Mengapa KSU Jatirogo ada?
|
|
- Handoko Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Siapa KSU Jatirogo?? KSU Jatirogo adalah Koperasi Produsen produk perkebunan organik yang didirikan pada 26 November 2008 dengan maksud dan tujuan mensertifikatkan kebun organik dan memasarkan bersama produk-produk perkebunan organik dan hasil pengolahannya, terutama gula kelapa organik untuk meningkatkan kesejahteraan petani gula kelapa di wilayah Kulon Progo. KSU Jatirogo mendapatkan badan hukum nomor 24/BH/XV.3/V/2008 dari Bupati Kulon Progo pada tanggal 3 Desember 2008 Wilayah operasional KSU Jatirogo meliputi 26 pedukuhan, 5 desa yang tersebar di 2 kecamatan yaitu kecamatan Kokap, Samigaluh dan Girimulyo. Di wilayah tersebut ada 1731 petani yang memiliki lahan seluas 795,52 Ha yang telah disertifikasi organik dengan 3 standar organik internasional, sertifikasi oleh Lembaga sertifikasi Control Union Certification (CUC).
3 Mengapa KSU Jatirogo ada? KSUJatirogo ada untuk meningkatkan posisi tawar petani pengrajin gula kelapa dalam hal kualitas, jenis produk dan harga produk. Sehingga diharapkan dari aktifitas yang dilakukan KSU Jatirogo dan anggotanya, mampu membawa perubahan ekonomi masyarakat untuk kesejahteraan petani pengrajin gula khususnya, masyarakat Kulon Progo umumnya dan semua personel KSU Jatirogo
4 STRUKTUR ORGANISASI KSU JATIROGO RUA PENGURUS PENGAWAS MANAGER BIDANG ADM & KEU BIDANG PENJAMINAN KUALITAS BIDANG PRODUKSI & LOGISTIK BIDANG KEANGGOTAAN & ENERGI
5 Susunan Pengurus Ketua : Ngatijo Sekretaris : Albani Bendahara : Susanto Dalam menjalankan aktifitasnya pengurus Jatirogo, berkewajiban membuat program jangka pendek dan jangka panjang KSU kerja Pengurus memperoleh kompensasi dari kewajiban pekerjaan yang dilaksanakan
6 Susunan Pengawas Ketua : Rahmadi Sekretaris : Surahmad Anggota : Byartono Pengawas membuat program kerja untuk melakukan pengawasan kepada kinerja pengurus Pengawas memperoleh kompensasi dari kewajiban pekerjaan yang dilakukan
7 Pengelola Manager : Theresia Eko Setyowati Koordinator Bid.Penjaminan Mutu Hendrastuti Koord.Administrasi Dan Keuangan : Wahyu Widayanti dan Ika Rahayu, Mukhamad Toil Koord.Logistik dan Produksi : Nuryani :
8 VISI KSU JATIROGO Terwujudnya Koperasi Mandiri yang mengedepankan Kebersamaan dalam Bidang Ekonomi, Sosial, Budaya, dan PertanianOrganik untuk Kesejahteraan Koperasi, Petani dan Masyarakat.
9 MISI KSU JATIROGO Memfasilitasi, Melayani, dan Menjembatani Kebutuhan Petani melaluiperdaganganyang adil. Memberikan pendampingan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Penguatan ekonomi koperasi melalui profesionalitas pengelolaan koperasi dan ekonomi masyarakat Penguatan kualitas produk organik Menguatkan dan mengembangkan semua kerjasama komoditas ekonomi yang dan diproduksi pertanian oleh petani organik organik dengan yang semua diorganisir pihak KSU
10 IDENTITAS KSU JATIROGO Alamat : Jl.Wates-Purworejo KM 2,2 Tambak, Triharjo, Wates, Kulon Progo Alamat Jaringan.jatirogo@gmail.com Akta Pendirian Koperasi : No.Surat: 24/BH/XV.3/2008 Tanggal : 3 Desember 2008
11 KONDISI NYATA Saat Sekarang??? Apakah petani gula kelapa organik sudah terorganisir? Apakah petani siap melakukan pemasaran bersama? Apakah petani siap berproduksi gula kelapa organik sesuai permintaankonsumen? Apakah konsumen sudah siap membeli produk gula kelapa organik yang di produksi petani ( Produk spesifik)? Apakah sudah ada organisasi yang mengurusi produksi dan pemasaran? Siapa yang bertanggungjawabuntuk penyediaan produk untuk dipasarkan? Siapa yang bertanggungjawab mencari Pasar dan melakukanpemasaran Produk petani?
