BAB III METODOLOGI. Ditjen PPHP merupakan salah satu unit kerja Eselon I dibawah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI. Ditjen PPHP merupakan salah satu unit kerja Eselon I dibawah"

Transkripsi

1 83 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Pada sub bab ini, akan dijabarkan mengenai latar belakang, visi dan misi, tujuan dan sasaran, struktur organisasi, dan tugas dan fungsi dari masing-masing instansi yang terkait dalam topik tesis ini Latar Belakang Instansi Ditjen PPHP merupakan salah satu unit kerja Eselon I dibawah Kementerian Pertanian, yang terletak di Jl.Harsono RM No.3, gedung D Lantai 2 Ragunan-Jakarta Selatan, sedangkan khusus untuk Direktorat PUI terletak di Lantai 3. Sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 9 dan 10 Tahun 2005, Ditjen PPHP ditugaskan untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan strandarisasi teknis di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Ditjen PPHP didukung oleh enam unit kerja Eselon II, yaitu Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat PUI, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Direktorat Mutu dan Standardisasi, Direktorat Pemasaran Domestik, dan Direktorat Pemasaran Internasional. Untuk operasionalisasi pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, khususnya di bidang mutu dan standarisasi peralatan pengolahan dan pemasaran, Ditjen PPHP didukung oleh Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian, yang 83

2 84 bertugas untuk melaksanakan pengujian mutu dalam rangka standardisasi dan sertifikasi alat dan mesin pertanian. Sesuai SK Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/10/2010, Direktorat PUI didirikan untuk mendukung terwujudnya visi dan misi Ditjen PPHP melalui pengembangan usaha dan investasi di bidang agribisnis Ditjen PPHP Visi dan Misi Ditjen PPHP Visi Ditjen PPHP adalah menjadi institusi yang peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera, handal dan berdaya saing di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui penyelenggaraan birokrasi yang profesional dan berintegritas. Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Ditjen PPHP dibagi menjadi lima, yaitu : 1. Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha petani yang merupakan basis ekonomi perdesaan, sebagai wadah peningkatan peran dari petani produsen menjadi petani pemasok melalui penerapan manajemen, teknologi dan permodalan secara profesional. 2. Mengembangkan sistem agroindustri terpadu di perdesaan melalui, keterpaduan sistem produksi, penanganan paska panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan petani, kesempatan kerja di perdesaan dan peningkatan nilai tambah produk pertanian secara adil serta profesional.

3 85 3. Mengembangkan penerapan sistem jaminan mutu hasil pertanian secara efektif dan operasional untuk meningkatkan daya saing produk segar dan olahan, baik di pasar domestik maupun internasional. 4. Meningkatkan daya serap pasar domestik dan ekspor hasil pertanian melalui kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien. 5. Mengembangkan kapasitas institusi Ditjen PPHP yang profesional dan berintegritas moral tinggi Tujuan dan Sasaran Ditjen PPHP Tujuan yang ingin dicapai Ditjen PPHP dalam periode adalah: 1. Membangun sistem manajemen pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 2. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian. 3. Memantapkan ketahanan dan keamanan pangan. 4. Meningkatkan daya serap pasar domestik dan ekspor melalui peningkatan daya saing dan nilai tambah hasil pertanian, proteksi, promosi dan kerjasama internasional. 5. Menumbuhkembangkan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang memacu pertumbuhan ekonomi perdesaan. Sedangkan sasaran strategis Ditjen PPHP yang ingin dicapai dalam periode adalah: 1. Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan kemandirian petani dan pelaku bisnis lainnya dalam usaha agroindustri. 2. Menurunnya tingkat kehilangan hasil pertanian.

4 86 3. Tercapainya kemandirian dan ketahanan pangan dengan harga yang terjangkau. 4. Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk pertanian. 5. Meningkatnya daya serap pasar domestik dan devisa negara dari ekspor produk pertanian. 6. Meningkatnya keragaman produk olahan hasil pertanian 7. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani Struktur Organisasi Ditjen PPHP Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Ditjen PPHP didukung oleh enam unit kerja Eselon II, dimana didalam penulisan tesis ini akan difokuskan kepada kegiatan investasi yang berada di naungan Direktorat PUI. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi yang berjalan di Ditjen PPHP dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

5 61 Gambar 3.1. Struktur Organisasi Ditjen PPHP (pphp.deptan.go.id/organisasi/struktur_pphp.html) 61 87

