J. Sains & Teknologi, Agustus 2013, Vol.13 No.2 : ISSN PENGAWETAN TELUR DENGAN PERENDAMAN EKSTRAK DAUN MELINJO (GNETUM GNEMON LINN)
|
|
- Suryadi Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 J. Sains & Teknologi, Agustus 2013, Vol.13 No.2 : ISSN PENGAWETAN TELUR DENGAN PERENDAMAN EKSTRAK DAUN MELINJO (GNETUM GNEMON LINN) With Egg Preservation Immersion Melinjo Leaf Extract (Gnetum Gnemon Linn) Sri Lestari 1, Ratmawati Malaka 2, Syamsuddin Garantjang 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Khairun Ternate 2 Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ( tari.kiss@yahoo.co.id) ABSTRAK Bahan pangan seperti telur ayam ras mempunyai sifat mudah rusak yaitu dalam waktu 14 hari yang disimpan pada suhu ruang akan mengalami penurunan kualitas, bahkan akan segera membusuk. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun melinjo (Gnetum gnemon L.) dan lama perendaman terhadap kualitas dan daya simpan telur. Data dianalisis dengan menggunakan RAL faktorial 3 x 3 dengan masing-masing 3 ulangan, meliputi pemberian kombinasi ekstrak melinjo (10,20 dan 30%), lama perendaman (12, 24 dan 36 jam) serta pengamatan dilakukan pada hari ke (0, 7, 14, 21, 28, 35 dan 42). Hasil penelitian untuk nilai Haugh Unit terbaik sampai pada pengamatan hari ke 42 adalah hanya perlakuan pemberian ekstrak melinjo 30% dengan lama perendaman 36 jam (A 30 B 36 ) yang masih memiliki nilai Haugh Unit ± 0.18% dengan kualitas C. Untuk nilai Indeks Yolk pada pengamatan hari ke 35 hanya perlakuan ekstrak melinjo 30% dan lama perendaman 24 dan 36 jam (A 30 B 24 dan A 30 B 36 ) yang memiliki nilai indeks yolk 0.26 ± 0.01% ± 0.01%. Sedangkan pada pengamatan hari ke 42 sama dengan hari ke 35 dengan nilai indeks yolk 0.24 ± 0.01% ± 0.00%. Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak melinjo dan lama perendaman dapat mempertahankan kualitas dan memperpanjang masa simpan telur ayam ras. Kata Kunci: Telur, Ekstrak Melinjo, Lama Perendaman ABSTRACT Foodstuffs such as eggs have a nature that is easily damaged within 14 days stored at room temperature will decrease the quality, even will soon rot. This study aims to determine the effect of leaf extract melinjo (Gnetum gnemon L.) and soaking time on quality and shelf life of eggs. Data were analyzed by using a 3 x 3 factorial CRD with 3 replicates each, include the provision of a combination of extract melinjo (10.20 and 30%), dipping time (12, 24 and 36 hours) as well as the observations were made on days (0, 7, 14, 21, 28, 35 and 42). The results for the best value to the Haugh unit of observation was only 42 days into treatment melinjo extract 30% with soaking time of 36 hours (A 30 B 36 ) that still has a Haugh unit value of ± 0:18% with quality C. Yolk index values for the observation day 35 only 30% melinjo extract treatment and soaking time 24 and 36 hours (A 30 B 24 and A 30 B 36 ) which has an index value of 0:26 ± 0:01% yolk - 12:28 ± 0.01%. While on the observation day 42 to day 35 the same as the value of 0:24 ± 0:01 yolk index% ± 0.00%. It was concluded that the extract melinjo and soaking time can maintain the quality and extend the shelf life of eggs. Keywords: Egg, Extract Melinjo, Soaking Time 184
2 Telur, Ekstrak Melinjo, Lama Perendaman ISSN PENDAHULUAN Telur merupakan salah satu bahan makanan yang hampir sempurna. Bahan makanan ini mengandung zat gizi lengkap antara lain protein, lemak, vitamin dan mineral. Telur segar yaitu telur yang baru diletakkan oleh induk ayam disarangnya, mempunyai daya simpan yang pendek. Jika dibiarkan dalam udara terbuka (suhu ruang) hanya tahan hari, setelah waktu tersebut telur mengalami perubahan-perubahan ke arah kerusakan seperti terjadinya penguapan kadar air melalui pori kulit telur yang berakibat berkurangnya berat telur, perubahan komposisi kimia dan terjadinya pengenceran isi telur (Syarief et al., 1990). Bahan pangan seperti telur ayam ras mempunyai sifat mudah rusak yaitu dalam waktu 14 hari yang disimpan pada suhu ruang akan mengalami penurunan kualitas, bahkan akan segera membusuk. Untuk mengatasi terjadinya kerusakan maka perlu diadakan pengawetan agar nilai gizinya tetap tinggi, tidak berubah rasa, tidak berbau busuk dan warna isinya tidak pudar. Pengawetan dapat dilakukan dengan cara kering, perendaman, penutupan kulit dengan bahan pengawet dan penyimpanan dalam ruangan pendingin (Hadiwiyoto, 1983). Salah satu cara mempertahankan mutu telur supaya dapat tahan lama adalah dengan cara melakukan perendaman atau pelapisan dengan cairan yaitu dilakukan dengan cara merendam telur segar dalam berbagai larutan seperti air kapur, larutan air garam dan filtrat atau penyamak nabati yang mengandung