6. Sekretariat Ditjen PPHP C. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "6. Sekretariat Ditjen PPHP C. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan"

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi... 2 C. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Mutu dan Standardisasi Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Pemasaran Domestik Direktorat Pemasaran Internasional... 5 D. Organisasi dan Sumber Daya Manusia... 6 E. Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran dan Realisasi... 9 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis Visi dan Misi Tujuan, Sasaran, Program dan Indikator Sasaran Strategi, Kebijakan dan Kegiatan B. Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Mutu dan Standardisasi Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Pemasaran Domestik Direktorat Pemasaran Internasional i

3 6. Sekretariat Ditjen PPHP C. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan Mutu dan Standardisasi Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Pemasaran Domestik Direktorat Pemasaran Internasional Sekretariat Ditjen PPHP BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA DITJEN PPHP A. Pengukuran Kinerja Dukungan Ditjen PPHP terhadap IKU Kementerian Pertanian B. Pengukuran Kinerja Ditjen PPHP Tahun Prosentase Peningkatan Produk Olahan Hasil Pertanian yang Bermutu Untuk Ekspor dan Pasar Domestik (Target 4,4% per tahun) Prosentase Peningkatan Jumlah Lembaga Pemasaran Petani daam rangka Penyerapan Pasar Hasil Pertanian (Target 4,6% per tahun) Prosentase Peningkatan Jumlah Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Target 5,5% pertahun) Prosentase peningkatan nett ekspor komoditi segar dan olahan dengan target capaian 14,3% C. Indikator Kinerja per Direktorat Lingkup Ditjen PPHP Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Mutu dan Standardisasi ii

4 3. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Pemasaran Domestik Direktorat Pemasaran Internasional Sekretariat Ditjen PPHP D. Kendala Kegiatan Daerah Kegiatan Pusat E. Tindaklanjut BAB IV. PENUTUP LAMPIRAN iii

5

6 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jumlah Pegawai Ditjen PPHP Berdasarkan Pendidikan Tahun Tabel 2. Jumlah Pegawas Ditjen PPHP Berdasarkan Golongan Pangkat Tahun Tabel 3. Rekapitulasi Kedisiplinan Pegawai Ditjen PPHP Tahun Tabel 4. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Tahun Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Realisasi Output dan Serapan Anggaran Ditjen PPHP Per Kegiatan Utama Tahun Indikator Kinerja dan Target Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah Daya Saing dan Ekspor Tahun Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Periode Beserta Target Pencapaiannya Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal PPHP Tahun Penetapan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal PPHP Tahun Tabel 10. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Tahun Tabel 11. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi Tahun Tabel 12. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi Tahun Tabel 13. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik Tahun Tabel 14. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional Tahun Tabel 15. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya iv

7 Tabel 16. Revisi Indikator Kinerja dan Target Capaian Sasaran Peningkatan Nilai tambah, Daya Saing dan Ekspor Tahun Tabel 17. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Tahun Tabel 18. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Tahun Tabel 19. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi Tahun Tabel 20. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi Tahun Tabel 21. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik Tahun Tabel 22. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional Tahun Tabel 23. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun Tabel 24. Indikator Kinerja dan Target Capaian Sasaran Peningkatan Nilai tambah, Daya Saing dan Ekspor Tahun Tabel 25. Revisi Indikator Kinerja dan Target Capaian Sasaran Peningkatan Nilai tambah, Daya Saing dan Ekspor Tahun Tabel 26. Target dan Realisasi Sertifikasi Produk Pertanian Domestik Tahun Tabel 27. Perbandingan Kakao Fermentasi Dalam negeri Yang Diserap Industri Kakao terhadap Produksi Kakao Fermentasi Tahun Tabel 28. Target dan Realisasi UPPB Teregistrasi Tahun Tabel 29. Perkembangan Volume Elspor Produk Segar, Olahan dan Total Segar dan Olahan Tahun v

8 Tabel 30. Perkembangan Volume Ekspor Impor Tepung Terigu Tahun Tabel 31. Jumlah Kotak Fermentasi Yang di Fasilitasi Ditjen PPHP dan Ditjen Perkebunan Tahun Tabel 32. Target dan Capaian Surplus Neraca Perdagangan Komoditi Pertanian Tahun Tabel 33. Resume Capaian Kinerja Ditjen PPHP Tahun Tabel 34. Rata-Rata Kapasitas Per Jenis Alat Olahan Tanaman Pangan Tabel 35. Jenis, Jumlah Unit dan Produksi Alat Pengolahan Produk Tanaman Pangan Tahun Tabel 36. Rata-Rata Kapasitas Per Jenis Olahan Perkebunan Tabel 37. Jenis, Jumlah Unit dan Produksi Alat Pengolahan Produk Perkebunan Tahun Tabel 38. Rata-Rata Kapasitas Per jenis Olahan Hortikultura Tabel 39. Jenis, Jumlah Unit dan Produksi Alat Pengolahan Produk Hortikultura Tahun Tabel 40. Rata-Rata Kapasitas Per Jenis Alat Olahan Peternakan Tabel 41. Jenis, Jumlah Unit dan Produksi Alat Pengolahan Produk Peternakan Tahun Tabel 42. Produksi Produk Olahan Fasilitasi Ditjen PPHP (Kg) Tabel 43. Perkembangan Volume Ekspor dan Gapoktan Hasil Binaan Ditjen PPHP TA Tabel 44. Jumlah Kelembagaan Pemasaran Bagi Petani (Unit) Tabel 45. Lokasi Pasar Tani Tahun Anggaran Tabel 46. Lokasi Pasar Lelang Tahun Tabel 47. Lokasi UPPG Tahun Tabel 48. Jumlah Unit Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian TA (unit) vi

9 Tabel 49. Target dan Capaian Surplus Neraca Perdagangan Komoditi Pertanian Tahun Tabel 50. Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Tabel 51. Pengukuran Kinerja Realisasi Terhadap Target Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2014 (Unit) Tabel 52. Rincian Capaian Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Tahun Tabel 53. Pengukuran Kinerja Realisasi Terhadap Target Direktorat Mutu dan Standardisasi Tahun Tabel 54. Jumlah RSNI Yang Dihasilkan Tahun Tabel 55. OKKP-D Dengan Target Memperoleh Status Verifikasi oleh OKKP Pusat Tahun Tabel 56. Lembaga Sertifikasi (siap verifikasi/akreditasi) Tahun Tabel 57. Daftar Laboratorium Penguji Yang Siap Diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional Tahun Tabel 58. Daftar Pengawasan Jaminan Mutu Tahun Tabel 59. Pengukuran Kinerja Realisasi Terhadap Target Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Tahun Tabel 60. Rincian Realisasi Data Kinerja Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Tahun Tabel 61. Pengukuran Kinerja Realisasi Terhadap Target Direktorat Pemasaran Domestik Tahun Tabel 62. Lokasi Sub Terminal Agribisnis (STA) Tahun Anggaran Tabel 63. Lokasi Unit Pemasaran Poktan/Gapoktan (UPPG) Tahun Tabel 64. Lokasi Pasar Lelang Karet Tahun Tabel 65. Kegiatan Pertemuan Pengembangan Akses Pemasaran Hasil Pertanian Tahun vii

10 Tabel 66. Pertemuan Penguatan Jaringan Pemasaran (dana Dekonsentrasi) Tahun Tabel 67. Sosialisasi Sistem Resi Gudang (dana Dekonsentrasi) Tahun Tabel 68. Sosialisasi Pasar Lelang Karet (dana Dekonsentrasi) Tahun Tabel 69. Fasilitasi Sistem Resi Gudang (dana Dekonsentrasi) Tahun Tabel 70. Daftar Rincian Lokasi PIP Tahun Tabel 71. Lokasi Unit Penumbuhan Layanan Informasi Pasar Tahun Tabel 72. Pengukuran Kinerja Realisasi Terhadap Target Direktorat Pemasaran Internasional Tahun Tabel 73. Pengukuran Kinerja Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun Tabel 74. Beberapa Penghargaan dan Prestasi Yang Diraih Ditjen PPHP Selama Tahun viii

11

12 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Lampiran 2. Daftar Pelaku Usaha/Gapoktan/Poktan Sertifikatikasi Organik Lampiran 3. Jumlah Produksi Kakao Fermentasi Tahun Lampiran 4. Daftar Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar yang Teregistrasi Tahun Lampiran 5. Daftar Gapoktan Penerima Kotak Fermentasi Kakao Fasilitasi Ditjen PPHP Tahun Lampiran 6. Daftar Gapoktan Binaan Ditjen PPHP Penerima Dana TP 2014 Untuk Akselerasi Ekspor Lampiran 7. Daftar Lokasi Pasar Ternak Tahun Anggaran Lampiran 8. Daftar Gapoktan/Poktan Yang Menerapkan Sistim Jaminan Mutu Keamanan Pangan Tahun Lampiran 9. Rekapitulasi Laporan Hasil Uji (Tes Report) Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian Tahun Lampiran 10. Daftar Gapoktan Yang Menghasilkan MOU tahun Lampiran 11. Lokasi Pasar Tani Tahun Anggaran Lampiran 12. Daftar Lokasi Kegiatan Pemantauan dan Stabilisasi Harga Tahun Lampiran 13. Rincian Realisasi Data Kinerja Direktorat Pemasaran Internasional Tahun Lampiran 14. Daftar Gapoktan Binaan Direktorat Pemasaran Internasional Untuk Akselerasi Ekspor Penerima Dana TP Tahun Lampiran 15. Lembaga LM3 Penerima Bantuan Ditjen PPHP Tahun Lampiran 16. Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tahun ix

13

14 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Akuntabilitas Instansi pemerintah dibangun dan dikembangkan dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya pelaksanaan kebijakan dan program yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Dalam hal ini, setiap instansi pemerintah secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada para stakeholders, yang dituangkan melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan melalui proses penyusunan rencana strategis, penyusunan rencana kinerja dan pengukuran kinerja. Dalam kerangka akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas kinerja, dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka laporan ini juga berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada public. Semua itu memerlukan dukungan dan peran serta aktif seluruh lembaga pemerintahan pusat dan daerah, serta partisipasi masyarakat. Dukungan tersebut merupakan pendorong utama dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah dan sebagai perwujudan pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun LAKIP Ditjen PPHP 2014 merupakan kelanjutan tahun-tahun sebelumnya yang merupakan tahun kelimapenjabaran Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian periode tahun Melalui LAKIP ini akan diketahui seberapa jauh tingkat pencapaian kinerja, kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya pemecahannya dalam pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan tahun berjalan sebagai ekspresi dari rencana strategis Direktorat Jenderal PPHP yang pada gilirannya dapat diakumulasikan menjadi bentuk pertanggungjawaban 1

15 baik keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal PPHP. B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Permentan Nomor. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Pertanian maka Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (DitjenPPHP) mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijaksanaan dan standarisasi teknis di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Ditjen PPHP menyelenggarakan fungsi: 1) Perumusan kebijakan di mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; 3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; dan 5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. C. Struktur Organisasi Untuk menjalankan tugas dan fungsi dimaksud, Ditjen PPHP didukung oleh 6 (enam) unit kerja eselon II yaitu : Sekretariat Direktorat Jenderal. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. Direktorat MutudanStandardisasi. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi. DirektoratPemasaranDomestik. DirektoratPemasaran Internasional Masing-masing Direktorat memiliki 4 unit kerja eselon III (sub direktorat) dan setiap Sub Direktoratmemiliki 2 unit kerja eselon IV (seksi). Sekretariat memiliki 4 unit eselon III (bagian) dan masing-masing bagian 2

16 memiliki 3 unit eselon IV (sub bagian) dibawahnya. Struktur Organisasi Ditjen PPHP terdapat pada Lampiran 1. Uraian tugas dan fungsi masing-masing Eselon 2 adalah sebagai berikut: 1. Sekretariat Direktorat Jenderal Mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal. Fungsi Sekretariat Ditjen. adalah : a. Koordinasi dan penyusunan reancana dan program, anggaran, dan kerjasama di bidang pengolahan dan pemaaran hasil pertanian. b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan. c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik. d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil pertanian. Fungsi Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian adalah : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. c. Penyusunan norma, standar prosedur, dan kriteria di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. 3

17 4 d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. 3. Direktorat MutudanStandardisasi Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi. Fungsi Direktorat Mutu dan Standardisasi adalah : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang standardisasi, penerapan dan pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerja sama dan harmonisasi. b. Pelaksanaan kegiatan di bidang standardisasi, penerapan dan pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerja sama dan harmonisasi. c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang standardisasi, penerapan, dan pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerja sama dan harmonisasi. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang standardisasi, penerapan, dan pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerja sama dan harmonisasi. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Mutu dan Standardisasi. 4. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur,serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan usaha dan investasi. Fungsi Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi adalah : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri. b. Pelaksanaan kegiatan di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri.

18 c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi. 5. Direktorat Pemasaran Domestik Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran domestik. Fungsi Direktorat Pemasaran Domestik adalah : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran. b. Pelaksanaan kegiatan di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran. c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pemasaran Domestik. 6. Direktorat Pemasaran Internasional Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran internasional. 5

19 Fungsi Pemasaran Internasional adalah : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, multilateral dan kerjasama komoditi. b. Pelaksanaan kegiatan di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, multilateral dan kerjasama komoditi. c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, multilateral dan kerjasama komoditi. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, multilateral dan kerjasama komoditi. e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pemasaran Internasional. Disamping itu, Direktorat Jenderal PPHP didukung oleh 1 (satu) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian (BPMA) yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian mutu dalam rangka standardisasi dan sertifikasi alat dan mesin pertanian. D. Organisasi dan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan berkembangnya organisasi dan beban tugas Ditjen PPHP, jumlah SDM yang ada saat ini dirasakan masih terbatas, terutama SDM yang meguasai teknologi pengolahan hasil pertanian. Pada posisi Oktober 2014 jumlah pegawai Ditjen PPHP sebanyak 374 orang. Sebaran jumlah pegawai berdasarkan pendidikan adalah 0,26% SD; 0,26% SLTP; 18,18% SLTA; 4,5% DIII; 51,06% S1; 24,59% S2; 1,06 % S3. Secara rinci jumlah pegawai pada Direktorat Jenderal PPHP berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: 6

20 Tabel 1. Jumlah Pegawai Ditjen PPHP Berdasarkan Pendidikan Tahun 2014 No Unit Kerja SD SLTP SLTA DIII S1 S2 S3 Jumlah 1 Sekretariat Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Mutu dan Standarisasi Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi 5 Direktorat Pemasaran Internasional Direktorat Pemasaran Domestik Balai pengujian Mutu Alsintan Jumlah Untuk pegawai Direktorat Jenderal PPHP berdasarkan golongan pangkat terakhir dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini : Tabel 2.Jumlah Pegawai Ditjen PPHP Berdasarkan Golongan PangkatTahun 2014 Unit Kerja Golongan I II III IV d a b c d a b c d A b c d e Jumlah Sekretariat Dit. Pengolahan Hasil Pertanian Dit. Mutu dan Standarisasi Dit. Peng. Usaha dan Investasi Dit. Pemasaran Internasional Dit. Pemasaran Domestik Balai pengujian Mutu Alsintan Jumlah Dari data absensi Ditjen PPHP maka sepanjang tahun 2014 rata-rata kehadiran pegawai adalah 57,06%, dinas luar sebanyak 33,37%, yang 7

21 mengambil cuti 0,43%, yang mengajukan izin 2,68% dan yang sakit 1,61%. Sedangkan yang tanpa keterangan atau alpa sebanyak 1,81% serta Tugas Belajar sebanyak 1,91%. Tabel 3.Rekapitulasi Kedisiplinan Pegawai Ditjen PPHP Tahun 2014 (%) No Unit Kerja Hadir Dinas Tugas Cuti Izin Sakit Alpa Luar Belajar 1 Sekretariat 48,56 42,38 0,53 2,43 0,96 2,18 2,38 2 Dit. Pengolahan Hasil Pertanian 57,58 32,14 0,1 3,06 1,62 2,17 1,49 3 Dit. Mutu Dan Standardisasi 55,58 33,46 0,32 3,24 1,08 3,61 0,93 4 Dit. Pengembangan Usaha Dan Investasi 60,39 31,68 0,13 2,31 0,99 2,28 1,39 5 Dit Pemasaran Domestik 54,44 33,83 0,64 2,97 1,83 1,35 4,01 6 Dit. Pemasaran Internasional 53,71 36,49-3,3 1,24 0,13 3,2 7 Balai Pengujian Mutu Alsintan (BPMA 69,16 23,6 1,29 1,48 3,53 0,93 - Rata-rata 57,06 33,37 0,43 2,68 1,61 1,81 1,91 Sedangkan Pegawai Ditjen PPHP berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini : Tabel 4.Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Tahun 2014 No. Uraian Jabatan Jumlah % 1 Jabatan Struktural 89 23,92 2 Fungsional Medik Veteriner 1 0,27 3 Fungsional Perencana 7 1,88 4 Fungsional PMHP 13 3,49 5 Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian 14 3,76 6 Fungsional Pranata Humas 2 0,54 7 Fungsional Pranata Komputer 2 0,54 8 Fungsional Analisis Kepegawaian 2 0,54 9 Fungsional Umum , Fungsional Arsiparis 2 0,54 Jumlah ,00 8

22 E. Analisis Efektifitas pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan Dukungan anggaran dalam rangka pencapaian kinerja Ditjen PPHP dengan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian pada tahun meningkat dari Rp. 373 milyard menjadi Rp.592 milyard pada tahun Untuk anggaran Ditjen.PPHP 2014 semula ditetapkan sebesar Rp ,-namun setelah melalui proses pembahasan revisi anggaran maka terdapat penghematan anggaran sebesar Rp ,- sehingga anggaran Ditjen PPHP untuk TA 2014 sebesar Rp ,-. Prosentase realisasi serapan anggaran rata-rata mencapai lebih dari 90% hanya pada tahun 2010 terjadi realisasi terendah yaitu sebesar 89,97%. Selama tahun , Direktorat Jenderal PPHP mengalokasikan sebagian besar anggarannya untuk kegiatan Tugas Pembantuan (TP) di daerah. 9

23 Dalam Rp. Juta PAGU DAN REALISASI ANGGARAN DITJEN PPHP TAHUN Anggaran KP Realisasi KP Anggaran DK Realisasi DK Anggaran TP Realisasi TP Tabel 5. Realisasi Output dan Serapan Anggaran Ditjen PPHP Per Kegiatan Utama tahun 2014 No Kegiatan/Sasaran Indikator Kinerja Capaian Serapan Output (%) Anggaran (%) Pengembangan Mutu dan Standardisasi 111,99 93,19 1 Meningkatnya mutu 1. Jumlah rancangan SNI produk pertanian 100,00 91,61 Hasil Pertanian (dokumen) 2. Jumlah unit usaha yang menerapkan 112,78 94,37 sistem jaminan mutu (unit usaha) 3. Jumlah laboratorium pengujian dan 100,00 95,86 OKKP-D/Lembaga Sertfikasi (Unit/Lab) 4. Jumlah kerjasama standar mutu dan 85,71 86,34 harmonisasi stnadar mutu 5. Jumlah pengujian dan sertifikasi alsintan 135,11 82,51 (dokumen) 6. Jumlah pengawasan jaminan mutu (unit) 138,33 89,92 7. Dukungan lainnya 93,58 10

24 No Kegiatan/Sasaran Indikator Kinerja Capaian Serapan Output (%) Anggaran (%) 2 Pengembangan Pemasaran Domestik 95,16 90,04 Meningkatnya 1. Jumlah optimalisasi sarana dan 93,00 88,77 Pemasaran Hasil Pertanian di Pasar Domestik kelembagaan pasar domestik (Unit) 2. Jumlah komoditi dalam pemantauan 100,00 85,78 pasar dan stabilitasi harga komoditas pertanian utama (komoditi) 3. Jumlah pengembangan akses 87,64 88,36 pemasaran (laporan) 4. Jumlah unit pelayanan informasi pasar 100,00 95,15 komoditi pertanian (lokasi) 5. Dukungan lainnya 93,48 3 Pengembangan Pemasaran Internasional 96,46 87,57 1. Jumlah analisa data dan informasi untuk penyusunan posisi Indonesia dalam forum perundingan bilateral, regional dan multilateral (laporan) 2. Jumlah partisipasi dalam perundingan internasional bidang pertanian (laporan) 3. Jumlah hasil analisa peningkatan ekspor dan penurunan impor hasil pertanian (laporan) 4. Jumlah Gapoktan yang dibina dalam rangka akselerasi ekspor komoditi pertanian (unit) 5. Dukungan lainnya 4 Pengembangan Usaha dan Investasi 116,81 95,03 Meningkatnya Usaha Kemitraan, Kewirausahaan dan investasi 1. Jumlah unit usaha binaan kemitraan dan 120,00 92,96 kewirausahaan disektor pertanian (kelompok usaha) 2. Jumlah fasilitasi investasi disektor 106,06 89,01 pertanian (laporan) 3. Jumlah pameran, promosi, eksibisi dan 124,36 97,19 perlombaan dalam negeri dan luar negeri (pameran/promosi) 4. Dukungan lainnya 97,22 5 Pengembangan Pengolahan hasil Pertanian 156,14 94,54 Meningkatnya Usaha 1. Unit usaha pengolahan hasil tanaman 180,89 95,15 Pengolahan Hasil Pertanian Yang Berkelanjutan pangan (Unit) 2. Unit usaha pengolahan hasil hortikultura 167,65 96,15 (Unit) 3. Unit usaha pengolahan hasil perkebunan (Unit) 143,84 95,14 11

25 No Kegiatan/Sasaran Indikator Kinerja Capaian Serapan Output (%) Anggaran (%) 4. Unit usaha pengolahan hasil peternakan 128,65 95,50 (Unit) 5. Dukungan lainnya 92,48 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PPHP 114,50 83,72 Terselenggaranya 1. Jumlah dokumen perencanaan, 100,00 78,68 Pelayanan Administrasi dan Pelayanan Teknis lainnya Secara Profesional dan Berintegritas di Lingkungan Ditjen PPHP keuangan, umum srerta evaluasi dan pelaporan program NTDS, industri hilir, pemasaran dan ekspor hasilpertanian (dokumen) 2. Jumlah usaha pengolahan dan 129,00 90,50 pemasaran hasil pertanian melalui LM3 (lembaga). 3. Dukungan lainnya 90,50 12

26 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis Visi dan Misi Visi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemaaran Hasil Pertanian tahun adalah : Menjadi institusi yang peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera, handal dan berdaya saing di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui penyelenggaraan birokrasi yang profesional dan berintegritas. Untuk mencapai visi tersebut di atas, diemban misi yang harus dilaksanakan yaitu: a. Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha pengolahan dan pemasaran petani yang merupakan basis ekonomi perdesaan, yang nantinya di harapkan sebagai wadah peningkatan peran dari petani produsen menjadi petani pemasok melalui penerapan manajemen, teknologi dan permodalan secara profesional. b. Mengembangkan sistem agroindustri terpadu di perdesaan melalui, keterpaduan sistem produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan petani, kesempatan kerja di perdesaan dan peningkatan nilai tambah produk pertanian secara adil serta profesional. c. Mengembangkan penerapan sistem jaminan mutu hasil pertanian secara efektif dan operasional untuk meningkatkan daya saing produk segar dan olahan, baik di pasar domestik maupun internasional. d. Meningkatkan daya serap pasar domestik melalui kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien. e. Meningkatkanakses pasar luar negeri hasil pertanian melalui kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien. 13

27 f. Mengembangkan kapasitas institusi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yang profesional dan berintegritas moral tinggi. 2. Tujuan, Sasaran, Program dan Indikator Sasaran Tujuan Tujuan yang ingin dicapai oleh Ditjen PPHP dalam periode adalah : a. Membangun sistem manajemen pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. b. Menumbuhkembangkan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang memacu pertumbuhan ekonomi perdesaan. c. Menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan serta penyusunan dan penerapan standar nasional Indonesia produk dan hasil pengolahan pertanian (SNI) d. Meningkatkan daya serap pasar domestik dan ekspor. Sasaran Sasaran strategis pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang ingin dicapai dalam periode adalah : a. Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan kemandirian petani dan pelaku bisnis lainnya dalam usaha agroindustri serta kelembagaannya. b. Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan profesionalisme SDM Ditjen PPHP. c. Berkembangnya agroindustri terpadu di perdesaan melalui keterpaduan sistem produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian d. Tercapainya penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan e. Meningkatnya kualitas dan jumlah olahan produk pertanian untuk mendukung peningkatan daya saing dan ekspor. f. Meningkatnya daya serap pasar domestik dan devisa negara dari ekspor produk pertanian. 14

28 Pada tahun Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian melaksanakan satu program yang mendukung Kementerian Pertanian dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, yaitu Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian. Indikator outcome (indikator kinerja utama) dari Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian pada tahun adalah : 1) Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik sebesar 5% pertahun; 2) Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian di pasar domestik sebesar 5% pertahun; 3) Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian tumbuh 6% setiap tahunnya; dan 4) Meningkatnyanet ekspor komoditas segar dan olahan sebesar 15% pertahun. Selain itu, selama periode Direktorat Jenderal PPHP mempunyai tanggungjawab mendukung IKU Kementerian Pertanian yang terdiri dari 5 indikator utama yaitu : 1) Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib); 2) Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20% (2010) menjadi 50% (2014); 3) Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor 2014; 4) Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri; dan 5) Meningkatnya surplus neraca perdagangan US$ 15,11 milyar (2010) menjadi US$ 26,43 milyar (2014). 3. Strategi, Kebijakan dan Kegiatan Strategi Strategi pembangunan pertanian selama akan dilakukan melalui tujuh (7) Gema Revitalisasi dan yang terkait erat dengan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian adalah : Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana, RevitalisasiKelembagaan Petani, dan Revitalisasi Kelembagaan Petani, dan Revitalisasi Tehnologi dan Industri Hilir, serta Revitalisasi Pembiayaan. 15

29 Kebijakan pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian adalah : a. Kebijakan pengembangan pengolahan hasil pertanian yaitu : 1) Peningkatan nilai tambah melalui agroindustri perdesaan; 2) Peningkatan inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan; 3) Peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian melalui optimalisasi dan modernisasi sarana pengolahan; 4) Peningkatan kemampuan dan memberdayakan SDM pengolahan dan penguatan lembaga usaha pengolahan di tingkat petani; 5) Peningkatan upaya pengelolaan lingkungan; b. Kebijakan pengembangan mutu dan standardisasi yaitu : 1) Pengembangan standardisasi sarana dan hasil pertanian; 2) Penerapan dan pengawasan sistem jaringan mutu dan keamanan pangan; 3) Pengembangan kerjasama dan harmonisasi standar; 4) Pengembangan sistem uji alsintan; 5) Pembinaan kelembagaan mutu; c. Kebijakan pengembangan pemasaran domestik yaitu : 1) Pengembangan jaringan pemasaran domestik; 2) Pengembangan sarana dan kelembagaan pasar; 3) Kebijakan stabilisasi harga dan pemantauan pasar; 4) Pengembangan pelayanan informasi pasar; d. Kebijakan pengembangan pemasaran internasional yaitu : 1) Pengembangan analisa pasar, market inteligent dan perluasan pasar internasional; 2) Berpartisipasi dalam perundingan internasional bidang pertanian; 3) Penyusunan posisi Indonesia dalam forum perundingan bilateral, regional, dan multilateral serta forum komoditi strategis; 4) Pembinaan kelompok usaha untuk tujuan ekpsort 5) Peningkatan akses komoditas strategis e. Kebijakan pengembangan usaha dan investasi yaitu : 16

30 1) Pengembangan usaha dan kelembagaan pertanian berbasis kemitraan dan kewirausahaan; 2) Peningkatan promosi dan pelayanan investasi pertanian; 3) Peningkatan promosi produk pertanian di tingkat nasional dan internasional 4) Peningkatan konsumsi produk lokal melalui kampanye. Dalam upaya pencapaian target-target indikator outcome, maka Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertaniandijabarkan dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tugas fungsi Eselon II di dalamnya meliputi kegiatan : 1) Pengembangan pengolahan hasil pertanian, 2) Pengembangan mutu dan standarisasi, 3) Pengembangan pemasaran domestik, 4) Pengembangan pemasaran internasional, 5) Pengembangan usaha dan investasi, dan 6) Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Kegiatan utama tersebut dijabarkan lagi dalam beberapa kegiatan yang strategis yaitu: a. Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian 1) Rancangan SNI produk pertanian 2) Penerapan sistem jaminan mutu 3) Pengawasan jaminan mutu 4) Laboratorium pengujian dan OKKPD 5) Kerjasama standar mutu dan harmonisasi standar mutu 6) Pengujian alsintan b. Pengembangan Pemasaran Domestik 1) Optimalisasi sarana dan kelembagaan pasar domestik 2) Pemantauan pasar dan stabilisasi harga 3) Pengembangan akses pemasaran 4) Pengembangan informasi pasar c. Pengembangan Pemasaran Internasional 1) Analisa data dan informasi untuk penyusunan posisi Indonesia dalam forum perundingan bilateral, regional dan multilateral serta forum komoditi strategis 2) Partisipasi dalam perundingan internasional bidang pertanian 3) Analisa ekspor dan impor hasil pertanian 17

31 4) Akselerasi ekspor komoditi pertanian d. Pengembangan Usaha dan Investasi 1) Pembinaan kemitraan dan kewirausahaan di sektor pertanian 2) Pelayanan investasi di sektor pertanian 3) Pameran, promosi, eksibisi dan perlombaan dalam negeri maupun luar negeri e. Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian 1) Pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan 2) Pengembangan pengolahan hasil hortikultura 3) Pengembangan pengolahan hasil perkebunan 4) Pengembangan pengolahan hasil peternakan f. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya dan Pemasaran Hasil Pertanian 1) Perencanaan, keuangan, organisasi dan kepegawaian serta evaluasi danpelaporan program 2) Usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui LM3 Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan di pusat dan di daerah. Di tingkat pusat, kegiatan dilaksanakan oleh Satker Pusat yaitu Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran HasilPertanian (Ditjen PPHP) dan Balai Pengujian Mutu Alsintan (BPMA), sedangkan di tingkat daerah dilaksanakan oleh Satker Dinas lingkup Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota yang didukung oleh dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Kegiatan yang dilaksanakan di pusat berupa : pengembangan kebijakan, koordinasi perencanaan dan pelaksanaan program/ kegiatan, pembinaan dan pengawalan teknis, pelayanan teknis/ bisnis, pengembangan data base dan sistem informasi, public awareness/ promosi produk dan investasi di sektor pertanian serta monitoring evaluasi dan pelaporan. Sedangkan kegiatan di daerah yang dilaksanakan melalui dana dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat non fisik yaitu antara lain : sinkronisasi, koordinasi, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, pembinaan, pengawasan serta pengendalian. Sedangkan yang dilaksanakan melalui dana tugas pembantuan baik tugas pembantuan provinsi maupun tugas pembantuan kabupaten/ kota 18

32 dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat fisik yaitu antara lain : pengadaan bangunan, peralatan dan mesin serta kegiatan fisik lainnya. B. Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja 2014 Kementerian Pertanian dalam upaya mencapai tujuan telah menetapkan empat target utama, yaitu : a. Swasembada dan swasembada berkelanjutan. b. Diversifikasi pangan. c. Peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor. d. Kesejahteraan petani. Direktorat Jenderal PPHP sesuai tugas dan fungsinya, maka ditetapkan untuk menjadi leader untuk target utama c, yaitu peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor. Target ini dituangkan dalam indikator kinerja utama Kementerian Pertanian yang didukung Ditjen PPHP sebagai berikut : Tabel 6. Indikator Kinerja dan Target Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Tahun 2014 No Indikator Kinerja Target Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet. 90% 2 Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan / diekspor. 63% 3 Meningkatnya produksi tepung2an untuk mensubstitusi 11% gandum/terigu impor. 4 Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu 60% untuk industri coklat dalam negeri. 5 Surplus neraca perdagangan komoditi petanian US$ 23 Milliar Untuk mendukung capaian tersebut Direktorat Jenderal PPHP menetapkan sasaran strategis periode , yaitu Meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan. Sasaran strategis dan indikator kinerja Direktorat Jenderal PPHP periode seperti tercantum pada dokumen Rencana Strategis Direktorat Jenderal PPHP , adalah sebagai berikut : 19

33 Tabel 7. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Periode Beserta Target Pencapaiannya Sasaran Strategis Meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan Indikator Kinerja Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan Target % 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5% 6% 6% 6% 6% 6% 15% 15% 15% 15% 15% Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014 merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) periode Tahun RKT Direktorat Jenderal PPHP tahun 2014 ditetapkan pada bulan Oktober 2013, RKT dimaksud secara rinci sebagai berikut : Tabel 8. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan 20 Prosentase peningkatan produkolahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik Prosentase peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian Prosentase peningkatan jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian Prosentase peningkatan nett ekspor komoditi segar dan olahan Setelah melalui proses perencanaan hingga ditetapkannya DIPA dan RKAKL Direktorat Jenderal PPHP, maka pada bulan Februari 2014 telah dilakukan Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal PPHP. Penetapan kinerja ini merupakan perjanjian kinerja antara Direktur Jenderal PPHP 5% 5% 6% 15%

34 dengan Menteri Pertanian. Penetapan kinerja ini dibiayai dengan APBN sebesar sebesar Rp ,- Tabel 9.Penetapan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan Indikator Kinerja Prosentase peningkatan produkolahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik Prosentase peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian Target Prosentase peningkatan jumlah usaha pengolahan dan 6% pemasaran hasil pertanian Prosentase peningkatan nett ekspor komoditi segar dan olahan 15% 5% 5% Perjanjian kinerja dalam bentuk dokumen Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal PPHP yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal PPHP dengan Menteri Pertanian, ditindaklanjuti dengan perjanjian kinerja antara masing-masing Eselon II lingkup Direktorat Jenderal PPHP dengan Direktur Jenderal PPHP yang dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja masing-masing Eselon II. Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 tahun 2010, unit kerja eselon I pada kementerian melaporkan pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome) dan atau keluaran (output) penting. Penetapan kinerja kegiatan utama Direktorat Jenderal PPHP (output penting) untuk masingmasing kegiatan utama yang dilaksanakan oleh masing-masing Direktorat terkait lingkup Direktorat Jenderal PPHP, adalah sebagai berikut : 1. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka sasaran capaian kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian (PHP) adalah : Meningkatnya usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan, dengan 4 indikator sebagai alat ukurnya. 21

35 Tabel 10. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target Meningkatnya usaha Jumlah unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan 235unit usaha pengolahan hasil Jumlah unit usaha pengolahan hasil hortikultura 77unit usaha pertanian yang Jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan 150 unit usaha berkelanjutan Jumlah unit usaha pengolahan hasil peternakan 170unit usaha 2. Direktorat Mutu dan Standardisasi Sasaran kinerja Direktorat Mutu dan Standardisasi adalah : Meningkatnya mutu dan keamanan pangan hasil pertanian dengan 6 indikator utama sebagai alat ukurnya. Tabel 11. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi Tahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target Jumlah rancangan SNI produk pertanian 27 dokumen Meningkatnya mutu dan keamanan pangan hasil pertanian Jumlah unit usaha yang menerapkan sistem jaminan mutu Jumlah laboratorium pengujian dan OKKPD Jumlah kerjasama standar mutu dan harmonisasi standar mutu Jumlah pengujian dan sertifikasi alsintan Jumlah pengawasan jaminan mutu 150 unit usaha 43 unit/laboratorium 6 kerjasama 256 dokumen 58 unit 3. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Sasaran capaian kinerja Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi adalah : Meningkatnya usaha, kemitraan dan investasi sektor pertanian dengan 3 indikator utama sebagai alat ukurnya. 22

36 Tabel 12. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan InvestasiTahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target Meningkatnya usaha, kemitraan dan investasi sektor pertanian Jumlah unit usaha binaan kemitraan dan kewirausahaan di sektor pertanian Jumlah fasilitasi investasi di sektor pertanian Jumlah pameran, promosi, eksibisi dan perlombaan dalam negeri maupun luar negeri 163 kelompok usaha 34 laporan 160 kali pameran/ promosi 4. Direktorat Pemasaran Domestik Sasaran kinerja utama Direktorat Pemasaran Domestik adalah : Meningkatnya pemasaran hasil pertanian di pasar domestik, dengan 4 indikator utama sebagai alat ukurnya.. Tabel 13. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran DomestikTahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target Meningkatnya pemasaran hasil pertanian di pasar domestik Jumlah optimalisasi sarana kelembagaan pasar domestik Jumlah komoditi dalam pemantauan pasar dan stabilisasi harga komoditas pertanian utama Jumlah pengembangan akses pemasaran Jumlah unit pelayanan informasi pasar komoditi pertanian 117 unit 32 laporan 56 laporan 700 lokasi 5. Direktorat Pemasaran Internasional Sasaran Kinerja Direktorat Pemasaran Internasional adalah : Meningkatnya pemasaran internasional hasil pertanian dengan 4 indikator utama sebagai alat ukur. 23

37 Tabel 14. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional Tahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target Meningkatnya pemasaran internasional hasil pertanian Jumlah analisa data dan informasi untuk penyusunan posisi Indonesia dalam forum perundingan bilateral, regional dan multilateral serta forum komoditi strategis. Jumlah partisipasi dalam perundingan internasional bidang pertanian Jumlah hasil analisa peningkatan ekspor dan penurunan impor hasil pertanian Jumlah Gapoktan yang dibina dalam rangka akselerasi ekspor komoditi pertanian 40 laporan 27 laporan 13 laporan 40 unit 6. Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Sasaran kinerja Setditjen PPHP adalah : Terselenggaranya pelayanan administrasi dan pelayanan teknis lainnya secara professional dan berintegritas di lingkungan Ditjen PPHP dengan 2 indikator utama sebagai alat ukur. Tabel 15. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Terselenggaranya pelayanan administrasi dan pelayanan teknis lainnya secara professional dan berintegritas di lingkungan Ditjen PPHP. Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan program peningkatan nilai tambah, daya saing, industry hilir, pemasaran dan ekspor hasil pertanian. Jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui LM3. 33 Dokumen/ Laporan 200 LM3 24

38 C. Revisi Penetapan Kinerja 2014 Pada bulanagustus 2014 terjadi revisi Penetapan Kinerja Ditjen PPHP, karena disesuaikan dengan program kerja dan ketersediaan anggaran yang berubah menjadi Rp ,-. maka ada beberapa indikator kinerja yang berubah dari RKT, hal tersebut dapat dilhat pada beberapa Tabel di bawah ini. Tabel 16. Revisi Indikator Kinerja dan Target Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Tahun 2014 No Indikator Kinerja Target Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet (%) Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan (%) Meningkatnya produksi tepung2an untuk mensubstitusi 11 gandum/terigu impor (%). 4 Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi 10 bermutu untuk industri coklat dalam negeri (%). 5 Surplus neraca perdagangan komoditi petanian (Milliar) US$ 23 Tabel 17. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan Prosentase peningkatan produkolahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik Prosentase peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian Prosentase peningkatan jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian Prosentase peningkatan nett ekspor komoditi segar dan olahan Revisi Target 5% 4,4% 5% 4,6% 6% 5,5% 15% 14,3% 25

39 1. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Anggaran Dit. PHP semula sebesar Rp ,- setelah ada revisi anggaran bertambah menjadi Rp , -sehingga ada perubahan dalam target. Tabel 18. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target Meningkatnya usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan Jumlah unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan Jumlah unit usaha pengolahan hasil hortikultura Jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan Jumlah unit usaha pengolahan hasil peternakan 225 unit usaha 68 unit usaha 146 unit usaha 172 unit usaha 2. Direktorat Pengembangan Mutu dan Standardisasi Anggaran Dit. Mutu dan Standardisasi semula berjumlah Rp ,- dan setelah revisi anggaran menjadi Rp ,- Tabel 19. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan StandardisasiTahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target Meningkatnya mutu dan keamanan pangan hasil pertanian Jumlah Rancangan SNI produk pertanian Jumlah unit usaha yang menerapkan sistem jaminan mutu Jumlah laboratorium pengujian dan OKKPD Jumlah kerjasama standar mutu dan harmonisasi standar mutu Jumlah pengujian alsintan Jumlah pengawasan jaminan mutu 28 dokumen 133 unit usaha 45 unit/laboratorium 7 kerjasama 225 unit 60 unit 26

40 3. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Anggaran awal Direktorat PUI Rp ,- setelah revisi anggaran menjadi Rp ,-. Tabel 20. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan InvestasiTahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target Meningkatnya usaha, kemitraan dan investasi sektor pertanian Pengembangan kemitraan dan kewirausahaan di sektor pertanian Pelayanan pengembangan investasi di sektor pertanian Pameran, promosi, eksibisi dan perlombaan dalam negeri dan luar negeri 160 laporan 33 laporan 156 kegiatan pameran/promosi 4. Direktorat Pemasaran Domestik Anggaran Direktorat Pemasaran Domestik semula sebesar Rp ,- dan setelah revisi anggaran menjadi Rp ,-. Tabel 21. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik Tahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target Meningkatnya pemasaran hasil pertanian di pasar domestik Optimalisasi sarana kelembagaan pasar domestik Pemantauan pasar dan stabilisasi harga komoditas pertanian utama Pengembangan akses pemasaran Pengembangan informasi pasar komoditi pertanian 200 unit 57 komoditi 89 laporan 701 lokasi 5. Direktorat Pemasaran Internasional Anggaran Direktorat Pemasaran Internasional semula sebesar Rp setelah revisi menjadi Rp ,- 27

41 Tabel 22. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional Tahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target Meningkatnya pemasaran internasional hasil pertanian Analisis data dan informasi untuk penyusunan posisi Indonesia dalam forum perundingan bilateral, regional dan multilateral serta forum komoditi strategis. Partisipasi dalam perundingan internasional bidang pertanian Analisis peningkatan ekspor dan penurunan impor hasil pertanian Akselerasi ekspor komoditi pertanian 40 laporan 28 laporan 15 laporan 34 unit 6. Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Anggaran Sekretariat Ditjen PPHP untuk operasional tidak termasuk gaji dan tunjangan kinerja serta anggaran untuk BPMA semula sebesar Rp ,- dan untuk kegiatan LM3 sebesar Rp ,. Setelah revisi anggaran Setditjen PPHP menjadi Rp ,- dan anggran LM3 menjadi Rp ,-. Tabel 23. Revisi Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Terselenggaranya pelayanan administrasi dan pelayanan teknis lainnya secara professional dan berintegritas di lingkungan Ditjen PPHP. Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan program peningkatan nilai tambah, daya saing, industry hilir, pemasaran dan ekspor hasil pertanian. Jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui LM3. 15 Dokumen/ Laporan 100 Kelompok LM3 28

42 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA DITJEN PPHP A. Pengukuran Kinerja Dukungan Direktorat Jenderal PPHP Terhadap IKU Kementerian Pertanian Selama periode , Direktorat Jenderal PPHP mempunyai tanggungjawab mendukung IKU Kementerian Pertanian yang terdiri dari 5 indikator utama; pada Tabel 24 dibawah ini dapat dilihat masingmasing indikator dengan targetnya yang harus dicapai selama periode tersebut. Tabel 24. Indikator Kinerja dan Target Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Tahun 2014 No Indikator Kinerja Target Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet. 90% 2 Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan / diekspor. 63% 3 Meningkatnya produksi tepung2an untuk mensubstitusi gandum/terigu impor. 11% 4 Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri. 60% 5 Surplus neraca perdagangan komoditi petanian US$ 23 Milliar Pada bulan Agustus 2014 terdapat revisi target PK Kementerian Pertanian yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian dengan rincian seperti pada Tabel 25 di bawah ini. Tabel 25. Revisi Indikator Kinerja dan Target Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Tahun 2014 No Indikator Kinerja Target Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet (%) Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan (%) Meningkatnya produksi tepung2an untuk mensubstitusi 11 gandum/terigu impor (%). 4 Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu 10 untuk industri coklat dalam negeri (%). 5 Surplus neraca perdagangan komoditi petanian (Milliar) US$ 23 29

43 Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2014 ditetapkan berdasakan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu (1) sangat berhasil bila capaian diatas 100%; (2) berhasil bila capaian berkisar %; (3) cukup berhasil bila capaian antara 60 - <80%; (4) kurang berhasil bila capaian dibawah 60% terhadap sasaran yang telah ditetapkan. IKU 1 : Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet Parameter Pertama : Tersertifikasinya semua produk pertanian organik Rumus yang digunakan dalam menghitung berapa banyak produk pertanian yang sudah memperoleh sertifikat organik adalah : Jumlah luasan area organik yang disertifikasi oleh LSO / Jumlah luasan area organik yang dibina oleh Kementan tahun 2014 x 100% 1. Produk pertanian organik di Indonesia terdiri dari : beras, 25 jenis sayuran, 10 jenis buah, lada, kopi, kakao, kayu manis, mete, vanilla, teh, gula kelapa, biofarmaka. 2. Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) di Indonesia ada 8yaitu PT Sucofindo, PT Mutu Agung Lestari, PT Lesos, PT Persada, LSO Sumbar, Inofice, PT Biocert dan SDS. LSO tersebut yang berwenang menerbitkan sertifikat untuk produk pertanian organik. Data mengenai luasan organik yang dapat dipantau berasal dari 8 LSO, Aliansi Organik Indonesia (AOI) dan dinas yang membidangi pertanian di tingkat Provinsi. 3. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut : Jumlah produk pertanian organik Indonesia yang memperoleh sertifikat tahun 2014 / (Jumlah produk pertanian organik yang memperoleh sertifikat + produk pertanian organik yang mengajukan sertifikat + produk pertanian organik yang sedang dibudidayakan tahun 2014) x 100%. 30

44 4. Melalui kegiatan dana dekonsentrasi Ditjen PPHP periode tahun , pelaku usaha/gapoktan/poktan yang dibina dan ditargetkan sertifikasi sejumlah 105 gapoktan/poktan. Namun yang disertifikasi melebihi target, yaitu sejumlah125 pelaku usaha/ gapoktan/poktan. 5. Tahun 2014, sejumlah 28 pelaku usaha/gapoktan/poktan telah dibina oleh Ditjen PPHP dan disertifikasi, meliputi sertifikasi organik nasional sejumlah 25 pelaku usaha/gapoktan/poktan dengan luasan ha (untuk komoditas kopi, gula kelapa, mete, sayuran, manggis, salak, mangga, beras) dan sertifikasi organik internasional (pemenuhan standar Jepang, Eropa dan Amerika) serta sejumlah 3 pelaku usaha/gapoktan/poktandenganluas lahan 328 ha (untuk komoditas gula aren, kayu manis). Total pelaku usaha/gapoktan/poktan yang mendapat sertifikat organik sejumlah Capaian kinerja untuk parameter pertama ini adalah : 28/25 x 100%= 112%. Keberhasilan ini disebabkan karena di beberapa wilayah kegiatan ini diikuti oleh kelompok dengan jumlah lebih dari yang ditargetkan. Tabel 26. Target dan Realisasi Sertifikasi Produk Pertanian Organik Tahun Uraian Total Realisasi Target Realisasi Realisasi/Target (%) (Satuan : Jumlah pelaku usaha/gapoktan/poktan yang memperoleh sertifikat organik) Parameter Kedua : Tersertifikasinya semua produk kakao fermentasi Rumus yang digunakan dalam menghitung berapa banyak produk kakao fermentasi yang sudah memperoleh sertifikat adalah : Kakao fermentasi dalam negeri yang diserap industri kakao / produksi kakao fermentasi yang dihasilkan di dalam negeri x 100%. 31

45 1. Produk kakao fermentasi yang disertifikasi oleh Otoritas Kompeten Keamanan Daerah (OKKP-D) mencerminkan/menggambarkan bahwa produk tersebut telah memenuhi persyaratan pangan. Lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikat keamanan pangan untuk kakao fermentasi adalah Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) adalah OKKP-D yang terdapat di 34 Propinsi. 2. Sampai dengan 2014, OKKPD belum pernah mengeluarkan sertifikat keamanan pangan untuk kakao fermentasi mengingat bahwa Permentan tentang Persyaratan Mutu dan Pemasaran Biji Kakaodiberlakukan wajib pada tahun Oeh karena itu pelaku usaha/gapoktan/poktan kakao diwajibkan membentuk Unit Fermentasi dan Pengolahan Biji Kakao (UFPBK) serta mengajukan sertifikasi keamanan pangan biji kakao kepada OKKP-D. Untuk selanjutnya berapa banyak kakao fermentasi yang disertifikasi dihitung melalui rumus sebagai berikut: Jumlah kakao fermentasi yang memenuhi syarat untuk disertifikasi tahun 2014 / jumlah semua kakao fermentasi yang dihasilkan tahun Jumlah kakao fermentasi yang dihasilkan di dalam negeri dihitung berdasarkan jumlah produksi kakao di setiap wilayah sentra kakao dikalikan persentase biji kakao yang difermentasi (Lampiran 3). Persentase biji kakao fermentasi di setiap Provinsi berbeda-beda, informasi diperoleh dari petugas Dinas Perkebunan Provinsi setempat. Jumlah kakao fermentasi tahun 2014 sebesar ton (12.46% dari total produksi kakao). Namun demikian kakao fermentasi yang dihasilkan belum semuanya memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh industri kakao. 4. Di Indonesia terdapat 19 industri kakao. Industri kakao yang membutuhkan bahan baku kakao fermentasi adalah industri kakao yang menghasilkan cocoa butter dan cocoa powder (hanya ada 3 industri kakao dimaksud). Berdasarkan data Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), kebutuhan kakao fermentasi industri kakao dalam negeri pada tahun 2014 adalah ton. Saat ini kebutuhan kakao fermentasi industri dalam negeri sebagian besar dipenuhi dari impor. Tahun 2014 impor kakao fermentasi sebesar 32

46 ton (data PUSDATIN Kementerian Pertanian). Jumlah kakao fermentasi yang memenuhi persyaratan mutu biji kakao dan diserap oleh industri kakao dalam negeri sebesar ton (dihitung berdasarkan selisih antarakebutuhan kakao fermentasi oleh industri kakao dalam negeri dengan jumlah impor kakao fermentasi). 5. Persentase kakao fermentasi tersertifikasi dihitung dengan asumsi sebagai berikut: Jumlah kakao fermentasi yang diterima oleh indutri kakao dalam negeri (y)/ Jumlah kakao fermentasi yang dihasilkan di dalam negeri. Berdasarkan asumsi tersebut maka capaian kinerja kakao fermentasi tersertifikasi sebesar 3.456/ x 100% = 3,6%. Tabel 27. Perbandingan Kakao Fermentasi Dalam Negeri yang Diserap Industri Kakao Terhadap Produksi Kakao Fermentasi No Tahun Kakao Fermentasi yang Diserap industri Kakao DN Produksi Kakao Fermentasi DN Persent ,92 Ton Ton 1 % ,23 Ton Ton 1 % ,51 Ton Ton 1 % ,86 Ton Ton 1 % Ton Ton 3,64 % Parameter ketiga : Tersertifikasinya semua produk bahan olahan karet Rumus yang digunakan dalam menghitung berapa banyak produk bahan olahan karet yang sudah disertifikasi adalah : Produksi bokar bersih yang dihasilkan UPPB teregister tahun 2014 / produksi bokar nasional tahun 2014 x 100%. 1. Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang sudah teregister artinya unit tersebut telah menerapkan SOP Bokar 33