6 88 Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja Eselon II dibawah Ditjen PPHP, antara lain : Sekretariat Direktorat Jenderal: bertugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal. Direktorat PUI: bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan usaha dan investasi lingkup pertanian. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian: bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil pertanian. Direktorat Mutu Dan Standardisasi: bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar,norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi pertanian. Direktorat Pemasaran Domestik: bertugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran domestik. Direktorat Pemasaran Internasional: bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran internasional. 88

7 Direktorat PUI Visi dan Misi Direktorat PUI Visi Direktorat PUI adalah mempercepat terwujudnya kesejahteraan petani melalui pengembangan usaha dan investasi di bidang agribisnis yang tangguh, berdaya asing dan berkelanjutan. Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Direktorat PUI dibagi menjadi tiga, yaitu : 1 Mendorong dan menumbuhkembangkan wirausaha, kemitraan dan kelembagaan usaha mandiri yang efisien dan efektif 2 Mendorong dan menumbuhkembangkan investasi sektor pertanian 3 Mendorong dan menumbuhkembangkan akses pasar dan daya saing komoditas dan produk olahan hasil pertanian melalui promosi di dalam dan luar negeri Tujuan dan Sasaran Direktorat PUI Tujuan dari Direktorat PUI meliputi: 1. Meningkatkan kemampuan dan keberdayaan petani dan atau pelaku usaha agribisnis dalam mengembangkan kewirausahaan agribisnis yang tangguh, efisien, berdaya saing dan berkelanjutan antara lain melalui kemitraan dan kewirausahaan 2. Menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk sektor pertanian 3. Meningkatkan akses pasar dan daya saing komoditas dan produk olahan pertanian melalui promosi dalam dan luar negeri.

8 90 Sedangkan sasaran yang ingin dicapai Direktorat PUI adalah : 1. Meningkatnya kemampuan dan keberdayaan petani dan atau pelaku usaha melalui pengembangan kelembagaan usaha, kemitraan dan kewirausahaan. 2. Terciptanya iklim investasi yang kondusif untuk sektor pertanian melalui berbagai upaya advokasi dan pelayanan investasi. 3. Meningkatnya akses pasar dan daya saing komoditas dan produk olahan pertanian. 4. Meningkatnya keragaman dan jumlah produk pertanian yang diterima oleh pasar di dalam dan luar negeri. 5. Berkembangnya usaha dan produk industri kreatif berbasis agribisnis Tugas dan Fungsi Direktorat PUI Fungsi-fungsi dari Direktorat PUI antara lain: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausaan, investasi, serta promosi dalam dan luar negeri b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam negeri c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat PUI

9 91 Sedangkan tugas dan fungsi masing-masing unit kerja dibawah Direktorat PUI antara lain: Subdirektorat Kemitraan dan Kewirausahaan Tugas dari Subdit Kemitraan dan Kewirausahaan adalah melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kemitraan dan kewirausahaan. Sedangkan fungsi-fungsi dari Subdit Kemitraan dan Kewirausahaan antara lain: o Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang kemitraan, kewirausahaan dan ekonomi kreatif o Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kemitraan, kewirausahaan dan ekonomi kreatif o Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kemitraan, kewirausahaan dan ekonomi kreatif o Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kemitraan, kewirausahaan dan ekonomi kreatif. Subdirektorat Investasi Tugas dari Subdit Investasi adalah melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang investasi pertanian. Sedangkan fungsi-fungsi dari Subdit Investasi antara lain: o Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang investasi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan

10 92 o Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang investasi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan o Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang investasi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan o Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang investasi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Subdirektorat Promosi Dalam Negeri Tugas Subdit Promosi Dalam Negeri adalah melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang promosi dalam negeri. Sedangkan fungsi-fungsi Subdit Promosi Dalam Negeri antara lain: o Penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang daya saing, eksibisi dan expo hasil pertanian o Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang daya saing, eksibisi dan expo hasil pertanian o Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang daya saing, eksibisi dan expo hasil pertanian o Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang daya saing, eksibisi dan expo hasil pertanian. Subdirektorat Promosi Luar Negeri Tugas dari Subdit Promosi Luar Negeri adalah melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

11 93 promosi luar negeri. Sedangkan fungsi-fungsi dari Subdirektorat Promosi Luar Negeri antara lain: o Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang daya saing, eksibisi dan expo hasil pertanian o Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang daya saing, eksibisi dan expo hasil pertanian o Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang daya saing, eksibisi dan expo hasil pertanian o Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang daya saing, eksibisi dan expo hasil pertanian. Subbagian Tata Usaha Tugas dari Subbag Tata Usaha adalah melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat-menyurat, serta kearsipan Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi PUSDATIN Pertanian Visi dan Misi PUSDATIN Pertanian Visi PUSDATIN adalah menjadi sumber data dan informasi pertanian yang lengkap, akurat dan terpercaya untuk mendukung pembangunan pertanian. Untuk mencapai visi tersebut, maka misi PUSDATIN dibagi menjadi empat, yaitu : 1. Mengembangkan metodologi pengumpulan, pengolahan dan penyajian data, dan informasi pertanian