tanin (Syarief et al., 1990). Tanin dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan hijau di seluruh dunia baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda. Di Indonesia sumber tanin antara lain diperoleh dari jenis bakau-bakauan atau jenis-jenis dari Hutan Tanaman industri seperti akasia (Acacia sp.), ekaliptus (Eucalyptus sp.), pinus (Pinus sp.), daun jambu biji (Psidium guajava) (Carter et al.,1978). Selain tanaman tersebut, melinjo merupakan salah satu tanaman yang mengandung tanin, kandungan kimia melinjo terutama pada biji dan daunnya antara lain mengandung saponin, flavonoida dan tanin (Sintia et al., 2004). Melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakan salah satu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) yang tumbuh di daerah tropis (Masdiana, 2007). Ilmuwan Jepang (Mori et al., 2008) menemukan bahwa melinjo (Gnetum gnemon L.) bukan penyebab penyakit asam urat, melinjo yang asli Indonesia dan sangat populer di negara ini kaya akan komponen polifenol yang disebut resveratrol. Melinjo resveratrol, memiliki aktivitas antibakteri dan antioksidan (Hisada et al., 2005). Melinjo memberikan efek yang baik sebagai pengawet makanan, dari inhibitor rasa dan peningkat rasa (Santoso et al., 2008.). Melinjo membuat langkah penting pada industri makanan yang tidak menggunakan bahan kimia sintetik. Daun melinjo (Gnetum gnemon L.) serta buahnya mengandung tanin, selain tanin daun melinjo juga mengandung saponin, flavonoida (Sintia et al., 2004). Menurut hasil analisa Lestari (belum dipublikasikan) kandungan senyawa tanin daun melinjo adalah 4,55%. Dengan adanya kandungan tanin pada daun melinjo maka mungkin saja daun melinjo dapat digunakan pada pengawetan telur ayam ras. Tanin akan bereaksi dengan protein yang terdapat pada kulit telur yang mempunyai sifat menyerupai kolagen kulit hewan sehingga terjadi proses penyamakan kulit berupa endapan berwarna coklat yang dapat menutup pori-pori kulit telur tersebut menjadi impermeable (tidak dapat tembus) terhadap gas dan udara dan penguapan air serta hilangnya karbon-dioksida pada kulit telur dapat dicegah sekecil mungkin (Karmila et al., 2008). 185
3 Sri Lestari ISSN Umumnya sebagian masyarakat Indonesia belum mengetahui cara pengawetan telur ayam ras menggunakan daun melinjo, oleh karena itu pada penelitian ini akan dikaji lebih dalam lagi mengenai pemanfaatan daun melinjo (Gnetum Gnemon L.) sebagai alternatif pengawetan telur ayam ras, sehingga menghasilkan telur yang dapat bertahan lebih lama. Selain itu dimaksudkan agar dapat memanfaatkan daun melinjo yang banyak terdapat di pulau Ternate dengan efektif dan lebih berguna bagi masyarakat, karena selama ini daun melinjo hanya dimanfaatkan sebagai sayur, mudah diperoleh, biaya pengolahannya murah dan diharapkan dengan memanfaatkan ekstrak daun melinjo sebagai bahan coating atau penyamak pada telur ayam ras, akan memberikan nilai tambah dan dapat memperpanjang daya simpan telur segar. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, dari bulan Agustus - September Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Pusat Kegiatan Penelitian Devisi Laboratorium Bioteknologi Pertanian, Laboratorium Kimia dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian ini menggunakan rancangan RAL faktorial 3x3 dengan 3 ulangan (Steel et al.,1991). Pelaksanaan Penelitian Daun melinjo yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun melinjo muda sesuai dengan pernyataan (Ummah, 2010) dimana kandungan tanin terbanyak terdapat pada daun muda. Daun melinjo diiris-iris kecil dikeringkan terlebih dahulu sebelum direbus (Karmila et al., 2008). Konsentrasi daun melinjo yang digunakan pada penelitian ini adalah perbandingan 10% (b/v), 20% (b/v) dan 30% (b/v), yaitu 1,5 kg, 3 kg dan 4,5 kg daun melinjo yang masing-masing direbus dalam 15 liter air. Selanjutnya untuk memperoleh zat tanin dari daun melinjo tersebut direbus selama 10 menit (Nugroho, 2008). Campuran daun melinjo dan air dididihkan dengan tujuan untuk mempercepat larutnya tanin dalam air sehingga ekstrak tanin yang diperoleh lebih banyak serta untuk menghilangkan bakteri-bakteri yang ada dalam air. Setelah direbus kemudian airnya disaring dan didinginkan untuk menghilangkan ampas daun melinjo (Karmila et al., 2008). Komponen internal telur yang diamati meliputi : Nilai Haugh Unit (HU) adalah indeks dari tinggi albumen kental terhadap berat telur (Abbas 1989). HU dinyatakan dengan rumus: HU = 100 log (H + 7,75 1,7 W 0,37 ). Dimana: H = tinggi albumen kental (mm) W = berat telur (gr) x (Haugh, 1937). Indeks yolk (cm) dihitung dengan perbandingan antara tinggi yolk dengan diameter rata-rata yolk (Munawaroh, 