Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Proposal
|
|
- Ida Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Proposal
2 SREGIP Apa itu SREGIP? The Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme, atau SREGIP adalah program kerjasama pemerintah Indonesia dan Jerman di bawah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS) dan Deutsche Gesellschaft fr Interationale Zusammenarbeit (GIZ) atas nama Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Federal Jerman. SREGIP dimulai pada tahun 2015 dengan jangka waktu dua setengah tahun. Bidang utama kegiatannya
3 adalah pengembangan sektor swasta. SREGIP adalah program lanjutan GIZ RED, Regional Economic Development ( ). Kami bekerja pada dua sektor ekonomi di dua wilayah: Di Kalimantan Barat kami mendukung petani kecil di sektor pertanian. Fokus kami di sini adalah komoditas karet dan lada, termasuk di antara empat tanaman yang paling sering tumbuh di wilayah tersebut. Di Nusa Tenggara Barat kami bekerja di sektor pariwisata dengan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Fokus utama kami di pulau Lombok, tetangga sebelah timur dari pusat wisata Indonesia, Bali. Di kedua daerah dan sektor tersebut kami menjalin kemitraan dengan para pelaku di sektor publik dan swasta untuk meningkatkan daya saing petani kecil dan pelaku UKM dengan cara menghubungkan mereka dengan rantai pasokan nasional dan internasional dan menciptakan lingkungan politik yang menguntungkan bagi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
4 Inisiatif Pariwisata Berkelanjutan Di Nusa Tenggara Barat (NTB) SREGIP bekerjasama dengan produsen kecil dan pelaku Usaha Kecil dan Menengah di sektor pariwisata. Kami berfokus hanya di wilayah pulau Lombok; terletak sebelah timur destinasi wisata utama di Indonesia, Bali. Kami mendukung pengembangan Lombok menuju destinasi wisata berbasis budaya yang kompetitif dan menerapkan azas pariwisata berkelanjutan. Dalam jangka panjang Lombok dapat menjadi contoh praktik yang baik bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan di seluruh Indonesia. Rencana Induk Pariwisata Berkelanjutan Lombok Menetapkan Standar untuk Masa Depan Lombok yang Berkelanjutan Bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pariwisata Provinsi NTB; SREGIP menyusun Rencana Induk Pariwisata Berkelanjutan untuk Lombok. Selama proses penyusunan dokumen ini, telah dilakukan tukar pendapat dengan melibatkan semua pemangku kepentingan terkait seperti masyarakat setempat, pelaku industri pariwisata dan pemerintah; untuk memastikan bahwa kepentingan semua pihak turut menjadi bahan pemikiran. Agar para pemangku kepentingan dapat mendiskusikan kepentingan bersama dalam mengimplementasikan Rencana Induk tersebut, SREGIP mendorong pembentukan Tourism Stakeholder Platform berupa pertemuan rutin dari perwakilan semua kelompok yang berkepentingan.
5 Desa Wisata Hijau Merancang Produk Pariwisata Hijau yang menyenangkan Pengunjung, Operator WIsata dan masyarakat lokal SREGIP bermitra dengan berbagai pihak, antara lain operator wisata terkenal di tingkat nasional, Kementerian Pariwisata, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Desa, Pembangungan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Bersama-sama kami mengembangkan paket wisata yang mampu memenuhi kebutuhan wisatawan akan produk ekowisata yang juga menghormati kepentingan masyarakat setempat. Program ini disebut Desa Wisata Hijau; mengubah desa desa menjadi destinasi wisata menarik tanpa menghilangkan otentitasnya. Prioritas program ini adalah untuk melestarikan integritas dan keaslian desa serta menghargai kedamaian dan ketenangan ketenangan masyarakat desa, tetapi juga menawarkan kenyamanan bagi wisatawan yang datang berkunjung. Kegiatan yang diimplementasikan termasuk instalasi sanitasi dasar dan ekspansi sarana prasara agar dapat memberikan akses yang aman ke desa tersebut.
6 Standar Nasional Destinasi Pariwisata yang Berkelanjutan Lombok sebagai teladan bagi Pariwisata Indonesia Kementerian Pariwisata merupakan salah satu mitra publik utama dari SREGIP. Bagi Kementerian Pariwisata, aktivitas kami merupakan hal yang penting karena Lombok telah menjadi panutan dalam penyusunan Standar Nasional untuk Pariwisata Berkelanjutan. SREGIP memberikan pertimbangan kepada Kementerian Pariwisata dalam menyusun standar yang telah difinalisasikan pada tahun Standar tersebut mengacu pada standar Global Sustainable Tourism Council (GSTC) untuk destinasi. Selanjutnya stadar tersebut telah diakui secara internasional dan dapat disandingkan dengan destinasi wisata lainnya di dunia.
