BAB I PENDAHULUAN. gula kelapa dan perencanaaan program agroindustri gula kelapa yang
|
|
- Johan Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program diversifikasi gula nasional dapat dilakukan dengan cara mencari alternatif sumber-sumber gula alami non tebu. Salah satunya adalah gula dari palmae (brown sugar). Program diversifikasi gula nasional yang berbasis pada gula palmae akan semakin efektif jika didukung oleh komitmen masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam mengembangkan budaya cinta gula kelapa dan perencanaaan program agroindustri gula kelapa yang komperehensif, terpadu dan berkelanjutan (Anonim, 2014). Disamping faktor berlimpah dan murahnya bahan baku gula kelapa, teknologi yang digunakan untuk membuat gula kelapa juga termasuk low cost (tidak membutuhkan biaya) and low tech (tidak membutuhkan teknologi yang tinggi). Hal ini berbeda dengan teknologi yang digunakan untuk pembuatan gula pasir (tebu). Sejalan dengan kemajuan teknologi dan pola konsumsi masyarakat, dewasa ini telah berkembang gula kelapa berbentuk kristal atau serbuk. Produk gula kelapa kristal memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan gula kelapa cetak biasa. Keunggulan gula kelapa kristal diantaranya yaitu lebih higienis dan bebas bahan kimia, lebih mudah larut, daya simpan yang lebih lama, bentuknya lebih menarik, harga jual lebih tinggi, pengemasan dan pengangkutan lebih mudah, rasa dan aromanya lebih khas, mudah difortifikasi atau diperkaya dengan bahan lain seperti Yodium, vitamin A atau
2 2 Mineral (Mustaufik dan Haryanti, 2006). Gula kelapa kristal juga memiliki peluang untuk mengisi kekurangan kebutuhan gula nasional, selain itu juga sudah masuk dipasaran luar negeri (ekspor) seperti Singapura, Jepang, Hongkong, USA, dan Jerman (Anonim, 2014). Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah penghasil gula kelapa (gula jawa) yang sangat potensial di Jawa Tengah bahkan di Indonesia, selain Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara. Menurut data dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas (2013), pada tahun 2011 terdapat unit usaha gula kelapa dengan volume produksi mencapai ,35 ton per tahun; pada tahun 2012 terdapat unit usaha gula kelapa dengan volume produksi mencapai ,35 ton per tahun; dan pada tahun 2013 terdapat unit usaha gula kelapa dengan volume produksi mencapai ,19 ton per tahun yang tersebar dalam 24 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas. Dari 24 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang perkembangan usaha home industri gula kelapanya produktif yaitu Ajibarang, Somagede, Pekuncen, Cilongok, Lumbir, Purwojati dan Wangon seperti yang terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Produksi Gula Kelapa di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Banyumas No. Kecamatan Jumlah Produksi Gula Jumlah Produksi Kelapa (kg/ hari) Gula Semut (kg/hari) 1. Cilongok , ,35 2. Ajibarang , ,52 3. Pekuncen , ,57 4. Wangon , ,29 5. Purwojati , ,88 6. Somagede , ,73 7. Lumbir , ,59 Sumber: Kantor Dinperindagkop Kabupaten Banyumas (2013).
3 3 Di Kabupaten Banyumas sedikitnya terdapat 852 pengrajin gula kelapa kristal telah memperoleh sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi gula kelapa kristal organik Control Union Certification (CUC) yang meliputi standar organik dari USDA (Amerika Serikat), NOP (Eropa) dan JAS (Jepang). Dengan sertifikat organik, maka produk gula kelapa kristal organik Banyumas sudah bisa menembus pasar luar negeri (ekspor). Sertifikasi produk gula kelapa kristal tersebut merupakan bagian dari program penguatan produk pertanian yang dilakukan bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup (LPPLSH) Banyumas dan Lembaga Pengabdian Masyarakat Unsoed (Anonim, 2014). Data Dinperindagkop Kabupaten Banyumas (2014), menyebutkan bahwa Desa Rancamaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani pengrajin gula kelapa dengan total pelaku wirausaha 248 pengrajin dengan produksi total mencapai 27,473 kg per hari atau 10 ton per tahun (gula kelapa cetak) dan 54,945 kg per hari atau 20 ton per tahun (gula kelapa kristal). Berikut adalah data jumlah pengrajin gula kelapa di desa-desa yang berada pada kawasan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.
