Bu and. Kompetensi. Abstract. Corporate. Etika dan. Program. Tatap Muka. Kode MK. yang telah mereka. membuktikan. Pasca. Magister Management

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN Bu sinesss Ethic and Corporate Go overnance Corporate Social Responsbility Etika dan Tanggung Jawab Sosial Mengeksplorasi Kepentingan Pribadi yang Tercerahkan: Motivasi bagi CSR Indikator Keberhasilan SCR dan model penerapan di Indonesia Fakultas Pasca Program Studi Magister Management Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh D.R.Manurung, MSi Abstract Tanggung jawab sosial, bagaimana perusahaan dapat memenuhi dan membuktikan yang telah mereka lakukan atas tanggung jawab in. Kompetensi Mahasiswa dapat mendiskusika an tanggung jawab sosial perusahaan, tantangan dalam mengidentifikasi objek tanggung jwb perusahaan, peran reputasi sebagai salah satu motivasi yang melatarbelakangi.

2 Corporate Social Responsbility Tujuan utama pendirian perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan kesinambungan usaha. Tahun 1906 Ambrose Biescee mengemukakan definisi perusahaan yaitu sebagai sebuah alat yang lihai untuk mendapatkan keuntungan pribadi tanpa tanggungg jawab pribadi. Hal ini mengesankan bahwa perusahaan hanyaa mementingkan diri semata. Namun seiring waktu berjalan, tanggung jawab perusahaan bukan hanya untuk memberi keputasan bagi para pemegang saham, namun terdapat tanggungjawab untuk memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Kepedulian pada lingkungan sekitar secara lebih luas diistilahkan dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan yang berkelanjutan dengan dan menitikberatkann pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Secara konseptual, CSR merupakan sebuah pendekatan bagi perusahaan untuk mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para stakeholders berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana dalam Fahmi, 2013), artinya pihak perusahaan harus melihat jika CSR buka program pemaksaan tapi bentuk rasa kesetiakawanan terhadap sesama umat manusia, yaitu membantu melepaskan pihak-pihak dari berbagai kesulitan yang mendera, yang berefek pada perusahaan itu juga. CSR (Corporate Social Responsibility/tanggungg jawab sosial perusahaan) secaraa umum mencakup berbagai tanggung jawab yang dimiliki perusahaan kepada masyarakat di mana perusahaan itu beroperasi. European Commission mendefinisikan SCR sebagai suatu konsep di mana perusahaan memutuskan dengan sukarela untuk berkontribu usi demi masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. Secara khusus, CSR menyarankan bahwa perusahaan mengidentifikasi kelompok stakeholder perusahaan dan memasukkan kebutuhan dan nilai-nilai mereka ke dalam proses pengambilan keputusan strategis dan operasional perusahaan. 2

3 Terdapat 3 (tiga) model CSR: Model Kewarganegaraan perusahaan dari CSR ( Corporate citizenship model of CSR). Dimana perusahaan terlibat dalam upaya tanggung jawab sosial perusahaan semata-mata bagi kepentingan mum dan tidak mengharapkan balasan yang komersil atas kontribusinya. Seringkali ada ketika terdapat seorang pemimpin kuat yang memilkik rasa tanggung jawab dan rasa kedekatan dengan komunitas/masyarakat. Model Kontrak Sosial dari CSR ( Social contract model of CSR), bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menghormati hak-hakk moral berbagai stakeholder perusahaan. Model kepentingan pribadi yang tercerahkan dari CSR (enlightened self-interest model of CSR) yang menyatakan bahwaa memasukkan tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam budaya perusahaan dapat menghasilkan keunggulan pasar yang kompetitif bagi perusahaan yang bersangkutan, sesuatu yang dapat berkontribusi bagi merek perusahaan pada saat ini dan di masa depan. Dengan menerapkan CRS, terdapat beberapa manfaat yang dapat dinikmati perusahaan, misalnya: Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra perusahaan. Mendapatan lisensi untuk beroperasi secara sosial. Mereduksi risiko bisnis perusahaan. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha. Membuka peluang pasar yang lebih luas. Mereduksi biaya, mislanya terkaitt dampak pembuangann limbah. Memperbaiki hubungan dengan regulator. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. Peluang mendapatkan penghargaan. Manfaat jangka panjang adalah jika perusahaan ternyata menemukan potensi lain di daerah tersebutt maka masyarakat dan pemerintah di sana akan dengann cepat mendukung keberadaan perusahaan tersebut. 3