12 Organisasi Pengawasan Mutu Produk tingkat Kelompok Gula Kelapa Organik (ICS) Kader Desa Pengurus ICS Kecamatan Kader Desa Petani anggota ICS Petani anggota ICS Kader Desa Kader Desa Konsumen Konsumen Petani anggota ICS PePePetanitanitani Petani anggota ICS
13 Alur PROSES ICS (Internal Control System) Identifikasi awal Pilihan komoditas Spesifik, wilayah Pemasaran Produk (Produk Organik maupun Produk Non Organik) Fair Trade Organisasi ICS Pengorganisasian Petani Produsen Pengorganisasian Produk dari anggota ICS Penerapan Sistem Manajemen mutu Produk
14 PERAN QMS (Quality Management System) pada Organisasi ICS Managemen Organisasi Managemen Produksi Organisasi ICS Managemen Pemasaran Managemen Kualitas / mutu
15 Memahami Rantai Pasar Produk Gula Kelapa Organik Faktor Pendukung Mediasi Negosiasi Infrastruktur Permodalan Informasi Informasi dan komunikasi Sektor Swasta Petani Pedagang Lokal Pasar Nasional Internasional / Kebijakan Menyusun dan Membangun aturan Hukum Standar Norma / aturan masyarakat
16 Tujuan Usaha Koperasi Pemasaran Produk Petani Meningkatkan Pendapatan Petani yang berkelanjutan Menguatkan Sistem management kualitas produk sebagai bentuk Penjaminan Mutu Produk yang di pasarkan Menguatkan organisasi petani yang menjadi wadahnya petani, dan bisa mandiri membiayai organisasinya Mendorong gerakan pertanian organik yang berdampak pada keluarga petani secara langsung, baik sosial, budaya,ekologi dan ekonominya Meningkatkan regenerasi petani yang terus menerus Rantai produksi dan distribusi terbangun berkelanjutan
17 Apakah Kualitas Produk, menjadi kunci keberlanjutan Pemasaran? Kalau mau membangun pemasaran yang berkelanjutan, maka kualitas menjadi kunci penentu kerjasama dengan konsumen dan penentu harga yang dikehendaki produsen Maka sistem penjaminan mutu, sangat dibutuhkan, baik untuk produk organik maupun produk non organik
18 Pentingkah Membangun Sistem Penjaminan Kualitas Produk??? KUALITAS PRODUK TIDAK BISA DIPISAHKAN DENGAN HARGA DAN PEMASARAN YANG BERKELANJUTAN Paham standar produk Paham dan mengerti Kontrak kerjasama Mengerti karakter Produsen,Konsumen, pedagang,eksportir Paham standar produksi -Prosesing Kemampuan Lobby dan negoisasi kuat
19 Tantangan Petani Produsen Gula Kelapa Organik Pohon kelapa memerlukan regenerasi dengan jenis varietas pohon kelapa yang lebih bagus, umur panen awal 4-5 tahun,dengan ketinggian pohon 4 5 meter, kualitas nira bagus, dengan jumlah nira yang banyak, setiap pohon bisa muncul bunga kelapa > 5 tangkai Kondisi sekarang : pohon kelapa jenis lokal, tinggi m, umur panen awal 7-10 th, rentan resiko tinggi bagi penderes / penyadap nira kelapa, tingkat kecelakaan petani penderes tinggi, rata-rata per tahun ada 4 orang yang jatuh ( cacat dan meninggal) Bagaimana menemukan Varietas kelapa unggul untuk produksi nira kelapa? Jika pohon kelapa pendek, maka ke depan penderes tidak hanya kaum laki-laki, tetapi perempuan juga bisa menyadap nira kelapa dengan cara memanjat ataupun dengan menggunaka tangga untuk memanjat pohon kelapa, MUNGKINKAH di INDONESIA????