4 4 Tabel 2. Jumlah Pengrajin Gula Kelapa di Desa-Desa Kawasan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas No. Nama Desa Jumlah Jumlah Jumlah Petani kepemilikan produksi Pengrajin Gula pohon gula kelapa Kelapa (Orang) (pohon) (kg/hari) 1. Langgongsari ,44 2. Pageraji ,48 3. Cilongok ,88 4. Pernasidi ,84 5. Karanglo ,20 6. Kalisari ,76 7. Karangtengah ,60 8. Panembangan ,32 9. Rancamaya , Gunung Lurah , Sokawera , Sambirata , Kasegeran , Sudimara , Jatisaba , Panusupan , Cipete , Batuanten , Cikidang , Pejogol ,28 Jumlah Sumber: Kantor Dinperindagkop Kabupaten Banyumas, Dari Tabel 2 terlihat jelas bahwa Desa Pageraji adalah salah satu desa dari 20 desa yang ada di Kecamatan Cilongok yang memiliki jumlah petani pengrajin gula kelapa dan jumlah kepemilikan pohon terbanyak. Namun bertitik tolak dari tabel tersebut penelitian ini dilakukan di Desa Rancamaya, dimana desa ini merupakan desa yang berada pada urutan 12 dari 20 desa yang ada di Kecamatan Cilongok yang memiliki jumlah petani pengrajin gula kelapa terbanyak. Desa Rancamaya memiliki 92 rumah tangga petani pengrajin gula kelapa kristal yang ikut bergabung dengan Koperasi Nira Satria, dimana dari 92 petani pengrajin ini sudah memiliki sertifikasi produk.
5 5 Di Koperasi Nira Satria ini mampu menyediakan 10 ton per minggu atau ton per bulan untuk di ekspor (Sumber: Pengurus Koperasi Nira Satria, 2015). Selanjutnya data dari kantor Dinperindagkop (2013), juga menyebutkan bahwa pada tahun 2013 Kabupaten Banyumas memproduksi gula kelapa kristal sebanyak 28,84 ton per hari dengan jumlah home industry unit usaha dan tenaga kerja sebanyak orang. Agroindustri gula kelapa merupakan salah satu produk home industry yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Desa Rancamaya sebagai komoditas unggulan desa tersebut. Sejalan dengan kemajuan teknologi dan banyaknya inovasi, gula ini dimodifikasi menjadi gula kelapa kristal atau gula semut. Gula kelapa kristal adalah salah satu produk yang mengalami diversifikasi produk dimana memberi nilai tambah terhadap ekonomi rumah tangga petani pengrajin karena harga jual gula kelapa kristal (Rp per kilogram untuk gula kelapa kristal kering dan Rp per kilogram untuk gula kelapa kristal basah) jauh lebih tinggi dibanding gula kelapa cetak (Rp per kilogram). Selain harga jual yang cukup tinggi, namun dalam proses pembuatan gula kelapa kristal ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama dibanding dengan membuat gula kelapa cetak. Disamping itu, kualitas produk juga sangat berpengaruh karena gula kelapa kristal di desa ini sudah masuk ekspor. Dari uraian diatas, peneliti bermaksud ingin mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh petani pengrajin dari usaha agroindustri gula kelapa kristal, seberapa besar kontribusi agroindustri gula kelapa kristal
6 6 terhadap ekonomi rumah tangga pengrajin gula kristal, serta kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi pengrajin dalam mengembangkan agroindustri gula kelapa kristal. B. Rumusan Masalah 1. Berapa pendapatan yang diperoleh pengrajin dari usaha agroindustri gula kelapa kristal di Desa Rancamaya Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas? 2. Berapa kontribusi agroindusti gula kelapa kristal terhadap ekonomi rumahtangga pengrajin gula kelapa kristal di Desa Rancamaya Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas? 3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi pengrajin dalam mengembangkan agroindustri gulakelapa kristal di Desa Rancamaya Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas? C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini perlu adanya batasan masalah, sehingga kajian terbatas pada masalah yang dirumuskan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Obyek penelitian adalah pengrajin gula kelapa kristal. 2. Penelitian dilaksanakan di Desa Rancamaya Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. 3. Faktor-faktor yang diteliti yaitu faktor biaya dan pendapatan dari agroindustri gula kelapa kristal.
