluaran, serta keperluan dana yang masih diperlukan. Rencana anggaran disusun dengan cara simpel namun tetap memakai prinsip penyusunan keuangan. Sustainable Regional Economic Growth and Investment Program Seite 25

33 Sistematika Proposal Penutup Berisi kalimat yang menyatakan harapan supaya banyak pihak bisa tertarik untuk mensupport kegiatan. Penutup di-tandatangani oleh Ketua Pelaksana atau Ketua Panitia serta mengetahui Penanggung jawab kegiatan. Seite 26

34 Sistematika Proposal Sponsorship Berisi tentang bentuk-bentuk penawaran hubungan kerja pada pihak sponsor. Dalam suatu kegiatan, kepanitiaan terkadang membutuhkan dukungan berbentuk dana. Jumlah dana yang diperlukan sebaiknya sebanding dengan Apa yang bisa ditawarkan atau dijual panitia kepada pihak sponsor. Biasanya pihak sponsor tertarik berpatisipasi dalam aktivitas bila: Aktivitas diikuti atau dihadiri oleh banyak orang; Ada peluang untuk display atau menjual produk; Keringanan administrasi serta birokrasi; Keselarasan Apa yang dapat panitia tawarkan atau jual dengan Apa yang diharapkan atau diperoleh pihak sponsor. Seite 27

35 Sistematika Proposal Sponsorship Berisi tentang bentuk-bentuk penawaran hubungan kerja pada pihak sponsor. Dalam suatu kegiatan, kepanitiaan terkadang membutuhkan dukungan berbentuk dana. Jumlah dana yang diperlukan sebaiknya sebanding dengan Apa yang bisa ditawarkan atau dijual panitia kepada pihak sponsor. Biasanya pihak sponsor tertarik berpatisipasi dalam aktivitas bila: Aktivitas diikuti atau dihadiri oleh banyak orang; Ada peluang untuk display atau menjual produk; Keringanan administrasi serta birokrasi; Keselarasan Apa yang dapat panitia tawarkan atau jual dengan Apa yang diharapkan atau diperoleh pihak sponsor. Seite 28

36 Pelatihan Penyusunan Proposal Desa Wisata Hijau Sembalun Seite 29

37 Fungsi Proposal Bisnis Selain sebagai representasi dari pengetahuan dan penguasaan bidang bisnis yang akan dijalankan, proposal bisnis juga berfungsi sebagai: 1. Wujud perkiraan prospek usaha; 2. Tolok ukur dan panduan pelaksanaan kegiatan. Seite 30

38 Keuntungan Menyusun Proposal Bisnis 1. Memberikan gambaran kepada pihak lain tentang profil usaha; 2. Mengundang orang-orang yang potensial untuk bergabung dan bekerja sama; 3. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan usaha; 4. Mengatur pembentukan kerja sama yang saling menguntungkan dengan perusahaan lain, serta mendapatkan relasi usaha yang lebih luas; 5. Membantu pengusaha memahami persaingan dalam faktor ekonomi dan analisis keuangan yang masuk dalam subyek proposal, sehingga mendekati asumsi secara cermat tentang tingkat keberhasilan yang akan dicapai; 6. Dapat memperoleh pinjaman maupun penyertaan modal dari investor, bank, dan pihak potensial lainnya; 7. Memperjelas sumber-sumber dana usaha. Seite 31

39 Persiapan Dalam Menyusun Proposal Bisnis 1. Mengumpulkan informasi; 2. Menentukan rencana program, sebaiknya mengandung unsur SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reasonable, Time limited); 3. Pemilihan bahasa yang tepat; 4. Memahami format proposal (layout, cover, sistematika, dll); 5. Memperkirakan budget. Seite 32

40 Tips Menyusun Proposal Bisnis 1. Bahasa singkat, jelas, padat; 2. Argumen yang meyakinkan; 3. Menunjukkan kepribadian anda; 4. Menggunakan gambar atau ilustrasi yang cerdas; 5. Jangan berlebihan; 6. Menghindari Bahasa yang tendensius; 7. Selalu mengingat peran serta pembaca; Seite 33