20 Tantangan Petani Produsen Gula Kelapa Organik Generasi muda belum tertarik secara penuh pada profesi penderes nira kelapa - petani produsen gula kelapa -- dengan alasan tingkat resiko penderes tinggi, penghasilan masih kurang menarik Kondisi iklim yang tidak bisa diperkirakan, saat sekarang sangat berpengaruh besar kepada produksi nira kelapa- berdampak pada jumlah nira yang dipanen sedikit - produksi gula kelapa menurun drastis, saat musim kemarauyang kita alami sangat panjang Kualitasproduksidi tingkat petani, masih harus ditingkatkan, dapur sehat pada unit
21 Tantangan Koperasi Pemasaran Gula Kelapa Organik Koperasi pemasar produk gula kelapa sudah terkena pajak baik pajak PPh 25 dan PPN 10 % PPN 10 % untuk pasar lokal dikenakan untuk jenis usaha yang sudah memasuki omset produk sejumlah 4,8 M PPN 10 %, sangat memberatkan koperasi, hal ini menyebabkan harga produk tidak bisa bersaing, koperasi tidak bisa lagi menaikan harga, karena harga produk sudah tinggi di pasaran Daya saing produk yang semakin menurun, akan berakibat situasi pemasaran produk melemah, sehingga lambat laun petani akan terkena dampaknya Sarana dn pra sarana produksi masih belum sempurna, sehingga masih sangat membutuhkan pihak lain yang bisa membantu ( Unit tungku sehat, dapur sehat, sarana unit prosesing, alat metal detektor dll )
22 Membangun Pemasaran Yang Berkelanjutan, ternyata tidak mudah! Produk harus mempunyai peluang pasar luas dan pemasarannya harus jelas Harus siap dengan banyak konflik yang terjadi di semua level ( petani, organisasi tani,pedagang lokal, pengusaha, perusahaan dan swasta lainnya) Harus mampu Melakukan Pengorganisasian yang kuat (Pengorganisasian Petani dan Produk Petani), yang dilakukan secara profesional dan menerapkan management organisasi yang benar Harus mampu menjalin kerjasama dengan semua pihak, karena kerja-kerja yang dilakukan melibatkan banyak pihak untuk keberhasilannya, kerja sendirian akan membuahkan kelelahan yang tidak akan pernah selesai.
23 PELUANG Pasar Produk Organik terbuka luas ( Pasar lokal,nasional dan Internasional) -- berbagai komoditas Kesadaran Konsumen akan produk sehat semakin meningkat Semakin Banyak Eksportir Produk Organik ( Ekspor produk Perkebunan) Luasan lahan yang dimiliki Indonesia masih luas untuk pengembangan area budidaya tanaman Organik Regulasi pemerintah, melindungi produk organik, produksi petani, melalui ICS petani. Dan Produk yang belum tersertifikasi sekarang sudah dipasarkan di pasarpasar modern, di beberapa Kabupaten ada Perda tentang Pertanian Organik Semakin banyak outlet outlet pangan Organik, yang banyak membutuhkan produk-produk organik Kerjasamadengan banyak pihak terbuka luas
24 Komoditas Perkebunan Yang di kelola Kelapa Gula Kelapa Kopi Kakao Cengkeh Manggis ( Gula cetak, gula semut) PRODUK SPESIFIK UNGGULAN : Gula Semut Organik
25 Capaian Pemasaran? Pengembangan pasar organik untuk produk perkebunan yang berada dalam ruang lingkup sertifikasi organik KSU Jatirogo adalah gula kelapa, gula kristal / gula semut, kelapa, kakao, cengkeh, kopi, manggis. Dan produk potensial yang sudah menjadi produk utama yang dipasarkan oleh KSU Jatirogo sejak tahun 2008 adalah gula kristal / gula semut.
26 Pelayanan KSU Jatirogo kepada anggota petani Anggota koperasi 1004 orang Calon anggota koperasi 1500 petani Pemasaran gula kelapa organik ( dengan jumlah suplaiyer produk gula kelapa organik 1731petani) Petani organik gratis bergabung di KSU Jatirogo ( tidak dibebani biaya sertifikasi) Simpan pinjam ( jasa 1 % per bulan) Asuransi petani penderes gula kelapa Bantuan sarana produksi petani ( wadah laru,songgo wadah laru,saringan) sejumlah 1300petani Bantuan tungku sehat kepada petani organik sejumlah 1400 unit untuk 1400
27 Asuransi yang diberikan Asuransi kesehatan dan jiwa Karena tingkat resiko kecelakaan penderes tinggi. Pohon kelapa rata-rata tingginya m, asuransi diberikan kepada petani organik yang sudah aktif menyetor produk organik ke KSU Jatirogo, petani yang sudah diasuransikan sejumlah 650 orang Penderes sudah diusahakan alat pengaman oleh Dinas, namun tidak digunakan, karena tidak nyaman untuk memanjat pohon kelapa
28 DISKRIPSI PRODUK UTAMA Gula kelapa organik berupa gula kelapa cetak dan gula semut / kristal adalah gula kelapa yang dibuat dari nira kelapa yang berasal dari kebun kelapa petani organik produsen gula kelapa yang menjadi anggota ICS KSU Jatirogo.
