Gambaran perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang

Transkripsi

1 1 Gambaran perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang Isna Wahyu Utami¹, Mariyam², Vivi Yosafianti Pohan³ ¹ Mahasiswi Program Study S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS, ² Dosen Keperawatan Anak FIKKES UNIMUS, ³ Dosen Manajemen Keperawatan FIKKES UNIMUS, Abstrak Latar belakang, perkembangan bahasa anak prasekolah dapat dilatih dengan pemberian rangsangan atau stimulasi dari orang terdekatnya seperti orang tua, keluarga, lingkungan dan sekolah. Berdasarkan kunjungan pasien baru di poli Tumbuh Kembang Anak RS Dr. Karyadi tahun 2007 menunjukkan sebanyak 22.9% dari 436 mengalami keterlambatan bicara dan 13 (2.98%) didapatkan gangguan perkembangan bahasa. Hal ini menunjukkan masih ada anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam bahasa atau gangguan perkembangan bahasa anak sehingga penting sekali pemberian rangsangan dini untuk melatih perkembangan bahasa anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang. Metodologi penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kuantitatif dengan cara deskriptif. Tekning sampling yang digunakan yaitu total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel berjumlah 112. Proses penelitian dimulai dari tanggal April 2014, lembar observasi yang digunakan mengacu pada Denver II. Hasil penelitian didapatkan perkembangan bahasa anak di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan dalam rentang normal dengan jumlah 108 responden dengan prosentase 96.4% dan terdapat 4 responden suspect dengan prosentase 3.6%. Simpulan dari penelitian ini adalah dari seluruh responden ditemukan perkembangan bahasa anak sebagian besar normal dengan jumlah 108 responden. Kata kunci : prasekolah, perkembangan bahasa

2 2 The Study About Descriptive Language Development of Preschool in TK Negeri Sendangmulyo and TK Negeri Kintelan Semarang Isna Wahyu Utami¹, Mariyam², Vivi Yosafianti Pohan³ ¹ Student Program Nursing FIKKES UNIMUS, ² Pediatrick Nursing Lecture FIKKES UNIMUS, ³ Manajement Nursing Lecture FIKKES UNIMUS, Abstract Background, preschool students language development can be seen by giving stimulant or stimulant from the closest people such as parents, family, environment and school. The new patient visits on poly Growth dr. Karyadi in 2007 showed that 22.9% of 436 has been delayed speech and 13 (2.98%) ha d impaired language development. This condition showed that there ware many children had language delayed or language development disorders, this is very important to awarding of the stimulus or stimulation for the children to trained the ability of language. Purpose of the study, this study aimed to knew language development of preschool children on TK Negeri Sendangmulyo and TK Negeri Kintelan Semarang. The methodology of the research is using descriptive quantitative research. The writer uses total sampling which all of the population are taken to be samples for the total are 112 students. The research started from April 18 th until April 23 rd The reference of the observation sheet used is from Denver II. The research findings is there is language skill development in the students of TK Negeri Sendangmulyo and TK Negeri Kintelan in the normal range with the total of 108 respondents with the percentage is 96.4% and there are 4 suspect respondents with the percentage is 3.6%. The conclusion of this research is from all of the respondents we can find children s language skill development is mostly normal was amount 108 respondents. Keywords: Preschool, language development

3 3 PENDAHULUAN Anak usia prasekolah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga masa ini masa keemasan anak untuk menangkap rangsangan positif demi pertumbuhannya. Patmodewo (2003), mengemukakan dari hasil kajian neurologis pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-5 tahun mencapai 50% oleh karena itu anak-anak pada rentang usia ini wajib mendapatkan perhatian khusus keluarga dalam pertumbuhan dan perkembangan guna mengoptimalkan kecerdasan anak. Oleh karena itu penting sekali peran orang tua dalam mendidik dan mendorong atau meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui pendidikan taman kanak-kanak. Taman kanak-kanak merupakan tempat yang tepat untuk anak belajar mengasah perkembangan dan juga pertumbuhannya. Banyak sekali metode yang digunakan dalam belajar anak di taman kanak-kanak diantaranya belajar membaca, menggambar, belajar bermain dan berkomunikasi dengan teman lainnya di sekolah. Metode-metode tersebut bertujuan untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat berpengaruh terhadap orang-orang terdekatnya, orang tua dirumah berperan sangat penting dan saat anak belajar di sekolah guru yang berperan penting dalam pemantauan perkembangan dan pertumbuhan anak. Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri dan mensintesis protein baru, sehingga menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel (Wong, 2009). Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes, 2010). Pertumbuhan dapat dilihat dari bertambahnya berat badan seseorang, tinggi badan atau dengan bertambah besarnya lingkar kepala. Pertumbuhan pada anak akan sesuai dengan tingkat usianya, selaras dengan itu perkembangan anak juga mengikuti akan usianya. Perkembangan anak dapat dilihat dengan berfungsinya organ-organ dalam tubuh, bertambah pandai anak