41 Sistematika Proposal Bisnis 1 1. Cover proposal; 2. Ringkasan eksekutif berisi: Menyusun pembuka dengan kalimat menarik; Menyebutkan kelebihan / kekuatan ; Hubungan dengan pembaca; Menceritakan kemitraan yang unik; Mencantumkan daya tarik usaha anda; Menambahkan pencapaian yang sudah berhasil; Menambahkan laporan keuangan; Memilih ragam Bahasa yang sesuai; Panjang yang proporsional; Menguji kelayakan; 3. Gambaran umum perusahaan; 4. Analisis Produk; 5. Ringkasan Analisis Pasar Segmentasi pasar Analisis usaha Seite 34

42 Sistematika Proposal Bisnis 2 6. Ringkasan Strategi dan Implementasi berisi: Strategi produk; Strategi harga; Strategi distribusi; Strategi promosi. 7. Ringkasan Manajemen berisi: Struktur organisasi; Tim manajemen; Perencanaan Sumber Daya Manusia. 8. Perencanaan Keuangan berisi: Asumsi Keuangan; Indikator keuangan; Analisis BEP (Break Event Point); Proyeksi laba rugi; Proyeksi arus kas; Proyeksi neraca; Rasio bisnis. 9. Penutup. Seite 35

43 Bahan Bacaan 1. Agus N. Cahyo, 2014, Panduan Lengkap Menyusun Proposal Segala Macam Usaha, Buku Kita.com, Jakarta 2. Daryanto, 2013, Membuat Proposal Bisnis, GavaMedia online bookstore, Yogyakarta 3. Rameli Agam, 2012, Menulis Proposal, Panduan Lengkap Membuat Proposal Penelitian, Kerja Sama, Bisnis, Proyek, dan Event, Bandung Seite 36

44 Tampi Asih Terima Kasih Vielen Dank Thank You Implemented by: Page 37

45 Tim Pariwisata Inisiatif Pariwisata Berkelanjutan: Berkelanjutan: Jakarta: h Mataram: Advisor

46 Diterbitkan oleh Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Wisma Bakrie 2, 5 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav B2 Jakarta Indonesia T F E jakarta@sregip.or.id I

Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Pembukuan Sederhana

Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Pembukuan Sederhana Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Pembukuan Sederhana SREGIP Apa itu SREGIP? The Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme,

Lebih terperinci

Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Business Plan

Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Business Plan Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Business Plan SREGIP Apa itu SREGIP? The Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme, atau

Lebih terperinci

Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Menulis Bahan Promosi dan Pemasaran Pariwisata

Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Menulis Bahan Promosi dan Pemasaran Pariwisata Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Menulis Bahan Promosi dan Pemasaran Pariwisata SREGIP Apa itu SREGIP? The Sustainable Regional Economic Growth and Investment

Lebih terperinci

Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Perencanaan dan Operasional Paket Wisata Desa Wisata Hijau (DWH)

Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Perencanaan dan Operasional Paket Wisata Desa Wisata Hijau (DWH) Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Perencanaan dan Operasional Paket Wisata Desa Wisata Hijau (DWH) SREGIP Apa itu SREGIP? The Sustainable Regional Economic

Lebih terperinci

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Disampaikan Oleh: Depu0 Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dalam Acara Seminar Penutupan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PROGRAM SREGIP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KONTRIBUSI PROGRAM SREGIP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KONTRIBUSI PROGRAM SREGIP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT! bappeda.ntbprov.go.id Kemajuan Nyata,Tantangan Baru 38 36 36 36 37 36 33 31 Gini

Lebih terperinci

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan ABSTRAK Upaya Swisscontact yang dilakukan di dalam negeri, bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat lokal melalui pengembangan infrastruktur, pemberdayaan sumber daya manusia, dan mensosialisasikan

Lebih terperinci

Proposal Bisnis untuk Investor

Proposal Bisnis untuk Investor Proposal Bisnis untuk Investor Modul ke: 06 Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Proposal Bisnis untuk Investor Langkah yang perlu

Lebih terperinci

Request for Proposal (RFP)