12 94 2. Melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebaran data, dan informasi pertanian 3. Membangun dan mengembangkan sistem informasi pertanian 4. Membina sumber daya manusia, dan kelembagaan bidang statistik dan sistem informasi pertanian. Tugas utama dari PUSDATIN adalah melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian, dan pelayanan data dan informasi pertanian. Sedangkan fungsi-fungsi PUSDATIN mencakup sebagai berikut: 1. Penyediaan dan pelayanan data dan informasi komoditas pertanian 2. Penyediaan dan pelayanan data dan informasi non komoditas pertanian 3. Pengelolaan dan pelaksanaan pengembangan sistem informasi Kementerian Pertanian 4. Pelaksanaan administrasi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tujuan dan Sasaran PUSDATIN Pertanian Tujuan dari PUSDATIN meliputi: 1. Menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan terpercaya 2. Menyediakan metodologi dan sistem pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi pertanian yang baku 3. Menyediakan infrastruktur, dan sistem informasi pertanian yang mampu mendukung penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi pertanian

13 95 4. Membina kelembagaan yang kuat dalam bidang statistik dan sistem informasi pertanian 5. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam bidang statistik dan sistem informasi pertanian Sedangkan sasaran yang ingin dicapai PUSDATIN adalah : 1. Tersedianya data yang berkualitas, yaitu lengkap, akurat, tepat waktu dan terpercaya 2. Mudahnya aksesibilitas data dan informasi oleh pengguna 3. Tersedianya infrastruktur jaringan dan sistem informasi pertanian 4. Tersedianya sumber daya manusia perstatistikan dan sistem informasi yang berkualitas Struktur Organisasi PUSDATIN Pertanian Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010, PUSDATIN mempunyai empat unit kerja Eselon III, sembilan unit kerja Eselon IV, serta Kelompok Jabatan Fungsional. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi yang berjalan di PUSDATIN dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

14

15 61 96 Gambar 3.2. Struktur Organsiasi PUSDATIN ( 61

16

17 97 Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja Eselon III dan IV dibawah PUSDATIN, antara lain : Bagian Umum o Tugas dari Bagian Umum adalah menyusun rencana, program, anggaran dan keuangan, serta pelaksanaan urusan kepegawaian dan rumah tangga PUSDATIN Pertanian. Sedangkan fungsi-fungsi dari Bagian Umum adalah: Menyiapkan penyusunan rencana, program dan anggaran Melaksanakan keuangan Melaksanakan urusan kepegawaian Melaksanakan urusan organisasi dan tata laksana, kehumasan dan rumah tangga o Subbagian dari Bagian Umum meliputi: Subbagian Perencanaan dan Keuangan yang bertugas untuk menyiapkan bahan penyusunan rencana, program anggaran dan laporan pelaksanaan kegiatan, serta pelaksanaan urusan keuangan Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga yang bertugas untuk melakukan urusan kepegawaian, organisasi dan tata, serta kehumasan dan rumah tangga Bidang Data Komoditas o Tugas dari Bidang Data Komoditas adalah menyiapkan pembinaan, menyediakan dan melayani data dan informasi mengenai tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan perkebunan. Sedangkan fungsi-fungsi dari Bidang Data komoditas meliputi: 97

18 98 Menyiapkan penyusunan rencana dan program pembinaan, melaksanakan pengumpulan penyediaan, melayani, serta mengelola data dan informasi tanaman pangan dan peternakan Menyiapkan penyusunan rencana dan program pembinaan, melaksanakan pengumpulan penyediaan, melayani, serta mengelola data dan informasi hortikultura dan perkebunan o Subbagian dari Bidang Data Komoditas meliputi: Subbidang Data Tanaman Pangan dan Peternakan bertugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembinaan, pelaksanaan, pengumpulan, penyediaan dan pelayanan, serta pengelolaan data dan informasi tanaman pangan dan peternakan Subbidang Data Hortikultura dan Perkebunan bertugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembinaan, pelaksanaan, pengumpulan, penyediaan dan pelayanan, serta pengelolaan data dan informasi hortikultura dan perkebunan Bidang Data Non Komoditas o Tugas dari Bidang Data Non Komodiatas adalah menyiapkan pembinaan, penyediaan dan pelayanan data informasi lahan dan sarana, serta data sosial ekonomi pertanian. Sedangkan fungsi-fungsi dari Bidang Data Non Komoditas meliputi: Menyiapkan penyusunan rencana dan program pembinaan, pelaksanaan, pengumpulan, penyediaan dan pelayanan, serta pengelolaan data dan informasi prasarana pertanian