4 4 dalam belajar dan juga bertambahnya kemampuan anak dalam menguasai kosa kata atau menyusun kalimat dalam perkembangan bahasanya. Adapun aspekaspek yang dapat dilihat dalam perkembangan anak meliputi aspek motorik kasar, motorik halus, aspek kognitif, dan juga perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa pada anak prasekolah sangat penting karena dengan bahasa anak dapat berkomunikasi dengan teman, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Perkembangan bahasa pada anak prasekolah dapat dilatih dengan pemberian rangsangan atau stimulasi dari orang terdekatnya seperti orang tua, keluarga, lingkungan dan sekolah. Rangsangan bahasa biasa diberikan melalui berkomunikasi langsung, berkomunikasi sendiri dengan mainan atau sengaja diberikan rangsangan oleh pendidik supaya anak dapat menceritakan sendiri apa yang telah anak peroleh. Angka kejadian di poli Tumbuh Kembang Anak RS Dr. Karyadi tahun 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 22.9% dari 436 kunjungan baru datang mengalami keterlambatan bicara dan 13 (2.98%) didapatkan gangguan perkembangan bahasa, hal ini menunjukkan bahwa masih ada anakanak yang mengalami keterlambatan dalam bahasa atau gangguan perkembangan bahasa anak oleh karena itu penting sekali pemberian rangsangan dini kepada anak untuk melatih perkembangan bahasanya agar mencegah terjadinya keterlambatan atau gangguan perkembangan bahasa. Rangsangan yang paling dekat dengan anak adalah keluarga, selain keluarga media televisi juga berperan dalam merangsang perkembangan bahasa anak. Televisi menjadi media yang paling dekat dengan anak karena setelah belajar di sekolah dan kembali ke rumah anak banyak waktu luang pada anak dan digunakan untuk menonton televisi. Banyak sekali program televisi yang diminati oleh anakanak mulai kartun-kartun animasi hingga acara televisi yang seharusnya tidak boleh ditonton anak-anak karena tidak sesuai dengan usianya seperti sinetron, talkshow yang merupakan acara televisi untuk orang dewasa. Penting sekali peran orang tua dalam mendampingi anak dalam menonton televisi, sehingga dampak yang diperoleh anak adalah dampak yang positif. Dampak yang dapat dilihat akibat anak sering menonton acara televisi adalah anak akan menirukan logat atau

5 5 gaya bahasa yang diperankan yang menarik minat anak, selain itu anak akan menirukan juga gaya berpakaian dari tokoh-tokoh yang mereka lihat. Televisi sebagai media audio visual mampu merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu untuk membuat orang umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Secara umum orang akan mengingat 85% dari apa yang mereka lihat di televisi setelah tiga jam kemudian dan 65% setelah tiga hari kemudian (Dawyer, 2003 dalam Anwas 2008). Hal ini menunjukkan efek yang dihasilkan dari menonton televisi sangat besar. Disebabkan oleh intensitas menonton seseorang, informasi yang diserap seseorang secara terus-menerus akan menimbulkan kesan menyenangkan akan sanggup menarik perhatian seseorang (Pitriawanti, 2010). Fenomena yang diperoleh peneliti di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang didapatkan bahwa siswa-siswi disana telah mendapatkan stimulasi yang diberikan menggunakan pemutaran video melalui televisi atau LCD. Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti mengenai gambaran perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kuantitatif dengan cara deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel yaitu perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah. Populasi penelitian ini adalah semua siswa-siswi di taman kanakkanak Negeri Sendangmulyo dan taman kanak-kanak Negeri Kintelan Semarang di kelas taman kanak-kanak A yang berusia 3-5 tahun berjumlah 112 anak beserta ibu. Sampel ini adalah sampel jenuh yaitu penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dengan teknik total sampel sejumlah 112 orang. Alat pengumpulan data yang akan digunakan peneliti mengguanakan