Request for Proposal (RFP) Request for Proposal (RFP) Request for proposal (RFP) untuk Pengelolaan Program oleh Lembaga Payung di Setiap Daerah Lokasi GEF SGP Phase-VI I. Latar Belakang GEF SGP Indonesia telah memasuki Fase Operasional

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan BAB V KESIMPULAN Mencermati perkembangan global dengan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan arus perjalanan manusia yang

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil evaluasi pengelolaan Menara Pakaya menunjukkan bahwa pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai dengan indikator pariwisata

Lebih terperinci

Contoh Proposal Kegiatan (Sistematika Penyusunan Proposal)

Contoh Proposal Kegiatan (Sistematika Penyusunan Proposal) Contoh Proposal Kegiatan (Sistematika Penyusunan Proposal) Contoh Proposal Kegiatan - Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. Oleh : Dr. M. Liga Suryadana

PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. Oleh : Dr. M. Liga Suryadana PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN Oleh : Dr. M. Liga Suryadana Tujuan Dari Materi ini : Mengetahui prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam strategi pemasaran produk wisata

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN MEKANISME KERJA FORUM KEPARIWISATAAN

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat. Pembiakan dan Manajemen Sapi di Indonesia.

Australia Awards Indonesia. Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat. Pembiakan dan Manajemen Sapi di Indonesia. Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pembiakan dan Manajemen Sapi di Page 2 Pengantar Program kemitraan -Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector diumumkan oleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN TATA LAKSANA PERSURATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN TATA LAKSANA PERSURATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN TATA LAKSANA PERSURATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN Menulis Surat Dinas (Surat Resmi) Pengertian Surat dinas adalah surat resmi yang ditulis/dikirim oleh sebuah instansi/kantor/organisasi

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW)

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2017 Bagi individu atau kelompok yang usulan rencananya lolos ke seleksi tahap II, maka wajib mengajukan

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pekerja formal dapat digolongkan berdasarkan penduduk yang berusaha dengan dibantu buruh tetap dan juga karyawan atau buruh, tidak termasuk dalam kategori tersebut

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian. Kesimpulan tersebut dikompilasi berdasarkan

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat. Pertanian: Produktivitas, Jejaring (Network) dan Globalisasi untuk Pertanian Lahan Kering

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat. Pertanian: Produktivitas, Jejaring (Network) dan Globalisasi untuk Pertanian Lahan Kering Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pertanian: Produktivitas, Jejaring (Network) dan Globalisasi untuk Pertanian Lahan Kering Page 1 Maksud dan Tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI

PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI Atri Dewi Azis dan Arafiq Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram Korespondensi: atridewi75@gmail.com

Lebih terperinci

Rencana Usaha/ Business Plan. Cara Membuat Rencana Usaha/ Business Plan

Rencana Usaha/ Business Plan. Cara Membuat Rencana Usaha/ Business Plan Rencana Usaha/ Business Plan Cara Membuat Rencana Usaha/ Business Plan Apa itu Business Plan (BP)? Deskripsi masa depan bisnis, menjelaskan visi-misi, apa dan bagaimana (5W+1H) rencana bisnis, dengan kondisi,

Lebih terperinci

Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia

Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia RI N G K ASA N KEG IATA N AGUSTUS SEPTEMBER 2016, JAKARTA TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat

Lebih terperinci

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N TRANS LUXURY HOTEL, BANDUNG, 2 3 MEI 2017 ALILA HOTEL, SOLO, 8 9 MEI, 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini disebabkan karena pariwisata dapat meningkatkan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 Tema: Perumahan dan Permukiman Indonesia: Masa Lalu, Kini dan Ke Depan I. LATAR BELAKANG Sarasehan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan jaman menuju arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta 32 BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

LOMBA GREEN HOSPITAL Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional KE-52 Kementerian Kesehatan RI. 2016

LOMBA GREEN HOSPITAL Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional KE-52 Kementerian Kesehatan RI. 2016 LOMBA GREEN HOSPITAL Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional KE-52 Kementerian Kesehatan RI. 2016 A. PENDAHULUAN Pelayanan rumah sakit sebagai industri jasa merupakan bentuk upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang akan dituangkan dalam visi dan misi Rencana Strategis