29 SERTIFIKASI ORGANIK Sertifikasi organik untuk 3 standar organik Internasional : 1. Standar Organik EU-Regulation : untuk pasar Eropa 2. Standar Organik NOP-USDA : untuk pasar Amerika 3. Standar Organik JAS : untuk pasar Jepang Lembaga Sertifikasi : CUC (Control Union Certification) -- LSPO dari Belanda, berkantor di Jakarta
30 Jumlah Produsen Gula Kelapa Organik Terorganisir -- ICS KSU JATIROGO Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun : : : : : : : : orang orang orang orang orang orang orang orang
31 Pendamping dan Pembina KSU Jatirogo Hivos - Belanda Lesman Boyolali Pemda Kulon Progo Bank Indonesia Kementrian Koperasi - OVOP Dinas Pertanian dan Perkebunan Progo Dinas Koperasi Kulon Progo Diperindag Kulon Progo Agritera - Belanda Kulon Universitas Muhamadiyah Yogyakarta
32 Proses Produksi Gula Semut Organik
33 Prosesing Produk di KSU Jatirogo
34 Bantuan Fisik yang diterima KSU Jatirogo Gudang Gula semut dan peralatan pendukung produksi tingkat kelompok, oleh Bank Indonesia kantor wilayah Yogyakarta di Peralatan pendukung kualitas dari Kementrian Perekonomian
35 Dokumentasi Penyerahan Bantuan Ke KSU Jatirogo 30Januari 2014 Penyerahan Bantuan Alat Pendukung Kualitas Gula Semut Organik oleh Bapak Menteri Hatta Kartarajasa
36 Peresmian Gudang Gula Semut KSU Jatirogo 2014 / 6 Pebruari Peremian oleh Deputy Senior Bank Indonesia Bapak Mirza Adityaswara
37 Kunjungan Kementrian Koperasi Dan KOTRA Oktober 2014 Kekuatan Koperasi terletak pada kekuatan organisasi dan pelayanan koperasi kepada semua anggotanya, kegiatan koperasi menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan
38 Aktifitas Petani dan CPU
39 Perkembangan Packaging Pasar Domestik
40 TERIMA KASIH
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia pada masa pra reformasi mengalami gangguan stabilitas nasional. Hal ini tidak hanya berakibat pada keadaan politik Indonesia, namun juga mempengaruhi stabilitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi (agroindustri) dapat menjadi salah satu pilihan strategis dalam menghadapi masalah dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan serta mampu
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membidangi KUKM menunjukkan bahwa jumlah koperasi pada akhir tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian nasional di era globalisasi sekarang ini berkembang sangat pesat dan dinamis. Ditambah dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 telah menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pasar bagi sektor industri. Industrialisasi pertanian juga dikenal dengan nama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian. Peran sektor pertanian antara lain menyerap tenaga kerja, menambah devisa negara,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai penyedia lapangan pekerjaan,
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN USAHA GULA KELAPA DAN AREN
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PENGEMBANGAN KEMITRAAN USAHA GULA KELAPA DAN AREN Disampaikan dalam acara: Workshop Nasional Pengembangan Industri Kecil Gula
Lebih terperinciPermasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan Penjaminan Mutu Gula kelapa dan Aren. Kukuh Haryadi, SP L P P S L H
Permasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan Penjaminan Mutu Gula kelapa dan Aren Kukuh Haryadi, SP L P P S L H Kiprah LPPSLH Bergerak dipendampingan gula kelapa sejak tahun 1993 Tahun 2008 - sekarang
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan alam yang salah satunya berupa hasil pertanian yang melimpah. Kekayaan alam dari sektor pertanian ini menjadi salah satu
Lebih terperinci1.Pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM),termasuk UMKM bidang pangan merupakan upaya strategis sekaligus merupakan barometer perekonomian
1.Pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM),termasuk UMKM bidang pangan merupakan upaya strategis sekaligus merupakan barometer perekonomian nasional yang mampu menyumbang kurang lebih 55% pendapatan
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA SEMUT DI KABUPATEN KULON PROGO