7 Pelatihan dan Pendidikan Mengembangkan Kapasitas dan Meningkatkan Kesadaran untuk Lombok yang Inklusif dan Hijau Lombok memiliki potensi besar untuk menjadi tujuan pariwisata yang inklusif dan hijau. Untuk memastikan bahwa kegiatan pariwisata yang dikembangkan sesuai dengan isu keberlanjutan; SREGIP dan mitra kerja melaksanakan pelatihan dan pendidikan untuk mengajarkan pelaku bisnis pariwisata di Lombok (seperti jaringan hotel) bagaimana membuat bisnis mereka lebih inklusif dan berlanjut. Kami memfasilitasi sistem yang memungkinkan pelaku Usaha Kecil dan Menengah menjadi lebih kompetitif terhadap pelaku bisnis pariwisata yang sudah mapan. Kami juga menawarkan pelatihan dan layanan konsultasi usaha seperti pemasaran, promosi dan manajemen usaha.
8 Pelatihan Penyusunan Proposal Dalam Rangka Peningkatan Kapasitas Manajemen Pelaku Usaha dan Pengelola Desa Wisata Hijau Bilebante, Sesaot & Sembalun, Januari 2017 Seite 1
9 Sinopsis Proposal merupakan salah satu dokumen penting baik bagi individu maupun organisasi yang dapat dijadikan acuan dalam menjalankan aktivitasnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Selain bermanfaat untuk dirinya (internal) proposal juga akan sangat bermanfaat bagi pihak lain (eksternal) yang telah maupun akan memiliki keterkaitan dengan individu atau organisasi pemilik proposal. Sayangnya, seringkali proposal yang disusun tidak mengikuti kaidah-kaidah proposal yang baik, yakni yang mampu memberikan informasi lengkap kepada pembaca, praktis, dan efesien, serta tidak membosankan. Untuk itu, pelatihan penyusunan proposal ini dapat dijadikan salah satu solusi dalam memberikan bimbingan kepada yang berminat dalam menyusun proposal yang memenuhi kriteria baik tersebut. Dari banyak jenis proposal yang ada, pelatihan ini diarahkan untuk penyusunan proposal kegiatan dan proposal usaha. Seite 2
10 Tujuan dan Manfaat Kegiatan 1. Tujuan pelatihan untuk memberikan bekal wawasan, pengetahuan, dan praktik kepada peserta menyangkut penyusunan proposal yang baik, sehingga mereka dapat membuat sendiri proposal yang mereka inginkan. 2. Manfaat kegiatan pelatihan adalah peserta dapat menghemat biaya dan waktu untuk mewujudkan sebuah proposal yang sesuai dengan keinginan mereka. Seite 3
11 Sasaran Kegiatan Yang menjadi sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah: Pengurus DWH pada masing masing lokasi UKM atau pelaku usaha pariwisata pada masing-masing lokasi DWH Seite 4
12 Materi Pelatihan Materi pelatihan ini menyangkut pengenalan, arti pentingnya proposal serta hal-hal yang perlu masuk dalam proposal. Secara rinci materi pelatihan meliputi: Pengertian proposal; Persyaratan penyusunan proposal; Tujuan membuat proposal; Jenis proposal yang biasa dibuat dan dipergunakan; Pertimbangan dalam menulis proposal; Sistematika penulisan proposal yang baku. Seite 5
13 Tahap Kegiatan Pelatihan penyusunan proposal ini dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan yaitu: Rekrutmen calon peserta Pengukuran pengetahuan dasar peserta menyangkut penyusunan proposal Penyampaian materi di kelas Pendampingan di tempat kerja peserta Evaluasi Seite 6
14 Pendekatan Rekrutmen calon peserta dilakukan melalui Pengurus DWH pada masing-masing kawasan (Sesaot, Bilebante, dan Sembalun); Pengukuran pengetahuan dasar peserta dilakukan melalui pre-test dengan menggunakan daftar pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan dasar yang dimiliki peserta tentang penyusunan proposal; Penyampaian materi dengan menggunakan metode ceramah yang dirangkaikan dengan diskusi dan kerja kelompok. Pertemuan di kelas diselesaikan dalam waktu 4 (empat) jam pelajaran; Pendampingan dilakukan dengan jalan membimbing peserta dalam penyusunan proposal secara baik secara personal maupun kelompok dengan tujuan mencapai efektivitas pembelajaran. Kegiatan pendampingan dilakukan setiap minggu selama 3 (tiga) bulan; Evaluasi dengan memberikan post-test dengan pertanyaan yang sama dengan pre-test ditambah dengan informasi lain yang berkaitan dengan kemampuan atau keterampilan peserta dalam menyusun proposal dengan melihat perkembangan kemampuan peserta dari waktu ke waktu (selama pendampingan). Seite 7
15 Pelatihan Penyusunan Proposal Desa Wisata Hijau Bilebante Seite 8
16 Pengertian Proposal adalah suatu tulisan yang mempunyai tujuan untuk menguraikan atau menjelasan suatu maksud pada si pembaca atau pihak lain (individu, pemerintah, atau perusahaan) hingga mereka memperoleh pemahaman tentang tujuan tersebut lebih mendetail. Seite 9