7 7 4. Faktor lain yang diteliti yaitu faktor pendapatan keluarga pengrajin diluar pendapatan agroindustri gula kelapa kristal. 5. Faktor kontribusi yang dihitung dalam kurun waktu satu tahun. 6. Tingkat harga yang berlaku yaitu harga pada saat dilakukannya penelitian. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh pengrajin dari usaha agroindustri gula kelapa kristal di Desa Rancamaya Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. 2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi agroindusti gula kelapa kristal terhadap ekonomi rumahtangga pengrajin gula kelapa kristal di Desa Rancamaya Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi pengrajin dalam mengembangkan agroindustri gula kelapa kristal di Desa Rancamaya Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam kegiatan penelitian ini antara lain: 1. Bagi peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan terutama dalam bidang agroindustri rumah tangga, baik dalam hal pengolahan bahan baku, pemasaran dan peningkatan kualitas produksi serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada pendidikan strata satu.
8 8 2. Bagi instansi Diharapkan dapat menjadikan sebagai bahan informasi dan landasan dalam menentukan kebijakan terkait dengan usaha agroindustri gula kelapa kristal. 3. Bagi petani pengrajin Dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam pengelolaan usaha agroindustri gula kelapa kristal agar lebih efisienterutama pada penekanan biaya produksi agar dapat memperoleh keuntungan yang tinggi. 4. Bagi peneliti lain Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang sejenis.
BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan ekonomi daerah di era otonomi sekarang ini, setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan ekonomi daerah di era otonomi sekarang ini, setiap daerah dituntut untuk dapat mengenali setiap potensi yang ada di wilayahnya. Pembangunan ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi (agroindustri) dapat menjadi salah satu pilihan strategis dalam menghadapi masalah dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan serta mampu
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA SEMUT DI KABUPATEN KULON PROGO
POTENSI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA SEMUT DI KABUPATEN KULON PROGO Dindy Darmawati Putri Program Studi Agribisnis Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Email: Dindy_putri@yahoo.co.id ABSTRAK Kajian
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN
WORKSHOP NASIONAL PENGEMBANGAN GULA KELAPA DAN AREN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN Oleh : Adisatrya Suryo Sulisto Anggota Komisi VI DPR RI Purwokerto, 16-17 Desember 2015 POTENSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia pada masa pra reformasi mengalami gangguan stabilitas nasional. Hal ini tidak hanya berakibat pada keadaan politik Indonesia, namun juga mempengaruhi stabilitas
Lebih terperinciPROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
KONTRIBUSI AGROINDUSTRI GULA KELAPA KRISTAL (GULA SEMUT) TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PENGRAJIN GULA KELAPA KRISTAL DI DESA RANCAMAYA KECAMATANCILONGOK KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan alam yang salah satunya berupa hasil pertanian yang melimpah. Kekayaan alam dari sektor pertanian ini menjadi salah satu
Lebih terperinci1.Pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM),termasuk UMKM bidang pangan merupakan upaya strategis sekaligus merupakan barometer perekonomian
1.Pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM),termasuk UMKM bidang pangan merupakan upaya strategis sekaligus merupakan barometer perekonomian nasional yang mampu menyumbang kurang lebih 55% pendapatan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah
I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa
Lebih terperinciCILACAP SURGANYA GULA KELAPA
CILACAP SURGANYA GULA KELAPA Cilacap merupakan daerah yang memiliki Sumber Daya Alam yang cukup kaya, baik dari sektor kelautannya sampai dengan sektor pertanian. Bahkan dengan kondisi geografisnya Cilacap
Lebih terperincipenghidupan masyarakat (Risdianto, dkk., 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gula merah kelapa diperoleh dari nira kelapa yang telah diuapkan dan dicetak
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gula merah kelapa Gula merah kelapa diperoleh dari nira kelapa yang telah diuapkan dan dicetak dalam berbagai bentuk (Gambar 1). Sampai saat ini, pembuatan gula kelapa dikerjakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia dan sektor ini memegang peranan utama karena mampu menyediakan keragaman pangan, mampu mendukung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pasar bagi sektor industri. Industrialisasi pertanian juga dikenal dengan nama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian. Peran sektor pertanian antara lain menyerap tenaga kerja, menambah devisa negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha. Seiring dengan meningkatnya pembangunan nasional terutama dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian disektor pertanian, sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Setiap tahun konsumsi gula penduduk Indonesia semakin meningkat. Produksi gula tebu dalam negeri tidak
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Agus Tanya Jawab Kepada Pengumpul Gula Merah Di Desa Lehan. Lampung Timur.
DAFTAR PUSTAKA Agus. 2013. Tanya Jawab Kepada Pengumpul Gula Merah Di Desa Lehan. Lampung Timur. Anonim a. 1992. SNI 01-2891-1992. Cara Uji Makanan dan Minuman. Badan Standarisasi Nasional. Anonim b. 1992.