47 Bersih yang dibuktikan dengan Surat Tanda Register (STR) dari dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten/kota, sehingga bokar tersebut tidak memerlukan pengujian sebagai bahan baku industri crumb rubber. UPPB yang teregister berwenang mengeluarkan Surat Keterangan Asal (SKA) Bokar Bersih bagi pekebun atau kelompok pekebun dalam wilayah kerjanya. 2. UPPB yang berada disetiap sentra produksi karet yang harus dibentuk sesuai Permentan Nomor 38 tahun Namun daerah lainnya yang bukan merupakan sentra karet tetapi menghasilkan produk karet diupayakan untuk membentuk UPPB. Terdapat lima sentra produksi karet yang dijadikan model pembentukan UPPB (Jambi, Sumsel, Riau, Kalbar dan Kalsel) terintegrasi dengan instansi lain seperti Perindustrian, Perdagangan, Pemerintah Daerah dan juga Gapkindo dalam mewujudkan bokar bersih. 3. Target UPPB yang teregistrasi tahun 2014 sebesar 119 unit. UPPB yang ada di Indonesia sampai akhir tahun 2014 ada sebanyak 281 unit dan sudah teregistrasi sebanyak 119 Unit dengan rincian : Sumsel (68), Riau (3), Jambi (5), Kalsel (22), Kalbar (7) dan Kalteng (14). Daftar UPPB terigistrasi ada pada Lampiran Produksi Bokar bersih yang dihasilkan dari UPPB teregistrasi adalah sebagai berikut: Sumsel : 250 ton x 12 bulan x 68 UPPB = ton Riau : 50 ton x 12 bulan x 3 UPPB = ton Jambi : 8 ton x 12 bulan x 5 UPPB = 480 ton Kalsel : 20 ton x 12 bulan x 22 UPPB = ton Kalbar : 5 ton x 12 bulan x 7 UPPB = 420 ton Kalteng : 15 ton x 12 bulan x 14 UPPB = ton Total produksi bokar bersih yang dihasilkan oleh 119 UPPB yang sudah teregister sampai Desember 2014 adalah sebesar ton 5. Ketersediaan bokar sampai akhir 2014 yang diproduksi petani menurut Gapkindo sebesar ton. Prosentase bokar bersih yang memperoleh sertifikat dibandingkan produk bokar bersih yang 34

48 dihasilkan sampai akhir 2014 : ton / ton x 100% = 4,34%. 6. Capaian kinerja : Prosentase UPPB yang teregistrasi dibandingkan dengan target mencapai : 119 unit / 119 unit x 100% = 100%. Tabel 28. Target dan Realisasi UPPB Teregistrasi No Alat Ukur Target Realisasi Terbentuknya 1 UPPB di Propinsi Sentra (unit ) 2 UPPB teregistrasi (unit) Keterangan : Jumlah pertahun merupakan akumulasi dari data sebelumnya 7. Rerata capaian kinerja tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet adalah : (112%+ 3,6% + 100%) : 3 = 71,87%. Realisasi dibandingkan dengan target : (71,87%/ 50%) x 100% = 143,74% (sangat berhasil). 8. Hal-hal yang mendorong yang keberhasilan indikator Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet sehingga capaiannya melebihi dari target, adalah sebagai berikut: a. Pada pembinaan sertifikasi produk organic diikuti oleh pelaku usaha/gapoktan/poktan lebih dari yang ditargetkan; b. Adanya dukungan regulasi dengan diterbitkannya Permentan no 67 tahun 2014 tentang persyaratan mutu dan pemasaran biji kakao. Dalam Permentan ini dinyatakan bahwa biji kakao yang diedarkan harus memenuhi persyaratan minimal biji kakao fermentasi; c. Adanya dukungan Regulasi dengan diterbitkannya Permentan Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2008 tentang Pedoman Pengolahan Pemasaran Bokar dan Permendag no 53/M-DAG/PER/10/2009 tentang Pengawasan Mutu Bokar SIR yang diperdagangkan. Selain itu dengan dilakukannya berbagai pertemuan teknis yang intensif dengan stakeholder terkait baik dari Pemerintah Pusat maupun Swasta yang 35

49 akhirnya menyepakati untuk melakukan kegiatan terintegrasi pada tahun 2014 di 5 Propinsi model, secara nyata telah berkontribusi terhadap peningkatan UPPB yang dibentuk dan diregistrasi. Dengan demikian, UPPB tersebut dapat menghasilkan bahan dengan kwalitas yang baik sehingga dapat diterima oleh industri crumb rubber. 9. Dalam pelaksanaannya indikator Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, Kakao fermentasi, dan Bahan olahan karet pada Tahun 2014 dialokasikan anggaran sebesar Rp ,-. dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp ,- atau capaiannya sebesar 93,93%. 10. Dalam pengalokasian anggaran tersebut kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian (PPHP) dalam mendukung capaian indikator Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, Kakao fermentasi, dan Bahan olahan karet, antara lain: a. Kegiatan Pusat yaitu Bimbingan Teknis Fasilitator Organik; dengan jumlah anggaran sebesar Rp dan serapan 99%. b. Kegiatan Dekon yaitu Pembinaan dan Sertifikasi Pertanian Organik di 10 Propinsi dengan anggaran sebesar Rp ,- dan serapan 90%. c. Penetapan sistem jaminan mutu kakao; Penetapan sistem jaminan mutu kakao, pagu anggaran Rp ,- dengan realisasi sebesar 99% d. Bimtek Fasilitator Mutu kopi dan Kakao, pagu anggaran Rp ,- dengan realisasi sebesar 99%. e. Sosialisasi dan pengawalan implementasi Permentan 67 Tahun 2014 dengan pagu anggaran Rp ,- dengan realisasi sebesar 99%. f. Capacity Building pengembangan mutu biji kakao dengan pagu Rp ,- dengan realisasi sebesar 99%. g. Penerapan sistem jaminan mutu karet dengan pagu anggaran Rp ,- dengan realisasi 99%. h. Fasilitasi alat pengembangan bokar bersih sebesar Rp ,- terealisasi sebesar 91,88% untuk 97 36

50 kelompok tani. Alat yang diberikan antara lain : mangkok sadap, talang sadap, ring sadap, pisau sadap, timbangan, hand mangel. i. Pertemuan teknis bokar bersih sebanyak 2 kali pertemuan dengan anggaran sebesar Rp ,- dan realisasi sebesar 85%. IKU 2 : Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan atau yang diekspor Rumus yang digunakan ada dua yaitu : Rumus I untuk menghitung produk yang diperdagangkan : I. Volume produksi produk olahan komoditi pangan utama dan andalan ekspor tahun 2014 / volume produksi segar dan olahan tahun 2014 x 100% (beras, jagung, gula, daging sapi dan daging ayam, kakao, karet, kelapa sawit, kopi, kelapa). Rumus II untuk menghitung produk yang diekspor : II. Volume ekspor produk olahan tahun 2014 / volume ekspor olahan dan segar tahun 2014 x 100%. (kakao, karet, kelapa sawit, kopi, kelapa) 1. Perhitungan pada Rumus I menggunakan komoditi pangan utama (beras, jagung, gula, daging sapi) plus komoditi andalan ekspor (kakao, karet, kelapa sawit, kopi, kelapa) berdasarkan buku Rencana Strategis Kementerian Pertanian Kedele yang juga merupakan komoditi pangan utama tidak dimasukkan dalam perhitungan karena nilai impornya tinggi dan daging ayam dimasukkan dalam perhitungan karena perkembangan produk olahannya cukup besar. Volume produksi produk olahan tahun 2014 datanya belum tersedia baik di BPS, Kementerian Perindustrian maupun Kementerian Perdagangan. 2. Untuk saat ini rumus yang dapat digunakan adalah Rumus II dengan menggunakan komoditi andalan ekspor yaitu : kakao, 37

51 karet, kelapa sawit, kopi, kelapa. Volume ekspor produk olahan dan ekspor olahan + segar sebagai berikut : Tabel 29. Perkembangan Volume Ekspor Produk Segar, Olahan, dan Total Segar dan Olahan Tahun No Uraian A Ekspor Segar ( Ton) Rata2 Pert. (%)* 1 Kelapa ,91 2 Karet ,30 3 Kelapa Sawit ,93 4 Kopi ,12 5 Kakao B Sub Total ,97 Ekspor Olahan (Ton) 1 Kelapa ,70 2 Karet ,41 3 Kelapa Sawit ,19 4 Kopi Kakao ,43 C Sub Total ,92 Total Pertumbuhan Produk Olahan Yang Diperdagangkan (%) 2,89 11,90 7,44 7,61 7,46 3. Prosentase produk olahan yang diekspor terhadap produk olahan dan segar yang diekspor tahun 2014 : / x 100% = 85,86%. Prosentase produk olahan yang diekspor terhadap produk olahan dan segar yang diekspor tahun 2013: / x 100% = 84,88%. 4. Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan 35% berarti (35/100 x ton) ton = ton yang menjadi target tahun Realisasi tahun ton. Jadi capaian kinerja : ton/ ton x 100% = 80,63% (berhasil). 38

52 5. Beberapa kendala yang menjadi penyebab belum tercapainya indikator meningkatnya Produk olahan yang diperdagangkan sehingga tidak mencapai target yang ditetapkan, antara lain: a. Ketatnya persyaratan impor produk olahan di beberapa negara tujuan ekspor masih menjadi kendala untuk peningkatan ekspor produk olahan komoditi pertanian Indonesia; b. Sebagian besar produk olahan diperuntukkan bagi konsumsi dalam negeri yang permintaannya memang cukup tinggi. 6. Dalam pelaksanaannya indikator meningkatnya Produk olahan yang diperdagangkan pada tahun 2014 dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp ,- atau capaiannya sebesar 94,54%. 7. Kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2014 adalah pengembangan pengolahan hasil pertanian dengan anggaran Rp dengan serapan 94,54%. Kegiatan tersebut terdiri dari : a. Pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan dengan anggaran Rp ,- dan realisasi 95,15%; b. Pengembangan pengolahan hasil hortikultura dengan anggaran Rp ,- dan realisasi 96,15%; c. Pengembangan pengolahan hasil perkebunan dengan anggaran Rp ,-dan realisasi 95,14%; d. Pengembangan pengolahan hasil peternakan dengan anggaran Rp ,- dan realisasi 95,50%; e. Dukungan lainnya seperti pembinaan, administrasi dll, anggaran Rp ,- dan realisasi 92,48%. IKU 3 : Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor Rumus yang digunakan untuk menghitung berapa banyak produksi tepung berbasis bahan baku lokal yang diasumsikan dapat mensubstitusi tepung gandum adalah : Produksi tepung berbasis bahan baku lokal / konsumsi dalam negeri tepung gandum (terigu) impor x 100% 39

53 1. Data mengenai Produksi tepung berbasis bahan baku lokal 2012 dan 2013 diambil dari hasil survey Kementerian Peridustrian yang dilaksanakan tahun 2013 terhadap beberapa propinsi sentra produksi untuk 18 jenis komoditi aneka tepung berbahan baku lokal (Beras, ketan, jagung, kedele, kacang hijau, sorghum, koro, mokaf, singkong, tapioka, iles2, ubi jalar, gembeli, ganyong, tales, ubi ungu, gadung, garut). Produksi tepung berbasis bahan baku lokal tahun 2012 : ton. Produksi tepung berbasis bahan baku lokal tahun 2013 : ton. Belum ada data mengenai produksi tepung berbasis bahan baku lokal untuk tahun 2014, sehingga data yang digunakan masih data produksi tahun Impor tepung terigu Januari sampai Desember 2014 (Data Pusdatin/BPS 2015) sebesar ,9 ton dan biji gandum sebesar ,07 ton setara dengan ,35 ton tepung terigu (konversi biji gandum ke tepung terigu 74%). Jadi total impor tepung terigu Januari sampai Desember 2014 = ,9 ton ,35 ton = ,29 ton. 3. Jika akan menghitung berapa besarnya substitusi tepung terigu maka harus dihitung dulu konsumsi dalam negeri impor tepung terigu dengan menggunakan rumus : Konsumsi dalam negeri tepung terigu impor = Impor tepung terigu 2014 ekspor tepung terigu Jadi konsumsi dalam negeri tepung terigu impor Januari sampai Desember2014 = total impor tepung terigu ,29 ton ekspor tepung terigu ton = ton. 5. Jadi dari total tepung terigu yang diimpor terdapat ton / ,29 ton x 100% = 98,08% untuk konsumsi dalam negeri (tepung terigu) dan 1,92% yang diproses menjadi tepung terigu yang diekspor. 40

54 6. Apabila diasumsikan produksi tepung berbahan baku lokal tahun 2014 sama dengan produksi tahun 2013 sebesar ton, dan tepung berbahan baku lokal tersebut dapat menggantikan peranan tepung terigu impor maka perbandingan produksi tepung berbahan baku lokal terhadap konsumsi dalam negeri tepung terigu impor tahun 2014 : ton / ton x 100% = 4,48%. 7. Bila dibandingkan dengan konsumsi dalam negeri tepung terigu impor Januari sampai Desember2013 = total impor tepung terigu ton ekspor tepung terigu ton = ton.sehingga perbandingan produksi tepung berbahan baku lokal terhadap konsumsi dalam negeri tepung terigu impor tahun 2013 : ton / ton x 100% = 4,90%. 8. Sesuai dengan target PK untuk indikator meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor mencapai 11%, yang artinya meningkat 11% dari capaian 2013, sehingga target capaian 2014 sebesar 15,90%. Jadi capaian kinerja indikator meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor mencapai : 4,48%/15,90% x 100% = 28,18% (kurang berhasil). Tabel 30. Perkembangan Volume Ekspor - Impor Tepung Terigu Tahun Tahun Ekspor Tepung Terigu (Ton) Impor Tepung Terigu (Ton) Def/Surplus Rata2 Pert. Ekspor (%) Rata2 Pert. Impor (%) Total Sumber : BPS, Tahun

55 9. Penurunan capaian kinerja pada indikator Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor ini disebabkan karena : a. Data produksi aneka tepung berbahan baku lokal 2014 belum tersedia sehingga sebagai perbandingan masih menggunakan data b. Ketersediaan bahan baku tepung lokal cenderung menurun sedangkan kebutuhan akan tepung terigu terus meningkat. c. Tidak semua pangan olahan yang menggunakan tepung terigu dapat digantikan oleh tepung lokal. 10. Dalam pelaksanaannya indikator meningkatnya produksi tepungtepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor pada tahun 2014 dialokasikan anggaran sebesar Rp ,-. dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp ,- atau capaiannya sebesar 96,34%. 11. Dalam pelaksanaannya indikator meningkatnya produksi aneka tepung terdiri dari 2 kegiatan yaitu : a. Bimbingan teknis pengolahan tanaman pangan (tepung lokal) sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar 99,62%. b. Fasilitasi pelaku usaha pengolahan tanaman pangan sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar 91,70%. IKU 4 : Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri. 42 Rumus yang digunakan untuk menghitung berapa peningkatan sarana pengolahan kakao fermentasi adalah : Jumlah peralatan fermentasi yang sudah difasilitasi oleh Ditjen Bun dan Ditjen PPHP sampai Oktober 2014 / (Kebutuhan kakao fermentasi industri olahan kakao di Indonesia sampai Oktober 2014: rata-rata kapasitas setiap box fermentasi) x 100% 1. Di Indonesia terdapat 19 industri kakao. Namun hanya 3 industri kakao yang menghasilkan cocoa butter dan cocoa powder. Ketiga industri kakao tersebut membutuhkan bahan baku kakao fermentasi. Jumlah kebutuhan kakao fermentasi per tahun ketiga

56 industri tersebut adalah sekitar ton. Angka ini tidak jauh berbeda dengan angka Pusdatin yang menyatakan jumlah impor kakaosampai dengan Desember 2014 adalah ton. (Sumber: Pusdatin). 2. Kapasitas box fermentasi yang selama ini difasilitasi oleh Ditjen PPH dan Ditjen Perkebunan 40 kg kakao basah yang dapat menghasilkan 15 kg kakao fermentasi kering per box dalam jangka waktu 7 hari. Masa panen kakao pertahun selama 8 bulan mulai dari Juni sampai Oktober dan Februari sampai April. Kotak fermentasi selama masa panen tersebut dapat digunakan sebanyak 2 kali dalam sebulan. 3. Apabila kebutuhan kakao fermentasi tersebut direncanakan di supply dari produksi kakao fermentasi dalam negeri, maka kotak fermentasi kakao yang dibutuhkan pada tahun 2014 sebanyak kg /(2x8x15 kg) = setara dengan kotak fermentasi. Apakah kotak fermentasi sejumlah ini sudah dapat difasilitasi oleh Ditjen PPHP dan Ditjen Perkebunan? 4. Pada tahun 2014, Ditjen PPHP telah memfasilitasi kotak kakao fermentasi bagi 38 Gapoktan/Poktan di 23 Kabupaten (Kabupaten Indrahilir Provinsi Riau mengembalikan ke negara) sebanyak kotaksebagaimana pada Lampiran 5.Jadi selama tahun 2014 kotak fermentasi tersebut dapat beroperasi setara dengan 1.401kotak fermentasi x 2 x 8 = kotak fermentasi. 5. Pada tahun 2014, Ditjen Perkebunan telah memfasilitasi peralatan fermentasi bagi 19 Gapoktan/Poktan di 15 Kabupaten yang masing-masing menerima 20 kotak fermentasi, jadi kotak fermentasi yang difasilitasi selama tahun 2014 sejumlah 19 x 20 = 380 kotak fermentasi. Kotak fermentasi ini dapat beroperasi selama tahun 2014 setara dengan 380 x 2 x 8 = kotak fermentasi. 6. Jadi total kotak fermentasi yang dapat beroperasi selama tahun 2014 yang difasilitasi Ditjen PPHP dan Ditjen Perkebunan adalah sebesar = kotak fermentasi. 43

57 7. Sejak tahun 2010 sampai 2013 jumlah kotak fermentasi yang difasilitasi oleh Ditjen PPHP dan Ditjen Perkebunan berjumlah kotak fermentasi. Dengan asumsi umur kotak fermentasi dapat digunakan selama 5 tahun, maka kotak tersebut masih dapat difungsikan. Pada tahun 2014 fungsi 5000 kotak fermentasi tersebut setara dengan x 2x 8 bulan = kotak fermentasi. Jadi total kotak fermentasi yang dapat difasilitasi oleh Ditjen PPHP dan Ditjen Perkebunan sampai dengan akhir 2014 berjumlah : kotak = kotak fermentasi. 8. Target jumlah kotak fermentasi tahun 2014 : (10/100x ) kotak = kotak fermentasi. Jadi capaian kinerja 2014 = / x 100% = 121,3% (sangat berhasil). 9. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan tercapainya indikator Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri cokelat dalam negeri adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan kakao fermentasi sampai saat ini sebagian besar masih didominasi oleh impor, sehingga diperlukan peningkatan produksi kakao fermentasi lokal dengan penambahan sarana dan prasarana kakao fermentasi; b. Sebagian besar petani kakao adalah petani rakyat yang tergabung dalam Gapoktan/Poktan sehingga dapat dfasilitasi oleh Ditjen PPHP. 14. Dalam pelaksanaannya indikator Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri cokelat dalam negeri pada Tahun 2014 dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp ,- atau capaiannya sebesar 95%. 15. Dalam pengalokasian anggaran tersebut kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian (PPHP) dalam mendukung capaian indikator Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri cokelat dalam negeri, antara lain: Pengembangan mutu kakao fermentasi berupa fasilitasi sarana dan prasarana fermentasi (kotak fermentasi, pengering, gudang, alat pengukur kadar air biji kakao). 44

58 Tabel 31. Jumlah Kotak Box Fermentasi yang Difasilitasi Ditjen PPHP dan Ditjen Perkebunan No Tahun Jumlah Kotak Box Kapasitas Pemakaian Pertahun IKU 5 : Surplus neraca perdagangan komoditi petanian Rumus yang digunakan untuk menghitung berapa besar surplus neraca perdagangan adalah : Neraca perdagangan : Nilai ekspor nilai impor Perhitungan mengenai ekspor dan impor menggunakan data ekspor - impor yang diterbitkan oleh Pusdatin/BPS, sehingga diperoleh neraca perdagangan tahun Nomor HS yang digunakan adalah : HS 01-HS 24 kecuali 03 (perikanan); HS 33 (minyak atsiri), HS 40 (karet), HS 30 (obat hewan); HS 41 (kulit dan jangat), HS 50 (ulat sutera); HS 51 (wol), HS 53 (serat), HS 43 (kulit biribiri); HS 44 (arang kelapa). 2. Pada Renstra Direktorat Jendral PPHP tahun ditetapkan indikator kinerja prosentase peningkatan net-ekspor produk segar dan olahan komoditi pertanian sebesar 15% per tahun. Pada waktu penetapan Renstra tersebut, angka net-ekspor tahun 2010 masih pada angka sementara yaitu sebesar US$ 24,3 milyard, sehingga target net-ekspor tahun 2014 ditetapkan sebesar US$ 54,5milyard. 3. Mengacu kepada realisasi/angka tetap net-ekspor tahun 2009 sebesar US$ 13,14 milyard dan indikator kinerja prosentase peningkatan net-ekspor 15% per tahun, maka net- ekspor tahun 2010 seharusnya menjadi US$ 15,11 atau 15% meningkat dari 45

59 angka net-ekspor tahun Berdasarkan perhitungan tersebut maka target net ekspor atau surplus neraca perdagangan untuk tahun 2014 ditetapkan US$ 26,43 milyard. Pada bulan Agustus 2014 terjadi perubahan PK Kementan yang menetapkan bahwa target net ekspor atau neraca perdagangan 2014 adalah sebesar US$ 23 milyard. 4. Data neraca perdagangan (sumber Pusdatin/BPS)tahun 2014 sebesar US$ Neraca perdagangan pada 2012 sebesar US$ dan pada 2013 sebesar US$ Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa neraca perdagangan tahun 2014 lebih kecil dibandingkan 2 tahun sebelumnya dengan rata-rata penurunan 8,44%. 6. Capaian kinerja surplus neraca perdagangan komoditi pertanian tahun 2014 dibandingkan dengan target US$ 23 milyard : US$ / US$ 23 milliard x 100% = 66,04% (cukup berhasil). 7. Penurunan neraca perdagangan komoditi pertanian 2014 sebagian besar disebabkan karena : a. Penurunan ekspor komoditi karet (10,68%), kelapa sawit (1,45%); b. Peningkatan impor terbesar pada komoditi kedele (8,36%), gandum (7,36%); c. Turunnya harga komoditas perkebunan di pasar dunia; d. Berkembangnya industri hilir di Indonesia sehingga sebagian besar produk yang dihasilkan dipergunakan untuk industri dalam negeri; e. Menurunnya pertumbuhan ekonomi di negara tujuan seperti Tiongkok dan India. Rincian neraca perdagangan dapat dilihat pada Tabel 32 di bawah ini. : 46

60 Tabel 32. Target dan Capaian Surplus Neraca Perdagangan Komoditi Pertanian Tahun Uraian Tahun Target Prosentase Peningkatan Net Ekspor (%) Target Neraca Perdagangan sesuai Renstra (US$ milyard) 24,3 29,8 36,5 44,7 54,5 Revisi Target Neraca Perdagangan mengacu kepada Realisasi/ angka tetap 2009 (US$ milyard) 15,11 17,38 19,98 22,98 23 Realisasi Neraca Perdagangan (US$ milyard) 13,14 18,54 22,77 18,35 17,63 15,19 Capaian Realisasi /Target (%) 122, ,84 76,72 66,04 Realisasi peningkatan per tahun (%) 41,1 22,81-19,41-3,92-13,84 Sumber Pusdatin Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2014 yang berkaitan dengan peningkatan ekspor adalah : a. Kegiatan Akselerasi Ekspor Hasil Pertanian dengan anggaran sebesar Rp ,- dan serapan 94,63%. b. Kegiatan Bimbingan Akselerasi Peningkatan Ekspor Hasil Pertanian dengan anggaran sebesar Rp ,- dan serapan 83,59%. 9. Beberapa kegiatan lainnya yang dilaksanakan dalam mendukung peningkatan ekspor secara tidak langsung adalah : a. Kegiatan Peningkatan Ekspor CPO dan Olahannya: High level rountable meeting on sustainable palm oil, anggaran Rp dengan serapan sebesar 75%. Kegiatan ini kerjasama Indonesia dan Malaysia yang bertujuan untuk menyatukan persepsi positif terhadap produk kelapa sawit dan peran kelapa sawit, serta menyampaikan fakta-fakta positif industri minyak sawit, khususnya minyak sawit Indonesia. Pembuatan desain film dokumenter sustainable palm oil, anggaran Rp ,- dengan serapan sebesar 93%. Dengan adanya film dokumenter ini diharapkan dapat menunjukan fakta positif pengembangan industri minyak sawit kepada negara- 47

61 negara konsumen sehingga dapat meluruskan persepsi negatif terhadap minyak sawit Indonesia. b. Kegiatan Peningkatan Ekspor Karet : Pertemuan teknis kerjasama komoditi regional (karet) anggaran Rp ,- Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi hasil sidang mengenai karet, mengatasi terjadinya hambatan ekspor, dan memperoleh umpan balik dari stake holder karet mengenai permasalahan yang terjadi di lapangan c. Kegiatan Peningkatan Ekspor Kopi Pertemuan teknis kerjasama komoditi regional (kopi), anggaran Rp ,- Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi hasil sidang mengenai lopi; mengatasi terjadinya hambatan ekspor dan memperoleh umpan balik dari stake holder kopi mengenai permasalahan yang terjadi di lapangan. d. Ekspor Buah Tropika dan Sayuran Akselerasi ekspor hortikultura ke Singapura, dengan anggaran sebesar Rp dan serapan sebesar Rp ,- atau 94,35 %. Tujuannya untuk meningkatkan akselerasi ekspor buah dan sayuran tropis Indonesia ke Singapura. e. Ekspor Biofarmaka Ekspor biofarmaka yang terdiri dari jahe, saffron, turmeric dan tanaman biofarmaka lainnya tahun 2014 sebesar ,48 ton meningkat 148,49% dibanding tahun 2013 yaitu sebesar ton. 10. Untuk komoditas hortikultura (buah dan sayur) walaupun ekspornya menurun pada tahun 2014, tetapi produksinya mengalami peningkatan terhadap produksi tahun 2013, antara lain: a. Total produksi buah (jeruk, mangga, manggis, durian, pisang, buah pohon dan perdu lainnya, buah semusim dan merambat dan buah terna lainnya) tahun 2014 tahun 2014 (angka prognosa) sebesar ton; 48

62 b. Total produksi sayur (cabai, bawang merah, kentang, jamur, sayuran umbi lainnya, sayuran daun, dan sayuran buah lainnya) tahun 2014 (angka prognosa) sebesar ton; c. Total produksi tanaman obat (temulawak, rimpang lainnya, dan non rimpang) tahun 2014 sebesar ton; d. Total produksi tanaman florikultura (anggrek, krisan, tanaman hias bunga dan daun lainnya, serta tanaman pot dan tanaman bunga tabur) Tahun 2014 (angka prognosa) sejumlah tangkai untuk bunga potong; sejumlah tangkai untuk daun potong; sejumlah rumpun untuk tanaman pot; sejumlah pohon untuk tanaman dalam pot; sejumlah ton untuk bunga tabur dan sejumlah pohon untuk tanaman landskap. Pada Tabel 33 dapat dilihat resume capaian kinerja Ditjen PPHP sampai dengan akhir Desember Terlihat bahwa capaian kinerja IKU 3 Meningkatnya produksi tepung2an untuk mensubstitusi gandum/terigu impor masih terlalu jauh dari target. Untuk itu kegiatan ini perlu ditingkatkan lagi mulai dari hulu yaitu peningkatan produksi aneka tepung (beras, ketan, jagung, kedele, kacang hijau, sorghum, koro, mokaf, singkong, tapioka, iles2, ubi jalar, gembeli, ganyong, tales, ubi ungu, gadung, garut) dan hilir berupa penyediaan alat pengolahan pada sentra produksi dan perluasan pemasaran. Tabel 33. Resume Capaian Kinerja Ditjen PPHP Tahun 2014 No 1 2 Indikator Kinerja Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan Target per tahun 50% 35% Target % ton Realisasi Capaian Kinerja 71,9% 143,7% ton 80,63% Kategori Sangat Berhasil Berhasil 3 Meningkatnya produksi 11% 15,90 4,5 28,2% Kurang 49

63 No 4 5 Indikator Kinerja tepung2an untuk mensubstitusi gandum/terigu impor Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri Surplus neraca perdagangan komoditi petanian (US$ ) Target per tahun 10% 23 M Target box 23 M Realisasi Capaian Kinerja Kategori % % Berhasil box 121% 15,2 M 66% Sangat berhasil Cukup Berhasil B. Pengukuran Indikator Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2014 Selama periode , sasaran strategis Direktorat Jenderal PPHP yang mendukung program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing dicapai dengan menghitung 4 indikator kinerja utama, yaitu : 1. Prosentase peningkatan produkolahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik, dengan target capaian 4,4%. 2. Prosentase peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian, dengan target capaian 4,6%. 3. Prosentase peningkatan jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, dengan target capaian 5,5%. 4. Prosentase peningkatan nett ekspor komoditi segar dan olahan, dengan target capaian 14,3%. 1. Prosentase peningkatan produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik (target 4,4% per tahun). Alat ukur yang digunakan dalam menghitung indikator ini adalah dengan menghitung produksi yang dihasilkan oleh UPH komoditi perkebunan, peternakan, tanaman pangan dan hortikultura yang mendapat fasilitas alat pengolahan dari Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian selama periode Perhitungan ini dengan 50

64 asumsi bahwa produk yang dihasilkan dipasarkan dengan baik di dalam negeri dan kapasitas setiap jenis alat pengolahan adalah sama. TANAMAN PANGAN Ditjen PPHP telah memfasilitasi 4 jenis alat pengolahan produk tanaman pangan (pengadaan baru dan revitalisasi) yang sebagian besar didominasi oleh RMU. Peralatan pengolahan kedelai tidak lagi menjadi prioritas pada tahun 2011 dan seterusnya, kemungkinan besar karena kesulitan dalam penyediaan bahan baku di beberapa daerah. Pada Tabel 34 dapat dilihat rata-rata kapasitas per hari masing-masing jenis alat sehingga dapat diperkirakan total produksi yang dihasilkan pertahun oleh alat tersebut. Tabel 34. Rata-rata Kapasitas per Jenis Alat Olahan Tanaman Pangan Jenis Alat Kapasitas/hari (ton) Jumlah hari Berproduksi/tahun Total Produksi/tahun/alat (ton) Pengilingan Padi Pengolah kedelai (tahu, 0, tempe, sari kedelai) Pengolah Jagung (grits, tepung) Pengolah tepung lokal (ubi kayu, ubi jalar, sagu) 0, Bila diasumsikan bahwa kapasitas produksi yang dihasilkan setiap tahun sama, maka pada Tabel 35 dapat dilihat bahwa produksi produk olahan tanaman pangan yang difasilitasi Ditjen PPHP sejak meningkat terus. Apabila diasumsikan alat pengolahan tanaman pangan yang difasilitasi tahun 2014 sudah dapat beroperasi pada Desember 2014, maka produksi produk olahan tanaman pangan yang dapat dihasilkan adalah sebesar ,6 ton. 51

65 Tabel 35. Jenis, Jumlah Unit dan Produksi Alat Pengolahan Produk Tanaman Pangan Tahun Jenis Alat Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Unit Unit Unit Unit Unit (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) Penggilingan padi Pengolah kedelai (tahu, tempe, sari kedelai) Pengolah Jagung (grits,tepung) Pengolah tepung lokal (ubi kayu, ubi jalar, sagu) Total , , , , ,6 Growth/ tahun ,5 101,2 (%) Rata-rata pertumbuhan 761,7% /tahun PERKEBUNAN Pada kurun waktu Ditjen PPHP telah memfasilitasi 13 jenis alat pengolahan perkebunan keberbagai propinsi/kabupaten. Sebagian besar peralatan adalah pengolah biji kakao fermentasi dan pengolah bahan olahan karet. Rata-rata kapasitas terpakai masing-masing jenis alat pengolahan perkebunan dapat dilihat pada Tabel 36 dibawah ini, maka dapat diketahui total produksi olahan yang dihasilkan oleh alat tersebut selama setahun. 52 Tabel 36. Rata-rata Kapasitas per Jenis Alat Olahan Perkebunan N0 Jenis Alat Kapasitas/hari Jumlah hari Total Produksi/ Per UPH Berproduksi/tahun tahun/alat (Kg) 1 Pengolah biji kopi (Kg) Pengolah Kopi Bubuk (kg) 2, Pengolah kacang mete (Kg) Pengolah karet (bokar) (Kg)

66 N0 Jenis Alat Kapasitas/hari Jumlah hari Total Produksi/ Per UPH Berproduksi/tahun tahun/alat (Kg) 5 Pengolah limbah kelapa (Kg) Pengolah minyak atsiri (Kg) Pengembangan agroindustri gula tebu (kg) 8 Pengolah gula kelapa/ aren(kg) 9 Pengolah biji kakao untuk agroindustri (kg) 10 Pengolahan agroindustri coklat (kg) 11 Pengembangan agroindustri pengolahan lada (kg) 12 Pengolah gambir (Kg) Pengolahan teh (kg) Catatan: 1 Liter =0,8Kg Dengan menggunakan angka rata-rata produksi yang dihasilkan oleh masing-masing jenis peralatan sama, maka pada Tabel 37 dapat dilihat bahwa produksi produk olahan perkebunan sejak berfluktuasi, tahun 2011 meningkat 8.846,87% dibandingkan tahun 2010; tahun 2012 meningkat sebesar 880,03% terhadap 2011 dan tahun 2013 meningkat 84,03% dari tahun Produksi produk olahan perkebunan selama tahun 2014 adalah sebesar ,70 ton. Tabel 37. Jenis, Jumlah Unit dan Produksi Alat Pengolahan Produk PerkebunanTahun 2014 No Jenis Alat Pengolah kopi bubuk (ton) Pengolah kacang mete (ton) Pengolah karet (bokar) (ton) Pengolah agroindustri kelapa (ton) Pengolah minyak atsiri(ton) Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi ,93 5 5, , , , , , , , , , , ,4 9 16, ,4 8 29,59 53

67 No. Jenis Alat Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi Pengembangan 6 agroindutri gula ,1 5 0,7 4 1,1 8 1,51 kelapa (ton) 7 Pengolah gula kelapa aren (ton) , ,51 8 Pengolah gula tebu (ton) 1 0,28 3 3, , ,07 Pengolah biji - 9 kakao untuk agroindustri (ton) Pengolahan 10 agroindustri ,6 5 31,94 coklat (ton) 11 Pengembangan agroindustri ,0 0 10,4 0 10,4 pengolahan lada 12 Pengolah gambir (ton) 5 1,8 2 18,7 1 25,6 1 29,2 1 32,76 13 Pengolahan teh ,2 1 45,76 14 Kemasan Hasil Perkebunan Total (ton) 23 8, , , , ,70 Growth/ tahun (%) 8.846, ,2 Rata-rata pertumbuhan / tahun 2.467,3% HORTIKULTURA Ditjen PPHP pada periode telah memfasilitasi alat olahan untuk produk Hortikultura. Tahun 2012, 2013 dan 2014 fasilitasi peralatan olahan tanaman buah dan sayuran (peralatan baru atau revitalisasi) meningkat dibanding tahun 2010 dan Hal ini sebagian besar disebabkan karena adanya peningkatan produksi buah dan sayuran yang cukup tinggi dan perlu diolah agar dapat lebih tahan lama. Pada Tabel 38 dapat dilihat ada empat jenis alat olahan hortikultura yang difasilitasi oleh Ditjen PPHP selama tahun beserta produksi yang dihasilkan per alat setiap tahunnya. 54

68 Tabel 38. Rata-rata Kapasitas per Jenis Alat Olahan Hortikultura Jenis Alat Kapasitas/hari (Kg/hari) Jumlah Hari Berproduksi/tahun (hari/tahun) Total Produksi/tahun/alat (Kg/tahun/alat) Pengolah tanaman buah Pengolah tanaman sayuran Pengolah tanaman obat Pengolah hortikultura lainnya Pada Tabel 39 dapat dilihat total produksi yang dihasilkan oleh peralatan hortikultura setiap tahun selama Dengan menggunakan angka rata-rata produksi yang dihasilkan oleh masing-masing jenis peralatan sama, maka pada Tabel 33 dapat dilihat bahwa produksi produk olahan hortikultura periode meningkat seiring dengan pertambahan unit alat olahan yang tersebar di usaha pengolahan. Selama tahun 2014 produksi produk olahan hortikultura sebesar kg. Peningkatan produksi periode meningkat sebesar 44,3%. Tabel 39. Jenis, Jumlah Unit dan Produksi Alat Olahan Produk Hortikultura Tahun Jenis Alat Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Unit Unit Unit Unit Unit (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) Pengolah tanaman buah Pengolah tanaman sayuran Pengolah tanaman obat Pengolah hortikultura lainnya Total Growth per tahun (%) ,3 94,8 44,3 Rata-rata pertumbuhan /tahun 678,9% 55

69 PETERNAKAN Alat pengolahan produk peternakan juga ada yang difasilitasi oleh Ditjen PPHP walaupun jenisnya tidak banyak yaitu hanya 3 jenis, namun jumlah unit yang difasilitasi cukup banyak baik untuk pengadaan baru maupun revitalisasi. Rata-rata kapasitas per jenis alat olah produk peternakan dapat dilihat pada Tabel 40 dibawah ini, demikian juga dengan total kapasitas produksi per alat per tahun. Tabel 40. Rata-rata Kapasitas per Jenis Alat Olahan Peternakan Jenis Alat Kapasitas/hari Jumlah Hari Total Produksi / Berproduksi/tahun tahun/alat Pengolahan daging 25 Kg Kg Pengolah pakan ternak 250 Kg Kg Pengolah susu 50 liter (40Kg) Kg Catatan : 1 Liter=0,8 Kg Pada Tabel 41 dapat dilihat total produksi yang dihasilkan oleh peralatan produk peternakan setiap tahun selama Dengan menggunakan angka rata-rata produksi yang dihasilkan oleh masingmasing jenis peralatan sama, maka pada Tabel 33 dapat dilihat bahwa produksi produk olahan peternakan sejak berfluktuasi. Tahun 2011 menurun 43,38% dibandingkan tahun 2010; tahun 2012 meningkat sebesar 60,22 % terhadap 2011 dan tahun 2013 meningkat sedikit sebesar 6.13% dibandingkan tahun Pada tahun 2014 produksi menunjukkan angka sebesar kg. Tabel 41. Jenis, Jumlah Unit dan Produksi Alat Olahan Produk Peternakan Tahun 2014 Jenis Alat Pengolah daging (Kg) Pengolah pakan ternak (Kg) Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi

70 Jenis Alat Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi Unit Produksi Pengolah susu (liter) Total (Kg) Growth 22,3-43,4 60,2 6,1 pertahun(%) Rata-rata Growth/thn 11,4% Dari keempat subsektor (perkebunan, tanaman pangan, hortikultura dan peternakan) yang telah memperoleh alat pengolahan dari Ditjen PPHP selama tahun 2014 telah menghasilkan sekitar kg produk olahan, sedangkan pada tahun 2013 telah dapat menghasilkan sebanyak kg produk olahan yang dapat diperdagangkan. Pertumbuhan 2014 terhadap 2013 sebesar 150%. Rata-rata total pertumbuhan selama sebesar 134,6% Tabel 42. Produksi Produk Olahan Fasilitasi Ditjen PPHP Tahun (Kg) Produk Olahan Perkebunan Tan.pangan Hortikultura Peternakan Total Growth pertahun % 201,7 102,2 84,4 149,9 Rata-rata Growth/thn 134,6% Produk olahan yang paling banyak dihasilkan berasal dari subsektor tanaman pangan dan perkebunan yang didominasi oleh komoditi beras, karet, kelapa dan kakao dan tanaman pangan yang didominasi oleh komoditi beras. Apabila dilihat dari capaian peningkatan produk olahan tahun 2013, maka terjadi pertumbuhan 84,4% dibandingkan tahun Dalam rangka menunjang ekspor komoditi pertanian khususnya hortikultura, pada tahun 2014 Ditjen PPHP telah membina 34 Gapoktan/Poktan untuk dapat menghasilkan produk pertanian yang berorientasi ekspor, total yang dibina selama menjadi 82 Gapoktan/Poktan yang tersebar di 8 propinsi dan 19 kabupaten. 57

71 Gapoktan/Poktan tersebut telah dapat menghasilkan berbagai produk buah berkualitas ekspor (salak, manggis, mangga; sayuran (sawi, kubis, lobak, buncis, paprika), kopi dan pala, mete, beras organik, ubi cilembu dan telah berhasil memasuki pasar ekspor (Singapura, China, Australia, Belanda) dengan supply yang kontinue. Guna memasarkan produk dimaksud maka Gapoktan/Poktan dimaksud telah bekerja sama dengan sekitar 18 eksportir (Lampiran 6). Fasilitasi alat yang diberikan selama ini adalah : packing house, peralatan pengemasan dan pengolahan produk hortikultura dan perkebunan, angkutan berpendingin, bangunan rumah pengolahan dan sarana pendingin (cold storage). Tabel 43 di bawah ini menunjukkan perkembangan volume ekspor sejak tahun 2011 yang dihasilkan oleh Gapoktan hasil binaan Ditjen PPHP. Tabel 43. Perkembangan Volume Ekspor dari Gapoktan Hasil Binaan DitjenPPHP TA No Item total 1 Jumlah Gapoktan yang dibina (Unit) Produksi yang dihasilkan (ton) Produksi yang diekspor (ton) Pertumbuhan pertahun % ,5 5 Rerata Pertumbuhan / tahun (%) 1.459% Pada tahun 2011 jumlah Gapoktan yang dibina sebanyak 7 Gapoktan/Poktan, meningkat menjadi 12 Gapoktan pada tahun Jumlah ini terus bertambah, pada tahun 2013 ada 29 Gapoktan/Poktan yang dibina, dan pada tahun 2014 ada 34 Gapoktan yang dibina, sehingga total menjadi 82 Gapoktan/Poktan. Ekspor yang dihasilkan oleh Gapoktan/Poktan binaan Ditjen PPHP terus meningkat setiap tahunnya, semula hanya ton pada tahun 2011, meningkat tajam pada tahun 2012 menjadi ton dan mencapai ton pada tahun 2013 dan pada akhir 2014 telah mengekspor sebanyak ton. 58

72 Peningkatan volume ekspor pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 sebesar 25%, sedangkan peningkatan ekspor 2014 dibandingkan tahun 2013 sebesar 26,5%. Pertumbuhan peningkatan volume ekspor pada tahun 2014 tidak terlalu significant dibandingkan tahun Hal ini disebabkan adanya keterlambatan / pengunduran kegiatan pengadaan barang disebagian besar Satuan Kerja (75%) yang merupakan dampak dari rencana pemotongan anggaran dipertengahan tahun Bila dijumlahkan produksi produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik tahun 2013 (data pada Tabel 42 dan 43) ,1 ton ton = ,1 ton. Produksi pada tahun 2014 sebesar ,9 ton ton = ton, sehingga terjadi peningkatan sebanyak ,8ton atau 81,43%. Bila dihitung dengan target 4,4%, maka target peningkatan produksi tahun 2014 adalah : (4,4/100 x ,1 ton) ,1 ton = ton. Maka capaian kinerja 2014 adalah : ton / ton / x 100% = 173,79% (sangat berhasil). Bila dijumlahkan produksi produk olahan + produksi yang diekspor, maka pada tahun 2011 terdapat ton, tahun 2012 sebesar ton, tahun 2013 sebesar ton dan tahun 2014 sebesar ton. Rata-rata pertumbuhan per tahun 112,3% dan rata-rata realisasi per target per tahun mencapai 2.552% 2. Prosentase peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian (target 4,6% per tahun). Lembaga pemasaran petani yang difasilitasi oleh Ditjen PPHP pada tahun ada 5 jenis yaitu : Sub Terminal Agribisnis (STA), Pasar Ternak, Pasar Tani dan Pasar Lelang dan UPPG. Fasilitasi yang diberikan berupa revitalisasi dan bangunan baru, total fasilitasi yang diberikan selama tahun 2014 sebesar 118 unit sedangkan untuk revitalisasi mencakup 68 unit jadi total sebanyak 186 unit. 59

73 Tabel 44. Jumlah Kelembagaan Pemasaran Bagi Petani (Unit) Jenis Fasilitas STA Pasar Ternak Pasar Tani Pasar Lelang UPPG Revitalisasi 68 Total Peningkatan (%) 23, ,5 Rerata peningkatan/ tahun (%) 26,7% Kegiatan STA pada tahun 2014 adalah merevitalisasi 14 STA yang operasionalnya bagus. Lokasi ke-14 STA dimaksud terletak di 10 propinsi diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Target kegiatan Pasar Ternak pada tahun 2014 adalah pembangunan pasar ternak sebanyak 65 unit terdiri dari 41 unit revitasilasi dan 24 unit pembangunan baru. Data lokasi 65 unit Pasar Ternak terdapat pada Lampiran 7. Karena terjadi penghematan anggaran sehingga terdapat 11 lokasi yang tidak dapat melaksanakan kegiatan dengan rincian 9 lokasi karena adanya pemotongan anggaran dan 2 lokasi karena adanya masalah lahan yang tidak siap yaitu di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara dan Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Lokasi Pasar tani yang dibangun selama tahun 2014 sebanyak 27 Unit dengan rincian pada Tabel 45 dibawah ini. Sebanyak 12 Unit merupakan revitalisasi dan 15 unit merupakan Pasar Tani baru. 60

74 Tabel 45. Lokasi Pasar Tani Tahun Anggaran 2014 No Provinsi Kabupaten/Kota Keterangan 1 Aceh Aceh Selatan Baru 2 Sumatera Utara Kota Pematang Siantar Revitalisasi 3 Jambi Kerinci Baru 4 Jambi Tebo Baru 5 Sumatera Selatan Musi Rawas Baru 6 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir Revitalisasi 7 Sumatera Selatan Kota Palembang Revitalisasi 8 Jawa Barat Kota Bogor Baru 9 Jawa Barat Kota Sukabumi Revitalisasi 10 Jawa Tengah Kota Surakarta Revitalisasi 11 DI Yogyakarta Gunung Kidul Baru 12 Jawa Timur Ponorogo Baru 13 Sulawesi Utara Minahasa Baru 14 Sulawesi Utara Kota Manado Revitalisasi 15 Sulawesi Utara Kota Tomohon Revitalisasi 16 Sulawesi Tengah Kab. Banggai Baru 17 Sulawesi Tengah Kota Palu Baru 18 Sulawesi Selatan Kab. Barru Baru 19 Sulawesi Selatan Kota Makassar Revitalisasi 20 NTB Dompu Baru 21 NTT Ende Baru 22 Papua Jayapura Revitalisasi 23 Papua Kota Jayapura Revitalisasi 24 Papua Yalimo Baru 25 Bangka Belitung Kota Pangkal Pinang Revitalisasi 26 Bangka Belitung Bangka Barat Baru 27 Papua Barat Manokwari Revitalisasi Optimalisasi Pasar Lelang yang dibangun sejak tahun 2010 bertujuan untuk memperoleh harga yang transparan dan efisiensi mata rantai pemasaran komoditas karet. Pada tahun 2014 target yang difasilitasi sebanyak 13 Pasar Lelang namun karena ada penghematan anggaran sehingga hanya dapat dilaksanakan di 10 lokasi pasar lelang, 3 lokasi tidak dilaksanakan yaitu Sulawesi Tengah dan Kalimantan Tengah. 61

75 Tabel 46. Lokasi Pasar Lelang Tahun 2014 No Propinsi Kabupaten/Kota Total Keterangan 1 Aceh Aceh Tamiang 1 terlaksana 2 Riau Rokan Hulu 1 terlaksana 3 Sumsel Ogan Ilir 1 terlaksana 4 Jambi Batanghari 1 terlaksana Bungo 1 terlaksana Rtebo 1 terlaksana 5 Kalbar Bengkayang 1 terlaksana Landak 1 terlaksana Sanggau 1 terlaksana Singkawang 1 terlaksana 6 Kalteng Pulang Pisau - tidak terlaksana Kapuas - tidak terlaksana 7 Sulteng Buol - tidak terlaksana Total 10 Pembangunan UPPG (Unit Pemasaran Poktan Gapoktan) yang juga bertujuan memfasilitasi kelompok petani pemasar yang secara rutin beraktifitas dan menggunakan sarana outlet atau gudang. Pada tahun 2014, telah dibangun 11 lokasi Unit Pemasaran Poktan Gapoktan. Tabel 47. Lokasi UPPG Tahun 2014 No. Prop Kabupaten/Kota Jenis Fasilitasi Total 1 Banten Lebak UPPG 1 2 Jabar Cirebon UPPG 1 Tasikmalaya UPPG 1 Sukabumi UPPG horti 1 UPPG nak 1 Garut UPPG 1 Majalengka UPPG nak 1 2 Jateng Kebumen UPPG bun 1 Wonogiri UPPG 1 Wonosobo UPPG bun 1 4 Jatim Bondowoso UPPG horti 1 Total 11 62

76 Jumlah lembaga pemasaran tahun 2013 bila dibandingkan tahun 2014 meningkat sebesar 26,5% yang terdiri dari revitalisasi dan fasilitasi yang baru. Bila dihitung dengan target peningkatan 4,6% per tahun, maka target 2014 adalah sebesar (4,6/100 x 147) = 154 lembaga pemasaran. Maka capaian kinerja 2014 adalah : 186 /154 x 100% = 121% (sangat berhasil). Rerata pertumbuhan lembaga pemasaran adalah sebesar 26,7%. 3. Prosentase peningkatan jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian (target 5,5% pertahun). Fasilitasi bantuan peralatan hasil pertanian dari Ditjen PPHP kepada Gapoktan/Poktan diharapkan berdampak bagi tumbuh dan berkembangnya unit usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dari Gapoktan/Poktan di daerah. Usaha pengolahan yang difasilitasi yaitu usaha pengolahan hasil tanaman pangan, hotikultura, perkebunan dan peternakan. Terdapat sekitar 24 jenis alat pengolahan yang difasilitasi dengan rincian : 4 jenis untuk pengolahan tanaman pangan, 4 jenis untuk pengolahan hortikultura, 13 jenis untuk pengolahan perkebunan dan 3 jenis untuk pengolahan peternakan. Jumlah unit usaha Gapoktan/Poktan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang difasilitasi dan terealisasi sampai akhir tahun 2014 terdiri dari 954 unit usaha untuk pemasaran dalam negeri, sedangkan untuk ekspor ada 34 unit usaha jadi total ada 988 unit. Tabel 48. Jumlah Unit Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian TA (Unit) Sasaran Strategis Meningkatnya usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan Indikator Kinerja Unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan Unit usaha pengolahan hasil hortikultura Unit usaha pengolahan hasil perkebunan Unit usaha pengolahan hasil peternakan Target Realisasi