19 99 Menyiapkan penyusunan rencana dan program pembinaan, pelaksanaan, pengumpulan, penyediaan dan pelayanan, serta pengelolaan data dan informasi sosial ekonomi pertanian o Subbidang dari Bidang Data Non Komoditas meliputi: Subbidang Data Prasarana bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pembinaan, pelaksanaan, pengumpulan, penyediaan dan pelayanan, serta pengelolaan data dan informasi lahan dan sarana pertanian meliputi data lahan, data irigasi, data teknologi pertanian, data sumber daya manusia pertanian, data tenaga kerja, penyuluh, petani, kelompok tani, kemiskinan dan data iklim, serangan organisme pengganggu tanaman, perbenihan, serta pupuk dan pestisida. Subbidang Data Sosial Ekonomi Pertanian bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pembinaan, pelaksanaan, pengumpulan, penyediaan dan pelayanan, serta pengelolaan data dan informasi ekonomi pertanian meliputi data nilai tukar petani, produk domestik bruto, investasi, ekspor dan impor pertanian, pembiayaan, konsumsi dan kesejahteraan, serta moneter. Bidang Pengembangan Sistem Informasi o Tugas Bidang Pengembangan Sistem Informasi adalah melaksanakan penyiapan pembinaan dan pengembangan sistem informasi pertanian. Sedangkan fungsi-fungsi Bidang Pengembangan Sistem Informasi meliputi:

20 100 Penyiapan penyusunan rencana dan program pembinaan dan pengembangan, serta pengelolaan sistem jaringan komputer Penyiapan penyusunan rencana dan program pembinaan dan pengembangan, serta sosialisasi aplikasi sistem informasi Penyiapan penyusunan rencana dan program pembinaan dan pengembangan, serta sosialisasi multimedia dan website o Subbidang dari Bidang Pengembangan Sistem Informasi meliputi: Subbidang Sistem Jaringan Komputer yang bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pembinaan dan pengembangan, serta pengelolaan sistem jaringan komputer Subbidang Aplikasi Sistem Informasi yang bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pembinaan dan pengembangan, serta sosialisasi aplikasi sistem informasi Subbidang Aplikasi Multimedia yang bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pembinaan dan pengembangan, serta sosialisasi aplikasi multimedia dan website Kelompok Jabatan Fungsional o Tugas Kelompok Jabatan Fungsional adalah melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku o Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Pranata Komputer, Statistisi dan Jabatan Fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya, dimana masing-masing

21 101 Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Pusat o Jumlah tenaga fungsional akan disesuaikan dengan kebutuhan dan beban kerja o Jenis dan jenjang fungsional diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku 3.2 Kerangka Pikir Kerangka pikir yang digunakan dalam penulisan tesis ini, digambar pada gambar berikut: Gambar 3.3. Kerangka Pikir

22 102 Kerangka pikir dari penulisan tesis ini dimulai dengan mengidentifikasikan tujuan, masalah, sasaran dan ruang lingkup, kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal, baik dari sisi bisnis maupun teknologi. Analisis lingkungan internal bisnis meliputi analisis SWOT untuk faktorfaktor internal (strengths dan weakness) dengan menggunakan tabel IFAS, analisis CSF untuk menentukan faktor-faktor penting yang harus diperhatikan agar tujuan instansi dapat tercapai, dan analisis proses yang berjalan menggunakan rich picture dan pemetaan matrik fungsional metode James Martin. Sedangkan analisis lingkungan eksternal bisnis meliputi analisis SWOT untuk faktor-faktor eksternal (opportunities dan threats) dengan menggunakan tabel EFAS. Setelah mendapatkan hasil dari tabel IFAS dan EFAS, hasil tersebut akan digabungkan dengan matrik SWOT untuk menentukan strategi apa yang akan dilakukan Direktorat PUI. Analisis lingkungan internal SI/TI meliputi analisis infrastruktur SI/TI (jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak), dan analisis IT BSC dari empat perspektif (kontribusi instansi, orientasi pengguna, penyempurnaan operasional, dan orientasi masa depan) untuk mengukur kondisi dan kinerja divisi TI (PUSDATIN) saat ini dalam mendukung pencapaian visi dan misi Direktorat PUI. Sedangkan analisis lingkungan eksternal SI/TI meliputi analisis trend teknologi yang ada saat ini yang mungkin juga dapat digunakan oleh Direktorat PUI di masa depan. Selain itu, akan dilakukan analisis portofolio aplikasi saat ini menggunakan metode McFarlan s Strategic Grid terhadap sistem/aplikasi yang