17 Persyaratan Proposal 1. Mempunyai struktur serta logika yang jelas; 2. Hasil kegiatan itu terstruktur; 3. Rumuskanlah jenis kegiatan dengan cara jelas, inovatif, terinci, serta benar-benar bisa dilaksanakan atau ditangani; 4. Hubungan kegiatan dengan dana yang dibutuhkan rasional serta tak mengada-ada. Seite 10
18 Manfaat Proposal 1. Sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan, sehingga arah dan tujuan yang diinginkan mempunyai jalur yang jelas dan pasti; 2. Sebagai alat untuk meyakinkan penyandang dana, sehingga mereka dapat memberikan bantuan sebagaimana yang ditujukan dalam proposal; 3. Untuk mencari dan mendapatkan dukungan dana dari pihak-pihak lain terkait; 4. Memudahkan pelaksanaan kegiatan dan sebagai acuan atau landasan operasional kegiatan; 5. Dapat digunakan sebagai Term of reference bagi pihak-pihak terkait. Seite 11
19 Jenis Proposal Proposal bisnis (contoh: proposal pendirian usaha); Proposal proyek (contoh: proposal pengajuan dana kepada lembaga donor); Proposal kegiatan (contoh: proposal lomba, seminar); Proposal penelitian (contoh: proposal skripsi). Seite 12
20 Implemented by Pelatihan Penyusunan Proposal Desa Wisata Hijau Sesaot Seite 13
21 Sistematika Proposal 1. Halaman Judul; 2. Latar Belakang; 3. Tujuan Kegiatan; 4. Nama serta Tema Kegiatan; 5. Bentuk Kegiatan; 6. Peserta; 7. Penyelenggara; 8. Jadwal serta Tempat Kegiatan; 9. Susunan Acara; 10. Susunan Panitia; 11. Rencana Anggaran; 12. Penutup; 13. Penawaran Kerjasama (sponsorship). Seite 14
22 Sistematika Proposal Judul Berisi nama / judul kegiatan / proyek, tempat serta saat penyelenggaraan kegiatan, serta penyelenggara yang berinisiatif merencanakan kegiatan yaitu: Nama lembaga; Alamat; dan; Nomor telepon. Seite 15
23 Sistematika Proposal Latar Belakang Berisi argumen Mengapa kegiatan itu direncanakan. Latar belakang umumnya diisi 3 bagian yaitu: Bagian pendahuluan, Bagian isi serta; Bagian penutup yang pola kalimatnya dari kalimat atau tujuan umum ke kalimat atau tujuan khusus. Seite 16
24 Sistematika Proposal Tujuan Kegiatan Berisi argumen Untuk apa kegiatan itu direncanakan. Tujuan bisa terbagi dalam minimum 1 tujuan atau lebih yang berurutan dari tujuan yang paling penting sampai tujuan yang kurang penting. Seite 17
25 Sistematika Proposal Nama & Tema Kegiatan Berisi nama atau judul kegiatan serta tema yang diangkat dalam kegiatan, contoh: Nama kegiatan: Lomba Lingkungan Sehat Tingkat Kecamatan Sembalun 2017 Tema kegiatan: Lingkungan Bersih, Orang-orang Sehat Seite 18
26 Sistematika Proposal Bentuk Kegiatan Berisi perihal format atau bentuk kegiatan. Contoh: dengan tema Lingkungan Bersih, Orangorang Sehat, bentuk kegiatannya: Lomba Lingkungan Sehat; Lomba Menjadikan Taman Toga; Penyuluhan Kesehatan Lingkungan; Penyemprotan Nyamuk Demam Berdarah; Dan lain-lain. Seite 19
27 Sistematika Proposal Peserta Berisi info perihal Calon peserta yang bakal turut dalam kegiatan. Peserta harus sesuai dengan segmen atau jenis kegiatan yang direncanakan. Seite 20
28 Sistematika Proposal Penyelenggara Berisi info pihak sebagai penyelenggara kegiatan. Umumnya penyelenggara ini yaitu satu grup organisasi atau himpunan yang akan melakukan kegiatan dengan alasan tertentu. Di bagian penyelenggara ini butuh juga dipertunjukkan nama serta nomor kontak atau sekretariat yang bisa dihubungi. Seite 21
29 Sistematika Proposal Jadwal & Tempat Kegiatan Berisi info Kapan & Dimana kegiatan akan dikerjakan dilaksanakan. Seite 22
30 Sistematika Proposal Susunan Acara Berisi uraian susunan acara atau proses kegiatan dari awal hingga usai. Susunan acara dapat dibuat dalam bentuk tabel dengan format kolom tabel disesuaikan dengan kebutuhan seperti: (No, Saat, Acara, Pelaksana, dan lain-lain). Pada suatu kegiatan yang memakai pembicara, saat sebelum penyusunan perlu dilakukan konfirmasi untuk menyesuaikan waktu dan durasi setiap sesi perbincangan. Seite 23
31 Sistematika Proposal Susunan Panitia Berisi susunan kepanitiaan yang sudah terbentuk. Susunan panitia ini dipertunjukkan supaya pihak yang membaca bisa mempunyai data yang jelas dengan siapa pihaknya bakal bekerja bersama. Seite 24
32 Sistematika Proposal Rencana Anggaran Berisi perincian pemasukan, pengeluaran, serta keperluan dana yang masih diperlukan. Rencana anggaran disusun dengan cara simpel namun tetap memakai prinsip penyusunan keuangan. Sustainable Regional Economic Growth and Investment Program Seite 25