2010). Indeks yolk diukur dengan menggunakan jangka sorong. Data yang diperoleh dari semua peubah yang diamati dianalisa ragam menurut petunjuk (Steel et al., 1991) sesuai dengan rancangan RAL faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. HASIL Haugh Unit Analisis Ragam pemberian ekstrak melinjo pada pengamatan hari ke 0 tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat telur, dengan range angka antara ± 0.05% ± 3.89%. Pada pengamatan hari ke 7 pemberian ekstrak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat telur, dengan nilai antara ± 0.16% ± 0.00%. Untuk pengamatan hari ke 14, 21, 28, 35 dan 42 pemberian ekstrak melinjo berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap berat telur. Hariari ke 14 dengan nilai antara ± 0.16% sampai ± 2.17%, hari 21 dengan nilai ± 0.07% ± 0.05%, hari ke 28 dengan nilai0.71 ± 0.00% ± 0.18%, hari ke 35 dengan nilai 0.71 ± 0.00%
4 Telur, Ekstrak Melinjo, Lama Perendaman ISSN ± 0.39% dan hari ke 42 dengan nilai 0.71 ± 0.00% ± 0.18%. Pengamatan hari ke 28 perlakuan pemberian ekstrak melinjo 10% dengan lama perendaman 12, 24 dan 36 jam nilai Haugh Unit sudah rusak, dengan nilai hanya 0.71 ± 0.00%. Pada pengamatan hari ke 35 hanya perlakuan pemberian ekstrak melinjo 30% dan lama perendaman 12, 24 dan 36 jam serta pemberian ekstrak melinjo 20% dengan perendaman 36 jam yang masih memiliki kualitas C sedang perlakuan yang lain kualitas telurnya sudah rusak. Pada pengamatan hari ke 42 hanya perlakuan pemberian ekstrak melinjo 30% dengan lama perendaman 36 jam yang masih memiliki nilai Haugh Unit ± 0.18% dengan kualitas C, pada perlakuan yang lain sudah rusak. Indeks Yolk Hasil penelitian menunjukan nilai rataan pengaruh perlakuan ekstrak daun melinjo dengan lama perendaman terhadap indeks yolk. Hasil Analisis Ragam pemberian ekstrak melinjo pada pengamatan hari ke 0 dan 7 tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks yolk dengan nilai 0.37 ± 0.00% ± 0.01% pada hari ke 0 dan 0.28 ± 0.07% ± 0.00% pada hari ke 7. Untuk pengamatan pada hari ke 14, 21, 28, 35 dan 42 berpengaruh sangat nyata (P<0,01). Pada hari ke 14 nilai indeks yolk antara 0.26 ± 0.01% ± 0.00%. Pada pengamatan hari ke 21 hanya perlakuan pemberian ekstrak melinjo 30% dan lama perendaman 12, 24 dan 36 jam serta pemberian ekstrak melinjo 20% dengan lama perendaman 36 jam yang masih memiliki nilai indeks yolk bagus dengan nilai antara 0.29 ± 0.01% ± 0.01%. Pada hari ke 28 hanya perlakuan dengan ekstrak melinjo 30% dan perendaman 12, 24 dan 36 jam yang masih memiliki nilai indeks yolk 0.28 ± 0.01% ± 0.01%. Pada pengamatan hari ke 35 hanya perlakuan ekstrak melinjo 30% dan lama perendaman 24 dan 36 jam yang memiliki nilai indeks yolk 0.26 ± 0.01% ± 0.01%. Sedangkan pada pengamatan hari ke 42 hanya sama dengan hari ke 35 yang memiliki nilai indeks yolk 0.24 ± 0.01% ± 0.00%. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Haugh Unit pengamatan hari ke 35 hanya perlakuan pemberian ekstrak melinjo 30% dengan perendaman 24 dan 36 jam (A 30 B 24 dan A 30 B 36 ) yang masih memiliki kualitas B dengan nilai ± 0.18% dan ± 0.39% sedangkan yang lainnya memiliki nilai dibawah 31% dengan kualitas C. Haugh Unit merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur kualitas telur dengan melihat kesegaran isinya. Semakin tinggi nilai Haugh Unit telur, semakin bagus kualitas telur tersebut, namun bila telur disimpan pada suhu kamar dengan kelembaban yang lebih rendah dari 70% akan kehilangan HU (Jones, 2006). Penentuan kualitas telur berdasarkan Haugh Unit menurut standar United State Department of Agriculture (USDA, 2000) adalah sebagai berikut: Nilai haugh unit kurang dari 31 % digolongkan kualitas C, nilai haugh unit antara % digolongkan kualitas B, nilai haugh unit antara % digolongkan kualitas A, Nilai haugh unit lebih dari 72 % digolongkan kualitas AA. Nilai Haugh Unit penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Pada penelitian ini meunjukkan bahwa pada pengamatan hari ke 28 nilai Haugh Unit pada perlakuan pemberian ekstrak melinjo 10% dengan perendaman 12, 24 dan 36 jam sudah berkualitas C karena nilainya dibawah 31% yaitu 0.71 ± 0.00%. Pada pengamatan hari ke 35 hanya perlakuan pemberian ekstrak melinjo 30% dengan perendaman 24 dan 36 jam (A 30 B 24 dan A 30 B 36 ) yang masih memiliki kualitas B dengan nilai ± 0.18% dan ± 0.39% sedangkan yang lainnya berkualitas C. Penurunan nilai Haugh Unit terjadi karena perubahan suhu, meningkatnya 187