POTENSI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA SEMUT DI KABUPATEN KULON PROGO Dindy Darmawati Putri Program Studi Agribisnis Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Email: Dindy_putri@yahoo.co.id ABSTRAK Kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gula kelapa dan perencanaaan program agroindustri gula kelapa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program diversifikasi gula nasional dapat dilakukan dengan cara mencari alternatif sumber-sumber gula alami non tebu. Salah satunya adalah gula dari palmae (brown
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia dan sektor ini memegang peranan utama karena mampu menyediakan keragaman pangan, mampu mendukung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu
Lebih terperinciMenganalisis lebih jauh jumlah angka BPS
Dunia mencatat: salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) mengurangi angka kemiskinan dan kelaparan di dunia sampai setengahnya di tahun 2015. Indonesia mencatat: potret kemiskinan di Indonesia
Lebih terperinciKOPERASI WANITA SRIKANDI
Proposal Kerjasama Penawaran Produk dan Wisata KOPERASI WANITA SRIKANDI Agen Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Lokal Produk : Organic Crystal Coconut Sugar VCO ZICO Az-zico Wisata: Wisata Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciI. DESKRIPSI KEGIATAN
I. DESKRIPSI KEGIATAN 1.1 JUDUL KKN PPM Manggis. 1.2 TEMA Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi Buah Manggis Sebagai Komoditas Ekspor Unggulan 1.3 LOKASI Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM RESI GUDANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciOleh Drs. EKSAN GUNAJATI, M.Si Kepala BAPPEDA Kabupatn Jombang
Oleh Drs. EKSAN GUNAJATI, M.Si Kepala BAPPEDA Kabupatn Jombang Luas Area : 1.159.50 km² Kecamatan : 21 Kecamatan Populasi : 1.234.501 Jiwa Kepadatan : 1.065 jiwa/km 2 Pertumbuhan penduduk : 0.82% Sebelah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Pertumbuhan dan perkembangan sektor usaha perkebunan di Indonesia dimotori oleh usaha perkebunan rakyat, perkebunan besar milik pemerintah dan milik swasta. Di Kabupaten
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan
PENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Solo, 26 Januari 2017 OUTLINE Latar Belakang Benchmarking Trading House di Luar Negeri
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PRODUKSI STUDI KASUS PETANI PADI SAWAH ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH
PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PRODUKSI PADI STUDI KASUS PETANI PADI SAWAH ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH Ronnie S. Natawidjaja, Haris F. Harahap, dan Henri W. Perkasa Center for Agrifood Policy
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013
Lampiran Surat Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan No :... Tanggal 10 Juli 2013 PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013 NO PROGRAM/KEGIATAN URAIAN/FASILITASI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara 07 O LS
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pagerharjo a. Keadaan fisik wilayah Desa Pagerharjo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didominasi oleh usaha tani kecil yang dilaksanakan oleh berjuta-juta petani yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan pembangunan pertanian di Indonesia dalam menghadapi era agribisnis adalah adanya kenyataan bahwa pertanian di Indonesia masih didominasi oleh usaha tani
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman
DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Halaman 1 Foto-Foto Penelitian... 81 xvi 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan visi dan misi Provinsi Bali tahun 2009, prioritas pembangunan Provinsi Bali sesuai
Lebih terperinci2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera
No.166, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ALAM. Pembudidaya. Ikan Kecil. Nelayan Kecil. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5719) PERATURAN
Lebih terperinciUJI B/C DAN UJI EFISIENSI PEMASARAN GULA SEMUT TINGKAT SALURAN RANTAI PASOK DI KABUPATEN KULON PROGO
Jurnal Agroteknose. Volume VII No. II Tahun 2016 UJI B/C DAN UJI EFISIENSI PEMASARAN GULA SEMUT TINGKAT SALURAN RANTAI PASOK DI KABUPATEN KULON PROGO Etty Sri Hertini, Hermantoro, Danang Manumono Institut
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. umur. Karakteristik umur berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas gula semut