33 Sistematika Proposal Penutup Berisi kalimat yang menyatakan harapan supaya banyak pihak bisa tertarik untuk mensupport kegiatan. Penutup di-tandatangani oleh Ketua Pelaksana atau Ketua Panitia serta mengetahui Penanggung jawab kegiatan. Seite 26
34 Sistematika Proposal Sponsorship Berisi tentang bentuk-bentuk penawaran hubungan kerja pada pihak sponsor. Dalam suatu kegiatan, kepanitiaan terkadang membutuhkan dukungan berbentuk dana. Jumlah dana yang diperlukan sebaiknya sebanding dengan Apa yang bisa ditawarkan atau dijual panitia kepada pihak sponsor. Biasanya pihak sponsor tertarik berpatisipasi dalam aktivitas bila: Aktivitas diikuti atau dihadiri oleh banyak orang; Ada peluang untuk display atau menjual produk; Keringanan administrasi serta birokrasi; Keselarasan Apa yang dapat panitia tawarkan atau jual dengan Apa yang diharapkan atau diperoleh pihak sponsor. Seite 27
35 Sistematika Proposal Sponsorship Berisi tentang bentuk-bentuk penawaran hubungan kerja pada pihak sponsor. Dalam suatu kegiatan, kepanitiaan terkadang membutuhkan dukungan berbentuk dana. Jumlah dana yang diperlukan sebaiknya sebanding dengan Apa yang bisa ditawarkan atau dijual panitia kepada pihak sponsor. Biasanya pihak sponsor tertarik berpatisipasi dalam aktivitas bila: Aktivitas diikuti atau dihadiri oleh banyak orang; Ada peluang untuk display atau menjual produk; Keringanan administrasi serta birokrasi; Keselarasan Apa yang dapat panitia tawarkan atau jual dengan Apa yang diharapkan atau diperoleh pihak sponsor. Seite 28
36 Pelatihan Penyusunan Proposal Desa Wisata Hijau Sembalun Seite 29
37 Fungsi Proposal Bisnis Selain sebagai representasi dari pengetahuan dan penguasaan bidang bisnis yang akan dijalankan, proposal bisnis juga berfungsi sebagai: 1. Wujud perkiraan prospek usaha; 2. Tolok ukur dan panduan pelaksanaan kegiatan. Seite 30
38 Keuntungan Menyusun Proposal Bisnis 1. Memberikan gambaran kepada pihak lain tentang profil usaha; 2. Mengundang orang-orang yang potensial untuk bergabung dan bekerja sama; 3. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan usaha; 4. Mengatur pembentukan kerja sama yang saling menguntungkan dengan perusahaan lain, serta mendapatkan relasi usaha yang lebih luas; 5. Membantu pengusaha memahami persaingan dalam faktor ekonomi dan analisis keuangan yang masuk dalam subyek proposal, sehingga mendekati asumsi secara cermat tentang tingkat keberhasilan yang akan dicapai; 6. Dapat memperoleh pinjaman maupun penyertaan modal dari investor, bank, dan pihak potensial lainnya; 7. Memperjelas sumber-sumber dana usaha. Seite 31
39 Persiapan Dalam Menyusun Proposal Bisnis 1. Mengumpulkan informasi; 2. Menentukan rencana program, sebaiknya mengandung unsur SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reasonable, Time limited); 3. Pemilihan bahasa yang tepat; 4. Memahami format proposal (layout, cover, sistematika, dll); 5. Memperkirakan budget. Seite 32
40 Tips Menyusun Proposal Bisnis 1. Bahasa singkat, jelas, padat; 2. Argumen yang meyakinkan; 3. Menunjukkan kepribadian anda; 4. Menggunakan gambar atau ilustrasi yang cerdas; 5. Jangan berlebihan; 6. Menghindari Bahasa yang tendensius; 7. Selalu mengingat peran serta pembaca; Seite 33
41 Sistematika Proposal Bisnis 1 1. Cover proposal; 2. Ringkasan eksekutif berisi: Menyusun pembuka dengan kalimat menarik; Menyebutkan kelebihan / kekuatan ; Hubungan dengan pembaca; Menceritakan kemitraan yang unik; Mencantumkan daya tarik usaha anda; Menambahkan pencapaian yang sudah berhasil; Menambahkan laporan keuangan; Memilih ragam Bahasa yang sesuai; Panjang yang proporsional; Menguji kelayakan; 3. Gambaran umum perusahaan; 4. Analisis Produk; 5. Ringkasan Analisis Pasar Segmentasi pasar Analisis usaha Seite 34
42 Sistematika Proposal Bisnis 2 6. Ringkasan Strategi dan Implementasi berisi: Strategi produk; Strategi harga; Strategi distribusi; Strategi promosi. 7. Ringkasan Manajemen berisi: Struktur organisasi; Tim manajemen; Perencanaan Sumber Daya Manusia. 8. Perencanaan Keuangan berisi: Asumsi Keuangan; Indikator keuangan; Analisis BEP (Break Event Point); Proyeksi laba rugi; Proyeksi arus kas; Proyeksi neraca; Rasio bisnis. 9. Penutup. Seite 35
43 Bahan Bacaan 1. Agus N. Cahyo, 2014, Panduan Lengkap Menyusun Proposal Segala Macam Usaha, Buku Kita.com, Jakarta 2. Daryanto, 2013, Membuat Proposal Bisnis, GavaMedia online bookstore, Yogyakarta 3. Rameli Agam, 2012, Menulis Proposal, Panduan Lengkap Membuat Proposal Penelitian, Kerja Sama, Bisnis, Proyek, dan Event, Bandung Seite 36