5 Sri Lestari ISSN kelembaban yang menyebabkan hilangnya karbondioksida (CO 2 ) dan lamanya penyimpanan (Nursiam, 2011). Sedangkan menurut (Anonim, 2002) penurunan nilai Haugh Unit terkait dengan pecahnya serat glikoprotein ovomucin. (Anonim, 2002). Pengawetan telur merupakan salah satu usaha untuk mencegah menurunnya kualitas telur, dalam penelitian ini menggunakan tanin yang terdapat dalam daun melinjo, manfaatkan tanin juga berasal dari tanaman daun teh (Catechin). Pada dasarnya bahan tanin merupakan senyawa yang berbentuk larutan berwarna dan mampu berikatan dengan albumen telur. Protein dalam telur akan berikatan dengan catechin yang terkandung dalam teh membentuk senyawa kompleks yang stabil dan dapat memperpanjang masa simpan telur sampai 1 bulan (Nugroho, 2008). Pengawetan telur ayam konsumsi juga dapat dilakukan dengan menggunakan ekstrak kulit bakau mampu mempertahankan kualitas telur sampai 2 bulan (Anonim, 2002). Berdasarkan nilai indeks telur ratarata pada penelitian sampai pengamatan hari ke 42 yang memiliki indeks yolk tertinggi adalah pada perlakuan A 30 B 24 dan A 30 B 36 dengan nilai Ikt (indeks kuning telur) ± 0.00 dan ± 0.01 dengan nilai rata-rata 0.20 ± Penurunan nilai Ikt ini sesuai dengan pernyataan (Romanoff et al., 1963) dalam (Soeparno at al., 2011) bahwa penyimpanan telur menyebabkan terjadinya pemindahan air dari putih telur menuju kuning telur sebanyak 10 mg/hari pada suhu 10 o C. Tekanan osmotik kuning telur lebih besar dari putih telur sehingga air dari putih telur berpindah menuju kuning telur. Perpindahan air secara terus menerus akan menyebabkan viskositas kuning telur menurun sehingga kuning telur menjadi pipih kemudian akan pecah. Pemindahan air ini tergantung pada kekentalan putih telur. Kuning telur akan menjadi semakin lembek sehingga indeks kuning telur menurun, kemudian membrane vitelin akan rusak dan menyebabkan kuning telur rusak. Lebih lanjut dikatakan bahwa indeks kuning telur akan menurun dari 0.45 menjadi 0.30 apabila disimpan selama 25 hari pada suhu 25 o C. Tinggi kuning telur menurun lebih cepat setelah tiga minggu penyimpanan ketika disimpan pada suhu 25 o C. Semakin lama disimpan maka nilai lkt (indeks kuning telur) semakin kecil akibat migrasi air, lebih lanjut dikatakan bahwa nilai Ikt normal adalah 0,33 0,50 (%), rata rata telur memiliki nilai Ikt sebesar 0,42 (%) (Firdaus, 2010). Penurunan kualitas albumen dan kuning telur sebagai pengaruh waktu penyimpanan juga sesuai dengan temuan (Fasenko et al.,1995); (Monira et al., 2003) dan (Miles et al., 2004) yang mengamati penurunan indeks albumen dan kuning telur dengan meningkatnya waktu penyimpanan. Penyimpanan telur menyebabkan terjadinya pemindahan air dari putih telur menuju kuning telur sebanyak 10 mg/hari pada suhu 10 o C. Tekanan osmotik kuning telur lebih besar dari putih telur sehingga air dari putih telur berpindah menuju kuning telur. Perpindahan air secara terus menerus akan menyebabkan viskositas kuning telur menurun sehingga kuning telur menjadi pipih kemudian akan pecah. Pemindahan air ini tergantung pada kekentalan putih telur. Kuning telur akan menjadi semakin lembek sehingga indeks kuning telur menurun, kemudian membran vitelin akan rusak dan menyebabkan kuning telur rusak (Romanoff et al., 1963) dalam (Soeparno at al., 2011). KESIMPULAN DAN SARAN Ekstrak melinjo memberikan pengaruh terhadap kualitas eksternal dan internal telur, semakin tinggi kandungan ekstrak melinjo (20 dan 30%) menunjukkan kualitas telur yang lebih bagus. Lama perendaman yang lebih lama (24 dan 36 jam) lebih dapat mempertahan kualitas dan daya simpan telur. Kombinasi perlakuan antara ekstrak 188
6 Telur, Ekstrak Melinjo, Lama Perendaman ISSN melinjo dan lama perendaman terbaik sampai pada pengamatan hari ke 42 adalah pada kombinasi perlakuan (A 30 B 30 ). Perlu penelitian lebih lanjut dengan meningkatkan jumlah konsentrasi ekstrak daun melinjo dengan perendaman 24 jam untuk memperpanjang daya simpan telur yang lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2002). Telur Awet dengan Kulit Bakau. (Online). ( tryindonesia.com. Diakses pada 8 Februari2011). Carter, F. L., A. M. Carlo and J. B. Stanley. (1978). Termiticidal Components of Wood Extracts: 7- Methyljuglone from Diospyros virginia. Journal Agriculture Food Chemistry. 26(4): Fasenko G.N., V.L. Christensen, M.R. Bakst, and J.N. Petite. (1995). Evaluating yolk membranes from short and long stored turkey eggs using transmission electron microscopy. Poultry Sci. 74(Suppl. 