77 Sasaran Target Realisasi Indikator Kinerja Strategis Jumlah Untuk ekspor Total Peningkatan (%) ,8 Rerata Peningkatan 46,3% 64 Bila dihitung dengan target peningkatan 5,5% pertahuan maka target tahun 2014 adalah sebesar : (5,5/100x 1.589) = unit usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Jadi capaian kinerja 2014 adalah : 988/1.676 x 100% = 59% (kurang berhasil). 4. Prosentase peningkatan nett ekspor komoditi segar dan olahan, dengan target capaian 14,3%. Rumus yang digunakan untuk menghitung berapa besar surplus neraca perdagangan adalah : Neraca perdagangan : Nilai ekspor nilai impor 2014 a. Perhitungan mengenai ekspor dan impor menggunakan data ekspor - impor yang diterbitkan oleh Pusdatin/BPS, sehingga diperoleh neraca perdagangan tahun Nomor HS yang digunakan adalah : HS 01-HS 24 kecuali 03 (perikanan); HS 33 (minyak atsiri), HS 40 (karet), HS 30 (obat hewan); HS 41 (kulit dan jangat), HS 50 (ulat sutera); HS 51 (wol), HS 53 (serat), HS 43 (kulit biribiri); HS 44 (arang kelapa). b. Pada Renstra Direktorat Jendral PPHP tahun ditetapkan indikator kinerja prosentase peningkatan net-ekspor produk segar dan olahan komoditi pertanian sebesar 15% per tahun. Pada waktu penetapan Renstra tersebut, angka net-ekspor tahun 2010 masih pada angka sementara yaitu sebesar US$ 24,3 milyard, sehingga target net-ekspor tahun 2014 ditetapkan sebesar US$ 54,5milyard. c. Mengacu kepada realisasi/angka tetap net-ekspor tahun 2009 sebesar US$ 13,14 milyard dan indikator kinerja prosentase peningkatan net-ekspor 15% per tahun, maka net- ekspor tahun

78 2010 seharusnya menjadi US$ 15,11 atau 15% meningkat dari angka net-ekspor tahun Berdasarkan perhitungan tersebut maka target net ekspor atau surplus neraca perdagangan untuk tahun 2014 ditetapkan US$ 26,43 milyard. Pada bulan Agustus 2014 terjadi perubahan PK Kementan yang menetapkan bahwa target net ekspor atau neraca perdagangan 2014 adalah sebesar US$ 23 milyard. d. Data neraca perdagangan (sumber Pusdatin/BPS)tahun 2014 sebesar US$ 15,19 milliar, sedangkan neraca perdagangan tahun 2013 mencapai US$17,63 milliar. Jadi neraca perdagangan 2014 dibandingkan 2013 menurun sebesar 13,84%. e. Capaian kinerja surplus neraca perdagangan komoditi pertanian tahun 2014 dibandingkan dengan target US$ 23 milyard : US$ / US$ 23 milliard x 100% = 66,04% (cukup berhasil). f. Rata-rata pertumbuhan ekspor komoditi pertanian sebesar 6,69%. Rincian neraca perdagangan dapat dilihat pada Tabel 49 dibawah ini. : Tabel 49. Target dan Capaian Surplus Neraca Perdagangan Komoditi Pertanian Tahun Uraian Tahun Target Prosentase Peningkatan Net Ekspor (%) Target Neraca Perdagangan sesuai Renstra (US$ milyard) 24,3 29,8 36,5 44,7 54,5 Revisi Target Neraca Perdagangan mengacu kepada Realisasi/ angka tetap 2009 (US$ milyard) 15,11 17,38 19,98 22,98 23 Realisasi Neraca Perdagangan (US$ milyard) 13,14 18,54 22,77 18,35 17,63 15,19 Capaian Realisasi /Target (%) 122, ,84 76,72 66,04 Realisasi peningkatan per tahun (%) 41,1 22,81-19,41-3,92-13,84 Sumber Pusdatin

79 Pada Tabel 50 dapat dilihat resume dari perhitungan capaian indikator tersebut diatas. Tabel 50. Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2014 Sasaran Strategis Meningkatnya usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan Indikator Kinerja Prosentase peningkatan produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik. Prosentase peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian. Prosentase peningkatan jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Prosentase peningkatan nett ekspor komoditi segar dan olahan. Target peningkatan Pertahun (%) Capaian Kinerja 2014 (% Realisasi per Target) 4,4 173,8 4, , ,3 66 Kategori Sangat Berhasil Sangat Berhasil Kurang Berhasil Cukup Berhasil C. Indikator Kinerja Per Direktorat Lingkup Ditjen PPHP Perjanjian kinerja dalam bentuk Dokumen Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal PPHP yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal PPHP dengan Menteri Pertanian, ditindaklanjuti dengan perjanjian kinerja Direktur dengan Dirjen PPHP yang dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja masing-masing Eselon II. 1. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka sasaran capaian kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian (PHP) adalah : Meningkatnya usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan, dengan 4 indikator sebagai alat ukurnya dapat dilihat pada Tabel 51. Selama tahun 66

80 2014, jumlah alat pengolahan yang difsilitasi sebanyak 954 unit. Bila dibandingkan dengan target 2014 sebesar 611 unit maka capaian kinerja Direktorat PHP sebesar 156% (sangat berhasil). Tabel 51. Pengukuran Kinerja Realisasi terhadap Target Direktorat Pengolahan Hasil PertanianTahun 2014 (Unit) Sasaran Indikator Kinerja 2014 Capaian Target Realisasi (%) Meningkatnya usaha pengolahan hasil 1. Unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan (Unit) pertanian yang 2. Unit usaha pengolahan hasil berkelanjutan hortikultura (Unit) 3. Unit usaha pengolahan hasil perkebunan (Unit) 4. Unit usaha pengolahan hasil peternakan (Unit) Rerata Capaian Kinerja Berikut ini diuraikan banyaknya unit usaha menurut bidang usaha pengolahan yang telah direalisasikan selama tahun Tabel 52. Rincian Capaian Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2014 Pengolahan Hasil Tanaman Pangan PK Realisasi Kegiatan Dana TP 2014 Jumlah Fisik Revitalisasi penggilingan padi 146 Unit 302 Unit Fasilitasi pengolahan hasil tanaman pangan (jagung) 24 Unit 36 Unit Fasilitasi pengolahan hasil tanaman pangan (kedelai) 15 Unit 18 Unit Fasilitasi pengolahan hasil tanaman pangan (ubi kayu) 14 Unit - Unit Fasilitasi pengolahan tepung berbasis sumber daya lokal 26 Unit 51 Unit Total 225 Unit 407 Unit Kegiatan ini telah menyerap anggaran Rp ,- atau 95,15% dari Rp ,- 67

81 Pengolahan Hasil Peternakan PK Realisasi Kegiatan Dana TP 2014 Jumlah Fisik Fasilitasi pengolahan susu 23 Unit 24 Unit Fasilitasi pengolahan daging 56 Unit 84 Unit Fasilitasi pengolahan pakan ternak 55 Unit 58 Unit Fasilitasi pengolahan limbah ternak 38 Unit 57 Unit Total 172 Unit 223 Unit Dari total anggaran Rp ,- telah diserap sebesar Rp ,- atau 95,5% Pengolahan Hasil Perkebunan PK Realisasi Kegiatan Dana TP 2014 Jumlah Fisik Pengembangan agroindustri pengolahan atsiri 6 Unit 8 Unit Pengembangan agroindustri pengolahan kelapa 43 Unit 43 Unit Pengembangan agroindustri gula kelapa - Unit 8 Unit Pengembangan agroindustri tebu 12 Unit 12 Unit Kemasan produk perkebunan 4 Unit 4 Unit Pengembangan agroindustri pengolahan kopi bubuk 16 Unit 16 Unit Pengolahan agroindustri coklat 5 Unit 5 Unit Pengembangan agroindustri bokar bersih 41 Unit 89 Unit Pengembangan agroindustri pengolahan mete 6 Unit 6 Unit Pengembangan agroindustri pengolahan gambir 1 Unit 1 Unit Pengolahan teh 1 Unit 1 Unit Pengolahan agroindustri aren 10 Unit 17 Unit Total 145 Unit 210 Unit Dari total anggaran sebesar Rp ,- telah diserap sebesar Rp ,- atau sebesar 95,14% Pengolahan Hasil Hortikultura PK Realisasi Kegiatan Dana TP 2014 Jumlah Fisik Fasilitasi Pengolahan Buah 20 Unit 45 Unit Fasilitasi PengolahanSayuran 21 Unit 47 Unit Fasilitasi Pengolahan Tanaman Obat 12 Unit 14 Unit Fasilitasi Pengolahan Hortikultura lainnya 9 Unit - Unit Fasilitasi Sentra Pengemasan 6 Unit 8 Unit Total 68 Unit 114 Unit 68

82 Untuk kegiatan pengolahan hasil hortikultura tersedia dana Rp dan telah diserap Rp atau 96.15%. Serapan anggaran Direktorat PHP sebesar 94,54% atau sebesar Rp ,- dari total anggaran Rp ,-. 2. Direktorat Mutu dan Standardisasi Sasaran capaian kinerja Direktorat Mutu dan Standardisasi adalah : Meningkatnya mutu hasil pertanian, yang diukur dengan menggunakan 6 indikator kinerja. Capaian kinerja Direktorat Mutu dan Standardisasi dapat dilihat pada Tabel 53 dengan angka rerata capaian kinerja 111,9% (sangat berhasil). Dari total anggaran sebesar Rp ,- telah diserap sebesar Rp ,- atau 93,19%. Tabel 53. Pengukuran Kinerja Realisasi terhadap Target Direktorat Mutu dan Standardisasi Tahun 2014 Sasaran Meningkatnya mutu hasil pertanian Indikator Kinerja 2014 Capaian Target Realisasi (%) 1. Jumlah rancangan SNI produk pertanian (dokumen) 2. Jumlah unit usaha yang menerapkan ,8 sistem jaminan mutu (unit usaha) 3. Jumlah laboratorium pengujian dan OKKP-D/Lembaga Sertifikasi (Unit/lab) 4. Jumlah kerjasama standar mutu dan ,7 harmonisasi standar mutu (kerjasama) 5. Jumlah pengujian dan sertifikasi alsintan (Dokumen) 6. Jumlah pengawasan jaminan mutu (Unit) Rerata Capaian Kinerja 111,9 Dari Tabel 53 diatas rincian capaian indikator kinerja Direktorat Mutu dan Standardisasi adalah sebagai berikut : a. Jumlah rancangan SNI yang telah dihasilkan selama tahun 2014 sebanyak 28 dengan rincian sebagai berikut : 69

83 Tabel 54. Jumlah RSNI yang Dihasilkan Tahun 2014 No Judul RSNI Total 1. Bungkil kelapa Bahan pakan ternak 1 2. Hasil ikutan pengolahan biji gandum Bahan pakan ternak 1 3. Heliconia Potong 1 4. Krisan Potong 1 5. Semen Beku Bagian 3 : Kambing dan Domba 1 6. Semen Cair Babi 1 7. Beras 1 8. Tembakau Selopuro 1 9. Tembakau Rajangan Virginia Bojoneoro Tembakau White Burley Teh Hitam Teh Hijau Pala Mete 1 15 Pakan ayam ras pedaging pre starter 1 16 Pakan ayam ras pedaging/broiler starter 1 17 Pakan ayam ras pedaging akhir/broiler finisher 1 18 Bibit sapi potong Bagian 4 : Bali 1 19 Bibit sapi potong Bagian 4 : PC 1 20 Bibit sapi potong Bagian 4 : Pesisir 1 21 Anggrek Vandaceoues 1 22 Benih jagung bersari beabs 1 23 Benih jagung inbrida 1 24 Benih kedelai 1 25 Benih padi hibrida 1 26 Benih padi inbrida 1 27 Temulawak 1 28 Lada putih 1 Total Output 28 Kegiatan ini telah menyerap anggaran sebesar Rp ,- atau 91,61% dari total anggaran Rp ,-. 70

84 b. Selama tahun 2014 terdapat 150 unit usaha yang telah menerapkan sistem jaminan mutu (Lampiran 8) dengan rincian sebagai berikut : 1) 79 Unit Usaha/Gapoktan/Poktan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan; 2) 39 Unit Usaha/Gapoktan/Poktan Sistem Pertanian Organik; 3) 32Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) (diregistrasi). Kegiatan penerapan sistem jaminan mutu telah menyerap anggaran sebesar 94,37% dari total anggaran sebesar Rp ,- c. Selama tahun 2014 telah dibina 45 Laboratorium Pengujian dan OKKP-Daerah/LembagaSertifikasi yang terdiri dari: 1) 33 Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (Tabel 50), 2) 3 Lembaga Sertifikasi (Tabel 51) 3) 9 Laboratorium pengujian (Tabel 52). OKKP-Daerah diverifikasi oleh OKKP-Pusat agar dapat melakukan sertifikasi dan atau registrasi kepada Pelaku Usaha sebagai langkah pengawasan mutu dan keamanan pangan. Dari total anggaran sebesar Rp ,- telah diserap 95,86% atau sama dengan Rp ,-. Tabel 55. OKKP-D dengan Target Memperoleh Status Verifikasi oleh OKKP - Pusat Tahun 2014 No OKKP-D Status Verifikasi Telah Proses Persiapan 1 OKKP-D Provinsi DIY 2 OKKP-D Provinsi Jawa Tengah 3 OKKP-D Provinsi Jawa Timur 4 OKKP-D Provinsi Sulawesi Tengah 5 OKKP-D Provinsi Kalimantan Tengah 6 OKKP-D Provinsi Bangka Belitung 7 OKKP-D Provinsi Lampung 8 OKKP-D Provinsi Sumatera Utara 71

85 No OKKP-D Status Verifikasi Telah Proses Persiapan 9 OKKP-D Provinsi Jambi 10 OKKP-D Provinsi Jawa Barat 11 OKKP-D Provinsi Sumatera Barat 12 OKKP-D Provinsi Sumatera Selatan 13 OKKP-D Provinsi Riau 14 OKKP-D Provinsi Nusa Tenggara Barat 15 OKKP-D Provinsi Sulawesi Selatan 16 OKKP-D Provinsi Banten 17 OKKP-D Provinsi Nusa Tenggara Timur 18 OKKP-D Provinsi Bali 19 OKKP-D Provinsi Bengkulu 20 OKKP-D Provinsi Kalimantan Timur 21 OKKP-D Provinsi DKI 22 OKKP-D Provinsi Maluku 23 OKKP-D Provinsi Papua 24 OKKP-D Provinsi Kalimantan Selatan 25 OKKP-D Provinsi Kalimantan Barat 26 OKKP-D Provinsi Gorontalo 27 OKKP-D Provinsi Sulawesi Barat 28 OKKP-D Provinsi Sulawesi Utara 29 OKKP-D Provinsi Sulawesi Tenggara 30 OKKP-D Provinsi Kepulauan Riau 31 OKKP-D Provinsi Aceh 32 OKKP-D Provinsi Maluku Utara 33 OKKP-D Papua Barat Tabel 56. Lembaga Sertifikasi (siap verifikasi/akreditasi) Tahun 2014 No. Lembaga Sertifikasi Akreditasi/Verifikasi Telah Proses Persiapan 1. PT. Mutu Agung Lestari 2. Balai Besar Padi Sukamandi 3. PT. Agri Mandiri Keterangan Lembaga Sertifikasi Jaminan Varietas Lembaga Sertifikasi Jaminan Varietas Lembaga Sertifikasi Produk 72

86 Tabel 57. Daftar Laboratorium Penguji yang Siap Diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional Tahun 2014 No Nama Laboratorium Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit-Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Yogyakarta Laboratorium Kimia Agro-UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jawa Barat Laboratorium Uji Mutu Hasil Pertanian Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jawa Tengah Laboratorium Pengujian Mutu Formulasi dan Residu Pestisida-UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sulawesi Selatan Laboratorium Analis Pestisida Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Sumatera Utara Laboratorium Pestisida-UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov.Sumatera Barat Laboratorium Perlindungan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit-Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sulawesi Utara Laboratorium Pestisida-Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Bali Status Akreditasi Siap Telah d. Sejumlah 6 kerjasama dalam bidang standar mutu dan harmonisasi standar mutu telah dilaksanakan selama tahun 2014 yang terdiri dari : (1) Kerjasama Keamanan Pangan dengan negara mitra (Vietnam) (2) Kerjasama ASEAN data Recidue Generation (3) Harmonisasi Standar Internasional (Codex) (4) Harmonisasi Standar ASEAN (Organik, MRLs, Hortikultura) (5) Harmonisasi Standar Uni Eropa komoditi pala. (6) Harmonisasi Regulasi Internasional (Global GAAP, Organik Internasional dan UTZ) Realisasi jumlah Kerjasama Standard Mutu dan Harmonisasi Standard Mutu tidak mencapai sasaran 100% disebabkan karena adanya pemotongan anggaran tahun

87 Serapan anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- atau 86,34% dari Rp ,-. e. Sebanyak 300 dokumen hasil pengujian (test report) dan 4 Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI terhadap alat mesin pertanian telah dilakukan oleh BPMA (Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian) selama tahun Data dapat dilihat pada Lampiran 9. Dari pagu anggaran Rp ,- telah diserap Rp ,- atau setara 82,51%. f. Pengawasan jaminan mutu adalah pengawasan yang dilakukan terhadap Lembaga Penilai Kesesuaian, Unit Usaha dan Pangan Segar Hasil Pertanian yang beredar. Jumlah pengawasan jaminan mutu yang telah dilaksanakan tahun 2014 sebanyak 83 unit dengan rincian pada tabel dibawah ini. Serapan anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 89,92% atau Rp ,- dari Rp ,-. Tabel 58. Daftar Pengawasan Jaminan Mutu Tahun 2014 NO JENIS PENGAWASAN JUMLAH KETERANGAN 1 Registrasi Packing House 4 register PT Manggis Elok Kab Sukabumi, PT Harton Asasta Magelang PT Buah Angkasa DIY CV Agronusa Magelang. 2 Registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) 3 Reverifikasi OKKP-D 4 reverifikasi 8 register OKKP-D Prop. Kalimantan Barat, Gorontalo, Sulawesi barat, Sulawesi Tenggara OKKP-D Prop Sumatera Barat, DIY, Lampung dan Jawa Tengah. OKKP-D Prop Kalimantan Selatan, 5 proses reverifikasi Bangka Belitung, Sumatera Utara, NTB dan Jawa Barat. 4 Verifikasi OKKP-D 4 verifikasi OKKP-D Propinsi Maluku, Papua. 5 Rekomendasi Ekspor 1 rekomendasi PT Pulau Rempah Nusantara, Jakarta 6 Pasar Modern 45 unit Wilayah Jabodetabek 7 Pasar Tradisional 12 unit Wilayah Jakarta 74

88 3. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Sasaran capaian kinerja Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi adalah : Meningkatnya usaha kemitraan, kewirausahaan dan investasi, yang diukur dengan menggunakan 3 indikator kinerja. Capaian kinerja Pengembangan Usaha dan Investasi dapat dilihat pada Tabel 59 dengan angka rerata capaian kinerja 116,8% (sangat berhasil). Dari total pagu anggaran sebesar Rp ,- telah diserap sebesar Rp ,- atau sama dengan 95,03%. Tabel 59. Pengukuran Kinerja Realisasi terhadap Target Direktorat Pengembangan Usaha dan InvestasiTahun 2014 Sasaran Meningkatnya usaha, kemitraan, kewirausahaan dan investasi Indikator Kinerja 1. Jumlah unit usaha binaan kemitraan dan kewirausahaan di sektor pertanian (kelompok usaha) 2. Jumlah fasilitasi investasi di sektor pertanian (laporan) 3. Jumlah pameran, promosi, eksibisi dan perlombaan dalam negeri maupun luar negeri (pameran/promosi) 2014 Capaian Target Realisasi (%) ,4 Rerata Capaian Kinerja 116,8 Pada Tabel 59 diatas rincian capaian indikator kinerja Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi selama tahun 2014 adalah sebagai berikut : a. Dari target 160 kelompok usaha dapat direalisasikan 192 (120%) kelompok usaha yang telah dibina yang dituangkan dalam bentuk MOU untuk meningkatkan kemampuan dalam bermitra dan kewirausahaan disektor pertanian. Kelompok usaha tersebut 75

89 bergerak dalam sub-sektor perkebunan, peternakan, tanaman pangan dan hortikultura meliputi produk segar, produksi/budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Pembinaan tersebut bertujuan untuk membina pelaku usaha yang melakukan kerjasama agar kerjasama tersebut dapat direalisasikan. Pada Lampiran 10 dapat dilihat daftar fasilitasi dalam rangka pengembangan kemitraan dan kewirausahaan. Serapan anggaran untuk kegiatan ini sebesar 92,96% atau Rp dari Rp ,-. b. Yang dimaksud dengan target 33 adalah jumlah laporan fasilitasi investasi disektor pertanian yang meliputi akumulasi jumlah fasilitasi investasi pusat dan daerah yang meliputi : penyusunan bahan promosi investasi, gelar potensi investasi, Agriculture Investment Forum, workshop investasi, koodinasi pengembangan investasi, promosi investasi dalam bentuk pameran investasi. Dari target 33 tersebut telah direalisasikan sebanyak 35 laporan fasilitasi (106%) selama tahun Tujuan fasilitasi tersebut adalah untuk menarik para investor dalam dan luar negeri. Pada Tabel 60 dapat dilihat daftar fasilitasi dalam rangka pelayanan pengembangan investasi sektor pertanian dimaksud. Serapan anggaran untuk kegiatan ini Rp ,- dari Rp ,- atau setara 89,01%. Tabel 60. Rincian Realisasi Data Kinerja Dit PUI Tahun No Indikator Kinerja Judul/Rincian Uraian Hasil 1 Pengembangan Kemitraan dan Kewirausahaan di Sektor Pertanian 2 Pelayanan Pengembangan Investasi Sektor Pertanian (dapat dilihat pada Lampiran 10) Terbinanya 192 a. Workshop Pengembangan Investasi Pertanian. b. Penyusunan Bahan Promosi Investasi (pusat 5) c. Agricultural Investment Forum ( 2 pusat dan 13 (satker) d. Promosi Investasi Dalam Terfasilitasinya calon investor disektor pertanian baik dari dalam negeri maupun luar negeri melalui promosi/pameran investasi yang dilakukan

90 No Indikator Kinerja Judul/Rincian Uraian Hasil Negeri (2) e. Pameran Investasi Pertanian (2) f. Trade Fair and Business Leader s Conferences (1) g. Workshop SRG (Sistem Resi Gudang) (1) h. Penyusunan Pedoman/Prosedur Investasi Pertanian (1) i. Penyusunan Buku Peluang Investasi Pertanian di Indonesia (1) j. Koordinasi Pengembangan Investasi (3) k. Penyusunan Profil Investasi Usaha Agribisnis Beberapa Komoditi Pertanian (Jagung, Ubi Kayu, Sapi Potong) (3) oleh pusat dan daerah. 3 Pameran, Promosi, Eksibishi dan Perlombaan dalam negeri maupun luar negeri Promosi Luar Negeri : a. The Biofac 2014, di Nuremberg, Jerman b. The 5 th InternationalLivestock, Dairy, MeatProseccing and Aquaculture Exposition (ILDEX) 2014 di Ho Chi Minh City Vietnam c. The 19 th Food & HotelAsia 2014 di Singapura d. The 19 th Saudi Food, Hotel & Hispitaly 2014 di Jeddah Arab Saudi (1 Satker) e. The 26 th Specialty Coffe Association ofamerica (SCAA) 2014 di Seattle-Washington DC Amerika (1 satker) f. The Konya AgricultureFair 2014 di Konya Turki g. Coffe and Tea Festival 2014 di Dublin Irlandia h. Agriculture Product Tour for International Traders di Jembrana Bali Terfasilitasinya pelaku usaha binaan oleh satker daerah dan pusat melalui partisipasi pada pameran dalam dan luar negeri 77

91 No Indikator Kinerja Judul/Rincian Uraian Hasil i. Indonesia TeaExhibition 2014 di Bandung Jawa Barat Promosi Dalam Negeri : a. Pameran Pangan Nusantara b. Aginex Expo c. APKASI d. Indogreen Forestry Expo e. APTEX (79 satker) f. Pekan Inovasi Sumut g. Hari Susu Nusantara (1 satker) h. PENAS XIV Malang i. Surabaya Agribusiness Matching and Expo (39 satker) j. Cocoa Day k. Festival Nusantara Expo dan Forum l. Trade Expo m. Festival Buah dan Bunga Nusantara n. Gelar Produk dan Teknologi Peternakan (15 satker) o. Batam Expo (40 satker) p. Edukasi Jamu q. Gerakan Minum Jamu r. Festival Jamu s. Festival Hortikultura t. Promosi dan Pasar Hasil Peternakan u. Festival Pangan Non Terigu c. Target 156 jumlah pameran, promosi, eksibisi dalam negeri maupun luar negeri (kali pameran/promosi) merupakan akumulasi dari jumlah fasilitasi kepada pelaku usaha yang dibina oleh satker daerah dan pusat melalui partisipasi pada pameran, promosi dan exhibisi serta peningkatan daya saing. Dari target 156 tersebut, realisasi yang telah dicapai selama tahun 2014 sebanyak 194 kegiatan atau capaian kinerja 124,36% (sangat berhasil). Serapan anggaran sebesar Rp. 97,19% atau Rp dari pagu Rp ,-. 78

92 d. Untuk Promosi Dalam Negeri telah dilaksanakan 21 pameran dimana sebanyak 162 Satker Daerah yang difasilitasi untuk berpartisipasi. Pameran dimaksud antara lain : APTEX/ Agro and Food Expo, Hari Susu Nusantara, Surabaya Agribusiness Matching +Expo/ Samex, Batamex dan lain-lain. Sedangkan Satker Pusat yang difasilitasi sebanyak 21. e. Untuk promosi di luar negeri telah dilaksanakan 9 pameran dimana ada 2 Satker Daerah yang difasilitasi dan 9 Satker Pusat. Pameran yang dimaksud antara lain : the Biofach 2014, The Ildex Vietnam, The 19 th Saudi Food, Hotel & Hospitality, The 26 th Specialty Cofee Association of America (SCAA), The Konya Agriculture Fair 2014, The Food & Hotel Asia, Cofee and Tea Festival 2014 di Dublin-Irlandia, Agriculture Product Tour for International Trader, serta Indonesia Tea Exhibition 2014).Tujuan dari keikutsertaan pameran, promosi, exsibisi dalam dan luar negeri adalah untuk mendorong pengembangan usaha produk pertanian, peningkatan daya saing dan ekspor. 4. Direktorat Pemasaran Domestik Sasaran capaian kinerja Direktorat Pemasaran Domestik adalah : Meningkatnya pemasaran hasil pertanian di pasar domestik, yang diukur dengan menggunakan 4 indikator kinerja. Capaian kinerja Direktorat Pemasaran Domestik dapat dilihat pada Tabel 61 dengan angka rerata capaian kinerja tahun 2014 sebesar 95,2% (berhasil). Serapan anggaran pada Direktorat Pemasaran Domestik mencapai Rp ,- atau sama dengan 90,04% dari total anggaran Rp ,-. Tabel 61. Pengukuran Kinerja Realisasi terhadap Target Direktorat Pemasaran DomestikTahun 2014 Sasaran Meningkatnya pemasaran hasil pertanian di pasar domestik Indikator Kinerja 1. Jumlah optimalisasi sarana dan kelembagaan pasar domestik (Unit) 2. Jumlah komoditi dalam pemantauan pasar dan stabilitasi harga komoditas 2014 Capaian Target Realisasi (%)

93 Sasaran Indikator Kinerja pertanian utama (komoditi) 2014 Capaian Target Realisasi (%) Rerata Capaian Kinerja 3. Jumlah pengembangan akses pemasaran (laporan) 4. Jumlah unit pelayanan informasi pasar komoditi pertanian (lokasi) , ,2 Rincian capaian kinerja Direktorat Pemasaran Domestik : a. Dari target jumlah optimalisasi sarana dan kelembagaan pasar domestik 200 unit maka telah direalisasikan sejumlah 186 unit yang terdiri dari : 118 sarana pasar (14 STA, 54 Pasar Ternak, 27 Pasar Tani, 13 UPPG dan 10 pasar lelang) dan 68 unit merupakan fasilitasi yang menunjang operasionalisasi sarana pasar yaitu : bimbingan tekhnis, pelatihan management pasar ternak, pertemuan koordinasi di masing-masing wilayah. Total anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp ,- dengan serapan sebesar Rp ,- atau 88,77%. Tabel 62. Lokasi Sub Terminal Agribisnis (STA) Tahun Anggaran 2014 No. Provinsi Kabupaten/Kota 1 Sumatera Barat Pasaman Barat 2 Sumatera Selatan Pagar Alam 3 Lampung Tanggamus 4 Jawa Barat Cianjur 5 Jawa Barat Garut 6 Jawa Barat Kota Sukabumi 7 Jawa Barat Kota Bogor 8 Jawa Tengah Brebes 9 Jawa Tengah Pemalang 10 Jawa Timur Malang 11 Kalimantan Tengah Pulang Pisau 12 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Tengah 80

94 No. Provinsi Kabupaten/Kota 13 Kalimantan Utara Nunukan 14 Bali Karangasem b. Rincian lokasi 56 Pasar Ternak ada pada Lampiran 7. c. Rincian 27 Pasar Tani ada pada Lampiran 11. d. Rincian lokasi Unit Pemasaran Poktan/Gapoktan (UPPG) dapat dilihat pada Tabel 63. Tabel 63. Lokasi Unit Pemasaran Poktan/Gapoktan (UPPG) Tahun 2014 No. Provinsi Kabupaten/Kota Komoditas 1 Jawa Barat Sukabumi Manggis 2 Jawa Barat Tasikmalaya Padi 3 Jawa Barat Cirebon Mangga 4 Jawa Barat Garut Kambing/Domba 5 Jawa Barat Sukabumi Sapi Perah 6 Jawa Barat Majalengka Sapi Perah 7 Jawa Tengah Wonogiri Sapi 8 Jawa Tengah Kebumen (3 unit) Kelapa 9 Jawa Tengah Kab. Wonosobo Kopi 10 Jawa Timur Bondowoso Hortikultura 11 Banten Lebak Tan. Pangan e. Rincian lokasi Pasar Lelang Karet dapat dilihat pada Tabel 64. Tabel 64. Lokasi Pasar Lelang Karet Tahun 2014 No. Provinsi Kabupaten/Kota Sub Kegiatan 1 Aceh Aceh Tamiang Fasilitasi Pasar lelang 2 Riau Rokan Hulu Fasilitasi Pasar lelang 3 Jambi Batanghari Fasilitasi Pasar lelang 4 Jambi Bungo Fasilitasi Pasar lelang 81

95 No. Provinsi Kabupaten/Kota Sub Kegiatan 5 Jambi Tebo Fasilitasi Pasar lelang 6 Sumatera Selatan Ogan Ilir Fasilitasi Pasar lelang 7 Kalimantan Barat Bengkayang Fasilitasi Pasar lelang 8 Kalimantan Barat Landak Fasilitasi Pasar lelang 9 Kalimantan Barat Sanggau Fasilitasi Pasar lelang 10 Kalimantan Barat Kota Singkawang Fasilitasi Pasar lelang 11 Kalimantan Tengah Kapuas Fasilitasi Pasar lelang 12 Kalimantan Tengah Pulang Pisau Fasilitasi Pasar lelang f. Yang dimaksud dengan target jumlah komoditi dalam pemantauan dan stabilitasi harga komoditas pertanian utama adalah pemantauan 4 komoditi strategis (bawang merah, cabai, daging dan beras) di 57 lokasi dengan menggunakan dana Dekonsentrasi. Realisasi pada tahun 2014 dapat direalisasikan seluruhnya. Daftar lokasi kegiatan pemantauan dan stabilisasi harga ada pada Lampiran 12. Dari pagu anggaran Rp ,- telah diserap Rp ,- atau 85,78%. g. Target jumlah akses pemasaran pada tahun 2014 di 89 lokasi, terealisasi selama tahun 2014 melalui dana dekonsentrasi sebanyak 78 laporan sedangkan tidak dilaksanakan sebanyak 11 kegiatan karena revisi/penghematan anggaran (4 kegiatan di pusat, 7 kegiatan di dana dekonsentrasi). Ada dua kegiatan pengembangan pemasaran berbasis kawasan sentra yang tidak dilaksanakan karena ada pemotongan anggaran yaitu Babel dan Sulbar. Ada dua kegiatan Fasilitasi Jaringan Pemasaran Komoditas Strategis yang tidak dilaksanakan karena ada pemotongan anggaran yaitu Batam dan Sulawesi Selatan. Rincian kegiatan dan laporan dapat dilihat pada Tabel 65. Kegiatan ini telah menyerap anggaran sebesar Rp ,- atau 88,36% dari total Rp ,-. 82

96 Tabel 65. Kegiatan Pertemuan Pengembangan Akses Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2014 No. Kegiatan Provinsi Kab/Kota Keterangan 1. Pengembangan Pemasaran Berbasis Kawasan Sentra Tanaman Pangan (Komoditi Jagung) 2. Pengembangan Pemasaran Berbasis Kawasan Sentra Peternakan (Komoditi Unggas Lokal) 3. Fasilitasi Jaringan Pemasaran omoitas Strategis (Sayuran dan Produk Organik) 4. Fasilitasi Jaringan Pemasaran omoitas Strategis (Sapi Potong) 5. Evaluasi Fasilitasi Pelaksanaan Sistem Resi Gudang 6. Fasilitasi dan Evaluasi Pengembangan Pasar Lelang Modern 7. Akselerasi Pemasaran Beras Berlabel dengan Pasar Modern 8. Fasilitasi Pasar Lelang dalam rangka PENAS Petani Nelayan XIV 9. Focus Group Discusion (FGD) Supply Demand Cabe Bawang Merah di Provinsi Jawa Timur 10. Focus Group Discusion (FGD) Supply Demand Cabe Bawang Merah di Provinsi Jawa Tengah 11. Focus Group Discusion (FGD) Supply Demand Cabe Bawang Merah di Provinsi Jawa Barat Jawa Timur - Keg. pusat Jawa Tengah - Keg. pusat Sumatera Barat - Keg. pusat Bali - Keg. pusat Jawa Barat - Keg. pusat Sumatera Selatan D.I. Yogyakarta - Keg. pusat - Keg. pusat Jawa Timur - Keg. pusat Jawa Timur - Keg. pusat Jawa Tengah - Keg. pusat Jawa Barat - Keg. pusat 12. Pengembangan Sistem Jaringan Pemasaran - - Keg. pusat Tabel 66. Pertemuan Penguatan Jaringan Pemasaran (Dana Dekonsentrasi) Tahun 2014 No. Provinsi Dinas Kegiatan Keterangan 1. Aceh TPH 2. Sumut Peternakan 3. Sumbar TPH 4. Riau Perkebunan Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Pengembangan dan Penguatan Jaringan Pemasaran Peternakan Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Pengembangan dan Penguatan Jaringan Pemasaran Perkebunan 83

97 No. Provinsi Dinas Kegiatan Keterangan 5. Jambi TPH 6. Sumsel Perkebunan 7. Babel TPH 8. Jabar Peternakan 9. Jateng Peternakan 10. Jatim Peternakan 11. Kalbar TPH 12. Kalsel TPH 13. Kaltim TPH 14. Sulsel TPH 15. Sultra Perkebunan 16. Gorontalo TPH 17. Bali TPH 18. NTB TPH Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Pengembangan dan Penguatan Jaringan Pemasaran Perkebunan Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Pengembangan dan Penguatan Jaringan Pemasaran Peternakan Pengembangan dan Penguatan Jaringan Pemasaran Peternakan Pengembangan dan Penguatan Jaringan Pemasaran Peternakan Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Pengembangan dan Penguatan Jaringan Pemasaran Perkebunan Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Penguatan Jaringan Pemasaran Tanaman Pangan/Hortikultura Pemotongan anggaran Pemotongan anggaran Pemotongan anggaran Tabel 67. Sosialisasi Sistem Resi Gudang (Dana Dekonsentrasi) Tahun 2014 No. Provinsi Dinas Kegiatan 1. Sumut TPH Sosialisasi Sistem Resi Gudang 2. Sumbar Perkebunan Sosialisasi Sistem Resi Gudang 3. Jateng TPH Sosialisasi Sistem Resi Gudang 4. Jatim TPH Sosialisasi Sistem Resi Gudang 5. Sulbar Perkebunan Sosialisasi Sistem Resi Gudang 84

98 Tabel 68. Sosialisasi Pasar Lelang Karet (Dana Dekonsentrasi) Tahun 2014 No. Provinsi Dinas Kegiatan 1. Aceh Perkebunan Sosialisasi Pasar Lelang Karet 2. Riau Perkebunan Sosialisasi Pasar Lelang Karet 3. Kalsel Perkebunan Sosialisasi Pasar Lelang Karet 4. Kalteng Perkebunan Sosialisasi Pasar Lelang Karet Tabel 69. Fasilitasi Sistem Resi Gudang (Dana Dekonsentrasi) Tahun 2014 No. Provinsi Dinas Kegiatan Keterangan 1. Lampung TPH Fasilitasi Sistem Resi Gudang Pemotongan anggaran 2. Jabar TPH Fasilitasi Sistem Resi Gudang Pemotongan anggaran 3. Jatim TPH Fasilitasi Sistem Resi Gudang Dilaksanakan 4. Gorontalo TPH Fasilitasi Sistem Resi Gudang Pemotongan anggaran h. Target penumbuhan unit pelayanan informasi pasar komoditi pertanian selama tahun 2014 yaitu 100 unit yang tersebar di 33 Propinsi. Pembinaan masih tetap dilakukan terhadap 600 unit layanan informasi pasar dan 1 unit layanan informasi pasar terdapat di pusat (Direktorat Pemasaran Domestik). Daftar lokasi Pusat Layanan Informasi Pasar dan 100 unit penumbuhan baru seperti Tabel 70 di bawah ini. Kegiatan ini telah menyerap anggaran sebesar 95,15% atau Rp ,- dari Rp ,-. Tabel 70. Daftar Rincian Lokasi PIP 2014 No. Provinsi Titik Lokasi PIP TPH BUN NAK Total 1 Aceh Sumut Riau

99 No. Provinsi Titik Lokasi PIP TPH BUN NAK Total 4 Sumbar Kepri Jambi Sumsel Bengkulu Babel Lampung Banten Jabar Dki Jakarta Jateng Di Yogyakarta Jatim Kalbar Bali Ntb Ntt Kalteng Kalsel Kaltim Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papua Papua Barat Unit Layanan IP Di Pusat 1 Total

100 Tabel 71. Lokasi/Unit Penumbuhan Layanan Informasi Pasar Tahun 2014 No Provinsi Sub Sektor Perkebunan Peternakan TPH Total 1 Aceh Babel Bali Di Yogyakarta Dki Jakarta Gorontalo Jabar Jambi Jateng Jatim Kalbar Kalsel Kalteng Kaltim Lampung NTB NTT Papua Riau Sulbar Sulsel Sulteng Sultra Sulut Sumbar Sumsel Sumut Total Penumbuhan Direktorat Pemasaran Internasional Sasaran capaian kinerja Direktorat Pemasaran Internasional adalah : Meningkatnya pemasaran internasional hasil pertanian, yang diukur dengan menggunakan 4 indikator kinerja (Tabel 72). Capaian kinerja 87

101 Direktorat Pemasaran Internasional tahun 2014 sebesar 96,45% (berhasil). Dari total anggaran sebesar Rp ,- Direktorat Pemasaran Internasional telah menyerap sebesar Rp ,- atau setara 87,57%. Tabel 72. Pengukuran Kinerja Realisasi terhadap Target Direktorat Pemasaran InternasionalTahun 2014 Sasaran Meningkatnya pemasaran internasional hasil pertanian Indikator Kinerja 1. Jumlah analisa data dan informasi untuk penyusunan posisi Indonesia dalam forum perundingan bilateral, regional dan multilateral serta forum komoditi strategis (laporan) 2. Jumlah partisipasi dalam perundingan internasional bidang pertanian (laporan) Capaian Target Realisasi (%) Jumlah hasil analisa peningkatan ekspor dan penurunan impor hasil pertanian (laporan). 4. Jumlah Gapoktan yang dibina dalam rangka akselerasi ekspor komoditi pertanian (Unit). Rerata Capaian Kinerja 96,45 Dari Tabel 72 tersebut di atas, rincian indikator kinerja Direktorat Pemasaran Internasional adalah sebagai berikut : a. Dari target 40 bahan posisi Delri, sebanyak 37 bahan posisi Delri (92.5%) yang telah disusun, dimana penyusunan 3 laporan bahan posisi Delri tidak dapat dilaksanakan karena adanya pemotongan anggaran. Daftar rincian 37 bahan posisi Delri dapat dilihat pada Lampiran 13.Total anggaran kegiatan ini sebesar Rp ,- yang diserap Rp ,- atau setara 84,27%. b. Dari target 28 laporan hasil perundingan internasional bidang pertanian yang tercapai sebanyak 28 laporan, atau tercapai secara 88

102 keseluruhan (100%). Daftar rincian 28 laporan dimaksud ada pada Lampiran 13. Kegiatan ini menyerap anggaran sebesar 78,83% atau Rp ,- dari Rp ,- c. Dari target 15 hasil analisa data ekspor dan impor komoditi pertanian yang direalisasikan sebanyak 14 laporan hasil analisa (93.3%), hal ini disebabkan karena adanya pemotongan anggaran sehingga terdapat 1 kegiatan analisa yang tidak dapat dilaksanakan. Rincian judul hasil analisa tersebut ada pada Lampiran 13. Kegiatan ini menyerap Rp ,- atau 84,97% dari total anggaran sebesar Rp ,-. d. Dari target 34 Gapoktan yang dibina untuk melakukan ekspor selama tahun 2013 maka yang berhasil dibina sebanyak 34 Gapoktan (100%), dapat dilihat pada Lampiran 14. Untuk kegiatan ini dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- telah diserap sebesar Rp ,- atau 94,65%. 6. Sekretariat Ditjen PPHP Sasaran capaian kinerja Sekretariat Ditjen PPHP tahun 2013 adalah : Terselenggaranya pelayananan administrasi dan pelayanan teknis lainnya secara profesional dan berintegritas di lingkungan Ditjen PPHP, yang diukur dengan 2 indikator seperti pada Tabel 73. Capaian kinerja Sekretariat Ditjen PPHP sebesar 114,5% (sangat berhasil). Tabel 73. Pengukuran Kinerja Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2014 Sasaran Strategis Terselenggaranya pelayananan administrasi dan pelayanan teknis lainnya secara profesional dan berintegritas di lingkungan Ditjen PPHP Indikator Kinerja 1. Jumlah dokumen perencanaan, keuangan, umum, serta evaluasi dan pelaporan (laporan). 2. Usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui LM3 (Unit Usaha) Capaian Target Realisasi (%) dok/lap dok/lap 100 lembaga 129 lembaga Rerata Capaian Kinerja 114,

103 Total anggaran untuk kegiatan perencanaan, keuangan, umum, evaluasi dan pelaporan sebesar Rp ,- telah diserap Rp ,- atau 78,68%. Dari Tabel 73 tersebut diatas, rincian indikator kinerja Sekretariat Ditjen PPHP adalah sebagai berikut : a. Rincian 15 laporan yang akan dihasilkan adalah : Laporan Kegiatan Sub Bagian Pelaporan dan TLHP. Laporan Kegiatan Sub Bagian Data dan Informasi. Laporan Kegiatan Sub Bagian Evaluasi. Laporan Kegiatan Sub Bagian Verifikasi Laporan Kegiatan Sub Bagian Perbendaharaan Laporan Kegiatan Sub Bagian Perlengkapan Laporan Kegiatan Sub Bagian Hukum dan Humas Laporan Kegiatan Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian Laporan Kegiatan Sub Bagian TU dan Rumah Tangga Laporan Kegiatan Sub Bagian Anggaran Laporan Kegiatan Sub Bagian Program Laporan Kegiatan Sub Bagian Kerjasama Laporan Kegiatan Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat KP3HP UKP4 b. Dari 100 lembaga/unit usaha yang ditargetkan pada tahun 2014 maka telah terealisasi sebanyak 129 lembaga selama tahun 2014, sehingga capaian kinerja mencapai 129%. Jumlah proposal yang masuk secara keseluruhan sebanyak 304. Setelah dilakukan desk analisis dan veriikasi lapang, lembaga yang layak menerima dana bantuan sebanyak 129 lembaga, selebihnya dinilai tidak layak sehingga proposal ditolak. Daftar 129 lembaga/unit usaha yang telah menerima Bansos dapat dilihat pada Lampiran 15. Dari total alokasi anggaran sebesasr Rp ,- te;ah dialokasikan sebesar Rp ,- atau 90,50%. 90

104 c. Sepanjang tahun 2014 terdapat beberapa penghargaan yang telah diterima oleh Ditjen PPHP dapat dilihat pada Tabel 69 berikut. Tabel 74. Beberapa Penghargaan dan Prestasi yang Diraih Ditjen PPHP Selama Tahun No Uraian Laporan Keuangan (Kementan) Wajar Dengan Pengecualian Wajar Dengan Pengecualian Belum dinilai 2 Peta Unit Kerja Abu-abu (cukup kuning (cukup abu-abu (agak rawan rawan) rawan) rawan) Penyimpangan 3 SAKIP Baik Baik Sangat Baik (75,63) 4 Satuan Pelaksana Handal Peringkat - Handal Peringkat Pengendalian II II Intern 5 Hasil Penilaian Inisiatif Anti Korupsi oleh KPK 6 Wilayah Bebas dari Korupsi Di bawah ratarata 5,48, diatas rata-rata mendekati ambang batas kelulusan (6) 7,31 tertinggi diantara 3 (tiga) Eselon I lingkup Kementan yang mewakili PIAK Kementan dan Ditjen PPHP termasuk 10 besar PIAK Eselon I secara nasional Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), BPMA dan Dit. PHP Belum keluar abu-abu (agak rawan) Sangat Baik (75,69) Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Setditjen PPHP, BPMA dan Dit. PHP 7 E-Government Warta Ekonomi E-Government Award 2011 Terbaik Pertama kategori Eselon I 8. Lomba situs web lingkup Kementan Juara I Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Dit. PHP, Dit. PI, Setditjen PPHP d. Selama tahun 2014 Ditjen PPHP telah memfasilitasi dan menyelesaikan 2 Peraturan Menteri Pertanian yang terkait dengan materi tentang Rekomendasi Ekspor dan Impor Beras Tertentu : 51/Permentan/HK.310/4/2014 dan Persyaratan Mutu dan Pemasaran Biji Kakao : 67/Permentan/OT.140/5/

105 Selain itu pada tahun 2014 Ditjen PPHP telah mengusulkanproses legislasi Permentan terkait Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian sebanyak 11 Peraturan Menteri Pertanian yaitu : 1) Rancangan Permentan tentang Fasilitasi Ekspor Produk Hortikultura 2) Revisi Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Produksi Pekebun 3) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Otoritas Keamanan Pangan 4) Revisi Peraturan Menteri Pertanian tentang Penetapan Harga Pembelian Kelapa Hibrida Produksi Petani 5) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/Ot.140/8/2008 tentang Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet 6) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Syarat dan Tata Cara Pengujian dan Pemberian SertifikatAlat dan Mesin Budidaya Tanaman 7) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Cara Produksi Kopi Luwak Dengan Sistem Pengandangan Yang Memenuhi Kaidah Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare) 8) Keputusan Menteri Pertanian tentang Penunjukan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Sebagai Otoritas Kompeten Pertanian Organik 9) Keputusan Menteri Pertanian Selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan tentang Pembentukan Kelompok Kerja Perberasan e. Pembuatan Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yang dilakukan pada tahun 2014 disusun sebanyak 61 Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran, daftar produk hukum dimaksud dapat dilihat pada Lampiran

106 D. Kendala Secara umum capaian indikator kinerja Direktorat Jenderal PPHP telah berhasil, namun begitu sebenarnya masih ditemui beberapa kendala dalam pelaksanaan program/kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, antara lain adalah : 1. Kegiatan Daerah a. Penentuan dan penetapan calon penerima/calon lokasi (CP/CL) Gapoktan/kelompok tani penerima/pengelola bantuan peralatan masih kurang cermat. Sehingga Gapoktan/kelompok terpilih kurang memenuhi persyaratan atau belum siap menjalankan usaha pengolahan yang disebabkan kurangnya kemampuan manajerial dan jiwa kewirausahaan (entrepeunership) dalam pengelolaan usaha pengolahan. Daerah sering melakukan pemerataan bantuan sehingga kegiatan tidak fokus dan tidak menonjol. Untuk itu ditekankan agar bantuan peralatan harus fokus dan utuh tidak parsial. b. Terbatasnya tenaga pembina yang terampil dalam bidang pengolahan hasil pertanian dibanding tenaga pembina pada kegiatan-kegiatan pra panen/budidaya di tingkat propinsi dan kabupaten/kota serta terbatasnya sumberdaya manusia pengelola unit usaha dalam Gapoktan/kelompok yang menguasai teknologi dan pemasaran produk olahan. Akibatnya masih terdapat kelompok penerima bantuan peralatan yang belum dapat secara optimal memanfaatkan bantuan secara teknis dan manajemen. c. Unit Pengolahan Hasil (UPH) pertanian belum banyak yang beroperasi secara optimal disebabkan karena rendahnya jaminan ketersediaan dan mutu bahan baku, teknologi pengolahan hasil belum sepenuhnya diadopsi oleh pengolah, introduksi beberapa teknologi belum sesuai dengan kebutuhan petani dan belum bersifat lokal spesifik, sumber pendanaan berbunga rendah masih sulit didapat atau akses perbankan masih lemah, serta belum adanya kepastian pemasaran produk olahan (terutama tepungtepungan berbasis sumber daya lokal). 93

107 d. Kemampuan pelaku usaha pengolah masih belum optimal dalam penguasaan teknologi pengolahan, mutu produk dan aspek Hygienis dan Sanitari. Hal ini diakibatkan selama ini pelaku usaha masih lebih berkonsentrasi pada teknologi budidaya sehingga GMP belum diterapkan secara baik. e. Di beberapa provinsi peningkatan mutu biji kakao fermentasi belum berdampak pada perbedaan harga yang nyata, sehingga petani kakao tidak termotivasi untuk menghasilkan kakao yang bermutu/fermentasi. f. Gerakan bokar bersih untuk meningkatkan mutu bahan olah karet (bokar) belum dilaksanakan secara optimal pada sentra-sentra produksi karet, yang disebabkan antara lain belum terintegrasinya pelaksanaan kegiatan tersebut di daerah; g. Masih sulitnya membangun kelembagaan dan kemitraan serta pengembangan kewirausahaan agribisnis. h. Dukungan perbengkelan dalam perbaikan, perawatan dan penyediaan suku cadang alat mesin masih rendah karena kemampuan permodalan bengkel alsintan masih lemah dan kesulitan dalam memperoleh permodalan. i. Belum cukup memadainya infrastruktur seperti jalan yang memadai sehingga menyulitkan petani/kelompok dalam memasarkan produk olahannya. j. Ketidaksiapan penyediaan lahan masih ditemui pada kegiatan yang membutuhkan kepastian lahan seperti pasar ternak, STA, pasar tani. k. Pada pengembangan pasar ternak, peternak masih mengalami kendala untuk memasarkan ternak di pasar ternak antara lain disebabkan : (i) Akses peternak terhadap pasar ternak masih sangat lemah, karena keterbatasan sarana trasportasi ke pasar ternak dan pemilikan ternak yang kecil sehingga kondisi ini menyebabkan petani memakai jasa pedagang perantara untuk memasarkan ternaknya, (ii) Penetapan harga masih berdasarkan 94