44 Tampi Asih Terima Kasih Vielen Dank Thank You Implemented by: Page 37
45 Tim Pariwisata Inisiatif Pariwisata Berkelanjutan: Berkelanjutan: Jakarta: h Mataram: Advisor
46 Diterbitkan oleh Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Wisma Bakrie 2, 5 th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav B2 Jakarta Indonesia T F E jakarta@sregip.or.id I
Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Pembukuan Sederhana
Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Pembukuan Sederhana SREGIP Apa itu SREGIP? The Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme,
Lebih terperinciSustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Business Plan
Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Business Plan SREGIP Apa itu SREGIP? The Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme, atau
Lebih terperinciSustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Menulis Bahan Promosi dan Pemasaran Pariwisata
Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Menulis Bahan Promosi dan Pemasaran Pariwisata SREGIP Apa itu SREGIP? The Sustainable Regional Economic Growth and Investment
Lebih terperinciSustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Perencanaan dan Operasional Paket Wisata Desa Wisata Hijau (DWH)
Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Perencanaan dan Operasional Paket Wisata Desa Wisata Hijau (DWH) SREGIP Apa itu SREGIP? The Sustainable Regional Economic
Lebih terperinciDUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Disampaikan Oleh: Depu0 Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dalam Acara Seminar Penutupan
Lebih terperinciKONTRIBUSI PROGRAM SREGIP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
KONTRIBUSI PROGRAM SREGIP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT! bappeda.ntbprov.go.id Kemajuan Nyata,Tantangan Baru 38 36 36 36 37 36 33 31 Gini
Lebih terperinciRESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan
ABSTRAK Upaya Swisscontact yang dilakukan di dalam negeri, bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat lokal melalui pengembangan infrastruktur, pemberdayaan sumber daya manusia, dan mensosialisasikan
Lebih terperinciProposal Bisnis untuk Investor
Proposal Bisnis untuk Investor Modul ke: 06 Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Proposal Bisnis untuk Investor Langkah yang perlu
Lebih terperinciRequest for Proposal (RFP)
Request for Proposal (RFP) Request for proposal (RFP) untuk Pengelolaan Program oleh Lembaga Payung di Setiap Daerah Lokasi GEF SGP Phase-VI I. Latar Belakang GEF SGP Indonesia telah memasuki Fase Operasional
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan
BAB V KESIMPULAN Mencermati perkembangan global dengan kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan arus perjalanan manusia yang
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN
BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil evaluasi pengelolaan Menara Pakaya menunjukkan bahwa pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai dengan indikator pariwisata
Lebih terperinciContoh Proposal Kegiatan (Sistematika Penyusunan Proposal)
Contoh Proposal Kegiatan (Sistematika Penyusunan Proposal) Contoh Proposal Kegiatan - Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. Oleh : Dr. M. Liga Suryadana
PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN Oleh : Dr. M. Liga Suryadana Tujuan Dari Materi ini : Mengetahui prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam strategi pemasaran produk wisata
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN MEKANISME KERJA FORUM KEPARIWISATAAN
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia. Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat. Pembiakan dan Manajemen Sapi di Indonesia.
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pembiakan dan Manajemen Sapi di Page 2 Pengantar Program kemitraan -Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector diumumkan oleh
Lebih terperinciUNIVERSITAS BORNEO TARAKAN TATA LAKSANA PERSURATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN TATA LAKSANA PERSURATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN Menulis Surat Dinas (Surat Resmi) Pengertian Surat dinas adalah surat resmi yang ditulis/dikirim oleh sebuah instansi/kantor/organisasi
Lebih terperinciDisampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014