1): 44. (Abstr). Hadiwiyoto. (1983). Hasil-Hasil Olahan Susu, Ikan, daging dan telur. Edisi ke-2 Yogyakarta: Liberty. Hisada. H., Asahara. M., Kato., Sakan. F. (2005). Antibacterial and Antioxidative Constituents of Melinjo Seeds and their Application to Foods. Japan. Science Links Japan. Karmila.M.,Maryati.,Jusmawati. (2008). Pemanfaatan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.), sebagai Alternatif Pengawetan Telur Ayam Ras. FMIPA.UNM. Makassar. Masdiana.A.A. (2007). Embriogenesis in Vivo pada Biji Melinjo(Gnetum Gnemon L.) dan Pengaruh Asam Absisat terhadap Perkembangan in Vitro Bakal Embrio.Phd Theses From JBPTITBPP Biologi-ITB. (Online): dex.php. Diakses 8 Februari 2011). Mori, M. (2008). Relationship between Lifestyle-related Diseases with the Intake of Indonesian Traditional Fruit Melinjo Rich in Phytoestrogens. Niigata, Jepang. The 4 th International Niigata Symposium on Diet and Health Integrative Function of Diet in Anti-aging and Cancer Prevention. Munawaroh, N. (2010). Telur. (Online). ( com/2010/01/telur_15.htmdiakses 3 Februari. 2011). Nursiam. I. (2011). Uji Kualitas Telur. (Online). press.com/2011/02/26/uji-kualitastelur/. Diakses Senin 18 April Romanoff, A.L & A.J. Romanoff. (1963). The Avian Egg. John Willey and Sons Inc., New York. Santoso, M. (2008). Inhibition of Fish Lipid Oxidation by the Extract of Indonesia Edible Plant Seed `Melinjo`. Japanese Society for Food Science and Technology. Kyoto, Jepang. Soeparno. (1996). Pengolahan Hasil Ternak. Modul 8. Universitas Terbuka, Jakarta. Steel, R.G dan J.H. Torrie. (1991). Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi 2. Alihbahasa Bambang Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Syarief dan H. Halid. (1990). Buku Monograf Teknologi Penyimpanan Pangan. Laboratorium Rekayasa Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ummah.M.K. (2010). Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Antibakteri Senyawa tanin pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)(Kajian Variasi Pelarut), Skripsi, Kimia UIN Malang, Malang. 189
PENGAWETAN TELUR DENGAN PERENDAMAN EKSTRAK DAUN MELINJO (GNETUM GNEMON LINN) WITH EGG PRESERVATION IMMERSION MELINJO LEAF EXTRACT (GNETUM GNEMON LINN)
PENGAWETAN TELUR DENGAN PERENDAMAN EKSTRAK DAUN MELINJO (GNETUM GNEMON LINN) WITH EGG PRESERVATION IMMERSION MELINJO LEAF EXTRACT (GNETUM GNEMON LINN) Sri Lestari 1, Ratmawati Malaka 2, Syamsuddin Garantjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah didapat. Dilihat dan nilai gizinya, sumber protein telur juga mudah diserap tubuh (Nuraini, 2010). Telur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan bobot telur ayam ras yang disimpan pada suhu ruang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Bobot Telur Rata-rata penurunan bobot telur ayam ras yang disimpan pada suhu ruang selama enam minggu seperti pada Tabel 4. Penurunan bobot telur ayam ras yang tertinggi
Lebih terperinciKUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN PENGAWET
KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN PENGAWET (Interior Quality of Chicken Eggs by Soaking using Betel Leaf (Piper betle L.) as Preservative)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang diikuti dengan tingginya kesadaran
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya
STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO Hearty Salatnaya Program Studi Agroekoteknologi, Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan, Banau, Halmahera Barat. e-mail: hearty_salatnaya@yahoo.com
Lebih terperinciAGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 01 Januari 2013, ISSN
43 PENGARUH LAMA PERENDAMAN EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA AWET TELUR AYAM RAS Oleh: Hajrawati 1 Johana C. Likadja 1 dan Hessy 2 ABSTRACT A research had been conducted to determine
Lebih terperinciKualitas Telur Ayam Ras Yang Dilapisi Bubur Kulit Manggis yang Disimpan pada Suhu 4 0 C
Kualitas Telur Ayam Ras Yang Dilapisi Bubur Kulit Manggis yang Disimpan pada Suhu C HESTI YOHANA GINTING, I KETUT SUADA, MAS DJOKO RUDYANTO Lab Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan yang berasal dari hewan merupakan sumber protein dan mengandung asam amino esensial yang tidak disuplai dari bahan pangan lain, sehingga sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Telur ayam ras merupakan bahan pangan yang mengandung protein cukup tinggi dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan pangan
Lebih terperinciMutu Telur Asin Desa Kelayu Selong Lombok Timur yang Dibungkus dalam Abu Gosok Dan Tanah Liat
Mutu Telur Asin Desa Kelayu Selong Lombok Timur yang Dibungkus dalam Abu Gosok Dan Tanah Liat SURAINIWATI 1, I KETUT SUADA 2, MAS DJOKO RUDYANTO 1 Lab Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan peningkatan permintaan protein hewani seperti telur, susu, dan daging. Telur merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur puyuh adalah produk utama yang dihasilkan oleh ternak puyuh dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa serta harga relatif murah.