4 Etika dan Tanggung Jawab Sosial Good ethics is good business. Etika yang buruk dapt menghalangi bahkan rencana strategis yang terbaik sekalipun. Etika bisnis ( BE) dapat didefinisikan sebagai prinsip- dan prinsip tingkah laku dalam organisasi sebagai petunjuk dari pengambilan keputusan perilaku. The Instiute of Business Ethics (IBE) baru-baru ini mengadakan penelitian, yang hasilnya mengungkapkan bahwa perilaku etik dalam kehidupan bisnis bukan saja merupakan hal yang benar secara parinsip, namun juga menghasilkan keuntungan finansial sebagai balasannya. Studi ini menghasilkan beberapa hasil sebagai berikut: Tujuah Prinsip dari Etika Bisnis yang disukai: Dapat dipercaya: Pelanggan ingin melakukan bisnis dengan perusahaan yang dapat mereka percaya. Pelanggan dapat menyadari ketika kepercayaan merupakan inti dari perusahaan. Kepercayaan dapat menjamin keterikatannya pada karakter, kemampuan, kekuatan, dan kebenaran dari bisnis tsb. Tetap memiliki pikiran terbuka: Para pemimpin organisasi harus terbuka dengan ide2 baru. Secara berkesinambungan meminta opini dan feedback dari pelanggan maupun karyawan untuk menjaga budaya etika yang baik. Penuhi kewajiban: Sebisa mungkin melakukan segala hal untuk memperoleh kepercayaan dari pelanggan dan klien lama, khususnya jika sesuatu yang salah telah terjadi. Perbaiki setiap kerugian bisnis dengan cara menghargai setiap komitmen dan kewajiban. Memiliki dokumen yang jelas: Membuat beberapa bahan tercetak seperti brosur iklan dan dokumen bisnis jelas, tepat, profesional, dan yang terpenting, tidak salah makna atau interpretasi. Terlibat dengan masyarakat: Secara aktif terlibat dalam isu-isu dan aktivitas yang terkait dengan masyarakat, secara berkesinambungan memperlihatkan bahwa bisnis anda adalah tanggung jawab warga negara. Memeliharaa kendali keuangan: Mengamati keuangann dan pencatatannya, bukan sekedar untuk memonitor kemajuan perusahaan namun sebagai sumber untuk mengidentifikasi dan menghentikan segala aktivitas yang meragukan. Respek: Perlakukan orang lain dengan respek. Apapun posisi, gelar, usia, atau keyakinan, selalu perlakukan orang lain dengan respek profesional dan kebaikan hati. Ikuti aturan Emas Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan. 4

5 Kata bertanggung jawab dan tanggung jawab memiliki beberapa makna: Ketika kita mengatakan bahwa sebuaah perusahaan bertanggung g jawab, kita dapat mengartikan bahwa perusahaan itu dapat dipercaya, dapat diandalkan, atau tepercaya. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa sebuah perusahaan sangat bertanggung jawab dalam menyediakan pelayanan hyang baik kepadaa pelanggan. Makna kedua terkait dengan menyatakan sesuatu sebagai penyebab suatu kejadian atau tindakan tertentu. Makna ketiga terkait dengan menghubungkan kewajiban atau keadaan dapat dimintai pertanggungjawaban atas suatu kejadian atau tindakan, menciptakan sebuah tanggung jawab untuk mengembalikan sesuatu seperti semula. Peraturan mengenai keamanan dan tanggung jawab produk melibatkan banyak arti dari bertanggungjawab. Pada waktu seseorang cedera karena sebuah produk, maka beberapa pertanyaan perlu diajukan: a. b. Apakah produk itu bertanggung jawab atas cedera tersebut? (pertanyaan mengenai penyebab cedera), Apakah perusahaan tsb bertanggung jawab dalam arti bersalah dan karenanya bertanggungjawab membayar kerugian yang disebabkan oleh produk tersebut? Tanggung jawab bersifat mengikat, memaksa, atau menghambat, atau mengharuskan kita untuk bertindak dengan cara tertentu. Maka, berbicara mengenai tanggung jawab sosial bisnis adalah berbicara mengenai kepentingan masyarakat yang membatasi atau mengikat perilaku bisnis. Tanggung jawab sosial adalah apaa yang seharusnya atau semestinya suatu perusahaan lakukan demi kepentingan masyarakat. Tanggung jawab sosial untuk mematuhi aturan hukum. Tanggung jawab hukum, baik yang ditetapkan menurut UU, maupun yang ditetapkan berdasarkan kasus-kasus yang dijadikan contoh bagi hukum perdata, membentuk batasan-batasan legall terhadap perilaku perusahaan demi kepentingan masyarakat. 5