Lebih terperinciPANDUAN PENULISAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW)
PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2017 Bagi individu atau kelompok yang usulan rencananya lolos ke seleksi tahap II, maka wajib mengajukan
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah
Lebih terperinciMODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific
MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pekerja formal dapat digolongkan berdasarkan penduduk yang berusaha dengan dibantu buruh tetap dan juga karyawan atau buruh, tidak termasuk dalam kategori tersebut
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal yang merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian. Kesimpulan tersebut dikompilasi berdasarkan
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat. Pertanian: Produktivitas, Jejaring (Network) dan Globalisasi untuk Pertanian Lahan Kering
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pertanian: Produktivitas, Jejaring (Network) dan Globalisasi untuk Pertanian Lahan Kering Page 1 Maksud dan Tujuan Australia Awards Australia Awards adalah
Lebih terperinciPENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI
PENDAMPINGAN PERCAKAPAN BAHASA INGGRIS BAGI PEDAGANG ASONGAN DI KAWASAN WISATA SENGGIGI Atri Dewi Azis dan Arafiq Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram Korespondensi: atridewi75@gmail.com
Lebih terperinciRencana Usaha/ Business Plan. Cara Membuat Rencana Usaha/ Business Plan
Rencana Usaha/ Business Plan Cara Membuat Rencana Usaha/ Business Plan Apa itu Business Plan (BP)? Deskripsi masa depan bisnis, menjelaskan visi-misi, apa dan bagaimana (5W+1H) rencana bisnis, dengan kondisi,
Lebih terperinciProyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia
RI N G K ASA N KEG IATA N AGUSTUS SEPTEMBER 2016, JAKARTA TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat
Lebih terperinciMemperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia melalui Pelatihan (bagi) UKM tentang Cara Sukses Mengekspor ke Kanada
RI N G K ASA N KEG IATA N TRANS LUXURY HOTEL, BANDUNG, 2 3 MEI 2017 ALILA HOTEL, SOLO, 8 9 MEI, 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat Ekspor Pakaian Jadi Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini disebabkan karena pariwisata dapat meningkatkan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009
KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 Tema: Perumahan dan Permukiman Indonesia: Masa Lalu, Kini dan Ke Depan I. LATAR BELAKANG Sarasehan ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan jaman menuju arah yang lebih
Lebih terperinciBAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
32 BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciLOMBA GREEN HOSPITAL Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional KE-52 Kementerian Kesehatan RI. 2016
LOMBA GREEN HOSPITAL Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional KE-52 Kementerian Kesehatan RI. 2016 A. PENDAHULUAN Pelayanan rumah sakit sebagai industri jasa merupakan bentuk upaya pelayanan kesehatan
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang akan dituangkan dalam visi dan misi Rencana Strategis
Lebih terperinciBERITA DARI KAMI EDISI JANUARI CISDI Newsletter Januari 2016
EDISI JANUARI 2016 BERITA DARI KAMI Diskusi Publik 3 Tahun Jejak Pencerah Nusantara di 7 Lokasi Sosialisasi SDGs di Fakultas Hubungan Internasional Universitas Parahyangan Telemedicine Roundtable Sosialisasi
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Pengembangan desa wisata Karang Tengah dideskripsikan sebagai sebuah kronologi kegiatan pengelolaan yang bertujuan untuk semakin menyempurnakan kualitas maupun kuantitas
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia. Paket Informasi Studi Singkat
Australia Awards Paket Informasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 2 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi yang memiliki banyak potensi wisata. Kepariwisataan di Nusa Tenggara Timur sudah ditetapkan sebagai destinasi
Lebih terperinciEuropean Union. Potensi rotan ramah lingkungan
European Union Potensi rotan ramah lingkungan Manfaat rotan ramah lingkungan Solo, (Provinsi Jawa Tengah) Surabaya (Provinsi Jawa Timur) SNV menyadari besarnya kebutuhan akan produk rotan Indonesia yang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciFasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI
Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI Versi 01-1 Juli 2014 Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI 2 Hibah Kemitraan Fasilitas Kemakmuran Hijau KEMITRAAN KAKAO LESTARI: Kemitraan
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. Oleh : M. Liga Suryadana
PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN Oleh : M. Liga Suryadana KLASIFIKASI WISATA Wisata alam (nature tourism), merupakan aktifitas wisata yang ditujukan pada pemanfaatan terhadap
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang akan dituangkan dalam visi dan misi Rencana Strategis Tahun 2013-2018, dibangun berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model
Lebih terperinciPelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada
RI N G K ASA N KEG IATA N MAKASSAR, 14 15 MARET 2017 TAKENGON, 21 22 MARET 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada Sebagai bagian
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang : a. bahwa kondisi wilayah Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi bagian penting dari sistem perekonomian Nasional yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan lapangan usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016
PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciTINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI
TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)
Lebih terperinciSISTEMATIKA LAPORAN PENUGASAN TENAGA AHLI INDONESIA KE LUAR NEGERI PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN
SISTEMATIKA LAPORAN PENUGASAN TENAGA AHLI INDONESIA KE LUAR NEGERI PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN - 2 - Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian adalah kunci penting di dalam kehidupan manusia sejak zaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perekonomian adalah kunci penting di dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Hal ini terbukti dengan adanya sistem barter sebelum peradaban modern yang digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2017-2027 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK
KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK 1. Latar Belakang Tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap beberapa isu dan kecenderungan global seperti: Pelestarian alam dan lingkungan Perlindungan terhadap hak
Lebih terperinciSISTEMATIKA LAPORAN PROGRAM PELATIHAN INTERNASIONAL PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN
SISTEMATIKA LAPORAN PROGRAM PELATIHAN INTERNASIONAL PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN - 2 - Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 80
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Komunikasi pemasaran destinasi wisata Kepulauan Seribu yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta masih berada tahap awal. Pada tahap awal
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Promosi Promosi merupakan kegiatan Marketing Mix yang terakhir. Dalam kegiatan ini setiap perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya
Lebih terperinciPROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH
PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax
Lebih terperinciBUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN 2015 Jakarta, 30 OKTOBER 2015 BUTIR-BUTIR
Lebih terperincikepada budi adi luhur masyarakat Bali sendiri. Penetapan pariwisata budaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai Daerah Tujuan Wisata yang sudah dikenal secara luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, telah memberikan dampak positif terhadap perkembangan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR Oleh : TEMMY FATIMASARI L2D 306 024 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciURAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi perkembangan
Lebih terperinciMembangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan
Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan Meningkatkan akses terhadap sanitasi Mengubah tantangan menjadi peluang Kondisi sanitasi di kota-kota kecil di Indonesia masih sangat memprihatinkan.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata
BAB V PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis yang menghasilkan nilai serta tingkat kesiapan masing-masing komponen wisata kreatif di JKP. Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai
Lebih terperinciTUJUAN LATAR BELAKANG