Lebih terperinciPenggunaan Ekstrak Kulit Manggis Hasil Ekstraksi Alkohol Untuk Pengawetan Telur
Jurnal Gradien Vol. 12 No. 2 Juli 2016: 1209-1215 Penggunaan Ekstrak Kulit Manggis Hasil Ekstraksi Alkohol Untuk Pengawetan Telur Bambang Trihadi *, Deni Agus Triawan *corresponding author. Email: bb3hadi@yahoo.co.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Itik adalah salah satu jenis unggas yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama dibandingkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Bobot Telur Rata-rata penurunan bobot telur ayam ras yang disimpan pada suhu ruang selama enam minggu adalah yang tertinggi (8,02%) terdapat pada perlakuan yang tidak diawetkan
Lebih terperinciTELUR ASIN 1. PENDAHULUAN
TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and
II. TINJAUAN PUSTAKA.1. Telur dan Komposisi Telur Telur merupakan bahan pangan yang sempurna, karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and Tannenbaum
Lebih terperinciBuletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.2. :91-98 ISSN : Agustus 2011
PENGARUH SISTEM PETERNAKAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK (THE EFFECT OF FARMING SYSTEM AND LONG STORAGE TO DUCK S EGG QUALITY) I.B.N. Swacita dan I P Sudiantara Cipta Laboratorium Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam,
Lebih terperinciKualitas Telur Ayam Konsumsi yang Dibersihkan dan Tanpa Dibersihkan Selama Penyimpanan Suhu Kamar
Kualitas Telur Ayam Konsumsi yang Dibersihkan dan Tanpa Dibersihkan Selama Penyimpanan Suhu Kamar SISKA MAHARGIAN FIBRIANTI, I KETUT SUADA, MAS DJOKO RUDYANTO Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner
Lebih terperinciPENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU).
23 PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU). Joko Purdiyanto dan Slamet Riyadi Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Madura
Lebih terperinciUJI TINGKAT KESUKAAN TELUR AYAM RAS HASIL PERENDAMAN MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN MELINJO
UJI TINGKAT KESUKAAN TELUR AYAM RAS HASIL PERENDAMAN MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN MELINJO ESTABLISHMENT TEST OF LAYER EGGS WITH MELINJO LEAF EXTRACT SOAKED CICI LUPITASARI 1, RACHMAT SOMANJAYA 2, OKI IMANUDIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap pangan asal hewan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran masyarakat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat dan merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya
Lebih terperinciKUALITAS FISIK TELUR PUYUH YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN GELATIN TULANG KAKI AYAM DENGAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA
SKRIPSI KUALITAS FISIK TELUR PUYUH YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN GELATIN TULANG KAKI AYAM DENGAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA Oleh : Indra Joni 11181103547 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN DAGING BUAH SEMU JAMBU METE DAN TELUR INFERTIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN ABON TELUR
PENGARUH PENGGUNAAN DAGING BUAH SEMU JAMBU METE DAN TELUR INFERTIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN ABON TELUR EFFECT OF THE USE OF FRUIT MEAT AND EGGS SEMU INFERTILE CASHEW NUT PRODUCT DEVELOPMENT AS RAW
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian produksi telur ayam Arab dilaksanakan di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (Blok B), sedangkan penelitian kualitas internal
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR... i HALAMAN SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PENGESAHAN... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not
Lebih terperinciMahasiswa mengetahui perubahan fisiko kimia telur Mahasiswa mengetahui kerusakan selama penyimpanan Mahasiswa mengetahui cara penanganan telur
Titis Sari Kusuma 1 Mahasiswa mengetahui perubahan fisiko kimia telur Mahasiswa mengetahui kerusakan selama penyimpanan Mahasiswa mengetahui cara penanganan telur 2 Normal >>> setelah ditelurkan mempunyai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada bulan Mei 2016 hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Telur
Kedalaman Kantung Udara HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Telur Pembesaran kantung udara telur ayam ras dengan pengolesan minyak kelapa dapat ditekan sampai umur simpan 35 hari (Tabel 6). Kedalaman kantung
Lebih terperinciPENGASINAN MEMPENGARUHI KUALITAS TELUR ITIK MOJOSARI ELIYA KUSUMAWATI, MAS DJOKO RUDYANTO, I KETUT SUADA
Indonesia Medicus Veterinus 2012 1(5) : 645 656 ISSN : 2301-784 PENGASINAN MEMPENGARUHI KUALITAS TELUR ITIK MOJOSARI ELIYA KUSUMAWATI, MAS DJOKO RUDYANTO, I KETUT SUADA Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciPengaruh Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.)