108 taksiran belum berdasarkan timbangan sehingga dapat merugikan kedua bela pihak baik pedagang maupun peternak, (iii) Belum tersedianya informasi harga di pasar ternak sehingga peternak dan pedagang tidak mempunyai referensi harga yang transparan. l. Sub Terminal Agribisnis yang sudah dibangun belum semua berfungsi sebagai agen pasar (umumnya masih terbatas transaksi jual-beli). Beberapa permasalahan mendasar yang mengakibatkan belum berfungsinya prasarana/sarana tersebut antara lain adalah lokasi prasarana/sarana yang kurang strategis, SDM pengelola, kelembagaan diantara pelaku usaha yang belum tumbuh/diberdayakan dalam mendukung beroperasinya suatu sarana pasar secara efektif. 2. Kegiatan Pusat a. Pengendalian impor terutama produk hortikultura masih belum menunjukkan hasil yang optimal, produk impor semakin menyerbu ke tingkat kecamatan dan pedesaan. Selain itu, ekspor produk hasil pertanian, terutama dari sub-sektor perkebunan, mengalami beberapa kendala non-tarif di beberapa pasar impor dan informasi menyeluruh terkait pasar impor masih terbatas. b. Sertifikasi sistem jaminan mutu (termasuk organik) masih mengalami kendala karena proses sertifikasi harus melibatkan Lembaga Sertifikasi, Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani yang belum sepenuhnya menerapkan sistem jaminan mutu secara efektif. c. Keterbatasan kewenangan Kementerian Pertanian dalam pengembangan pengolahan/agroindustri dirasakan masih menyulitkan koordinasi strategi, kebijakan dan program penguatan daya saing dan nilai tambah produk pertanian. d. Masih sulitnya membangun kelembagaan dan kemitraan dan pengembangan kewirausahaan agribisnis, antara lain akibat : (i) Belum kuatnya kelembagaan kelompok baik dari sisi organisasi maupun manajemen, (ii) Rendahnya komitmen pihak-pihak yang bermitra, (iii) Tidak seimbangnya posisi tawar, (iv) Tidak semua 95

109 kerjasama yang telah disepakati dalam MoU dilanjutkan dengan kontrak, (v) Masih terbatasnya perusahaan pertanian yang bersedia sebagai avalis dan inti dalam kemitraan agribisnis, (vi) Kurangnya modal dalam mengembangkan usaha agribisnis, (vii) Kurangnya infrastruktur sebagai penunjang wirausaha. E. Tindaklanjut 96 Beberapa tindak lanjut yang harus ditempuh untuk perbaikan ke depan dari permasalahan tersebut di atas, antara lain adalah : 1. Meningkatkan entrepreneurship pelaku usaha dalam memperluas akses pasar, peningkatan diplomasi dan negosiasi yang lebih baik tentang kelompok Strategic Product (SP) dan Special Safeguard Mechanism (SSM) di forum WTO untuk melindungi produk-produk dalam negeri yang menyangkut isu pengurangan kemiskinan, ketahanan pangan dan pembangunan masyarakat perdesaan. 2. Memfasilitasi penyelenggaraan temu usaha untuk meningkatkan akses informasi pemasaran, pembangunan infrastruktur untuk mendukung pemasaran produk pertanian, peningkatan kemitraan SDM pengolahan hasil pertanian dengan pelaku usaha yang terlibat dalam rantai pasok produk pertanian, sosialisasi dan bimbingan mengenai standar mutu produk pertanian yang dibutuhkan pasar, baik pasar domestic maupun internasional. 3. Meningkatkan kerjasama yang harmonis pada bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dengan instansi lain di dalam dan di luar lingkup Kementerian Pertanian. Dukungan para pelaku usaha agribisnis, pemerintah daerah, dan masyarakat luas yang merupakan komponen utama didalam sistem agribisnis nasional juga sangat dibutuhkan. Melalui kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung, diharapkan program-program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan. 4. Menumbuhkembangkan usaha pengolahan hasil pertanian yang berbasis di perdesaan dengan mengacu kepada potensi sumberdaya setempat, dan menerapkan model pembinaan yang

110 terintegrasi antara hulu dan hilir serta terkoordinasi dengan program-program terkait yang ada di daerah dengan prinsip pembinaan yang berkesinambungan setiap tahun. Dengan demikian fasilitasi peralatan harus disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki oleh kelompok penerima 5. Permintaan pasar (market driven) perlu menjadi pertimbangan utama dalam fasilitasi unit usaha pengolahan pertanian selain juga mempertimbangkan ketersediaan bahan baku secara kontinyu, kebutuhan dan kondisi SDM gapoktan calon penerima bantuan. 6. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan SDM baik dalam penerapan teknologi pengolahan maupun manajemen usaha, sosialisasi dan bimbingan kepada pengelola unit pengolahan hasil pertanian tentang standar mutu produk olahan yang dibutuhkan pasar, dan peningkatan aksesbilitas SDM pengolahan hasil terhadap sumber-sumber pembiayaan baik swasta maupun pemerintah. 7. Melihat pengalaman yang lalu dalam pembinaan UPH, karena sulitnya menciptakan jiwa kewirausahaan dari petani, maka kedepannya untuk pengelola UPH perlu re-cruitment manajer dari luar petani, yang pada awalnya difasilitasi oleh pemerintah (APBN/APBD), tetapi seiring dengan berkembangnya UPH, manajer tersebut dapat digaji dari keuntungan UPH tersebut. 8. Peningkatan nasionalisme dan kecintaan terhadap produk nusantara melalui promosi dan iklan layanan masyarakat. 9. Revisi Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1986 tentang kewenangan, pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri masih diperlukan dan diarahkan untuk menjadikan agroindustri menjadi satu dalam kewenangan Kementerian Pertanian. 10. Penerapan Peraturan Menteri Pertanian nomor 60 tahun 2012 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura harus lebih dioptimalkan untuk melindungi kepentingan nasional, petani dan konsumen dalam aspek keamanan pangan. Perlu koordinasi yang lebih baik dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; Kementerian Perdagangan; Kementerian Perindustrian; Badan 97

111 Pengawas Obat dan Makanan; Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 11. Bimbingan teknis dan pendampingan penerapan sistem jaminan mutu (termasuk pangan organik) harus lebih diintensifkan. Bagi kelompok tani/gabungan kelompok tani yang telah menerapkan sistem pangan organik secara efektif, perlu difasilitasi sertifikasinya terutama dalam akses ke Lembaga Sertifikasi. 12. Perlu pengawalan kemitraan yang sudah ada dan penumbuhan kemitraan baru antara industri pengolah kakao dan eksportir kakao dengan petani kakao sehingga diperoleh perbedaan harga yang nyata antara kakao non fermentasi dan kakao fermentasi. Dengan demikian, petani kakao akan termotivasi untuk menghasilkan kakao yang bermutu/fermentasi. 13. Dalam mengoptimalkan pelaksanaan gerakan bokar bersih untuk meningkatkan mutu bahan olah karet (bokar) secara optimal pada sentra-sentra produksi karet, perlu segera dibentuk UPPB dan Pengawas Mutu Bokar diseluruh sentra produksi karet, dan perlu pembinaan dan pengawalan yang intensif dalam penerapan SOP bokar bersih dan registrasi UPPB. Selain itu, kegiatan bokar bersih harus dilaksanakan secara terintegrasi, baik di tingkat pusat maupun daerah. Untuk itu perlu adanya payung hukum di daerah baik berupa Perda, Pergub atau Peraturan yang lain, yang merupakan implementasi dari Permentan No. 38/Permentan/ OT.140/8/2008 dan Permendag No. 53/M-DAG/PER/10/ Petani dan pelaku usaha kecil di perdesaan harus mengubah paradigma lama yang berorientasi memproduksi apa yang bisa diproduksi menjadi berorientasi pada memproduksi/menanam apa yang bisa dijual (produce what we can sell) terutama komoditas yang diinginkan oleh pasar sehingga petani lebih memiliki posisi tawar yang tinggi, serta memberi peluang kemitraan yang adil, efektif dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan kondisi ini perlu peningkatan pembinaan, pengawalan, dan bimbingan dari setiap stakeholders yang terlibat, pengawalan instansi pemerintah sampai kepada realisasi kontrak yang berkelanjutan. 98

112 15. Pembinaan yang intensif terhadap staf juga merupakan tugas yang harus diselesaikan untuk menjaga kualitas SDM lingkup Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian sehingga tidak menjadi kendala dalam pencapaian kinerja. 16. Perlu penguatan posisi tawar Indonesia di pasar internasional terutama menghadapi tantangan dan hambatan pasar impor. Penguatan posisi tawar tersebut meliputi aktivitas diplomasi dan promosi yang selaras dengan penguatan sektor pertanian dalam negeri. Selain itu, penyiasatan pasar harus dilakukan secara terus menerus dan menyeluruh sehingga, baik pelaku pasar maupun pemangku kebijakan, mengerti peluang dan strategi pasar untuk ekspor produk pertanian. 99

113 100

114 BAB IV. PENUTUP 1. Laporan kinerja Ditjen PPHP 2014 terdiri dari tiga parameter yaitu : (a) Pengukuran Kinerja Dukungan Direktorat Jenderal PPHP Terhadap IKU Kementerian Pertanian; (b) Pengukuran Indikator Kinerja Direktorat Jenderal PPHP; (c) Indikator Kinerja Per Direktorat Lingkup Ditjen PPHP. 2. Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2014 ditetapkan berdasakan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu (1) sangat berhasil bila capaian diatas 100%; (2) berhasil bila capaian berkisar %; (3) cukup berhasil bila capaian antara 60 - <80%; (4) kurang berhasil bila capaian dibawah 60% terhadap sasaran yang telah ditetapkan. 3. Selama periode , Direktorat Jenderal PPHP mempunyai tanggungjawab mendukung IKU Kementerian Pertanian yaitu mencapai sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor yang terdiri dari 5 indikator utama dengan hasil sebagai berikut : (a) Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet dengan nilai 143,74% (sangat berhasil); (b) Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan/diekspor dengan nilai 80,63% ( berhasil); (c) Meningkatnya produksi tepung2an untuk mensubstitusi gandum/terigu impor dengan nilai 28,18% (kurang berhasil); (d) Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri dengan nilai 121% (sangat berhasil) dan (e) Surplus neraca perdagangan komoditi petanian dengan nilai 66,04% (cukup berhasil). 4. Untuk Pengukuran Indikator Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2014 maka digunakan empat indikator dengan hasil sebagai berikut : (a) Prosentase peningkatan produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik, dengan capaian 173,8% (sangat berhasil); (b) Prosentase peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian, dengan capaian 121% (sangat berhasil); (c) Prosentase peningkatan jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, dengan capaian 59% 101

115 (kurang berhasil); (d) Prosentase peningkatan nett ekspor komoditi segar dan olahan, dengan capaian 66,04% (cukup berhasil). 5. Untuk pengukuran Indikator Kinerja Per Direktorat Lingkup Ditjen PPHP digunakan enam indikator dengan hasil sebagai berikut : (a) Pengukuran kinerja realisasi terhadap target Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian dengan nilai 156% (sangat berhasil); (b) Pengukuran kinerja realisasi terhadap target Direktorat Mutu dan Standardisasi dengan nilai 111,9% (sangat berhasil); (c) Pengukuran kinerja realisasi terhadap target Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi dengan nilai 116,8% (sangat berhasil); (d) Pengukuran kinerja realisasi terhadap target Direktorat Pemasaran Domestik dengan nilai sebesar 95,2% (berhasil); (e) Pengukuran kinerja realisasi terhadap target Direktorat Pemasaran Internasional dengan nilai 96,5% (berhasil); (f) Pengukuran kinerja Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya dengan nilai 114,5% (sangat berhasil). _ 0 _ 102

116 LAMPIRAN

117

118 103

119 104

120 105

121 106

122 107

123 108

124 109

125 Lampiran 2. Pelaku Usaha Sertifikasi Organik 2010 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Alamat & Con tak Person Sumatera Barat 1 Usaha Muda Organik Jrg. Pauh Nag. Kamang Mudiak Kec. Kamang Magek Kab. Agam CP : Yozelendra 2 Kebun Organik Merapi Singgalang Jrg. Bangkaweh Nag. Ladang Laweh Kec. Banuhampu Kab. Agam. CP : Maryono Sriyono 3 Gapoktan Bersaudara Jrg. Koto Gadang Nag. Koto Tinggi Kec. Baso Kab. Agam. CP : M. ST. Rajo Endah Luas Lahan & Komoditi 2.34 h/ Padi, buncis, bawang daun, wortel, bawang merah, kentang,cabe,kacang duduk, kacang tanah,kedelai, jagung 1 h/, Wortel,kol bulat, kol bunga, tomat, cabe, Kacang panjang, brokoli, kacang tanah, sawi, terung, buncis, bawang merah, bawang daun, timun dan pare 3,1 h/kol Bulat, kol bunga, brokoli, pak choy, kacang pagar, pare, kacang panjang, kacang buncis, sayur manis, sayur pahit, bawang merah, sawi, labu siam, seledri, cabe, tomat, terong, bawang daun, wortel kacang tanah, jeruk Status Pembinaan Peny. Doksistu Proses serifikasi No sertifikat/nama LSO Reg 001/LSO- SB/2010 LSO Sumbar Reg 003/LSO- SB/2010 LSO Sumbar Reg 004/LSO- SB/2010 LSO Sumbar Tujuan Pasar Pasar tradisional, supermarket Bukittinggi, Pemda setempat Pasar tradisional, supermarket Bukittinggi, Pasar tradisional, supermarket Bukittinggi, Pemda setempat 110

126 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Alamat & Con tak Person 4 Kebun Organik Tuo Rasi Jrg. Sungai Landai Nag. Cingkariang Kec. Banuhampu Kab. Agam. CP : Zul Azmi 5 Kebun Organik Amir Hosen Desa Sikapak Timur Kec. Pariaman Utara Kota Pariaman 6 IPO Aie Angek Nag. Aie Angek Kec. X Koto Kab. Tanah Datar Jawa Barat 7 Gapoktan Semai Organik Desa Padaasih, Kec. Cisarua Yusi Luas Lahan & Komoditi 1h/Buncis, bawang daun, wortel, kentang, kacang tanah, sayur manis, kol bunga, cabe, cabe rawit, mentimun, arcis, pisang, talas, pepaya jambu biji, rimbang, kacang pagar, kacang panjang, bayam, terung, terung pirus, alpokat Status Pembinaan Peny. Doksistu Proses serifikasi No sertifikat/nama LSO Reg 005/LSO- SB/2010 LSO Sumbar 5.5 h/ Pisang, Kacang panjang, mentimun, kangkung, cabe, kacang hijau,kacang kedelai, kacang tanah 1 h/brokoli, cabe, tomat, kubis bunga, wortel, selada, kailan, pak choy,baby choy, caisin, bawang daun, bawang merah, seledri, sawi,labu siam, kubis, buncis, pare, terung, bayam merah, kecipir, arcis,kacang pagar, kacang panjang, jeruk, pepaya Reg 007/LSO- SB/2010 Reg 009/LSO- SB/2010 3h/Sayuran Sertifikasi Pangan Organik Tahun 2010 Tujuan Pasar Pasar tradisional, supermarket Bukittinggi, Pasar tradisional Pasar tradisional dan swalayan Bukittinggi 111

127 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Jawa Tengah Alamat & Con tak Person Luas Lahan & Komoditi Status Pembinaan Peny. Doksistu Proses serifikasi 8 Asosiasi Petani Organik Abdul Rahman, (petugas) 10h/ padi INOFICE 9 Green Grow, Kab. Semarang No sertifikat/nama LSO /INOFICE/2010 Tujuan Pasar 112

128 Pelaku Usaha Sertifikasi Organik 2011 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Jawa Tengah 1 Kelompok Tani Mardi Santoso 2 Asosisi Petani Padi Organik Indonesia 3 Kelompok Tani Permatasari 4 Kelompok Tani Rukun Makaryo 5 Kelompok Tani Tranggulasi 6 Kelompok Tani Mardi Santoso Alamat & Contak Luas Status Komoditi Person (Ha) Sertifikasi Kab. Semarang Sayuran 2,5 Kab. Pemalang padi 10 Kab. Magelang padi 5 Kab. Karanganyar Padi 6 Kab. Semarang Sayuran Sayuran DIY 7 Kelompok Sicantik Ledoknongko, Bangun Salak 7,53 kerto, Turi, Sleman Misroji Kel. Tani Sari Makmur Sawulungsari, Hargobinangun, Pakem Sleman Sayuran 1,49 9 Kel. Tani Rukun Padasan, Pakembinagun, Sleman Padi 3,18 10 Kel. Tani Trisula Muda Krapakan, Caturharjo, Padi Pandak, bantul Jawa Barat 11 Gapoktan Agro Segar Cianjur Santosi - 12 Gapoktan Cibolerang Agro Kp. Sukasirna RT 01 RW 04 Desa Limbangan Kec Limbangan Kab Garut, Asep Muldiana Kelompok Tani Sarinah Ibu Tuti, Epa Bale Pare Pertanian Organik 15 Kelompok Tani Sarinah Jln Raya Laswi No. 782 Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Ibu Tuti 13,50 ha Beras Organik RT 03 RW 01 Desa Beras Organik / 20 Pasir Kaliki Ha Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang H. Rohmat Sarman, SE., Msi Beras Organik / 13,50 ha 113

129 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Alamat & Contak Person Komoditi Luas (Ha) Status Sertifikasi 16 Kelompok Tani Sinar Jaya 17 Bale Pare Pertanian Organik Kp. Sangkali, Desa Beras Organik Sirnagalih, /5,21 ha Kecamatan Bayongbong, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut Pak H. Engkus Rusmana RT 03 RW 01 Desa Beras Pasir Kaliki Kecamatan Rawamerta Nusa Tenggara Timur 18 Kacang Mete Kupang KSU. Manbait Bersaudara 19 Jeruk Keprok TTS Kelompok Tani IK'OE 114, ,

130 Pelaku Usaha Sertifikasi Organik 2012 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Lampung 1 Kel Tani SRI Organik Sejahtera 2 Kel Tani Adem Ayem Alamat & Con tak Person Desa Pajaresuk, Kec Pringsewu Jl. Raya Metro Wates, Ds Untoro-Trimurjo Komoditi Padi Padi Luas Lahan (Ha) Status Sertirtifikasi Sertifikasi Jawa Tengah 3 Paguyuban Boja Mandiri 4 Gapoktan Manik Moyo 5 Gapoktan AlBarokah 6 Kel. Tani Green Global 7 Kel. Tani Bangkit Nerbabu Boja, Kendal Padi 30 Jabungan, Banyumanik, Kota Semarang Susukan, Susukan,Kab. Semarang Susukan, Susukan,Kab. Semarang Temulawa, Jahe 10 padi 30 Kaliduren, Batur, Sayuran Pohon Sumatera Barat 8 Kebun Organik Puncak Alai 9 Kelompok Tani Salak Dempo 10 Kelompok Tani Solok Batuang 11 Kelompok Tani Amanah Agro Jrg. Koto Laweh Nag. Tj. Alam Kec. Tj. Baru Kab. Tanah Datar Kel. Dempo Makmur Kec. Pagar Alam Utara Kota Pagar Alam Prov. Sumsel Kel. Sigando Kec. Padang Panjang Timur Kota Padang Jrg. Sungai Angek Nag. Simarasok Kec. Baso Kab. Agam 12 Rose Mery Organik Kel. Guguk Malintang Kec. Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang 13 Kebun Organik Tuah Sakato Jrg. Duwek Nag. Tj. Bonai Kec. Lintau Buo Utara Kab. Tanah Datar Palawija dan sayuran 1,11 Salak 5,25 Padi, palawija dan sayuran Beras dan sayuran Beras dan sayuran Palawija dan sayuran 5 4,06 0,4 1,8 Jawa Barat 14 Kelompok Mekar Tani Jaya Jl. Cibeunying No. 85 RT 02/10 Desa Cibodas Kecamatan Lembang, Iwan Setiawan Doyo 115

131 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan 15 Kelompok Tani Tani Mukti 1 (masa restrukturisasi menjadi Paguyuban Pangan Organik (PPO) Alamat & Con tak Person Kp. Cihideung Desa Pasawahan Kecamatan Pasawahan Endang Yarmedi Rusman (petugas) Komoditi Beras Luas Lahan (Ha) Status Sertirtifikasi 16 Gapoktan Mandiri Kab. Hulu Sungai Utara Beras lokal 17 Gapoktan Tambak Kec. Tambak Sirang Beras Lokal sirang Laut Laut Kab. Banjar Bali 18 Subak Abian Sukamaju 19 Subak Abian Giri Merta 20 Subak Abian Amerta Sari 21 Subak Abian Eka Manik Mertha 22 Subak Abian Pule Sari 23 Subak Abian Tunas Mekar 24 Subak Abian Buana Kusuma 25 Subak Abian Giri Celagi Kopi Arabika 130,41 Kopi Arabika 145,53 Kopi Arabika 19,33 Kopi Robusta 111 Jambu Mete 47,78 Jambu Mete 39,5 Jambu Mete 52,95 Jambu Mete 159,5 Nusa Tenggara Timur 26 Poktan Tithetnao Desa Camplong II Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang 27 Poktan Nalekomonit Desa Camplong II Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang 28 Poktan Mekar Desa Camplong II Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang 29 Poktan Tiumuhun Desa Camplong II Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang Mete Mete Mete Mete Sulawesi Selatan 30 Gapoktan Pare Ambo 31 Gapoktan Pa'bumbungan 32 Kel. Ramah Lingkungan 33 Ds. Bone-bone Kec. Baraka 34 Kelompok Sangkombong Ds.Mentirotiku, Kec. Rantepao Kamp. Sarre, Kec. Eremerasa Ds. Galuh Kec. Barru Kec. Buntu pepasan Kec. Gandang Baty Sillanan Beras Merah Ganyong Cabe Kopi Kopi 116

132 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Alamat & Con tak Person Komoditi Luas Lahan (Ha) Status Sertirtifikasi Kalimantan Selatan 35 Kelompok Tani Sejahtera, desa Tambak Sirang laut, kec. Gambut, Kab. Banjar, itik petelur 117

133 Pelaku Usaha Sertifikasi Organik 2013 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Alamat & Contak Person Aceh 1 Gapoktan Rimbun Ds gunung singit, kec. Sirih nara Kopi Komoditi Luas Lahan (Ha) Status Sertifikasi Sumatera Utara 2 Poktan Mekar Pasar Kawat Ds. Karang Anyar Kec. Beringin Kab. Deli Serdang Beras LSPO- 005-IDN Lampung 3 Gapoktan Krida Mandiri Jl. Tri Mulyo No 46 Simpang Tiga, Desa Sinar Jaya, Kec. Air Hitam, Kab. Lampung Barat, Prov. Lampung Kopi Jawa Barat 4 Kelompok Tani Simpay Wargi II 5 Kelompok Tani Mekar Tani Waluya 6 Kelompok Tani Serbaguna 2 7 Kelompok Tani Silaturahmi 4 8 Kelompok Tani Saung Organik 9 Kelompok Tani Mandiri 10 Kelompok Tani Krida Mulya Jln. Raya Garut Bayongbong Km 4, Kp Sentral RT 03/RW 03, Desa Mangkurayat, Kecamatan Cilawu Kp Cibunar Hilir, RT 01/ RW 01 Desa Cibunar Kecamatan Tarogong Kidul Kampung Naga, Rt 01/Rw 01 Desa Neglasari, Kec. Salawu Kampung Cibogo, RT 04/RW 12, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar Kampung Cibadak Desa Pasirwaru Kecamatan BL Limbangan Kampung Sarongge RT 01/RW 09 Desa Ciputri, Kecamatan Pacet Dusun Cikacang, Desa Sukamulya Kecamatan Baregbeg 11 Kelompok Tani Sugih Dusun Sukarasa, RT04/RW 01, Desa Sukatali, Kecamatan Situraja Beras 2,5 Inofice Beras 1,57 Inofice Beras Organik 2,76 Inofice Beras Organik 3,43 Inofice Sayuran 0,57 Inofice Sayuran 5,3 Inofice Manggis 3,88 Inofice Sawo 9,87 Inofice Sumatera Barat 12 Usaha Muda Organik Jrg. Pauh Nag. Kamang Mudiak Kec. Kamang Magek Kab. Agam Padi Palawija dan sayur 2,34 Sumbar 118

134 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Alamat & Contak Person 13 PPO Santiago Nag. Sarik Alahan Tigo Kec. Hiliran Gumanti Kab. Solok 14 Salak Pondoh Organik Lima Duri Jrg. Simpang Nag. Ampang Pulai Kec. Koto XI Tarusan Kab. Pesisir Selatan 15 Kelompok Tani Sehati Jrg. Kapalo Bukik Nag. Batu Payuang Kec.Lareh Sago Halaban Kab. Limapuluh Kota 16 Kelompok Tani Tigo Alua Saiyo 17 Kelompok Tani Harapan Baru Jrg. Lubuak Simato Nag. Sungai Antuan Jrg. Pauh Nag. Kamang Mudiak Komoditi Luas Lahan (Ha) Status Sertifikasi Padi 27,5 Sumbar Salak Pondoh 0,6 Sumbar Padi, Palawija dan sayuran 2,98 Sumbar Padi 7,88 Sumbar Padi dan sayuran 4,05 Sumbar Jawa Tengah 18 Paguyuban Petani Empon Empon Organik 19 Kelompok Tani " Tani Mulyo" 20 Perkumpulan Petani Organik 21 Kelompok Tani "Tani Utomo" 22 Kelompok Tani "Sido Mukti" 23 Paguyupan Petani Durian 24 Asosiasi Petani Padi Organik Sawangan 25 Kelompok Tani "Sido Mukti" 26 Kelompok Tani "Sejahtera" 27 Kelompok Tani Sidorejo Sukoharjo, Kec Tirtomoyo, Wonogiri Empon-empon 25 Biocert Grogol, Kecamatan Weru, Kab. Sukoharjo Padi 30 Lesos Desa Jongke, Padi 10 Lesos Kecamatan Karanganyar, Karanganyar Gedangan, Kecamatan Sayuran 10 Lesos Cepogo, Kab. Boyolali Bubakan, Kec. Mijen, Singkong 30 Kota Semarang Dororejo, Kec. Doro, Durian 3000 (btg) lesos Kab. Pekalongan Sawangan, Magelang Padi 150 Bubakan, Kec. Mijen, Durian 1700 (btg) Kota Semarang Ngaliyan Kota Semarang Empon-empon 25 Tambangan, Kec. Mijen, Semarang Padi 10 Nusa Tenggara Timur 28 Gapoktan Epuria Ama Desa Painapang Kec.Lewolema, Floti 29 Asosiasi Nekmese Desa Mnelalete, Kec. Amanuban Barat, TTS Kacang Mete 190,6 Inofice Sayuran 17,6 Inofice Sulawesi Selatan 30 Gapoktan Iopomoea Batatas Kel. Pabetan Ds. Banyorang, Kec. Tompobulu Ds. Bone-bone Kec. Baraka Uji Jalar Pisang Raja 119

135 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Alamat & Contak Person Komoditi Luas Lahan (Ha) Status Sertifikasi Kalimantan Selatan 31 Gapoktan Usaha Bersama, desa Teluk Limbung, Kec. Babirik, Kab. Hulu Sungai Utara 32 Gapoktan Mandiri, desa Murung Panti Hulu, Kec. Babirik, Kab. Hulu Sungai Utara Beras Beras Sulawesi Utara 33 Kelompok Tani Mopotorop Desa Modayad II, Kec. Modayad, Kab. Bolaang Mongondow Timur, Prov. Sulawesi Utara Sulawesi Tenggara 34 Gapoktan Sumber Rezeki, Desa Bantea, Kec. Gu, Kab. Buton, Prov Sulawesi Tenggara Mete Nusa Tenggara Barat 35 Poktan Pen Ratu Wening Kusumawardhani, Beras 120

136 Pelaku Usaha Sertifikasi Organik 2014 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Alamat & Contak Person Lampung 1 Gapoktan Maju Jaya Desa Pekon Mekarsari, Kec. Pagar Dewa, Kab. Lampung Barat Sumatera Barat 2 Poktan Lurah Sepakat Nag.Simarasok Kec. Baso Kab. Agam 3 IPO Aie Angek Nag. Aie Angek Kec. X Koto Kab. Tana Datar 4 Kelompok Tani Handayani Desa Suka Makmur Kec. BTS Ulu Kab. Musi Rawas Prov. Sumsel 5 Kelompok Tani Lembuti II Kel. Koto Panjang Kec. Pdg Panjang Timur Kota Padang Panjang 6 Kelompok Tani Tanjung Mutiara Jrg. Dahlia Nag. Lubuk Jantan Kec. Lintau Buo Kab. Tanah Datar 7 Organik Mandiri Nag. Pangian Kec. Lintau Buo Kab. Tanah Datar 8 IPO Aie Angek Nag. Aie Angek Kec. X Koto Komoditi Luas Lahan (Ha) Nama LSO Kopi 25 Inofice Padi Sayuran Sumbar Sumbar Padi 19,66 Sumbar Padi 8,2 Sumbar Padi 8,4 Sumbar Padi 0,51 Sumbar Sayuran 0,88 Sumbar Jawa Barat 9 Salak Sejahtera Sumedang Salak 6 10 Gerbang Emas Mangga 6 Gedong Gincu 11 Saung organik Garut Sayuran 0,5 Jawa 12 Legi Makmur Gual kelapa Tengah 13 Sido Makmur VII 14 Peni Murni 15 Tani Jaya Organik Dukuh Jurang Jero Sayuran 9 Desa : Jrakah Kec. Selo, Kab. Boyolali, Prov Jateng 16 Peni Organik Sayuran 9 17 Asosiasi Manggu Madu Matenggeng, Dayeuh Luhur, Cilacap Manggis

137 Provinsi No Nama Gapoktan/Poktan Alamat & Contak Person Komoditi Luas Lahan (Ha) 18 Tani Organik Sawangan Magelang Padi 350 Nama LSO 19 Pertanian Organik Sumbingrejo Girirejo, Kaliangkrik Magelang Padi Kelompok Tani Maruto Tani Kjalambu, Klambu, Padi 20 Jawa Timur 21 Poktan Tani Jaya Pasuruan Jawa Padi Timur 22 Poktan Ngundi Makmur Trenggalek Jawa Timur Padi 23 Sumber Makmur Abadi Malang Sayuran 2 Nusa Tenggara Timur Sulawesi 24 Asosiasi Vanili Kepulauan Alor Vanili, Kemiri dan kopi Gapokta bunga kopi Kopi 30 Selatan Banten 26 KUB Guelar Lebak Gula Aren KUB Mandiri Lebak Gula Aren 144 Jambi 28 Kayu Manis Dano Kaco Kayu Manis

138 Lampiran 3. Jumlah Produksi Kakao Fermentasi Tahun 2014 (angka estimasi) No. Provinsi Sentra Kakao Luas Lahan (ha) Produksi kakao (ton) Perkiraan Kakao Fermentasi Persen (ton) 1 Aceh % Sumatera Utara % Sumatera Barat % Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu % Lampung % Jawa Barat Banten % Jawa Tengah DIY % Jawa Timur % Bali % Nusa Tenggara Barat % - 18 Nusa Tenggara Timur % - 20 Kalimantan Barat % - 21 Kalimantan Tengah % - 22 Kalimantan Selatan % - 23 kalimantan Timur % - 24 Sulawesi Utara % Gorontalo % Sulawesi Tengah % Sulawesi Selatan % Sulawesi Barat % Sulawesi Tenggara % Maluku % Maluku Utara % - 32 Papua % Papua Barat % 90 TOTAL Catatan: Data sekunder Data produksi kakao Indonesia (Ditjenbun tahun 2014) ton Impor kakao tahun ton Perkiraan kakao fermentasi tahun ton Data produksi kakao Indonesia (sumber AIKI) ton Jumlah kakao fermentasi (sumber AIKI) ton Jumlah industri kakao (kemenperin dan AIKI) buah buah 2015 (prediksi) 20 buah 123

139 Kapasitas terpasang industri kakao dalam negeri ton Kapasitas terpakai industri kakao dalam negeri ton Kebutuhan kakao fermentasi dalam negeri berdasarkan kapasitas terpakai (hanya 20% dari kapasitas terpasang) 124

140 Lampiran 4. DAFTAR UNIT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BOKAR YANG TEREGISRASI TAHUN 2014 NO PROPINSI/KABUPATEN UPPB yang sudah dibentuk Alamat REGISTRASI Kapasitas (ton) No. Reg Pedagang KEMITRAAN Jumlah Sudah Belum PLK (unit) PASAR LELANG PROPINSI V v 1 SUMSEL Kab. Muara Enim 1 Gapoktan Abadi Maju 2 UPPB Sepakat Jaya Kencana Mulya kec. Rambang Ds. Ujan Mas Lama V v 3 UPPB Pelempang V v PLK terbesar Volume (ton) Jumlah penjual (orang) Pengawas s/d UPPB Menanti Ds Menanti V v 5 UPPB Kemang Ds. Kemang V v 6 UPPB Lubuk enau Ds. Lubuk Enau V v 7 UPPB Maju Bersama' Ds. Ujan Mas Lama V v 8 UPPB Cahaya Ds. Pandan Enim V v Gemilang 9 UPPB Muara Ds. Ulak Bandung V v Lagan 10 UPPB Pandi Ds. Paya Bakal V v Putega 11 UPPB Seberkas Ds. Sigam V v 12 UPPB Maju Bersama Guci V v 13 UPPB Maju Ds. Muara Emil V v Bersama 14 UPPB Panang Ds. Pinang Berarik V v Berarik 15 UPPB Sugih Jaya Ds. Sugih Jaya V v 16 UPPB Sejahtera Ds. Muara Gula V v 17 UPPB Paten Ds. Patang Jaya V v 18 UPPB Usaha Tani Ds. Padu Raksa V v 19 UPPB Abadi Jaya Ds. Kencana Mulya V v 125

141 NO PROPINSI/KABUPATEN UPPB yang sudah dibentuk Alamat REGISTRASI Kapasitas (ton) No. Reg Pedagang KEMITRAAN Jumlah Sudah Belum 20 UPPB Teluk Jaya Ds. Teluk Jaya V v PLK (unit) PASAR LELANG PLK terbesar Volume (ton) Jumlah penjual (orang) Pengawas s/d 2012 Kota Prabumulih 21 UPPB Tanjung Kemala Kota Lubuk Linggau 22 KUD Mufakat Jaya Desa Jungai jl. Raya Baturaja Km KUD Wana Lestari Payaraman kec. Tanjung Batu 24 Sleman Jaya Talang Seleman, Payaranan Gunung Kemala 06-13/PL V 06-13/PL V V V 25 Sepadan Indah Paya besar, payaraman V 26 Sulita Jaya Ds. Tanjung Tambak Barat V 4 27 Karya Jaya Desa Tabedak II, Kec V 6 Payaraman 28 Usang Kabung Desa Tanjung Lalang, V Kec. Pairaman 29 Maju Tani Desa Tanjung Bulan, V Kec Rambang Kuang 30 Maju Bersama Tanjung Miring V 31 Permata Hivbra Tanjung Batu V 32 Sang Hati Ds. Mekar Sari V 33 Harapan Jaya SDs. Ketiau V 34 Bakti Mandiri Ds. Sentul V Kab. Banyuasin 35 Harmas Ds. Plajau ilir kec. Banyuasin III 36 Lavender Ds. Regan Agung kec. Banyuasin III V V 37 Harapan Kita Ds. Regan Agung kec V Banyuasin III 38 Harapan Kita Plajau V 39 Bina Tani Ds. Regan Agung kec. Banyuasin III V 126

142 NO PROPINSI/KABUPATEN UPPB yang sudah dibentuk Alamat REGISTRASI 40 Makmur Ds. Plajau ilir kec. Banyuasin III 41 Karya Bersama Ds. Tanjung Beringin kec. Banyuasin III 42 Melati Ds. Rimba Alai kec. Banyuasin II 43 Rambutan Jaya Ds. Rambutan kec. Rambutan Kapasitas (ton) No. Reg Pedagang KEMITRAAN Jumlah Sudah Belum PLK (unit) PASAR LELANG PLK terbesar Volume (ton) Jumlah penjual (orang) V V V V 44 Kebon Sari Ds. Sido Mulyo kec V Tungkal Ilir 45 Karya Abadi Ds. Parit kec V Rambutan 46 Jati Mulyo Ds. Sido Mulyo kec V Tungkal Ilir 47 Sepakat Terlangu V Pengawas s/d Saung Jaya Ds. Lubuk Saung V 49 Maju Bersama Lubuk Rengas V 50 Maju Bersama Taja Mulya V 51 Suka Tani Suka Raja Baru V 52 Harapan Bersama Pangkalan Panji V 53 Agung Makmur Tanjung Agung V 54 Gotong Royong Galang Tinggi V 55 Harapan Maju Ds. Durian Daun kec. Betung V 56 Hidayah Plajau V 57 Mitra Bersama Petaling V 58 Satria Jaya Seterio V 59 Bina Sejahtera Bumi Serdang V 60 Sejahtera Sejagung V 127

143 NO PROPINSI/KABUPATEN UPPB yang sudah dibentuk Alamat REGISTRASI 61 Subur Makmur Ds. Sungai Rengit kec. Banyuasin III Kapasitas (ton) V 62 Usaha Bersama Ds. Regan Agung kec V Banyuasin III 63 Usaha Bersama Ds. Terentang kec V Banyuasin III 64 Tunas Muda Pulau Harapan V No. Reg Pedagang KEMITRAAN Jumlah Sudah Belum PLK (unit) PASAR LELANG PLK terbesar Volume (ton) Jumlah penjual (orang) Pengawas s/d 2012 Kab. OKU Timur 65 Tunas Jaya Gedung Rejo V 66 Bina Usaha Batu Marta V 4 OKI 67 Sumber Rejeki Mulya Guna V 68 Maju Bersama Kota Bumi V 69 Sido Kerjo Cahaya Mas V 70 Selaras Cengal V TOTAL 70 2 RIAU Kab. Kuantan Singingi 1 Maju Basamo Ds. Jaya Kopa, Kab. Kuansing STR-UPPB : Sepakat Ds. Banjar Benai, Kab. Kuansing 3 Saiyo Sakato Ds. Jalur Patah, Kec.. Sentajo Raya STR-UPPB : STR-UPPB : JAMBI Kab. Batanghari 1 Tunas Baru Kab. Muaro Jambi 2 KT. Sejahtera Bersama DS. Muhajirin, Kab. Muara Jambi 3 KT. Mekar Maju Jaluko, Kab. Muara Jambi 4 Budi Utomo ,879,08 kg ton/bulan jambi waras 1 Bukit Baling Okt

144 UPPB NO PROPINSI/KABUPATEN yang sudah dibentuk Alamat REGISTRASI 5 Sumber Rejeki TOTAL 5 4 KALBAR Kab. Sanggau 1 Damai Rindu Desa Hibun Kec Parindu 2 Obenk Pongodi Desa Nala Rindu Kec Parindu Kab. Landak 3 Liansipi Dusun Hibun Desa Mandor Kec Mandor Kab. Sambas 4 Pusaka Baru Kc. Sedawi, Kab. Sambas 5 Sindak Citra Kec. Sajat, Kab. Sambas 6 Tekun Bekerja Kec. Sambas, Kab. Sambas 7 Bina Mulia Kec. Paloh, Kab. Sambas TOTAL 7 STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB Kalimantan Selatan 1 Kab. Tabalong 1 UPPB Karya Bersatu 2 UPPB Bina Usaha Ds. Kasiau Raya Kec, Murung Pudak 3 UPPB Kayuh Baimbai Ds.Wirang Kec. Haruai STR-UPPB : Ds. Kasiau Raya Kec, Murung Pudak 4 UPPB Yudistira Ds. Kembang Kuning Kec. Haruai 5 UPPB Jenaka Ds. Kambitin Raya Kec. Tanjung STR-UPPB : STR-UPPB : STR-UPPB : STR-UPPB : UPPB Taratau I Ds. Taratau Kec. Jaro STR-UPPB : Kab. Balangan 7 UPPB Maju Jaya Ds. Minduin Kec. Paringin Selatan 8 UPPB Tawakal Ds. Karuh Kec. Batu Mandi STR-UPPB : STR-UPPB : Kapasitas (ton) No. Reg Pedagang KEMITRAAN Jumlah Sudah Belum PLK (unit) PASAR LELANG PLK terbesar Volume (ton) Jumlah penjual (orang) Pengawas s/d

145 NO PROPINSI/KABUPATEN 4 Kab Hulu Sungai Selatan UPPB yang sudah dibentuk Alamat REGISTRASI 9 UPPB Sanggam Harapan 10 UPPB Maju Bersama 11 UPPB Telaga Warna 6 Kab. Banjar 12 UPPB Maju bersama 13 UPPB Bangun sahabat 14 UPPB Untung Bersama Ds. Muara Ninian Kec. Juai Ds. Malilingin Kec. Padang Batung Ds. Madang Kec. Padang Batung Ds. Simpang Tiga Kec. Mataraman Ds. Mandikapau Timur Kec Karang Intan Ds. Padang panjang kec. Karang intan 15 UPPB Rukun Tani Ds. Sungai Jati Kec. Mataraman STR-UPPB : Kapasitas (ton) No. Reg Pedagang KEMITRAAN Jumlah PLK (unit) PASAR LELANG PLK terbesar Volume (ton) Sudah Belum /PPHP.BUN /PPHP.BUN /PPHP.BUN 2, /PPHP.BUN 16 UPPB Amanah Ds. Cabi Kec. Simpang Empat 02/PPHP.BUN 17 UPPB Sumber Ds. Belimbing Kec Makmur sungai pinang 07/PPHP.BUN 18 UPPB Suka Ds. Batu balian Makmur 01/PPHP.BUN 8 Kab Tanah laut 19 UPPB Lateks Jaya Ds. Durian Bungkuk, kec. Batu ampar 20 UPPB Karya tani Ds. Kebun Raya, Kec. Kintap 21 UPPB Bakti Sejahtera Ds. Asam jaya Kec. Jorong 22 UPPB karya Maju Ds. Wonosari batu Mulya. Kec. Panyipatan TOTAL 22 STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB ,3 2 2,6 2-2, ,5-2 Jumlah penjual (orang) Pengawas s/d KALTENG Kapuas 1 Harapan bersama Desa Anjir Serapat Tengah, Kec. Kapuas Timur 2 Mantat Membangun Desa Anjir Serapat Tengah, Kec. Kapuas Timur 3 Sejahtera Desa Anjir Serapat Timur RT 02 Kec. STR UPPB STR UPPB STR UPPB

146 UPPB NO PROPINSI/KABUPATEN yang sudah dibentuk Alamat REGISTRASI 4 Keluarga Sejahtera Kapuas Timur Kab. Kapuas Desa Anjir Serapat Timur RT 07 Kec. Kapuas Timur Kab. Kapuas 5 Maju Bersama Desa Tamban Luar RT 006, RT 002 Kec. Bataguh 6 Tri Murti Desa Tamban Luar RT 06, Kec. Bataguh 7 Usaha Bersama Desa Menyahi/ Lamunti A2 RT 03 Kec. Mantangai 8 Karya Sepakat Desa sekata Bangun / Lamunti C2 Kec. Mentangai 9 Barokah Desa Warga Mulya / Lamunti B1 Kec. Mentangai 10 Maju Bersama Desa Lamunti Permai, Jln. Kahayan Blok F RT 16 Kec. Mentangai 11 Berkah Latek Desa Lamunti Baru B2 Kec. Mentangai Barito Utara 12 Pemangat Taka Desa Ipu Jaya Jln Negara Muara Teweh RT 03/RW 03 Barito Timur 13 Sumber Rezeki Desa Turan Arnis RT 5 Kec. Raren Batuan 14 Sekawan Desa Unsum Kec. Raren Batuah TOTAL 14 STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB STR UPPB TOTAL : 118 (DATA S/D DESEMBER 2014) TOTAL TEREGISTRASI : 118 Kapasitas (ton) No. Reg Pedagang KEMITRAAN Jumlah Sudah Belum PLK (unit) PASAR LELANG PLK terbesar Volume (ton) Jumlah penjual (orang) Pengawas s/d

147 Lampiran 5. Daftar Gapoktan Penerima Kotak Fermentasi Kakao Fasilitasi Ditjen PPHP Tahun 2014 Jumlah Kotak Kapasitas No Provinsi No. Kabupaten No Gapoktan/Poktan Fermentasi (kg) 1 Aceh 1 Kab. Aceh Barat 1 Poktan Beuna Coklat Kab. Bireun 2 Poktan Coklat Lestari Kab. Pidie Jaya 3 Poktan Makmu Beusare Poktan Impian Tani Sumatera Utara 4 Kab. Tapanuli Utara 5 Poktan Laedo Sumatera Barat 5 Kab. Padang Pariaman 4 Riau 6 Kab. Indragiri Hilir 6 Poktan Marsiurupan Poktan sinar gunung Lampung 7 Kab. Tanggamus 8 Gapoktan Maju Bersama 9 Gapoktan Sido Rukun Jawa Tengah 8 Kab. Pati 10 Poktan Tani Lestari DIY 9 Kab. Gunung Kidul 11 Poktan Banyu Mulyo Jawa Timur 10 Kab. Ngawi 12 Krendo Whono Sido Maju Sari Mulyo Sido Maju Marsudi Tani Sulawesi Tengah 17 Poktan Sipakeinge Poktan Kakao Jaya Sulawesi Selatan 11 Kab. Luwu Utara 19 Gapoktan Anugrah Tingkara 12 Kota Palopo 20 Poktan To' Buangin Kab. Luwu Timur 21 Poktan Harapan Makmur II 22 Poktan Kakao Makmur Sulawesi Tenggara 14 Kab. Konawe 23 LEM Sejahtera Onembute 24 LEM Sejahtera Anggohu 15 Kab. Kolaka 25 LEM Sejahtera Iwoimea Jaya 26 LEM Sejahtera Wonuambuteo 12 Bali 16 Kab. Tabanan 27 Subak Pangkung Sakti Subak Pala Sari Subak Puncak Sari Jembrana 30 Subak sari karya Subak sari bumi

148 Jumlah Kotak Kapasitas No Provinsi No. Kabupaten No Gapoktan/Poktan Fermentasi (kg) 32 Subak Amerta nadi Papua 18 Kota Jayapura 33 Gapoktan Mosso Gapoktan Kukup 19 Kab. Sarmi 34 Poktan Gamaten Fare Poktan Mitra tani 14 Gorontalo 20 Kab. Boalemo 35 Poktan Agro Kakao Papua Barat 22 Kab. Manokwari 36 Poktan Gunung Sari Kab. Bone Bolango 37 Poktan Saripati Jumlah

149 Lampiran 6. Daftar Gapoktan Binaan Ditjen PPHP Penerima Dana TP 2014 Untuk Akselerasi Ekspor No Provinsi Kabupaten Gapoktan Komoditi Eksportir Negara Tujuan Ekspor Fasilitasi 1. Jawa Barat 1 Bandung 1 Marga Mulya Kopi PT. Indokom, PT. Sari Makmur Uni Eropa rumah pengolahan dan peralatan 2 Katata sayuran PT. Alamanda Sejati Utama Singapura rumah kemas dan peralatan 2 Bandung Barat 3 Sinar Mukti Sayuran PT. Amazing Farm Singapura rumah kemas dan peralatan 4 Preanger Kopi Preanger Specialty Uni Eropa peralatan pengolahan kopi Specialty 5 Mitra Sukamaju Sayuran PT. Amazing Farm Singapura rumah kemas dan peralatan Singapura, Hongkong mobil box berpendingin 3 Sumedang 6 Agribisnis Ubi Cilembu Pelopor Ubi Cilembu PT. Alamanda Sejati Utama, PT. Packaging House, Kelompok Agribisnis Ubi Cilembu Pelopor 4 Cirebon 7 Ki Gebang Mangga Gedong Gincu PT. Kertosari Gemilang Singapura, Hongkong, dan UEA 8 Sukamulya Mangga Gedong Gincu CV. Sumber Buah SAE Singapura, Hongkong, dan UEA 5 Ciamis 9 Krida Mulya Manggis PT. Buah Angkasa Singapura, Hongkong, China, dan UEA peralatan rumah kemas dan peralatan rumah kemas dan peralatan 6 Garut 10 Bakti Lestari Kopi PT. Indokom, PT. Sari Makmur Uni Eropa rumah pengolahan dan peralatan 2. Jawa Tengah 7 Magelang 11 Ngudi Luhur Salak Nglumut PT. Agung Mustika Selaras China rumah kemas dan peralatan 12 Ngudi Mulyo Salak Nglumut CV. Sumber Buah SAE China rumah kemas dan peralatan 8 Boyolali 13 Krido Tani Sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura mobil box berpendingin 14 Jaya Abadi Sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura rumah kemas 9 Kebumen 15 Melati Unggul Buah & Sayur PT. Bumi Sari Lestari Singapura mobil box berpendingin 16 Budi Rukun Sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura rumah kemas 10 Batang 17 Peni Murni Sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura mobil box berpendingin 18 Melati Jaya PT. Bumi Sari Lestari Singapura rumah kemas dan peralatan 134

150 No Provinsi Kabupaten Gapoktan Komoditi Eksportir Negara Tujuan Ekspor Fasilitasi 11 Semarang 19 Tranggulasi Sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura mobil box berpendingin 12 Temanggung 20 Jaya Abadi sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura 3. Jawa Timur 13 Lumajang 22 Asosiasi Pisang Mas Kirana 21 Nawa warga PT. Bumi Sari Lestari Singapura Pisang Mas Kirana CV. Agrifresh/PT Panen Mas Singapura/ Malaysia rumah kemas dan peralatan 4. Sumatera Utara 14 Karo 23 Lau Langit Sayuran PT. Alamanda Sejati Utama Singapura Rumah kemas 15 Humbang Hasundutan 24 Juma tampetampe 5. Bali 16 Bangli 26 Subak Abian Padang Payung 6. Lampung 17 Lampung Barat sayuran PT. Rama Putra Singapura Rumah kemas dan peralatan 25 Bunga Rampai Sayuran PT. Rama Putra Singapura rumah kemas dan peralatan 27 Subak Abian Ulian Murni 28 GKT Alam Lestari Sejahtera Kopi PT. Bintang tunggal sejati Uni Eropa rumah pengolahan kopi dan peralatan Kopi PT. Bintang tunggal sejati Uni Eropa rumah pengolahan kopi dan peralatan Kopi Luak PT. Nestle Uni Eropa rumah pengolahan dan peralatan 7. Sulawesi Utara 18 Sitaro 29 Pala Uniti Patola Pala PT. Gunung Intan Pertama Uni Eropa Peralatan 30 sengkanaung Pala PT. Gunung Intan Pertama Uni Eropa Peralatan 31 winangun Pala PT. Gunung Intan Pertama Uni Eropa Peralatan 32 tamata indah Pala PT. Gunung Intan Pertama Uni Eropa Peralatan 33 kana Pala PT. Gunung Intan Pertama Uni Eropa Peralatan 8. Maluku Utara 19 Kota Ternate 34 gunung mulia Pala UD. Putera Daerah Uni Eropa Rumah Pengolahan dan Peralatan Rincian Penerima bantuan : Tahun 2014 : 34 gapoktan, 19 kabupaten, 8 Provinsi 135