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian dan kelautan yang memiliki peran penting sebagai penggerak kemajuan perekonomian nasional di Indonesia. Selain menjadi
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA
KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA WORKSHOP NASIONAL PENGEMBANGAN GULA KEPALA DAN AREN Purwokerto, 17 Desember 2015 Oleh : Ir. ACHMAD HUSEIN Bupati Banyumas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumahtangga pertanian berjumlah (Anonim, 2013). Pertanian di wilayah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Sensus Pertanian Tahun 2013 diketahui bahwa jumlah rumahtangga
Lebih terperinciJurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVII, NO. 1 Januari 2017
DAMPAK PROGRAM IbPE BAGI UKM GULA KELAPA DI KABUPATEN BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH Suliyanto Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Weni Novandari Dosen Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Faktor Produksi Menurut Daniel (1999) aspek penting dalam usaha pertanian yaitu mencakup tanah, modal, tenaga kerja, dan manajemen atau pengolahan (skill) ke
Lebih terperinciindustri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari
I. A. Latar Belakang dan Masalah Perioritas pembangunan di Indonesia diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS
121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciMengembangkan pasar produk gula kelapa organik bersertifikat
Mengembangkan pasar produk gula kelapa organik bersertifikat Manisnya potensi gula kelapa SNV yakin program ini bisa meningkatkan kehidupan ribuan petani gula kelapa di Indonesia. Gula kelapa memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu dari Sembilan bahan pokok di Indonesia. Kebutuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gula merupakan salah satu dari Sembilan bahan pokok di Indonesia. Kebutuhan gula nasional sebanyak 5,8 juta ton, sedangkan produksi gula nasional hanya mencapai
Lebih terperinciPermasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan Penjaminan Mutu Gula kelapa dan Aren. Kukuh Haryadi, SP L P P S L H
Permasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan Penjaminan Mutu Gula kelapa dan Aren Kukuh Haryadi, SP L P P S L H Kiprah LPPSLH Bergerak dipendampingan gula kelapa sejak tahun 1993 Tahun 2008 - sekarang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berbasis pada sektor pertanian, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai penyedia lapangan pekerjaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. subsistem yang saling mempengaruhi, mulai dari subsistem hulu, a. Industri pengolahan hasil pertanian;
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Agroindustri Gula Kelapa Kristal 1. Pengertian Agroindustri Menurut Martodireso dan Suryanto (2002) menyatakan bahwa agribisnis merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian telah memberikan peranan yang besar dalam perekonomian Indonesia melalui penyediaan pangan, bahan baku produksi, perolehan devisa negara dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sub-sektor yaitu tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Kelima sub-sektor pertanian tersebut bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sebagai santan pada masakan sehari-hari, ataupun sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa merupakan sumber daya alam negara Indonesia yang sangat potensial. Masyarakat pada umumnya sangat akrab dengan kelapa karena penggunaannya sebagai santan pada
Lebih terperinciANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS. Oleh *) Rian Destiningsih
ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS Oleh *) Rian Destiningsih Email : riandestiningsih@untidar.ac.id Abstrak Stabilitas ketahanan pangan dapat terwujud salah satunya ketika ketersediaan
Lebih terperinciOleh: Ari Purwaningsih, Endang Sriningsih, dan Anisur Rosyad Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto (Diterima: 11 Januari 2005, disetujui 7 Juli 2005)
PERANAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PERBAIKAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN PERAJIN GULA KELAPA DI KABUPATEN BANYUMAS THE ROLE OF COOPERATIVE BUSINESS GROUP IN IMPROVING INCOME AND BARGAIN POSITION OF COCONUT
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar)
PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar) Siti Zahratun Hasanah 123020139 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Dr. Ir. Yudi Garnida, MS. Penguji Ir.Hervelly,
Lebih terperinciV. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.