Pengaruh Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.) *Muhammad Anwar Djaelani *Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas
Lebih terperinciPOTENSI EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) SEBAGAI BIOPRESERVATIF TELUR AYAM
POTENSI EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) SEBAGAI BIOPRESERVATIF TELUR AYAM THE POTENTIAL OF LAMTORO LEAF (Leucaena leucocephala) EXTRACT AS BIOPRESERVATIVE CHICKEN EGG Leonardus Ady Nugroho,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Pipper Betle.L) SEBAGAI PERENDAM TELUR AYAM RAS KONSUMSI TERHADAP DAYA AWET PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG.
PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Pipper Betle.L) SEBAGAI PERENDAM TELUR AYAM RAS KONSUMSI TERHADAP DAYA AWET PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG Eka Wulandari 1 ), Obin Rachmawan 2 ),Ahmad Tafik 3 ), Nono Suwarno
Lebih terperinciPendahuluan, Telur Cair, Telur Asin
PENGOLAHAN TELUR Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin Materi 8 TATAP MUKA KE-8 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen),
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Struktur Telur Secara rinci struktur telur terbagi atas: kulit telur, lapisan kulit telur (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen), membran
Lebih terperinciI MADE ADITYA SASTRAWAN
PENGARUH BAHAN PEMBERSIH KULIT TELUR DAN LAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM KONSUMSI DITINJAU DARI KEKENTALAN PUTIH TELUR, WARNA KUNING TELUR, DAN GRADE TELUR SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciTEKNOLOGI TELUR. Pada umumnya telur mempunyai 3 struktur bagian, yaitu :
TEKNOLOGI TELUR STRUKTUR UMUM TELUR Pada umumnya telur mempunyai 3 struktur bagian, yaitu : Kulit Telur Mengandung Ca = 98.2 % Mg = 0.9 % ( menentukan kekerasan cangkang/kulit); P = 0.9%. Ketebalan yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sumber protein hewani selain daging. Telur tidak hanya dijual dalam keadaan. sekarang banyak olahan telur yang menggunakan telur puyuh.
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur adalah bahan pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia. Telur yang dikonsumsi dapat berasal dari berbagai unggas, umumnya yaitu ayam, itik dan puyuh. Telur
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG
KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciMATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini sudah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan
Lebih terperinciPERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN
PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN Pertemuan Minggu ke 6 Kelas B Juni Sumarmono & Kusuma Widayaka ILMU PASCAPANEN PETERNAKAN 2017 Kualitas Baik Edible (dapat dimakan)
Lebih terperinciPENGARUH PELILINAN LILIN LEBAH TERHADAP KUALITAS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum)
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; Agustus 2015 PENGARUH PELILINAN LILIN LEBAH TERHADAP KUALITAS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum) FATIMAH, ERFANUR ADLHANI, DWI SANDRI Staff Pengajar Jurusan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, bergizi tinggi, dan harganya relatif murah sehingga
Lebih terperinciKualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.) Setelah Penyimpanan yang dilakukan Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan
Kualitas Telur Ayam Ras. Muhammad Anwar Djaelani, 122-127 Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.) Setelah Penyimpanan yang dilakukan Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan Muhammad
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya kecukupan gizi masyarakat (Sudaryani, 2003). Telur sebagai sumber
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Telur Itik Tegal Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat (Sudaryani, 2003). Telur sebagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak kekayaan alamnya terutama laut. Berbagai macam spesies sudah teridentifikasi dan bahkan terdapat beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan bahan pangan. Kandungan gizi yang ada pada ikan sangatlah
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan
Lebih terperinciPEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si
PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si Pendahuluan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya IPA yang makin
Lebih terperinciJurusan/Program Studi Peternakan
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN TEH HITAM (Camellia sinensis) TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK TELUR ITIK Jurusan/Program Studi Peternakan Oleh : Saifin Nuha A H0506077
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah.
Lebih terperinciKualitas Telur Ayam Ras yang Mendapat Pelapisan Bubur Kulit Manggis dan Disimpan pada Suhu Ruang
Kualitas Telur Ayam Ras yang Mendapat Pelapisan Bubur Kulit Manggis dan Disimpan pada Suhu Ruang AGUSTINA BORU MANIK, I KETUT SUADA, MAS DJOKO RUDYANTO 1 Lab Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciPENGARUH LEVEL EKSTRAK DAUN MELINJO (Gnetum gnemon Linn) DAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK SKRIPSI.