Lebih terperinci

BERITA DARI KAMI EDISI JANUARI CISDI Newsletter Januari 2016

BERITA DARI KAMI EDISI JANUARI CISDI Newsletter Januari 2016 EDISI JANUARI 2016 BERITA DARI KAMI Diskusi Publik 3 Tahun Jejak Pencerah Nusantara di 7 Lokasi Sosialisasi SDGs di Fakultas Hubungan Internasional Universitas Parahyangan Telemedicine Roundtable Sosialisasi

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan

BAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Pengembangan desa wisata Karang Tengah dideskripsikan sebagai sebuah kronologi kegiatan pengelolaan yang bertujuan untuk semakin menyempurnakan kualitas maupun kuantitas

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Informasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Informasi Studi Singkat Australia Awards Paket Informasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 2 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi yang memiliki banyak potensi wisata. Kepariwisataan di Nusa Tenggara Timur sudah ditetapkan sebagai destinasi

Lebih terperinci

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan European Union Potensi rotan ramah lingkungan Manfaat rotan ramah lingkungan Solo, (Provinsi Jawa Tengah) Surabaya (Provinsi Jawa Timur) SNV menyadari besarnya kebutuhan akan produk rotan Indonesia yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI

Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI 2 Hibah Kemitraan Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI: Kemitraan

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. Oleh : M. Liga Suryadana

PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. Oleh : M. Liga Suryadana PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN Oleh : M. Liga Suryadana KLASIFIKASI WISATA Wisata alam (nature tourism), merupakan aktifitas wisata yang ditujukan pada pemanfaatan terhadap

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang akan dituangkan dalam visi dan misi Rencana Strategis Tahun 2013-2018, dibangun berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N MAKASSAR, 14 15 MARET 2017 TAKENGON, 21 22 MARET 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada Sebagai bagian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang : a. bahwa kondisi wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi bagian penting dari sistem perekonomian Nasional yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan lapangan usaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

SISTEMATIKA LAPORAN PENUGASAN TENAGA AHLI INDONESIA KE LUAR NEGERI PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN

SISTEMATIKA LAPORAN PENUGASAN TENAGA AHLI INDONESIA KE LUAR NEGERI PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN SISTEMATIKA LAPORAN PENUGASAN TENAGA AHLI INDONESIA KE LUAR NEGERI PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN - 2 - Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian adalah kunci penting di dalam kehidupan manusia sejak zaman

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian adalah kunci penting di dalam kehidupan manusia sejak zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perekonomian adalah kunci penting di dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Hal ini terbukti dengan adanya sistem barter sebelum peradaban modern yang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2017-2027 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK 1. Latar Belakang Tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap beberapa isu dan kecenderungan global seperti: Pelestarian alam dan lingkungan Perlindungan terhadap hak

Lebih terperinci

SISTEMATIKA LAPORAN PROGRAM PELATIHAN INTERNASIONAL PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN

SISTEMATIKA LAPORAN PROGRAM PELATIHAN INTERNASIONAL PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN SISTEMATIKA LAPORAN PROGRAM PELATIHAN INTERNASIONAL PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN - 2 - Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 80

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Komunikasi pemasaran destinasi wisata Kepulauan Seribu yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta masih berada tahap awal. Pada tahap awal

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Promosi Promosi merupakan kegiatan Marketing Mix yang terakhir. Dalam kegiatan ini setiap perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax

Lebih terperinci

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN 2015 Jakarta, 30 OKTOBER 2015 BUTIR-BUTIR

Lebih terperinci

kepada budi adi luhur masyarakat Bali sendiri. Penetapan pariwisata budaya yang

kepada budi adi luhur masyarakat Bali sendiri. Penetapan pariwisata budaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai Daerah Tujuan Wisata yang sudah dikenal secara luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, telah memberikan dampak positif terhadap perkembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR Oleh : TEMMY FATIMASARI L2D 306 024 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi perkembangan

Lebih terperinci

Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan

Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan Meningkatkan akses terhadap sanitasi Mengubah tantangan menjadi peluang Kondisi sanitasi di kota-kota kecil di Indonesia masih sangat memprihatinkan.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata BAB V PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis yang menghasilkan nilai serta tingkat kesiapan masing-masing komponen wisata kreatif di JKP. Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai

Lebih terperinci

TUJUAN LATAR BELAKANG

TUJUAN LATAR BELAKANG TABLE OF CONTENT Latar Belakang Tujuan Waktu, Tema Kegiatan Rangkaian Kegiatan - Pembukaan Bulan Pesona Lombok Sumbawa - Lombok Sumbawa Night Exhibition - Festival Pesona Mandalika - Parade Nasional Kemerdekaan

Lebih terperinci

Memperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan bagi UKM dengan Topik Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

Memperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan bagi UKM dengan Topik Cara Sukses Mengekspor ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N BANDUNG, 3 APRIL 2017, JAKARTA, 10 APRIL 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan

Lebih terperinci

Pelaksanaan Kegiatan Temu Ilmiah Mahasiswa Nasional yang bertemakan Library

Pelaksanaan Kegiatan Temu Ilmiah Mahasiswa Nasional yang bertemakan Library TEMU ILMIAH MAHASISWA NASIONAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN Sekretariat : Gd. Student Center Lt. 2 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Jatinangor Km. 21 Sumedang, Jawa Barat 45363

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan pada umumnya diarahkan sebagai sektor potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian

Lebih terperinci

PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia

Lebih terperinci

Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan

Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan 1. LATAR BELAKANG Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas, bekerja sama dengan Pulse Lab Jakarta, Knowledge Sector Initiative, dan

Lebih terperinci

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali adalah salah satu daerah tujuan wisata terbaik yang ada di Indonesia bahkan dunia. Keindahan alam yang sangat beraneka ragam, mulai dari laut serta karangnya sampai

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KAMPUNG WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, berlibur merupakan salah satu keinginan banyak orang, atau bahkan ada yang menganggap sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal ini dapat dikarenakan

Lebih terperinci

Proposal. Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Produk Daur Ulang

Proposal. Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Produk Daur Ulang Proposal Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Produk Daur Ulang LATAR BELAKANG Putera Sampoerna Foundation (PSF) adalah Institusi Bisnis Sosial pertama di Indonesia yang memiliki visi untuk mencetak calon-calon

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 1 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA

LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 1 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 1 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN Kawasan Habitat Orangutan Hutan Melalui Pengembangan Kawasan

Lebih terperinci

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata JOKO PRAYITNO Kementerian Pariwisata " Tren Internasional menunjukkan bahwa desa wisata menjadi konsep yang semakin luas dan bahwa kebutuhan dan harapan dari permintaan domestik dan internasional menjadi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana BAB V RENCANA BISNIS 5.1. Waktu dan Kegiatan Kegiatan implementasi untuk rencana bisnis ini dibuat dalam kurun waktu terlampir pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

Lebih terperinci

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen RI N G K ASA N KEG IATA N 6 8 MARET, 2017, BENER MERIAH (KABUPATEN GAYO, ACEH 13 16 MARET, 2017, TORAJA UTARA, SULAWESI SELATAN TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat

Lebih terperinci

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak KODE UNIT : O.842340.006.01 JUDUL UNIT : MemastikanPendanaan PenanggulanganBencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untukmengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut. a. Strategi penguatan kelembagaan dalam

Lebih terperinci

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018 BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi merupakan cara pandang jauh ke depan mengenai gambaran keberhasilan yang ingin dicapai pada kurun waktu tertentu. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata mempersiapkan 10 destinasi wisata unggulan yang akan menjadi prioritas kunjungan wisatawan di tahun 2016, dan Flores

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Dokumen perencanaan tahunan daerah yang digunakan sebagai acuan perencanaan pembangunan dan penyusunan anggaran Tahun 2014, adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data yang dihimpun dari Miniwatts Marketing Group (2014),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data yang dihimpun dari Miniwatts Marketing Group (2014), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data yang dihimpun dari Miniwatts Marketing Group (2014), pada tahun 2012 diketahui pengguna internet di dunia mencapai 2.405.519.376 orang yang terdiri

Lebih terperinci