23 103 sudah digunakan oleh Direktorat PUI saat ini. Dari hasil analisis-analisis diatas, akan diperoleh informasi-informasi yang diperlukan untuk proses perumusan strategi SI/TI, yang nantinya akan diturunkan menjadi tiga bentuk strategi, yaitu Strategi Bisnis SI, Strategi Manajemen SI, dan Strategi TI. Dari strategi-strategi tersebut, akan disusun sebuah rencana untuk portofolio aplikasi di masa mendatang, dimana pada usulan portofolio aplikasi ini, Direktorat PUI dapat melihat prioritas investasi terhadap teknologi apa yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan proses investasi di masa mendatang. Pada tahap terakhir, akan dilakukan gaps analysis dari portofolio aplikasi saat ini dan usulan portofolio aplikasi di masa mendatang yang akan didasarkan pada kebutuhan bisnis. Analisis ini bertujuan untuk menentukan sumber daya apa yang dibutuhkan Direktorat PUI untuk memenuhi kebutuhan bisnis dimasa mendatang. Berdasarkan keseluruhan analisis yang sudah dilakukan, maka akan didapatkan suatu rekomendasi strategis yang akan menghasilkan sebuah dokumentasi EA Direktorat PUI menggunakan kerangka dokumentasi EA, seperti gambar berikut:

24 104 Gambar 3.4. Kerangka Enterprise Architecture Direktorat PUI Dalam kerangka EA akan dibagi menjadi sembilan level hirarki, yaitu: Strategic Goals and Inisiatif Didalam level ini, penulis akan melakukan pendokumentansian terhadap strategi, arah dan tujuan Direktorat PUI dengan menggunakan analisis SWOT dan analisis IT BSC. Analisis SWOT disini akan mendokumentasikan faktorfaktor internal dan eksternal yang mempengaruhi Direktorat PUI, dan menentukan area-area yang harus ditingkatkan dan area-area yang harus dihindari oleh Direktorat PUI. Sedangkan analisis IT BSC akan mendokumentasikan pengukuran kinerja divisi TI (PUSDATIN) yang dilihat

25 105 dari keempat perspektif, dimana pengukuran kinerja ini akan dibandingkan terhadap target-target yang sudah ditentukan terlebih dahulu oleh Direktorat PUI. Hasil dari kedua analisis ini digunakan untuk masukkan dalam perencanaan strategi. Business Products and Services Didalam level ini, penulis akan melakukan pendokumentasian terhadap layanan produk (proses dan prosedur) Direktorat PUI dan kontribusi dari teknologi yang mendukung proses ini dengan menggunakan diagram usecase dan diagram proses bisnis. Diagram usecase ini akan mendokumentasikan interaksi antara pengguna dengan sistem, layanan dan aplikasi yang dibutuhkan untuk dikembangkan. Sedangkan diagram proses bisnis mendokumentasikan proses yang berjalan di Direktorat PUI dengan menggunakan rich picture. Data and Information Didalam level ini, penulis akan melakukan pendokumentasian bagaimana aliran informasi yang berjalan di Direktorat PUI saat ini dan bagaimana aliran informasi tersebut akan terlihat di masa mendatang dengan menggunakan entity/function matrix. Entity/function matrix akan mendokumentasikan pemetaan entitas data yang terkena dampak dari aktivitas bisnis dengan menggunakan tipe transformasi dasar (CRUD) terhadap data yang ada. Sedangkan logical data model akan mendokumentasikan model data baru dengan menggunakan model relasional. System and Application Didalam level ini, penulis akan melakukan pendokumentasian terhadap SI dan aplikasi yang digunakan Direktorat PUI dengan menggunakan web application