V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tahun Produksi Impor
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia karena tergolong dalam kelompok bahan pokok untuk konsumsi seharihari. Pada tahun 2010, total konsumsi
Lebih terperinciKAJIAN DAERAH RAWAN BENCANA ALAM GERAKAN TANAH BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR PENGONTROL DI WILAYAH KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH
KAJIAN DAERAH RAWAN BENCANA ALAM GERAKAN TANAH BERDASARKAN ANALISIS FAKTOR PENGONTROL DI WILAYAH KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH Oleh : Henri Kusumayadi*, Prakosa Rachwibowo*,Wahju
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) GULA KELAPA DAN AREN DI INDONESIA
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) GULA KELAPA DAN AREN DI INDONESIA Banyumas, 17 Desember 2015 Oleh : Ir. Junaidi, MM NIP. 196306231993031003 DIREKTORAT IKM WILAYAH II KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh
22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian. Agroindustri gula aren dan
Lebih terperinciDiajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi. Oleh :
ANALISIS SPASIAL POTENSI RESAPAN (RECHARGE) AIRTANAH UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian saat ini masih tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini didasarkan pada peningkatan peran sektor pertanian
Lebih terperinciUJI B/C DAN UJI EFISIENSI PEMASARAN GULA SEMUT TINGKAT SALURAN RANTAI PASOK DI KABUPATEN KULON PROGO
Jurnal Agroteknose. Volume VII No. II Tahun 2016 UJI B/C DAN UJI EFISIENSI PEMASARAN GULA SEMUT TINGKAT SALURAN RANTAI PASOK DI KABUPATEN KULON PROGO Etty Sri Hertini, Hermantoro, Danang Manumono Institut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH Menimbang : a. bahwa meningkatnya kegiatan produksi biomassa yang memanfaatkan tanah dan sumber daya alam secara tidak terkendali dapat mengakibatkan kerusakan lahan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu
8 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Widjojoko,. et all (2009) dengan judul Kajian Finansial dan Nilai Tambah Gula Semut (Granular Sugar) di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas
Lebih terperinciProceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri olahan makanan maupun minuman yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri olahan makanan maupun minuman yang sangat pesat di Indonesia baik itu industri skala kecil maupun skala besar menjadi sebuah gambaran betapa banyak
Lebih terperinciMengapa KSU Jatirogo ada?
Siapa KSU Jatirogo?? KSU Jatirogo adalah Koperasi Produsen produk perkebunan organik yang didirikan pada 26 November 2008 dengan maksud dan tujuan mensertifikatkan kebun organik dan memasarkan bersama
Lebih terperinciXI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU
XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU Ubi kayu menjadi salah satu fokus kebijakan pembangunan pertanian 2015 2019, karena memiliki beragam produk turunan yang sangat prospektif dan berkelanjutan sebagai
Lebih terperinciKOPERASI WANITA SRIKANDI
Proposal Kerjasama Penawaran Produk dan Wisata KOPERASI WANITA SRIKANDI Agen Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Lokal Produk : Organic Crystal Coconut Sugar VCO ZICO Az-zico Wisata: Wisata Industri
Lebih terperinciAGRITECH : Vol. XVI No. 2 Desember 2014 : ISSN : PERILAKU ENTREPRENEUR PENGRAJIN GULA KRISTAL DI WILAYAH PERDESAAN
AGRITECH : Vol. XVI No. 2 Desember 2014 : 110 117 ISSN : 1411-1063 PERILAKU ENTREPRENEUR PENGRAJIN GULA KRISTAL DI WILAYAH PERDESAAN Sulistyani Budiningsih dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciAREN. Gambar 1. Pohon Industri Produk Turunan Aren Sumber : BPTP Banten (2005)
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) merupakan salah satu tanaman perkebunan jenis palma yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Sumber daya alam tersebut merupakan faktor utama untuk tumbuh kembangnya sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. Indonesia juga sejak lama dikenal
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil pertanian. Tetapi permintaan komoditas pertanian cenderung menurun dan diganti oleh produk olahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dimana Indonesia ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan yang tersebar di seluruh daerah. Sebagai negara agraris Indonesia juga dikaruniai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Undang-undang No. 25/1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Di Sumatera
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Andi Hendarto 1), Sotoro 2), Cecep Pardani 3) 1) Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)
ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : 1 Mochamad Erwin Firdaus, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki iklim tropis. Oleh karena itu di Indonesia banyak tumbuh tanaman seperti pohon kelapa dan pohon aren. Pohon kelapa
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula pasir merupakan sumber bahan pemanis yang banyak digunakan, baik untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun untuk bahan baku industri makanan dan minuman. Gula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertanian organik menjadi suatu bisnis terbaru dalam dunia pertanian Indonesia. Selama ini produk pertanian mengandung bahan-bahan kimia yang berdampak
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN BANYUMAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (sumber: www.kemenkopmk.go.id).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dapat tumbuh di daerah-daerah perbukitan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Awalnya aren merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu produk pertanian unggulan Provinsi Lampung dengan jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi juga merupakan tanaman
Lebih terperinciFORMULIR RENCANA AKSI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016
FORMULIR RENCANA AKSI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 20 Sasaran 2 4 5 8 9 Tersedianya bulan Pengembangan Sentrasentra Industri Potensial informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu tanaman tropis yang tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, buah,
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN TERHADAP KERAWANAN BENCANA DI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN TERHADAP KERAWANAN BENCANA DI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas
Lebih terperinciBAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. lagi dengan jenis gula yang satu ini yaitu Gula Jawa atau kebanyakan orang
BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang Indonesia khususnya masyarakat jawa, pasti tidak asing lagi dengan jenis gula yang satu ini yaitu Gula Jawa atau kebanyakan orang menyebutnya
Lebih terperinciUPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON ABSTRAK
132 UPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON Anis Shofiyani dan Oetami Dwi Hajoeningtijas Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas
29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pendapatan penduduk.