6 Terdapat skala tanggung jawab dimulai dari yang lebih mengikat: a. Tanggung jawab untuk tidak merugikan orang lain. b. Tanggung jawab untuk mencegah kerugian bahkan dalam seseorang tidak menjadi penyebabnya. c. Tanggung jawab untuk berbuat kebaikan. keadaan di mana Jika sebuah bisnis/perusahaan menimbulkan kerugian terhadap seseorang dan jika kerugian itu sebenarnya dapat dihindari dengan melakukan perawatan yang seharusnya dan perencanaan yang baik, maka baik aturan hukum dan etika akan mengatakan n bahwa perusahaan itu harus bertanggung jawab karena melanggar tanggung jawabnya. Secara lebih teoritias dan sistematis, konsep Piramida Tanggungjawab Sosial Perusahaan yang dikembangkan Archie B. Carrol memberi justrifikasi logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR bagi masyarakat disekitarnya a (Saidi dan Abidin dalam Fahmi) ), yaitu: 4. Tanggung jawab ekonomis. (make a profit) Tanggung jawab legal (obey the law) Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktik bisnis yang baik, benar, adil, dan fair. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taatt hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Secara konsep kita dapat menemukann hubungan yang erat antara CSR dan konsep pembangunan ekonomi berkelanjuan. Pembangunann ekonomi berkelanjutan merupakan suatu keinginan membangun tatanan ekonomi masyarakat yang bersifat maksmur dan sejahtera, aman serta sentosa. Dengan mengedepankan konsep pembangunan ekonomi yang terencana dan konsisten. Hal ini berarti menempatkan pembangunan tetap beradaa pada fokus yang diinginkan sehingga target diperolehnya kondisi masyarakat yang makmur dan sejahtera, aman, serta sentosa akan tercapai. Karena suatuu pekerjaan tanpa rencaana hanya akan membuat pekerjaan tersebut berlangusung tanpa arah dan kendali. 6

7 Jika dikaji lebih mendalam, CSR memilki hubungann yang erat dalam mendorong terciptanya pembangunan ekonomi yang sustainable. Tiga pilar untuk merangsang pertumbuhan CSR yang mampu mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan yaitu: Mencari bentuk CSR yang efektif untuk mencapai tujuan yang memperhatikan unsur lokalitas. Mengkalkulasi kapasitas sumber daya manusia dan institusi pelaksanaann CSR. Peraturan serta kode etik dalam dunia usaha. diharapkan dengan untuk merangsang Selama ini memang pembangunan dalam usaha memberikan kesejahteraan kepada masyarakat menjadi beban pemerintah. Namun konsep ini kita tidak anut secara utuh. Sehingga sektor swasta memiliki peran penting dalam usaha mempercepta penciptaan kesejateraan tersebut. Chairil N. Siregarr (dalam Fahmi) menyatakan bahwa Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line) ), melainkan sudah meliputi keuangan, sosial, dan aspek lingkungan yang biasa disebut sinergii tiga elemen (triple bottom line) yang merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan. Jauh sebelum konsep CSR diperdebatkan, Howard R. Bowen sebagai penggagas konsep CSR menegaskan bahwa keberhasilan dunia bisnis ditentukan oleh bagaimana kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat umum (general welfare), bukan semata untuk warga bisnis itu sendiri, tanggung jawab bisnis lebih luas dari sekaedar terhadap pemilik atau investor. Kondisii saat ini posisi perusahaan dan masyarakat telah terbangun kontrak sosial (social contract). Kontrak sosial merupakan kesepakatan yang bersifat implisit, masyarakat memberikan legitimasi sosial (the right to exist) atas kehadiran korporasi, dan sebaliknya manfaat ekonomi yang dihasilkan bisnis harus terdistribusi pula kepada masyarakat (in return for certain benefits). Banyak kasus keributan yang terjadi di laingkungan perusahaan saat ini disebabkan karena masyarakat sekeliling tidak merasa kontribusi perusahaan kepada mereka. Sehingga ini menimbulkan sikap protes dari masyarakat, yang dapat berlanjut dalam bentuk demonstrasi 7