151 Lampiran 7. Daftar Lokasi Pasar Ternak Tahun Anggaran 2014 No Provinsi Kabupaten/Kota Keterangan 1 Aceh Bireuen 2 Aceh Pidie 3 Sumatera Utara Tapanuli Selatan Tdk terealisasi (lahan tdk siap) 4 Sumatera Barat Sijunjung 5 Sumatera Barat Kota Payakumbuh 6 Sumatera Barat Kota Padang 7 Riau Kuantan Singingi 8 Riau Rokan Hulu 9 Riau Siak 10 Jambi Kota Sungai Penuh 11 Jambi Tanjung Jabung Barat 12 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir 13 Sumatera Selatan Kota Lubuk Linggau Tdk terealisasi (lahan tdk siap) 14 Sumatera Selatan OKU Timur 15 Bengkulu Muko-muko 16 Lampung Tulang Bawang Barat 17 Jawa Barat Bandung 18 Jawa Barat Ciamis 19 Jawa Barat Cirebon 20 Jawa Barat Garut 21 Jawa Barat Purwakarta 22 Jawa Barat Subang 23 Jawa Barat Tasikmalaya 24 Jawa Barat Kota Bogor Tdk terealisasi (pemotongan anggaran) 25 Jawa Tengah Grobogan 26 Jawa Tengah Kebumen Tdk terealisasi (pemotongan anggaran) 27 Jawa Tengah Klaten 28 Jawa Tengah Pati 29 Jawa Tengah Kudus 30 Jawa Tengah Sragen 31 Jawa Tengah Temanggung 32 Jawa Tengah Wonogiri 33 Jawa Tengah Kota Surakarta Tdk terealisasi (pemotongan anggaran) 34 Jawa Timur Gresik 35 Jawa Timur Bondowoso Tdk terealisasi (pemotongan anggaran) 36 Jawa Timur Probolinggo 37 Jawa Timur Sumenep 38 Jawa Timur Tuban 39 Jawa Timur Kota Probolinggo 40 Kalimantan Tengah Kotawaringin Timur Tdk terealisasi (pemotongan anggaran) 41 Kalimantan Selatan Tanah Laut 136

152 No Provinsi Kabupaten/Kota Keterangan 42 Kalimantan Timur Kutai Timur 43 Kalimantan Timur Pasir 44 Sulawesi Utara Kota Manado 45 Sulawesi Tengah Banggai 46 Sulawesi Tengah Sigi 47 Sulawesi Tenggara Muna 48 Sulawesi Tenggara Konawe Selatan 49 Sulawesi Tenggara Kolaka Utara Tdk terealisasi (pemotongan anggaran) 50 Bali Bangli 51 Bali Karangasem 52 NTB Lombok Tengah 53 NTB Lombok Timur 54 NTB Kota Bima Tdk terealisasi (pemotongan anggaran) 55 NTB Kota Mataram 56 NTB Lombok Utara 57 NTT Ende Tdk terealisasi (pemotongan anggaran) 58 NTT Sumba Tengah Tdk terealisasi (pemotongan anggaran) 59 NTT Timor Tengah Selatan 60 NTT Timor Tengah Utara 61 Papua Jayapura 62 Papua Nabire 63 Banten Lebak 64 Gorontalo Boalemo 65 Papua Barat Sorong 137

153 Lampiran 8. Data Dekon Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan (BUN) 2014 No Provinsi Nama Gapoktan Alamat CP Komoditas NAD Luasan/ Kapasitas Pasar Status 1 Sumatera Utara 1 Poktan Horas Garoga Kabupaten Huladongan Taput Ritonga 2 Gapoktan Habeahan Lintongni Huta Kab. Rusman Humbang Hasundutan Sihombing Poktan Namanis Siomalungun Najaruddin Damanik Poktan Siakasitu Kab. Madina Hasan Basri Kakao Sosialisasi Kopi Sosialisasi Kopi Mitra dengan Sosialisasi strarback Kopi Sosialisasi 2 Sumatera Barat 5 Sehati H.Bustari Bujang Kakao 6 Penyejuk Hati M. Azukrul Kakao 7 Cahaya Fajar Ali Naldi Kakao 8 Gapoktan Salibawan Agro Menyumlaidi Kakao 9 Tani Suka Maju Doni Marwadi Kakao 10 Kota Somiak Mulyadi Dal Kakao 11 Muanpaul Supayang Firman Chaniago Kakao 3 Jambi 12 Pasar Baru, Tabir, Ksb Merangsih 13 Jambi Luar Kota, Kab. Muaro Jambi 14 Muhajirin, Kec. Jambi Luar Kota, Kab. Muaro Jambi Karet Karet Karet 138

154 No Provinsi Nama Gapoktan Alamat CP Komoditas 4 Riau 15 UPPB Sepakat desa Banjar Benai, kec. Benai, Kab. Kuantan Sengingi 16 UPPB Seiyo Sekato Desa Jalur Patah, Kec. Sentajo Raya, Kab. Kuantan Sengingi 17 UPPB Maju Basamo Desa Titian Nodak, Kec. Kuantan Tengah, Kab. Kuansing 18 UPPB Sido Rukun Desa Pematang Raya, Kec. Rengat Barat, Kab. Indragiri Hulu 19 UPPB Tunas Muda Desa Semelinang Barat, Kec. Peranap, Kab. Indragiri Hulu 20 UPPB Sri Utami Desa Utama Karya, Kec. Kampar Kiri Tengah, Kab. Kampar 21 UPPB Sejahtera Desa Gunung Sari, Kec. Gunung Salihan, Kab. Kampar Sensusman HP Sarmidi, HP Lukman Effendi Rohmat Nur Aziz HP Hendra Kumar HP Slamet Priono HP Cipto Sumarto HP Luasan/ Kapasitas Karet Lelang Karet Lelang Karet Lelang Karet Industri Crumb Rubber PT. Tirta Karet Industri Pasar Status Crumb Rubber PT. Tirta Karet Pedagan g Informal dari Medan ambil di tempat Karet Pedagan g Informal dari Medan ambil di tempat 5 Jawa Timur 22 Poktan Sri Luwih Ngawi Risdianto Kakao 23 Poktan Sri mulyo Ngawi Sunarwan Kakao 24 Poktan Sido Mukti Ngawi Iswandi Kakao 139

155 No Provinsi Nama Gapoktan Alamat CP Komoditas 25 Poktan Sri Makmur Ngawi Joko Sukendro Kakao 26 Poktan Guyub Santoso Blitar Wasis Hari Yoso Kakao 27 Poktan Among Tani Kediri Riaji Kakao 28 Poktan Guyub Tani Kediri Wiji Suharsono Kakao 29 Poktan Tunggal Jaya Trenggalek Muntiyah Kakao 30 Poktan Sido Rukun IV Pacitan Tumini Kakao 31 Poktan Argo Joyo Ponorogo Endang Fitri Kakao 32 Poktan Sido Makmur Magetan Wisnu Utomo Kakao 33 Poktan Ngudi Makmur Madiun Aditya Wardani Kakao 34 Poktan Margo Rukun Jombang Hadi Andrianto Kakao 35 Poktan Lestari Tulungagung Khoirur Rohim Kakao 36 Poktan Karya II Malang Anang Subagyo Kakao 37 Poktan Sepuan Tani Jember Sarbini Kakao 38 Poktan Makmur Banyuwangi Agus Rochman Kakao Luasan/ Kapasitas Pasar Status 6 Kalimantan Selatan Kab. Tabalong 39 Klp Kayun Balinbai Klp Kayun Balinbai Armin Anggara / Klp Morang Gapoktan Ds Nawin Kec Haruai Ahyat Nasrullah/ Bokar Suka Maju UPPB Karya Bersatu Ds Wirang Kec. Haruai Urul Yani / 0852 Bokar Klp Gawi Sabumi Ds. Halong Kec. M. Yamani / Bokar Haruai Klp. Jawa Utama Ds. Catur Karya Kec. Sudiyono / Bokar Haruai Gapoktan Bima Sakti Ds. Ribang Kec. Sugeng Bokar Muara Uya / Klp. Pelita Abadi Ds Masingai I Kec. Daryoto/ Bokar Bokar Pelatihan fasilitator 140

156 No Provinsi Nama Gapoktan Alamat CP Komoditas Upau 46 Bina Usaha Ds Kasiau Raya Kec. Murung Pudak 47 Klp. Wira Usaha Ds Lumbang Kec. Muara Uya Airu Haryadi / Bokar Mansyah Bokar 7 Kalimantan Barat 48 Damai Rindu N,Bun, Kec. Parindu P.Bernasus Bosul Karet 49 Oben, K Pongodi Emhala, Kec. Parindu Rutinus Arif Karet Sumar 50 Harapan Baru Haryadi Karet 51 Berkah Bersama Karet 52 Bukit Lanak Eusebius.M Karet 53 Maju Sejahtera Mandor Herman Karet 54 Pusaka Baru Tebing Batu, Kec. Sebawi Karya Karet 55 Sindak Citra Tengguli, Kec. Sajad Rustamrin.R. Karet 56 Tekun Bekerja Semanggu, Kec. Sambas Suharni Karet 57 Bina Mulia Malek, Kec. Paloh Airmansyah Karet 58 Bintang Sepahan Mandiri 59 Sejahtera Sei Manjung, Ketapang 60 Agusta Sei Besar M.H Selatan M.H Selatan Sei Kelik, Ng. Tayap Karet Karet Karet 8 Sulawesi Selatan 61 Poktan Kakao Ds. Cendana Hijau Sumardi Kakao Makmur Kota Palopo Fermentasi 62 Gapoktan Tunas Luwu Utara H. Andi Arsyad Kakao Karya Fermentasi 63 Poktan To' Buangin Palopo Diri Dappi Kakao Fermentasi Luasan/ Kapasitas Pasar Status 141

157 No Provinsi Nama Gapoktan Alamat CP Komoditas 64 Poktan Buah Harapan Ds. Ujung Mattajang Luwu Utara 65 Poktan Sipakario Ds. Sumber Wangi Kec. Mappedeceng H. Lamang Kakao Fermentasi Hasmin Kakao Fermentasi Luasan/ Kapasitas Pasar Status 9 Sulawesi Utara 66 Poktan Pala Unity Desa Peling Sawang, Kec. Siau Barat, Tagulandang Biaro 67 Poktan Lestari Kel. Papusungan, Kec. Lembeh Selatan Kab. Bitung 68 Poktan Maesa Ds. Bangku dai Baru Kec. Maat Bersatu Kab. Bolaang Mangondo Timur Carlalisa Manalip Noflin Takahelo Ferry Mewengkang Pala uni Eropa Pala Kopi 10 Sulawesi Tenggara 69 LEMS Andomesinggo Ds. Andomesinggo Kec. Besulutu Kab. Konawe Sumandar (Ketua)/Bahtiar (Pembinan Kab) Kakao 195 Ha Lokal Pembuatan Doksistu menuju pembentukan UFPBK Jumlah Kelompok

158 Data Dekon SJMKP (Hortikultura) No Provinsi Nama Gapoktan Alamat CP Komoditas Luasan/ kapasitas Pasar Status 1 Nusa Tenggara Timur 1 Pengolahan Pisang Trio Kab. Ende 2 Sulawesi Selatan 2 Kamp Beru VIII Jeneponto Abdl. Rohim Markisa 27 ha 3 Karya Tani Sinjei Waris Kunyit 5 ha 4 Suplir Enrekang Nurliana Bawang Merah 20 ha 3 Papua Barat 5 Cendrawasih Jl. Bambu Kampung Kwau Distrik Manyambau kab. Manokwari 6 Tani Maju Kampung Udapi Hilir Distrik Prafi Kab. Manokwari 7 Tani Mukti Desa Udapi Hilir Kec. Parfi Kab. Manokwari 8 Ninjeng Indon Kusau distrik Minyambon Kab. Manokwari Agustinus Ndau /HP Wafiyul Huda / Hari Hidayat / Semuel Mandacan/ Wortel Manokwari Semangka, Melon, Manokwari Tomat, Kol Semangka, Manokwari tomat, buncis kacang panjang, cabe keriting Kubis Manokwari Jumlah Kelompok 8 143

159 Data Dekon SJMKP (Tanaman Pangan) No. Provinsi Nama Gapoktan Alamat CP Komoditas luas Pasar Status 1 Lampung 1 PP. Sumber Pangan Ds. Kota Gajah, Kec. Kota Gajah, Kab. Lampung Tengah 2 PP. Tani Makmur Ds. Tanjung Alex Martono Beras Doksistu Anom, Kec. Ambarawa, Kab. Pring Sewu Sabar Haryanto Beras Doksistu 2 Nusa Tenggara Timur 3 Poktan Puu lele Kab. Ende Padi Doksistu 4 Poktan Ndawi Lima Kab. Ende Padi Doksistu 3 Bangka Belitung 5 PP. Harapan Jadi 6 Gapoktan Pakat 7 Gapoktan Tni Makmur Ds. Kepoh, Kec. Toboali Kab. Bangka Selatan Hadi Beras Ds. Tuik, Kec. Kelapa, Kab. Bangka Barat Mohro Beras Ds. Labu, Kec. Puding Besar, Kab. Bangka Zubir Beras Lokal Doksistu Lokal Doksistu Lokal Doksistu 4 Sulawesi Tenggara 8 Bunga Fajar Ds. Lere, Kec. Basala Ka. Konawe Selatan 9 Padaelo Ds. Alokaya, Palangga, Konawe Selatan 10 Mekar Kel. Bone bone Kec. Batupuaro Kota Bau bau Lukman / Beras/RMU Lokal Doksistu Abd Kadir Beras/RMU Lokal Doksistu Hania/ Tepung Ubi Kayu Lokal Apresiasi 144

160 No. Provinsi Nama Gapoktan Alamat CP Komoditas luas Pasar Status 11 Anggrek Ds Ranomeeto Kec Ranomeeto Kab Konawe selatan 12 Samatudu Lalonggopi Kec. Woid Kab. Kolaka Ngaseh Ningsih/ Tepung Ubi Kayu Lokal Apresiasi Ibrahim/ Beras/RMU Lokal Doksistu 5 Gorontalo 13 Sinar Harapan Ds. Molamahu Kec. Paguat Kab. Pohuwato 14 Semangat Ds. Duhiadaa Kec. Membangun Duhiadaa Kab. Pohuwato 15 Indra Mayu Ds. Buntulia Barat Kec. Duhiadaa Kab. Pohuwato 16 Karya Bersama Ds. Trirukun Kec. Wonosari Kab. Boalemo 17 Mandiri Ds. Tolite Jaya Kec. Tolinggula Kab. Gorontalo Utara 18 Teratap Lestari Ds. Paguyuman Kec. Kota Tengah Kota Gorontalo Ismail Halidu Padi Yusup Kalaha Padi Nune Kiu Padi I Ketut Sulendra Padi Rizal Mopili Padi Jamaludin Hamid PAdi Jumlah Kelompok

161 Data Dekon SJMKP (NAK) No. Provinsi Nama Gapoktan Alamat CP Komoditas luas Pasar Status Fadli / Dendeng sapi Apresiasi 1 Nanggroe Aceh Darussalam 1 Dendeng Sapi Sibreh Komude, Kec. Sukamakmur Kab. Aceh Besar 2 Bungong Jaroe Jl. STA Johansyah Selai Bundo 3 Mawar Jl. Tgk ImumLuene Bata No, 89 Cpantriek Luang bata Banda Aceh / Kerupuk Kulit Apresiasi Hamdani/ Kerupuk Kulit Apresiasi 2 Sulawesi Selatan 4 Harapan Kita Bantaeng Desa: Kelurahan Bonto Rita Kecamatan Bantaeng Kota Bantaeng- Sulawesi Selatan Ramlah Pembuatan Bakso doksistu 5 Kelompok Rama Kelurahan Pallantikang Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng -Sulawsei Selatan Sarce Manda Permen Susu doksistu 6 Kelompok Wanita Tani Mawar 7 Kelompok Wanita Tani (Kwt) Sipapetawa Desa Manjalling Sudarsih Abon Sapi doksistu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Hawa Abon Sapi doksistu 8 Dangke Nursi Desa Juppandang Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Nuraeni Dangke, Kerupuk Dangke doksistu 146

162 No. Provinsi Nama Gapoktan Alamat CP Komoditas luas Pasar Status 9 KWT Tallang Baba Desa Cendana Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Irma Malik Dangke, Kerupuk Dangke doksistu 3 Sulawesi Tenggara 10 Tirta Kencana Ds. Marga Jaya Kec. Karowatu Utara kab.bombana 11 Uwe Magari Ds Laompo, Kec. Batauga Kab. Buton Moh. Sabeli SP/ Ayam potong Wa Tija / Ayam potong 147

163 Lampiran 9. REKAPITULASI LAPORAN HASIL UJI (TEST REPORT) BALAI PENGUJIAN MUTU ALAT DAN MESIN PERTANIAN TAHUN 2014 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report 1 Bengkel Bina Usaha 2 Bengkel Bina Usaha 3 Bengkel Bina Usaha PT. Agrindo Maju Lestari PT. Agrindo Maju Lestari PT. Agrindo Maju Lestari Balai Alsin dan PMH- BUN Balai Alsin dan PMH- BUN Balai Alsin dan PMH- BUN Balai Alsin dan PMH- BUN Balai Alsin dan PMH- BUN Balai Alsin dan PMH- BUN Wonosobo- Jateng Wonosobo- Jateng Wonosobo- Jateng Alat perajang tembakau Bina Usaha BU-04 2 Januari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 001 /2014 Alat perajang tembakau Bina Usaha BU-03 2 Januari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 002 /2014 Alat perajang tembakau Bina Usaha BU-BG 04 2 Januari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 003 /2014 Bogor-Jabar Sprayer gendong semi otomatis Bengawan Solo Oktober 2013 LB.620/G4.BPMA/ 004 /2014 Bogor-Jabar Sprayer gendong semi otomatis TASCO Oktober 2013 LB.620/G4.BPMA/ 005 /2014 Bogor-Jabar Sprayer gendong semi otomatis TASCO TF Oktober 2013 LB.620/G4.BPMA/ 006 /2014 Solo-Jateng Mesin kacip mete Solo-Jateng Mesin sosoh kopi Solo-Jateng Mesin perajang tembakau BA-Tahun 2013 BA-Tahun 2013 BA-Tahun 2013 Engkol 1-4 Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 007 /2014 BA Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 008 /2014 Ba Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 009 /2014 Solo-Jateng Vertical mixer ISHOKU VM 300 GP 1-4 Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 010 /2014 Solo-Jateng Hammer mill ISHOKU HM 500 GP 1-4 Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 011 /2014 Solo-Jateng Mesin press jerami ISHOKU PR 60 GP 1-4 Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 012 / CV. AddiKencana Jakarta Timur Mesin mixer vertikal AK MXV desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 013 / CV. AddiKencana Jakarta Timur Mesin mixer vertikal AK MXV desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 014 / CV. AddiKencana Jakarta Timur Mesin penepung kasar AK MH-850 Hammer mill desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 015 / CV. AddiKencana Jakarta Timur Mesin penepung pakan ternak AK DS-230S5 Piringan desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 016 / PD. Garuda Bogor-Jabar Knapsack power sprayer TANIKA TNK Agustus 2013 LB.620/G4.BPMA/ 017 / PD. Garuda Bogor-Jabar Plunger power sprayer TANIKA TNK-22N Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 018 / CV. Lusika Bandung-Jabar Reaktor biogas Lusika Bio 3 m3 Kubah tetap Juli 2013 LB.620/G4.BPMA/ 019 / CV. Lusika Bandung-Jabar Reaktor biogas Lusika Bio 5 m3 Kubah tetap Juli 2013 LB.620/G4.BPMA/ 020 /

164 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report 21 UD. Rekayasa NTB Mesin pencacah Reksa 22 UD. Rekayasa NTB Mesin pengayak bahan pupuk organik Reksa 23 UD. Rekayasa NTB Mesin pembuat granul Reksa 24 UD. Rekayasa NTB Konveyor Reksa 25 UD. Rekayasa NTB Rotary dryer Reksa RK 1000 PC RK 1000 VC RK 1000 GR RK 1000 CV RK 1000 DR Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 021 / Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 022 / Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 023 / Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 024 / Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 025 / UD. Rekayasa NTB Mesin sortasi granul pupuk organik Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 026 / UD. Rekayasa NTB Mesin penyemprot mikroba Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 027 / UD. Rekayasa NTB Mesin dehumidifier scannerator Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 028 / UD. Rekayasa NTB Mesin pembuat pupuk organik granul Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 029 / CV. Victorina Manado APPO Victorina TN Januari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 030 / CV. Victorina Manado Power Thresher Victorina TN Januari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 031 / CV. Victorina Manado Corn Sheller Victorina TN Januari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 032 / CV. Victorina Manado Hammer mill Victorina TN Januari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 033 / CV. Victorina Manado Chopper Victorina TN Januari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 034 / PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Star Metal Ware Industry G.Sindur, Jabar G.Sindur, Jabar Mesin penghancur bahan baku pupuk organik Mesin penghancur bahan baku pupuk organik Bogor-Jabar Sprayer gendong semi otomatis MBI MPO 900 S Januari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 035 /2014 MBI DRAGON STAR MPO 1100 S Januari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 036 / L Desember 2013 LB.620/G4.BPMA/ 037 / PT. Golden Agin Bogor-Jabar Sprayer gendong tipe kompresi HANSEN M-12 Kompresi Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 038 / CV. Karya Usaha Mandiri Surabaya-Jatim Mesin penepung Thator 1000 HM Hammer Mill Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 039 /

165 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report CV. Karya Usaha Mandiri CV. Karya Usaha Mandiri PT. Kualita Mandiri Abadi PT. Kualita Mandiri Abadi PT. Kualita Mandiri Abadi PT. Kualita Mandiri Abadi PT. Kualita Mandiri Abadi PT. Kualita Mandiri Abadi Surabaya-Jatim Mesin pencacah Vector 100 CB SUPER Chopper Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 040 /2014 Surabaya-Jatim Mesin pencacah Vector 100 CB Chopper Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 041 /2014 Tangerang Alat penggantung karkas Kualita Mandiri Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 042 /2014 Tangerang Alat Skinning Cradle Kualita Mandiri Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 043 /2014 Tangerang Alat Offal Hanger Kualita Mandiri Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 044 /2014 Tangerang Alat pembersih rumen Kualita Mandiri Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 045 /2014 Tangerang Alat Beef Spreader Kualita Mandiri Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 046 /2014 Tangerang Alat gerobak daging SS Kualita Mandiri Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 047 / UD. Usaha Matakali Sulbar Mesin perontok padi UM Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 048 / UD. Usaha Matakali Sulbar Mesin pemipil jagung UM Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 049 / UD. Usaha Matakali Sulbar Mesin Crusher UM Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 050 / UD. Usaha Matakali Sulbar Mesin Chopper UM Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 051 / UD. Usaha Matakali Sulbar RMU one phase UM Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 052 / PT. Kualita Mandiri Abadi PT. Kualita Mandiri Abadi PT. Kualita Mandiri Abadi PT. Kualita Mandiri Abadi CV. Adi Setia Utama Jaya CV. Adi Setia Utama Jaya Tangerang Platform hidrolik Kualita Mandiri Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 053 /2014 Tangerang Restraining box manual Kualita Mandiri Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 054 /2014 Tangerang Restraining box hidrolik Kualita Mandiri Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 055 /2014 Tangerang Railing system Kualita Mandiri Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 056 /2014 Surabaya-Jatim Mesin pemipil jagung Gunung Biru C52-M 6-8 Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 057 /2014 Surabaya-Jatim RMU one phase Gunung Biru MOP-1,5 6-8 Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 058 /

166 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Nusantara Multi Agro PT. Kertalaksana (KL Protech) PT. Kertalaksana (KL Protech) PT. Kertalaksana (KL Protech) PT. Kertalaksana (KL Protech) PT. Kertalaksana (KL Protech) PT. Kertalaksana (KL Protech) PT. Kertalaksana (KL Protech) G.Sindur, Jabar Mesin pencacah pakan ternak MBI MSP C Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 059 /2014 G.Sindur, Jabar Mesin pencacah pakan ternak MBI MSP C Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 060 /2014 Sidoarjo-Jatim Paddy Mower HANDAI T4G-25 Sandang Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 061 /2014 Bandung-Jabar Mesin pembersih biji kakao KL Protech MCL-200 Getar Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 062 /2014 Bandung-Jabar Mesin pemisah batu dan biji kakao KL Protech MDS-120 Getar Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 063 /2014 Bandung-Jabar Mesin sortasi biji kakao KL Protech MGD-200 Getar Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 064 /2014 Bandung-Jabar Mesin pemecah biji dan pemisah KL Protech MSS-100 Getar Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 065 /2014 Bandung-Jabar Mesin pencetak bulir beras KL Protech ARC Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 066 /2014 Bandung-Jabar Mesin penepung bungkil coklat KL Protech PMC Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 067 /2014 Bandung-Jabar Mesin penghalus pasta coklat KL Protech BMV-10 Ball Mill Mini Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 068 / PT. Pura Barutama Kudus-Jateng Mesin pengering gabah INARI Bak datar Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 069 / PT. Pura Barutama Kudus-Jateng Mesin pemipil jagung INARI Rotary Klobot Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 070 / PT. Pura Barutama Kudus-Jateng Mesin penghancur bahan baku pupuk organik INARI CR Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 071 / PT. Pura Barutama Kudus-Jateng Alat pencetak gula merah INARI Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 072 / PT. Toko Mesin Maksindo PT. Toko Mesin Maksindo PT. Toko Mesin Maksindo PT. Tanikaya Multi Sarana Bekasi Mesin APPO Agrowindo MKOM Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 073 /2014 Bekasi Mesin Hammer mill Agrowindo HMR Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 074 /2014 Bekasi Mesin sangrai kopi Agrowindo SGR Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 075 /2014 Bogor-Jabar Mesin tanam bibit padi tipe dorong TANIKAYA 77 CV. Ukabe Indonesia Sragen-Jateng Mesin pemipil jagung UKABE TK RT 2W- 800N CS 1500 UKB Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 076 / Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 077 /

167 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report 78 CV. Ukabe Indonesia Sragen-Jateng Mesin penggiling jagung UKABE 79 Bengkel Mas Pur Sragen-Jateng Mesin penghancur tongkol jagung ISHOKU CV. Mandiri Garlica Pratama CV. Mandiri Garlica Pratama PT. Fogerindo Barnama PT. Fogerindo Barnama PT. Tanikaya Multi Sarana Bengkel Lestari Jaya Teknik PT. Tri Mitra Sukses Bersama HM 200 UKB PJJ 100 GP Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 078 / Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 079 /2014 Sragen-Jateng Mesin penghancur pupuk organik MP-TECH MP Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 080 /2014 Sragen-Jateng Bogor-Jabar Mesin pembuat granul pupuk organik Mesin pengabut gendong bermotor (mist blower) Bogor-Jabar Mesin pengabut elektrik NEBULO Metro, Lampung Mesin penepung pakan ternak Tanikaya Sragen-Jateng Mesin perontok multikomoditi untuk padi,jagung,kedelai Jakarta Utara Mesin pengering gabah MP-TECH MP Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 081 /2014 AEROFOG AR-70 LESTARI JAYA Megasun/Total Solution ULV Neburotor TK DM 37 SS D PTM Solo Single Cylinder 6-9 Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 082 / Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 083 /2014 Disk mill April 2014 LB.620/G4.BPMA/ 084 / Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 085 /2014 FARIOS Sirkulasi 7 Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 086 / CV. Andan Sari Batu, Malang Mesin penepung pakan ternak INSANI KTY-01 Piringan 16-Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 087 / CV. Andan Sari Batu, Malang Mesin pencampur pakan ternak INSANI KTY-02 Pedal 16-Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 088 / CV. Andan Sari Batu, Malang Mesin pencetak pelet INSANI KTY-03 Vertikal 16-Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 089 / CV. Agro Berkat Abadi CV. Agro Berkat Abadi CV. Agro Berkat Abadi CV. Agro Berkat Abadi Jombang, Jatim Mesin loader ABA ABA Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 090 /2014 Jombang, Jatim Mesin loader reducer A1 04-Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 091 /2014 Jombang, Jatim Corn Sheller 04-Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 092 /2014 Jombang, Jatim Corn Sheller Klobot 04-Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 093 / CV. Buana Jaya Metro, Lampung Mesin perontok padi Buana Jaya BJ.800 Ym Pelempar jerami 11-Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 094 / CV. Buana Jaya Metro, Lampung Mesin perontok padi Buana Jaya BJ.1000 CM Pelempar jerami 11-Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 095 /

168 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report 96 CV. Buana Jaya Metro, Lampung Mesin perontok padi BJ 2000 PS 2 11-Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 096 / PT. Agrindo Maju Lestari 98 PT. Pura Barutama Kudus-Jateng PT. Bahagia Jaya Sejahtera Kopkar Sekar Puslitkoka Kopkar Sekar Puslitkoka Kopkar Sekar Puslitkoka Bogor-Jabar Sprayer gendong elektrik TASCO Mist-16 E 26 Februari 2014 LB.620/G4.BPMA/ 097 /2014 Mesin pengering gabah tipe bak datar dengan pengaduk Bogor-Jabar Mesin perontok padi BEJE INARI Automixing Flat bed 14 Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 098 /2014 BEJE-PRT 1000 Pelempar jerami 11-Apr-14 LB.620/G4.BPMA/ 099 /2014 Jember-Jatim Mesin penghalus pasta coklat Kopkar Sekar Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 100 /2014 Jember-Jatim Jember-Jatim Mesin sortasi biji kopi tipe meja getar Mesin sortasi biji kakao tipe meja getar Kopkar Sekar Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 101 /2014 Kopkar Sekar Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 102 / Kopkar Sekar Puslitkoka PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Star Metal Ware Industry Jember-Jatim Mesin pemecah buah dan pemisah biji kakao Kopkar Sekar Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 103 /2014 Tangerang Mesin perontok padi MBI PT 1000 LS April 2014 LB.620/G4.BPMA/ 104 /2014 Tangerang Mesin perontok padi MBI Tangerang Mesin penghancur bahan baku pupuk organik Bogor-Jabar Sprayer gendong semi otomatis MBI DRAGON STAR 108 CV. Ukabe Indonesia Sragen-Jateng Seed Cleaner UKABE IP 400-PT 1000 B SNI MPO 650 HDZ April 2014 LB.620/G4.BPMA/ 105 / April 2014 LB.620/G4.BPMA/ 106 / L April 2014 LB.620/G4.BPMA/ 107 /2014 SC 2000 UKB Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 108 / Bengkel Las Peni Sragen-Jateng Mesin perontok kedelai PENI PTM Maret 2014 LB.620/G4.BPMA/ 109 / PT. Agrindo-Rutan Bogor-Jabar Sprayer gendong bermotor CROWN CPS 3WZ April 2014 LB.620/G4.BPMA/ 110 / CV. Adi Setia Utama Jaya Lamongan,Jatim Mesin panen tebu Gunung Biru MPT Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 111 / PT. Tanikaya Multi Sarana Tangerang APPO Tanikaya TK PO Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 112 /

169 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report PT. Tanikaya Multi Sarana CV. Global Indo Teknik Mandiri CV. Global Indo Teknik Mandiri CV. Global Indo Teknik Mandiri Tangerang Mesin pembentuk pelet Tanikaya TK PLT100K 25 Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 113 /2014 Bogor-Jabar Mesin pemotong ubi kayu Teknas GTM Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 114 /2014 Bogor-Jabar Mesin penepung Teknas GTM Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 115 /2014 Bogor-Jabar Mesin ayakan Teknas GTM-80M Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 116 / UD. Rekayasa DIY Mesin pemecah buah kopi Reksa RK-200 PK Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 117 / UD. Rekayasa DIY Mesin pembubuk biji kopi Reksa RK-25 GK Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 118 / UD. Rekayasa DIY Mesin huller kecil Reksa RK-200 HK Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 119 / UD. Rekayasa DIY Mesin huller besar Reksa RK-500 HK Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 120 / UD. Rekayasa DIY Mesin sangrai kopi Reksa RK-10 SK Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 121 / UD. Rekayasa DIY Mesin sangrai kopi tipe siklon Reksa RK-5 SKC Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 122 / PT. Tri Mitra Sukses Bersama PT. Agro Tunas Teknik PT. Agro Tunas Teknik CV. Mandiri Garlica Pratama CV. Mandiri Garlica Pratama PT. Tri Mitra Sukses Bersama PT. Tri Mitra Sukses Bersama Jateng Mesin pengering gabah Megasun V 105 Sirkulasi Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 123 /2014 Bekasi Mesin pengurai sabut kelapa ATT Bekasi Mesin pengayak bahan pupuk organik ATT PS 5000 ATT P 1000 ATT Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 124 / Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 125 /2014 Kudus-Jateng Mesin pemipil jagung ISHOKU CS 500 GP 4-6 Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 126 /2014 Kudus-Jateng Mesin pemipil jagung ISHOKU Makassar Mesin pengering gabah sirkulasi Megasun/Total Solution CS 1000 GP 4-6 Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 127 /2014 G Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 128 /2014 Makassar Mesin padi kombinasi Total Solution TSP-1 A Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 129 / PT. Om Whahaha Jatim Combine Harvester Futata HH 5YEG 30 Mei - 2 Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 130 /

170 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report 131 PT. Om Whahaha Jatim Combine Harvester Futata HH 10E 30 Mei - 2 Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 131 / PT. Om Whahaha Jatim Combine Harvester Futata HH 10YEG 30 Mei - 2 Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 132 / PT. Putra Wira Tamtama PT. Putra Wira Tamtama PT. Tanikaya Multi Sarana PT. Putra Wira Tamtama PT. Putra Wira Tamtama PT. Putra Wira Tamtama PT. Toko Mesin Maksindo PT. Toko Mesin Maksindo PT. Toko Mesin Maksindo Jateng Mesin Penegemas Otomatis DAYA TEKNIK DVP 50M Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 133 /2014 Jateng Mesin Pemoles Biji Jagung DAYA TEKNIK DN Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 134 /2014 Lampung Mesin Perontok Multikomoditi Tanikaya TK PT 1000 MK Jateng Mesin Pemotong Ubi Kayu DAYA TEKNIK DSM-1000 Jateng Mesin Peniris (Spinner) DAYA TEKNIK DSN-5 Jateng Jabar Mesin Pencampur(Mixer) Garam Yodium Mesin pembentuk pelet proses basah DAYA TEKNIK DSG-1000 Jabar Mesin Pemeras Kelapa Parut Agrindo PRS-30 Vertikal vertical Centrifuge Continyu Mixer Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 135 / Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 136 / Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 137 / Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 138 /2014 Agrindo CTKP Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 139 /2014 Ulir Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 140 /2014 Jabar Mesin Pengering Vakum Agrindo PV Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 141 / Singa Maju 999 KalSel Dodos SM PT. Pura Wira Tamtama PT. Pura Wira Tamtama PT. Pura Wira Tamtama 146 PT. Agrindo Jatim Jateng Mesin Pembersih Gabah DAYA TEKNIK DAP 3000 Jateng Mesin Pengering Gabah DAYA TEKNIK DSV 5000 Jateng Tungku Sekam DAYA TEKNIK DKS 100 Mesin Penggiling Gabah sekali umpan Agrindo ACM April 2014 Ayakan 1-2 Juni 2014 Sirkulasi 1-2 Juni 2014 Indirect 1-2 Juni Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 142 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 143 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 144 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 145 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 146 / PT. Agrindo Jatim Mesin pemisah gabah Agrindo RPS 10A Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 147 / PT. Agrindo Jatim Mesin pembersih gabah Agrindo APC Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 148 / PT. Agrindo Jatim Mesin pengupas gabah Agrindo HC 600 rol karet Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 149 /

171 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report 150 PT. Om Whahaha Jatim Combine Harvester Futata HH 10E Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 150 / PT. Om Whahaha Jatim Combine Harvester Futata HH 54EG PT. Tanikaya Multi Sarana CV. Agro Berkat Abadi Jaksel Mesin pemipil jagung Tanikaya TK PJK-IT Jatim Alat Pemutus dan Pembongkar Yaira ABA Buana Jaya Lampung Power Thresher Buana Jaya Bengkel Las "UD. Maju Jaya" Bengkel Las "UD. Maju Jaya" Bengkel Las Pancar Amanah Bengkel Berkat Bersama PT. Agro Tunas Teknik CV. MJA Thresherindo CV. MJA Thresherindo CV. MJA Thresherindo CV. MJA Thresherindo PT. Agro Tunas Teknik PT. Agro Tunas Teknik PT. Agro Tunas Teknik PT. Agro Tunas Teknik PT. Agro Tunas Teknik KalSel Mesin perontok padi Maju Jaya MTP-12 KalSel Mesin perontok padi Maju Jaya MTP-13 KalSel Mesin perontok padi Pancar Amanah Juni Juni Juni 2014 MG 1000 BJ 20 Juni 2014 PA-02 KalSel Mesin perontok padi HAMEC AP2PW Bekasi Mesin Penggiling Gabah ATT Sumsel Mesin pemipil jagung UTAMA Sumsel Mesin Pengering Gabah UTAMA Sumsel Mesin Perontok Padi UTAMA Sumsel Mesin Perontok Padi UTAMA Bekasi Mesin penggiling gabah ATT Bekasi Mesin pengering gabah ATT Bekasi Mesin pembersih gabah ATT pelemperan jerami Juni 2014 pelemperan jerami Juni 2014 pelemperan jerami Juni 2014 pelemperan jerami Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 151 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 152 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 153 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 154 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 155 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 156 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 157 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 158 /2014 RMA 1000 ATT Double Pass Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 159 /2014 PJ.TCG 1500MJA Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 160 /2014 PT.TCG 3000 MJA Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 161 /2014 PP TCG 1500MJA Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 162 /2014 PP TCG 700 MJA Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 163 /2014 RM 1000 ATT 5-6 Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 164 /2014 DBDS 2500 ATT Bak datar 29 April - 2 Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 165 /2014 SP 1000 ATT Ayakan 29 April - 2 Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 166 /2014 Bekasi Mesin pengupas gabah ATT 29 April - 2 Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 167 /2014 Bekasi Mesin penyosoh beras ATT 29 April - 2 Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 168 /

172 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report 169 PD. Garuda Medan-Sumut Chain saw Preco PC Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 169 / PD. Garuda Medan-Sumut Chain saw Tanika Tanika Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 170 / Budi Mukti Industri Solo-Jateng Mesin penyosoh biji jagung Budi Mukti PJM-3J Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 171 / Budi Mukti Industri Solo-Jateng Mesin pengering biji kakao Budi Mukti PSG-13C.I Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 172 / Budi Mukti Industri Solo-Jateng Mesin Hummer Mill SS Budi Mukti PPPS-Im.25tn Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 173 / Budi Mukti Industri Solo-Jateng Mesin pengering kabinet 8 rak SS 175 Budi Mukti Industri Solo-Jateng Mesin sawut singkong 176 Budi Mukti Industri Solo-Jateng Mesin perajang empon-empon 177 Budi Mukti Industri Solo-Jateng Mesin power threser 178 Budi Mukti Industri Solo-Jateng Mesin pemecah kulit buah kakao Budi Mukti Industri Budi Mukti Industri Budi Mukti Industri Budi Mukti Industri Budi Mukti Industri PSG-13b Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 174 /2014 PPPS-Ic Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 175 /2014 PPPS-Id Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 176 /2014 PJM-3J Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 177 /2014 PK-2PK Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 178 / UD. Perkasa Motor Jakarta Restraining box manual GWI RB-GWI-M Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 179 / UD. Perkasa Motor Jakarta Restraining box hidrolik GWI RB-GWI-H Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 180 / UD. Perkasa Motor Jakarta Skinning cradle moving A GWI 182 UD. Perkasa Motor Jakarta Cradle stainless steel GWI SC-GWI- MV CSS-GWI- MV Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 181 / Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 182 / UD. Perkasa Motor Jakarta Golok belah GWI GB-GWI Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 183 / UD. Perkasa Motor Jakarta Gerobak kotoran GWI GK-GWI Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 184 / UD. Perkasa Motor Jakarta Alat sterilisasi pisau GWI ASP-GWI Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 185 / UD. Perkasa Motor Jakarta Rel RPH GWI RS-GWI Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 186 / UD. Perkasa Motor Jakarta Trolly RPH GWI TR-GWI Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 187 /

173 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report 188 PT. Tanikaya Multi Sarana 189 CV. Sumber Teteaji Sulsel Jakarta Bed Dryer Tanikaya Mesin penghancur(crusher) bahan baku pupuk organik TK DB 1000 K Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 188 /2014 Teteaji ANI 3-5 Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 189 / CV. Sumber Teteaji Sulsel Mesin pemipil jagung Teteaji ARI 3-5 Juni 2014 LB.620/G4.BPMA/ 190 / PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Kualita Mandiri Abadi PT. Kualita Mandiri Abadi PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Putera Niaga Manunggal PT. Putera Niaga Manunggal Kopkar Sekar Puslitkoka Kopkar Sekar Puslitkoka Kopkar Sekar Puslitkoka Kopkar Sekar Puslitkoka Ciawi, Jabar Mesin pencetak bakso Beje Tangerang Mesin pendingin daging Kualita Mandiri Beje-UPB 02 KMA CSF Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 191 /2014 Cold Storage 3-5 Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 192 /2014 Tangerang Mesin pendingin daging Kualita Mandiri KMA CF 40 Chilling room 3-5 Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 193 /2014 Bogor-Jabar Mesin penggiling jagung Beje UPTK-02 Hammer mill 5-7 Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 194 /2014 Bogor-Jabar Mesin gergaji rantai (chain saw) PROI Bogor-Jabar Mesin pemotong rumput jinjing (brush cutter) PROI Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 195 /2014 YANAKA YA 338 Bak datar Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 196 /2014 Jember-Jatim Mesin pengering kopi Kopkar Sekar L-13 Bak datar 30 Juni - 3 Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 197 /2014 Jember-Jatim Mesin pengering kakao Kopkar Sekar L-13 Silinder 30 Juni - 3 Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 198 /2014 Jember-Jatim Mesin pengupas kulit buah kopi Kopkar Sekar D-170 Silinder 30 Juni - 3 Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 199 /2014 Jember-Jatim Mesin pencuci kopi Kopkar Sekar Horisontal 30 Juni - 3 Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 200 / CV. Insani Teknik Malang, Jatim Mesin penepung pakan ternak INSANI IMS-01 Piringan Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 201 / CV. Insani Teknik Malang, Jatim Mesin penepung pakan ternak INSANI KYT 02 Piringan Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 202 / CV. Insani Teknik Malang, Jatim Mesin pencampur pakan ternak INSANI IMS-03 Pedal Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 203 / CV. Insani Teknik Malang, Jatim Mesin pencetak pelet pakan ternak INSANI IMS-02 Vertikal Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 204 / PT. Tanikaya Multi Sarana PT. Tanikaya Multi Sarana Bogor-Jabar Lampung Tengah Mesin pencacah bahan pupuk organik Mesin pencacah hijauan pakan ternak TANIKAYA TK PO Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 205 /2014 TANIKAYA TK C Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 206 /

174 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report PT. Tanikaya Multi Sarana PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri Lampung Tengah Mesin pencacah hijauan pakan ternak Bogor-Jabar Mesin pencampur pakan ternak MBI TANIKAYA TK C Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 207 /2014 MXH 500 SS Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 208 /2014 Bogor-Jabar Mesin penepung (disk mill) MBI FC 45 SS Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 209 /2014 Bogor-Jabar Mesin Pemotong Ubi Kayu MBI MPO Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 210 /2014 Bogor-Jabar Mesin Penyawut Ubi Kayu MBI MPS Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 211 /2014 Bogor-Jabar Mesin pengering tipe rak MBI OV Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 212 /2014 Bogor-Jabar Mesin pengering tipe rak MBI OV Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 213 /2014 Tangerang Disk mill MBI FC Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 214 /2014 Tangerang Disk mill MBI DS 23 SS Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 215 /2014 Tangerang Hammer mill MBI MH Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 216 /2014 Tangerang Mixer vertikal MBI MXV Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 217 / CV. Sentosa Tehnik Bogor-Jabar Alat penyuling minyak atsiri PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. jogja Inovasi Teknologi PT. jogja Inovasi Teknologi CV. Karya Hidup Sentosa CV. Adi Setia Utama Jaya CV. Adi Setia Utama Jaya Sentosa Tehnik BKK Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 218 /2014 Ciawi, Jabar Mesin pencampur pakan ternak Beje Beje-UK Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 219 /2014 Ciawi, Jabar Mesin pencetak pelet Beje Beje-UPTK Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 220 /2014 Madiun, Jatim Mesin panen padi kombinasi ZAAGA BN 120 AT Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 221 /2014 Madiun, Jatim Mesin panen padi kombinasi ZAAGA BN 120 K Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 222 /2014 Bantul, Yogyakarta Malang, Jatim Malang, Jatim Mesin penen padi kombinas QUICK H-140R Ridding Mesin penghancur bahan baku pupuk organik Mesin perontok padi tipe hold on Gunung Biru AP-1 MTM PT September September September 2014 LB.620/G4.BPMA/ 223 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 224 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 225 /

175 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report CV. Adi Setia Utama Jaya PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Tri Mitra Sukses Bersama PT. Tanikaya Multi Sarana PT. Tanikaya Multi Sarana PT. Tanikaya Multi Sarana CV. Karya Hidup Sentosa CV Budi Mukti Industri CV Budi Mukti Industri CV Budi Mukti Industri CV Budi Mukti Industri CV Budi Mukti Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri Malang, Jatim Mesin perontok benih kedelai MTM ST-05 Ciawi, Jabar Mesin APPO BEJE Ciawi, Jabar Mesin penepung BEJE Ciawi, Jabar Mesin pengayak bahan pupuk organik BEJE Ciawi, Jabar Mesin pengurai BEJE BEJE - 200E BEJE - FFC 25 BEJE - UK 27 BEJE - UPK 01 Banten Mesin penepung jagung Total Solution DNM - 3B Lampung Tengah Lampung Tengah Lampung Tengah Mesin penghancur bahan baku pupuk organik Mesin penghancur bahan baku pupuk organik Mesin perontok padi tipe pelemparan jerami Tanikaya Tanikaya Tanikaya PO TKPO21 K PO TKPO24 K TK PT1000H2 Pringan Bergerigi September September September 2014 LB.620/G4.BPMA/ 226 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 227 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 228 / September 2014 LB.620/G4.BPMA/ 229 / September 2014 LB.620/G4.BPMA/ 230 / Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 231 / Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 232 / Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 233 / Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 234 /2014 DIY Mesin panen padi kombinasi QUICK H140R Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 235 /2014 Solo-Jateng Mixer vertikal BMI Solo-Jateng Disk mill BMI Sept 2014 LB.620/G4.BPMA/ 236 / Sept 2014 LB.620/G4.BPMA/ 237 /2014 Solo-Jateng Mesin penggiling pasta BMI PKBM-10k Sept 2014 LB.620/G4.BPMA/ 238 /2014 Solo-Jateng Mesin pemisah santan Solo-Jateng Mesin pemasak santan BMI BMI MP-5e Sept 2014 LB.620/G4.BPMA/ 239 /2014 PKBM- 10c.3 PK- 2c.1b.stn PKBM- 10j Sept 2014 LB.620/G4.BPMA/ 240 /2014 Bogor-Jabar Mesin pencetak pelet pakan MBI MP 50 Vertikal Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 241 /2014 Bogor-Jabar Mesin pencetak pelet pakan MBI MP 100 Vertikal Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 242 /2014 Bogor-Jabar Mesin pencampur pakan MBI MPX 50 SS Pedal Juli 2014 LB.620/G4.BPMA/ 243 /2014 Bogor-Jabar Pedal thresher bermotor MBI PTB Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 244 /

176 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri Bogor-Jabar Bogor-Jabar Mesin pembuat granul pupuk organik Mesin pembuat granul pupuk organik MBI MPG Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 245 /2014 MBI MPG Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 246 /2014 Bogor-Jabar Mesin pemanen padi MBI PM-323T Sandang Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 247 / PT. Om Hwahaha Jatim Mesin panen padi kombinasi Futata HH-10YE Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 248 / PT. Om Hwahaha Jatim Mesin panen padi kombinasi Kebo HK Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 249 / PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Honda Power Product Indonesia PT. Honda Power Product Indonesia PT. Honda Power Product Indonesia CV. Angkasa Mesin Surabaya PT. Bahagia Jaya Sejahtera PT. Bahagia Jaya Sejahtera Bogor-Jabar Bogor-Jabar Mesin penghancur bahan baku pupuk organik Mesin pencacah pelepah kelapa sawit Beje CK Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 250 /2014 Beje PPS Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 251 /2014 Bogor-Jabar Mesin pemarut multikomoditi Beje UPK Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 252 /2014 Bogor-Jabar Mesin pengupas kopi kering Beje UK Agustus 2014 LB.620/G4.BPMA/ 253 /2014 Bogor-Jabar Mesin pemanen padi Honda UBK 435 Sandang 9 Okt - 7 Nov 2014 LB.620/G4.BPMA/ 254 /2014 Bogor-Jabar Sprayer gndong bermotor Honda TUJR Okt - 7 Nov 2014 LB.620/G4.BPMA/ 255 /2014 Bogor-Jabar Sprayer gndong bermotor Honda TUJR Okt - 7 Nov 2014 LB.620/G4.BPMA/ 256 /2014 Bogor-Jabar Mesin pemanen padi Noqiwa CG 411 Sandang 29 Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 257 /2014 Bogor-Jabar Mesin pencetak pelet Beje Beje-UPTK 08 1B Vertikal 2-3 Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 258 /2014 Bogor-Jabar Mesin penggiling jagung Beje Beje- U118 Hammer mill 2-3 Desember 2015 LB.620/G4.BPMA/ 259 / PT. Sugih Sanimas Bogor-Jabar Mesin pemangkas the Bison TC 43 Sandang 4-6 Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 260 / CV. Adi Setia Utama Jaya CV. Bhakti Persada Nusantara CV. Bhakti Persada Nusantara Surabaya-Jatim Mesin pemisah BPK/ Separator Gunung Biru AB Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 261 /2014 Malang, Jatim Mesin perontok padi tipe pelemparan jerami Bhakti Persada TH 6 FS November 2014 LB.620/G4.BPMA/ 262 /2014 Malang, Jatim Mesin pembersih gabah BP November 2014 LB.620/G4.BPMA/ 263 /

177 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report CV. Bhakti Persada Nusantara CV. Bhakti Persada Nusantara CV. Global Indo Teknik Mandiri CV. Global Indo Teknik Mandiri CV. Global Indo Teknik Mandiri PT. Mitra Kultiva Utama Malang, Jatim Mesin pengering gabah tipe bak datar BP GN November 2014 LB.620/G4.BPMA/ 264 /2014 Malang, Jatim Mesin pemisah beras kepala Bhakti Persada 32 G November 2014 LB.620/G4.BPMA/ 265 /2014 Bogor-Jabar Bogor-Jabar Mesin pemarut sagu kapasitas besar Mesin pemarut sagu kapasitas kecil Teknas PS 150 Rol Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 266 /2014 Teknas MP-106 S Rol Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 267 /2014 Bogor-Jabar Mesin pemarut kelapa Teknas PK-400 Rol Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 268 /2014 Bogor-Jabar Alat Bantu Pengulitan MKV Portable 17 Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 269 / CV. Karina NAD Mesin perontok padi Karina TH 6 FS Pelempar jerami Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 270 / CV. Nakri NAD Mesin perontok padi Nakri TH6 Modifikasi Pelempar jerami Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 271 / CV. Nakri NAD Mesin perontok padi Sinar Top TH-6 Pelempar jerami Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 272 / CV. Sinar Top NAD Mesin perontok multikomoditi Sinar Top FH Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 273 / CV. Sinar Top NAD Mesin pemipil jagung Karina Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 274 / PD. Karya Mitra Usaha PD. Karya Mitra Usaha PD. Karya Mitra Usaha PD. Karya Mitra Usaha CV. Global Indo Teknik Mandiri CV. Global Indo Teknik Mandiri CV. Global Indo Teknik Mandiri CV. Adi Setia Utama Jaya Bogor-Jabar Mesin pemipil jagung Horja HRJ-JGK 1 Bogor-Jabar Mesin perontok padi Horja HRJ-PAD 1 Bogor-Jabar APPO disel Horja HRJ-KPS 1 Bogor-Jabar APPO bensin Horja HRJ-KPS 2 Bogor-Jabar Mesin pengering Bogor-Jabar Mesin disheller Bogor-Jabar Mesin pengayak Tulungagung, Jatim Teknas Teknas Teknas September September September September 2014 LB.620/G4.BPMA/ 275 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 276 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 277 /2014 LB.620/G4.BPMA/ 278 /2014 MP-24R Rak Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 279 /2014 DES Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 280 / Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 281 /2014 Mesin pengupas daun tebu Gunung Biru MST Mei 2014 LB.620/G4.BPMA/ 282 /