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Anggota KUB Gendis Manis 1. Umur Kinerja anggota dalam mengelola gula semut dipengaruhi oleh karakteristik umur. Karakteristik umur berpengaruh terhadap kualitas dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN. 5.1 Kesimpulan Ada tiga poin yang menjadi kendala bagi asosiasi sehingga kelembagaan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN 5.1 Kesimpulan Ada tiga poin yang menjadi kendala bagi asosiasi sehingga kelembagaan menjadi tidak efisien. Kondisi itu menjadi penghambat alur rantai nilai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kakao merupakan tanaman perkebunan yang memiliki peran cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tahun Produksi Impor
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia karena tergolong dalam kelompok bahan pokok untuk konsumsi seharihari. Pada tahun 2010, total konsumsi
Lebih terperinci- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat
xvi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat buah naga menurut Cahyono (2009) adalah sebagai penyeimbang kadar gula darah, menurunkan dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN 2009
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA KOPERASI KREDIT PINUNJUL,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dan merupakan sektor dalam perekonomian negara berkembang termasuk Indonesia. Pentingnya sektor-sektor pertanian
Lebih terperinciVIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT
VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kegiatan budidaya rumput laut telah berkembang dengan pesat di Kabupaten Bantaeng. Indikasinya dapat dilihat dari hamparan budidaya rumput laut yang
Lebih terperinciBUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM RESI GUDANG
- 1 - BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciindustri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari
I. A. Latar Belakang dan Masalah Perioritas pembangunan di Indonesia diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinci- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
- 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Barat dibentuk pada tanggal
Lebih terperinciACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan
ACARA 3. KELEMBAGAAN!! Instruksi Kerja : a. Setiap praktikan mengidentifikasi kelembagaan pertanian yang ada di wilayah praktek lapang yang telah ditentukan. b. Praktikan mencari jurnal mengenai kelembagaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah selatan DI Yogyakarta merupakan bentangan pantai sepanjang lebih dari 113 km, meliputi wilayah Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciSistem Resi Gudang Bagi Petani
Sistem Resi Gudang Bagi Petani BAPPEBTI Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi CoFTRA Commodity Futures Trading Regulatory Agency Sudah tahukah anda apa itu SRG? Perdagangan sebagai sektor penggerak
Lebih terperinciMemperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen
RI N G K ASA N KEG IATA N 6 8 MARET, 2017, BENER MERIAH (KABUPATEN GAYO, ACEH 13 16 MARET, 2017, TORAJA UTARA, SULAWESI SELATAN TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat
Lebih terperinciCILACAP SURGANYA GULA KELAPA
CILACAP SURGANYA GULA KELAPA Cilacap merupakan daerah yang memiliki Sumber Daya Alam yang cukup kaya, baik dari sektor kelautannya sampai dengan sektor pertanian. Bahkan dengan kondisi geografisnya Cilacap
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2015 KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sekretariat Kementerian
Lebih terperinciSertifikasi Kopi Berkelanjutan di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118
Sertifikasi Kopi Berkelanjutan di Indonesia Fitria Ardiyani 1) dan Novie Pranata Erdiansyah 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Globalisasi perdagangan menuntut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena pengusahaannya dimulai dari kebun sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi, namun belum banyak upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberhasilan agribisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Sehingga perdagangan internasional harus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa negara yang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Koperasi Tani Koperasi tani sumber manis merupakan sebuah koperasi yang didirikan oleh beberapa kelompok petani tebu yang memiliki kebun disekitar kota Mojokerto.