PENGARUH LEVEL EKSTRAK DAUN MELINJO (Gnetum gnemon Linn) DAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK SKRIPSI Oleh : ANDI NURUL MUKHLISAH I411 10 001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senyawa xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, dan antimikrobial yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manggis merupakan buah yang bernama latin Garcinia mangostana L. termasuk dalam family Guttiferae dan merupakan species terbaik dari genus Garcia. Manggis termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan pangan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, karbohidrat, serta kadar
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU
INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dapat diolah menjadi berbagai macam menu dan masakan 1.Selain itu,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahu merupakan produk makanan olahan kedelai yangbanyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Seperti tempe, tahu juga dikenal sebagai makanan rakyat karena harganya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan pengawet berbahaya dalam bahan makanan seperti ikan dan daging menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh pemerintah. Penggunaan bahan pengawet
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) merupakan jenis unggas darat yang mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena produktivitasnya cukup tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai sumber daya perkebunan yang berpotensi untuk dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah sampai dengan produk pertanian
Lebih terperinciHUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH
HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinci3.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Uji Daya Hambat Infusa Rimpang Kunyit Terhadap E. coli dan Vibrio sp. Pada Ikan Kerapu Lumpur
ABSTRAK Ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable food) karena mengandung protein dan air cukup tinggi, oleh karena itu perlakuan yang benar setelah ditangkap sangat penting peranannya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN. kandungan protein per 100 gram-nya sebanyak 73,83 kadar air, protein 19,53,
BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan hasil kekayaan alam Indonesia untuk dijadikan bahan pangan karena memiliki kandungan zat gizi yang tinggi seperti protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU, KEMASAN, DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA, SENSORIS DAN MIKROBIOLOGIS MINUMAN SARI BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava Linn) THE EFFECTS OF RAW MATERIAL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan bahan makanan hewani yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat karena rasanya yang lezat dan mengandung nilai gizi yang tinggi. Daging merupakan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciBISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F
BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA Disusun oleh: Sandwi Devi Andri 10.11.3934 S1 teknik informatika 2F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK
Lebih terperinciSUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN
SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat
Lebih terperinciBuletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 e-issn ejournal2.undip.ac.id/index.php/baf/index p-issn
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 e-issn 2541-0083 ejournal2.undip.ac.id/index.php/baf/index p-issn 2527-6751 Kadar Protein, Indeks Putih Telur, dan Nilai Haugh Unit Telur Itik
Lebih terperinciABSTRAK Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Konsumsi Ayam Kampung Dan Ayam Lohman Brown
ABSTRAK Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Konsumsi Ayam Kampung Dan Ayam Lohman Brown Oleh: Putu Riski Ananta Widyantara Program Studi Ilmu Peternakan Program Pascasarjana Universitas Udayana
Lebih terperinciAPLIKASI EKSTRAK DAUN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) PADA LEVEL DAN LAMA SIMPAN TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM RAS
APLIKASI EKSTRAK DAUN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) PADA LEVEL DAN LAMA SIMPAN TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM RAS SKRIPSI Oleh : RANI ASJAYANI I411 10 101 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
Lebih terperinciKualitas Telur Ayam Ras Setelah Pemberian Olesan Lidah Buaya ( Aloe vera) dan Lama Penyimpanan Waktu yang Berbeda
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 24, Nomor 1, Maret 2016 Kualitas Telur Ayam Ras Setelah Pemberian Olesan Lidah Buaya ( Aloe vera) dan Lama Penyimpanan Waktu yang Berbeda Dewi Purwaningsih 1, M. Anwar
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. Pemeliharaan puyuh dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi diantaranya mengandung mineral, vitamin dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus Wijatmoko**
Pemanfaatan Asam Cuka, Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) dan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) untuk Mengurangi Bau Amis Petis Ikan Layang (Decapterus spp.) Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN
HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak dan relatif murah harganya. Daging ayam mengandung 22 persen protein dan 74 persen air dalam 100 gram
Lebih terperinciPEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU
PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU Bambang Kusmartono 1, Merita Ika Wijayati 2 1,2 Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta e-mail : bkusmartono@ymail.com ABSTRAK
Lebih terperinciKECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN
KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat
Lebih terperinciDAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH
DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciKualitas Telur Asin Bermedia Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) Berdasarkan Indeks Putih Telur, Kuning Telur, dan Haugh Unit
Kualitas Telur Asin Bermedia Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) Berdasarkan Indeks Putih Telur, Kuning Telur, dan Haugh Unit (THE QUALITY OF SALTED EGGS MADE BY MANGOSTEEN RIND MEDIA BASED OF ALBUMIN
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP MUTU FILLET IKAN JAMBAL SIAM (Pangasius hyphopthalmus) SEGAR SELAMA PENYIMPANAN SUHU KAMAR Oleh Noviantari 1), Mirna Ilza 2), N. Ira
Lebih terperinciTELUR ASIN PENDAHULUAN
TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi
Lebih terperinciSTRUKTUR, KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI TELUR
STRUKTUR, KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI TELUR Kuliah Minggu ke 5 Kelas B Materi kuliah Ilmu Pascapanen Peternakan, Fakultas Peternakan UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Telur sebagai produk hasil ternak lebih
Lebih terperinciDeskripsi KOMPOSISI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L) DAN PENGGUNAANNYA
1 Deskripsi KOMPOSISI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L) DAN PENGGUNAANNYA 5Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan komposisi ekstrak daun Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
Lebih terperincimerupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Protein merupakan zat yang sangat penting bagi setiap organisme serta merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh berfungsi sebagai sumber
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A
PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C, ORGANOLEPTIK, DAN DAYA SIMPAN SELAI BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum) DAN PEPAYA (Carica papaya) YANG DITAMBAHKAN GULA PASIR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia, yang termasuk kedalam jenis kacang-kacangan. Kacang turi merupakan jenis kacang-kacangan dari pohon turi
Lebih terperinci