178 No Nama Produsen Provinsi Jenis Alsin Merek Model Tipe Tanggal Uji No. Test report PT. Bahagia Jaya Indo PT. Bahagia Jaya Indo PT. Bahagia Jaya Indo PT. Bahagia Jaya Indo PT. Bahagia Jaya Indo PT. Bahagia Jaya Indo NAD Chopper BJ CPR Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 283 /2014 NAD RMU Mobile BJ RMU Mobile Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 284 /2014 NAD APPO BJ APPO Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 285 /2014 NAD Power Thresher BJ PRT Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 286 /2014 NAD Corn Sheller BJ Industri BAM 01300M/CS 30 Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 287 /2014 NAD Chopper BJ Industri BAM 0150MCPP/6 30 Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 288 / UD. Nata Hiro NAD Power Thresher Nata Hiro NH 30 Sept - 1 Okt 2014 LB.620/G4.BPMA/ 289 / PT. Polarchem Depok, Jabar Sprayer manual M3WB Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 290 / PT. Polarchem Depok, Jabar Hand sprayer TF Oktober 2014 LB.620/G4.BPMA/ 291 / PT. Mitra Sarana Pertanian PT. Mitra Sarana Pertanian PT. Mitra Balai Industri PT. Mitra Balai Industri CV. Global Indo Teknik Mandiri CV. Global Indo Teknik Mandiri CV. Global Indo Teknik Mandiri CV. Global Indo Teknik Mandiri Bogor-Jabar Power Thresher 5-7 Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 292 /2014 Bogor-Jabar Corn sheller 5-7 Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 293 /2014 Bogor-Jabar Mesin perontok multikomoditi MBI PT 1000 M Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 294 /2014 Bogor-Jabar Mesin perontok multikomoditi MBI PT 1000 MG Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 295 /2014 Malang, Jatim Mesin pencacah kulit kakao 4-7 Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 296 /2014 Malang, Jatim Mesin pemipil jagung 4-7 Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 297 /2014 Malang, Jatim Pemeras santan mekanis 4-7 Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 298 /2014 Malang, Jatim Depulper 4-7 Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 299 / PT. Rutan Bogor-Jabar Micro Weeder Q 30 Desember 2014 LB.620/G4.BPMA/ 300 /

179 No. Perusahaan yang Disertifikasi 1 PT. Star Metal Ware Industry 2 PT. Yanmar Agricultural Machenary Manufacturing Indonesia (YAMINDO) 3 PT. Yanmar Agricultural Machenary Manufacturing Indonesia (YAMINDO) 4 PT. Bahagia Jaya Sejahtera REKAPITULASI SPPT SNI LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK ALSINTAN BALAI PENGUJIAN MUTU ALAT DAN MESIN PERTANIAN TAHUN 2014 Tanggal Terbit Tanggal Berakhir Jenis Produk Alsintan 26 Mei Mei 2018 Sprayer Gendong Semi Otomatis Merek Tipe/Model Dragon Star Alamat Perusahaan Gendong/Knapsack Jl. Kebayoran Lama Gang Kemandoran 5, No. 11, Jakarta Selatan 23 Desember Desember Desember Desember Desember Desember 2018 Traktor Roda Dua Traktor Roda Dua Mesin Perontok Padi Tipe Pelemparan Jerami Yanmar YST PRO XL - TF 85 MLY-di Yanmar YM 80 - TF 70 LYdi Jl. Raya Surabaya- Malang Km 45, Desa Sumberejo, Kec. Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur Jl. Raya Surabaya- Malang Km 45, Desa Sumberejo, Kec. Pandaan, Pasuruan - Jawa Timur BEJE BEJE - PRT 1000 Jl. Mayjen HE Sukma No. 58 Ciawi, Bogor SNI Tipe Sertifikasi Nomor Sertifikat 4513 : 2012 tipe 5 01/S-37 LS Pro Alsintan BPMA/V/ : 2014 tipe 5 02/S-37 LS Pro Alsintan BPMA/XII/ : 2014 tipe 5 03/S-37 LS Pro Alsintan BPMA/XII/ : 2008 tipe 5 03/S-37 LS Pro Alsintan BPMA/XII/

180 Lampiran 10 DAFTAR GAPOKTAN YANG MENGHASILKAN MOU TAHUN 2014 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas Nama Poktan/Gapoktan Alamat Pameran Agro Food Expo 1 Induk Koperasi Pribumi Coklat Kelompok Koto Hilalang Pariaman - Padang, Sumatera Indonesia Sepakat (Asril) Barat 2 Induk Koperasi Pribumi Kakao Kelompok Langkuik Pariaman - Padang, Sumatera Indonesia Nuang (Jufri) Barat 3 Induk Koperasi Pribumi Kopi Gapoktan Surian Permai Nagari Surian Kec. Pantai Indonesia (Edranovid) Cermin, Kab. Solok- Sumatera Barat 4 Induk Koperasi Pribumi Makanan Olahan Jamur Koperasi Tunas Karya Ds. Gempol Kolot, Banyusari, Indonesia Merang Karawang, Jawa Barat 5 Induk Koperasi Pribumi Rendang Nangka Kelompok Usaha ED Kp. Tangkul Rt. 02/10 Ds. Indonesia Coorp Cianjur (Mario Babakan Karet, Cianjur, Jawa Devys) Barat 6 Induk Koperasi Pribumi Gapoktan Guyub Jl. Banteng Blorok 18, Plosorejo, Indonesia Santoso (Kholid Mustafa) Kademangan, Blitar, Jawa Timur 7 Annisa Catering Pembelian susu dan Koperasi Makmur Agro Jl. Goalpara Kampung Cikaret, produk Hortikultura Satwa (Sentot Joko Rt. 02/04, Kelurahan Sukamekar, Priyono Kec. Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat 8 Puspa Catering Asparagus Segar Kelompok Tani Griya Cigadung Baru E2, Asparagus (Iffah) Bandung - Jawa Barat 9 PT. Makmur Alam Raya Koperasi Hortikultura Sri Komplek Jati Raya No. 106 Kab. Lestari (Sukri Sasmita) Bandung, Jawa Barat 10 PT. Mitra Piranti Usaha PT. Lingkar Bumi Lestari (Imam Prasetyo) 11 CV. Packaging House Pengolahan Daging Kelompok Dendeng Aceh Bunggong Jaroe 12 CV. Packaging House Gapoktan Sinar Keluarga Gorpa (Safni, Amd ) Jl. Pasir Jaya 6 No. 2, Bandung, Jawa Barat Jl. Masjid Taqwa Sentui, Banda Aceh, Aceh Jl. Gunung Sarik Lurah, Padang, Sumatera Barat Poktan/Gapoktan Produksi/ thn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 165

181 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 13 CV. Packaging House Gapoktan Mandiri Jaya (Ahmad Bastari S.R) 14 CV. Packaging House Koperasi Tunas Karya (Aep SM) 15 CV. Packaging House Poktan Manise (Dedi Suhendi) 16 CV. Packaging House PT. Lingkar Bumi Lestari (Puji S. Zinsit) 17 CV. Packaging House Kelompok Usaha ED Coorp (Mario Devis) Nama Poktan/Gapoktan Alamat Jl. Carang Pulang Bubulak Rt. 04/03 No. 43. Ds. Cikarawang, Kec. Dramaga, Bogor, Jawa Barat Ds. Gempol Kolod, Banyusari, Karawang, Jawa Barat KP. Lanjung RT.02/02 Desa Sukajadi, Kec. Karangtengah, Kab. Cianjur, Jawa Barat Jl. Pasir Jaya No. 2, Bandung, Jawa Barat KP. Tangkil Rt. 02/10, Babakan, Karet, Cianjur, Jawa Barat 18 CV. Packaging House Gapoktan Danu Jaya Kedawung, Kab. Cirebon Gd. Dawa, Jawa Barat 19 CV. Packaging House CV. Elang Kencana (Sukri Sasmita) 20 CV. Packaging House KSU Klaster Biofarmaka (Suparman) 21 CV. Packaging House Asosiasi Keripik Buah Sleman (Sri Sujarwati) 22 CV. Packaging House Sayuran Gapoktan Swarna Buana Semesta (Wuri Suhasti) 23 CV. Packaging House Asosiasi Alumni TU Berlin (Subagyo Danuningrat) Komplek Jati Raya No.106 Kab. Bandung, Jawa Barat Poktan/Gapoktan Karanganyar, Solo, Jawa Tengah Kembangarum, Jl. Salak Km. 5.5 Donokerta, Turi, Sleman, Jl. Kopen II No.15 Kab. Sleman, DIY Jl. Tirtayasa IV Kebayoran Baru Jakarta 24 CV. Packaging House Gapoktan Cinta Damai Jl. MR. Mohammad Yamin, No. 177, Kab. Polman, Sulawesi Barat 25 CV. Packaging House Poktan MPIG Tanjung Barat 26 CV. Packaging House Gapoktan Serumpun (Siti Kamalia, Spi) Kuala Tungkar Jambi Banjarbaru, Kalimantan Selatan Produksi/ thn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 166

182 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 27 CV. Packaging House Asosiasi Petani Kakao Kalimantan Selatan (Bobby Muttaqien) 28 CV. Packaging House Poktan Harapan Jaya (Herdiyan Perdana SP) 29 CV. Packaging House Annida Home Industry (Jannah) 30 CV. Packaging House Asosiasi Buah Naga (Naim Robi) 31 CV. Packaging House STA. Kaliorang Kutai Timur (Yunita Rachmawati) 32 PT. Bina Gloria Distannak Prov. Banten (Lim Elfiza) 33 PT. Bina Gloria PT. Makmur Alam Raya (Dra. Hj. Sri Suleha) 34 PT. Bina Gloria Asosiasi Agribisnis Cabe Indonesia (Musamin) 35 PT. Bina Gloria PT. Lingkar Bumi Lestari (Puji S. Zinsit) 36 Kharisma Farm Distannak Prov. Banten (Lim Elfiza) Nama Poktan/Gapoktan Alamat Jl. Kenanga No. 15 Banjarbaru Kalimantan Selatan ( ) Jl. Cahaya VII, No. 141, Banjarbaru, Kalsel Jl. Simpang Tangga Komp. Bumi Indah Lestari 4, No. 29 Rt. 38, Kayu Tangi Banjarmasin, Kalsel Jl. Sukarno Hatta KM. 50 Kalimantan Timur Jl. Selangkan RT.01 Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur Distannak Prov. Banten Kemanggisan - Jakarta Barat Jl. Sulabesi No. 9, Blitar Jl. Pasir Jaya 6 No. 2, Bandung, Jawa Barat Distannak Prov. Banten Poktan/Gapoktan Produksi/ thn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 167

183 Rekapitulasi MoU Tahun 2014 Temu Usaha PENAS No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 1 PT. Packaging House Koperasi Kiat Lestari (Dini Mardini) 2 PT. Packaging House Aspartan Agri Kampar Mandiri (Nur Asmi Budiyanto) 3 PT. Packaging House Gambir, Pinang, Jeruk, Gula aren Poktan Sehati (Dewi Karlina) 4 PT. Packaging House Keripik Ubi Poktan Mulya Tani (Abdul Azis) 5 PT. Packaging House Agribisnis Hasil Pertanian Aspartan Agri Kampar Mandiri (Nur Asmi Budiyanto) 6 PT. Packaging House Buncis Gapoktan Wargi Panggupay (Ulus Pirmawan) 7 PT. Packaging House Jeruk Pameelo Bali Sipade Cengiel (Sotowo) 8 PT. Packaging House Kacang Mete UD. Satria (Tukirno) 9 PT. Packaging House Kopi Robusta Pancerindo Agro Niaga (Edranand, S.Si) 10 PT. Packaging House Agribisnis Kopi Gapoktan Surian Permai (Endranovid, S.Si) 11 PT. Packaging House Gambir, Pinang, Jeruk, Gula aren Poktan Sehati (Dewi Karlina) 12 PT. Packaging House Makanan Khas Gapoktan Lestari (Muamorah) Nama Alamat Ds. Cipinang Rt. 02/13, Kec. Cimaung, Kab. Bandung, Jawa Barat Jl. Suka Karya No. 38 Rt. 02/01 Ds. Tarai Bangun, Riau Kapalo Bukik, Batu Puyung, Kec. LSN Sumatera Barat ( ) Bandusewu Rt. 2/ 2 Talun Blitar, Jawa Timur Jl. Suka Karya No. 38 Rt. 02/01 Ds. Tarai Bangun, Kampar, Riau ( ) Kp. Gandok Ds. Suntenjaya, Kec. Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat Jl. Poros Paugleg KM. 69 Kab. Pangkep - Sulawesi Selatan Ds. Doromelo, Kec. Manggalewa, Dompu, NTB ( ) Kab. Solok Provinsi Sumatera Barat ( ) Kab. Solok Provinsi Sumatera Barat Kapalo Bukik, Batu Puyung, Kec. LSN Sumatera Barat ( ) Banjaran, Bangsari Jepara, Jawa Tengah. ( ) Poktan/Gapoktan Produksi/ hn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 500 kg/tahun 500 Ha Lokal (Pasar Tradisional) 500 kg/bulan pengolah lokal 500 kg/tahun 500 Ha Lokal (Pasar Tradisional) 150 kg/hari 50 Ha lokal dan ekspor 10 ton/ musim (4 bulan) 6000 Ha lokal,luar provinsi (Jawa Timur) 6 ton/tahun pengolah lokal, luar provinsi (Bali, Jakarta) 150 kg/tahun 200 Ha Lokal 3 ton/tahun 100 Ha Lokal 15 Ha melalui pedagang pengumpul dlm daerah 50 kw/tahun 25 Ha Lokal (Semarang, Pati, Kudus) 168

184 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 13 PT. Packaging House VCO Kopra Poktan Virgin Coconut Oil (VCO) (Lusia Sampe Kanan) 14 PT. Packaging House Kopi Poktan Lumba Sena (Supratman) 15 PT. Packaging House Temu Kunci Kering KTNA Kab. Magelang (Agus Joko Triyono) 16 PT. Packaging House Aneka Kripik, Dodol Gapoktan Sidorahayu (Sulastri) 17 PT. Packaging House Mitra Usaha Tani (H. M. Saleh) 18 PT. Packaging House Madu Lebah Asli Poktan Empat Sehati Mandiri (Syahrul) 19 PT. Packaging House KTNA Kab. Muaraenim (Edward K) 20 PT. Packaging House Gaharu,Nilam,Pasak Bumi,Ginseng Poktan Berkah (Rasum Sumardi) 21 PT. Packaging House Koperasi Sumber Manik Abadi (M. Hadisiohaan) 22 PT. Packaging House Mete UD. Satria (Tukirno) 23 PT. Packaging House Poktan Sejahtera (T. Mardatillah) 24 PT. Packaging House Gapoktan Sri Rejeki (Sri Rejeki) Nama Alamat Jl. Yos Sudarso Mandala Blok/ LSM STA Lusia Biak, Papua. ( ) Desa Tambora Kec. Pekat Kab. Dompu, NTB ( ) Perum Depkes D8/20 Kramat Kota Magelang, Jawa Tengah. ( ) Tj. Senang Kec. Kotabumi Selatan, Lampung Utara Kab. Mamuju Utara, Sulawesi Barat. ( ) Komp. Aria Pinang I, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat Kec. Rambang Muaraenim, Sumatera Selatan. ( ) Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Jl. Lasinrang No.463, Kab. Pinrang, Sulawesi Selatan. ( ) Desa Doromelo Kec. Manggalewa, Dompu, NTB. ( ) Pidie Aceh, Aceh Karango, Depan Apotik Bantul, Malang 25 PT. Packaging House Alfridus Neonbasu Kab. Maka, NTT. ( ) 26 PT. Packaging House Poktan Muara Seri Muda (M. Yani) Poktan/Gapoktan Produksi/ hn/bln Aceh Tenggara, Aceh 1,5 ton/ha/ panen (6 bulan) Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 200 kg/panen 100 Ha Lokal, Luar Kabupaten kg/hari pengolah daerah sukabumi 3 ton/minggu 10 Ha Lokal (sekitar Kab. Pinrang) 6 ton/tahun pengolah lokal, luar provinsi (Bali, Jakarta) 1000 Ha Luar provinsi (Sulawesi Selatan, Sumut) 169

185 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 27 Poktan Sri Rejeki PT. Vitaher Temu Kunci, Kunyit (Helmi) 28 PT. Vitaher Temu Lawak dan Temu KWT Hidayah Kunci (Mardawiah) 29 PT. Vitaher Temu Kunci Gapoktan Margo Tani (Juwarno) 30 PT. Vitaher Temu Kunci Poktan Mitra Mandiri (M. Syahriza) Nama Alamat Lubuk Linggau, Sumatera Selatan ( ) Ds. Kedungrejo - Bantaran Kab. Probolinggo, Jawa Timur Ds. Bergas Kidul Rt.0504 Kec. Bergas, Semarang, Jawa Tengah Ds. Pelajaran Kec. Jarai, Kab. Lahat, Sumatera Selatan 31 Poktan Perawang Mitra PT. Vitaher Gaharu Jl. Raya KM. 17 Perawang, Kec (Ismail Ginting) Tulang, Kab Siak, Riau 32 PT. Vitaher Temu Kunci, Gaharu Poktan Tarai Bangun Jl. Suka Karya No.38 Mandiri RT.02/RW.01 Desa Tarai (Nur Asmi Budianto) Bangun 33 PT. Vitaher Klembak Kering Poktan Iktiar Kakao Kab. Aceh Tenggara, Aceh (Astuti, TS) 34 PT. Vitaher Temu Kunci dan Kunyit KWT. Ternak Hidayah Ds. Malei Kec. Pedongga Kab. (Mardawiah) Mamuju Utara 35 PT. Vitaher Temu Kunci Ismail Ginting Jl. Raya KM. 17 Perawang, Kec Tulang, Kab Siak, Riau 36 PT. Vitaher Klembak Kering KTNA Kab. Magelang Perum Depkes D8/20 Kramat (Agus Joko Triyono) Kota Magelangm, Jawa Tengah. ( ) 37 PT. Vitaher Temu Kunci Kelompok Wanita Tani Ds. Panandaan Kec. Ciwideng, Beti (Betty) Kab. Bandung, Jawa Barat 38 PT. Vitaher Temu Lawak Poktan Puurui Kab. Konawe, Sulawesi (M. Yunus) Tenggara 39 PT. Mahkota Dewa Gaharu Poktan Gaharu Tapanuli Utara, Sumut (Kaslene Sitompul) ( ) 40 PT. Mahkota Dewa Koperasi Karya Utama Sipatuhu Kec. Banding (Moh. Khodis,SP) Agungm, Kab Oku Seatan, Sumatera Selatan Poktan/Gapoktan Produksi/ hn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 10 Ha Lokal (Kab. Lubuk Linggau) 3 ton/minggu 20 Ha Lokal (lingkup kabupaten Probolinggo) 1,5 ton/panen (panen 1 kali 6 bulan) 50 Ha Lokal 1 ton/bulan 50 Ha ekspor ke singapura 3 ton/minggu 10 Ha lokal 100 Ha Lokal, luar kabupaten 1,5 ton/bulan 5 Ha masih lokal 170

186 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 41 PT. Mahkota Dewa Gapoktan Karya Bersama (H. Arifin) 42 PT. Mahkota Dewa Gaharu Gapoktan Tawamolewe (Sumarni) 43 PT. Mahkota Dewa CV. Kharisma Nusantara (Hany Sudarmijah) 44 PT. Mahkota Dewa Jahe dan Cabe Poktan Setio Rukun (M. Zuhdi Khoirun Naja) 45 PT. Surya Jaya Abadi Suplai Jerami Poktan Mase-Masea Perkasa (Jaenuddin) 46 PT. Surya Jaya Abadi Poktan Mulya Tani Perkasa (Abdul Azis) 47 PT. Surya Jaya Abadi Perkasa 48 PT. Surya Jaya Abadi Perkasa 49 PT. Surya Jaya Abadi Perkasa 50 PT. Surya Jaya Abadi Perkasa Suplai Jerami UD. Ijo (Sidik) Suplai Jerami Gapoktan Suka Makmur (Tuo Turhamun) Daging Sapi KWT. Ternak Hidayah (Mardawiah) Nama Alamat KWT. Ternak Hidayah (Mardawiah) 51 PT. Sang Hyang Seri Beras Gapoktan Maju Makmur (H. Akhmad Basuni) 52 PT. Sang Hyang Seri Kedelai CV. Usaha Bakti (H. Nurhamid) 53 PT. Sang Hyang Seri Jagung Pipil Gapoktan Makarti Jaya (Masyikur) 54 PT. Bumi Tangerang Mesindotama 55 PT. Bumi Tangerang Mesindotama Kakao KWT. Ternak Hidayah (Mardawiah) Kakao Gapoktan Sri Maju (Marzuki) Kab. Matra, Sulawesi Barat Kel. Ulunggolaka, Kec. Latambaga Kab. Kolaka, Sulawesi Tenggara Jl. Sunan Bromo No.7, Baja Kendal Bakulan, Bendosewu, Talun, Blitar, Jawa Timur Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara Bondosewu RT.2/2 Talun Blitar, Jawa Timur Desa Tanjung Sari Kec. Tersono Kab. Batang, Jawa Tengah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara Dusun Sambirejo Desa Moile Kec. Pedongga, Mamuju Utara, Sulawesi Barat Ds. Malei Kec. Pedongga Kab. Mamuju Utara, Sulawesi Barat Kab. Banjar Baru, Kalimantan Selatan Poktan/Gapoktan Produksi/ hn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan 2 ton/bulan lokal Jl. Angkasa Gg. Manggis No ton/bulan 50 Ha lokal Lilimori Kab. Mamuju Utara, Sulawesi Barat. ( ) Pasar Sementara Kec. Pedongga Kab. Mamuju 3 ton/minggu 10 Ha lokal, sekitar Utara, Sulawesi Barat kabupaten Kab. Aceh Utara, Aceh 5 ton/bulan 5 Ha lokal 171

187 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 56 PT. Bumi Tangerang Mesindotama 57 PT. Bumi Tangerang Mesindotama 58 PT. Bumi Tangerang Mesindotama 59 PT. Bumi Tangerang Mesindotama Kakao Gapoktan Mencapai Bahagia (Murni M) Temu Kunci Kelompok Wanita Tani Beti (Betty) Kakao KUB. Anuka Sasama (Burhan Ahmad) Kakao Gapoktan Ikhtiar (Astuti, TS) 60 PT. Hawailafarm Buncis, Brokoli Poktan Wargi Panggupay (Ulus Pirmawan) 61 PT. Agro Artha Abadi Jahe Poktan Mulya Tani (Abdul Azis) 62 PT. Agro Artha Abadi Jahe Gapoktan Setio Rukun (Khoirun Naja) 63 PT. Agro Artha Abadi Jeruk Nipis Poktan Sejahtera (T. Mardatillah) 64 PT. Mitra Tani Agro Unggul 65 PT. Mitra Tani Agro Unggul 66 PT. Mitra Tani Agro Unggul 67 PT. Mitra Tani Agro Unggul Jagung Pipil Gapktan Mandiri (Menik) Nama Alamat Poktan/Gapoktan Produksi/ hn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara Kab. Aceh Utara, Aceh 2 ton/bulan 8 Ha lokal, sekitar kabupaten Ds. Panandaan Kec. Ciwideng, Kab. Bandung, Jawa Barat Desa Bajo Kec. Botang Lomang 2 ton/bulan 5 Ha lokal,luar kabupaten Kab. Halsel, Maluku Utara Kab. Aceh Tenggara, Aceh 1 ton/bulan 3 Ha lokal Kp. Gandok Ds. Suntenjaya, Kec. Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. ( ) Bondosewu RT.2/2 Talun Blitar, Jawa Timur Bakulan, Bendosewu Rt. 2/2, Talun, Blitar, Jawa Timur. 150 kg/hari 50 Ha lokal dan ekspor 30 ton 50 Ha lokal 30 ton 50 Ha lokal Aceh Besar Provinsi Aceh 15 ton 20 Ha lokal Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara Gula Kelapa dan Jagung Sannai K Ds. Pacaramengan Kec. Ujungloe Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan Jagung Gapoktan Madugong Potumoyo (Sartono T) Jagung dan Jeruk Nipis Poktan Langit Biru (Sarwo Darma) Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah 172

188 Rekapitulasi MoU Tahun 2014 Temu Usaha Surabaya Expo No Nama Perusahaan Mitra Komoditas Nama Alamat 1 PT. Vitaher Temu Kunci Gapoktan Mekar Jaya Perum Depkes D8/20 Kramat Magelang - Jateng 2 CV. Packaging House Kemasan Gapoktan Mekar Jaya Perum Depkes D8/20 Kramat Magelang - Jateng 3 PT. Bumi Tangerang Mesindotama 4 PT. Vitaher Temu Kunci dan Temu Lawak 5 PT. Vitaher Temu Lawak, Temu Giring, Kunyit) Kakao Gapoktan Mekar Jaya Perum Depkes D8/20 Kramat Magelang - Jateng Gapoktan Giri Agro Sejahtera Jl. Raya Solo - Pacitan RT.02/RW.01 Ngebrak Lor Giriwoyo, Wonogiri - Jateng Poktan Makmur Jl. Gondang Timur V, RT.3 RW. 1 Kel. Kramas Kec. Tembalang, Semarang - Jateng 6 PT. Vitaher Temu Lawak, Temu Kunci Poktan Karyawan Manggen RT.02 RW.04 Rambu No. 04 Gosari, Boyolali, Jateng 7 PT. Vitaher Bahan Baku Jamu/ Multi Lestari Jl. Jati Raya A3 Banyumanik, Simplisia Semarang 8 PT. Carrefour Daging PD. Rumah otong Hewan Bratang Perintis 2/5 Surabaya Poktan/Gapoktan Produksi/ thn/bln 9 CV. Syafridafood Mente Gelondongan Cahaya Abadi Desa Beringin, Sumenep, Madura 10 CV. Syafridafood Mente Gelondongan Taruna Tani Desa Temberu Barat, Sumenep, Madura 11 CV. Packaging House Kemasan Mulyorejo Jl. Raya Lingkungan, Prigen, Pasuruan, Jatim 12 PT. Hawilafarm Tomat beef, Tomar Cherry, Pabrika) Gapoktan Sidorejo 2 Wonosari Barat No. 7 Pasuruan, Jawa Timur 13 PT. Hawilafarm Cabe Merah Kering KSU Podo Agung Desa Balen RT. 6 RW. 1 Bojonegoro, Jatim Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 173

189 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas Nama Alamat 14 PT. Heinz ABC Cabe Merah Besar KSU Podo Agung Desa Balen RT. 6 RW. 1 Bojonegoro, Jatim 15 PT. Hawilafarm Cabe Merah Kering Koperasi Hortikultura Lestari 16 PT. Heinz ABC Cabe merah besar dan cab rawit putih 17 PT. Carreour Surabaya Opak Pisang dan keripik pisang 8 rasa Koperasi Hortikultura Lestari Jl. Pahlawan 189 Wuluhan, Jember, Jatim Jl. Pahlawan 189 Wuluhan, Jember, Jatim Poktan Mekarsari Pondok Jati C-04 Sidoarjo, Jatim 18 PT. Hawilafarm Cabe Merah Kering Agro Best Work Jl. Raya Jalmak 88 Pamekasan, Jatim 19 PT. Agri Farm Tomat dan Paprika Poktan Mashuda Desa Tutur Kec. Tutur, Malang, Jatim 20 CV. Packaging House Kemasan MPIG Kopi Gianyar Jl. Raya Sekarbumi 99 Ds. Kerta Payangan, Gianyar - Bali 21 CV. Dukuh Lestari Wine Salak Bali Sekar Bumi Farm & Florist 22 PT. Krisan Potong Mawar Bunga Potong Sekar Bumi Farm & Florist 23 CV. Multi Lestari Produk Herbal Sekar Bumi Farm & Florist Jl. Raya Sekarbumi 99 Ds. Kerta Payangan, Gianyar - Bali Jl. Raya Sekarbumi 99 Ds. Kerta Payangan, Gianyar - Bali Jl. Raya Sekarbumi 99 Ds. Kerta Payangan, Gianyar - Bali 24 CV. Multi Lestari Jahe gajah Hare Jaya Agro Br. Semanik, Pelaga, Badung, Bali 25 CV. Packaging House Kopi Robusta Poktan Batur Pendem Tabanan, Bali 26 CV. Packaging House Kopi Arabika MPIG Kopi Kintamani Desa Catur, Kintamani, Bangli, Bali 27 PT. Kharisma Manunggal Buah Yayasan Kalla Jl. Sam Ratulangi No.8 Makasar Jati 28 PT. Mitra Tani Agro Unggul 29 PT. Hawilafarm Buah Naga, Nanas, Srikaya Jahe Yayasan Kalla Jl. Sam Ratulangi No.8 Makasar Asosiasi Petani Buah Naga Samboja Passer - Kaltim Jl. Sukarno Hatta, Bukit Samboja, Kalimantan Timur Poktan/Gapoktan Produksi/ thn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 174

190 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 30 PT. Carrefour Surabaya Buah Naga, Nanas, Srikaya 31 CV. Packaging House Buah Naga, Nanas, Srikaya Nama Alamat Asosiasi Petani Buah Naga Samboja Passer - Kaltim Asosiasi Petani Buah Naga Samboja Passer - Kaltim Jl. Sukarno Hatta, Bukit Samboja, Kalimantan Timur Jl. Sukarno Hatta, Bukit Samboja, Kalimantan Timur 32 CV. Anugerah Tani Pisang STA Kaliurang Jl. Kaliurang Kutai Timur, Kalimantan Timur Poktan/Gapoktan Produksi/ thn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 175

191 Rekapitulasi MoU Tahun 2014 Temu Usaha FESTIVAL KOPI BALI No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 1 Korin Daechung Co Ltd Suitw 304, Miliana Ga rak Dong Song Pa Ku,Seoul, Korea 2 Haggag Company Eggypt 3 Haggag Company Eggypt 4 Haggag Company Eggypt 5 Korin Daechung Co Ltd Suitw 304, Miliana Ga rak Dong Song Pa Ku,Seoul, Korea 6 Sun Rise Company Eggypt 7 Korin Daechung Co Ltd Suitw 304, Miliana Ga rak Dong Song Pa Ku,Seoul, Korea 8 PT. Sandai-Kopi Caffee & Flabird 9 Sun Rise Company Eggypt 10 Sun Rise Company Eggypt 11 Haggag Company Eggypt 12 CV. JMJ Global Winpex Jl. Raya Margomulyo No.46 BlokB-62 Surabaya Kopi Asosiasi Petani Kopi Linting Nama Alamat Medan, Sumatera Utara Kopi PTPN XII Jl. Indrapura No.33A Surabaya Kopi Kelompok Wana Tani Desa Sembalun, Lombok Utara, NTB Kopi Asosiasi Kopi Robusta Pupuan, Tabanan, Bali Pupuan Kopi Kopi Kintamani Kintamani, Bali Kopi PT. Indokom Citra Persada Lampung Kopi Kopi Kintamani Kintamani, Bali Kopi Asosiasi Petani Kopi Linting Medan, Sumatera Utara Kopi PTPN XII Jl. Indrapura No.33A Surabaya Kopi Kopi B36 Kintamani Kintamani, Bali Kopi PT. Indokom Citra Persada Kopi Koperasi MPIG Kintamani Bali Lampung Desa Belantih, Kintamani, Bangli, Bali Poktan/Gapoktan Produksi/ thn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 176

192 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 13 PT. BUMI Jl. R.P Soeroto No.9 Menteng, Jakarta 14 Inkopi & Kopi Kamu Jakarta 15 Inkopi & Kopi Kamu Jakarta 16 CV. JMJ Global Winpex Jl. Raya Margomulyo No.46 BlokB-62 Surabaya 17 Inkopi & Kopi Kamu Jakarta 18 Inkopi & Kopi Kamu Jakarta 19 CV. JMJ Global Winpex Jl. Raya Margomulyo No.46 BlokB-62 Surabaya Nama Alamat Kopi PTPN XII Jl. Indrapura No.33A Surabaya Kopi Kelompok Wana Tani Sajang, Sembalun, NTB Kopi Koperasi MPIG Kintamani Bali Kopi Kopi B36 Kintamani Kintamani, Bali Desa Belantih, Kintamani, Bangli, Bali Kopi Asosiasi Petani Kopi Medan, Sumatera Utara Linting Kopi Alwi Moerad Kopi Taliwang, Lombok, NTB Kopi Rokam Bangkit II Desa Punik Tepal Kec. Batu Lanteh, Sumbawa, NTB Poktan/Gapoktan Produksi/ thn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 177

193 Rekapitulasi MoU Tahun 2014 Eks. Rumah Sakit Pasar Minggu Poktan/Gapoktan No Nama Perusahaan Mitra Komoditas Nama Alamat Produksi/ thn/bln 1 PT. Mitra Tani Agro Unggul Kacang Hijau Poktan Tompobalang (Mansyur) 2 PT. Transretail Indonesia Kacang Hijau STA Sari Buah Tabanan (I wayan Sarma) 3 CV. Arafa Tea The Gapoktan Patera (Rukmana Kelana S) 4 CV. Helvindo Rahayu Salak Organik Asosiasi Petani Salak 5 PT. Mitra Tani Agro Unggul Organik Sleman Prima Sembada (Muh. Iskandar, S.Ag) Kacang Hijau Gapoktan Prima Tunggal (Uja) Dsn Tompobalang Desa Moncobalang Kec. Barombang - Gowa Jl. Bangsing Padangan No.11 Desa Padangan Kec. Pupuan - Tabanan Desa Cibodas Kec. Pasir Jambu - Bandung Jl. Magelang KM. 18 Kab. Sleman - DIY Desa Gintungranjeng Kec. Ciwaringin Kab. Cirebon Rekapitulasi MoU Tahun 2014 Cocoday Makasar Poktan/Gapoktan No Nama Perusahaan Mitra Komoditas Nama Alamat Produksi/ thn/bln 1 Yayasan Kalla - PT. Kalla kakao Industri 2 PT. Bumi Tangerang Mesindotama Kakao LEM Sejahtera Kendarai - Sulawesi Tenggara Kakao Gapoktan Lilirawang Kec. Bengo Kab. Bone - Sulawesi Selatan Luas Lahan Poktan/Gapoktan Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara Pasar Sementara 178

194 Rekapitulasi MoU Tahun 2014 Temu Usaha Batam Expo No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 1 CV. Packaging House Kemasan dan Pemasaran CV (Andris Wijaya) 2 CV. Packaging House Mangga dan Gula STA Manik Mekar Nadi (I Gusti Ngurah Alit) 3 Olahan Kentang dan Susu UKM Himmah Mulia (Anwar Sanusi) 4 Olahan Tepung Sagu Kelompok Mustika Nur (Andi Mustifa) 5 Kopi Poktan Marga Mulya (Moch Aleh S) 6 Pemasaran Ayam Kelompok Citra Lestari 7 Produk Kripik Nangka dan Pisang Nama Alamat (Bambang Krista) Aspehorti Lampung (Muhadi) 8 Kopi Kelompok Pelaku Usaha Kirana (M. 9 Jahe, Kunyit Putih,Temu Lawak, Kencir Instant, Kue Khas Betawi dari Jalijo 10 Pemasaran dan Kemasan Produk Pertanian, Perikanan dan Peternakan Subhan) Aspphorti DKI Jakarta (Arief Hidayat) UD. Cendana Food (Jeranah) 11 Kemasan dan Pemasaran Gapoktan Cigasong Cilawu Garut (Asep Wahyudin) Jl. Raya Semarang No.52 Kec. Semarang, Jawa barat Besakih, Karang Asem, Bali Pengalengan, Bandung, Jawa Barat Jl. Ir. Sukarno, Kendari, Sulawesi Tenggara Pengalengan, Bandung, Jawa Barat Bekasi, Jawa Barat Jl. Raya Natar - Lampung Jl. Kombes H. Umar 04 Pagar Alam, Sumatera Selatan Jl. Matraman Dalam III RT 12/07 No.29 Jakarta Pusat Jl. Cendana No. 40 Palu, Sulawesi Tengah Garut, Jawa Barat Poktan/Gapoktan Produksi/ thn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 179

195 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 12 Jambu Mente Gapoktan Samaendre (Arif R) 13 Pemasaran Produk Hasil Pertanian Nama Alamat CV. Rumah Bungkus Radja Isha (Dewi Rahmayanti) 14 Gula Kelapa (Gula Semut) CV. Menoreh Politan (Suparyono) 15 CV. Syafridafood Carica UD. Afifah (Lilatin Afifah 16 Tiwul UD. Mari (Siti Maryam) 17 Olahan Susu UKM Himmah Mulia (Anwar Sanusi) 18 Gula Kelapa (Gula Semut) CV. Menoreh Politan (Suparyono) 19 Mente STA Manik Mekar Nadi (I Gusti Ngurah Alit) 20 PT. BUMI Gula Merah Saka Poktan Guguak Pili (Syamsul Bahril) 21 Kopi Gapoktan Kopi Arjuna (Kurnia DM) 22 Liberika Tungkal Komposit MPIG Liberika Tungkal Jambi (H. Lamsur) 23 PT. Transretail Indonesia (Carrefour Batam) Bawang Goreng, Kacang Disco, Abon Sapi, Abon Ikan, Abon Ayam UD. Cendana Food (Jeranah S) 24 Gula Merah dari Tebu Poktan Guguak Pili (Syamsul Bahril) 25 Makanan Ringan (Snack) Aspehorti Lampung (Muhadi) Kendari, Sulawesi Tenggara Ruko Pelangi Blok C No.5 Botani Batam Center, Batam, Kepri Kalibuko II, Kalirejo, Kulonprogo, DIY Kalibeber 03/10 Rogotengah, Wonosobo, Jateng Pasunten RT. 03/02 Lipursari, Leksono, Wonosobo, Jateng Pengalengan, Bandung, Jawa Barat Kalibuko II, Kalirejo, Kulonprogo, DIY Ds. Dalak Besakih Kendang, karangasem, Bali Bukit Batabuah, Kab. Agam, Sumatera Barat Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat Kuala Tangkal, Jambi Jl. Cendana No. 40 Palu, Sulawesi Tengah Bukit Batabuah, Kab. Agam, Sumatera Barat Jl. Raya Natar - Lampung Poktan/Gapoktan Produksi/ thn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 180

196 No Nama Perusahaan Mitra Komoditas 26 PT. Krisalis Kopi Poktan Guguak Pili (Syamsul Bahril) 27 Coklat ABBA Cokelat (Bobby Muttaqien) 28 Tiwul UD. Mari (Siti Maryam) 29 Kopi MPIG Kopi Kintamani (I Ketut Jati) 30 Rosatom Pte. Ltd Kopi Gapoktan Kopi Arjuna (Kurnia DM) 31 PT. Arafa Tea The Gapoktan Cigasong Cilawu Garut (Asep Wahyudin) Nama Alamat Bukit Batabuah, Kab. Agam, Sumatera Barat Jl. Kenanga No.15 Banjarbaru, Kalsel Pasunten RT. 03/02 Lipursari, Leksono, Wonosobo, Jateng Desa Catur, Kintamani, Bali Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat Cilawu, Garut, Jawa Barat Poktan/Gapoktan Produksi/ thn/bln Luas Lahan Poktan/Gapoktan Pasar Sementara 181

197 Lampiran 11. Lokasi Pasar Tani Tahun Anggaran 2014 No Provinsi Kabupaten/Kota 1 Aceh Aceh Selatan 2 Sumatera Utara Kota Pematang Siantar 3 Jambi Kerinci 4 Jambi Tebo 5 Sumatera Selatan Musi Rawas 6 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir 7 Sumatera Selatan Kota Palembang 8 Jawa Barat Kota Bogor 9 Jawa Barat Kota Sukabumi 10 Jawa Tengah Kota Surakarta 11 DI Yogyakarta Gunung Kidul 12 Jawa Timur Ponorogo 13 Sulawesi Utara Minahasa 14 Sulawesi Utara Kota Manado 15 Sulawesi Utara Kota Tomohon 16 Sulawesi Tengah Kab. Banggai 17 Sulawesi Tengah Kota Palu 18 Sulawesi Selatan Kab. Barru 19 Sulawesi Selatan Kota Makassar 20 NTB Dompu 21 NTT Ende 22 Papua Jayapura 23 Papua Kota Jayapura 24 Papua Yalimo 25 Bangka Belitung Kota Pangkal Pinang 26 Bangka Belitung Bangka Barat 27 Papua Barat Manokwari 182

198 Lampiran 12. Daftar Lokasi Kegiatan Pemantauan dan Stabilisasi Harga NO LOKASI KEGIATAN 1 Dinas TPH Sumatera Utara 2 Dinas TPH DKI 3 Dinas TPH Jawa Barat 4 Dinas TPH Jawa Tengah 5 Dinas TPH DIY 6 Dinas TPH Jawa Timur 7 Dinas TPH Sulawesi Selatan 8 Dinas TPH Bali 9 Dinas TPH Banten 10 Dinas TPH KEPRI 11 Distan Prov. Aceh 12 Distan Prov. Sumatera Utara (2 lokasi) 13 Distan Prov. Sumatera Barat 14 Distan Prov. Sumatera Selatan 15 Distan Prov. Lampung 16 Distan Prov. Jawa Barat 17 Distan Prov. Jawa Tengah 18 Distan Prov. Jawa Timur 19 Distan Prov. NTB 20 Distan Prov. Kalimantan Selatan 21 Distan Prov. Sulawesi Selatan 22 Disnak Prov. Jawa Barat 23 Disbun Prov. Aceh 24 Disbun Prov. Sumatera Utara 25 Disbun Prov. Sumatera Barat 26 Disbun Prov. Riau (2 lokasi ) 27 Disbun Prov. Jambi (2 lokasi) 28 Disbun Prov. Sumatera Selatan (2 lokasi) 29 Disbun Prov. Bengkulu 30 Disbun Prov. Lampung 31 Disbun Prov. Kalimantan Barat 32 Disbun Prov. Kalimantan Tengah 33 Disbun Prov. Kalimantan Timur 34 Disbun Prov. Kalimantan Selatan 35 Disbun Prov. Sulawesi Tengah 36 Disbun Prov. Sulawesi Selatan 37 Disbun Prov. Sulawesi Barat 38 Disbun Prov. Papua 39 Disbun Prov. Papua Barat 40 Disbun Prov. Banten Pemantauan Pasar dan Harga komoditas strategis Pembinaan dan Pengawalan Stabilisasi Harga 183

199 NO LOKASI KEGIATAN 41 Distan SUMSEL 42 Distan KALSEL 43 Distan SULSEL 44 Distan JATENG 45 Distan JATIM 46 Distan JABAR 47 Distan Prov. Jawa Barat 3 lokasi (Propinsi, Cianjur dan Karawang) 48 Distan Prov. Jawa Tengah 2 lokasi (propinsi dan Magelang) 49 Distan Prov. DIY 2 lokasi(propinsi dan Bantul) Pembinaan Pemasaran Beras Berlabel Ket : terdapat 7 propinsi yang melakukan pemantauan harga di 2 atau 3 lokasi. 184

200 Lampiran 13. Rincian Realisasi Data Kinerja Direktorat Pemasaran Internasional Tahun 2014 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 1 Analisa data dan informasi untuk penyusunan posisi Indonesia dalam forum perundingan bilateral, regional, dan multilateral serta forum komoditi strategis 1. Penyusunan Posisi Delri dan Forum Kerjasama Perdagangan IGG-FAO/UNCTAD dan BIMP-EAGA/IMT-GT (1) 1. Point penting posisi Delri yang akan disampaikan pada sidang dimaksud adalah :. a. Kerjasama pengembangan komoditi kelapa olahan terutama untuk pengembangan sabut kelapa b. Kerjasama pengembangan padi hibrida yang dilakukan oleh PT. Sang Hyang Seri (Indonesia) dan PT. Asian Hybrid Seeds (Filipina) c. Kemungkinan pengembangan jagung hibrida di wilayah Sulawesi 2. Penyusunan Posisi Delri dan Forum Kerjasama Perdagangan IGG-FAO/UNCTAD dan BIMP-EAGA/IMT-GT(2) 2. Point penting posisi Delri yang akan disampaikan pada sidang dimaksud adalah : a. Kerjasama pengembangan pusat pengembang biakan sapi dan produk olahannya b. Kerjasama pengembangan industri olahan ikan di Sumatera Barat c. Kemungkinan kerjasama pelatihan penyuluhan petani di Thailand 3. Kajian Market Intelligence Bunga Krisan dan Anggrek di Jepang 3. Isi inti kajian adalah : a. Telah dihasilkan analisa SWOT dan CMS krisan dan anggrek di Jepang. b. Hambatan pasar krisan dan anggrek di Jepang antara lain : standar mutu yang tinggi, harga pasar belum bersifat premium, biaya transportasi dan distribusi yang tinggi c. Peluang pasar krisan dan anggrek di Jepang antara lain adalah : pangsa pasar cukup besar, permintaan datang dari pasar tradisional sehingga lebih mudah diakses oleh eksportir 185

201 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 4. Kajian Market Intelligence Mangga dan Manggis di Uni Emirat Arab 4. Isi inti kajian adalah : a. Telah dihasilkan analisa SWOT dan CMS mangga dan manggis di Uni Emirat Arab b. Hambatan pasar mangga dan manggis di UEA antara lain : persaingan pasar yang ketat, harga pasar bersaing, biaya transportasi dan distribusi yang tinggi c. Peluang pasar krisan dan anggrek di Jepang antara lain adalah : pangsa pasar besar, permintaan datang secara kontinyu, UEA dapat difungsikan sebagai pusat distribusi mangga dan manggis ke kawasan Timur Tengah 5. Sosialisasi Hasil Kajian Market Intelligence 5. Inti hasil sosialisasi adalah : a. Tersosialisasikannya hasil kajian Market Intelligence untuk kakao, pala, manggis, mangga, pisang di Hongkong dan Italia; b. Teridentifikasikannya beberapa rekomendasi dari para pemangku kepentingan yaitu mengenai: tersedianya produk olahan komoditi-komoditi tersebut yang variatif dan dapat direkomendasikan kepada pasar Hong Kong dan Italia, perlunya pengembangan akses pasar yang lebih agresif dan inovatif di kedua negara tersebut, dan perlunya pengembangan industri pengolahan di Indonesia guna menunjang ekspor komoditi kakao, manggis, pala, mangga dan pisang 6. Penyusunan Posisi Delri Kerjasama Perdagangan Produk Pertanian Dalam Forum Bilateral (Indonesia Selandia Baru) 6. Terkait dengan Export Facilitation for Indonesian agricultural products, dengan Selandia Baru adalah Pembukaan akses pasar buah tropis manggis, salak dan mangga. 7. Penyusunan Posisi Delri Kerjasama Perdagangan Produk Pertanian Dalam Forum Bilateral (Indonesia Uni Eropa ) 7. Pada Pertemuan Sidang WGTI ke-6 Indonesia Uni Eropa, issue terpenting yang dihadapi adalah : a. Penerapan Bea Masuk Anti Dumping terhadap produk Indonesia : Biodiesel, Fatty Alcohol and Their Blend b. Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) terkait dengan isu penebangan liar, polusi dan kebakaran hutan 186

202 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 8. Penyusunan Posisi Delri Kerjasama Perdagangan Produk Pertanian Dalam Forum Bilateral (Indonesia Amerika Serikat) 8. Pada Indonesia-US Trade and Investment Framework Agreement-Trade Investment Council (TIFA-TIC) maka isu dan kepentingan Indonesia, bahwa biodiesel dan renewable diesel harus memenuhi penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 20% dan renewable diesel dari minyak sawit GRK sebesar 17% dan 11% 9. Penyusunan Posisi Delri Kerjasama Perdagangan Produk Pertanian Dalam Forum Bilateral (Indonesia Singapura) 9. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam action plan AWG adalah : a. Training petani dan petugas oleh AVA di Singapura b. Kegiatan promosi di Singapura (NTUC Fair Price, Giant Singapura) c. Pemetaan rantai buah dan sayur untuk ekspor ke Singapura d. Ekspor perdana pisang mas kirana dari Subang ke Singapura tgl 6 Desember Penyusunan Posisi Delri Kerjasama Perdagangan Produk Pertanian Dalam Forum Bilateral (Hambatan Ekspor) 10. Hambatan dan Akses Pasar Produk Hortikultura dan Tanaman Pangan yaitu : a. Komoditas manggis ke Selandia Baru (adanya serangga) dan ke China (uji logam berat / cadmium) b. Penetapan Produk Cassava Chip asal Indonesia yang dikirim ke Australia mengandung hydrocyanic acid (HCN) c. Peluang pisang Mas Kirana ke China Hambatan dan Akses Pasar Produk Perkebunan dan Peternakan yaitu: a. Hambatan ekspor pala Indonesia di Uni Eropa sejak tahun 2009 hingga 2013 terdapat kasus kandungan aflatoksin b. Ekspor pakan ternak Indonesia ke China, penghentian sementara terkait registrasi perusahaan yang melakukan ekspor Feed ke China c. MoU Protokol ekspor burung wallet ke China harus memenuhi SOP seperti perlunya pengawasan dan pengontrolan, penetapan standar, serta bimbingan teknologi d. Kopi Luwak terkait animal welfare 187

203 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 11. Penyusunan Posisi Delri Kerjasama Perdagangan Produk Pertanian Dalam Forum Bilateral (Indonesia Singapura) Persiapan Task Force - AWG 11. Persiapan Task Force ke-11 dan AWG ke-9 kerjasama Bilateral Indonesia-Singapura adalah : Ekspor pisang mas kirana pada pameran FHA 2014 banyak konsumen dan importir di Singapura yang berminat untuk membeli tetapi masih terkendala harga yang belum bisa bersaing. 12. Penyusunan Posisi Delri Kerjasama Perdagangan Produk Pertanian Dalam Forum Bilateral (Indonesia Turki PTA) 12. Pada kerjasama Indonesia Turki adanya usulan pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA), melihat ekspor kelapa sawit merupakan penyumbang terbesar lebih dari 50%, kemungkinan untuk penurunan bea masuk mengantisipasi adanya FTA Turki-Malaysia untuk ekspor CPO yang dikenakan dari 31,2% turun menjadi 20%. 13. Penyusunan Posisi Delri Kerjasama Perdagangan Produk Pertanian Dalam Forum Bilateral Penyusunan (Indonesia Korea Selatan WLTF) 13. Kerjasama Indonesia Korsel pada Working Level Task Force on Economic Cooperation ke-5, adanya dua proyek di Kementan dengan Pemerintah Korsel adalah : a. Pilot Project on Mechanized Rice Farming Complex in Indonesia pada mekanisasi pertanian padi di Kab. Banjarnegara b. Agro- Based Multi Industry Cluster Project merupakan proyek pembangunan kawasan pertanian terpadu mulai dari hilir sampai hulu (padi, jagung, ubi atau tebu) 14. Strategi dan Penyiasatan Posisi Indonesia ASEAN FTA dan ASEAN Mitra Dialog 14. Tersusunnya rumusan posisi DELRI dalam Forum ASEAN FTA dan ASEAN MD, yang point pentingnya adalah : a. Tersusunnya justifikasi waiver , dimana Indonesia wajib menyampaikannya kepada negara anggota ASEAN dengan menunjukkan data importasi, rencana produksi serta realisasi produk untuk komoditi beras dan gula sampai tahun 2015 b. Tersusunnya posisi Indonesia atas 2 pos tarif binaan Kementan yang dipermasalahkan dalam forum kerjasama AANZ FTA dengan diterbitkannya PMK no. 208/PMK.011/2013 tentang Penerapan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor dalam rangka ASEAN Australia New Zealand Free Trade Area (AANZ FTA) 188