TABLE OF CONTENT Latar Belakang Tujuan Waktu, Tema Kegiatan Rangkaian Kegiatan - Pembukaan Bulan Pesona Lombok Sumbawa - Lombok Sumbawa Night Exhibition - Festival Pesona Mandalika - Parade Nasional Kemerdekaan
Lebih terperinciMemperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan bagi UKM dengan Topik Cara Sukses Mengekspor ke Kanada
RI N G K ASA N KEG IATA N BANDUNG, 3 APRIL 2017, JAKARTA, 10 APRIL 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan
Lebih terperinciPelaksanaan Kegiatan Temu Ilmiah Mahasiswa Nasional yang bertemakan Library
TEMU ILMIAH MAHASISWA NASIONAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN Sekretariat : Gd. Student Center Lt. 2 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Jatinangor Km. 21 Sumedang, Jawa Barat 45363
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan pada umumnya diarahkan sebagai sektor potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian
Lebih terperinciPANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciTerm of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan
Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan 1. LATAR BELAKANG Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas, bekerja sama dengan Pulse Lab Jakarta, Knowledge Sector Initiative, dan
Lebih terperincidari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali adalah salah satu daerah tujuan wisata terbaik yang ada di Indonesia bahkan dunia. Keindahan alam yang sangat beraneka ragam, mulai dari laut serta karangnya sampai
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KAMPUNG WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, berlibur merupakan salah satu keinginan banyak orang, atau bahkan ada yang menganggap sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal ini dapat dikarenakan
Lebih terperinciProposal. Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Produk Daur Ulang
Proposal Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Produk Daur Ulang LATAR BELAKANG Putera Sampoerna Foundation (PSF) adalah Institusi Bisnis Sosial pertama di Indonesia yang memiliki visi untuk mencetak calon-calon
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 1 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA
LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 1 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN Kawasan Habitat Orangutan Hutan Melalui Pengembangan Kawasan
Lebih terperinciJOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata
JOKO PRAYITNO Kementerian Pariwisata " Tren Internasional menunjukkan bahwa desa wisata menjadi konsep yang semakin luas dan bahwa kebutuhan dan harapan dari permintaan domestik dan internasional menjadi
Lebih terperinciBAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana
BAB V RENCANA BISNIS 5.1. Waktu dan Kegiatan Kegiatan implementasi untuk rencana bisnis ini dibuat dalam kurun waktu terlampir pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana
Lebih terperinciMemperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen
RI N G K ASA N KEG IATA N 6 8 MARET, 2017, BENER MERIAH (KABUPATEN GAYO, ACEH 13 16 MARET, 2017, TORAJA UTARA, SULAWESI SELATAN TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat
Lebih terperinci1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak
KODE UNIT : O.842340.006.01 JUDUL UNIT : MemastikanPendanaan PenanggulanganBencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untukmengidentifikasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut. a. Strategi penguatan kelembagaan dalam
Lebih terperinciSulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi merupakan cara pandang jauh ke depan mengenai gambaran keberhasilan yang ingin dicapai pada kurun waktu tertentu. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Lebih terperinciDRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016
DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata mempersiapkan 10 destinasi wisata unggulan yang akan menjadi prioritas kunjungan wisatawan di tahun 2016, dan Flores
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Dokumen perencanaan tahunan daerah yang digunakan sebagai acuan perencanaan pembangunan dan penyusunan anggaran Tahun 2014, adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data yang dihimpun dari Miniwatts Marketing Group (2014),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data yang dihimpun dari Miniwatts Marketing Group (2014), pada tahun 2012 diketahui pengguna internet di dunia mencapai 2.405.519.376 orang yang terdiri
Lebih terperinci