8 dan tindakan anarkis lainnya. Masyarakat bisa dengan cepat merasakan perubahan yang terjadi. Kondisi inii membuat masyarakat mempertanyakan hak-hak sosial mereka yang tidak terpenuhi, atau yang dikenal dengan sosial justice. Dan sosial justice tidak akan bisa diperoleh sebelum mereka memperoleh social contract terlebih dahulu sebagai bentuk keinginna untuk membangun kesejahteraan bersama dengan keterlibatan masyarakat secara penuh. Ini dapat diartikan jika social contract berupaya mewujudkan terciptanya pemerataan kesejahteraan atau distribution of welfare. Mengeksplorasi Kepentingan Pribadi yang Tercerahkan: Motivasi bagi CSR Praktik memperhatikan citra suatu perusahaan terkadang disebut sebagai manajemen reputasi (reputation management). Meskipun tidak ada yang salah dengan pengelolaan reputasi suatu perusahaan, namun para pengamat dapat meragukan perusahaan karenaa terlibat dalam berbagai aktivitas CSR hanya karena bertujuan untuk memengaruhi reputasi mereka. Sebuah teori yang disebut Harris Interactive memperlihatkan reputasi, yaitu: elemen-elemen pembentukan a. b. c. d. e. f. Meningkatkan Penjualan Mempertahakan para karyawan yang berbakat Meraih kepercayaan investor Menciptakan pertumbuhan perusahaan Mendapatkan pekemimpinan di pasar Membangun loyalitas pemegang kepentingann Manajemen reputasi ini berfungsi, dan hal itulah yang membuat keraguan para pengamat terhadap maksud baik dari CSR. Manajemen citra mengatakan bahwa jika suatu perusahaan menciptakan n citra yang baik untuk dirinya sendiri, perusahaan itu membangun semacam trust bank para konsumen atau stakeholder lainnya cenderung memaafkan jika nantinyaa mereka mendengar hal yang negatif mengenai perusahaan. Demikian pula, jika suatuu perusahaan memiliki citra yang negatif, maka citra itu akan melekat, tanpa memperhatikan kebaikan yang mungkin dilakukan perusahaan. 8

9 Model kepentingan Pribadi yang Tercerahkan dapat berjalan? Model ketiga CSR, kepentingan pribadi yang tercerahkan, beranggapan bahwa perusahaan mengakui nilai utama bagi organisasi untuk terlibat dalam aktivitas CSR. Meski terdapatt contoh-contoh keputusan yang tidak etis yang menghasilkan keuntungan yang besar, terdapat kesepakatan mum bahwa, dalam jangka panjang, keputusan etis juga menghasilkan keutungan. Indikator Keberhasilan SCR dan model penerapan di Indonesia Menurut Dody Prayogo (dalam Fahmi) indikator keberhasilan CSR, yaitu: 4. Secara mum, keberhasilan CSR dapat dilihat dari perolehan nilai etika yang dikandungnya, yaitu turut menegakkan social justice, sustainability, dan equity. Secara sosial, keberhasilan CSR dapat dinilai dari tinggi rendahnya legitimasi osial korporasi di harapan stakeholder sosialnya Secara bisnis, keberhasilan CSR dapat dinilai dari mengingkatnyaa nilai saham akibat peningkatann sorporate social image. Secara teknis, keberhasilan CSR dapat dilihat dari perolehan program hasil evaluasi teknis lapangan. Menurut Saidi dan Abidin (dalam Fahmi) sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia, yaitu 4. Keterlibatan langsung Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan Bermitra dengan pihak lain Mendukung atau bergabung dalam konsorsium 9

10 Daftar Pustaka Fahmi Irham. (2013). Etika Bisnis: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta. Hartman, L., Desjardins, Joe. ((2008). Etika Bisnis: Pengambilan Keputusan untuk Integritas Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial. Jakarta: Erlangga. Mello, J.A., (2011). Strategic Management of Human Resoures. 3 rd ed.canada: Cengage Learning. 10