26 106 diagram. Web application diagram akan mendokumentasikan hubungan logis antara web based information service, dimana diagram tersebut akan berinteraksi melalui protokol standar dan interface yang memungkinkan pertukaran data yang bebas dari kebergantungan platform teknologi. Network and Infrastructure Didalam level ini, penulis akan melakukan pendokumentasian terhadap jaringan suara, data dan video, dan infrastruktur teknologi yang digunakan Direktorat PUI (Ditjen PPHP) saat ini dan jaringan yang akan digunakan Direktorat PUI (Ditjen PPHP) di masa depan dengan menggunakan network connectivity diagram. Security Didalam level ini, penulis akan melakukan pendokumentasian terhadap perencanaan keamanan untuk TI. Standards Didalam level ini, penulis akan melakukan pendokumentasian terhadap technical standard profile yang digunakan untuk meningkatkan integrasi antara komponen-komponen. Technical standard profile ini akan mendokumentasikan daftar teknologi yang diterima Direktorat PUI sebagai standar utama/kedua. Workforce Didalam level ini, penulis akan melakukan pendokumentasian terhadap struktur organisasi, dan knowledge and skill profile Direktorat PUI. Struktur organisasi disini akan mendokumentasikan diagram hirarki, garis otoritas, hubungan kerja, serta kepemilikan sumber daya, produk dan proses. Sedangkan

27 107 knowledge and skill profile akan mendokumentasikan kebutuhan SDM TI pada Direktorat PUI (Ditjen PPHP) yang menyangkut mengenai apa saja yang harus mereka ketahui dan lakukan. 3.3 Metode Penelitian Jenis Penelitian Dalam melakukan analisis pada Direktorat PUI, penulis menggunakan metode deskriptif, dengan melakukan penelitian terhadap kondisi bisnis dan TI saat ini dan di masa mendatang yang hendak dicapai dalam tiga tahun kedepan ( ) yang kemudian akan dibandingkan dengan teori-teori yang berkaitan dengan perencanaan strategis SI. Dengan metode ini, diharapkan hasil yang dicapai akan maksimal dan mencakup segala bidang serta akan mendukung rencana bisnis Direktorat PUI tiga tahun kedepan Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan pada Direktorat PUI Kementerian Pertanian yang terletak di Jl.Harsono RM No.3, gedung D lantai 3, Ragunan-Jakarta Selatan, dan untuk memperoleh beberapa data penunjang, penulis juga akan melakukan penelitian di PUSDATIN Pertanian yang terletak di Jl. Harsono RM No.3, gedung D lantai 4, Ragunan-Jakarta Selatan. Penelitian akan berlangsung dalam jangka waktu kurang lebih delapan bulan, yang dimulai pada Agustus 2011 sampai dengan Februari 2012.

28 Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penulisan tesis ini, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Data Primer Data primer merupakan data yang bersumber langsung dari PUSDATIN dan Direktorat PUI, dimana data tersebut diperoleh melalui proses wawancara dan kuesioner dengan pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui observasi data terhadap dokumen-dokumen di Direktorat PUI dan PUSDATIN Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penulisan tesis ini antara lain: 1. Desk Research Penelitian ini meliputi study literatur dari text book, jurnal ilmiah maupun penelitian-penelitian sebelumnya, dan browsing Internet, baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah yang akan dibahas dalam tesis ini. 2. Field Research Penelitian ini meliputi: Wawancara, baik wawancara terbuka dan tertutup yang dilakukan secara langsung (face to face) kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

29 109 penulisan tesis ini, baik dari pihak PUSDATIN maupun pihak Direktorat PUI Observasi data, penulis melakukan observasi terhadap data yang diperlukan dalam penulisan tesis ini, seperti data mengenai proses yang berjalan, data statistik hasil komoditas pertanian selama lima tahun terakhir, data tingkat perkembangan investasi dan potensi investasi, data infrastruktur penunjang, dan data penting lainnya. Kuesioner, penulis memberikan daftar pertanyaan, baik pertanyaan terbuka maupun tertutup secara langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penulisan tesis ini Teknik Analisis Metodologi yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah kombinasi metodologi IS Strategic Planning versi Ward dan Peppard dengan analisis proses bisnis versi James Martin dan Enterprise Architecture versi Scott Benard. Dimana menurut Ward dan Peppard, metodologi ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu: Tahapan Masukkan : 1. Analisis Lingkungan Internal Bisnis terdiri dari : a. Analisis SWOT Analisis ini merupakan penganalisisan kondisi instansi dilihat dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan). b. Analisis CSF Analisis ini merupakan penganalisisan faktor-faktor apa saja yang merupakan faktor kritis yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan

30 110 suatu performa/strategi Direktorat PUI. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus menerima perhatian khusus dari pihak Direktorat PUI. c. Analisis proses yang berjalan Analisis ini merupakan pemetaan proses yang berjalan yang menggambarkan bagaimana arus data/informasi berjalan dalam proses investasi tersebut. Analisis ini akan meliputi rich picture dan pemetaan matrik fungsional. 2. Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis terdiri dari: a. Analisis SWOT Analisis ini merupakan penganalisisan kondisi instansi dilihat dari faktor eksternal (peluang dan ancaman). 3. Analisis Lingkungan Internal SI/TI terdiri dari: a. Analisis IT BSC Analisis ini meliputi pengukuran kinerja dari divisi TI (PUSDATIN) yang dilihat dari empat perspektif, yaitu kontribusi instansi, orientasi pengguna, penyempurnaan operasional dan orientasi masa depan. b. Analisis Infrastruktur SI/TI saat Ini Analisis ini meliputi pemetaan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan yang sudah dimiliki dan digunakan oleh Direktorat PUI. 4. Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI terdiri dari: Trend teknologi yang berkembang saat ini yang mungkin dapat digunakan oleh Direktorat PUI dikemudian hari.

31 Analisis Portofolio Aplikasi saat ini menggunakan McFarlan s Strategic Grid Analisis ini meliputi pemetaan aplikasi yang sudah dimiliki dan digunakan oleh Direktorat PUI kedalam sebuah portofolio sesuai dengan kontribusi dan tingkat resiko aplikasi-aplikasi tersebut. Dimana ada empat kategori berdasarkan penilaian, yaitu aplikasi strategis, operasional utama, pendukung dan inovatif berpotensi tinggi. Tahapan Keluaran: 6. Proses Strategi SI/TI Setelah melakukan analisis-analisis yang diperlukan, maka akan dilakukan perumusan dan perencanaan SI/TI yang disesuaikan dengan strategi SI/TI. Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam metode ini adalah : Penyelerasan SI/TI dengan bisnis untuk mengidentifikasikan aspek SI/TI apa yang memberikan kontribusi paling besar Memperoleh keunggulan kompetitif dari peluang-peluang yang diciptakan dengan memanfaatkan SI/TI. Membangun infrastruktur masa depan yang fleksibel dan hemat biaya. Memperkuat sumber daya dan kompetensi dalam memanfaatkan SI/TI 7. Memberikan rekomendasi Strategi SI/TI yang terdiri dari: a. Strategi bisnis dan SI/TI baru yang dapat membantu perusahaan untuk dapat terus berkembang dan dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari para pesaing.

32 112 b. Portofolio aplikasi masa mendatang Membuat sebuah usulan portofolio aplikasi mendatang yang disesuaikan dengan kebutuhan, dimana pihak Direktorat PUI dapat melihat prioritas investasi apa yang sebaiknya dilakukan oleh instansi sesuai dengan kontribusinya di masa mendatang. c. Infrastuktur SI/TI yang dapat menunjang usulan portofolio aplikasi masa datang. d. Kebijakan manajemen SI/TI yang meliputi sumber daya, keamanan, prosedur dan sebagainya. 8. Gap Analysis Analisis yang merupakan penganalisisan suatu gap antara keadaan portofolio aplikasi saat ini dan usulan portofolio aplikasi di masa mendatang yang didasarkan pada kebutuhan Direktorat PUI yang sudah diidentifikasikan sebelumnya. Hasil dari analisis ini dapat digunakan untuk menentukan strategi dan sumber daya apa saja yang dibutuhkan Direktorat PUI untuk mencapai kebutuhan di masa mendatang.

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No.

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No. BAB III METODOLOGI 3.1 Gambaran Umum Instansi 3.1.1 Sejarah Berdiri Kementerian Pertanian terdiri dari beberapa unit Eselon I dengan tujuan struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN TA 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN TA 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN TA 2012 PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETRAIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TA. 2011 Kata Pengantar Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan. Pemanfaatan teknologi sistem informasi dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan. Pemanfaatan teknologi sistem informasi dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya dunia teknologi pada era globalisasi, sistem informasi dan teknologi informasi semakin berperan penting dalam mendukung kegiatan organisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Perencanaan Strategi Informasi 4.1.1 Departemen Pertanian Unit organisasi Departemen Pertanian dapat dilihat pada Gambar 4.1. Struktur Organisasi Departemen

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 111 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan dari analisa dan interprestasi perencanaan strategis SI/TI di DJMBP dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagi berikut : 1.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan yang di sampaikan Cassidy (2005) bahwa perencanaan strategis SI dan TI

PENDAHULUAN. dengan yang di sampaikan Cassidy (2005) bahwa perencanaan strategis SI dan TI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kunci kesuksesan dari integrasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI dan TI) sangat ditentukan jika ada keselarasan antara Perencanaan Strategis Sistem Informasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Direktorat Mutu dan Standarisasi B. Direktorat Pemasaran Domestik C. Direktorat Pemasaran

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dr. Ir. Haryono, MSc. NIP

KATA PENGANTAR. Dr. Ir. Haryono, MSc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan perwujudan pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, kebutuhan rumah tangga semakin meningkat, disertai dengan gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif, menyebabkan pengeluaran menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 - 2 - Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

6. Sekretariat Ditjen PPHP C. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan

6. Sekretariat Ditjen PPHP C. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi... 2 C. Struktur Organisasi... 2 1. Sekretariat Direktorat Jenderal... 3 2. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian...