6 6 lembar observasi sebagai alat ukur perkembangan bahasa dengan mengacu pada Denver II. Proses pengambilan data berlangsung dari tanggal April Analisis data dilakukan secara univariat, Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan variabel, karakteristik responden yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram, perhitungan mean (pengukuran tendensi sentral), median, standar deviasi dan distribusi frekuensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh rerata umur responden adalah 4.6 tahun (tabel 1), sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan (tabel 2), tingkat pendidikan ibu sebagian besar adalah perguruan tinggi (tabel 3), sebagian besar pekerjaan ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga (tabel 4), jumlah anak dalam satu keluarga sebagian besar berjumlah satu anak (tabel 5), hasil perkembangan bahasa anak sebagia besar normal (tabel 6). Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Anak di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang Tahun 2014 (n=112) N Minimum Maximum Mean Std. Deviation usia anak Usia responden dalam penelitian ini merupakan tergolong dalam usia prasekolah. Rentang usia prasekolah menurut Wong (2009) adalah usia 3-5 tahun. Usia prasekolah merupakan usia yang tepat untuk anak mendapatkan stimulasi yang positif untuk mengoptimalkan kecerdasan anak, seperti yang diungkapkan Patmodewo (2003), hasil kajian neurologis pertumbuhan sel otak pada anak usia 0-5 tahun mencapai 50%. Penelitian ini memiliki responden dengan usia prasekolah dan stimulasi perkembangan bahasa sangat tepat diberikan kepada anak dengan usia prsekolah.

7 7 Tabel 4.2. Distribusi Kategori Umur Anak di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang Tahun 2014 (n=112) Kategori umur N % Total Penelitian ini membagi usia anak menjadi empat kategori umur yaitu kategori satu, dua, tiga dan empat. Kategori satu dengan usia bulan, kategori dua bulan, kategori tiga bulan, kategori empat bulan. Kategori yang peneliti tentukan sudah sesuai dengan perkembangan bahasa dengan usia anak berdasarkan Denver II. Sehingga perkembangan bahasa dari kategori yang dibuat oleh peneliti sesuai dengan alat ukur yang peneliti gunakan sebagai lembar observasi dalam penilaian perkembangan bahasa. Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang Tahun 2014 (n=112) Jenis Kelamin N % Laki-laki Perempuan Total Pasiak (2006), mengemukakan bahwa anak perempuan lebih cenderung cepat berbicara dan lebih banyak menguasai perbendaharaan kata dibandingkan anak laki-laki. Penelitian ini juga menunjukkan anak perempuan lebih banyak ditemukan perkembangan bahasanya normal dibandingkan dengan anak laki-laki karena anak perempuan lebih cepat menangkap rangsangan dibandingkan dengan anak laki-laki.

8 8 Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang Tahun 2014 (n=112) Pendidikan Ibu N % SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total Hasil penelitian ini didapatkan pendidikan ibu sebagian besar adalah perguruan tinggi. Ibu dengan pendidikan tinggi akan berpengaruh terhadap pola pemikiran dalam memberikan stimulasi yang positif kepada anak untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak. Hal ini didukung dengan pendapat Judarwanto (2010), pendidikan ibu menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang Tahun 2014 (n=112) Pekerjaan Ibu N % Ibu rumah tangga Pedagang Pekerja pabrik Pegawai Total Hasil penelitian ini diketahui pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga menduduki peringkat teratas. Pekerjaan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Ibu yang bekerja dengan waktu yang lama akan mempengaruhi intensitas bertemu dengan anak sehingga dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan stimulasi kepada anak.

9 9 Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Dalam Keluarga di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang Tahun 2014 (n=112) Jumlah Anak N % Satu Dua lebih dari dua Total Hasil penelitian ini diperoleh paling banyak jumlah anak dalam satu keluarga berjumlah satu anak. Jumlah anak yang sedikit mempengaruhi intensitas berkomunikasi dan stimulasi orang tua dengan anak lebih sering. Komunikasi yang intensif antara orang tua kepada anak akan meningkatkan kemampuan dalam perkembangan bahasanya. Sama dengan yang dikemukakan Judarwanto (2010), jumlah anak dalam keluarga mempengaruhi perkembangan bahasa seorang anak, berhubungan dengan intensitas komunikasi antara orang tua dan anak. Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Perkembangan Bahasa Anak di TK Negeri Sendangmulyo dan TK Negeri Kintelan Semarang Tahun 2014 (n=112) Perkembangan bahasa N % Normal Suspect Total Berdasarkan hasil penelitian diperoleh paling banyak perkembangan bahasa responden dalam rentang normal. Hasil tersebut menunjukan bahwa perkembangan bahasa anak di sekolah tersebut baik, dapat dilihat dari beberapa pertanyaan anak mampu menjawab dengan benar seperti menyebutkan warna, menghitung 5 kubus, mengerti kata sifat, mengartikan 5 kata dan mengetahui 2 kata berlawanan. Penelitian ini juga menunjukan bahwa terdapat 4 anak yang hasil perkembangan bahasanya suspect. 4 anak tersebut mengalami delay pada pointpoint pertanyaan sesuai dengan usianya.