204 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil c. Tersusunnya posisi Indonesia dalam menghadapi Bilateral Consultative Meeting di Thailand, khususnya terkait dengan berbagai issue mengenai industri gula di kedua negara (produksi, konsumsi, harga internasional dan perdagangan). 15. Konsolidasi posisi Indonesia dalam Forum RCEP (1) 15. Tersusunnya posisi sektor pertanian Indonesia dalam Forum RCEP (1) yang point pentingnya adalah : a. Tersusunnya draft modalitas sektor pertanian untuk forum RCEP b. Tersusunnya offer list sektor pertanian untuk perundingan RCEP 16. Konsolidasi posisi Indonesia dalam Forum RCEP (2) 16. Tersusunnya posisi sektor pertanian Indonesia dalam Forum RCEP yang point pentingnya adalah : a. Tersusunnya usulan untuk revitalisasi tarif MFN yang disesuaikan dengan MFN Bound Rate Schedule XXI - WTO b. Tersusunnya usulan strategi buying time dalam menghadapi perundingan RCEP 17. Konsolidasi dan Koordinasi Sektor Pertanian menghadapi AEC 2015 (1) 17. Terumuskannya posisi sektor pertanian Indonesia untuk menghadapi AEC yang point pentingnya adalah : Tersusunnya masukan dalam pengambilan kebijakan pertanian terutama dalam pengembangan pengolahan dan pemasaran yang mendukung pembangunan pertanian nasional, antara lain : peningkatan efisiensi pemasaran dan promosi, serta mendukung pengembangan GAPOKTAN maupun cluster industry pengolahan. 18. Konsolidasi dan Koordinasi Sektor Pertanian menghadapi AEC 2015 (2) 18. Terumuskannya posisi sektor pertanian Indonesia untuk menghadapi AEC yang point pentingnya adalah : a. Teridentifikasinya masalah-masalah yang dihadapi propinsi Sulawesi Selatan dalam usaha peningkatan daya saing produk pertanian. 189

205 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil b. Tersusunnya Rencana Aksi (Renaksi) yang memuat elemenelemen kegiatan yang memerlukan akselerasi penanganannya dalam menghadapi AEC Strategi dan Penyiasatan posisi Indonesia dalam Forum Kerjasama Multilateral (1) Tindak lanjut KTM ke-9 WTO-Bali dan Rencana Aksi 2014 UKP4 Dalam Rangka Pengembangan Ekspor Indonesia 19. Tersusunnya bahan rumusan posisi DELRI bidang pertanian di forum multilateral (WTO) berupa Tindak Lanjut Paket Bali Bidang Pertanian WTO sekaligus menjadi bagian Renaksi UKP4, point pentingnya adalah : a. Untuk General Services (GS), perlunya memanfaatkan secara maksimal peluang dalam membuat sejumlah kebijakan yang tercakup dalam GS, yaitu: Land Rehabilitation; Soil Conservation and Resource Management; dan Drought Management and Flood Control, dan selanjutnya melakukan notifikasi ke Sekretariat WTO. b. Public Stockholding for Food Security Purposes (PSH-FS) Saat ini, rata-rata PSH-FS Indonesia berkisar 5,6 %. Meskipun saat ini rata-rata PSH-FS Indonesia tidak melebihi batas de-minimis, Indonesia dan negara-negara anggota WTO lainnya memiliki peluang untuk memanfaatkan penerapan PSH-FS melebihi batas deminimis, yaitu 10 % dari total nilai produksi komoditi terkait. Dalam rangka PSh-FS, Permanent Solution yang rencana diusulkan adalah: (1) Peningkatan de-minimis hingga 15% dari nilai produksi komoditi terkait; (2) Rebasing Fixed External Reference Price, dengan melakukan perubahan periode waktu dari menjadi 3 tahun terakhir, dan mempertimbangkan dampak inflasi; dan (3) Interpretasi Procured Quantity sebagai Eligible Production. Memanfaatkan peluang dalam fleksibilitas pemberian subsidi selama masa peace clause. Kompilasi data untuk keperluan notifikasi Domestic Support 190

206 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil Kompilasi data untuk keperluan General Information dan Statistical Appendix (Annex PSH FS) c. Subsidi Ekspor Paket Bali menghasilkan komitmen positif untuk mengurangi tersebut, subsidi ekspor, dengan kesepakatan diharapkan produk pertanian negara berkembang termasuk Indonesia dapat lebih kompetitif. Perlu dicermati sejauh mana pelaksanaan komitmen tersebut oleh para members sehingga Indonesia dapat menentukan strategi dalam peningkatan ekspor produkproduk pertanian. d. Tarif Kuota Impor (TRQ) Peningkatan transparasi penerapan TRQ akan memberikan peluang peningkatan ekspor produk pertanian terutama produk-produk hortikultura. Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan ekspor produk-produk hortikultura mengingat potensi produksi hortikultura Indonesia yang cukup tinggi 20. Strategi dan Penyiasatan posisi Indonesia dalam Forum Kerjasama Multilateral: (2).Kebijakan Nasional Pada Sektor Pertanian Dalam Memanfaatkan Peace Clause KTM WTO Ke-9 (Dalam Rangka Mendukung Kegiatan Ekspor Produk Pertanian Indonesia). 20. Tersusunnya bahan rumusan posisi DELRI bidang pertanian di forum multilateral (WTO) berupa Kebijakan Nasional Pada Sektor Pertanian Dalam Memanfaatkan Peace Clause Hasil KTM WTO Ke-9, dengan poin penting, yaitu: a. Hasil perhitungan Market Price Support Indonesia untuk beras menunjukkan bahwa masih berada di bawah batas de minimis 10% (Negara berkembang) Perhitungan (MPS) Indonesia untuk beras dilakukan sesuai ketentuan AoA, yaitu: 1) menggunakan FERP yang didasarkan pada tahun dasar ; 2) Eligible Production adalah Government Procurement. Metode perhitungan mengikuti para. 8 Annex 3, AoA: Market Price Support shall be calculated using the gap 191

207 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil between a fixed external reference price and the applied administered price multiplied by the quantity of production eligible to receive the applied administered price. Dengan demikian, Market price support for a product = (administered price at the farm gate - fixed external reference price) x eligible production Where; Fixed external reference price = c.i.f. unit value for (Para. 9 Annex 3, AoA) Eligible production = quantity of production receiving the administered price. b. Meskipun masih di bawah ketentuan de-minimis, peace clause sebagai interim mechanism PSh FS tetap dibutuhkan oleh Indonesia karena persentase de-minimis Indonesia cenderung menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun (tahun 2010 sebesar 4,2%, dan pada tahun 2012 telah naik menjadi 7.9%). c. Pengajuan Peace Clause didasarkan pada trend peningkatan magnitude subsidi yang disebabkan oleh faktor inflasi dan currency. d. Mengusulkan agar selain beras, terdapat 6 (enam) produk pangan lainnya yang terkena inflasi (Daging, Gula, Jagung, Cabe Merah, Kedelai, Bawang Merah, Ayam) dapat diterapkan kebijakan subsidi berupa stabilisasi harga. e. Dalam rangka stabilisasi harga, perlu menotifikasikan Bulog untuk melakukan fungsi STE terhadap keenam produk pangan lainnya mengingat volatilitas harga yang tinggi terhadap produk-produk tersebut. Untuk itu, pemerintah perlu mengeluarkan regulasi yang mendukung fungsi Bulog tersebut. 192

208 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 21. Strategi dan Penyiasatan posisi Indonesia dalam Forum Kerjasama Multilateral: (3).Penyusunan Bahan Request And Offer Sebagai Tindak Lanjut KTM WTO Ke-9 Bali 21. Tersusunnya bahan rumusan posisi DELRI bidang pertanian di forum multilateral (WTO) berupa Penyusunan Bahan Request And Offer Sebagai Tindak Lanjut KTM WTO Ke-9 Bali, dengan poin penting, yaitu: a. Pembahasan isu Special Safeguard Mechanism (SSM) sebagai request Indonesia selaku anggota Kelompok 33 (G-33) pada forum perundingan pertanian WTO b. Pembahasan Kajian Usulan Interim Mechanism (mekanisme sementara) PSh-FS Menuju Permanent Solution sebagai perundingan WTO posisi offer Indonesia dalam 22. Strategi dan Penyiasatan posisi Indonesia dalam Forum Kerjasama Multilateral: (4).Penyiapan Pertanyaan dan Tanggapan Indonesia yang akan disampaikan pada Sidang Trade Policy Review (TPR) Taiwan, Hongkong, dan Amerika Serikat. 22. Tersusunnya bahan rumusan posisi DELRI bidang pertanian di forum multilateral (WTO) berupa Penyiapan Pertanyaan dan Tanggapan Indonesia yang akan disampaikan pada: Sidang Trade Policy Review (TPR) Taiwan, September 2014; Sidang TPR Hongkong Pada Tanggal November 2014; Sidang TPR Amerika Serikat Pada Tanggal Desember 2014, dengan poin pentingnya adalah menanggapi kebijakan pertanian dan perdagangan ketiga negara tersebut dengan mengajukan pertanyaan dan atau meminta penjelasan lebih lanjut. Untuk Taiwan, tanggapan dikaitkan dengan kebijakan mereka yang telah disampaikan dalam Laporan Sekretariat WTO (Secretariat Report) dan laporan yang dibuat oleh pemerintah negara tersebut (Government Report). Sedangkan untuk TPR Hong Kong dan AS, dokumen Secretariat Report dan Government Report belum ada sehingga tanggapan mengacu pada informasi yang diketahui saat ini terkait kebijakan kedua negara tersebut. 193

209 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 23. Strategi dan Penyiasatan posisi Indonesia dalam Forum Kerjasama Multilateral: (5) Pembahasan Program Kerja Dan Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Program Kerja Tim Satgas G-33 Sebagai Tindak Lanjut Paket Bali Bidang Pertanian Hasil Ktm Wto Ke-9 Bali 23. Tersusunnya strategi berupa Pembahasan Program Kerja Dan Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Program Kerja Tim Satgas G- 33 dalam rangka penyusunan rumusan posisi DELRI bidang pertanian di forum multilateral (WTO), dengan poin penting, yaitu: a. Kompilasi data dan Penyusunan Supporting Table Domestic Support (ST DS): 4 dan ST DS: 5; b. Penyusunan opsi rekomendasi permanent solution untuk Public Stockholding on Food Security Purposes; c. Penyusunan simulasi draft modalitas pertanian Rev.4 (isinya termasuk memuat Spesial Product (SP) dan Spesial Safeguard Mechanism (SSM); d. Pembuatan proposal perubahan draft modalitas pertanian Rev.4; e. Pengumpulan dan Penyusunan database 3 pilar pertanian (Domestic Support, Export Competition, Market Access); f. Pemanfaatan Komite Reguler di WTO untuk peningkatan akses pasar. Komite-komite tersebut antara lain Committe on Agriculture (CoA), Committe on Sanitary and Phytosanitary measures (SPS), Committe on Import Licensing (ILP), Working Party on State Trading Enterprises (STE), Committe on Safeguard, Committe on Subsidies and Countervailing Measures (SCM), Committe on Antidumping; dan Trade Negotiations Committee (TNC); g. Penyusunan list komoditas dan lembaga yang perlu dinotifikasikan dalam konteks Public Stockholding on Food Security Purposes dan STE; h. Penyusunan Jawaban Kuisioner Export Competition; i. Penyusunan jawaban terhadap pertanyaan Anggota WTO lainnya terkait dengan peraturan perdagangan produk pertanian Indonesia; j. Menyiapkan pemanfaatan Paket Bali Bidang Pertanian Hasil KTM WTO ke-9; k. FGD dengan mengundang wakil negara mitra dagang bidang pertanian. 194

210 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 24. Strategi dan Penyiasatan posisi Indonesia dalam Forum Kerjasama Multilateral (6) Penyusunan Bahan Request And Offer dalam Forum WTO Poin a dan b dilaksanakan pada bulan November 2014, dan akan dilanjutkan analisanya pada tahun Poin c hingga k akan dilaksanakan secara bertahap pada tahun Tersusunnya bahan rumusan posisi DELRI bidang pertanian di forum multilateral (WTO) berupa Penyusunan Bahan Request And Offer dalam Forum WTO, dengan poin penting, yaitu: a. Setelah melakukan pembahasan dan diskusi panjang, Tim Satgas G-33 menyepakati bahwa usulan rekomendasi untuk Public Stockholding (PSh) adalah: Produk pangan Indonesia yang diusulkan untuk memanfaatkan mekanisme Peace Clause adalah beras. Untuk Permanent Solution, beberapa produk pangan Indonesia yang rencana akan diajukan adalah: Kedelai, Jagung, Gula, Cabe Merah, Bawang Merah, Daging, dan Daging Ayam. Untuk hal ini, diperlukan analisa mendalam terhadap elemen traditional staple food crops, kesiapan Legal Aspect, Peranan BULOG, ketersediaan APBN dan Scientific Evidence, di samping memperhatikan perkembangan perundingan di WTO (Geneva) Kebijakan dan perlakuan subsidi untuk masing-masing produk tersebut berbeda-beda. Subsidi tidak hanya untuk stabilisasi harga konsumen tapi juga stabilisasi harga produsen. b. Perlu dukungan keberadaan dan peran institusi untuk melakukan fungsi State Trading Enterprises (STE) terhadap PSh-FS dan manajemen stok pangan. c. Perlu memantapkan kembali posisi Indonesia untuk Permanent Solution untuk PSh dengan melakukan kajian yang mendalam, termasuk membandingkan keberadaan PSh Indonesia dengan beberapa negara lain seperti India, China, dan Amerika Serikat. 195

211 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 25. Workshop Tindak Lanjut Paket Bali bidang Pertanian WTO 25. Poin pentingnya adalah: a. Terdesiminasinya Tindak Lanjut Paket Bali Bidang Pertanian Hasil KTM WTO ke-9 sebagaimana tersebut dalam poin 12 di atas; dan b. Diperolehnya masukan terhadap tindak lanjut tersebut, yang point pentingnya adalah: - Mendukung pemanfaatan General Services dan usulan adanya Permanent Solution - Perlunya strategi offensive yaitu pembukaan dan peningkatan akses pasar produk pertanian dan pengurangan hambatan non tarif dijadikan prioritas dan tujuan utama perundingan bidang pertanian; - Indonesia perlu memanfaatkan kebijakan trade defense instruments dan trade remedies yang tersedia dalam forum WTO; - Pemerintah Indonesia memerlukan suatu kebijakan dan program pemberdayaan petani, peningkatan produksi, produktifitas, dan daya saing produk pangan nasional. - Notifikasi BULOG perlu dilanjutkan ke WTO - Pemberian privilege yang belum ada pada importasi non beras perlu ditetapkan - Pemberian hak importasi yang lebih besar, dan penugasan importasi pangan oleh BULOG hendaknya bersifat permanen, tidak bersifat reaktif setelah terjadi instabilitas harga di pasar domestik. 26. Penyusunan Posisi Delri Dalam Forum Kerjasama Komoditi Bilateral (1) 26. Tersusunnya strategi dan bahan negosiasi untuk pertemuan kerjasama komoditi bilateral Indonesia-Malaysia yang point pentingnya adalah : a. Pada triwulan pertama (Januari Maret) direncanakan akan dilaksanakan Pertemuan Bilateral Indonesia Malaysia pada bulan Februari / Maret 2014 di Indonesia, dalam hal ini Pertemuan Tingkat Teknis (Sub Working Group) untuk menindaklanjuti hasil kesepakatan pertemuan sebelumnya di Kuala Lumpur, Malaysia pada bulan Agustus Pertemuan ini juga akan didahului oleh Pertemuan Kelompok 196

212 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil Kerja (Task Force) untuk membahas isu dan update terkini mengenai palm oil kedua Negara b. Diharapkan semua unit kerja dan instansi teknis terkait dapat secara kolektif seiring sejalan meng-counter semua kampanye negatif, dan yang tidak kalah penting adalah membuat statement kepada dunia internasional mengenai fakta sawit Indonesia, misalnya mempublikasikan penelitian ilmiah sawit terkait Gas Rumah Kaca, Sawit dan Kesehatan, dan lain-lain. c. Disampaikan juga isu-isu yang kini tengah menimpa kelapa sawit Indonesia dan turunannya, hal-hal yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia, serta paparan rencana aksi 2014 dan 2015 yang mencakup dan merangkul semua stakeholders sawit Indonesia, baik Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, serta Asosiasi seperti GAPKI, DMSI, APOLIN, GIMNI yang terkena dampak langsung dari kampanye negatif yang gencar dilakukan oleh industri asing. Adapun rencana yang akan direalisasikan dalam waktu dekat adalah Pertemuan Stakeholders Sawit Internasional dan Nasional, yang juga akan turut mengundang para Duta Besar dan/atau perwakilannya serta Asosiasi dari negara importir sawit Indonesia, untuk bertukar pikiran dan membuka wawasan dari perwakilan asing dimaksud terhadap perkembangan kelapa sawit Indonesia. Disamping itu juga disebutkan wacana untuk mengundang anggota parlemen, asosiasi, dan jurnalistik negara importir sawit untuk melakukan kunjungan lapang ke perkebunan kelapa sawit Indonesia untuk melihat secara langsung upayaupaya yang telah dilakukan Indonesia untuk menghasilkan kelapa sawit dan minyak sawit yang lestari (sustainability palm oil). d. Direktur Amerika Utara dan Tengah dari Kementerian Luar Negeri menyampaikan apresiasinya terhadap upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan oleh Kementerian Pertanian dan berharap upaya kampanye positif ini akan terus dilakukan oleh semua pihak yang terkait, secara terkoordinir tidak sendiri-sendiri, semata-mata demi mendapatkan atensi 197

213 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil yang lebih luas dari pemerintah negara yang disasar, dan untuk efisiensi dan efektifitas waktu dari masing-masing stakeholders yang terlibat langsung. e. Disampaikan juga mengenai TIFA Meeting pada pertemuan Joint Commision Meeting (Pertemuan Tingkat Menteri) dimana Kementerian Perdagangan adalah sebagai focal point untuk ini. Mengacu pada rencana Pertemuan Stakeholders Sawit Internasional dan Nasional yang akan turut mengundang para Duta Besar dan perwakilan industri asing yang berada di Indonesia, disampaikan mengenai rencana kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ke Indonesia pada periode sekitar Maret Juni 2014 dan dilakukan sebelum TIFA Meeting, yang juga akan merupakan momentum yang tepat jika pertemuan stakeholders sawit dapat dilaksanakan berdekatan waktunya ataupun back-toback dengan kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika dimaksud. f. DMSI (Dewan Minyak Sawit Indonesia) mendukung semua rencana aksi yang dirancang dengan sangat baik, dengan usulan untuk dapat membuat forum yang mengundang NGO/LSM baik lokal maupun internasional, yang selama ini telah menekan industri untuk tidak memakai produk kelapa sawit dari Indonesia, yang telah menyebabkan kerusakan lingkungan, menghilangkan biodiversity, merusak tatanan sosial/adat dengan merampas hak adat, serta juga tuduhan telah mengakibatkan sakit jantung karena proses hidrogenisasi yang terjadi pada saat pengolahan minyak sawit. Forum dengan peserta NGO/LSM ini diharapkan dapat menjadi ajang debat dan menjelaskan realita yang sebenarnya mengenai kelapa sawit. g. Terkait rencana larangan penggunaan Trans Fat oleh FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat, DMSI telah mengirimkan surat kepada GIMNI (Gabungan Industri Makanan dan Minuman Indonesia) serta APOLIN (Asosiasi Pengusaha Olein Indonesia) untuk mendapatkan penjelasan bagaimana sifat hidrogen di rantai produksi sawit (apakah partial hidrogenisasi ataukah full hidrogenisasi), karena 198

214 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil minyak sawit seharusnya tidak mengalami proses hidrogenisasi, hidrogen hanya ditambahkan untuk proses makanan, seperti mengolah mentega. h. Terkait ISPO, DMSI menyampaikan bahwa di negara luar telah menerapkan masing-masing aturan terkait sustainability dan sertifikasi, misalnya UK Statement of Palm Oil di Inggris, Manifesto di Belanda yang berlanjut ke Belgia, Deklarasi di Jerman dan Perancis, dll. Sehingga diharapkan recognition dari ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) oleh dunia internasional segera harus direalisasikan (jika bisa sebelum akhir tahun 2014) untuk sawit Indonesia yang lestari segera mendapatkan pengakuan internasional. i. Terkait Del-Haize (yang memiliki anak perusahaan bernama Superindo di Indonesia), disampaikan bahwa Malaysia sedang on-process untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. j. GAPKI menyampaikan pertemuan-pertemuan yang lebih intensif untuk disegerakan membahas tiap-tiap rencana aksi yang melibatkan masing-masing unit kerja. Agenda-agenda advokasi sebaiknya terinformasi sejak awal, untuk menyelaraskan waktu dan efisiensi kegiatan. k. Terkait trans fat, diusulkan untuk bertanya mengenai respons Malaysia terhadap ini, karena seperti kasus-kasus yang lalu (EU RED dan WTO), Malaysia tidak terlalu mengambil banyak langkah menyangkut perdagangan sawit Malaysia di dunia perdagangan internasional. l. APOLIN menyampaikan bahwa dalam waktu dekat, anggota APOLIN akan bersama-sama mengedit film dokumenter ataupun film promosi yang pernah dibuat oleh masing-masing perusahaan, untuk kemudian dijadikan short film yang bercerita mengenai kelapa sawit Indonesia dan pengolahannya, lalu akan mengunggahnya di situs web berbagi video (youtube). Selain itu secara kolektif akan menyewa penulis/jurnalistik untuk menulis artikel di media luar serta melakukan media monitoring, sehingga jika ada isu palm oil di Brazil misalnya, akan segera terinformasi. 199

215 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil m. DMSI dan APOLIN secara aktif akan mengikuti seminar/workshop ataupun pameran terkait sawit, seperti Palm Oil Investment pada tanggal Februari 2014 di Brussels, membuat forum diskusi antar NGO dan menempatkan lembaga swadaya masyarakat itu sebagai narasumber. 27. Penyusunan Posisi Delri Dalam Forum Kerjasama Komoditi Bilateral (2) 27. (a) Terbahasnya kasus-kasus terkait palm oil yang menjadi concern Indonesia pada setiap negosiasi sidang atau bilateral cooperation antara Indonesia dan negara mitra dagang; misalnya RI Uni Eropa, RI- Amerika Serikat, dan lain-lain. Beberapa diantaranya bahkan selalu di-raise pada sidang Technical Barriers on Trade (TBT) dari WTO, karena Indonesia berpandangan bahwa yang telah dilakukan Uni Eropa dengan mengeluarkan aturan-aturan yang membatasi sawit (dalam hal ini EU-RED), adalah bentuk dari diskriminasi perdagangan (b) Sebelum akhir tahun 2014 diharapkan Recognition dari ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) untuk sawit Indonesia yang lestari. 28. Penyusunan Posisi Delri Dalam Forum Kerjasama Komoditi Bilateral (3) 28. Posisi Delri dalam Forum Kerjasama Komoditi Bilateral pada intinya adalah: (a) Terbahasnya isu-isu terkait Maximum Residue Limits (MRLs) komoditi kakao; (b) Kebijakan pemerintah Indonesia untuk keamanan pangan yang menyangkut perdagangan komoditi pertanian internasional; (c) Isu keamanan pangan yang telah menimpa Indonesia diantaranya: (i) carbaryl pada kopi dan 2,4 D herbicide pada kakao yang diekspor ke Jepang; (ii) methyl bromide residue pada kakao yang diekspor ke Uni Eropa; dan (iii) serta isu keamanan pangan lain terkait ekspor kakao ke Amerika Serikat; dan (d) Monitoring kadmium pada kakao tahun 2013 pada propinsi Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat 200

216 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 29. Penyusunan Posisi Indonesia pada Forum Kerjasama Komoditi Multilateral (1) 29. Terinventarisnya isu/masalah yang ada pada setiap agenda sidang APCC, Menyusun Indonesian Country Statement on Coconut (bahan masukan, hasil penelitian, dan data statistik), mendiskusikan manfaat serta peluang-peluang tawaran atau kerjasama dari APCC kepada stakeholders komoditi kelapa di Indonesia dan untuk meningkatkan koordinasi antar stakeholders komoditi kelapa (baik pemerintah, asosiasi, swasta, dan pusat penelitian) 30. Penyusunan Posisi Indonesia pada Forum Kerjasama Komoditi Multilateral (2) 30. Posisi Indonesia pada forum kerjasama komoditi multilateral adalah : (a) Tersusunnya matriks posisi Delri untuk pertemuanthe 89 th Regular Session of the International Cocoa Council & Other ICCO Meetings untuk dijadikan acuan pada forum Administration and Finance Committee, Economics Committee, dan International Cocoa Council; (b) Indonesia akan menjadi host untuk Seminar on Cocoa Terminal Market and Econometric Modelling of the Cocoa Market di tahun 2015; dan (c) Indonesia ditunjuk bersama-sama dengan Ghana, Pantai Gading dan Kamerun, serta Jerman, Rusia dan Spanyol untuk menjadi anggota e-working group untuk membahas ICCO Revised Draft Staff Regulation and Rules. 31. Penyusunan Posisi Indonesia pada Forum Kerjasama Komoditi Multilateral (3) 31. Posisi Delri pada Forum Kerjasama Multilateral adalah : (a) Menyusun global cocoa agenda yang merupakan kesepakatan dari World Cocoa Conference (WCC) ke-1 di Abidjan, yaitu berpartisipasi dalam proses menuju ekonomi kakao berkelanjutan, serta rencana aksi yang diharapkan dilakukan oleh semua stakeholders kakao ditingkat nasional, regional, dan internasional; dan (b) Menginventaris dan berdiskusi isu/masalah komoditi kakao yang ada pada setiap agenda pertemuan ICCO 201

217 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 32. Penyusunan Posisi Delri Dalam Forum Kerjasama Komoditi Regional / ASEAN National Focal Point Working Group (ANFPWG) on Pepper 32. Terbahasnya peningkatan perdagangan lada di ASEAN, peningkatan daya saing lada negara-negara ASEAN dalam pasar global dan menyusun posisi bersama untuk mengatasi hambatan perdagangan. Posisi untuk mengatasi hambatan perdagangan tersebut adalah: (a) Meningkatkan daya saing lada negara-negara ASEAN dalam pasar global (b) Menyusun posisi bersama untuk mengatasi hambatan perdagangan 33. Penyusunan Posisi Delri Dalam Forum Kerjasama Komoditi Regional untuk persiapan Pertemuan The 17 th National Focal Point for The ASEAN Cocoa Club/Acc on ASEAN Cooperation and Joint Approaches in Agriculture and Forest Products Promotion Scheme 33. Posisi Delri dalam Forum Kerjasama Komoditi Regional adalah: (a) Untuk TWGFS, Indonesia melaporkan monitoring MRL (b) Indonesia menyiapkan laporan perkembangan project Trials on Selected Cocoa Progeny in Selected ASEAN Region. (c) Indonesia menyiapkan laporan tentang pengendalian residu pestisida (d) Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) menyiapkan laporan perkembangan AIKI tahun 2013 (e) Untuk GAP saat ini Indonesia sedang dalam proses menerjemahkan GAP Indonesia untuk Kakao akan di harmonisasi di tingkat ASEAN. yang pada intinya menyatakan : Scheme CEPT/ATIGA diantara Negara-negara anggota ASEAN telah menerapkan tarif impor nol untuk biji kakao dan produk-produknya kecuali Kamboja Myanmar dan Vietnam. 34. Penyusunan Posisi Delri Dalam Forum Kerjasama Komoditi Regional / Pertemuan ASEAN National Focal Point Working Group (ANFPWG) on Tea yang ke 9 dan ANFPWG on Coffee yang ke Tersusunnya bahan posisi DELRI ASEAN National Focal Point Working Group (ANFPWG) on Tea yang ke 9 and ANFPWG on Coffee yang ke-10 sebagai referensi yang akan menjadi panduan ketua DELRI dan juga menjadi posisi Indonesia dalam sidang dan menyiapkan country paper untuk kopi dan teh. Pada intinya posisi Indonesia tersebut menyatakan: (a) ANFPWG on Coffee - Indonesia pada tahun 2013 ditugaskan untuk menyelenggarakan ASEAN Training on Coffee Production, Processing and Marketing; 202

218 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil - Indonesia juga akan melaksanakan Study on Finding Solution to Improve Quality and Food Safety yang akan direncanakan pada tahun 2013 dan dilanjutkan hingga tahun 2014; - Kedua proposal ini telah dipresentasikan pada pertemuan Joint Committee Meeting (JCM) ke-20 pada bulan Juli 2013 di Philipina untuk mendapatkan endorsement dari Negara ASEAN lain sebagai persyaratan untuk mendapatkan pendanaan dari ASEAN Secretariat akan tetapi hingga saat ini belum ada respon. (b). ANFPWG on Tea - Workshop on Benefit of Tea to The Human Health. Workshop telah diselenggarakan pada bulan September 2013 dengan menghadirkan pakar teh Internasional serta mengundang stakeholder teh Nasional dan ASEAN. - Training of Trainer of Monitoring Pests and Diseases and Integrated Pest Management - Proposal kegiatan ini telah dipresentasikan pada pertemuan Joint Committee Meeting (JCM) ke 20 untuk mendapatkan endorsement dari Negara ASEAN lain sebagai persyaratan untuk mendapatkan pendanaan dari ASEAN Secretariat 35. Penyusunan Posisi Delri Dalam Forum Kerjasama IGG on Tea 35. Tersusunnya bahan posisi DELRI untuk sidang ke 21 IGG on Tea dimana bahan posisi tersebut akan menjadi panduan ketua DELRI dan juga menjadi posisi Indonesia dalam sidang. Pada intinya, posisi Indonesia menyatakan: (a) Mendukung pembentukan International Tea Smallholder Confederation (b) Mendukung keanggotaan Indonesia di berbagai Working Group dalam IGG on Tea (c) Mengupayakan peningkatan konsumsi teh lokal dan dunia 36. High-Level Roundtable Meeting on Sustainable Palm Oil 36. Tujuan dari pelaksanaan acara ini adalah untuk melakukan advokasi dengan menyatukan persepsi positif dunia terhadap produk kelapa sawit dan menyamakan fakta-fakta positif ke masyarakat internasional yang ada di Indonesia (Kedutaan 203

219 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil Besar, LSM, perusahaan multinasional) demi mengurangi image negative, meningkatkan image positif tentang minyak sawit Indonesia Narasumber terdiri dari para Duta Besar Indonesia di negara konsumen (Rusia dan Uni Eropa), produsen sawit (Malaysia), wakil dari Kementerian Pertanian (Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan), wakil dari Kementerian Perdagangan (Staf Ahli Menteri Bidang Kebijakan Perdagangan Luar Negeri), GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) yang berbicara sesuai kompetensi bidang masing-masing. 37. Pembuatan Desain Film Dokumenter Sustainable Palm Oil Adapun kesimpulan dari hasil pertemuan ini adalah: - Perlu sosialisasi, komunikasi dan kampanye positif yang terus menerus ke semua pihak di dalam dan di luar negeri mengenai komitmen pemerintah dan rakyat Indonesia, bahwa komitmen pembangunan kelapa sawit berkelanjutan tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. - Indonesia perlu lebih terbuka dalam menunjukkan industry minyak sawitnya yang telah menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan konsumen dunia dan dapat mendorong peningkatan volume ekspor dan akses minyak sawit Indonesia di pasar internasional, dengan upaya mengundang partner dagang negara importir untuk melihat leboh dekat pengembangan industry minyak sawit berkelanjutan di Indonesia. 37. Pada intinya point-point penting dari hasil pelaksanaan kegiatan dimaksud: a. Film diharapkan menjadi media sosialisasi di negara tujuan ekspor sawit b. Film dapat menjadi media penyampaian visual bahwa sustainability principles telah diterapkan pada pengelolaan perkebunan dan industry kelapa sawit yang bertanggungjawab pada alam dan sekitarnya c. Penyampaian secara visual minyak sawit memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan tubuh manusia yang mengkonsumsinya 204

220 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil d. Konsep yang diajukan adalah: - Short Film (The Truth About My Home) - Film Profil Sustainable Palm Oil e. Short film (The Truth About My Home) yang menceritakan kisah beberapa anak Indonesia dari berbagai latar belakang kehidupan dan tinggal di lokasi yang berbeda, dimana mereka menyampaikan kekhawatiran mereka akan kampanye negative yang menyerang industry kelapa sawit Indonesia. f. Film Profil Sustainable Palm Oil lebih mengacu pada pemaparan life picture dari praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, yang dilanjutkan dengan industrialisasi proses pengolahannya. Desain film seperti ini cocok sebagai film dengan audience tertentu dan bersifat edukatif. 2 Partisipasi dalam Perundingan Internasional Bidang Pertanian 1. Partisipasi dalam Forum Kerjasama Perdagangan IGG-FAO/UNCTAD dan BIMP- EAGA/IMT-GT(1) 1. Sidang menghasilkan beberapa point penting yaitu : (a) Terjalinnya proyek kerjasama antara daerah di wilayah BIMP-EAGA, khususnya untuk pengembangan komoditi kelapa; (b) Teridentifikasinya rencana investasi Filipina untuk pengembangan jagung hibrida; dan (c) Teridenfikasinya kerjasama pengembangan padi hibrida antar negara BIMP 2. Partisipasi dalam Forum Kerjasama Perdagangan IGG-FAO/UNCTAD dan BIMP- EAGA/IMT-GT (2) 2. Sidang menghasilkan beberapa point penting yaitu : (a) Terjalinnya proyek kerjasama antara daerah di wilayah IMT- GT, khususnya untuk pengembangan sapid an produk susu; (b) Teridentifikasinya rencana investasi Malaysia di Aceh; dan (c) Teridenfikasinya kemungkinan kerjasama pengembangan kambing Surathred Goat 3. Akselerasi Ekspor Hortikultura ke Singapura dalam rangka Pemantapan AWG dan Task Force Pada pertemuan Pemantapan AWG dan Task Force point penting yang perlu ditindaklanjuti adalah : - masalah biaya transportasi yang cukup tinggi pada produk hortikultura sayur dan buah 205

221 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 4. Akselerasi Ekspor Hortikultura ke Singapura dalam rangka Pemantapan AWG dan Task Force Pertemuan Indonesia Singapore Agribusiness Working Group Meeting ke-9 6. Fasilitasi in Store Marketing Produk Hortikultura di Singapura - Produksi Markisa dari Jeneponto Sulsel perlunya bantuan cool storage untuk mendukung rantai pasok 4. Point penting dalam peningkatan akses pasar sayur dan buah ke Singapura adalah pengembangan potensi sentra produksi yang berada di wilayah Lembang dan Garut, efisiensi biaya pengangkutan, dan pemenuhan persyaratan standar negara tujuan ekspor, penggunaan pestisida yang aman dan sesuai limit yang dianjurkan. 5. Pertemuan AWG ke-9 yang sudah berlangsung kali ini untuk mengevaluasi progress implementasi rencana aksi / program hingga pertengahan Juni 2014 dan mendiskusikan program maupun rencana aksi selanjutnya dalam upaya peningkatan ekspor buah sayur dan produk perikanan sesuai target yang telah disepakati. 6. Fasilitasi In Store Marketing yang telah dilaksanakan di NTUC 4-7 September 2014 dan Giant Hypermarket 3-10 Oktober 2014 Singapura bertujuan edukasi, promosi dan pemasaran mengenai keunggulan produk hortikultura Indonesia serta business meeting antara eksportir Indonesia dan Importir Singapura. Adanya peningkatan awareness konsumen di Singapura terhadap produk buah dan sayuran Indonesia melalui kegiatan in store marketing di Giant dan NTUC Singapura 7. Pertemuan Indonesia Singapore Agribusiness Working Group Meeting ke FGD Pemanfaatan Logistik Udara untuk Ekspor Pertanian ke Singapura 9. Partisipasi dalam Sidang 6 th ASEAN Australia New Zealand FTA 7. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk membentuk Sub Working Group for Processed Poultry Products dimana pembahasan utama dari SWG tersebut adalah peningkatan / pembukaan akses pasar produk olahan unggas seperti nugget, telur asin dan daging ayam 8. Pada intinya kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk melakukan identifikasi permasalahan logistic khususnya untuk ekspor produk pertanian dan solusi pemecahannya termasuk biaya Regulated Agent (RA) untuk eskpor produk pertanian mencapai Rp. 450/kg. 9. Sidang menghasilkan point penting bahwa ANZ meminta klarifikasi tentang 2 (dua) pos tarif di bawah binaan Kementan, yaitu pos tarif dan , dimana bea 206

222 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil masuk untuk kedua pos tarif itu nol persen. Namun, berdasarkan keputusan Tim Tarif Indonesia dan Surat Menteri Pertanian, Tarif Bea Masuk (TBM) untuk kedua pos tarif itu adalah 5%. 10. Partisipasi dalam Sidang ke - 9 ASEAN Korea FTA Implementation 10. Sidang menghasilkan point penting bahwa Korea mengajukan proposal mengenai mekanisme dan metodologi liberalisasi Sensitive Track, namun negara ASEAN masih mempertimbangkan keinginan Korea tersebut mengingat liberalisasi masing-masing negara berbeda 11. Partisipasi dalam Sidang ASEAN China FTA 11. Sidang menghasilkan point penting bahwa pertemuan sepakat menyepakati upgrading ASEAN China dengan fokus kepada sektor perdagangan barang, jasa, investasi, kerjasama ekonomi, dispute settlement dan area lainnya. 12. Bilateral Consultation Meeting Indonesia Thailand 12. Pada pertemuan ini dibahas mengenai perkembangan perdagangan gula antara kedua negara, penurunan Tarif Modalitas dan aktivasi ASEAN Sugar Alliance (ASA) 13. Partisipasi dalam Sidang TNC RCEP ke Sampai pada putaran ke-6, belum ada kesepakatan modalitas khususnya mengenai deviasi penyimpangan dalam cakupan penawaran awal, phase out period, dan tingkat ambang batas. Namun sidang sepakat untuk menggunakan dasar MFN per 1 Januari 2014 sebagai penawaran awal kategori entry force (EIF). Sementara untuk kategori yang lain, diharapkan menggunakan base rate MFN pada saat selesainya negosiasi perundingan RCEP 14. Partisipasi dalam Sidang CoA WTO 14. Sidang menghasilkan point penting bahwa Indonesia memanfaatkan mekanisme review pada Sidang CoA untuk memperjuangkan kepentingan akses pasar dan pengamanan produk pertanian domestik menghadapi produk impor yang mendapat substitusi 15. Partisipasi dalam Sidang CTI 1 APEC 15. Sidang menghasilkan point penting bahwa Indonesia menyampaikan usulan Development Product List yaitu daftar produk-produk yang berkontribusi terhadap keberlanjutan dan pertumbuhan inklusi melalui pembangunan pedesaan dan 207

223 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil pengentasan kemiskinan. Total usulan Indonesia sebanyak 5 produk, dan 2 di antaranya adalah produk pertanian (CPO dan karet) 16. Partisipasi dalam Sidang TPR Amerika Serikat 16. Disampaikannya pertanyaan dan tanggapan Indonesia mengenai kebijakan perdagangan Amerika Serikat, termasuk kebijakan yang dianggap tidak fair atau berpotensi merugikan Indonesia, khususnya pada sektor pertanian 17. Partisipasi dalam Sidang Konsultasi Indonesia Brasil 17. Brasil keberatan terhadap aturan importasi daging ayam dan produk ayam Indonesia karena aturan tersebut telah menghambat mereka untuk memasukkan produk-produk tersebut ke Indonesia. Melalui partisipasi pada Sidang ini, telah disampaikannya jawaban atas semua pertanyaan Brasil terhadap aturan / kebijakan importasi daging dan produk ayam Indonesia 18. Pertemuan Teknis Kerjasama Komoditi Karet 18. Sidang menghasilkan beberapa point penting yaitu : (a) Kerjasama International Tripartite Rubber Council (ITRC) antara Indonesia, Malaysia dan Thailand dibentuk dengan tujuan menstabilkan harga karet pada tingkat yang menguntungkan bagi petani karet di ketiga negara dengan menjaga keseimbangan supply dan demand di pasaran internasional melalui penerapan Supply Management Scheme (SMS) atau pengaturan produksi karet untuk jangka panjang serta Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) atau pengendalian export karet untuk periode tertentu. (b) Saat ini harga karet menurun tajam mencapai USD cen/kg di awal bulan Februari 2014 sehingga semestinya ITRC menerapkan kembali AETS. Namun menurut GAPKINDO, sebagai pelaksana AETS bersama-sama dengan Kemendag, penerapan kembali AETS untuk mengatasi turunnya harga karet alam dunia tersebut tidak akan efektif karena diperlukan modal yang sangat besar untuk tetap melakukan pembelian bahan baku dari petani, namun harus membatasi penjualan (ekspor) untuk mengurangi stock di pasar. Selama ini dana untuk itu 208

224 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil ditanggung oleh GAPKINDO tanpa subsidi Selama ini dana untuk itu ditanggung oleh GAPKINDO tanpa subsidi bunga. Selanjutnya GAPKINDO memandang bahwa pemerintah perlu mengutamakan pelaksanaan SMS yang menjadi tupoksi Kementerian Pertanian dengan mempercepat replanting. Dalam penerapan SMS, harus dilakukan secara berkoordinasi dengan seluruh instansi. Kenyataan bahwa program HTI juga menanam karet, cukup menganggu peluang keberhasilan SMS. (c) Saat ini, proporsi produksi negara ITRC terhadap produksi dunia turun dari 70% menjadi 66% dan diperkirakan akan terus menurun mencapai 55% pada Hal ini dikarenakan terus meningkatnya produksi negara ASEAN non ITRC seperti Vietnam, Laos, dan Myanmar. Oleh karena itu perlu upaya untuk mengajak negara-negara tersebut lebih serius lagi. 19. Pertemuan Teknis Kerjasama Komoditi Lada 19. Indonesia sebagai lead country telah menyiapkan ANFPWG on Pepper Plan of Activities yang meliputi : Productivity and Quality Improvement,Sustainability of ASEAN Pepper Market and ASEAN Pepper Development,Plan of Activities ini akan dibahas pada pertemuan selanjutnya bila telah diperoleh kesepakatan dari JCM 20. Pertemuan Teknis Kerjasama Komoditi Kopi 20. Membahas tindaklanjut isu-isu internasional untuk komoditi kopi serta mendapatkan umpan balik dari para stakeholder kopi sebagai masukan untuk kebijakan pengembangan kopi nasional yaitu: (a) proses pembuatan ISCoffee yang sedang berlangsung perlu segera difinalkan untuk melindungi petani dan mempertahankan program hilirisasi nasional; (b) upaya-upaya peningkatan produksi perlu digiatkan untuk merebut pasar dunia; dan (c) Perlu peningkatan program hilirisasi untuk mendukung peningkatan konsumsi produk kopi dalam negeri 209

225 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 21. Pertemuan Identifikasi Faktor Penentu Keunggulan Teh Indonesia 21. Pertemuan menghasilkan beberapa point penting yaitu : (a) Permasalahan umum pertehan Indonesia diantaranya adalah harga teh meningkat sekitar 2 % per tahun, namun biaya produksi teh meningkat sekitar 10 % per tahun; luasan kebun teh menurun hampir Ha per tahun; petani teh rakyat masih banyak yang belum menerapkan GAP dan GMP; Penurunan produksi nasional dari menjadi ton dalam tahun terakhir dan menyebabkan penurunan volume ekspor teh; mutu teh rakyat yang rendah, belum menerapkan GAP dan memenuhi SNI; harga teh di petani rendah akibat masih belum efisiennya tata niaga teh; dan konsumsi teh masyarakat Indonesia masih rendah. (b) Industri teh Indonesia mampu memproduksi teh yang bermutu baik dan selalu diminati oleh pelaku pasar domestik dan pasar internasional antara lain berupa teh hitam Orthodox, teh hitam CTC (Crush, Tear, Curl), teh hijau jenis pengolahan panning dan steaming, teh wangi, teh putih, teh oolong, teh merah, teh instant, teh celup, Ready to Drink (RTD) Tea. (c) Teh Indonesia memiliki kandungan katekin, theanin, dan kafein daun teh yang lebih baik dibandingkan negara lain. (d) Indonesia memiliki peluang pasar yang masih menjanjikan sebagai pasar potensial untuk teh. (e) Indonesia telah banyak menghasilkan bahan tanam (klon) unggul teh dalam hal produksi, kandungan katekin, ketahanan hama penyakit dan keunggulan lainnya. (f) Untuk dapat bersaing dalam perdagangan teh di pasar domestik dan internasional, pelaku usaha teh harus mampu melakukan efisiensi dan efektivitas pengelolaan tanaman dan pengelolaan hasil serta pengelolaan pemasaran yang menguntungkan. (g) Stakeholder Teh Indonesia telah menggagas Program Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN) untuk mengangkat teh dari keterpurukannya saat ini. 22. Sidang ICO (International Coffee Organization) Maret 2014 di London, Inggris 22. Sidang menghasilkan beberapa point penting yaitu : (a) Pemerintah Indonesia perlu melakukan strategi yang holistik 210

226 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil dalam rangka meningkatkan produksi kopi nasional yang tren permintaan dan harga cenderung meningkat; (b) Mengupayakan pembayaran kontribusi Indonesia sebesar 98,557 sebelum tanggal 31 Maret 2014; (c) Pemerintah Indonesia perlu berkoordinasi dalam penyediaan data resmi statistik kopi Indonesia untuk disampaikan secara berkala kepada ICO; (d) Pemerintah Indonesia perlu mengoptimalkan keanggotaan pada ICO dengan mempersiapkan proposal proyek terkait penggunaan special fund dapat dimanfaatkan di Indonesia dan segera mempersiapkan proposal proyek baru guna mendapatkan dukungan ICO sebelum tanggal 1 Juni 2014; (e) Pemerintah Indonesia harus mempersiapkan partisipasi dalam berbagai pameran kopi internasional, khususnya World Expo tahun 2015 di Milan dan World Coffee Conference tahun 2016 di Addis Ababa; dan (f) Perlu segera melakukan koordinasi dalam rangka persiapan penyelenggaraan International Coffee Day di tanah air dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan komoditi kopi 23. Sidang ICCO (International Cocoa Organization) Maret 2014 di Zurich, Swiss 23. Sidang menghasilkan beberapa point penting yaitu : (a) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan menyelenggarakan rapat dengan Kementerian dan Asosiasi terkait dengan sehubungan dengan partisipasi Indonesia World Cocoa Conference (WCC) yang akan dilaksanakan pada tanggal 9-14 Juni 2014 di Amsterdam; (b) ICCO akan mengundang 50 orang petani kakao dari seluruh negar produsen dan Indonesia berkesempatan mengusulkan 2-3 orang petani kakao; (c) Segera menindaklanjuti hasil dari consultative Boardon The World Cocoa Economy; (c) Sebagai anggota Working group mewakili Negara produsen kakao bersama dengan Ghana dan Dominika,diharapkan koordinasi dan komitmentnya dalam menghasilkan masukan bagi program kerja ICCO 2013/2014; (d) Indonesia telah mengajukan usulan proyek kepada ICCO 211

227 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil untuk dipertimbangkan amsuk dalam Program Kerja Tahun Kakao 2014/2015 yaitu Study on the Methods for Controling Vascular Streak Diaback (VSD), Desease on Cocoa dan Improvement in Cocoa Productivity Through Holistic Approaches For The Management of black Pod Disease (Phytophthora Palmivora)in Farmer Group Scale; (e) Menindaklanjuti partisipasi Indonesia sebagai tuan rumah untuk Seminar on Terminal Market on Cocoa dan Seminar/Workshop on Econometric Modelling on Cocoa, dengan Kementerian teknisi terkait 24. Sidang ISO (International Sugar Organization) April 2014 di Montego Bay, Jamaika 24. Sidang menghasilkan beberapa point penting yaitu : (a) Dalam International Workshop dipaparkan bahwa untuk dapat bersaing dalam era pasar bebas khusunya di pasar Eropa, negara produsen gula dari negara berkembang yang biaya produksinya yang tinggi, perlu mengambil langkahlangkah untuk mengefisienkan biaya produksi. Salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah mengembangkan diversifikasi produk yang dapat dihasilkan dari tanaman tebu. Hasil sampingan yang dapat dikembangkan industri gula adalah molasses, bagasse, ethanol, energi listrik dan alkohol; (b) Guatemala, salah satu penghasil tebu utama dunia, sejak tahun 1991 telah berhasil mengatasi kekurangan listrik melalui pemanfaatan bagasse sebagai bahan baku penghasil energi listrik; dan (c) Keanggotaan Indonesia dalam ISO sangat penting untuk belajar pengalaman dari negara lain. Indonesia dapat meningkatkan manfaat keanggotaannya dengan menjalin kerjasama dengan negara anggota lainnya dalam pengembangan inovasi teknologi khususnya dalam bidang bio processing, bio energy, pengendalian hama dan penyakit serta adaptasi perubahan iklim 25. Sidang The 10 th Meeting of The National Focal Point, Juni 2014, Bangkok, Thailand 25. Sidang menghasilkan beberapa point penting yaitu : (a) Indonesia mempresentasikan Country Paper untuk Teh dan Kopi yang mencakup peran teh dan kopi di Indonesia, 212

228 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil perkembangan areal dan produksi, perkembangan ekspor impor, permasalahan, kebijakan Pemerintah untuk mendukung pengembangan teh dan kopi serta Penelitian dan Pengembangan (R and D); dan (b) Menyepakati beberapa kegiatan yang akan dilakukan di tahun dalam bentuk Strategic Plan of Action, dimana kegiatan dimaksud dapat dilaksanakan oleh masing-masing negara maupun bersama-sama. Beberapa kegiatan yang diusulkan mencakup kegiatan dari sisi hulu (Penyusunan GAP, Pencarian klon unggul, Pengendalian hama terpadu), hilir (Penyusunan GMP, Pengembangan teknologi processing, Pengembangan produk bernilai tambah) dan dari sisi pasar (Pengembangan pasar dan promosi) 26. Sidang The 90 th International Cocoa Organization Council Session and Other ICCO Meetings, September Sidang menghasilkan beberapa point penting yaitu : (a) Hasil Kesepakatan Delri dengan Direktur Eksekutif: (i). Pengenaan Bea Masuk produk kakao Indonesia ke Uni Eropa yang selama ini dikenai bea masuk cukup tinggi, sementara produk kakao olahan dari Afrika tidak dikenai bea masuk. Delri meminta isu ini menjadi bahasan khusus pada komite Ekonomi maupun sidang Council. Direktur Eksekutif akan mempelajari hal ini dengan serius dan meminta Indonesia menyiapkan dokumen-dokumen. (ii). Project proposal yang telah diajukan untuk VSD dan Black Pod Rot, untuk Puslitkoka agar segera menindaklanjuti project proposal dimaksud dengan mengintensifkan koordinasinya dengan Sekretariat ICCO; dan (b) Menindaklanjuti Draft Rules Stuff and Regulations dengan K/L terkait sebelum direncanakan diadopsi pada Maret Dalam hal ini Kementerian Luar Negeri yang memahami konsep dan aturan ketenagakerjaan organisasi internasional, termasuk pasal-pasal yang dapat berimplikasi pada kontribusi Indonesia 27. Sidang International Coffee Council (ICC)ke- 113 dan Sidang International Coffee 27. Sidang menghasilkan beberapa point penting yaitu : (a) Pemri perlu segera menyiapkan revisi proposal terkait Pest 213