Lebih terperinciShared Resources Joint Solutions
Lembar Informasi Shared Resources Joint Solutions Sawit Watch - Padi Indonesia SRJS di Kabupaten Bulungan Program dengan pendekatan bentang alam ini memilih Daerah Aliran Sungai Kayan dengan titik intervensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dalam perdagangan dan investasi menawarkan banyak peluang dan tantangan bagi agribisnis perkebunan di Indonesia. Kopi merupakan salah satu
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR. Pengembangan Model Agroindustri dan Pemasaran Terpadu Komoditi Manggis di Kabupaten Tasikmalaya
LAPORAN AKHIR Pengembangan Model Agroindustri dan Pemasaran Terpadu Komoditi Manggis di Kabupaten Tasikmalaya Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran KONDISI SAAT INI Manggis merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Isace dan Michael ( Rahmat, 2001:22) mengatakan bahwa metode deskriptif bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan, pertama, sektor pertanian merupakan
Lebih terperinciIndikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran
Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) 1) Jumlah produksi (ton) komoditas tebu minimal memenuhi 90% dari kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG USAHA BUDIDAYA DAN KEMITRAAN PERKEBUNAN TEMBAKAU VIRGINIA DI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG USAHA BUDIDAYA DAN KEMITRAAN PERKEBUNAN TEMBAKAU VIRGINIA DI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN
Lebih terperinciDATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam
PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN (DKP2) Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam Telepon (0730) 623 545 Faximili (0730) 623 545 Email : dkpppagaralam@gmail.com
Lebih terperinciBUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia
Lebih terperinciKAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH
KAWASAN INDUSTRI DI KOTA BANDA ACEH Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PADA PIHAK KETIGA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 8 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT Menimbang
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO
BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo Kawasan outbound training di Kabupaten Kulon Progo merupakan kawasan pusat di alam terbuka yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan
Lebih terperinciKONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH
Kondisi terkini budidaya ikan bandeng di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Septyan Andriyanto) KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Septyan Andriyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
40 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum wilayah kecamatan Turi 1. Keadaan Geografi Kecamatan Turi merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Sleman. Secara geografis kecamatan
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN H. ISKANDAR ANDI NUHUNG Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian ABSTRAK Sesuai
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang
Lebih terperinciPengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan
Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Anton J. Supit Dewan Jagung Nasional Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung semakin
Lebih terperinciTabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
2. Urusan Kehutanan 1) Realisasi Fisik dan Keuangan Pada tahun 2015, Program dan Kegiatan Urusan Kehutanan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan berjumlah 2 program yang terbagi menjadi
Lebih terperinciPasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP
Lebih terperinciDUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN
DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL Direktur Jenderal Perkebunan disampaikan pada Rapat Kerja Revitalisasi Industri yang Didukung oleh Reformasi Birokrasi 18
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN
POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERKEBUNAN Jalan Perkebunan No. 7 Makassar Tujuan Penyelenggaraan Perkebunan 1. Meningkatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari tiga belas faktor yang diteliti ada dua belas (panah biru) faktor saling
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. KESIMPULAN Dari tiga belas faktor yang diteliti ada dua belas (panah biru) faktor saling terkait mendukung perlunya integrasi ke hulu agar perusahaan mendapatkan pasokan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok komoditas ekspor unggulan di Indonesia. Komoditas kopi berperan dalam meningkatkan devisa negara
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo merupakan daerah yang terbentuk karena transmigrasi berasal dari Jawa pada tahun 1979. Desa Tegal Arum merupakan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan ekonomi daerah di era otonomi sekarang ini, setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan ekonomi daerah di era otonomi sekarang ini, setiap daerah dituntut untuk dapat mengenali setiap potensi yang ada di wilayahnya. Pembangunan ekonomi
Lebih terperinciMengembangkan pasar produk gula kelapa organik bersertifikat
Mengembangkan pasar produk gula kelapa organik bersertifikat Manisnya potensi gula kelapa SNV yakin program ini bisa meningkatkan kehidupan ribuan petani gula kelapa di Indonesia. Gula kelapa memiliki
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah berjalan lebih dari 20 tahun, UU Perkoperasian No 25 Tahun 1992 diubah menjadi UU Perkoperasian No 17 Tahun 2012. Pergantian tersebut dikarenakan UU No 25
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1.tE,"P...F.3...1!..7. INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPROPOSAL KERJASAMA INVESTASI AGROBISNIS JAHE GAJAH
PROPOSAL KERJASAMA INVESTASI AGROBISNIS JAHE GAJAH (Januari 2016) CV. AGRO BINTANG SEJAHTERA Jl. Terusan Noch Kartanegara No. 1A Kel. Kota Wetan Kec. Garut Kota Kab. Garut Jawa Barat Hp. 081321801417 (Khaerul
Lebih terperinciKAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA. Ketahanan Pangan. Dalam Kerangka Revitalisasi Pertanian, Perikanan, Kehutanan
INDONESIA Ketahanan Pangan Dalam Kerangka Revitalisasi Pertanian, Perikanan, Kehutanan Harmonisasi Kebijakan & Program Aksi Presentasi : Pemicu Diskusi II Bp. Franky O. Widjaja INDONESIA BIDANG AGRIBISNIS,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Pituruh merupakan salah satu dari 16 Kecamatan di Kabupaten Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 34 TAHUN : 2009 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA DAN PROSEDUR PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN DANA PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH
Lebih terperinci