Lebih terperinciTabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Waris 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIndonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia dengan luas tanaman. ton setara kopra). Namun, hal ini tidak lantas menjadikan Indonesia sebagai
1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia dengan luas tanaman kelapa sekitar 3,85 juta ha dan produksi sekitar 16,498 miliar butir kelapa (3,3 juta ton
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis
Lebih terperinciSTRATEGI DAN KEBIJAKAN INOVASI PENGEMBANAGAN AGROINDUSTRI ROTAN DI KALIMANTAN TENGAH
STRATEGI DAN KEBIJAKAN INOVASI PENGEMBANAGAN AGROINDUSTRI ROTAN DI KALIMANTAN TENGAH Oleh Dr.Ir.H.Saputera,Msi (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Makanan Tradisional dan Tanaman Obatobatan Lemlit
Lebih terperinciPENGARUH KERAGAMAN GULA AREN CETAK TERHADAP KUALITAS GULA AREN KRISTAL (PALM SUGAR) PRODUKSI AGROINDUSTRI KECIL
1 PENGARUH KERAGAMAN GULA AREN CETAK TERHADAP KUALITAS GULA AREN KRISTAL (PALM SUGAR) PRODUKSI AGROINDUSTRI KECIL (Effects of Palm Sugar Variety to Quality of Crystal Palm Sugar Produced by Small Agroindustry)
Lebih terperinciUSAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI
IbM USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI Nining Purnamaningsih1) Djunaidi2) 1Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri Niningpurnamingsih@gmail.com)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi makanan dan minuman berkualitas. Salah satu contoh produk yang sangat diperhatian kualitasmya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian pedesaan merupakan perekonomian yang dihasilkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian pedesaan merupakan perekonomian yang dihasilkan berdasarkan hasil produksi di daerah pedesaan.hasil produksi tersebut sangat mempengaruhi pendapatan pedesaan.mayoritas
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DISTRIBUSI PUPUK DI BANYUMAS
IV. ANALISIS SITUASIONAL DISTRIBUSI PUPUK DI BANYUMAS 4.1 Profil Daerah Kabupaten Banyumas adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan Purwokerto sebagai Ibukotanya. Kabupaten ini berbatasan
Lebih terperinciVolume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO
IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi dikembangkannya sektor pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih memegang peranan yang penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Salah satu ciri strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia merupakan negara produsen
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA (KGSO) KRISTALISATOR GULA SEMUT ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PETANI GULA SEMUT BANYUMAS
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM (KGSO) KRISTALISATOR GULA SEMUT ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PETANI GULA SEMUT BANYUMAS BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA Diusulkan oleh 5202414092
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Keberadaan industri gula merah di Kecamatan Bojong yang masih bertahan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Keberadaan industri gula merah di Kecamatan Bojong yang masih bertahan hingga saat
Lebih terperinciSekapur Sirih. Purwokerto, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. Ir. Suherijatno
Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks desentralisasi ekonomi maka setiap daerah harus kreatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam konteks desentralisasi ekonomi maka setiap daerah harus kreatif, artinya mampu mengembangkan ekonomi daerahnya dan memberikan iklim yang kondusif untuk
Lebih terperinciKepala Ruta Dengan Pendidikan Di Bawah 9. Jumlah Kepala Rumah Tangga yang Bekerja Di Sektor Pertanian Arti Luas. Pertanian tanaman padi & palawija
Kepala Ruta Usia Produktif (18- Kepala Rumah Tangga yang Di Sektor Pertanian Arti Luas Anak yang Tidak Bersekolah 1 Lumbir Desa CINGEBUL 2 1 64 719 290-6 - - 53 48 397 29 298 760 9 48 59 116 2 Lumbir Desa
Lebih terperinci