10 10 Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan teknik observasi dan anak usia prasekolah sebagai respondennya dimana anak sangat sulit untuk diajak bekerja sama sehingga peneliti harus memberikan mainan atau membuat anak tertarik serta dengan meminta tolong kepada guru kelasnya dalam menertibkan anak sehingga anak dapat bekerja sama dengan baik. PENUTUP Dari penelitian ini dapat disimpulkan hasil penelitian didapatkan jumlah terbanyak respoden berusia 5 tahun di sebanyak 89 responden. Jenis kelamin perempuan lebih banyak ditemukan dalam penelitian ini dibandingan dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 51.8%. Hasil penelitian ini didapatkan pendidikan ibu dengan perguruan tinggi paling banyak ditemukan. Hasil penelitian diketahui pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga paling banyak dengan jumlah 55 orang dengan presentase 49.1%. Jumlah anak dalam satu keluarga dengan jumlah anak satu paling banyak didapatkan dalam penelitian ini sebanyak 48 responden. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh perkembangan bahasanya dalam rentang normal dengan jumlah 108 responden dengan prosentase 96.4% dan terdapat 4 responden suspect dengan prosentase 3.6%. Saran untuk responden diharapkan dapat menarik minat atau membuat strategi agar anak dapat lebih tertarik dalam pelaksanaan observasi perkembangan bahasanya. Untuk instansi diharapkan tetap mempertahankan guru sebagai pendamping pada saat dilakukan observasi kepada anak sehingga anak tetap tenang dan bisa diajak berinteraksi. Saran untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya mendiskripsikan bagaimana perkembangan bahasa anak usia prasekolah saran untuk peneliti selanjutnya untuk menilai bagaimana perkembangan bahasa anak sebelum dan sesudah diberikan stimulasi (visual).

11 11 DAFTAR PUSTAKA Bear, G. G., & Katleen, M. M. (2006). Children s Needs III.Bethesda, Md: National Association of School Psychologists 3 rd edition. Dwyer. (2003). Pengaruh -Televisiterhadap_Perilaku_Masyarakat.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober melalui Hidayat, A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A.A.(2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak: untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Hockenberry, W. (2009). Wong s Nursing Care of Infants and Children. Edisi 9. Elsevier Mosboy: United State of America Hoff, E. (2009). Language Development. Edisi 4. Belmont, California: Wadsworth Publishing. Judarwanto, Widodo. (2010). Bicara dan Bahasa Pada Anak. Diunduh 3 Maret 2014 Kamus Perkembangan Bayi dan Balita ( ). (2006). Jakarta: Penerbit Erlangga. Lyen, K., Tan, H.L.,& Luisa, Z. (2003). Apa Yang Ingin Anda Ketahui Tentang Merawat Balita. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. Vol 6. NO 1. Hal Moersintowarti. (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : SagungSeto. Notoatmojdo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pancsofar, N. (2010). Father Early Contributions to Children s Language Development in Families from Low-income Rural Communities. US National Library of Madicine National Institutes of Health. Pasiak, Taufiq.(2006). Manajemen Kecerdasan Memperdayakan IQ, EQ, dan SQ untuk Kesuksesan Hidup. Bandung: Mizan Pustaka.

12 12 Patmodewo. (2003). Pendidikan Anak Pra Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta. Pitriawanti, A. (2010). Pengaruh Intensitas Menonton Televisi dan Komunikasi Orang Tua-Anak terhadap Kedisiplinan Anak dalam Menaati Waktu Belajar. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Diponegoro Semarang. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. (2010). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Rozak, A.B.I. (2009). Perkembangan Bahasa Kanak -Kanak. Attribution Non Commercial. Id.scribd.com/doc/ /Perkembangan-bahasa-kanakkanak. Diakses tanggal 24 Oktober Rumini, Sri., Siti Sundari.(2004). Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta Sitompul, S. D. N. (2007). Gambaran Kemapuan Berbahasa Anak Pra Sekolah di Kota Medan. Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Suyanto & Salamah. (2009). Riset Kebidanan: Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Udik. (2008). Bank Makalah, Media Pengajaran. Diakses pada tanggal 16 Oktober Yupi Supartini. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta. EGC. 2004