Lebih terperinci

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D 29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2003 Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Kedudukan Pusat Data dan Informasi sesuai Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PER. KBSN-01 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman yang disebabkan gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) baik hama, penyakit maupun gulma menjadi bagian dari budidaya pertanian sejak manusia

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan-tekanan yang sangat berat. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan bisnis meningkatkan atau bahkan mengubah

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. R e n c a n a K i n e r j a T a h u n a n ( R K T ) D i t j e n. P P H P

KATA PENGANTAR. R e n c a n a K i n e r j a T a h u n a n ( R K T ) D i t j e n. P P H P KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun 2014 yang disusun ini merupakan suatu dokumen yang terpisah dari dan merupakan uraian lebih lanjut dari rencana strategis dimana sebagian isinya sudah tercantum dalam

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN H. ISKANDAR ANDI NUHUNG Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian ABSTRAK Sesuai

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi telah menunjukkan jati dirinya dalam peradaban manusia dewasa ini. Sudah tentu tidak dapat dipungkiri dan dipandang sebelah mata, peran

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH Visi merupakan pandangan ideal yang menjadi tujuan dan cita-cita sebuah organisasi.

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat dan Bahan Penelitian Alat bantu yang digunakan untuk penilitian ini adalah beberapa jenis alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat dan Bahan Penelitian Alat bantu yang digunakan untuk penilitian ini adalah beberapa jenis alat BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat bantu yang digunakan untuk penilitian ini adalah beberapa jenis alat analisis yang dapat menghasilkan data dan informasi mengenai proses bisnis

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 33 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode penelitian yang menggunakan metode

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN. Penelitian ini merupakan metode penelitian yang menggunakan metode BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian 3.1.1 Metode dan Alur Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian yang menggunakan metode tindakan dikarenakan penelitian berbentuk

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. usaha pertanian rakyat. Kemudian didirikan balai-balai penelitian dan

BAB III METODOLOGI. usaha pertanian rakyat. Kemudian didirikan balai-balai penelitian dan 22 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Instansi 3.1.1. Latar Belakang Instansi Pada tanggal 1 Januari 1905 pemerintah Hindian Belanda mendirikan Departemen Van Landbouw dengan tujuan untuk memajukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian dalam setiap perilaku bisnis. Seiring dengan dinamika zaman, perspektif bisnis pun

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini industri peralatan laboratorium di Indonesia sedang berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya permintaan alat-alat laboratorium di Indonesia.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi A.1. Kedudukan 1. Dinas Pertanian dan Peternakananian merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Pertanian

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL Kurniawan Wahyu Haryanto 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sedemikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi proses akses, pengelolaan, dan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA 2015-2019 Dalam penyusunan Rencana strategis hortikultura 2015 2019, beberapa dokumen yang digunakan sebagai rujukan yaitu Undang-Undang Hortikultura Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini telekomunikasi sangatlah penting untuk medukung kehidupan sehari hari. Industri yang maju tidak luput oleh adanya teknologi telekomunikasi yang baik, dengan

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) 1 Pokok Bahasan dalam Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG, BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4 D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI i BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4 A. BIRO PERENCANAAN 5 1. Bagian Penyusunan

Lebih terperinci

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2015 SUMBER DAYA ALAM. Perkebunan. Kelapa Sawit. Dana. Penghimpunan. Penggunaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2015 KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sekretariat Kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian 52 BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1. Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian ini seperti digambarkan pada gambar 3.1, memiliki 3 tingkatan yaitu input, proses, dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI Pasal 721 Badan Pembinaan Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prioritas utama dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat publik. Parameter

BAB I PENDAHULUAN. prioritas utama dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat publik. Parameter 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi yang cepat dan efisien merupakan salah satu prioritas utama dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat publik. Parameter kualitas pelayanan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko. RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa kepulauan yang ada di Indonesia terdapat pulau Jawa yang dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa kepulauan yang ada di Indonesia terdapat pulau Jawa yang dimana 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dalam satu kesatuan, yang dimana terdiri dari beberapa daerah dan juga luas wilayah yang berbeda-beda. Dari beberapa kepulauan

Lebih terperinci