229 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil Organization (ICO) terkait lainnya, tanggal September 2014 di London, Inggris 28. Sidang ke 21 Intergovernmental Group (IGG) on Tea, tanggal 5 7 November 2014 di Bandung, Indonesia control model and Good Agricultural Practices (GAP) application in different coffee growing areas in Indonesia (2010) guna disampaikan kembali ke CFC. Dalam hal ini perlu segera dikoordinasikan dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember sebagai pembuat proposal tersebut; dan (b) Kementerian Pertanian cq Ditjen PPHP perlu mempertimbangkan untuk dapat berpartisipasi pada Global Coffee Forum di sela-sela Milan Expo 2015 dan World Coffee Conference tahun 2016 di Addis Ababa mengingat forum tersebut merupakan momen yang bagus untuk mempromosikan kopi Indonesia. Sampai saat ini, Pemri belum menyatakan akan terlibat dalam Milan Expo 2015, untuk itu perlu dilakukan penjajakan dengan pemangku kepentingan terkait untuk mengikuti kegiatan dimaksud 28. Sidang menghasilkan beberapa point penting yaitu: (a) Pemri c.q Dewan Teh Indonesia agar menyiapkan TOR International Tea Smallholder Confederation, setelah usulan Indonesia diterima oleh sidang (b) Peningkatan konsumsi teh lokal melalui promosi dalam negeri dan penguatan harga teh di pasar internasional melalui pengaturan pasokan (c) Pengadopsian beberapa standar MRLs untuk teh (d) Pembenahan rantai pasok komoditi teh internasional 3 Analisa Ekspor dan Impor Hasil Pertanian 1. Pengembangan Data dan Informasi Perdagangan Internasional (1) 1. Tersusunnya data perkembangan harga internasional komoditas pertanian untuk semester I tahun Komoditi dimaksud antara lain : CPO, kakao, kopi, beras, jagung, susu, kelapa dll untuk bulan Januari Juni Pengembangan Data dan Informasi Perdagangan Internasional (2) 2. Tersusunnya data perkembangan harga internasional komoditas pertanian untuk semester II tahun Komoditi dimaksud antara lain : CPO, kakao, kopi, beras, jagung, susu, kelapa dll untuk bulan Juli Desember Analisa Peluang Pasar Produk Pertanian 3. Teridenfikasinya dan tersusunnya analisa peluang pasar untuk komoditi potensial ekspor (kakao, mangga, karet dan pisang). Pada intinya hasil analisa dimaksud adalah : 214

230 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil - Peluang pasar internasional untuk komoditi kakao cukup besar untuk negara-negara emerging market seperti kawasan Asia Tengah dan Asia Timur - Peluang pasar internasional untuk komoditi mangga masih bersifat tradisional sehingga untuk penetrasi pasar, diperlukan upaya promosi berkelanjutan - Peluang pasar internasional untuk komoditi karet masih bergantung kepada Tiongkok dan Amerika Serikat sebagai pasar terbesar, namun peluang di negara emerging market juga cukup tinggi - Peluang pasar internasional untuk komoditi pisang masing terkonsentrasi di negara negara tropis dan sub-tropis, namun peluang pasar cukup besar di negara kawasan Eropa dengan promosi serta penyiasatan biaya transportasi 4. Evaluasi Kebijakan Ekspor Komoditi Pertanian 4. Evaluasi terhadap kebijakan bea keluar (BK) untuk biji kakao. Hasil evaluasi dimaksud antara lain adalah : - Pengenaan BK kakao dapat difungsikan sebagai instrumen pengembangan kakao olahan dalam negeri - Pengenaan BK juga dapat menarik investasi industri pengolahan kakao dari luar negeri - Namun, pengenaan BK juga berdampak kepada pendapatan petani kakao kecil - Kedepannya, pengenaan BK dapat secara conditional yaitu besaran BK dapat ditetapkan dan tidak bersifat progresif 5. Evaluasi Kebijakan Impor Komoditi Pertanian 5. Evaluasi terhadap kebijakan PPN yang berlaku untuk produk pertanian segar. Hasil evaluasi tersebut menyatakan : - Kebijakan PPN terhadap produk segar harus ditinjau kembali karena merugikan petani - Dalam uji petik yang dilakukan di Makassar untuk komoditi kakao, pendapatan petani menurun sebesar 10% - Masih banyak instrumen lain yang dapat diaplikasikan untuk peningkatan pendapatan negara 6. Harmonisasi Tarif Produk Pertanian 6. Evaluasi terhadap penerapan tarif MFN dalam menghadapi RCEP Terkait dengan hal tersebut, hanya subsector 215

231 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil tanaman pangan yang mengajukan perubahan tarif kacang kedelai dari 5% menjadi 20%, sedangkan sub-sektor lainnya tidak mengajukan perubahan. 7. Fasilitasi Pengembangan Ekspor Produk Pertanian 7. Fasilitasi gapoktan untuk berorientasi ekspor. Tujuan dari kegiatan fasilitasi ini adalah mengembangan Gapoktan yang memiliki usaha komoditi unggulan untuk dapat mengekspor produknya. Komoditi yang difasilitasi adalah komoditi karet dengan menggunakan analisa SWOT dimana untuk tantangan yang diperoleh dari ekspor karet Indonesia antara lain: (1) permintaan karet dunia dalam 3 tahun terakhir menurun; (2) Munculnya produsen karet dunia lain diluar Indonesia, Malaysia dan Thailand; (3) Adanya produk substitusi; dan (4) Nilai tukar rupiah terhadap dollar menurun. 8. Verifikasi Teknis Ekspor Produk Pertanian 8. Terverifikasinya hambatan ekspor untuk produk mangga dan manggis Indonesia di negara tujuan ekspor antara lain: - Hambatan ekspor mangga di negara Jepang dan Korea adalah adanya lalat buah mangga sehingga ditolak oleh karantina di kedua negara tersebut serta adanya penyakit busuk buah, namun telah diteliti oleh Balitbang Buah Solok, Sumatera Barat. - Hambatan yang dihadapi oleh komoditi manggis ke Australia dan Tiongkok adalah ditemukannya semut di buah manggis sehingga memerlukan penanganan karantina lebih lanjut serta harga yang cukup mahal karena tingginya biaya distribusi 9. Monitoring Implementasi Kesepakatan Pemasaran Bilateral 9. Hasil monitoring tersebut adalah : (a) Terlaksananya tahapan penyelesaian hambatan ekspor produk pertanian ke berbagai negara tujuan ekspor seperti manggis, sarang burung walet & CPO ke China, hambatan ekspor CPO & biodiesel di Uni Eropa, Hambatan ekspor pala di Uni Eropa; dan (b) Terlaksananya tahapan implementasi Indonesia dengan negara mitra terkait kesepakatan technical cooperation seperti proyek MIC & mekanisasi pertanian RI Korea, PPP project RI Jepang, Trade Support Programme (TSP) 216

232 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil peningkatan mutu pala RI Uni Eropa. 10. Advokasi Pemasaran Ekspor Produk Pertanian (Advokasi Pemasaran Brand Image Produk Pertanian Unggulan) 10. Adanya peningkatan awareness konsumen baik dalam negeri maupun luar negeri terhadap komoditi pertanian Indonesia melalui media informasi yang dihasilkan (brosur/leaflet dan Film dokumenter). Brosur/Leaflet yang berisi informasi teknis buah pisang, manggis, mangga, salak, dan sayuran sedangkan film dokumenter mengenai manggis, mangga, salak, pisang mas kirana, ubi cilembu, sayuran dan telur asin. 11. Pembinaan dan Pengawalan Akselerasi Peningkatan Ekspor Pola Insentif Komoditi Pertanian 11. Adanya peningkatan mutu dan produksi produk pertanian dari Gapoktan berorientasi ekspor melalui pemberian bantuan fasilitas sarana pengolahan dan pascapanen 12. Workshop Peningkatan Ekspor Komoditi Pertanian Pola Insentif 13. Workshop Evaluasi Kegiatan Pola Insentif untuk Akselerasi Ekspor 14. Pertemuan Koordinasi Akses Pasar Produk Pertanian 12. Fokus peningkatan akselerasi ekspor produk pertanian pola insentif dengan adanya pengajuan fasilitasi beberapa sarana dan peralatan ke 35 gapoktan yang telah bermitra dengan eksportir di 19 Kab di 8 Propinsi Penerima Bantuan Dana Tugas Pembantuan Pokok-pokok diskusi pada Workshop Evaluasi : - Upaya perbaikan rantai pasok dan rantai dingin sayur dan buah - Ekspor kopi biji ke negara-negara non tradisional (emerging market) masih rendah - Mendorong kopi olahan produksi dalam negeri untuk dapat diekspor melalui promosi yang terpadu dan berkesinambungan 14. Pertemuan dengan beberapa Atase perdagangan pada JIExpo, Kemayoran tanggal 9 Oktober 2014 point penting dalam diskusi tersebut : - ATDAG MOSKOW : Adanya peraturan dari Eurasian Custom Union (ECU) untuk memperketat standar kandungan Peroxide pada produk nabati, refined deodorized CPO dan minyak bunga matahari - ATDAG TAIWAN : Permintaan teh jenis black tea dan kopi - ATDAG AMERIKA : Potensi ekspor beras organik ke Amerika - ATDAG PERANCIS : Pengenaan pajak yang tinggi (300%) pada CPO dan masih menjadi pending issue 217

233 No Indikator Judul Rincian Uraian Hasil 4 Akselerasi ekspor komoditi pertanian (Data disampaikan dalam lampiran) 218

234 Lampiran 14. Daftar Gapoktan Binaan Direktorat Pemasaran Internasional Untuk Akselesari Ekspor Penerima Dana TP Tahun 2014 No Provinsi Kabupaten Gapoktan Komoditi Eksportir 1. Jawa Barat 1 Bandung 1 Marga Mulya Kopi PT. Indokom, PT. Sari Makmur Negara Tujuan Ekspor Fasilitasi Uni Eropa rumah pengolahan dan peralatan 2 Katata sayuran PT. Alamanda Sejati Utama Singapura rumah kemas dan peralatan 2 Bandung Barat 3 Sinar Mukti Sayuran PT. Amazing Farm Singapura rumah kemas dan peralatan 4 Preanger Specialty 5 Mitra Sukamaju 3 Sumedang 6 Agribisnis Ubi Cilembu Pelopor 4 Cirebon 7 Ki Gebang Mangga Gedong Gincu 8 Sukamulya Mangga Gedong Gincu Kopi Preanger Specialty Uni Eropa peralatan pengolahan kopi Sayuran PT. Amazing Farm Singapura rumah kemas dan peralatan Ubi Cilembu PT. Alamanda Sejati Utama, PT. Packaging House, Kelompok Agribisnis Ubi Cilembu Pelopor PT. Kertosari Gemilang CV. Sumber Buah SAE Singapura, Hongkong Singapura, Hongkong, dan UEA Singapura, Hongkong, dan UEA 5 Ciamis 9 Krida Mulya Manggis PT. Buah Angkasa Singapura, Hongkong, China, dan UEA mobil box berpendingin peralatan rumah kemas dan peralatan rumah kemas dan peralatan 6 Garut 10 Bakti Lestari Kopi PT. Indokom, PT. Sari Makmur Uni Eropa rumah pengolahan dan peralatan 219

235 No Provinsi Kabupaten Gapoktan Komoditi Eksportir 2. Jawa Tengah 7 Magelang 11 Ngudi Luhur Salak Nglumut PT. Agung Mustika Selaras Negara Tujuan Ekspor Fasilitasi China rumah kemas dan peralatan 12 Ngudi Mulyo Salak Nglumut CV. Sumber Buah SAE China rumah kemas dan peralatan 8 Boyolali 13 Krido Tani Sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura mobil box berpendingin 14 Jaya Abadi Sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura rumah kemas 9 Kebumen 15 Melati Unggul Buah & Sayur PT. Bumi Sari Lestari Singapura mobil box berpendingin 16 Budi Rukun Sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura rumah kemas 10 Batang 17 Peni Murni Sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura mobil box berpendingin 18 Melati Jaya PT. Bumi Sari Lestari Singapura rumah kemas dan peralatan 11 Semarang 19 Tranggulasi Sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura mobil box berpendingin 12 Temanggung 20 Jaya Abadi sayuran PT. Bumi Sari Lestari Singapura 21 Nawa warga PT. Bumi Sari Lestari Singapura 3. Jawa Timur 4. Sumatera Utara 13 Lumajang 22 Asosiasi Pisang Mas Kirana Pisang Mas Kirana CV. Agrifresh/PT Panen Mas 14 Karo 23 Lau Langit Sayuran PT. Alamanda Sejati Utama 15 Humbang Hasundutan 24 Juma tampetampe 25 Bunga Rampai Singapura/ Malaysia rumah kemas dan peralatan Singapura Rumah kemas sayuran PT. Rama Putra Singapura Rumah kemas dan peralatan Sayuran PT. Rama Putra Singapura rumah kemas dan peralatan 220

236 No Provinsi Kabupaten Gapoktan Komoditi Eksportir 5. Bali 16 Bangli 26 Subak Abian Padang Payung 27 Subak Abian Ulian Murni Kopi PT. Bintang tunggal sejati Kopi PT. Bintang tunggal sejati Negara Tujuan Ekspor Fasilitasi Uni Eropa rumah pengolahan kopi dan peralatan Uni Eropa rumah pengolahan kopi dan peralatan 6. Lampung 17 Lampung Barat 28 GKT Alam Lestari Sejahtera Kopi Luak PT. Nestle Uni Eropa rumah pengolahan dan peralatan 7. Sulawesi Utara 8. Maluku Utara 18 Sitaro 29 Pala Uniti Patola Pala PT. Gunung Intan Pertama 30 sengkanaung Pala PT. Gunung Intan Pertama 31 winangun Pala PT. Gunung Intan Pertama 32 tamata indah Pala PT. Gunung Intan Pertama 33 kana Pala PT. Gunung Intan Pertama Uni Eropa Peralatan Uni Eropa Peralatan Uni Eropa Peralatan Uni Eropa Peralatan Uni Eropa Peralatan 19 Kota Ternate 34 gunung mulia Pala UD. Putera Daerah Uni Eropa Rumah Pengolahan dan Peralatan Keterangan rincian penerima bantuan : Tahun 2014 : 34 gapoktan, 19 kabupaten, 8 Provinsi 221

237 LAMPIRAN 15. DATA PENERIMA DANA BANTUAN SOSIAL LEMBAGA MANDIRI YANG MENGAKAR DI MASYARAKAT (LM3) DITJEN PPHP TAHUN 2014 NO. PROPINSI KAB. /KOTA NAMA LEMBAGA ALAMAT BIDANG USAHA 1. Aceh Aceh Tengah Yayasan Pendidikan Terpadu Darul Ulum Aceh Timur Lembaga Pendidikan Islam Bayanul Huda Pidie Yayasan Pendidikan Islam Nurur Rasyad Al-Aziziyah Melala Desa melala, Kec. Celala.Kab.Aceh Tengah Pengolahan Pakan Ternak Skala Kecil Dusun Alue Rincong, Pante Rambong,Pente Bidari, Aceh Timur Dusun Geuluempang GP Mesjid Runtoh, Mesjid Runtoh, Pidie Pengolahan Kedelai (Tempe) Pengolahan Saos Cabe 2. Bali Jembrana Subak Abian Dwi Mekar Banjar Pasatan Ds. Pohsanten Kec. Mendoyo Pengolahan Kakao Fermentasi Subak Abian Karya Darma Bakti Banjar Pangkung Medahan Ds. Pulukan Kec. Pekutatan Subak Abian Lokosari Banjar Sekarkejula Kelod Ds. Yehembang Kauh, Kec. Mendoyo Pengolahan Kakao Fermentasi Pengolahan Kakao Fermentasi Subak Abian Sari Mertha Banjar Pancaseming Ds. Batu Agung Kec. Jembrana Pengolahan Kakao Fermentasi Subak Abian Sumber Urip Banjar Pengeragoan Dangin Tukad, Ds Pengeragoan, Pengolahan Kakao Fermentasi Kec Pekutatan Kab. Buleleng Subak Abian Satya Wecana Giri Desa Wanagiri, Kec. Sukasada, Kab. Buleleng, Bali Pengolahan Kopi Olah Basah Pengolahan Aneka Keripik Kab. Tabanan Subak Abian Batur Dayang Sari BR. Dinas Galiukir Kelod, Ds. Kebun Padangan, Pupuan, Kab. Tabanan, Bali 3. Banten Kab. Lebak Yayasan Cahaya Menara Banten Kp. Muncang, Ds. Muncang, Kec. Muncang, Kab. Rangkas Bitung Lebak, Banten Yayasan Pondok Pesantren Torikul Huda Kp. Gunung Kidul Rt 10/02 Ds. Gn. Kencana Kec. Gunung Kencana Kab. Lebak Lebak Pondok Pesantren Yayasan Al-Ikhlas Kp.Lembur Sawah Ds.Cijoro Pasir, Kec. Rangkasbitung Rt. 001/005 Yayasan Jayasana Kp. Cibarani, Desa Cibarani, Kec. Cirinten Rt. 03, Rw. 01 Yayasan Ponpes Miftahul Huda Al- Irsyadiyah Kp. Sampaleun I ds.bintangsari, Kec. Cipanas RT. 01/01 Pembuatan Keripik Pisang Pemasaran Beras Penggilingan Padi (RMU) Penggilingan Padi (RMU) Penggilingan Padi (RMU) 222

238 NO. PROPINSI KAB. /KOTA NAMA LEMBAGA ALAMAT BIDANG USAHA Pandeglang Pondok Pesantren Al-Ikhlas Kp.Kubangdoyong Ds.Rahayu Penggilingan Padi (RMU) Yayasan Nur - Insani Ds. Sumurlaban RT.004/001, Kec. Angsana Penggilingan Padi (RMU) Yayasan Pendidikan Islam As-Suqiya Kp. Leuweungkolot RT.002/001, Ds. Pareang Kec. Penggilingan Padi (RMU) 4. Jambi Kab. Merangin Pondok Pesantren Al-Ishlah Danau Pauh Mekarjaya Yayasan Pendidikan Islam Kiromul Kp. Kaduembe Rt.07 Rw.03 Ds. Parigi Kec. Saketi Pengolahan Emping Melinjo Huda Yayasan Pondok Pesantren Assufiyah Kp. Tiduruk RT 10 RW 5 Ds. Gunung Putri Kec. Banjar Penggilingan Padi (RMU) Yayasan Pondok Pesantren Rijalul Kp. Cikaung Baru RT.002 Rw. 005, Kel. Kabayan Kec. Penggilingan Padi (RMU) Falah Pandeglang Pengolahan Kopi Bubuk Dsn. Danau Pauh Rt.11, Kel.Pulau Tengah, Kec. Jangkat, Merangin Pondok Pesantren Azzakariyah Ds. Muara Panco Barat, Kel. MuaroPanco Barat, Kec. Renah Pembarap 5. Jawa Barat Ciamis Pondok Pesantren Al-Hidayah Kampung Sukasirna Dusun Sukasari RT.024 RW.008 Kel. Cimari, Kec. Cikoneng Ciamis Pondok Pesantren Darul Muta'alimin Dusun Selaawi RT.002 RW.010 Kel. Imbanagara Raya, Kec. Ciamis Yayasan Al 'Amin Puloerang Sukamukti RT.015 RW.005 Kelurahan Puloerang Kecamatan Lakbok Ciamis Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Munawwaroh KP. Cihideung RT.032 RW. 006 Kel. Margaluyu, Kec. Manonjaya Tasikmalaya Garut Pondok Pesantren Riyadlul Falah Kp. Ciwalen RT 004 RW 022, Ds. Depok, Kec. Pakenjeng Pondok Pesantren Salafiyah Al-Falah Kp. Hamerang RT 002 RW 002, Ds. Banjarwangi, Kec. Banjarwangi Pondok Pesantren Salafiyah Kp. Cilembu RT 004 RW 003, Ds. Neglasari, Kec. Badahiyatul Falah Pakenjeng Kab. Bandung Pondok Pesantren Baiturrahman Jl.Buana Sari VI No.4 Rt.008/Rw.004, Kelurahan Kujang Sari Kec. Bandung Kidul Kab. Tasikmalaya Yayasan Al Mubarokah Cibaros Kp. Cijulang Rt 08/02 Ds. Cijulang Kec. Cineam Kab. Tasikmalaya Yayasan Islam Al-Imam Asy-Syafi'i Kp. Cimanglid Rt 02/05 Ds. Sukadana Kec. Pagerageng Kab. Tasikmalaya Pengolahan Bokar Bersih Penggilingan Padi (RMU) Penggilingan Padi (RMU) Penggilingan Padi (RMU) Penggilingan Padi (RMU) Penggilingan Padi (RMU) Penggilingan Padi (RMU) Penggilingan Padi (RMU) Pengolahan Bakso Pengolahan Abon Sapi Pengolahan Pupuk Kompos 223

239 NO. PROPINSI KAB. /KOTA NAMA LEMBAGA ALAMAT BIDANG USAHA Yayasan Miftahul Hasanah Dusun Gn. Jantra Rt 04/02 Ds. Sirna Jaya Kec. Karang Pengolahan Keripik Pisang Jaya Kab. Tasikmalaya 6. Jawa Tengah Yayasan Sapinatul Huda Dusun Darma Sari Rt 06/02 Ds. Madiasari Kec. Cineam Kab. Tasikmalaya Kota Sukabumi Pondok Pesantren Al-Khaeriyyah Jl. Pemuda Gg. Pesantren No. 15 Rt 04/07 Ds. Tipar Kec. Citamian Kota Sukabumi Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath Perum Gading Kencana Asri Blok G5 No.1 Ds. Karang Tengah Kec. Gn. Puyuh Kota Sukabumi Subang Yayasan As-Syifa Kamaluddin Kmp. Munjul RT. 033 RW. 010, Ds. Pabuaran, Kec. Pabuaran Yayasan Thibbil Quluub Al-Anwari Kp. Mayasari RT 028 RW 009, Ds.Rancabango, Kec. Patokbeusi Blora Panti Asuhan Annisa Sinar Melati 27 Balun Srikaton LR V/39, RT 002 RW 003, Ds. Balun, Kec. Cepu Jepara Pondok Pesantren Fadlilatul Qur an Dk. Ngablak, RT 001, RW 002, Ds. Gemiring Kidul, Kec. Nalum Sari Pengolahan Keripik Buah (Pisang) Pengolahan Sale Pisang Pengolahan Beras Singkong (RASI) Pengolahan Telur Asin Pengolahan Telur Asin Pengolahan Aneka Makanan (Egg Roll Ubi Ungu) Pengolahan Gula Merah Tebu (Gula Tumbu) Yayasan Cahaya Pelita Bangsa Bucu Ds. Bucu RT. 004 RW 002, Kec. Kemelang Pengolahan Kapuk Pengolahan Pakan Ternak Kab. Batang Pondok Pesantren Al-Jauharotun Naqiyyah Dukuh Pujut Rt 03/02 Ds. Pujut Kec. Tersono Kab. Batang Karanganyar Pondok Pesantren Fajrul Falah Kuto, RT 001 RW 005, Ds. Kuto, Kec. Kerjo Pengolahan Aneka Keripik Pondok Pesantren Musthofa Mojogedang Tawangmangu, RT 004 RW 002, Ds. Tawangmangu, Kec. Tawangwangu Klaten Yayasan Al Muttaqien Jl. H. Ten Komp. Bulog B-22 RT 001 RW 006, Kel. Kayu Putih, Kec. Pulo Gadung Magelang Pondok Pesantren Nurrusshohabi Dsn. Nglarangan RT 001 / RW 006, Ds. Ngawonggo, Kec. Kaliangkrik Pengolahan Gula Merah Tebu (Gula Tumbu) Pengolahan Keripik Tempe Pengolahan Aneka Keripik Purworejo Pondok Pesantren Roudlotul Athfal Bruno Wetan, RT 003, RW 002, Ds. Bruno Rejo, Kec. Penggilingan Padi (RMU) Bruno Dsn Ruk Buruk, Ds. Baipajung, Kec. Tanah Merah Penggilingan Padi (RMU) 7. Jawa Timur Bangkalan Yayasan Pendidikan & Sosial An Nidhomiyah Yayasan Pendidikan Islam Manbaul Ulum Dsn. Raas, Desa Kelbung Kec. Galis Penggilingan Padi (RMU) 224

240 NO. PROPINSI KAB. /KOTA NAMA LEMBAGA ALAMAT BIDANG USAHA Blitar Lembaga Pendidikan Islam Al-Falah Ds.Kemloko Kec.Nglegok Penggilingan Padi (RMU) Pondok Pesantren Al-Falah Dsn. Sweden Ds.Kolomayan Pengolahan Jagung (Tortila) Yayasan Al Irsyad Ds.Karangbendo Kec.Ponggok Penggilingan Padi (RMU) Bondowoso Yayasan Nurul Falah Dsn. Selatan Tenggir, Rt.019 Rw.003 Kec. Maesan Penggilingan Padi (RMU) Kab. Lamongan Pondok Pesantren An - Nur Ds. Puter Rt 01/01 Kec Kembangbahu Kab. Lamongan Pengolahan Sari Kedelai Kab. Pamekasan Pondok Pesantren Nahdlatuin Nasyiin Dusun Berjateh daja Ds. Bungbaru Kec. Tadur Kab. Pamekasan Yayasan As Salim Dusun Palalang Ds. Waru Barat Kec. Waru Kab. Pamekasan Pengolahan Kacang Tunggak Pengolahan Kacang Tunggak Kota Kediri Yayasan Pendidikan Islam Nidzamiyah Jl. Rinjani Kel.Pojok Rt.18 Rw.04 Penggilingan Padi (RMU) Mojokerto Pondok Pesantren Nur Muhammad Jl.Ponpes Nur Muhammad No.01 Dsn. Genengan, RT/RW 001/003 Ds. Randugenengan, Dlanggu Yayasan Pondok Pesantren Mamba'ul Hikmah Dsn. Sumber Sari, RT/RW 001, Desa Sumber Karang, Kec. Dlanggu Pengolahan Hasil Peternakan (Bakso) Pengolahan dan Pemasaran Pentol Bakso Nganjuk Lembaga Pendidikan & Sosial Nahdlah Jl.Bambang Yuwono 143 B, Ds. Gondang Kulon, Penggilingan Padi (RMU) Al-Islamiyah RT/RW. 007/004 Kec. Gondang Probolinggo Pondok Pesantren Darul Ulum Al Jl.Kh.Abdullah Kamil Dsn, Krajan, RT/RW 003/002 Penggilingan Padi (RMU) Islamiyah Ds.Jorongan Kec. Leces Yayasan Miftahul Ulum Tempuran Dsn. Tempuran Rt.23 Rw.04 Pengolahan Kedelai (Tempe) Yayasan Panti Asuhan Barokatul Dusun Asem Rt.02 Rw.02 Penggilingan Padi (RMU) Hasan Yayasan Pondok Pesantren Desa Dungun Kec. Tongas Penggilingan Padi (RMU) Darussalam Assakdiah Penggilingan Padi (RMU) Situbondo Pondok Pesantren Ro'iyatus Syamsi Dusun Singoatmojo RT 001/002, Ds. Arjasa, Kec. Arjasa Pondok Pesantren Salafiyah Miftahul Jannah Yayasan & Pendidikan Sosial Pondok Pesantren Nurus Salam Jl. Garuda No. 125 RT.01 RW.04 Rawan Selatan Penggilingan Padi (RMU) Dsn. Sambian Ds.Bugatan Penggilingan Padi (RMU) Sumenep Pondok Pesantren Al-Qadiriyah Dusun Mambang, Desa Bunbarat, Kec. Rubaru, Rt. 008/002 Penggilingan Padi (RMU) 225

241 NO. PROPINSI KAB. /KOTA NAMA LEMBAGA ALAMAT BIDANG USAHA Yayasan Al-Cholily Dusun Jungkat, Ds. Jungkat, Kec. Raas Pengolahan Kedelai (Tahu) 8. Kalimantan Selatan Yayasan Al-Khairat Dusun Bantelan Rt. 002/007 Ds. Sergang Kec. Batuputih Yayasan Muhammad Hasyim Karangrejo 8/20-A Rt. 006/002, Ds. Wonokromo, Kec. Wonokromo Yayasan Ponpes Bustanul Khairat Dusun Gendang, Rt. 001/004 Ds. Gendang Barat Kec. Gayam Penggilingan Jagung Penggilingan Padi (RMU) Penggilingan Padi (RMU) Trenggalek Pesantren Sunan Ampel Dusun Krajan, Rt. 012/003 Ds. Dukuh Kec. Watulimo Pengolahan Keripik Pisang Tulungagung Pondok Pesantren Al Hidayah Dusun Samir, Rt.002/01 Ds. Samir Kec. Ngunut Pengolahan Susu Pasteurisasi Pondok Pesantren Mambadi'ul Ghulam Assalafiyah Dusun Banaran RT. 003/001 Ds. Gombang Kec. Pakel Penggilingan Padi (RMU) Barito Kuala Yayasan Darul Huda Tinggiran Baru Desa Tinggiran Baru Rt.06 Penggilingan Padi (RMU) Tanah Bumbu Yayasan Tarbiyyatul Aulaad Wiritasi Agatan Jl.Kapitan Laut Pulo Rt.III Penggilingan Padi (RMU) 9.. Lampung Kab. Tanggamus Pondok Pesantren Miftahul Asna Dsn. I Rt.2/Rw. 1, Kel. Landbaw, Kec. Gisting, Kab. Tanggamus, Lampung Pondok Pesantren Riadlul Fatah Al- Barqi Jl. Jamal, Dsn. IIA Rt.2/Rw.2, Ds. Purwodadi, Kec. Gisting Lampung Barat Pondok Pesantren Nurul Iman Sekincau Pasar Link III RT.003 RW.003 Kel. Sekincau Sekincau Kec. Sekincau, Lampung Barat Lampung Pondok Pesantren Al-Manshuriyah RT.010 RW.04 Kel.Dono Arum Kec.Seputih Agung Tengah Lampung Tengah Lampung Timur Pondok Pesantren Al-Huda Dusun II Kayangan RT.004 RW.002 Kel. Tulung Balak, Kec. Batanghari Nuban Lampung Timur Pondok Pesantren Miftahul Ulum Dusun III Suko Rahayu RT.021 RW.005 Kel.Rukti Sedyo Kec. Raman Utara Lampung Timur Way Kanan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Sumber Agung, Gunung Sari RT.001 RW.004 Kel. Gunung Sari, Kec. Rebang Tangkas, Way Kanan Pondok Pesantren Nurul Iman Kp. Tanjung Bulan RT.002 RW.002 Kelurahan Tanjung Bulan Kecamatan Kasui Way Kanan Pengolahan Keripik Singkong Pengolahan Keripik Talas Pengolahan Kopi Biji Pengolahan Hasil Peternakan (Bakso) Pengolahan Kompos Pengolahan Kompos Pengolahan Karet (Bokar) Pengolahan Kopi Bubuk 226

242 NO. PROPINSI KAB. /KOTA NAMA LEMBAGA ALAMAT BIDANG USAHA Penggilingan Padi (RMU) 10. Nusa Tenggara Barat 11. Nusa Tenggara Timur Kab. Lombok Tengah Yayasan Pendidikan Al-Ma'arif NU Al- Mansyuriyah Rujak Ngalun, Ds. Mekarsar, Praya Barat, Lombok Tengah Lombok Tengah Yayasan Pendidikan Nurul Wahyi NW Pemotoh Timur Desa Aik Berik Kec. Batu Kliang Utara Penggilingan Padi (RMU) Yayasan Perguruan Ishlahul Ummah Dasan Aman Ds.Peresak Kec. Batukliang Penggilingan Padi (RMU) NW Yayasan Pondok Pesantren Dsn.Aikja Desa.Jago Kec. Raya Penggilingan Padi (RMU) Alhamidiyah Yayasan Pondok Pesantren Sirajul Dsn. Repok Sintung Ds. Pringgarata Kec. Pringgarata Penggilingan Padi (RMU) Huda Kab. Kupang Jemaat Ebenhaezer Tarus Barat Tungbers Jemaat Gereja Masehi Injil Di Timur Emaus Oebelo RT 006/003 Kelurahan Parus, Kec. Kupang Tengah, Kab. Kupang Pengolahan Aneka Keripik pisang/singkong RT 019/RW 007,Desa Oebelo, Kec. Kupang Tengah Pengolahan Stik Labu Kota Kupang Jemaat Getsemani Sikumana Adia RT.015/006 Desa Sikumana Kec. Maulafa Kota Pengolahan Aneka Keripik Rafa Kupang, NTT Buah Sumba Barat Paroki Santo Petrus Koro Kangali Wano Kaka Ds.Raba Ege Kec.Wewewa Barat Pengolahan Kakao Daya Fermentasi Sumba Tengah Duma Moruku Waimarapu Ds. Waimanu Kec. Katiku Tana Selatan Penggilingan Padi (RMU) Timor Tengah Gereja Maranatha Mena Ds. Oepuah Utara Kec. Biboki Moenleu Penggilingan Padi (RMU) Utara Gereja Paulus Wini Aijao RT 9 RW 2 Kel. Humusu C Kec. Insana Utara Penggilingan Padi (RMU) Gereja Zoar Manufui Kel. Upfaon Kec. Biboki Selatan Penggilingan Padi (RMU) Paroki Santu Antonius Maria Claret Ds. Tanpah Kec. Biboki Tanpah Penggilingan Padi (RMU) Oenopu 12. Papua Kab. Nabire Yayasan Memorial Kalibobo Jl. Siriwo, Ds, Karang Tumaritis, Kab. Nabire, Papua Pengolahan Aneka Keripik Buah 13. Papua Barat Kab. Sorong Yayasan Permata Rabbani Jl. Longgot Ollo - Kampung Wermit Distrik Teminabuan Pengolahan Aneka Keripik Selatan Manokwari Jemaat Api Kemuliaan Jl.Trikora Sowi III Marampa Pengolahan Kedelai (Tahu dan Tempe) 227

243 NO. PROPINSI KAB. /KOTA NAMA LEMBAGA ALAMAT BIDANG USAHA 14. Sulawesi Majene Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banua Senda Ds.Banua Sendana Pengolahan Minyak Kelapa Barat 15. Sulawesi Selatan 16. Sulawesi Tengah 17. Sulawesi Utara Barru Pesantren At-Taufiq Jl.Padaelo No. 12 Pekkae Pengolahan Selai Buah Gowa Pondok Pesantren Ibnul Amin Jl.Poros Bunga Baji Penggilingan Padi (RMU) Yayasan Berlian Tarbiyah Jl. Alternatif No.16 Penggilingan Padi (RMU) Jeneponto Yayasan Harapan Bahagia Jl.Poros Mangngepong No.17 Dsn. Jombe Penggilingan Padi (RMU) Kab. Barru Pondok Pesantren Al-Munawwarah Dusun Bottoe, Kel. Lalolang, Kec. Tanete Rilau, Kab. Pengolahan Keripik Tempe Barru, Pro. Sulawesi Selatan Kab. Bulukumba Yayasan Perguruan Islam Al Qalam Baccara, Ds. Tongke Tongke, Kec. Sinjai Timur, Kab. Pengolahan Kopi Bubuk Sinjai Prov. Sulawesi Selatan Kab. Gowa Pondok Pesantren Darussalam Manuju Dusun Tompobalang, Kec. Manuju, Kab. Gowa Prov. Penggilingan Padi (RMU) Sulawesi Selatan Kab. Maros Pondok Pesantren YADI Komplek Pesantres YADI Ds. Raya, Kec. Turikale, Kab. Penggilingan Padi (RMU) Maros, Prov. Sulawesi Selatan Campalagi Ds. Tupabbiring Kec. Bontoa Pengolahan Anon Nangka Maros Pondok Pesantren Raudhaturrasyidin DDI Campalagi Kab. Toli-Toli Pondok Pesantren Al-Khairaat Jl. KH. Amad Dahlan No. 11, Kec. Baolan, Kab. Toli Toli, Sulawesi Tengah Pengolahan Aneka Keripik Buah Pondok Pesantren Hidayatullah Soni Jl Hidayatullah No. 33 Palu Penggilingan Padi (RMU) Kota Palu Panti Asuhan Nurul Huda Jl. Padanjakaya No. 115 Pengolahan Hasil Peternakan (Abon Sapi) Morowali Utara Pondok Pesantren Salafiyah Tsamaratul Hizbi Ds. Panca Makmur Kec.Soyojaya Pengolahan Kakao Fermentasi Toli-Toli Yayasan Pendidikan Al-Ihsan Jl.Poros Bajungan Penggilingan Padi (RMU) Yayasan Rahmatullah Jl.Daud Lapau No. 20 Pengolahan Tepung Sagu Kab. Minahasa Jemaat Imanuel Lolah Anugerah Ds Lolah I, Kec. Tobariri, Kab. Minahasa, Sulawesi Utara Kab. Minahasa Selatan Gereja Gerakan Pentakosta Jemaat Antiokia Linelean Ds. Linelean, Kec. Modoinding, Kab. Minahasa Selatan, Sulawesi Utara GMIM Jemaat Imanuel Makaaroyen Makaaruyen Jaga, Ds. Makaruyen, Kec. Modoinding, Kab. Minahasa Selatan Prov. Sulawesi Utara Pengolahan Arang Tempurung Pengolahan Aneka Keripik (Kentang) Pengolahan Aneka Keripik (Kentang) 228

244 NO. PROPINSI KAB. /KOTA NAMA LEMBAGA ALAMAT BIDANG USAHA 18. Sumatera Barat 19. Sumatera Selatan 20. Sumatera Utara Kab. Minahasa Utara Kab. Dharmasraya Kab. Solok Selatan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Kasaar, Kec. Kauditan, Kab Minahasa Utara, Prov. Sulawesi Utara Yayasan Pendidikan Islam Andalas Cendikia Jorong Padang Bintungan V, Desa Sialang Gaung, Dharmasraya Yayasan Darul Ulum Sungai Kalu II, Kel. Pakan Rabaa Utara, Kec. Koto Parik Gadang Diateh Pengolahan Aneka Makanan (Halua Kenari) Pemasaran Daging Segar Pengolahan Aneka Keripik Buah Musi Rawas Pondok Pesantren Al Ikhlas Sidorejo Dusun VIII Desa Lubuk Tua, Muara Kelingi Musi Rawas Pengolahan Aneka Keripik pisang, ubi, sukun) OKU Selatan Yayasan Pondok Pesantren Salafiyah Al-Falah IV Dusun 1 Desa Penantian, Kec. Banding Agung, Kab. Oku Selatan Kab. Langkat Yayasan Pendidikan Islam Najm Nuur Lingk. VIII Sido Mukti, Tanjung Selamat, Langkat, Sumatera Utara Kab. Mandailing Natal Penggilingan Padi (RMU) Pengolahan Keripik Singkong Pondok Pesantren Darul Hikmah Tangga Bosi III, Kel. Tangga Bosi III, Kec. Siabu Penggilingan Padi (RMU) T O T A L 129 Lembaga 229

245 Lampiran 16 Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2014 No Nama Keputusan Nomor Keputusan 1 Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penandatangan Surat Perintah 1/Kpts/KU.410/G/I/2014 Membayar, Penanggung Jawab Satuan Pelaksana Kegiatan dan Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Tunjangan Operasional Satuan Pengaman Direktorat Jenderal Pengolahan dan 2/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Tunjangan Operasional Pelaksana Kebersihan pada Direktorat Jenderal 3/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Pejabat Pengadaan Barang /Jasa, Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Direktorat 4/Kpts/OT.160/G/I/2014 Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Penetapan Penggunaan Kendaraan Dinas pada Kantor Direktorat Jenderal 5/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pngolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Pembentukan Tim Teknis dan Sekretariat Lembaga Mandiri yang Mengakar di 6/Kpts/OT.160/G/I/2014 Masyarakat 7 Pembentukan Tim Teknis Pengadaan Barang dan Jasa Direktorat Jenderal 7/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Penetapan Pramubakti, Satpam dan Pengemudi Direktorat Jenderal Pengolahan 8/Kpts/OT.160/G/I/2014 dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Penetapan Pejabat Penerima Biaya Oprasional Layanan Komunikasi Cepat 9/Kpts/OT.160/G/I/2014 Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Pembentukan Tim Website Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil 10/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pertanian Tahun Anggaran Pembentukan Tim Penyusunan Peraturan Menteri Pertanian tentang Penerapan 11/Kpts/OT.160/G/I/2014 Standar Nasional Indonesia Wajib Bibit Niaga Ayam Ras Petelur dan Pedaging Serta Semen Beku Sapi 12 Tim Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Laporan 12/Kpts/OT.160/G/I/2014 Lingkup Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Satuan Pelaksana Sistem Pengendalian Intern Lingkup Direktorat Jenderal 13/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Tim Monitoring dan Evaluasi lingkup Direktorat Jenderal Pengolahan dan 14/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Pengangkatan Petugas Admin Sistem Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa 15/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Pembentukan Tim Kerjasama dan Harmonisasi Standardisasi 16/Kpts/OT.160/G/I/ Pembentukan Kelompok Kerja Pengerusutamaan Gender Direktorat Jenderal 17/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Tim Pengelolaan Aset Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil 18/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pertanian Tahun Anggaran Tim Penghapusan Barang Milik Negara Satker Pusat dan Satker Daerah 19/Kpts/OT.160/G/I/2014 Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Pembentukan Tim Perumusan Program Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 20/Kpts/OT.160/G/I/

246 No Nama Keputusan Nomor Keputusan 21 Pembentukan Tim Penilai Kementerian dan Sekretariat Tim Penilai Kementerian 21/Kpts/OT.160/G/I/2014 Jabatan Fungsional Analisis Pasar HAsil Pertanian 22 Penyelenggaraan dan Pembentukan Panitia Gelar Teknologi Pengolahan Hasil 22/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pertanian Tahun Penetapan Honorarium Pengelola Anggaran Direktorat Jenderal Pengolahan dan 23/Kpts/OT.160/G/I/2014 pemasaran Hasil Pertanian Tahun Pembentukan Tim Penyusunan Buletin Link Direktorat Jenderal Pengolahan dan 24/Kpts/OT.160/G/I/2014 Pemasaran Hasil Pertanian 25 Petunjuk Teknis Pengelolaan Anggaran Satker Direktorat Jenderal Pengolahan 25/Kpts/OT.160/G/I/2014 dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Pemangku Jabatan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Jenderal 26/Kpts/OT.160/G/1/2014 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran Perubahan Lampiran Atas Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat 27/Kpts/OT.140/G/1/2014 Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Nomor 4/Kpts/OT.160/G/1/2014 tentang Penetapan Pejabat Pengadaan Barang/ Jasa 28 Perubahan atas Keputusan Ditjen PPHP Nomor 17/Kpts/OT.160/G/1/2014 tentang 28/Kpts/OT.160/G/1/2014 Pembentukan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender Ditjen PPHP tahun anggaran Pemangku Jabatan PNS di Lingkungan Ditjen PPHP tahun /Kpts/TU.310/G/2/14 30 Perubahan Lampiran atas Keputusan KPA Ditjen PPHP Nomor 34/Kpts/OT.160/G/1/2014 4/Kpts/OT.160/G/1/2014 tentang Pejabat Pengadaan Barang/Jasa dan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan 31 Perubahan Lampiran Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Ditjen PPHP Nomor 35/Kpts/Ku.410/G/1/ /Kpts/KU.410/G/1/2014 tentang Penetapan Honorarium Pengelola Anggaran Ditjen PPHP 32 Perubahan atas Lampiran Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Ditjen PPHP 38/Kpts/KU.410/G/3/2014 Nomor 1/Kpts/Ku.410/G/1/2014 tentang Pejabat Pembuat Komitmen 33 Perubahan atas lampiran Keputusan Kuasa Pengguna anggaran Ditjen PPHP 39/Kpts/OT.160/G/1/2014 Nomor 10/Kpts/OT.160/G/1/2014 tentang Pembentukan Tim Website Ditjen PPHP TA Perubahan atas Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal 41/Kpts/OT.160/G/3/2014 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Nomor 19/Kpts/OT.160/1/2014 tentang Tim Penghapusan Barang Milik Negara Satuan Kerja Pusat dan Satuan Kerja Daerah Ditjen PPHP Inpasing SK kenaikan pangkat pegawai lingkup Ditjen PPHP 39 Pembentukan Tim dan Sekretariat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Ditjen 96/Kpts/OT.160/G/4/2014 PPHP 40 Perubahan atas Lampiran Keputusan Kuasa Pengguna Anggran Ditjen PPHP 109/Kpts/TU.310/G/4/2014 Nomor 33/Kpts/TU.310/G/2/2014 tentang Pemangku Jabatan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Ditjen PPHP Tahun Anggaran 41 Rekomendasi Impor Beras tertentu/ Pembentukan Tim Survai Kebutuhan beras tertentu 125/Kpts/OT.160/G/5/ Mai Penetapan Alokasi dan Mekanisme Pemberian Rekomendasi Ekspor dan Impor Beras Tertentu TA /Kpts/OT.140/4/ Mai Pembentukan Tim Pemberian Pengehrgaan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian TA /Kpts/OT.160/G/4/ Mai Penunjukan Info Gude dalam rangka Pameran Penas Ke XIV 131/Kpts/OT.160/G/6/ juni 2014 INPASING 45 Perubahan kedua atas lampiran keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Nomor 127/Kpts/OT.140/G/5/2014 tentang Pemangu Jabatan pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 516/Kpts/OT.140/G/7/

247 No Nama Keputusan Nomor Keputusan 46 Penetapan Lembaga Mandiri yang mengakar di Masyarakat Terpilih penerima 530/Kpts/KU.240/8/2014 Bantuan pemberdayaan dan pengembangan Usaha Agribisnis Dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2014 (Tahap 1) 47 Penataan Staf Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jnderal Pengolahan dan 531/Kpts/OT.140/8/2014 Pemasaran Hasil Pertanian 48 Tim Evaluasi Pencapaian Out Come Program Peningkatan nilai tambah daya 532/Kpts/OT.140/8/2014 saing Industri hilir pemasaran dan ekspor hasil pertanian tahun Perubahan ketiga atas lampiran keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan 534/Kpts/OT.140/G/5/2014 Pemasaran Hasil Pertanian Nomor 127/Kpts/OT.140/G/5/2014 tentang Pemangu Jabatan pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 50 Penetapan Lembaga Mandiri yang mengakar di Masyarakat Terpilih penerima 535/Kpts/KU.240/G/8/2014 Bantuan pemberdayaan dan pengembangan Usaha Agribisnis Dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2014 (Tahap 1) 51 Penyelenggara bulan mutu pertanian Tahun /Kpts/OT.140/G/9/ Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 537/Kpts/OT.140/G/9/2014 Perubahan ketiga atas lampiran keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Nomor 127/Kpts/OT.140/G/5/2014 tentang Pemangu Jabatan pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 53 Honorarium Tim Pemberian Penghargaan Pengolahan dan Pemasaran Hasil 542/Kpts/OT.160/G/9/2014 Pertanian 54 Pembentukan Sekretariat Rekomendasi Ekspor dan Impor Produk Pertanian 545/Kpts/OT.160/G/10/2014 Tertentu 55 Panitia Penyelenggara Worksop Sistem pengendali Interen Direktorat Pengolahan 546/Kpts/OT.160/G/10/2014 dan Pemasaran Hasil Pertanian 56 Pembentukan Tim Studi Kebijakan dan Regulasi Komoditas Strategis Bidang 547/Kpts/OT.160/G/10/2014 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 57 Sub Unit Pengelola Gratifikasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran 548/Kpts/OT.160/G/10/2014 Hasil Pertanian 58 Perubahan kelima atas lampiran keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan 549/Kpts/OT.140/G/5/2014 Pemasaran Hasil Pertanian Nomor 127/Kpts/OT.140/G/5/2014 tentang Pemangu Jabatan pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 59 Pemberian Tabungan Kepada Penerima Penghargaan Anugerah Produk 551/Kpts/KP.450/10/2014 Pertanian Berdaya Saing Tahun Penetapan Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat Terpilih Penerima 530/Kpts/Ku.240/10/2014 Bantuan Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Agribisnis dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Tahun 2014 (Tahap II) 61 Perubahan ketujuh atas lampiran keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Nomor 127/Kpts/OT.140/G/5/2014 tentang Pemangu Jabatan pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 557/Kpts/OT.140/G/10/

248

KATA PENGANTAR. Dr. Ir. Haryono, MSc. NIP

KATA PENGANTAR. Dr. Ir. Haryono, MSc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan perwujudan pemenuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN...1

DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN...1 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... A. Latar Belakang... B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi...2. Sekretariat Direktorat Jenderal...3 2. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian...3 3. Direktorat Mutu dan Standardisasi...3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Direktorat Mutu dan Standarisasi B. Direktorat Pemasaran Domestik C. Direktorat Pemasaran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. R e n c a n a K i n e r j a T a h u n a n ( R K T ) D i t j e n. P P H P

KATA PENGANTAR. R e n c a n a K i n e r j a T a h u n a n ( R K T ) D i t j e n. P P H P KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun 2014 yang disusun ini merupakan suatu dokumen yang terpisah dari dan merupakan uraian lebih lanjut dari rencana strategis dimana sebagian isinya sudah tercantum dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Pengolahan

Lebih terperinci

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 LOG O Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian Gedung A, Lantai 4, Ruang 442-447 Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/2003 serta disempurnakan dengan Peraturan Menteri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2014 merupakan tahun terakhir dalam pelaksanaan Renstra Kementerian Pertanian periode 2010-2014. Kementerian Pertanian pada periode 2010-2014 telah menetapkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DJT. ALSJNTAN TA. 2013 KAT A PEN GANT AR Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2010 merupakan tahun transisi pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN PPHP TAHUN 2015

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN PPHP TAHUN 2015 RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN PPHP TAHUN 2015 DISAMPAIKAN OLEH IR. YUSNI EMILIA HARAHAP, MM DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 1 LAMPIRAN 2 Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemaaran Hasil Hortikultura Tahun

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemarintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam kerangka pembangunan kelautan dan perikanan saat ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN rencana kinerja tahunan (rkt) sekretariat ditjen.perkebunan tahun 2015 1 rencana

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A216 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3725 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 474.268.93 28.188.643 1.549.93.158

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A214 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 3716 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 383.245.165 216.729.74 1.191.665.246

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A215 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3725 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 439.728.89 276.43.977 1.127.398.698

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian LAPORAN KINERJA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.02-0/AG/2014 DS 9802-8163-0908-0385 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 5.1.1. Dasar Hukum Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Tugas Pembantuan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-018.02-0/2016 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP BAB V. PENUTUP Sekretariat Badan Litbang Pertanian sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2014 mengimplementasikan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA TAHUN 2012 KATA PENGANTAR

LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA TAHUN 2012 KATA PENGANTAR LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pascapanen dan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB II RENCANA STRATEJIK Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun. Laporan ini mengukur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-018.02-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.02-0/2013 DS 2887-2051-5773-8818 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci